sistem pencernaan (apendisitis peritonitis)

Post on 25-Jan-2016

46 Views

Category:

Documents

16 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

ASKEP PADA KLIEN

DENGAN APPENDISITIS

Oleh: Ns. Tiurmaida Simandalahi, S.Kep

APPENDISITISAPPENDISITIS

• Apendisitis adalah inflamasi apendiks, suatu bagian seperti kantung yang non-fungsional terletak dibagian interior sekum ( Ester Monica , 2002 : 63).

DDDD

EEEE

FFFF

EEEE

NNNN • Apendisitis adalah peradangan dari apendik vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yg paling sering. Penyakit ini dapat ditemui semua umur , baik laki2 maupun perempuan, lebih sering menyerang Laki2 10 -30 th (Mansjoer Arief, dkk, 2001)

NNNN

IIII

SSSS

IIII

ANAT

• Apendiks merupakan suatu organ limfoidseperti tonsil, membentuk produkimmunoglobulin,

• berbentuk tabung, panjangnya kira-kira10cm (kisaran 3-15cm) dengan diameter T

OMI

10cm (kisaran 3-15cm) dengan diameter 0,5-1cm dan berpangkal di sekum.

• Lumennya sempit dibagian proksimal danmelebar dibagian distal. Basis appendiksterletak di bagian postero medial caecum, di bawah katup ileocaecal.

• Appendix terletak di bagian kanan bawah dari abdomen. Tepatnya di ileosecum dan merupakan pertemuan ketiga taenia coli. Muara appendix berada di sebelah postero-medial secum

ANAT

medial secum

• Letak pangkal appendix berada pada titik Mc.Burney, yaitu titik pada garis antara umbilicus dan SIAS kanan yang berjarak 1/3 dari SIAS kanan

TOMI

• Appendix dipersarafi oleh saraf parasimpatis dan simpatis.

• Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n. vagus yang mengikuti a. mesenterica superior dan a. appendicularis.

• Sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.

ANAT • Sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.

thoracalis X. Karena itu nyeri viseral pada appendicitis bermula disekitar umbilicus.

• Vaskularisasinya berasal dari a.appendicularis cabang dari a.ileocolica, cabang dari a. mesenterica superior

TOMI

Struktur apendiks mirip dengan ususmempunyai 4 lapisan yaitu

�mukosa,

�submukosa,

�muskularis eksterna/propria (otot

ANAT �muskularis eksterna/propria (otot

longitudinal dan sirkuler)

�serosa.

TOMI

� Fungsi apendiks � sbg organ imunologik danscra aktif berperan dlm sekresiimmunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) ygberisi kel. limfoid

� Yg dihasilkan Apendiks � Immunoglobulinsekretoal � zat pelindung yg efektif terhadapinfeksi (berperan dalam sistem imun).

FFFF

UUUU

NNNN

GGGG

SSSS

� Immunoglobulin yg banyak terdapat dalamapendiks adalah Ig-A.

� Pengangkatan apendiks tidak mempengaruhisistem imun tubuh � karena jumlah jaringanlimfe yg ada pada apendiks kecil sekalidibandingkan saluran cerna lain.

SSSS

IIII

AAAA

PPPP

PPPP

EEEE

TTTT

IIII

OOOO

LLLL

1. hiperplasia (pembesaran) jaringan limfoid,

2. timbunan tinja/feces yang keras (fekalit)

3. tumor apendiks

4. cacing ascaris

5. benda asing dalam tubuh (biji cabai, biji jambu, dll)

LLLL

OOOO

GGGG

IIII

jambu, dll)

6. Diet kurang serat

7. Erosi mukosa apendiks karena parasit, mis : E.histolitica

KKKK

LLLL

AAAA

SSSS

IIII

FFFF

1. Apendisitis Akut, dibagi atas :

a. Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal.

b. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

2. Apendisitis Kronis, dibagi atas :FFFF

IIII

KKKK

AAAA

SSSS

IIII

2. Apendisitis Kronis, dibagi atas :

a. Apendisitis kronis fokalis atau parsial, yaitusetelah sembuh akan timbul striktur lokal.

b. Apendisitis kronis obliteritiva, yaitu appendiks miring dimana biasanya ditemukan pada usia tua.

1. Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeriviseral) yang beberapa waktu kemudianmenjalar ke perut kanan bawah.

2. Muntah dan mual3. Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat4. Rasa sakit hilang timbul5. Diare atau konstipasi

MANIFESTASI KLINIS

5. Diare atau konstipasi6. Tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit

jika diluruskan7. Perut kembung8. Badan lemah9. Kurang nafsu makan10. Hasil pemerikasaan leukosit meningkat

11. Bila apendiks melingkar di belakang sekum, nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbar

12. Bila ujungnya ada pd pelvis, dapat diketahui pd pemeriksaan rektal

13. Nyeri pd defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat rektum

14. Nyeri pd saat berkemih menunjukkan bhwa ujung apendiks dekat dg kandung kemih atau ureter

1. Pada anak-anak� Menangis

� Tidak mau makan.

� Sering tidak bisa menjelaskan rasa nyerinya.

� Beberapa jam kemudian akan terjadi� Beberapa jam kemudian akan terjadimuntah-muntah dan anak menjadi lemah.

� Sering apendisitis diketahui setelahperforasi.

2. Pada orang tua berusia lanjut

Gejala sering samar-samar saja & tdk khas,sehingga lebih dr separuh penderita barudpt didiagnosis setelah terjadi perforasi.

3. Pada wanita

Gejala apendisitis sering dikacaukandengan adanya gangguan yang gejalanyaserupa dengan apendisitis, yaitu mulaidari alat genital (proses ovulasi,menstruasi), radang panggul, ataumenstruasi), radang panggul, ataupenyakit kandungan lainnya.

1. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

b. Palpasi

PEMERIKSAAN

b. Palpasi

c. Pemeriksaan uji psoas dan ujiobturator

d. Pemeriksaan colok dubur

a. Inspeksi

� Tampak abdominal swelling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut.

b. Palpasi

� Nyeri tekan perut kanan bawah merupakankunci diagnosis dari apendisitis.

� Pada penekanan perut kiri bawah akandirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Inidisebut tanda Rovsing (Rovsing Sign).

� Dan apabila tekanan di perut kiri bawahdilepaskan juga akan terasa nyeri pada perutkanan bawah.Ini disebut tanda Blumberg (Blumberg Sign).

c. Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator

» Uji psoas dlkkn dg rangsangan otot psoas lewathiperektensi sendi panggul kanan atw fleksiaktif sendi panggul kanan, kemudian pahakanan ditahan. Bila appendiks yg meradangmenempel di m. psoas mayor, mk tindakan tsbakan menimbulkan nyeri.

» Uji obturator dlkkn gerakan fleksi danendorotasi sendi panggul pd posisi terlentang. Bila apendiks yg meradang kontak dg m.obturator internus yg merupakan dindingpanggul kecil, maka tindakan ini akanmenimbulkan nyeri. Pemeriksaan ini dilakukanpada apendisitis pelvika.

d. Pemeriksaan colok dubur

� Jika saat dilakukan pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang terletak didaerah pelvis. Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis pada apendisitis pelvika

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium:

• Leukosit > 12.000/mm3

• Neutrofil smp 75%

• Hb (hemoglobin) nampak normal• Hb (hemoglobin) nampak normal

• Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis infiltrat

• Urine penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.

• Pemeriksaan Radiologia. Adanya sedikit fluid level disebabkan

karena adanya udara dan cairan

b. Kadang ada fekolit (sumbatan)

c. Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragmaudara bebas dalam diafragma

• Foto Abdomen � Kadang-kadang ditemukan adanya sedikit " fluid lever" adanya fekalit.

• Operasi.

• Pernah dicoba pengobatan dengan antibiotik,walaupun sembuh namun tingkatkekambuhannya mencapai 35 %.

• Pembedahan dapat dilakukan secara terbukaatau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah

PENATALAKSANAAN/ PENGOBATAN

• Pembedahan dapat dilakukan secara terbukaatau semi-tertutup (laparoskopi). Setelahdilakukan pembedahan atau apendektomi,harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari.

• Pembedahan segera dilakukan, untukmencegah terjadinya ruptur (pecah),terbentuknya abses atau peradangan padaselaput rongga perut (peritonitis).

• Perforasi dengan pembentukan abses.

• Peritonitis generalisata, masuknya kumanusus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis,yang bisa berakibat fatal.

• Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah(septikemia), yang bisa berakibat fatal.

KOMPLIKASI

• Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah(septikemia), yang bisa berakibat fatal.

• Pada wanita, indung telur dan salurannya bisaterinfeksi dan menyebabkan penyumbatanpada saluran indung telur yang bisamenyebabkan kemandulan.

• Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang terjadi.

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

– Riwayat Kesehatan Sekarang

�Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.keperawatan yang dapat muncul.

– Riwayat Kesehatan Sebelumnya

� Apakah pernah dirawat dg penyakit yg sama atau penyakit lain yg berhubungan dengan apendiks, sehingga menyebabkan penyakit apendisitis.

- Data fokus

1. Data subjektif

• Klien mengatakan:

– Rasa sakit diepigastrium atau daerah periumbilikus kemudian menjalar kebagian perut bawah

– Rasa sakit hilang timbul

– Mual, muntah

– Panas

– Diare atau konstipasi

– Tungkai kanan tidak dapat diluruskan

– Rewel dan menangis

– Lemah dan lesu

– Suhu tubuh meningkat

– Malaise

– Pasien mengatakan tidak nafsumakan

– Sesak napas

– Klien mengeluh sulit tidur

– Klien mengeluh rasa sakit

– Badan berkeringat

– Badan terasa gatal

– Skala nyeri ( 1 – 10 )

2. Data objektif

– nyeri tekan/nyeri lepas di titik MC.Burney

– BU meningkat, perut kembung

– Demam

– Data psikologis Klien nampak gelisah & cemas

– Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan

– Sirkulasi : Klien mungkin takikardia.

– Respirasi : Takipnoe, pernapasan dangkal.

– Aktivitas/istirahat : Malaise

– Hasil lekosit meningkat 10.000 - 12.000 dan 13.000

UI bila sudah terjadi perforasi.

– Pasien memegang daerah perut

– Tampak meringis menahan sakit

– Wajah murung

– Porsi makantidak di habiskan

– Penurunan BB

– Klien sering menanyakan tentang penyakitnya– Klien sering menanyakan tentang penyakitnya

– Kuku nampak kotor

– Kulit kepala kotor

– Klien nampak kotor

- Pemeriksaan fisik

• Head to Toe

• Pada Abdomen:

� Inspeksi

– Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan

sambil bungkuk dan memegang perut.sambil bungkuk dan memegang perut.

– Penderita tampak kesakitan.

– Pd inspeksi perut tdk ditemukan gambaran spesifik.

– Kembung sering terlihat pada penderita dengan

komplikasi perforasi.

– Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada

massa atau abses appendiculer

�Palpasi

– Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney

didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal yaitu:

• Nyeri tekan di Mc. Burney.

• Nyeri lepas.• Nyeri lepas.

• Defans muscular lokal. Defans muscular

menunjukkan adanya rangsangan peritoneum

parietal

– Pada appendix letak retroperitoneal, defans

muscular mungkin tidak ada, yg ada nyeri

pinggang

� Auskultasi

– Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforataperforata

• Pemeriksaan Colok Dubur

– Akan didapatkan nyeri kuadran kanan pada jam 9-12. Pada appendicitis pelvika akan didapatkan nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur (5).dilakukan colok dubur (5).

Tanda-Tanda Khusus

1. Psoas Sign

– Dilakukan dengan rangsangan m.psoas dengan cara penderita dalam posisi terlentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, penderita disuruh hiperekstensi pemeriksa, penderita disuruh hiperekstensi atau fleksi aktif. Psoas sign (+) bila terasa nyeri di abdomen kanan bawah

2. Rovsing Sign

– Perut kiri bawah ditekan, akan terasa sakit pada perut kanan bawah

3. Obturator Sign

– Dilakukan dengan menyuruh penderita tidur terlentang, lalu dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul. Obturator sign (+) bila terasa nyeri di perut Obturator sign (+) bila terasa nyeri di perut kanan bawah

DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal

2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh

3. Resiko berkurangnya volume cairan 3. Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan mual dan muntah

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake menurun

Sistem Pencernaan

ASKEP

PERITONITISPERITONITIS

� Ns. Tiurmaida Simandalahi, S.Kep

PERITONITIS

� Peradangan peritonium merupakan komplikasi berbahaya

� Terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen misalnya : appendisitis, salpingitis, ruptur : appendisitis, salpingitis, ruptur saluran cerna atau luka tembus abdomen

� Infeksi bakteri ; organisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal atau pada wanita dari organ reproduksi internal.

Defenisi

� Peritonitis adalah Inflamasiperitonium, lapisan membran serosaviseral rongga abdomen

� Peritonitis merupakan inflamasiintra abdomen yang difus, ditandaiintra abdomen yang difus, ditandaidengan eksudasi serum, fibrin, seldan pus dalam peritoneum

� Peritonitis adalah suatu responinflamasi atau supuratif dariperitoneum yang disebabkan olehiritasi kimiawi atau invasi bakteri

ANATOMI & FISIOLOGI

� Peritoneum terdiri dari 2 bagian:

1. Peritoneum paretal yg melapisidinding rongga abdomen

2. Peritoneum visceral yg melapisi semuaorgan yg berada dlm rongga abdomen organ yg berada dlm rongga abdomen

� Ruang yg terdapat diantara dualapisan ini disebut ruang peritoneal atau kantong peritoneum

FUNGSI PERITONEUM

1. Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis

2. Membentuk pembatas yg halussehingga organ yg ada dlm ronggasehingga organ yg ada dlm ronggaperitoneum tidak saling bergesekan

3. Menjaga kedudukan danmempertahankan hubungan organ terhadap dinding posterior abdomen

4. Tempat kel. Limfe dan pembuluh darah yg membantu melindungiterhadap infeksi

ETIOLOGI

1. Infeksi Bakteri

Mikroorganisme berasal dr penyakitsaluran gastrointestinal, misalnya:

o Appendisitis yg meradang & perforasi

o Tukak peptik (lambung / duodenum)duodenum)

o Tukak Thypoid

o Tukak Disentri amuba / Colitis

o Tukak pd Tumor

o Salpingitis

Kuman yg paling sering adalah BakteriColi, Streptococus α dan β hemolitik, stapilokokus aurens, enterokokus danyg paling berbahaya adalahclostridium wechii

2. Secara langsung dr luar

� Operasi yg tdk steril

� Terkontaminasi talcum venetum, lycopodium, sulfonamida, tjdperitonitis yg disertai pembentukanjaringan granulomatosa sbg responjaringan granulomatosa sbg responthd benda asing, disebut jgperitonitis granulomatosa sertamerupakan peritonitis lokal

� Trauma pd kecelakaan sepertirupturs limpa

� Melalui tuba fallopius seperti c acing enterobius vermikularis. Terbentukpula peritonitis granulomatosa

3. Secara Hematogen sbg komplikasi bbrppenyakit akut spt radang saluranpernapasan bagian atas, otitis media, mastoiditis, glomerulonepritis.

Penyebab utama adalah streptokokusPenyebab utama adalah streptokokusatau pnemokokus

ETIOLOGI

� Syok (neurogenik, hipovolemik, atauseptik) terjadi pd beberapa penderitaperitonitis umum

� Demam

� Distensi Abdomen

� Nyeri tekan abdomen dan rigiditas yglokal, difus, atrofi umum, tergantung pd perluasan iritasi peritonitis

�Bising usus tak terdengar pd peritonitis umum dpt tjd pd daerah yg jauh drlokasi peritonitisnya

�Nausea

�Vomiting

�Penurunan peristaltik

PATOFISIOLOGI

Invasi kuman ke lapisan peritoneum oleh berbagai kelainanpd sistem gastrointestinal & penyebaran infeksi dr organ didlm abdomen atw perforasi organ pascatrauma abdomen

Respon peradangan pd peritoneum & organ di dalamnya

Peritonitis Respon Sistemik

Penurunan aktifitasfibrinolitik intra abdomen

Peningkatan suhutubuh

Pembentukan eksudat fibrinosaatau abses pd peritoneum

Hipertermi

PENGKAJIAN

� Pengkajian meliputi:

� Anamnesa, pemeriksaan fisik, danevaluasi diagnostik

� Keluhan utama : Nyeri Abdomen

� Keluhan nyeri bersifat akut, kemudian berkembang menjadi, menetap, berat dan nyeri lebihterlokalisasi (peritoneum parietal)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

� Peningkatan suhu tubuh

� Mual dan muntah

� Pada kondisi yg lebih berat akan didapatkan : penurunan kesadaran akibatdapatkan : penurunan kesadaran akibatsyok sirkulasi dari septikemia

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

� Penyakit Sistemik sprti:

1. DM

2. Hipertensi

3. Tuberkulosis

TANDA – TANDA VITAL

� TTV mengalami perubahan sekunderdari nyeri dan gangguan hemodinamik

� Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu tuuh pasien akan naik 38, 5 0 C suhu tuuh pasien akan naik 38, 5 0 C dan terjadi takikardia, hipotensi, pasientampak letargi, serta syok

PEMERIKSAAN PENUNJANG

� Pemeriksaan Laboratorium:

a. Leukosit > 11.000 sel / ui

b. Kimia Darah dapat mengungkapkanb. Kimia Darah dapat mengungkapkandehidrasi dan asidosis

c. Kultur darah untuk mendeteksi ageninfeksi septikemia

d. C airan peritonial (yaitu paracentesis, aspirasi cairan perut dan kultur cairanperitoneal)

PEMERIKSAAN RADIOGRAFIK

a. Foto polos abdomen

b. Ct Scan untuk diagnosyik asesperitoneal

c. MRI : Suatu modalitas pencitraanc. MRI : Suatu modalitas pencitraanmuncul untuk diagnosis dicurigaiabses intra abdomen

d. USG untuk membantu dalam evaluasikuadran kanan atas (perihepatikabses, kolesitisis, pankreatitis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Aktual / resiko tinggi syokhipovolemik b.d penurunan volume darah, sekunder dari syok sepsis

2. Pemenuhan informasi b.d adanyaevaluasi diagnostik, rencanaevaluasi diagnostik, rencanapembedahan

3. Resiko Injuri b.d pasca prosedurbedah lapatomi

4. Nyeri b.d Iritasi Intestinal, responpembedahan

5. Risiko ketidakseimbangan cairantubuh b.d keluarnya cairan tubuh darimuntah

top related