seminar nasional di bandar lampung, nopember 2012
Post on 22-Jun-2015
356 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Perencanaan Pembangunan Daerah Pendorong “ Strong Governance”
di Era OTDA
Thomas Bustomi“Seminar Nasional FISIP Universitas
Bandar Lampung, 21 Nopember 2012
Salah satu tujuan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah adalah memperbaiki pelayanan pemerintah kepada masyarakat agar pelayanan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien
Otonomi daerah tersebut berarti pemerintah pusat telah memindahkan sebagian besar kewenangannya kepada daerah otonom, sehingga kepemerintahan di daerah otonom semakin kuat (strong governance) dapat lebih cepat dalam merespon tuntutan masyarakat di daerah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan diharapkan bahwa pembangunan akan dapat berjalan lebih cepat dan lebih berkualitas.
ISU OTDA
1. Bergesernya ego sektoral ke fanatisme daerah;2. Rasio PAD dgn APBD;3. Defisit ABN berdampa terhadap transfer ke
daerah;4. Pelayanan Publik;5. Koordinasi : Kab/kota-Provinsi dan Pemerintaha
Pusat dan6. Regulasi di daerah.
PAD/APBD (%) Provinsi Kabupaten/kota
< 10
10-19,99
20-29,99
30-39,99
40-49,99
50
3
4
11
6
2
1
27
151
82
38
13
7
1
292
Klasifikasi Daerah Berdasarkan Rasio PAD terhadap APBD
Catatan : PAD = Pendapatan Asli Daerah APBD = Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sumber: Departemen Keuangan dalam Simanjuntak & Mahi (2011)
Pendekatan Perencanaan Pembangunan :
1. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional di mana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.
Pendekatan Perencanaan Pembangunan :
2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah, dan sebaliknya,yang baik bagi daerah belum tentu baik secara nasional.
Pendekatan Perencanaan Pembangunan :
3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah – misalnya, administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas – biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu, perencanaan daerah yang efektif harus membedakan apa yang seyogianya dilaku:kan
Ada dua kondisi yang mempengaruhi proses perencanaan pembangunan daerah, yaitu :
(1) tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri maupun luar negeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam proses pembangunan perekonomiannya;
(2) kenyataan bahwa perekonomian daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh setiap sektor secara berbeda-beda (Primer-sekunder_tersier)
Penguatan perencanaan :
1. Regulasi2. Lingkungan perilaku
3. Top down vs bottom up
Dua perspektif pembangunan perekonomian
1. Responsif terhadap kebutuhan eksternal merupakan praktek perencanaan yang banyak dianut.
2. Responsif terhadap masyarakat lokal merupakan pendekatan baru yang baru naik daun.
(Blakely, 1989)
Empat orientasi perencanaan yaitu :
1. Dua model yang sudah umum diterapkan (recruitment planning dan impact planning) dan
2. Dua model yang baru naik daun (perencanaan kontinjensi dan perencanaan strategik) bagi perekonomian daerah.
ISYU STRATEGIS:Bagaimaa Desain Pemda Untuk Transformasikan
Bangsa?
MISKIN
LOOSER
KAYA
WINNER
KAYA SDA
BANGSA TERTINGGAL BANGSA BERMARTABAT
SUBSISTEN PRIMER SE-
KUNDERTER-SIER
EKONOMI BANGSA:
HUT, TAN, OLAH, PERDAG, IKAN, MANUFAK, JASA2, TERNAK KONSTRK PARIWI TAMBANG
KAYASDA
40% URAN60% RURAL
60% UBAN40% RURAL
BODOH CERDAS NGAMUK “GENTLMAN” MENCURI MNGLOLA INWARD OUTWARD INFERIOR BRDAYA SAING KARAKTER BANGSA
Pembangunan Daerah
• Sosial• Budaya• Ekonomi• Pemerintahan• Lain-lain
• Tata ruang• Lingkungan
Hidup• Lain-lain
BerlokasiBerdampakMemerlukan
SEKTORAL SPASIAL
Persoalan Ekonomi Riil
Bagaimana agar :
• Tumbuh (Pro Growth);• Ketersediaan lapangan kerja
(Pro Job);• M’hapus kemiskinan (Pro Poor);• Berdayakan Daerah (Pro
Otonomi).
Primer
• Pertanian• Perkebunan• Peternakan• Perikanan tangkap• Kehutanan• ESDM
Sekunder
• Industri Agro• Industri Hasil Laut• Industri Hasil Hutan• Industri Hasil ESDM• Industri Konstruksi• Industri Hasil Angkutan
Tersier
• Perdagangan• Transportasi• Keuangan• Pariwisata• Jasa2 Profesional• Jasa2 Personal
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
• POAC untuk 6 bidang NKRI;• Pedoman: Sistem, Standar, Norma, Kriteria;• Laks untuk skala Nas, Lintas Antar Provinsi;• Pemberdayaan Pemda Prov/Kab/Kota;• Was terhadap Prov.
• Pedoman: Sistem, Standar, Norma, Kriteria skala Prov, Lintas Kab/Kota;
• POAC untuk skla Prov, Lintas Kab/Kota;• Pemberdayaan Pem Kab/Kota;• Was terhadap Kab/Kota.
• Pedoman: Sistem, Standar, Norma, Kriteria, Skala Kab/Kota;
• POAC untuk skala Kab/Kota• Was terhadap pelaksanaan
PUSAT:
PROV :
KAB/ :KOTA
Berdasarkan EKSTERNALITAS, AKUNTABILITAS, EFISIENSI
“Prinsip Batang – Cabang – Ranting”
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
PROV B PROV CPROV A
IK PROV IK KAB IK KEC
NatPort
LocalPort
Perspektif Responsif Perspektif Perencanaan
Pra-aktif Reaktif Proaktif Interaktif
Praktek model
perencana- an
Recruitment perencana-
an
Impact planning Perencanaan strategik Perencanaan
kontinjensi
Kebijakan industri Industriali- sasi Deindustriali- sasi Perusahaan “pribumi”
baru
Membangun berbasis
perusahaan yang sudah
ada
Jenis perusahaan Bantuan penyesuaian
korporasi
Disiponsori oleh
pemerintah
Teknologi tinggi/
teknologi baru
Berbasis masyarakat
Model intervensi
pembangun- an
Industri didorong Program yang dibiayai
oleh belanja pemerintah
Pembangun- an
berdasar kan inisiatif
publik
Pembangun an
berdasar- kan inisiatif
masyarakat
Alternatif Pendekatan Perencanaan Sumber: Bergman (1981) dalam Blakely (1989)
Perumusan Tujuan
Pengumpulan dan Analisa Data
Impementasi Perencanaan
Evaluasi
Implementasi
Publikasi Rencana
Perumusan Sasaram
Identifikasi Pilihan
Penilaian Komparatif
Skema Perencanaan yang Ideal Sumber: Bendavid-Val (1991)
Provinsi Kabupaten/kota
Diresmikan oleh daerah 55 803
Ditinjau oleh Pusat
Disetujui
Dibatalkan
27
17
10
406
293
113
Tidak ditinjau oleh Pusat 28 397
Perda Baru di 30 Provinsi dan 231 Kabupaten/kota. Tahun Anggaran 2009-2011.
Sumber : Lewis (2011)
Sumber Daya Perencanaan
1. Lingkungan Fisik 2. Lingkungan Regulasi sebagai dan3. Lingkungan Perilaku
Perencanaan di Era OTDA
Pendekatan Top-Down Vs Bottom-Up
SEKIAN TERIMAKASIH
top related