resuman kasar perekonomian indonesia
Post on 29-Nov-2014
769 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Klasifikasi Tenaga Kerja
Ø Berdasarkan penduduknya
· Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut
Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga
kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
· Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-
Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar
usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64
tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia)
dan anak-anak.
Ø Berdasarkan batas kerja
· Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja,
maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
· Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas
yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan
sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
ü anak sekolah dan mahasiswa
ü para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
ü para pengangguran sukarela
Ø Berdasarkan kualitasnya
· Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu
keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau
pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan
lain-lain.
· Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian
dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja
terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu
menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah,mekanik,
dan lain-lain.
Ø Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya
mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah
tangga, dan sebagainya.
b. Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Ø Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan
denganmelihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga
kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini
menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah.
Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh
terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
Ø Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan
lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian.
Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan
menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin
banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan
ekonomi.
Ø Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa.
Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk
sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau
Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih
banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
Ø Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di
Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang
berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar
mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain
jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran
akan semakin banyak
c. Konsep dan Definisi
Tenaga kerja dipilah pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah adalah
penduduk berumur 15 tahun keatas yang selama seminggu sebelum
pencacahan bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja
dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Sedangkan yang
termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang
tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari kerja
Angkatan kerja itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan
pengangur. Yang dimaksud dengan pekerja adalah adalah tenaga kerja yang
bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah
(www.tempointeraktif.com). Pengangguran merupakan usaha mendapatkan
pekerjaan yang tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu yang lalu saja,
tetapi bisa dilakukan beberapa waktu sebelumnya asalkan masih dalam
status menunggu jawaban lamaran, dalam kurun waktu seminggu sebelum
pencacahan. Penganguran semacam ini oleh BPS dinyatakan sebagai
penganggur terbuka.
Berikut ini adalah macam jenis & macam pengangguran yang lain:
Ø Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan
kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
Ø Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang
mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian
suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Ø Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya
fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang
harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam,
tukan jualan duren yang menanti musim durian.
Ø Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran kerja.
B. PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Kapasitas yang rendah dari Negara sedang berkembang ntuk
meningkatkan output totalnya harus diimbangi dengan penurunan tngkat
penduduk, sehingga penghasilan rill per kapita akan dapat meningkat.
Dengan kapasitas yang rendah untuk menaikkan output totalnya dan tanpa
diimbangi dengan turunya tingkat perkembangan pendududk, maka akan
terjadi penundaan pembangunan ekonomi.
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negra-negara
sedang berkembang, yaitu :
Ø Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi
Ø Adanya struktur umur yang tidak favorable
Ø Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang/merata
Ø Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih
1. Tingkat Perkembangan Penduduk Yang Tinggi
Penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan ekonomi; satu dari
segi permintaan dan yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan
penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari segi penawaran bertindak
sebagai produsen.
Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu
merupakan penghambatbagi jalannya pembangunan ekonomi jka penduduk
ini mempunyai produksi yang dihasilkan. Ini berarti tingkat pertambahan
penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat penghasilan yang tnggi pula.
Jadi pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah
tidak ada gunanyabagi pengembangunan ekonomo.
2. Struktur Umur Yang Tidak Favorable
Negara-negara yang sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran yang
tinggi dan tingkat kematian yang rendah seperti sudah berulang kali kita
bicarakan di depan. Hal ini mengakibatkan adanya segolongan besar
penduduk usia muda lebih besar proporsinya dari pada golongan penduduk
usia dewasa. Keadaan penduduk ini seperti ini disebut sebagai penduduk
yang berciri “expansive”
Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak menguntungkan
bagi pembangunan ekonomi, Karen :
Ø Penduduk golongan muda usia, cenderung untuk memperkecil angka
penghasilan per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukun
produsen dalam perekonomian tersebut
Ø Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu
Negara akan mengakibatkan lebih banyak alokasi factor-faktor produksi ke
arah “investasi-investasi sosial” dan bukan ke “investasi-investasi kapital”.
Oleh karena itu paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.
3. Distribusi Penduduk Yang Tidak Seimbang
Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya telah dihubungkan dengan
daerah-daerah yang secara ekonomis telah maju dan bersifat industri.
Urbanisasi ini mempunyai pengaruh dan akibat-akibat yang berbeda di
Negara-negara yang sedang berkembang
Di Negara-negara maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja di
sector pertanian. Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah
yang lebih menarik di sector industry ( di kota) dari pada tingkat upah di
desa (sector pertanian)
4. Kualitas Tenaga Kerja Yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang
pembangunan ekonomi suatu Negara. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya
perkembangan ekonomi, terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca
dan menulis.
Dengan nama lain pendidikan merupakan factor penting bagi berhasilnya
pembangunan ekonomi. Bahkan menurut schumaker pendidikan merupakan
sumber daya yang terbesar manfaatnya dibanding factor-faktor produksi
lain.
C. LEDAKAN PENDUDUK
Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa factor utama yang
menentukan perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat
kelahiran dan tingkat perpindahan penduduk (migrasi).
1. Tingkat Kematian
Ada empat factor yang menyumbang terhadap penurunan angka
kematian pada umumnya :
Ø Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan
meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian
dunia yag cukup lama.
Ø Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat),
maupun kesehatn individu.
Ø Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya
lembaga-lembaga kesehatan umum yang modern.
Ø Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai
hidupnya dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat
hidup sehat.
2. Tingkat Kelahiran
Di Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus
di samping adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih
dihubungkan dengan perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan
seperti : umur perkawinan, status wanitanya, kedudukan antara rural dan
urban serta sifat-sifat dari dari system family yang ada.
3. Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat
pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk
tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat kelahiran dan tingkat
kematian saja. Penduduk di amerika latin dan amerika utara meningkat
karena alas an migrasi.
D. PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN
Dari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di Negara-
negar sedang berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah
penduduk merupakan masalah yang sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya
kita dapat menterapkan suatu kebijakan dari sudut tingkat kematian untuk
mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, yaitu dengan mencegah
penurunan tingkat kematian: atau dengan kata lain meningkatkan adanya
kematian. Tetapi tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani manusia
yang pada umumnya ingin hidup lama di dunia dan tentunya tidak dapat
dilaksanakan.
E. PEMANFAATAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Beberapa Konsep Ketenagakerjaan
Pembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh hubungan antara
manusia dengan factor-faktor produksi yang lain dan juga sifat-sifat manusia
itu sendiri. Yang kita maksud dengan “human resourses” disini ialah
penduduk sebagai suatu keseluruhan. Dari segi penduduk sebagai factor
produksi, maka tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai factor
produksi. Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (human power) yang
dapat dianggap sebagi factor produksi. Tenaga kerja adalh penduduk pada
usia kerja yaitu : antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini
dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan
kerja.
2. Macam-macam Pengangguran
Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut
menganggur adalah meraka yang ada dalam umur angkatan kerja dan
sedang mencari pekerjaan tidak digolongkan dalam angkatan kerja dan juga
bukan penganggur. Jumlah tenaga kerja yang menganggur, cukup banyak di
Negara-negara yang dapat berkembang pengangguran dapat digolongkan ke
dalam 3 jenis yaitu :
Ø Pengangguran yang kelihatan
Visible underemployment akan timbul apabila jumlah tenaga kerja
yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang
disediakan untuk bekerj egasnya, ini merupakan suatu penggangguran.
Meskipun pengangguran itu terdapat di sector-sektor kerajinan dan industry-
industri sedang mampu besar, namun cukup penting bagi Negara-negara
sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas kegiatan sector
pertanian.
Ø Pengangguran tak kentara
Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah
menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat
ditarik ke sector-sektor atau pekerjaanlain tanpa ,emgurangi output di sector
yang ditinggalkan. Sebagai misal kalau pada saat panen atau tanam padi,
tetapi caranya lebih diorganisir, maka pengurangan beberapa tenaga kerja
pada saat giat-giatnya pekerjaan panen atau tanam tersenut tidak akan
mengurangi atau menurunkan output.
Ø Pengangguran potensial
Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan dari “disguised
unemployment” dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sector dapat
ditarik dalam sector tersebut tanpa mengurangi output; tetapi harus
dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode
produksi yang memerlukan pembentukan capital yang berarti.
F. KUALITAS TENAGA KERJA
Sejauh ini kita memperhatikan peranan tenaga kerja sebagai salah
satu fakor produksi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat
pendapatan nasional dari segi kualitas atau jumlah saja. Sementara itu kita
beranggapan bahwa kalau jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha
produksi meningkat, maka jumlah produksi yang bersangkutan juga
meningkat. Dengan kata lain kalau tidak ada peningkatan jumlah tenaga
kerja maka jumlah produksi akan tetap. Pernyataan yang demikian ini, tidak
dapat seluruhnya dianggap benar karena walaupun jumlah tenaga kerja itu
tidak berubah, tetapi bila kualitas dari tenaga kerja menjadi lebih baik, maka
dapat terjadi bahwa tingkat produksi akan meningkat pula.
KESIMPULAN
Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah
peningkatan standar hidup penduduk Negara yang bersangkutan, yang tidak
bias diukur dengan kenaikan pendapatan rill per kapita. Pendapatan rill per
kapita adalah sama dengan pendapatan nasional rill atau output secara
keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah
penduduk seluruhnya.
Jadi standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali output total
meningkat dengan baik cepat dari pada pertumbuhan jumlah penduduk.
Untuk mempengaruhi perkembangan output total diperlukan penambahan
investasi yang cukup besar agar supaya dapat menyerap pertambahan
penduduk, yang berarti naiknya pendapatan rill per kapita.
top related