respon masyarakat terhadap bisnis villa investor asing
Post on 25-Oct-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RESPON MASYARAKAT TERHADAP BISNIS VILLA
INVESTOR ASING
(Studi Kasus Pasir Putih Kecamatan Bontobahari)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MIRNAWATI
Nim. 105381102416
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
OKTOBER 2020
iii
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MIRNAWATI
Nim : 105381102416
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor
Asing (Sudi Kasus Pasir Putih Kecamatan Bontobahari)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini merupakan hasil
penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak
mencantumkan tanpa pengetahuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijasah pada Unismuh Makassar atau perguruan tinggi
lainnya.
Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran
dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Unismuh Makassar.
Demikian pernyataan ini saya buat.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Mirnawati
NIM: 105381102416
v
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MIRNAWATI
Nim : 105381102416
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Perjanjian
Mirnawati
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Mereka yang berdiri setelah dihamtam badai,
tidak akan terusik oleh gerimis……..
Jangan terlalu ambil hati dengan ucapan seseorang, kadang manusia punya mulut
tapi belum tentu punya hati…….
(Albert Einstein)
٧نصبٱفإذافرغتف٦يسرالعسرٱمعإن
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain.
(Q.S Al-Insyirah 6-7)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Ku persembahkan karya ini Sebagai darma baktiku untuk
Ayahanda dan Ibundaku tercinta Serta keluarga dan teman-temanku
Tersayang………
vii
ABSTRAK
Mirnawati, 2020, Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing di
Pasir Putih Kecamatan Bontoahari. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hidayah
Quraisy dan Pembimbing II Sulvahrul Amin.
Bisnis villa investor asing merupakan bisnis yang dikelolah oleh orang
asing yang mana para investor menanamkan modal baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang untuk memperoleh keuntungan.
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus yang bertujuan untuk mengungkap respon masyarakat terhadap bisnis
villa investor asing di Pasir Putih dan dampak bisnis villa investor asing bagi
masyarakat sekitar di Pasir Putih. Lokasi penelitian ini yaitu di Pasir Putih
Kecamatan Bontobahari. Informan dalam penelitian ini yaitu, masyarakat yang
memiliki bisnis villa dan masyarakat yang idak memiliki bisnis villa.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu, observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian dari respon masyarakat terhadap bisnis villa investor
asing yaitu, dimana masyarakat yang mempunyai bisnis villa dan tidak
mempunyai bisnis villa tidak mempermasalahkan atau dalam ini setuju, akan
tetapi para investor asing asing mempekerjakan orang-orang lokal di tempat atau
usaha mereka.
Dampak dari bisnis villa investor asing bagi masyarakat sekitar ada dua
yaitu dampak positif dan dampak negative. Dampak positifnya memberikan
kesempatan kerja bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan skill mereka di
bidang pariwisata khusunya. Dampak negatif bisnis villa investor asing yaitu
kurangnya pengunjung yang menginap di villa milik masyarakat lokal. Hal
tersebut membuat pemasukan para pemilik villa berkurang.
Kata Kunci: Bisnis Villa, Investor Asing, Dampak
vii
ABSTRACT
Mirnawati, 2020, Public Response to Foreign Investor's Villa Business in Pasir
Putih, Bontoahari District. Thesis. Faculty of Teacher Training and Education.
Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I Hidayah Quraisy and
Supervisor II Sulvahrul Amin.
The villa business of foreign investors is a business managed by
foreigners in which investors invest both in the short and long term to make a
profit.
This thesis uses a type of qualitative research with a case study approach
which aims to reveal the public response to the villa business of foreign investors
in Pasir Putih and the impact of foreign investors' villa business on the
surrounding community in Pasir Putih. The location of this research is in Pasir
Putih, Bontobahari District. The informants in this study are people who own a
villa business and people who do not have a villa business. Collecting data in this
study using three ways, namely, observation, interviews and documentation.
The results of the research on the public response to the villa business of
foreign investors, namely, where people who have a villa business and do not
have a villa business do not question or agree, but foreign foreign investors
employ local people in their place or business.
There are two impacts of the villa business of foreign investors on the
surrounding community, namely positive impacts and negative impacts. The
positive impact provides job opportunities for local people to improve their skills
in the tourism sector in particular. The negative impact of the villa business of
foreign investors is the lack of visitors staying at villas owned by local
communities. This reduces the income of the villa owners.
Keywords: Villa Business, Foreign Investors, Impact
ix
KATA PENGANTAR
حيم حمن الره الره بسم الله
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan
moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan
tersebut, sulit rasanya bagi penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut,
sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Disamping
itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada: Kedua orang tua penulis yang tercinta, Muchrin
dan Nawariah yang dengan segala pengorbanannya yang tak akan pernah penulis
lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu yang tidak henti-hentinya mengalir demi
kesusksesan peneliti, nasihat dan petunjuk dari mereka yang merupakan dorongan
yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. Bapak Prof. DR.
H. Ambo Asse., M.Ag. selaku Rektor Unismuh Makassar, Bapak Erwin Akib,
S.Pd.,M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Sosiologi dan Bapak Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, Sekertaris
Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Ibu Dr. Hidayah Quraisy selaku pembimbing I, dan
Bapak Sulvahrul Amin, S.Pd.,M.Pd, selaku pembimbing II yang telah
ix
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi
ini, Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar atas bekal ilmu yang telah
diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi mahasiswa. Dinas Pariwisata
Kabupaten Bulukumba serta Masyarakat yang berada di Pasir Putih Bira yang
telah memberikan bantuan kepada penulis untuk mendapatkan informasi
mengenai respon masyarakat terhadap bisnis villa investor asing, yang
mendukung penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran bagi berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, Oktober 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................ vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Definisi Operasional.................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 9
A. Kajian Konsep ........................................................................................... 9
B. Kajian Teori ............................................................................................ 20
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 25
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.............................................................. 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 25
C. Informan Penelitian ................................................................................. 25
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 27
x
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 27
F. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 28
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 29
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 31
I. Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 34
A. Sejarah Lokasi Penelitian ........................................................................ 34
B. Keadaan Geografis .................................................................................. 35
C. Keadaan Penduduk .................................................................................. 37
D. Keadaan Pendidikan ................................................................................ 39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 42
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 42
1. Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing .............. 42
2. Dampak Bisnis Villa Investor Asing Bagi Masyarakat Sekitar ........ 48
B. Pembahasan ............................................................................................ 54
1. Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing ............. 54
a) Respon Masyarakat ..................................................................... 54
Kesesuaian Teori
b) Hubungan Sosial Masyarakat Dengan Investor Asing ................ 55
Kesesuaian Teori
c) Hal-hal yang Perlu Di Perhatikan Agar Bisnis Villa Masyarakat
Lokal Dapat Bersaing Dengan Bisnis Villa Investor Asing ........ 56
Kesesuaian Teori
2. Dampak Bisnis Villa Investor Asing Bagi Masyarakat Sekitar ....... 59
Kesesuaian Teori
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 63
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestic dan Mancanegara ........... 3
Tabel 2 Luas Desa dan Kepadatan menurut Desa ....................................... 36
Tabel 3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk ..................... 37
Tabel 4 Presentase Penduduk ...................................................................... 38
Tabel 5 Rasio Jenis Kelamin ....................................................................... 39
Tabel 6 Jumlah Lulusan SD, SMP,SMA..................................................... 40
Tabel 7 Jenjang Pendidikan Tertinggi ......................................................... 41
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar 1 Skema Kerangka Pikir........................................................ 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini pariwisata menjadi salah satu industri modern, yang di
mana dapat menyediakan pertumbuhan ejonomi yang pesat dalam hal peluang
kerja, penghasilan, taraf hidup serta mampu mengaktifkan sector produksi lain
ddalam negara (Wahab,2003:5). Oleh sebab itu, periwisata merupakan satu hal
yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya periwisata ini, maka suatu
negara atau lebih terkhusus bagi pemerintah daerah di mana tempat objek
wisata itu berada, akan mendapatkan pemasukan dari pendapatan setiap objek
wisata.
Sulawesi Selatan merupakan salah satu destinasi tujuan wisata di
Indonesia yang merekomendasikan berbagai macam objek wisata, seperti
wisata alam, budaya, serta wisata buatan. Banyaknya potensi wisata yang
berada di Sulawesi Selatan mampu menarik wisatawan domestik bahkan
mancanegara. Dengan adanya potensi tersebut kiranya mampu meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan serta mampu mensejahterakan masyarakat yang
berada di sekitar objek tersebut.
Sulawesi selatan termasuk daerah yang memiliki tingkat kunjungan
wisatawan mancanegara yang tinggi, yaitu Februari 2016 mencapai 876
kunjungan. Jumlah wisman tersebut meningkat sebesar jika dibandingkan
dengan jumlah wisman pada bulan Januari 2016 yang mencapai 757
kunjungan. Sementara itu, pada bulan Februari 2017 mencapai 1.195
2
kunjungan. Jumlah wisman tersebut turun sebesar 28,8% jika dibandingkan
dengan jumlah wisman pada bulan Januari 2017 yang mencapai 1.677
kunjungan. Kemudian Februari 2018 mencapai 1.004 kunjungan. Pada
Desember 2019 mencapai 1.821 kunjungan. Jumlah wisman tersebut
meningkat sebesar 14,17% jika dibandingkan dengan jumlah wisman pada
bulan November 2019 yang mencapai 1.595 kunjungan. Bulan Februari 2020
mencapai 1.210 kunjungan. Jumlah wisman tersebut meningkat sebesar 9,23%
jika dibandingkan dengan jumlah wisman pada bulan Januari 2020 yang
mencapai 1.333 kunjungan.
Salah satu daerah tujuan wisata di wilayah Sulawesi Selatan yaitu
Kabupaten Bulukumba yang menawarkan berbagai objek wisata yang
potensial. Hal ini dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung, baik
wisatawan domestik maupun mancanegara.
Jumlah pengunjung Wisatawan pada tahun 2016 sebanyak 178.580,
tahun 2017 sebanyak 206.970, pada tahun 2018 sebanyak 266.339, dan tahun
2019 sebanyak 280.590, kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan
yaitu 69.043. Penurunan serta meningkatnya jumlah wisatawan tentu
berpengaruh terhadap pengembangan tempat wisata di kabupaten Bulukumba.
Adapun jumlah pengunjung wisatawan dalam 5 tahun terakhir dapat
dilihat melalui tabel:
3
Tabel. 1
Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestic dan Mancanegara
Tahun 2016 S/D Maret 2020
No
OBYEK WISATA
JUMLAH WISATAWAN DOMESTIC DAN
MANCANEGARA
2016 2017 2018 2019 2020
1. Pantai Pasir Putih
Bira
Mancanegara
158.695
3.125
186.145
3.036
238.810
3.557
258.774
2.260
64.191
262
2. Pua Janggo 1.415 1.475 1.892 1.138 559
3. Makam Dato Tiro 7.494 7.640 9.373 8.931 1.989
4. Permandian Hila-
hila
4.708 5.783 7.509 6.786 1/193
5. Pantai Lolisang 1.028 1.149 1.833 1.872 292
6. Pantai Samboang 2.115 1.742 2.808 799 357
7. Obyek Wisata
Kahayya
- - 101 30 40
8. Obyek Wisata
Lemo-lemo
- - 465 - 160
4
JUMLAH 178.580 206.970 266.339 280.590 69.043
Sumber : data Kunjungan Wistawan Domestic dan Mancanegara tahun 2016 S/D
Maret 2020
Untuk menunjang aktivitas wisata di suatu daerah maka diperlukan
sarana akomodasi, yang dimana sarana akomodasi ini diharapakan mampu
mengembangkan pariwisata. Trend akomodasi saat ini yaitu sebuah tempat
tinggal sementara yang nyaman, aman, serta jauh dari keramaian. Salah satu
sarana akomodasi yang banyak disenangi oleh para wisatawan sekarang ini
ialah villa.
Objek wisata yang menawarkan banyak villa baik villa milik
masyarakat local maupun villa inverstor asing berada di Tanjung Bira.
Pasir putih atau yang lebih akrab dengan sebutan Tanjung Bira
terletak di daerah Sulawesi Selatan tepatnya Kabupaten Bulukumba
Kecamatan Bontobahari yang jaraknya berkisar 200 km dari ibu kota dan 41
km dari kota Bulukumba.
Fasilitas serta akomodasi adalah hal yang penting keberadaannya bagi
sebuah lokasi wisata. Sebagus apapun tempat wisata itu jika tidak ditunjang
dengan fasilitas yang memdai, tempat tersebut akan sepi pengunjung.
Dengan banyaknya villa investor asing yang tersebar di Tanjung Bira
diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat khususnya
dalam peningkatan kesejahteraan.
Tahun 90-an masyarakat lokal mulai membangun suatu bisnis
penginapan khususnya villa. Namun seiring berjalannya waktu Tanjung Bira
5
harus berbenah di karenakan semakin banyaknya turis domestik maupun asing
yang berkunjung. Satu demi satu tuntutan pelayanan yang kurang prima mulai
dikeluhkan sehingga pelayanan yang baik harus ada di setiap sektor. Hal ini
menjadi peluang bagi para investor asing untuk mulai mengembangkan jasa,
khususnya villa yang memenuhi standar internasional.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, bisnis villa
investor asing di Pasir Putih tentu menimbulkan respon positif dan negatif di
kalangan masyarakat. Hal ini yang membuat peneliti tergerak untuk mengkaji
lebih lanjut perihal tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul “Respon
Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing” Studi Kasus Pasir Putih
Kecamatan Bontobahari.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
yang dapat ditetapkan dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing?
2. Apa Dampak Bisnis Villa Investor Asing Terhadap Masyarakat sekitar?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor
Asing.
2. Untuk mengetahui Dampak Bisnis Villa Investor Asing Terhadap
Masyarakat sekitar.
6
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah referensi terhadap kajian sosiologi, terkait dengan
respon masyarakat terhadap bisnis villa investor asing.
b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang
dilakukan dimasa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat digunakan pengelolah tempat wisata untuk mengetahui
respon masyarakat terhadap bisnis villa investor asing.
E. Definisi Operasional
1. Respon
Respon berarti tanggapan, reaksi, jawaban. Secara etimologi respon
berasal dari Bahasa inggris yaitu respons yang duterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia sebagai “tiap-tiap tindakan atau perubahan kondisi yang
dibangkitkan oleh stimulus atau jawaban atas tantangan”. Sedangkan secara
terminology respon berarti rangsangan-rangsangan yang menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan sikap. Respon juga bisa diartikan sebagai
goresan dari pengamatan dan berkelanjutan membentuk sikap setuju atau tidak
setuju, senang atau tidak senang, menerima atau menolak. Adapun yang
dimaksud respon dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan terhadap adanya
7
stimulus yang membentuk sikap setuju atau tidak setuju, senang atau tidak
senang, menerima atau menolak.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungan. Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, yang
dimaksud dengan masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup bersama
disuatu tempat yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi
kebesaran kehidupan social dalam lingkungan mereka.
3. Bisnis
Bisnis adalah kegiatan memperjualbelikan barang atau jasa dengan
tujuan memperoleh laba. Secara historis kata bisnis berasal dari Bahasa
inggris business, dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks
individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi,
bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
4. Villa
Villa adalah sebuah rumah mungil di luar kota atau di pegunungan yang
merupakan rumah peristirahatan yang hanya digunakan pada waktu liburan.
Villa merupakan salah satu akomodasi wisata yang biasanya terletak tidak
jauh dari daerah wisata. Sasaran pengunjung villa adalah wisatawan yang
8
berkunjung untuk berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang dan
melupakan rutinitas bekerja sehari-hari yang membosankan.
5. Investor Asing
Dalam dunia keuangan, investor adalah orang perorangan atau lembaga
baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi baik dalam
jangka pendek atau jangka panjang dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Menurut KBBI, investor adalah penanam uang atau modal. Investor asing
ialah investor yang berasal dari luar negeri di mana instrument investasi itu
dikelolah, diterbitkan dan diperdagangkan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Konsep Respon Masyarakat
a. Pengertian Respon
Menurut Soekanto (1993) respon sebagai perilaku yang merupakan
konsekuensi dari perilaku yang sebelumnya sebagai tanggapan atau jawaban
suatu persoalan atau masalah tertentu. Sementara itu Susanto (1998)
mengatakan respon merupakan reaksi, artinya pengiyaan atau penolakan,
serta sikap acuh tidak acuh terdapat apa yang disampaikan oleh
komunikator. Respon dapat dibedakan menjadi opini (pendapat) dan sikap,
dimana pendapat atau opini adalah adalah jawaban terbuka (overt) terhadap
suatu persoalan dinyatakan dengan kata-kata yang diucapkan atau tertulis.
Sedangkan sikap merupakan reaksi positif atau negatif terhadap orang-orang
atau objek atau situasi tertentu. Respon mempunyai dua bentuk, yaitu:
1) Respon positif
Yaitu apabila masyarakat mempunyai tanggapan atau reaksi positif
dimana mereka dengan antusias ikut berpartisipasi menjalankan program
yang diselenggarakan oleh pribadi atau kelompok.”
2) Respon negatif
Yaitu apabila masyarakat memberikan tanggapan yang negatif dan
kurang antusias ikut berpartisipasi menjalankan program yang
10
diselenggarakan pribadi atau kelompok, dimana mereka menanggapi
dengan skeptic atau pragmatis.
Menurut Walgito (1980) respon adalah salah satu perbuatan yang
merupakan hasil akhir dari adanya stimulus atau rangsangan. Dimana respon
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Respon atau perbuatan yang reflektif (terjadi tanpa disadari individu)
merupakan reaksi dari stimulus yang diterima tidak sampai keotak
sebagai pusat kesadaran.
b. Respon atau perbuatan yang disadari, yaitu perbuatan organisme atas
adana motif dari individu yang bersangkutan, dan stimulus yang diterima
individu itu sampai ke otak dan benar-benar disadari oleh individu yang
bersangkutan.
Silviana (2013) berpendapat bahwa respon adalah segala sesuatu
yang dilakukan seseorang terhadap rangsangan. Jadi respon adalah reaksi
yang dilakukan seseorang terhadap rangsangan atau perilaku yang
dihadirkan oleh rangsangan. Respon dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
Over response, adalah respon yang dapat dilihat oleh orang lain, Cover
response, adalah respon yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dan sifatnya
adalah pribadi.
Respon yang muncul pada diri manusia selalu dengan urutan sebagai
berikut yaitu sementara, ragu-ragu dan hati-hati yang dikenal sebagai trial
response, artinya terpelihara jika organisme merasakan manfaat dari
11
rangsangan yang dating. Sementara itu, respon dapat menjadi kebiasaan
dengan urutan sebagai berikut :
a. Penyajian rangsangan
b. Pandangan dari manusia akan rangsangan
c. Interpretasi dari rangsangan
d. Menanggapi rangsangan
e. Pandangan akibat menanggung rangsangan
f. Interpreatasi akibat dan membuat tanggapan lebih lanjut
g. Membangun hubungan rangsangan-rangsangan yang baik”
“Respon atau tanggapan kesan-kesan yang dialami jika perangsang
sudah tidak ada, jika proses pngamatan berhenti, dan hanya tinggal kesan-
kesan saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Dalam hal ini untuk
mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap, dan
partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap
merupakan kecenderungan atau kesedihan seseorangg untuk bertingkah laku
kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Perubahan sikap dapat
menggambarkan bagaimana respon seseorag atau sekelompok orang
terhadap objek-objek tertentu sepeti perubahan lingkungan lingkungan atau
situasi lain. Menurut Nainggolan (2013) sikap yang muncul dapat postif
yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objektif.
Seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi,
afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif
apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak
12
mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek
tertentu.”
Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau
negatif Azwar (1998). Apabila respon positif maka orang yang
bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan
respon negatif cenderung untuk menjadi objek tersebut. Menurut Arisandi
(2012) respon merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada
perhatian persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut.
Berdasarkan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud respon dalam penelitian ini adalah suatu tanggapan atau reaksi
yang merupakan akibat adanya rangsangan baik positif maupun negatif yang
disampaikan oleh komunikator berupa opini, pesan, maupun sikap dalam
diri manusia pribadi maupun masyarakat umum.
b. Pengertian Masyarakat
Menurut Abdulsyani (1987) dalam bukunya yang berjudul Sosiologi
Kelompok dan Masalah Sosial, dijelaskan bahwa perkataan masyarakat
berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, kemudian
berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup
bersama dengan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan
kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia), (dikutip dalam Abdulsyani,
2007).
13
Menurut (Halim, 1985:13) Masyarakat adalah sekelompok orang-
orang tertentu yang mendiami suatu daerah atau wilayah tertentu dan tunduk
pada peraturan-peraturan hukum tertentu pula.”
Aguste Comte (dikutip dalam Abdulsyani, 2007) mengatakan bahwa
masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-
realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan
berkembang menurut polanya sendiri. Masyarakat dapat membantu
kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok,
manusia tidak akan mampu untuk berbuat banyak dalam kehidupannya.
Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko. Dengan menunjuk pada
Selo Soemardjan, menulis bahwa masyarakat diartikan sebagai sejumlah
manusia yang hidup bersama dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat
menghasilkan kebudayaan (dikutip dalam Taneko, 1994).
Menurut Soerjono Soekanto (dikutip dalam Abdulsyani, 1987),
menyatakan bahwa sebagai sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk
kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri
pokok yaitu :
1. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang
mutlak atau angka yang pasti untuk menetukan berapa jumlah manusia
yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimum ada dua
orang yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang lama. Kesimpulan dari manusia tidaklah
sama dengan kumpulan benda-benda mati. Oleh karenanya berkumpulnya
14
manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga
dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai
keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya.
Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan timbul
peraturan-peraturan yang mengatur antar manusia dalam kelompok
tersebut.
a) Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
b) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karenanya setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya.
W.J.S Poerwadarminta (1986) mengartikan masyarakat sebagai
pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam
sesuatu tempat dengan ikatan-ikatan atauran yang tertentu (dikutip dalam
Abdulsyani, 2006). Ciri-ciri masyarakat diatas nampak selaras dengan
definisi masyarakat sebagaimana telah dikemukakan oleh J.L Gillian dan J.P
Gillian, bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang tersebar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan yang sama. Masyarakat
itu meliputi pengelompokkan-pengelompokkan yang lebih kecil (dikutip
dalam Abdulsyani, 2007).
Dalam buku Sosiologi karangan Abu Ahmad (1985), menyatakan
bahwa, masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan
binatang.
15
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk
menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. (dikutip dalam
Abdulsyani,2007)
Menurut Selo Soermardjan (dalam Soerjono Soekanto 1992)
berpendapat bahwa masyarakat adalah “orang-orang yang hidup bersama
yang menghasilkan kebudayaan”. Dari beberapa pandangan tentang definisi
masyarakat diatas, maka terlihat bahwa adanya proses kehidupan bersama
yang merupakan inti dari dinamika hidup bermasyarakat. Secara umum
dinamika masyarakat cenderungan menunjukan pada suatu kesatuan proses
saling mempengaruhi anggota masyarakat yang kemudian menyebabkan
proses perubahan.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang bekerja sama cukup lama
dan saling mempengaruhi serta menganggap diri sebagai satu kesatuan serta
mampu membentuk sebuh kebudayaan yang merupakan cerminan dari
kebiasaan hidup sehari-hari mereka.
Dengan demikian yang di maksud dengan respon masyarakat adalah
suatu tanggapan atau reaksi baik secara positif maupun negatif yang berasal
dari sifat masyarakat secara langsung maupun tidak langsung bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kebutuhan mempertahankan diri, dan
memperjuangkan harapannya.
2. Konsep Bisnis Villa
16
a. Pengertian Bisnis”
“Menurut Allan Afuah (2004) Bisnis adalah suatu kegiatan usaha
individu dan yang terorganisir untuk menghasilkan dana menjual barang
ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan ada didalam industri.
Menurut Griffin dan Ebert (2007:4) Bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud agar
mendapatkan laba.
Menurut Sukirno (2010:20) Bisnis adalah kegiatan untuk memperoleh
keuntungan. Semua orang atau individu maupun kelompok melakukan
kegiatan bisnis pastinya untuk mencari keuntungan agar kebutuhan hidup
nya terpenuhi. Tidak ada orang yang melakukan bisnis untuk mencari
kerugian.
Menurut Hooper (2008:35) Bisnis adalah segala dan keseluruhan
kompleksitas yang ada pada berbagai bidang seperti penjualan (commerce)
dan industri, industri dasar, processing, dan industri manufaktur dan
jaringan, distribusi, perbankan, insuransi, transportasi, dan seterusnya yang
kemudian melayani dan memasuki secara utuh (which serve and
interprenetrate) dunia bisnis secara menyeluruh.
Menurut Madura (2010:2) Bisnis adalah suatu badan yang diciptakan
untuk menghasilkan produk barang dan jasa kepada pelanggan. Setiap bisnis
mengadakan transaksi dengan orang-orang orang-orang itu menanggung
17
akibat karena bisnis tersebut mereka. Kerjasama lintas fungsional di dalam
bisnis adalah dengan menekankan “laba dalam mencapai tujuan bersama.”
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis
adalah keseluruhan rangkaian kegiatan menjalankan investasi terhadap
sumber daya yang ada yang dapat dilakukan baik secara individu maupun
secara kelompok, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan
taraf hidup dengan mmenciptakan barang atau jasa guna mendapatkan
laba/keuntungan yang sebesar-besarnya.”
b. Pengertian Villa
Kata Villa dalam Bahasa inggris memiliki arti yaitu rumah kecil yang
berada dekat ataupun jauh dan pinggiran kota. (Encyclopedia Britannic,
1961:152)
Di Amerika Serikat, kata Villa dikenal sebagai sebuah pengembangan
real Estate yang secara umum mengacu pada rumah atau tempat kediaman
yang mewah. (Encyclopedia Britannic, 1961:152)
Villa adalah sebuah rumah mungil di luar kota atau di pegunungan
yang merupakan sebuah peristirahatan yang hanya digunakan pada waktu
liburan. (Kamus Bahasa Indonesia, 1992)
Villa merupakan tempat tinggal sekaligus liburan, biasanya terletak di
luar daerah yang berhawa sejuk seperti pinggiran kota, pegunungan, pantai,
dan sebagainya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Villa, 19 April 2020)
Villa merupakan sebuah rumah akan tetapi yang membuatnya berbeda
dengan rumah biasa adalah :
18
1) Villa digunakan untuk tempat tempat menyendiri baik itu seorang diri
maupun bersama-sama dengan keluarga. Tempat untuk bersantai dan
melepaskan ketegangan akibat rutinitas kegiatan. Sedangkan rumah
digunakan sebagai tempat untuk istirahat yang merupakan bagian dari
rutinitas.
2) Villa tidak digunakan atau ditinggali setiap saat seperti rumah, melainkan
hanya digunakan pada saat-saat tertentu seperti pada saat liburan. Hanya
pada saat itulah orang-orang terbebas dan rutinitas kegiatannya.
3) Villa memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dari pada rumah.
Oleh karena itu villa pada umumnya terletak di luar kota atau
dipegunungan yang mempunyai udara yang lebih bersih dan segar serta
memiliki view yang lebih baik dibandingkan dengan rumah dalam kota,
tidak seperti rumah “ada di dalam kota.
4) Villa merupakan rumah kedua selain rumah pertama yang di tinggali
setiap hari, sehingga pada umumnya hanya orang-orang tertentu dengan
kemampuan ekonomi diatas rata-rata yang mampu memiliki villa.”
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa villa
adalah rumah peristirahatan (akan tetapi berbeda dengan rumah biasa)
terletak di luar kota, seperti pegunungan, pantai dan sebagainya yang
digunakan untuk bersantai di waktu luang atau liburan oleh pemiliknya.
Terdapat 3 (Tiga) karakteristik villa yang membedakan dengan
bangunan rumah tempat tinggal pada umumnya, yaitu : (Endy. 2008:62)
1.“Segmen Pasar
19
Villa merupakan salah satu akomodasi wisata yang biasanya terletak
tidak jauh dari daerah wisata. Sasaran pengunjung villa adalah wisatawan
yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang
dan melupakan rutinitas bekerja sehari-hari yang membosankan. Selain
itu sasaran dari villa adalah investor luar yang ingin berinverstasi, baik itu
dengan tujuan untuk disewakan atau diprgunakan sendiri.
2. Lokasi
Pada umumnya villa berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai
potensi wisata yang baik, misalnya tempat-tempat wisata yang
menonjolkan pemandangan alam yang indah. Selain memperhatikan
potensi wisata, villa juga biasanya dibangun dibangun ditempat yang jauh
dari keramaian kota dan memiliki potensi topografi atau bertransis.
3. Fasilitas
Secara umum fasilitas yang disediakan pada villa dibagi menjadi 2
(dua) kategori, yaitu :
a. fasilitas umum yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti : 1) Bad
Room, 2) Bath Room, 3) Kithen, 4) Living Room, 5) Maid Room, 6)
Laundry, 7) Garage, 8) Wardrobe, 9) Swimming Pool, 10) Storage.
b. Fasilitas Tambahan
Fasilitas tambahan pada sebuah villa disediakan dengan
memanfaatkan potensi alam yang terdapat di sekitar villa. Misalnya,
villa yang terletak di tepi pantai dapat memberikan fasilitas untuk
kegiatan olahraga air, selancar, menyelam dan lain sebagainya.”
20
Dengan demikian yang di maksud dengan bisnis villa adalah suatu
investasi rumah peristirahatan (akan tetapi berbeda dengan rumah biasa)
yang terletak di luar kota seperti pegunungan, pantai dan lain sebagainya
yang dapat dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok untuk
meningkatkan taraf hidup.
3. Konsep Investor Asing
“Investor asing atau”penanaman modal asing yaitu persoarangan
warga negara asing (Rajafi, 2018)
Investor asing“ialah penanaman modal yang dilakukan oleh pihak
asing (pemodal asing) atau pihak asing yang berpatungan dengan pihak
local (penanam modal asing), di mana penanam modal asing itu bersifat
langsung dan tidak mencakup penanaman modal asing yang dilakukan
secara tidak langsung melalui badan usaha Indonesia.” (Kairupan, 2014)
Investor“asing adalah investor yang berasal dari luar negeri di mana
instrumen investasi itu dikelola, diterbitkan dan diperdagangkan.”
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa investor
asing adalah investor yang berasal dari luar yang“menanamkan modal untuk
melakukan usaha baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.”
B. Kajian Teori
1. Teori Realitas Sosial
Pada teori ini menegaskan realitas kehidupan sehari-hari memiliki
dimensi subjektif dan objektif, manusia merupakan instrument dalam
21
menciptakan realitas sosial yang objektif melalui proses eksternalisasi
(objektif), sebagaimana mempengaruhinya melalui proses internalisasi
(subjektif). Berger melihat masyarakat sebagai produk manusia dan manusia
juga sebagai produk masyarakat, melalui proses dialektis dari objektivikasi,
internalisasi dan eksternalisasi (Berger dan Lukman dalam Ritzer 2012).
a) Eksternalisasi
Yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam
kegiatan mental maupun fisik.
b) Objektivasi
Yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan
eksternalisasi manusia tersebut (mengalami proses institusionalisasi)
c) Internalisasi (penghayatan)
Yaitu penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa
sehingga subjektivitas individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.
Konstruksi sosial adalah proses menciptakan pengetahuan dan realitas
social melalui interaksi simbolis dalam suatu kelompok sosial. Jadi,
pengetahuan dan realitas muncul dari persepsi manusia. Realitas adalah hasil
ciptaan manusia kreayif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia
social di sekelilingnya. Berger dan Ritzer (2004) mengatakan manusia dalah
masyarakat adalah produk dialektis, dinamis dan plural secara terus menerus
dan memandang masyarakat sebagai produk manusia dan manusia sebagai
produk masyarakat.
2. Teori Interaksi Sosial
22
Pada teori ini dijelaskan bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari
semua kehidupan social karena tanpa iteraksi social, yak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan secara badaniah belaka
tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok social.
Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang
perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara,
dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan
persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa
interaksi social merupakan dasar proses social, yang menunjuk pada
hubungan-hubungan social yang dinamis.
3. Teori Perubahan Sosial
Pada teori ini dijelaskan bahwa dengan adanya penemuan baru dalam
masyarakat maka cara hidup masyarakat pun ikut berpariasi. Dengan adanya
objek wisata di daerah, masyarakat megalami proses adaptasi yang di mana
masyarakat harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya pada saat itu.
Dengan demikian perubahan social dapat melihat tingkah laku masyarakat
yang berkaitan dengan perubahan kondisi sosial dan ekonomi mereka.
Adanya perubahan sosial dalam masyarakat di latar belakangi oleh
kehidupan mereka yang jauh dari kata kesejahteraan dan menuju pada
kesejahteraan melalui perkembangan wisata daerah sebagai daerah tujuan
wisata. Masyarakat yang semula awam mengenai sektor wisata perlahan-lahan
menyesuaikan kondisi lingkungannya saat ini. Semula masyarakat yang hanya
23
mengandalkan sektor pertanian kini beralih menjadi pemandu wisata dan
usaha penginapan.
4. Teori Alan M. Rugman
Pada teori ini bahwa penanaman modal asing atau Foreign Direct
Investment (FDI) dipengaruhi oleh variabel lingkungan dan variabel
internalisasi. Tiga jenis variabel lingkungan yang menjadi perhatian yaitu:
ekonomi, non ekonomi, dan pemerintah. Variabel ekonomi biasanya berupa
tenaga kerja dan modal, teknologi dan tersedianya sumber daya alam dan
keterampilan menajemen. Menyusun system fungsi produksi keseluruhan
suatu bangsa yang didefinisikan meliputi semua masukan factor yang terdapat
dalam masyarakat. Variabel non ekonomi meliputi variabel politik, social dan
budaya masyarakat setiap negara mempunyai kekhasan masing-masing.
Bahwa kenyataannya setiap negara sesungguhnya mempunyai factor spesifik
negara yang khas. Factor ketiga adalah variabel pemerintah yang harus
diperhatikan oleh perusahaan penanaman modal asing dimana modal asing
akan masuk. Setiap negara mempunyai kekhususan merek politiknya sendiri.
Para politisi mencerminkan factor spesifik lokasi bangsa. Selalu terdapat
keragaman dalam campur tangan pemerintah dalam bisnis internasional
(investasi).
C. Kerangka Pikir
24
Kerangka pikir merupakan alur berpikir peneliti dalam penelitian.
Kerangka pikir dalam penelitian ini, penulis membahas permasalahan pokok
yang telah dirumuskan.
Berdasarkan kerangka teoritis yang telah ditulis di atas, selanjutnya
diajukan kerangka berpikir dan model hubungan antar masing-masing variabel
dalam penelitian ini. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yaitu tentang
Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing di Pasir Putih.
Peneitian ini diawali oleh bagaimana respon masyarakat terhadap
para investor asing yang membuat bisnis villa di pasir putih yang mana hal ini
akan memberikan dampak bagi masyarakat sekitar baik itu dampak yang
positif maupun yang negatif. Objek penelitiannya adalah masyarakat yang ada
di pasir putih kecamatan Bontobahari.
Pada variabel bisnis villa investor asing dapat didefinisikan sebagai
suatu investasi rumah peristirahatan yang di mana investornya berasal dari
luar. Adapun indikator yang dipakai dalam variabel bisnis villa investor asing
meliputi jumlah pengunjung dan fasilitas villa. Sehingga dapat dikatakan
bahwa respon masyarakat dimungkinkan memiliki pengaruh terhadap bisnis
villa investor asing.
Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa IInvestor Asing
Bisnis Villa
Investor Asing
Respon Masyarakat
Dampak Bagi Masyarakat
25
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
Dampak Positif Dampak Negatif
Hasil dan Temuan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, meliputi rangkaian
kegiatan yang sistematik untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang
diajukan. Jika dilihat dari jenis dan objek yang diteliti, maka penelitian ini
dikategorikan sebagai penelitian studi kasus dengan maksud memberikan
gambaran tentang Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing di
Pasir Putih Kecamatan Bontobahari.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yakni
bulan Juli sampai dengan September 2020 di Pasir Putih Desa Bira Kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
C. Informan Penelitian
Informan penelitian merupakan berbagai sumber informasi yang dapat
memberikan data yang diperlukan dalam penelitian, penelitian informan
penelitian harus teliti dan disesuailan dengan jenis data atau informasi yang
didapatkan. Sehubungan dengan ini Sugiyono (2015:54) menjelaskan bahwa
penentuan subjek penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki
lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu, peneliti memilih
orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan
peneliti. Adapun teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian
terkait dengan repon masyarakat terhdap bisnis villa investor asing dapat
27
ditempuh dengan berbagai cara , salah satu dengan Purposive Sampling, yaitu
penarikan informan secara purposif merupakan cara penarikan informan yang
dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang
ditetapkan peneliti.
Dalam pemilihan informan terdapat beberapa kriteria informan yang
akan diteliti yaitu:
1. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki
bisnis villa di sekitar villa investor asing.
2. Masyarakat yang tidak memiliki bisnis villa.
3. Objek yang akan dipilih peneliti di Pasir Putih Desa Bira Kecamatan
Bontobahari yaitu 8 informan atau 8 masyarakat. Masyarakat adalah objek
yang dimintai keterangan secara langsung di Pasir Putih Desa Darubiah
Kecamatan Botobahari, 8 informan ini dipilih dengan sengaja oleh karena
sesuai dengan kriteria penelitian.
Adapun informan pertama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
karena penelitilah yang terlibat langsung dlam pengalaman yang berkelanjutan
dan terus menerus bersama dengan partisipan atau informan (Locke, Spirduso,
dan Silverman, 2007). Bahwa dengan keterlibatan penelitipada concern seperti
ini, peneliti kualitatif berperan untuk mengidentifikasi makna yang
disampaikan para partisipan atau informan terkait respon masyarakat terhadap
bisnis villa investor asing di Pasir Putih, bukan makna yang disampaikan oleh
peneliti atau penulis lain dalam literatur-literatur tertentu.
28
D. Fokus Penelitian
Sangat penting adanya fokus penelitian, fokus penelitian ini memberikan
batasan dalam pengumpulan data sehingga dalam pembatasannya akan lebih
terarah dan fokus terhadap masalah yang akan diteliti. Miles dan Hubermas
(1999:30) berpendapat memfokuskan dan membatasi pengumpulan data
dipandang kemanfaatannya sebagai reduksi data yang telah diantisipasi dan
merupakan bentuk analisis mengesampingkan variabel-variabel yang tidak
berkaitan serta menghindari pengumpulan data yang berlimpah.
Fokus penelitian ini adalah Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa
Investor Asing serta Dampak Bisnis Villa Investor Asing Bagi Masyarakat
sekitar di Pasir Putih Kecamatan Bontobahari
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian erat kaitannya dalam penelitian. Menurut Suharsimi
Arikunto (2013:203), instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan adat agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian kualitatif, yang
menjadi intrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
akan dikembangkan instrument penelitian sederhana yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
29
Alat yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah: alat tulis
menulis, perekam (Voice Recorder), alat potret (kamera) serta alat penunjang
lainnya.
1. Melakukan observasi terlebih dahulu ke Pasir Putih Kecamatan
Bontobahari supaya bisa menyesuaikan dan beradaptasi dengan
lingkungan tempat dimana meneliti nantinya. Alat yang digunakan peneliti
yaitu alat tulis menulis seperti, buku dan pulpen untuk menulis informasi
atau data-data yang didapatkan pada saat observasi.
2. Pada saat wawancara peneliti mempersiapkan terlebih dahulu hal-hal apa
saja yang mau ditanyakan terkait informasi yang dibutuhkan, supaya
pertanyaan yang disampaikan peneliti tidak melenceng dari apa yang mau
diteliti. Alat yang digunakan peneliti yaitu alat perekam suara seperti
handphone untuk merekam hasil wawancara dengan informan.
3. Peneliti mempersiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk memotret
keadaan dan lingkungan di Pasir Putih Kecamatan Bontobahari.
F. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan. Data primer di
peroleh dari sumber informan yaitu individu atau perorangan seperti hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain :
30
Catatan hasil wawancara, Hasil observasi lapangan, Data mengenai
informan
2. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh secara tidak langsung seperti buku,
jurnal, dan lain sebagainya. Data ini digunakan sebagai pendukung data
primer.
G. Teknik“Pengumpulan Data”
1. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan sistematis dari
fenomen-fenomena yang diselidiki (Agustang,2011:131). Observasi yaitu
suatu teknik yang dilakukan oleh peneliti dengan cara pemusatan perhatian
secara teliti terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(pengamatan langsung). Observasi merupakan teknik pengumpula data,
dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian
dengan maksud untuk melihat dari kegiatan yang dilakukan. Observasi
langsung yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dimulai pertengahan
bulan Juli 2020 dan dari informasi masyarakat yang memiliki bisnis villa dan
masyarakat yang tidak memiliki bisnis villa di Pasir Putih Kecamatan
Bontobahari.
2. Wawancara (interview)
Wawancara (interview guide), yaitu suatu teknik yang dilakukan oleh
peneliti melalui temu muka berulang antara peneliti dengan subjek penelitian,
dalam rangka memahami pandangan subjek penelitian mengenai hidupnya,
31
pengalamannya, ataupun situasi social sebagaimana diungkapkan dalam
bahasanya sendiri
Lexy J. Moleong (2012:186) menjelaskan bahwa wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan
terwawancara (interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara
terpimpin. Pelaksanaan wawancara ini dilakukan dengan tujuan informan
yang diwawancarai dapat memberikan jawaban secara bebas dan terperinci.
Data yang diperoleh melalui proses wawancara adalah informasi lengkap
secara lisan yang berhubungan dengan seluruh rangkaian pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti dimana terjadinya tatap muka langsung dengan para
informan. Informan tersebut kemudian direkam melalui alat perekam ditelpon
genggam dan dianalisis pada hasil penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data sekunder yang
dilakukan peneliti dengan menyimpan data dari hasil penelitian, meliputi
buku-buku yang relevan dan data yang relevan lainnya. Sejumlah besar fakta
dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Metode
dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan informasi. Informasi
yang penulis butuhkan dalam penelitian ini tentunya informasi-informasi yang
brkaitan dengan masalah yang dikaji. Dari kegiatan dokumentasi peneliti
32
mengabdikan seluruh kegiatan peneliti yang berhubungan dengan kejadian
dan perilaku informan melalui kamera. Peneliti dokumentasikan lingkungan
bisnis villa di Pasir Putih Kecamatan Bontobahari.
H. Teknik Analisis Data”
Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut ditafsirkan.
Menyusun data berarti menggolongkannya ke dalam pola, tema atau kategori.
Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis,
menjelaskan pola atau kategori, hubungan antara, hubungan antara berbagai
konsep. Analisis data ini dilakukan dengan cara : (1) Reduksi data, yaitu data
yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian yang sangat lengkap
dan banyak. Data tersebut direduksi, dirangkum, dipilih hal yang pokok dan
difokuskan pada hal-hal yang penting dan berkaitan dengan masalah. Data
yang telah direduksi dapat memberi gambaran yang lebih jelas dari hasil
pengamatan dan wawancara mendalam. Reduksi dapat membantu dalam
memberikan kode bagi aspek-aspek yang dibutuhkan, (2) Display data,
analisis data ini digunakan mengingat data yang terkumpul sangat banyak.
Data yang banyak dapat menimbulkan kesulitan dalam menggambarkan detail
secara keseluruhan dan sulit pula untuk mengambil kesimpulan. Kesukaran ini
dapat diatasi dengan cara membuat model atau pola sehingga keseluruhan data
dan bagian-bagian detailnya dapat dipadukan dengan jelas.
I. Teknik Keabsahan Data
33
Teknik keabsahan data merupakan proses mentriangulasikan tiga data
yang terdiri data observasi, wawancara dan dokumen. Adapun alat yang
digunakan untuk menguji keabsahan data anatara lain:
1. Triangulasi Sumber yang mana peneliti mencari kebenaran informasi
melalui berbagai cara dan sumber perolehan data. Seperti, peneliti
melakukan wawancara tentang respon masyarakat terhadap bisnis villa
investor asing secara mendalam dan observasi, peneliti bisa menggunakan
observasi terlibat, dokumen tertulis, catatan resmi dan lainnya.
2. Triangulasi Waktu, waktu sering mempengaruhi kreadibilitas data. Data
yang dikumpulkan dengan teknik wawancara yang dilakukan di pagi hari
saat narasumber masih segar akan memberikan informasi yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Maka dari itu, dalam rangka pengujian kradibiltas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan melalui
wawancara, observasi, atau yang lain dalam waktu yang berbeda pula. Bila
hasil uji berbeda, maka perlu dilakukan secara berulang-ulang sehingga
ditemukan kepastian datanya.
3. Triangulasi Teori, yaitu teori yang digunakan pada saat di lapangan seperti
teori realitas sosial dan perubahan sosial. Teori tersebut kemudian
dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias
individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.
4. Triangulasi Teknik, triangulasi teknik disini menguji kreadibilitas data
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dengan teknik
yang berbeda. Seperti data diperoleh dengan cara wawancara, kemudian
34
dicek dengan observasi, dokumentasi. Apabila dengan teknik pengujian
kreadibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau
yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian
Pada tahun 1987 pantai Bira bernama Kapongkolang yang memiliki arti
kampong yang air lautnya sejernih air kolam. Pada awalnya Kapongkolang ini
dinamai oleh organisasi pemuda setempat yang bernama pua’janggo dan
dikelolah secara mandiri oleh organisasi pemuda itu sendiri. Dan pada
awalnya mata pencaharian utama kaum lelakinya ialah melaut dan
perempuannya menenun. Hingga berselang beberapa waktu para pemuda
mulai mengembangkan potensi pariwisata melihat dari sisi wisatanya hingga
menggeser mata pencaharian utama yang lalu.
Salah satu langkah untuk mempromosikan Kapongkolang pada saat itu
untuk menjadi terkenal dengan cara membuat event pentas seni budaya dan
mengundang artis daerah.
Pada tahun 1990 Kapongkolang ini berubah nama menjadi Pasir Putih
kemudian diambil alih pengelolaannya oleh dinas pariwisata daerah. Setelah
berubah nama menjadi pasir putih, kemudian ada inisiatif untuk mengundang
Dinas Pariwisata provinsi untuk melihat potensinya sebagi objek wisata yang
dikembangkan. Dari situlah pemerintah setempat melihat adanya potensi yang
dapat dikembangkan hingga kita bisa melihat dan merasakan langsung
perkembangannya dari segi sarana dan prasarana yang tersedia untuk
menunjang para wisatawan dalam mengeksplore Bulukumba terkhusu pantai
36
Bira. Sejalan juga dengan data pengunjng yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan.
B. Keadaan Gografis
Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota
Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 km².
Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara
5º20 sampai 5º40 Lintang Selatan dan 119º50 sampai 120º28 Bujur Timur.
Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Sinjai di sebalh utara,
sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah Selatan berbatasan
dengan Laut Flores, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Bantaeng.
Secara kewilayahan, kabupaten Bulukumba terbagi dalam 10
Kecamatan, 24 kelurahan, dan 123 desa. Kabupaten Bulukumba berada pada
empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng-
Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Daerah dataran rendah
dengan ketinggian antar 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuah
kecamatan pesisir, yaitu kecamatan Gantarang, kecamatan Ujungbulu,
kecamatan Ujung Loe, kecamatan Bontobahari, kecamatan Bontotiro,
kecamatan Herlang dan kecamatan Kajang. Daerah bergelombang dengan
ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari
kecamatan Gantarang, kecamatan Kindang, kecamatan Bontobahari,
kecamatan Bontotiro, kecamatan Kajang, kecamatan Herlang, kecamatan
37
Bulukumpa dan kecamatan Rilau Ale. Dan daerah perbukitan di Kabupaten
Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara dengan ketinggian 100 s/d di
atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang,
kecamatan Bulukumpa dan kecamatan Rilau Ale.
Wilayah Kabupten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan
topografi dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai
bergelombang dan dataran tinggi hamir berimbang, yaitu jika dataran rendah
sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28% maka dataran tinggi mencapai
49,72%.
Kecamatan Bontobahari khususnya memiliki luas wilayah 108,60 km²
dengan jumlah desa sebanyak 8. Luas masing-masing desa dapat dilihat pada
table berikut:
Tabel 2
Luas Desa dan Kepadatan menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Bontobahari
Desa/Kelurahan Luas Desa (km²) Kepadatan (Orang/ km²)
Bira
Darubiah
Tanah Lemo
Ara
Lembanna
Tanah Beru
Sapolohe
Benjala
19.50
16.85
15.95
13.39
11.71
7.05
7.15
17.00
183
172
275
158
199
288
787
156
Bontobahari 108,60 229
38
C. Keadaan Penduduk
Penduduk kabupaten Bulukumba berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2019 sebanyak 420.603 jiwa yang terdiri atas 198.701 jiwa penduduk laki-laki
dan 221.902 jiwa penduduk perempuan. Proyeksi jumlah penduduk tahun
2019, penduduk Bulukumba mengalami pertumbuhan sebesar 0,54 persen
denga masing-masing presentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar
0,54 persen dan penduduk perempuan sebesar 0,55 persen. Sementara itu
besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019 penduduk laki-laki terhadap
penduduk perempuan sebesar 89,54 persen.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Bulukumba tahun 2019 mencapai
364 jiwa/km². Kepadatan penduduk di 10 kecamatan cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Ujung Bulu dengan
kepadatan sebesar 3.914 jiwa/km² dan terendah di kecamatan Kindang sebesar
213 jiwa/km². Lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut
Kecamatan Di Kabupaten Bulukumba Tahun 2019
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Laju Pertumbuhan
Penduduk per Tahun
2018-2019
1. Gantarang 75.980 0,57
2. Ujungbulu 56.521 1,63
3. Ujung Loe 42.154 0,56
4. Bontobahari 25.757 0,64
5. Bontotiro 21.390 -0,86
6. Herlang 24.663 0,10
39
Sumber: Bulukumba dalam Angka 2020
Tabel 4
Presentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk per km²
Sumber: Bulukumba dalam Angka 2020
7. Kajang 49.194 0,33
8. Bulukumpa 52.731 0,25
9. Rilau Ale 40.594 0,63
10. Kindang 31.619 0,50
Bulukumba 420.603 0,54
No
Kecamatan
Presentase Penduduk
Kepadatan Penduduk per
km²
1. Gantarang 18,06 438
2. Ujungbulu 13,44 3914
3. Ujung Loe 10,02 292
4. Bontobahari 6,12 237
5. Bontotiro 5,09 273
6. Herlang 5,86 359
7. Kajang 11,70 381
8. Bulukumpa 12,54 308
9. Rilau Ale 9,65 345
10. Kindang 7,52 213
Bulukumba 100,00 364
40
Tabel 5
Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten Bulukumba
Tahun 2019
NO. KECAMATAN RASIO JENIS KELAMIN
1. Gantarang 91,30
2. Ujungbulu 92,44
3. Ujung Loe 89,29
4. Bontobahari 84,47
5. Bontotiro 75,44
6. Herlang 83,19
7. Kajang 90,90
8. Bulukumpa 91,57
9. Rilau Ale 89,02
10. Kindang 95,71
Bulukumba 89,54
Sumber: Bulukumba dalam Angka 2020
D. Keadaan Pendidikan
Dinas Pendidikan (Disdik) Bulukumba, merangkum hingga akhir 2018
sebanyak 10.087 warga kabupaten Bulukumba tercatat putus sekolah. Dari
total jumlah tersebut, sebanyak 6.398 usia 15-59 tahun yang putus sekolah,
dan sebanyak 3.689 untuk usia 59 tahun keatas. Jumlah tersebut tersebar di 10
kecamatan yang ada di Butta Panrita Lopi, julukan Bulukumba.
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan yang diajarkan mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, bokasi, keagamaan, dan
khusus.
41
Menurut Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba pada tahun 2019
terdapat 388 SD sederajat, 114 SMP sederajat, dan 60 SMA sederajat.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba mencatat AMH untuk
penduduk laki-laki sebesar 87,53 persen dan penduduk perempuan sebesar
86,01 persen dengan rata-rata sekolah 6,97 tahun. Jumlah lulusan SD adalah
sebanyak 7.408 murid dimana kecamatan Gantarang merupakan kecamatan
dengan jumlah lulusan terbanyak yakni 11.176 murid. Sementara untuk
tingkat SMP diluluskan sebanyak 4.355 siswa dan untuk SMA termasuk SMK
diluluskan sebanyak 2.451 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel 6
Jumlah Lulusan SD, SMP,SMA Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Buukumba
KECAMATAN SD SMP SMA
Gantarang 1.176 600 140
Ujung Bulu 886 758 1.010
Ujung Loe 750 303 185
Bontobahari 442 472 181
Bontotiro 519 295 143
Herlang 615 423 171
Kajang 837 467 227
Bulukumpa 886 809 232
Rilau Ale 728 118 162
Kindang 569 110 0
Bulukumba 7.408 4.355 2.451
Sumber: BPS Kab. Bulukumba
42
Pendidikan yang ditamatkan merupakan indikator pokok kualitas
pendidikan formal. Di Kabupaten Bulukumba, presentase penduduk yang
hanya tamat SD yaitu sekitar 27,64% untuk penduduk laki-laki dan 31,08%
untuk perempuan sedangkan yang tidak pernah sekolah sekitar 12,22% laki-
laki 13,46% perempuan. Tabel berikut akan menggambarkan lebih jelas
tentang penduduk Kabupaten Bulukumba usia 10 tahun ke atas yang
ditamtkan menurut jenis kelamin.
Table 7
Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan
Tertinggi Yang Di Tamatkan Di Kabupaten Bulukumba
Pendidikan
Laki-laki Perempuan
Jml % Jml %
Belum/Tidak Pernah Sekolah 17.971 12,22 23.368 13,46
Belum/Tidak Tamat SD 32.659 22,20 33.957 19,56
SD 40.650 27,64 53.965 31,08
SLTP 20.765 14,12 30.685 17,67
SMU/SMK 27.847 18,93 23.634 13,61
AK/DIPLOMA 2.199 1,50 2.582 1,50
UNIVERSITAS 4.992 3,39 5.424 3,12
Jumlah 147.083 100.00 173.615 100.00
Sumber: BPS Kab. Bulukumba
43
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing Di Pasir
Putih
a) Respon masyarakat yang memiliki bisnis villa dan masyarakat
yang yang tidak memiliki bisnis villa
Pasir Putih atau Pantai Bira awalnya hanya terdapat beberapa Villa
saja, namun seiring bertambahnya kunjungan wisatawan serta permintaan
akan akomodasi (tempat menginap) maka sebagian besar masyarakat Desa
berinisiatif untuk membuat jasa akomodasi seperti Villa atau Homestay.
Dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap villa ini, maka
semakin mendorong para investor asing untuk berinvestasi dalam bentuk
pendirian dan kepemilikan villa. Alhasil hal tersebut memberikan respon
yang berbeda-beda dari pemilik villa yang merupakan masyarakat lokal
terhadap keberadaan villa milik investor asing.
Terdapat villa milik investor asing yang berdiri dengan megahnya
tepat berhadapan dengan laut sehingga segala aktivitas
pengunjung yang di lakukan di pantai Bira dapat mereka
saksikan dari balik jendela kamar tanpa harus berpanas-
panasan. (D.1/Observasi/)
Dari data hasil observasi awal peneliti melihat bahwa keberadaan
villa milik investor asing yang berdiri dengan megah tepat berhadapan
44
langsung dengan pantai akan semakin menarik para wisatawan untuk
menginap di karenakan posisinya yang sangat strategis akan sangat
memungkinkan bagi para wisatawan menikmati keindahan pantai Bira dari
balik jendela kamar tanpa harus berpanas-panasan. Saat ini sudah tidak
susah lagi untuk mencari tempat beristirahat atau menginap yang aman
dan strategis di pantai Bira di karenakan keberadaan Villa sudah mudah di
jumpai sehingga bagi para wisatawan yang akan berkunjung akan merasa
lega tanpa harus memikirkan akan hal itu.
Dari data dokumen yang diperoleh, didapatkan informasi bahwa
tarif untuk setiap kamar juga masih dapat dijangkau. Seperti pada SAME
RESORT yang berada tepat di bibir pantai Bira itu sendiri memasang tarif
untuk Deluxe Triple sebesar 858.433 ribu per malamnya itu sudah
termasuk sarapan.
Hal tersebut diatas menimbulkan berbagai respon dari masyarakat
baik masyarakat yang memiliki bisnis yang sama maupun masyarakat
yang tidak memiliki bisnis villa.
Saya kira tidak masalah Selama dia masih mempekerjakan
orang-orang lokal di tempatnya, lagi pula yang mulai pertama
usaha villa ini sampai berkembang kan mereka dan masyarakat
melihat ini usaha menguntungkan akhirnya banyak masyarakat
lokal yang buka usaha seperti itu. (Wawancara/A/Pemilik Nusa
Bira Indah/5/8)
Dari hasil wawancara bersama dengan pemilik villa Nusa Bira
Indah bahwa keberadaan villa milik investor asing salah satunya SAME
RESORT di Pantai Bira bukan masalah selama mereka masih
45
mempekerjakan orang-orang lokal di tempatnya. Hal ini memberikan
peluang bagi para orang lokal untuk bekerja.
Kalau saya mendukung mereka buat usaha penginapan disini,
karena seperti kita ini yang tidak punya pekerjaan atau usaha
kemudian kita punya skil di bidang pariwisata bisa kita kerja di
tempatnya mereka lagipula mereka juga rata-rata
mempekerjakan orang-orang lokal ji semua.
(Wawancara/I/Karyawan Ammatoa Resort)
Dari hasil wawancara dengan salah satu Karyawan Ammatoa
Resort, dia mendukung keberadaan villa milik investor asing di Pasir Putih
Bira karena dengan adanya bisnis villa ini mereka dapat mengembangkan
skill di bidang pariwisata khususnya.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu factor yang
berperan penting dalam memajukan sector pariwisata. pentingnya SDM di
sektor pariwisata adalah manusia (people) merupakan sumber daya yang
sangat penting di sebagian besar organisasi, khususnya di organisasi
berbasis jasa (service-based organization), SDM berperan sebagai factor
kunci dalam mewujudkan keberhasilan kinerja (Evans, Campbell, &
Stonehouse, 2003). Pada beberapa industri, factor mausia berperan penting
dan menjadi factor kunci sukses terhadap pencapaian kinerja. Seperti pada
industri pariwisata, dimana perusahaan memiliki hubungan langsung yang
bersifat intangible (tak berwujud) dengan konsumen yang sangat
bergantung pada kemampuan individu karyawan dalam membangkitkan
minat dan menciptakan kesenangan serta kenyamanan kepada para
konsumennya. Hal ini di butuhkan skill khususnya di bidang pariwisata.
46
Kami di sini tidak mempermasalahkan kalau para investor dari
luar membuat usaha villa di sini karena prinsipnya begini,
semua orang punya rezeki masing-masing dan biarlah kami
jalan berbarengan.(Wawancara/N/Pengelolah Anda
Bungalows/8/8)
Dari hasil wawancara dengan pengelolah Anda Bungalows, dia
memberikan respon bahwa, tidak mempermasalahkan keberadaan usaha
villa para investor asing ini karena pada dasarnya rezeki seseorang itu
sudah ada yang mengatur, dan dia juga mengatakan bahwa biarlah kami
jalan berbarengan.
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, sejauh
ini masyarakat tidak mempermasalahkan orang asing atau para investor
asing membuat usaha villa di Pasir Putih Bira selama mereka masih
mempekerjakan masyarakat lokal, hal ini memberikan peluang kerja bagi
masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan atau usaha untuk dapat
berpartisipasi dalam usaha mereka serta dapat mengembangkan skill yang
mereka miliki terkhusus di bidang pariwisata. Prinsip yang mereka
tanamkan selama ini yaitu rezeki seseorang itu sudah ada yang mengatur
jadi biarlah kami jalankan bisnis ini secara bersama-sama.
b) Hubungan Sosial Masyarakat Lokal dengan Para Investor Asing
Masyarakat pada kenyataannya adalah jejaring hubungan social antar
individu yang hidup dalam sistem sosial dan menamai dirinya masyarakat.
Relasi social yang dibangun antar individu selalu berinterkasi yang saling
mempengaruhi satu sama lain.
47
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang
lain. Dalam bergaul, berbicara, bersalaman, bakan bertentangan sekalipun
kita memerlukan orang lain. Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada
timbal balik atau melibatkan dua belah pihak. Interaksi social merupakan
ciri khas kehidupan bermasyarakat. Artinya kehidupan bermasyarakat
akan kelihatn nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan
orang lain.
Hubungan sosial sangat diperlukan agar tercipta kerjasama yang baik
antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Hubungan social juga bukan hanya antar
masyarakat yang bermukim di satu wilayah saja tetapi antara masyarakat
dari negara yang satu dengan masyarakat yang berasal dari negara yang
lain pun memerlukan hubungan social. Seperti halnya masyarakat lokal
yang berada di Pasir Putih Bira dengan para investor asing.
Kalau untuk hubungan sosial sendiri itu kami sangat
mengapreasiasi juga karena mereka sangat menjaga
silaturahmi dengan masyarakat lokal sehingga sampai
sekarang tidak ada itu didengar ada masalah antara
masyarakat lokal dengan para investor asing, dari situ mi juga
sampai masyarakat disini mengizinkan mereka buka usaha
penginapan. (Wawancara/IR/Pemilik Riswan Guest
House/10/8)
Hubungan sosial para investor asing dengan masyarakat lokal sangat
terjaga, dengan terjaganya hubungan social ini maka tidak menimbulkan
masalah didalamnya alhasil mereka dapat menjalankan bisnis mereka
masing-masing.
48
Sejauh ini hubungan kami dengan para investor asing sangat
baik jadi kami tidak jadi masalah kalau mereka mau buka
usaha villa di sini. (Wawancara/ N/Pemilik Warung
Makan/15/8)
Dari hasil wawancara dengan salah satu pemilik warung makan bahwa
hubungan masyarakat juga sangat baik dengan para investor asing yang
datang ke Pasir Putih sehingga mereka tidak mempermasalahkan jika ada
para investor asing yang akan membuat usaha villa.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan agar bisnis villa masyarakat
lokal dapat bersaing dengan bisnis villa para investor asing
Hampir di setiap tempat pariwisata kita dapat menemukan bisnis yang
dijalankan atau dikelolah oleh orang asing tak terkecuali di Pasir Putih
Bira.
Menjalankan bisnis khususnya penginapan/villa merupakan hal yang
banyak dielu-elukan oleh setiap orang apalagi di bidang pariwisata. Tetapi
tidak serta merta begitu saja menjalankan bisnis villa, ada hal-hal yang
perlu diperhatikan agar dapat bersaing dengan para investor asing.
Kalau kami di sini yang lebih ditingkatkan itu pelayanan para
pengunjung, karena kalau pelayanannya saja tidak bagus pasti
para pengunjung yang bermalam di sini juga biasa tidak mau
kembali lagi. (Wawancara/ A/Pemilik Nusa Bira Indah/5/8)
Dari hasil wawancara dengan pemilik Nusa Bira Indah, dia
memaparkan bahwa pelayanan pelanggan yang harus diutamakan karena
apabila pelayanannya kurang baik maka para pengunjung enggan untuk
kembali menginap. Kecepatan dan ketepatan dalam memberikan
49
pelayanan akan membuat seseorang tamu merasa senang dan puas
terhadap pelayanan penginapan/villa tersebut.
Dari pertama buka usaha penginapan saya selalu perhatikan
fasilitas dan kebersihan kamar para pengunjung. Karena kita
tahu mereka menginap itu untuk istirahat jadi itu sih.
(Wawancara/ I/Pemilik Riswan Guest House/10/8)
Dari hasil wawancara dengan pemilik Riswan Guest House,
didapatkan informasi bahwa yang utama dia lakukan agar usaha villa yang
dia jalankan dapat bertahan yaitu fasilitas dan kebersihan kamar karena
para pengunjung bermalam di villa mereka yaitu unutk beristirahat.
Dari berbagai hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa
pelayanan serta fasilitas kamar merupakan hal utama yang harus
diperhatikan agar para pengunjung yang menginap merasa nyaman dalam
beristirahat. Indikator kamar yang bersih dan nyaman penting dalam
mempengaruhi seseorang untuk menginap. Pada dasarnya alasan
seseorang menginap di villa adalah untuk beristirahat, pelayanan serta
kamar yang bersih akan membuat pengunjung merasa kerasan dan nyaman
ketika bersitirahat.
Dari segi bangunan memang jelas terlihat perbedaannya antara villa
milik para investor asing dan villa milik orang-orang lokal akan tetapi dari
segi pelayanan serta fasilitas, masyarakat lokal tidak kalah mereka juga
sangat memperhatikan pelayanan serta fasilitas yang dibutuhkan para
pengunjung yang hendak menginap di tempat mereka . hal ini yang
membuat bisnis villa yang dijalankan dapat bersaing dengan usaha villa
yang dijalakan oleh para investor asing.
50
2. Dampak Bisnis Villa Investor Asing Terhadap Masyarakat Sekitar
Keberadaan villa milik investor asing di Pasir Putih atau pantai Bira dapat
di manfaatkan oleh para pengusaha villa milik orang lokal dan juga
masyarakat yang tidak memiliki usaha villa. Dengan peluang yang ada,
pemanfaatan yang baik sangat diperlukan agar dampak keberadaan villa milik
investor asing terhadap masyarakat sekitar dapat dimaksimalkan sehingga
dapat menguntungkan semua pihak.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, peneliti dapat
mendeskripsikan bahwa dengan adanya bisnis villa investor asing di Pasir
Putih berdampak pada pendapatan serta peluang kerja bagi masyarakat yang
ada di sekitar Pasir Putih. Indikator dampak Bisnis Villa Investor Asing dapat
dilihat dari dua aspek yaitu dampak positif dan dampak negatif.
a. Dampak Positif
Dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya bisnis villa
investor asing ini antara lain yaitu penyelenggaraan event berskala besar,
memudahkan untuk mempromosikan Pasir Putih ke Luar Negeri,
memberikan peluang kerja bagi masyarakat lokal yang berada disekitar
Pasir Putih, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Secara umum saja yah Dampak yang saya rasakan sejauh
ini,yaitu kalau ada kegiatan-kegiatan berskala besar sudah
bisa dilaksanakan di Bira dan omset pemasukannya juga
sudah lumayan lah. (Wawancara/A/Pemilik Nusa Bira
Indah/5/8)
Dari hasil wawancara dengan pemilik Nusa Bira Indah, dia
memaparkan dampak secara umum yang dia rasakan yaitu dengan adanya
51
usaha villa milik investor asing kegiatan atau event yang berskala besar
sudah bisa di laksanakan di Pasir Putih atau Pantai Bira ini dan omset
pemasukan dari kegiatan tersebut pun sudah lumayan. Bukankah kegiatan
atau event sudah semestinya di lakukan di tempat wisata untuk
mempromosikan kepada orang-orang di luar sana serta memperkenalkan
ke negara luar bahwa Sulawesi Selatan khususnya Bulukumba bagian
Timur memiliki pesona keindahan pantai yang tak kalah dengan Bali
ataupun tempat lain yang biasa mereka kunjungi.
Dampak yang saya rasakan, karena dengan adanya itu
villa milik orang asing akhirnya dia bisa promosikan sama
teman-temannya dan kalau dia berkunjung di Bira biasa
ada mi yang nginap juga di tempatnya kami.
(Wawancara/N/Pengelolah Anda Bungalows/8/8)
Dari hasil wawancara dengan pengelolah Anda Bungalows sejauh
ini, dia mendukung para investor asing yang membuat usaha villa di Pantai
Bira, hal ini di karenakan mereka dapat memperkenalkan Pantai Bira ke
Negaranya alhasil para wisatawan mancanegara tertarik untuk berkunjung
dan banyak dari wisatawan mancanegara ini yang memilih beristirahat di
Villa milik orang lokal.
Saya sangat rasakan sekali dampaknya karena sebelumnya
saya bekerja sebagai petani dan kemampuanku sedikit di
bidang pariwisata tidak berkembang tetapi dengan adanya
villa yang dibangun oleh orang asing akhirnya saya bisa
bekerja di situ. (Wawancara/I/Karyawan Ammatoa Resort)
Dari hasil wawancara dengan salah satu karyawan Ammatoa Resort
dapat di lihat bahwa dengan adanya usaha Villa investor asing ini
masyarakat lokal lebih mudah mendapatkan pekerjaan apalagi yang
52
memiliki skill di bidang pariwisata dengan mudah di rekrut untuk bekerja
ditempat mereka, alhasil dapat mengurangi pengangguran.
Pertama itu saya kerja di salah satu villa miliknya orang
asing di sini dan saya juga banyak belajar selama kerja di
sana kemudian karena saya merasa sudah punya cukup
pengalaman dan modal juga akhirnya saya beranikan diri
untuk buka usaha sendiri meskipun tidak besar yang penting
ada mi pemasukan setiap hari. (Wawancara/N/Pemilik
Warung Makan/15/8)
Dari hasil wawancara dengan salah satu pemilik warung makan di
Pantai Bira yaitu, dengan adanya usaha villa milik para investor asing ini
mereka mendapatkan lapangan pekerjaan, pengalaman, serta
perekonomian masyarakat menjadi lebih baik. Dengan pendapatan yang di
peroleh serta pengalaman kerja, mereka dapat membuka usaha kecil-
kecilan seperti warung makan untuk para wisatawan lokal maupun
mancanegara yang berkunjung ke Pantai Bira.
Saya sebagai pedagang di sini merasakan dampak dari
adanya bisnis villa orang asing karena biasa teman dari
pemilik villa ini datang ke Bira mereka belanja-belanja juga
sebagai oleh-oleh katanya, terus dia kan punya orang yang
biasa mengartikan bahasanya jadi terkadang kami juga
sempatkan bertanya di mana dia nginap di sini dan lain-
lain. Tapi rata-rata yang saya Tanya itu dia nginap di
SAME RESORT. (Wawancara/M/Penjual Pakaian/15/8)
Dari hasil wawancara salah satu penjual pakaian di Pasir Putih Bira,
mengatakan bahwa dia merasakan dampak dari adanya bisnis villa
investor asing ini, di mana para wisatawan mancanegara yang menginap di
SAME RESORT yang merupakan kerabat dari pemilik villa tersebut
menyempatkan untuk membeli oleh-oleh sebelum mereka meninggalkan
Pasir Putih, hal ini membuat pendapatan para pedagang bertambah.
53
Dari berbagai pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keberadaan villa milik investor asing di Pasir Putih atau Pantai Bira
memberikan dampak positif bagi masyarakat yang memiliki bisnis villa
maupun masyarakat yang tidak memiliki bisnis villa. Hal ini di tunjukan
dengan banyaknya peluang kerja yang di berikan kepada masyakat lokal
untuk bekerja di usaha villa mereka. Sehingga masyarakat yang merasa
memiliki cukup pengalaman kerja dapat memulai usaha sendiri dari bisnis
kecil-kecilan seperti membuka warung makan dan lain-lain. Kemudian hal
yang paling Nampak dari adanya bisnis villa investor asing ini yaitu di
adakannya kegiatan atau event besar yang diselenggarakan di Pasir Putih
yang mana dari kegiatan tersebut omset atau pemasukan juga lumayan.
Lalu dengan adanya event tersebut kita bisa memperkenalkan Pasir Putih
atau Pantai Bira ini ke masyarakat luas. Alhasil banyak wisatawan yang
berkunjung baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara.
b. Dampak Negatif
Disamping dampak positif yang telah diuraikan diatas, juga tidak
dapat dipungkiri terdapat beberapa dampak negatif dari keberadaan bisnis
villa investor asing di Pasir Putih. Indikator dampak negatif tersebut
adalah kurangnya pengunjung yang menginap di villa milik masyarakat
lokal yang mengakibatkan menurunnya pendapatan atau pemasukan yang
diperoleh. Hal ini dapat kita lihat dari hasil wawancara yang telah
dipaparkan oleh beberapa informan.
54
sebenarnya selain dampak positif ada juga dampak negatifnya
itu bisnis villa orang asing, yang mana dia mematok harga
untuk villanya mereka itu tidak terlalu tinggi akhirnya kami
kurang pengunjung yang menginap di sini.
(Wawancara/A/Pemilik Nusa Bira Indah/5/8)
Dari hasil wawancara dengan pemilik Nusa Bira Indah, dia
mengatakan bahwa adanya bisnis villa investor asing ini juga memberikan
dampak negatif bagi usaha masyarakat lokal yang memiliki bisnis yang
sama. Dimana para investor asing mematok harga yang tidak terlalu tinggi
untuk setiap malamnya, hal ini berdampak bagi bisnis villa masyarakat
lokal yang kurang pengunjung.
Kalau saya pribadi tidak terlalu Nampak dampak positifinya
tapi yang saya lihat para penjual yang lebih merasakan,
karena kalau para investor asing ini dia ajak teman-
temannya berkunjung ke Pasir Putih Bira pasti mereka
belanja-belanja juga. (Wawancara/I/Pemilik Riswan Guest
House/10/8)
Berdasarkan data hasil wawancara yang di berikan oleh pemilik
Riswan Guest House bahwa dia belum sepenuhnya merasakan dampak
positif dari adanya bisnis villa investor asing tetapi dia melihat bahwa para
penjual atau pedagang yang berada di Pasir Putih Bira yang merasakan
akan hal itu di karenakan apabila para investor asing mengajak para
kerabat untuk berkunjung ke Pasir Putih Bira mereka akan berbelanja baik
pakaian yang bertuliskan Bira Beach maupun souvenir.
Sebenarnya ada juga dampak negatifnya itu usaha
penginapannya orang asing karena wisatawan yang dari
luar kemudian dia berteman dengan itu yang pemilik villa
pasti nginap mi di tempanya mereka jadi pendapatan kami
berkurang. (Wawancara/I/Pemilik Riswan Guest
House/10/8)
55
Dampak negatif juga di berikan oleh pemilik Riswan Guest House
yang mana dia menjelaskan bahwa kurangnya pendapatan di karenakan
para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pasir Putih atau lebih di
kenal dengan Pantai Bira kemudian memiliki hubungan baik dengan
pemilik villa milik orang asing memilih untuk menginap di tempat
mereka.
Dari berbagai pemaparan di atas mengenai dampak negatif bisnis
villa investor asing dapat disimpulkan bahwa kurangnya pendapatan yang
diperoleh oleh masyarakat lokal yang memiliki bisnis villa atau Homestay
di karenakan para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pasir Putih
sebagian dari mereka memilih menginap di villa milik investor
asing/orang asing karena mereka memiliki hubungan seperti teman dan
yang lainnya.
B. Pembahasan
1. Respon Masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing di Pasir
Putih
a). Respon masyarakat Terhadap Bisnis Villa Investor Asing
Respon merupakan sikap atau perilaku seseorang dalam proses
komunikasi ketika menerima suatu pesan yang ditujukan kepadanya.
Respon juga berarti umpan balik (feed back) yang memiliki peranan atau
pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya komunikasi.
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi,
56
sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya
komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator. Oleh sebab itu, umpan
balik dapat bersifat positif dapat pula bersifat negating. Sebagaimana
pendapat Saifuddin Azwar (2015:14) dalam bukunya yang berjudul Sikap
Manusia Teori dan Pengukurannya, bahwa respon adalah suatu reaksi atau
jawaban yang bergantung pada stimulus atau merupakan hasil stimulus
tersebut. Respon hanya timbul apabila induvidu dihadapkan pada stimulus
yang menghendaki adanya reaksi individu. Respon seseorang dapat dalam
bentuk baik dan buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
Seiring dengan meningkatnya permintaan akan akomodasi dalam hal
ini tempat peristirahatan seperti villa di tempat-tempat wisata, maka
semakin banyak pula masyarakat yang tertarik untuk memulai bisnis ini
tak terkecuali para investor asing.
Keberadaan para investor asing tidak menjadi masalah bagi
masyarakat lokal baik yang mempunyai bisnis villa maupun yang tidak
memiliki bisnis villa. Masyarakat juga mendorong para investor asing
yang akan membuat usaha villa, selama para investor asing ini masih
mempekerjakan orang-orang lokal di tempat mereka sehingga bagi
masyarakat lokal yang mempunyai skill di bidang pariwisata dapat
mengembangkan skill mereka. Masyarakat lokal juga tidak
mempermasalahkan sebab mereka selalu memegang prinsip bahwa setiap
57
orang memiliki rezeki masing-masing sehingga tidak ada larangan untuk
para investor asing ini membuat usaha villa.
b). Hubungan Sosial Masyarakat Lokal dengan Para Investor Asing
Hubungan sosial yang terjalin antara para investor asing dengan
masyarakat lokal sangat baik. Dengan terjaganya hubungan sosial ini maka
tercipta kerjasama yang baik antar masyarakat yang memiliki bisnis villa
dengan para investor asing maupun masyarakat yang tidak memiliki bisnis
villa dengan para investor asing.
Bonner berpendapat bahwa hubungan social adalah suatu hubungan
antar dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki perilaku individu yang lain atau bahkan sebaliknya. Soerjono
Soekanto juga memberikan pendapat bahwa hubungan social adalah
proses social yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan social yang
dinamis, yang dimana hal tersebut mencakup hubungan antar individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Masyarakat pada kenyataannya adalah jejaring hubungan sosial antar
individu yang hidup dalam sistem sosial dan menamai dirinya masyarakat.
Relasi sosial yang dibangun antar individu selalu berinterkasi yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Interaksi sosial merupakan ciri khas
kehidupan bermasyarakat. Artinya kehidupan masyarakat akan kelihatan
nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain.
58
Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan kerjasama tetapi juga
dapat berupa persaingan dan pertikaian. Yang mana menurut Kimball
Young dan Raymond W. Mack (1959) interaksi sosial adalah hubungan-
hubugan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu
dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.
c). Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Agar Bisnis Villa Masyarakat
Lokal Dapat Bersaing Dengan Bisnis Villa Investor Asing
Dalam menjalankan suatu bisnis tak terkecuali bisnis villa kita akan
menemukan hal yang mana bisnis villa yang dijalankan oleh orang-orang
asing akan lebih dominan dan lebih maju ketimbang bisnis villa yang
dijalankan oleh masyarakat lokal tak terkecuali di Pasir Putih Bira. Hal
tersebut dapat kita lihat dari segi bangunan yang lebih mewah. Akan tetapi
masyarakat lokal tidak kehabisan ide untuk menarik para pengunjung
untuk menginap di tempat mereka. Mereka melakukan suatu hal sehingga
bisnis villa yang dijalankan dapat bersaing dengan bisnis villa yang
dijalankan oleh para investor asing. Dimana mereka akan terus
meningkatkan segi pelayanan pengunjung serta fasilitas dari villa itu
sendiri.
Pelayanan serta fasilitas kamar merupakan hal utama yang harus
diperhatikan agar para pengunjung yang menginap merasa nyaman dalam
beristirahat. Indikator kamar yang bersih dan nyaman penting dalam
mempengaruhi seseorang untuk menginap. Pada dasarnya alasan
seseorang menginap di villa adalah untuk beristirahat, pelayanan serta
59
kamar yang bersih akan membuat pengunjung merasa kerasan dan nyaman
ketika bersitirahat.
Pemilik villa yang merupakan masyarakat lokal harus selalu
memperhatikan kebutuhan dan kepuasan para konsumen dengan
memberikan kualitas layanan yang terbaik agar para konsumen merasa
puas dan mau berkunjung kembali serta merekomendasikannya kepada
orang lain.
Kualitas menjadi salah satu kunci dari setiap bisnis. Kualitas ini
diberikan kepada konsumen untuk memenuhi ekspektasi konsumen
dengan menyediakan produk dan pelayanan pada satu tingkat harga (Thio:
2001). Menurut Parasuraman dalam Tjiptono (2005:273), kualitas layanan
dapat dilihat dari lima dimensi antara lain: bukti fisik, keandalan, daya
tangkap, jaminan, dan empati. Tigkat kepuasan konsumen terhadap
layanan suatu perusahaan dapat dilihat dari kepuasan konsumen terhadap
kelima dimensi layanan yang ditawarkan.
Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu
perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi para konsumennya. Setelah
konsumen merasa puas dengan produk atau jasa yang diterimanya,
konsumen akan membandingkan pelayanan yang diberikan. Apabila
konsumen merasa benar-benar puas, mereka akan membeli ulang serta
memberi rekomendasi kepada orang lain untuk membeli di tempat yang
sama. Oleh karena itu perusahaan harus memulai memikirkan pentingnya
pelayanan pelanggan secara lebih matang melalui kualitas pelayanan,
60
karena kini semakin disadari bahwa palayanan (kepuasan pelanggan)
merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam bisnis dan
memenangkan persaingan (Tjiptono, 2004:145)
Konsumen yang kurang puas dengan layanan jasa atau produk yang
dirasakan, maka akan beralih untuk mencari pelayanan jasa atau produk
yang dianggap lebih baik dari pelayanan jasa atau produk sebelumnya.
Intensitas persaingan dan jumlah pesaing membuat perusahaan harus
memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen dan berusaha
memenuhi harapan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang
lebih baik daripada yang dilakukan para pesaing. Memberikan pelayanan
yang maksimal diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
(Atmawati dan Wahyudin, 2004).
2. Dampak Bisnis Villa Investor Asing Terhadap Masyarakat Sekitar
Dengan adanya bisnis villa investor asing di Pasir Putih tentu
menimbulkan dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Berdasarkan pendapat dari pengkaji ditemukan beberapa dampak positif dan
negatif yang telah dibahas yang mana dampak positifnya yaitu memberikan
peluang kerja bagi masyarakat lokal sehingga masyarakat yang memiliki
kemampuan lebih di bidang pariwisata dapat lebih meningkatkan skill mereka.
Alhasil pengalaman yang didapatkan membuahkan hasil yang mana
masyarakat dapat memulai usaha, hasil dari usaha yang mereka jalankan
secara perlahan-lahan dapat memperbaiki pendapatan serta taraf hidup
masyarakat.
61
Pada dasarnya penyerapan tenaga kerja diharapkan dapat mengurangi
jumlah pengangguran. Penyerapan tenaga kerja terdiri dari adanya tenaga
kerja dan peluang kesempatan kerja. Tenaga kerja berdasarkan UU No. 13
Tahun 2003 tentang ketanaga kerjaan adalah objek yaitu setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk
kebutuhan sendiri dan orang lain.
Sumarsono (2003:41), memberikan definisi bahwa kesempatan kerja
adalah lapangan pekerjaan yang sudah di duduki (employment) dan masih
lowongan (vacancy).
Kesempatan kerja sangat erat kaitannya dengan kemampuan untuk
menciptakan investasi yang aman dan nyaman serta kualitas dari sumber daya
manusia dalam membuat lapangan kerja. Peningkatan pada bidang investasi
dapat memperluas lapangan kerja sehingga lapangan kerja menjadi banyak,
sebab jika investasi meningkat maka akan meningkatkan jumlah produksi
barang maupun jasa.
Dilihat dari teori Alan M. Rugman yang mana pada variabel ekonomi
yang berupa tenaga kerja dan modal, teknologi dan tersedianya sumber daya
alam dan keterampilan menajemen, bahwa hasil penelitian memiliki
keterkaitan dengan teori tersebut, yaitu para investor asing memberikan
peluang kerja bagi masyarakat yang memiliki kemampuan lebih di bidang
pariwisata dapat lebih meningkatkan skill mereka.
Dampak positif lain yang dirasakan masyarakat dengan keberadaan
investor asing yaitu diselenggarakannya kegiatan yang berskala besar, dengan
62
kegiatan tersebut dapat mempromosikan Pasir Putih kemancanegara. Hal ini
dapat mengundang para wisatawan untuk berkunjung ke Pasir Putih Bira.
Hadirnya para wisatawan ini membawa keuntungan bagi masyarakat lokal
yang berada di Pasir Putih khususnya para penjual souvenir dan pakaian, yang
mana para wisatawan akan menyempatkan untuk berbelanja sebelum kembali
kenegara mereka masing-masing sebagai oleh-oleh untuk keluarga, sahabat
dan rekan-rekan mereka. Alhasil pendapatan masyarakat lokal akan
mengalami peningkatan. Dengan peningkatan yang dialami maka perubahan
pun akan terjadi baik dari perubahan sosial maupun perubahan dari segi
ekonomi.
Gillin dan Gillin Yuliantho (2010:15), mengatakan perubahan sosial
adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, dan ideology maupun kerana adanya difusi atau penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat. Robert H. Lauer (1993:45) mengatakan
proses perubahan social terdiri dari tiga tahap beruntun yakni invensi yaitu
proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, difusi ialah proses
di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam system social, dan
konsekuensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam system social
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika
penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat. Karena itu
perubahan social adalah akibat komunikasi social.
63
Dengan kehadiran para investor asing masyarakat megalami proses
adaptasi yang di mana masyarakat harus menyesuaikan dengan kondisi
lingkungannya pada saat itu. Dengan demikian perubahan sosial dapat melihat
tingkah laku masyarakat yang berkaitan dengan perubahan kondisi sosial dan
ekonomi mereka.
Setiap masyarakat di manapun pasti akan mengalami perubahan dan
dinamika sosial budaya, baik di desa maupun di perkotaan. Perubahan dan
dinamika itu merupakan akibat dari adanya interaksi antar manusia dan antar
kelompok. Akibatnya, di antara mereka terjadi proses saling mempengaruhi
yang menyebabkan perubahan dan dinamika sosial.
Keberadaan para investor asing tidak hanya memberikan dampak
positif bagi masyarakat lokal akan tetapi ada juga dampak negatifnya, yang
mana kurangnya pengunjung yang menginap di villa milik masyarakat lokal
dikarenakan tarif yang dipatok oleh para investor asing tidak terlalu tinggi,
sehinga para wisatawan baik lokal maupun mancanegara memilih untuk
menginap di villa-villa milik para investor asing. Hal tersebut membuat para
pemilik villa yang merupakan masyarakat lokal harus mencari cara agar dapat
menarik pelanggan sehingga dapat menginap di tempat mereka.
64
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan analisisnya mengenai
Respon Masyarakat Tergadap Bisnis Villa Investor Asing (Studi Kasus Pasir
Putih Kecamatan Bontobahari). Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil observasi awal di Pasir Putih Kecamatan Bontobahari
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa keberadaan bisnis villa
investor asing tidak menjadi masalah atau dalam hal ini masyarakat setuju
asalkan para investor asing ini masih mempekerjakan orang-orang lokal di
tempat mereka.
2. Keberadaan bisnis investor asing memberikan dampak positif bagi
masyarakat sekitar yang mana mereka memberikan kesempatan kerja bagi
masyarakat yang memiliki skill di bidang pariwisata. Bisnis villa investor
asing ini juga memberikan dampak negatif bagi masyarakat yang memiliki
bisnis villa yang mana jumlah pengunjung yang mulai berkurang sehingga
membuat para pemilik villa harus memikirkan hal-hal yang dapat menarik
perhatian pengunjung villa mereka, dengan memperhatikan fasilitas serta
pelayanan pengunjung villa itu sendiri. Tetapi hal tersebut di atas tidak
membuat hubungan sosial masyarakat dengan para investor asing menjadi
renggang melainkan mereka bekerjasama untuk memajukan Pasir Putih itu
sendiri dengan cara mempromosikannya ke khayalak luas.
65
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tentang respon masyarakat
terhadap bisnis villa investor asing, dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah harus lebih meningkatkan minat para investor swasta dalam
melakukan investasi baik dengan cara menciptakan situasi yang kondusif
maupun peningkatan sarana dan prasarana, agar dengan meningkatnya
tingkat investasi di wilayah kawasan pariwisata pantai Bira atau Pasir Putih
maka semua sektor penting pemerintah akan ikut terdorong meningkat.
2. Diharapkan kepada masyarakat dan pemerintah setempat diharapkan saling
bekerja sama dalam memajukan dan mempromosikan destinasi wisata
Pantai Tanjung Bira agar semakin terkenal dalam kanca internasional.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2006. Masyarakat Dinamika Kelompok dan Implikasi Kebudayaan
dan Pembangunan. Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Afuah, Alan. 2004. “Business Models, A Strategis Management Apporoach”.
New York : MC. Graw. Hill.
Agustang, Andi. 2011. Filososfi Research (Dalam Upaya Pengembangan Ilmu).
Makassar.
Ebert, Ronald J & Ricky W. Griffin. 2007. “Bisnis” Alih Bahasa Rd.
Soemarnagara. Jakarta : Erlangga.
Halim, Ridwan. 1985. Hukum Tata Negara Indonesia. Alumni Bandung.
Hawawi, H. Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah
Mada University Perss.
Kairupan, David. 2014. Aspek Hukum Penawaran Modal Asing di Indonesia.
Prenada Media
Marlina, Endy. 2008. Pedoman Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta :
Andy
Moleong, Lexy J. (2004). Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rajafi, Ahmad. 2018. Khasanah Islam Perjumpaan Kajian Dengan Ilmu Sosial.
Sleman : Deepublish
Sugiyono. 2011. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Alfabeta.
Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Taneko, Soleman B. 1994. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Fajar Agung.
Walgito, B. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.
67
Wahab, dan Saleh. (2003). Manajemen Kewirausahaan. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. (2020). Perkembangan Pariwisata dan
Transportasi Sulawesi Selatan 2020. (https:// sulsel. bps.go.id/
pressrelease2020/04/01/533/perkembangan-pariwisata-dan-transportasi-
sulawesi-selatan-februari-2020.html diakses 23 April 2020)
Celebes. Keindahan Pantai Tanjung Bira, (https://www.gocelebes.com/
pantaitanjung-bira/ diakses 19 April 2020).
Data Kunjungan Wisatawan Domestic Dan Mancanegara Tahun 2016 S/D Maret
2020
Susilawati. (2016). Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai Bira Sebagai
Sumber Unggulan Pendapatan Asli Di Daerah Kabupaten Bulukumba.
Jurnal Administrasi Publik, 2(3).
Titiw. (2014). Pengusaha Asing Di Tanjung Bira: Membantu atau Mengganggu?,
(http://titiw.com/2014/07/04/pengusaha-asing-di-tanjung-bira/ , diakses
19 April 2020).
Travela. Pantai Tanjung Bira Bulukumba, (https://www.gotravelaindonesia.
com/pantai-tanjung-bira-bulukumba, diakses 19 April 2020).
https://id.wikipedia.org/wiki/villa, diakses 19 April 2020.
Kamus Bahasa Indonesia. 1992
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1
Pedoman Observasi
No. Hari/Tanggal Kegiatan Yang
Diamati
Hasil Pengamatan
1. 05/08/2020 Letak geografis
lingkungan Bisnis
Villa Investor Asing
dan masyarakat lokal
Letak bisnis villa yang di kelolah
oleh investor asing dan
masyarakat lokal mudah
dijangkau oleh masyarakat.
2. 08/08/2020 Fasilitas sarana dan
prasarana villa milik
orang asing dan
masyarakat lokal
Fasilitasnya sangat memadai
bagi para pengunjung villa yang
hendak menginap.
3. 08/08/2020 Panorama atau
pemandangan laut
merupakan daya
Tarik pengunjung
villa orang asing dan
masyarakat lokal
Pemandangan laut yang indah
dengan hamparan pasir putihnya
menjadi daya Tarik bagi yang
berkunjung.
4. 08/08/2020 Sikap dan perilaku
para investor asing
kepada masyarakat
sekitar yang berada
di pasir putih
Sikap dan perilaku para investor
asing sangat baik kepada
masyarakat lokal di sana. Hal ini
dapat kita lihat dari keseharian
mereka.
5. 10/08/2020 Harga tiket masuk
Pasir Putih dan harga
penginapan villa
milik investor asing
dan masyarakat lokal
cukup terjangkau
Harga tiket untuk bisa mencapai
Pantai Bira sangat terjangkau,
yang mana bagi pengendara
motor 35.000 sekali masuk itu
sudah termasuk 2 orang,
kemudian tarif villa itu sendiri
ada yang 150.000/malamnya.
70
6. 10/08/2020 Infrastruktur seperti
air, listrik, keamanan,
parkir sudah
memadai
Untuk air bersih, listrik,
keamanan, dan parkir sudah di
sediakan oleh pemilik villa
masing-masing
7. 15/08/2020 Promosi yang
dilakukan akan
menambah daya
Tarik wisatawan
untuk mengunjungi
objek wisata Pasir
Putih
Promosi yang dilakukan akan
menambah daya Tarik
wisatawan untuk mengunjungi
objek wisata Pasri Putih. Hal ini
dibuktikan dengan semakin
banyaknya para wistawatan baik
itu wisatawan lokal maupun
mancanegara yang berkunjung
ke Pantai Bira dan menginap di
villa-villa masyarakat lokal
maupun villa milik invetor asing.
71
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
No. Pedoman Wawancara Pertanyaan
1. Respon
Masyarakat
Terhadap
Bisnis Villa
Investor Asing
a. Masyarakat yang
memiliki Bisnis
Villa
1) Sejak kapan Bapak/Ibu
menjalankan usaha villa ini?
2) Bagaimana respon Bapak/Ibu
terhadap Bisnis Villa para
Investor Asing di Pasir Putih
ini?
3) Fasilitas apa sajakah yang
Bapak/Ibu tawarkan untuk
daya Tarik pengunjung?
4) Apa kelebihan dari villa yang
Bapak/Ibu kelolah dengan
Villa milik Investor Asing?
5) Apakah ada tantangan
tersendiri yang Bapak/Ibu
rasakan dalam menjalankan
usaha villa ini dengan adanya
para investor asing?
6) Adakah hal-hal yang perlu
diperhatikan agar bisnis villa
yang anda jalankan dapat
72
bersaing dengan bisnis villa
para investor asing?
7) Bagaimana hubungan sosial
para investor asing dengan
masyarakat lokal terutama
yang memiliki bisnis yang
sama dengan mereka?
8) Dimanakah biasa Bapak/Ibu
promosikan villa ini?
9) Apakah dengan cara
mempromosikan dapat
meningkatkan jumlah
pengunjung yang menginap di
Villa Bapak/Ibu?
10) Apa harapan Bapak/Ibu
kedepannya dengan adanya
bisnis villa milik investor asing
di Pasir Putih ini?
b. Masyarakat yang
tidak memiliki
bisnis villa
1) Bagaimana tanggapan anda
perihal para investor asing yang
membuat usaha bisnis villa di
pasir putih ini?
2) Apakah anda pernah
73
berpartisipasi dalam usaha villa
milik para investor asing?
3) Sejak adanya para Invetor Asing
ini, apakah ada perubahan yang
anda rasakan baik segi sosial
maupun ekonomi?
4) Bagaimana hubungan sosial
anda selaku masyarakat lokal
disini dengan para investor
asing yang ada di Pasir Putih
ini?
2. Dampak
Bisnis Villa
Investor Asing
Bagi
masyarakat
Sekitar
a. Masyarakat
yang Memiliki
Bisnis Villa
1) Apa bentuk-bentuk dampak
yang dirasakan dengan adanya
bisnis villa investor asing?
2) Apakah dampak positif yang
Bapak/Ibu rasakan dengan
adanya bisnis villa milik invetor
asing terhadap bisnis villa yang
anda jalankan saat ini?
3) Apa dampak negatif dari adanya
Bisnis Villa milik Investor
Asing?
b. Masyarakat 1) Apa bentuk-bentuk dampak
74
yang Tidak
Memiliki Bisnis
Villa
yang Bapak/Ibu rasakan dengan
adanya bisnis villa investor
asing?
2) Selama Bapak/Ibu berada di
Pasir Putih ini, adakah dampak
positif yang Bapak/Ibu rasakan
dengan adanya bisnis villa milik
invetor asing?
3) Adakah ada dampak negatif
yang Bapak/Ibu rasakan dengan
adanya bisnis villa investor
asing di Pasir Putih ini?
Hasil Wawancara
75
A. Identitas Diri
Nama : Anjas
Pemilik Nusa Bira Indah
B. Hasil Wawancara
1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjalankan usaha villa ini?
Sudah lama sekali, tapi kalau untuk yang perintis disini itu kalau tidak salah
Anda Bungalows.
2. Bagaimana respon Bapak/Ibu terhadap Bisnis Villa para Investor Asing di
Pasir Putih ini?
Saya kira tidak masalah selama dia masih mempekerjakan orang-orang lokal di
tempatnya, lagipula yang mulai pertama usaha villa ini sampai berkembang
kan mereka dan masyarakat melihat usaha ini menguntungkan akhirnya
banyak masyarakat lokal yang buka usaha seperti ini.
3. Fasilitas apa sajakah yang Bapak/Ibu tawarkan untuk daya Tarik
pengunjung?
Kalau untuk fasilitas kami menyediakan ruang makan dan tempat santai yang
berhadapan langsung dengan jalur ke Pantai Bira.
4. Apa kelebihan dari villa yang Bapak/Ibu kelolah dengan Villa milik
Investor Asing?
Kelebihannya posisinya yang dekat dengan pantai Bira ketimbang yang lain
kemudian yah itu ruang makan yang dekat dengan jalur kepantai Bira itu
sendiri sehingga para pengunjung dapat menyantap makanan sambil
melihat pengunjung yang datang kepantai Bira..
5. Apakah ada tantangan tersendiri yang Bapak/Ibu rasakan dalam
menjalankan usaha villa ini dengan adanya para investor asing?
Tantangannya yah mungkin lebih sering lagi melakukan promosi di media
social.
76
6. Adakah hal-hal yang perlu diperhatikan agar bisnis villa yang anda jalankan
dapat bersaing dengan bisnis villa para investor asing?
Kalau kami di sini itu yang lebih ditingkatkan pelayanan para pengunjung itu
sendiri, karena kalau pelayanannya saja tidak bagus tentu para pengunjung
yang bermalam/nginap di sini juga tidak mau kembali lagi karena dia
sudah rasakan pelayanan yang dia terima sebelumnya itu urang bagus.
7. Bagaimana hubungan sosial para investor asing dengan masyarakat lokal
terutama yang memiliki bisnis yang sama dengan mereka?
Sejauh ini yang saya lihat Alhamdulillah bagus karena para investor asing juga
yang buka usaha penginapan di sini mereka selalu menyapa masyarakat
lokal ketika berpapasan dan kalau ada kegiatan yang diadakan mereka juga
berbaur sama kita semua.
8. Dimanakah biasa Bapak/Ibu promosikan villa ini?
Kebanyakan lewat media sosial, karena kita bisa lihat sekarang rata-rata
semua orang punya akun media social terus mudah juga.
9. Apakah dengan cara mempromosikan dapat meningkatkan jumlah
pengunjung yang menginap di Villa Bapak/Ibu?
Kalau untuk jumlah pengunjung sendiri Alhamdulillah bisa dibilang lumayan
lah
10. Apa bentuk-bentuk dampak yang dirasakan dengan adanya bisnis villa
investor asing?
Salah satunya saja yah yaitu berkurangnnya pengunjung yang menginap di
sini.
11. Apakah dampak positif yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis villa
milik invetor asing terhadap bisnis villa yang anda jalankan saat ini?
Secara umum saja yah, dampak yang saya rasakan sejauh ini yaitu kalau ada
kegiatan-kegiatan berskala besar sudah bisa dilaksanakan di Bira dan
omset pemasukannya juga sudah lumayan lah.
77
12. Apa dampak negatif dari adanya Bisnis Villa milik Investor Asing?
Dampak negatif dari adanya villa orang asing ini mereka mematok harga
untuk villanya tidak terlalu tinggi akhirnya kami kurang pengunjung yang
menginap di sini.
13. Apa harapan Bapak/Ibu kedepannya dengan adanya bisnis villa milik
investor asing di Pasir Putih ini?
Kalau saya pribadi semoga dengan adanya para investor asing di sini kita bisa
saling bekerjasama untuk memperkenalkan Pasir Putih ini.
78
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Irma (Istri)
Pemilik Riswan Guest House
B. Hasil Wawancara
1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjalankan usaha villa ini?
Kalau bapak itu buka ini dari Riswan Homestay masih tahun 80 an kayanya
dari Riwan Homestay ke Riswan Bungalows
2. Bagaimana respon Bapak/Ibu terhadap Bisnis Villa para Investor Asing di
Pasir Putih ini?
Kalau saya sama bapak tidak mempermasalahkan yah karena kami juga
melihat para investor asing yang datang buat usaha villa di sini rata-rata
masih mempekerjakan roang di sini lah jadi masyarakay yang sebelumnya
tidak punya pekerjaan mereka dapat bekerja disana.
3. Fasilitas apa sajakah yang Bapak/Ibu tawarkan untuk daya Tarik
pengunjung?
Kalau fasilitasnya kami menydiakan kamar ada yang menggunakan kipas
angina ada juga yang pakai AC.
4. Apa kelebihan dari villa yang Bapak/Ibu kelolah dengan Villa milik
Investor Asing?
Kalau saya di sini agak murah yah seperti kalau kamar yang dilengkapi dengan
kipas angina Cuma 150/malam sedangkan yang pakai AC Cuma 200 ribu.
5. Apakah ada tantangan tersendiri yang Bapak/Ibu rasakan dalam
menjalankan usaha villa ini dengan adanya para investor asing?
79
Tantagannya apa yah lebih ke promosi itu sendiri sih karena semakin banyak
para investor asing yang dating buat usaha berarti kami harus lebih gesit
lagi untuk mempromosikan usaha kami.
6. Adakah hal-hal yang perlu diperhatikan agar bisnis villa yang anda
jalankan dapat bersaing dengan bisnis villa para investor asing?
Dari pertama buka usaha penginapan saya sama bapak selalu memperhatikan
fasilitas dan kebersihan kamar para pengunjung, karena kita tahu mereka
menginap itu untuk istirahat jadi itu sih.
7. Bagaimana hubungan sosial para investor asing dengan masyarakat lokal
terutama yang memiliki bisnis yang sama dengan mereka?
Kalau untuk hubungan sosia sendiri itu saya sama bapak itu sangat
mengapresiasi juga karena mereka sangat menjaga silaturahmi dengan
masyarakat lokal sehingga sampai sekarang tidak ada itu didengar ada
masalah antara masyarakat lokal dengan para invetor asing. Dari situ juga
sampai masyarakat di sini mengizinkan mereka buka usaha penginapan.
8. Dimanakah biasa Bapak/Ibu promosikan villa ini?
Sejauh ini kami kebanyakan mempromosikannya di media sosial
9. Apakah dengan cara mempromosikan dapat meningkatkan jumlah
pengunjung yang menginap di Villa Bapak/Ibu?
Yah bisa dikatakan lumayan banyak karena hampir rata-rata yang datang
menginap disini mereka mengatakan dia mengetahui tempat ini dari media
social.
10. Apa bentuk-bentuk dampak yang dirasakan dengan adanya bisnis villa
investor asing?
Yah lebih kependapatan itu sendiri sih
80
11. Apakah dampak positif yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis
villa milik invetor asing terhadap bisnis villa yang anda jalankan saat ini?
Sebenarya kalau untuk dampak positifnya lebih dominan ke para penjual sih
karena kalau saya sama bapak di sini belum terlalu merasakan itu.
12. Apa dampak negatif dari adanya Bisnis Villa milik Investor Asing?
Dampak negatifnya itu banyak wisatawan dari luar yang berkunjung ke Pantai
Bira tapi mereka berteman baik dengan yang punya villa jadi mereka
nginap di tempat mereka.
13. Apa harapan Bapak/Ibu kedepannya dengan adanya bisnis villa milik
investor asing di Pasir Putih ini?
Harapannya yah semoga kedepannya para pemilik penginapan dari luar ini
bisa bekerjasamalah dengan kami-kami di sini itu sih.
81
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : Nunu
Pengelolah Anda Bungalows
B. Hasil wawancara
1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjalankan usaha villa ini?
Kalau ditanya sejak kapan Anda Bungalows yang perintis di Bira
2. Bagaimana respon Bapak/Ibu terhadap Bisnis Villa para Investor Asing di
Pasir Putih ini?
Kami di sini tidak mempermasalhkan kalau para investor dari luar membuat
usaha villa di sini karena prinsipnya begini, semua orang punya rezeki
masing-masing dan biarlah kami jalan berbarengan.
3. Fasilitas apa sajakah yang Bapak/Ibu tawarkan untuk daya Tarik
pengunjung?
Fasilitas yang kami tawarkan di sini tidak jauh beda dengan mereka-mereka
yang punya usaha penginpan di sini, punya kamar yang dilengkapi dengan
kipas ada juga AC terus meydiakan ruang tungggu selama proses cek-in
yang di layani langsung oleh karyawan di sini.
4. Apa kelebihan dari villa yang Bapak/Ibu kelolah dengan Villa milik
Investor Asing?
Posisi bangunannya yang berada tepat di pinggir jalan yang mana dapat
memudahkan para pengunjung untu melihat.
5. Apakah ada tantangan tersendiri yang Bapak/Ibu rasakan dalam
menjalankan usaha villa ini dengan adanya para investor asing?
82
Sekarang itu lebih sering update kemedia social untuk menarik pengunjung
serta memperomosikannya ke khalayak luas.
6. Adakah hal-hal yang perlu diperhatikan agar bisnis villa yang anda jalankan
dapat bersaing dengan bisnis villa para investor asing?
Yang utama itu pelayanan bagi pengunjung yang menginap di sini serta fasilitas
kamar.
7. Bagaimana hubungan sosial para investor asing dengan masyarakat lokal
terutama yang memiliki bisnis yang sama dengan mereka?
Sangat baik, mereka ramah kepada kami semua karena biasa kami bertemu
langsung dengan pemilik maupun pengelolahnya untuk kerja sama atau
hendak melakukan event dan lain-lain karena kebetulan pemilik Anda
Bungalows ini ketua KPRI.
8. Dimanakah biasa Bapak/Ibu promosikan villa ini?
Media sosial, terkadang juga ada teman yang bantu kalau ada keluarganya
yang berkunjung ke Pantai Bira terus menginap mereka akan
menyampaikan kalau dia punya teman d sini akhirnya mereka langsung
kesini.
9. Apakah dengan cara mempromosikan dapat meningkatkan jumlah
pengunjung yang menginap di Villa Bapak/Ibu?
Alhamdulillah meningkat karena itu tadi selain kita promosi ada juga teman
yang membantu.
10. Apa bentuk-bentuk dampak yang dirasakan dengan adanya bisnis villa
investor asing?
Yah kalau dilihat semakin banyak wisatawan yang datang jadi Pantai Bira Juga
semakin banyak yang tahu
11. Apakah dampak positif yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis
villa milik invetor asing terhadap bisnis villa yang anda jalankan saat ini?
83
Dampak yang saya rasakan , karena dengan adanya itu villa milik orang asing
akhirnya dia bisa promosikan sama teman-temannya dan kalu dia
berkunjung ke Bira biasa ada yang nginap juga di tempatnya kami.
12. Apa dampak negatif dari adanya Bisnis Villa milik Investor Asing?
Kalau untuk dampak negatifnya belum ada karena itu kami berprinsip semua
orang punya rezeki masing-masing jadi di jalani saja.
13. Apa harapan Bapak/Ibu kedepannya dengan adanya bisnis villa milik
investor asing di Pasir Putih ini?
Semoga para orang asing yang buat usaha di sini terus menjaga yang namanya
silaturahmi karena itu sangat penting buat kami dan buat mereka juga
kedepannya.
84
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : Misna
Penjual Pakaian
B. Hasil wawancara
1. Bagaimana tanggapan anda perihal para investor asing yang membuat usaha
bisnis villa di pasir putih ini?
Saya sangat mendukung kalau mereka buat villa di sini karena akan menambah
pengahsilan juga buat kami yang pedagang kecil ini.
2. Apakah anda pernah berpartisipasi dalam usaha villa milik para investor
asing?
Kalau saya tidak pernah karena dari awal saya Cuma menjual pakaian saja
dan smpai sekarang ini
3. Sejak adanya para Invetor Asing ini, apakah ada perubahan yang anda
rasakan baik segi sosial maupun ekonomi?
Kalau ditanya masalah perubahan yah ada lebih kepenghasilan apalagi kalau
banyak orang asing yang bermalam di tempatnya.
4. Bagaimana hubungan sosial anda selaku masyarakat lokal disini dengan para
investor asing yang ada di Pasir Putih ini?
Sangat baik yah apalagi sama kami yang pedagang-pedagang di sini.
85
5. Apa bentuk-bentuk dampak yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis
villa investor asing?
Lebih kepenghasilan saja
6. Selama Bapak/Ibu berada di Pasir Putih ini, adakah dampak positif yang
Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis villa milik invetor asing?
Saya sebagai penjual pakaian di sisni merasakan dampak dari adanya bisnis
villa orang asing krena biasa teman dari pemilik villa ini datang ke Bira
mereka belanja-belanja juga sebagai oleh-oleh katanya, terus dia kan punya
orang yang biasa mengartikan bahasanya jadi terkadang kami juga
sempatkan bertanya dimana dia bermalam di sini dan dari negara mana.
7. Adakah dampak negatif yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis villa
investor asing di Pasir Putih ini?
Kalau saya pribadi belum ada karena pemilik-pemilik villa ini ramah sama
kami.
86
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : Nina
Pemilik warung makan
B. Hasil wawancara
1. Bagaimana tanggapan anda perihal para investor asing yang membuat usaha
bisnis villa di pasir putih ini?
Saya mendukung sekali mereka buat usaha di sini karena akan meberikan
kesempatan kerja juga buat orang-orang di sini.
2. Apakah anda pernah berpartisipasi dalam usaha villa milik para investor
asing?
Iya saya pernah kerja di salah satu usaha penginapan mereka tapi saya nda
usah sebut namanya yah
3. Sejak adanya para Invetor Asing ini, apakah ada perubahan yang anda
rasakan baik segi sosial maupun ekonomi?
Sangat terasa sekali perubahannya apalagi dari segi ekonomi, dulu sebelum
adanya mereka kami punya penghasilan ada tapi tidak seberapa sekarang
Alhamdulillah maklum lah kami hanya pedagang kecil.
4. Bagaimana hubungan sosial anda selaku masyarakat lokal disini dengan para
investor asing yang ada di Pasir Putih ini?
87
Hmmm apa yah,,kalau hubungan sosial kami dengan orang asing yang buat
usaha disini sangat baik karena mereka juga memperhatikan masyarakat di
sini salah satunya memberikan kesempatan kerja buat yang tidak ada
pekerjaan
5. Apa bentuk-bentuk dampak yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis
villa investor asing?
Yang paling menonjol itu dari segi pendapatan lah.
6. Selama Bapak/Ibu berada di Pasir Putih ini, adakah dampak positif yang
Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis villa milik invetor asing?
Dampak positifnya bagi saya pribadi apalagi sudah pernah merasakan kerja
bersama mereka, saya banyak belajar selama kerja disana kemudian karena
saya merasa sudah punya cukup pengalaman dan modal juga akhirnya saya
beranikan diri untuk buka usaha sendiri meskipun tidak besar yang penting
ada pemasukan setiap hari.
7. Adakah dampak negatif yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis villa
investor asing di Pasir Putih ini?
Dampak negatifnya bagi saya pribadi apa yah, belum ada saya rasakan karena
itu lebih condong ke positifnya.
88
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Diri
Nama : Irwan
Karyawan Ammatoa Resort
B. Hasil wawancara
1. Bagaimana tanggapan anda perihal para investor asing yang membuat usaha
bisnis villa di pasir putih ini?
Kalau saya sangat mendukung mereka buat usaha penginapan di sini, karena
seperti kita ini yang tidak punya pekerjaan atau usaha kemudian kita punya
skill di bidang pariwisata bisa kita kerja di tempatnya mereka lagipula
mereka juga rata-rata mempekerjakan orang-orang lokal jii semua.
2. Sejak kapan anda bekerja di Usaha Milik Orang Asing ini?
Sudah 1 tahun lebih lah
3. Sejak adanya para Invetor Asing ini, apakah ada perubahan yang anda
rasakan baik segi sosial maupun ekonomi?
Banyak sekali, pertama itu penghasilan yang dulunya susah sekali sekarang
Alhamdulillah sudah adalah terus dulu teman-teman juga kadang tidak mau
kumpul bersama tapi untuk sekarang mereka sudah mau.
4. Bagaimana hubungan sosial anda selaku masyarakat lokal disini dengan para
investor asing yang ada di Pasir Putih ini?
89
Nd usah jauh-jauh yah saya ambil contoh saja yang punya ini, dia itu sangat
memperhatikan semua karyawannya di sini jadi kami juga merasa
bagaiamana yah,,,tapi pemilik dan karyawan di sini sama-sama menjaga
hubungan sosial ini karena menurut saya itu sangat penting untuk
memajukan suatu usaha mereka juga.
5. Apa bentuk-bentuk dampak yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis
villa investor asing?
Penghasilan, dulu ada tapi tidak seberapa sekarang Alhamdulillah sudah
limayan karena sudah bisa menikmati hasil usaha sendiri.
6. Selama Bapak/Ibu berada di Pasir Putih ini, adakah dampak positif yang
Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis villa milik invetor asing?
Saya sangat rasakan sekali dampaknya karena sebelumnya saya bekerja
sebagai petani dan kemampuanku sedikit di bidang pariwisata tidak
berkembang tetapi dengan adanya usaha penginapan orang asing akhirnya
saya bisa bekerja di sini.
7. Adakah dampak negatif yang Bapak/Ibu rasakan dengan adanya bisnis villa
investor asing di Pasir Putih ini?
sejauh ini belum ada
90
DOKUMENTASI
91
WAWANCARA BERSAMA PEMILIK NUSA BIRA INDAH
Kegiatan wawancara bersama pemilik Nusa Bira Indah yang berlangsung
pada tanggal 5 Agustus 2020
92
WAWANCARA BERSAMA PEMILIK RISWAN GUEST HOUSE
Kegiatan wawancara bersama pemilik Riswan Guest House yang
berlangsung pada tanggal 10 Agustus 2020
93
WAWANCARA BERSAMA PENGELOLAH ANDA BUNGALOWS
Kegiatan wawancara bersama pengelolah Anda Bungalows yang
berlangsung pada tanggal 08 Agustus 2020
94
RIWAYAT HIDUP
Mirnawati. Dilahirkan di Kolaka Kabupaten Kolaka pada
tanggal 04 Januari 1996, anak tunggal dari pasangan
Ayahanda Muchrin dan Ibunda Nawariah. Penulis masuk
sekolah dasar pada tahun 2002 di SDN 1 Tinondo
Kabupaten Kolaka Timur dan tamat pada tahun 2007. Pada
tahun yang sama peneliti melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 1 Tinondo dan
tamat pada tahun 2010 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 1 Kolaka pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2016
peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tepatnya di Universitas
Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
pada program studi Pendidikan Sosiologi. Peneliti menyelesaikan kuliah strata sat
(S1) pada tahun 2020.
95
96
top related