relokasi gempa dengan metode double difference untuk mengidentifikasi
Post on 27-Dec-2015
148 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Relokasi Gempa dengan Metode Double
Difference untuk Merelokasi Mainshock
dan Aftershock pada Kasus Gempa Mentawai
Dian Kusumawati1106050840
BMKG menerapkan Single Event Determination untuk menentukan posisi hiposentrum gempabumi.
Metode SED kurang dapat menentukan posisi akurat dari gempa, sebab menggunakan model kecepatan 1D.
Perlu dilakukan relokasi gempa dengan metode lain untuk menentukan posisi gempa yang lebih akurat.
Diantaranya ada dua metode: MJHD dan Double Difference
Latar belakang
m=(x,y,z,t)d=A(m)
Kesalahan perhitungan hiposentrum gempa dapat terjadi akibat:
medium nonhomogen bentuk geometri sumber, fase gelombang, ketepatan pembacaan arrival-time informasi mengenai struktur kerak bumi
Diperlukan perhitungan ulang lokasi gempa
Gempa Lawton, Oklahoma8 Febuari 2002 magnitudo 3.8
model data
model data
Forward modeling
Inverse modeling
m=(x,y,z,t)d=A(m)
Double Difference (Waldhauser dan Ellsworth, 2000)
Ilustrasi algoritma double difference
Jika jarak persebaran hiposenter antara dua gempa sangat kecil dibandingkan jarak hiposenter-stasiun, maka raypath antara kedua gempa dapat dianggap mendekati sama.
Selisih travel time antara kedua gempa yang terekam pada satu stasiun yang sama dapat dianggap sebagai fungsi jarak antara kedua hiposenter.
Dimulai dengan menghitung waktu tiba dari titik hiposenter ke stasiun pengamat.
Menghitung residu waktu tempuh antara dua gempa
Algoritma Double Difference
Jika slowness tidak konstan akibat hubungan waktu tempuh dengan lokasi gempa tidak linier maka, dilinearkan dengan ekspansi Taylor
Disederhanakan menjadi:
Diubah ke dalam matriks
d=G m
Ukuran [G] : M x 4NM jumlah observasi N jumlah gempa bumi
W faktor pembobot
SVD (single valued decomposition untuk data <100
LSQR (conjugate gradient least square)Untuk data yang besar
Studi kasus: Gempabumi Mentawai, 25 Oktober 2010, adalah tipe gempabumi dengan patahan naik (reverse fault)
Termasuk sebagai gempabumi tsunami
Termasuk sebagai gempabumi slow earthquake (Putri, 2012)
Gempabumi yang direlokasi merupakan gempabumi utama dengan gempa susulan selama 12 hari, berjumlah 121 data.
Putri (2012) telah merelokasi Gempabumi Mentawai dengan metode MJHD dan mendapatkan bidang patahan pada gempabumi Mentawai
Penelitian sebelumnya
Panjang dan lebar patahan Gempabumi Metawai (Putri, 2012)
Budiati (2013) telah merelokasi sejumlah gempa di sesar Koro, Sulawesi.
Data dari BMKG diolah dengan relokasi metode MJHD, output dari metode MJHD direlokasi dengan metode Double Difference.
Data dari BMKG yang digunakan 956 gempa main shock di Sulawesi (April 2009-Desember 2012).
Hasil menunjukan adanya pergeseran gempa yang cukup signifikan, baik setelah direlokasi dengan MJHD maupun DD
Hasil Relokasi dengan kedua metode dapat mengelompokkan gempa sehingga menunjukkan tiga zona seismisitas tinggi
Penelitian sebelumnya
Pesebaran gempabumi di Sesar Koro Sulawesi
Merelokasi gempabumi mainshock dan aftershock dari gempa Mentawai dengan metode Double Difference
Membandingkan hasil relokasi untuk gempa cluster besar dengan gempa event sedikit (pada kasus ini)
Tujuan
Metode Penelitian Menggunakan program HypoDD (Waldhauser and
Elsworth) dan model kecepatan 1D IASPI
Merelokasi hasil Putri (2012) dengan Double Difference.
Hasil dari relokasi Putri (2012): didapatkan 30 gempa yang memenuhi syarat relokasi MJHD.
Pada solusi inversi Double Difference menggunakan solusi SVD (single valued decomposition) untuk gempa dengan jumlah event <100 (Dosso, et all 2012)
Relokasi MJHD dari Gempabumi
Mentawai (Putri,2012)
Relokasi Double Difference
Pemetaan dan Penarikan
Kesimpulan
Dalam program Double Difference, dimasukan beberapa parameter untuk perhitungan.
Parameter ini dapat mengurangi jumlah gempa yang memenuh syarat untuk direlokasi.
Persebaran gempa mempengaruhi memenuhi syarat atau tidaknya.
(-)
Jadwal Penelitian
no Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan
Jul-14 Ags-14 Sep-14 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14
1
Melakukan studi literatur mengenai
metode relokasi MJHD dan manual program terkait
Melakukan studi literatur mengenai tektonik zona sesar Mentawai
2
Membuat resume hasil studi literatur
3
Mengambil dan mengolah data dari Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika untuk relokasi metode MJHD
4 Membuat laporan hasil pengolahan data dengan metode MJHD
5
Melakukan studi literatur mengenai
metode relokasi Double Difference dan manual program terkait
6
Mengambil dan mengolah data dari Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika untuk relokasi Double Difference
7
Menyusun dan merevisi laporan akhir
Budiati, M. R., Ahmad, D., dan Aswad, S. (2013). Relokasi gempa di sepanjang sesar Palu Koro menggunakan metode Modified Joint Hypocentre Determination dan Double Difference, Jurnal Tugas Akhir, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.
Putri, Yanuarsih. 2012. Relokasi Gempabumi Utama dan Gempabumi Susulan Menggunakan Metode MJHD (Studi Kasus Gempabumi Mentawai 25 Oktober 2012). Tugas akhir program studi Fisika, UI.
Referensi
top related