proposal mini.docx
Post on 24-Apr-2015
151 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROPOSAL MINI
“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI
SEMEN “
TAHUN 2012
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TINGKAT lll
DISUSUN OLEH:
KHOIRUL ANISA
PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT STIKes
PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami serahkan kepada Allah Swt yang telah mengutus Rasul – rasul Nya, karena
berkat rahmat dari-NYA saya dapat menyelesaikan proposal mini dengan judul “KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI SEMEN” dengan baik. Proposal Mini ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang yang saya sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan
membimbing saya dalam mata kuliah Metodologi Penelitian 1 .
Akhirnya saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu tanggapan dan
bimbingan dari Ibu khususnya, dari para pembaca umunya sangat saya harapkan demi
kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang. Atas semua tanggapan dan bimingan yang
ikhlas terlebih dahulu saya ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar .…………………………………………………………………………...…..i
Daftar Isi ...……………………………………………………………................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……...……………………………………………………...2
C. Tujuan ...…………………………………………………................................ 2
D. Manfaat …………………………………………………………………. ……3
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Kesehatan Kerja ………………………………………….…………… 4
B. Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja…….…………...................................7
C. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CS……... 8
D. Pencegahan dan Kontrol resiko …….. .…………………………………………… 9
Bab III Metode Penelitian
A. Jenis Dan Desain Penelitian………………………………………………………11
B. Populasi Sampel dan Sampling………..…………………………………………..11
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….13
B. Saran……………………………………………………………………………...13
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….. …...14
ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan-perusahaan telah berkomitment penuh untuk meningkatkan kinerja
keselamatan kerja dalam perusahaan mereka dan telah mencapai peningkatan yang berarti.
Menyadari kenyataan ini, beberapa perusahaan semen memprakarsai Cement Sustainability
Initiative (CSI) sebagai program yang disponsori oleh anggota dari World Business Council for
Sustainable Development ( WBCSD) dimana saat ini, 16 (enam belas) perusahaan semen
secara bersama-sama yang mewakili lebih dari separuh industri kelas dunia di luar China,
mensponsori inisiatif ini.
Di mulai pada akhir tahun 1999, Lembaga ini melaksanakan
(1) Riset yang bersifat independen terhadap kinerja industri dan issue penting bagi
kesinambungan yang dihadapi.
(2) Seri dialog yang mendapat fasilitas dari para Stakeholder di 7 kota (Kairo, Kuritiba,
`Bangkok, Lisbon, Brussels, Washington DC dan Beijing).
(3) Serirekomendasi independen untuk meningkatkan kinerja.
(4) Agenda industri dari tindakan-tindakan yang terkait dengan isu-isu yang timbul
( Substudy laporan CSI) .
Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor
merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu
dari
isu penting di industri semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih
banyak perhatian pada area ini di seluruh industri dan komitmen untuk memainkan
peran utama dalam prosesnya.
Sebagai latar belakang kutipan-kutipan berikut ini mengihtisarkan temuan CSI
sebelumnya dalam hal keselamatan & kesehatan kerja ( Agenda Tindakan, 2004 ).
1
Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan karyawan
adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun tenaga kontraktor.
Industri semen belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal implementasi sistem
K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan desain area dan peralatan kerja
yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi kecelakaan. Sebagai tambahan, konsiten
dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan, diketahui ada sejumlah isu lain mengenai
kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh pihak Perusahaan, seperti pelatihan, pengembangan
karir, peningkatan professional, penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan berkomunikasi
dan berasosiasi, keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan pribadi/keluarga,
peningkatan dari perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan. Langkah-langkah di atas akan
memberi kontribusi pada produktifitas karyawan dan kesadaran kesehatan, juga loyalitas dan
kebanggaan (yang dapat disimpulkan dari kesehatan karyawan; July, 2002 ).
B. Rumusan Masalah
Apa itu Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Industri Semen beserta contohnya.
Mahasiswa dituntut mengerti apa yang diperlukan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Industri Semen perencanaan suatu sumber
daya baik itu sumber daya manusia/sumber daya perusahaan.
Tahapan dalam proses perencanaan K3 dimulai dari arah strategi perusahaan. Arah
strategi perusahaan akan memberikan acuan mengenai profil dan kebutuhan pegawai yang perlu
dipenuhi. Dengan demikian, diharapkan akan muncul adanya koneksi antara strategi K3 di masa
depan dengan strategi pengembangan K3 yang akan dijalankan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti dalam mata kuliah
METODOLOGI PENELITIAN 1 dan dapat memberikan pengetahuan kepada kita sebagai
pembaca serta mempelajari sebagai masalah yang kita bahas dalam metodologi penelitian 1.
2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tentang k3 di industri semen.
b. Untuk mengetahuh gambaran tentang manajemen K3 di industri semen.
c. Untuk mengetahui kebijakan K3 di industri semen.
D. Manfaat
1. Merupakan salah satu usaha untuk memperdalam ilmu Metodologi Penelitian 1.
2. Sebagai bahan masukan bagi penulis lainya yang melakukan penelitian dengan mengankat
makalah yang sama.
3. Dapat di jadikan sebagai bahan masukan bagi industri dalam memberikan pelayanan K3 kepada
kariyawan industri semen.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
a.KesehatanKerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial
seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga
menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan
sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh
karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin( ITB, 13
januari 2009 ).
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik,
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi,
pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi,
dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat
pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik.
Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja
yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan
pekerja yang terganggu kesehatannya”.
4Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya
baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit umum.
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada
sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang
dalam melakukan pekerjaannya (Suma’mur, 2004).
b.KeselamatanKerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut
dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai
suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap
proses.
Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden
(incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda
akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap
proses ( ITB, 13 januari 2009 ).
c. Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
5
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari
industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa ( Submitted by
godam, 2006 ).
d.Pengertian Semen
Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi, membuat
semen merupakan proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang membawa
akibat terhadap lingkungan lokal maupun global serta akibat bagi keselamatan &
kesehatan ( Ringkasan laporan CSI tahun 2002 ).
e. Faktor Risiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti
disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya
serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan
bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga
kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko.
Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya
pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan
pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran
jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun aspek psikososial ( ITB, 13 januari 2009 ).
6
A. Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Dalam Agenda tindakan, TF3 saat ini telah membuat draft study kompilasi mengenai
praktek-praktek yang baik/percontohan dalam bidang K3 di industri semen. Dokumen ini
menggariskan bagaimana Manajemen K3 dapat dan seharusnya dicapai tanpa menjadi beban
berlebihan, dokumen ini memberikan panduan praktis mengenai praktek yang baik dari prosedur
keselamatan dalam industri semen berdasarkan pengalaman yang ada dan berfokus pada kejadian
fatal yang dilaporkan serta hasil investigasi dari penyebab kecelakaan. Secara bersamaan
dokumen ini juga memberikan panduan kesehatan karyawan, berfokus pada masalah kesehatan
yang paling umum dan yang secara khusus berhubungan dengan penggunaan dari bahan bakar
pengganti (AFR). Banyak perusahaan yang tergabung dalam CSI telah mengimplementasikan
panduan ini; walaupun telah diketahui sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk
disebarluaskan pada industri dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal ( Health
and safety, 2004 ).
Yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan terkemuka untuk k3 antara lain :
a. Secara jelas menggambarkan apa yang diharapkan dari orang-orang dalam hal keselamatan
Setiap jenjang karyawan, dari eksekutif yang paling senior hingga pekerja yang baru bekerja,
secara jelas mengerti apa yang diharapkan dari K3. Terdapat standard yang khusus dan mengikat
untuk setiap orang di semua jenjang kegiatan kerja utama. Tanpa standar yang mencukupi, sulit
dilakukan pengukuran, evaluasi, koreksi atau rekomendasi yang berarti dari suatu kinerja.
b. Menggabungkan keselamatan dalam proses bisnis sebagai suatu strategi operasional.
Pimpinan di seluruh dunia telah menyadari bahwa sistem keselamatan yang dikelola
denganbaik akan memberikan strategi operasional untuk meningkatkan manajemen secara
keseluruhan. Dalam tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi utama secara signifikan telah
menemukan bahwa aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan bukan hanya mengurangi cidera
dan penyakit namun juga terjadi peningkatan yang dapat terukur dalam hal efisiensi,
kualitas dan produktifitas.
7
c. Menggunakan standar K3 secara proaktif.
Konsultan manajemen terkemuka telah menekankan : “Jika Anda tidak dapat
mengukurnya, anda tidak dapat menegelolanya”. Inti dari manajemen keselamatan adalah
mengukur kinerja dalam terminologi yang dapat diukur dan obyektif. Perusahaa-
perusahaan terkemuka secara standar menilai proses mereka untuk menentukan apakah
mereka telah cukup melakukan pengendalian resiko yang ada. Walaupun mereka mendata
ukuran keselamatan setelah ada konsekuensi atas kenyataan seperti yang diminta misalnya oleh
OHSA recordablerates dan lost time rate, mereka tidak hanya mengandalkan laporan
tersebut pada ”trailingindicator” ( Les smith, 2004 ).
B. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CSI
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh perusahaan CSI.
Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :
- Mematuhi semua peraturan K3
- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik pekerja langsung
maupun tidak langsung)
- Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik Kebijakan K3 group
juga mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun tidak langsung) untuk bekerja
dengancara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hokum dan diperintahkan oleh
Manajemen.
Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :
Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi
karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja kami
dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti misalnya
industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan K3
sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara signifikan. Tujuan
kami adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen
dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja
(lost time injury). Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini secara serius.
Selama tahun 2002/2003 , Komite Eksekutif telah menunjuk K3 sebagai suatu fokus korporasi
8
yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara umum yang bersifat wajib bagi
semua perusahaan dalam group, dalam hal ini termasuk kontraktor. Untuk membantu mencapai
target dan standar ini, kami telah membuat suatu buku panduan K3 yang menggambarkan
elemen utama, sistem dan prosedur sesuai dengan pendekatan kami. Kami juga telah membuat
protokol audit penilaian standar untuk perusahaan kami guna keperluan memonitor kemajuan
mereka dalam pencapaian standar dunia ( Health and safety, 2004 ).
C. Pencegahan dan Kontrol resiko
a. Peralatan Menetap dan Bergerak
Instalasi baru didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan keamanan operasi
dan keamanan personil perawatan.Instalasi dan peralatan yang bergerak harus diperlihara secara
efektif, diuji dan dilakukan inspeksi, merupakan subyek untuk dikontrol secara rutin.
b. Alat Pelindung Diri (APD)
APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus dikenakan
harus ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi training dan
pengawasan untuk menjamin APD dikenakan (lihat Appendix data sheet penggunaan APD)
c. Instruksi, peraturan dan prosedur
Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara
aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :
- Tertulis
- Selalu disesuaikan / diperbaharui
- Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi
- Realistik
- Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
- Ditindaklanjuti dan dihargai
9
d. Program Tanggap Darurat
Semua lokasi kerja harus memiliki rencana tanggap darurat, yang berhubungan dengan
sifat operasi mereka dan resiko yang telah dinilai. Rencana ini harus di perbaharui, jika
diperlukan dikomunikasikan dan dipraktekan secara rutin. Latihan wajib dilakukan dan dilatih
secara rutin mencakup skenario yang direncanakan atas resiko yang berpotensi tinggi. (lihat
appendix untuk kebijakan tanggap darurat).
Penelitian yang dilakukan di industri semen memperlihatkan bahwa 155 kasus cidera
terbakar terjadi pada populasi dengan jumlah pekerja 3200 orang, umur pekerja 30 – 50 tahun
(El-Megged dkk,1999) dengan jumlah total kerugian hari kerja sebanyak 4776 hari, rata-rata 31
hari per kasus. Penelitian ini menitikberatkan perlunya kebutuhan untuk menjamin kontrol yang
efektif .
Selama operasi berjalan normal; bahan mentah panas, produk antara dan produk akhir
ditampung dan menjadi pokok perhatian. Diketahui adanya resiko besar saat kontak yang
dimungkinkan terjadi saat operasi berjalan abnormal, kegiatan membersihkan sumbatan,
melaksanakan perbaikan/perawatan atau dalam kondisi emerjensi. Ini tidak selalu jelas
saat sesuatu alat/material panas atau tidak, resiko mencakup cidera yang dapat terjadi
pada orang (terbakar) atau kebakaran akibat kontak dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar seperti oli, scaffold boards, tangga, kabel listrik.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Disain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Kuantitatif yang di terjemahkan dengan angka dan
menggunakan rancangan case control dimana di observasi untuk kebelakangnya melalui
pengukuran dan pengamatan pada saat yang bersamaan.
B. Populasi Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek, subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
diambil kesimpulan (Sugiyono, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kariyawan yang bekerja di industri
semen dengan jumlah pekerja 3200 orang umur pekerja 30-50 tahun.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(sugiyono, 2005).
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 3200 orang.
Dengan rumus sebagai berikut :
Nn = 3200 n =
1 + N (d)² 161 n = 19 orang
3200n =
1 + 3200 (0,05) 3200
n = 1 + 160
11
Jadi Besar sampel yang digunakan penelitian berjumlan 19 orang
Keterangan : N = Jumlah Populasi
D = Tingkat ketepatan (0,05)
n = Jumlah Sampel
3. Sampling
Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampling dengan menggunakan closter
sampling yaitu pengambilan sampel dimana pengelompokan sampel berdasarkan wilayah, lokasi,
populasi, di gunakan (sugiyono, 2005)
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor
merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu dari isu penting
di industri semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih banyak perhatian pada area
ini di seluruh industri dan komitmen untuk memainkan peran utama dalam prosesnya.
Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan
karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun tenaga
kontraktor. Industri semen belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal
implementasi sistem K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan desain area
dan peralatan kerja yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi kecelakaan. Sebagai
tambahan, konsiten dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan, diketahui ada sejumlah
isu lain mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh pihak Perusahaan, seperti pelatihan,
pengembangan karir, peningkatan professional, penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan
berkomunikasi dan berasosiasi, keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan
pribadi/keluarga, peningkatan dari perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan.
B. Saran
1. Bagi Tenaga Karyawan Industri Semen
Diharapkan untuk selalu memakai APD saat bekerja agar terhindar dari marabahaya yang
ada di sekeliling kita, dan supaya kesehatan para karyawan aman untuk yang akan dating.
2. Bagi institusi dan Peneliti Lainya
Diharapkan dimasa yang akan datang dilakukan penelitian lebih lanjut tentang K3 Pada
Industri Semen.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/managmnt/guide.htm
http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/environmentalGuidelines
http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AttachmentsByTitle/gui OHS/$FILE/OHSguideline.pdf
http://www.ohsas-18001-occupational-health-and-safety.com
Sugiyono,2005.statistik untuk penelitian. Bandung : Alfabeta
top related