prinsip ikhlas & tolong-menolong dalam pelayanan kesehatan
Post on 20-Dec-2015
88 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
i
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PRINSIP IKHLAS DAN TOLONG-MENOLONG DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
BIDANG KEGIATAN :
Disusun oleh :
Muhammad Heriatun Hibzi (M12.01.0032) Angkatan 2012
Taslim Koli (M12.01.0009) Angkatan 2012
Heider Madinah (M13.01.0006) Angkatan 2013
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA
PERIODE 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Prinsip Ikhlas dan Tolong-menolong
dalam Pelayanan Kesehatan
2. Biang Kegiatan : PKM
3. Bidang Ilmu : Keperawatan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama : Muhammad Heriatun Hibzi
NIM : M12.01.0032
Jurusan : S1 Keperawatan
Universitas : STIKes Madani
Alamat : Jl. Wonosari Km 10. Karanggayam.
Sitimulyo. Piyungan. Bantul. Yogyakarta
55792
5. Anggota Pelaksana : 3 Orang
6. Dosen pembimbing
Nama : Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns, AKP
NIDN : 0519108501
Alamat Rumah : Jl. Pemugaran no.216 RT 10, UH
Pandeyan Umbulharjo
No Telp/Hp : 085649966132
7. Biaya Kegiatan Total
DIKTI : Rp. 3.000.000
Sumber Lain : Rp.
Jangka Waktu Pelaksanaan :
Ketua Jurusan
Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns, AKP
NIDN : 0519108501
Menyetujui
Yogyakarta, 14 Maret 2015
Ketua Pelaksana Kegiatan
Muhammad Heriatun Hibzi
NIM : M12.01.0032
Dosen Pembimbing
Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns, AKP
NIDN : 0519108501
Ngaji Babar ST
NIK: 04.290484.10.0005
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
RINGKASAN ..................................................................................................... 1
A. PENDAHULUAN ........................................................................................ 2
B. GAGASAN ................................................................................................... 3
1. Konsep Keikhlasan dan Tolong-menolong .......................................... 3
a. Keikhlasan .................................................................................... 3
b. Tolong-menolong ......................................................................... 4
2. Manfaat Menolong ............................................................................. 5
3. Penerapan Konsep Ikhlas dan Tolong-menolong dalam Pelayanan
Kesehatan ........................................................................................... 6
a. Mengikhlaskan Niat untuk mencari ridha Allah ............................ 7
b. Tolong-menolong dalam kebaikan ................................................ 8
c. Mencari Kehidupan Sebagai Bentuk Realisasi Perintah Allah
Subhanah wa ta‟ala dan Rosul-Nya ............................................... 9
C. KESIMPULAN ...................................................................................... 9
D. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 10
LAMPIRAN ...................................................................................................... iv
A. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA KELOMPOK ...................... iv
B. DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING ......................... vi
C. SURAT PERNYATAAN KETUA PENILITI/PELAKSANA................. vii
1
RINGKASAN
Kurangnya kepedulian dan kesadaran akan makhluk sosial yang
membutuhkan satu sama lain, serta ketidak pedulian terhadap perintah Allah
Allah shubhanah wa ta‟ala yang mewajibkan saling tolong-menolong dalam
kebaikan mengakibatkan pelayanan yang diberikan haruslah dibalas dengan
sesuatu yang bersifat materia secara langsungl, bila tidak ada materi maka
pelayanan tidak dapat diberikan, atau diberikan dengan tidak memperhatikan
kualitas pelayanan.
Tulisan ini berisikan gagasan yang bisa dijadikan prinsip dalam pelayanan
kesehatan, prinsip yang perlu ditanamkan sejak dini oleh tenaga kesehatan agar
pelayanan yang diberikan tidak selalu bersifat material. Prinsip yang dimaksud
adalah keikhlasan dan tolong-menolong dalam pelayanan kesehatan sebagai
bukti realisasi perintah Allah shubhanah wa ta‟ala yang tertuangkan dalam al-
qur‟an suroh al-maidah ayat 2 :
“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa”
Tujuan dari penulisan gagasan ini adalah memberi dan menanamkan
prinsip ikhlas dan tolong-menolong dalam pelayanan kesehatan sehingga
tujuan pelayanan kesehatan yang diberikan tidak berprioritas pada material
semata.
Keikhlasan dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai pelayanan
yang diberikan dengan mengharapkan ganjaran dan balasan selain material
yang disediakan oleh Allah subhanah wa ta‟ala untuk akherat kelak.
Keikhlasan bukan berarti tidak dibayar, namun keikhlasan adalah tujuan lain
dari sebuah pelayanan yang diberikan kepada klien. Bila niat1 yang ikhlas
dalam pelayanan kesehatan telah tertanam kuat dalam diri petugas pelayanan
kesehatan maka pelayanan dapat diberikan secara maksimal tanpa
memperhitungkan jumlah materi yang akan diterima. Dengan demikian maka
perlu adanya penanaman prinsip ikhlas dan tolong-menolong dalam segala
bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien baik pasien dengan
pembayaran tunai maupun pasien yang pembayanannya dilakukan dengan
media pembayaran lainnya (Jamkes, BPJS dll).
Kata kunci: Ikhlas, Tolong - menolong , pelayanan Kesehatan
1Niat Niat secara bahasa adalah maksud dan keinginan. Adapun secara istilah, niat adalah
memaksudkan sesuatu dengan disertai pengamalan sesuatu tersebut. Lihat Al-Fatawa(18/251) dan (22/218) dan Hasyiyah Ar-Roudhul Murbi‟ (1/189)
2
A. PENDAHULUAN
Pemerintah dinilai tidak serius dalam menjalankan amanat UU No.40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dalam bidang
kesehatan. Menurut Direktur Eksekutif Jaminan Kesehatan Watch (Jamkes
Watch), Iswan Abdullah, ketidak seriusan itu bisa dilihat dari ketidak pedulian
pemerintah terhadap jaminan kesehatan nasional untuk seluruh rakyat
Indonesia.( http://www.hukumonline.com)
Setahun yang lalu terjadi pelantaran pasien. Seperti diketahui, kasus
dugaan penelantaran pasien miskin ini terjadi di Lampung, pada 20 Januari
lalu. Suparman yang berusia 60 tahun didiuga dibuang dari Rumah Sakit Dadi
Tjokrodipo lampung oleh beberapa oknum pegawai rumah sakit karena tidak
mampu membayar biaya perawatan. Suparman dibuang ke sebuah gubuk
setelah dibawa secara diam-diam oleh beberapa pegawai rumah sakit
menggunakan ambulans. (http://www.republika.co.id )
Beberapa masalah penting lainnya yang perlu ditangani segera adalah
peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan,
penanganan masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular,
pelayanan kesehatan di daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan
penyebaran tenaga kesehatan.
Kepuasan pasien dapat berhubungan dengan berbagai aspek diantaranya
mutu pelayanan yang diberikan, kecepatan pemberian layanan, prosedur serta
sikap yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan itu sendiri.
Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan akan kewajiban dan tugasnya
dalam pelayanan kesehatan. Dan meningkatnya daya tarik material yang tinggi
dalam pelayanan kesehatan. Dengan alasan ini tenaga kesehatan dalam
pelaksanaan tugasnya tidak semaksimal yang diharapkan, pelayanan yang
diberikan asal-asalan sehingga kepuasan pasien yang menjadi tujuan utama
pelayanan kesehatan tidak tercapai secara maksimal. Kendala-kendala ini dapat
diatasi dengan merubah prinsip para petugas pelayanan kesehatan, material
yang awalnya menjadi prioritas tujuan akan digantikan dengan prinsip tolong-
menolong dalam kebaikan dan ikhlas menjalankan perintah Allah subhanah wa
ta‟ala.
3
Kesadaran akan makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain, adanya
perintah Allah subhanah wa ta‟ala untuk saling tolong-menolong dan ganjaran
yang akan didapatkan di akhirat kelak cukup menjadi motivasi terlaksananya
pelayanan yang baik dan hasil yang didapatkan akan maksimal.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menanamkan prinsip tolong-menolong
sebagai prioritas tujuan dalam pelayanan kesehatan dan mengikhlaskan
pelayanan untuk mendapatkan ridho dan ganjaran yang dijanjikan Allah
subhanah wa ta‟ala, sehingga tujuan dalam pelayanan kesehatan yang diberikan
tidak hanya bersifat material.
B. GAGASAN
1. Konsep Keikhlasan dan Tolong-menolong
a. Keikhlasan
Keikhlasan adalah menjadikan niat hanya untuk Allah subhanah
wa ta‟ala dalam melakukan amalan ketaatan. Jadi, amalan ketaatan
tersebut dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
subhanah wa ta‟ala. Sehingga yang dilakukan bukanlah ingin
mendapatkan perlakuan baik dan pujian dari makhluk (Abul Qosim Al
Qusyairi)
Contoh buah dari keikhlasan telah diabadikan oleh Allah subhanah
wa ta‟ala dalam qura‟an surah yusuf ayat 23-24 mengisahkan Nabi
Yusuf alaihi salam yang diajak berzina oleh istri pembesar mesir
namun ia bersih keras menolaknya karena takut dan mengharapkan
ridha Allah subhanah wa ta‟ala, Allah subhanah wa ta‟ala lalu
menyelamatkannya dari perbuatan keji itu.
Semua pekerjaan bila tidak dilakukan atas dasar ikhlas karena
Allah subhanah wa ta‟ala, maka tidak bernilai disisi-Nya sebagaimana
firman-Nya :
ين ) مخلصني ل ال لا ليعبدوا اللا (وما بمروا ا
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali beribadah kepada Allah
dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus” (Qs: Al-Bayyinah : 5)
4
Nabi Shallallhu „alaihi wa sallam juga bersabda :
منا للك امرئ ماهوي) منا الأعامل ابلنيات وا (ا
“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap
orang mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya”
(HR. Bukhari )
b. Tolong-menolong
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lain untuk dapat bertahan hidup. Hubungan timbal balik yang
paling sering dialami oleh tiap individu adalah ditolong atau
menolong.
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam
berabda, “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan
anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata,
“Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu
diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni
wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhari)
Seperti apa engkau berbuat maka seperti itu pula engkau akan
diperlakukan, bila anda memberi maka anda akan diberi. Itulah sunnah
Allah subhanah wa ta‟ala yang tidak akan pernah berubah sepanjang
masa:
ا يره ))فمن يع ة خي ا يره(7مل مثقال ذرا ة ش ( ومن يعمل مثقال ذرا
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya., Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula.” (Q.S. Az-Zalzalah ayat 7-8)
)جزاء وفاقا(“Sebagai pambalasan yang setimpal.” (QS: An-Naba' ayat: 26)
Tolong-menolong adalah perbuatan mulia yang bernilai pahala,
terlebih menolong seseorang yang sedang dalam kesusahan atau
menderita. Islam bahkan memerintahkan umatnya agar saling tolong-
5
menolong satu sama lain, Allah subhanah wa ta‟ala berfirman :
“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan
janganlah kalian saling tolong-menolong dalam dosa dan
pelanggaran, dan takutlah kalian kepada Allah, sesungguhnya siksaan
Allah sangatlah berat” (QS: Al-Maida ayat 2)
Dan Sabda Nabi shollallahu „alaihi wa sallam :
“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu‟min dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-
kesulitannya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang
sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya kesulitan di
dunia dan akhirat………….” (Hr. Muslim)
Perintah adalah ibadah, dan hukum asal perintah adalah wajib dan
dihitung berdosa jika meninggalkannya. maka tolong-menolong adalah
ibadah yang diwajibkan atas setiap individu. Oleh karenanya tolong-
menolong yang dilakukan harus berdasarkan niat yang ikhlas/tulus,
Bila tolong-menolong yang dilakukan ikhlas karena Allah maka
selain mendapatkan balasan di dunia Allah subhanah wa ta‟ala akan
menggantikannya dengan pahala untuk di akherat kelak.
2. Manfaat Menolong
Tolong-menolong memiliki banyak sekali keutamaan dan manfaat,
diantaranya yang dapat disampaikan oleh penulis dalam tulisan ini adalah :
1) Dengan tolong-menolong ikatan persaudaraan dan kekerabatan
dalam masyarakat akan semakin erat dan niscaya kerukunan akan
tercipta.
2) Beban orang lain menjadi lebih ringan
3) Menolong orang berarti merealisasikan perintah Allah dan Rosul-
Nya.
4) Allah subhanah wa ta‟ala akan memudahkan kesulitan orang yang
suka menolong dan senantiasa memberinya pertolongan dalam
menghadapi permasalahan dunia dan akhirat. Sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits Nabi :
ما اكن العبد يف عون بأخيه()وهللا يف عون العبد
“Sesungguhnya Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba
6
itu menolong orang yang lain” (Hadits muslim, abu daud dan
tirmidzi)
3. Penerapan Konsep Ikhlas dan Tolong-menolong dalam Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan yang baik meliputi pengetahuan dan skill. Kompetensi
yang baik akan berdampak pada kualitas layanan yang baik pula.
Kompetensi tidak akan baik jika dilakukan tanpa memerhatikan prinsip-
prinsip serta menghormati hak-hak pasien. Prinsip-prinsip ini menjadi
acuan petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan tindakan pelayanan.
(Birrul Qodriyyah)
Konsep ikhlas dan tolong-meolong dapat diterapkan selama masa
pendidikan yang dijalani oleh para calon tenaga kesehatan dengan
memasukkan kedua konsep ini dalam kurikulum pendidikan. Atau dengan
menyelenggarakan seminar wajib dirumah sakit yang diikuti oleh semua
tenaga kesehatan yang telah bekerja.
Sudah selayaknya kita berkaca pada sejarah keperawatan islam
yang telah memberikan sosok figur perawat teladan, yaitu Rufaidah Binti
Sa‟ad Al Asalmiya. Rufaidah adalah seorang wanita anshar kelahiran
Yatsrib yang hidup pada masa Rasulullah pada abad ke-8 masehi.
Rufaidah selalu berada dalam barisan belakang tentara muslim untuk
merawat kaum muslim yang terluka dalam perang perang Badar, Uhud,
dan perang Khandaq. Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi
paper yang dipresentasikan pada The 3rd International Nursing
Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st
Century” di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan
Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam.
Rufaidah diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati,
berjiwa pemimpin, organisatoris, serta mampu memobilisasi dan
memotivasi orang lain. Rufaidah adalah public health nurse dan social
worker yang dapat menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.
(Birrul Qodriyyah)
Berkaca dari sosok Rufaidah, kita sebagai perawat hendaknya
mampu melanjutkan perjuangan beliau dan menjadi Rufaidah abad 21.
Rufaidah telah memberikan contoh pada dunia mengenai gambaran
perawat profesional yang mengedepankan nilai-nilai islam. islam telah
memberikan tuntunan yang komprehensif tentang prinsip bekerja yang
7
harus mengedepankan profesionalisme. Menurut Salmiyah (2008), dalam
melakukan setiap pekerjaan, prinsip merupakan hal mendasar yang harus
selalu diperhatikan. Beberapa prinsip yang diajarkan oleh Rasulullah
meliputi :
a. Mengikhlaskan Niat untuk Mencari Ridha Allah Shubhanah wa
ta’ala
Profesionalitas diawali dari profesionalitas individu sebelum
terbentuknya profesionalitas kolektif pada profesi tertentu. Hal
mendasar yang melandasi keseluruhan tindakan dan sikap yang
dilakukan oleh individu adalah niat. Sebab, setiap orang akan
mendapatkan apa yang telah diniatkan. Sebagaimana yang disabdakan
oleh Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa salam :
“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap
orang mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari dan Musim)
Niat terbaik yang dilakukan seorang mukmin adalah meniatkan
pekerjaannya semata-mata karena meraih ridha Allah shubhanah wa
ta‟ala, sebagaimana firman-Nya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali beribadah kepada Allah
dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus” (Qs: Al-Bayyinah : 5)
“Katakanlah : Seseungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan
matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam”
(Qs : Al-an’am : 162)
Pemberi layanan kesehatan memiliki peluang amal yang banyak
apabila dalam setiap tindakan yang dilakukan diniatkan untuk mencari
ridha Allah shubhanah wa ta‟ala. Khususnya petugas semisal dokter
atau perawat ketika visite pasien bisa meniatkan sekaligus
mengunjungi orang sakit. Rosulullah bersabda :
“Barangsiapa menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya
seislam (karena Allah), maka akan ada yang memanggilnya, bahwa
engkau telah berbuat baik dan perjalananmu juga baik serta engkau
telah menyiapkan suatu tempat tinggal di dalam Surga.”
8
(Hr. At-Tirmidzi IV/365 no.2008 dan dinyatakan shahih oleh syaikh
Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib II/349 no.2578)
“Tidaklah seorang muslim menjenguk muslim yang lain di pagi hari
melainkan 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun
untuknya) hingga ia berada di sore hari. Dan jika ia menjenguknya di
sore hari maka 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan
ampun untuknya) hingga ia berada di pagi hari. Dan ia memiliki
buah-buahan yang dipetik di dalam surga.” (Hr. At-Tirmidzi no. 969,
dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-
Shaghir no. 5767 dan Ash-Shahihah no. 1367)
b. Tolong-Menolong dalam Kebaikan
Pelayanan kesehatan tidak terlepas dari 4 aspek (Promosi2,
Preventif3, Kuratif
3 dan Rehabilitatif
4). Hampir semua aspek ini adalah
bentuk tolong-menolong. Prinsip tolong-menolong telah di terapkan
oleh ajaran islam jauh sebelum berbagai macam teori keperawatan
muncul.
1) Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (Ottawa
Charter :1986)
2) Preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan
3) Kuratif adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan unutk penyembuhan penyakit (Novita,
2011)
4) Rehabilitatif adalah upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat dirumah.
Allah berfirman :
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa”
(Qs. Al-Maida : 2)
Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda :
“Sesungguhnya Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu
menolong orang yang lain” (Hadits muslim, abu daud dan tirmidzi)
9
c. Mencari Kehidupan Sebagai Bentuk Realisasi Perintah Allah
Subhanah wa ta’ala dan Rosul-Nya
Allah Subhanah wa ta‟ala berfirman :
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung" (Qs. Al-Jumu’ah : 9)
Nabi Muhammad Shollallahu „alaihi wa sallam bersabda :
“Pekerjaan terbaik adalah usahanya seseorang dengan tangannya
sendiri dan semua jual-beli itu baik.” (HR. Ahmad, Baihaqi dll)
C. KESIMPULAN
Melihat pentingnya ikhlas dan tolong-menolong serta manfaatnya yang
telah disebutkan diatas maka sepatutnya tenaga kesehatan meniru jejak yang
telah ditinggalkan oleh para pendahulu kita.
Bilamana konsep ini diterapkan maka materi yang biasanya menjadi
prioritas tujuan dalam setiap pelayanan kesehatan dapat digantikan dengan
konsep ikhlas dan prinsip tolong-menolong. Sehingga profesionalitas dapat
dicapai meski materi yang dijanjikan dalam jumlah yang sedikit
Dengan demikian maka konsep ini dipandang perlu untuk diterapkan
sejak dini pada calon petugas pelayan kesehatan sewaktu dibangku kuliah
maupun para petugas pelayan kesehatan yang telah lama bertugas dengan
penyelenggaraan seminar wajib agar pelayanan yang diberikan bisa maksimal
dan tidak hanya berorientasi pada material semata, tetapi juga untuk
mendapatkan ridho Allah subhanahu wa ta‟ala. Wallahu a‟alam bis showab
10
DAFTAR PUSTAKA
Al-bukhori, Muhammad. Shahih al-bukhari. Saudi. al-Aafaaq al-Arabiyyah
Nawawi. Syarah Shahih Muslim. Jakarta : Darus-Sunnah
Al-baihaqi, Abi Bakar Ahmad. 2003. As-sunanul Kubro. Beirut. Darul Kutubil
Ilmiyyah
Al-albani, Muhammad Nasiruddin. Shahih At-Targhib Wa-Tarhib : Pustaka
Sahifa
At-Thobroni, Abul Qosim Sulaiman. 1997. Mu‟jamus Shogir Lil At-thobroni :
Darul Fikri
Al-Albani, Muhammad Nasiruddin. Shahih Al-jami‟ As-Shaghir. Jakarta : Pustaka
Azzam
Qodriyyah, Birru. Urgensi Profesionalitas Perawat Muslim Menyambut Era
RUUK. Yogyakarta : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Habibi,Yasin. “Kasus Pembuangan Pasien Merupakan Kejahatan Kemanusiaan”.
13 Februari 2014. http://www.republika.co.id/berita/nasional/
hukum/14/02/13/n0xakw-kasus-pembuangan-pasien-merupakan-
kejahatan-kemanusiaan
iv
LAMPIRAN
A. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA KELOMPOK
1. Biodata Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Muhammad Heriatun Hibzi
Tempat dan Tanggal Lahir : Suralaga, 03 Januari 1993
Kedudukan dalam Tim : Ketua kelompok
Alamat : Jl Wonosari Km 10. Karanggayam.
Sitimulyo. Piyungan. Bantul.
Yogyakarta 55792
Telepon/No. Hp : 087839883604
e-mail : tachcall@gmail.com
2. Biodata Anggota I
Nama Lengkap : Taslim Koli
Tempat dan Tanggal Lahir : Pulau Kura, 06 Oktober 1991
Kedudukan dalam Tim : Anggota Pelaksana
Alamat : Jl Wonosari Km 10. Karanggayam.
Sitimulyo. Piyungan. Bantul.
Yogyakarta 55792
Telepon/No. Hp : 085239305554
e-mail : nuhaeera@yahoo.com
Yogyakarta,
Muhammad
14 Maret 2015
M12.01.0032
Heriatun Hibzi
Yogyakarta, 14 Maret 2015
Taslim Koli
M12.01.0009
v
3. Biodata Anggota II
Nama Lengkap : Heider Madinah
Tempat dan Tanggal Lahir : Beloh mulyo, 03 Januari 1994
Kedudukan dalam Tim : Anggota Pelaksana
Alamat : Jl Wonosari Km 10. Karanggayam.
Sitimulyo. Piyungan. Bantul.
Yogyakarta 55792
Telepon/No. Hp : 085787276279
e-mail : heidermadinah@gmail.com
Yogyakarta, 14 Maret 2015
Madinah Heidar
M13.01.0006
vi
B. DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING PKM
Nama Lengkap : Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns,
AKP
Tanggal Lahir : 19 Oktober 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fakultas/Jurusan : S1 Keperawatan STIKes Surya Global
Bidang Ilmu : Keperawatan
Pangkat/Golongan/NIDN
: 0519108501
Pengalaman Membimbing PKM/Skripsi :
Menjadi pembimbing sripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani tahun
ajaran 2014-2015 dengan judul “Hubungan Dukungan Keluargadengan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre-operasi Seksio Cesarea di Rumah Sakit
Nur Hidayah Bantul” dan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Kelas I, II, III
SD Cepokojajar Bantul Yogyakarta”.
Yogyakarta, 14 Maret 2015
Tri Hardi Miftahul Ulum S.Kep, Ns.AKP
NIDN : 0519108501
vii
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang Bertanda tangan di Bawah Ini:
Nama : Muhammad Heriatun Hibzi
NIM : M12.01.0032
Program Studi : S1 Keperawatan
Perguruan Tinggi : STIKes Madani
Dengan ini menyatakan bahwa usulan saya dengan judul Prinsip Ikhlas
dan Tolong-menolong dalam Pelayanan Kesehatan yang di usulkan untuk tahun
anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas
negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.
Mengetahui, Yogyakarta, 14 Maret 2015
Ketua STIKes Madani
(Darmasta Maulana S.Kep. M.Kep)
NIK. 09 281080 0001
Yang Menyatakan,
(Muhammad Heriatun Hibzi)
NIM : M12.01.0032
top related