prinsip dasar dan regulasi ketenagalistrikan · pdf file–pembangkitan tenaga listrik,...
Post on 03-Feb-2018
447 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Prinsip Dasar dan Regulasi
Ketenagalistrikan
Toha Ardi Nugraha
Instalasi Penyedia Pemanfaatan
Tenaga Listrik
Tanggung Jawab Kelistrikan
• Peraturan Perundang-undangan
• Standar Peralatan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
• Standar Kompetensi
• Baku Mutu Lingkungan
• Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
• Inspeksi Ketenagalistrikan
• Sanksi-sanksi
Instalasi Tenaga Listrik
• Aman
• Andal
• Akrab Lingkungan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Usaha Penunjang Tenaga Listrik
Tenaga Teknik yang Kompeten dan Bersertifikat
Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik
Industri Penunjang Tenaga Listrik
Regulasi Keteknikan Sektor Ketenagalistrikan
Regulasi Sektor
Ketenagalistrikan • UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan;
• PP No. 10/1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik,
PP No. 3/ 2005 tentang Perubahan Atas PP No.10/1989 jo PP No.
26/2006 tentang Perubahan Kedua Atas PP No.10/1989;
• Permen (Peraturan Menteri) ESDM Nomor 0045 Tahun 2005 tentang
Instalasi Ketenagalistrikan, Permen ESDM No. 0046 Th 2006 tentang
Adendum Permen ESDM No.45 tahun 2005
• Kepmen (Keputusan Menteri) ESDM nomor 1109K/30/MEM/2005
tentang penunjukan KONSUIL
• Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0027 T ahun
2005 Tentang Tata Cara Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda
Keselamatan;
• dsb
UU No. 30/2009 tentang
Ketenagalistrikan Pasal 15, ayat (1)
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum wajib:
a. Menyediakan tenaga listrik;
b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat;
c. Memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan umum.
Pasal 17
Syarat-syarat penyediaan, pengusahaan, pemanfaatan, instalasi, dan standardisasi ketenagalistrikan diatur oleh Pemerintah.
Pasal 18
(1) Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan
umum terhadap pekerjaan dan pelaksanaan usaha
ketenagalistrikan.
(2) Pembinaan dan pengawasan umum sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) terutama meliputi
keselamatan kerja, keselamatan umum,
pengembangan usaha, dan tercapainya
standardisasi dalam bidang ketenaga-listrikan.
UU No. 30/2009 tentang
Ketenagalistrikan
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989
PASAL 21
• Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
• Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:
- Standardisasi,
- Pengamanan Instalasi TL,
- Pengamanan Pemanfaat TL
untuk mewujudkan A3 (Aman,Andal dan Akrab lingkungan)
• Pekerjaan didalam instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan
tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang
disertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang terakreditasi
• Dalam hal di suatu daerah belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
yang telah disertifikasi, (Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota) sesuai
kewenangannya dapat menunjuk Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik
• Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi, (Menteri,
Gubernur atau Bupati/Walikota) sesuai kewenangannya dapat menunjuk lembaga
sertifikasi
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 1989
(sambungan..)
PASAL 21
• Pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan dan instalasi pemanfaatan TT dan TM dilaksanakan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi
• Pemeriksaan instalasi pemanfaatan TR oleh lembaga inspeksi independen yang sifat usahanya nirlaba
• Pemeriksaan instalasi TR yang dimiliki oleh konsumen TT dan atau TM dilakukan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi
• Setiap tenaga teknik yg bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi TT = tegangan tinggi
TM = tegangan menengah
TR = tegangan rendah
PP NO. 3 TAHUN 2005 jo PP No.26 Tahun 2006
Tentang Perubahan PP No. 10 T ahun 1989
(sambungan..)
PASAL 22
• Instalasi ketenagalistrikan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang ketenagalistrikan.
• Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib memiliki sertifikat laik operasi (SLO).
Ketentuan mengenai perencanaan, pemasangan, pengamanan, pemeriksaan, dan pengujian serta uji laik operasi instalasi ketenaga-listrikan diatur dengan Peraturan Menteri No. 0045 Tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan, dan Peraturan Menteri No. 0046 Tahun 2006 tentang Perubahan Permen 0045 Tahun 2005
Obyek Regulasi Teknik
• Instalasi Tenaga Listrik milik Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (BUMN, BUMD, Swasta, Koperasi, Swadaya Masyarakat dan Perorangan atau Lembaga Negara lainnya)
• Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik milik Pelanggan TT, TM dan TR
• Industri Penunjang Tenaga Listrik (produsen peralatan dan pemanfaat tenaga listrik)
• Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (konsultan, kontraktor, Jasa Inspeksi dll)
• Tenaga Teknik Bidang Ketenagalistrikan
TT = tegangan tinggi
TM = tegangan menengah
TR = tegangan rendah
Golongan Pelanggan PLN
Sertifikasi Bidang Ketenagalistrikan
1. Sertifikasi Peralatan Tenaga Listrik
2. Sertifikasi Pemanfaat Tenaga Listrik
3. Sertifikasi Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik
– Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik
– Instalasi Transmisi Tenaga Listrik
– Instalasi Distribusi Tenaga Listrik
4. Sertifikasi Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
– Instalasi Pelanggan Tegangan Tinggi
– Instalasi Pelanggan Tegangan Menengah
– Instalasi Pelanggan Tegangan Rendah
5. Sertifikasi Tenaga Teknik
Permen ESDM No. 0027 Tahun 2005 tentang Tatacara Pembubuhan Tanda SNI dan Tanda Keselamatan
Permen ESDM No. 0045 Tahun 2005 dan Perubahannya
SK Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi No. 1898/40/600.4/2001 tgl 21 Maret 2001 tentang Tata Cara Sertifikasi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
PASAL 7 ayat (1) Instalasi penyediaan tenaga listrik : • selesai dibangun dan dipasang, • direkondisi, dilakukan perubahan kapasitas, atau • dilakukan relokasi
wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan ketentuan standar yang berlaku.
PASAL 11 ayat (1)
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang wajib dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian dengan standar yang berlaku.
Pasal 11 ayat (5)
Pemeriksaan dan pengujian instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah dilakukan oleh lembaga inspeksi independen yang sifat usahanya nirlaba dan ditetapkan oleh Menteri.
INSTALASI TENAGA LISTRIK
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
No. 0045 Tahun 2005 TENTANG INSTALASI
KETENAGALISTRIKAN
MASA BERLAKU SERTIFIKAT LAIK OPERASI
INSTALASI TENAGA LISTRIK
JENIS INSTALASI TENAGA LISTRIK MASA BERLAKU
(TAHUN)
Instalasi pembangkit tenaga listrik 5
Instalasi transmisi dan distribusi tenaga
listrik 10
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik
konsumen TT dan TM 15
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik
konsumen TR 15
K O N S U I L
LEMBAGA PEMERIKSA INSTALASI (KONSUIL, PPILN) bertugas
untuk memeriksa kelaikan operasi instalasi listrik Tegangan
Rendah (TR) yang sudah dipasang oleh INSTALATIR LISTRIK dan
mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang menyatakan
bahwa Instalasi dalam rumah/bangunan pelanggan aman dan
memenuhi standar instalasi.
• Konsuil : Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik
(Konsuil)
• PPILN : Perkumpulan Perlindungan Instalasi Listrik Nasional
K O N S U I L
• Dasar Hukum : Kepmen ESDM No.1109K/30/MEM/2005 tentang penunjukan KONSUIL sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan konsumen tegangan rendah
• Tugas : Melaksanakan pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi
• Cakupan : Instalasi pemanfaatan konsumen tegangan rendah daya 450 s.d 197 kVA
PERALATAN DAN PEMANFAAT TENAGA LISTRIK PERATURAN MENTERI ESDM No. 0027 Tahun 2005
TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN
TANDA KESELAMATAN
PASAL 2 • Setiap peralatan tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai
SNI Wajib harus dibubuhi tanda SNI setelah mendapatkan sertifikat produk
• Setiap pemanfaat tenaga listrik yang SNI-nya diberlakukan sebagai SNI Wajib harus dibubuhi tanda Keselamatan setelah mendapatkan sertifikat produk
PASAL 5
Peralatan atau pemanfaat tenaga listrik produk impor yang tidak
mempunyai tanda SNI atau tanda keselamatan dapat
diperjualbelikan dengan dibubuhi tanda kesesuaian produk
setelah mendapatkan sertifikat kesesuaian produk
DAFTAR SNI WAJIB YG DIBERLAKUKAN
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
No. Nama Produk No SNI Dasar Peraturan
1
Pemutus Sirkit Mini (Mini Circuit Breaker)
SNI 04-6507.1-2002/Amd1-2006
Permen No.009 Th 2007
2
Tusuk-kontak & Kotak-kontak (Plugs and Sockets)
SNI 04-3892.1-2006
Permen No.012 Th 2007
3
Saklar (Electric Switch)
SNI 04-6203.1-2006
Permen No.010 Th 2007
4
Kipas Angin (Electric Fans)
SNI 04-6292.80-2006
Permen No.011 Th 2007
5 Persyaratan Umum SNI 04-6292.1-2003 Permen No.38 Th 2005
6
Frekuensi (50 Hz)
SNI 04-1922-2002
Permen No.34 Th 2005
7 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 Kepmen No.2046 Th 2001
Produk Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik
Yang Telah Memperoleh Sertifikat Produk
Peralatan dan Pemanfaat
Tenaga Listrik Merk yang Sudah SNI
MCB
MERLIN GERIN, CHINT, ABB, LIKON, HAGER,
SHUKAKU, MASKO, HYUNWOO, ELITECH, VYBA,
MASKO
KOTAK-KONTAK NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER,
LEGRAND, GP, VYBA
TUSUK-KONTAK STANDARD, NIYOKU, CABLEX SENTOSA, ,
LEGRAND, EWINDO
SAKLAR NATIONAL, MERTEN, CLIPSAL,BROCO, HAGER ,
LEGRAND, GP, VYBA, MK, GB GEBRO
KIPAS ANGIN MASPION, COSMOS, UCHIDA, NLG, SANKEN,
MIYAKO
Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya
Mineral Nomor 35 Tahun 2013 Tentang Tata
Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan.
Peraturan ini merupaka pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik dan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012
tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
Peraturan ini mengatur mengenai :
• Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum,
• Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Sendiri,
dan
• Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk
Kepentingan Umum
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk
kepentingan umum meliputi jenis usaha:
– pembangkitan tenaga listrik;
– transmisi tenaga listrik;
– distribusi tenaga listrik; dan/ atau
– penjualan tenaga listrik.
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Untuk Kepentingan Umum
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum dapat
dilakukan secara terintegrasi yang dapat meliputi jenis usaha:
• pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi
tenaga listrik, dan penjualan tenaga listrik yang dilakukan dalam satu
kesatuan usaha;
• pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, dan penjualan
tenaga listrik yang dilakukan dalam satu kesatuan usaha; atau
• pembangkitan tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, dan penjualan
tenaga listrik yang dilakukan dalam satu kesatuan usaha
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Untuk Kepentingan Umum
Badan usaha yang dapat melaksanakan usaha penyediaan
tenaga listrik untuk kepentingan umum:
– badan usaha milik negara;
– badan usaha milik daerah;
– badan usaha swasta yang berbadan hokum Indonesia;
– koperasi; dan
– swadaya masyarakat,
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Untuk Kepentingan Sendiri
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri dapat
dilakukan berdasarkan :
– Izin Operasi;
– Surat Keterangan Terdaftar;
– Laporan.
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri terdiri atas
jenis usaha:
– pembangkitan tenaga listrik;
– pembangkitan tenaga listrik dan distribusi tenaga listrik; atau
– pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, dan
distribusi tenaga listrik.
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Untuk Kepentingan Sendiri
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri
dapat dilaksanakan oleh:
instansi pemerintah; pemerintah daerah; badan usaha milik negara;
badan usaha milik daerah; badan usaha swasta; koperasi;
perseorangan; dan lembaga/badan usaha lainnya.
Izin Operasi Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan
Sendiri dibagi berdasarkan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik di Atas
200 kVA, di Atas 25 kVA Sampai Dengan 200 kVA, dan sampai Dengan
25 kVA.
Usaha Jasa Penunjang Tenaga
Listrik
Usaha jasa penunjang tenaga listrik meliputi:
• konsultansi dalam bidang instalasi penyediaan tenaga listrik;
• pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik;
• pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik;
• pengoperasian instalasi tenaga listrik;
• pemeliharaan instalasi tenaga listrik;
• penelitian dan pengembangan;
• pendidikan dan pelatihan;
• laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
• sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
• sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan; atau
• sertifikasi badan usaha jasa penunjang tenaga listrik.
Usaha jasa penunjang tenaga listrik dilaksanakan oleh badan usaha yang
meliputi:
badan usaha milik negara; badan usaha milik daerah; badan usaha
swasta;koperasi,
top related