presentasi pph pasal 22
Post on 14-Jun-2015
10.011 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22
DEDE AZIS, S.Pd
OUTLINE• Pengertian PPh Pasal 22• Objek Pajak PPh Pasal 22• Tarif pajak dan Perhitungan PPh Pasal
22 PPh Pasal 22
PENGERTIAN PPH PASAL 22
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh: Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga
pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang;
Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan hasil produksi yang bergerak di bidang usaha tertentu.
OBJEK PAJAK
Instansi Pemerintah atau daerah yang melakukan pembelian atau pembayaran barang
Impor Penjualan hasil produksi bidang tertentu
INSTANSI PEMERINTAH
TERBAGI MENJADI 2
Pembayaran atau pembelian barang yang dilakukan oleh instansi pemerintah
Pembelian atau pembayaran barang yang disuplai atau didanai dari APBN atau APBD yang dilakukan oleh BUMN/BUMD
TARIF PEMUNGUTAN PAJAK
1,5% dari harga pembelian barang 1,5% dari dana APBN/APBD
CONTOH PERHITUNGAN
Dinas Pendidikan Nasional Kota Bandung membeli peralatan kantor dari PT Selayang Pandang seharga Rp 120.000.000. Hitung PPh Pasal 22 !
1,5% x Rp 120.000.000 = Rp 1.800.000
CONTOH PERHITUNGAN
Hotel Arya Digunaguna merupakan salah satu BUMN dibidang jasa perhotelan. Pada oktober 2012 membeli Televisi seharga Rp 540.000.000 untuk mengganti beberapa televisi yang rusak. Dari jumlah tersebut Rp 350.000.000 di danai dari dana APBN. Hitung PPh Pasal 22!!!
Dana dari APBN = Rp 350.000.000 1,5% x Rp 350.000.000= Rp 5.250.000
CONTOH PERHITUNGAN
Hotel Eyang Sumur merupakan salah satu BUMN dibidang jasa perhotelan. Pada oktober 2012 membeli Televisi seharga Rp 200.000.000 untuk mengganti beberapa televisi yang rusak. Dari jumlah tersebut Rp 99.000.000 (termasuk PPN 10%) di danai dari dana APBN. Hitung PPh Pasal 22!!!
Dana dari APBN = Rp 99.000.000 DPP PPN = 1,5% x Rp 90.000.000= Rp 1.350.000
IMPORT
TARIF PUNGUTAN ATAS IMPORT
Yang menggunakan Angka Pengenal Import (API) sebesar 2,5% dari Nilai Import
Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Import (Non API) sebesar 7,5% dari Nilai Import
Yang tidak dikuasai sehingga dilakukan pelelangan sebesar 7,5% dari Harga Jual Lelang.
NILAI IMPORT
Nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan Bea Masuk yang terdiri dari CIF (Cost, Insurance, Freight) + Bea Masuk + Pungutan lain, yang dikenakan berdasarkan peraturan perundang-undangan pabean di bidang import
PERHITUNGAN PPH PASAL 22 ATAS IMPORT
Menentukan Nilai Import Cost (Harga Faktur) $ xxx
Insurance (Biaya Asuransi) $ xxx
Freight (Biaya Angkut) $ xxx +
CIF$ xxx
CIF dalam Rupiah (kurs Menkeu) Rp xxx
Ditambah
Bea Masuk X % dari CIF Rp xxx
Bea Masuk Tambahan X% dari CIF Rp xxx +
Nilai Import Rp xxx
Menghitung PPh Pasal 22 Memiliki API maka 2,5% dari Nilai Import
Tidak memiliki API maka 7,5% dari Nilai Import
CONTOH SOAL
PT Perdana adalah importir barang-barang elektronika yang mempunyai API. Pada bulan Mei 2010 melakukan import barang dari Jepang dengan harga faktur US $ 100.000. Biaya asuransi yang dibayar diluar negeri dan biaya angkut pengapalan barang dari jepang ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing-masing sebesar 2% dan 5% dari harga faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah Rp 9.000 / US $1.
Hitung PPh Pasal 22 !
JAWABAN
Menentukan Nilai Import Cost $ 100.000
Insurance 2% x US $ 100.000 $ 2.000
Freight 5% x US $ 100.000 $ 5.000 +
CIF $ 107.000
CIF dalam Rupiah $107.000 x Rp 9000 Rp 963.000.000
Ditambah
Bea Masuk 20% x 963.000.000 Rp 192.600.000
Bea Masuk Tambahan 10% x 963.000.000 Rp 96.300.000 +
Nilai ImportRp1.251.900.000
Menghitung PPh Pasal 22 Memiliki API maka 2,5% x Rp 1.251.900.000 = Rp 31.297.500
Tidak memiliki API maka 7,5% x Rp 1.251.900.000 = Rp 93.892.500
ATAS PENJUALAN HASIL PRODUKSI YANG
BERGERAK DI BIDANG USAHA TERTENTU
JENIS BIDANG USAHA
Industri Semen sebesar 0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN
Industri rokok sebesar 0,15% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN
Industri Kertas sebesar 0,1 % dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN
Industri Otomotif sebesar 0,45% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN
Industri Baja sebesar 0,2 % dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN
LANJUTAN …
Pertamina dan badan usaha lainnya yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix yaitu
SPBU Swastanisasi
SPBU Pertamina
Premium/Premix/Super TT
0,3% x Penjualan 0,25% x Penjualan
Minyak Tanah 0,3% x Penjualan
Gas LPG 0,3% x Penjualan
Pelumas 0,3% x Penjualan
CONTOH SOAL 1
PT Jambu Kulutuk dalam bulan September 2008 menjual rokok hasil produksinya dengan harga bandrol Rp 150.000.000 kepada UD Permata Indah.
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT Jambu Kulutuk adalah 0,15% x Rp 150.000.000 = Rp 225.000
CONTOH SOAL 2
PT Indah Paper dalam bulan Januari 2009 menjual beberapa kertas hasil produksinya dengan total harga 88.000.000 kepada Penerbit Putra Sejati. Harga sudah termasuk PPN.
Besarnya DPP PPN adalah x Rp 88.000.000 = Rp 80.000.000
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT Indah Paper adalah 0,10% x Rp 80.000.000 = Rp 80.000
SELESAITHANKS YOU
GURU TERGANTENG : DEDE AZIS#TEACHERISME
MURID – MURIDKU TERCUTEXI AKUNTANSI
SEE YOU NEXT TIME….
top related