pres jur
Post on 14-Dec-2015
18 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Changing community health service delivery in economically
less developed rural areas in China: impact on service use and
satisfaction
Oleh kel. 6 :Rizki Setiawan
Widyastuti RahayuIntan Rahayu W.
Eka Anisa G.
LATAR BELAKANG Di Cina, karena berbagai faktor historis dan ekonomi, fokus
utama dokter di pedesaan yaitu pada perawatan klinis, kurang memberikan memperhatikan kesehatan masyarakat.
Di daerah pedesaan sebagian besar kesehatan primer (PHC) disediakan di tingkat desa dengan dokter wiraswasta. Banyak yang telah menerima pelatihan namun terbatas.
Baru-baru ini, dana insentif (termasuk pendanaan untuk menggunakan klinik, peralatan tambahan dan subsidi untuk kesehatan masyarakat) telah diperkenalkan untuk mendorong dokter ini untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih umum dan mengurangi ketergantungan mereka pada dana dari pengeluaran obat.
Jurnal ini melaporkan evaluasi model CHS (community health Services) disesuaikan dengan daerah pedesaan yang kurang berkembang.
Tujuan Analisis JurnalMemaparkan informasi terkini
dengan evidence based di area keperawatan terkait dengan model pelayanan kesehatan masyarakat di daerah pedesaan
Meningkatkan critical thinking tentang manfaat hasil penelitian tersebut bagi dunia keperawatan
Deskripsi Penelitian berdasarkan Metode PICOTujuan Penelitian : Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak dari model pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan (CHS) pada penggunaan pelayanan dan kepuasan.Desain Penelitian : Desain penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah desain quasi ekperimen.Populasi / Sample : Sampel pada penelitian ini terdiri dari 5842 penduduk pada tahun 2009 dan 3807 pada tahun 2010 dari 980 rumah tangga di 7 kota dan 49 desa pada kelompok intervensi; 2232 penduduk pada tahun 2009 dan 2315 pada tahun 2010 dari 628 rumah tangga di 3 kota dan 9 desa pada kelompok perbandingan. Semua warga didekati untuk berpartisipasi, dengan tidak ada perbedaan yang signifikan pada usia atau jenis kelamin antara kelompok.
Intervention / Perlakuan oleh peneliti terhadap sample :
1. Mempromosikan keterlibatan pemerintah daerah dalam pengembangan Puskesmas
2. Meningkatkan keterampilan praktisi PHC3. Meningkatkan manajemen di Puskesmas4. Meningkatkan akses ke kualitas Puskesmas Comparator / Kelompok control dengan
intervensi yang berbeda : Kelompok intervensi (Desa Chongyi) diberikan perlakuan yang terdiri dari 4 komponen intervensi, sedangkan kelompok pembanding (Desa Luxy), 4 komponen intervensi dan fasilitas kesehatan lainnya tidak diberikan.
Outcomes / Findings / Hasil Penelitian :
a. Karakteristik sampel Tabel 1Karakteristik sosial penduduk pedesaan
'pada tahun 2009 dan 2010 (Sumber Survei Rumah Tangga)
Chongyi Luxi2009
(n=5842)2010 (n =
3897)2009
(n=2232)2010 (n = 2315)
Gender 3.045 2009 1140 1224
Umur (95% CI) 33.6 34.1 35.4 36.1
Pendapatan perkapita (¥) (95% CI)
4788.5 5764.1 4889.2 5896.1
Pendidikan
Semiliterate 565 306 124 121
SD 1411 1118 665 703
SMP 2051 1194 757 902
SMA 362 254 227 152
SMK 166 98 24 32
Diploma atau diatasnya 142 110 34 28
b. Perubahan penggunaan layanan klinis
Tabel 2Pasien melaporkan rawat jalan dan rawat inap penggunaan pelayanan medis pada tahun 2009 dan 2010 (Sumber Survei Rumah Tangga)
Chongyi Luxi
2009 2010 2009 2010
No. Responden 5842 3897 2232 2315
2-minggu prefalensi sakit 69.5 79.55 46.6 73.9
Prevalensi penyakit kronik 60.69 96 89.2 123.1
Tingkat kehadiran pasien setelah 2 minggu
61.3 59.9 37.6 51.4
Rawat inap 24.8 46.5 62.3 60.5
Rawat inap (total) 28.2 58 79.8 87.3
Rawat jalan 26.8 9.1 17.8 8.5
Cont...Di Chongyi, jumlah pasien yang menghadiri
pelayanan rawat jalan selama 2 minggu terakhir tidak berubah. Namun, tingkat masuk rumah sakit meningkat. Di Luxi, tingkat kehadiran pasien rawat jalan meningkat tetapi tingkat rawat inap tidak berubah.
Dengan waktu tunggu dokter yang singkat jumlah di Chongyi meningkat dari 20,2% menjadi 24,4% pada tahun 2009 dan 51,3% menjadi 57,7% pada tahun 2010, sedangkan di Luxy 26,2% menjadi 35,6% pada tahun 2009 dan 47,9% menjadi 56,9% pada tahun 2010.
c. Kepuasan dengan Rawat JalanTabel.3 Total skor kepuasan pengobatan di klinik rawat jalan
Kepuasan dengan rawat jalan di wilayah Chongyi mengalami peningkatan dari 21,4% menjadi 22,1%, sedangkan wilayah Luxy mengalami penurunan dari 20,6 menjadi 20,2.
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien : Lokasi, bentuk gedung, kualitas pelayanan/ketanggapan dalam memberikan pelayanan (cepat, akurat, dan memuaskan), harga, emphaty. (Budiastuti, 2002).
2009 2010
n Mean %(95% CI)
n Mean %(95% CI)
Chongyi 354 21.4 232 22.1
Luxi 84 20.6 119 20.2
t = 2.847, p = 0.0005 t = 5.573, p = 0.001
d. Penggunaan pelayanan kesehatan masyarakat
Sampel wanita berusia 15-49 tahun dan sudah menikah yang telah menyelesaikan survei :
a. Pemeriksaan ginekologi : ada 750 wanita sebagai sampel di desa chongyi, 518 sudah melakukan pemeriksaan ginekologi. Pada tahun 2010 dari 69,1% menjadi 73,1%, lebih sedikit tahun 2009 63,2% menjadi 66,7%. Sedangkan di Luxy ada 319 wanita berusia 15-49 tahun dan sudah menikah. Dari jumlah tersebut, 41,5% menjadi 49,4% telah melakukan pemeriksaan ginekologi pada tahun 2009, dan 47,0% menjadi 55,0%pada tahun 2010.
b. Pemeriksaan Antenatal : Tingkat pemeriksaan antenatal di Chongyi adalah 75,8% menjadi 79,4%, jauh lebih tinggi dari tahun 2009 menjadi 73,1%. Tidak ada perubahan yang signifikan di Luxy pada tingkat pemeriksaan antenatal 62,4% menjadi 68,8% pada tahun 2009 dan 57,6% menjadi 64,9% pada tahun 2010.
c. Imunisasi pada balita: Di Chongyi, ada 437 anak di bawah usia 5 tahun yang menerima imunisasi sesuai jadwal pada tahun 2009 dan 321 pada tahun 2010. Proporsi anak yang menerima imunisasi meningkat dari 42,5% menjadi 47,1% th 2009 ke 59,2% menjadi 64,6% th 2010. Ada 139 anak di bawah usia 5 tahun yang mendapat imunisasi yang menjadi sampel di daerah Luxi pada tahun 2009 dan 100 pada tahun 2010. Proporsi diimunisasi di klinik desa menurun dari 16,5% menjadi 22,7% th 2009 menjadi 6,0% menjadi 10,7% th 2010.
d. Lansia: Pada tahun 2010, ada 458 responden berusia 60 tahun atau lebih tua di Chongyi. Dari jumlah tersebut 89,7% menjadi 92,5% menghadiri pelayanan kesehatan kecamatan atau desa untuk pemeriksaan, meningkat dari 65,5% menjadi 69,5% pada tahun 2009. Ada 222 responden berusia 60 tahun atau lebih tua di Luxi. Dari jumlah tersebut 54,1% menjadi 60,7% menghadiri pemeriksaan kesehatan di klinik kota atau kesehatan desa, meningkat dari 38,0% menjadi 43,6% pada tahun 2009.
KESIMPULAN
Pengenalan model CHS disesuaikan dengan ekonomi daerah pedesaan terkait dengan beberapa perbaikan dalam hal kepuasan perawatan dan penggunaan beberapa layanan kesehatan masyarakat berbasis desa kurang berkembang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dampak kesehatan masyarakat dan aplikasinya ke daerah lain.
Critical Thinking Peningkatan kepuasan pasien yang terjadi di daerah chongyi tidak terlalu
signifikan bahkan ada beberapa indikator evaluasi menunjukkan peningkatan di daerah Luxy lebih tinggi dari pada daerah Chongyi, seperti pemeriksaan ginekologi dan pemeriksaan antenatal pada ibu usia 15-49 tahun dan sudah menikah.
Hal diatas bisa dikarenakan oleh jumlah penduduk daerah Luxy lebih sedikit dari pada di Chongyi sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan lebih maksimal dan menyeluruh karena petugas kesehatan sudah mengerti riwayat penyakitnya.
Dikarenakan kedua daerah ini tidak memiliki otonomi sehingga jumlah pasien yang berkurang bisa dikarenakan masyarakat berpindah tempat tinggal.
Program ini sebagian sudah di terapkan di Indonesia, karena puskesmas biasanya dibantu oleh puskesmas pembantu. Hal ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan akses ke puskesmas, tetapi belum bisa maksimal dalam memberikan pelayanan karena minimnya sarana dan prasaran yang tersedia di puskesmas pembantu.
Ada beberapa kendala dalam melaksanakan 4 program diatas, seperti terbatasnya tenaga kesehatan yang berada di puskesmas sehingga terjadi peran ganda tenaga kesehatan, kurangnya kesadaran masyarakat akan maslah kesehatan, dan luasnya wilayah yang menjadi sasaran puskesmas.
top related