ppt keratitis
Post on 21-Jul-2016
126 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUSKERATITIS OKULI DEKSTRA
Oleh :Dita mintardi
Pembimbing:dr. Diantinia, SpM
IDENTITAS
• Nama : An. A• Jenis Kelamin : Laki -laki• Umur : 31 tahun 8 bulan 18 hari• Agama : Islam• Alamat : Kp Ngameur 04/08 Campakamulya,
Kab.Bandung• Pekerjaan : Buruh• Tanggal pemeriksaan : 23 April 2014• No. Rekam Medik : 471120
ANAMNESIS
• Keluhan utama : mata kanan merah• Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poliklinik Mata RSD Soreang dengan keluhan mata kanan merah sejak 15 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa nyeri, nganjel, pandangan kabur sejak 15 hari lalu. Pasien mengaku 15 hari lalu ketika sedang memotong ranting di halaman belakang rumah tidak sengaja termasuki oleh ulat, setelah itu mata kanannya menjadi merah, nyeri, terasa nganjel. Nyeri dan nganjel dirasakan sepanjang hari dan terus-menerus sehingga mengganggu aktivitas, bertambah berat saat beraktivitas di bawah sinar matahari di siang hari, lebih ringan saat istirahat di malam hari. Pasien juga mengaku matanya silau dan berair bila terkena sinar matahari. Pasien juga merasakan penglihatan sebelah kanan kabur. Pasien mengaku matanya sering merah, berkedut dan membaik bila ditetesi tetes mata, namun kali ini nyerinya tidak menghilang sehingga pasien berobat ke RSD Soreang. Pasien tidak mengeluh mata belekan, pasien juga tidak mengeluh pusing, pasien tidak pernah memakai kacamata sebelumnya.
ANAMNESIS
• Riwayat penyakit dahulu :Pasien baru pertama kali sakit seperti ini. Riwayat
penyakit hipertensi, diabetes melitus disangkal.• Riwayat alergi : Tidak ada alergi obat
maupun makanan• Riwayat operasi sebelumnya : Tidak ada• Riwayat pengobatan : Tidak ada• Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
keluarga yang menderita sakit seperti ini
PEMERIKSAAN FISIK
• Status GeneralisKeadaan Umum : Tampak BaikKesadaran : Compos Mentis
• Tanda –Tanda VitalTekanan Darah : 120/80 mmHgNadi : 84 x/menitRespirasi : 24 x/menitSuhu : 36 0 C Kepala : NormochepalMata : (lihat status Oftalmologi)
PEMERIKSAAN FISIK
Status oftalmologi
PEMERIKSAAN FISIK
Status oftalmologi
• PEMERIKSAAN BIOMIKROSKOP (SLIT LAMP) : Tidak Dilakukan
• PEMERIKSAAN TIO DENGAN TONOMETRI SCHIOTZ : Tidak Dilakukan
• LABORATORIUM : Tidak Dilakukan
RESUME
• Seorang laki-laki berumur 31 tahun datang dengan keluhan mata kanan merah, nyeri, nganjel, pandangan kabur yang dirasakan sejak 15 hari SMRS. Nyeri dan nganjel dirasakan sepanjang hari dan terus-menerus sehingga mengganggu aktivitas, bertambah berat saat beraktivitas di bawah sinar matahari di siang hari, lebih ringan saat istirahat di malam hari. Pasien juga mengaku matanya silau dan berair bila terkena sinar matahari. Pasien sudah menetesi matanya dengan tetes mata namun tidak ada perbaikan. Pasien baru pertama kali sakit seperti ini. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus disangkal.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan, status generalis dalam batas normal, sedangkan status oftlamologis sebagai berikut:
• VOD 6/21 PH: 6/18• VOS 6/6 PH: 6/6• Konjungtiva bulbi OD ditemukan injeksi siliar, kornea OD ditemukan
infiltrat, palpebra superior OD ditemukan blefarospasme.
• DIAGNOSIS BANDINGKeratitis Okuli DekstraUveitis Anterior Okuli Dekstra
• DIAGNOSA KERJAKeratitis Okuli Dekstra
USULAN PEMERIKSAAN
• Keratometri Tujuannya untuk mengetahui kelengkungan
kornea, tear lake. Dapat dilihat dengan cara fokus kita alihkan kearah lateral bawah, secara subjektif dapat dilihat tear lake yang kering atau yang terisi air mata.
• Tes schirmerBila resapan air mata pada kertas schirmer <10
mm dalam 5 menit dianggap abnormal.
USULAN PEMERIKSAAN
• Uji dry eyePemeriksaan mata kering atau dry eye termasuk
penilaian terhadap lapis film air mata (tear film), danau air mata (tear lake), dilakukan uji break up time tujuannya yaitu untuk melihat fungsi fisiologik film air mata yang melindungi kornea. Penilaiannya dalam keadaan normal film air mata mempunyai waktu pembasahan kornea > 25 detik. Pembasahan kornea < 15 detik menunjukkan film air mata tidak stabil.
• Uji fistelUntuk melihat kebocoran kornea akibat adanya
perforasi kornea.
PENATALAKSANAAN
• Atropin 1 dd gtt OD• Chloramfenikol salep • Vitamin mata tetes
Saran• Gunakan tetes mata secara teratur• Konsumsi obat secara teratur• Edukasi pasien untuk mengistirahatkan mata untuk
beberapa hari• Edukasi untuk menjaga kebersihan mata setiap hari
dan tidak mengucek-ngucek mata
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam• Quo ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Dasar diagnosa:Anamnesis :Keluhan utama : mata merah• mata merah dengan visus normal misal;
konjungtivitis• mata merah dengan visus turun misal; keratitis,
glaukoma akut, uveitis anterior, endoftalmitis, panoftalmitis
Pemeriksaan fisik : • Keratitis : injeksi siliar, infiltrat pada kornea, bilik
mata depan normal, pupil bulat isokor normal, lensa jernih, TIO normal
• Glaukoma akut : injeksi siliar, udem kornea, bilik mata depan dangkal, pupil midriasis, dilatasi pembuluh darah iris, TIO meningkat, pada funduskopi papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan atrofi
• Uveitis anterior : kelopak mata udem disertai ptosis ringan, konjungtiva merah, kadang-kadang disertai kemosis, hiperemia perikorneal, bilik mata depan keruh, iris udem dan warna menjadi pucat, dapat dijumpai sinekia posterior ataupun sinekia anterior, pupil menyempit, bentuk tidak teratur, refleks lambat sampai negatif, lensa keruh, TIO meningkat (bila telah terjadi glaukoma sekunder)
Pemeriksaan fisik :
• Endoftalmitis : udem palpebra superior, reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis, injeksi siliar dan injeksi konjungtiva, udem kornea, kornea keruh, keratik presipitat, bilik mata depan keruh, hipopion, kekeruhan vitreus, penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun hilang sama sekali
• Panoftalmitis : gerak bola mata terbatas, kongesti konjungtiva, injeksi siliar berat, chemosis konjungtiva, kornea keruh, hipopion, pupil mengecil
Pada kasus ini:• mata merah yang sakit kornea punya banyak
serabut nyeri, sehingga amat sensitif • penglihatan kabur karena kornea keruh akibat
infiltrasi sel radang dan mengganggu penglihatan apabila terletak di sentral
• fotofobia karena kontraksi iris yang meradang• mengganjal/terasa ada benda asing di kornea
banyak saraf sensibel• blefarospasme karena rasa sakit yang diperhebat
oleh gesekan palpebra superior
KLASIFIKASI KERATITIS
1. Menurut penyebabnya :• Keratitis bacterial• Keratitis viral• Keratitis jamur• Keratitis lagoftalmus• Keratitis neuroparalitik akibat kerusakan Nervus V• Keratokonjungtivitis sika 2. Menurut tempatnya :a. Keratitis superfisial • Keratitis epitelial• Keratitis subepitelial • Keratitis stromalb. Keratitis profunda• Keratitis interstitial• Keratitis sklerotikans• Keratitis disiformis
Prinsip pengobatan :
Tujuan penatalaksanaan :• mengeradikasi penyebab keratitis• menekan reaksi peradangan sehingga tidak
memperberat destruksi pada kornea• mempercepat penyembuhan defek epitel• mengatasi komplikasi• memperbaiki ketajaman penglihatan
Prinsipnya terapi diberikan sesuai etiologi dan terapi simptomatis.
Prinsip pengobatan :
Terapi simptomatis (agar dapat memberikan rasa nyaman dan mengatasi keluhan-keluhan pasien):• Pasien dapat diberi air mata buatan, siklopegik. Pemberian air
mata buatan yang mengandung metiselulosa dan gelatin yang dipakai sebagai pelumas oftalmik, meningkatkan viskositas, dan memperpanjang waktu kontak kornea dengan lingkungan luar.
• Pemberian tetes kortikosteroid bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terbentuknya jaringan parut pada kornea, dan juga menghilangkan keluhan subjektif seperti fotofobia namun pada umumnya pada pemberian steroid dapat menyebabkan kekambuhan karena steroid juga dapat memperpanjang infeksi dari virus jika memang etiologi dari keratitis tersebut adalah virus.
Prinsip pengobatan :
Pada kasus ini :• Atropin 1 dd gtt OD obat siklopegia, merupakan
siklopegik kuat dan bersifat midriatik. Tujuan untuk menekan peradangan
• Chloramfenikol salep antibiotik untuk bakteri gram positif, negatif
• Vitamin mata tetes nutrisi bagi mata (indikasinya yaitu mampu menangkal radikal bebas yang merusak sel-sel mata, mengurangi kelelahan mata)
Prognosa :
• Quo ad vitam : ad bonam Dilihat dari tanda vital, pemeriksaan fisik pada pasien, prognosa dapat baik bila segera dilakukan terapi.
• Quo ad functionam : dubia ad bonamBergantung pada virulensi organisme, lokasi dan perluasan ulkus kornea, vaskularisasi dan deposit kolagen, diagnosis awal dan terapi tepat dapat membantu mengurangi komplikasi.
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Bila peradangan hanya di permukaan saja, dengan pengobatan yang baik dapat sembuh tanpa jaringan parut. Bila peradangan dalam, penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan parut yang dapat berupa nebula, makula, leukoma, leukoma adherens dan stafiloma kornea.
Bila ulkusnya lebih dalam dapat terjadi perforasi. Adanya perforasi dapat membahayakan mata, oleh karena timbulnya hubungan langsung dari bagian dalam mata dengan dunia luar, sehingga kuman dapat masuk ke dalam mata dan menyebabkan endoftalmis atau panoftalmitis. Dengan adanya perforasi, iris dapat menonjol keluar melalui perforasi dan terjadi prolaps iris. Saat terjadi perforasi, tekanan intraokular menurun.
DAFTAR PUSTAKA
• Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI Jakarta. 2005. Hal 147-158
• Paul R.E, John P.W. Cornea. Vaughan & Asbury’s General Opthalmology Sixteenth Edition. United States Of America. 2004. Hal 129-153
• Bruce J, Chris C, Anthony B. Lectures Notes Oftalmologi Edisi Kesembilan. Blackwell Science. 2003
• Khurana A.K. Comphrehensive Ophtalmology Fourth Edition. New Delhi. 2007. Hal 89-100
• Sherwood L. Eye:Vision. Human Physiology. Sixth Edition. Hal 190-208. Thomson Higher Education. United States of America.2007
• Fernando H. Bacterial Keratitis. Diunduh pada 25 April 2014. Tersedia dari : http://emedicine.medscape.com/article/1194028-overview
top related