ppaticca samuppada

Post on 17-Aug-2015

19 Views

Category:

Education

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PATICCASAMUPPADA

1. Arti kata Paticcasamuppada

Paticca = menempati / tinggalSam = SiapUppada = Timbul

Jadi, artinya yaitu: “Keadaan yang menempati dan siap untuk

timbul”

“Timbul karena kondisi-kondisi yang

saling mengondisikan

“Sebab-akibat yang saling mengondisikan”

2. Tujuan atau Makna Mempelajari Paticcasamuppada

1) Untuk memperlihatkan kebenaran dari keadaan yang sebenarnya, yaitu:

“Tidak ada sesuatu yang berkondisi yang timbul

tanpa sebab.

Manakah yang terlebih dahulu muncul?

SEBAB dulu

atau

AKIBAT dulu ?

Karena saling mengondisikan maka antara :

tidak ada yang terjadi lebih dahulu, melainkan terjadi secara bersama-sama,

ketika muncul sebab maka saat itu pula secara otomatis akibat (sebagai potensi) juga ada

SEBAB AKIBAT

Contoh : * Kelahiran <===> kematian * Pertemuan <===> perpisahan

Antara sebab <===>akibat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

SEBAB AKIBAT

Kondisi (sebab <===> akibat) ini telah direalisasi oleh semua Sammasambuddha

Karena itu, (sebab <===> akibat) ini harus dilihat sebagaimana adanya (as they are)

Bukan dilihat sebagaimana yang saya inginkan (as I want)

Dilihat sebagaimana adanya, artinya selalu dipahami bahwa (sebab <===> akibat) ini dicengkeram oleh Tilakkhana (Anicca, Dukkha, Anatta) dan dijadikan sebagai objek Vipassana.

a) Skema “Sebab-akibat”.

Sebab Akibat

Sebab Akibat

Sebab Akibat

Dst

Diputus disini

b) Masalah “Sebab Pertama” (causa prima)

Semua merupakan lingkaran sebab-akibat, jadi tidak diketahui awal dan akhir.

Alam semesta ini selalu bergerak menurut proses pembentukan (samvatana) dan penghancuran (vivattana) yang berlangsung terus menerus.

c) Konsep “sebab pertama” muncul karena kita diliputi ketidaktahuan dan terbelenggu oleh keinginan rendah.

Samyuttanikaya II,178-193: “Tidak dapat dipikirkan akhir tumimbal lahir, tidak dapat dipikirkan asal mula makhluk yang karena diliputi ketidaktahuan dan terbelenggu keinginan rendah,mengembara ke sana ke mari.”

2) Memperlihatkan pula berhentinya segala rangkaian peristiwa fenomena kehidupan dengan berhentinya syarat-syarat yang mendahuluinya.

3) Berhentinya rangkaian peristiwa fenomena kehidupan ini dapat dicapai oleh mereka yang telah memiliki “Pandangan Terang” (Kebijaksanaan Sempurna).

3. Hasil atau manfaat mempelajari Paticcasamuppada

Bila kita mempelajari hukum paticcasamuppada ini dengan sungguh-sungguh maka:

a) Kita akan terbebas dari pandangan salah, dan

b) Dapat melihat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya.

4. Bunyi rumusan Paticcasamuppada

Majjhimanikaya II,32:

+)Imasming Sati Idang Hoti

+)Dengan adanya ini,maka ada itu.

+)Imasuppada Idang Uppajjati

+)Dengan timbulnya ini,maka timbul itu.

-) Imasming Asati Idang Na Hoti

-)Dengan tidak ada ini,maka tidak ada itu.

-) Imassa Nirodha Idang Nirujjati

-)Dengan tidak timbul ini,maka tidak timbul itu.

Aspek (+)ADA

Aspek (–)TIDAK ADA

Makna Rumusan Paticcasamuppada

Bedanya “ada” dengan “timbul” Bedanya “tidak timbul” dengan “lenyap” Makna ‘ada’ dan ‘timbul’ Makna ‘postif’ dan ‘negatif’

(menggunakan analogi “jika-maka” dan “jika dan hanya jika”)

Makna ‘ini’ dan ‘itu’ (12 nidana)

Penjelasan Makna Rumusan Paticcasamuppada

1) Bedanya“ada”dengan“timbul” “ada” memang karena sudah ada “timbul” dari belum ada menjadi ada.

2) Bedanya “tidak timbul” dengan “lenyap”. “tidak timbul” karena memang tidak ada

“lenyap” dari ada menjadi tidak ada.

Makna ‘ada’ dan ‘timbul’

sebab akibat

TIMBUL sebab akibat

ADA

Makna ‘positif’ dan ‘negatif’ Dijelaskan dengan menggunakan analogi “jika-maka” dan “jika dan hanya jika”

Analogi :

a) Jika hari hujan maka bawa payung (+).

b) Jika hari tidak hujan maka tidak bawa payung (-).

c) Bawa payung jika dan hanya jika hujan

Note : a dan b = tidak pasti

c = adalah pasti

Makna ‘ini’ dan ‘itu’

A. Merupakan 12 faktor yang berkombinasi menjadi rangkaian “sebab-akibat” yaitu:

1) Avijja (kegelapan batin).

2) Sankhara (bentuk-bentuk kamma).

3) Vinnana (kesadaran).

4) Nama-Rupa (batin&jasmani).

5) Salayatana (6 landasan indera).

6) Phassa (kontak).

7) Vedana (perasaan).

8) Tanha (keinginan rendah).

9) Upadana (kemelekatan).

10)Bhava (penjadian).

11)Jati (kelahiran).

12)Jara-Marana (ketuaan dan kematian).

b) Tambahan untuk point 12 Soka: kesedihan. Parideva: ratap tangis. Dukkha: derita jasmani. Domanassa: derita batin. Upayasa: putus asa.

The Cycle of Dependent Origination – twelve links

Sankhara

Vinnana

Nama-Rupa

Salayatana

Phassa

Vedana

Tanha

Bhava

Upadana

Jati

Jara-Marana Soka,Parideva,Dukkha, Domanassa, Upayasa

Avijja

NIDANA 12

1. Avijja (Ketidaktahuan/kegelapan

batin/kebodohan batin) Tidak mengerti adanya Dukkha Tidak mengerti Sebab Dukkha (Samudaya) Tidak mengerti Terhentinya Dukkha (Nirodha) Tidak mengerti Jalan Terhentinya Dukkha (Magga) Tidak mengerti ada masa yang lalu (Pubbanta) Tidak mengerti ada masa akan datang (Aparanta) Tidak mengerti ada masa yang lalu & ada masa yang

akan datang (Pubbantaparanta) Tidak mengerti hukum sebab akibat yang saling

mengondisikan (Paticcasamuppada)

2. Sankhara Dalam Tilakkhana (Tiga Corak Kehidupan), kata

Sankhara (Sangkhata) bermakna segala sesuatu yang berkondisi, yang merupakan perpaduan dan mengalami proses

Dalam Cattari Ariya Saccani (Empat Kebenaran Mulia), kata Sankhara bermakna salah satu dari 4 Nama Khanda, yaitu Sankhara Khanda (faktor-faktor mental atau faktor-faktor pikiran)

Dalam Paticcasamuppada (hukum sebab akibat yang saling mengondisikan), kata Sankhara bermakna bentuk-bentuk kamma atau perbuatan

3.Vinnana (Kesadaran) Kesadaran timbul akibat adanya kontak (Phassa) antara landasan

indera (Pasada) dengan objeknya (Arammana) 1. Kesadaran Melihat (Dassana / Cakkhu Vinnana) 2. Kesadaran Mendengar (Savana / Sota Vinnana) 3. Kesadaran Mencium bau (Ghayana / Ghana Vinnana) 4. Kesadaran Mengecap rasa (Sayana / Jivha Vinnana) 5. Kes. Mengalami Sentuhan (Phussana / Kaya Vinnana) 6. Kesadaran Berpikir (Mano Vinnana) (KUBD 225)

Yang dibicarakan di dalam Paticcasamuppada ini adalah “Patisandhi Vinnana”, yaitu kesadaran lahir, kesadaran yang sesuai fungsinya menjadi kesadaran awal lahirnya makhluk dan juga “Lokiya Vipaka Vinnana”, yaitu kesadaran menerima hasil dalam kehidupan sehari-hari.

4. Nama Rupa (Batin Jasmani) Nama (Batin) dalam Pancakhanda terdiri dari :

Vinnana Khanda (kelompok Kesadaran) Sanna Khanda (kelompok Persepsi / Ingatan) Sankhara Khanda (kelompok Faktor-faktor mental /

pikiran) Vedana Khanda (kelompok Perasaan)

Nama (Batin) yang dimaksud dalam Paticcasamuppada ialah 3 kelompok saja yaitu : Sanna Khanda (kelompok Persepsi / Ingatan) Sankhara Khanda (kelompok Faktor-faktor mental /

pikiran) Vedana Khanda (kelompok Perasaan)

Rupa (Jasmani) terdiri dari Mahabhuta 4 atau Avini Bhoga Rupa 8 atau Rupa 28

5.Salayatana (6 Landasan Indera) 6 landasan indera ini adalah:

1) Mata2) Telinga3) Hidung4) Lidah5) Jasmani 6) Pikiran

Enam landasan ini muncul bersamaan dengan Nama Rupa.

6. Phassa ( Kontak ) Kontak yang terjadi antara 6 landasan

indera dengan objeknya masing masing

OBJEK

SENTUHAN

BENTUK

IDE / GAGASAN

NIBBĀNA

BEBAUAN

RASA

SUARA

KONTAK

KONTAK

KONTAK

KONTAK

KONTAK

KONTAK

LIDAH

6 LANDASAN

INDERA

JASMANI

MATA

PIKIRAN

HIDUNG

TELINGA

KESADARAN

MENYENTUH

MELIHAT

BERPIKIR

MEMBAUI

MENGECAP

MENDENGAR

7. Vedana ( Perasaan ) 3 jenis perasaan batin yaitu : - Menyenangkan (Somanassa), - Tidak menyenangkan (Domanassa) dan - Netral (Upekkha )

2 jenis perasaan fisik yaitu : - Penderitaan jasmani (Dukkha) dan - Kebahagiaan jasmani (Sukha)

8. Tanha (Nafsu Keinginan)

a. Berdasarkan kesenangan pada 6 obyek / Arammana b. Berdasarkan keadaan yang berlangsung

1). Kama Tanha, keinginan rendah memuaskan nafsu indrawi, Misal : Semoga kaya, Semoga Makmur… 2). Bhava Tanha, keinginan rendah akan keber langsungan terus menerus, Misal: keinginan lahir di Rupa Brahma, semoga cinta kita bisa

abadi, ….dll 3). Vibhava Tanha, keinginan rendah akan ketidak berlangsungan, Misal : WC bau, lalu maunya cepat cepat keluar agar terbebas dari bau tersebut (ada penolakan)

• Kama Tanha dan Bhava Tanha ->cenderung Lobha yang juga bersama Moha

• Vibhava Tanha -> Cenderung Dosa, juga bersama Moha• Moha -> bisa berdiri sendiri, misalnya pandangan

salah, seperti kita tidak melihat matahari karena tertutup oleh awan, atau tembok, atau pohon. Misal: Anagami yang masih memiliki Mana, dengan Panna, Moha tersebut hilang; begitu ada terang, maka gelapnya hilang

• Kama Tanha, Bhava Tanha dan Vibhava Tanha terjadi dalam satu proses kejadian, misalnya : • Saat makan bakso, menikmati bakso tersebut (Kama Tanha).

Selanjutnya, karena enak, ingin terus menikmati (Bhava Tanha), ketika baksonya habis, kecewa,”wah, sayang baksonya cepat habis” (Vibhava tanha).

108 Tanha6 INDERA OBYEK KESADARAN

MATA(K,B,V)

BENDA (K,B,V)

MELIHAT

TELINGA (K,B,V) SUARA (K,B,V)

MENDENGAR

HIDUNG(K,B,V)

BEBAUAN(K,B,V)

MEMBAUI

LIDAH(K,B,V)

RASA (K,B,V)

MENGECAP

JASMANI (K,B,V) SENTUHAN (K,B,V)

MERASAKAN SENTUHAN

PIKIRAN (K,B,V) IDE/GAGASAN(K,B,V)

BERPIKIR

Setiap indera dan obyek mengondisikan tiga Tanha (Kama-tanha, Bhava-tanha, dan Vibhava-tanha). Jadi, semua ada 36 Tanha.

Lalu, ada 3 masa yang dialami, yaitu:1) Masa lalu = 36 Tanha2) Masa Sekarang = 36 Tanha3) Masa Yang akan datang = 36 Tanha

Jadi, totalnya adalah 36 x3 = 108 Tanha setiap masa.

9. Upadana (Kemelekatan) Ada 4 macam yaitu :1. Kama-upadana, kemelekatan pada kenafsuan

- Membawa pada pemuasan diri secara berlebihan, akan mengantar pada Bhava (perwujudan baru)

2. Ditthi-upadana, kemelekatan pada pandanganSecara umum, melekat pada pandangan, misal: - Kemoralan tidak menghasilkan Vipaka.- Tidak ada akibat dari perbuatan baik (berdana, dll) di masa sekarang maupun di masa akan datang, dsb.

3. Silabbata-upadana, kemelekatan pada upacara yang dianggap dapat membawa kesucian, menganggap hal demikian penting, atau terikat pada mereka dalam hal bersifat tahyul

4. Attavada-upadana, kemelekatan pada ‘sang Ego’ - Hal ini disebabkan kebanggaan yang berlebihan dan sifat menonjolkan diri, sehingga menimbulkan suatu perasaan curiga yang kuat terhadap orang atau golongan lain.- Pandangan ada sesuatu yg hidup (kekal) di dalam badan: Ia hidup bila inti kehidupan ini ada, dan sebaliknya, ia mati bila inti kehidupan ini berhenti.- Ucchedaditthi (Nihilis), setelah mati tidak ada apa apa- Sasataditthi (Eternalis), ada inti yang tidak dapat dihancurkan, yang abadi, yang berpindah dari satu badan ke badan lainnya

• Kama-upadana termasuk Tanha karena berhubungan dengan nafsu indera

• 3 Upadana yang lain termasuk Micchaditthi (Pandangan Salah)

Perbedaan Tanha dan Upadana• Tanha :

• - Keinginan rendah yang punya tenaga kecil. Misalnya awal se sendok bakso

• - Kepuasan hati terhadap obyek yang diketemukan.• - Keinginan terhadap obyek yang belum didapati.

Upadana : • - Yang punya tenaga besar.• - Kemelekatan terhadap obyek, selalu terkenang akan obyek, dan tak

akan lenyap. Misal : • Terkenang pacaran cinta pertama … ketika melihat sinetron• Melihat orang yang mirip suami yang jahat …. timbul kebencian

• - Kemelekatan pada obyek & tidak akan melepaskan obyek.• - Mencengkeram, menimbulkan kondisi dari kemunculan / kelahiran /

syarat untuk kelahiran. Misal: Berbohong, karena hal itu tidak dianggap sebagai bohong, akhirnya terpelihara dan menjadi watak.

• Tanha seperti mencari barang dalam kegelapan, upadana ketemu

10. Bhava ( Proses Penjadian / Dumadi)

Terdiri dari 2 macam : Kammabhava, berarti proses kamma yaitu

munculnya bentuk bentuk kamma yang menyebabkan tumimbal lahir (bersifat proses aktif untuk menjadi) Berkembang melalui Tanha dan Upadana

Upapattibhava, (berbagai alam kehidupan), berarti proses tumimbal lahir, yaitu buah buah kamma yang lalu (Vipaka kamma) yang bersifat pasif. Lahir di kandungan (sudah terbentuk)

11. Jati (Kelahiran): yaitu munculnya Pancakkhanda (Khandhanam Patubhavo).

12. Jara – Marana (Kelapukan / Ketuaan dan Kematian

I. 12 Faktor (12 Nidana)

1. AVIJJA (Kegelapan Batin): Tidak mengetahui hakikat sesungguhnya segala sesuatu

Seperti orang tua buta yang berjalan tak tentu arah

I. 12 Faktor (12 Nidana)

2. Sankhara (Bentuk- bentuk Kamma)

Seperti pembuat tembikar yang membuat anekamacam tembikar terus menerus (Kamma bermanfaat atau tidak bermanfaat) Ada berbagai macam bentuk tembikar adatembikar yang sudah pecah (Vipaka yg sudah berbuah) ada juga yang masih belum berbuah Ada juga yang masih dibuat.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

3. Vinnana (Patisandhi Vinnana) Kesadaran Penghubung

Seperti seekor kera yang berpindah dari pohon kering ke pohon yang masih hijau dan lebat buahnya. Begitu juga Patisandhi Vinnana berproses/berlanjut dari satu kehidupan kekehidupan yang lain

I. 12 Faktor (12 Nidana)

4. Nama Rupa (Batin dan Jasmani) hasil dari Kamma lampau

Seperti sepasang pria-wanita di dalam satu perahu

I. 12 Faktor (12 Nidana)

5. Salayatana (6 Landasan Indera dalam/internal dan Enam landasan Indera luar/External)

Mata, Telinga, Hidung, Lidah, Jasmani, Pikiran dan obyek- obyeknya Diibaratkan sebuah rumah yang

mempunyai 5 jendela dan 1 pintu.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

6. Phassa (Kontak) Ketika Indera telah

berkembang, dapat terjadi kontak dengan masing masing objeknya

Digambarkan dengan seorang lelaki dan wanita yang sedang bercinta di malamhari. mencerminkan landasan indera Kontak dengan obyek.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

7. Vedana (Perasaan)

Seperti lelaki yang matanya ditembus 2 anak panah, begitu juga perasaan membutakan batin seseorang.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

8. Tanha (Nafsu Keinginan rendah )

Seperti seseorang yang sedang minum minuman keras yang memabukkan.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

9. Upadana (Kemelekatan)

Ibarat orang yang mengumpulkan buah, walaupun keranjangnya sudah penuh semua tetapi masih terus memetik buah.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

10. Bhava (Perwujudan, Proses menjadi)

Seperti seorang wanitayang sedang mengandung.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

11. Jati (Lahir / Munculnya Panca Khanda)

Digambarkan sebagai seorang wanita yang sedang melahirkan.

I. 12 Faktor (12 Nidana)

12. Jara Marana (Usia Tua dan kematian)

Digambarkan sebagai lelakitua dan sebuah jenazah/mayat.

Penjelasan Gambar

Lambang dari akar sebab sebab “Penjadian” yang tidak ada henti3 Binatang saling menggigit ekor satu & lainnya, menunjukkan 3 akar kejahatan ini (Lobha, Dosa, dan Moha) saling bergantungan satu dengan yang lainnya Ayam Jago (Keserakahan)Ular (Kebencian)Babi (Kegelapan / kebodohan batin)

Jalan Gelapdan Terang

Putih : 4 orang (Bhikkhu, Bhikkhuni, Upasaka & Upasika) sedang melatih jalan yg baik, menuju Kama Sugati 7

Hitam : Makhluk telanjang (Tanpa Hiri & Otappa), jatuh ke Apaya 4 karena perbuatan buruk mereka

DEVA

SETAN/PETA

NERAKA

BINATANG

MANUSIAASURA

31

A

LAM

Keh

idu

pan

Jalan Putih mengarah ke atas: Kama Sugati 7

Manusia

Jalan Putih mengarah ke atas: Kama Sugati 7

Alam Dewa 6

Alam Asura

Jalan Hitam mengarah pada Apaya 4

Binatang

Jalan Hitam mengarah pada Apaya 4

Neraka

Jalan Hitam mengarah pada Apaya 4

PETA

5 TENGKORAK ~ PANCAKKHANDHA PADA MAHKOTA YANG HAKIKATNYA DICENGKERAM OLEH

ANICCA – DUKKHA - ANATTA

PANCA KHANDHA:1. KESADARAN2. PERASAAN3. PENCERAPAN4. FAKTOR BATIN5. FISIK / JASMANI

Seluruh roda dilingkari oleh api Lobha, Dosa dan Moha yang membakar dengan panasnya.

* Raksasa Kala (Waktu) Mengcengkram 31 alam kehidupan ini

EKOR DENGAN UJUNG YANG TAK DAPAT DILACAK

SEBAB PERTAMA HIDUP DAN KEHIDUPANDI ALAM SEMESTA INI TAK DAPAT DITELUSURI

DHAMMA-DESANA DI

ALAM MANUSIA

JALANMULIABERUNSURDELAPAN

8 KONDISI DUNIAATTHA-LOKA

ARIYASACCA3 TAHAP

NIBBANA

Hasil Jalan Mulia Berunsur Delapan melintasi dan memutus Rantai kelahiran (Jati dan Jara marana) digambarkan dengan 8 teratai

Sang Buddha, berdiri di pantai seberang melambangkan Beliau telah merealisasi Nibbana

Semua mata rantai beserta dunia dan isinya dicengkeram erat dan dilahap raksasa “Kala”.

6. Proses Kerja Paticcasamuppada.

Mencakup 7 tinjauan Paticcasamuppada,yaitu:

1) 3 masa (lalu, sekarang, dan yang akan datang)

2) 12 faktor (12 nidana)

3) 20 cara.

4) 3 hubungan. akibat yang lalu mengondisikan akibat sekarang. akibat sekarang mengondisikan sebab sekarang sebab sekarang mengondisikan akibat yang akan

datang.

5) 4 bagian Sebab yang lalu, Akibat yang sekarang, Sebab sekarang, Akibat yang akan datang.

6) 3 lingkaran Kilesa (avijja, tanha, upadana) Kamma (sankhara, bhava) Vipaka (vinnana, nama-rupa, salayatana,phassa,vedana)

7) 2 akar (avijja dan tanha)

Visatakara 20

Sebab yang lalu

SekarangAkibat

SekarangSebab

Akibat yg akan datang

Avijja Vinnana Tanha Vinnana

Sankhara Nama danRupa

Upadana Nama dan Rupa

Tanha Salayatana Bhava Salayatana

Upadana Phassa Avijja Phassa

Bhava Vedana Sankhara Vedana

SEBAB DUKKHA SEBAB DUKKHA

3 masa atau Tayo-addha

Atita-addha Paccupanna-addha Anagata-addha

Atita Addha

Waktu yang telah lampau termasuk pula waktu dalam kehidupan yang lampau dan waktu yang lampau dalam kehidupan sekarang ini.

Faktor yang menjadi Atita Addha adalah Avijja dan Sankhara

Paccupanna Addha

Dimaksudkan sebagai waktu yang sekarang, yang saat ini yang sedang ada sekarang ini.

Faktor Paccuppanna addha dari Paticcasamuppada adalah: Vinnana, Nama-rupa, Salayatana, Phassa, Vedana, Tanha, Upadana, dan Bhava

Anagata-addha

Dikatakan sebagai waktu yang akan datang

Faktor Anagata-addha dari Paticcasamuppada adalah Jati dan Jara-marana

Bila telah melakukan sesuatu, baik yang merupakan kusala kamma maupun akusala kamma disebut Kamma Bhava, yang menimbulkan hasil atau akibat pada kehidupan yang sekarang

AvijjaSankhara

VinnanaNama-rupaSalayatanaPhassaVedanaTanhaUpadanaBhava

JatiJara-marana

Atita-addha (masa lampau)

Pacupanna-addha(masa sekarang)

Anagata-addha(masa akan datang)

AvijjaSankhara

VinnanaNama-rupaSalayatana

PhassaVedana

TanhaUpadana

Bhava

JatiJara-marana

Atita-hetu(sebab lampau)

Pacupanna-phala(akibat sekarang)

Anagata-phala(akibat akan dtg)

Pacupanna-hetu(sebab sekarang)

Sebab yg Lampau

AvijjaSankhara

(TanhaUpadanaBhava)

HasilSekarang

VinnanaNama RupaSalayataana

PhassaVedana

Sebab SekarangTanha

UpadanaBhava(Avijja

Sankhara)

HasilYg akan datang

JatiJara

MaranaSebab

Yg Akan datang Tanha

UpadanaBhava(Avijja

Sankhara))

3 Masa (Tayo Addha)

Lampau Sekarang Akan Datang

VIPAKA VATTAVINNANA, NAMA-RUPA, SALAYATANA, PHASSA, VEDANA

KAMMA VATTASANKHARA, BHAVA

KILESA VATTA

AVIJJA, TANHA, UPADANA

3 Lingkaran (Tini Vattani)

DUA AKAR (DVE-MULANI)

by Selamat R

AVIJJA SANKHARA TANHA UPADANA BHAVA JATI JARAMARANA

VINNANANAMARUPA

SALAYATANA PHASSA VEDANA

Skema

SEBAB

AKIBAT

Kilesa

Kamma

Vipaka

1 Avijja

2 Sankhara

3

4

5

6

7

89

10

11

12

VinnanaNama rupa

Salayatana

Phassa

Vedana

Tanha

Upadana

Bhava

Jati

JaraMarana

Tanha

Upadana

Bhava

Sebab yang lalau

Jati

JaraMarana

AkibatSekarang

Avijja

Sankhara

SebabSekarang

Vinnana

NamaRupa

Salayatana

Phassa

Vedana

AkibatYad

7. 12 rangkaian Dhamma yang saling berhubungan menuju kebahagiaan

Samyuttanikaya II, 25,26,27.

1) Dukkha (penderitaan)

2) Saddha (keyakinan)

3) Pamojja (rasa gembira)

4) Piti (kegiuran)

5) Passadhi (ketenangan)

6) Sukkha (kebahagiaan)

7) Samadhi (konsentrasi)

8) Yathabhutananadassana (pengetahuan dan pandangan akan segala sesuatu sebagaimana apa adanya)

9) Nibbida (rasa enggan) – dischantment.

10)Viraga (ketidakmelekatan) – detachment.

11)Vimutti (penglepasan) – liberation.

12)Khayana (pengetahuan tentang padamnya nafsu keinginan, yaitu keadaan Arahat) – final realization.

top related