pp 7 tahun 2008 batang tubuh

Post on 29-Nov-2014

347 Views

Category:

Education

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2008

TENTANG

DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaandekonsentrasi dan tugas pembantuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 92, Pasal 99, dan Pasal108 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintahtentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana . . .

- 2 -

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang(Lembaran Negara Republik Indonesia Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4548);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DEKONSENTRASI DANTUGAS PEMBANTUAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah,adalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Kementerian negara, yang selanjutnya disebutkementerian, adalah lembaga pemerintah pelaksanakekuasaan pemerintahan yang membidangi urusantertentu dalam pemerintahan.

3. Lembaga adalah organisasi non-kementerian negara daninstansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untukmelaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 atauperaturan perundang-undangan lainnya.

4. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusanpemerintahan oleh pemerintah daerah dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dantugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik . . .

- 3 -

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

5. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atauwalikota, dan perangkat daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnyadisebut DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyatdaerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahandaerah.

7. Daerah otonom, yang selanjutnya disebut daerah,adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyaibatas-batas wilayah, berwenang mengatur danmengurus urusan pemerintahan dan kepentinganmasyarakat setempat menurut prakarsa sendiriberdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NegaraKesatuan Republik Indonesia.

8. Desa atau yang disebut dengan nama lain, yangselanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas-batas wilayah yangberwenang untuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adatistiadat setempat yang diakui dan dihormati dalamsistem pemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

9. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnyadisebut SKPD, adalah organisasi/lembaga padapemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadappelaksanaan dekonsentrasi/tugas pemerintahan dibidang tertentu di daerah provinsi, kabupaten, ataukota.

10. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dariPemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintahdan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu.

11. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintahkepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsikepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta daripemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untukmelaksanakan tugas tertentu dengan kewajibanmelaporkan dan mempertanggungjawabkanpelaksanaannya kepada yang menugaskan.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yangselanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan

tahunan . . .

- 4 -

tahunan pemerintahan negara yang disetujui olehDewan Perwakilan Rakyat, dan ditetapkan denganundang-undang.

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yangselanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangantahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DewanPerwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan denganperaturan daerah.

14. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dariAPBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakilPemerintah yang mencakup semua penerimaan danpengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi,tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansivertikal pusat di daerah.

15. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dariAPBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yangmencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalamrangka pelaksanaan tugas pembantuan.

16. Dana Tugas Pembantuan Provinsi adalah dana yangberasal dari APBD Provinsi yang dilaksanakan olehkabupaten, atau kota dan desa yang mencakup semuapenerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaantugas pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepadaPemerintah Kabupaten, atau Kota, dan/atau Desa.

17. Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota adalah danayang berasal dari APBD Kabupaten/Kota yangdilaksanakan oleh desa yang mencakup semuapenerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaantugas pembantuan dari Pemerintah Kabupaten, atauKota kepada Desa.

18. Rencana Kerja Pemerintah, yang selanjutnya disebutRKP, adalah dokumen perencanaan nasional untukperiode 1 (satu) tahun.

19. Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, yang selanjutnyadisebut Renja-KL, adalah dokumen perencanaankementerian/lembaga untuk periode 1 (satu) tahun.

20. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga,yang selanjutnya disebut RKA-KL, adalah dokumenperencanaan dan penganggaran yang berisi program dankegiatan suatu kementerian/lembaga yang merupakanpenjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan RencanaStrategis Kementerian/lembaga yang bersangkutandalam satu tahun anggaran, serta anggaran yangdiperlukan untuk melaksanakannya.

21. Daftar . . .

- 5 -

21. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnyadisebut DIPA atau dokumen lain yang dipersamakandengan DIPA, adalah suatu dokumen pelaksanaananggaran yang dibuat oleh menteri/pimpinan lembagaserta disahkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsisebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatanserta dokumen pendukung kegiatan akuntansipemerintah.

22. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satuatau lebih kegiatan yang dilaksanakan instansipemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dantujuan serta memperoleh alokasi anggaran, ataukegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansipemerintah.

23. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakanoleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagiandari pencapaian sasaran terukur pada suatu programdan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahansumber daya baik yang bersifat personil (sumber dayamanusia), barang modal termasuk peralatan danteknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa ataukesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukanuntuk menghasilkan keluaran dalam bentukbarang/jasa.

BAB II

PRINSIP PENYELENGGARAAN

Pasal 2

(1) Pemerintah menyelenggarakan sebagian urusan yangmenjadi kewenangannya di daerah berdasarkan asasdekonsentrasi dan asas tugas pembantuan.

(2) Penyelenggaraan dekonsentrasi dilakukan melaluipelimpahan sebagian urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan kementerian/lembaga.

(3) Penyelenggaraan tugas pembantuan dilakukan melaluipenugasan sebagian urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan pemberi tugas pembantuan dariPemerintah kepada daerah dan/atau desa, daripemerintah provinsi kepada kabupaten/kota,dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kotakepada desa.

(4) Kementerian/lembaga menetapkan norma, standar,prosedur, dan kriteria pelaksanaan kegiatandekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Pasal 3 . . .

- 6 -

Pasal 3

(1) Pelaksanaan pelimpahan sebagian urusanpemerintahan dari Pemerintah kepada instansivertikal di daerah didanai melalui anggarankementerian/lembaga.

(2) Pelaksanaan pelimpahan sebagian urusanpemerintahan dari Pemerintah kepada gubernur danpenugasan dari Pemerintah kepada pemerintah daerahdan/atau pemerintah desa didanai melalui anggarankementerian/lembaga.

(3) Pengelolaan anggaran untuk pelaksanaan pelimpahansebagian urusan pemerintahan dan pelaksanaanpenugasan dilakukan secara tertib, taat padaperaturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,efektif, transparan, dan bertanggung jawab denganmemperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Pasal 4

(1) Sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkankepada gubernur sebagai wakil pemerintahdilaksanakan oleh SKPD provinsi berdasarkanpenetapan dari gubernur.

(2) Sebagian urusan pemerintahan yang ditugaskankepada pemerintah daerah dilaksanakan oleh SKPDprovinsi atau kabupaten/kota berdasarkan penetapandari gubernur atau bupati/walikota.

(3) Sebagian urusan pemerintahan yang ditugaskankepada pemerintah desa dilaksanakan oleh kepaladesa.

Pasal 5

(1) Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepadagubernur sebagai wakil pemerintah tidak bolehdilimpahkan kepada bupati/walikota.

(2) Urusan pemerintahan yang ditugaskan kepadapemerintah provinsi tidak boleh ditugaskan kepadapemerintah kabupaten/kota.

(3) Urusan pemerintahan yang ditugaskan kepadapemerintah kabupaten/kota tidak boleh ditugaskankepada pemerintah desa.

Pasal 6 . . .

- 7 -

Pasal 6

(1) Pemerintah dapat memberikan penugasan kepadapemerintah desa untuk melaksanakan sebagianurusan pemerintahan tertentu.

(2) Dalam hal kementerian/lembaga akan memberikanpenugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),penugasan tersebut harus mendapat persetujuan dariPresiden.

(3) Presiden memberikan persetujuan penugasan setelahmendapat pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri,Menteri Keuangan, dan menteri yang membidangiperencanaan pembangunan nasional.

Pasal 7

(1) Menteri/pimpinan lembaga menetapkan PeraturanMenteri/ Pimpinan Lembaga untuk memberikanpenugasan kepada pemerintah desa setelah mendapatpersetujuan Presiden.

(2) Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga disampaikankepada kepala desa melalui bupati/walikota sebagaidasar pelaksanaan tugas pembantuan dengantembusan kepada Menteri Dalam Negeri, MenteriKeuangan, menteri yang membidangi perencanaanpembangunan nasional, dan gubernur.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 8

Ruang lingkup dekonsentrasi dan tugas pembantuanmencakup aspek penyelenggaraan, pengelolaan dana,pertanggungjawaban dan pelaporan, pembinaan danpengawasan, pemeriksaan, serta sanksi.

Pasal 9

(1) Penyelenggaraan dekonsentrasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 meliputi:

a. pelimpahan urusan pemerintahan;

b. tata cara pelimpahan;

c. tata . . .

- 8 -

c. tata cara penyelenggaraan; dan

d. tata cara penarikan pelimpahan.

(2) Pengelolaan dana dekonsentrasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 meliputi:

a. prinsip pendanaan;

b. perencanaan dan penganggaran;

c. penyaluran dan pelaksanaan; dan

d.pengelolaan barang milik negara hasil pelaksanaandekonsentrasi.

(3) Pertanggungjawaban dan pelaporan dekonsentrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi:

a. penyelenggaraan dekonsentrasi; dan

b.pengelolaan dana dekonsentrasi.

Pasal 10

(1) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 meliputi:

a. penugasan urusan pemerintahan;

b. tata cara penugasan;

c. tata cara penyelenggaraan; dan

d.penghentian tugas pembantuan.

(2) Pengelolaan dana tugas pembantuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 meliputi:

a. prinsip pendanaan;

b. perencanaan dan penganggaran;

c. penyaluran dan pelaksanaan; dan

d. pengelolaan barang milik negara hasil pelaksanaantugas pembantuan.

(3) Pertanggungjawaban dan pelaporan tugaspembantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8meliputi:

a. penyelenggaraan tugas pembantuan; dan

b.pengelolaan dana tugas pembantuan.

BAB IV . . .

- 9 -

BAB IV

PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Bagian KesatuPelimpahan Urusan Pemerintahan

Pasal 11

(1) Pelimpahan sebagian urusan pemerintahan dapatdilakukan kepada gubernur.

(2) Selain dilimpahkan kepada gubernur, sebagianurusan pemerintahan dapat pula dilimpahkan kepada:

a. instansi vertikal;

b. pejabat Pemerintah di daerah.

(3) Jangkauan pelayanan atas penyelenggaraan sebagianurusan pemerintahan yang dilimpahkan sebagaimanadimaksud pada ayat (2), dapat melampaui satuwilayah administrasi pemerintahan provinsi.

(4) Penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dikoordinasikan kepadagubernur masing-masing wilayah.

Pasal 12

Instansi vertikal yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di provinsi dan kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), wajib:

a. berkoordinasi dengan gubernur atau bupati/walikotadan instansi terkait dalam perencanaan, pendanaan,pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan, sesuai dengannorma, standar, pedoman, arahan, dan kebijakanpemerintah yang diselaraskan dengan perencanaantata ruang dan program pembangunan daerah sertakebijakan pemerintah daerah lainnya; dan

b. memberikan saran kepada menteri/pimpinan lembagadan gubernur atau bupati/walikota berkenaan denganpenyelenggaraan urusan pemerintahan yangdilimpahkan.

Pasal 13

(1) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenangPemerintah di bidang politik luar negeri, pertahanan,keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta

agama . . .

- 10 -

agama, yang didekonsentrasikan, diselenggarakanoleh instansi vertikal di daerah.

(2) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenangPemerintah selain sebagaimana dimaksud pada ayat(1) yang didekonsentrasikan kepada perangkat pusatdi daerah, diselenggarakan sendiri melalui instansivertikal tertentu di daerah.

(3) Urusan pemerintahan yang dapat dilimpahkan dariPemerintah kepada gubernur sebagai wakilpemerintah merupakan sebagian urusanpemerintahan yang menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan Pemerintah.

(4) Tata cara penyelenggaraan urusan pemerintahansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(5) Tata cara penyelenggaraan urusan pemerintahansebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakansesuai dengan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 14

(1) Urusan yang dapat dilimpahkan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) dijabarkan dalambentuk program dan kegiatan kementerian/lembagayang sudah ditetapkan dalam Renja-KL yang mengacupada RKP.

(2) Urusan yang dapat dilimpahkan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib memperhatikan kriteriaeksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi, sertakeserasian hubungan antar susunan pemerintahan.

Bagian KeduaTata Cara Pelimpahan

Pasal 15

(1) Perencanaan program dan kegiatan dekonsentrasimerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistemperencanaan pembangunan nasional.

(2) Perencanaan program dan kegiatan dekonsentrasiharus memperhatikan aspek kewenangan, efisiensi,efektifitas, kemampuan keuangan negara, dansinkronisasi antara rencana kegiatan dekonsentrasidengan rencana kegiatan pembangunan daerah.

(3) Penyusunan . . .

- 11 -

(3) Penyusunan perencanaan program dan kegiatandekonsentrasi dilakukan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

Pasal 16

(1) Setelah ditetapkannya pagu indikatif,kementerian/lembaga memprakarsai danmerumuskan sebagian urusan pemerintahan yangakan dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakilpemerintah di daerah paling lambat pertengahanbulan Maret untuk tahun anggaran berikutnya.

(2) Rumusan tentang sebagian urusan pemerintahanyang akan dilimpahkan kepada gubernur dituangkandalam rancangan Renja-KL dan disampaikan kepadamenteri yang membidangi perencanaan pembangunannasional sebagai bahan koordinasi dalam MusyawarahPerencanaan Pembangunan Nasional(Musrenbangnas).

(3) Menteri yang membidangi perencanaan pembangunannasional bersama menteri/pimpinan lembagamelakukan penelaahan rancangan Renja-KL yangmemuat rumusan tentang sebagian urusanpemerintahan yang akan dilimpahkan, dan hasilnyaakan digunakan sebagai bahan penyusunan Renja-KLdan RKP.

(4) Kementerian/lembaga memberitahukan kepadagubernur mengenai lingkup urusan pemerintahanyang akan dilimpahkan paling lambat pertengahanbulan Juni untuk tahun anggaran berikutnya setelahditetapkannya pagu sementara.

(5) Lingkup urusan pemerintahan yang akan dilimpahkanditetapkan dalam bentuk Peraturan Menteri/PimpinanLembaga.

(6) Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga disampaikankepada gubernur dengan tembusan kepada MenteriDalam Negeri, Menteri Keuangan, dan menteri yangmembidangi perencanaan pembangunan nasionalpaling lambat minggu pertama bulan Desember untuktahun anggaran berikutnya setelah ditetapkannyaPeraturan Presiden tentang Rincian Anggaran BelanjaPemerintah Pusat..

Bagian Ketiga . . .

- 12 -

Bagian KetigaTata Cara Penyelenggaraan

Pasal 17

(1) Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yangdilimpahkan oleh Pemerintah, gubernur sebagai wakilPemerintah melakukan:

a. sinkronisasi dengan penyelenggaraan urusanpemerintahan daerah;

b. penyiapan perangkat daerah yang akanmelaksanakan program dan kegiatandekonsentrasi; dan

c. koordinasi, pengendalian, pembinaan, pengawasandan pelaporan.

(2) Gubernur membentuk tim koordinasi yang ditetapkandengan Peraturan Gubernur yang berpedoman padaPeraturan Menteri Dalam Negeri berkaitan denganpenyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimanadimaksud ayat (1).

(3) Gubernur memberitahukan kepada DPRD berkaitandengan penyelenggaraan urusan pemerintahansebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 18

Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yangdilimpahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat(1), gubernur berpedoman pada norma, standar,pedoman, kriteria, dan kebijakan pemerintah, sertakeserasian, kemanfaatan, kelancaran pelaksanaan tugaspemerintahan dan pembangunan daerah.

Bagian KeempatTata Cara Penarikan Pelimpahan

Pasal 19

(1) Penarikan urusan pemerintahan yang dilimpahkandapat dilakukan apabila:

a. urusan pemerintahan tidak dapat dilanjutkankarena Pemerintah mengubah kebijakan; dan/atau

b. pelaksanaan urusan pemerintahan tidak sejalandengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penarikan . . .

- 13 -

(2) Penarikan pelimpahan dari Pemerintah dilakukanmelalui penetapan Peraturan Menteri/PimpinanLembaga, yang tembusannya disampaikan kepadaMenteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan menteriyang membidangi perencanaan pembangunannasional.

(3) Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga digunakan olehMenteri Keuangan sebagai dasar pemblokiran dalamdokumen anggaran dan penghentian pencairan danadekonsentrasi.

BAB V

PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI

Bagian KesatuPrinsip Pendanaan

Pasal 20

(1) Urusan pemerintahan yang dapat dilimpahkan kepadagubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (3) didanai dari APBN bagian anggarankementerian/lembaga melalui dana dekonsentrasisebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

(2) Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dialokasikansetelah adanya pelimpahan wewenang dari Pemerintahmelalui kementerian/lembaga kepada gubernursebagai wakil Pemerintah di daerah.

(3) Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dialokasikanuntuk kegiatan yang bersifat non-fisik.

Bagian KeduaPerencanaan dan Penganggaran

Pasal 21

(1) Program dan kegiatan kementerian/lembaga yangakan didekonsentrasikan harus sesuai dengan Renja-KL dan RKP.

(2) Rencana lokasi dan anggaran untuk program dankegiatan yang akan didekonsentrasikan disusundengan memperhatikan kemampuan keuangannegara, keseimbangan pendanaan di daerah, dankebutuhan pembangunan daerah.

Pasal 22 . . .

- 14 -

Pasal 22

(1) Penganggaran dana dekonsentrasi dilakukan sesuaidengan ketentuan yang berlaku bagi APBN.

(2) Penganggaran dana dekonsentrasi dituangkan dalampenyusunan RKA-KL.

(3) RKA-KL yang telah disusun menjadi dasar dalampembahasan bersama antara kementerian/lembagadengan komisi terkait di DPR.

(4) RKA-KL yang telah disepakati oleh komisi terkait diDPR disampaikan kepada Menteri Keuangan danmenteri yang membidangi perencanaan pembangunannasional untuk dilakukan penelaahan.

(5) Hasil penelaahan RKA-KL ditetapkan menjadi SatuanAnggaran Per Satuan Kerja (SAPSK).

(6) RKA-KL yang telah ditetapkan menjadi SAPSKdisampaikan kepada kementerian/lembaga.

(7) Kementerian/lembaga menyampaikan RKA-KL yangtelah ditetapkan menjadi SAPSK kepada gubernur.

(8) Setelah menerima RKA-KL, gubernur menetapkanKuasa Pengguna Anggaran, Pejabat PembuatKomitmen, Pejabat Penguji Tagihan/PenandatanganSurat Perintah Membayar, dan BendaharaPengeluaran serta menyampaikannya kepadamenteri/pimpinan lembaga dan Menteri Keuangan.

(9) RKA-KL sebagaimana dimaksud pada ayat (7)diberitahukan oleh gubernur kepada DPRD provinsipada saat pembahasan RAPBD.

(10)Tata cara penyusunan RKA-KL mengacu padaketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

(1) RKA-KL yang telah ditetapkan menjadi SAPSKsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (6),menjadi dasar dalam penyusunan DIPA.

(2) Tata cara penyusunan DIPA sertapenetapan/pengesahannya mengacu pada ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 24 . . .

- 15 -

Pasal 24

Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 ayat (5) serta RKA-KL dan DIPAsebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) digunakanoleh Menteri Keuangan sebagai bahan pemantauan danevaluasi dana dekonsentrasi, serta perumusan kebijakandan pengendalian fiskal nasional.

Bagian KetigaPenyaluran dan Pelaksanaan

Pasal 25

(1) Penyaluran dana dekonsentrasi dilakukan olehBendahara Umum Negara atau kuasanya melaluiRekening Kas Umum Negara.

(2) Tata cara penyaluran dana dekonsentrasidilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 26

(1) Penerimaan sebagai akibat pelaksanaan dekonsentrasimerupakan penerimaan negara dan wajib disetor olehPejabat Kuasa Pengguna Anggaran ke Rekening KasUmum Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam hal pelaksanaan dekonsentrasi terdapat saldokas pada akhir tahun anggaran, saldo tersebut harusdisetor ke Rekening Kas Umum Negara.

Bagian KeempatPengelolaan Barang Milik NegaraHasil Pelaksanaan Dekonsentrasi

Pasal 27

(1) Semua barang yang dibeli atau diperoleh daripelaksanaan dana dekonsentrasi merupakan barangmilik negara.

(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digunakan sebagai penunjang pelaksanaan kegiatandekonsentrasi.

(3) SKPD melakukan penatausahaan barang milik negarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 28 . . .

- 16 -

Pasal 28

(1) Barang milik negara sebagaimana dimaksud dalamPasal 27 ayat (1), dapat dihibahkan kepada daerah.

(2) Dalam hal barang dihibahkan kepada daerah,penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatanbarang tersebut dilaksanakan oleh pemerintahprovinsi sebagai barang milik daerah.

(3) Dalam hal barang dihibahkan kepada daerah,penatausahaan, penggunaan dan pemanfaatanbarang tersebut dilaksanakan oleh pemerintahprovinsi sebagai barang milik daerah.

- 17 -

- 18 -

- 19 -

- 20 -

- 21 -

- 22 -

- 23 -

- 24 -

- 25 -

- 26 -

- 27 -

- 28 -

- 29 -

- 30 -

- 31 -

- 32 -

- 33 -

- 34 -

- 35 -

- 36 -

- 37 -

- 38 -

- 39 -

- 40 -

- 41 -

- 42 -

- 43 -

- 44 -

- 45 -

- 46 -

- 47 -

- 48 -

- 49 -

- 50 -

- 51 -

- 52 -

- 53 -

- 54 -

- 55 -

- 56 -

- 57 -

- 58 -

- 59 -

- 60 -

- 61 -

- 62 -

- 63 -

- 64 -

- 65 -

- 66 -

- 67 -

- 68 -

- 69 -

- 70 -

- 71 -

- 72 -

- 73 -

- 74 -

- 75 -

- 76 -

- 77 -

- 78 -

- 79 -

- 80 -

- 81 -

- 82 -

- 83 -

- 84 -

- 85 -

- 86 -

- 87 -

- 88 -

- 89 -

- 90 -

- 91 -

- 92 -

- 93 -

- 94 -

- 95 -

- 96 -

- 97 -

- 98 -

- 99 -

- 100 -

- 101 -

- 102 -

- 103 -

- 104 -

- 105 -

- 106 -

- 107 -

- 108 -

- 109 -

- 110 -

- 111 -

- 112 -

- 113 -

- 114 -

- 115 -

- 116 -

- 117 -

- 118 -

- 119 -

- 120 -

- 121 -

- 122 -

- 123 -

- 124 -

- 125 -

- 126 -

- 127 -

- 128 -

- 129 -

- 130 -

- 131 -

- 132 -

- 133 -

- 134 -

- 135 -

- 136 -

- 137 -

- 138 -

- 139 -

- 140 -

- 141 -

- 142 -

- 143 -

- 144 -

- 145 -

- 146 -

- 147 -

- 148 -

- 149 -

- 150 -

- 151 -

- 152 -

- 153 -

- 154 -

- 155 -

- 156 -

- 157 -

- 158 -

- 159 -

- 160 -

- 161 -

- 162 -

- 163 -

- 164 -

- 165 -

- 166 -

- 167 -

- 168 -

- 169 -

- 170 -

- 171 -

- 172 -

- 173 -

- 174 -

- 175 -

- 176 -

- 177 -

- 178 -

- 179 -

- 180 -

- 181 -

- 182 -

- 183 -

- 184 -

- 185 -

- 186 -

- 187 -

- 188 -

- 189 -

- 190 -

- 191 -

- 192 -

- 193 -

- 194 -

- 195 -

- 196 -

- 197 -

- 198 -

- 199 -

- 200 -

- 201 -

- 202 -

- 203 -

- 204 -

- 205 -

- 206 -

- 207 -

- 208 -

- 209 -

- 210 -

- 211 -

- 212 -

- 213 -

- 214 -

- 215 -

- 216 -

- 217 -

- 218 -

- 219 -

- 220 -

- 221 -

- 222 -

- 223 -

- 224 -

- 225 -

- 226 -

- 227 -

- 228 -

- 229 -

- 230 -

- 231 -

- 232 -

- 233 -

- 234 -

- 235 -

- 236 -

- 237 -

- 238 -

- 239 -

- 240 -

- 241 -

- 242 -

- 243 -

- 244 -

- 245 -

- 246 -

- 247 -

- 248 -

- 249 -

- 250 -

- 251 -

- 252 -

- 253 -

- 254 -

- 255 -

- 256 -

- 257 -

- 258 -

- 259 -

- 260 -

- 261 -

- 262 -

- 263 -

- 264 -

- 265 -

- 266 -

- 267 -

- 268 -

- 269 -

- 270 -

- 271 -

- 272 -

- 273 -

- 274 -

- 275 -

- 276 -

- 277 -

- 278 -

- 279 -

- 280 -

- 281 -

- 282 -

- 283 -

- 284 -

- 285 -

- 286 -

- 287 -

- 288 -

- 289 -

- 290 -

- 291 -

- 292 -

- 293 -

- 294 -

- 295 -

- 296 -

- 297 -

- 298 -

- 299 -

- 300 -

- 301 -

- 302 -

- 303 -

- 304 -

- 305 -

- 306 -

- 307 -

- 308 -

- 309 -

- 310 -

- 311 -

- 312 -

- 313 -

- 314 -

- 315 -

- 316 -

- 317 -

- 318 -

- 319 -

- 320 -

- 321 -

- 322 -

- 323 -

- 324 -

- 325 -

- 326 -

- 327 -

- 328 -

- 329 -

- 330 -

- 331 -

- 332 -

- 333 -

- 334 -

- 335 -

- 336 -

- 337 -

- 338 -

- 339 -

- 340 -

- 341 -

- 342 -

- 343 -

- 344 -

- 345 -

- 346 -

- 347 -

- 348 -

- 349 -

- 350 -

- 351 -

- 352 -

- 353 -

- 354 -

- 355 -

- 356 -

- 357 -

- 358 -

- 359 -

- 360 -

- 361 -

- 362 -

- 363 -

- 364 -

- 365 -

- 366 -

- 367 -

- 368 -

- 369 -

- 370 -

- 371 -

- 372 -

- 373 -

- 374 -

- 375 -

- 376 -

- 377 -

- 378 -

- 379 -

- 380 -

- 381 -

- 382 -

- 383 -

- 384 -

- 385 -

- 386 -

- 387 -

- 388 -

- 389 -

- 390 -

- 391 -

- 392 -

- 393 -

- 394 -

- 395 -

- 396 -

- 397 -

- 398 -

- 399 -

- 400 -

- 401 -

- 402 -

- 403 -

- 404 -

- 405 -

- 406 -

- 407 -

- 408 -

- 409 -

- 410 -

- 411 -

- 412 -

- 413 -

- 414 -

- 415 -

- 416 -

- 417 -

- 418 -

- 419 -

- 420 -

- 421 -

- 422 -

- 423 -

- 424 -

- 425 -

- 426 -

- 427 -

- 428 -

- 429 -

- 430 -

- 431 -

- 432 -

- 433 -

- 434 -

- 435 -

- 436 -

- 437 -

- 438 -

- 439 -

- 440 -

- 441 -

- 442 -

- 443 -

- 444 -

- 445 -

- 446 -

- 447 -

- 448 -

- 449 -

- 450 -

- 451 -

- 452 -

- 453 -

- 454 -

- 455 -

- 456 -

- 457 -

- 458 -

- 459 -

- 460 -

- 461 -

- 462 -

- 463 -

- 464 -

- 465 -

- 466 -

- 467 -

- 468 -

- 469 -

- 470 -

- 471 -

- 472 -

- 473 -

- 474 -

- 475 -

- 476 -

- 477 -

- 478 -

- 479 -

- 480 -

- 481 -

- 482 -

- 483 -

- 484 -

- 485 -

- 486 -

- 487 -

- 488 -

- 489 -

- 490 -

- 491 -

- 492 -

- 493 -

- 494 -

- 495 -

- 496 -

- 497 -

- 498 -

- 499 -

- 500 -

- 501 -

- 502 -

- 503 -

- 504 -

- 505 -

- 506 -

- 507 -

- 508 -

- 509 -

- 510 -

- 511 -

- 512 -

- 513 -

- 514 -

- 515 -

- 516 -

- 517 -

- 518 -

- 519 -

- 520 -

- 521 -

- 522 -

- 523 -

- 524 -

- 525 -

- 526 -

- 527 -

- 528 -

- 529 -

- 530 -

- 531 -

- 532 -

- 533 -

- 534 -

- 535 -

- 536 -

- 537 -

- 538 -

- 539 -

- 540 -

- 541 -

- 542 -

- 543 -

- 544 -

- 545 -

- 546 -

- 547 -

- 548 -

- 549 -

- 550 -

- 551 -

- 552 -

- 553 -

- 554 -

- 555 -

- 556 -

- 557 -

- 558 -

- 559 -

- 560 -

- 561 -

- 562 -

- 563 -

- 564 -

- 565 -

- 566 -

- 567 -

- 568 -

- 569 -

- 570 -

- 571 -

- 572 -

- 573 -

- 574 -

- 575 -

- 576 -

- 577 -

- 578 -

- 579 -

- 580 -

- 581 -

- 582 -

- 583 -

- 584 -

- 585 -

- 586 -

- 587 -

- 588 -

- 589 -

- 590 -

- 591 -

- 592 -

- 593 -

- 594 -

- 595 -

- 596 -

- 597 -

- 598 -

- 599 -

- 600 -

- 601 -

- 602 -

- 603 -

- 604 -

- 605 -

- 606 -

- 607 -

- 608 -

- 609 -

- 610 -

- 611 -

- 612 -

- 613 -

- 614 -

- 615 -

- 616 -

- 617 -

- 618 -

- 619 -

- 620 -

- 621 -

- 622 -

- 623 -

- 624 -

- 625 -

- 626 -

- 627 -

- 628 -

- 629 -

- 630 -

- 631 -

- 632 -

- 633 -

- 634 -

- 635 -

- 636 -

- 637 -

- 638 -

- 639 -

- 640 -

- 641 -

- 642 -

- 643 -

- 644 -

- 645 -

- 646 -

- 647 -

- 648 -

- 649 -

- 650 -

- 651 -

- 652 -

- 653 -

- 654 -

- 655 -

- 656 -

- 657 -

- 658 -

- 659 -

- 660 -

- 661 -

- 662 -

- 663 -

- 664 -

- 665 -

- 666 -

- 667 -

- 668 -

- 669 -

- 670 -

- 671 -

- 672 -

- 673 -

- 674 -

- 675 -

- 676 -

- 677 -

- 678 -

- 679 -

- 680 -

- 681 -

- 682 -

- 683 -

- 684 -

- 685 -

- 686 -

- 687 -

- 688 -

- 689 -

- 690 -

- 691 -

- 692 -

- 693 -

- 694 -

- 695 -

- 696 -

- 697 -

- 698 -

- 699 -

- 700 -

- 701 -

- 702 -

- 703 -

- 704 -

- 705 -

- 706 -

- 707 -

- 708 -

- 709 -

- 710 -

- 711 -

- 712 -

- 713 -

- 714 -

- 715 -

- 716 -

- 717 -

- 718 -

- 719 -

- 720 -

- 721 -

- 722 -

- 723 -

- 724 -

- 725 -

- 726 -

- 727 -

- 728 -

- 729 -

- 730 -

- 731 -

- 732 -

- 733 -

- 734 -

- 735 -

- 736 -

- 737 -

- 738 -

- 739 -

- 740 -

- 741 -

- 742 -

- 743 -

- 744 -

- 745 -

- 746 -

- 747 -

- 748 -

- 749 -

- 750 -

- 751 -

- 752 -

- 753 -

- 754 -

- 755 -

- 756 -

- 757 -

- 758 -

- 759 -

- 760 -

- 761 -

- 762 -

- 763 -

- 764 -

- 765 -

- 766 -

- 767 -

- 768 -

- 769 -

- 770 -

- 771 -

- 772 -

- 773 -

- 774 -

- 775 -

- 776 -

- 777 -

- 778 -

- 779 -

- 780 -

- 781 -

- 782 -

- 783 -

- 784 -

- 785 -

- 786 -

- 787 -

- 788 -

- 789 -

- 790 -

- 791 -

- 792 -

- 793 -

- 794 -

- 795 -

- 796 -

- 797 -

- 798 -

- 799 -

- 800 -

- 801 -

- 802 -

- 803 -

- 804 -

- 805 -

- 806 -

- 807 -

- 808 -

- 809 -

- 810 -

- 811 -

- 812 -

- 813 -

- 814 -

- 815 -

- 816 -

- 817 -

- 818 -

- 819 -

- 820 -

- 821 -

- 822 -

- 823 -

- 824 -

- 825 -

- 826 -

- 827 -

- 828 -

- 829 -

- 830 -

- 831 -

- 832 -

- 833 -

- 834 -

- 835 -

- 836 -

- 837 -

- 838 -

- 839 -

- 840 -

- 841 -

- 842 -

- 843 -

- 844 -

- 845 -

- 846 -

- 847 -

- 848 -

- 849 -

- 850 -

- 851 -

- 852 -

- 853 -

- 854 -

- 855 -

- 856 -

- 857 -

- 858 -

- 859 -

- 860 -

- 861 -

- 862 -

- 863 -

- 864 -

- 865 -

- 866 -

- 867 -

- 868 -

- 869 -

- 870 -

- 871 -

- 872 -

- 873 -

- 874 -

- 875 -

- 876 -

- 877 -

- 878 -

- 879 -

- 880 -

- 881 -

- 882 -

- 883 -

- 884 -

- 885 -

- 886 -

- 887 -

- 888 -

- 889 -

- 890 -

- 891 -

- 892 -

- 893 -

- 894 -

- 895 -

- 896 -

- 897 -

- 898 -

- 899 -

- 900 -

- 901 -

- 902 -

- 903 -

- 904 -

- 905 -

- 906 -

- 907 -

- 908 -

- 909 -

- 910 -

- 911 -

- 912 -

- 913 -

- 914 -

- 915 -

- 916 -

- 917 -

- 918 -

- 919 -

- 920 -

- 921 -

- 922 -

- 923 -

- 924 -

- 925 -

- 926 -

- 927 -

- 928 -

- 929 -

- 930 -

- 931 -

- 932 -

- 933 -

- 934 -

- 935 -

- 936 -

- 937 -

- 938 -

- 939 -

- 940 -

- 941 -

- 942 -

- 943 -

- 944 -

- 945 -

- 946 -

- 947 -

- 948 -

- 949 -

- 950 -

- 951 -

- 952 -

- 953 -

- 954 -

- 955 -

- 956 -

- 957 -

- 958 -

- 959 -

- 960 -

- 961 -

- 962 -

- 963 -

- 964 -

- 965 -

- 966 -

- 967 -

- 968 -

- 969 -

- 970 -

- 971 -

- 972 -

- 973 -

- 974 -

- 975 -

- 976 -

- 977 -

- 978 -

- 979 -

- 980 -

- 981 -

- 982 -

- 983 -

- 984 -

- 985 -

- 986 -

- 987 -

- 988 -

- 989 -

- 990 -

- 991 -

- 992 -

- 993 -

- 994 -

- 995 -

- 996 -

- 997 -

- 998 -

- 999 -

- 1000 -

- 1001 -

- 1002 -

- 1003 -

- 1004 -

- 1005 -

- 1006 -

- 1007 -

- 1008 -

- 1009 -

- 1010 -

- 1011 -

- 1012 -

- 1013 -

- 1014 -

- 1015 -

- 1016 -

- 1017 -

- 1018 -

- 1019 -

- 1020 -

- 1021 -

- 1022 -

- 1023 -

- 1024 -

Salinan sesuai dengan aslinyaSEKRETARIAT NEGARA RI

Kepala Biro Peraturan Perundang-undanganBidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Wisnu Setiawan

top related