plambing hamid 29 januari
Post on 08-Feb-2018
246 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
1/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI1
Koreksi :
1. Karena ada perencanaan air buangan, maka tambahkan pada1.4 TujuanTrus
memaksimalkan sumber air yang ada untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di bangunan perkantoran digantisaja dengan air buangan
2. Perhitungan kebutuhan air buangan, utk 2 lantai
3. Dalam peralatan sanitasi, semua air terpakai (perbesar persentase asumsi
air buangan), kecuali yg digunakan utk air minum
4. Tambahkan pada perhitungan air buangan : diameter pipa buangan
5. Lanjut gambar isometrik, saluran air bersih dan air buangan dibedakan
warna
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
2/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPada negara-negara berkembang maupun negara-negara maju, hampir
tidak ada gedung yang tidak menggunakan sistem plambing. Bukan tanpa alasan,
tetapi karena plambing adalah bagian yang tidak terpisahkan dari suatu bangunan,
baik yang kemudian difungsikan dalam dalam rangka penyediaan air bersih baik
dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai
(air kotor) dari peralatansaniterke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari
bagian-bagian penting dalam gedung atau lingkungannya.
Perencanaan sistem plambing dalam gedung untuk memenuhi kebutuhan
air bersih didasarkan pada jumlah penghuni dan berdasarkan alat plambing yang
digunakan, sehingga tidak lagi terjadi kerancuan yang senantiasa terjadi ketika
saluran mengalami gangguan atau keminiman dalam deras air.
1.2 Deskripsi PermasalahanSuatu bangunan perkantoran dengan luas 6000 m2 berlantai 9 (sembilan)
dengan jumlah karyawan seluruhnya adalah 1800 orang dan perbandingan pria
dan wanita 2 : 3. Sembilan lantai dalam gedung perkantoran tersebut memiliki
fasilitas sanitasi yang berbeda tiap lantainya. Gedung terdiri dari Sembilan kantor
dengan kapasitas masing-masing kantor 200 orang/kantor. Sistem penyediaan air
bersih disediakan oleh PDAM, dalam jumlah kapasitas yang tidak terbatas dengan
tekanan rata-rata sebesar 1,5 atm. Pembuangan air kotor dari bangunan disalurkan
ke saluran air kotor kota yang berjarak 100 meter dari gedung perkantoran.
1.3 Perencanaan Fasilitas SanitasiJumlah total karyawan adalah 1800 orang, asumsi tiap lantai terdapat 200
orang dengan perbandingan pria dan wanita adalah 80 pria dan 120 wanita.
Jumlah peralatan plambing yang dibutuhkan tiap fasilitas pria dan wanita
dihitung berdasarkan referensi sebagai berikut: Bangunan perkantoran tersebut
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
3/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI3
berfungsi sebagai bangunan umum sehingga dengan perbandingan karyawan pria
dan wanita diatas, alat plambing yang diperlukan adalah sebagai berikut.
Tabel 1.2. Perhitungan Jumlah Air Plambing Tiap Lantai
Lantai Pengunjung Jumlah WC Lavatory peturasan
5
Pria 80 5 2 0
Wanita 120 6 3 0
Total 200 11 5 0
8
Pria 80 2 2 3
Wanita 120 3 2 0
Total 200 5 4 3
Total seluruh lantai 120 16 9 3
Peralatan plambing yang digunakan pada bangunan ini adalah katup
gelontor yang meliputi kloset dan urinal dan tangki gelontor yang meliputi kloset
dan urinal.
1.4 TujuanTujuan dari perencanaan dan perancangan ini yaitu:
1. merencanakan dan merancang instalasi pipa suplai air bersih pada bangunan
perkantoran
2. memaksimalkan sumber air yang ada untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
bangunan perkantoran
1.5 ManfaatManfaat dari perencanaan dan perancangan ini yaitu:
1. Agar mahasiswa dapat melakukan perencanaan sistem plambing di suatu
bangunan.
2. Sebagai masukan untuk konsultan yang merancang instalasi air bersih di suatu
bangunan.
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
4/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Sistem PlambingSistem plambing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan
gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri,
dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta
kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter
ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung
atau lingkungan sekitarnya(Noerbambang, 1993 hal 5).
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya,
sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak
positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah
ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan
untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas
yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis
dan kenyamanan yang diinginkan(Noerbambang, 1993 hal 3).
Perencanaan sistem plambing dalam gedung untuk memenuhi kebutuhan
air bersih didasarkan pada jumlah penghuni dan berdasarkan jenis dan alat
plambing yang digunakan, sehingga tidak lagi terjadi kerancuan yang senantiasa
terjadi ketika saluran mengalami gangguan atau keminiman dalam derasair(Noerbambang, 1993 hal 5).
Fungsi utama peralatan plambing gedung adalah menyediakan air bersih
dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan
air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya (Purba, 2010).
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
5/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI5
2.2Sistem Penyediaan Air Bersih2.2.1 Karakteristik Air Bersih
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan
air minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi
kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis, sehingga
apabila dikosumsi tidak menimbulkan efek samping. Persyaratan utama yang
harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih adalah :
1. Persyaratan kualitatif
Persyaratan kualitatif menggambarkan kualitas dari air bersih, persyaratan
ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan radiologis dan sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/PER/IX/1990.
a. Syarat-syarat fisik
Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa (tawar).
b. Syarat-syarat kimia
Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan jumlah yang
melampaui batas, adapun beberapa persyaratan kimia tersebut adalah pH, zat
padat total, zat organik sebagai KMn04, CO2 agresif, kesadahan, kalsium
(Ca), besi dan mangan, tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, fluorida
(F), dan logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN).
c. Syarat-syarat bakteriologis atau mikrobiologis
Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasit
seperti kuman thypus, kolera, dysentri dan gatroenteritis.
d. Syarat-syarat radiologis
Air minum tidak boleh mengandung zat menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
2. Persyaratan kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
segi banyaknya air baku yang tersedia, untuk memenuhi kebutuhan sesuai jumlah
penghuni yang menempati gedung (Anonim, 1997 dalam Priyanto, 2007).
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
6/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI6
3. Persyaratan kontinuitas
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erathubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku untuk air bersih
tersebut dapat diambil terus-terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif
tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan (Anonim, 1997 dalam
Priyanto, 2007).
Sedangkan Menurut Noerbambang & Morimura (1993), sistem penyediaan
air bersih dapat dikelompokkan sebagai berikut :
2.2.2Sistem Sambungan LangsungDalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih (PAM). Karena terbatasnya tekanan
dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka
sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil
dan rendah.
Gambar 2.1 Sistem Sambungan Langsung (Sumber: Noerbambang, 1993).
2.2.3Sistem Tangki Atap / AtasApabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat
diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan system tangki atap. Sistem
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
7/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI7
ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah
atau di bawah muka tanah), kemudian dipompakan kesuatu tangki atas yang
biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki
ini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem tangki atap ini seringkali
digunakan dengan pertimbangan :
1. Selama airnya digunakan perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing
hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka
dalam tangki atap.
2. Sistem pompa yang menaikkan air ketangki atap bekerja secara otomatis
dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil kemungkinan timbulnya
kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi
muka dalam tangki atap.
3. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki
tekan.
(Noerbambang, 1993 hal 33)
Gambar 2.2 Sistem Tangki Atas (Sumber: Noerbambang, 1993).
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
8/30
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
9/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI9
2.2.5Sistem Tanpa TangkiSistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan
ataupun tangki atap. Air dipompakan langsung ke system distribusi bangunan dan
pompa menghisap langsung dari pipa utama. (Purba, 2010)
Ciri-ciri sistem tanpa tangki adalah Mengurangi kemungkinan pencemaran
air minum karena menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas, mengurangi
kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara relatif singkat,
kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan mengurangi beban
struktur bangunan, untuk kompleks perumahan perumahan dapat menggantikan
menara air, penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber daya, pemakaian
daya besar dibandingkan dengan tangki atap, dan harga awal tinggi karena harga
sistem pengaturannya (Purba, 2010).
2.3Kebutuhan Air BersihDalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu bangunan, kapasitas
peralatan dan ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang
harus disediakan bangunan tersebut. Untuk memperkirakan laju aliran air dapat
digunakan beberapa metode antara lain :
1. Berdasarkan jumlah pemakai
2. Berdasarkan jenis dan alat plambing
3. Berdasarkan unit beban alat plambing
4. Berdasarkan pemakaian air tiap waktu
2.3.1 Kebutuhan Air Berdasarkan Jumlah Pemakai/Penghuni
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap
penghuni, dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian
air sehari dapat diperkirakan. Untuk menghitung kebutuhan pemakaian air bersih
dalam gedung :
... (2.1)
Pemakaian air jam puncak dinyatakan sebagai berikut :
- ..(2.2)
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
10/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI10
Sedangkan pemakaian air pada menit puncak dapat dinyatakan sebagai berikut:
-
..(2.3)
Dimana :
Qh : Pemakaian air rata-rata (m3/jam)
Qd : Pemakaian air rata-rata sehari (m3)
T : Jangka waktu pemakaian (jam)
C1 : Konstanta antara 1,50 sampai 2,0
C2 : Konstanta antara 3,0 sampai 4,0
(Noerbambang, 1993 hal 69)
Tabel 2.1 Pemakaian Rata-Rata Perorang Perhari
No. Jenis gedung
Pemakaian air
rata-rata/hari
(liter)
Satuan
Jangka waktu
pemakaian air
rata-rata/hari
(jam)
Perbandingan
luas lantai
efektif/total
(%)
Keterangan
1Perumahan
mewah250 tiap penghuni 8 - 10 42 - 45
2 Rumah biasa 160 - 250 tiap penghuni 8 - 10 50 - 53
3 Apartment
a. Mewah 250
tiap penghuni 8 - 10 45 - 50b. Menengah 180
c. Bujangan 120
4 Asrama 120 tiap penghuni 8
5 Rumah sakit
a. Mewah > 1000
tiap tempat
tidur pasien8 - 10 45 - 48
Pasien luar
: 8 lt
b. Menengah 500 - 1000Staf/pegawai
: 120 lt
c. Umum 350 - 500keluarga
pasien : 160 lt
6 Sekolah
a. Dasar 40
tiap siswa/
mahasiswa6 58 - 60
Guru/dosen
: 100 lt
b. SLTP 50Penjaga
: 160 lt
c. SLTA dan
lebih tinggi80
7 Rumah-toko 100 - 200 tiap penghuni 8Penghuninya
: 160 lt
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
11/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI11
No. Jenis gedung
Pemakaian air
rata-rata/hari
(liter)
Satuan
Jangka waktu
pemakaian air
rata-rata/hari
(jam)
Perbandingan
luas lantai
efektif/total
(%)
Keterangan
8 Gedung kantor 100 tiap pegawai 8 60 - 70
9Toserba/depart
ment store3 tiap kakus 7 55 - 60
Hanya untuk
kakus
10 Pabrik/industri
a. Buruh pria 60 tiap orang/
tiap giliran8
b. Buruh wanita 100
11 Stasiun/terminal 3tiap
penumpang15
12 Restoran 15 - 30 70 % tamu 5 - 7Penghuninya
: 160 lt
Pelayan
: 100 lt
13Gedung
pertunjukan30 tiap penonton 5 53 - 55
14 Gedung bioskop 10 tiap penonton 3
15 Toko pengecer 40 tiap tamu 6Staf/pegawai :
150 lt
16Hotel
/penginapan250 - 300 tiap tamu 10
Staf/pegawai :
120-150 lt
17Tempat
peribadatan10 tiap jema'ah 2
18 Perpustakaan 25Tiap
pengunjung6
19 Bar 30 tiap tamu 6
20Perkumpulan
sosial30 tiap tamu
21 Kelab malam 120 - 350tiap tempat
duduk
22
Gedung
perkumpulan150 - 200 tiap tamu
23 Laboratorium 100 - 200 tiap staf 8
(Sumber: Noerbambang, 1993 hal 49).
2.3.2 Kebutuhan Air Berdasarkan Jenis dan Alat Plambing
Kebutuhan air dalam gedung berdasarkan jenis dan alat plambing, dihitung
sesuai dengan jenis dan jumlah alat plambing yang digunakan.
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
12/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI12
Tabel 2.2 Pemakaian Air Tiap Alat Plambing, Laju Aliran Airnya, dan Ukuran
Pipa Cabang Pipa Air.
No. Nama alat plambing
Pemakaian
air untuk
penggunaa
satu kali
(liter)
Penggun
aan per
jam
Laju
aliran
(liter/min)
Waktu
untuk
pengisian
(detik)
Pipa
sambungan
alat
plambing
(mm)
Pipa cabang air
bersih ke alat
plambing
Pipa
bajatembaga
1Kloset
(dengan katup gelontor)135-165 6-12 110-180 8,2-10 24 32 25
2Kloset
(dengan tangki gelontor)13-15 6-12 15 60 13 20 13
3
Peturasan
(dengan katup gelontor) 5 12-20 30 10 13 20 13
4.Peturasan 2-4 orang
(dengan tangki gelontor)
9-18
(@ 4,5)12 1,8-3,6 300 13 20 13
5
Peturasan 5-7 orang
(dengan tangki gelontor)
22,5-31,5
(@ 4,5)12 4,5-6,3 300 13 20 13
6 Bak cuci tangan kecil 3 12-20 10 18 13 20 13
7Bak uci tangan biasa
(lavatory)10 6-12 15 40 13 20 13
8 Bak uci dapur (sink)Dengan keran 13 mm
15 6-12 15 60 13 20 13
9Bak cuci dapur (sink)
Dengan keran 20 mm25 6-12 25 60 20 20 20
10Bak mandi rendam
(bath tub)125 3 30 250 20 20 20
11Panuran mandi
(shower)24-60 3 12 120-300 13-20 20 13-20
12 Bak mandi gaya jepangTergantung
ukurannya30 20 20 20
(Sumber: Noerbambang, 1993 hal 49).
Penaksiran dengan metode ini juga memperhatikan faktor penggunaan
serentak yang merupakan nilai kemungkinan dari penggunaan masing-masing
jenis alat plambing secara bersamaan.
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
13/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI13
Tabel 2.3 Faktor Penggunaan Serentak (%)
(Sumber: Noerbambang, 1993 hal 66).
2.4 Kapasitas Tangki
2.4.1 Kapasitas Tangki Atas (Tangki Atap)
Tangki atas dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan
biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan
puncak tersebut yaitu sekitar 30 menit. Dalam keadaan tertentu dapat terjadi
bahwa kebutuhan puncak dimulai pada saat muka air terendah dalam tangki atas,
sehingga perlu diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam waktu 10
sampai 15 menit oleh pompa angkat. Kapasitas tangki atas dinyatakan dengan
rumus :
(-) .. (2.4)
Dimana :
VE = kapasitas efektif tangki atas (liter)
Qp = kebutuhan puncak (liter/menit)
Qmax = kebutuhan jam puncak(liter/menit)
Tp = jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Qpu = kapasitas pompa pengisi (liter/menit)
Tpu = jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)
(Noerbambang, 1993 hal 99)
2.4.2 Kapasitas Tangki BawahKapasitas tangki air bawah reservoir :
Qd = Qs T..(2.5)
Jumlah alat plambing
Jenis alat plambing
50 50 40 30 27 23 19 17 15 12 10
satu 2 3 4 5 6 7 7 8 9 10
100 75 55 48 45 42 40 39 38 35 33
dua 3 5 6 7 10 13 16 19 25 331
40 501
Kloset, dengan katup
gelontor
Alat plambing biasa
8 12 16 24 70 1002 4 32
1
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
14/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI14
VR = Qd Qs T ...(2.6)
Dimana: Qd : Jumlah kebutuhan air per hari (m3)
Qs : Kapasitas pipa dinas (m3/jam)
T : Rata-rata pemakaian per hari (jam)
VR : Volume tangki air (m3)
(Noerbambang, 1993 hal 99)
2.5Sistem PerpipaanPengetahuan perpipaan merupakan sarana dan dasar pengetahuan didalam
perhitungan, perencanaan dan pelaksanaan perpipaan berikutnya. Dalam
menentukan ukuran pipa mengunakan metode ekivalensi tekanan pipa. Metoda ini
didasarkan pada konsep sirkit tertutup pipa-pipa cabang yang bermula dari suatu
pipa pengumpul (header) dan kembali lagi. Yang berarti kerugian gesek dalam
masing-masing pipa cabang tersebut sama. Sistem pipa penyediaan air dalam
gedung biasanya tidak merupakan sirkit tertutup kembali lagi ke pipa pengumpul,
kerugian gesek dalam pipa cabang tidak haruslah sama. Walaupun demikian
metode ini sangat praktis digunakan untuk menghitung secara kasar ukuran pipa
yang melayani jumlah alat plambing yang relatif sedikit. Dalam hal ini kita dapat
melihat tabel ekivalen masing-masing pipa. Hal yang perlu diketahui pada teknik
perpipaan yaitu :
1. Jenis pipa
a. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambugan).
b. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan).
2. Bahan- bahan pipa secara umum
Bahan- bahan pipa yang dimaksud adalah :a. carbon steel.b. Carbon moly.c. Galvanessd. Ferro nikele. Stainless steelf. PVC (paralon)
g. Chrome moly.
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
15/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI15
3. Komponen perpipaan
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi, standar yang
terdaftar dalam simbol dan kode yang telah dibuat atau dipilih sebelumnya.
Komponen ini terdiri dari :
a. Pipes (pipa-pipa).
b. Flanges (flens-flens).
c. Fitting (sambungan).
d. Valves (katup-katup).
e. Gasket.
f. Special items (bagian khusus)
4.
Pemilihan bahan
Pemilihan bahan perpipaan harus disesuaikan dengan pembuatan teknik
perpipaan yaitu :
a. Perpipaan pembangkit tenaga.
b. Perpipaan untuk industri bahan gas.
c. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah.
d. Perpipaan untuk pengangkutan minyak, perpipaan untuk proses
e.
pendinginan.
f. Perpipaan intalasi air.
g. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas.
5. Macam sambungan perpipaan, antara lain :
a. Sambungan dengan menggunakan pengelasan.
b. Sambungan dengan menggunakan ulir.
Selain sambungan diatas, terdapat pula penyambungan khusus dengan
menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengekleman (untuk pipa plastic danpipa vibre glass). Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa
dibawah 2 saja yang menggunakan sambungan ulir.
6. Tipe sambungan cabang
a. Sambungan langsung (stub in)
b. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
c. Sambungan dengan menggunakanflanges.
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
16/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI16
Tipe sambungan cabang ditentukan oleh spesifikasi yang telah dibuat
sebelum mendesain atau dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan,
efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa
dengan pipa. Jadi dalam perhitungan pipa dalam perencanaan dan perancangan
instalasi plambing ini menggunakan metode ekivalensi tekanan pipa. Dalam
perhitungan ini kita menggunakan tabel ekivalensi sesuai dengan pipa yang
digunakan (Noerbambang, 1993).
2.6Pompa
Untuk keperluan mengalirkan dan menaikan air ke tangki atas / reservoir
maka diperlukan pompa. Perencanaan pompa harus mampu memberikan debit
aliran air dan tekanan yang memadai. Pompa sebaiknya tidak bekerja secara terus-
menerus lebih dari 22 jam per hari. Oleh karena itu perlu pompa cadangan yang
dipararel dengan pompa utama sehingga bekerja bergantian. Peralatan yang harus
ada seperti gate valve, check valve, water meter, dan alat kontrol listrik
(Noerbambang, 1993).
Gate valve dipasang dibelakang pompa pada pelepasan samping. Jika
pompa berada di bawah permukaan air (pompa Sumersible) maka gate valve
dipasang pada pipa hisap utama ke arah pompa. Check valve dipasang diantara
gate valve dan pompa untuk menjaga arus balik. Jenis pompa dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain :
1. Volume
2. Headpompa, jenis zat alir, tipepower, dan putaran per menit (rpm).
Ditinjau dari klasifikasi penggerak/mekanik pompa terdapat beberapa
macam antara lain :1. Pompa reciprocating,
2. Pompa tangan,
3. Pompa sentrifugal,
4. Pompa lift,
Pompa sentrifugal memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu :
1. Harga pemeliharaan dan ongkos relatif rendah,
2. Ringan sehingga pondasi kecil,
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
17/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI17
3. Tidak memakan ruangan,
4. Langsung dapat digerakan dengan motor listrik,
5. Dapat dipakai untuk air kotor / air berlumpur,
6.
Aliran kontinyu,
7. Tinggi hisap cukup besar,
8. Efisiensi rendah pada kapasitas kecil,
9. Pompa sentrifugal tidak dapat menghisap kalau kipas tidak ada air.
Untuk Perhitungan pada pompa harus diperhatikan terlebih dahulu tinggi
angkat pompa. Tinggi angkat pompa, dalam hal ini pompa menghisap air dari
sumur dan diangkat keatas (reservoir) kemudian dari reservoir mensuplai ke
tower Bangunan rumah susun dan didistribusikan ke ruang-ruang dalam rumah
susun, (Noerbambang, 1993):
H=Hs+Hd ....................................................................... (2.7)
DimanaH : Tinggi angkat total (m)
Hs : Tinggi hisap (m)
Hd : Tinggi tekan (m)
Daya pompa adalah daya yang dimasukan air kedalam rotor atau torak
pompa sehingga air tersebut dapat mengalir. Daya poros pompa adalah daya yang
harus dimasukan kedalam pompa. Daya hidrolik dalam kilowatt (Noerbambang &
Morimura, 1993)
Nh = (0,163)(Q)(H) () ................................................. (2.8)
Dimana Q : Kapasitas pompa (m3/menit)
H : Tinggi angkat total (m)
: Berat spesifik (kg/liter)
Daya poros pompa dalam (HP), (Noerbambang & Morimura, 1993)Np =Nh/p ................................................................... (2.9)
Dimana : p : Efisiensi pompa
2.7 Permasalahan Pada Plambing
Kegagalan sistem plambing terjadi pada tahap perancangan atau desain
serta tahap pelaksanaan / pemasangan, dengan gambaran sebagai berikut
1. 37% disebabkan karena kurang cermatnya perancangan,
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
18/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI18
2. 34% disebabkan oleh kurang-baiknya pemasangan, serta
3. 29% disebabkan masalah getaran dan kebisingan yang berasal dari mesin dan
sistem pipa.
Sebagian besar kegagalan tersebut yang terjadi pada waktu pelaksanaan
atau pemasangan, telah diperbaiki selama masa percobaan (uji-coba) sebelum
diserahkan pada pemberi tugas atau pemilik proyek. Penyebab kegagalan yang
lain menyangkut kemampuan teknik yang kurang memadai serta kecerobohan
tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap konsep perancangan/desain
(Noerbambang & Morimura, 1993).
2.9Reservoir AtasSistem ini air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah kemudian
dipompakan ke suatu tangki atas yang bisasanya dipasang di atas atap atau di atas
lantai tertinggi bangunan. Dari tangkiair ini air didistribusikan ke seluruh
bangunan (Noerbambang, 1993).
Gambar 2.4 Reservoir atas (sumber : Noerbambang, 1993)
2.10 Reservoir BawahTangki air bawah harus direncanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tangki air tidak merupakan bagian struktural dari bangunan tersebut, dan
bila diletakkan diluar bangunan harus kedap dan tahan terhadap beban
yang mempengaruhinya
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
19/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI19
2. Tangki yang dipasang pada lantai terbawah yang berjarak dengan bak
penampung air kotor atau air buangan harus tidak kurang dari 5 meter;
3. Ruang bebas disekeliling tangki untuk pemeriksaan dan perawatan,
disebelah atas, dinding, dan di bawah dasar tangki harus minimal 60 cm;
4. Lubang perawatan berdiameter minimal 60 cm, dengan tutup lubang harus
berada kira-kira 10 cm lebih tinggi dari permukaan plat tutup tangki,
mempunyai kemiringan yang cukup;
5. Pipa keluar dari tangki dipasang minimal 20 cm diatas dasar tangki;
6. Konstruksi tangki dan penempatan lubang pengisian dan pengeluaran air
harus dapat mencegah timbulnya bagian air yang terlalu lama diam dalam
tangki.
(Noerbambang, 1993)
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
20/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI20
BAB III
PERENCANAAN SISTEM PERPIPAAN AIR BERSIH
3.1 Kebutuhan Air Rata-rata
3.1.1 Berdasarkan Jumlah Pengunjung
Pemakaian air rata-rata perhari untuk Gedung Perkantoran adalah sebesar
100 liter/orang/hari dengan jangka waktu pemakaian air rata-rata 8 jam/hari.
Perencanaan pembangunan perkantoran terdiri dari 9 lantai dan jumlah karyawan
sebanyak 1800 orang dengan perbandingan antara pria dan wanita sebesar 2 : 3.
Faktor keamanan desain ditentukan 20%. Karena yang dihitung hanya lantai 1 dan
2, dengan demikian, kebutuhan air untuk lantai 1 dan lantai 2 bangunan (Q rata-
rata) adalah :
Qd = (400 orang x 100 lt/org/hari ) + 20%
= 40.000 lt/hari + (40.000 20 %)
= 40.000 lt/hari + 8.000 lt/hari
= 48.000 lt/hari = 48 m3/hari
Qh =
= 6000 lt/jam = 6,00 m3/jam
Penggunaan air pada jam puncak yaitu :
Qh-max = C1x Qh C1= 2
= 2 6,00 m3/jam
= 12,0 m3/jam
Penggunaan air pada menit puncak yaitu :
Qm-max = C2x
C2= 3
= 3 x
= 0,3 m3/menit
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
21/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI21
3.1.2 Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat PlambingTabel 3.1 Rekapitulasi Jenis dan Jumlah Alat Plambing Tiap Lantai
Lantai Pengunjung Jumlah WC Lavatory peturasan
5
Pria 80 5 2 0
Wanita 120 6 3 0
Total 200 11 5 0
8
Pria 80 2 2 3
Wanita 120 3 2 0
Total 200 5 4 3
Total seluruh lantai 120 16 9 3
Diketahui :
a. Pemakaian air untuk 1 kali penggunaan kloset tangki gelontor = 13 liter
b. Pemakaian air untuk 1 kali penggunaan peturasan katup gelontor = 4,5 liter
c. Pemakaian air untuk 1 kali penggunaan lavaratory = 10 liter
d.
Penggunaan per jam untuk kloset tangki gelontor = 6 kali/jam
e. Penggunaan per jam untuk urinal tangki gelontor = 12 kali/jam
f. Penggunaan per jam untuk lavaratory = 6 kali/jam
g. Jumlah total kloset tangki gelontor lantai 5 = 11 buah
h. Jumlah total kloset tangki gelontor lantai 8 = 5 buah
i. Jumlah total lavaratory lantai 5 = 5 buah
j. Jumlah total lavaratory lantai 8 = 4 buah
k.
Jumlah total peturasan katup gelontor lantai 5 = 0 buah
l. Jumlah total peturasan katup gelontor lantai 8 = 3 buah
Ditanyakan : Kebutuhan air rata-rata dalam 1 hari ?
Jawab :
Total jumlah alat plambing lantai 1-2:
Kloset = 16
lavatory = 9
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
22/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI22
peturasan = 3
Kebutuhan air rata-rata:
Kloset katup gelontor = 15 liter x 16 x 6 kali/jam = 1440 liter/jamlavatory =10 liter x 9 x 6 kali/jam = 540 liter/jam
peturasan = 5 liter x 3 x 6 kalijam = 90 liter/jam +
2.070 liter/jam
Tabel 3.2 Faktor Pemakaian (%) dan Jumlah Alat plambing
Dari tabel diatas dapat diketahui factor pemakaian (%) berdasarkan jumlah alat
plambing, namun jika jumlah alat plambing tidak tersedia di tabel tersebut dapat
diketahui dengan persamaan :
Dimana :
T = Jumlah alat plambing yang dicari % nya
A = Jumlah alat palmbing sebelumnya
B = Jumlah alat palbing sesudahnyat = jumlah % yang dicari
a = % sebelumnya
b = % sesudahnya
Faktor penggunaan serentak berdasarkan tabel 3.1 :
Kloset = 45 %
Lavatory = 53,25 %
Jumlah alat plambing
Jenis alat plambing
50 50 40 30 27 23 19 17 15 12 10
satu 2 3 4 5 6 7 7 8 9 10
100 75 55 48 45 42 40 39 38 35 33
dua 3 5 6 7 10 13 16 19 25 33
70 1002 4 32
1
1
40 501
Kloset, dengan katup
gelontor
Alat plambing biasa
8 12 16 24
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
23/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI23
Peturasan katup gelontor = 25 %
Kebutuhan air rata-rata :
Kloset = 45 % x 1440 liter/jam = 648 liter/jam
Lavaratory = 53,25 % x 540 liter/jam = 287,55 liter/jam
Peturasan katup gelontor = 25% 90 liter/jam = 22,5 liter/jam +
Jumlah = 994,05 liter/jam
Faktor keamanan desain ditentukan 20%, penggunaan air rata-rata :
= 994,05 liter/jam + (20 % x 994,05 liter/jam)
= 1192,86 liter/jam
= 28,62 m3/hari
Tabel 3.3 Perbandingan Dua Metode Perhitungan Kebutuhan Air
No Metode Qd (m /hari)
1
2
Berdasarkan Jumlah penghuni
Berdasarkan Jumlah dan Jenis Alat Plambing
48 m /hari
28,62m3/hari
Dari tabel diatas diperoleh nilai kebutuhan rata-rata terbesar berada pada
berdasarkan jumlah penghuni, maka nilai yang terbesar dipakai dalam perhitungan
selanjutnya
3.2 Reservoir dan Perpompaan
3.2.1 Penentuan Dimensi pipa dari PDAM ke Ground Tank
Pada sistem penyediaan air bersih disediakan oleh PDAM dimana
kapasitas yang dapat diambil terbatas dengan tekanan rata-rata terbatas yaitu
sebesar 1,5 atm. Tinggi tiap lantai dalam gedung adalah 4 m, Jadi tinggi bangunanseluruhnya adalah 4 9 = 36 m. Tekanan 1 atm untuk setiap 10 m. Jadi tekanan
yang dibutuhkan 3,6 atm, sedangkan tekanan yang tersedia tidak mencukupi, hal
ini dapat diatasi dengan pemasangan reservoir dan pompa.
Reservoir yang digunakan berupa ground tank dan roof tank. Ground tank
bekerja dengan prinsip pemompaan dan roof tank bekerja dengan prinsip gravitasi.
Data yang diketahui dalam menentukan diameter pipa dibutuhkan dari
jumlah kebutuhan air rata-rata yang akan digunakan.
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
24/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI24
Kebutuhan rata-rata (Qrata-rata) : 48 m3/hari
: 5,56 x 10-4m3/detik
Asumsi bahwa kecepatan yang dilalui dalam pipa sebesar 1,5 m/detik.
A :V
Q
:5,1
1056,54
x
: 3,71 x 10-4m2
D :2
1
4
A
:2
14-
14,3
)10x3,71(4
x
: 0,0217 m = 21,7 mm 22 mm= 0,866 inchi
3.2.2 Penentuan Diameter pipa tegak dari Ground Tank ke Roof Tank
Dalam menentukan diameter pipa tegak dalam bangunan perkantoran
dibutuhkan data jangka waktu kebutuhan rata-rata air yang digunakan yaitu
selama 8 jam, maka debit yang dialirkan dari Ground tankke roof tankadalah :
Qs = Qrx (T/Tp)
= 5,56 x 10-4 x (24/8)
= 5,56 x 10-4 x 3
= 16,68 x 10-4 m3/ detik
Dengan asumsi V = 1,5 m/detik
A =V
Qs
=5,1
10x16,68 -4
= 11,12 x 10-4m2
D =2
1
4
A
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
25/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI25
=2
14-
14,3
)10x11,12(4
x
= 0,0376 m = 37,6 mm 38 mm= 1,496 inchi
3.2.3 Perhitungan Dimensi Reservoir3.2.3.1 Penentuan Kapasitas Tangki Bawah
Pemakaian air dalam 1 hari (24 jam) di asumsikan sebanyak 100 %
Pelayanan dari PDAM per jam = 1/24 x 100 %
= 4,17 %
Pemakaian pompa sehari untuk mengisi penuh reservoir adalah 8 jam.
Pemakaian pompa 8 jam/hari, jadi % kebutuhan yang harus dipenuhi tiap jam
yaitu = 24/8 x 4,17%
= 12,51 %
Reservoir memenuhi Q rata-rata = 48 m3/hari
Qpompa = 24/8 x 48 m3/hari
= 144 m3/hari
Kapasitas tangki bawah =[(12,51 - 4,17) % x 8 jam x 48 m3/hari
=32,02m3= 32 m3
Ground tankberbentuk rectangulardimana dimensinya yaitu:
P = 4 m
L = 4 m
T = 2 m
Tinggi muka air minimum = 0,1 m
Freeboard = 0,5 m
3.2.3.2 Penentuan Kapasitas Tangki AtasVE= (QpQmax) Tp+ Qpux Tpu
Dimana :
VE = Kapasitas efektif tangki atas (liter)
Qp = Kebutuhan puncak (liter/menit)
Qmax = Kebutuhan jam puncak (liter/menit)
Tp = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
26/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI26
Tpu = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Qpu = Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)
Qpu= Qmax = Kebutuhan jam puncak yaitu
= 12 m3/jam
= 0,2 m3/menit
= 200 liter/menit
Kebutuhan Puncak (Qp) = 0,3 m3/menit
= 300 liter/menit
Jangka waktu kebutuhan puncak (Tp) = 30 menit
Jangka waktu kerja pompa pengisi (Tpu) = 10 menit
Kapasitas tangki atas yaitu :
VE = (QpQmax) Tp+ Qpux Tpu
= (300200) 30 + 200 x 10
= (100) 30 + 2000
= 5000 liter = 5 m3
Jadi tangki atas berbentuk rectangulardengan dimensi yaitu:
P = 2,5 m
L = 2 m
T = 1 m
Tinggi muka air minimum = 0,1 m
Freeboard = 0,5 m
3.2.4Perhitungan Pompa3.2.4.1 Kapasitas Pompa
Kebutuhan rata-rata air bersih = 48 m
3
/hari= 5,56 x 10-4m3/detik
Asumsi : Kecepatan dalam pipa sebesar 1,5 m/detik
Diameter pipa =
5,04
Vx
xQ
=
5,04-
14,35,1
)10x5,56(4
x
x
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
27/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI27
=
5,04
71,4
1024,22
x
= (
4
10722,4
x )0,5
= 0,02173 m = 21,73 mm 22 mm = 0,866 inchi
Dengan diameter pipa sebesar 22 mm, maka kecepatan aliran sebenarnya
dalam pipa yaitu :
V =A
Q
=2
-4
25,0
105,56x
Dx
=2
-4
)021,0(14,325,0
10x5,56
xx
=4
-4
10461,3
10x5,56
x
= 1,6 m/detik = 1,6 m/detik
3.2.4.2Tinggi angkat
Asumsi :
- Tinggi tiap lantai sebesar 4 m + jarak antar lantai (space) 0,5 m = 4,5 m
- Tinggi tangki bawah 2 m
- Tinggi tangki atas 1 m
- Tinggifreeboardsebesar 0,5 m
- C pipa baja karbon 130
Hs = beda tinggi antara maksimum air di roof tank dengan minimum air di
tangki bawah
= tinggi ground tank + jarak ground tank ke basement + tinggi bangunan
+ tinggi roof tank + free board
= (2 + 0,5 + (4,5 x 9) + 1 + 0,5) m
= 44,5 m
HL= kehilangan tekanan dari reservoir bawah ke reservoir atas
= HLpada pipa + HLpada fitting
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
28/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI28
Panjang pipa mendatar diasumsikan 50 m
Panjang pipa keseluruhan (L) = 50 + (2 + 0,5 + (4,5 x 9) + 1 + 0,5)
= 94,5 m
HLpada pipa =
54.0/1
63.22785.0
xCxD
QLx
=
85,1
63.2
4
021.01302785.0
10.56,55,,94
xxx
= 17,11 m
v2/2g = 1,62/(2 x 9,81)
= 2,2201 / 19,62 = 0,130
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan HLPipa
H pompa = Hs + HLpipa + HLfitting + (v2/2g)
= 44,5 + 17,11 + 1,648 + 0,130
= 63,388 m
3.2.4.3Perhitungan Tenaga pompa
a. Daya yang dibutuhkan pompa
p
HQ
p
PwP
163.0
dimana :
= berat air per satuan volume (kgf/l)
Q = kapasitas pemompaan (m3/menit)
H = headtotal pompa (m)
Pw = daya air (kilowatt)
Jenis Fitting Jumlah K v2/2g HL(m)
Elbow 90o 2 0.54 0,130 0,140
Gate Valve 1 0.44 0,130 0,572
Check Valve 1 7.2 0,130 0,936
Total 1,648
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
29/30
TUGAS PERENCANAAN PLAMBING DAN INSTRUMENTASI29
P = daya poros pompa (kilowatt)
p= efisiensi pompa (%)
Pw = 0,163 x Q x H x
= 0,163 x 5,56.10-4x 60 x 63,388 x 0,9982
= 0,3340 kW
b. Daya Poros Pompa
3.2.5Perhitungan Air BuanganDiketahui :
Dalam suatu gedung perkantoran berlantai 9 terdapat 1800 orang karyawan
Banyaknya air bersih yang dibutuhkan tiap orang/hari, bedasarkan data dari
Tabel 1 pemakaian air rata-rata per orang setiap hari pada gedung
perkantoran : 100 liter/orang/hari
Persentase banyaknya limbah yang dihasilkan per orang/hari : 60 % dari
jumlah pemakaian air bersih per hari (Asumsi)
Jawab :
Banyaknya air bersih yang dibutuhkan = 1800 x 100 liter/orang/hari =
180.000 liter/hari
Jadi kebutuhan air bersih dalam gedung perkantoran berlantai 9 dengan
jumlah karyawan 1.800 orang = 180.000 liter/hari
Banyaknya air buangan (limbah) dalam gedung perkantoran = 60% x
180.000 liter/hari = 108.000 liter/hari
Jadi banyaknya air buangan (limbah) di gedung perkantoran = 108000
liter/hari
-
7/22/2019 Plambing Hamid 29 Januari
30/30
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan plambing dalam sistem
air bersih pada suatu bangunan dengan tipe perkantoran yaitu:
1. Alat plambing yang digunakan pada perencanaan sistem air bersih pada
bangunan gedung perkumpulan yaitu: water closet, urinal, dan peturasan
katup gelontor.
2. Bangunan pada perencanaan ini bertipe bangunan gedung perkumpulan
berlantai 9 dengan kapasitas pengunjung keseluruhan sebanyak 1.800 orang
serta memiiki tekanan PDAM 1,5 atm.
3. Besar kebutuhan air berdasarkan standar pemakaian air rata-rata perorang
perhari bangunan gedung perkumpulan di Indonesia adalah 100
liter/hari/orang yang biasa digunakan selama 8 jam.
4. Jumlah kebutuhan air untuk 2 lantai yaitu 48 m3/hari dan berdasarkan jenis dan
alat plambing sebesar 28,62 m3/hari.
5.
Daya yang dibutuhkan untuk pompa yaitu 0,4771 kW.
4.2SaranPerencanaan plambing untuk sistem air bersih ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan masukan untuk konsultan
yang merancang instalasi air bersih di suatu bangunan.
top related