plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · pemilihan obat yang benar-benar tepat, dan...
Post on 05-May-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN RAWAT JALANPEDIATRI PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA
KLEPU, GODEAN, YOGYAKARTAPERIODE JULI 2007 - JUNI 2008
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Nama : Maria Sri Hartati
NIM : 048114150
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN RAWAT JALANPEDIATRI PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA
KLEPU, GODEAN, YOGYAKARTAPERIODE JULI 2007 - JUNI 2008
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Nama : Maria Sri Hartati
NIM : 048114150
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
AKU DIPANGGIL BUKAN UNTUK KESUSKSESAN
NAMUN UNTUK SETIA(MUDER THERESA)
”Dalam kegembiraan, kesederhanaan dan
terutama dalam cinta kasih menolong orang lain
seraya berdoa dan mengurbankan diri,
menampakan kegembiraan hidup diantara orang
sakit dan yang berkekurangan ”
(Teresia Saelmaekers)
Kupersembahkan kepada:Allah Tritunggal maha Kudus sumber kekuatan dan keselamatanku
Para suster sekongregasi khususnya para suster sekomunitasOrang tua dan sanak saudaraku yang selalu mendukungku dalam dao dan cinta
Teman dan sahabat kenalan yang telah membantuku dalam bentuk apa punAlmamaterku yang tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Sri Hartati
Nomer Mahasiswa : 048114150
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberi kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
”Analisis Penggunaan Antibiotik Pasien Rawat Jalan Pediatri Pada Salah Satu
Rumah Sakit Swasta Klepu, Godean, Yogyakarta Periode Juli 2007 - Juni
2008”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untak kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantukan nama saya
sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Di buat di Yogyakarta
Pada tanggal: 24 Juli 2009
Yang menyatakan
Maria Sri Hartati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kehadapaan Allah Tritunggal Yang
Mahakudus yang telah memampukan penulis menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul ‘Analisis Penggunaan Antibiotik Pasien Rawat Jalan Pediatri pada Salah
Satu Rumah Sakit Swasta Klepu, Godean, Yogyakarta Periode Juli 2007 - Juni 2008’
Penulisan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana farmasi pada program studi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari banyak pihak untuk itu penulis menucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Riswaka Sudjaswadi, S. U., Apt., selaku dosen pembimbing
utama yang telah memberi arahan, dukungan, saran serta masukan dalam
proses penyusunan skripsi
2. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, dan telah bersedia meluangkan waktu sebagai
dosen penguji
3. Ibu dr.Fenty, M.Kes., Sp.PK, yang telah membantu, memberi saran/masukan
dan bersedia meluangkan waktu sebagai sekretaris panitia penguji dan dosen
penguji
4. Direktur Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih yang telah memberi izin bagi
penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Kepala Bagian Urusan Medical Record, Kepala Bagian Rawat Jalan RSU.
Panti Baktiningsih, seluruh staf dan karyawan yang telah membantu dan
memperlancar penulis dalam pengambilan data
6. Pemimpin Umum Kongregasi Suster St. Fransiskus Charitas, Para suster
komunitas ‘Serafim’ dan para suster komunitas ‘Degli Angeli’yang telah
memberikan dukungan doa, kepercayaaan, perhatian dan menyemangati
penulis dalam penyusunan skripsi.
7. Orang tua, sanak saudara, yang telah mendukung dengan doa dan
perhatiannya pada penulis dalam penyusunan skripsi
8. Sahabat dan kenalan yang telah memberikan bantuan pikiran dan tenaga,
dukungan doa dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi, khususnya P. CB.
Kusmaryanto SCJ
9. Teman-teman angkatan 2004, adik-adik angkatan dan semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan dan saran
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan waktu, pikiran, dan tenaga. Akhir kata, semoga skripsi bermanfaaat bagi
siapa saja yang membaca skripsi ini.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Peningkatan jumlah penggunaan antibiotik secara tidak rasional bagianak-anak yang menderita penyakit ringan seperti batuk, pilek, demam ataupun diaremenjadi masalah serius di bidang kesehatan. Penggunaan antibiotik yang berlebihandapat menyebabkan bakteri menjadi resisten sehingga untuk mengatasinya diperlukandosis antibiotik yang lebih tinggi, dapat memicu terjadinya efek samping obat danterjadi peningkatan biaya yang sebenarnya tidak diperlukan.
Tujuan penelitian ialah untuk memperoleh gambaran penggunaannantibiotik pada terapi rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit swasta diKlepu, Yogyakarta, selama periode Juli 2007 – Juni 2008. Penelitian ini termasukpenelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Data diperolehsecara retrospektif berupa lembar rekam medik pasien rawat jalan pediatri penggunaantibiotik dengan usia 1 – 12 tahun yang masuk ke instalasi pelayanan kesehatanrumah sakit tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan golongan antibiotik yang digunakan adaberbagai macam yakni antimikobakteri: 51,28%; β-Laktam: 33,06%; antibiotikkombinasi: 12,86%; makrolida: 2,03%; aminoglikosida: 0,40%; quinolon: 0,40%.Diagnosis dalam terapi antibiotik yaitu TBC: 51,28%; ISPA: 31,66%; gangguanpencernaan: 5,14%; obs. febris: 4,19% dan dengan diagnosis berbeda-beda: 8,27%.Dosis antibiotik tidak tepat dosis 13,13%. Frekuensi pemberian antibiotik tidak tepat1,89%. Lama pemberian antibiotik dalam terapi yang berkisar antara 2 – 8 hari ada42,50%; yang lebih dari 8 hari ada 51,28% dan yang tidak ada keterangannya sebesar6,22%. Lembar resep yang mengandung antibiotik lebih dari satu ada 121 (19,64%)lembar. Data-data tersebut dibandingkan dengan parameter standar (MIMS 2007 –2008, IONI 2000 dan DIH).
Kata kunci: Antibiotik, Pediatri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
The using irrational antibiotics for infants who suffer from mild diseasessuch as cough, influenza, fever and diarrhea, this things have been became a majorproblem to the medical area. The irrational usage of antibiotics can cause bacteriabecoming more resistant so that it needs higher doses to cure it. Certainly, it triggersmore side effects and increases unnecessary cost.
The goal of this research is to get an overview of the uses of antibiotics forthe ambulatory pediatric patients in a private hospital in Klepu, Yogyakarta for theperiod of July 2007 – June 2008. This research is a non experimental research with adescriptive plan. The data were collected in a retrospective way by examining themedical records of the ambulatory pediatric patients age of 1 – 12 year who went tothat hospital.
The research shows interesting results. Antibiotics which are used arevaried: antimicrobaktery: 51.28%; β-Laktam: 33.06%; combined antibiotic: 12.86%;makrolida: 2.03%; aminoglikosida: 0.40%; quinolon: 0.40%. Therapeutic diagnosisusing antibiotics are TBC: 51.28%; infection of trachea: 31.66%; disturbance ofmetabolical digestion: 5.14%; obs. febris: 4.19% and with various diagnose: 8.27%.Irrational antibiotic dosage is 13,13%. Irrational frequency of antibiotics dosage is1,89%. Duration of antibiotics therapy between 2 – 8 days: 42.50%; more than 8 daysis 51.28% and no description is 6.22%. The prescriptions which contain more thanone antibiotic are 121 (19,64%). The data are compared with standard parameters(MIMS 2007 – 2008, IONI 2000 and DIH).
Keywords: Antibiotic, Pediatric
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ..... iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. . iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................... vi
PRAKATA………………………………………………………………………... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………........ ix
INTISARI………………………………………………………………………... x
ABSTRACT………………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...... xv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...... xvii
BAB I. PENGANTAR
A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
1. Rumusan Permasalahan……………………………………………………… 3
2. Keaslian Penelitian…………………………………………………………... 4
3. Manfaat Penelitian…………………………………………………………... 4
B. Tujuan Penelitian……………………………………………………………..... 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pediatri
1. Pengertian …………………………………………………………………... 6
2. Farmakokinetik pada anak …………………………………………………... 6
2.1. Absorpsi………………………………………………………………… 7
2.2. Distribusi………………………………………………………………... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.3. Metabolisme…………………………………………………………….. 9
2.4. Ekskresi………………………………………………………………... 9
3. Penghitungan dosis........................................................................................ 10
B. Antibotik
1. Definisi antibiotik........................................................................................... 11
2. Penggunaan antimikroba di klinik………………………………………... 12
3. Pengelompokan antibiotik………………………………………………..... 16
4. Resistensi dan efek samping……………………………………………….. 19
C. RSU. Panti Bhaktiningsih, Godean, Klepu, Yogyakarta................................... 26
D. Keterangan Empiris .......................................................................................... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………………… 28
B. Bahan Penelitian……………………………………………………………... 28
C. Definisi Opersional...…………………………………………........................ 28
D. Lokasi Penelitian…………………………………………………………….. 29
E. Tata Cara Penelitian………………………………………………………….. 29
F. Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian………………………………………. 30
G. Analisis Data ………………………………………………………………… 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Golongan dan Jenis Antibiotik yang diresepkan………………………....… 33
B. Diagnosis Penyakit untuk Antibiotik yang diresepkan………………….…... 36
C. Dosis dan Regimen Dosis dalam Penggunaan Antibiotik …………………... 41
1. Ketepatan dosis penggunaan antibiotik.......................................................... 42
2. Regimen dosis penggunaan antibiotik dilihat dari frekuensi
pemberian....................................................................................................... 46
3. Regimen dosis penggunaan antibiotik dilihat dari
lama pemberian.............................................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Resep yang Mengandung Lebih dari satu Antibiotik....................................... 52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................................ 55
B. Saran................................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 57
LAMPIRAN........................................................................................................... 61
BIOGRAFI PENULIS.......................................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Indikasi dan dosis antibiotik yang diresepkan................................. 24
Tabel II Golongan dan nama antibiotik yang diresepkan.............................. 35
Tabel III Diagnosis dan terapi Antibiotik yang diresepkan............................ 36
Tabel IV Ketepatan Dosis Penggunaan Antibiotik......................................... 45
Tabel V Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik.................................... 45
Tabel VI Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik..................................... 47
Tabel VII Persentase ketepatan frekuensi pemberian........................................ 47
Tabel VIII Persentase Penggunaan Antibiotik yang
diresepkan di lihat dari Lama Pemberian....................................... 51
Tabel IX Resep yang Mengandung Lebih dari Satu Antibiotik....................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Persentase Golongan Antibiotik yang diresepkan............................... 33
Gambar 2. Persentase Diagnosis Antibiotik yang diresepkan............................... 38
Gambar 3. Persentase Ketepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan...................... 43
Gambar 4. Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan.............. 43
Gambar 5. Persentase Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik yangdiresepkan............................................................................................. 46
Gambar 6. Persentase Lama Pemberian Antibiotik yang diresepkan..................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Lembar resep pediatri yang mengandung antibiotik........ 61
Lampiran 2. Tabel Diagnosis penyakit dalam meresepkan antibiotik............. 89
Lampiran 3. Contoh Perhitungan dosis ........................……………………… 90
Lampiran 4. Tabel Penggunaan antibiotik yang diresepkan di lihat dari lama
pemberian....................................................................................... 92
Lampiran 5. Tabel Penggunaan antibiotik kombinasi ....……………………... 92
Lampiran 6. Surat bukti sudah melakukan penelitian......................................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Peresepan obat untuk anak-anak sering mengalami berbagai
permasalahan, yang memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus, tidak saja
berdasarkan ketentuan dosis orang dewasa namun perlu penyesuaian dosis,
pemilihan obat yang benar-benar tepat, dan memperhatikan kemungkinan efek
samping obat (Widodo, 2006).
Kecenderungannya di Indonesia sekarang ini dokter dengan mudah
memberikan antibiotik untuk penyakit batuk, pilek, maupun diare. Penyakit infeksi
ringan tersebut memiliki sifat bisa sembuh dengan sendirinya seiring meningkatnya
daya tahan tubuh, meskipun ada juga batuk, pilek, maupun diare yang tidak
disebabkan virus (Siswono, 2004).
Persentase peresepan antibiotika yang sebenarnya tidak diperlukan 52% -
62%, hal tersebut terjadi di beberapa negara sedang berkembang, data dari Indonesia
mencatat sedikitnya 43% antibiotika yang diberikan sebenarnya tidak diperlukan.
Holloway di Technical Briefing Seminar 2004 WHO Geneva, menyatakan bahwa 30
– 60% pasien memperoleh antibiotika, dan Indonesia menempati urutan tertinggi
dibandingkan Nepal dan Bangladesh (Purnamawati, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Penelitian di beberapa tempat di Sumatera bagian barat menunjukkan
bahwa tingkat pemakaian antibiotika sebesar 90%. Puskesmas-puskesmas yang
memberikan antibiotika kurang dari 70% jumlahnya sedikit, dan tingkat penggunaan
antibiotika untuk balita mencapai 83%, yang 60% pada usia di atas 5 tahun. Setiap
hari telah diresepkan jutaan antibiotika bagi pasien dengan penyakit infeksi virus
(Purnamawati, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) dengan
responden 160 anggota mailing list diperoleh data penggunaan antibiotik yaitu
dengan tingkat pemberiannya paling tinggi pada anak demam sebesar 87% kemudian
diare 75%, ISPA 54,5%, dan batuk tanpa demam sebesar 47% (Purnamawati, 2008).
Kasus penyakit infeksi pada anak sebagian besar penyebabnya adalah
virus, dengan kata lain kemungkinan penggunaan antibiotik yang benar adalah tidak
besar atau mungkin hanya sekitar 10 – 15% penderita anak. Penyakit virus adalah
penyakit yang termasuk “self limiting disease” atau penyakit yang sembuh dengan
sendirinya dalam waktu 5 – 7 hari (Siswono, 2004).
Penggunaan antibiotik untuk penyakit flu atau batuk-pilek biasa (common
cold) pada bayi dan anak-anak kurang tepat karena penyakit tersebut 95 %
disebabkan oleh virus, sehingga pemberian antibiotik tak ada gunanya/plasebo saja.
Hasil penelitian sebelumnya, dalam satu tahun seorang anak bisa menderita flu atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
common colds sebanyak 8 hingga 12 kali dan itu merupakan hal yang normal, kecuali
untuk bayi dibawah 3 bulan (Agnes, 2005).
Fakta lain menyebutkan terdapat perbedaan dalam angka kematian akibat
infeksi yang diobati dengan antibiotik secara tepat dan tidak tepat di rumah sakit.
Angka kematian akibat infeksi karena penggunaan antibiotik tidak tepat mencapai
dua sampai tiga kali lipat dibanding penggunaan antibiotik secara tepat (Siswono,
2004).
Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menimbulkan efek
samping yang merugikan dan dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri.
Meningkatnya jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik menjadi masalah
kesehatan yang sangat besar. Penggunaan antibiotik secara berlebihan disebut-sebut
sebagai penyebab munculnya bakteri super yang resisten bahkan terhadap antibiotik
yang paling kuat sekalipun (INS, 2007).
Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang bergerak dibidang
kesahatan yang berhubungan dengan obat-obatan, termasuk didalamnya penggunaan
antibiotik bagi penderita infeksi, yang memungkinkan terjadinya penggunaan
antibiotik yang kurang tepat. Rumah sakit Panti Bhaktiningsih merupakan rumah
sakit kelas pratama, dengan tenaga kesehatan dan fasilitas yang terbatas, yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitarnya (Emirentiana,1996).
1. Rumusan permasalahan
Seperti apakah gambaran penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan
pediatri di salah satu rumah sakit umum swasta Klepu, Godean, Yogyakarta periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Juli 2007-Juni 2008, yang meliputi: golongan dan jenis antibiotik yang digunakan,
diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan regimen dosis antibiotik yang
diresepkan.
2. Keaslian penelitian
Penelitian tentang pengunaan antibiotik pernah dilakukan, yaitu Ketepatan
Dosis dan Interaksi Antibiotika pada Sepuluh Kasus Penyakit Anak Terbesar di
Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Peride Januari-Juni 2000 (Verdei,
2001), Penggunaan Antibiotik untuk Terapi Diare pada Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Betesda Yogyakarta Peride Januari-Juni Tahun 1999 (Indah, 2001), Evaluasi
Penggunaan Antibiotik pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2004 (Maxitalia, 2008), Evaluasi Penggunaan Antibiotik Paska
Kemoterapi pada Kasus Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Tahun 2004 (Ketut, 2005), dan Analisis Pengunaan Antibiotik Obat Pasien Diabetes
Miletus Tipe-2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Flora,
2003).
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada pasien (pediatri
rawat jalan) dan pada rumah sakit yaitu pada salah satu rumah sakit umum swasta di
Klepu, Godean, Yogyakarta.
3. Manfaat penelitian
Manfaat teoritis yang diharapkan dapat memberikan gambaran
penggunaan antibiotik dilihat dari golongan dan nama antibiotik yang diresepkan,
diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan regimen dosis antibiotik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
diresepkan, untuk pasien rawat jalan pediatri di salah satu rumah sakit umum swasta,
Klepu, Godean, Yogyakarta
Manfaat praktis yang diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
rumah sakit yang bersangkutan dalam meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
khususnya dalam penggunaan antibiotik pada pasien pediatri.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan
antibiotik pada pasien rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit umum swasta,
Klepu, Godean, Yogyakarta periode Juni 2007-Juli 2008, yang meliputi: golongan
dan jenis antibiotik yang digunakan, diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan
regimen dosis antibiotik yang diresepkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pediatri
1. Pengertian
Istilah pediatri (ejaan Inggris: paedeatrics atau poediatrics) berasal dari 2
kata dalam bahasa Yunani yakni paidi yang berarti anak dan iatros yang berarti
penyakit. Pada umumnya pediatri diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang
berhubungan dengan kesehatan anak (Pramudiarja, 2006).
Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia mendefinisikan bahwa anak
adalah usia 1 hingga 15 ½ tahun, sedangkan kurang dari 12 bulan digolongkan
sebagai bayi (Anonim, 2005). Guthrie (2005) menggolongkan beberapa kelompok
usia dalam terminologi sebagai berikut: neonatus (28 hari sejak dilahirkan), infant (1-
12 bulan), child (1-12 tahun) dan adolescent (13-18 tahun).
Veerman dan Marcadis (1990) mengelompokkan usia menjadi pre term
neonatus (kurang dari 37 minggu kelahiran), full term neonatus (37-41 minggu),
neonatus (lahir sampai satu bulan), bayi (1-12 bulan), anak-anak/toddler (1-12 tahun),
remaja/adoslescent (12-18 tahun) dan dewasa/adult (di atas 18 tahun)
2. Farmakokinetik pada anak
Pemberian terapi obat yang efektif dan aman untuk penderita pediatri
memerlukan suatu pemahaman yang mendalam tentang perbedaan-perbedaan yang
ada mengenai kerja obat, metabolisme, dan eliminasinya, umumnya semua ukuran
farmakokinetik akan berubah seiring dengan perubahan usia. Dosis obat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
penderita pediatri (dalam mg/kg) harus disesuaikan dengan karakteristik kinetik
masing-masing obat, usia (determinan utama), keadaan penyakit, jenis kelamin (pada
anak pasca pubertas), dan kebutuhan individual. Bila hal-hal tersebut tidak dipahami
dengan benar, dapat mengakibatkan perawatan yang kurang efektif atau bahkan
toksik (Anonim, 2006a).
2.1. Absorpsi
Faktor yang mempengaruhi absorpsi obat meliputi aliran darah pada
tempat pemberian seperti yang ditentukan oleh keadaan fisiologis bayi atau anak-
anak (untuk obat yang diberikan secara oral), fungsi gastrointestinal yang cepat
berubah selama beberapa hari pertama setelah lahir (Katzung, 1992).
Sehubungan dengan absorpsi obat yang perlu dipertimbangkan pada anak
adalah terjadinya perubahan-perubahan biokimiawi dan fisiologis pada traktus
gastrointestinal. Pada 24 jam pertama kelahiran/kehidupan, terjadi peningkatan
keasaman lambung secara menyolok. Oleh karena itu obat-obat yang terutama
dirusak oleh asam lambung (pH rendah) sejauh mungkin dihindari. Pengosongan
lambung pada hari I dan II kehidupan relatif lambat (6-8 jam). Keadaan tersebut
berlangsung selama ± 6 bulan untuk akhirnya mencapai nilai normal seperti pada
dewasa. Pada tahap tersebut obat yang absorpsi utamanya di lambung akan
diabsorpsi secara lengkap dan sempurna, sebaliknya untuk obat-obat yang diabsorpsi
di intestinum efeknya menjadi sangat lambat/tertunda (Izenberg, 2003).
Gerakan peristaltik usus bayi baru lahir relatif belum teratur, tetapi
umumnya lambat, sehingga jumlah obat-obat yang diabsorpsi di intestinum sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diperkirakan. Jika peristaltik lemah maka jumlah obat yang diabsorpsi menjadi lebih
besar, yang berarti dapat memberi konsekuensi berupa efek toksik obat. Sebaliknya
jika terjadi peningkatan peristaltik, misalnya pada diare, absorpsi obat cenderung
menurun oleh karena lama kontak obat pada tempat-tempat yang mempunyai
permukaan absorpsi luas menjadi sangat singkat (Izenberg, 2003).
2.2. Distribusi
Proses distribusi obat dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh massa
jaringan, kandungan lemak, aliran darah, permeabilitas membran, dan ikatan protein.
Obat didistribusikan secara berbeda berdasarkan sifat-sifat fisiko-kimiawinya.
Komposisi tubuh pada anak selalu berubah sampai usia 12 tahun, anak-anak
mempunyai volume tubuh yang besar dibanding total berat badannya, sehingga
volume distribusinya lebih besar. Volume cairan ekstrasel pada anak juga lebih tinggi
sehingga distribusi untuk obat larut air juga meningkat (Guthrie, 2005).
Barier darah otak pada bayi baru lahir relatif lebih permeabel. Hal itu
memungkinkan beberapa obat melintasi aliran darah otak secara mudah. Keadaan
tersebut menguntungkan, misalnya pada pengobatan meningitis dengan antibiotika.
Ikatan protein plasma obat sangat kecil pada bayi (neonatus) dan baru mencapai nilai
normal pada umur 1 tahun. Hal itu karena rendahnya konsentrasi albumin dalam
plasma dan rendahnya kapasitas albumin untuk mengikat molekul obat. Keadaan
tersebut menjadi penting pada bayi malnutrisi dan hipoalbuminemia. Interaksi antara
obat dengan bilirubin pada ikatannya dengan protein plasma sangat penting
diperhatikan. Bilirubin bebas dapat menembus barier darah otak pada neonatus dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menyebabkan kern-ikterus. Obat-obat sulfonamida, novobiosin, diazoksida, dan
analog vitamin K dapat menggeser bilirubin dari ikatannya pada albumin plasma
(Guthrie, 2005).
2.3. Metabolisme
Hepar merupakan organ terpenting untuk metabolisme obat. Perbandingan
relatif volume hepar terhadap berat badan menurun dengan bertambahnya umur.
Berdasarkan perbandingan relatif tersebut, volume hepar pada bayi baru lahir + 2 kali
dibandingkan anak usia 10 tahun. Hal itu menyebabkan kecepatan metabolisme obat
paling besar pada masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, dan kemudian menurun
mulai anak sampai dewasa (Guthrie, 2005).
Metabolisme kebanyakan obat terjadi dalam hati. Aktivitas metabolisme
obat yang tergantung sitokrom P-450, oksidase fungsi campuran, dan enzim
konjugasi sangat rendah pada awal masa neonatus dari pada setelah itu. Titik
perkembangan yang aktivitas enzimnya maksimum tergantung atas sistem enzim
spesifik yang dibicarakan, karena penurunan kesanggupan neonatus untuk
memetabolisme obat mempunyai bersihan yang lambat dan pemanjangan waktu
paruh dalam badan. Jika dosis obat dan jadwal pemberian tidak berubah demikian
maka ketakaturan tersebut mempredisposisi neonatus kearah respon obat yang
diharapkan dari obat yang dimetabolisme oleh hati (Katzung, 1992).
2.4. Ekskresi
Metabolisme pada anak hingga usia kurang lebih satu bulan terhambat
oleh sistem hepatik yang belum sempurna. Pada neonatus, kecepatan filtrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
glomeruler dan fungsi tubulus masih imatur. Diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk
mencapai nilai normal. Umumnya GFR pada anak adalah sekitar 30-40% dan sekresi
tubulus 20-30% nilai orang dewasa, tingkat sekresi tubuler dan laju penyerapan
kembali terus meningkat hingga mencapai nilai orang dewasa pada usia 6-12 bulan.
Oleh karena itu, obat dan metabolit aktif yang diekskresi lewat urin cenderung
terakumulasi. Sebagai konsekuensinya, obat-obat yang diekskresi dengan filtrasi
glomerulus, seperti digoksin dan gentamisin, serta obat-obat yang sangat terpengaruh
sekresi tubuler, misalnya penisilin, paling lambat diekskresi pada bayi baru lahir
(Katzung, 1992 ).
3. Penghitungan dosis
Penentuan dosis obat pada anak hendaknya dilakukan secara individual.
Untuk penentuan dosis yang lebih adekuat pada anak sebaiknya mengacu pada buku-
buku standar pediatri dan buku-buku pedoman terapi pada anak lainnya.
Penghitungan dosis juga dapat dilakukan berdasarkan umur, berat badan, atau luas
permukaan tubuh (Pramudiarja, 2006).
Untuk terapi, dosis anak tidak terdapat dalam literatur, maka dosis
maksimum untuk anak dapat dihitung dengan membandingkan kebutuhan anak
terhadap dosis maksimum dewasa. Yang paling tepat adalah dibandingkan terhadap
luas permukaan, kemudian berat badan, atau umur anak. Berikut ini beberapa cara
penghitungan dosis anak yang lazim dipakai (Lestari dkk, 2002):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Berdasarkan umur:
Formula Young: tahunumur
tahunumurdewasadosisanakDosis12
)(+
×=
Formula Dilling : dewasadosisn
nanakDosis ×+
=12
Formula Cowling: dewasadosisnanakDosis ×+
=24
1
Formula Fried: dewasadosismanakDosis ×=150
Berdasarkan berat badan (formula Clark):
kgkgbadanberatdewasadosisanakDosis
70)(
×=
Berdasarkan luas permukaan tubuh:
)(173)(
2
2
mmtubuhpermukaanluasdewasadosisanakDosis ×=
Cat: n : umur dalam tahun; m: umur dalam bulan.
B. Antibotik
1. Definisi antibiotik
Antibiotik adalah golongan senyawa baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, dan biasanya antibiotik
bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri
memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotik. Hal itu
menyebabkan pemberian antibiotik biasanya diberikan dalam dosis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menyebabkan bakteri segera mati, dan dalam jangka waktu yang cukup panjang agar
mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang 'tanggung' hanya membuka peluang
munculnya tipe bakteri yang 'kebal' (Setiabudy dan Gan,1995).
Turpin dan Velu (1957), mendefinisikan antibiotik yaitu semua senyawa
kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis
yang memiliki indeks khemoterapi tinggi yang manifestasi aktivitasnya terjadi pada
dosis yang sangat rendah secara spesifik melalui inhibisi proses tertentu pada virus,
mikroorganisme ataupun juga berbagai organisme bersel majemuk (Wattimena,
1991).
2. Penggunaan antimikroba di klinik
Penggunaan antibiotika di klinik berdasarkan indikasi dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut (Setiabudy dan Gan,1995) :
a Gambaran klinik penyakit infeksi, yaitu efek yang ditimbulkan oleh adanya
mikroba dalam tubuh hospes, dan bukan berdasarkan kehadiran mikroba tersebut
semata-mata
b Efek terapi antibiotik pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai akibat kerja
antibiotik terhadap biomekanisme mikroba, dan terhadap biomekanisme tubuh
hospes.
c Antibiotika dapat dikatakan bukan merupakan ‘obat penyembuh’ penyakit infeksi
dalam arti kata sebenarnya. Antibiotik hanyalah mempersingkat waktu yang
diperlukan tubuh untuk penyembuhan suatu penyakit infeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Antibiotika hanya berkasiat dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak
dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika
adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Wattimena,1991).
Pengunaan salah antibiotik secara luas mengandung berbagai risiko
sebagai berikut (Wattimena, 1991):
a. Kebanyakan antibiotik menimbulkan efek samping dan risiko toksik
b. Hipersensitivitas dapat diinduksi sehingga memungkinkan terjadi berbagai reaksi
ringan atau gawat pada pemakaian berulang pemakaian berulang antibiotik
tersebut.
c. Flora normal usus sering termodofikasi sehingga meningkatkan kemungkinan
untuk terjadi superinfeksi.
d. Mutan mikroba yang resisten sering terseleksi dari populasi bakteri dan
merupakan ancaman bahaya individual atau epidemiologik.
e. Status fisiopatologi pasien seringkali menuntut perhatian khusus pada disain
terapi dengan antibiotik.
f. Faktor lingkungan seperti diet, terapi lain yang dilaksanakan sejajar atau bersama-
sama dengan terapi antibiotik merupakan hal-hal yang perlu diperhitungkan
pengaruhnya terhadap terapi antibiotik.
Kesalahan yang lazim dilakukan pada terapi antibiotik yang dapat
mengakibatkan kegagalan dalam terapi berkisar pada: pertama yaitu kesalahan dalam
pepilihan obat seperti, antibiotik yang salah, antibiotik diberikan untuk demam tanpa
dokumentasi mikroorganisme, menggunakan antibiotik yang tidak aktif lagi, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tidak dapat mencapai lokasi infeksi, menggunakan antibiotik yang toksik walaupun
ada yang kurang toksik, dan menggunakan antibiotik yang mahal walaupun tersedia
yang murah dan efektif, kedua yaitu kesalahan dalam pemberian/penggunaan seperti:
dosis keliru, rute pemberian tidak memadai, jangka waktu penggunaan kurang cukup,
gagal mengenal kejadian toksik, tidak memodifikasi dosis pada insufisiensi eliminasi,
mengganti antibiotik padahal faktor tertentu yang memerlukan koreksi dan kepatuhan
pasien pada posologi tidak tercapai (Wattimena, 1991).
Penggunaan antibiotik yang rasional ialah seleksi antibiotik yang selektif
terhadap mikroorganisme penginfeksi dan efektif untuk memusnahkannya yang
mempunyai potensi kecil untuk menimbulkan toksisitas, atau reaksi alergi bagi
pasien. Dengan demikian strategi terapi dengan antibiotik ditentukan oleh karateristik
fenomena infeksi, lokasi infeksi, pengenalan penyebab infeksi, dan kondisi fisiologi
penderita (Wattimena, 1991).
Prinsip-prinsip peresepan antibiotik yang tepat (Sjabana, 2006) adalah
sebagai berikut:
a. Diagnosis infeksi bakteri ditegakkan (demam saja tidak selalu menunjukkan
infeksi bakteri), lokasi infeksi, dan dipertimbangkan kemungkinan bakteri
penyebab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Jika memungkinkan, khususnya pada semua infeksi serius, diambil spesimen
yang sesuai (darah, sputum, pus, urine) untuk kultur dan uji sensitivitas antibiotik,
dan pemeriksaan mikroskopis dan pewarnaan gram perlu dilakukan.
c. Secara keseluruhan, dipertimbangkan kebutuhan terapi antibiotik.
d. Jika dilakukan kultur, ditetapkan perlu segera diterapi sebelum hasilnya diketahui
atau tidak.
e. Di pilih obat yang paling tepat, dosis, dan cara pemberiannya paling sesuai.
Dipertimbangkan faktor berikut: organisme, pasien (usia, alergi, fungsi ginjal
dan hati), rapuhnya ketahanan terhadap infeksi (malnutrisi, keganasan,
imunosupresi, termasuk akibat kortikosteroid), kehamilan, atau faktor genetis
selayaknya, keparahan infeksi, lokasi infeksi dan adanya benda asing, seperti
katup jantung prostetis atau sepotong gelas pada luka kulit.
f. Monitor keberhasilan terapi secara klinis atau mikrobiologis dengan kultur ulang
sesuai kebutuhan, terkadang dibutuhkan konsentrasi plasma.
g. Kombinasi antibiotik terkadang dibutuhkan dalam kasus:
1). infeksi campuran
2). kombinasi yang menghasilkan efek sinergis
3). jika organisme penyebab belum diketahui, maka diperlukan pemberian
antibiotik dengan spektrum luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4). untuk menghindari timbulnya resistensi terhadap antibiotik tunggal.
h. Antibiotik terkadang dapat juga digunakan untuk profilaksis, berdasarkan:
1). durasi singkat (biasanya ≤ 24 jam)
2). pilihan obat berdasar pengalaman sebelumnya akan kemungkinan kuman
penyebab.
Berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang tercapainya
sasaran penggunaan antibiotik yaitu: aktivitas antimikroba, efektivitas dan efisiensi
proses farmakokinetik, toksisitas antibiotik, reaksi antara modifikasi flora alamiah
tuan rumah, penggunaan kombinasi antibiotik, pola penggunaan antibiotik
(Wattimena, 1991).
3. Pengelompokan antibiotik
Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk mengklasifikasikan antibiotik
antara lain (Wattimena, 1991):
a. Pendekatan secara kimia
1. Beta laktam
a).Kelompok penisilin: penisilin G, dan derivatnya, seperti: fenoksipenisilin
(penisilin V, fenetisilin, propisilin), metisilin dan isoksazolil penisilin
(oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin), aminopenisilin (ampisilin,
netampisilin, hetasilin, amoksisilin), karboksi penisilin (karbensilin).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b). Kelompok sefalosporin: sefalotin, sefalorodin, sefaleksin.
2. Aminoglikosida: streptomisin, kanamisin, gentamisin, tobramisin, neomisin,
framisetin.
3. Kloramfenikol: kloramfenikol, tiamfenikol
4. Tetrasiklin: tetrasiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin, demetiklor,
rolitetrasiklin, metasiklin, dosisiklin, minosiklin.
5. Makrolida dan kelompok yang berdekatan: eritromisin, spiramisin,
oleandomisin, linkomisin, klindamisin, sinergistin, pristinamisin, virginiamisin
6. Refampisin: rifamisin
7. Polipeptida siklik: polimiksin B, basitraksin, polimiksin E (polistin)
8. Antibiotik polien: nistatin, amfoterisin B
9. Antibiotik Lain: vankomisin, ristosetin, novobiosin, griseofulfin
b. Pendekatan berdasarkan mekanisme kerja antibiotik (Wattimena, 1991):
1). Antibiotik yang menginhibisi sintesis atau mengaktifasi enzim dan merusak
dinding bakteri sehingga menghilangkan kemampuan untuk berkembang
biak dan sering kali lisis. Termasuk dalam kelompok ini adalah: penisilin,
sefalosforin, sikloserin, vankomisin, ristisetin, basitrasin.
2). Antibiotik yang bekerja langsung terhadap membran sel, mempengaruhi
permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan kehilangan senyawa
intraseluler. Termasuk dalam golongan ini adalah: polimiksin, kolistimetat,
antifungus folien, nistatin, amfoterisin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3). Antibiotik yang menggangu fingsi ribosom bakteri menyebabkan
penghambatan sintesis protein secara reversibel. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah: kloramfenikol, tetrasiklin, antibiotik makrolida,
eritromisin, linkomisin, dan klindamisin.
4). Antibiotik yang menghambat/menggangu sintesis asam nukleat sel mikroba.
Yang termasuk kelompok ini adalah rifampisin
5). Antibiotik yang menghambat metabolisme sel mikroba. Yang termasuk
kelompok ini adalah makrolida
c. Pendekatan berdasarkan manfaat dan sasaran kerja (Wattimena, 1991):
1). Antibiotik berspektrum sempit
Jenis antibiotik tersebut ada dua macam yaitu:
a. Antibiotik yang terutama bermanfaat terhadap bakteri gram positif dan
basil seperti penisilin G, linkomisin, vankomisin, basitrasin
b. Antibiotik yang terutama efektif terhadap bakteri gram negatif seperti:
aminoglikosida, polimiksin.
2). Antibiotik berspektrum luas
Antibiotik ini mempunyai spektrum kerja luas yaitu efektif terhadap bakteri
gram positif maupun gram negatif seperti: ampisilin, sefalosporin, tetrasiklin,
klorampenikol.
d. Pendekatan berdasarkan daya kerja antibiotik (Wattimena, 1991):
Berdasarkan daya kerjanya ada dua macam yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1). Antibiotik bakteriostatik, antibiotik ini menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bakteri, seperti tetrasiklin yang bekerja dengan menghambat
sintesis protein bakteri.
2). Antibiotik bakterisid, antibiotik ini berefek mematikan bakteri, seperti
rifampisin, polimiksin yang bekerja dengan menghambat biosintesis dinding
sel bakteri.
4. Resistensi dan efek samping
Resistensi bakteri dapat terjadi karena penggunaan antibiotik yang tidak
rasional, contoh penggunaan obat yang tidak rasional antara lain: penulisan obat yang
tidak perlu, obat yang salah, obat yang tidak efektif dan obat dengan kemanjuran
yang meragukan, obat efektif yang tersedia kurang digunakan, dan penggunaan obat
yang tidak benar. Dalam konferensi tenaga ahli tentang pengunaan obat rasional
yang diadakan oleh WHO (1985), di Nairobi mendefinisikan penggunaan obat yang
rasional sebagai berikut: penggunaan obat yang rasional mensyaratkan bahwa pasien
menerima obat-obat yang sesuai dengan kebutuhan klinik mereka, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan individu mereka sendiri, untuk periode waktu yang memadai,
dan pada harga terendah untuk mereka dan masyarakat (Siregar, 2006).
Istilah penggunaan obat yang rasional dalam kontek biomedis mencakup
kriteria berikut (Siregar, 2005) :
a. obat yang benar
b. indikasi yang tepat, yaitu alasan menulis resep didasarkan pada pertimbangan
medis yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. obat yang tepat, mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kecocokan pada
pasien, dan harga
d. dosis, pemberian, dan durasi pengobatan yang tepat
e. pasien yang tepat, tidak ada kontraindikasi dan kemungkian reaksi merugikan
adalah minimal
f. kepatuhan pasien terhadap obat
Menurut Sjabana (2006), penggunaan antibiotik secara rasional harus:
a. tepat indikasi baik profilaksis, maupun terapeutik secara empiris: data
epidemiologis bakteri maupun secara terarah (efektif, aman, spektrum sempit)
b. tepat penderita
c. tepat obat
d. tepat dosis
e. waspada terhadap adverse effect (AE) atau kejadian yang tidak diinginkan, efek
samping obat.
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional (irrational use of drugs/IRUD)
dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Dari berbagai studi, bentuk utama
irrational use of drugs/IRUD (Purnamawati 2008), adalah:
a. pemberian beberapa obat sekaligus pada saat yang bersamaan pada kondisi yang
tidak memerlukan beberapa obat tersebut. Salah satu contohnya yaitu: polifarmasi
(pemberian puyer/racikan) yang berisikan beberapa obat sekaligus untuk anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
anak dengan gangguan kesehatan ringan harian seperti demam, batuk-pilek, atau
diare).
b. pemberian antibiotika yang berlebihan
c. pemberian steroid yang berlebihan
d. tingginya tingkat pemakaian obat non generik
e. tingginya tingkat pemakaian obat injeksi
f. tingginya tingkat pemakaian obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan/off label
use, yang termasuk dalam kategori off label use adalah pemberian antibiotik
untuk infeksi virus seperti diare akut dan ISPA, pemberian steroid untuk batuk,
pilek, pemberian suplemen, vitamin, antihistamin untuk common colds/flu,
bronkodilator untuk batuk pada ISPA.
Resistensi adalah ketahanan mikroba terhadap antibiotik tertentu berupa
resistensi alamiah, resistensi karena adanya mutasi spontan (resistensi kromosomal)
dan resisensi karena adanya faktor R pada sitoplasma (resistensi ekstrakromosal) atau
resistensi karena pemindahan gen yang resisten atau plasmid/resistensi silang
(Wattimena, 1991). Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya
kehidupan sel mikroba oleh suatu antibiotik. Resisten dibagi dalam tiga kelompok
(Katzung, 1992), yaitu:
a Reistensi genetik, dengan mutasi spontan gen mikroba berubah, sehingga mikroba
yang sensitif terhadap suatu antibiotika menjadi resisten.
b Resistensi non genetik, bakteri dalam keadaan istirahat bila bakteri aktif lagi
maka akan sensitif lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c Resistensi silang, keadaan resisten terhadap antibiotik tertentu yang juga
memperlihatkan resistensi terhadap antibiotik lain.
Resistensi bakteri terhadap antibiotik membawakan masalah tersediri yang
dapat menggagalkan terapi dengan antibiotik. Resistensi dapat merupakan masalah
individu dan epidemiologik (Wattimena, 1991).
Penyebab timbulnya resistensi antibiotika yang terutama adalah karena
penggunaan antibiotika yang tidak tepat, tidak tepat sasaran, dan tidak tepat dosis.
Tidak tepat sasaran, salah satunya yaitu pemberian antibiotika pada pasien yang
bukan menderita penyakit infeksi bakteri. Walaupun menderita infeksi bakteri,
antibiotika yang diberikan pun harus dipilih secara seksama, tidak semua antibiotika
ampuh terhadap bakteri tertentu. Setiap antibiotika mempunyai daya bunuh terhadap
bakteri yang berbeda-beda, karena itu, antibiotika harus dipilih dengan seksama.
Ketepatan dosis sangat penting diperhatikan, tidak tepat dosis dapat menyebabkan
bakteri tidak terbunuh, bahkan justru dapat merangsangnya untuk membentuk
turunan yang lebih kuat daya tahannya sehingga resisten terhadap antibiotika
(Anonim , 2006b)
Terdapat banyak Mekanisme yang menyebabkan mikroorganisme bisa
menunjukan resistensi terhadap obat-obatan antara lain: mikroorganisme
menghasilkan enzim yang merusak obat aktif, mikroorganisme merubah
permeabilitasnya terhadap obat, mikroorganisme mengembangkan suatu perubahan
struktur sasaran bagi obat, mikroorganisme mengembangkan perubahan lintasan
metabolisme yang memintas reaksi yang dihambat oleh obat tersebut, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mikroorganisme mengembangkan suatu enzim yang telah berubah namun masih tetap
dapat melakukan fungsi metabolismenya walaupun jauh berkurang dipergunakan oleh
obat dari pada enzim di dalam kuman yang rentan (Katzung, 1992).
Setiabudy dan Gan (1995) membagi efek samping antibiotika menjadi tiga
kelompok yaitu:
a Reaksi alergi, ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem imun
tubuh, terjadinya tidak tergantung pada besarnya dosis obat, manifestasi gejala
dan derajad beratnya reaksi dapat bervariasi.
b Reaksi idiosinkrasi, merupakan reaksi yang normal yang diturunkan secara
genetik terhadap pemberian antibiotik tertentu.
c Perubahan biologik dan metabolik, pada tubuh hospes baik yang sehat atau yang
menderita infeksi, terdapat populasi mikroflora normal dengan keseimbangan
ekologi populasi mikroflora tersebut biasanya tidak menunjukan sifat pathogen.
Penggunaan antibiotika terutama untuk yang berspektrum luas dapat
menggangu keseimbangan ekologi mikroflora sehingga jenis mikroba meningkat
jumlah populasinya dan bisa menjadi pathogen (Wattimena, 1991)
Dampak negatif pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak bijaksana
adalah terbunuhnya “kuman baik” yang ada di dalam tubuh. Tempat yang semula
ditempati kuman baik menjadi vakum dan kekosongan tersebut diisi oleh kuman
“jahat” atau oleh jamur, kondisi ini disebut sebagai “superinfection” (Nisa, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. RSU. Panti Bhaktiningsih, Godean, Klepu, Yogyakarta
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan
personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik
modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Yunisa, 2008)
Menurut keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor:
983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
Rumah sakit umum mempunyai empat fungsi dasar, antara lain pelayanan penderita,
pendidikan dan pelatihan, penelitian serta kesehatan masyarakat (Yunisa, 2008)
RSU. Panti Bhaktiningsih terletak di sebelah selatan Yogyakarta, sebelah
selatan berbatasan dengan dengan kecamatan Sedayu (Kabupaten Bantul), sebelah
utara berbatasan dengan sungai progo (Kabupaten Kulon progo), sebelah timur
berbatasan dengan kecamatan Gamping dan kecamatan Mlati/kabupaten Sleman
(Emirentiana,1996). Pada tanggal 16 Juli 1969 didirikan suatu Yayasan Kesejahteraan
Kesahatan Rakyat (YKKR) Santo Fransiskus, Klepu, yang mengelola poliklinik dan
ruamah bersalin sebagai wujud dan tanggapan atas kebutuhan masyarakat disekitar
dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan (Siyam, 1996)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pada tanggal 1 Oktober 1988, YKKR Santo Fransiskus mendapat izin
menjadi rumah sakit umum (RSU) kelas pratama (tipe D) yang bergerak dibidang
pelayanan kesehatan dan merawat orang sakit. Fasilitas yang dimiliki dari RSU ini
meliputi: kamar operasi, kamar rontgen, ruang perawatan, rumah duka, ruang P3K,
laboratorium, kantor yayasan, ruang direksi, asrama, dan ruang kebidanan
(Emirentiana,1996).
Rumah sakit Panti Baktiningsih memberikan pelayanan kesehatan untuk
semua kalangan masyarakat. Visi rumah sakit adalah atas dasar cinta kasih
memberikan pelayanan yang manusiawi, menyeluruh, professional, berkinerja tinggi,
bermutu sesuai dengan harkat dan martabat manusia, dan dengan misi 1).
melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh demi memuliakan nama
Tuhan dalam kegembiraan, kedederhanaan, dan terutama dalam cinta kasih, 2).
mendayagunakan seluruh sarana dan prasarana sumber daya manusia yang tersedia,
dan 3). memberikan dan meningkatkan pelayanan yang optimal (Emirentiana,1996).
D. Keterangan Empiris
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai
penggunaan antibiotik pada pasien pediatri pada salah satu rumah sakit swasta Klepu,
Godean, Yogyakarta, yang meliputi: golongan dan nama antibiotik yang digunakan,
diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan regimen dosis antibiotik yang
diresepkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tabel I Indikasi dan dosis antibiotik yang diresepkan, berdasarkan standar: DIH , IONI 2000, dan MIMS 2007-2008
Dosis No Golongan antibiotik
Indikasi DIH IONI 2000 MIMS 2007-2008
1 Antimikobakteri: Rifampisin Isoniazid Pirazinamida
TB pulmoner dan ekstra pulmoner, liprosis TBC dalam kombinasi dengan obat anti TB lain
Rifampisin Inflant dan anak <12 th: TB dosis tiap hari: 10 mg/kg/hari, max 600 mg/hari, laten dan infeksi TB: 10-20 mg/kg/hari, mx 600 mg selama 6 bulan. INH Inflant dan anak: Infeksi TB laten: 10-20 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis terbagi (max 300 mg) atau 20-40 mg/kg (max 900 mg) 2 kali seminggu selama 9 bulan Infesi TB aktif: 10-15 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis terbagi (maks 30 mg/hari) atau 20-30 mg/kg (maks 900 mg 2 kali seminggu PZA Dosis anak: tiap hari: 15-30 mg/kg/hari (max 2 g/hari) atau 50 mg/kg/dosis (max 4 g/dosis)
Rifampisin TB: 10 mg/kg (8-12 mg/kg) perhari max 600 mg/hari, dua atau tiga kali seminggu, sebaiknya diberikan 30 menit sebelum makan INH Anak: 5 mg/kg (4-6 mg/kg)/hari, max 300 mg/hari; 10 mg/kg tiga kali seminggu atau 15 mg/kg dua kali seminggu Profilaksis: 5 mg/kg/hari (maks 300 mg/hari) selama 6 bulan atau lebih. PZA Dosis untuk dua atau tiga bulan pertama: 25 mg/kg/hari (20-30 mg/kg/hari); 35 mg/kg (30-40 mg/kg) tiga kali seminggu;50 mg/kg (40-60 mg/kg) dua kali seminggu
Rifampisin Dosis anak 10-20 mg/kg BB/hari, max 600 mg/hari, paling baik diberikan pada perut dalam keadaan kosong 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan INH Dosis anak = 10-20 mg/kg BB/hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi tegantung keparahannya, pemberian bersamaan dengan Rifamisin dengan fekuensi 1 tab 1 kali sehari PZA Dosis dewasa: 20-35 mg/kg/hari dalam 2-4 dosis terbagi, maks 3 g/hari
2. β-laktam 1.a. Pinisilin Amoxicillin Ampisilin
1.b. Sefalosporin Cefadroxil
Infeksi saluran nafas, infeksi saluran genito-urinaria, infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan organisme gram positif/negatif yang peka terhadap obat ini Infeksi saluran kemih, otitis media, bronkitis akut, salmonelasis invasif, dan gonore
Amoxcicilin Dosis anak ≤ 3 bulan : 20-30 mg/kg/hari tiap 12 jam ≥ 3 bulan sampai < 40 kg: 20-50 mg/kg/hari tiap 8-12 jam Ampisilin: Dosis inflan & anak: 50-100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam, max 2-4 g/hari Cefadroxil Dosis oral anak: 30 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi, max 2 g/hari
Amoxicilin Dosis anak < 10 th: 125-250 mg tiap 8 jam Ampisilin Dosis untuk anak-anak <10 tahun = ½ dari dosis dewasa. Dosis dewasa: oral: 0,25-1 g tiap 6 jam diberikan 30 menit sebelum sebelum makan. Cefadroxil Dosis anak < 1 tahun = 25 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi, anak 1-6 tahun = 250 mg 2 kali/hari, anak > 6 tahun = 500 mg 2 kali/hari
Amoxcicilin Dosis anak: 20 mg/kg BB/hari tebagi tiap 8 jam, sebaiknya diberikan bersama makanan Cefadroxil Dosis anak: 30 mg/kg/hari dalam dua dosis terbagi tiap 12 jam, anak < 40 kg= 25 mg/kg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Antibiotik Kombinasi Bactricid Cotrimoxazole (kombinasi sulfametasole dan trimethopen 5:1)
Infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, infeksi saluran cerna, dan bronchitis kronis dan akut
Dosis anak: Infeksi ringan–sedang: 8-12 mg TMP/kg/hari dalam 2 dosis terbagi tiap 12 jam, infeksi berat: 20 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam, otitis media akut: 8 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam selama 10 hari, dan ISK: 6-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam
Dosis anak 6 bulan-5 tahun = 240 mg, dan 6-12 tahun = 480 mg tiap 12 jam
Dosis anak 6-12 th = 5-10 mL, 2-5 th = 2,5-5 mL, 6 minggu-2 th = 2,5 mL, semuanya 2 kali perhari. Dewasa dan anak >12 th = 2 tab 2 x/hari
4. Makrolida Eritromisin
alternatif bagi pasien yang alergi pinisilin dengan pengobatan enteritis kompilobakter, pneumonia, penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis kronis, akne vulgaris, dan profilaksis difetri
Dosis inflant dan anak: Base (dosis awal), estolate dan stearat:30-50 mg/kg hari dalam 2-4 dosis terbagi (tidak lebih dari 2 g/hari), ethyisuccinate: 30-50 mg/kg hari dalam 2-4 dosis terbagi (tidak lebih dari 3,2 g/hari), pharingitis 240 mg dalan 2 dosis terbagi max 1600 mg/hari selama 5 hari
Dosis dewasa dan anak > 8 th = 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5-1 g tiap 12 jam, sampai 2 th 125 mg tiap 6 jam, dan 2 -8 tahun = 250 mg tiap 6 jam.untuk infeksi berat dosis dapat digandakan
Dosis anak: 30-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam. Bayi < 2 th = 125 mg 4 x / hari
5. Aminoglikosida Gentamisin sulfat
Infeksi kulit bakterial, septicemia, ISK, infeksi saluran nafas, maingitis, infeksi kulit dan jaringan lunak
Topical: cara penggunaannya yaitu dengan mengoleskan 3-4 kali perhari
Sediaan ini dalam bentuk salep maka cara penggunaannya yaitu dengan mengoleskan 3-4 kali perhari
Dosis anak: 3-5 mg/kg/hari terbagi dalam tiga dosis Topical: oleskan 3-4 kali/hari
6. Quinolon Ciprofloxasin
Infeksi kuman gram positif/negatif, profilaksis pada bedah saluran cerna bagian atas, infeksi saluran atas, ISK, gonore
Dosis anak:ISK: 1-17 th: 20-30 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi tiap 12 jam selama 10-21 hari (max 1,5 g/hari) dan cystic fibrosis: 5-17 th: 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam selama 10-21 hari
Dosis anak tidak dianjurkan tetapi bila resikonya lebih baik maka dosis yang dapat diberikan untuk dosis oral = 7,5-15 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 2 dosis
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian termasuk jenis penelitian non ekperimental dengan rancangan
deskriptif, data dikumpulkan secara retrospektif periode Juli 2007-Juni 2008 di salah
satu rumah sakit umum swasta, Klepu, Yogyakarta.
B. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah berupa lembar catatan medik
(medical records) dengan kriteria:
1. Pasien pediatri usia 1-12 tahun yang menjalani perawatan di instalasi rawat
jalan di salah satu rumah sakit swasta, klepu periode Juli 2007-Juni 2008
2. Memuat tanggal, umur pasien, berat badan pasien, diagnosis dan anamnesis,
serta terapi farmakologi khususnya menerima terapi antibiotik.
C. Definisi Operasional
1. Pasien pediatri adalah pasien dengan usia 1-12 tahun yang menjalani perawatan di
instalasi rawat jalan pada salah satu rumah sakit swata di Klepu, Godean,
Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Antibiotik adalah semua obat golongan antibiotik yang digunakan untuk semua
pasien pediatri usia 1-12 tahun yang menjalani perawatan di instalasi rawat jalan
salah satu rumah sakit swasta Klep, Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008.
3. Penghitungan dosis anak berdasarkan berat badan dan usia anak, dengan standar
dosis: Drug information Handbook (DIH), Informatorium Obat Nasional Indonesia
(IONI), MIMS Indonesia 2007/2008.
D. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai analisis penggunaan antibiotik pada pasien pediatri di
lakukan di instalasi rawat jalan pada salah satu rumah sakit umum swasta di Klepu,
Godean, Yogyakarta.
E. Tata Cara Penelitian
Jalannya penelitian meliputi tiga tahap, tahap pertama adalah tahap
perencanaan, tahap kedua adalah tahap pengambilan data, dan tahap ketiga adalah
pengolahan hasil dan pembahasan.
1. Perencanaan, meliputi penentuan dan analisis masalah yang akan dijadikan
bahan penelitian, dimulai dengan mencari informasi penggunaan antibiotik
pada pasien pediatri sebagai pertimbangan penentuan masalah.
2. Pengambilan data, di lakukan dengan cara melihat catatan medik di ruang
instalasi rawat jalan khususnya pasien rawat jalan pediatri dengan usia 1-12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tahun, kemudian dari catatan medik tersebut semua resep yang mengandung
antibiotik dicatat ulang, lengkap dengan tanggal, umur pasien, berat badan
pasien, diagnosis dan anamnesis penyakit, dan terapi yang diberikan dalam
buku laporan.
a. Proses pengambilan data dilakukan dengan penelusuran data pasien
pediatri, kemudian dipilih lembar rekam medik yang meresepkan
antibiotik sebagai data dan mencatatnya ke dalam lembar kerja laporan.
b. Proses pencarian data dilakukan dengan melihat laporan di instalasi rawat
jalan yang berisi tanggal, berat badan pasien, diagnosis dan anamnesis
penyakit, dan terapi obat yang diresepkan. Selanjutnya dilakukan
pengambilan data berupa lembar rekam medik yang menggunakan terapi
antibiotik.
c. Proses pencatatan data dilakukan dengan mencatat data yang ada dalam
lembar rekam medik pasien pediatri rawat jalan. Data yang diambil
meliputi tanggal, berat badan pasien, diagnosis penyakit, dan terapi obat
yang diresepkan. Data yang diperoleh diolah dengan cara
mengelompokkan dalam bentuk table dan diagram pie.
F. Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Hasil pengumpulan data kemudian diolah, dan disajikan secara deskriptif,
data yang diambil berupa:
1. Golongan dan nama antibiotik yang digunakan
2. Diagnosis dalam peresepan antibiotik
3. Dosis dan regimen dosis antibiotik yang diresepkan
G. Analisis Data
1. Golongan dan jenis antibiotik yang digunakan
Masukkan data dalam tabel yang terdiri dari kolom nomer, golongan
antibiotik, nama antibiotik (nama generik daan nama dagang) yang digunakan,
jumlah item obat (R/), dan persentasenya, sehingga diperoleh persentase golongan
dan jenis antibiotik yaitu:
% Golongan antibiotik = %100/
×∑
∑antibiotikR
antibiotikgolonganX
% Jenis antibiotik = %100×∑∑
antibiotikitemantibiotikjenisX
2. Persentase dari diagnosis penyakit dalam peresepan antibiotik
Persentase diagnosis penyakit = %100×∑∑
diagnosishasilseluruhdiagnosishasilsatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Dosis dan regimen dosis dalam penggunaan antibiotik
Dosis antibiotik dan regimen dosis antibiotik di bandingkan dengan buku
standar yaitu DIH, IONI 2000, dan MIMS 2007/2008, sebagai berikut:
% ketepatan dosis = %100×∑∑
antibiotikitemtepatdosisitem
% ketidaktepatan dosis = %100×∑
∑antibiotikitem
tepattidakdosisx
% ketepatan frekuensi pemberian = %100×∑
∑antibiotikitem
tepatpemberianfrekuensi
% F.P. tidak tepat = %100×∑
∑antibiotikitem
tepattidakpemberianfrekuensi
% lama pemberian = %100×∑
∑antibiotikitem
pemberianlamax
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
51,28%33,06%
12,86%
2,03%
0,40%
0,40% Antimikobakteri
β- Laktam
AntibiotikkombinasiMakrolida
Aminoglikosida
Quinolon
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di salah satu rumah sakit umum swasta, Klepu,
Godean, Yogyakarta, pada pasien rawat jalan pediatri dengan usia 1-12 tahun pada
periode Juli 2007-Juni 2008, data diperoleh dengan melihat catatan medik pasien
rawat jalan pediatri baik pasien dokter anak, dokter penyakit dalam, dokter bedah,
kebidanan, dokter gigi, dokter THT, dokter umum dan dokter penyakit jiwa. Data
yang diambil adalah lembar catatan medik yang memberikan terapi antibiotik
berjumlah 616 lembar dengan jumlah item keseluruhan 1659 item maka diperoleh
rata-rata item per lembar resep 2,69 ≈ 2,7 item/lembar.
A. Golongan dan Jenis Antibiotik yang diresepkan.
Antibiotik yang diresepkan 739 item obat dari 616 lembar resep, terbagi
dalam 6 golongan antibiotik yaitu golongan antimikobakteri, golongan β-laktam,
antibiotik kombinasi, golongan makrolida, golongan aminoglikosida dan golongan
quinolon, seperti yang tertera dalam gambar I dibawah ini:
Sumber: data yang diolah
Gambar 1. Persentase golongan antibiotik pasien pediatri yang diresepkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Antibiotik yang diresepkan 739 item terbagi dalam 6 golongan dan 10
jenis antibiotik. Golongan antibiotik yang digunakan dalam terapi terbagi dalam 6
golongan antibiotik dan yang paling banyak digunakan adalah golongan
antimikobakteri sebanyak 379 (51,28 %) terdiri dari 271 rifampisin, 100
pirazinamida (PZA), dan 8 isoniasid (INH), antibiotik tersebut diindikasikan untuk
TBC dan semuan obat memakai nama generik; yang kedua adalah golongan β-
Laktam yang terbagi menjadi dua, yaitu penisilin berjumlah 243 (32,92 %) terdiri
dari 155 Amoxsan, 47 amoksisilin, 35 Opimox, 5 Kalmoxicilin, 1 ampisilin, dan
sefalosporin yaitu 1 (0.14 %) sefadroksil. Golongan β-Laktam 244 item, yang
memakai nama generik 53 item (amoksisilin) dan 209 memakai nama dagang
(Amoxsan, Klmoxicilin, Opimox), golongan yang ketiga adalah antibiotik kombinasi
berjumlah 95 (12,86 %) terdiri dari 86 Bactricid dan 9 kotrimoksasol, dari 95 yang
memakai nama generik 9 item (kotrimoksasol) dan 86 item menggunakan nama
dagang (Bactricid), untuk golongan β-Laktam dan antibiotik kombinasi ada 339 item
antibiotik, yang memakai nama generik 44 item antibiotik (amoksisilin dan
kotrimoksasol) dan 295 item antibiotik memakai nama dagang yaitu golongan β-
Laktam (Amoxsan, Kalmoxicilin, Opimox) dan antibiotik kombinasi (Bactricid), hal
tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut lebih banyak menggunakan
antibiotik dengan nama dagang dibandingkan nama generik; golongan keempat
berjumlah 14 (2,03 %) yaitu golongan makrolida (eritromisin); golongan kelima
berjumlah 3 (0,40 %) yaitu golongan aminoglikosida (gentamisin); dan golongan
keenam berjumlah 3 (0,40 %) yaitu golongan quinolon (siprofloksasin), ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
golongan tersebut semuanya memakai nama generik. Golongan dan jenis antibiotik
yang diresepkan dapat dilihat dalam tabel II di bawah ini:
Tabel II. Golongan dan Nama Antibiotik Pasien Pediatri yang diresepkan No Golongan
antibiotik Nama generik Nama dagang Jumlah Persentase
(%) ∑ % golongan
1 Antimikobakteri:
Rifampisin Isoniazid Pirazinamida
271 8
100
36,64 1,08 13,56
51,28
2 β-laktam 1.a. Pinisilin 1.b. Sefalosporin
Amoksisilin Ampisilin Sefadroksil
Amoxsan Opimox Kalmoxicilin
47 155 35 5 1 1
6,36
20,95 4,79 0,68 0,14 0,14
33,06
3 Antibiotik Kombinasi
Kotrimoksasol Bactricid
9 86
1,22 11,64
12,86
4 Makrolida Eritromisin 15 2,03 2,03 5 Aminoglikosida Gentamisin 3 0,40 0,40 6 Quinolon Siprofloksasin 3 0,40 0,40 Jumlah 739 100,00 100,00
Hasil penelitian menujukkan bahwa pasien pediatri rawat jalan di rumah
sakit tersebut 51,28 % menerima terapi untuk penyakit TB dengan antibiotik
antimikobakteri. Antibiotik tersebut berdaya kerja sebagai bakterisid yang berefek
menghambat pembelahan bakteri dengan mekanisme kerja menghambat/menggangu
sintesis asam nukleat sel mikroba (Wattimena, 1991).
Penggunaan antibiotik penisilin sebesar 32,92 %. Antibiotik tersebut
berdasarkan manfaat dan sasaran kerjanya termasuk antibiotik berspektrum luas yang
bekerja dengan cara menginhibisi sintesis atau mengaktifkan enzim yang merusak
dinding bakteri, sehingga menghilangkan kemampuan untuk berkembang biak dan
sering kali lisis (Wattimena, 1991). Peresepan antibiotik kombinasi dengan komposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kombinasi sulfametosasol (SMZ) dan trimetoprim (TM) dengan perbandingan 5:1
sebesar 12,86%.
B. Diagnosis Penyakit dari Antibiotik yang diresepkan
Tepat indikasi dapat dilihat dari diagnosis penyakit dari terapi antibiotik
yang diberikan. Kesesuaian antara penyakit yang diderita dengan terapi yang di
berikan kususnya peresepan antibiotik bagi anak-anak perlu dikaji, karena kesalahan
atau ketidaktepatan diagnosis dengan terapi yang diberikan dapat berakibat fatal.
Antibiotik hanya bermanfaat dengan baik bila penyakit tersebut karena infeksi oleh
bakteri, bukan karena virus atau penyebab lain, data diagnosis penggunaan antibiotik
yang diresepkan dapat dilihat pada tabel III berikut:
Tabel III. Diagnosis dan Terapi Antibiotik yang diresepkan
No Indikasi Antibiotik Item ∑ keseluruhan
Persentase (%)
1 TBC RIF INH PZA
271 8
100
379
51,28
2 Menurut Handrawan (2007), ISPA dibagi menjadi: 1.Batuk, pilek panas 2.Pharingitis (infeksi di tenggorokan) 3.Rinopharingitis (infeksi di hidung dan tenggorokan), 4.Tonsilopharingitis (infeksi di kelenjar amandel selain tenggorokan)
Amoksisilin Kotrimoksasol Eritromisin Cefadroksil
173 38 11 1
234
31,66
3 Gangguan pencenaan: • Diare, muntah • Muntah, pusing, Pilek panas, sakit
perut (abdominal pain) • BAB lembek, berlendir, leukosit
(+), eritrosit (+), ada bakteri dalam feses
Ciprofloksasin Amoksisilin Kotrimokasol
32 3 3
38
5,14
4 Obs. Febris Amoksisilin kotrimokaasol
26 5
31
4,19
5 Infeksi saluran kemih (ISK) Amoksisilin Kotrimoksasol
7 5
12
1.62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
6 Asma bronkiole (bronkiole asmatikus)
Amoksisilin Kotrimoksasol Eritromisin
6 3 1
10
1,35
7 Luka dan luka di kepala dibagian V. Laceratum (bagian kiri)
Amoksisilin
10
10
1,35
8 Impertigo
Amoksislin Eritromisin Gentamisin sulf
1 1 1
3
0,40
9 Varicella (cacar air) Kotrimoksasol Amoksisilin
1 2
3
0,40
10 Panas dan sariawan Amoksisillin
3
3
0,40
11 Dermatitis
Eritromisin Gentamisin sulf
1 1
2
0,27
12 Demam Typoid (demam enterik)
Amoksisilin
2
2
0,27
13 Otitis media Amoxicillin 2 2 0,27
14 Vlact Amoksisilin 1 1 0,14 15 V. Excariasis Amoksisilin 1 1 0,14 16 Rhinitis Kotrimoksasol 1 1 0,14 17 Enteritis Kotrimoksasol 1 1 0,14 18 Ada bintil kuning di kaki Gentamisin
sulf 1 1 0,14
19 Hipertropitonsil Amoksisilin 1 1 0,14 20 Phimosis Amoksisilin 1 1 0,14 21 Syndrom Neprotik Ampisilin 1 1 0,14 22 Caritatis dentis Amoksisilin 1 1 0,14 Jumlah 739 739 100,00
Persentase diagnosis dari penggunaan antibiotik yang diresepkan dapat
dilihat dalam gambar 2. berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
51,28%31,66%
5,14%
4,19%
7,73%TBC
ISPA
GangguanpencernaanObs. Febris
lain-lain
Sumber: data yang diolah Gambar 2. Persentase indikasi antibiotik yang diresepkan
Indikasi dari 739 antibiotik yang digunakan sebanyak 379 (51,28 %)
dengan Indikasi TBC, 234 (31,66 %) dengan indikasi ISPA, 34 (5,14 %) dengan
indikasi gangguan pencernaan, 31 (4,19 %) dengan indikasi obstruksi febris
(demam), dan 61 (7,73 %) dengan indikasi yang bermacam-macam antara lain asma
bronkiale, ISK (infeksi saluran kemih), luka dan luka di kepala dibagian v. laceratum
(bagian kiri), impertigo, varicella (cacar air), panas dan sariawan, dermatitis, demam
typoid (demam enterik), otitis media, vlact, v. exscariasis, rhinitis enteritis, bintil
kuning di kaki, hipertropitonsil, phimosis, syndrom neprotik, dan caritatis dentis.
Indikasi Pengunaan antibiotik yang tertinggi untuk TBC sebesar 51,28 %
dengan jenis antibiotik rifampisin, isonoasid (INH), dan pirazinamida (PZA).
Antibiotik yang di resepkan tersebut merupakan satu paket terapi untuk tuberkulosis
pada bulan-bulan pertama yang dikenal dengan 'triple drug' untuk dapat benar-benar
mematikan bakteri mikobakterium tuberkulosa penyebab penyakit TBC. Anak-anak
pada dua bulan pertama/fase awal diberi INH, rifampisin, dan pirazinamid, kemudian
empat bulan berikutnya diberi INH, dan rifampisin (Anonim, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hasil penelitian menunjukkan ada 100 pirazinamida yang diresepkan
untuk anak-anak padahal terapi dengan pirazinamida untuk anak-anak tidak
dianjurkan karena tidak ada dosis tertentu yang telah ditetapkan (Wattimena, 1991).
Indikasi kedua dalam peresepan antibiotik sebesar 31,66 % untuk infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA) terdiri dari: 1. batuk, pilek, panas, 2. pharingitis
(infeksi di tenggorokan), 3. rinopharingitis (infeksi di hidung dan tenggorokan), 4.
tonsilopharingitis ( infeksi di kelenjar amandel selain tenggorokan). Jenis antibiotik
yang digunakan antara lain amoksisilin, Bactricid, kotrimoksasol, eritromisin, dan
sefadroksil. Penggunan antibiotik dengan diagnosis ISPA tersebut, tidak didukung
hasil pemeriksan laboratorium yang menunjukkan terjadinya infeksi oleh bakteri,
antibiotika hanya bermanfaat dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat
membunuh virus. Penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit-
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, untuk pilek, batuk, dan radang
tenggorokan yang terinfeksi bakteri biasanya dahak atau cairan hidungnya berwarna
kuning atau hijau, sedangkan yang disebabkan oleh virus biasanya dahak atau cairan
hidung berwarna bening atau putih (Purnamawati, 2008). Antibiotik dibutuhkan bila
batuk dan pilek berkelanjutan selama lebih 10 – 14 hari yang terjadi sepanjang
hari/bukan hanya pagi atau malam saja (Widodo, 2006)
Indikasi ketiga sebesar 38 (5,14 %) untuk gangguan pencenaan, terdiri
dari diare, muntah, pusing, pilek panas, sakit perut (abdominal pain), dan BAB
lembek, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), ada bakteri dalam feses. Dari 38 item
antibiotik yang diresepkan yang diagnosisnya disertai dengan data laboratoriun hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4 item antibiotik (Bactricid dan siprofloksasin) dengan diagnosis BAB lembek/diare,
berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), ada bakteri dalam feses, kalau dilihat dari hasil
pemeriksaan tersebut maka penggunan antibiotik diperlukan, karena diketahui dalam
fesesnya terdapat bakteri, tanda-tanda fisik yang kelihatan bila diare disebabkan oleh
bakteri biasanya disertai lendir dan darah, sedangkan yang disebabkan oleh virus
biasanya hanya ada sedikit lendir dan darah (Purnamawati, 2008), indikasi untuk
siprofloksain tepat yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri tetapi siprofloksasin
bukan pilihan pertama untuk anak-anak sehingga perlu hati-hati karena
siprofloksasin memberi efek chondrotoxic, yang berpengaruh pada pertumbuhan
tulang anak, dan bila anak-anak sering diberi antibiotika penulangannya terganggu
sehingga akan kerdil/tidak bisa tumbuh sewajarnya (Siswono 2008). 34 item tanpa
pemeriksaan lebih lanjut sehingga tidak diketahui penyebabnya, padahal pemberian
antibiotik dan antidiare pada anak-anak yang menderita diare akut tidak diperlukan
yang dibutuhkan adalah asupan oralit sebagai pengganti cairan yang hilang supaya
tidak terjadi dehidrasi, karena penggunaan antibiotik dan antidiare yang tidak tepat
dapat menimbulkan efek samping/adverse effect yang tidak diinginkan (Siregar,
2006). Selain itu penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga dapat menyebabkan
peningkatan resistensi antibiotik, dan peningkatan biaya pengobatan (Sjabana, 2006).
Diagnosis keempat sebesar 31 (4,19 %) untuk obstruksi febris (demam),
biasanya demam yang disebabkan oleh virus mendadak tinggi dan disertai nyeri
persendian, sedangkan yang disebabkan oleh bakteri biasanya suhu tubuh bertahap
naik (Purnamawati, 2008). Dari hasil penelitian tidak mencantumkan keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tantang terjadinya demam secara bertahap atau tiba-tiba demam menjadi tinggi,
sehingga penyebab demam belum diketahui dengan pasti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa catatan medik yang diteliti sebagian
besar tidak disertai hasil pemeriksan laboratorium yang menunjukkan terjadinya
infeksi oleh bakteri, dalam pemeriksaan laboratorium pada infeksi bakteri biasanya
terdapat peningkatan jumlah lekosit (sel darah putih) melebihi angka normal dalam
pemeriksaan darah rutin (Purnamawati, 2008), Hal ini terjadi pada penggunaan
antibiotik dengan infeksi ringan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) atau
penyakit gangguan pencernaan seperti diare cair, muntah atau sakit perut.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi dan tidak tepat dosis dapat
menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh anak sehingga imunitas anak akan
turun, dan mudah terserang penyakit lagi, bila anak mengalami infeksi oleh bakteri
yang sama dibutuhkan antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi (Anonim, 2008).
C. Dosis dan Regimen Dosis dalam Penggunaan Antibiotik
Regimen obat dibagi menjadi 6 yaitu:
1. dosis dan frekuensi pemberian
2. rute pemberian
3. bentuk sediaan
4. cara pemberian
5. efikasi dan kepatuhan terapi
6. lama terapi (Siregar, 2006),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Analisis regimen obat dalam penelitian hanya dibatasi pada ketepatan
dosis dalam terapi antibiotik yang diresepkan, frekuensi pemberian antibiotik dalam
terapi dan lama terapi.
1. Ketepatan dosis pada penggunaan antibiotik yang diresepkan
Ketepatan dosis mutlak diperlukan dalam proses terapi pasien pediatri
rawat jalan, hal itu menjadi penting karena berkaitan dengan terapi pediatri yang
berbeda dengan terapi orang dewasa, oleh karena itu penyesuaian dosis untuk anak
mutlak diperlukan, selain itu pada pasien rawat jalan biasanya lemah dalam
memonitor penggunaan obat yang diberikan.
Dosis obat harus tepat atau sesuai diagnosis penyakit yang dialami, bila
dosis kurang akan menyebabkan efek terapi yang diharapkan tidak tercapai atau
memerlukan waktu yang lebih lama untuk munculnya efek terapi, tetapi bila dosis
berlebih dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya efek samping, reaksi obat
merugikan dan terjadinya toksik bagi penderita/pasien.
Ketepatan dosis dalam penelitian ditentukan berdasarkan perbandingan
antara dosis antibiotika yang tercatat dalam catatan medik dengan standar dosis: Drug
information Handbook (DIH), Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, MIMS
Indonesia 2007/2008, dan penghitingan dosis anak berdasarkan berat badan dan umur
anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang diresepkan sebanyak
86,87% tepat dosis, dan 13,13% tidak tepat dosis, ketidaktepatannya yaitu dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
86.87%
13.13% Tepat dosis
Tidak tepatdosis
4.06%
2.84%
6.23%
Dosis lebih
Dosis kurang
Tidak adaketerangan
berlebih, dosis kurang dan tidak ada keterangan kekuatan dosisnya, data ini dapat di
lihat dalam gambar 3. dan 4. berikut:
Sumber: data yang diolah
Gambar 3. Persentase ketepatan dosis antibiotik yang diresepkan
Sumber: data yang diolah.
Gambar 4. Persentase ketidaktepatan dosis antibiotik yang diresepkan
Hasil penelitian yang diperoleh dari 739 antibiotik yang diresepkan 642
(86,87%) tepat dosis dan 97 (13,13 %) tidak tepat dosis, dari 97 antibiotik yang tidak
tepat dosis tersebut terdiri dari: 30 (4,06 %) dengan dosis berlebih, 21 (2,84 %)
dengan dosis kurang/dibawah dosis terapi, dan 46 (6,23 %) tidak ada keterangan
kekuatan (mg) obat.
Peresepan antibiotik yang kurang tepat dengan dosis berlebih 30 (4,06 %)
ini tidak tepat, karena dapat menimbulkan berbagai macam efek samping yaitu
kemungkinan terjadinya efek toksik apabila kelebihan dosis tersebut telah melewati
batas efek toksik minimal (Dwiprahasto dan Kristin, 1993). Penggunaan antibiotik
dengan dosis yang kurang 21 (2,84 %), dapat menyebabkan terjadinya resistensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kuman terhadap antibiotik, karena dosis efektif minimal antibiotik tersebut belum
tercapai sehingga akan timbul bahaya resistensi, sehingga dalam pengobatan
selanjutnya akan dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk infeksi oleh bakteri yang
sama (Dwiprahasto dan Kristin, 1993).
Penggunaan antibiotik dengan tidak ada keterangan kekuatan (mg) dosis
obat 46 (6,23 %), sehingga dosis yang harus diberikan juga tidak dapat diketahui
khususnya pada sedian dalam bentuk racikan atau puyer, obat yang diracik bersama
dengan alasan apapun sebenarnya tidak dapat diterima, hal itu dikarenakan secara
farmakologi terapi antibiotik bersifat kausatif dan harus diberikan dalam satu ’course
of treatment’ (Dwiprahasto dan Kristin, 1993). Peresepan antibiotik tanpa
menyertakan kekuatan (mg) dosis obat tersebut kurang tepat, maka perlu
dikomunikasikan kembali kejelasannya pada dokter yang menulis resep tersebut
supaya tidak terjadi kesalahan yang fatal yang dapat membahayakan keselamatan
pasien, juga menjadi masalah bagi tenaga kesehatan yang bersangkutan.
Penghitungan dosis antibiotik dalam penelitian ini dengan mengunakan
mg/kg berat badan anak per hari, karena penentuan dosis untuk anak yang paling
baik adalah tidak menghitung dosis menurut perbandingan dengan orang dewasa akan
tetapi disesuaikan dengan ukuran fisik anak tersebut secara individual seperti halnya
pada antibiotik yang dosisnya dinyatakan dalam sekian mg/kg berat badan anak per
hari (Joenoes, 1998).
Ketidaktepatan dosis antibiotik 97 (13,13%) yang diresepkan dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping obat, bila dosis yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
lebih tinggi atau lebih kuat akan mengakibatkan efek toksin (racun), dan bisa juga
menyebabkan gangguan ginjal, tulang cepat keropos, atau gigi mudah tanggal dan
sariawan, sedangkan pemberian antibiotik dengan dosis rendah dapat menyebabkan
kuman menjadi resisten (Siswono, 2004). Ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan
antibiotik tersebut dapat dilihat dalam tabel IV dan tabel V berikut:
Tabel IV. Ketepatan Dosis pada Penggunaan Antibiotik yang diresepkan
Dosis No Golongan antibiotik
Nama generik Nama dagang (-) tepat (+) ≠ ada
keterangan 1 Antimikobakteri:
Rifampisin Isoniazid Pirazinamida
0 4 0
267 1
100
4 0 0
0 3 0
2 β-laktam 1.a. Pinisilin 1.b. Sefalosporin
Amoksisilin Ampisilin Sefadroksil
Amoxsan Opimox Kalmoxicilin
3 6 4 0 0 0
42 117 27 5 1 1
1 5 4 0 0 0
1
27 0 0 0 0
3 Antibiotik Kombinasi
Kotrimoksasol Bactricid
1 1
7 58
1 13
14
4 Makrolida Eritromisin 2 11 1 1 5 Aminoglikosida Gentamisin 0 3 0 0 6 Quinolon Siprofloksasin 0 2 1 0 Jumlah 21 642 30 46 Ket (-) : dosis kurang, (+) : dosis berlebih
Tabel V. Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan No Jenis Ketidaktepatan Dosis Jumlah Persentase
(%) 1 Tepat dosis 642 86,87 2 Dosis Berlebih 30 4,06 3 Dosis kurang 21 2,84 4 Tidak ada keterangan 46 6,23
Jumlah 739 100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
98.11%
1.22%
0.67% Tepat
Tidak tepat
Tidak adaketerangan
98.11%
1.22%
0.67% Tepat
Tidak tepat
Tidak adaketerangan
2. Regimen dosis penggunaan antibiotik dilihat dari frekuensi pemberian
Frekuensi pemberian pada terapi obat menjadi penting karena frekuensi
pemberian yang tidak tepat atau tidak sesuai, dapat manyebabkan toksik, dimana
kadar obat dalam darah berada di atas kadar toksik minimal (KTM), atau akan
menyebabkan obat tidak berefek karena kadar obat dalam darah masih di bawah
kadar efek minimal (KEM). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 725
antibiotik (98,11 %) tepat dalam frekuensi pemberiannya, dan 9 antibiotik (1,22 %)
tidak tepat fekuensi pemberiannya dan 5 (0,67%) tidak ada keterangan, data ini dapat
dilihat dalam gambar 5. berikut:
Sumber: data yang diolah .
Gambar 5. Persentase ketepatan frekuensi pemberian antibiotik yang diresepkan
Frekuensi pemberian antibiotik yang diresepkan sebanyak 725 (98,11 %)
tepat dalam frekuensi pemberiannya, terdiri dari 379 (51,28%) antimikobakteri, 211
(28,55%) golongan β-Laktam, 69 (9,33%) antibiotik kombinasi, 12 (1,62%)
golongan makrolida , 3 (0,40%) golongan aminoglikosida, dan 3 (0,40%) golongan
quinolon; dan 14 antibiotik (1,89 %) tidak tepat fekuensi pemberiannya, 9 (1,22%)
antibiotik kombinasi (Bactricid), dan 5 (0,67%) tidak ada keterangan (Amoxsan dan
Bactricid), data ini dapat dilihat dalam tabel VI. berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel VI. Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik yang diresepkan
Frekuensi pemberian No Golongan antibiotik
Nama generik Nama dagang 1 x 1 2 x 1 3 x 1 ≠ ada
ket. Standar
1 Antimikobakteri
Rifampisin Isoniazid Pirazinamida
271
8 100
1 x 1 1 x 1 1 x 1
2 β-laktam 1.a. Pinisilin 1.b. Sefalosporin
Amoksisilin Ampisilin Sefadroksil
Amoxsan Opimox Kalmox
1
47
154 35 5 1
1
2-3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 2 x 1
3 Antibiotik Kombinasi
Kotrimoksasol Bactricid
9 73
9
4
2 x 1 2 x 1
4 Makrolida Eritromisin 15 3 x 1 5 Aminoglikosida Gentamisin 3 3-4 x 1 6 Quinolon Siprofloksasin 3 2 x 1
Tabel VII. Persentase Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik yang diresepkan. No Frekuensi pemberian Jumlah Persentase
(%) 1 Tepat 725 98,11 2 Tidak tepat 9 1,22 3 Tidak ada keterangan 5 0,67 Jumlah 739 100,00
Frekuensi pemberian antibiotik yang tidak tepat sebesar 14 (1,89 %),
antara lain 9 (1,22%) kurang tepat dalam frekuensi pemberiannya, seharusnya 2 x 1
per hari diberikan 3 x 1 per hari yaitu antibiotik kombinasi (kotrimoksasol).
Frekuensi pemberian kotrimoksasol ditentukan oleh t ½ eliminasi dan dosisnya.
Kotrimoksasol adalah kombinasi antara sulfametoksasol dan trimetroprim dengan
perbandingan 5:1, t ½ eliminasi dari sulfametoksasol = 9 jam, trimetroprim = 6-17
jam dan mengalami perpanjangan pada pasien gagal ginjal (Lacy dkk, 2006), dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
demikian frekuensi pemberian kotimoksasol kurang tepat bila diberikan 3 x 1 per hari
meskipun dengan dosis yang sama. Terdapat 5 item tanpa keterangan frekuensi
pemberiaannya terdiri dari 1 item golongan β-laktam (Amoxsan) dan 4 item
antibiotik kombinasi (Bactricid). Frekuensi pemberian yang salah dan tidak ada
keterangan tetapi dapat berakibat yang tidak baik, karena bila frekuensi
pemberiananya menjadi lebih sering dapat menyebabkan kadar obat dalam darah
menjadi lebih tinggi bahkan dapat terjadi toksik, apalagi jika frekuensi pemberian
tidak ada keterangan sebaiknya dikonfirmasikan kembali pada dokter yang menulis
resep tersebut supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan keselamatan
pasien. Frekuensi pemberian antibiotik tergantung t½ obat tersebut bila t½ nya
pendek maka frekuensi pemberiannya sering (Ratih 2006).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberiannya tepat tetapi
ada yang perlu di perhatikan terutama tentang takaran pemberian/aturan pemakaian
obat tersebut seperti 3 x 3/4 cth, 3 x 4/5, 3 x 1 ¼ cth, dan 3 x 1 1/3 cth, aturan
pemakaian tersebut sebaiknya tidak dipakai karena aturan pemakaian tersebut
membuat pasien (orang tua pasien) akan kesulitan untuk mengukur dengan tepat,
kecuali ada sendok dengan garis ukur yang mencantumkan ukuran mililiternya.
Pengambilan sedian yang kurang tepat dengan yang ditentukan akibatnya dosis yang
diharapkan juga tidak terpenuhi (dosisnya bisa berlebih atau kurang), bila hal ini
terjadi dapat menyebabkan toksik atau sebaliknya tidak memberikan efek terapi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
42,50%
51,28%
6,22%antara 2-8 hari
lebih dari 8 hari
tidak ada keterangan
diharapkan dan menjadi salah satu penyebab bakteri menjadi resisten, selain itu juga
akan mempengaruhi dalam kepatuhan pasien dalam terapi.
3. Regimen dosis pada penggunaan antibiotik dilihat dari lama pemberian
Penggunaan antibiotik harus memperhatikan juga lama pemberian terapi
karena salah satu efek terapi dapat tercapai bila lama terapi sesuai dengan keparahan
infeksi atau penyakit yang dialamai pasien. Hasil penelitian menujukkan bahwa lama
pemberian antibiotik yang diresepkan, antara 2-8 hari 42,50%, lebih dari 8 hari
51,28%, dan tidak ada keterang 6,22 %, data tersebut dapat dilihat pada gambar 6.
berikut:
Sumber: data yang diolah
Gambar 6. Persentase lama pemberian antibiotik yang diresepkan
Hasil penelitian menujukkan bahwa lama terapi antibiotik yang diberikan
2-8 hari dengan jumlah 314 (42,50 %), lebih dari 8 hari 51,28 % dengan diagnosis
TBC, dalam pengobatan TBC dibutuhkan waktu yang lebih panjang sesuai ketentuan
yang ada, dan sejumlah 46 (6,22 %) tidak ada keterangan.
Lama pemberian antibiotik antara 2-8 hari 314 (42,50 %) terdiri dari 13
diberikan selama 2 hari yaitu golongan amoksisilin, 62 diberikan selama 3 hari terdiri
dari golongan amoksisilin, kotrimoksasol, dan eritromisin, 146 diberikan selama 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
hari terdiri dari amoxicilin, kotrimoksasol, dan eritromisin, 47 diberikan selama 5
hari terdiri dari amoksisilin sefadroksil, dan ampisilin, kotrimoksasol, dan
eritromisin, 35 diberikan selama 6 hari terdiri dari amoksisilin, ampisilin, dan
kotrimoksasol, 5 diberikan selama 7 hari terdiri dari kotrimoksasol, dan 6 diberikan
selama 8 hari yaitu golongan ß-laktam, dan antibiotik kombinasi. Lama terapi
antibiotik harus cukup panjang untuk menjamin bahwa semua bakteri telah mati dan
untuk menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala
penyakit hilang (Ratih, 2006).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu pemberian yang paling
banyak adalah penggunaan selama 4 hari sebanyak 146, yang kedua selama 3 hari
sebanyak 62 dan yang ketiga selama 5 hari sebanyak 47 dengan diagnosis infeksi
ringan sampai sedang, lama pemberian/lama waktu penggunaan antibiotik sangat
bervariasi, tergantung infeksi yang diderita. Untuk infeksi bakteri yang ringan,
penggunaan selama kurang lebih lima hari sudah cukup (Fitria, 2008).
Lama pemberian antibiotik lebih dari 8 hari di maksudkan bahwa
pemberian antibiotik untuk TBC selama satu bulan sampai 9 bulan (51,28 %). Ada
57 anak yang menderita TBC, dengan lama pemberian antibiotik sangat bervariasi,
yang menerima antibiotik selama 6 sampai 9 bulan berjumlah 18 anak, dan yang
menerima antibiotik selama 1 sampai 5 bulan berjumlah 39 anak. Untuk lama
pemberian 6 sampai 9 bulan sudah sesuai dengan ketentuan satu paket terapi untuk
tuberkulosis pada bulan-bulan pertama yang dikenal dengan 'triple drug'. Lama
pemberian antibiotik untuk infeksi bakteri yang sifatnya khusus, seperti TBC, waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang dibutuhkan sekitar 6 bulan, dan bisa menggunakan pengobatan alternatif jika
pada fase awal tanpa PZA, pemberian INH, dan rifampisin dilanjutkan selama
sembilan bulan (Wattimena, 1991) untuk itu lama terapi yang tepat dapat beragam
dari satu dosis tunggal sampai dengan pemberian obat seumur hidup, tergantung
pada kondisi pasien. Salah satu masalah adalah penggunaan obat yang melewati
rangkaian terapi atau sebaliknya lama pengobatan dapat lebih singkat daripada yang
direkomendasikan (Siregar, 2006). Lama pemberian antibiotik selama 1 sampai 5
bulan bukan berarti tidak tepat hal ini di sebabkan karena keterbatasan data yang ada,
data yang di ambil dari bulan Juli 2007-Juni 2008 sehingga ada kemingkinan data
sebelum dan sesudah bulan tersebut yang masih ada hubungan dengan pengobatan
TBC pada pasien tersebut tidak bisa di ambil, selain itu pengobatan TBC juga melihat
dari keparahan penyakitnya. Hasil penelitian yang lain menunjukan ada 46 (6,22%)
dengan lama pemberian tidak ada keterangan (tidak diketahui), ini menjadi masalah
dan kurang tepat dalam terapi. Persentase Lama pemberian antibiotik tersebut dapat
dilihat dalam tabel VIII berikut:
Tabel VIII. Persentase Penggunaan Antibiotik di lihat dari Lama Pemberian No Lama pemberian dalam hari Jumlah Persentase 1 Dua hari 13 1,76 % 2 Tiga hari 62 8,39 % 3 Empat hari 146 19,76 % 4 Lima hari 47 6,36 % 5 Enam hari 35 4,74 % 6 Tujuh hari 5 0,68 % 7 Delapan hari 6 0,82 % 8 Lebih dari delapan hari 379 51,28 % 9 Tidak ada keterangan 46 6,22 %
10 Jumlah 739 100,00 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
D. Resep yang Mengandung Lebih dari Satu Antibiotik
Hasil penelitian pada pasien rawat jalan pediatri menunjukkan bahwa
terdapat 121 (19,64 %) lembar resep yang mengandung lebih dari satu antibiotik,
seperti yang tertera dalam tabel IX berikut:
Tabel IX. Resep yang Mengandung Lebih dari Satu Antibiotik per Lembar Resep untuk Pasien Rawat Jalan Pediatri
No Kombinasi antibiotik Diagnosis Jumlah
1 Antimikobakteri: RIF, INH, PZA
TB atau Kontrol TB 99
2 RIF dan Amoxsan -Kontrol TB dan batuk, pilek panas -Kontrol TB
5 3
3 RIF dan Bactricid -TB dan Batuk, pilek, dan panas -Kontrol TB -Kontrol TB, diare 2 kali sehari
4 1 2
4 RIF, PZA dan Amoxsan -PKTB atau kontrol TB 2 5 Gentamisin Sulfat dan
Eritromisin -Impertigo Bullosa -Dermatitis Telinga kiri lecet dan gatal
1 1
6 Amoxsan dan Kotrimoksasole -Agak panas, perut sakit dan BAB susah
1
7 Bactricid dan Gentamisin Sulfat -Rhinitis Batuk, pilek, panas, pusing, BAB/BAK susah, dikaki ada bintil-bintil kuning
1
8 RIF, INH dan Amoxicilin -Kontrol TB Paru, batuk, pilek 1 Jumlah 121
Hasil penelitian menujukkan 121 lembar resep mengandung antibiotik
lebih dari satu. Bila dilihat diagosis penyakit paling banyak adalah penggunaan
antibiotik untuk terapi tuberkulosis, terdapat 99 lembar resep.
Kombinasi antibiotik tersebut memang harus diberikan dalam pengobatan
TBC supaya diperoleh hasil terapi seperti yang diinginkan. Penggunaan antibiotik
lebih dari satu perlembar resep dengan diagnosis TBC ada 99 lembar resep kombinasi
antibiotik (rifampisin, INH, dan PZA), kombinasi INH dengan rifampisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dimaksudkan untuk menghambat timbulnya resistensi, untuk membunuh bakteri dan
memungkinkan masa pengobatan yang lebih singkat, sedangkan pengunaan PZA
dimaksudkan supaya efek klinik dapat tercapai, tetapi harus diperhatikan juga karena
efek toksisitasnya dapat bermakna pada gangguan fungsi hati, sebaiknya PZA
digunakan dalam paduan obat kombinasi melawan mikobakteri yang resisten
terhadap obat garis pertama, tapi kadang-kadang diberikan (50 mg/kg dua kali
seminggu) sebagai obat garis pertama dalam terapi jangka pendek bersama obat lain
(Katzung, 1992). Kombinasi antibiotik untuk indikasi TB diperlukan dengan tujuan
untuk memperlambat timbulnya resistensi (Anonim, 2000).
Untuk kombinasi RIF dengan Amoxsan terdapat 8 lembar resep, RIF
dengan Bactricid terdapat 8 lembar resep dan RIF, INH dan amoksisilin, dan RIF,
PZA, Amoxsan, keempat kombinasi tersebut tidak terjadi interaksi. Isoniasid akan
berintereaksi dengan feniton yang berakibat terjadinya peningkatan konsentrasi kedua
obat tersebut dalam darah, dan rifampisin akan berintereaksi dengan kumarin,
kinidin, digoksin, propanolol dan teofilin yang menyebabkan obat-obat tersebut
mengalami penurunan karena percepatan metabolisme (Katzung, 1992).
Terapi kombinasi RIF, PZA, dan INH, apabila dilihat dari diagnosisnya
telah sesuai yaitu untuk pengobatan TB sedangkan untuk amoksisilin/Amoxsan
dengan diagnosis mengobati batuk, pilek dan panas, dan Bactricid dengan diagnosi
diare akut dan batuk, pilek, panas, sebenarnya antibiotik ini tidak diperlukan/berlebih
karena batuk, pilek, panas kebanyakan disebabkan oleh virus bukan oleh bakteri.
Untuk diare akut yang dibutuhkan adalah menggantikan cairan yang terbuang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
cairan elektrolit atau oralit karena diare belum tentu disebabkan oleh bakteri kecuali
hasil uji positif mengandung bakteri.
Kombinasi antara gentamisin sulfat dengan eritromisin, Amoxsan dengan
kotrimoksasol, dan Bactricid dengan gentamisin sulfat, dari kombinasi antibiotik
tersebut tidak terjadi interaksi antara antibiotik yang satu dengan yang lain, karena
eritromisin akan berinteraksi dengan teofilin yang dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan konsentrasi kadar teofilin dalam darah, untuk golongan aminoglikosida
akan berinteraksi dengan golongan penisilin yang dapat mengakibatkan kedua obat
tersebut menjadi tidak aktif (Katzung, 1992). Kombinasi antibiotik untuk gentamisin
dimaksudkan sebagai obat luar karena secara oral tidak dapat diabsorsi, sehingga
kombinasi gentamisin dan eritromisin untuk mempercepat pengobatan yaitu melalui
oral dan pengobatan luar dengan indikasi impertigo bullosa dan dermatitis. Indikasi
Amoxsan dan Batricid yaitu untuk batuk, pilek, dan BAB susah sebenarnya penyakit
seperti ini kurang tepat bila diberi antibiotik karena belum pasti di sebabkan oleh
bakteri atau termasuk infeksi ringan, karena penggunaan kombinasi dua atau lebih
antibiotik tidak dianjurkan, apalagi kombinasi dengan dosis tepat (Yunisa, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Antibiotik yang digunakan terbagi dalam 6 golongan antibiotik yaitu 51,25 %
golongan antimikobakteri, 33,06 % golongan β-Laktam yaitu penisilin dan
sepalosporin, 12,86 % golongan antibiotik kombinasi, 2.03 % golongan
makrolida, 0,40 % golongan aminoglikosida, dan 0,40 % golongan quinolon.
Terdiri dari 10 jenis antibiotik antara lain: rifampisin, Pirazinamida, Isonoazid,
amoksisilin, ampisilin, sefadrosil, kotrimoksasol, eritromisin, gentamisin, dan
siprofloksasin.
2. Diagnosis antibiotik yang diresepkan 51,28 % dengan diagnosis TBC, 31,66 %
dengan diagnosis ISPA, 5,14 % dengan diagnosis gangguan pencernaan, 4,19 %
dengan diagnosis obstruksi febris (demam), dan 8,27 % diagnosis yang berbeda-
beda.
3. Dosis antibiotik yang diresepkan 86,87% tepat dosis, dan 13,13 % tidak tepat
dosis terdiri dari 4,06 % dosis berlebih, 2,84 % dosis kurang, dan 6,23 % tidak
ada keterangan kekuatan (mg) obat.
4. Frekuensi pemberian antibiotik yang diresepkan 98,11% tepat dalam frekuensi
pemberiannya, 1,22 % tidak tepat fekuensi pemberiannya dan 0,67% tidak ada
keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5. Lama pemberian antibiotik yang diresepkan 2-8 hari 42,50 %, lebih dari 8 hari
maksudnya satu bulan sampai sembilan bulan dengan diagnosis TBC 51,28 %,
dan 6,22 % tidak ada keterangan.
6. Antibiotik kombinasi yang diresepkan 19,64 % lembar resep mengandung lebih
dari satu antibiotik.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan atas hasil penelitian ini adalah:
1. Diharapkan supaya pihak rumah sakit lebih memperhatikan dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dengan melakukan kajian kerasionalan penggunaan
antibiotik secara periodik sebagai wujud kepedulian untuk mencegah semakin
meningkatnya resistensi bakteri dan dalam meresepkan obat sebaiknya lebih
banyak memakai obat generik.
2. Bagi peneliti yang selanjutnya sebaiknya penelitian tidak hanya berdasarkan data
catatan medik saja tetapi bisa dilengkapi dengan hasil test laboratorium,
wawancara dengan dokter, dan pasien yang bersangkutan supaya hasil penelitian
lebih valid untuk bisa menyatakan bahwa penggunaan antibiotik tersebut rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA
Agnes T.H., 2005, Batuk Pilek tak Perlu Antibiotik, http://www.salamaa.blogspot.com/2005/07/antibiotik.html diakses tanggal 05 Febuari 2008
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 205, 212, 222-223,
226, 229, DepKes RI, Jakarta. Anonim, 2005, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol. 40, PT Amen Kosong,
Jakarta. Anonim, 2006a, Terapi Obat Pada Penderita Pediatri,
www.pediatrik.com/ilmiah_popular/20060220-p0fl2y-ilmiah_popular., diakses tanggal 17 September 2008
Anonim, 2006b, Antibiotik,
http://www.medicastore.com/apotik_online/antibiotika/antibiotika.htm diakses tanggal 19 Agustus 2008
Anonim, 2007, MIMS Indonesiai, edisi VII, 200, 201, 204, 206, 229, 240, 242, 274,
PT Info Master dan CMP Medica, Jakarta. Anonim, 2008, Anak Flu Jangan Diberi Antibiotik
http://www.sulastowo.com/2008/06/09/anak-flu-jangan-diberi-antibiotik/ Tgl 27 Janiari 2009
Dwiprahasto, I. dan Kristin,E., 1993, Pemakaian Obat Pada Anak, Laboratorium
Farmakologi Fakultas Kedokteran Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta Emirentiana, 1996, Charitas Chisti Urget Nos, 129-136, Kongregasi Suter St.
Fransiskus Charitas, Palembang. Fitria W. L., 2008, Dampak Negatif Antibiotik terhadap Balita, http://b-it-
tech.com/k-link/?p=121, diakses tanggal 12 0ktober 2008 Flora S., 2003, Analisis Pengunaan Antibiotik Obat Pasien Diabetes Miletus Tipe-2
Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gutrie E.W., 2005, Pediatric Dosing consideration, http://wwwuspharmacost com/index.asp?show=articlepage=81650.htm, diakses tanggal 30 April 2008.
Handrawan N., 2007, Tergantung Daya Tahan,
http://doktersehat.com/2007/07/24/apa-si-panas-dalam-itu/ diakses tanggal 31 Maret 2009
Indah R., 2001, Penggunaan Antibiotik Untuk Terapi Diare Pada Pasien Rawat Inap
Di Rumah Sakit Betesda Yogyakarta Peride Januari-Juni Tahun 1999, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta.
INS, 2007, Sembarangan Menggunakan Antibiotika Dapat Menyebabkan Resistensi,
http://www.kalbefarma.com/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=18800 diakses tanggal 05 Pebuari 2008
Inzenberg N., 2003, Hand Book of Pediatric Drug Therapy edition, Spinghouse
Comparation, Springhouse Pensylvania Joenoes N.Z., 1998, Ars Precribendt, Airlangga Uninercity Press, Surabaya Katzung B.G., 1992, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi III, 612, 893-895,
diterjemahkan oleh Binawati, H.K., Budi, I., Chistianto, S., Hermawan, S., Yunita, H.H., Gunadi, B., Petrus, H., , Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Ketut M.A., 2005, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Paska Kemoterapi pada Kasus
Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Lestari, Rahayu, Rya, Suhardjono, Maisunah, Soewarni dan Sunarsih, 2002, Seni
Menulis Resep,Tteori dan Praktek, 11-12, Penerbit p.t.Perca , Jakarta. Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2006, Drung Inforation
Handbook, 14 th Edition, 106, 117, 284, 345, 564, 732, 868,1353, 1396, 1494,1496, Lexi-Comp Inc, American.
Maxitalia M., 2008, Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Thun 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Nisa, 2007, Antibiotik Dan Kekebalan Tubuh Pada Anak, http://www.sehatgroup.web.id/ journal\item\13 diakses tanggal 17 September 2008
Pramudiarja, 2006, Potensi Medication Error Resep Anak Di 10 Apotek Di Kota
Yogyakarta Periode Januari-Maret 2005, Skripsi, 11,15-16, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta
Purnamawati S.P., 2008, Drugs are much too serious a thing to be left to the medical
profession and the pharmaceutical industry G. Cannon http://www.sehatgroup.web.id/artikel/201.asp?FNM=201, diakses tanggal 05 Febuari 2008
Ratih 2006, Prinsip-prinsip terapi Antimikroba,
www.farmako.uns.ac.id/penguasa/barak_upload/materi/Prinsip-Prinsip%2520Terapi%2520Antimikroba. diakses tanggal 17 September 2008
Setiabudy R. dan Gan, H.S., 1995, Pengantar antibiotik, Farmakologi dan Terapi,
571-583, Bagian Farmakologi, fakultas Kedokteran UI, Jakarta Siregar C.J.P., 2006, Farmasi Klinik: Terapi Dan Terapan, 90-91,92,111-113,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Siswono, 2004, Batuk, Pilek, dan Diare tidak Perlu Antibiotik,
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1085111410,87932, diakses tanggal 05 Febuari 2008
Siyam, F.X., 1996, Buku Kenangan 25 Tahun Pelayanan Kesehatan, 66-67, Panitia
peringatan, Yogyakarta. Sjabana, D., 2006, Antibakteri, http://victor health.blogspot.com/2007/08/
meresepkan-antibiotik-berlebihan diakses tgl 02-12 08 Veerman, M.W. dan Marcadis, M.L., 1990, Nonpreparation Drug Use in Children,
Handbook of Nonprepatration Drugs, 9th ed, 1021-1032, APHA Wasington. Verdei E.G., 2001, Ketepatan Dosis dan Interaksi Antibiotika Pada Sepuluh Kasus
Penyakit Anak Terbesar Di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Peride Januari-Juni 2000, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Wattimena, 1991, Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik, 18-48, Gadjah Mada University Press, Yogyakata.
Widodo, 2006, Penggunaan Antibiotika Irasional Pada Anak
http://www.pdpersi.co.id/?show=artikel diakse tanggal 05 Febuari 2008 Yunisa, 2008, Evaluasi Penulisan Resep Penderita Rawat Jalan Yang Dilayani Depo
Farmasi Pusat Di Sebuah Rumah Sakit Di Bandung, http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/skripsi-lainnya/evaluasi-penulisan-resep-penderita-rawat-jalan, diakses tanggal 2 desember 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 1. Tabel resep (no, tanggal/bulan/ tahun, usia/berat badan, dan terapi obat) dan indikasi dari catatan medik pada pasien pediatri (usia: 1 -12 tahun) yang mengandung antibiotik perisode Juli 2007- Juni 2008
No Tgl/bln/th Usia (th)/BB (kg) Diagnosis penyakit
(dari catatan medik) Terapi obat
1 9/7/2007 7 th 8 bln/ 20,5 kg batuk, pilek dan panas Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 2 29/7/2007 5 th 10 bln/18 kg Caritis dentis
Sakit gigi sejak kemarin dan bengkak sejak tadi pagi Amoxicilin 3x 250 mg, Proris 3 x cth 1/2
3 9/8/2007 2 th 4 bln/9,5 kg Muntah 4x, mencret 4x Bactricid 2 x cth 1, lacto B 2 x sachet, Vistrum 1 x cth 1 4 2/9/2007 2,5 th/ 9,5 kg Diare 6 kali sehari cair, nafsu makan kurang Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Sanmol 3 x 100 mg, Trifed ¼ + CTM 1/6 3 x 1 5 21/9/2007 2 th/10 bln/15 kg ISPA: panas 300C mulai pagi, pilek dan mual Amoxicilin 3 x 200 mg, Vometa 3 x cth ½ K/P, Sanmol 3 x cth 1, Alco DMP syr 3 x cth 1/2 6 29/5/2008 3 th 6 bln/17 kg ISPA (Batuk, pilek satu hari, muntah-muntah) Opimox 3 x cth 1, Intunal syr 3 x cth 1 ½, Becefort 1x cth 1 7 25/7/2007 7 th/ 23,5 kg Diagnosa: Kontrol TB dan Rhinitis
Batuk, pilek susah, makan Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 350 mg, Trifed 3 x ½ Tab
8 2/8/2007 7 th 1 bln/23,5 kg Kontrol TB dan mengeluh batuk Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Trifed 3 x ½ Tab 9 1/10/2007
9,7 th/24,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg
R/ Epexol Trifed Pulv. X 3 x 1 CTM
10 3/12/2007 9,7 th/25 kg Diagnosa: Kontrol TB dan batuk, dan pilek Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg R/ Epexol Trifed Pulv. X 2 x 1 Bactricid
11 5/1/2008 9,7 th/ 25,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg 12 1/11/2007 9,8 th/25,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Gavox 1 x 250 mg 13 2/7/2007 5 th/17,5 kg Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hr Pulmolin 175 mg (XXX), RIF 250 mg (XXX)
R/ Amoxsan 250 mg (5) Trifed 1/3 pulv. (X) 3 x 1 Ambroxol 10 mg
14 18/7/2007 5 th/17,5 kg Batuk, pilek Amoxsan 125 mg, 3 x cth 1 R/ Trifed 1/3 CTM ½ pulv. (X) 3 x 1 Ambroxol 10 mg
15 19/5/2008 5 th 10 bln/ 16 kg Batuk Eritromisin 250 mg 3 x cth 1, Salbutamol, Trifed 1/3, 3 x 1 16 26/5/2008 5 th 10 bln/ 16 kg Batuk dan pilek Amoxsan 500 mg (7)
Salbutamol Trifed, CTM pulv (XII) 3 x1 Epexol
17 21/6/2007 10 th 10 bln/35 kg Syndrom neprotic Ampicilin 250 mg 1 x 1 (V), Medixson ½ tab 18 5/7/2007 9,4 th/24 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg 19 5/9/2007 9,6 th/25 kg Kontrol TB, Batuk dua hari dan pilek Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 20 2/8/2007 9,5 th/24,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg 21 28/2/2008 3 th 10 bln/14,5 kg TB TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 200 mg, Intunal 3 x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
22 7/6/2008 1,6 th/9,6 kg TB TB Vit B6 100 mg 1 x 1, RIF 125 mg, PZA 1 x 150 mg, Alco DMP syr 2 x cth ½ 23 21/2/2008 3,5 th/13,5 kg TB TB Vit B6 150 mg + Hep, RIF 175 mg 24 4/1/2008 1 th/8.3 kg TB dan nafsu makan kurang TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 135 mg, Curvit Cl 25 3/9/2007 9,6 th/25 kg Kontrol TB, Batuk tiga hari, pilek, panas Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg 26 10/8/2007 9,5 th/25,5 kg Kontrol TB dan batuk-batuk Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg
Epexol Trifed Pulv CTM
27 1/11/2007 9,8 th/25 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Gavox 250 mg 28 11/1/2008 9,9 th/25,3 kg Kontrol TB, Batuk, pilek, dan panas Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg
Bactricid Trifed Sanmol pulv Epexol
29 22/10/2007 3,7 th/14,5 kg batuk, pilek, nafsu makan < Bactricid 2 x cth 1 ½, Curvit Cl 1 x cth 1, Intunal 30 19/5/2008 4,2 th/15 kg Pharingitis (batuk 3 hari, pilek) Eritromicin 175 mg 3x1, Salbutamol 1/3 t1b, Ambroxol ½ tab 3x1 31 20/8/2007 5,1 th/16 kg Batuk, pilek Amoxsan 250 mg (4)
Epexsol, Trifed pulv X 3 x1 Aminof, CTM
32 5/7/2007 1,7 th/9 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 140 mg Curvit Cl 1 x cth 1 Ambroksol 5 g Salbutamol 1 g pulv. X 3 x 1 Trifed 1/5
33 19/10/2007 1,10 th/9 kg TB (Nafsu makan kurang) Pulmolin 1 x 140 mg + Hep, RIF syr, Vistrum 1 x cth 1, Gavox 1 x 100 mg 34 2/8/2007 1,8 th/ 9 kg Kontrol TB dan batuk 1 minggu, pilek Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 120 mg,, Intunal 3 x cth 1/3 35 6/10/2007 11 th/41 kg Batuk dan pilek, riwayat penyakit epilepsi Amoxsan 250 mg (X) 3 x 1, Mucera, Paracetamol, Trifed 36 20/8/2007 6th/40 kg Batuk, pilek, dan panas Amoxsan 250 mg (X) 3 x 1, Curvit Cl
Epexol Trifed pulv CTM
37 12/6/2008 6 th 10 bln/50 kg Diare (BAB 1 x sehari, lembek, berlendir, leukosit, eritrosit, bakteri)
Bactricid 240 mg 2 x 2 tab XII, Lacto B 2 x 1 VII
38 28/5/2008 6 th 10 bln/ 50,5 kg Diare kronis (diare ±2 hari) Bactricid 240 mg 2 x 1 tab (X), Lacto B 3 x 1 (VIII) 39 16/6/2008 2 ,3 th/ 10 kg Batuk dan pilek dua minggu Amoxsan
Epexol Trifed pulv CTM Vistrum 1 x cth 1
40 5/7/2007 3,3 th/13 kg Kontrol TB dan nafsu makan kurang Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum 1 x cth 1 41 4/10/2007 3,6 th/13 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 42 6/9/2007 3,5 th/ 13,5 kg Kontrol TB (nafsu makan <) Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 43 16/6/2008 6 th 10 bln/50 kg diare cair 4 x sehari, berlendir, leukosit, eritrosot, bakteri Ciprofloxacin 2 x 250 mg, Lacto B 2 x 1 VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
44 19/6/2008 6 th 10 bln/50 kg Diare Ciprofloxacin 2 x 250 mg, Lacto B 2 x 1 VIII 45 20/8/2007 1,7 th/9 kg TB Pulmolin 90 mg, RIF 100 mg, Curvit Cl 46 23/6/2008 6 th 10 bln/50 kg Diare Ciprofloxacin 2 x 250 mg, Lacto B 2 x 1 VIII 47 5/11/2007 3,7 th/13,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum 1 x cth 1 48 3/12/2008 3,8 th/ 13,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl, Trifed + CTM 49 31/1/2008 3,9 th/14,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 50 1/1/2008 3,9 th/14 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum 51 6/8/2007 2 th 11 bln/ 11 kg Kontrol TB Amoxsan 3 x cth ½ , RIF 1x 150 mg 52 20/8//2007 2 th 11 bln/11 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Cob, RIF 1x 150 mg 1x 1, PZA 1 x 125 mg
53 27/9/2007 3 th/ 11.5 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Cob, RIF 1x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 54 30/8/2007 2 th 11 bln/11 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Hept, RIF 1x 150 mg 1x 1, PZA 1 x 125 mg
55 25/10/2007 3,1 th/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg + Cobuzym, RIF 1 x 175 mg 56 25/11/2007 3,2 th/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg + Cobuzym, RIF 1 x 175 mg 57 28/1/2008 3,4 th/12,5 kg Kontrol TB dan batuk, pilek dua hari Pulmolin 125 mg + Cobuzym, RIF 1 x 175 mg, Intunal 3 x cth 1 58 31/12/2007 3,3 th/12,5 kg Kontrol TB Pulmolin 130 mg, RIF 1 x 175 mg 59 14/7/2007 1,4 th/15,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 60 22/11/2007 1,9 th/ 15,5 kg Batuk dan nafsu makan kurang Bactricid
Salbutamol pulv Epexol Vistrum 1 x cth 1
61 30/7/2007 7,1 th/ 24,5 kg Batuk dan pilek Batricid 2 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Profilas 2 x ½ tab 62 18/10/2007 1,7 th/1 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Cobuzym, RIF 1 x 150 mg 63 19/11/ 2007 1 th 8 bln/ 12 kg TB dan batuk, pilek selama 3 hari Pulmolin100 mg + Cobuzym, RIF 1x150 mg, Curvit Cl 1x cth 1
R/ Bactricid 480 mg (6) Epexol Trifed pulv. X 2 x 1 CTM
64 29/11/2007 1,8 th/ 11 kg Batuk, pilek dan panas Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Epexol 3 x cth 65 20/8/2007 1,5 th/10,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg 66 17/12/2007 1,9 th/ 11 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum 67 29/9/2007 1,6 th/11 kg Diare 2 x sehari cair dan panas Lacto B 2 x 1 sachet, Bactricid 2 x cth 1, Sanmol k/p 68 20/9/2007 1,6 th/11 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg,, Lacto B 2 x sachet, Bactricid 2 x cth 1
69 17/4/2008 3,3 th/ 10,5 kg ISPA
Batuk dan pilek Amoxicilin 3 x cth 1 Parasetamol III Dextromethorphan III Trifed II pulv. 3 x 1 Epexol II Salbutamol II
70 21/5/2008 3,4 th/ 11 kg Diagnosa: Pharingitis alergi Pilek dan jika pagi sesak
Amoxicilin 2 x cth 1, Salbutamol syr Trifed 1/5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Epexol 1/5 pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan
71 12/ 7/2007 2,5 th/ 10 kg Batuk dan sesak Amoxsan 3 x 125 mg Trifed 1/5 CTM ¼ pulv. 3 x 1 Epexol ½ Dextromethorphan ¼
72 9/11/2007 2,9 th/10,2 kg ISPA (batuk, pilek, panas mulai kemari) Amoxsan 3 x 125 mg, Curvit 2 x cth 1 CTM II Epexol II pulv. 3 x 1 Dextromethorphan II
73 10/5/2008 2,3 th/10 kg Agak panas, perut sakit dan BAB susah Amoxsan 3 x 125 mg, Cotrimoxasole 2 x cth 1, Vometas 3 x gtt 74 23/7/2007 4,4 th/16 kg Kontrol TB, Batuk, dan pilek Pulmolin 160 mg + Cobuzym, RIF 1 x 250 mg 75 20/8/2007 4,5 th/16 kg Kontrol TB Pulmolin 225 mg + Cobuzym
Amoxsan, Epexol pulv. X 3 x 1 Teifed, CTM
76 6/3/2008 1,1 th/10 kg Batuk, pilek, dan panas Bactricid 480 mg (6) Epexol Salbutamol pulv. X 3 x 1 Trifed
77 23/9/2007 : 8 th/23 kg Rhinitis Batuk, pilek, panas, pusing, BAB/BAK susah, dikaki ada bintil-bintil kuning
Bactricid 2 x 480 mg, Paracetamol 3-4 x cth 1, Gentamisin 3-4 x sehari Ambroxole 4 Trifed 5 pulv. Salbutamol 5
78 23/10/2007 8,2 th/ 14 kg Impertigo Bullosa Eritromosin 3 x 200 mg, Gentamisin 3-4 x sehari 79 5/6/2008 1 th/8 kg Panas 2 hari dan dimulut keluar darah. Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol syr 80 14/1/2008 8,6 th/ 24 kg Rhinofaringitis: batuk dan pilek sejak kemarin Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP Plus, Sanmol k/p 81 14/1/2008 1 th 10 bln/11,5 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Hep, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 82 21/2/2008 1 th 11 bln/ 12 kg Batuk, pilek dua hari Amoxsan 3 x cth 1, Intunal 83 10/5/2008 2,2 th/12,5 kg Obstruksi febris: panas dua hari dam muntah-muntah Bactricid 2 x cth 1, Vometa 3 x 0,5 mL, Paracetamol 3-6 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 84 16/7/2007 4 th/13,5 kg Kontrol TB Pulmolin 130 mg + Hep, RIF 1 x 175 mg 85 17/9/2007 4,2 th/13 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 1 x cth 1, Gavox 86 6/8/2007 4,1 th/13 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 1 x cth 1 87 16/8/2007 1,5 th/ 10 kg Batuk, pilek, panas Amoxsan 3 x cth 1, Intunal, Sabmol 88 5/2/2008 2,3 th/12 kg ISPA (batuk, pilek, panas 2 hari) Amoxiciclin 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 89 23/8/2007 2,1 th/ 12 kg Diare Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet 90 22/11/2007 4,4 th/14,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 1 x cth 1 91 15/6/2008 1,4 th/8,5 kg ISPA (Panas mulai pagi, pikek)
Amoxsan syr 3 x cth 1 Paracetamol II Dextromethorphan II pulv X 3 x 1 Efexol II
92 28/7/2008 1,5 th/9,5 kg PKTB Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
93 30/8/2007 1,6 th/9 kg PKTB Pulmolin 1 x 100 mg + Hep, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl, Efexol 5 mg + CTM 94 16/8/2007 3,3 th/16.5 kg batuk, pilek dan panas 3 har Bactricid 2 x cth ½, Ambroxol 3 x cth ½, Vistrum 1 x cth 1 95 27/9/2007 1,7 th/9,5 kg PKTB Pulmolin 100 mg + Hep, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg,
Vit B1 50 mg + Vit B6 20 mg, 2 hari 1 x 96 21/9/2007 4 th/16,6 kg ISPA (batuk, pilek mulai tadi malam) Amoxsan Forte 3 x cth 1 97 17/3/2008 7,2 th/20,5 kg Stomatitis Nasofaringitis dan batuk, pilek Opimox Forte 3 x cth 1
R/ Epexol Salbutamol pulv. X 3 x 1 Trifed CTM
98 12/3/2008 7,2 th/20,5 kg Stomatitis Nasopharingitis: batuk. Pilek, ada bercak putih kemerahan dibibir bawah
Eritromisin 3 x 200 mg, Tusalos 3 x ½, Interhistin 3 x ½
99 14/10/2007 7 th 10 bln/20 kg Bronkitis Asmatikus Amoxicilin 250 mg 3 x 1, Curvit Cl 2 x 1 Salbutamol 4 Ambroxsol 4 pulv. X/3 x 1 Trifed tab 4
100 10/3/2008 8,3 th/ 18,5 kg Panas tiga hari Amoxsan 3 x cth 1, Becefort, Paracetamol K/P cth 1 101 12/6/2008 8,6 th/21 kg Rhinopharingitis
Batuk, pilek, panas, hiperemis dan berdahak Medixon 1/3 tab Salbutamol 1 mg Epexol 15 mg pulv. XII/3 x 1 Trifed tab ½ Sanmol 200 mg X, Amoxsan 3 x 250 mg
102 16/4/2008 8,4 th/20 kg Asma bronchiole Panas, batuk, pilek satu hari, sesak
Amoxicilin 3 x 300 mg, Paracetamol syr 250 mg 3 x cth ¾ Salbutamol, Epexol Trifed, CTM pulv. 3 x 1
103 19/2/2008 1,5 th/ 8 kg Gejala TB dan batuk TB Vit B6 80 mg, RIF 125 mg, PZA 2 x 100 mg 104 5/3/2008 1,6 th/ 8,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 80 mg, RIF 125 mg, PZA 2 x 100 mg 105 4/11/2007 1,2 th/8 kg TB Pulmolin 80 mg + Hep, RIF 125 mg, PZA 1 x 100 mg, Amoxsan 3 x cth 1 106 3/12/2007 1,3 th/10 kg TB dan Batuk Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg (XXX), Trifed + CTM, Curvit Cl 1 x cth 1 107 18/10/2007 1,1 th/8 kg TB Pulmolin 80mg + Hep, RIF 125 mg, PZA 1 x 100 mg 108 9/11/2007 1, 6 th/10 kg ISPA (mulai malam panas 380C dan pilek) Sanmol 3 x 100 mg (X), Amoxsan 3 x cth 1
Trifed 1/5 Epexol 3 mg Pulv. X 3 x 1 CTM 1/5
109 20/4/2008 2,1 th/14 kg Luka di kepala dan kaki terkena batu Amoxicilin 3 x 150 mg, Proris 3 x cth ½ 110 3/1/2008 1,4 th/10 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg 111 24/1/2008 1,4 th/9,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 1 x cth 1 112 13/3/2008 1,6 th/9 kg Kontrol TB TB Vit B6 100 mg + Hep, RIF 125 mg , Vistrum, Curvit Cl 113 18/2/2008 1,5 th/9 kg Kontrol TB TB Vit B6 100 mg + Hep, RIF 125 mg, Vistrum 114 10/10/2007 1 th 10 bln/10 kg ISPA
Panas 2 hari, batuk, pilek, nafsu makan kurang Amoxicilin 3 x cth 1 Paracetamol 1/5 Ziterizin 1/5 pulv. X 3 x 1 Epexol 1/5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dextromethorphan 1/5 115 20/12/2007 2 th /10,5 kg ISPA (Muntah 3 x, batuk, pilek) Opimox syr 3 x cth 1, Sanmol 3 x 100 mg
Trifed 1/5 Epexol 1/5 Pulv. X 3 x 1 CTM 1/5
116 12/7/2007 3,9 th/10,5 kg Kontrol TB Vit B6 (XXX), INH 125 mg (XXX), RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 117 3/4/2008 1,7 th/9 kg Kontrol TB TB Vit B6 + Hep, RIF 1 x 150 mg, Vistrum, Curvit Cl 2 x cth 1 118 24/4/2008 1,7 th/9 kg Kontrol TB dan batuk TB Vit B6 + Hep, RIF 1 x 150 mg, Vistrum, Trifed 119 12/5/2008 1,8 th/10 kg Kontrol TB TB Vit B6 + Hep, RIF 150 mg, Curvit Cl 120 5/5/2008 1,8 th/10 kg Kontrol TB dan panas, muntah 4 kali sejak pagi,
nafsu makan kurang Bactricid 2 x cth 1, Sanmol, Vomitas k/p cth ¾
121 6/8/2007 3 th 10 bln /11 kg Kontrol TB dan batuk, pilek Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg Curvit Cl 1 x cth 1 Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol
122 1/9/2007 3 th 11bln /11 kg Kontrol TB dan batuk, pilek, nafsu makan kurang Pulmolin 80 mg, RIF 1 x 150 mg R/ Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol CTM
123 2/12/2007 4,1 th /12 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 124 8/10/2007 4 th /11 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 125 5/6/2008 1 th 11 bln/11 kg Kontrol TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg 126 26/6/2008 1 th 11 bln/11 kg Kontrol TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg 127 22/11/2007 6,3th/29 kg Batuk, pilek, panas Sanmol 300 mg, Vistrum
Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol Salbutamol
128 10/4/2008 6 th 11 bln/32 kg Tonsilopharingitis Panas 1 hari, batuk, pilek, muntah 1 kali, berdahak, pusing, dan hiperemis T2-2
Opimox 3 x 250 mg Trifed 7 CTM 7 Pulv. X 3 x 1 GG 6
129 27/12/2007 4 th /12 kg Rhiningitis Batuk, pilek, panas dan kejang
Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Sanmol Diaz
130 28/1/2008 4,2 th /12,5 kg Kontrol TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg 131 3/8/2007 2 th/8,7 kg Panas dan diare 4 kali Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Sanmol syr 3 x 125 mg, Volmabe 132 13/4/ 2007 2,8 th/10,5 kg ISK: mulai malam panas, Batuk, pilek, pusing dan disuria Bactricid 2 x cth 1, Paracetamol 3-6 x 1mL Valisanbe K/P 3 x 2 mg, bila t > 380C, Igastine 1 x 1 133 2/8/2007 7,4 th/21 kg Diare 3 x, perut sakit dan demam Bactricid Forte 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
134 2/8/2007 1,7 th/8,4kg Panas dan sariawan Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Candistin 135 28/7/2008 2,7 th/10 kg lidah putih2, batuk, pilek 3 hari Amoxsan
Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Sanmol, Condisten
136 1/10/2007 1,9 th/9,7kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg (XX), RIF 1 x 150 mg (XX), PZA 1 x 125 mg (XI) 137 4/10/ 2007 2 th 11 bln/16,5kg Batuk, pilek, panas 3 hari Amoxsan Forte 3 x cth 1, Trifed + Epexol, Curvit Cl 2 x cth 1 138 22/2/2008 3,2 th /17,5kg Luka bakar dibahu kiri terkena panci panas Opimox Forte 3 x cth 1, Proris 3 x 10 cc 139 11/4/2008 3,5 th/18kg Batuk, pilek 2 hari Eritromisin 3 x cth 1
Dextromethorphan III Paracetamol III Trifed III Pulv. X 3 x 1 Epexol III
140 3/3/2008 3,3 th/17,5 kg telingga keluar cairan dan kejang tgl 25-2-2008 Defaksan 2 x 3 ½ cth, Amoxsan 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 141 1/3/2008 3,8 th/13,5 kg Obs. Febris Dextromethorphan ¼ tab
Paracetamol 150 mg Pulv. X 3 x 1 CTM ¼ tab Lacto B 2 x 1 sachet, Bactricid 2 x cth 2
142 3/3/2008 3,9 th/13,5 kg Amubiosis: BAB 5 kali, sedikit berdarah dan berbusa Promoba 3 x cth 1, Bactricid 2 x cth 1 ½, Lacto B 2 x 1 sachet 143 5/5/2008 2,2 th/10 kg Batuk, pilek satu minggu Bactricid
Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Curvit Cl 2 x cth 1
144 16/6/ 2008 2,3 th/10 kg Batuk, pilek dua minggu Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Vistrum
145 16/5/2008 3,5 th/17 kg ISPA dan batuk, pilek Eritromisin 3 x cth 1 Dextromethorphan III Trifed III Pulv. X 3 x 1 Epexol III
146 24/6/2008 3.6 th/17 kg ISPA dan batuk, pilek, panas Eritromisin 3 x cth 1 Dextromethorphan III Trifed III Pulv. X 3 x 1 Epexol III
147 23/7/2007 11 th/28 kg Kontrol TB dan nnafsu makan kurang RIF1 x 300 mg, INH 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 148 25/6/2007 6,11 th/20,5 kg Kontrol TB dan nafsu makan kurang Pulmolin 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum 149 26/7/2007 7 th/20,5 kg Kontrol TB dan nafsu makan kurang Pulmolin 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 150 20/8/2007 7,1 th/21kg Kontrol TB dan nafsu makan kurang Pulmolin 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum 151 10/7/2008 7 th 10 bln/17 kg Asma bronkiole Amoxsan 3 x cth 1, Penobarbital
Trifed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
CTM Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Theofilin
152 3/4/ 2008 8 th/10,5 kg Pharingitis akut: panas 2 hari, diare ada darah Bactricid 2 x cth 4/5, Paracetamol, Igasttrum 2 x 0,5 mL, Vometa K/P, Lacto B 2 x 1/2 sachet 153 1/12/2007 1,1 th/7 kg Obs. Febris Sanmol syr 3 x cth ½ , Amoxsan 3 x cth ½ 154 23/8/2007 3 th/8 kg Rhinopharingitis: batuk, pilek, panas tiga hari Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal 3 x cth ¾, Gavox 1 x 100 mg
155 26/9/2007 5,5 th/18 kg Tonsilopharingitis dan diare Opimox Forte 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1
Pamol 4 CTM 3 Pulv. X 3 x 1 Ambroxsole 4
156 30/8/2007 1 th 10 bln/8,5kg Diare 2 hari cair Bactricid syr 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Vometa 157 27/11/2007 5,7 th/ 18,5 kg Hipertropitonsil: panas, muntah, dan nyeri telan Opimox 3 x 250 mg, Ambroxsol 3 x cth 1, FG Troces 4 x 1, Lacto B 2 x 1 sachet 158 17/4/2007 1,6 th/11 kg Diare cair akut: BAB cair 2 x sehari Bactricid 2 x cth ½ , Lacto B 2 x 1 sachet, Oralit 159 21/4/2008 1 th 10 bln/8,5kg Diare3 x sehari Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet 160 22/6/2008 2 th/9 kg Rhiopharingitis
Diare tanpa dehidrasi, Batuk, pilek, panas Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x ½ sachet Salbutamol 0,5 mg Ambroxsol 7,5 mg Trifed ¼ Pulv. X 3 x 1 Interhistin1/4
161 19/6/2008 1,8 th/11,5 kg Batuk, pilek, panas 2 hari Amoxsan 3 x cth 1, Epexol 3 x cth ¾, Sanmol + Diaz 162 18/10/2007 3,3 th/15,5 kg Batuk, pilek Bactricid 2 x cth 1, Alco DMP 3 x cth ½ 163 22/11/2007 3,4 th/15,5 kg Batuk, pilek mulai tadi malam Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 164 27/8/2007 8,5 th/30 kg Batuk, pilek satu minggu Amoxsan Forte3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1
Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
165 9/6/2008 3 th 11 bln/17 kg Rhonopharingitis (batuk, pilek, panas mulai malam) Bactricid 2 x cth 1 ½, Intunal 3 x cth 1 166 6/7/2007 2 th/11,5 kg ISPA (batuk, pilek, panas satu hari) Amoxicilin 3 x 175 mg, Paracetamol 3 x 1,0 mg
CTM 1/3 Trifed 1/3 Pulv. X 3 x 1
167 19/7/2007 2 th 11 bln/16,5 kg Pilek, panas dua hari Intunal 3 x cth ½, Amoxsan 3 x cth 1 168 9/9/ 2007 3 th/11 kg ISPA (batuk, pilek) Cefadroxil 2 x cth 1
Dextromethorphan III Epexol III Pulv. X 3 x 1
169 25/8/2007 2 th 11 bln/11 kg ISPA (batuk, pilek, panas dua hari) Amoxicilin 3 x 3 x cth 1, Paracetamol syr 3 x cth 1 Dextromethorphan III Trifed III Epexol III Pulv. X 3 x 1 CTM I
170 4/2/ 2008 10,4 th/40 kg Batuk, pilek, panas mulai tadi malam Amoxsan 3 x 500 mg, Intunal 3 x cth 1, Sanmol K/P1 tab 171 16/3/2008 10 th 9 bln/40 kg Batuk, pilek, panas mulai tadi malam Opimox 3 x 200 mg, Intunal 3 x 1 tab 172 5/12/2007 8 th10 bln/30kg Batuk, pilek, panas Opimox 3 x 200 mg, Intunal 3 x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
173 15/6/2007 2,2 th/12 kg Febris ( Panas mulai tadi malam, muntah 3 kali, Batuk, pilek)
Amoxicilin 3 x 1 XII, Vometa 3 x 8 tetes K/P Paracetamol 125 mg CTM 1 mg pulv. X 3 x 1
174 30/1/2008 3,4 th /12 kg Nasopharingitis Bactricid 2 x cth 1 ¼, Pamol ¼ tab K/P Ambroxsol Interhistin Pulv. X 3 x 1 Trifed
175 5/5/2008 3,8 th /12,5 kg ISPA (batuk, pilek, panas /370C) Amoxicilin syr 3 x cth 1, Bendylin 1 x cth 1 176 21/2/2008 2 th 10 bln/12,5 kg Batuk, pilek, panas dua hari, muntah bila batuk, pusing, dan
nafsu makan kurang Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 2 x 1 Salbutamol
177 16/8/2007 2,4 th/12,5 kg Batuk, pilek 1 minggu, demam, BAB 3x/hari dan berlendir Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Gavox 1 x 125 mg 178 22/10/2007 2,6 th / 12,5 kg Batuk, pilek mulai kemarin Bactricid, Trifed
Epexol, CTM Pulv. X 3 x 1 179 19/2/2008 2 th 10 bln/13 kg Batuk, pilek, panas sejak pagi, muntah dan hiperemis Amoxsan III
Trifed III CTM III Pulv. X 3 x 1 GG III Paracetamol
180 15/1/2008 2 th 9 bln/13,5 kg Enteritis (Diare berlendir, ada bakteri dalam feses, Batuk, pilek)
Bactricid 2 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 GG
181 17/7/ 2008 3,3 th/14 kg Batuk 10 hari, pilek Amoxsan 500 mg (V) Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Gavox 1 x 150 mg
182 31/5/2008 7,2 th/28 kg ISPA (batuk, pilek, panas mulai pagi, telinga sakit lagi) Opimox Forte 3 x 250 mg, Alco DMP 3 x cth 1 183 16/8/2007 6,3 th/27 kg Rinopharingitis (batuk, pilek, panas tiga hari) Amoxsan Forte 3 x cth 2, Intunal 3 x cth 1 184 11/1/2008 6,8 th/28 kg Pharingitis Opimox Forte 3 x cth 1
Dextromethorphan Paracetamol Pulv. X 3 x 1
185 2/5/2008 7,3 th/ 28,5 kg Pharingitis: panas 3 hari (380C) Opimox Forte 3 x cth 1, Proxicam, Becefort 186 4/6/2008 3 th/20,5 kg Rinopharingitis
Batuk, pilek, panas sejak tadi malam Eritromisin 3 x 200 mg, Pamol 200 mg Interhistin Ambroxsol Pulv. X 3 x 1 Trifed
187 9/8/2007 4,9 th/14,5 kg Batuk satu minggu, pilek Amoxsan 3 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
188 9/8/2007 1,5 th/10,4kg Diare 7 kali lembek berlendir dan berdarah Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet 189 3/10/2007 2,5 th/12,5 kg Otitis media akut Amoxicilin 3 x cth 1 ½, Interhistin 3 x cth ½ 190 4/7/007 4 th11 bln/17 kg Kontrol TB Pulmolin 175 mg + Hep, RIF 1 x 250 mg, Vistrum syr 191 2/8/2007 5 th/17,5 kg Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hari Pulmolin 175 mg + Hep , RIF 1 x 250 mg
Amoxsan 500 mg (6) Trifed 1/3 Pulv. X 3 x 1 Ambroxsol 10 mg
192 2/9/2007 5,1 th/17 kg Kontrol TB Pulmolin 175 mg + Hep, RIF 1 x 250 mg, Vistrum syr
193 5/10/2007 5,3 th/17 kg Batuk, pilek Amoxsan 500 mg (6) Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Ambroxsol
194 19/5/2008 5 th 10 bln/16 kg Asma Eritromisin 2 x 250 mg (X) Salbutamol 1,5 mg Trifed 1/3 Pulv. X 3 x 1 Metil Py 4 mg
195 26/5/2008 5 th 10 bln/16 kg Batuk, pilek Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol
196 6/3/2008 1,9 th/12 kg Phimosis Opimox Forte 3 x cth ¼, Proris 3 x cth ¾ 197 28/8/2007 1 th/11,5 kg Rinopharingitis (batuk, pilek, panas satu hari) Amoxicilin 100 mg 3 x cth 4/5, Paracetamol 3 X 100 mg
Trifed II CTM II Pulv. X 3 x 1 Antasida V
198 13/12/2007 1,4 th/12 kg Batuk, pilek, panas sejak tadi malam Amoxsan 3 x cth ¾, Proris K/P cth 1, Intunal 3 x cth ½ 199 6/4/2008 1,8 th/13 kg ISPA (batuk, pilek, panas 1hari) Amoxsan 3 x cth ¾, Intunal 3 x cth 1, Becefort 1 x cth 1 200 17/5/2008 1,9 th/13 kg ISPA (batuk, pilek, panas 2 hari, kejang) Amoxsan 3 x cth 1, Vit B6 3 x 1, Intunal 3 x cth 1 201 20/9/2007 5,8 th/15 kg Kontrol TB Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg 102 16/5/2008 2,2 th/13 kg ISPA (Batuk, pilek, panas 1hari) Amoxicilin 3 x cth 1
Trifed 3, Epexol 3 Dextomethopen 3 Pulv. X 3 x 1
103 1/11/2007 5 th 10 bln/15,5 kg Kontrol TB, Batuk, pilek Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg Trifed, Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Thofilin
204
13/9/2007 5,6 th/14 kg Varicella Zostert Tonsilo faringitis akut ( batuk, pilek, cangkrangan)
Sanmol 3 x cth 1, Bactricid 2 x cth 1, Curcuma Cl 2 x cth 1, Bedak salycil Trifed 3 Dexa 3 Pulv. X 3 x 1 GG 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
205 11/10/2007 5,9 th/15 kg Kontrol TB,batuk Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg CTM, Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1
206 26/11/2007 5 th 10 bln/16 kg Kontrol TB, Batuk, pilek Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 CTM
207 7/1/008 6 th/15 kg Kontrol TB Nafsu makan <, batuk, sesak nafas kambuh
Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg R/ Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Thofilin
208 8/5/2008 6,4 th/16 kg Kontrol TB RIF 1 x 220 mg, Vit B6 150 mg 209 6/3/2008 6,2 th/15 kg Kontrol TB RIF 1 x 250 mg, Vit B6 150 mg 210 6/8/ 2007 3,4 th/13 kg TB bulan I Pulmolin 125 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum 1x cth 1 211 5/7/2007 3,3 th/12,5 kg Kontrol TB bulan II INH 125 mg, RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 150 mg, Vit B6 10 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 212 6/9/2007 3,5 th/13,5kg Kontrol TB Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 213 4/10/2007 3,6 th/13,5kg Kontrol TB Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg , Curvit Cl 2 x cth 1 214 5/11/2007 3,7 th/13,5kg Kontrol TB Pulmolin 135 mg,RIF 1 x 200 mg, Vistrum 1x cth 1 215 3/12/2007 3,8 th/13,5kg Kontrol TB Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 2 x cth 1
Trifed CTM Pulv. X 3 x 1
216 3/1/2008 3,9 th/14 kg Kontrol TB Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 200 mg,Vistrum 1x cth 1 217 31/1/2008 3,9 th/14,5 kg Kontrol TB Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 218 3/9/2007 2,9 th/16 kg Batuk, pilek 5 hari Amoxsan Forte 3 x cth 1, Vistrum 1x cth 1
Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol
219 27/3/2008 3 th 11 bln/15 kg Enteritis akut Diare 2 h1ri 5 kali, panas 2 hari, abdomen nyeri .
Bactricid 240 mg 2 x cth 1, Lacto B VI 2 x 1 sachet, Paracetamol 3-6 x cth 1/3, Pharolit ad Libitum
220 25/10/2007 2 th 11 bln/16 kg Batuk, pilek Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Citidex
221 22/11/2007 3 th/16 kg Batuk, pilek 4 hari Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1
222 9/4/2008 3,5 th/18 kg Rinopharingitis dan Penas satu hari, batuk pilek Opimox 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Trifed 4 Epexol 4 Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 4 Navit 5
223 30/3/2008 3,4 th/18 kg Batuk Alco DMP 3 x cth ½, Eritromisin 250 mg 3 x 1 (X), Sanmol 3 x cth 1 ½ 224 28/7/2007 2,6 th/11,5 kg Rinopharingitis akut: panas 1 hari, Batuk malam, dingin Amoxicilin 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Becefort 225 24/9/2007 1,9 th/9,5 kg Batuk, pilek 2 hari Amoxsan Forte 3 x cth ¾, Intunal, Curvit Cl 2 x cth 1 226 6/9/2007 1,5 th/8,1 kg BAB cair 4-5 kali sehari Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet 227 1/1/2008 2 th/9,5 kg Impertigo Amoxicilin 3 x cth 1
Dextromethorphan CTM Pulv. X 3 x 1 Kalcium
228 12/6/ 2008 2,2 th/10 kg Sakit perut sejak pagi, muntah 3 kali sehari, dan panas Bactricid 2 x cth I, Sanmol, Vometa 229 20/9/2007 2,2 th/7,8 kg PKTB aktif Pulmolin 1 x 75 mg, RIF 1 x 125mg, PZA 1 x 100 mg 230 16/8/ 2007 4,5 th/16,5 kg ISPA (batuk batuk brdahak, pilek, panas sejak tadi malam) Opimox 3 x cth ¾
Trifed IV Epexol III Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan IV
231 15/11/2007 4,8 th/17 kg Pharingitis akut: panas sejak tadi malam, pusing, tenggorokan gatal, nafsu makan kurang
Kalmoxicilin 3 x 125 mg, Alco DMP 3 x cth 1 Sanmol 3 x cth 1 ½, Becefort 1 x cth
232 27/9/2007 2,4 th/10,5 kg ISPA : batuk, pilek, panas tiga hari Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal 3 x cth ¾, Sanmol 233 19/9/2007 3 th/12 kg Bronkitis Asmatikus
Serangan nafas sejenak, panas dengan riwayat asma Bactricid 2 x 240 mg, Profilas 2 x ¼ Ambroxol 3 Trifed 3 Pulv. X II 3 x 1 Salbutamol 3
234 8/5/2008 3,9 th/13 kg Batuk, pilek satu minggu Bactricid 2 x cth 1 ½, Intunal 3 x cth 1 235 21/10/2007 2,5 th/12,5 kg Vlact Amoxicilin 3 x 160 mg XV, Proris 3 x cth 1 236 7/6/2008 3 th 10 bln/13 kg Pharingitis akut
Batuk, pilek dan mual Bactricid 2 x cth 1 ½ , Vometa 3 x cth ½ Trifed 3 Epexol 3 Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 2 mg 3 Interhistin 3
237 7/9/2007 6,6 th/17 kg Batuk berulang Batuk berdahak selama satu bulan
Amoxsan Forte 3 x cth 1 Trifed 1/3 tab Epexol 1/3 tab Pulv. X 3 x 1 CTM 1/3 tab
238 24/9/2007 6,6 th/17 k Kontrol TB Pulmolin 1 x 175 mg + Hept, RIF 1 x 275mg, PZA 1 x 225 mg 239 10/9/2007 6,6 th/17 kg PKTB aktif Pulmolin 1 x 175 mg, RIF 1 x 275mg, PZA 1 x 225 mg, Curvit Cl 2 x cth 1
240 8/10/2007 6,7 th/17,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 175 mg + Hept, RIF 1 x 275 mg, PZA 1 x 225 mg 241 8/11/2007 6,8 th/18,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg 242 7/1/2008 6 th 10 bln/19 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 243 6/12/2007 6,9 th/18,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum 1x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
244 4/2/2008 6 th 11 bln/18 kg Kontrol TB dan batuk 4 hari Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 245 5/10/2007 1 th 10 bln/10 kg Pilek, panas 2 hari 390C Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Alco DMP 3 x 1 246 21/6/2008 1,6 th/8,7 kg Dermatitis
Telinga kiri lecet dan gatal Eritromisin 2 CTM 3 Kalk 4 Pulv. X 3 x 1 Vit B Complex 6 Gentamisin
247 28/4/2008 2,5 th/12 kg Batuk, pilek 2 minggu Amoxsan forte 3 x cth 1 Trifed Epexol 3 mg CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Theofilin
248 13/1/2008 1,2 th/9 kg Varicella dan kronggkongan panas, batuk
Sanmol 3 x 1 cc, Amoxsan 3 x cth 1 Trifed 1/6 CTM 1/6 Pulv. X 3 x 1 Becefort 1/6
249 18/7/2007 2,7 th/11 kg PKTB Pulmolin 200 mg + Heptasan , RIF 1 x 150 mg 250 16/8/2007 2,8 th/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg 251 17/9/2007 2,9 th/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg 252 5/11/2007 2 th 11 bln/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg
RIF x 175 mg XXX 1 x 1 253 12/5/2008 3,4 th/13 kg Batuk, pilek, panas tiga hari Bactricid 2 x cth 1 ½, Alco DMP 3 x cth ¾ 254 8/10/2007 2 th 10 bln/11,5 kg Kontrol TB, diare 2 kali sehari Pulmolin 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg, Lacto B 2 x 1 sachet
Bactricid 480 mg (6) CTM 1 mg Pulv. X 2 x 1
255 20/6/2007 3 th/13 kg ISPA (Pilek, panas 37,3 0C) Amoxicilin 200 mg 3 x cth 4/5, Paracetamol 3 x 300 mg Trifed ¼ CTM ¼ Pulv. X 3 x 1
256 4/9/ 2007 3 th 11 bln/14,5 kg Tonsilopharingitis akut Batuk berdahak, pilek 2 hari, Pharing hiperemis T3
Amoxsan 4 Trifed 3 GG 4 Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan 3
257 2/8/2007 3,1 th/14 kg Pharingitis akut (Panas mulai tadi malam, muntah 3 x, Batuk, pilek, hiperemis T1-2)
Amoxsan 3 x cth 4/5, Vometa 3 x ½ (2,5 mg), Curvit Cl 2 x cth 1 GG 4 Prednison 3 CTM 3 Pulv. X 3 x 1 Antasid 3
258 25/10/2007 3,5 th/15 kg Batuk, pilek 9 hari Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
259 22/12/2007 3,7 th/15 kg Pharingitis akut Batuk, pilek, panas tiga hari, pharing hiperemis T2-2
Amoxsan Trifed GG Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1
260 18/2/2008 3,8 th/14,5 kg Batuk, pilek, panas 4 hari Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Sanmol 3 x 150 mg, Gavox
261 15/2/2008 3,8 th/14,5 kg ISPA (batuk, pilek, panas) Opimox Forte 3 x cth 1 ½ , Intunal 3 x cth 1 262 11/10/2007 2,4 th/15 kg Batuk, pilek, muntah, panas sejak pagi, BAB cair 3 kali Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 263 22/11/2007 2,5 th/16 kg Batuk, pilek, muntah, sejak tadi pagi, panas 380C Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP 264 11/10/2007 7,5 th/18 kg Panas sejak tadi pagi, persendian pegal-pegal Eritromisin 3 x 200 Mg, Proris 265 28/4/2008 5 th/17,5 kg Rinopharingitis: batuk, pilek dua hari, panas 38,4 0C,
pharing: hiperemis Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal Forte 3 x cth 1, Vistrum 2 x cth 1
266 1/10/2007 5,6 th/17,5 kg Rinopharingitis (batuk, pilek 4 hari) Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal Forte 3 x cth 1 267 8/5/2008 5 th 11 bln/19,5kg Batuk, pilek satu minggu Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP 268 7/6/2008 6 th/20 kg Tonsilopharingitis akut
Batuk, pilek, mual, nyeri telan, hiperemis T1-2 Opimox Forte 3 x cth 1, Paracetamol, Becefort Trifed 5 Epexol 5 Interhistin 5 Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan 3
269 1/10/2007 4,1 th/15 kg Batuk, pilek 2 minggu Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1
270 8/10/ 2007 4,1 th/15 kg Batuk, pilek, panas Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Intunal
271 5/11/2007 4,2 th/15 kg Batuk, pilek, panas ± 1 bulan Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Intunal, Profilas 2 x ½ tab
272 2/6/2008 2,9 th/10,5 kg Febris: panas naik turun, muntah ± 4 hari Amoxicilin 3 x cth 1, Curvit Cl 1 x cth 1, Sanmol syr 3 x 100 mg 273 27/12/2007 4,4 th/15 kg Rinopharingitis
Batuk, pilek, panas 2 hari Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Salbutamol Vistrum
274 5/11/2007 2,8 th/10,5 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 135 mg 275 1/10/2007 2,6 th/9,5 kg Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang dan BB sulit naik Amoxsan
Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol
276 10/1/2008 1,8 th/8 kg Obstruksi Febris Batuk, pilek, panas 4 hari, muntah
Opimox Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x 1, Vometa 3 x 0,3 cc Trifed 1/6 Epexol 1/6 Pulv. X 3 x 1 CTM 1/6
277 22/10/2007 2,7 th/10 kg PKTB Aktif Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 135 mg 278 15/11/2007 2,8 th/11 kg Kontrol TB Pulmolin 120 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 279 13/12/2007 2,9 th/10,5 kg Kontrol TB dan Panas 3 hari Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Intunal
Amoxsan CTM pulv. (X) 3 x 1
280 14/2/2008 2 th 11 bln/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 281 14/1/2008 2 th10 bln/11,5 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg 282 17/3/2008 3 th/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 283 17/4/2008 3.1 th/11,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Vistrum 1x cth 1 284 12/6/2008 3,3 th/12 kg Kontrol TB
Batuk, pilek, panas mulai kemarin
TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
285 15/5/2008 3,2 th/12 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg 1 x 1, RIF 1 x 150 mg 286 18/9/2007 6,5 th/16 kg Kontrol TB Paru RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg, Ketotifen 2 x ½ tab
Salbutamol CTM Pulv. X 3 x 1 Theofilin
287 26/11/2007 6,7 th/16,5 kg Kontrol TB Paru RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg , Ketotifen 2 x ½ tab 288 29/10/2007 6,6 th/16,2 kg Kontrol TB Paru RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg, Ketotifen 2 x ½ tab 289 24/12/2007 6,8 th/16,5 kg Kontrol TB Paru RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg, Ketotifen 2 x ½ tab 290 14/1/2008 6 th 9 bln/17 kg Kontrol TB Paru, batk, pilek RIF 1 x 175 mg, INH 250mg , Ketotifen 2 x ½ tab, Sanmol
Amoxicilin 250 4 tab Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol
291 17/3/2008 6,11 th/17,5 kg Kontrol TB Paru dan asma (whezing /mengik)
TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg, Ketotifen 2 x ½ tab Salbutamol Theofilin Pulv. X 3 x 1 Epexol
292 11/2/2008 6 th 10 bln/17,5 kg Kontrol TB Paru TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg, Ketotifen 2 x ½ tab 293 19/7/2007 4,6 th/18,5 kg Rinopharingitis akut (Nyeri menelan, Batuk, pilek, hiperemis
T 2-2) Cotrimoxasal 2 x 480 mg, Becefort R/ Rhinofed 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pednison 4 Pulv. X 3 x 1 CTM
294 31/7/2008 7,3 th/ 18 kg Pusing dan batuk Opimox Forte 3 x cth 1, Trifed + CTM 295 8/10/2007 4,8th/ 17,5 kg Batuk, pilek, panas 1 minggu Amoxsan 3 x cth 1
Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol
296 3/7/ 2007 1,9 th/12,5 kg Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang Amoxicilin 3 x cth 1, Vometa syr 3 dd 0,6 cc Dextrometophen III CTM II Pulv. X 3 x 1
297 1/10/2007 2 th/14 kg Batuk, pilek, panas 4 hari, muntah 2 x sehari, nafsu makan < Amoxsan 3 x cth 1, Intunal, Curvit Cl 2 x cth 1 298 21/3/2008 2,5 th/15,5 kg ISPA: batuk, pilek, panas sejak tadi malam, nafsu makan < Opimox Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 299 27/1/2008 2,7 th/16,5 kg Diare cair akut
BAB cair 3 x sehari, nafsu makan/minum kurang
Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet Paracetamol 3 x 175 mg
300 26/6/2008 2.9 th/ 16,5 kg Batuk, pilek dan muntah Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 CTM Proxion syr, Vometa
301 5/10/2007 6,6 th/25 kg TB Aktif (LED = 11/30) Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg 302 22/11/2007 6,7 th/27 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg 303 8/11/2007 6,7 th/26 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg 304 27/12/2007 6,8 th/27 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, Gavox 1 x 250 mg 305 28/2/2008 6 th 10 bln/27 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 306 27/3/2008 6,11 th/29 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 300 mg, RIF 1 x 350 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 307 28/1/ 2008 6,9 th /28 kg Kontrol TB dan batuk, pilek Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, Alco DMP plus 308 26/11/2007 11 th/31 kg Batuk, pilek 3 hari Amoxsan 3 x 250 mg, Intunal 3 x 1 tab 309 19/6/2008 11,7 th/34 kg ISPA: batuk, pilek Opimox 3 x 100 mg, Intunal 3 x 1 tab 310 8/9/2007 7,5 th/22 kg Rinopharingitis (Batuk, pilek 1 minggu) Kotrimoxasol 480 mg 2 x 1, Proris 3 x 1, Profilas 2 x ½ tab, Curvit Cl 1 x cth 1
Ambroxol 5 Trifed 4 Pulv.X 3 x 1 Salbutamol 5
311 29/11/2007 7,5 th/23 kg Rinopharingitis: batuk, pilek 2 hari Bactricid 480 mg 2 x 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
312 26/3/2008 7,9 th/25 kg batuk berulang Bactricid 480 mg 2 x 1 tab Salbutamol 1 mg Epexol 10 mg Pulv. X 3 x 1 Interhistin 1 mg
313 8/5/2008 7 th 11 bln/25 kg ISPA: batuk, pilek dan sesak nafas Bactricid 2 x 480 mg X, Profilas 2 x ½ XX, Mucera syr 3 x 5cc 314 5/9/2007 7,6 th/21,2 kg PKTB aktif Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, , PZA 1 x 200 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
315 29/10/2007 7,7 th/22 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 200 mg 316 31/11/2007 7,8 th/21,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 200 mg 317 1/12/2007 7,9 th/22 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg 318 3/1/2008 7 th 10 bln/22 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg 319 3/2/2008 7 th 11 bln/22,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg 320 5/3/2008 8 th/22 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg 321 29/4/2008 8,1 th/22,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg 322 30/5/2008 8,2 th/23 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg 323 29/6/2008 8,3 th/23 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg 324 14/1/2008 5 th 11 bln/20 kg Bronkitis Sanmol ½ tab K/P, Amoxsan Forte 3 x cth 1, Profilas 2 x ½ tab 325 14/4/2008 6,2 th/21 kg Batuk kronis berulang (batuk, pilek 2 hari) Profilas 2 x ½ tab
Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
326 20/7/2007 3 th/17,5 kg Rinopharingitis Perut sakit, muntah, pharing hiperemis
Bactricid 2 x cth 1 (240 mg), Proris, Vometa 3 x gtt 5 (k/p), Trifed syr
327 19/11/2007 3,4 th/15 kg Pharingitis dan herpes Amoxsan 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1, Acyclavir 328 5/12/2007 3,5 th/16 kg Camond coold Opimox Forte 3 x cth 1
Trifed ¼ Epexol 5 mg Pulv. X 3 x 1 CTM ¼
329 29/10/2007 5,6 th/15 kg Batuk, pilek 1 minggu, nafsu makan kurang
Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Curvit Cl 2 x cth 1, Sanmol, Gavox
330 26/11/2007 5,1 th/20 kg Pharingitis (Panas 2 hari 370C) Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol 3 x cth 1 ½ , Curvit Cl 331 19/11/2007 5,5 th/17 kg Pharingitis (Panas sejak kemarin) Amoxsan 3 x cth 1, Proris 1 x cth 1 ( k/p) 332 6/12/2007 5,8 th/16 kg Batuk, pilek Amoxsan
Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
333 23/4/2008 5,8 th/18 kg luka kepala bagian V. Laceratum (bagian kiri) Amoxsan 3 x cth 1 ½ , Proris 3 x cth 1 334 29/11/2007 2,8 th/11 kg Obs. Febris (sejak 2 hari badan panas (38,5 0C), nafsu makan
kurang) Sanmol, Amoxsan 3 x cth 1, Curvit Cl 1 x cth 1
335 2/5/2008 5,9 th/18,5 kg Obs. Febris (sejak kemarin badan panas (38 0C), nafsu makan kurang, pusing dan muntah-muntah)
Opimox Forte 3 x cth 1 ½ , Sanmol 3 x 200 mg , Vometa syr 3 x cth 1
336 24/2/2008 3,1 th/12 kg Obs. Febris (sejak 2 hari badan panas /39,7 0C) Opimox Forte 3 x cth 1, Sanmol syr 3 x 200 mg , Vistrum 1 x cth 1 337 20/4/2008 2,8 th/11 kg Obs. Febris (sejak 2 hari panas (38 0C) Sanmol syr 3 x cth 1, Amoxsan 3 x cth 1 338 8/11/2007 2 th/12,5 kg Batuk, pilek satu minggu Bactricid 2 x cth 1, Intunal 3 x cth ½ 339 5/11/2007 7,2 th/30 kg Panas dua hari, diare 5 kali Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 340 9/6/2008 7,9 th/32,5 kg Pharingitis Amoxsan Forte 3 x cth II,, Proxion Forte cth 1 ½ (k/p)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
341 12/11/2007 1,7 th/8,5 kg Pharingitis dan Panas tiga hari Amoxsan 250 mg 5 CTM pulv. X 3 x 1 Sanmol
342 6/12/2007 1,8 th/9 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 343 22/11/2007 1,7 th/8,4 kg PKTB aktif Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg,, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 344 27/12/2007 1,8 th/9 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Heptasan, , RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 345 28/1/2008 1,9 th/9,5 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg + Heptasan, , RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 346 31/3/2008 1 th 11 bln/10,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 , RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 347 28/2/2008 1 th 10 bln/10 kg Kontrol TB TB Vit B6 + Heptasan,, RIF 1 x 150 mg, Vistrum 1x cth 1 348 24/4/2008 2 th/10,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, Gavox 1 x 100 mg 349 29/5/2007 2,1 th/10,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 + Heptasan, RIF 1 x 150 mg,, Curvit Cl 2 x cth 1 350 26/6/2008 2,2 th/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 351 22/11/2007 6,5 th/19,5 kg Batuk 2 hari, pilek, panas mulai malam, muntah 1x, Amoxsan 3 x cth 1, Alco DMP 3 x cth ¾ 352 8/5/2008 7 th/20 kg Tonsilopharingitis akut Amoxsan 3 x cth 1, Proris 3 x cth 1, Becefort 2 x cth 1 353 21/3/2008 1,2 th/10 kg ISPA (batuk, pilek, panas) Opimox Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 354 21/6/2008 1,5 th/11 kg Muntah 7 x sehari, diare 1 kali Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 3 x ½ sachet, Vometa 3 x gtt 4, Igastrum 2 x 0 5 355 7/11/2007 2,3 th/12,5 kg Obs. febris Amoxicilin 3 x cth 4/5, Sanmol 3 x cth 1,
CTM 1/3 tab + B.Comp ½ tab Pulv. X 3 x 1 356 12/11/2007 2,3 th/12,5 kg PKTB Pulmolin 120 mg, RIF 1 x 180 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 357 17/12/2007 2,4 th/14,5 kg Kontrol TB Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 250 mg, PZA 1 x 200 mg, Alco DMP plus 358 22/11/2007 2,3 th/13,5 kg Kontrol TB Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 170 mg 359 17/1/2008 2,5 th/14,5 kg Kontrol TB Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 250 mg, PZA 1 x 200 mg, Alco DMP plus 360 12/2/2008 2,6 th/14,5 kg Sariawan Amoxicilin 3 x cth 1
Dextromethorphan II Paracetamol II Pulv. X 3 x 1
361 17/4/2008 2,8 th/15,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg 362 14/2/2008 2,6 th/14,5 kg Kontrol TB dan nafsu makan kurang TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg,, Sanmol, Becefort 363 19/5/2008 2,9 th/16 kg Kontrol TB TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg 1x 1 364 12/6/2008 2 th 10 bln/17 kg Kontrol TB TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg, Trifed 3 x cth ¾ 365 15/12/2007
4,8 th/17 kg ISPA
Batuk, pilek, panas sejak kemarin pagi Opimox Forte 3 x cth 1 Epexol III CTM I Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan III Tozalos III
366 20/9/2007 9 th/35 kg Tonsilopharingitis Torak RBH +/+, Batuk, pilek, pharing: hiperemis T2-2
Kotrimoxasol 2 x 480 mg, Paracetamol 350 mg , Becefort Kalmetason 8 Ambroxol 8 Pulv. X 3 x 1 CTM 8
367 5/11/2007 9,2 th/34,5 kg panas, mual, nyeri pada scrotum Amoxsan 3 x 500 mg (X), Proris 368 8/11/2007 9,2 th/34,5 kg Panas dan batuk Amoxsan 3 x 500 mg (X), Sanmol 3 x 1 (k/p) 379 5/1/2008 9,4 th/3,5 kg Batuk, pilek, panas tiga hari Amoxsan 3 x 500 mg (X), Curvit Cl
Trifed ½ tab Epexol 15 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
CTM 1,5 mg Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 1,5 mg
370 8/12/2007 9,3 th/35,5 kg ISPA Batuk, pilek, panas sejak tadi malam 370C, kembung, muntah.
Amoxicilin 250 mg 3 x 1 (X) Epexol 8 Tozalos 8 Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan 8
371 23/11/20 4,4 th/14 kg Panas satu hari Sanmol cth 1 (k/p), Amoxsan Forte 3 x cth ¾ , Curvit Cl 372 1/11/2007 1 th/6,8 kg Kontrol TB paru Pulmolin 70 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 80 mg, Vistrum 373 13/12/ 2007 1,1 th/7,4 kg Kontrol TB paru Pulmolin 70 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 100 mg, Vistrum 374 15/11/2007 1 th/7 kg Kontrol TB paru Pulmolin 70 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 100 mg, Alco DMP 3 x 0.5 cc, Curvit Cl 1 x cth 1 375 14/1/2008 1,2 th/8 kg Kontrol TB paru dan batuk, pilek Pulmolin 80 mg, RIF 1 x 125 mg, Intunal 3 x cth ½ 376 15/2/2008 1,3 th/8 kg Kontrol TB paru TB Vit B6 1 x 80 mg, RIF 1 x 125 mg, Curvit Cl 377 7/4/2008 1,5 th/8,5 kg Kontrol TB paru dan Rinopharingitis TB Vit B6 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 125 mg (XXX) 378 10/3/2008 1,4 th/8,3 kg Kontrol TB paru TB Vit B6 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 125 mg (XXX) 389 8/5/2008 1,6 th/8,9 kg Kontrol TB paru TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 125 mg 380 5/6/2008 1,7 th/8,7 kg Kontrol TB paru TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg , Curvit Cl 1 x cth 1 381 5/11/2007 3,7 th/12,5 kg Pharingitis: panas mulai tadi malam Amoxsan Forte 3 x cth ¾ , Proris syr, Vistrum 382 3/10/2007 8 th/17 kg Gejala TB paru, Batuk satu hari, panas tinggi 40 0C Amoxicilin 250 mg 3 x 1 (X), Paracetamol 3 x 200 mg, Mucera 3 x cth ½ 383 14/11/2007 8,1 th/17,5 kg PKTB Pulmolin 200 mg (1 x ½ ), RIF 1 x 300 mg (1 x 1) PZA 2 x 250 mg ( 2 x ½ tab) XI 384 17/12/2007 1 th/8 kg Batuk, pilek, panas 3 hari (370C), nafsu makan kurang Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Curvit Cl 385 2/12/2007 2 th/ 11 kg Typoid: dari sabtu sore panas naik turun, pukul 19.00 kejang
± 5 menit Sanmol 3 x 1 cc, Opimox Forte 3 x cth 1, Diazepam 3 x 1 5 mg
386 17/1/2008 2,3 th/12 kg Batuk dan pilek satu minggu, panas satu hari Amoxsan 3 x cth ¾, Sanmol k/p cth 1, Intunal 3 x cth ¾ 387 27/6/2008 2,7 th/13 kg Rinopharingitis
Batuk, panas 5 malam (370C), muntah 1 kali Opimox Forte 3 x cth ¾, Pamol 150 mg (k/p) Interhistin 1/3 tab Ambroxsol 10 mg 3 x 1 Trifed 1/3 tab
388 6/12/2007 4 th/18,5 kg Pharingitis: batuk, pilek, panas sejak siang, sakit menelan Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol cth 1 ½ , Vistrum 1x cth 1 389 17/12/2007 7,6 th/31 kg Diare (mecret 4 x sehari dan batuk) Bactricid
CTM Pulv. X 2 x 1 Lacto B, Salbutamol, Metronidazol 3 x 200 mg untuk 5 hari
390 7/1/2008 7,6 th/31 kg ISPA: panas 40 0 C, batuk dan pilek Amoxicilin 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 391 8/12/2007 6,5 th/ 20 kg Rinopharingitis: batuk, pilek, panas sejak tadi malam Batricid 2 x cth 1, Paracetamol, Alco DMP plus, Vometa, Imboost 392 27/12/2007 6,4 th/28,5 kg Demam Typhoid (pilek, panas 4 hari (370C), muntah tiap
pagi, mulut: pharing hiperemis T1-1, lidah kotor, nyeri diepigastrium, RPD: R. Flek paru)
Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
393 3/12/2007 8 th/25,5 kg batuk-batuk sakit 2 minggu Amoxsan 3 x 100 mg Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol
394 6/11/2007 8,1 th/25 kg TB aktif Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
395 17/12/2007 8,2 th/26,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg 396 4/2/2008 8,2 th/26,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 300 mg , RIF 1 x 300 mg 397 7/1/2008 8,1 th/25,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg 398 6/3/2008 8,3 th/26,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg 399 7/4/2008 8,4 th/26,5 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg 400 8/5/2008 8,5 th/26,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg 401 22/4/2008 8,4 th/26,5 kg Luka dijahit Opimox 3 x 250 mg (XX) 402 5/6/2008 8,7 th/27 kg Kontrol TB, batuk campur darah satu minggu yang lalu TB Vit B6 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg 403 17/4/2008 5 th 10 bln/23,5 kg Batuk, pilek 2 minggu Amoxsan 500 mg 5
Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
404 5/5/2008 5 th 11 bln/23 kg Sering sakit perut, mual, pusing,telinga sakit, batuk, pilek Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Sanmol
405 27/6/2008 6,1 th/16 kg Batuk dan pilek Opimox Forte 3 x cth 1 406 30/6/2008 6,1 th/16 kg V. Excoriasis Amoxicilin 3 x cth 1, Purdex syr 3 x cth ½
407 17/12/2007 5,1 th/21,5,kg Batuk, pilek, panas, sakit tenggorokan 2 hari Bactricid
Trifed Epexol Pulv. XII 3 x 1 CTM Becefort
408 27/11/2007 7,9 th/25 kg Pharingitis akut Batuk, nyeri telan, panas (380C), pharing hiperemis T2-2
Kalmoxicilin syr 3 x cth 1, Curvit Cl, Paracetamol Trifed CTM pulv. Kalmet
409 3/12/2007 10 th11 bln/ 33 kg Rhinitis (telinga sakit, panas) Amoxsan 250 mg 3 x tab1 (X), Sanmol, Trifed 3 x ¾ 410 6/12/2007 1,9 th/9 kg TB paru aktif Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg,, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl 411 14/1/2008 1 th 10 bln/9,5 kg Kontrol TB dan batu 4 hari Pulmolin 1 x 100 mg + Heptasan 2 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Alco DMP syr 412 27/12/2007 1,9 th /9 kg Kontrol TB
Batuk, pilek, nafsu makan kurang Pulmolin 1 x 100 mg + Heptasan 2 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl , Trifed + Epexol
413 11/2/2008 1 th11 bln/9,5 kg Kontrol TB nafsu makan kurang Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 414 13/3/2008 2 th/ 10 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl, Gavox 1 x 100 mg 415 7/5/2008 2,2 th/11 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 100 mg , RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 416 10/4/2008 2,1 th/10 kg Kontrol TB Pulmolin 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 150 mg (XXX) 417 12/6/2008 2 th 11 bln/10,5 kg Kontrol TB dan Batuk, pilek, panas 3 hari TB Vit B6 150 mg, Sanmol, Curvit Cl
Amoxsan 250 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
418 11/10/2008 7,5 th/18 kg Panas sejak tadi pagi, persendiaan pegal-pegal Eritromisin 3 x 200 mg, Proris 419 21/7/2007 3,8 th/12,5 kg Obs. Febris: panas sejak tadi malam Amoxicilin 250 mg 3 x cth 2, Sanmol 3 x cth 1 420 3/12/2007 4 th/31,5 kg Obs. Febris hair I: panas sejak tadi pagi (39 0C) Amoxsan Forte 3 x cth ¾, Vistrum, Sanmol 3 x cth 1 421 21/12/2007 6 th/19,5 kg ISPA: batuk, pilek, panas mulali kemarin sore (380C),
muntah, mual Opimox 200 mg 3 x cth 4/5, Tuzalos 3 x ½
422 27/12/2007 6 th/19 kg Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang Amoxsan Trifed Pulv XII 3 x 1 Epexol Curvit Cl
423 17/12/07 5,4 th/20 kg diare lebih dari 3 x , batuk tiap malam dan panas 5 hari Amoxsan Forte 3 x cth 1 Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 Efexol Teofilin
424 2/7/2007 12 th/36,5 kg Tonsilopharingitis Panas ( 39 0C), pusing, nyri telan,badan pega-pegal sejak tadi pagi, pharing: hiperemis T4-4
Amoxicilin 3 x 100 mg, FG Troches Dumin 3 x 1 Zegavit 1 x 1 X 3 x 1
425 29/11/2007 12 th/37 kg ISPA (Batuk, pilek, panas mulai tadi pagi (37,90C), mual, muntah)
Amoxicilin 3 x 250 mg (X), Zegavit 1 x 1 (V), Tuzalos 3 x 1 (X)
426 21/7/2007 4,1 th/15 kg Obs. Febris hari I: panas (370C), muntah 1 kali Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol 3 x cth ½ , Vometa 3 x cth ½ 427 17/10/2007 4,4 th/15 kg Batuk dan pilek dua hari, panas tadi malam (40 0C) Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 428 18/8/2007 4,2 th/15 kg Panas (380C) dua hari Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth ½ 429 17/1/2008 9 th/24,5 kg TB paru aktif Pulmolin 250 mg, RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg tab 430 9/1/2008 9 th/24,5 kg Tonsilitis Kronis
Suara serak sudah dua bulan, batuk, tonsil T4-4 Amoxicilin 250 mg 3 x 1 (X), Mucera 3 x cth 1
431 1/1/2008 4,6 th/16 kg Tonsilopharingitis akut Batuk, panas dua hari (390C), nyeri telan, pharing hiperemis T3-3
Kalmoxicilin 3 x cth 1, Curvit Cl, Paracetamol Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 GG
432 30/12/2007 3,4 th/14 kg Rinopharingitis akut Batuk, pilek, panas 2 hari, mulut: lidah giografika dan hiperemis
Kotrimoxasol 2 x 240 mg, Paracetamol Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 GG Vit C
433 7/1/2008 3,5 th/14 kg ISK dan batuk, pilek Bactricid 480 mg 2 x ½ tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol
434 3/9/2007 3,6 th/17,5 kg Batuk dan pilek Opimox Forte 3 x cth 1 Trifed ¼ Epexol ¼ Pulv. X 3 x 1 CTM ¼
435 27/2/2008 3,7 th/14,5 kg Batuk, pilek, panas, pharing hiperemis Kotrimoxasol 2 x 240 mg, Paracetamol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Trifed Salbutamol CTM Pulv. X 3 x 1 GG Vit C
436 5/10/2007 3,7 th/18 kg Batuk, hiperemis, Tonsil T3-3 Eritromisin 3 x cth ¾ Trifed ¼ Dexa ¼ Pulv. XII 3 x 1 CTM 1/6
437 7/1/2008 3,9 th/19,5 kg Batuk, pilek satu minggu, panas Amoxsan syr 125 mg 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 438 12/9/2007 ,5 th/8,4 kg Obs. Febris Panas 3 hari 41 0 C Amoxicilin 3 x cth ¾ , Paracetamol 3 x cth ¾ 439 7/5/2008 4,1 th/22 kg Rinopharingitis Bactricid 2 x cth 1 1/3, Sanmol 3 x 200 mg (k/p)
Ambroxsol 1/3 tab Interhistin 1/3 tab Trifed 1/3 tab 3 x 1 Vometa 1/3 tab
440 17/1/2008 1,9 th/9,6 kg Pharingitis dan muntah 3 kali, panas Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1 441 21/5/2008 2,2 th/9,9 kg Camond coold Amoxsan 3 x cth 1, Intunal 3 x cth, Curvit Cl 1 x cth 1 442 19/6/2008 2,3 th/10 kg TB Paru TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 443 5/6/2008 2,3 th/10 kg TB Paru TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 444 14/1/2008 3,7 th/12,5,kg Batuk, pilek, panas sejak kemarin pagi Bactricid 480 mg 5 tab
Trifed Pulv. X 2 x 1 Epexol
445 31/5/2008 4 th/13 kg Rinopharingitis Batuk, pilek, panas (380C), nyeri telan, pharing hiperemis T1-
1
Amoxsan 3 x 125 mg, Igastin 2 x 0,5 mg, Paracetamol 3-6 x cth 1 Trifed 4 Epexol 3 Interhistin 3 Pulv. X 3 x 1 Vit C 5
446 7/1/2008 1,3 th/8 kg pilek, panas, muntah Amoxsan, Nipe, San B Forte 447 21/2/2008 4,8 th/16 kg TB aktif TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg 448 6/3/2008 4,9 th/16,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg 449 10/4/2008 4,10 th/17,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 180 mg, RIF 1 x 270 mg, PZA 1 x 200 mg 450 5/6/2008 4 th 11 bln/17 kg Kontrol TB TB Vit B6 175 mg + Heptasan 175 mg, RIF 1 x 250 mg, Gavox 1 x 175 mg,, Amoxsan 3 x cth 1 451 5/5/2008 5 th /17 kg Kontrol TB, nafsu makan kurang TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 225 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 452 16/8/2007 2,4 th/12,5 kg Batuk, pilek 1minggu, BAB 3 x 1 berlendir, demam Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Gavox 1 x 125 mg 453 22/10/2007 2,6 th/12,5 kg Batuk, pilek, panas mulai kemarin Bactricid 480 mg 5 tab
Trifed Epexol Pulv. X 2 x 1 CTM Vistrum 1x cth 1
454 19/2/2008 2 th 10 bln/13 kg Batuk, pilek, panas 370C sejak tadi malam, muntah Amoxsan 500 mg 3 tab Trifed GG Pulv. X 3 x 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
CTM Paracetamol
455 15/1/2008 2,8 th/12,5 kg Diare (berlendir, ada bakteri pada feses), batuk, pilek Bactricid 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Trifed GG Pulv. X 2 x 1 CTM
456 21/2/2008 2 th 10 bln/13 kg Batuk, pilek, panas dua hari, pusing, muntah bila batuk, nafsu makan kurang
Bactricid 480 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X 2 x 1 Salbutamol Theofilin
457 17/3/2008 2,3 th/10,5kg TB dan ISPA TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 458 14/4/2008 2,4 th/11,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 459 3/4/2008 2,4 th/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg., PZA 1 x 125 mg 460 12/5/2008 2,5 th/11,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 461 9/6/2008 2,6 th/12 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 135 mg, RIF 1 x 175 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 462 28/2/2008 6,6 th/24 kg demam typoid
Batuk 2 minggu, panas 1 minggu Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Theofilin CTM
463 25/2/2008 4,1 th/14,5 kg Batuk, pilek, panas 37,8 0C sejak kemarin, muntah Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol 464 7/4/2008 4,3 th/15 kg Tonsilopharingitis akut: Pharing: hiperemis, tonsil: T3-3,
panas sejak kematin 38,5 0C, nyeri telan. Amoxicilin 3 x cth 1 ½ Sanmol 3 x 150 mg, Becefort 1 x cth 1
465 15/7/2007 2,5 th/11,5 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg 466 17/9/2007 2,7 th/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg 467 16/8/2007 2,6 th/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg 468 18/10/2007 2,8 th/11,5 kg Kontrol TB dan diare 2x/hari Pulmolin 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg
Bactricid 480 mg 2 x ½ tab, Lacto B + CTM 1 mg 469 15/11/2007 2,9 th/12 kg Kontrol TB Pulmolin 125 mg 1 x 1 (XXX), RIF 1 x 175 mg (XXX) 470 14/12/2007 1,4 th/10 kg ISPA: batuk, pilek, panas 3 hari Amoxicilin 3 x cth 1
Trifed II Epexol II CTM II Pulv. X 3 x 1 Paracetamol II Dextromethorphan II
471 12/5/2008 3,2 th/13 kg Batuk dan pilek 3 hari, diare 3 hari Bactricid 2 x cth 1 ½ , Alco DMP 3 x cth ¾ 472 11/2/2008 1,5 th/10 kg PKTB, nafsu makan kurang TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl 473 29/2/2008 1,5 th/10,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 150 mg (XXX), PZA 1 x 125 mg 474 10/4/2008 1,7 th/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 110 mg, RIF 1 x 150 mg, Vistrum 1x cth 1 475 9/3/2008 1,6 th/10,7 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 476 8/5/2008 1,8 th/11,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 150 mg , Curvit Cl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
477 10/6/2008 1,9 th/11,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 150 mg , Curvit Cl 478 13/12/2007 10 th/40 kg Obs. Febris hari ke-4
Pharing: hiperemis, Batuk, pilek, panas, diare Kotrimoxasol 480 mg 2 x 1, Tuzalos, Zegavit
479 17/2/2008 4,4 th/14 kg Asma dan batuk, pilek Pamol 150 mg, Bactricid 2 x cth 1 ¼ Ambroxsol 10 mg Interhistin ½ tab Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 0,75 mg
480 21/2/2008 4,4 th/14 kg Asma dan batuk, sering panas Amoxsan 3 x cth 1, Profilas 2 x cth ½ , Curvit Cl Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Theofilin
481 20/1/2008 4,1 th/12,5 kg PKTB akif dan sering batuk-batuk Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg 482 25/2/2008 4,2 th/13 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 175 mg, Trifed 3 x cth 1 483 11/2/2008 4,2 th/13 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 175 mg 484 17/3/2008 4,3 th/13,5 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 485 21/4/2008 4,4 th/14 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ½ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 486 20/6/2008 4,6 th/15 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ½ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 487 18/5/2008 4,5 th/14,5 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ½ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 488 11/2/2008 4 th/12,5 kg Batuk, panas 2 hari Sanmol, Amoxsan 3 x cth 1,
Epexol + CTM 489 18/2/2008 1 th/9,5 kg Batuk Amoxsan 500 mg 3 tab
Epexol Pulv. XII 3 x 1 CTM
490 13/9/2007 8 th/ 25 kg Obs. Febris Batuk, pilek, panas 37,7 0C, muntah 5 x, perut sakit.
Bactricid 2 x cth II, Intunal 3 x cth 1 ½ , Vometa 3 x cth 1, Curvit Cl
491 20/1/2008 7 th/17 kg Asma bronkodilator, batuk, pilek, wheezing Kotrimoxasol 240 mg 2 x cth, Salbutamol, CTM + GG 492 11/2/2008 7,1 th/17 kg Batuk, pilek Amoxsan 250 mg 5 tab
Trifed Epexol Pulv. X CTM 3 x 1 Salbutamol Profilas 2 x ½ tab
493 21/3/2008 7,2 th/18 kg Batuk, pilek, panas Amoxicilin 3 x cth 1, Sanmol 3 x cth 1, Mucera 3 x cth 1 494 21/2/2008 5,4 th/20 kg Batuk, pilek, panas dua hari, pusing Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP 3 x cth ½ 495 25/2/2008 5 th 11 bln/16,5 kg ISK: Perut sering sakit selama satu minggu Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol 150 mg , Diaz 1 mg 496 25/2/2008 4,9 th/16 kg PKTB TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg 497 6/3/2008 4 th 10 bln/16,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 150 mg (XV), RIF 1 x 225 mg (XV), PZA 1 x 200 mg (XXX) 498 24/4/2008 4 th 11 bln/16,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg 499 27/3/2008 4 th 10 bln/16,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 150 mg (XXX), Curvit Cl , RIF 1 x 225 mg (XXX), PZA 1 x 200 mg 500 26/5/2008 5 th/17 kg Kontrol TBdan nafsu makan < TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg 501 23/6/2008 5,1 th/17 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg,, Curvit Cl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
502 3/3/2008 3,5 th/12,5 kg TB paru TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Gavox 503 17/3/2008 3,5 th/13 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl 504 31/3/2008 3,5 th/12,5 kg Kontrol TB dan nafsu makan < TB Vit B6 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg 505 24/4/2008 3,6 th/13 kg Kontrol TB dan batuk, pilek TB Vit B6 1 x 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg 506 26/6/2008 3,8 th/12,5 kg Kontrol TB dan batuk-batuk TB Vit B6 1 x 125 mg , RIF 1 x 200 mg,, Curvit Cl, Trifed + CTM 507 29/5/2008 3,7 th/13 kg Kontrol TB dan batuk, pilek TB Vit B6 1 x 125 mg + Cob, RIF 1 x 200 mg
Bactricid 480 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
508 13/11/2007 4,5 th/15,5 kg Tonsilitis akut Batuk, pilek, panas, pharing hiperemis T3-3, Pusing
Kalmox 500 mg 4 tab Paracetamol 4 tab GG 4 tab Pulv. X 3 x 1 Trifed 4 tab
509 28/1/2008 4,8 th/16,5 kg Batuk, pilek, nafsu makan kurang, tidak bisa duduk Bactricid 480 mg 5 tab Epexol + Trifed Pulv. X 3 x 1 Curvit Cl, Rifalin 1 x 5 mg
510 2/6/2008 5,1 th/15,5 kg Batuk, pilek, panas 2 hari Amoxsan 500 mg 3 tab Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol
511 10/5/2008 5 th/16 kg Tonsilopharingitis Batuk, pilek, nyeri telan, mulur: lidah giografika, hiperemis T2-2
Kalmox 500 mg 4 tab Efexol Vit C Pulv. X 3 x 1 Trifed
512 11/2/2008 1 th/11 kg PKTB Pyravit 1 x cth 1, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 513 25/2/2008 1 th/11 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 514 3/3/2008 8 th/20,5 kg panas mulai kemarin, pusing, Diare > 5x, nafsu makan < Bactricid 2 x cth II, Lacto B 2 x 1 sachet, Curvit Cl 2 x cth 1 515 27/3/2008 1,1 th/11,5 kg Kontrol TB dan nafsu makan kurang Pyravit 1 x cth 1, RIF 1 x 150 mg, Intunal 3 x cth ¾ 516 22/8/2007 3 th/12 kg Rinopharingitis & dehidrasi, batuk, pilek, panas 380C dua
hari, diare 3 x cairdan berlendir, muntah-muntah Amoxsan 3 x 125 mg, Lacto B 2 x ½ ,Vometa 3 x cth ½ , Intunal 3 x cth ¾
517 13/3/2008 3,7 th/15 kg Batuk, pilek, panas 3 hari Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP plus 3 x cth 1 518 6/3/2008 11,7 th/49 kg Batuk, panas, sesak mulai kemarin Amoxsan 3 x 500 mg, Intunal 3 x 1, Supralysin 1 x cth II 519 31/3/2008 1,1 th/8 kg TB TB Vit B6 1 x 80 mg, RIF 1 x 125 mg, PZA 1 x 100 mg 520 6/2/2008 1 th/6,5 kg PKTB aktif TB Vit B6 1 x 75 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 75 mg, Curvit Cl 521 24/3/2008 1,2th/7 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 75 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 75 mg, Curvit Cl 522 9/6/2008 1,4 th/7 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 75 mg, RIF 1 x 100 mg, Curvit Cl 523 7/5/2008 1,3 th/7 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 75 mg (XXX), RIF 1 x 100 mg (XXX), PZA 1 x 75 mg (LX), Curvit Cl 1 x cth 1 524 30/12/2007 5,3 th/16,5 kg Obs. Abdominal pain (perut sakit) Bactricid 2 x cth 1, Antasid 3 x cth 1, Paracetamol 525 26/2/2008 5,5 th/17 kg ISK: mual, muntah, sakit perut. Bactricid 2 x cth 1, Vometa 3 x ½ 526 4/10/2007 1 th/9 kg PKTB Pulmolin 80 mg + Heptasan, RIF 1 x 125mg, PZA 1 x 100mg, Amoxsan 3 x cth 1 527 2/3/2008 5,6 th/17 kg ISK: nyeri perut tidak hilang Bactricid 2 x cth 1, Vometa 2 x ½ , Proris 2 x 100 mg 528 18/10/200 1 th/9 kg Kontrol TB Pulmolin 80 mg + Heptasan, RIF 1 x 125 mg, PZA 1 x 100mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
529 15/11/2007 1,1 th/9 kg Kontrol TB Pulmolin 90 mg, RIF 1 x 125 mg, PZA 1 x 100 mg 530 3/1/2008 1,3 th/10 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150mg 531 3/12/2007 1,2 th/10 kg Kontrol TB dan batuk-batuk Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1, Trifed + CTM 532 24/1/2008 1,3 th/10 kg Kontrol TB Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1 533 18/2/2008 1,4 th/10 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150mg, Vistrum 534 3/4/2008 1,6 th/10 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg+ Heptasan, RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1 535 13/3/2008 1,5 th/9,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg+ Heptasan RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1 536 24/4/2008 1,7 th/10 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg+ Heptasan RIF 1 x 150mg, Trifed 537 5/5/2008 1,9 th/10,5 kg muntah 7 x sejak pagi, badan hangat, nafsu makan kurang Bactricid 2 x cth 1, Sanmol, Vometa k/p cth ¾ 538 5/6/2008 1 th 10 bln/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150mg 539 12/5/2008 1,9 th /10,5 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150mg Curvit Cl 2 x cth 1 540 26/6/2008 1 th 10 bln/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150mg, Avil + Coitedex 541 13/3/2008 10 th/24 kg Asma: batuk, pilek dan sesak Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Curvit Cl
Trifed, Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Theofilin
542 19/8/2007 3,8 th/15 kg Cacar air hari ke-2 (37,7 0C) Amoxicilin 3 x 250 mg (XII), Sanmol 3 x cth 1, CTM 3 x 1/3 tab, Acyclavir 200 mg (XX) 543 26/5/2008 4,5 th/15,5 kg Panas 3 hari Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Proxion 544 10/4/2008 10 th/31,5 kg ISK: dada sakit, panas satu hari, dan mual Amoxicilin 3 x 300 mg, Paracetamol 3 x300 mg Antasid sry 3 x cth 1 545 5/6/2008 10 th/24 kg Rinopharingitis
Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang Curvit Cl, Sanmol , Amoxsan 300 mg 3 x 1, Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol
546 7/4/2008 7 th/27 kg ISPA Batuk, panas, muntah dan tidak bisa tidur
Amoxicilin 250 mg (XX) 3 x 1, Pamol 2 x ½ CTM GG 3 x 1 Alco DMP ¼
547 10/4/2008 7 th/27 kg ISPA Amoxsan 3 x cth 1 ½ Trifed ½ tab Epexol ½ tab Pulv. X 3 x 1 CTM ½ tab
548 24/4/2008 7 th/24,5 kg ISK (Perut sering sakit) Amoxsan Forte 3 x cth 1, Gavox 1 x 250 mg 549 28/4/2008 7 th/24,5 kg ISK Amoxsan Forte 3 x cth 1 550 21/1/2008 4,6 th/16 kg Batuk, pilek, panas satu minggu. Sanmol, Bactricid 2 x cth 1
Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
551 5/5/2008 7,1 th/25 kg ISK Amoxsan Forte 3 x cth 1 552 4/4/2008 4,9 th/17,5 kg Diare 15 kali, muntah 5 kali Bactricid 2 x cth 1, Vometa k/p cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet 553 17/4/2008 10 th/26 kg ISK: perut sakit, BAK sakit Diazepam 2 x 1,5 mg, Bactricid 2 x cth 1, Proris 3 x 1 tab 554 6/3/2008 1 th/10,5kg Pharingitis (Panas mulai kemarin) Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1, Vistrum 1x cth 1 555 24/4/2008 1,1 th/10,5kg Demam mulai kemarin, pilek Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1, Trifed 3 x cth ½ 556 27/3/2008 1 th/10,5kg TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
557 10/4/2008 1,2 th/10,5kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg 558 22/5/2008 1,1 th/11kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg 559 24/4/2008 1,1 th/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Vistrum 560 20/6/2008 1,3 th/11,5kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg 561 24/4/2008 1,5 th/9,5 kg Batuk, panas Bactricid
Trifed Pulv. X 3 x 1 CTM Proxion, Supralysin
562 6/7/2007 1,4 th/7,5 kg Camond coold (Panas,batuk 2 hari) Amoxcilin 75 mg 3 x 1, Curvit Cl 2 x cth 1, Paracetamol syr 3 x 7 mg Trifed 1/6 Ambroxsol 1/6 Salbutamol 2 mg ¼ Pulv. X 3 x 1 Vit C ¼
563 21/11/2007 1,8 th/9 kg Batuk, pilek, panas dan sariawan 2 hari Amoxicilin 3 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
564 17/4/2008 2,2 th/9,8 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl 565 5/5/2008 2,3 th/9,8 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Caladin 1 x cth 1 566 11/4/2008 8 th/47 kg ISPA Amoxicilin 500 mg (XV) 3 x 1, Dextromethorphan (XV) 3 x 1, Epexol (XV) 3 x 1,
Paracetamol (X) 3 x 1 567 19/5/2008 2,3 th/10 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Zetirizin 1 x 5 mg 568 14/4/2008 4,3 th/16,5 kg Batuk dan pilek 3 hari Bactricid 480 mg 2 x ½ tab (V), Sanmol 3 x 100 mg X
Trifed 1/3 tab Epexol 7,5 mg Pulv. X 3 x 1 CTM 1 mg
569 8/5/2008 5,9 th/17 kg panas 380C, sejak tadi malam Amoxsan syr 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1 ½ , Intunal 3 x cth 1 570 8/5/2008 5,9 th/17 kg Panas 380C, sejak tadi malam Amoxsan syr 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1 ½ , Intunal 3 x cth 1 571 26/5/2008 4 th 10 bln/11,5 kg Batuk 3 hari, pilek, panas, nafsu makan kurang Vistrum 1x cth 1, Sanmol , Amoxsan 3 x cth 1
Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
572 2/5/2008 4 th 11 bln/11 kg TB Pulmo aktif Epexol + CTM, Curvit Cl, TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg PZA 1 x 150 mg 573 12/6/2008 5 th/12 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 2 x 150 mg 574 26/5/2008 4 th 11 bln/11 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg,, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl, Intunal 3 x cth 1 575 30/4/2008 5 th/14,5 kg ISK (nyeri kencing) Proris Forte 3 x cth 1, Amoxicilin syr 3 x cth ½ 576 5/5/2008 5,1 th/14 kg ISK ( perut anyang-anyangan) Amoxsan 3 x cth 1 577 8/4/2008 2 th 10 bln/13 kg PKTB Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg 578 22/5/2008 2 th 11 bln/13 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl 579 16/4/2008 2 th 10 bln/13 kg Infeksi Digestive
Muntah sejak pagi, panas 38,2 0C 1 hari Bactricid syr 2 x cth 1, Vometa,, Curvit Cl 2 x cth 1, Sanmol
580 5/6/2008 3 th/13,5 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg 581 22/5/2008 1,1 th/8,1 kg Panas 380C sejak tadi malam, diare 5 kali cair Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Sanmol k/p cth ¾
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
582 13/6/2008 3 th/13,5 kg Batuk, pilek, panas Amoxsan 3 x cth 1, Intunal syr 3 x cth 1, Salbuven syr 3 x cth 1 583 30/9/2007 5 th/23 kg Asma Bronkiole (batuk, pilek, sesak) Opimox Forte 3 x cth 1, Salbuven 3 x cth 1
Trifed 1/3 tab Epexol ½ tab Pulv. X 3 x 1 CTM 1/3 tab Dexa 1/3 tab
584 21/4/2008 5,6 th/25 kg Obs. Febris (panas 370C 2 hari, pusing) Amoxicilin 300 mg 3 x 1, Paracetamol 3 x 200 mg, Imboost 1 x cth 1 585 19/9/2007 5 th/ 18,5 kg Rinopharingitis
Pharing hiperemis T2-2, nyeri telan Kotrimoxasol 2 x 240 mg, Becefort Rhinofed 3 Prednison 4 Pulv. X 3 x 1 CTM 3
586 8/10/2007 5,1 th/ 18,5 kg batuk, pilek satu minggu dan panas. TB Vit B6 1 x 85 mg, RIF 1 x 125 mg, Curvit Cl 587 22/5/2008 1,7 th/8,5 kg PKTB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg 588 5/6/2008 1,8 th/9 kg Kontrol TB Amoxsan syr 3 x cth 1
Epexol Trifed CTM pulv. X 3 x 1 Salbutamol
589 5/6/2008 6,4 th/20 kg PKTB TB Vit B6 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg, Vistrum 1x cth 1 590 19/6/2008 1,8 th/9 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 591 26/6/2008 3,5 th/12 kg PKTB aktif, nafsu makan kurang TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl 1 x cth 1
Alco DMP 3 x cth ¾ 592 12/6/2008 6,2 th/18 kg Batuk, pilek, panas 3 hari Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Supralysin 1 x cth 1 593 26/6/2008 6,4 th/20 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg, Vistrum 1x cth 1 594 30/6/2008 1 th 10 bln/ 10,5 kg Batuk, pilek, panas Amoxsan syr 3 x cth 1, Alco DMP plus 3 x cth ¾
Curvit Cl 1x cth 1 595 5/6/2008 2,2 th/10 kg PKTB TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg
Amoxsan syr 3 x cth 1 596 19/6/2008 2,2 th/10 kg Kontrol TB TB Vit B6 1 x 100 mg (XV) 3 x 1, RIF 1 x 150 mg (V) 1 x 1 597 19/6/2008 4,6 th/18 kg Pharingitis (panas 38,4 0C mulai pagi) Amoxsan Forte 3 x cth 1, Proxion Forte 598 19/3/2008 8 th/25 kg Luka kena pecahan kaca Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, As. Mefenamat 3 x 250 mg 599 21/3/2008 8 th/25 kg Kontrol luka kena pecahan kaca Opimox 3 x 250 mg, Exaflam 3 x 25 mg 600 26/3/2008 8 th/25 kg Kontrol luka ada pus (nanah) Opimox 3 x 250 mg, Exaflam 3 x 25 mg 601 12/6/2008 5 th 10 bln/19 kg luka kaki terjepit ruji Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Sanmol 3 x ½ 602 26/6/2008 8,3 th/25,5 kg panas mulai tadi siang (39,9 0C) Amoxsan 3 x cth 1, Epexol 3 x cth 1, Paravion Forte 603 18/6/2008 5 th 10 bln/19 kg Kontrol luka Opimox 3 x 250 mg (X), Sanmol 3 x ½ (X) 604 26/6/2008 5 th/21 kg Batuk, pilek, panas Bactricid syr 2 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 605 21/4/2008 5 th 11 bln/15 kg PKTB aktif Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 225 mg,, PZA 1 x 200 mg, Intunal 606 5/5/2008 6 th/15,5 kg Kontrol TB RIF 1 x 225 mg, Gavox 1 x 175 mg 607 19/5/2008 6 th/15,5 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg , Curvit Cl 608 15/6/2008 6,1 th/16 kg Kontrol TB Pyravit 1 x cth 1 ½, RIF 1 x 225 mg, Curvit Cl 609 1/2/2008 1,7 th/9,1 kg ISPA (batuk, pilek, panas) Eritromisin 3 x cth 1, Paracetamol 3 x cth ¾
Dextromethorphan 1/5 tab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Trifed 1/5 tab Epexol 1/5 tab Pulv. XV 3 x 1 Intunal 1/5 tab
610 30/6/2008 5 th/18,5 kg Amubiosis BAB 3 kali cair dan berlendir, perut kembung
Promuba 3 x cth 1, Bactricid + CTM, Lacto B 2 x 1 sachet
611 2/6/2008 6,6 th/ 18,5 kg Batuk, pilek 2 hari Amoxsan 3 x cth 1, Profilas 2 x ½ tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol
612 16/6/2008 6,6 th/ 18,5 kg Batuk mulai pagi, pilek Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Coitides
613 8/6/2008 8 th/29,5 kg Tonsilopharingitis: panas sejak tadi pagi (380C), sariawan, pharing hiperemis T3-3
Eritromisin 3 x 300 mg, CTM 3 x 2 mg, Pamol 3 x 300 mg
614 20/6/2008 8 th/29,5 kg Panas 1 hari Amoxicilin 300 mg (XII) 3 x 1 Paracetamol VI Dextromethorphan V Pulv. X 3 x 1
615 17/9/2007 6 th/17 kg Batuk 2 hari, nafsu makan kurang Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Sanmol 3 x 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 616 26/6/2008 1,2 th/8,7 kg Batuk berdahak, pilek, muntah satu hari Bactricid 2 x cth ¾, Ambroxsol 7,5 mg, Interhistin ¼ tab
Rata-rata per lembar resep = 616
1659 = 2,69 ≈ 2,7 item/lembar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 2. Tabel Diagnosis Penyakit Dalam Meresepkan Antibiotik
Antibiotik No Doagnosis Jumlah 1 Batuk, pilek, panas 91 2 Obs. Febris 28 3 Pharingitis 17 4 Rhinopharingitis 17 5 ISPA 32 6 Batuk/batuk kronis 5 7 ISK 7 8 Asma Bronkeole 6 9 Tonsilopharingitis 7 10 Panas, perut sakit 2 11 Luka 9 12 Pilek, muntah, pusing 1 13 Demam Typoid 2 14 Panas dan sariawan 3 15 Telinga keluar cairan 1 16 Vancella ( panas kerongkongan, batuk, pilek) 1 17 V. laceratum 1 18 Haemaptoe (batuk) 1 19 Tonsilitis kronis 3 20 Otitis Media 1 21 Impertigo 1 22 Vlact 1 23 V. Excoriosis 1 24 Cacar air dan panas 1 25 Stomatitis Nosopharingitis 1 26 Hipertropitonsil 1 27 Phimosis 1 28 Tonsillitis akut
1
Amoxicilin
Ampisilin 1 Syndrome Neprotik
1
Cepadroxsil 1 ISPA
1
RIF 1 TB 271 PZA 2 TB 100 INH 3 TB
8
1 Batuk, pilek, panas 27 2 Diare, muntah 24 3 Rhinopharingitis 5 4 ISK 5 5 Obs. Febris 4 6 Pharingitis 3 7 Panas, muntah 3 8 Entritis 2 9 Bronkhitis Asmatikus 2 10 Amubiosis 2 11 BAB lembek, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+),
ada bakteri dalam feses 2
12 Rhinitis 1 13 Batuk, pilek 1 14 Nosopharingitis 1 15 Varicella Zoster tonsilo 1 16 ISPA 1 17 Sakit perut, mual, pusing, pilek, batuk, telinga sakit 1
Bactricid
18 Obst. Abdominal pain 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1 Rhinopharingitis 4 2 Tonsilopharingitis 1 3 Panas, batuk, pilek, 1 4 Panas, perut sakit, BAB/BAK sulit 1 5 Obs. Febris 1
Cotrimoxasole
6 Asma Bronkiole
1
1 Batuk, pilek 5 2 ISPA 3 3 Rhinophatingitis 1 4 Asma Br 1 5 Pharingitis 1 6 Impertigo Bullosa 1 7 Stomatitis Nosopharingitis 1 8 Dermatitis 1
Eritromisisin
9 Tonsilopharingitis
1
1 Impertigo Bullosa 1 2 Bintil-bintil kuning di kaki 1
Gentamisin
3 Dermatitis (teling lecet, gatal)
1
1 Diare, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), Ada bakteri dalam feses
2 Ciprofloxasin
2 Diare
1
Jumlah 739 R/ Lampiran 3. Contoh Perhitungan Dosis Resep Klepu, 29/7/2007 R/ Amoxicilin 3x 250 mg R/ Proris 3 x cth 1/2 Umur/BB: 5 th 10 bln/18 kg Diagnosa: Caritis dentis Sakit gigi sejak kemarin dan bengkak sejak tadi pagi Dosis standar untuk anak = 20 mg/kg BB/hari terbagi dalam tiap 8 jam Penghitungan dosis Dosis yang dipakai Dosis yang dipakai sehari = 3 x 250 mg = 750 mg Dosis sekali pakai = 250 mg Dosis standar ( MIMS, 2008)
Dosis yang dipakai sehari = 20 mg x 18 kg = 360 mg/hari Dosis sekali pakai = 360 mg : 3 = 120 mg
Standar DIH: anak 20-50 mg/kg/hari Dosis min 20x 18 kg = 360 mg/hari : 3 = 120 mg Dosis max 50 x 18 kg = 900 mg/hari : 3 = 300 mg Jadi dosis sekali pakai antara 120-300 mg Kesimpulan Dari penghitungan dosis tersebut, dosis amoxicillin yang diberikan tepat dosis karena masih berada diantara range yaitu 120-300 mg dengan standar DIH. Resep no. 261 Klepu, 15/2/2008 R/ Opimox Forte 3 x cth 1 ½ R/ Intunal 3 x cth
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Umur/BB: 3,8 th/14,5 kg Diagnosa: ISPA (batuk, pilek, panas) Opimox dengan zat aktif amoksisilin Dosis standar untuk anak 3 bulan-< 40 kg = 20-50 mg/kg BB/hari terbagi dalam tiap 8-12 jam (DIH) Dosis anak < 10 th = 125-250 mg tiap 8 jam ( IONI 2000) Dosis anak = 20 mg/kg/hari terbagi tiap 8 jam (MIMS 2007-2008) Penghitungan dosis 1 cth Opimox Forte = 5 mL menandung 250 mg amoksisilin Dosis yang dipakai Dosis yang dipakai sehari = 3 x 375 mg = 1125 mg Dosis sekali pakai = 375 mg Dosis standar ( MIMS, 2008)
Dosis yang dipakai sehari = 20 mg x 14,5 kg = 290 mg/hari Dosis sekali pakai = 290 mg : 3 = 96,6 mg
Dosis standar DIH: anak 20-50 mg/kg/hari Dosis min 20x 14,5 kg = 290 mg/hari : 3 = 96,6 mg Dosis max 50 x 14,5 kg = 725 mg/hari : 3 = 241,6 mg Jadi dosis sekali pakai antara 96,6-241,6 mg Dosis standar IONI 2000 125-250 mg tiap 8 jam Dosis sekali pakai 375 mg Kesimpulan Dari penghitungan dosis tersebut, dosis Opimox yang diberikan tidak tepat dosis karena melebihi standar dosis. Resep no. 420 Klepu, 3/12/2007 R/ Amoxsan Forte 3 x cth ¾, R/ Vistrum R/ Sanmol 3 x cth 1 Umur/BB: 4 th/31,5 kg Diagnosa: Obs. Febris hair I: panas sejak tadi pagi (39 0C) Amoxsan dengan zat aktif amoksisilin Dosis standar untuk anak 3 bulan-< 40 kg = 20-50 mg/kg BB/hari terbagi dalam tiap 8-12 jam (DIH) Dosis anak < 10 th = 125-250 mg tiap 8 jam ( IONI 2000) Dosis anak = 20 mg/kg/hari terbagi tiap 8 jam (MIMS 2007-2008) Penghitungan dosis 1 cth Amoxsan Forte = 5 mL menandung 250 mg amoksisilin ¾ cth x 250 mg = 187,5 mg Dosis yang dipakai Dosis yang dipakai sehari = 3 x 187,5 mg = 535,5 mg Dosis sekali pakai = 187,5 mg Dosis standar ( MIMS, 2008)
Dosis yang dipakai sehari = 20 mg x 31,5 kg = 630 mg/hari Dosis sekali pakai = 630 mg : 3 = 210 mg
Dosis standar DIH: anak 20-50 mg/kg/hari Dosis min 20x 31,5 kg = 630 mg/hari : 3 = 210 mg Dosis max 50 x 31,5 kg = 1575 mg/hari : 3 = 525 mg Jadi dosis sekali pakai antara 210-525 mg Dosis standar IONI 2000 125-250 mg tiap 8 jam Dosis sekali pakai 187,5 mg Kesimpulan Dari penghitungan dosis tersebut, dosis Amoxsan yang diberikan tidak tepat dosis karena dosis kurangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 4. Tabel Penggunaan Antibiotik yang diresepkan di lihat dari Lama Pemberian
Lama pemberian (hari) No Antibiotik 2 3 4 5 6 7 8 > 8 Tidak ada
keterangan 1 Amoxsan 6 45 84 10 2 8 2 Amoxiclin 4 7 22 3 2 1 8 3 Opimox 3 2 23 1 1 2 3 4 Kalmox 2 2 1 5 Ampisilin 1 6 Cefadroxil 1 7 RIF 271 8 INH 8 9 PZA 100 10 Bactricid 5 11 25 32 5 1 7 11 Cotrimoxazole 9 12 Eritomisin 1 4 7 3 13 Gentamisin sulf 1 14 Ciprofloxacin 3 Jumlah 13 62 146 47 35 5 6 379 46 Lampiran 5. Tabel penggunaan antibiotik kombinasi No Kombinasi antibiotik No.Resep Diagnosis Jumlah 1 Antituberkulosis : RIF, INH, PZA - TB atau Kontrol TB 99 2 RIF dan Amoxsan 13
51 121 122
191 279 284 450
-Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hr -Kontrol TB -TB dan Batuk, pilek -Kontrol TB dan Batuk, pilek, nafsu makan kurang -Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hari -Kontrol TB dan Panas 3 hari -Kontrol TB dan batuk, pilek, panas -Kontrol TB
8
3 RIF dan Bactricid 10 28 63 68
253 468 507
-TB, batuk, pilek -TB dan Batuk, pilek, dan panas -TB dan Batuk, pilek selama 3 hr -Kontrol TB -Kontrol TB, diare 2 kali sehari -Kontrol TB dan Diare 2x/hari -Kontrol TB dan batuk, pilek
7
4 RIF, PZA dan Amoxsan 105 526
-Kontrol TB -PKTB
2
5 Gentamisin Sulf dan Eritromisin 78 246
-Impertigo Bullosa -Dermatitis (telinga kiri lecet, gatal)
2
6 Amoxsan dan Kotrimoxasole 73 -Agak panas, perut sakit, BAB susah 1 7 Bactricid dan Gentamisin Sulf 77 -Rhinitis(Batuk, pilek, panas, pusing,
BAB/BAK susah, bintil dikaki) 1
8 RIF, INH dan Amoxicilin 290 -Kontrol TB Paru, batuk, pilek 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Maria Sri Hartati,
lahir di Blambangan Pagar, Lampung Utara tanggal 01
Januarai 1977, anak dari pasangan CS. Suhardi dan M.
Mujinem, anak nomer delapan dari delapan bersaudara.
Penulis menyelesaikan sekolah dasar tahun
1990 di SDN Campang Tritunggal, dan melanjutkan ke
sekolah menengah pertama di SMP PGRI Dayamurni dan
tamat tahun 1993, kemudian melanjutkan di sekolah
menengah atas di SMA Adi Sucipto sampai tamat tahun
1997
Tahun 1998 menetukan pilihan hidup melamar menjadi biarawati di biara
Suster Santo Fransiskus Charitas, Palembang. Selama 4 tahun menjalani masa
pendidikan di rumah noviciat Santo Bonaventura, Km 7, Palembang. Profesi
sementara tahun 2002 kemudian berkarya di komunitas Sungai Buah, Palembang,
selama satu tahun, kemudian tahun 2003 pindah kekomunitas Tegal Sari, Belitang.
Pada tahun yang sama penulis diutus untuk studi di jenjang S1 Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related