petunjuk teknis penilaian status gizi prajurit … · 2019. 10. 13. · 3 tentara nasional...
Post on 14-Dec-2020
24 Views
Preview:
TRANSCRIPT
3
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR No. 103.103-080504 PN: KES-18
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN STATUS GIZI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA
DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN PANGLIMA TNI NOMOR KEP/1017 /XII/2016 TANGGAL 5 DESEMBER 2016
4
DAFTAR ISI
Halaman
Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1017/XII/2016 tanggal 5 Desember 2016 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI .......................................................................................................... 1 LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ……….....………………………………………………… 3
2. Maksud dan Tujuan .……..……….………………..………….…… 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ……………..…………..……… 4
4. Kedudukan….……………………………………………………….… 4
5. Dasar ..........…………………………………………………………. 4
6. Pengertian …………….…………………..………………………… 5 BAB II KETENTUAN UMUM
7. Umum ……………………………………………………….………... 5
8. Tujuan ...………………….………….……..………………………… 5
9. Sasaran ...………………………..……………….………….…..….. 5
10. Sifat ………………………………………………………………… 6
11. Prinsip …………………………………………………………… 6
12. Pengorganisasian ………………………………………………… 6
13. Tugas dan Tanggung Jawab ………………………………….. 7
14. Syarat Personel …….…………………………………………… 8
15. Teknik …….………………………………………………………… 8
16. Alat Peralatan …….………………………………………………. 8
17. Faktor-Faktor yang Memengaruhi ……………………………….. . 8
BAB III KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
18. Umum …..………………………….………………………….……. 9
i
5
19. Kegiatan Penilaian …………......................................................... 9
20. Pengukuran ...................……......................................................... 10
BAB IV HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
21. Umum ………………………………………………………………..... 12
22. Tindakan Pengamanan . ………………………………………....... 13
23. Tindakan Administrasi………………………………………………. . 13
24. Tindakan Koordinasi………………………………………………... . 14
25. Tindakan Monitoring Evaluasi……………………………………... . 14
26. Tindakan Pelaporan………………………………………………. ... 14
BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
27. Umum .………………………………………………………………... 15
28. Pengawasan................………………………………………………. 15
29. Pengendalian .………………………………………………………... 15
BAB VI PENUTUP
30. Keberhasilan .………………………………………………...... 15
31. Penyempurnaan …………………………………………………….. 16
LAMPIRAN A KEDUDUKAN JUKNIS .....…….......……….......................... 17 LAMPIRAN B MACAM-MACAM PENILAIAN STATUS GIZI .....……........ 18 LAMPIRAN C RUMUS-RUMUS PENGUKURAN STATUS GIZI.….……..... 42 LAMPIRAN D FORMULIR-FORMULIR PENILAIAN STATUS GIZI .......... 47 LAMPIRAN E TABEL-TABEL KEBUTUHAN ENERGI ........………………. 58
ii
6
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR
KEPUTUSAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
Nomor Kep/1017/XII/2016
tentang
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN STATUS GIZI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA
PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dibutuhkan adanya peranti lunak berupa Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas bagi satuan kesehatan di lingkungan TNI; dan
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu menetapkan Keputusan Panglima TNI tentang Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI.
Mengingat : 1. Peraturan Panglima TNI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Pengesahan Doktrin dan Petunjuk di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia;
2. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/518/VII/2013 tanggal 19 Juli 2013 tentang Stratifikasi Petunjuk di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia; 3. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/685/IX/2013 tanggal 10 September 2013 tentang Petunjuk Administrasi tentang Administrasi Umum Tentara Nasional Indonesia;
7
4. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/860/XI/2013 tanggal 6 Nopember 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kesehatan Preventif TNI;
5. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/788/X/2014 tanggal 16 Oktober 2014 tentang Petunjuk Administrasi Penyusunan dan Penerbitan Petunjuk di lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Memperhatikan: 1. Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin/1576/VII/2016 tanggal
18 Juli 2016 tentang Pokja Juknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI; dan
2. Hasil Perumusan Pokja Juknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : 1. Petunjuk Teknis tentang Penilaian Status Gizi Prajurit TNI sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini menggunakan Kode PN: KES – 18 dan berklasifikasi Biasa.
2. Kapuskes TNI sebagai pembina materi Petunjuk Teknis
Penilaian Status Gizi Prajurit TNI.
3. Ketentuan lain yang bertentangan dengan materi Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI dinyatakan tidak berlaku lagi.
4. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Desember 2016
Distribusi:
A, B Mabes TNI dan Angkatan
a.n. Panglima TNI Dankodiklat,
tertanda
Sumardi
Mayor Jenderal TNI
2
8
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN STATUS GIZI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Prajurit Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen bangsa memiliki salah satu tugas pokok yaitu mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Agar dapat melaksanakan tugas dengan baik maka setiap prajurit harus memiliki status gizi yang optimal untuk mendukung tugas sesuai fungsinya, terutama tugas fisik yang berat dengan mobilitas yang tinggi dari waktu ke waktu. Status gizi merupakan dasar dari status kesehatan seorang prajurit yang akan tercermin pada bentuk dan tampilan tubuh yang baik. b. Sampai saat ini belum ada pedoman tentang penilaian status gizi prajurit, sehingga tidak ada keseragaman penilaian yang mengakibatkan data yang diambil tidak baku dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Guna memberikan kesamaan persepsi dalam penilaian status gizi prajurit sesuai standar yang baku,maka perlu disusun Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Tentara Nasional Indonesia.
2. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk tentang pelaksanaan penilaian status gizi bagi prajurit di lingkungan TNI sehingga penilaian status gizi bagi prajurit TNI dapat dilakukan secara baku dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Tujuan. Tujuan Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Prajurit TNI
adalah untuk memperoleh data status gizi prajurit TNI yang dapat digunakan untuk menentukan kebijakan pembinaan kesehatan prajurit.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
Lampiran Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1017/XII/2016 Tanggal 5 Desember 2016
9
a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan Petunjuk Teknis Penilaian
Status Gizi Prajurit TNI ini meliputi tata cara Penilaian Status Gizi Prajurit.
b. Tata urut. Petunjuk Teknis ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut:
1) Pendahuluan.
2) Ketentuan Umum.
3) Kegiatan yang Dilaksanakan.
4) Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.
5) Pengawasan dan Pengendalian.
6) Penutup.
4. Kedudukan. Juknis Penilaian Status Gizi Prajurit Tentara Nasional Indonesia
ini merupakan penjabaran dari Petunjuk Pelaksanaan Kesehatan Preventif di Lingkungan TNI.
5. Dasar. Dasar yang digunakan dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini
sebagai berikut:
a. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia); b. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107);
c. Permenkes Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi;
d. Peraturan Panglima TNI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Pengesahan Doktrin dan Petunjuk di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia;
e. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/518/VII/2013 tanggal 19 Juli 2013 tentang Stratifikasi Petunjuk di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia; f. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/685/IX/2013 tanggal 10 September 2013 tentang Petunjuk Administrasi tentang Administrasi Umum Tentara Nasional Indonesia; g. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/846/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang Buku Petunjuk Induk Kesehatan TNI;
10
h. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/860/XI/2013 tanggal 6 November 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kesehatan Preventif TNI; dan i. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/788/X/2014 tanggal 16 Oktober 2014 tentang Petunjuk Administrasi Penyusunan dan Penerbitan Petunjuk di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
6. Pengertian.
a. Gizi. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. b. Status gizi. Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi yang secara parsial dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. c. Zat gizi. Zat gizi adalah kumpulan dari nutrisi yang terdapat dalam
bahan makanan seperti: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air, yang dapat menghasilkan energi atau tenaga, zat pembangun dan pengatur bagi tubuh. d. Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT adalah suatu metode antropometri untuk mengetahui status gizi prajurit secara langsung dengan cara membandingkan berat badan (kg) dan tinggi badan kuadrat (m2).
BAB II KETENTUAN UMUM
7. Umum. Untuk menjamin penyelenggaraan penilaian status gizi prajurit TNI
dengan baik maka perlu memperhatikan tujuan, sasaran, sifat, peranan, pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab, syarat personel, taktik dan teknik, alat peralatan, serta faktor-faktor yang perlu diperhatikan sehingga diperoleh kesamaan persepsi, sikap dan tindakan yang aman, bermutu, efektif dan efisien. 8. Tujuan. Tujuan dari pengelolaan penilaian status gizi prajurit TNI adalah
agar dapat diperoleh nilai status gizi prajurit TNI secara akurat sesuai dengan standar status gizi berdasarkan metode pengukuran yang digunakan (metode disesuaikan). 9. Sasaran:
11
a. tercapainya keseragaman proses dan mekanisme dalam penilaian status gizi prajurit TNI;
b. terwujudnya kesiapan perangkat penilaian status gizi prajurit TNI sesuai kebutuhan; c. terwujudnya kesiapan petugas/personel penilai status gizi prajurit TNI yang terlatih dan mempunyai keterampilan serta pengetahuan; dan d. terwujudnya sistem administrasi penilaian status gizi prajurit TNI yang terintegrasi, tertib dan seragam.
10. Sifat. Penyelenggaraan penilaian status gizi prajurit TNI ini memiliki sifat ilmiah, objektif, teliti dengan memperhatikan sumber daya dan kebutuhan satuan. 11. Peranan. Juknis ini mempunyai peranan sebagai berikut:
a. memberikan keseragaman dalam tata cara penilaian status gizi prajurit TNI; dan b. sebagai pedoman dasar dalam rangka penilaian status gizi prajurit TNI.
12. Pengorganisasian. Agar pelaksanaan penilaian status gizi prajurit di lingkungan TNI berjalan dengan baik, lancar dan terarah maka disusun struktur organisasi yang bersifat fungsional sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI PENILAIAN STATUS GIZI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA
KAPUSKES TNI
KAPUS/DIS KESEHATAN
ANGKATAN
KAKES KOTAMA
12
13. Tugas dan Tanggung Jawab.
a. Kapuskes TNI:
1) menetapkan kebijakan tentang penilaian status gizi prajurit TNI yang tepat jumlah, jenis dan waktu sesuai dengan direktif Panglima TNI tentang gizi prajurit TNI; 2) merencanakan pelaksanaan dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan tentang penilaian status gizi prajurit TNI;
3) menjamin secara administrasi terselenggaranya dukungan perangkat penilaian status gizi prajurit TNI;
4) melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan sesuai dengan yang direncanakan; dan 5) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Panglima TNI dalam hal ini Aspers Panglima TNI
b. Kapuskesad/Kadiskesal/Kadiskesau:
1) menerima, merencanakan, dan melaksanakan penilaian status gizi prajurit TNI di Angkatan; 2) melakukan koordinasi dengan satuan pelaksana penilaian sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan;
3) mencatat dan melaporkan atas pelaksanaan penilaian status gizi prajurit TNI kepada Kapuskes TNI; dan
4) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kas Angkatan.
c. Kes Kotama:
1) membantu Kapus/Kadiskes Angkatan dalam pelaksanaan penilaian status gizi prajurit sesuai kewenangannya, di tingkat pusat maupun daerah; 2) memberikan saran kepada Kapus/Kadiskes Angkatan berkaitan dengan penilaian status gizi prajurit; 3) memonitor pelaksanaan kegiatan penilaian status gizi prajurit; dan
13
4) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pangkotama.
14. Syarat Personel. Agar penyelenggaraan penilaian status gizi prajurit TNI berjalan optimal maka pejabat yang ditunjuk harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memiliki pengalaman dalam menangani penilaian status gizi prajurit TNI; b. memahami mekanisme penilaian status gizi prajurit TNI;
c. mempunyai kemampuan mengoperasikan alat yang digunakan; dan d. memiliki kompetensi dalam penilaian status gizi prajurit TNI.
15. Teknik. Dalam penilaian status gizi ada dua metode pelaksanaan yang
dapat dipilih untuk digunakan sebagai berikut:
a. Pengukuran Langsung; dan b. Pengukuran Tidak Langsung.
16. Alat Peralatan. Alat peralatan yang digunakan dalam penilaian status gizi
prajurit berupa alat peralatan yang dibutuhkan untuk penerimaan, perencanaan dan pelaksanaan terkait sasaran kegiatan penilaian status gizi prajurit TNI. 17. Faktor-Faktor yang Memengaruhi.
a. Peralatan. Alat yang digunakan dalam penilaian status gizi prajurit berupa alat peralatan yang dibutuhkan selama proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran kegiatan. b. Metode. Metode penilaian status gizi harus menggunakan metode yang sama dari awal pengukuran sampai periode akhir pengukuran. c. Personel. Kesiapan personel kesehatan TNI yang mempunyai
kemampuan dalam penilaian status gizi prajurit TNI. d. Pemeliharaan Status Gizi Prajurit TNI. Pemeliharaan status gizi prajurit TNI dapat dilaksanakan dengan pemberian asupan gizi sesuai dengan beban kerja dan bidang penugasan dari prajurit yang bersangkutan.
BAB III
14
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN 18. Umum. Kegiatan penilaian status gizi prajurit TNI dapat dilaksanakan dengan
optimal apabila metode pelaksanaan, cara pengukuran dan pentahapan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. 19. Kegiatan Penilaian Status Gizi Prajurit TNI.
a. Perencanaan:
1) menentukan sasaran satuan yang akan dinilai status gizinya; dan
2) merencanakan pelaksanaan penilaian status gizi.
b. Persiapan:
1) memeriksa kesiapan personel dan memberikan petunjuk pelaksanaan dan koordinasi; 2) menyiapkan administrasi yang dibutuhkan;
3) membentuk Tim pelaksana penilaian status gizi prajurit TNI;
4) menyusun jadwal pelaksanaan;
5) menyiapkan ruang/tempat pemeriksaan; dan
6) menyiapkan formulir dan alat perlengkapan (sesuai metode pengukuran yang dipilih).
c. Pelaksanaan:
1) penjelasan tentang pelaksanaan penilaian status gizi pada sasaran; 2) pengisian formulir penilaian status gizi prajurit (Lampiran D); 3) pelaksanaan pengukuran (dipilih metode yang sesuai dengan alat peralatan yang tersedia dan kondisi di lapangan); dan 4) pengolahan data.
d. Pengakhiran:
1) membuat evaluasi kegiatan penilaian status gizi prajurit TNI yang telah dilaksanakan;
15
2) membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai pertanggung- jawaban kepada Komando Atas; dan 3) diseminasi hasil pengukuran status gizi prajurit TNI
20. Pengukuran. Penilaian status gizi prajurit TNI dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Metode
pengukuran tersebut dapat dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor sumber daya yang tersedia di lapangan, yang terpenting adalah metode yang terpilih digunakan konsisten selama pelaksanaan pengukuran.
a. Pengukuran Langsung:
1) Pengukuran Antropometri. Jenis-jenis pengukuran antropometri tubuh antara lain: lingkar lengan atas, lingkar pinggang, lingkar panggul dan persentase lemak tubuh, kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan (Lampiran B).Sedangkan ukuran tubuh berat badan dan tinggi badan perbandingannya disebut indeks massa tubuh (IMT), di mana nilainya dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan (Lampiran C). Alat-alat pendukung pengukuran Antropometri dapat dilihat pada Lampiran B. 2) Pengukuran Klinis. Pengukuran klinis untuk menilai status gizi dengan cara memeriksa ada tidaknya gangguan kesehatan termasuk gangguan yang terkait dengan gizi yang dialami. Pemeriksaan klinis dilakukan berupa kegiatan anamnesis, observasi, palpasi, perkusi dan atau auskultasi.
Anamnesis adalah kegiatan menanyakan riwayat penyakit atau gangguan kesehatan. Observasi adalah kegiatan pengamatan kondisi seseorang. Palpasi adalah kegiatan perabaan pada bagian tubuh tertentu untuk mengetahui adanya kelainan. Perkusi adalah melakukan pengetukan pada bagian tubuh tertentu untuk mengetahui reaksi yang terjadi atau suara yang keluar dari bagian tubuh yang diketuk, dan auskultasi adalah mendengarkan suara yang muncul dari bagian tubuh untuk mengetahui ada tidaknya kelainan. Pengukuran klinis ini sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan tidak memerlukan alat-alat yang rumit (Lampiran B) tetapi bisa dilaksanakan jika ada indikasi-indikasi tertentu dan oleh tenaga yang berpengalaman.
3) Pengukuran Biokimia. Tujuan pengukuran biokimia ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dari makanan.
16
Kelebihan pengukuran biokimia dalam penilaian status gizi dapat memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif daripada pemeriksaan lain. Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain dalam darah, urin atau feses, kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan (Lampiran B). Mengingat cara pengukuran ini memerlukan biaya yang tidak murah maka bisa dilaksanakan jika ada indikasi-indikasi tertentu.
4) Pengukuran Biofisik. Penilaian status gizi dengan biofisik
dilakukan untuk melihat kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur organ tubuh, akan tetapi mengingat cara pengukuran ini memerlukan biaya yang tidak murah maka bisa dilaksanakan jika ada indikasi-indikasi tertentu. Pengukuran biofisik dilakukan dengan tiga cara yaitu uji radiologi, tes fungsi fisik, dan sitologi (Lampiran B).
a) Tes kemampuan fungsi jaringan meliputi kemampuan kerja serta adaptasi sikap. b) Tes perubahan struktur dapat dilihat secara klinis maupun non
klinis
(1) perubahan yang dilihat secara klinis seperti: pengerasan kuku, pertumbuhan rambut tidak normal, dan menurunnya elastisitas kartilago; dan
(2) pemeriksaan yang tidak dapat dilihat secara klinis
maupun non klinis dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiologi (Lampiran B).
b. Pengukuran Tidak Langsung:
1) Pengukuran Survei Konsumsi Makanan Individu. Pengukuran konsumsi makanan individu dimaksudkan untuk mengetahui asupan gizi, kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan zat gizi (kelebihan atau kekurangan zat gizi). Data hasil pengukuran konsumsi makanan menghasilkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Lampiran B) .
2) Pengukuran Statistik Vital. Pengukuran Statistik Vital dapat mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah dengan menganalisis data statistik kesehatan sehingga menjadi indikator tidak langsung dalam penilaian status gizi. Beberapa statistik vital yang
17
berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain angka kesakitan, angka kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan gizi (Lampiran B).
3) Pengukuran Faktor Ekologi. Pengukuran faktor ekologi dipandang penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu kelompok sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. Masalah gizi sangat terkait dengan ekologi dan yang lainnya (multiple overlapping) karena merupakan interaksi dari beberapa faktor fisik, biologi, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan dan zat-zat gizi yang tersedia bergantung pada keadaan lingkungan seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi, dan tingkat ekonomi penduduk. Di samping itu budaya juga berpengaruh seperti kebiasaan memasak, prioritas makanan dalam keluarga, distribusi dan pantangan makan. Hasil pengukuran ini dapat dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu keadaan infeksi, konsumsi makanan, pengaruh budaya, sosial ekonomi, produksi pangan, serta kesehatan dan pendidikan (Lampiran B).
BAB IV HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
21. Umum. Proses penilaian status gizi prajurit TNI perlu memperhatikan beberapa faktor sehingga diperoleh hasil penilaian yang akurat dan pada akhirnya dapat dievaluasi guna tindakan lebih lanjut, antara lain:
a. Tujuan. Tujuan penilaian perlu diperhatikan dalam memilih metode, misalnya jika tujuannya hanya untuk melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah cukup dengan antropometri, akan tetapi jika ingin melihat status zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) dalam tubuh seseorang sebaiknya menggunakan metode biokimia. b. Unit sampel yang akan diukur. Berbagai unit sampel yang akan dinilai sangat memengaruhi pemilihan metode pengukuran. Apabila unit sampel adalah kelompok atau pasukan secara keseluruhan, maka sebaiknya menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. c. Jenis informasi yang akan dibutuhkan. Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis informasi dibutuhkan. Jika membutuhkan informasi tentang keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan metode antropometri.
18
d. Tersedianya fasilitas dan peralatan. Fasilitas dan peralatan dalam metode penilaian status gizi ada yang mudah didapat dan ada yang sulit diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antropometri relatif lebih mudah didapat dibanding dengan peralatan penilaian status gizi secara biokimia. e. Sumber Daya Manusia. Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat memengaruhi penggunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga dalam penilaian satus gizi adalah: dokter, ahli gizi, analis kimia, dan tenaga lain termasuk kader terlatih. Contohnya dalam penilaian status gizi secara antropometri, tidak memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih dalam beberapa hari sebagai kader agar siap dalam menjalankan tugasnya. f. Waktu. Ketersediaan waktu dalam penilaian status gizi sangat
memengaruhi metode yang akan digunakan. Apabila ingin menilai status gizi namun waktu yang tersedia relatif singkat, sebaiknya memilih metode antropometri. g. Dana/Anggaran. Ketersediaan dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan dalam menilai status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif lebih mahal dibandingkan dengan metode lainnya.
22. Tindakan Pengamanan. Tindakan pengamanan dilaksanakan dalam penilaian status gizi prajurit TNI berupa pengamanan personel, pengamanan alat/peralatan yang digunakan, serta pengamanan data yang diperoleh dari pengambilan data di lapangan sehingga tidak jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 23. Tindakan Administrasi. Tindakan administrasi dalam penilaian status gizi prajurit TNI yang perlu diperhatikan meliputi:
a. personel yang berkualifikasi sesuai keahliannya untuk melakukan penilaian status gizi prajurit TNI; b. cara penilaian status gizi prajurit di satuan-satuan TNI; c. hasil penyelenggaraan penilaian status gizi prajurit di satuan-satuan TNI selanjutnya dikompilasi dan dianalisis dibandingkan dengan standar penilaian yang telah ditetapkan; d. standar penilaian status gizi yang digunakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku; dan e. umpan balik ke kesatuan hal-hal yang perlu dievaluasi dalam hasil penilaian status gizi prajurit TNI.
19
24. Tindakan Koordinasi. Untuk mencapai kesinambungan penilaian status gizi prajurit TNI diperlukan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor serta mitra kerja terkait. 25. Tindakan Monitoring Evaluasi. Monitoring evaluasi penilaian status gizi prajurit TNI dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Monitoring. Monitoring dapat dilakukan oleh unsur internal Kesehatan
TNI/Angkatan maupun unsur eksternal Kesehatan TNI oleh Irjen TNI/Angkatan, dilakukan secara berkala dan berjenjang melalui kegiatan :
1) pengumpulan data; 2) rapat koordinasi lintas sektor dan lintas program; dan 3) kunjungan lapangan
b. Evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh unsur internal kesehatan TNI
secara mandiri, dan eksternal kesehatan TNI, evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan kualitas hasil penilaian status gizi prajurit TNI, kegiatan evaluasi melalui :
1) pengumpulan data; 2) rapat koordinasi lintas sektor dan lintas program; 3) kunjungan lapangan; dan 4) survei/studi dampak
26. Tindakan Pelaporan. Pelaporan penilaian status gizi prajurit TNI adalah
merupakan sistem yang meliputi :
a. Pencatatan. Pencatatan hasil kegiatan penilaian status gizi prajurit TNI oleh pelaksana kegiatan. b. Pelaporan. Pelaksana kegiatan penilaian adalah mengumpulkan data
penilaian status gizi prajurit TNI secara berjenjang dari tingkat faskes/satkes terbawah, Denkesyah/Kes Kotama, Kes Angkatan, dan Puskes TNI. c. Umpan Balik. Umpan balik dilakukan sebagai penghargaan, masukan
dan koreksi terhadap penyelenggaraan penilaian status gizi prajurit TNI. d. Instrumen. Instrumen pelaporan disesuaikan dengan pedoman penilaian status gizi prajurit TNI.
20
BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
27. Umum. Untuk menjamin pelaksanaan penilaian status gizi prajurit TNI yang
sesuai rencana, maka perlu adanya dukungan komando dan pengendalian berdasarkan tataran kewenangannya sehingga dapat berjalan sesuai harapan. 28. Pengawasan. Pengawasan dilaksanakan untuk menjamin kelancaran dalam
pelaksanaan kegiatan dengan tingkatan sebagai berikut:
a. tingkat Mabes TNI berada pada Kapuskes TNI;
b. tingkat Mabes Angkatan berada pada Kapus/KadisKesehatan Angkatan;
c. tingkat Kotama Angkatan berada pada Kakes/Kadis Kesehatan Kotama; dan
d. tingkat Satuan di Batalyon/Skuadron/KRI berada pada Kakes/Pakes.
29. Pengendalian. `Pengendalian dilakukan sesuai tataran kewenangannya
sebagai berikut:
a. tingkat Mabes TNI dilakukan oleh Puskes TNI yang dikendalikan oleh Kabidyankesin;
b. tingkat Mabes Angkatan dilakukan oleh Kesehatan Angkatan yang dikendalikan oleh Kabid/Kasubdis Yankes Angkatan, dan Kasubdiskesprev;
c. tingkat Kotama Angkatan dilakukan oleh Kasikesprev/Kasubdiskesla/ Kotama; dan
d. tingkat Satuan di Batalyon/Skuadron/KRI dilakukan oleh Perwira Kesehatan Preventif.
BAB VI
PENUTUP
30. Keberhasilan. Keberhasilan pelaksanaan dalam penilaian status gizi
prajurit TNI ini sangat tergantung pada disiplin para penyelenggara kegiatan untuk mematuhi aturan ini. Aturan ini sangat berpengaruh terhadap status kesehatan prajurit TNI dalam melaksanakan aktivitasnya.
21
31. Penyempurnaan. Hal-hal yang dipandang perlu guna penyempurnaan Petunjuk Teknis Penilaian Status Gizi Prajurit Tentara Nasional Indonesia agar disarankan kepada Panglima TNI melalui Dankodiklat TNI dengan tembusan Kapuskes TNI sesuai ketentuan yang berlaku.
a.n. Panglima TNI Kapuskes,
tertanda
dr. Ben Yura Rimba, MARS
Mayor Jenderal TNI
22
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR
KEDUDUKAN PETUNJUK TEKNIS
PENILAIAN STATUS GIZI PRAJURIT
TENTARA NASIONAL INDONESIA
Lampiran A. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1017/XII/2016 Tanggal 5 Desember 2016
JUKNIS
PENILAIAN STATUS GIZI PRAJURITTNI
JUKLAK
KESEHATAN PREVENTIF TNI
a.n. Panglima TNI Kapuskes,
tertanda
dr. Ben Yura Rimba, MARS Mayor Jenderal TNI
23
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR
MACAM-MACAM CARA PENILAIAN STATUS GIZI
No. Penilaian Status Gizi Halaman
1 Pengukuran Langsung 19
a. Pengukuran Antropometri 19
b. Penilaian Secara Biokimia 27
c. Pengukuran Klinis 30
d. Pengukuran Secara Biofisik 32
2 Pengukuran Tidak langsung 34
a. Pengukuran Survey Konsumsi Makanan
34
b. Pengukuran Statistik Vital Untuk Menganalisis Kondisi Gizi di suatu Wilayah (Contoh)
38
c. Pengukuran Faktor Ekologi ( Contoh Jenis Data yang Sering Digunakan dalam Identifikasi).
39
Lampiran B Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1017/XII/2016 Tanggal 5 Desember 2016
24
MACAM-MACAM CARA PENILAIAN STATUS GIZI
1. PENGUKURAN LANGSUNG
a. PENGUKURAN ANTROPOMETRI
1) Alat-Alat Pendukung Pengukuran Antropometri
a) Alat Pengukur Tinggi Badan (Microtoise).
(1) Cara Pengukuran Tinggi Badan.
pandangan mata lurus ke depan
microtois
hasil pengukuran (cm)
25
b) Alat Pengukur Berat Badan (kg)
(1) Cara Mengukur Berat Badan (Kg)
26
c) Alat Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
(1) Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA)
Lokasi pengukuran
di tengah lengan atas (cm)
27
d) Alat Pengukur Lingkar Pinggang Dan Panggul
(Tapemeasurement).
(1) Cara Pengukuran Lingkar Pinggang
28
(2) Cara Pengukuran Lingkar Panggul
e) Alat Pengukuran Persentasi Lemak (Bioelectric
Impedance Analize (BIA))
29
(1) Cara Pengukuran Persen Lemak Tubuh.
30
2) Prosedur Pengukuran Antropometri.
No Parameter Prosedur Pengukuran
1 2 3
1 Berat Badan a) Timbangan digital diletakkan pada permukaan yang rata dan keras. b) Posisi nilai menunjukkan angka 0 c) Meminta individu untuk melepaskan sepatu atau alas kaki, jaket, topi, dan peralatan lainnya. d) Mempersilahkan individu naik ke atas timbangan, yaitu tepat ditengah tempat pinjakan menghadap ke layar skala. Individu diatur posisinya agar berdiri tegak lurus dengan mata menghadap ke depan dan tidak bergerak-gerak. e) Memastikan bahwa individu tidak menyentuh/disentuh/tersentuh. f) Membaca dan melakukan pencatatan hasil penimbangan pada layar skala. g) Mempersilakan individu turun dari timbangan, dan menyampaikan pengukuran sudah selesai
2 Tinggi Badan a) Mencari lantai yang datar atau dapat meletakkan papan alas pada permukaan yang rata dan keras sebagai tempat pijakan individu. b) Memasang microtoise pada dinding atau tiang yang tegak lurus 90° dengan lantai/papan alas. c) Memastikan bahwa microtoise telah terpasang dengan stabil dan titik nol (0) tepat pada lantai atau papan pijakan d) Meminta individu untuk melepaskan sepatu/alas kaki dan asesoris rambut. Individu dipersilakan naik ke papan alas dan menempel membelakangi dinding. e) Mengatur telapak kaki individu agar menapak sempurna pada lantai/papan alas. Posisi tubuh berdiri sikap sempurna dengan kepala bagian belakang, punggung, bokong, betis dan tumit kaki menempel pada dinding, pandangan menghadap lurus ke depan. f) Dilakukan pengukuran tinggi badan dengan menggeser siku microtoise menempel di atas kepala dengan sudut 90°. g) Hasil pengukuran tinggi badan dalam satuan centimeter (cm) akan terlihat pada skala microtoise. h) Mencatat hasil pengukuran dan menyampaikan pengukuran sudah selesai.
1 2 3
31
3 Lingkar Lengan Atas (LILA)
a) Menetapkan posisi bahu dan siku dengan cara menekuk lengan yang akan diukur membentuk sudut siku-siku b) Mengukur lengan atas dengan cara meletakkan pita LILA antara bahu dan siku. c) Menghitung panjang bahu dan siku, kemudian dibagi 2 maka dapat diketahui titik tengah lengan kemudian diberi tanda dengan spidol / pena. d) Melingkarkan pita LILA pada bagian tengah lengan yang telah diberi tanda. Lingkaran pita pada tengah tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. e) Membaca hasil pengukuran pada skala dari depan pita dengan satuan centi meter (cm) pada tingkat ketelitian 0,1 cm f) Melepas alat dan menyampaikan pengukuran sudah selesai.
4 Lingkar Pinggang a) Raba dan tentukan batas bawah iga terakhir dengan puncak ileum. b) Tentukan pertengahan antara batas iga terakhir dengan puncak ileum kemudian ditandai (kurang lebih 1 cm di atas pusar perut) c) Lingkarkan pita ukur secara horizontal melalui bagian yang telah ditandai tadi. Pita ukur harus dalam keadaan pas, tidak longgar ataupun ketat. Menjaga agar pita di bagian belakang tubuh tetap horisontal. d) Saat melakukan pengukuran individu bernafas normal dan diukur pada saat mengeluarkan nafas. e) Membaca dan mencatat hasil ukuran lingkar pinggang dengan satuan centimeter (cm) pada ketelitian 1 milimeter f) Melepas alat dan menyampaikan pengukuran sudah selesai.
5 Lingkar Panggul a) Tentukan terlebih dahulu bagian terbawah lengkung aorta dan krista iliaka. b) Lingkar pinggang diukur melalui titik pertengahan antara kedua lengkung ini mengelilingi perut yang sejajar dengan tanah. c) Subjek berdiri tegak dengan kaki direnggangkan selebar kira-kira 25-30 cm, sebelum pengukuran dilaksanakan hendaknya berpuasa sepanjang malam. d) Membaca dan mencatat hasil pengukuran. e) Melepas alat dan menyampaikan pengukuran sudah selesai.
1 2 3
32
6 Persen Lemak Tubuh a) Meletakkan alat (BIA) pada permukaan yang datar dan keras. b) Memastikan baterai dalam keadaan baik. c) Menyalakan alat dengan menekan tombol power pada sisi samping belakang. d) Memasukkan data usia dan tinggi badan individu. e) Individu menggunakan pakaian seminimal mungkin, tidak memakai alas kaki, tidak mengenakan perhiasan, jam tangan, atau kalung. f) Posisi individu berdiri tegak di atas alat, menghadap ke arah monitor dengan posisi kaki menginjak alat, ujung kaki dan pangkal kaki terletak pada bagian logam alat. g) Kedua tangan memegang kedua pegangan pada bagian monitor dan mengangkatnya tegak lurus dari tubuh sebesar 90°. h) Tubuh tidak melakukan gerakan sesaat alat sedang melakukan pengukuran. i) Hasil pengukuran dapat dibaca pada layar monitor Mempersilakan individu turun dari alat, dan menyampaikan pengukuran sudah selesai
b. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
No Paremeter Nilai normal Kemungkinan Penyebab
1 2 3 4
1 Albumin rendah (hipoallbumin)
3,5 – 5,5 g/dl
Sumber: McPherson RA, Pincus MR. Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods: Expert Consult - Online and Print. 22nd ed. Saunders; 2011.
Luka Bakar
Gagal Hati
Gagal Ginjal
Malabsorpsi
Malnutris
2 Serum asam folat rendah
2 – 20 ng/ml
Sumber: Fischbach F, Dunning MB. Manual of Laboratory and Diagnostic Tests. 8th ed. Philadelphia, Pa: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
Defisiensi as folat
Defisiensi Vit-B12
1 2 3 4
3 Creatinine height index (CHI) urin rendah
Dewasa laki-laki: 20-25 mg/kg/hari Dewasa perempuan: 15-20 mg/kg/hari.
Defisiensi protein/malnutrisi
Gagal ginjal
33
Sumber: Medscape: Azotemia. Available at http://emedicine.medscape.com/article/-overview.
4 Zat besi (Fe) serum rendah
Dewasa laki-laki 55–160 µg/dL Dewasa perempuan 40–155 µg/dL Sumber : Gomella LG HS. Laboratory Diagnosis: Chemistry, Immunology, Serology. Gomella LG HS, ed. Clinician's Pocket Reference: The Scut Monkey. 11 ed. New York: McGraw-Hill; 2007.
Defisiensi zat besi (Fe)
Inflamasi
pom
Zat besi (Fe) serum tinggi
Pemberian zat besi (Fe) berlebihan
5 Glukosa darah tinggi (Hiperglikemia)
80 – 120 mg/dl Sumber: PERKENI
Perubahan metabolisme karbohidrat
Kelebihan intake energi
Kanker
Diebetes mellitus
Infus dextrosa berlebihan
Infeksi
Respon stress
Glukosa darah rendah (Hipoglikemia)
Penggunaan obat-obatan
Asupan makan kurang baik oral, enteral, maupun parenteral.
6 Hematokrit (Ht) rendah
Laki-laki 47 – 54% Wanita 42 – 54% Sumber : Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic Examination of Blood and Bone Marrow. McPherson RA, Pincus MR,
Defisiensi asam folat, zat besi (Fe), vitamin B12,
Anemia, perdarahan, dan overhidrasi
Hematokrit (Ht) tinggi
Dehidrasi
1 2 3 4
eds. Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 22nd ed. Philadelphia, PA: Saunders,
34
an imprint of Elsevier Inc; 2011. Chap 30:509-35.
7 Hemoglobin rendah
Laki-laki : 14,0 – 17,5 mg/dl Wanita : 13,0 – 15,5 mg/dl Sumber: Vajpayee N, Graham SS, Bem S. Basic Examination of Blood and Bone Marrow. McPherson RA, Pincus MR, eds. Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 22nd ed. Philadelphia, PA: Saunders, an imprint of Elsevier Inc; 2011. Chap 30:509-35.
Defisiensi protein, zat besi (Fe)
Anemia atau perdarahan
Kelainan bawaan Thalasemia, Hb Varian
Anemia karenaperdarahan
Anemia karena lisis
8 Kalsium (Ca) serum rendah (hipokalsemia)
8,5 – 10,5 mg/dl
Defisiensi kalsium (Ca), magnesium (Mg)
Kadar serum albumin rendah
Kalsium (Ca) serum tinggi (hiperkalsemia)
Asupan kalsium (Ca) dan vitamin D berlebih.
9 Keseimbangan nitrogen negatif
3 – 5 mg/hari
Defisiensi protein, asupan energi tidak memadai
Keseimbangan nitrogen positif
Asupan protein memadai, terjadi anabolisme
10 Kalium darah rendah (Hipokalemia)
3,5 – 5,0 mEq/dl
Asupan kalium (K) rendah
Diare
Keadaan dilusi
Terapi insulin dosis tinggi
Obat-obatan diuretik dan steroid
1 2 3 4
Kalium darah tinggi
(Hiperkalemia)
Sindrom refeeding (pada pemberian dextrosa yang
35
meningkat)
Asupan kalium yang tinggi pada terapi pengganti HD pada gagal ginjal
11 Natrium serum tinggi (Hipernatremia)
135 – 145 mEq/dl
Defisit volume cairan
Pemberian natrium yang berlebihan
Kehilangan cairan
Natrium serum rendah (Hiponatremia)
Kelebihan cairan
Kehilangan natrium melalui saluran cerna pasien dengan makanan enteral dalam penggunaan formula susu rendah natrium dalam jangka waktu yang lama.
c. PENGUKURAN KLINIS
Standar Klinis Melalui Perubahan Fisik Akibat Kekurangan Zat Gizi
Sistem Tanda dan Gejala Kondisi Zat Gizi
1 2 3
Mulut
Glossitis (peradangan pada lidah) Kekurangan riboflavin, niasin, biotin, vitamin B6, vitamin B12, folat, zat besi, dan zink
Peradangan di mulut, retak atau luka di sudut mulut
Kekurangan riboflavin, niasin, biotin, bitamin B6, zat besi
Peradangan pada gusi, gusi berdarah
Kekurangan vitamin C
Mata Xeroftalmia, buta senja, xerosis, bercak biot, corneal ulceration
Kekurangan vitamin A
1 2 3
Diplopia (penglihatan ganda) Keracunan vitamin A
Nistagmus (kondisi paksa gerakan mata) Kekurangan tiamin
Gangguan penglihatan karena saraf optik Kekurangan vitamin B12
Kerusakan progresif pada retina Kekurangan vitamin E
Katarak Keracunan cupri
36
Kulit
Dermatitis Kekurangan vitamin B6, zink
Luka sukar sembuh Kekurangan vitamin C, zink
Kulit ruam kemerahan pada daerah lengan, kaki, dan leher
Kekurangan niasin
Spot kecil berwarna merah atau ungu pada tubuh disebabkan perdarahan minor
Kekurangan vitamin C
Mudah memar Kekurangan vitamin K
Kulit terkelupas dan kering Kekurangan asam lemak esensial
Dipigmentasi Kekurangan energi protein
Kulit berwarna kekuningan Kelebihan karoten
Kulit nampak pucat Kekurangan zat besi, vitamin B12, dan folat
Kuku Koilonichia (kuku sendok) Kekurangan zat besi
Perubahan warna dan penebalan kuku Keracunan selenium
Rambut
Deformitas leher angsa Kekurangan vitamin C
Perubahan warna, kusam, mudah rontok Kekurangan energi protein
Kerontokan rambut, nyaris botak Kekurangan biotin
Kerontokan rambut, nyaris botak Kekurangan vitamin A
Leher
Pembesaran tiroid
Difisiensi yodium
Berat
Badan
Penurunan
Defisiensi energi
Defisiensi cairan ( BB turun secara
akut)
Peningkatan
Kelebihan asupan zat gizi
Jantung
dan
Pembuluh
Darah
Gagal jantung kongestif, denyut jantung
cepat
Kekurangan tiamin
Cardiomiopati (gangguan lemah dan
melebarnya otot jantung), gagal jantung.
Kekurangan selenium
1 2 3
Gastrointestinal
Stomatitis (peradangan lapisan mukosa daerah mulut), proktitis (peradangan lapisan anus), esophagitis (peradangan pada dinding esofagus/kerongkongan)
Kekurangan niasin
Otot dan Otot dan tulang lemah, nyeri tulang, Kekurangan vitamin D
37
tulang patah tulang
Kelemahan Kekurangan fosfat, kurang kalium, kurang magnesium
Hilangnya otot Kekurangan energi protein
Kejang otot Kekurangan kalsium
Saraf Neuropati perifer (kerusakan sistem saraf perifer)
Kekurangan vitamin B6, vitamin E, tamin, kelebihan vitamin B6
Sensory neurophaty (lemahnya sensor karena kerusakan sistem saraf)
Kekurangan vitamin B12
Perubahan mental, delirium (gangguan kognitif dan kesadaran dengan onset akut)
Kekurangan tiamin, vitamin B6, B12, niasin, biotin, fosfat, magnesium
Demensia (kehilangan daya ingat, daya pikir, rasionalitas, kepandaian bergaul)
Kekurangan vitamin B12, tiamin, niasin
Sumber: Rosalind Gibson, 2005. Principles of Nutritional Assessment. hlm. 801.
d. PENGUKURAN SECARA BIOFISIK
Standar Biofisik Melalui Kelebihan/Kekurangan Zat Gizi
No.
Jenis Penyakit/Fungsi
Organ
Tanda-Tanda Khas Kekurangan/kelebihan
zat gizi
1 2 3 4
I. Pemeriksaan Radiologi 1) Riketsia 2) Osteomalasia
Pelebaran tulang lengan dan tulang panggul Kelainan bentuk dan merapuhnya tulang, khususnya tulang pinggul.
Kekurangan vitamin D, kalsium, magnesium Kekurangan vitamin D, kalsium, dan magnesium.
1 2 3 4
3) Beri-beri 4) Fluorosis
Pembesaran jantung Peningkatan pengerasan tulang, pengapuran, dan perubahan bentuk tulang
Kekurangan vitamin B1 Kelebihan fluor
38
belakang
II.
Pemeriksaan Fungsi Fisik Fungsi Mata
Ketajaman penglihatan Adaptasi pada suasana gelap Penampilan fisik Koordinasi otot-otot mata
Kekurangan vitamin A, protein, asam lemak esensial, Zn
III.
Pemeriksaan Sitologi Kondisi kekurangan energi protein (KEP) berat
Melihat dan memeriksa noda epitel dari mukosa oral
Kekurangan energi danprotein
2. PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG
a. Pengukuran Survey Konsumsi Makanan
1) Macam-Macam Pengukuran Survei Konsumsi Makanan
Tingkat Individu/Perorangan
Sasaran/Metode Definisi Langkah-langkah
1 2 3
a. Metode recall 24 jam
a. Cara mengukur asupan gizi pada individu dalam sehari, yang dilakukan dengan menanyakan makanan yang telah dikonsumsi dalam 24 jam yang lalu
1. Petugas memperkenalkan diri pada responden dan menjelaskan tujuan wawancara untuk menanyakan makanan yang dikonsumsi pada hari kemarin. 2. Menanyakan dan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga (URT) pada pagi hari kemarin. 3. Menanyakan dan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi antara waktu makan pagi dan makan siang. 4. Menanyakan dan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada
39
waktu makan siang. 5. Menanyakan dan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi antara waktu makan siang dan makan malam. 6. Menanyakan dan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada makan malam. 7. Mengulang kembali menanyakan apa yang dimakan mulai dari makan pagi sampai sebelum tidur malam. 8. Data yang didapatkan dari hasil recall bersifat kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan cara berikut ini. 9. Mengonversikan berat setiap bahan makanan dari URT ke dalam berat (gram). 10. Mengonversikan berat setiap bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan buku
1 2 3
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau Daftar Penukar atau software Komputer. 11. Menentukan kebutuhan konsumsi zat gizi responden. 12. Membandingkan konsumsi energi dan zat gizi lain dengan kebutuhan gizi responden per hari. (lihat poin 2). di bawah)
b. Metode estimated food records
b. Metode pengukuran asupan gizi individu yang dilakukan dengan memperkirakan jumlah makanan yang dikonsumsi responden sesuai dengan catatan konsumsi makanan.
1. Petugas memberikan formulir pengumpulan data dan menjelaskan cara pengisiannya. 2. Responden mencatat sendiri semua makanan yang dikonsumsi mulai dari makan pagi, makan siang, sampai makan malam dalam berat atau
40
URT. 3. Data yang didapatkan dari hasil recall bersifat kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan cara berikut ini. 4. Setelah formulir terisi, petugas memperkirakan (estimasi) berat setiap makanan yang tercatat dalam formulir. 5. Menganalisis makanan yang dikonsumsi dalam sehari ke dalam zat gizi dengan bantuan buku DKBM atau daftar penukar atau dengan batuan software komputer. 6. Membandingkan asupan zat gizi per hari dengan kebutuhan gizi individu.
c. Metode penimbangan makanan (food weighing)
c. Metode pengukuran asupan gizi pada individu yang dilakukan dengan cara menimbang makanan yang dikonsumsi responden.
1. Petugas atau responden menimbang dan mencatat bahan makanan atau makanan yang dikonsumsi selama 24 jam dalam formulir yang telah disediakan. 2. Menjumlahkan bahan makanan yang dikonsumsi, kemudian menghitung setiap jenis makanan per hari. 3. Petugas melakukan analisis kandungan gizi yang terkandung dalam mmakanan dengan menggunakan buku Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau software komputer.
1 2 3
4. Membandingkan asupan zat gizi dengan kebutuhan per hari pada individu yang bersangkutan.
41
2).
d. Metode frekuensi makanan (food frequency).
d. Metode bersifat semi kuantitatif untuk mengetahui atau memperoleh data tentang pola dan kebiasaan makan individu pada kurun waktu tertentu, biasanya 1 bulan tetapi dapat juga 6 bulan atau satu tahun terakhir.
1. Petugas menyiapkan formulir food frequency. 2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pengumpulan data kepada responden. 3. Menanyakan jenis makanan yang biasa dimakandalam sebulan terakhir dan petugas mempersilakan responden untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner. 4. Apabila responden tidak dapat memberi tanda pada formulir, petugas menanyakan secara terperinci makanan yang biasa dimakan mulai dari harian, mingguan, sampai pada bulanan, kemudian berilah tanda pada kolom waktu. 5. Kemudian tanyakan kembali mengenai jumlah takaran (baik dalam bentuk gram maupun URT (ukuran rumah tangga) disetiap 1x makan per jenis bahan makanannya. Misalnya sehari mengkonsumsi nasi 3x, untuk 1x konsumsi nasi itu berapa centong/gram nasi. 6. Kolom isian diisi hanya pada satu kelompok waktu. Misalnya,sampel biasa makan nasi 3x sehari maka pada kelompok minggu dan bulan tidak perlu diisi. Sebaliknya, apabila sampel makan daging 3x dalam sebulan, kolom hari dan minggu tidak diisi. 7. Mengulang menanyakan kembali apa yang telah ditandai pada format isian.
42
b. Pengukuran Statistik Vital Untuk Menganalisis Kondisi Gizi di suatu Wilayah (Contoh)
No.
Jenis Data Statistik Penjelasan Ket
1 2 3 4
1
Statistik Pelayanan Kesehatan (Health Service Statistic)
Dilakukan untuk melihat jumlah kunjungan pasien pada pelayanan kesehatan (Poskes, Puskesmas dan rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya)
Laporan kasus gizi kurang/buruk, gizi lebih dan angka kematian.
2
Penyakit Infeksi yang berhubungan dengan Gizi (nutritionally relevant infection rates)
Dilakukan untuk melihat jumlah kunjungan pasien pada pelayanan kesehatan (Poskes, Puskesmas dan
Laporan penyakit infeksi terkait dengan kurang gizi, dan angka kematian.
1 2 3 4
rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya)
3 Penyakit degeneratif yang berhubungan dengan Gizi
Dilakukan untuk melihat jumlah kunjungan pasien pada pelayanan kesehatan (Poskes, Puskesmas dan rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya)
Laporan penyakit degeneratif terkait dengan kurang gizi di pusat layanan kesehatan, dan angka kematian.
43
c. Pengukuran Faktor Ekologi (Contoh Jenis Data yang Sering Digunakan dalam Identifikasi).
No. Data Uraian Faktor yang memengaruhi Status Gizi
1 2 3 4
1.
Ekologi Lingkungan:
a. Infeksi
Penyakit infeksi terkait dengan status gizi.
Diare
TBC
Cacingaan
Campak
Batuk rejan
Penyakit infeksi lainnya.
Status gizi kurang, mudah terkena infeksi.
Penderita penyakit infeksi, nafsu makan kurang, akibatnya kekurangan gizi dengan status gizi kurang
b. Pengaruh
budaya
Budaya akan menciptakan kebiasaan makan.
Kelompok budaya tertentu, kebiasaan tentang menciptakan pola makan yang baik bisa juga bertentangan dengan prinsip gizi.
Stabilitas keluarga yang merupakan budaya dan kebiasaan masyarakat berkaitan dengan status gizi.
Keluarga yang berantakan mengakibatkan terabaikannya anak-anak termasuk pola makannya.
Mobilitas keluarga, yang harus meninggalkan keluarga dan anak- anaknya.
Beberapa pantangan yang bertentangan dengan gizi.
44
1 2 3 4
c. Keadaan sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi keluarga yang baik akan memberikan kesempatan dalam hal kemampuan menyediakan makanan bagi anggota keluarga.
Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Kepadatan penduduk.
Keadaan dapur untuk mengolah makanan
Ketersediaan air bersih untuk keperluan rumah tangga.
Pekerjaan kepala keluarga.
Pendapatan per bulan
Harga pangan di pasaran.
d. Produksi pangan
Produksi pangan akan memengaruhi ketersediaan makanan di pasaran.
Produksi pangan dikatakan baik apabila tersedia lahan yang cukup, system pengairan yang baik, peamupukan, pengontrolan hama pangan yang baik, serta pengolahan pascapanen.
Komponen utama agar pangan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin: produksi pangan, distribusi pangan, konsumsi pangan, utilisasi pangan dalam tubuh.
2. Data statistik vital: a. Angka Kesakitan.
Angka overweight usia 25 - 65 tahun (26,1 %)
Faktor resiko yang berhubungan dengan overweight adalah usia, jenis kelamin, wilayah,status kawin, pekerjaan, status ekonomi, dan kebiasaan merokok
1 2 3 4
Angka obesitas usia 25 - 65 tahun (7,2%)
Faktor resiko yang berhubungan dengan obesitas adalah usia, jenis kelamin, wilayah, status kawin, pekerjaan, status
45
b. Angka Kematian
Sumber: Analisis Data Riset Kesehatan Dasar
Indonesia 2013
ekonomi, dan kebiasaan merokok
Kebiasaan mengkonsumsi roti dan biskuit (sumber-sumber karbohidrat)
Kurangnya aktivitas fisik yang berkesinambungan.
c. Pelayanan kesehatan.
Jumlah rumah sakit, jumlah tempat tidur, pasien, staf dan lain-lain
Data yang dikumpulkan dapat menggambarkan situasi sekarang dan berguna untuk pengembangan program gizi.
d. Penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi.
Ada hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan malnutrisi. Interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan penyakit infeksi, dan sebaliknya.
Bisa terjadi peningkatan kebutuhan gizi, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit (human host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh yang terinfeksi.
a.n. Panglima TNI Kapuskes,
tertanda
dr. Ben Yura Rimba, MARS
Mayor Jenderal TNI
46
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR
RUMUS-RUMUS PENGUKURAN STATUS GIZI
(STANDAR ANTROPOMETRI)
No. Rumus Pengukuran Halaman
1 Indeks Massa Tubuh (IMT) 43
2 Lingkar Lengan Atas (LILA) 43
3 Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP)
44
RUMUS-RUMUS PENGUKURAN STATUS GIZI (STANDAR ANTROPOMETRI)
1. INDEKS MASA TUBUH (IMT)
Kategori IMT
Sumber : Depkes RI,1994.
Kategori IMT Nilai
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal 18,5-25
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
IMT = Berat badan (kg)
(Tinggi badan (m))2
Lampiran C Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1017/XII/2016 Tanggal 5 Desember 2016
47
2. LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)
Rumus penghitungan persentil untuk penentuan kategori status gizi berdasarkan LILA :
Batas Presentil Lingkar lengan atas (LILA)
Umur (tahun) Persentil 50 % (cm)
Pria Perempuan
18 – 18,9 29,7 25,8
19 – 24,9 30,8 26,5
25 – 34,9 31,9 27,7
35 – 44,9 32,6 29,0
45 – 54,9 32,2 29,9
55 – 64,9 31,7 30,3
Sumber : Baku Havard (WHO-NCHS) menggunakan persentil ke-50 (cm)
Kategori Status Gizi berdasarkan Persentil LILA
Kategori
Persentil
Gizi Buruk < 70%
Gizi Kurang ≥ 70 s.d < 85%
Gizi Baik ≥ 85 %
Sumber : WHO
Persentil = LILA Aktual (cm) x 100%
LILA persentil (cm)
48
3. LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL (RLPP)
1) Lingkar Pinggang
Kategori Lingkar Pinggang
Kategori Pria Perempuan
Normal ≤ 90 cm ≤ 80 cm
Beresiko > 90 cm > 80 cm
Sumber: International Diabetes Federation, 2005
2) Rumus Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP)
Kategori Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP)
Kategori
Laki-laki Perempuan
Normal ≤ 1 ≤ 0,8
Beresiko > 1 > 0,8
Sumber : Sarah L dalam Adisty 2012.
RLPP = Lingkar pinggang (cm)
Lingkar panggul (cm)
49
3) Persen Lemak Tubuh
Kategori Persen Lemak Tubuh
Kategori Pria Perempuan
Rendah < 10% < 20%
Normal 10% s.d < 20% 20% s.d < 30%
Agak tinggi 20% s.d < 25% 30% s.d < 35%
Tinggi ≥ 25% ≥ 35%
Sumber : Lohman and Nagamine (1982).
a.n. Panglima TNI Kapuskes,
tertanda
dr. Ben Yura Rimba, MARS
Mayor Jenderal TNI
Paraf: 1. Kabidbangkes :
.....
.........
2. Kabidum :
.....
.........
3. Kabiddukkesops :
..............
4. Kabidyankesin :
..............
5. Kabidmatfaskes :
..............
6. Kaunit Kermabaktikes
:
..............
7. Kadobekkes :
..............
8. Waka :
..............
50
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR
FORMULIR-FORMULIR PENILAIAN STATUS GIZI
No. Macam Formulir Halaman
1 Formulir Penilaian Status Gizi Prajurit Berdasarkan Pengukuran Antropometri (Contoh)
46
2 Formulir Penilaian Status Gizi Prajurit Berdasarkan Pengukuran Biokimia (Contoh)
47
3 Formulir Metode Recall 24 Jam 48
4 Formulir Metode Estimated Food Record 49
5 Formulir Metode Penimbangan Makanan (Contoh)
50
6 Formulir Frekuensi Makanan (Contoh) 52
7 Formulir Laporan Kasus Gizi Kurang di Pelayanan Kesehatan
55
Lampiran D. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1017/XII/2016 Tanggal 5 Desember 2016
51
FORMULIR-FORMULIR PENILAIAN STATUS GIZI
1. Formulir Penilaian Status Gizi Prajurit Berdasarkan Pengukuran Antropometri (Contoh)
No Nama/Umur
(th)
Jenis Kelamin
(P/L)
Hasil BB (kg)
TB (cm)
IMT (kg/m
2
)
LILA (cm)
LPi (cm)
LPa (cm)
LPi/LPa % Lemak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bama (30 th)
L
Data 70 170 24,2 36 85 95 0,89 24
Penilaian
Normal 110
% (gizi baik)
Normal
Normal Agak tinggi
2 Data
Penilaian
3 Data
Penilaian
4 Data
Penilaian
5 Data
Penilaian
6 Data
Penilaian
7 Data
Penilaian
8 Data
Penilaian
9 Data
Penilaian
10 Data
Penilaian
52
2. Formulir Penilaian Status Gizi Prajurit Berdasarkan Pengukuran Biokimia (Contoh)
No Nama/Umur (th)
Jenis Kelamin
(P/L)
Hasil Album
in (g/dl)
Serum
asam folat
(ug/ml)
CHI (mg/kg/h
ari)
Fe serum (µg/dL
)
Glukosa
(mg/dl)
Ht (%) Hb
(mg/dl)
Ca) serum (mg/dl
)
nitrogen (mg/har)
Kalium
darah (mEg/
dl)
Natrium serum
(mEg/dl)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bama (30 th)
L Data
Penilaian
2 Cyntia (22 th)
P Data
Penilaian
3 Data
Penilaian
4 Data
Penilaian
5 Data
Penilaian
6 Data
Penilaian
7 Data
Penilaian
8 Data
Penilaian
9 Data
Penilaian
10 Data
Penilaian
3. Formulir Metode Recall 24 Jam
Nama : ............................ Kesatuan : ............................ Pangkat / Nrp : ............................ Tanggal : ............................ Jenis kelamin : ............................ Recall hari ke : 1/2/3 (*)
Waktu /Jam Nama
Hidangan
Bahan Makanan /Minuman
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Berat (gram)
Asupan Zat Gizi
Energi (kalori)
Karbohidrat (gram)
Protein (gram)
Lemak (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pagi /.......
53
Makanan ringan /......
Siang /......
Makanan ringan/......
Malam /......
Makanan ringan/.......
Jumlah
Rata-rata (*)
lingkari yang diperlukan Catatan :
Semua pencatatan dilakukan oleh petugas
Rata-rata asupan zat gizi per hari diperoleh dari penjumlahan zat gizi dalam 3 hari dibagi dalam tiga hari.
4. Formulir Metode Estimated Food Record
Nama : ............................ Kesatuan : ............................ Pangkat / Nrp : ............................ Tanggal : ............................ Jenis kelamin : ............................ Hari ke : 1/2/3 (*)
Waktu/ Jam Nama
Hidangan
Bahan Makanan /Minuman
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Berat (gram)
Asupan Zat Gizi(**)
Energi (kalori)
Karbohidrat (gram)
Protein (gram)
Lemak (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pagi /....... Nasi goreng
Beras 1 piring nasi
75
54
Makanan ringan /......
Siang /......
Makanan ringan/......
Malam /......
Makanan ringan/.......
Jumlah(**)
Rata-rata(**)
(*) lingkari yang diperlukan (**)
diisi oleh petugas Catatan :
Pencatatan dilakukan oleh individu.
Rata-rata asupan zat gizi per hari diperoleh dari penjumlahan zat gizi dalam 3 hari dibagi dalam tiga hari
5. Formulir Metode Penimbangan Makanan (Contoh)
Nama : ............................ Kesatuan : ............................ Pangkat / Nrp : ............................ Tanggal : ............................ Jenis kelamin : ............................ Hari ke : 1/2/3 (*)
Waktu/ Jam
Nama Hidangan
Bahan Makanan /Minuman
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Berat (gram)
Asupan Zat Gizi(**)
Energi (kalori)
Karbohidrat (gram)
Protein (gram)
Lemak (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pagi /06.00 Nasi putih Beras 1 piring nasi
75
Ayam Ayam 1 125
55
goreng potong besar
Telur dadar isi sayur
Telur 1 butir 60
Daun bawang
1 lembar
5
Seledri 1 lembar
5
Wortel ¼ potong
10
Tempe bumbu bali
Tempe 1 potong
30
Sup sayur Wortel 2 buah 50
Buncis 10 buah 25
Kol 1/8 buah
25
Kentang ¼ buah 30
Teh manis Teh 1 sachet
5
Gula pasir 2 sdm 20
Air 1 gelas sedang
250
Makanan ringan /......
Siang /......
Makanan ringan/......
Malam /......
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Makanan ringan/.......
Jumlah(**)
Rata-
rata(**)
(*) lingkari yang diperlukan (**)
diisi oleh petugas (mengkonversikan dengan buku DKBM)
56
Catatan :
Pencatatan dan penimbangan dilakukan oleh petugas atau individu.
Rata-rata asupan zat gizi per hari diperoleh dari penjumlahan zat gizi dalam 3 hari dibagi dalam tiga hari
Pengumpulan data boleh lebih dari tiga hari (satu siklus menu).
6. Formulir Frekuensi Makanan (Contoh)
Nama : ............................ Pangkat / Nrp : ............................ Jenis kelamin : ............................ Kesatuan : ............................ Tanggal : ............................
No Jenis Bahan Makanan Frekuensi (x/....) Rata-rata/konsumsi(*)
Hari Minggu Bulan URT Gram
1 2 3 4 5 6 7
1 Pangan Pokok Nasi 3 1 piring
Mie 1 1 mangkuk Roti 1 4 sisir
Singkong 1 ¼ potong besar
Sagu Jagung 1 2 buah
Lainnya, sebutkan
2 Protein Hewani
Cumi
Daging ayam
Daging kambing Daging sapi
Daging babi Ikan
Telur ayam Telur bebek
Telur puyuh
Susu Udang
Kepiting Kerang
Lainnya,sebutkan
57
Jeroan
Ampela Hati
Otak Usus
Lainnya, sebutkan
1 2 3 4 5 6 7
3 Protein Nabati
Tahu
Tempe
Oncom
Lainnya, sebutkan
4 Sayuran Baby corn
Bayam
Buncis Daun melinjo
Daun pepaya Daun singkong
Kacang panjang
Kangkung Kol
Labu siam Pare
Sawi Selada
Terong
Timun Tomat
Wortel Lainnya, sebutkan
5 Buah-buahan
Alpukat
Apel
Belimbing
Buah naga
Duku
Durian
58
Jambu
Jeruk
Kedondong
Kelapa muda Mangga
Manggis
Melon
1 2 3 4 5 6 7
Nanas
Nangka
Pear Pepaya
Pisang
Rambutan
Salak
Semangka
Sirsak
Stroberi
Tomat
Lainnya, sebutkan
6 Jajanan
Bakso
Siomay
Pisang goreng
Kue/Bakery
Lainnya, sebutkan
7 Lainnya
Air Putih
Madu
Ice cream
Keju
Kopi
Margarine
Mentega
Teh
Yoghurt
Softdrink (minuman ringan) sebutkan
Fast food (makanan cepat saji)sebutkan
59
Suplemen, sebutkan
(*)
diisi oleh petugas (mengkonversikan dengan buku DKBM)
7. Formulir Laporan Kasus Gizi Kurang di Pelayanan Kesehatan Nama Satuan Pelayanan Kesehatan : ............................ Alamat : ............................ Tanggal/bulan/tahun : ............................
No.
Kasus
Kasus Bulan lalu
Kasus Bulan ini
1 2 3 4 5
1 Gizi kurang
2 Gizi lebih
2
Penyakit Infeksi yang berhubungan dengan Gizi (nutritionally relevant infection rates)
Dilakukan untuk melihat jumlah kunjungan pasien pada pelayanan kesehatan (Faskes/Yankes yang ada di lingkungan TNI dan rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya)
Laporan penyakit infeksi terkait dengan kurang gizi, angka kematian.
3 Penyakit degeneratif yang berhubungan dengan Gizi
Dilakukan untuk melihat jumlah kunjungan pasien pada pelayanan kesehatan (Faskes/Yankes yang
Laporan penyakit degeneratif terkait dengan kurang gizi di pusat layanan kesehatan, angka
60
ada di lingkungan TNI dan rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya)
kematian.
a.n. Panglima TNI Kapuskes,
tertanda
dr. Ben Yura Rimba, MARS
Mayor Jenderal TNI
61
TENTARA NASIONAL INDONESIA MARKAS BESAR
TABEL-TABEL KEBUTUHAN ENERGI
No. Macam Tabel Halaman
1 Contoh langkah-langkah perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
57
2 Contoh Menghitung Kebutuhan Energi 65
3 Lampiran Angket Indeks untuk Aktivitas Fisik dan Contoh Perhitungan Indeks Untuk Aktivitas Fisik
67
4 Kebutuhan energi pada beberapa aktivitas berdasarkan berat badan (kalori/menit)
72
5 Kebutuhan Energi pada Beberapa Aktivitas Berdasarkan Berat Badan (kalori/menit)
74
6 Kecukupan Vitamin dan Mineral yang dianjurkan
76
Lampiran E. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1017/XII/2016 Tanggal 5 Desember 2016
62
CONTOH LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI
No
Uraian Langkah-Langkah
1 2 3
A. Kebutuhan energi memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi yaitu : Basal Metabolic Rate (BMR), Specific Dynamic Action (SDA) dan aktivitas fisik.
1 Menghitung Bassal metabolic rate (BMR). BMR merupakan jumlah energi yang dikeluarkan untuk aktivitas vital tubuh seperti denyut jantung, bernafas, transmisi elektrik pada otot dan lain-lain. Kebutuhan BMR perhari sesuai umur, jenis kelamin dan berat badan.
Menghitung Bassal metabolic rate (BMR) dengan rumus: Tabel 1. BMR berdasarkan umur, jenis kelamin dan berat badan
Keterangan : B = berat badan dalam kg (kilogram)
2 Menghitung Specific Dynamic Action (SDA). SDA merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengolah makanan dalam tubuh, antara lain untuk proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi oleh usus.
Menghitung nilai SDA yaitu kurang lebih 10 % dari nilai BMR.
3 Menghitung Skor Aktivitas. Tingkatan Aktivitas fisik dibedakan atas : ringan, sedang dan berat. Tingkatan aktivitas fisik dihitung berdasarkan indeks aktivitas fisik yang dikonversi dalam skor.
1. Aktivitas fisik yang ditanyakan ada tiga macam, yaitu aktivitas fisik saat kerja (indeks aktivitas kerja), aktivitas fisik olah raga (indeks aktivitas olah raga) dan aktivitas fisik di waktu luang (indeks aktivitas fisik waktu luang). Dinilai menggunakan angket aktivitas fisik (Baecke, 1982) dengan dipandu oleh penilai (lihat angket pada lampiran dan contoh perhitungannya). 2. Melakukan pengisian angket aktivitas fisik.
a Menghitung Indeks aktivitas kerja.
3. Mengisi angket Indeks aktivitas kerja, pada angket pertanyaan kuesioner nomor 1 s.d. 8 berdasarkan kategori jenis pekerjaan dan skor sebagai berikut (Netherland Nutrition Council) :
63
1 2 3
Tabel 2 Jenis pekerjaan dan skor
Kategori pekerjaan Contoh Skor
Ringan pekerja administratif, mengajar, belajar, dan lainnya yang sejenis.
1
Sedang buruk pabrik dan pekerjaan di bidang pertanian, staf dan lainnya yang sejenis
2
Berat kuli, atlit dan lainnya yang sejenis
3
4. Menghitung Indeks aktivitas kerja dengan rumus :
b. Indeks aktivitas olah
raga.
5. Mengisi angket Indeks aktivitas olah raga, yaitu pada pertanyaan no. 9 (9a s.d. 9f), berdasarkan kategori jenis olah raga dan skor (Dumin dan Passmore, dalam Baecke, 1982) :
Tabel 3 Jenis olah raga dan skor
Kategori olah raga
Contoh Skor
Ringan billiard, tenis meja, berlayar, bowling, golf, jalan pagi, dan sebagainya yang setara
0,76
Sedang bulu tangkis, bersepeda, menari, jogging, senam, lari, berenang, tenis; dan sebagainya yang setara.
1,26
Berat tinju, basket, sepak bola, voli, rugby, mendayung dan sebagainya yang setara
1,76
6. Kemudian mengkalkulasikan dengan skor waktu olah raga selama seminggu dan proporsi per tahun berdasarkan tabel di bawah ini :
Tabel 4. Skor waktu olah raga dalam jam per minggu
64
1 2 3
Tabel 5. Skor waktu olah raga dalam bulan pertahun
7. Berdasarkan ketiga skor tersebut, maka didapat total skor untuk pertanyaan no. 9 dengan cara mengalikan skor hasil intensitas, waktu dan proporsi. Total skor untuk indeks olah raga didapat dengan rumus:
c. Indeks aktifitas fisik di
waktu luang.
1. Mengisi Indeks aktifitas fisik waktu luang pada pertanyaan nomor 13 s.d. 16. Skor jawaban untuk pertanyaan no. 16 berdasarkan skor waktu luang sebagai berikut :
Tabel 6. Skor waktu luang
2. Selanjutnya menghitung total indeks waktu luang dengan rumus :
1 2 3
3. Berdasarkan penjumlahan ketiga indeks di atas
65
didapat nilai indeks aktivitas fisik.
Rumus :
Tabel 7. Skor indeks aktivitas fisik
4. Mongkonversikan skor nilai ke dalam tingkat
aktivitasnya (tabel 7), kemudian tingkat aktivitas akan
menentukan rata-rata kebutuhan energi nya sesuai tabel
8 :
Tabel 8 Kebutuhan berdasarkan tingkat aktivitas
5. Menghitung kebutuhan energi rata-rata dalam
sehari sesuai dengan aktivitas sehari-hari diperoleh
dengan rumus :
B. Karbohidrat. Karbohidrat adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Kebutuhan karbohidrat dipenuhi dari makanan pokok, antara lain: biji-bijian (beras, ketan, jagung), umbi- umbian (ubi, singkong,) dan tepung-tepungan (roti, mie, pasta, makaroni, bihun) dan sebagainya.
1. Menghitung kebutuhan karbohidrat diperoleh dengan rumus : Kebutuhan Karbohidrat (kal/hari) = 55 s.d 65 % X Kebutuhan Energi rata-rata per hari (kal/hari). 2. Mengkonversikan nilai kebutuhan karbohidrat dari satuan kal (kalori) menjadi gr (gram) dengan rumus : Kebutuhan Karbohidrat (gr/hari) = Kebutuhan karbohidrat rata-rata per hari (kal/hari) 4
1 2 3
C. Protein. Protein dipenuhi dari makanan lauk pauk hewani, berupa ikan, daging, unggas, telor
1. Menghitung kebutuhan protein diperoleh dengan rumus : Kebutuhan protein (kal/hari) = 12 s.d 15 % X Kebutuhan Energi rata-rata per hari (kal/hari).
66
dan sebagainya. Lauk pauk nabati, berupa : kacang-kacangan dan hasil olahannya. Protein memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh yaitu sumber energi, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan,pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, membentuk antibodi, dan mengangkut zat-gizi. Protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksin lain yang datang dari luar dan masuk ke dalam tubuh. Sebagai zat-zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.
2. Mengkonversikan nilai kebutuhan protein dari satuan kal (kalori) menjadi gr (gram) dengan rumus : Kebutuhan protein (gr/hari) = Kebutuhan protein rata-rata per hari (kal/hari) 4
D. Lemak. Lemak merupakan sumber energi yang paling tinggi, sebagai cadangan energi bagi tubuh dan dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak tidak berlebihan. Karena energi lemak tidak dapat langsung dimanfaatkan untuk kegiatan. Lemak terdapat
1. Menghitung kebutuhan lemak diperoleh dengan rumus : Kebutuhan lemak (kal/hari) = 13 s.d 25 % X Kebutuhan Energi rata-rata per hari (kal/hari). 2. Mengkonversikan nilai kebutuhan lemak dari satuan kal (kalori) menjadi gr (gram) dengan rumus : Kebutuhan lemak (gr/hari) = Kebutuhan lemak rata-rata per hari (kal/hari) 9
1 2 3
dalam makanan asal hewan sebagai lemak hewani dan asal tumbuhan sebagai
67
lemak nabati. Sumber lemak hewani contoh : keju, mentega, lemak daging (sapi/kambing). Contoh lemak nabati : minyak sawit, minyak kelapa, margarine, minyak kedelai, minyak kacang dan minyak jagung.
E. Vitamin. Vitamin B1 dan Vitamin B lainnya yang tergolong ke dalam vitamin B kompleks berperan penting dalam proses pembentukan energi. Vitamin-vitamin lainnya dibutuhkan dalam jumlah besar seperti vitamin A, C dan E untuk kebutuhan metabolisme zat-zat gizi lainnya. Vitamin D dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumber vitamin A adalah sayur dan buah-buahan berwarna hijau tua/merah seperti wortel, tomat, daun singkong, daun katuk, pepaya, dan mangga. Sumber vitamin C adalah jambu biji, pepaya, jeruk, belimbing dan sumber vitamin E adalah daging, ikan, sayuran hijau, minyak jagung, minyak kedelai. Vitamin banyak terdapat dalam makanan sumber asal hewani seperti daging, telur, ikan dan ayam. Selain itu, vitamin juga bisa didapatkan dari sumber asal nabati,
Kebutuhan vitamin-vitamin dapat dilihat pada lampiran.
68
seperti
1 2 3
sayuran dan buah-buahan segar. Dianjurkan selain mengkonsumsi makanan asal hewani juga perlu mengkonsumsi makanan asal nabati berupa buah-buahan dan sayuran segar.
F. Mineral. Untuk membentuk haemoglobin (Hb) yang cukup tubuh memerlukan zat besi (Fe) yang bersumber dari daging (dianjurkan daging yang tidak berlemak), sayuran hijau dan kacang- kacangan. Sumber kalsium didapatkan dari susu (rendah lemak). Ikan juga merupakan sumber kalsium terutama ikan yang dikonsumsi dengan tulangnya (contoh: ikan teri). Selain itu tulang ikan juga mengandung fluor untuk melindungi gigi agar tidak berlubang. Zat-zat mineral lainnya seperti seng (Zn) dan selenium (Se) berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menghambat terbentuknya radikal bebas yang berlebihan sehingga dapat mencegah kerusakan sel tubuh. Mineral bisa didapatkan dari makanan sumber
Kebutuhan mineral-mineral dapat dilihat pada lampiran.
69
hewani maupun sumber nabati. Sumber Zn dan Se antara lain adalah: sea food, daging dan lain-lain.
1 2 3
G. Air. Hampir 60 sampai dengan 80 % tubuh tersusun atas air. Air berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya proses metabolisme zat-zat gizi di dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, pengangkut zat-zat gizi serta merupakan bagian penting bagi cairan dan organ-organ tubuh..
Kebutuhan air kurang lebih 1 liter untuk setiap 1000 kalori makanan yang dimakan.
H. Serat. Konsumsi serat yang cukup dapat membantu buang air besar menjadi teratur dan lancar. Serat juga sangat penting dalam pencegahan berbagai penyakit misalnya penyakit kanker usus, dan juga penyakit jantung. Serat dari makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan seperti: bayam, kangkung, daun singkong, daun labu, apel, bangkuang.
Kebutuhan serat ± 25 gr/hari.
70
CONTOH MENGHITUNG KEBUTUHAN ENERGI
Seorang Prajurit laki-laki bekerja sebagai staf, umur 20 tahun mempunyai berat 60 kg dengan tinggi badan 160 cm. Aktivitas fisik sesuai perhitungan dengan angket adalah ringan (lihat pada contoh). Kebutuhan energi dengan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Tentukan status gizi dengan menghitung IMT
Berdasarkan perhitungan tersebut, IMT prajurit tersebut termasuk ideal (normal). Langkah 2 :
Menghitung BMR (lihat tabel 1) dan SDA .
BMR = 15,3 B + 679 = ((15,3 x 60 kg) + 679) = 1597 kal/hari SDA = 10% x BMR = 10% x 1597 kal/hari = 159,7 kal/hari Jumlahkan BMR dengan SDA : 1597 kal + 159,7 kal = 1756,7 kal/hari
Langkah 3 :
Menentukan jenis aktivitas prajurit, didapatkan nilai skor 6,725 (≤7,5, termasuk aktivitas ringan), maka faktor koreksi tingkat aktivitas ringan rata-rata = 1,545 (lihat tabel 8), sehingga kebutuhan energi rata-rata per hari sebagai berikut :
1,545 x 1756,7 kal = 2714,102 kal/hari Karena hasil IMT menunjukkan status gizi ideal (normal), maka tidak dilakukan pengurangan atau penambahan energi, sehingga kebutuhan energi prajurit tersebut adalah 2714,102 atau dibulatkan menjadi 2715 kal/hari. Jika prajurit tersebut akan melakukan kegiatan lain misalnya dalam rangka persiapan untuk melaksanakan Ton Tangkas, prajurit tersebut melakukan kegiatan latihan lari dengan kecepatan 5,5 km/menit selama satu jam, tiga kali perminggu. Kemudian berlatih Ton tangkas 3 kali per minggu dengan lama latihan 90 menit, maka kebutuhan energi setiap harinya perlu ditambah dengan perhitungan sebagai berikut :
71
Langkah 4 : Kebutuhan energi untuk aktivitas lari 5,5 menit/km dengan BB 60 Kg adalah 12 kal/menit (lihat tabel 10) dan untuk Ton Tangkas 13 kal/menit (lihat tabel 9), sehingga untuk tiap minggu :
•Berlatih lari = (3 x 60 menit x 12 kal/menit) = 2160 Kal/minggu •BerlatihTon Tangkas = (3 x 90 menit x 13 kal/menit) = 3510 kal/minggu
Jadi kebutuhan kalori/minggu untuk berlatih lari dan Ton Tangkas adalah = 2160 kal + 3510 kal= 5670 kal atau sama dengan 810 kal/hari. Total energi yang dibutuhkan per hari = (2714,102 kal + 810 kal) = 3524,102 kal/hari dibulatkan menjadi 3525 kal/hari.
72
Lampiran. Angket Indeks untuk Aktivitas Fisik dan contoh Perhitungan Indeks Untuk Aktivitas Fisik (Beacke, 1982)
A. Indeks untuk Aktivitas Fisik. Pangkat/golongan : ..................................... Mohon jawablah sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya dengan melingkari satu jawaban pada pilihan jawaban (untuk pertanyaan pilihan) dan isilah titik-titik yang tersedia pada jawaban (untuk pertanyaan terbuka) .
No. Pertanyaan Jawaban Skor
(diisi oleh petugas)
a. Indeks aktivitas kerja
1 Apakah pekerjaan utama Anda ? .................................
2 Bagaimana frekuensi duduk Anda di tempat kerja?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Selalu
3 Bagaimana frekuensi berdiri Anda di tempat kerja?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Selalu
4 Bagaimana frekuensi berjalan kaki Anda di tempat kerja?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Selalu
5 Di tempet kerja, apakah Anda mengangkat beban yang berat?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Selalu
6 Seberapa sering Anda merasa lelah setelah bekerja?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Sangat sering
7 Seberapa sering Anda berkeringat di tempat kerja?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Sangat sering
73
8 Jika dibandingkan dengan orang lain seusia Anda, pekerjaan Anda?
1. Jauh lebih ringan 2. Ringan 3. Sama berat 4. Lebih berat 5. Jauh lebih berat
b. Indeks aktivitas olah raga
9 Apakah Anda berolah raga?
1. ya 2. tidak
9a Olah raga apa yang paling sering Anda lakukan?
………………….
9b Berapa jam Anda berolahraga dalam seminggu?
1. < 1 jam 2. 1-2 jam 3. 2-3 jam 4. 3-4 jam 5. > 4 jam
9c Berapa bulan Anda berolahraga dalam 1 tahun?
1. < 1 bulan 2. 1-3 bulan 3. 4-6 bulan 4. 7-9 bulan 5. >9 bulan
9d Olahraga lain apa yang juga Anda lakukan? (Jika tidak ada langsung ke pertanyaan 10)
………………….
9e Berapa jam Anda berolahraga dalam seminggu?
1. < 1 jam 2. 1-2 jam 3. 2-3 jam 4. 3-4 jam 5. > 4 jam
9f Berapa bulan Anda berolahraga dalam 1 tahun?
1. < 1 bulan 2. 1-3 bulan 3. 4-6 bulan 4. 7-9 bulan 5. >9 bulan
10 Jika dibandingkan orang lain seusia Anda, aktivitas fisik di waktu luang Anda?
1. Jauh lebih sedikit 2 Lebih sedikit 3. Sama 4. Lebih banyak 5. Jauh lebih banyak
11 Bagaimana frekuensi berkeringat Anda di waktu luang?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Sangat sering
12 Seberapa sering Anda 1. Tidak pernah
74
melakukan olah raga ketika waktu luang?
2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Sangat sering
c. Indeks aktivitas waktu luang
13 Seberapa sering Anda menonton TV ketika waktu kuang?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Sangat sering
14 Seberapa sering Anda berjalan kaki ketika waktu luang?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Sangat sering
15 Seberapa sering Anda bersepeda di waktu luang?
1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Sangat sering
16 Seberapa lama Anda berjalan kaki dan atau bersepeda tiap harinya?
1. < 5 menit 2. 5-15 menit 3. 15-30 menit 4. 30-45 menit 5. > 45 menit
B. Contoh Perhitungan Indeks Aktivitas Fisik. 1) Indeks aktivitas kerja (pertanyaan 1 s.d 8)
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Apakah pekerjaan utama Anda ? Staf .................................
2 (aktivitas sedang)
2 Bagaimana frekuensi duduk Anda di tempat kerja?
2. Jarang 2
3 Bagaimana frekuensi berdiri Anda di tempat kerja?
4. Sering 4
4 Bagaimana frekuensi berjalan kaki Anda di tempat kerja?
3. Kadang-kadang
3
5 Di tempet kerja, apakah Anda mengangkat beban yang berat?
2. Jarang
2
6 Seberapa sering Anda merasa lelah setelah bekerja?
3. Kadang-kadang
3
75
7 Seberapa sering Anda berkeringat di tempat kerja?
3. Kadang-kadang
3
8 Jika dibandingkan dengan orang lain seusia Anda, pekerjaan Anda?
2. Ringan
2
Indeks aktivitas kerja = (I.1 + (6 – I.2) + I.3 + I.4 + I.5 + I.6 + I.7 + I.8) / 8**
= (2 + (6 – 2) + 4 + 3 + 2 + 3 + 3 + 2) / 8 = 23/8 = 2,875 Ket :
** = jumlah pertanyaan
2). Indeks aktivitas olah raga (pertanyaan 9 s.d 9f)
No Pertanyaan Jawaban Skore
9 Apakah Anda berolah raga?
1. ya
-
9a Olah raga apa yang paling sering Anda lakukan?
Lari ………………….......
1,26 (sedang)
9b Berapa jam Anda berolahraga dalam seminggu?
1-2 jam 1,5
9c Berapa bulan Anda berolahraga dalam 1 tahun?
4-6 bulan
0,42
9d Olahraga lain apa yang juga Anda lakukan? (Jika tidak ada langsung ke pertanyaan 10)
Tenis meja
…………………........
0,76
9e Berapa jam Anda berolahraga dalam seminggu?
< 1 jam
0,5
9f Berapa bulan Anda berolahraga dalam 1 tahun?
< 1 bulan
0,04
10 Jika dibandingkan orang lain seusia Anda, aktivitas fisik di waktu luang Anda?
2. Lebih sedikit
2
11 Bagaimana frekuensi berkeringat Anda di waktu luang?
2. Jarang
2
12 Seberapa sering Anda melakukan olah raga ketika waktu luang?
2. Jarang
2
Indeks aktivitas Olahraga = (I.9 + I.10 + I.11 + I.12) / 4**
I.9 = ((I.9a x I.9b x I.9c) + (I.9d + I.9e + I.9f)) / 2*
= ((1,26 x 1,5 x 0,42) + (0,76 x 0,5 x 0,04)) / 2 = (0,7938 + 0,0152) / 2 = 0,4045 Indeks aktivitas Olahraga = (0,4045 + 2 + 2 + 2) / 4 = 6,4045 / 4 = 1,60 Ket : Ket :
** = jumlah pertanyaan
76
*
= jumlah macam olahraga yang dikerjakan (lari dan tenis meja) 3). Indeks aktivitas waktu luang (Pertanyaan 13 s.d. 16)
No Pertanyaan Jawaban Skore
13 Seberapa sering Anda menonton TV ketika waktu kuang?
4. Sering
4
14 Seberapa sering Anda berjalan kaki ketika waktu luang?
3. Kadang-kadang
3
15 Seberapa sering Anda bersepeda di waktu luang?
2. Jarang
2
16 Seberapa lama Anda berjalan kaki dan atau bersepeda tiap harinya?
1. 5-15 menit
2
Indeks aktivitas waktu luang = ((6 – I.13) + I.14 + I.15 + I.16) / 4**
= ((6 – 4) + 3 + 2 + 2) / 4 = 9 / 4 = 2,25 Ket :
** = jumlah pertanyaan
indeks aktivitas fisik = Indeks aktivitas kerja + Indeks aktivitas OR + Indeks aktivitas waktu luang = 2,875 + 1,60 + 2,25
= 6,725 (skor ≤ 7,5 maka termasuk aktivitas ringan) (lihat tabel 7)
77
Tabel 9. Kebutuhan energi pada beberapa aktivitas berdasarkan
berat badan (kalori/menit)
Berat badan
(kg)
Jenis Aktivitas (kalori/menit)
Cross Country
Renang Halang Rintang
Latganda / Ton
Tangkas
Menembak
50 11 9 10 11 2
51 11,2 9,1 10,2 11,2 2,1
52 11,4 9,2 10,4 11,4 2,2
53 11,6 9,3 10,6 11,6 2,3
54 11,8 9,4 10,8 11,8 2,4
55 12 9,5 11 12 2,5
56 12,2 9,6 11,2 12,2 2,6
57 12,4 9,7 11,4 12,4 2,7
58 12,6 9,8 11,6 12,6 2,8
59 12,8 9,9 11,8 12,8 2,9
60 13 10 12 13 3
61 13,2 10,2 12,2 13,2 3,1
62 13,4 10,4 12,4 13,4 3,2
63 13,6 10,6 12,6 13,6 3,3
64 13,8 10,8 12,8 13,8 3,4
65 14 11 13 14 3,5
66 14,2 11,2 13,2 14,2 3,6
67 14,4 11,4 13,4 14,4 3,7
68 14,6 11,6 13,6 14,6 3,8
69 14,8 11,8 13,8 14,8 3,9
70 15 12 14 15 4
71 15,3 12,1 14,1 15,3 4
72 15,6 12,2 14,2 15,6 4
73 15,9 12,3 14,3 15,9 4
74 16,2 12,4 14,4 16,2 4
75 16,5 12,5 14,5 16,5 4
76 16,8 12,6 14,6 16,8 4
77 17,1 12,7 14,7 17,1 4
78 17,4 12,8 14,8 17,4 4
79 17,7 12,9 14,9 17,7 4
78
80 18 13 15 18 4
Berat badan (kg)
Jenis Aktivitas (kalori/menit)
Cross Country
Renang Halang Rintang
Latganda / Ton
Tangkas
Menembak
81 18,2 13,2 15,2 18,2 4,1
82 18,4 13,4 15,4 18,4 4,2
83 18,6 13,6 15,6 18,6 4,3
84 18,8 13,8 15,8 18,8 4,4
85 19 14 16 19 4,5
86 19,2 14,2 16,2 19,2 4,6
87 19,4 14,4 16,4 19,4 4,7
88 19,6 14,6 16,6 19,6 4,8
89 19,8 14,8 16,8 19,8 4,9
90 20 15 17 20 5
79
Tabel 10. Kebutuhan Energi pada Beberapa Aktivitas Berdasarkan Berat Badan (kalori/menit)
BB (kg)
Bulu Tangkis
Bola basket
Bola Volly
Bela diri
Golf Judo
Jalan kaki Lari Renang Senam aerobik
Sepak bola
Tenis lapangan
Tenis meja
10 menit /km
8 menit /km
5 menit /km
5,5 menit /km
5 menit /km
4,5 menit /km
4 menit /km
Gaya bebas
Gaya punggung
Gaya dada
Pemula
Terampil
Rekreasi
Bertan-ding
50 5 7 2 10 4 10 5 6 10 10 10 11 13 9 9 8 5 7 7 4 9 3
51 5.1 7.1 2.1 10.2 4.1 10.2 5.1 6.1 10.2 10.2 10.2 11.2 13.2 9.1 9.1 8.2 5.1 7.1 7.1 4 9.1 3.1
52 5.2 7.2 2.2 10.4 4.2 10.4 5.2 6.2 10.4 10.4 10.4 11.4 13.4 9.2 9.2 8.4 5.2 7.2 7.2 4 9.2 3.2
53 5.3 7.3 2.3 10.6 4.3 10.6 5.3 6.3 10.6 10.6 10.6 11.6 13.6 9.3 9.3 8.6 5.3 7.3 7.3 4 9.3 3.3
54 5.4 7.4 2.4 10.8 4.4 10.8 5.4 6.4 10.8 10.8 10.8 11.8 13.8 9.4 9.4 8.8 5.4 7.4 7.4 4 9.4 3.4
55 5.5 7.5 2.5 11 4.5 11 5.5 6.5 11 11 11 12 14 9.5 9.5 9 5.5 7.5 7.5 4 9.5 3.5
56 5.6 7.6 2.6 11.2 4.6 11.2 5.6 6.6 11.2 11.2 11.2 12.2 14.2 9.6 9.6 9.2 5.6 7.6 7.6 4 9.6 3.6
57 5.7 7.7 2.7 11.4 4.7 11.4 5.7 6.7 11.4 11.4 11.4 12.4 14.4 9.7 9.7 9.4 5.7 7.7 7.7 4 9.7 3.7
58 5.8 7.8 2.8 11.6 4.8 11.6 5.8 6.8 11.6 11.6 11.6 12.6 14.6 9.8 9.8 9.6 5.8 7.8 7.8 4 9.8 3.8
59 5.9 7.9 2.9 11.8 4.9 11.8 5.9 6.9 11.8 11.8 11.8 12.8 14.8 9.9 9.9 9.8 5.9 7.9 7.9 4 9.9 3.9
60 6 8 3 12 5 12 6 7 12 12 12 13 15 10 10 10 6 8 8 4 10 4
61 6.1 8.2 3.1 12.2 5.1 12.2 6.1 7.1 12.3 12.2 12.3 13.2 15.3 10.2 10.2 10.1 6.1 8.1 8.2 4.1 10.2 4.1
62 6.2 8.4 3.2 12.4 5.2 12.4 6.2 7.2 12.6 12.4 12.6 13.4 15.6 10.4 10.4 10.2 6.2 8.2 8.4 4.2 10.4 4.2
63 6.3 8.6 3.3 12.6 5.3 12.6 6.3 7.3 12.9 12.6 12.9 13.6 15.9 10.6 10.6 10.3 6.3 8.3 8.6 4.3 10.6 4.3
64 6.4 8.8 3.4 12.8 5.4 12.8 6.4 7.4 13.2 12.8 13.2 13.8 16.2 10.8 10.8 10.4 6.4 8.4 8.8 4.4 10.8 4.4
65 6.5 9 3.5 13 5.5 13 6.5 7.5 13.5 13 13.5 14 16.5 11 11 10.5 6.5 8.5 9 4.5 11 4.5
66 6.6 9.2 3.6 13.2 5.6 13.2 6.6 7.6 13.8 13.2 13.8 14.2 16.8 11.2 11.2 10.6 6.6 8.6 9.2 4.6 11.2 4.6
67 6.7 9.4 3.7 13.4 5.7 13.4 6.7 7.7 14.1 13.4 14.1 14.4 17.1 11.4 11.4 10.7 6.7 8.7 9.4 4.7 11.4 4.7
68 6.8 9.6 3.8 13.6 5.8 13.6 6.8 7.8 14.4 13.6 14.4 14.6 17.4 11.6 11.6 10.8 6.8 8.8 9.6 4.8 11.6 4.8
69 6.9 9.8 3.9 13.8 5.9 13.8 6.9 7.9 14.7 13.8 14.7 14.8 17.7 11.8 11.8 10.9 6.9 8.9 9.8 4.9 11.8 4.9
70 7 10 4 14 6 14 7 8 15 14 15 15 18 12 12 11 7 9 10 5 12 5
80
BB (kg)
Bulu Tangkis
Bola basket
Bola Volly
Bela diri
Golf Judo
Jalan kaki Lari Renang Senam aerobik
Sepak bola
Tenis lapangan
Tenis meja
10 menit /km
8 menit /km
5 menit /km
5,5 menit /km
5 menit /km
4,5 menit /km
4 menit /km
Gaya bebas
Gaya punggung
Gaya dada
Pemula
Teram
pil
Rekreasi
Bertan-ding
71 7 10.1 4 14.1 6.1 14.1 7.1 8.2 15.2 14.1 15.2 15.3 18.3 12.1 12.1 11.2 7.1 9.1 10.1 5 12.2 5
72 7 10.2 4 14.2 6.2 14.2 7.2 8.4 15.4 14.2 15.4 15.6 18.6 12.2 12.2 11.4 7.2 9.2 10.2 5 12.4 5
73 7 10.3 4 14.3 6.3 14.3 7.3 8.6 15.6 14.3 15.6 15.9 18.9 12.3 12.3 11.6 7.3 9.3 10.3 5 12.6 5
74 7 10.4 4 14.4 6.4 14.4 7.4 8.8 15.8 14.4 15.8 16.2 19.2 12.4 12.4 11.8 7.4 9.4 10.4 5 12.8 5
75 7 10.5 4 14.5 6.5 14.5 7.5 9 16 14.5 16 16.5 19.5 12.5 12.5 12 7.5 9.5 10.5 5 13 5
76 7 10.6 4 14.6 6.6 14.6 7.6 9.2 16.2 14.6 16.2 16.8 19.8 12.6 12.6 12.2 7.6 9.6 10.6 5 13.2 5
77 7 10.7 4 14.7 6.7 14.7 7.7 9.4 16.4 14.7 16.4 17.1 20.1 12.7 12.7 12.4 7.7 9.7 10.7 5 13.4 5
78 7 10.8 4 14.8 6.8 14.8 7.8 9.6 16.6 14.8 16.6 17.4 20.4 12.8 12.8 12.6 7.8 9.8 10.8 5 13.6 5
79 7 10.9 4 14.9 6.9 14.9 7.9 9.8 16.8 14.9 16.8 17.7 20.7 12.9 12.9 12.8 7.9 9.9 10.9 5 13.8 5
80 7 11 4 15 7 15 8 10 17 15 17 18 21 13 13 13 8 10 11 5 14 5
81 7.2 11.1 4.1 15.2 7.1 15.2 8.1 10.1 17.2 15.2 17.2 18.2 21.2 13.2 13.2 13.2 8.1 10.2 11.2 5.1 14.1 5.1
82 7.4 11.2 4.2 15.4 7.2 15.4 8.2 10.2 17.4 15.4 17.4 18.4 21.4 13.4 13.4 13.4 8.2 10.4 11.4 5.2 14.2 5.2
83 7.6 11.3 4.3 15.6 7.3 15.6 8.3 10.3 17.6 15.6 17.6 18.6 21.6 13.6 13.6 13.6 8.3 10.6 11.6 5.3 14.3 5.3
84 7.8 11.4 4.4 15.8 7.4 15.8 8.4 10.4 17.8 15.8 17.8 18.8 21.8 13.8 13.8 13.8 8.4 10.8 11.8 5.4 14.4 5.4
85 8 11.5 4.5 16 7.5 16 8.5 10.5 18 16 18 19 22 14 14 14 8.5 11 12 5.5 14.5 5.5
86 8.2 11.6 4.6 16.2 7.6 16.2 8.6 10.6 18.2 16.2 18.2 19.2 22.2 14.2 14.2 14.2 8.6 11.2 12.2 5.6 14.6 5.6
87 8.4 11.7 4.7 16.4 7.7 16.4 8.7 10.7 18.4 16.4 18.4 19.4 22.4 14.4 14.4 14.4 8.7 11.4 12.4 5.7 14.7 5.7
88 8.6 11.8 4.8 16.6 7.8 16.6 8.8 10.8 18.6 16.6 18.6 19.6 22.6 14.6 14.6 14.6 8.8 11.6 12.6 5.8 14.8 5.8
89 8.8 11.9 4.9 16.8 7.9 16.8 8.9 10.9 18.8 16.8 18.8 19.8 22.8 14.8 14.8 14.8 8.9 11.8 12.8 5.9 14.9 5.9
90 9 12 5 17 8 17 9 11 19 17 19 20 23 15 15 15 9 12 12 6 15 6
81
Tabel 11. Angka Kecukupan Vitamin Yang Dianjurkan Untuk Orang Indonesia (Perorang Perhari)
Kelo
mpo
k
umu
r
Vitamin
A
(mcg)
Vitamin
D
(mcg)
Vitamin
E
(mg)
Vitamin
K
(mcg)
Vitamin
B1
(mg)
Vitamin
B2
(mg)
Vitamin
B3
(mg)
Vitamin B5
(Pantotena
t)
(mg)
Vitamin
B6
(mg)
Folat
(mcg)
Vitami
n
B12
(mcg)
Biotin
(mcg)
Kolin
(mg)
Vitamin
C
(mg)
Laki-laki
19-29 tahun
600 15 15 65 1,4 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
30-49 tahun
600 15 15 65 1,3 1,6 14 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
50-64 tahun
600 15 15 65 1,2 1,4 13 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
65-80 tahun
600 20 15 65 1,0 1,1 10 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
80+ tahun 600 20 15 65 0.8 0,9 8 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
Perempuan
19-29 tahun
500 15 15 55 1,1 1,4 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
30-49 tahun
500 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
50-64 tahun
500 15 15 55 1.0 1,1 10 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
82
Tabel 12. Angka Kecukupan Mineral Yang Dianjurkan Untuk Orang Indonesia (Perorang Perhari)
Kelompok umur Kalsium
(mg)
Fosfor
(mg)
Magnesiu
m
(mg)
Natrium
(mg)
Kalium
(mg)
Mangan
(mg)
Temba
ga
(mcg)
Kromium
(mcg)
Besi
(mg)
Iodium
(mcg)
Seng
(mg)
Seleniu
m
(mcg)
Fluor
(mg)
Laki-laki
19-29 tahun 1100 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.0
30-49 tahun 1000 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3.1
50-64 tahun 1000 700 350 1300 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3.1
Perempuan
19-29 tahun 1100 700 310 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.5
30-49 tahun 1000 700 320 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2.7
50-64 tahun 1000 700 320 1300 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2.7
a.n. Panglima TNI Kapuskes,
tertanda
dr. Ben Yura Rimba, MARS
Mayor Jenderal TNI
83
top related