perempuan sebagai objek seksualitas

Post on 30-Jun-2015

304 Views

Category:

Education

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Perempuan sering dijadikan sebagai barang dagangan dengan menonjolkan seksualitas tubuh perempuan

TRANSCRIPT

Perempuan sebagai Objek Seksualitas dalam Iklan

Irenty Helena (11/317780/SP/24671)

Iklan• Iklan menekankan pada aspek pejualan barang/jasa

melalui keterampilan kreatif tertentu seperti copy writing, ilustrasi, pencitraan, dan film.

• Untuk mencapai hasil penjualan yang maksimal maka iklan dibuat secara persuasif (merangsang)

• Media mengada-ngadakan perempuan karena sifatnya sebagai objek perangsang (daya tarik).

Posisi Perempuan1. Pelaku dalam industri periklanan

2. Model iklan

3. Konsumen/pasar

Eksploitasi Perempuan• Eksploitasi perempuan: pengusahaan; pendayagunaan; pemanfaatan sebagai

objek penjualan produk untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya• Pemanfaatan seksualitas dan sensualitas fisik perempuan demi penjualan produk

iklan. Perempuan sebagai objek perangsang• Perempuan sebagai simbol kecantikan yang memuaskan keinginan laki-laki• Pemberian stereotipe negatif pada perempuan• Perempuan termarginalisasi dan tersubordinasi

Pemetaan Masalah

Kapitalisme (Ekonomi Libido): Penggunaan tubuh

dan hasrat sebagai komoditas

Eksploitasi perempuan:

Perempuan dijadikan sebagai objek penjualan dan

seksualitas

Ketidakadilan Gender

Contoh iklan dan slogan• Iklan AXE: “Heaven on Earth”• Iklan LUX: “Pancarkan Bintangmu”• Iklan Kopi Susu YA: “Kopi Nikmat, Harga Bersahabat”• Iklan Mito 855: “Slim, Elegant, Graceful, Smart”• Iklan Extra Joss: “ Laki Fearless”• J:\GENDER\Iklan Kopi Susu Ya - Luna Maya.mp4

Faktor Penyebab• Subordinasi dan marginalisasi perempuan sudah lama

terjadi (Sebelum abad 15) sehingga membentuk budaya• Budaya menghasilkan pengakuan dan penerimaan

terhadap stereotipe perempuan• Kebutuhan ekonomi• Popularitas • Kemajuan Karir

Aktor-aktor• Menkominfo• Dewan pers: pengawas• Komisi Penyiaran Indonesia: pengawas• Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia/Perusahaan pers

(wartawan dan kru): pemilik dan operasional• Masyarakat (konsumen & model iklan) : pengguna, objek

iklan dan pengawas

Solusi Yang AdaUndang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PERS • Bab II, Pasal 6 (b dan e) : harus sesuai dengan nilai

demokrasi dan HAM• Bab IV, Pasal 13: tidak bertentangan dengan nilai kesusilaan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran Pasal 42 d

Tindak Lanjut: Sensor atau Penyuntingan (Surat imbauan KPI 281/K/KPI/04/12 untuk menyunting iklan sabun colek)

Kekurangan• Peraturan dapat dibengkokkan karena ada oknum tertentu

yang bekerja sama dengan pemerintah• Terkadang iklan yang dilarang lebih disukai masyarakat• Sistem ideal belum dapat mengubah pola pikir dan nilai

masyarakat • Perkembangan iklan Indonesia mengikuti perkembangan

iklan Barat

Rekomendasi Kebijakan

• Mengubah pola pikir masyarakat untuk mengubah streotipe perempuan dengan sosialisasi langsung dan melalui media massa

• Penyeleksian iklan luar dan dalam negeri diperketat• Pemberian insentif bagi stasiun TV yang menerapkan

keadilan gender pada iklan yang dibuat• Dialog terbuka antara pemerintah, KPI, perusahaan iklan,

perusahaan yang memproduksi barang, konsumen, dll untuk membuat standarisasi periklanan Indonesia

Terimakasih

top related