perancangan urban farming center di kota …
Post on 21-Oct-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERANCANGAN URBAN FARMING CENTER DI
KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN
PERMAKULTUR
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
ALWAN SULTHON M
NIM : H03217002
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Alwan Sulthon Majid
NIM : H03217002
Program Studi : Arsitektur
Angkatan : 2017
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Tugas Akhir
saya yang berjudul: “PERANCANGAN URBAN FARMING CENTER DI
KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN PERMAKULTUR”. Apabila
suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya bersedia
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian pernyataan keaslian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 23 Juli 2021
Yang menyatakan,
Alwan Sulthon Majid
NIM H03217002
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Alwan Sulthon Majid
NIM : H03217002
Fakultas/Jurusan : Fakultas Sains dan Teknologi / Program Studi Arsitektur
E-mail address : alwansulthon30@gmail.com Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :
Sekripsi Tesis Disertasi Lain-lain Lain-lain (……………………………) yang berjudul : Perancangan Urban Farming Center di Kota Surabaya dengan Pendekatan Permakultur beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Surabaya, 23 Juli 2021 Penulis
Alwan Sulthon Majid
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300
E-Mail: perpus@uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
viii
ABSTRAK
PERANCANGAN URBAN FARMING CENTER DI KOTA SURABAYA
DENGAN PENDEKATAN PERMAKULTUR
Bahan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
harus dipenuhi setiap saat,khususnya pada masyarakat perkotaan. Agar
kebutuhan pangan masyarakat kota bisa tercapai, maka diperlukan beberapa
usaha, salah satunya dengan cara mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu
diperlukan suatu upaya bersama untuk mengatasinya. Salah satunya dengan
cara menggerakkan masyarakat untuk melakukan aktivitas pertanian urban.
Urban Farming adalah proses kegiatan pertanian yang dilakukan di
kawasan perkotaan. Konsep bertani ini dianggap cocok dalam memenuhi
kebutuhan pangan pada masyarakat perkotaan. Dalam merancang dan
mengelola pertanian yang menghasilkan serta berkelanjutan maka diperlukan
suatu pendekatan yang dapat membantu dan mempermudah dalam mencapai
produksi yang beragam dan melimpah, pendekatan permakultur dinilai cocok
untuk memberikan solusi terhadap segala permasalahan yan ada didalam proses
pertanian di perkotaan, karena permakultur sendiri dirancang untuk mengelola
lingkungan di tengah kondisi masyarakat dengan memanfaatkan sumber-
sumber daya alam yang ada dikawasan melalui metode ramah lingkungan dan
heamt energi guna untuk menyeimbangkan kondisi alam dan lingkungan
setempat.
Pendekatan Permakultur merupakan sebuah solusi yang tepat dan penting
dalam memproduksi perkebunan organik yang sehat, desain kebun rumah
tangga, tata ruang desa yang lebih efisien, lingkungan yang lebih sehat, metode
produksi energi alternatif, dan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.
Pendekatan permakultur mengadopsi kerjasama dengan sistem alam
dalam proses budidayanya, sehingga dapat mengurangi limbah dan polusi serta
dapat menghasilkan produk bahan pangan dengan produktif dengan tetap
mengutamakan energi yang rendah.
Kata kunci : Urban Farming, pertanian perkotaan, berkelanjutan,
perkebunan organik, permakultur
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ix
ABSTRACT
DESIGN OF URBAN FARMING CENTER IN SURABAYA CITY WITH
PERMACULTURAL APPROACH
Food is the most important basic human need and must be met at all times,
especially in urban communities. In order to meet the food needs of the urban
community, several efforts are needed, one of which is by realizing food
security. For this reason, a concerted effort is needed to overcome it. One of
them is by mobilizing the community to carry out urban agricultural activities.
Urban Farming is the process of agricultural activities carried out in urban
areas. This farming concept is considered suitable in meeting the food needs of
urban communities. In designing and managing productive and sustainable
agriculture, an approach that can assist and facilitate in achieving diverse and
abundant production, the permaculture approach is considered suitable to
provide solutions to all problems that exist in the agricultural process in urban
areas, because permaculture itself is designed to manage environment in the
midst of community conditions by utilizing natural resources in the area through
environmentally friendly and energy-saving methods in order to balance natural
conditions and the local environment.
Permaculture approach is an appropriate and important solution in
producing healthy organic plantations, home garden design, more efficient
village layout, healthier environment, alternative energy production methods,
and sustainable economic development.
The permaculture approach adopts collaboration with natural systems in
the cultivation process, so as to reduce waste and pollution and produce food
products productively while prioritizing low energy.
Keyword : Urban Farming, Farming, Sustainable Farming, Architecture
permaculture, Permakultur
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Perancangan ....................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup Perancangan ................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN OBJEK & LOKASI PERANCANGAN ............................................................ 5
2.1. Tinjauan Objek ..................................................................................................................... 5
2.2 Penentuan Lokasi Tapak ..................................................................................................... 11
2.2.1 Peruntukkan Wilayah ......................................................................................................... 12
2.2.2 Kriteria Penentuan Lokasi .................................................................................................. 12
2.3 Gambaran Umum Wilayah ................................................................................................. 13
2.3.1 Kondisi Eksisting Tapak ..................................................................................................... 14
BAB III PENDEKATAN & KONSEP ............................................................................................. 15
3.1 Pendekatan Rancangan ....................................................................................................... 15
3.1.1 Permakultur ....................................................................................................................... 15
3.2 Konsep Perancangan ........................................................................................................... 17
BAB IV PENDEKATAN & KONSEP ............................................................................................. 18
4.1. Rancangan Arsitektur ........................................................................................................ 18
4.1.1 Rancangan Tapak ............................................................................................................... 18
4.1.2 Rancangan Bangunan ......................................................................................................... 20
4.1.3 Rancangan Ruang ............................................................................................................... 23
4.1.4 Rancangan Struktur ............................................................................................................ 25
4.1.5 Rancangan Utilitas .............................................................................................................. 25
4.1.6 Rangkuman Penerapan Pendekatan Permakultur Pada Perancangan Urban Farming Center
di Kota Surabaya ............................................................................................................................... 28
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 30
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Fungsi dan Aktivitas Ruang .................................................................................. 6
Tabel 2. 2 Besaran Ruang ....................................................................................................... 8
Tabel 2. 3 Estimasi Besaran Ruang ...................................................................................... 11
Tabel 4. 1 Penerapan Prinsip Permakultur Pada Desain ...................................................... 28
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Konsep Perancangan ........................................................................................ 17
Gambar 4. 1 Zonasi Tapak ................................................................................................... 18
Gambar 4. 2 Sirkulasi Tapak ................................................................................................ 19
Gambar 4. 3 Vegetasi Tapak ................................................................................................ 20
Gambar 4. 4 Bentuk Bangunan ............................................................................................. 21
Gambar 4. 5 Sirkulasi Bangunan .......................................................................................... 21
Gambar 4. 6 Material Bangunan ........................................................................................... 22
Gambar 4. 7 Bangunan Merespons Alam ............................................................................. 22
Gambar 4. 8 Konsep Zonasi Ruang ...................................................................................... 23
Gambar 4. 9 Sirkulasi Ruang ................................................................................................ 23
Gambar 4. 10 Interior Kantor ............................................................................................... 24
Gambar 4. 11 Interior Vertical Farming ............................................................................... 24
Gambar 4. 12 Konsep Struktur ............................................................................................. 25
Gambar 4. 13 Alur Sistem Air Bersih .................................................................................. 26
Gambar 4. 14 Alur Pengolahan Air Hujan ........................................................................... 26
Gambar 4. 15 Solar Panel ..................................................................................................... 27
Gambar 4. 16 Alur Instalasi Listrik ...................................................................................... 27
Gambar 4. 17 Alur Pengolahan Limbah ............................................................................... 28
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Site Plan ............................................................................................................ 31
Lampiran 2 Layout Plan ........................................................................................................ 32
Lampiran 3 Tampak Kawasan ............................................................................................... 33
Lampiran 4 Potongan Kawasan ............................................................................................. 34
Lampiran 5 Denah Bangunan ............................................................................................... 35
Lampiran 6 Tampak dan Potongan Bangunan ...................................................................... 36
Lampiran 7 3D Eksterior dan Interior ................................................................................... 37
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam setiap tahunnya, pertambahan penduduk disetiap negara akan
selalau mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari United Nations
Department of Economic and Social Affairs, yang diterbitkan pada tahun 2018
silam, diperkirakan populasi dunia akan mengalami peningkatan hingga 9.8
milyar jiwa pada tahun 2050, dengan estimasi sebanyak 68% menempati area
urban atau perkotaan. Menurut laporan tersebut, 90% dari peningkatan tersebut
akan terjadi di benua Asia dan Arika, termasuk Indonesia. Pertambahan
penduduk urban tersebut akan mengakibatkan demand kebutuhan pangan area
perkotaan di Indonesia ikut meningkat.
Kota Surabaya merupakan ibukota provinsi Jawa Timur yang memiliki
jumlah penduduk terbanyak nomor dua setelah Jakarta. Berdasarkan data
kependudukan statistik, jumlah penduduk Kota Surabaya terus mengalami
peningkatan sejumlah kurang lebih 400.000 penduduk dari tahun 2014 hingga
tahun 2019, pada tahun 2014 sebanyak 2.719.859 jiwa yang tercatat sebagai
warga Kota Surabaya, sedangkan pada tahun 2019 jumlah penduduk Surabaya
mencapai 3.150.026 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020). Kepadatan yang cukup
tinggi menimbulkan permasalahan-permasalahan di Kota Surabaya seperti
meningkatnya kebutuhan pangan.
Sebagai salah satu kota metropolitan, Kota Surabaya telah mengalami
peningkatan yang sangat pesat dalam berbagai bidang. Peningkatan dari
berbagai bidang tersebut memang sangat menguntungkan. Namun disisi lain tak
sedikit pula masalah yang ditimbulkan dari hal-hal tersebut. Salah satunya dalah
banyak lahan-lahan produktif pertanian yang berubah menjadi kawasan
terbangun seperti industry, perumahan, Gedung perkantoran dan mall.
Akibatnya, pada setiap tahunnya lahan pertanian di Surabaya semakin
menyempit. Sedikitnya lahan pertanian mengakibatkan produksi bahan makanan
dari sektor pertanian semakin turun juga. Padahal pada setiap tahunnya
kebutuhan pangan pada masyarakat juga semakin meningkat.
Kemajuan teknologi di bidang pertanian saat ini memungkinkan untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
memaksimalkan produksi pertanian dengan lahan yang terbatas. Teknik
pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan teknologi cocok diterapkan di kota
seperti Surabaya yang lahan pertaniannya sangat terbatas. Selain itu, masih
banyak teknologi-teknologi di bidang pertanian yang dapat diterapkan untuk
memaksimalkan produksi di lahan yang terbatas.
Dalam beberapa tahun terakhir, praktek pertanian perkotaan semakin
populer dan menjamur di kawasan perkotaan Indonesia. Tren tersebut
dipengaruhi sebab munculnya banyak komunitas yang mulai menyadari tentang
manfaat pertanian perkotaan ini. Ditambah lagi juga meningkatnya pola pikir
masyarakat perkotaan tentang gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi hasil
tanam organik yang diproduksi sendiri. Tidak sedikit pula masyarakat yang
mulai memanfaatkan urban farming sebagai bisnis dan mata pencaharian
tambahan.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya (DKPP)
merupakan salah satu instansi pemerintah lokal yang sudah mencanangkan
program pertanian perkotaan sejak tahun 2010, yaitu dengan bekerja sama
dengan kelompok-kelompok tani yang ada di Kota Surabaya dengan
mengoptimalkan lahan-lahan kosong yang ada untuk ditanami berbagai varietas
pertanian, seperti bertanam hidroponik, cabai, melon dan semangka. Selain itu,
untuk lebih mendorong dan mendukung hasil pertanian yang ada di Kota
Surabaya, pihak Pemerintah Kota Surabaya juga mengadakan kegiatan
bertajuk minggu pertanian, sebagai wujud dari komitmen dalam
mengembangkan dan mempromosikan produk pertanian , perikanan dan
peternakan di Kota Surabaya.
Namun hingga saat ini, pemerintah kota sendiri belum mempunyai suatu
tempat dan wadah yang khusus digunakan untuk menunjang semua kegiatan
tersebut, sehingga hasil yang diperoleh dirasa bisa lebih maksimal apabila
Pemerintah Kota Surabaya mempunyai sebuah fasilitas untuk mengembangkan
konsep pertanian urban.
Urban farming adalah istilah untuk kegiatan pertanian yang dilakukan
di area perkotaan dengan pelaku masyarakat urban memiliki potensi untuk
membantu pemenuhan kebutuhan pangan yang meningkat dengan
mempertimbangkan keterbatasan lahan area perkotaan.
Kegiatan Urban Farming memiliki banyak manfaat dalam mengatasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
berbagai macam permasalahan yang ada di kota. Seperti meminimalisir dampak
krisis pangan apabila digerakkan secara bersama-sama dengan mengedepankan
gerakan akar rumput pada masyarakat yang dapat dilakukan baik dengan cara
individual maupun dengan komunitas.
Selain itu, Urban farming dinilai cukup mampu untuk menjawab
persoalan keterbatasan lahan, pariwisata dan peningkatan perekonomian
diwilayah kota Surabaya, karena masyarakat akan digerakkan untuk
berpartisipasi dalam proses kegiatan yang ada didalamnya seperti jual beli,
budidaya, dan proses edukasi kepada para pengunjung untuk dapat
mengaplikasikan nilai nilai alam sosial dan ekonomi yang telah diperoleh dari
Urban Farming Center ini
Dalam hal ini peran pemerintah sangatlah vital didalam menyediakan
fasilitas yang dapat menunjang segala aktifitas dan kegiatan urban farming ini.
Sehingga pengetahuan masyarakat yang masih minim terkait tata cara bercocok
di tanam di iklim perkotaan dapat teratasi dengan memberikan edukasi yang
dapat diterapkan langsung di rumah-rumah.
Berdasarkan permasalahan dan potensi diatas dapat disimpulkan bahwa
perlu adanya perencanaan perancangan urban farming yang dapat membantu
menyelesaikan permasalahan tersebut. Maka dari itu diperlukan suatu
pendekatan yang dapat menjawab permasalahan tersebut dengan
berkesinambungan. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan permakultur.
Secara garis besar pendekatan permakultur adalah pendekatan yang merupakan
budidaya pertanian berkelanjutan untuk pertanian, perkebunan, kehutanan dan
peternakan yang mengintegrasikan antara tanaman, hewan, manusia, dan
lanskap ke dalam sebuah sistem hubungan yang saling bergantung dan
membantu antara satu dan lainnya (Morrow, 1993).
Berdasarkan latar belakang tersebut, judul dari tugas akhir ini
adalah “Perancangan Urban Farming Center Surabaya dengan Pendekatan
Permakultur”
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Perancangan
Rumusan masalah dalam perancangan ini yaitu bagaimana membuat
perancangan Urban Farming Center di Kota Surabaya dengan pendekatan
permakultur ?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan tugas akhir ini
yaitu untuk menghasilkan sebuah konsep rancangan Urban Farming Center di
Kota Surabaya dengan pendekatan permakultur yang sesuai dengan kondisi
tapak sekitar.
1.3 Ruang Lingkup Perancangan
Dalam hal ini penulis memberikan suatu batasan agar dapat
memberikan informasi yang tepat mengenai analisa, konsep, dan solusi desain
yang utuh dan valid sesuai judul dan tema yang telah diterima oleh penulis,
sehingga penulis dapat memilah- milah batasasan tersebut :
a. Skala Pelayanan
Pada perancangan “Urban Farming Center” skala pelayanan mencakup Kota
Surabaya
b. Fungsi Objek
Batasan desain pada “Urban Farming Center” ini meliputi fungsi sarana
edukasi proses budidaya,produksi pasca panen ,pemasaran dan rekreasi .
c. Lokasi Objek
Lokasi perancangan “Urban Farming Center” ini berada di Kota Surabaya,
dibangun dengan estimasi lahan sekitar 3 Ha, penentuan luas lahan tersebut
berdasarkan studi komparasi dan tinjauan literatur yang dilakukan.
d. Pendekatan & Metode Perancangan
Pendekatan perancangan pada Urban Farming Center ini menggunakan
pendekatan permakultur
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
BAB II
TINJAUAN OBJEK & LOKASI PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Objek
Urban Farming Center Surabaya merupakan objek rancang yang
berperan untuk mewadahi dan membagikan kegiatan pembelajaran tentang
produksi pertanian perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan perancangan
yang ada di Kota Surabaya dengan menggunakan metode yang lebih interaktif
sekaligus sebagai tempat rekreasi yang edukatif.
2.1.1 Definisi Urban Farming
Urban farming adalah sebuah konsep bercocok tanam di area
perkotaan dengan menggunakan teknologi dan tata cara tertentu. Urban
farming merupakan praktek budidaya, pengolahan, dan disribusi bahan
pangan dan pemenuhan kebutuhan pangan di kota. Selain itu, untuk
menunjang pertanian perkotaan yang lebih menghasilkan maka juga
ditambahkan juga hasil produksi dari peternakan, budidaya perikanan,
wanatani, dan hortikultura.
Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) , Pertanian
Perkotaan merupakan sebuah tempat yang menghasilkan, mengolah dan
memasarkan produk dan bahan makanan nabati, terutama dalam mencukupi
kebutuhan permintaan harian konsumen yang ada didalam perkotaan yang
menerapkan produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya
dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman dan hewan
ternak (Smit, JA. Ratta, J. Nasr, 1996).
A. Jenis Urban Farming
Terdapat beberapa model pengaplikasian dalam merencanakan urban
farming, diantaranya yaitu (Novi, 2014) :
1. Menggunakan lahan tidur sebagai area produktif
2. Mengoptimalkan Ruang Terbuka Hijau (Privat dan Publik)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
3. Memanfaatkan ruang disekitar rumah
4. Menggunakan ruang mati untuk dimanfaatkan (vertikultur atau green roof)
Jenis-jenis urban farming di bagi berdasarkan sistem budidaya nya :
1. Vertikultur
2. Hidroponik
3. Aquaponik
B. Sistem Urban Farming Center
Urban farming center didefinisikan sebagai penggabungan semua
komponen pertanian ke dalam suatu sistem usaha pertanian yang terpadu,
dimulai dari kegiatan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan.
1. Pertanian urban yang dipadukan dengan kegiatan pemanfaatan limbah dan
energi terbarukanPertanian dengan sistem terpadu mampu menghasilkan
beberapa produk pertanian dengan efisien dan efektif dalam pemanfaatan
setiap elemennya meliputi 4F, yaitu food, feed, fuel, dan fertilizer.
a) Food – Pertanian terpadu dapat menghasilkan pangan lebih beragam
mulai dari tanaman obat, sayuran, telur, susu, ikan dan daging.
b) Feed – Limbah dari produk pertanian seperti rumput dan gabah dapat
diolah kembali menjadi pakan ternak.
c) Fuel – Dapat menghasilkan sumber listrik dari sumberdaya
terbarukan seperti cahaya matahari dan angin
d) Fertilizer – Limbah dari kotoran hewan serta limbah dari pertanian
dimanfaatkan untuk pupuk cair dan padat.
2. Pertanian Urban yang dipadukan dengan Kegiatan Pasca Panen dan
Produksi
3. Pertanian Urban yang dipadukan dengan Kegiatan Penelitian
4. Pertanian Urban yang dipadukan dengan Kegiatan Perekonomian
5. Pertanian Urban yang dipadukan dengan Kegiatan Edukasi dan Komunitas
Tani
2.1.2 Fungsi dan Aktivitas Ruang
Sumber : Studi Literastur dan Analisis Pribadi
3
Tabel 2. 1 Fungsi dan Aktivitas Ruang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Klasifikasi Fungsi Jenis
Ruang
Deskripsi
Sifat
Aktivitas
Pelaku
Aktivitas
Primer
Budidaya
Lahan
pembudidayaan
Pertanian ,
peternakan dan
perikanan
Mempelajari dan melihat
proses budidaya
pertanian mulai dari
pembenihan, perawatan
dan pemanenan secara
langsung
Publik Pengunjung
dan
Pengelola
Sekunder
Pemasaran
Kegiatan pasca
panen
Melakukan kegiatan
pasca panen seperti
Pemilahan, pencucian,
pelapisan lilin,
pengepakan dan
penyimpanan
Publik Pengelola
Cafetaria Makan dan minum Publik Pengunjung,
pengelola
Minimarket Jual beli produk dan
keperluan urban farming
Publik Pengunjung,
staff dan
pengelola
Penelitian Laboratorium
penelitian
Melakukan penelitian
produk pertanian
Privat Staff
laboratorium
Edukasi Galeri
pertanian
Melihat dan mempelajari
tentang pertanian
perkotaan
Publik Pengunjung
Ruang Sains
Dan Teknologi
Melihat dan mempelajari
teknologi pertanian
Publik Pengunjung
Auditorium Kuliah tamu, seminar
atau workshop serta
pemutaran film tentang
pertanian
Publik Pengunjung
dan
pengelola
R. Kelas / R. Belajar
Digunakan untuk kelas
diskusi dan seminar kecil
Publik Pengunjung
Rekreasi Lahan budidaya
Mempelajari dan melihat
proses budidaya
pertanian mulai dari
pembenihan, perawatan
dan pemanenan secara
langsung
Publik Pengunjung,
staff dan
pengelola
Administrasi
/ Ofice
Kantor Staff Bekerja Privat Staff
Kantor Direksi Bekerja Privat Staff
R. Rapat Diskusi & Musyawarah Privat Staff
Dapur Memasak Semi
Privat
Staff dan
Pengelola
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
2.1.3 Besaran Ruang
Tabel 2. 2 Besaran Ruang
Sumber : Studi Literastur dan Analisis Pribadi
Klasifikasi Fungsi Kebutuhan Ruang Kapasitas Sumber Estimasi
Luasan
Primer
Penerima
Entrance 1 Orang ASM 25 m2
Exit 1 Orang ASM 25 m2
Drop Off 1 Orang NMH 37,5 m2
Hall 50 Orang TSS 90 m2
Front Desk 10 Orang ASM 20 m2
Lobby 200 Orang EN 300m²
R. Persemaian 50 Orang ASM 1000 m²
R. Budidaya Buah 50 Orang ASM 2000 m²
Primer
Budidaya
R. Budidaya Sayur 50 Orang ASM 2000 m²
R. Budidaya Ikan 50 Orang ASM 2000 m²
R. Budidaya ternak 50 Orang ASM 000 m²
R.Karyawan 10 Orang EN 30 m²
R. Loker 6 Orang EN 64.5m²
R. Alat 1 Unit ASM 45 m²
R. MEE 1 Unit ASM 40 m²
R. Janitor 1 Orang ASM 8 m²
Wc/Km 8 Unit EN 36m²
R. Pembersihan 2 Orang ASM 100 m2
R. Pengepakan 2 Orang ASM 100 m2
R. Penyimpanan 2 Orang ASM 150 m2
R. Karyawan 10 Orang NAD 20 m2
Penunjang
Km/Wc Staff BAK & BAB Semi
Privat
Staff dan
Pengelola
Ibadah Musholla Sholat lima waktu Publik Pengunjung
pengelola
Loket Mengantri dan registrasi
tiket
Publik Pengunjung
Pos Satpam Penjagaan keamanan
sekitar gedung
Semi
Privat
Staff
Parkir Tempat memarkirkan
kendaraan
Publik Pengunjung
pengelola
Atm Center Transaksi ATM Publik Seluruh
Lobby Menunggu dan
berkumpul
Publik Pengunjung
Resepsionis Pelayanan informasi
untuk pengunjung
Publik Pengunjung
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Klasifikasi Fungsi Kebutuhan Ruang Kapasitas Sumber Estimasi
Luasan
Sekunder
Pasca Panen
R. Loker 10 Orang NAD 20 m2
R. Alat 1 Orang ASM 45 m2
Gudang 1 Orang ASM 7,5 m2
Wudhu 1 Orang ASM 7,5 m2
Mushola 10 Orang NAD 12 m2
Lavatory 1 Orang NAD 9 m2
Janitor 1 Orang ASM 6 m2
MEE 1 Orang ASM 36 m2
Edukasi
Galeri Pertanian 50 – 100 Orang ASM 190m²
Sejarah Pertanian 50 – 100 Orang ASM 195m²
Teknologi Pertanian 50 – 100 Orang ASM 195m²
Workshop Pertanian 50 – 100 Orang ASM 195m²
Penelitian
Lab.Penelitian 2 Orang EN 40m²
Lab Pengujian 2 Orang EN 40m²
Lab Pengembangan 2 Orang EN 40m²
R. Karyawan 10 Orang NAD 20 m2
R. Loker 10 Orang NAD 20 m2
Wudhu 1 Orang ASM 7,5 m2
Mushola 10 Orang NAD 12 m2
Lavatory 1 Orang NAD 9 m2
Janitor 1 Orang ASM 6 m2
Pemasaran
Lobby 20 Orang NAD 25 m2
Penitipan Barang 1 Orang ASM 25 m2
R. Dislay Produk 1 Orang ASM 1000 m2
R. Penyimpanan 1 Orang ASM 200 m2
R. Kasir 5 Orang NAD 9 m2
R. Karyawan 10 Orang NAD 20 m2
R. Loker 10 Orang NAD 20 m2
R. Alat 1 Orang ASM 45 m2
Gudang 1 Orang ASM 7,5 m2
Sekunder
Pemasaran
Wudhu 1 Orang ASM 7,5 m2
Mushola 10 Orang NAD 12 m2
Lavatory 1 Orang NAD 9 m2
Janitor 1 Orang ASM 6 m2
Kerjasama
Masyarakat
Lokal
R. Umum komunal
komunitas tani
100 Orang ASM 1000 m2
R. Koperasi 10 Orang NAD 20 m2
Edukasi
Perpustakaan 100 Orang EN 710m²
Auditorium 200 Orang EN 400m²
R. Kelas 25 Orang ASM 30m²
Lap. Pengamatan 1 Unit ASM 360m²
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
Klasifikasi Fungsi Kebutuhan Ruang Kapasitas Sumber Estimasi
Luasan
Penunjang
Penunjang
Rekreasi Taman 1 Unit ASM 100m²
Administrasi
/ Ofice
R. Tamu/ Tunggu 4 Orang EN 16m²
R. Direktur 1 Orang ASM 45m²
R. Kabag Keuangan 1 Orang ASM 15 m2
Staff Keuangan 5 Orang NAD 30 m2
Kabag Tata Usaha 1 Orang ASM 15 m2
Staff Tata Usaha 5 Orang NAD 30 m2
Kabag SDM 1 Orang ASM 15 m2
Staff SDM 5 Orang NAD 30 m2
Kabag Pemasaran 1 Orang ASM 15 m2
Staff Pemasaran 5 Orang NAD 30 m2
Kabag Operasional 1 Orang ASM 15 m2
Staff Operasional 5 Orang NAD 30 m2
R. Rapat Besar 50 Orang EN 585m²
R. Kelompok Tani 10 Orang TSS 50 m²
R. Berkas 7 Orang TSS 42m²
R. Isitirahat 15 Orang EN 21m²
R. Loker/ Ganti 15 Orang EN 22m²
Pantry 1 Unit ASM 25m²
Km/Wc Staff 6 Unit EN 27m²
Musholla 50 Orang ASM 70m²
Loket 4 Unit ASM 40m²
Pos Satpam 2 Unit ASM 8m²
Parkir Pengunjung Motor 150
Mobil 40
NAD 900 m²
Parkir Pengelola Motor 50 Mobil
20
NAD 250 m²
R. Jaga 1 Unit ASM 24m²
Wc/Km Pengunjung 10 Unit EN 45m²
R. Kebersihan 1 Unit ASM 40m²
Penunjang
Gudang 1 Unit ASM 50m²
Cafetaria 100 Orang EN 360m²
Toko Oleh-Oleh 2 Unit ASM 200m²
Bengkel Mekanik 1 Unit ASM 240m²
Utilitas R. Genset 1 Orang ASM 36 m2
R. Panel Pusat 1 Orang ASM 16 m2
R. Panel 1 Orang ASM 6 m2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
Klasifikasi Fungsi Kebutuhan Ruang Kapasitas Sumber Estimasi
Luasan
R. Pengolahan Air
Limbah
1 Orang ASM 80 m2
R. Pengolahan Air
Hujan
1 Orang ASM 80 m2
R. Pompa 1 Orang ASM 36 m2
R. Pembuatan
Kompos
1 Orang ASM 36 m2
Keterangan :
ASM = Asumsi berdasarkan studi banding dan leteratur
EN = Neufert Architects Data
TSS = Time Saver Standart for Building Types
BPDS = Building Planing And Desin Standards
Tabel 2. 3 Estimasi Total Besaran Ruang
Sumber : Studi Literastur dan Analisis Pribadi
No Fungsi Estimasi Luas
1 Budidaya 13.205 m²
2 Pasca Panen 633 m²
3 Pemasaran 1.366 m²
4 Kelokalan masyarakat 1195 m²
5 Penelitian 194.5 m²
6 Edukasi 1.720 m²
7 Administrasi / Office 1.048 m²
8 Servis dan Utilitas 4.147 m²
23.508,5 m²
Sirkulasi 20% 4.462,6 m²
Total 27.971 m²
2.2 Penentuan Lokasi Tapak
Dalam menentukan lokasi tapak pada perancangan Urban Farming Center,
ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan. Hal ini diharapkan agar letak
perancangan pada urban farming center ini menjadi tepat dan dapat memberi manfaat
bagi daerah perancangan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
2.2.1 Peruntukkan Wilayah
Lokasi perancangan urban farming center berada di wilayah Surabaya Barat
terletak 7°12’-7°19’ Lintang Selatan dan 112°36’- 112°42’30’’ Bujur Timur. Luas
wilayah kecamatan Sambikerep dan Lakarsantri yaitu sekitar 4.267,10 Ha.
Sumberr : https://petaperuntukan.cktr.web.id/
Pemilihan lokasi site perancangan Urban Farming Center bersumber pada
Peraturan Daerah (Perda) No 8 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang dan
Wilayah (RTRW) Kota Surabaya. Kecamatan Sambikerep dalam Rencana Tata
Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Surabaya termasuk dalam Wilayah
Pengembangan Kawasan Pertanian yang mana tujuan pengembangan daerah tersebut
salah satunya merupakan sebagai pusat aktifitas pertanian dalam skala regional.
2.2.2 Kriteria Penentuan Lokasi
Berdasarkan komparasi dari hasil studi literatur, terdapat berbagai kriteria yang
menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi perancangan urban farming center.
Kawasan kelurahan made memiliki nilai-nilai potensi lebih yang
menjadikannya sebagai pusat pengembangan dalam program pertanian perkotaan di
Surabaya antara lain:
1. Lokasi memiliki tanah yang cukup subur dan sumber air yang memadai
2. Lokasi tapak memiliki banyak komunitas tani yang telah bekerja sama dengan
Pemerintah Kota Surabaya dalam mendukung program urban farming
3. Lokasi tapak berada di tengah kawasan pertanian yang masih luas
4. Penduduk kelurahan made masih banyak yang berprofesi sebagai petani
Gambar 2. 1 Peta Peruntukkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
5. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau dan sangat mudah dilalui kendaraan
bermotor/mobil
6. Lokasi memiliki kedekatan dengan fasilitas masyarakat seperti pasar made
2.3 Gambaran Umum Wilayah
Letak geografis tapak berada di Jalan Raya Ngemplak, Kelurahan Made,
Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur. Jarak lokasi tapak
dengan pusat Kota Surabaya sekitar 15 km dengan ketinggian sekitar 25 m diatas
permukaan air laut dengan memiliki kontur tanah yang rata.
Gambar 2. 2 Gambaran Umum Wilayah
Sumber : Google Earth, 2021
Kelurahan Made adalah salah satu kelurahan di Kota Surabaya yang tetap
bertahan didalam menjalankan kegiatan pertaniaan hingga saat ini. Total luas lahan
produktif pada Kelurahan Made sebesar 201,71 Ha dengan hasil produksi pertanian
mencapai 6100 ton setiap tahunnya. Kondisi pertanian pada masyarakat Kelurahan
Made sampai saat ini masih menerapkan sistem pertanian tradisional dengan
terbangun.
Sumber : Google Earth, 2021
Gambar 2. 3 Peta Kelurahan Made
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Batas Wilayah Utara Made : Kelurahan Beringin
Batas Wilayah Timur Made : Kelurahan Sambikerep
Batas Wilayah Selatan Made : Kelurahan Lakarsantri
Batas Wilayah Barat Made : Kelurahan Menganti, Kab. Gresik
2.3.1 Kondisi Eksisting Tapak
Sumber : Foto Pribadi, 2021
Kondisi tapak merupakan lahan kosong milik swasta yang berada didepan
Jalan Raya Ngemplak dan dikelilingi oleh lahan persawahan dan lahan tidur.
Gambar 2. 4 Kondisi Eksisting Tapak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
BAB III
PENDEKATAN & KONSEP
3.1 Pendekatan Rancangan
Penjabaran dari arti permakultur sendiri memiliki dua arti yaitu
permanen kultural dan permanen agrikultur. Permanen kultur beararti
melestarikan, mendukung dan kerjasama dengan budaya dan lingkungan
setempat dan tumbuh bersama dalam waktu bersamaan. Sedangkan arti dari
permanen agrikultur adalah proses didalam pengolahan pertanian dan
peternakan dengan meningkatkan kualitas lahan dengan mengikuti cara kerja
alam, dengan tujuan agar hasil dan pendapatan yang diperoleh bisa tetap berkelanjutan untuk
masa yang akan datang.
3.1.1 Permakultur
Permakultur merupakan konsep permanen yang menjaga
harmonisasi hubungan antara manusia dan alam sekitar. Menurut Mollison
(1988), permakultur memiliki kelebihan yaitu tidak membutuhkan lahan yang
luas untuk dapat menghasilkan berbagai jenis hasil pangan. Sehingga, konsep
permakultur ini dapat diterapkan di dalam perancangan urban farming center
sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
Konsep permakultur merupakan konsep yang berupaya untuk
menjaga hidup berkelanjutan, karena permakultur menjaga harmonisasi alam
dan manusia yang berarti menjaga nilai-nilai budaya setempat.
Oleh karena itu fungsi masyarakat lokal khususnya para
komunitas tani yang berada di dekat kawasan juga harus dilibatkan. Konsep
partisipasi dari masyarakat lokal juga merupakan konsep utama permakultur.
Dengan masyarakat yang makmur menjadikan konsep permakultur berhasil
karena sudah berhasil didalam memanfaatkan apa yang ada di alam dengan
tanpa merusak alam itu sendiri. Menurut Mollison (1988), permakultur adalah
kesadaran desain dan pemeliharaan ekosistem pertanian produktif memiliki
keragaman, stabilitas, dan ketahanan ekosistem alam.
Permakultur sendiri sejatinya memiliki tiga aspek dasar yang
diambil dari adab kehidupan manusia diatas bumi, yaitu :
1. Peduli bumi (earth care), yaitu adab kita diatas bumi terhadap
keanekaragaman hayatinya sebagai satu kesatuan dalam kehidupan,yang mana
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
setiap makhluk memiliki nilai fungsi dan peranan masing-masing yang begitu
berharga, metode yang diambil dalam permakultur sendiri adalah metode yang
tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap bumi dan makhluk hidup
yang ada didalamnya.
2. Peduli terhadap manusia (people care), yaitu adab kita kepada sesama
manusia, permakultur bukanlah tatanan kehidupan yang merancang kehidupan
manusia untuk tertindas atau teraniaya, melainkan untuk merancang
kesejahteraan manusia baik individu maupun masyarakat, permakultur
mendorong masyarakat untuk hidup berbagi bersama, mengedepankan aspek
gotong royong yang ada didalam masyarakat.
3. Berbagi adil (fair share) yaitu berbagi adil mengatur sumber daya
alam dengan bijak dan membatasi diri untuk tidak serakah.
Dasar etika permakultur ini telah disaring dari penelitian dan
pembelajaran etika dalam bermasyarakat dari berbagai budaya yang telah ada
sebelumnya dalam menjaga keseimbangan yang relatif dengan lingkungan
mereka yang telah berlangsung sekian lama sebelum peradaban kita saat ini.
Menurut penjabaran didalam buku “Permaculture: Principle
and Pathways Beyond Sustainbility” (David Holmgren, 2002), Permakultur
memiliki dua belas prinsip yang menjadi pedoman kerangka berpikir dalam
merancang ulang lingkungan dan perilaku manusia secara kreatif dalam dunia,
dimana ketersediaan energi dan sumber daya yang terbatas.
1. Kreatif dalam merespons perubahan
2. Pengamatan dan interaksi
3. Tangkap dan simpan energi (penghematan energi)
4. Strategi panen
5. Sistem swatata dan menerima umpan balik
6. Penggunaan sumber daya terbarukan
7. Tanpa limbah/residu
8. Desain dari pola alam hingga terperinci
9. Kolaborasi integrasi bukan pemisahan
10. Gunakan solusi sederhana dan bertahap
11. Gunakan dan hargai keanekaragaman
12. Optimalkan tepian dan margin
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
3.2 Konsep Perancangan
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Hasil pada perancangan ini menerapkan teori pendekatan permakultur,
dengan mengaplikasikan 11 prinsip pada permakultur terhadap konsep tapak,
konsep bangunan dan konsep ruang.. Di dalam perancangan ini dimaksudkan
untuk kembali menyadarkan bahwa alam dan manusia pada hakikatnya adalah
sebuah kesatuan yang saling bergantung dan membantu dalam mencapai
tujuan yang sama.
“GROW IN HARMONY”
Penerapan tagline ‘harmony’ akan diterapkan pada sirkulasi dan
bentuk bangunan yang cenderung melengkung dengan tetap memperhatikan
kesatuan dari berbagai fungsi dan organisasi ruang pada objek perancangan.
Bangunan menjadi penghubung antara manusia dengan alam lingkungan yang
ada disekitarnnya. Sedangkan tagline ‘grow’ merupakan tujuan dari sebuah
perancangan ini, dimana aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dapat
bersama-sama ditumbuh kembangkan dalam suatu wadah ‘harmony’ tersebut
.
Gambar 3. 1 Konsep Perancangan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
BAB IV
PENDEKATAN & KONSEP
4.1. Rancangan Arsitektur
Dengan mengikuti konsep dan prinsip permakultur dipadukan dengan
tagline “Grow In Harmony”, maka konsep perancangan pada urban farming center
akan diaplikasikan dan berfokus pada bentukan bangunan, organisasi ruang, zonasi,
alur sirkulasi.. sehingga diperoleh hasil desain yang selaras dengan alam dan
lingkungan sekitar.
4.1.1 Rancangan Tapak
A. Zonasi dan Tata Masa Tapak
Dalam konsep zoning tapak, akan dibagi menjadi 6 zona sesuai dengan
prinsip pendekatan permakultur, pembagian zonasi pada tapak mempertimbangkan
bentuk site tapak perancangan.
Zona 0
Zona 1
Zona 2
Zona 3
Zona 4
Zona 5
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Zone 0: Pusat kegiatan yaitu bangunan inti perancangan. Zona 0 merupakan tempat
paling intensif, penggunaan dan perawatan terus menerus dan memerlukan
investasi energi dan waktu yang besar.
Zone 1: Tanaman Obat Keluarga ,pengolahan kompos, gudang alat.
Zone 2: Semangka, timun mas, melon, cabai , pohon buah, rumah kaca.
Zone 3: Tangki penyimpanan air dan budidaya ikan
Gambar 4. 1 Zonasi Tapak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Zone 4: Peternakan ayam, sapi, lebah madu dan kambing
Zone 5: Zona liar hutan endemik pohon kelapa dan pohon mangga
Dengan pembagian zonasi tersebut, terciptalah keseimbangan alam yang tercipta pada
Kawasan, karena zona 1 dengan zona lainnya akan saling bergantung dan saling
membutuhkan
B. Sirkulasi Tapak
Sirkulasi pada tapak dibuat dengan melingkar terpusat agar 5 zona yang telah
diaplikasikan pada perancangan bisa saling terhubung dan saling terorganisasi.
Bangunan ini akan diletakkan di tengah sebagai inti dan terpusat. Sehingga Bangunan
menjadi penghubung antara manusia dengan alam lingkungan yang ada disekitarnnya
Gambar 4. 2 Sirkulasi Tapak
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
C. Vegetasi Tapak
Vegetasi tapak pada bangunan mengikuti prinsip zonasi permakultur yang sudah
diatur kedalam tapak dan prinsip keanekaragaman. Pemilihan tanaman diatur berdasarkan
lama panen pada masing masing varietas tanaman. Sehingga waktu panen dapat terus
diatur secara bergantian, sehingga kawasan ini akan terus menghasilkan bahan pangan
yang dibutuhkan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
1. Zona 1 sebagai :
Tanaman Obat Keluarga : Bawang merah, jahe, kunyit, lidah buaya
Budidaya hidroponik : sawi, selada, tomat, daun bawang, kangkung
Zona 2 sebagai :
Kebun buah : semangka, timun mas, melon, cabai
Gambar 4. 3 Vegetasi Tapak
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Zona 3 sebagai :
Tempat penyimpanan air dan budidaya ikan
Zona 4 sebagai :
Peternakan : sapi, kambing, ayam dan lebah madu
Zona 5 sebagai :
Hutan Lokal yang berisi pohon endemik sekitar : pohon kelapa dan pohon mangga
4.1.2 Rancangan Bangunan
A. Bentuk Bangunan
Bentuk massa menerapkan bentuk dinamis, dimana bentuk massa
dirancang untuk mencapai keselarasan keindahan bangunan dengan tapak
sekitar. Bentuk bangunan yang berbentuk lingkaran juga direkayasa agar
bangunan mudah dalam mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alami
sehingga dapat meminamilisir penggunaan energi listrik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Gambar 4. 4 Bentuk Bangunan
Sumber : Gambar Pribadi, 2021 B. Sirkulasi Bangunan
Sirkulasi banguan berbentuk linear radial, karena mengikuti bentuk
lingkaran dan lengkung pada tapak. Dengan sirkulasi linear dapat
menghubungkan masing masing fungsi dengan menerapkan konsep prinsip
kolaborasi integrasi pada pendekatan Permakultur
Gambar 4. 5 Sirkulasi Bangunan
Sumber : Gambar Pribadi, 2021 C. Material Bangunan
Material bangunan menggunakan material kayu, beton ekspos, roster bata
untuk menampilkan kesan natural pada bangunan dan kawasan sekitar. Dalam
lingkup permakultur,pemilihan material mengutamakanan pada material yang
ramah lingkungan,efisiensi bahan dan kekuatan bahan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
Gambar 4. 6 Material Bangunan
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Penggunaan material kayu dan beton digunakan sehingga menghadirkan
nuansa modern tropis pada tampilan bangunan. Penggunaan material praktis
menggunakan elemen fabrikasi seperti material kayu, kaca dan baja. Penerapan
tersebut dilakukan karena mampu untuk mengurangi sampah konstruksi yang
dihasilkan dalam proses pembangunan.
D. Bangunan Merespons Alam
Penerapan bentuk dinamis mencerminkan prinsip permakultur
tentang merespons alam, yaitu bangunan harus merespons keadaan alam sekitar
seperti iklim dan vegetasi sekitar. Bangunan dikonsep agar bisa merespon pada
alam untuk mencapai kenyamanan. Air hujan dari atas akan dialirkan langsung
menuju pengolahan dan penampungan air untuk dimanfaatkan keperluannya.
Sumber : Gambar Pribadi, 2021 Gambar 4. 7 Bangunan Merespons Alam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
4.1.3 Rancangan Ruang
A. Zonasi Ruang
Bentuk lingkaran dan melengkung pada ruang merupakan pengaplikasian
prinsip pendekatan permakultur yaitu desain pola detail dan kolaborasi integrasi,
karena dapat menghubungkan seluruh ruang yang ada pada bangunan ini.
Gambar 4. 8 Konsep Zonasi Ruang
Sumber : Gambar Pribadi,2021
B. Sirkulasi Ruang
Sirkulasi ruang berbentuk linear dengan mengikuti bentuk lingkaran dapat
menghubungkan seluruh ruang yang ada pada bangunan ini, sesuai dengan prinsip
kolaborasi integrasi pada prinsip pendekatan permakultur
Gambar 4. 9 Sirkulasi Ruang
Sumber : Gambar Pribadi,2021
FUNGSI MANAJEMEN
FUNGSI PENELITIAN
KOMERSIAL
KOMERSIAL
EDUKAS
I
EDUKASI
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
C. Interior Ruang
Interior ruang menggunakan bahan dan warna-warna natural agar
tercipta nuansa natural dan harmoni antara vegetasi dan material
bangunan
Gambar 4. 10 Interior Kantor
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Gambar 4. 11 Interior Vertical Farming
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
4.1.4 Rancangan Struktur
Gambar 4. 12 Konsep Struktur
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Konsep perancangan struktur pada urban farming center terbagi menjadi tiga
bagian sistem struktur. Yaitu dengan struktur pondasi menggunakan bored pile
dengan kedalaman 5-10M, Struktur tengah menggunakan balok ukuran 30x50 dan
kolom berukuran 40x40, serta atap yang menggunakan dak dan atap kuda kuda
miring. Spesifikasi tersebut diambil dikarenakan mengikuti kondisi tanah tapak yang
merupakan tanah sawah, dan bangunan bersifar panggung yang membutuhkan
struktur pondasi yang sangat kuat.
4.1.5 Rancangan Utilitas
Sesuai dengan prinsip tangkap energi dan gunakan sumberdaya terbarukan
dalam pendekatan permakultur maka utilitas berkaitan dengan drainase dari sungai
ke tempat pengolahan, listrik, pengaliran air bersih, dan pengolahan limbah akan di
program untuk dapat memanfaatkan hal-hal tersebut.
A. Sistem Air Bersih
Pengadaan air bersih bersumber dari jaringan air bersih kota
(PDAM) dan sumur air tanah. Setelah didapatkan dari sumbernya, air bersih
ditampung pada tangka bawah sebelum selanjutkan dipompa dan ditampung di
tangki atas untuk keperluan air pada bangunan.
Dak beton miring
Bored Pile kedalaman 5-10 M
Kolom 40x40
balok 30x50
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
B. Pengolahan Air
Air irigasi dari sungai brantas dan air hujan akan dialirkan kedalam
proses water treatment. Setelah air diolah melalui pengolahan yang ada
dibawah bangunan, air akan dialirkan keluar menuju kolam penampungan dan
dapat digunakan untuk keperluan kebutuhan vegetasi dan peternakan kawasan
Gambar 4. 14 Alur Pengolahan Air Hujan
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
C. Instalasi Listrik
Instalasi listrik pada kawasan ini direncanakan akan menggunakan
30% daya yang berasal dari energi alternatif berupa solar panel dan wind turbin
dan 70% berasal dari sumber utama PLN.
Air Hujan Water
Treatment Pompa
Basement Tank
Air Sungai
bangunan luar
Water
Roof Tank
Air Buangan
Air Olahan
dalam
bangunan luar
Gambar 4. 13 Alur Sistem Air Bersih
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Gambar 4. 15 Solar Panel
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Energi listrik untuk keperluan baik kawasan maupun bangunan
memanfaatkan energi terbarukan, yakni energi matahari dan energi angin. Dengan
menggunakan energi ini maka diperlukan, power house system, turbine wind
generator, dan solar panel system.
Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik, maka
sumber utama akan digantikan oleh genset. Hal ini merupakan penerapan pada
prinsip tangkap dan simpan energi dan prinsip gunakan energi terbarukan pada
pendekatan permakultur
D. Pengolahan Limbah
Semaksimal mungkin semua limbah yang ada didalam bangunan ini
akan didaur ulang dan dimanfaatkan kembali pada fungsi-fungsi lain. Seperti
Photovoltaic
Battery
Wind Turbine Panel skunder
Distribusi
PLN
Metera
Panel utama
Genset Panel skunder
Distribusi
Gambar 4. 16 Alur Instalasi Listrik
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
limbah organic akan dijadikan untuk pupuk kompos atau pakan hewan ternak.
Namun tidak dipungkiri pasti aka nada limbah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi
seperti limbah plastic, botol kaca dsb.
4.1.6 Rangkuman Penerapan Pendekatan Permakultur Pada Perancangan
Urban Farming Center di Kota Surabaya
Tabel 4. 1 Penerapan Prinsip Permakultur Pada Desain
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
Sampah Pertanian Bak penampung
sampah
Pengolahan Pupuk
Sampah Peternakan Bak penampung
sampah
Gambar 4. 17 Alur Pengolahan Limbah
Sumber : Gambar Pribadi, 2021
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
BAB V
KESIMPULAN
Perancangan Urban Farming Center merupakan sebuah gagasan dalam
menyelesaikan berbagai masalah yang ada diperkotaan, terutama dalam
menyelesaikan berkurangnya lahan pertanian pada kota dan pemenuhan kebutuhan
pangan masyarakat kota. Pada perancangan ini juga mengintegrasikan berbagai
fungsi mulai dari fungsi budidaya, edukasi, pemasaran, pengolahan limbah dan
energi dan juga melibatkan kelokalan masyarakat.
Selain itu, Urban farming dinilai cukup mampu untuk menjawab persoalan
keterbatasan lahan, pariwisata dan peningkatan perekonomian diwilayah kota
Surabaya, karena masyarakat akan digerakkan untuk berpartisipasi dalam proses
kegiatan yang ada didalamnya seperti jual beli , budidaya, dan proses edukasi kepada
para pengunjung untuk dapat mengaplikasikan nilai nilai alam sosial dan ekonomi
yang telah diperoleh dari Urban Farming Center ini
Dalam hal ini peran pemerintah sangatlah vital didalam menyediakan fasilitas
yang dapat menunjang segala aktifitas dan kegiatan urban farming ini. Sehingga
pengetahuan masyarakat yang masih minim terkait tata cara bercocok di tanam di
iklim perkotaan dapat teratasi dengan memberikan edukasi yang dapat diterapkan
langsung di rumah-rumah.
Penggunaan pendekatan permakultur dinilai dapat mampu menjawab segala
permasalahan pertanian yang dapat diterapkan pada kawasan perkotaan. Karena
prinsip permakultur menekankan pada desain yang berkelanjutan dan memberikan
pengaruh pada lingkungan sekitar.
Secara garis besar pendekatan permakultur merupakan praktek pertanian
berkelanjutan untuk kawasan pertanian, perkebunan, dan peternakan. yang
mengkolaborasikan kerjasama antara manusia, alam dan hewan ke dalam sebuah
sistem simbiosis yang saling menguntungkan untuk menghasilkan sebuah produk
pangan yang ramah lingkungan dan hemat energi karena mengikuti pola kerja alam
yang telah terjadi selama ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
DAFTAR PUSTAKA
Al Quranul Karim
Holmgren, D. (2002). Permaculture Principles & Pathways Beyond Sustainability.
Australia: Holmgren Design Services.
Mollison, B. (1974). Permaculture One : A designer Manual dan Permaculture Two
: Practical Design for Town and Country In Permanent Agriculture. Tasmania,
Australia: A Tagari Publication.
Mollison, B. (2009). Permaculture - A Designers Manual Second Edition. Tasmania,
Australia: A Tagari Publication.
Smith, J. Rusell (1929). Tree Crops : A Permanent Agriculture. New York:
Hardcourt, Brace and Company.
Permatil. (2006). A Resource Book for Permaculture : Solution for Sustainable
Lifestyles First Edition .
Bali: Yayasan IDEP.
Mintarga, Paulus & Kusumaningdyah N.H. (2014). Satu Proses Merajut Asa Dari
Yang Sisa- Belajar dari Alam Dan Ibu Bumi. Jurnal Sustainable Culture
Architecture.
Pemerintah Kota Surabaya, Perda Tata Ruang dan Wilayah Kota Surabaya
Tahun 2010 – 2030. Surabaya. (2010)
Bareja, B. (2010). Intensify Urban Farming, Grow Crops in the City. Retrieved from
http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/view/2246/2491
Cahya, D. L. (2014). Kajian Peran Pertanian Perkotaan dalam Pembangunan
Berkelanjutan (Studi Kasus: Pertanian Tanaman Obat Keluarga di Kelurahan
Slipi, Jakarta Barat). Forum ilmiah, 11(3), 323- 333.
Puriandi, F. (2013). Proses Perencanaan Kegiatan Pertanian Kota yang Dilakukan oleh
Komunitas Berkebun di Kota Bandung sebagai Masukan Pengembangan
Pertanian Kota di Kawasan Perkotaan. Journal of Regional and City Planning,
24(3).
Santoso, E. B., & Widya, R. R. (2014). Gerakan Pertanian Perkotaan Dalam
Mendukung Kemandirian Masyarakat Di Kota Surabaya.
Fauzi, A. R., Ichniarsyah, A. N., & Agustin, H. (2016). Pertanian Perkotaan: Urgensi,
Peranan, dan Praktik Terbaik. JURNAL AGROTEKNOLOGI, 10(1), 49-62.
top related