peran bmkg dalam proses pencarian dan evakuasi airasia qz8501 · evakuasi airasia qz8501 selalu...
Post on 16-Jul-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Peran BMKG dalam Proses Pencarian dan Evakuasi Airasia QZ8501
oleh: Agie Wandala Putra, M.Sc
Staff Kedeputian Bidang Meteorologi
BMKG Jakarta
Hari minggu (28 Desember 2014) Indonesia dikejutkan dengan kabar hilangnya
kontak pesawat Airasia QZ8501 di sekitar selat karimata. Saat itu juga seluruh instansi yang
terkait dengan kejadian ini langsung bergerak untuk menemukan keberadaan pesawat naas
tersebut dibawah koordinasi Badan SAR Nasional (BASARNAS) di Jakarta, termasuk Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai instansi yang sangat erat dengan
dunia penerbangan. Melalui kedeputian bidang meteorologi dengan segera menyiapkan
analisa yang terkait dengan kejadian tersebut dan menyiapkan tim reaksi cepat untuk
membantu memberikan segala informasi terkait dengan kondisi cuaca dalam rangka
mendukung proses pencarian pesawat naas tersebut.
BMKG berkoordinasi dengan setiap instansi yang turut serta dalam proses evakuasi
dengan memberikan informasi cuaca secara up to date. Dimana informasi ini sangatlah
diperlukan oleh tim yang ada di lapangan, mengingat posisi hilang kontak berada di sekitaran
Perarian Karimata dan Laut Jawa yang pada saat itu banyak terjadi daerah pertumbuhan awan
Cumulonimbus yang dapat menganggu proses evakuasi baik melalui laut maupun udara.
Tim pencari menginformasikan bahwa awan hujan dan ketinggian gelombang di
sekitar Laut Jawa cukup tinggi pada saat itu, sehingga mereka cukup kesulitan dalam proses
pencarian awal. Diperlukan langkah strategis dengan mengetahui gambaran cuaca kedepan,
sebelum memulai kegiatan sehingga mereka dapat mengoptimalkan pencarian dan segera
menemukan tanda-tanda keberadaan pesawat tersebut.
Hari selasa (30 Desember 2014) menjadi hari yang sibuk bagi seluruh tim pencari,
dimana Tim TNI AU yang terbang dari Halim Perdanakusuma menemukan sebuah objek
yang diduga merupakan bagian dari pesawat yang hilang tersebut. Setelah mendapatkan
konfirmasi dan kepastian, maka proses pencarian ini di fokuskan di sekitar perairan Laut
Jawa dekat dengan selatan pulau Kalimantan serta proses koordinasi teknis lapangan di
pusatkan di Pangkalan Bun Kalimantan Tengah.
Gambar 1 Press release dengan Panglima TNI beserta seluruh instansi pendukung proses evakuasi (10 Januari 2015)
Dengan segera kegiatan pencarian pesawat Airasia QZ8501 ini menjadi pekerjaan
bersama lintas instansi, banyak turut yang terlibat diantaranya BASARNAS, TNI AU, TNI
AL, TNI AD, Polri, BPPT, BMKG dan relawan di lokasi. Dengan banyaknya organisasi yang
turut serta maka koordinasi menjadi sangat penting sehingga proses evakuasi dapat berjalan
lancara. Termasuk BMKG yang berperan penting dalam memberikan masukan terkait dengan
kondisi cuaca di wilayah pencarian.
Kesiagaan BMKG
BMKG Pusat bersama dengan Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun sebagai stasiun
terdekat dengan lokasi posko utama pencarian Airasia QZ8501 di Bandara Pangkalan Bun
langsung membentuk posko cuaca khusus yang bertujuan untuk memberikan dukungan
penuh kepada tim evakuasi dan menginformasikan langsung tentang bagaimana kondisi
cuaca terkini di lapangan serta prakiraan cuaca sebagai penentuan strategi evakuasi di
lapangan yang akan dilakukan oleh tim SAR gabungan, sehingga mereka mampu
mengoptimalkan proses pencarian.
Pada periode dimana insiden ini terjadi, di sekitar wilayah Selat Karimata hingga Laut
Jawa merupakan daerah yang lazim terkena dampak dari area pertemuan massa udara atau
yang lebih dikenal dengan Inter Tropical Convergency Zone (ITCZ). Dimana fenomena ini
selalu berkaitan dengan hujan lebat dan angin kencang di daerah-daerah yang dilaluinya.
Kondisi ini menjadikan tantangan yang dihadapi oleh tim SAR semakin bertambah, sehingga
proses pencarian dan evakuasi haruslah dilakukan dengan lebih hati-hati dan dilaksanakan
perencanaan yang matang sebelum melakukan kegiatan.
Gambar 2 Kepala Stamet Pangkalan Bun melakukan briefing pagi bersama Komandan Lanud Iskandar sebelum melaksanakan operasi ( 5 Januari 2015)
Melalui posko cuaca yang dibentuk di Pangkalan Bun, BMKG selalu memberikan
dukungan dalam proses perencanaan evakuasi serta penyampaian kondisi cuaca terkini di
lokasi pencarian. Setiap pagi sebelum proses pencarian dimulai, BMKG memberikan briefing
cuaca kepada para penerbang dan perwakilan instansi terkait termasuk menyampaikan
informasi yang disiapkan kepada seluruh tim yang ada di lapangan. Dengan bantuan media
cetak dan elektronik yang selalu turut serta memonitoring perkembangan terkini di posko
gabungan, sangat membantu dalam penyebaran informasi kondisi cuaca sehingga tim dapat
mengoptimalkan prinsip zero accident.
Kondisi ini menjadi sebuah pembelajaran bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG
di daerah yang merupakan representasi BMKG dalam kiprahnya secara nasional. Dalam hal
ini Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun telah berhasil dalam melaksanakan reaksi cepat
dalam setiap kejadian bencana ataupun musibah yang sangat berkaitan dengan dunia
Meteorologi. Bentuk dukungan langsung yang diberikan kepada posko gabungan utama di
Pangkalan Bun bukanlah sesuatu hal yang mudah, melainkan harus ditunjang dengan sumber
daya manusia dan perlengkapan teknis yang memadai. Berkat koordinasi vertikal yang
maksimal dengan BMKG Pusat maka dukungan penuh informasi cuaca di dalam proses
evakuasi Airasia QZ8501 selalu dapat disampaikan dengan optimal.
Dalam beberapa tahun terakhir kontribusi BMKG dalam dukungan terkait
kebencanaan dan musibah semakin dibutuhkan masyarakat, selain merupakan bagian utama
dalam tugas pokok yaitu menyampaikan kesiagaan dini dalam menghadapi bencana yang
terkait Meteorologi, Klimatologi,Geofisika dan Kualitas Udara (MKKUG). BMKG juga
berperan aktif dalam kegiatan lintas sektoral dalam meminimalisir dampak bencana kepada
masyarakat, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, gempa bumi, kekeringan dan lain
sebagainya. Untuk itu kesiagaan ini juga menjadi motivasi kepada semua pelaksana teknis di
daerah, sehingga dapat lebih siap dan mampu memberikan kontribusi dan pelayanan yang
paling maksimal kepada masyarakat sebagai wujud dalam dukungan membangun bangsa dan
negara.
Teknologi Prakiraan Cuaca
Pada musibah jatuhnya Airasia QZ8501 proses pencarian dan evakuasi sangatlah
intensif dilakukan di sekitar lokasi yang diduga merupakan titik dimana pesawat tersebut
berada. Sampai pada akhirnya satu persatu objek yang merupakan bagian pesawat itu dapat
ditemukan. Untuk melakukan evakuasi pengangkatan bagian badan pesawat bukanlah sesuatu
yang mudah, melainkan harus didukung dengan peralatan canggih dan kondisi alam yang
mendukung. Disinilah peran BMKG untuk memberikan masukan kepada tim pencari tentang
bagaimana kondisi cuaca yang akan terjadi serta menginformasikan waktu-waktu yang
memiliki prosentase maksimal untuk pencarian dan evakuasi bagian-bagian pesawat tersebut.
Dengan menggunakan kemampuan observasi cuaca, analisa meteorologi dan
interpretasi Numerical Weather Prediction (NWP) seorang forecaster mampu memberikan
proyeksi terkait kondisi cuaca di lapangan dan estimasi waktu yang mendukung dalam
operasi evakuasi. Dengan didukung dengan peralatan yang memadai di Stasiun Meterologi
Pangkalan Bun yang memiliki Site Radar Cuaca Gematronik dan juga Stasiun Observasi
Udara Atas (Radiosonde) semakin memperkuat analisa tim posko BMKG Pangkalan Bun
dalam membuat produk prakiraan cuaca khusus di sekitar wilayah evakuasi.
Gambar 3 Radar Cuaca dan Radiosonde di Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun
Pemahaman analisa atmosfer yang baik sangat dibutuhkan oleh seorang prakirawan
dalam menganalisa keadaan cuaca global maupun regional. Dan dengan adanya teknologi
satelit dan radar cuaca maka semakin membantu prakirawan untuk melihat kondisi cuaca
terkini di sekitar lokasi pencarian. Hasil dari evaluasi yang dilakukan dapat langsung
dikomunikasikan dengan para penerbang dan pelaut yang berada di lokasi, sehingga mereka
mampu menghindar dari cuaca buruk yang akan terjadi.
Informasi tinggi gelombang laut, angin permukaan dan arus permukaan sangat
penting artinya dalam proses pencarian dan evakuasi di laut. Informasi tersebut didapat
melalui proses analisa model gelombang dan model numerik lainnya, data pengamatan, citra
satelit/radar serta informasi dari tim SAR gabungan yang ada di lokasi. Karakteristik Selat
Karimata bagian selatan dan Laut Jawa bagian utara yang merupakan area operasi berbeda
dengan area lainnya. Wilayah tersebut merupakan perairan dalam dimana diapit setidaknya 2
pulau besar yaitu Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Oleh sebab itu mempunyai karakteristik
berbeda dengan perairan lain di Indonesia.
Bulan Desember, Januari dan Februari merupakan musim angin baratan di lokasi
tersebut. Kecepatan Angin dan Tinggi Gelombang juga lebih tinggi dari bulan-bulan lain
(kecuali bulan Juli yang mana puncak angin timuran). Berdasarkan hasil penelitian Pusat
Penelitian dan Pengembangan BMKG (2000 – 2010), rata-rata bulanan kecepatan angin
permukaan pada bulan Desember dan Januari di lokasi tersebut 10 – 15 knots dengan arah
dari Barat – Barat Laut. Sedangkan rata-rata bulanan tinggi gelombang signifikan bulan
Desember dan Januari 1.0 – 2.0 meter, rata-rata tinggi gelombang sifnifikan tertinggi 2.5 –
3.5 meter, tinggi gelombang signifikan tertinggi absolut 3.0 – 5.0 meter. Tidak
mengherankan saat operasi tim SAR Gabungan di akhir bulan Desember 2014 dan bulan
Januari 2015, ada kondisi dimana tinggi gelombang dan kecepatan angin serta arus
menyulitkan bahkan menganggu operasi tersebut. Update informasi kecepatan angin
permukaan, tinggi gelombang, dan arus permukaan bersama informasi cuaca lainnya sangat
berguna bagi tim SAR Gabungan agar perencanaan dan pelaksanaan di lapangan lebih aman
dan efisien.
Pemanfaatan media sosial
Informasi cuaca dalam proses evakuasi ini sangat dibutuhkan oleh tim perencana
operasi di Jakarta serta pelaksana teknis di lapangan. Selain melalui proses briefing setiap
pagi di posko utama Lanud Iskandar pangkalan bun, tim posko BMKG berupaya melakukan
upaya strategis sehingga informasi yang diproduksi mampu tersampaikan dengan baik dan
semakin luas diterima oleh setiap komponen serta masyarakat yang ingin mengetahui
bagaimana kondisi cuaca di lapangan.
Untuk itu dibuatlah sebuah forum media sosial, yang era sekarang ini merupaka saran
yang paling mudah di akses oleh setiap orang. Melalui sebuah grup media sosial Whatss App
yang diberi nama „Diseminasi Weather IKR‟ yang dibentuk oleh tim Posko BMKG
Pangkalan Bun maka semua komponen yang terlibat mampu terkoneksi bersama melalui
wadah ini. Termasuk diantaranya penerbang, kru kapal, Basarnas, Media cetak dan
elektornik, ATC serta semua komponen yang turut andil dalam operasi ini.
Gambar 4 Kepala Stamet Pangkalan Bun, Lukman Soleh sedang melakukan wawancara live dengan TVOne (4 Januari 2015)
Forum ini mampu mempercepat proses penyampaian informasi cuaca, sehingga
pengguna dapat segera mengetahui kondisi cuaca terkini di sekitar lokasi. Penerbang yang
kebanyakan melaksanakan pencarian dengan ketinggian jelajah terbang yang cukup rendah
menjadi sangat terbantu dengan perbaruan informasi Citra radar cuaca yang cepat, sehingga
mereka mampu mengoptimalkan operasi dan menentukan rute terbang terbaik.
Media sosial ini hanyalah salah satu sarana bagaiamana BMKG berusaha semaksimal
mungkin memberi pelayanan informasi cuaca kepada orang banyak. Selain akses online
melalui website maupun display cuaca di Posko utama Pangkalan Bun, melalui usaha
pembentukan wadah komunikasi online maka koordinasi lintas sektoral di lapangan menjadi
semakin optimal.
Meteorologi bagi SAR di Dunia
Bagaimana sebenarnya peran Badan Metorologi di negara-negara lain dalam
memainkan perannya pada upaya dukungan untuk setiap kegiatan SAR. Seperti di Bureau of
Meteorology Australia (BOM) yang memiliki kerjasama apik dengan Australian Maritim
Safety Authority (AMSA) dalam menyediakan informasi kondisi cuaca secara reguler serta
keadaan tertentu ketika kondisi darurat terjadi. Banyaknya kejadian tropical cyclone di negara
tersebut membuat peringatan dini dari Badan Meteorologi selalu disuahakan semaksimal
mungkin tersampaikan kepada masyarakat termasuk kepada Badan SAR setempat, sehingga
mereka mampu mengurangi dampak musibah yang akan terjadi. Kolaborasi seperti ini juga
terjadi untuk SAR pada kebakaran hutan di negara tersebut, dimana selain informasi fire
weather warning mereka juga aktif dalam dukungan operasi evakuasi.
World Meteorological Organization (WMO) telah mengembangakan regulasi terkait
dengan keselamatan dalam proses SAR yang disesuikan dengan SOLAS. Dimana institusi
meteorologi dunia harus turut andil dalam meberikan buletin informasi tentang kondisi cuaca
serta dalam proses evakuasi untuk memaksimalkan waktu pencarian. WMO menyarakan
untuk setiap Badan Meteorologi dunia membangun sistem early warning dan urgency
respons serta memperkuat basis penyebaran informasi melalui sistem komunikasi yang kuat.
Sehingga setiap terdapat proses pencarian dan evakuasi, institusi yang terkait dengan proses
ini dapat memperoleh informasi terkini, jelas dan akurat.
Bagi negara maju peran meteorologi sangat vital sesuai dengan kondisi cuaca di
wilayah mereka yang sering menimbulkan bencana. Seperti yang dijelaskan oleh Adams,
perwakilan dari US Navy yang membawa kapal USS Sampson dan USS Fort Worth ke
perairan Indonesia untuk membantu proses evakuasi Airasia QZ8501, dia menyatakan bahwa
dukungan teknologi prakiraan cuaca yang dikembangkan baik oleh US Navy maupun NOAA
selalu digunakan oleh mereka dalam merencanakan sebuah misi. Termasuk juga dalam
operasi kali ini dimana USS Sampson yang juga memiliki radar dan sonar, mereka
menggunakan pemodelan cuaca yang dimiliki untuk menggambarkan kondisi yang akan
mereka hadapi di lapangan.
Pendapat Publik
Berikut beberapa pendapat tim evakuasi tentang peran Posko cuaca BMKG Pangkalan
Bun dalam upaya dukungan kepada proses evakuasi Airasia QZ8501 melalui wawancara
yang dilakukan oleh penulis pada 9 Januari 2015 di Posko Utama Lanud Iskandar Pangkalan
Bun;
Komandan Lanud Iskandar Letkol Pnb Jhonson Simatupang
“ BMKG itu menjadi mata bagi kami, sebagai mata dalam operasi ini. Karena kami
tidak tau kondisi cuaca kedepan, jadi BMKG lah yang menjadi penunjuk jalan kami. BMKG
itu faktor penting, kebetulan saya juga orang yang berkecimpung di dunia udara yang betul
betul berhubungan erat dengan kondisi cuaca.”
“ Saya merasakan selama ini prediksi dari BMKG memiliki akurasi tinggi, selama ini
saya mengira banyak teman teman BMKG kurang memvisualisasi informasi prakiraan, tapi
disini saya sangat senang karena BMKG bisa menyajikan langsung dengan visualisasi yang
jelas sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan operasi evakuasi ini. ”
Hariady Marpaung, Pilot Helikopter Dauphin Polri
“ Dalam beberapa hari ini helikopter polisi sudah hadir dari hari ketiga operasi
evakuasi Airasia QZ8501, dan selalu mengikuti briefing di posko utama Lanud iskandar serta
selalu mendengarkan briefing pagi dari BMKG tentang kondisi cuaca hari ini. Selama ini
yang kami alami dilapangan cukup presisi dengan informasi yang disampaikan oleh BMKG,
keadaaan cuaca di lapangan yang kita temui sangat sesuai dengan apa yang telah
digambarkan oleh BMKG.”
“ Informasi BMKG ini sangat membantu, terutama prediksi tentang kondisi cuaca di
lapangan, jalur penerbangan dan saat kembali lagi ke lapangan. Pengalaman kami mengenai
peringatan dini tentang awan Cumulonimbus (Cb) dari BMKG ternyata di lapangan benar
adanya dan bahkan posisinya cukup tepat, sehingga kami dapat menghindar dari awan
tersebut.”
“ Seperti juga info BMKG di hari ini bahwa awan Cb tidak terlalu banyak dan
cenderung terpecah pecah, memang sesuai dengan apa yang kita temui di lapangan.”
“ Selama ini selain briefing pagi untuk persiapan kami dilapangan, produk Citra
Radar Cuaca BMKG sangat membantu kami mengenali kondisi lapangan sebelum terbang.”
Vina, Reporter Metro TV
“ Menurut saya informasi cuaca BMKG selama ini cukup jelas, terutama melalui
group Whats App yang saya ikuti, selalu update dan menyertakan penjelasan tentang hal hal
yang cukup teknis. Karena kita harus menerjamahkan bahasa tersebut kepada masyarakat
awam. Sehingga kita sangat terbantu dengan informasi tersebut sebelum menyampaikannya
kepada masyarakat.”
“ Koordinasi antar instansi disini menurut saya sangat bagus, dan karena saya sering
live report informasi terkini yang kami dapat dari BMKG membantu kami untuk memberikan
penjalasan kepada masyarakat. Agar mereka faham jika operasi evakuasi tidak maksimal
karena cuaca karena yang selalu berubah ubah, sehingga masyarakat bisa faham bahwa hari
ini masuk akal atau tidak untuk melaksanakan misi. Sehingga masyarakat juga mengerti jika
kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk evakuasi.”
“ Bagi saya pribadi informasi yang paling mudah dipahami adalah daerah-dearah
pertumbuhan awan dengan gambar gambar satelit. Dimana warna merah itu berarti ada awan
Cumulonimbus. Kemudian selain itu juga tentang informasi gelombang yang sering
menganggu evakuasi.”
“ Mengenai pembagian wilayah prakiraan cuaca dengan sektor barat dan timur, kami
hanya menggunakan daerah area pencarian khususnya ekor pesawat dan tidak terlalu
memberitakan daerah di sektor timur.”
“ Saran untuk staff BMKG, agar dapat menjelaskan tentang dasar dan latar belakang
kondisi cuaca. Sehingga kami bisa memberitakan kepada masyrakat dengan informasi yang
benar. Jadi berikan gambaran yang mudah dicerna bagi kami sehingga kami juga mudah
menyampaikannya kepada masyarakat”
Gambar 5 Dukungan Menteri Perhubungan; Ignasius Jonan di Posko Utama Pangkalan Bun ( 30 Desember 2014)
Jasril, J.S.Sos Kepala BASARNAS Kalimantan Selatan dan Tengah
“ Dalam misi ini, informasi cuaca sangatlah dibutuhkan, terutama untuk pergerakan
pesawat dan kapal laut. Untuk memutuskan strategi kita harus mengetahui gambaran cuaca di
TKP. Kita membutuhkan informasi dari BMKG sehingga semua bisa berjalan maksimal.”
“ Kita perlu mengetahui semua faktor cuaca, seperti hujan, angin, gelombang dan
arus. Informasi ini sangat bermanfaat terutama kita harus tahu di titik datum, seperti
kecepatan arus sehingga kita bisa menerjunkan penyelam disana. Kita selalu berharap kondisi
cuaca bagus, arus tidak terlalu kencang sehingga kita bisa melakukan evakuasi.”
“ Selama ini BMKG telah membantu kami dengan sangat baik, sehingga proses
evakuasi ini mampu berjalan lancara hingga saat ini, tanpa ada BMKG kami akan cukup
kesulitan menggambarkan kondisi cuaca di lapangan terutama untuk mentukan strategi dalam
menggerakkan armada kami untuk proses evakuasi.”
Rudi Hartanto, Tim Penyelam di lokasi evakuasi Pesawat Airasia QZ8501
“ Saat kami melakukan proses evakuasi yang menjadi tantangan pertama kali adalah
kondisi alam yaitu gelombang, arus dan hujan. Sering kami menghadapi kondisi ekstrim
seperti ini, untuk itu kami menunggu informasi cuaca dari BMKG sebelum kami melakukan
operasi penyelaman di Laut”
“ Informasi ketinggian gelombang dan arus permukaan laut yang diberikan BMKG
cukup sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Namun ada tantangan lain yang terjadi
di lokasi seperti arus bawah laut. Tapi terkadang arus bawah laut itu justru membantu visibity
kami.”
“ Untuk melakukan evakuasi kami membutuhkan kondisi cuaca yang baik. Hujan juga
menganggu tim yang ada di dek kapal, sehingga mengurangi konsentrasi mereka dalam
mengawal kami yang turun ke dasar laut. Maka jika operasi ini berjalan lama terkadang kami
menunggu cuaca sampai cukup kondusif.
Lukman Soleh, Kepala Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun
“ Saya merasa sudah menjadi tanggung jawab saya dalam memberikan informasi
cuaca untuk dukungan proses evakuasi pesawat Airasia ini, apalagi posko utama berada di
Bandara Pangkalan Bun.”
“ Yang menjadi kendala dalam operasi ini bagi kami adalah jumlah SDM yang
terbatas, kami bersyukur dengan tambahan tenaga dari BMKG Pusat yang sangat membantu
kita dalam kegiatan ini. Kalau untuk peralatan saya rasa Stamet Pangkalan Bun sudah cukup
lengkap ditambah dengan adanya radar cuaca dan radiosonde”
“ Dalam kegiatan ini memang kadang terasa lelah bagi saya dan tim, tapi melihat
keluarga korban yang lebih sedih dan lelah daripada saya membuat motivasi saya menjadi
berlipat. Apalagi dukungan dari Kepala BMKG dan pejabat BMKG pusat yang 24 jam
senantiasa memberi motivasi dan dukungan bagi kami yang ada di lokasi”
Penutup
Melalui posko cuaca Pangkalan Bun, BMKG telah semaksimal mungkin berupaya
memberikan dukungan dalam proses pencarian dan evakuasi Airasia QZ8501. Dari hari
pertama peristiwa ini terjadi hingga saat ini dalam proses pengangkatan badan pesawat, tim
selalu siap sedia dalam menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh setiap
komponen di lapangan.
Dengan dukungan kepala BMKG dan jajaran pimpinan pusat, maka posko cuaca
untuk proses pencarian dan evakuasi dapat berlangsung dengan baik. Sehingga pemanfaatan
seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun dapat berjalan
optimal.
Dalam pelaksanaan posko cuaca ini, tim juga senantiasa berupaya melakukan validasi
dan verifikasi produk prakiraan yang telah dikeluarkan. Diantaranya melalui diskusi dengan
para penerbang dan kru kapal, dengan bukti visual yang mereka bawa dapat menjadi masukan
yang penting bagi tim prakirawan. Selain itu TNI AU juga membantu tim posko BMKG
dalam melakukan validasi lapangan, bersama Heli Superpuma beberapa kali prakirawan
melaksanakan pengamatan langsung mengenai kondisi cuaca di sekitar lokasi pencarian.
Gambar 6 Dukungan Kepala BMKG dan Deputi Klimatologi untuk tim posko BMKG Pangkalan Bun
Pada akhirnya kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak termasuk BMKG,
untuk terus menyediakan informasi cuaca yang berkualitas dalam mendukung keselamatan
transportasi dan senantiasa siap siaga untuk memberikan respons cepat pada setiap kejadian
kebencanaan maupun musibah yang terjadi.
top related