peradilan militer
Post on 07-Aug-2015
193 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
HUKUM PERADILAN MILITER
TENTANG
KOMPONEN PENDUKUNGDALAM RANGKA PERTAHANAN NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keberhasilan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, adalah berkat
semangat juang rakyat Indonesia yang tinggi, didorong oleh perasaan
sebangsa dan setanah air, senasib dan sepenanggungan, serta sikap rela
berkorban untuk negara dan bangsa. Hal ini membuktikan, bahwa peranan
rakyat dalam pertahanan negara merupakan faktor yang sangat
menentukan dan sekaligus merupakan perwujudan dari hak dan
kewajibannya dalam upaya bela negara.
guna mewujudkan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara
seperti yang diamanatkan dalam pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara harus dipersiapkan secara dini
melalui penyiapan Undang-undang tentang Komponen Pendukung.
Berdasarkan ketentuan tata cara penyiapan peraturan Perundang-
undangan pasal 5 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005,
maka dalam rangka menyusun Rancangan Undang-Undang tentang
Komponen Pendukung Pertahanan Negara harus didahului dengan “
kajian ilmiah “ untuk menghasilkan naskah akademik dan konsultasi publik
untuk mendapat masukan dari unsur-unsur yang mewakili kepentingan
seluruh warga negara.
2
2. Maksud dan Tujuan.
Maksud. Maksud penulisan makalah ini adalah sebagai laporan penulisan
ilmiah atas pemberian tugas dari dosen mata kuliah Hukum Peradilan
Militer, Program Pasca Sarjana Magister Hukum Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Tujuan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran dan
pemahaman tentang konsep penyiapan Komponen Pendukung dalam
rangka mendukung kekuatan Pertahanan Negara.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
Ruang lingkup penulisan makalah pada mata kuliah Hukum Peradilan
Militer tentang Komponen Pendukung untuk Pertahanan Negara ini
meliputi tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Dasar Pemikiran
c. Komponen Pendukung Pertahanan Negara
d. Kesimpulan dan Saran
e. Penutup
4. Metode Penulisan.
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah dengan study kepustakaan
dan pendekatan secara filosofis, historis, sosiologis, yuridis dan doktrin.
3
BAB II
DASAR PEMIKIRAN
5. Umum
Hubungan antar Negara dalam pranata masyarakat global, menuntut
masing-masing negara mempersiapkan diri untuk berkompetisi dalam
persaingan yang sangat ketat, dimana aspek ekonomi, sosial, politik,
budaya dan tentunya masalah pertahanan merupakan locus persaingan
untuk mempertahanankan eksistensi sebuah negara, yang mengharuskan
semua aspek perlu dikelola dengan strategi yang tepat, dan tentunya
setiap negara memiliki caranya masing-masaing dalam bertahan.
Negara Kesatuan Republik Indoneesia (NKRI) telah memilih caranya
sendiri dalam bidang Pertahanan Negara yang tertuang dalam Undang-
Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam
mempertahankan kedaulatan dan eksistensinya melalui system
Pertahanan Semesta, selain telah teruji, system ini dianggap memiiliki
inherensi kuat dengan karakter entitas budaya bangsa Indoensia. Undang-
undang Dasar 1945 pasal 27 ( 3) menyebutkan ;
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
6. Landasan
Pelibatan seluruh kekuatan bangsa dalam pertahanan negara telah
diamanatkan dalam konstitusi dan wajib dipatuhi oleh segenap warga
negara tanpa kecuali, oleh sebab itu penyusunan makalah tentang konsep
Komponen Pendukung untuk Pertahanan Negara ini mengacu pada
4
landasan pemikiran filosofi, historis, sosiologis, yuridis dan doktrin hal ini
disusun karena satu sama lain saling berhubungan dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Filosofis.
Setiap bangsa yang merdeka selalu berusaha menjaga tegaknya
negara, keselamatan bangsa dan kedaulatan wilayah, maka dalam
upaya tersebut pemerintah dapat mengerahkan segenap potensi
yang ada dengan menyiapkan Komponen Pendukung untuk
kepentingan Pertahanan Negara secara dini, bertahap dan berlanjut
dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dapat merongrong
keselamatan bangsa dan negara.
b. Historis
Hari sekarang ditentukan hari kemarin, dan hari sekarang juga
menentukan hari esok, sejarah mempunyai arti dan peranan yang
penting bagi kehidupan manusia. Cukup banyak contoh yang dapat
kita lihat, bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh manusia
sekarang ini adalah atas landasan dan kejadian-kejadian historis
masa lampau, jika kita telusuri kembali catatan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia, dapat disimpulkan bahwa perjuangan rakyat
Indonesia bersama-sama dengan kekuatan Tentara Rakyat pada
saat itu mampu bukan saja mengusir penjajah dari luar tapi juga
dapat memulihkan segala macam gangguan keamanan dalam
negeri. Dalam proses perjuangan inilah dengan bersumber dari
rakyat sendiri, timbulah kekuatan bersenjata yang berkembang pesat
mulai dari Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional.
c. Sosiologis.
Sudah merupakan kodrat dari Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup bersama dengan
sesamanya (homo homini socius). Dalam kaitan dengan kehidupan
5
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, hakekat kebersamaan
tersebut diwujudkan dalam bentuk kesetiaan dan keinginan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup sebagai bangsa dan negara
yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Berdasar hal tersebut,
komitmen kebangsaan harus terus ditumbuh-kembangkan, dibina
secara terpola, berlanjut dan berkesinambungan, untuk mewujudkan
kecintaan terhadap tanah air, kesadaran bela negara dengan saling
menghargai keberagaman budaya, adat, dan tradisi.
d. Yuridis.
1) Pasal 27 ayat (1) dan (3) UUD 1945 menegaskan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara, dan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Dengan demikian upaya bela negara dan usaha
pertahanan negara bukan hanya menjadi tugas dan tanggung
jawab TNI, akan tetapi merupakan hak dan kewajiban bagi
setiap warga negara untuk ikut serta di dalamnya.
2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 (1) dan (2)
tentang Pertahanan Negara.
3) Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dalam Undang-undang tersebut bidang pertahanan
tidak termasuk kewenangan daerah akan tetapi sepenuhnya
menjadi kewenangan pusat, maka pemberdayaan SDN
diperuntukan bagi kepentingan Pertahanan Negara melalui
kerjasama Pemerintah Pusat/Kemhan , Departemen terkait,
LPND serta Pemerintah Daerah.
e. Doktrin.
1) Wawasan Nusantara
Merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam mendaya
gunakan konstelasi geografi, sejarah dan kondisi sosial
6
budayanya untuk mengejawantahkan segala dorongan dan
rangsangan di dalam usaha mewujudkan aspirasi bangsa dan
tujuan nasional menjadi satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan. Atas dasar doktrin
tersebut, maka guna menjamin keutuhan wilayah nasional,
melindungi sumber-sumber kekayaan alam perlu dilakukan
pengaturan dan penataan sedini mungkin sehingga seluruh
potensi pertahanan negara menjadi satu kekuatan yang utuh
dan menyeluruh.
2) Ketahanan Nasional.
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang berisi keuletan serta ketangguhan bangsa dan
negara dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas
bangsa dan Negara.
7. Perumusan Masalah
Permasalahan sekarang adalah ; Bagaimana Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pertahanan RI melakukan penyiapan, pengaturan, penataan,
dan penggunaan bidang Komponen Pendukung Pertahanan Negara agar
dalam pelaksanaannya nanti berjalan efektif, efisien, dan tidak melanggar
hukum serta aspek hak asasi manusia.
7
BAB III
KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA
8. Umum
Sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang No. 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, yang dimaksud dengan Pertahanan Negara adalah
segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Bahwa sistem Pertahanan Negara adalah bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional
lainnya, dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan
secara total, terpadu, terarah, serta berlanjut untuk menangkal segala
ancaman baik militer maupun non militer.
Dalam menghadapi ancaman militer (atau ancaman bersenjata), sistem
Pertahanan Negara menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai
Komponen Utama dengan didukung oleh Komponen Cadangan dan
Komponen Pendukung.
9. Pengertian
Sebagaimana telah diutarakan di atas, penulis membatasi bidang masalah
yaitu tentang konsep Komponen Pendukung Pertahanan Negara yang saat
ini masih pada tahap perumusan, penggodokan dan penyempurnaan-
penyempurnaan ditingkat Kementerian Pertahanan, sedangkan bidang
Komponen Cadangan sudah pada tahap pengajuan ditingkat DPR.
Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
Komponen Utama Pertahanan Negara adalah Tentara Nasional
Indonesia yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas
pertahanan.
8
Komponen Cadangan Pertahanan Negara adalah sumber daya nasional,
serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan
melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat Komponen Utama.
Komponen Pendukung Pertahanan Negara adalah sumber daya
nasional dan sarana prasarana nasional yang digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan Komponen Utama dan
Komponen Cadangan.
Warga Negara adalah warga negara Republik Indonesia.
Warga Negara Lainnya adalah warga negara yang tidak termasuk dalam
Komponen Utama, Komponen Cadangan, Garda Bangsa, dan Tenaga
ahli/Profesi yang memenuhi syarat secara fisik dan psikis untuk menjadi
Komponen Pendukung.
Sumber Daya Nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya alam
dan sumber daya buatan.
Sumber Daya Manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik
dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung kekuatan
Pertahanan Negara.
Sumber Daya Manusia Komponen Pendukung adalah seluruh warga
Negara Indonesia yang secara langsung atau tidak langsung dapat
meningkatkan kekuatan dan kemampuan Komponen Utama dan
Komponen Pendukung.
Garda Bangsa adalah warga negara yang terlatih dan terorganisir dalam
Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, bertugas atau
berhubungan dengan kepentingan keamanan dan ketertiban masyarakat,
perlindungan masyarakat atau lingkungan sesuai kebutuhan Komponen
Pendukung.
Tenaga Ahli/Profesi adalah warga negara yang mempunyai keahlian dan
ilmu pengetahuan sesuai bidang yang ditekuninya dalam Kementerian dan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang sesuai kebutuhan Komponen
Pendukung.
Penataan adalah merupakan proses penyiapan yang terdiri dari
pendataan, pemilahan dan pemilihan serta penetapan sumber daya
manusia menjadi Komponen Pendukung.
9
Sarana dan Prasarana Nasional adalah hasil budi daya manusia yang
dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan
negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.
Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang Pertahanan.
Untuk lebih jelas kita lihat gambar segi tiga Komponen Pendukung
Pertahanan Negara sebagai berikut :
10
Komponen Pendukung Pertahanan Negara dibagi dalam beberapa
segmen, Garda Bangsa, Tenaga Ahli dan Profesi, Industry Strategis,
Sarana dan Prasarana Nasional serta Warga Negara lainnya yang harus
disiapkan dengan langkah-langkah penyiapan dilakukan secara
sistematais sebagai berikut :
a. Koordinasi perumusan konsep program pembinaan untuk
meningkatkan Kesadaran Bela Negara dalam penyelenggaraan
Pertahanan Negara.
b. Melaksanakan program pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam
penyelenggaraan Pertahanan Negara .
c. Koordinasi perumusan konsep program penentuan wilayah,
penataan ruang dan standarisasi kebutuhan kualitas SDA dan
SDB untuk Pertahanan Negara.
d. Membuat sistem data base SDM, SDA dan Sarprasnas untuk
kebutuhan Pertahanan Negara.
e. Melaksanakan penyiapan Wilayah Pertahanan dan Logistik
Wilayah.
f. Koordinasi perumusan konsep program penyiapan Sarprasnas
untuk Pertahanan Negara
g. Melaksanakan penyiapan Sarprasnas untuk Pertahanan Negara .
h. Koordinasi perumusan konsep program penyiapan industri nasional
untuk Pertahanan Negara .
i. Melaksanakan penyiapan industri nasional untuk Pertahanan
Negara .
11
Sebagai Negara hukum ( Recht State ) tentu perlu dibuat Undang-Undang
yang mengatur system penyiapan, penataan, dan penggunaan masing-
masing Komponen Pendukung Pertahanan Negara tersebut.
10. Tenaga Ahli Dan Profesi
Siapa sajakah warga negara yang menjadi Komponen Pendukung
Pertahanan Negara dalam kelompok tenaga ahli dan profesi. Setiap warga
negara yanga memiliki keahlian dan profesional dalam bidang tertentu yang
dibutuhkan dalam penguatan SISHANEG maka akan dimasukan kedalam
KOMDUK TAP. Pada kolom dua gambar segi tiga Komponen Pendukung
adalah ruang untuk tenaga ahli dan profesi, dan untuk memudahkan
penyusunan data base dari TAP perlu bekerjasama dengan asosiasi-
asosiasi keprofesian yang ada, seperti ISEI ( Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia), IDI (Ikatan dokter Indonesia), IAI (Ikatan Advokat Indonesia)
dan lain-lainnya.
Sektor-sektor strategis yang membutuhkan pengawakan bagi
operasionalisasi tentunya membutuhkan para ahli dan profesional yang
terjamin, tersertifikasi sehingga kahlianya tidak diragukan lagi. Penyiapan ,
penataan, dan penggunaan KOMDUK TAP dengan kerjasama antar
lembaga terutama untuk pembinaan kahlian serta profesi hendaknya
dilakukan dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) misalnya ,
untuk menentukan keahlian atau profesioanalisme seseorang secara legal,
mengacu pada Undang-Undang No. 13 tahun 2003, tentang Ketenaga-
kerjaan, disebutkan bahwa prinsip-prinsip pelatihan tenaga kerja
berdasarkan paradigma baru yang menetapkan BNSP sebagai pelaksana
sertifikasi kompetensi kerja.
Begitupun penataan dan pembinaan serta penggunaan KOMDUK
HANEG harus berkoordinasi dengan asosiasi profesi, sehingga akurasi
pembangunan data base, pembuatan system pembinaan dan
pengkordinasian oprasionalisasi pembentukan Komponen Pendukung
Pertahanan Negara akan lebih mudah. Perlu duduk bersama antar
Lembaga dan Kementerian terkait untuk mewujudkan system wilayah tata-
ruang pertahanan dan logistik pertahanan serta membuat sebuah nota
12
kesepahaman dalam merencanakan langkah kerja pembangunan dengan
memperhatikan aspek-aspek Pertahanan Negara.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
11. Kesimpulan
Pemerintah sudah selayaknya dapat menterjemahkan amanat Undang-
Undang Pertahanan ke dalam suatu langkah yang konkrit. Hal yang
menjadi landasan hukum bagi penyusunan kekuatan Pertahanan Negara
yaitu mengacu pada UU No. 3/2002 Tentang Pertahanan Negara RI ,
Pasal 1 titik 2 menyebutkan “ bahwa Sistem Pertahanan
Negara adalah Sistem Pertahanan bersifat Semesta yg melibatkan
seluruh warga negara , wilayah dan sumber daya nasional lainnya
dengan penyiapan secara dini unsur Komponen Pendukung
Pertahanan Negara demi tegaknya keutuhan dan kedaulatan negara,
dan Pasal 7 (2) menyebutkan bahwa Sistem Pertahanan Negara
dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai
komponen utama dengan didukung oleh Komponen Cadangan dan
Komponen Pendukung”.
13
12. Saran
Sekarang tinggal bagaimana penyiapan, penataan, dan penggunaan
Komponen Pendukung tenaga ahli dan profesi agar bisa diaplikasikan
dengan baik, maka saran penulis adalah dengan kerjasama yang baik antar
kelembagaan lintas Kementerian, penyamaan visi pembangunan yang
berorientasikan pada Pranata System Pertahanan Negara dengan sebuah
“Reinventing System”, artinya perlu ada restorasi system yang dapat
mengakomodir kompleksitas tantangan masa kini. Sekarang yang
terpenting adalah bagaimana negara mengajak seluruh elemen bangsa
untuk ikut serta dalam penguatan System Pertahanan Negara.
BAB V
PENUTUP
Demikian makalah Hukum Peradilan Militer tentang Komponen Pendukung
Pertahanan Negara dalam memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945
dan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ini
disusun, maka masukan dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
guna penyempurnaan dan kelengkapan substansi di dalamnya, sehingga
pada gilirannya akan sangat bermanfaat pada saat penyusunan konsep ini
menjadi Undang-Undang sebagai payung hukum bagi Pemerintah dalam
pemanfaatan unsur Komponen Pendukung untuk kepentingan Pertahanan
Negara.
14
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen.
2. Ketetapan MPR No. Tap/XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia.
3. Undang-Undang RI Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI.
4. Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia.
5. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
6. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
7. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
8. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah.
9. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
10. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
15
DAPTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ......................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan ................................................................... 2
3. Ruang Lingkup .......................................................................... 2
4. Metode Penulisan ..................................................................... 2
BAB II DASAR PEMIKIRAN
5. Umum ....................................................................................... 3
6. Landasan .................................................................................. 3
7. Perumusan Masalah ................................................................. 6
BAB III KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA
16
8. Umum ...................................................................................... 7
9. Pengertian ............................................................................... 7
10.Tenaga Ahli / Profesi ............................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
11.Kesimpulan .............................................................................. 12
12.Saran ....................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan bersujud di hadapan Tuhan Pencipta Alam, bahwa dengan seizin-
nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Hukum
Peradilan Militer dengan judul Komponen Pendukung Pertahanan Negara.
Makalah ini disusun disamping untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Peradilan Militer, juga sebagai penambah wawasan ilmu hukum
Peradilan Militer, khususnya yang berkenaan dengan masalah Komponen
Pendukung Pertahanan Negara, sehingga diharapkan makalah ini dapat
memberikan gambaran pemahaman, baik bagi penulis maupun segenap rekan
mahasiswa hukum umumnya.
Makalah ini tidak akan selesai dibuat tanpa bantuan berbagai pihak, khususnya
yang terhormat bapak dosen bidang ilmu Hukum Peradilan Militer yang tidak
bosan mendorong dan membantu penulis selama ini. Besar harapan kami adanya
saran masukan yang sifatnya diskusi kelas untuk penyempurnaan perbaikan dari
rekan sekalian demi penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
17
MAKALAH
HUKUM PERADILAN MILITER
DOSEN DRS. DJAMHARI HAMZAH, SH., MH., MM
JUDUL
KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA
18
OLEH
ASEP SURYANA, SH
NRP. 000
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
RIWAYAT HIDUP
N A M A : ASEP SURYANA, SH ( MAYOR CPM )
TTL : KARAWANG, 4 MEI 1969
AGAMA : ISLAM
PEKERJAAN : TNI – KEMENTERIAN PERTAHANAN RI
ALAMAT : JL. BARU TANJUNG-PURA, MAJA - MARGASARIKARAWANG TIMUR – JABAR
STATUS : K (2)
NO. HP : 0817614257
19
MAKALAH
PENEMUAN HUKUM
DOSEN DR. ERNI AGUSTINA, SH., Sp.N
JUDUL
SELEKTA PENEMUAN HUKUM
20
OLEH
ASEP SURYANA, SH
NRP. 000
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
DAPTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ......................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan ................................................................... 2
3. Ruang Lingkup .......................................................................... 2
4. Metode Penulisan ..................................................................... 2
BAB II DASAR PEMIKIRAN
5. Umum ....................................................................................... 3
6. Landasan .................................................................................. 3
7. Perumusan Masalah ................................................................. 6
BAB III SELEKTA PENEMUAN HUKUM
8. Umum ...................................................................................... 7
21
9. Pengertian ............................................................................... 7
10.Contoh Kasus ............................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
11. Kesimpulan .............................................................................. 12
12. Saran ....................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan bersujud di hadapan Tuhan Pencipta Alam, bahwa dengan seizin-
nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Penemuan
Hukum dengan judul Kapita Penemuan Hukum.
Makalah ini disusun disamping untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Penemuan Hukum, juga sebagai penambah wawasan ilmu hukum umumnya,
khususnya yang berkenaan dengan masalah Penemuan Hukum, sehingga
diharapkan makalah ini dapat memberikan gambaran pemahaman, baik bagi
penulis maupun segenap pembaca dan rekan mahasiswa hukum umumnya.
Makalah ini tidak akan selesai dibuat tanpa bantuan berbagai pihak, khususnya
yang terhormat ibu dosen bidang ilmu Penemuan Hukum yang tidak bosan
mendorong dan membantu penulis selama ini. Besar harapan kami adanya saran
masukan yang sifatnya koreksi dan diskusi kelas untuk penyempurnaan perbaikan
dari rekan sekalian demi penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
22
MAKALAH
PENEMUAN HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
23
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Sudikno Mertokusumo, Prof., DR., SH. “PENEMUAN HUKUM, SEBUAH
PENGANTAR”., Penerbit Universitas Atma jaya Yogyakarta, 2010.
2. Seputar Catatan Perkuliahan dan Diktat.
24
RIWAYAT HIDUP
N A M A : ASEP SURYANA, SH ( MAYOR CPM )
TTL : KARAWANG, 4 MEI 1969
AGAMA : ISLAM
PEKERJAAN : TNI – KEMENTERIAN PERTAHANAN RI
ALAMAT : JL. BARU TANJUNG-PURA, MAJA - MARGASARIKARAWANG TIMUR – JABAR
STATUS : K (2)
NO. HP : 0817614257
25
BAHASAN YURIDIS
TERHADAP
DISERTASI DR. ERNI AGUSTINA, SH., Sp.N
TENTANG
IMPLIKASI HUKUM GANDA TERKAIT DENGANHAK MEWARIS DARI SEORANG ANAK
HASIL PERKAWINAN IJAB QABUL
26
MATERI KULIAH PENEMUAN HUKUM
OLEH
ASEP SURYANA, SH
NIRM
000
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTABAHASAN
IMPLIKASI HUKUM GANDA TERKAIT DENGAN HAK MEWARISDARI SEORANG ANAK
HASIL PERKAWINAN IJAB QABUL
Dari hasil analisa penulis terhadap Disertasi dengan tema “Implikasi Hukum Ganda Terkait Dengan Hak Mewaris Dari Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul” adalah : . . . bla bla bla bla bla
top related