penyelenggaraan pengangkutan bahan · pdf filel. pengirim adalah setiap orang atau badan yang...
Post on 07-Feb-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
NOMOR : SK.725/AJ.302/DRJD/2004 TANGGAL : 30 Apri l 2004
PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DI JALAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.725/AJ.302/DRJD/2004
TENTANG
PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DI JALAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,
Menimbang : a. bahwa untuk keselamatan dan keamanan pengoperasian angkutan bahan berbahaya dan beracun di jalan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan, perlu diatur lebih lanjut ketentuan mengenai pengangkutan bahan berbahaya dan beracun di jalan;
b. bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
1990 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kepada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3410);
2
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun;
7. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen;
8. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998
tentang Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 115 Tahun 1999;
9. Keputusaan Menteri Perhubungan Nomor
KM.69 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan;
10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM.8 Tahun 1989 tentang Persyaratan Ambang Batas Kelaikan Jalan terhadap Produksi Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri dan Bak Muatan serta Komponen-komponennya;
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM.91/OT.002/ Phb-80 dan KM.164/OT.002/ Phb-80 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.80 Tahun 1998;
3
12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.58 Tahun 1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI JALAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. b. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari
kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor. c. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
teknik yang berada pada kendaraan itu. d. Mobil barang adalah setiap kendaraan bermotor selain sepeda motor,
mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus. e. Mobil penarik (tractor head) adalah setiap mobil barang yang dirancang
khusus untuk menarik kereta tempelan. f. Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya.
g. Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
h. Kendaraan pengangkut bahan berbahaya adalah kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan yang secara khusus dirancang dan dilengkapi peralatan untuk pengangkutan bahan berbahaya.
4
i. Tangki adalah bejana tekan dengan kapasitas air lebih dari 250 liter yang digunakan untuk pengangkutan atau penyimpanan sementara bahan berbahaya, terdiri dari tangki tetap dan tangki portabel.
j. Wadah adalah suatu benda atau barang yang digunakan untuk tempat / pelindung yang berhubungan langsung dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
k. Kemasan adalah tempat / pelindung yang berada lebih luar dari wadah dan tidak berhubungan langsung dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
l. Pengirim adalah setiap orang atau badan yang menjalankan fungsi pengiriman dan/ atau yang menyebabkan terkirimnya bahan berbahaya dari satu tempat ke tempat lain. Termasuk dalam pengertian ini adalah pengawas gudang, ekspedisi muatan dan penghubung.
m. Pengangkut adalah setiap orang atau badan yang melakukan fungsi pengangkutan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan, termasuk pemilik, pemborong, agen, pengemudi dan/ atau setiap orang yang bertanggung jawab atas kendaraan pengangkut serta pekerja angkutan terkait lainnya.
n. Plakat adalah tanda yang harus dipasang pada bagian luar kendaraan pengangkut yang menunjukkan tingkat bahaya dari bahan yang diangkut sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
o. Marking adalah tulisan atau lambang yang ditempel di bagian luar kemasan bahan berbahaya yang menunjukkan jenis bahan berbahaya yang ada di dalam kemasan.
p. Label adalah penandaan dengan kode warna berbentuk belah ketupat dengan ukuran sekurang-kurangnya 10 cm x 10 cm, dipasang di bagian luar kemasan bahan berbahaya untuk menunjukkan tingkat bahayanya.
q. Automotive engineer terdaftar adalah automotive engineer atau ahli di bidang teknologi otomotif dan pengangkutan bahan kimia berbahaya, yang dinyatakan dengan sertifikat.
r. Awak kendaraan adalah pengemudi dan pembantu pengemudi; s. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
5
Pengaturan pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan B3 yang selamat, aman, lancar, tertib dan teratur, serta mampu memadukan dengan moda transportasi lainnya, sehingga dampak negatif dari interaksi fisik, kimia dan mekanik antar bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan manusia, kendaraan lainnya maupun lingkungan sekitarnya dapat dicegah.
Pasal 3 Ruang lingkup pengaturan pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : a. persyaratan kendaraan pengangkut B3; b. persyaratan pengemudi dan pembantu pengemudi angkutan B3; c. persyaratan lintas angkutan B3; d. persyaratan pengoperasian angkutan B3.
BAB III
KENDARAAN PENGANGKUT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Pasal 4
(1) Setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3)
harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik bahan berbahaya dan beracun (B3) yang diangkut.
(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud ayat (1) yaitu harus
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta dilengkapi dengan :
a. Plakat yang dilekatkan pada sisi kiri, kanan, depan dan belakang kendaraan dengan ukuran, bentuk dan contoh penempatan sebagaimana dalam Lampiran I Keputusan ini;
b. Nama perusahaan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan dengan ukuran sebagaimana dalam Lampiran II Keputusan ini;
c. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard; d. Kotak obat lengkap dengan isinya; e. Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya
dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya;
6
f. Alat pemadam kebakaran; g. Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat dihubungi jika
terjadi keadaan darurat (emergency call), yang dicantumkan pada sebelah kiri dan kanan kendaraan pengangkut.
(3) Selain persyaratan teknis dan laik jalan sebagaimana dimaksud ayat
(2), kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi perlengkapan keadaan darurat sebagai berikut : a. Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat pengendali
operasi dan/atau sebaliknya; b. Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan diatas
atap ruang kemudi; c. Rambu portabel; d. Kerucut pengaman; e. Segitiga pengaman; f. Dongkrak; g. Pita pembatas; h. Serbuk gergaji; i. Sekop yang tidak menimbulkan api; j. Lampu senter; k. Warna kendaraan khusus; l. Pedoman pengoperasian kendaraan yang baik untuk keadaan
normal dan darurat; m. Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakan pada tempat yang
mudah dijangkau oleh pembantu pengemudi.
Pasal 5 (1) Setiap kendaraan pengangkut B3 yang mudah meledak, gas mampat,
gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendinginan tertentu, dan cairan mudah menyala, harus memenuhi persyaratan khusus sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1).
(2) Persyaratan khusus untuk kendaraan pengangkut B3 sebagaimana
dimaksud ayat (1) sebagaimana dalam Lampiran III Kep
top related