peningkatan pemahaman konsep fisika dan sikap …lib.unnes.ac.id/22063/1/4201411141-s.pdf ·...
Post on 03-Mar-2019
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN
SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X MELALUI AKTIVITAS
AESOP’S BERBANTUAN GUIDANCE WORKSHEET
Skripsi
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Ragil Meita Alfathy
4201411141
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi berjudul “Peningkatan
Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X melalui Aktivitas
Aesop’s Berbantuan Guidance Worksheet” bena -benar hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan atau hasil karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 17 Juni 2015
Ragil Meita Alfathy
4201411141
r
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal
yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah
mereka menyukainya atau tidak (Aldus Huxley).
2. Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill).
3. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al Insyirah 94:5-6).
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibunda, Ayahanda, Kakak dan Abang.
2. Budiono, S.Si.
3. Almamater.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X melalui
Aktivitas Aesop’s Berbantuan Guidance Worksheet”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa adanya partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Fisika yang telah memberikan kelancaran dalam penyusunan
skripsi.
4. Drs. Hadi Susanto, M.Si., Dosen pembimbing I yang penuh kesabaran
dalam membimbing, memberikan arahan, motivasi dan nasehat yang luar
biasa dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Putut Marwoto, M.S., Dosen pembimbing II yang penuh kesabaran
dalam membimbing, memberikan arahan, motivasi dan nasehat yang luar
biasa dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ibu dosen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
yang telah membagi ilmu dan pengalaman.
vi
7. Drs. H. Mohamad Alwi, M.Pd.I., Kepala MAN 1 Purwokerto yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di MAN 1 Purwokerto.
8. Sulis Marsudi, S.Pd., Guru Fisika MAN 1 Purwokerto yang telah berkenan
membantu dan bekerjasama dalam melaksanakan penelitian.
9. Ibunda Ani Endaryati, Ayahanda Zaenal Abidin, Kak Dian Wulandari A.F.,
Bang Galih Nurul Islami dan keluarga besar yang tiada henti-hentinya
memberikan doa, dukungan baik moril maupun materil serta kasih sayang
yang tak ternilai harganya.
10. Budiono, S.Si., yang tiada henti-hentinya memberikan semangat serta
dukungan yang nyata kepada penulis.
11. Sahabatku Riska Lebdiana, S.Pd., Ajeng Dian Pertiwi, Nila Listyani Utami,
Yosana Pranti Sayekti, Iis Kurningsih, yang telah menemaniku dalam suka
dan duka, berbagi ilmu, memberikan dukungan serta semangat selama
menjadi mahasiswa UNNES.
12. Saudara-saudari seperjuangan KKN UNNES Desa Keniten Kec. Pecalungan
Kab. Batang ’11 Elva, Aul, Marjinal, Tril, Adul, Arif, Iqro, teman-teman
Sejuk kost dan Lumintu Kost terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
13. Teman-teman Fisika FMIPA UNNES angkatan 2011 terima kasih atas
kebersamaannya dalam suka maupun duka, berbagi ilmu dan saling
mendukung.
14. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
Kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Semarang, Juni 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Alfathy, Ragil Meita. 2015. “Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dan
Sikap Ilmiah Siswa Kelas X melalui Aktivitas Aesop’s Berbantuan Guidance
Worksheet”. Skripsi. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Drs. Hadi Susanto, M.Si.
dan Dr. Putut Marwoto, M.S.
Kata kunci: Aktivitas Aesop’s, Guidance Worksheet, Sikap Ilmiah, Pemahaman
Konsep Fisika.
Salah satu tujuan pembelajaran sains adalah mengembangkan seluruh potensi dan
memperoleh pengalaman yang bermanfaat bagi siswa dalam penerapan metode
ilmiah. Tujuan ini akan tercapai bila didukung oleh suatu pendekatan
pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan yaitu pendekatan Aktivitas Aesop’s berbantuan media pembelajaran
Guidance Worksheet yang meliputi keterampilan berpikir berbasis observasi,
hipotesis-deduktif, analisis data, dan inkuiri terbimbing. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep Fisika materi
kalor dan konservasi energi, sikap ilmiah siswa, dan tanggapan siswa MAN 1
Purwokerto dengan penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet. Populasi penelitian ini adalah kelas X semester genap MAN 1
Purwokerto. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random sampling dan
diperoleh sampel penelitian kelas X-4 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X-
2 sebagai kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan yaitu pretest and postest group design. Hasil uji perbedaan dua rata-rata data postes diperoleh thitung
(2,3230) > ttabel (1,99) yang berarti rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari
kontrol. Hasil uji N-gain pemahaman konsep diperoleh rata-rata N-gain kelompok eksperimen sebesar 0,73 dan kelompok kontrol sebesar 0,60. Hasil uji N-gain setiap aspek sikap ilmiah diperoleh rerata N-gain kelompok eksperimen sebesar
0,45 dan kelompok kontrol sebesar 0,31. Hal ini menunjukkan rata-rata sikap
ilmiah awal dan akhir kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok
kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet dapat meningkatkan
pemahaman konsep Fisika dan sikap ilmiah siswa kelas X MAN 1 Purwokerto.
Kemudian dari hasil angket diketahui respon siswa terhadap pembelajaran
Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet tinggi, yaitu sebesar 92,5%.
ix
ABSTRACT
Alfathy, Ragil Meita. 2015. “Improvement of Conceptual Physics
Comprehension and Scientific Attitude of 10th
Grade Students by Aesop’s
Activity Assisted by Guidance Worksheet”. Script. Department of Physics
Faculty of Mathematic and Natural Science Universitas Negeri Semarang.
Drs. Hadi Susanto, M.Si. and Dr. Putut Marwoto, M.S.
Keywords: Aesop’s activity, guidance worksheet, scientific attitude,
comprehension of physics concept.
One of the goals of scientific lesson is to develop all of students potential besides
to get useful experiences to apply scientific methods. This goal will be reached if
supported by some pleasure and optimal learning approach using proper learning
media. One of proper learning approach can used is Aesop’s Activity assisted by
Guidance Worksheet which includes thinking skills-based observation,
hypothesis-deductive, data analysis, and guided inquiry. This research aim to
knowing the improvement of comprehension of physics concept about Heat and
Energy Conservation, to knowing the improvement scientific attitude, and
students of MAN 1 Purwokerto responses by Aesop’s Activity assisted by
Guidance Worksheet. Populations of this research are second semester class of
10th
grade student in MAN 1 Purwokerto. The sampling technique that used is
Cluster Random Sampling. It gets class of X-4 used to an experiment group and
class of X-2 as a control group. Design of this research is pretest and posttest
group. The result of two different test averages of posttest data is tcalculated (2.3230) > ttable (1.99) that means average value of experiment group is better than control
group. The result of N-gain test in comprehension concept shows N-gain value of experiment and control group are 0.73 and 0.60. The result for each aspect of scientific attitude shows average N-gain of experiment group is 0.45 and 0.31 for
control group. It shows average of scientific attitude before and after treatment of
experiment group is better than control group. Based on this result, Aesop’s
activity assisted by Guidance Worksheet can improve comprehension of physics
concept and scientific attitude of 10th
grade student in MAN 1 Purwokerto.
Furthermore, questionnaire shows high positive response of student in Aesop’s
activity assisted by Guidance Worksheet learning, which is 92.5%.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ iii
Pengesahan ....................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ................................................................................... v
Prakata.............................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xv
Daftar Gambar.................................................................................................. xvii
Daftar lampiran ................................................................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1
1.2 Fokus Penelitian...................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
1.5.1 Manfaat Teoritis.......................................................................... 5
1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................... 6
1.6 Penegasan Istilah .................................................................................... 7
1.6.1 Pemahaman Konsep.................................................................... 7
1.6.2 Sikap Ilmiah ................................................................................ 7
1.6.3 Aktivitas Aesop’s........................................................................ 8
1.6.4 Guidance Worksheet ................................................................... 8
1.6.5 Materi Kalor................................................................................ 8
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 10
xi
2.1.1 Pemahaman Konsep.................................................................... 10
2.1.2 Sikap Ilmiah ................................................................................ 11
2.1.3 Aktivitas Aesop’s Berbantuan Guidance Worksheet .................. 15
2.1.4 Materi Kalor................................................................................ 19
2.1.4.1 Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Suhu Benda ........ 19
2.1.4.2 Pengaruh Perubahan Suhu Benda terhadap Ukuran
Benda ............................................................................ 20
2.1.4.3 Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Benda ..... 24
2.1.4.4 Asas Black .................................................................... 25
2.1.4.5 Perpindahan Kalor ........................................................ 25
2.2 Penelitian Terkait .................................................................................... 28
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 28
2.4 Hipotesis ................................................................................................. 29
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................... 31
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................... 31
3.2.1 Populasi ...................................................................................... 31
3.2.2 Sampel ........................................................................................ 32
3.3 Variabel Penelitian.................................................................................. 32
3.4 Desain Penelitian .................................................................................... 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 35
3.5.1 Dokumentasi ............................................................................... 35
3.5.2 Tes............................................................................................... 35
3.5.3 Pengamatan ................................................................................. 35
3.5.4 Wawancara.................................................................................. 35
3.5.5 Angket......................................................................................... 35
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................. 36
3.6.1 Tahap Persiapan .......................................................................... 37
3.6.2 Tahap Uji Coba ........................................................................... 37
3.6.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian..................................................... 37
xii
3.6.3.1 Kelompok Eksperimen ................................................. 38
3.6.3.2 Kelompok Kontrol ........................................................ 38
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................... 39
3.7.1 Instrumen Soal Tes ..................................................................... 39
3.7.1.1 Validitas Butir Soal....................................................... 40
3.7.1.2 Reliabilitas Item ............................................................ 41
3.7.1.3 Daya Pembeda .............................................................. 42
3.7.1.4 Uji Taraf Kesukaran ..................................................... 44
3.7.2 Instrumen Non Tes...................................................................... 45
3.7.2.1 Lembar Pengamatan ..................................................... 45
3.7.2.2 Lembar Angket ............................................................. 46
3.8 Analisis Data Tahap Awal ...................................................................... 49
3.8.1 Uji Normalitas Data .................................................................... 50
3.8.2 Uji Kesamaan Varians (Homogenitas) ....................................... 51
3.8.3 Uji Anava .................................................................................... 52
3.9 Analisis Data Akhir ................................................................................ 53
3.9.1 Analisis Data Tes (Pretes dan Postes)......................................... 53
3.9.1.1 Uji Normalitas .............................................................. 53
3.9.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas) ................. 54
3.9.1.3 Uji Hipotesis ................................................................. 54
3.9.2 Analisis Data Non Tes (Sikap Ilmiah) ........................................ 58
3.9.2.1 Uji Normalized Gain .................................................... 58
3.9.2.2 Uji Paired Sample......................................................... 58
3.9.2.3 Analisis Deskriptif ...................................................... 59
3.9.3 Analisis Angket Tanggapan Siswa ............................................. 60
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 61
4.1.1 Hasil Penelitian Pemahaman Konsep ......................................... 61
4.1.1.1 Uji Normalitas .............................................................. 62
4.1.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians .......................................... 62
xiii
4.1.1.3 Uji Hipotesis ................................................................. 63
4.1.2 Hasil Penelitian Sikap Ilmiah ..................................................... 65
4.1.2.1 Uji Normalized Gain .................................................... 65
4.1.2.2 Uji Paired Sample......................................................... 67
4.1.2.3 Analisis Deskriptif Sikap Ilmiah .................................. 68
4.1.3 Hasil Penelitian Data Angket Tanggapan Siswa ........................ 69
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 71
4.2.1 Penerapan Aktivitas Aesop’s Berbantuan Guidance
4.2.2
Worksheet terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa....
Penerapan Aktivitas Aesop’s Berbantuan Guidance
71
Worksheet terhadap Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa ................ 75
4.2.3 Hasil Angket Tanggapan Siswa .................................................. 81
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................. 85
5.2 Saran ....................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN ..................................................................................................... 90
xiv
Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Struktur Dimensi Proses Kognitif dalam Revisi Taksonomi
Bloom …………………………………………………………. 11
2.2 Pengelompokan Sikap Ilmiah Siswa ………………………….. 13
2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah menurut Harlen W ……... 14
3.1 Populasi Penelitian ……………………………………………. 31
3.2 Desain penelitian Pretes-Postes Control Group Design ……… 34
3.3 Jenis data, Aspek yang dinilai, Metode dan Instrumen
Penelitian ……………………………………………………… 36
3.4 Kegiatan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ………………. 38
3.5 Kegiatan Pembelajaran Kelompok Kontrol …………………... 38
3.6 Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba ……………………………. 39
3.7 Kriteria Penetapan Reliabilitas ………………………………... 41
3.8 Kriteria daya pembeda soal …………………………………… 43
3.9
3.10
Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba …………………
Kriteria indeks kesukaran ……………………………………...
43
44
3.11 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ………… 45
3.12
3.13
Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah yang Dinilai …………….
Data Nilai UH Alat Optik Kelas X MAN 1 Purwokerto ………
46
50
3.14 Hasil Uji Normalitas Populasi ………………………………… 51
3.15 Hasil Uji Homogenitas Populasi ……………………………… 52
3.16 Hasil Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) ........ 53
3.17 Kriteria Penilaian Faktor Gain ………………………………... 57
3.18 Interval Nilai Sikap ilmiah ……………………………………. 60
4.1 Nilai Pretes dan Postes Pemahaman Konsep …………………. 61
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes …………………. 62
4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretes dan Postes ……. 62
4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata …………………………… 63
4.5 Hasil Uji Normalized Gain Rerata Nilai Pretes dan Postes …... 64
xv
4.6 Hasil Uji Paired Sampel Test Pretes-Postes Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol …………………………...
65
4.7 Skor Sikap Ilmiah Awal dan Akhir pada Kelompok Kontrol dan
Eksperimen ………………………………………………..
66
4.8 Hasil Uji Paired Sampel Test Rata-rata Sikap Ilmiah Awal dan
Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ………..
67
4.9 Analisis Deskriptif Nilai Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ………………………………………...
68
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Pemuaian panjang …………………………………………….. 20
2.2 Pemuaian Luas ………………………………………………... 21
2.3 Pemuaian volume ……………………………………………... 23
2.4 Diagram kerangka berpikir ……………………………………. 29
4.1 Hasil Uji Normalized Gain Rerata Nilai Pretes dan Posttes ….. 64
4.2 Nilai N-gain Kelompok eksperimen dan kelompok control ….. 67
4.3 Persentase Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen (K-E) dan
Kelompok Kontrol (K-K) ……………………………………... 69
4.4 Persentase Persebaran Tanggapan Siswa ……………………... 70
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus Kelompok Eksperimen...…………………………………. 90
2 Silabus Kelompok Kontrol……………………………………….. 92
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen.......... 94
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol…………. 103
5 LDS Kelompok Kontrol ………………………………………….. 112
6 Kisi-kisi dan Rubrik Lembar Pengamatan Sikap Ilmiah… ………. 114
7 Kisi-kisi dan Rubrik Angket Sikap Ilmiah ………………………. 119
8 Angket Sikap Ilmiah …………………………………………........ 124
9 Angket Tanggapan Siswa ……………………………………........ 126
10 Kisi-kisi Soal Uji Coba Pemahaman Konsep...…………………… 127
11 Soal Uji Coba Pemahaman Konsep …………………………......... 128
12 Kunci Jawaban dan Penilaian Soal Uji Coba ……..……………… 136
13 Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
Soal Uji Coba ……………………..................................................
139
14 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah …………........ 141
15 Soal Pretes dan Postes ……………………………………………. 143
16 Data Nilai UH Alat Optik Populasi….. …………………………... 149
17 Uji Normalitas Kelas X2 …………………………………………. 150
18 Uji Normalitas Kelas X3 …………………………………………. 151
19 Uji Normalitas Kelas X4 …………………………………………. 152
20 Uji Homogenitas Populasi ………………………………………... 153
21 Uji Anava Populasi ……………………………………………….. 154
22 Data Nilai Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .. 155
23 Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Eksperimen ……………… 156
24 Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Kontrol …………………... 157
25 Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretes ………………………….. 158
26 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes ………………………… 159
27 Data Nilai Postes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 160
xviii
28 Uji Normalitas Data Postes Kelompok Eksperimen ……………... 161
29 Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Kontrol …………………... 162
30 Uji Kesamaan Dua Varians Data Postes ………………………….. 163
31 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes ………………………... 164
32 Uji N-Gain Pemahaman Konsep …………………………………. 165
33 Uji Paired Sampel Peningkatan Rata-rata Pemahaman Konsep…. 166
34 Rekap Nilai Sikap Ilmiah Awal Kelompok Kontrol…...……......... 169
35 Rekap Nilai Sikap Ilmiah Akhir Kelompok Kontrol…....………… 170
36 Rekap Nilai Sikap Ilmiah Awal Kelompok Eksperimen...………... 171
37 Rekap Nilai Sikap Ilmiah Akhir Kelompok Eksperimen..………... 172
38 Uji N-Gain Tiap Aspek Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ….……………………………………………..
173
39 Uji Paired Sampel Peningkatan Rata-rata Sikap Ilmiah Kelompok
Eksperimen ………………………………………..........................
174
40 Data Angket Tanggapan Siswa …………………………………... 177
41 Dokumentasi Penelitian...…………………………………………. 178
42 Guidance Worksheet (dicetak terpisah)……………………………
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran sains di sekolah menengah saat ini cenderung monoton
dengan aktivitas sains yang rendah, guru cenderung berceramah atau menjelaskan
sementara siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Menurut Bruner proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang di jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2012:
41).
Basar (2004: 57) menyatakan pengajar fisika di sekolah lebih sering
membahas teori dari buku pegangan yang digunakan, kemudian memberikan
rumus-rumusnya dan dilanjutkan dengan memberikan contoh soal. Akibatnya
ilmu fisika tereduksi menjadi bacaan dan siswa hanya dapat membayangkannya.
Jika fenomena fisika yang sedang dibahas dialami sendiri oleh siswa, maka siswa
akan lebih mudah merekonstruksinya kembali menjadi pemahaman yang lebih
baik.
Menurut Simanjuntak (2012: 55), salah satu tujuan siswa mempelajari fisika
adalah untuk mengembangkan pemahaman konsep fisika sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan
studi pada jenjang selanjutnya.
1
2
Pernyataan ini mengandung makna bahwa selain untuk kepentingan
penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk pengembangan teknologi,
pemahaman konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika merupakan persyaratan
keberhasilan belajar fisika dan meningkatnya minat siswa terhadap fisika.
Menurut Harso et al. (2012: 3), selain pemahaman konsep salah satu tujuan
pembelajaran fisika ditingkat SMA/MA berdasarkan KTSP yang disempurnakan
kembali dalam kurikulum 2013 adalah menumbuhkembangkan sikap ilmiah
siswa.
Siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran
dalam berpikir sehingga akan termotivasi untuk selalu berprestasi dan memiliki
komitmen yang kuat untuk mencapai keberhasilan dan keunggulan. Model belajar
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan
belajarnya (Budiningsih, 2012: 34).
Hal ini dibuktikan oleh penelitian para ahli dalam jurnal Lee & Fen (2004:
484) bahwa sikap ilmiah sangat berhubungan dekat dengan hasil belajar dalam
bidang sains. Hubungan signifikan ditemukan dengan rata-rata korelasi dari 0,16
hingga 0,70 antara sikap ilmiah terhadap sains dan hasil belajarnya.
Harso et al. (2014: 3) menjelaskan sikap ilmiah berguna pula dalam
kehidupan bermasyarakat karena dapat membentuk pribadi manusia dalam
melakukan pertimbangan yang rasional pada saat pengambilan suatu keputusan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan yaitu
Aktivitas Aesop’s yang dikembangkan oleh Rusbult (2000). Aktivitas Aesop’s
3
adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan mengkoordinasikan aktivitas dan
metode yang terarah pada tujuan (goal directed). Pendekatan ini akan membantu
siswa memperoleh pengalaman yang bermanfaat (useful experience) dan juga
akan membantu siswa belajar dari pengalaman mereka serta mengingat lebih kuat
apa yang telah mereka pelajari.
Dalam Aktivitas Aesop’s, siswa tidak hanya diajak untuk mempelajari sains,
melainkan dibimbing dan dibiasakan sebagai saintis muda dengan
menumbuhkembangkan sikap ilmiahnya selama proses pembelajaran berlangsung
dan diharapkan siswa dapat menghubungkan sains yang sedang dipelajari dengan
kejadian di lingkungan sekitar.
Menurut Sudarmin et al. (2012: 124), pendekatan pembelajaran dengan
Aktivitas Aesop’s dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif yang ditunjang
dengan media lembar kerja terbimbing (Guidance Worksheet). Maka dalam
penelitian ini dikembangkan Guidance Worksheet yang dapat membimbing siswa
dalam meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti melakukan penelitian yang berjudul
Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X
melalui Aktivitas Aesop’s Berbantuan Guidance Worksheet.
1.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini menganalisis pemahaman konsep serta sikap ilmiah siswa
kelas X melalui pembelajaran fisika dengan menggunakan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet.
4
Untuk Menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, fokus
penelitian yang ingin dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
(1) Objek atau sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 1
Purwokerto.
(2) Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah materi kalor dan konservasi energi
yang dibatasi pada standar kompetensi 4, menerapkan konsep kalor dan
prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. Kompetensi dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat. Indikator: menganalisis
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, menganalisis pengaruh
perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian) dan menganalisis
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda. 4.2 Menganalisis cara
perpindahan kalor. Indikator: Menganalisis perpindahan kalor dengan cara
konduksi, konveksi dan radiasi.
(3) Pemahaman konsep yang akan diukur dalam penelitian ini hanya dibatasi
pada dimensi proses kognitif dari revisi taksonomi Bloom yang terbagi dalam
6 jenjang C1-C6 yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
menilai, dan kreasi.
(4) Sikap ilmiah dalam penelitian ini meliputi sikap ingin tahu, respek terhadap
data/fakta, penemuan dan kreativitas, berpikiran terbuka dan kerjasama,
ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
(1) Apakah penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet dapat
meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa kelas X MAN 1 Purwokerto?
(2) Apakah penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet dapat
meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas X MAN 1 Purwokerto?
(3) Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet yang diterapkan?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
(1) Mengetahui peningkatan pemahaman konsep fisika siswa kelas X MAN 1
Purwokerto dengan penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet.
(2) Mengetahui peningkatan sikap ilmiah siswa kelas X MAN 1 Purwokerto
dengan penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet.
(3) Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Aktivitas
Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet yang diterapkan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran terhadap
upaya peningkatan pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa berdasarkan
aktivitas siswa itu sendiri.
6
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi siswa
Proses pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s melatih siswa untuk aktif
dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan belajar mandiri siswa.
2. Bagi peneliti
a) Memperoleh pelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian
terhadap pembelajaran fisika di sekolah.
b) Menambah pengalaman dalam melaksanakan tugas pembelajaran di
sekolah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajar serta
mengembangkan pembelajaran.
3. Bagi pendidik
Sebagai bahan referensi atau masukan tentang model pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengajar dalam rangka upaya
peningkatan pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa khususnya pada
materi kalor dan konservasi energi.
4. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang baik
untuk sekolah dalam rangka perbaikan dan pengembangan proses
pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan sikap
ilmiah siswa serta tercapainya ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran
fisika.
7
1.6 Penegasan Istilah
Definisi operasional ini sangat diperlukan untuk memberikan penjelasan
yang tegas terhadap beberapa istilah dari judul penelitian ini sehingga tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda bagi para pembaca. Adapun berbagai
istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.6.1 Pemahaman Konsep
Pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan
(Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990: 636),
sedangkan konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret; gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa,
yang digunakan oleh akal budi untuk mengartikan hal-hal lain (Wisudawati &
Sulistyowati, 2014: 269). Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah konsep
siswa yang sama dengan konsep para Fisikawan yang menyangkut pemahaman
siswa dalam memahami hubungan antar konsep pada materi kalor dan konservasi
energi.
1.6.2 Sikap Ilmiah
Harlen dalam kutipan Harso et al. (2014: 3) menyatakan sikap ilmiah
terbagi menjadi dua makna yaitu “attitude toward science and attitude of
science”. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap
yang kedua mengacu pada sikap yang melekat dalam diri siswa setelah
mempelajari sains.
8
1.6.3 Aktivitas Aesop’s
Aktivitas Aesop’s merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
mengkoordinasikan antara aktivitas dan metode yang terarah pada tujuan (goal
directed). Penelitian ini didesain berdasarkan empat aktivitas yang terdapat dalam
pendekatan Aktivitas Aesop’s yaitu keterampilan berpikir berbasis observasi,
logika hipotesis deduktif, analisis data, dan inkuiri terbimbing, yang dimaksudkan
untuk membantu siswa agar memperoleh pengalaman belajar yang bermakna
dalam pembelajaran.
1.6.4 Guidance Worksheet
Guidance Worksheet adalah lembar kerja terbimbing yang menuntun siswa
untuk melaksanakan suatu kegiatan yang isinya terbagi menurut langkah-langkah
disetiap halamannya. Pada setiap langkah ada bagian yang harus diisi oleh siswa
sebagai tes. Penjelasan dan pertanyaan yang terdapat pada setiap langkah dibuat
sedemikian rupa sehingga memberi peluang kepada siswa untuk menjawab secara
benar. Di akhir program diadakan tes untuk menilai keberhasilan pencapaian
tujuan program (Santyasa, 2007: 14).
1.6.5 Materi Kalor
Materi kalor dan konservasi energi merupakan materi pokok yang diajarkan
di kelas X pada semester genap. Submateri kalor dan konservasi energi meliputi:
1) Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
2) Pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda.
3) Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda.
4) Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.
9
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri atas tiga bagian. Bagian awal skripsi, terdiri atas halaman
judul, persetujuan pembimbing, pernyataan, pengesahan, persembahan, motto,
prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian isi merupakan bagian pokok skripsi yang terdiri atas lima bab, yaitu:
(1) Bab 1 Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan skripsi; (2) Bab 2 Tinjauan Pustaka, berisi kajian teori tentang
pemahaman konsep, sikap ilmiah, pembelajaran Aktivitas Aesop’s berbantuan
Guidance Worksheet, materi kalor, hasil penelitian yang relevan, kerangka
berpikir, serta hipotesis; (3) Bab 3 Metode Penelitian, berisi lokasi penelitian,
subjek penelitian, variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan
data, prosedur penelitian, instrumen penelitian, analisis data awal dan analisis data
akhir; (4) Bab 4 Hasil penelitian dan pembahasan, berisi hasil penelitian dan
pembahasan dan (5) Bab 5 : Penutup, berisi simpulan dan saran.
Bagian akhir, merupakan bagian yang terdiri dari daftar pustaka yang
digunakan sebagai acuan serta lampiran-lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pemahaman Konsep
Pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan
(Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990: 636),
sedangkan konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret; gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa,
yang digunakan oleh akal budi untuk mengartikan hal-hal lain (Wisudawati &
Sulistyowati, 2014: 269).
Menurut Gagne, sebagai mana di kutip oleh Nasution (2008: 161)
mengatakan bahwa bila seorang dapat menghadapi benda atau peristiwa sebagai
suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep. Jadi
seorang siswa dikatakan telah memahami konsep apabila ia telah mampu
mengenali dan mengetahui sifat yang sama, yang merupakan ciri khas dari konsep
yang dipelajari, dan telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep tersebut.
Artinya siswa telah memahami keberadaan konsep tertentu atau peristiwa tertentu
tetapi bersifat umum.
Pengukuran pemahaman konsep dapat dinilai berdasarkan dimensi proses
kognitif berdasarkan revisi taksonomi Bloom terdiri atas 6 tingkatan yang dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
10
11
Tabel 2.1 Struktur Dimensi Proses Kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom
Dimensi Keterangan
1.0 Mengingat
1.1 Mengenal
1.2 Mengingat
2.0 Memahami
2.1 Mengartikan
2.2 Memberikan contoh
2.3 Mengklasifikasi
2.4 Menyimpulkan
2.5 Menduga
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
3.0 Menerapkan
3.1 Menjalankan
3.2 Melaksanakan
4.0 Menganalisa
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasi
4.3 Mendekonstruksi
5.0 Menilai
5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritik
6.0 Menciptakan
6.1 Menghasilkan
6.2 Merencanakan
6.3 Membangun
Mendapatkan pengetahuan yang
relevan dari memori yang panjang.
Membangun pengertian dari pesan
pembelajaran. Diantaranya oral, tulisan,
komunikasi grafik.
Menggunakan prosedur dalam situasi
yang diberikan.
Memecah materi menjadi bagian-
bagian pokok dan mendeskripsikan
bagaimana bagian-bagian tersebut
dihubungkan satu sama lain maupun
menjadi sebuah struktur keseluruhan
atau tujuan.
Membuat penelitian yang didasarkan
pada kriteria standar.
Menempatkan bagian-bagian secara
bersama-sama ke dalam suatu ide,
semuanya saling berhubungan untuk
membuat hasil yang baik.
(Krathwohl, 2002: 215)
Penelitian ini hanya akan menilai pemahaman konsep siswa berdasarkan
dimensi proses kognitif revisi taksonomi Bloom C1-C6.
2.1.2 Sikap Ilmiah
Harlen dalam kutipan Harso et al. (2014: 3) menyatakan sikap ilmiah
terbagi menjadi dua makna yaitu “attitude toward science and attitude of
12
science”. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap
yang kedua mengacu pada sikap yang melekat dalam diri siswa setelah
mempelajari sains. Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan
menjadi dua yaitu; (1) seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu
terhadap sains sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi
pengembangan karir di masa datang, dan (2) seperangkat sikap yang jika diikuti
akan membantu proses pemecahan masalah.
Karhami (1998: 6) menyatakan hakikat belajar fisika tentu saja tidak cukup
sekedar mengingat dan memahami temuan saintis. Akan tetapi yang juga penting
adalah pembiasaan perilaku saintis dalam mencari temuan ilmiah. Untuk
keperluan ini, anak sekolah menengah perlu diperlakukan sebagai seorang saintis
muda di kelas selama pembelajaran fisika berlangsung.
Harlen dalam kutipan Anwar (2009: 107-108) membuat pengelompokan
sikap ilmiah siswa mencakup kedua pengelompokan yang dikemukakan oleh
Gegga dan American Association for Advancement of Science (AAAS) dan
peneliti mencoba memasukkan pendapat Pitafi & Farooq (2012: 383) untuk
melihat kesamaan dimensi yang ada. Secara singkat pengelompokan sikap ilmiah
siswa dapat dilihat pada Tabel 2.2.
13
Tabel 2.2 Pengelompokan Sikap Ilmiah Siswa
Gegga (1997) Harlen (1996) AAAS (1993) Pitafi & Farooq
(2012)
Sikap ingin
tahu Sikap ingin tahu
Sikap ingin
tahu Sikap ingin tahu
Sikap
penemuan
Sikap respek terhadap
data
Sikap jujur Sikap kejujuran
intelektual
Sikap berpikir
kritis
Sikap teguh
pendirian
Sikap refleksi kritis Sikap
berpikiran
terbuka
Sikap ketekunan Sikap keragu-
raguan
Sikap berpikir
kritis
Sikap rasional
Sikap bekerjasama Sikap rendah hati
Sikap berpikiran
terbuka
Sikap kreatifitas dan
penemuan
Sikap peka terhadap
lingkungan
Sikap berpikiran
terbuka
Sikap objektif
Sikap keinginan
untuk
menangguhkan
penilaian
Dari berbagai pendapat para ahli dimaksud terdapat beberapa kesamaan
dimensi namun dengan nama yang berbeda. Seperti penjelasan dari Anwar (2009:
106), bahwa pengelompokan sikap ilmiah oleh para ahli cukup bervariasi,
meskipun kalau ditelaah lebih jauh hampir tidak ada perbedaan yang berarti.
Variasi muncul hanya dalam penempatan dan penamaan sikap ilmiah yang
menonjol.
Sehingga pada penelitian ini digunakan dimensi sikap ilmiah beserta
pengelompokan indikator skala sikap ilmiah menurut kategori Harlen W.
14
Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah menurut Harlen W
Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu Analisis mencari jawaban
Perhatian pada obyek yang diamati
Antusias pada proses Sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap
data/fakta
Obyektif/jujur
Tidak memanipulasi data
Tidak berburuk sangka
Mengambil keputusan sesuai fakta
Tidak mencampur fakta dengan pendapat
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan/hal baru
Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Sikap penemuan dan
kreativitas
Sikap berpikiran
terbuka dan kerjasama
Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi
Menunjukkan laporan berbeda dengan teman
kelas
Merubah pendapat dalam merespons terhadap
fakta
Menggunakan alat tidak seperti biasanya
Menyarankan percobaan-percobaan baru
Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan
Menghargai pendapat/temuan orang lain
Mau merubah pendapat jika data kurang
Menerima saran dari teman
Tidak merasa selalu benar
Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti sesudah “kebaruannya”
hilang
Mengulangi percobaan meskipun berakibat
kegagalan
Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
kelasnya selesai lebih awal
Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar
Partisipasi pada kegiatan sosial
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Sumber: Anwar (2009: 108-109)
15
Berdasarkan Tabel 2.3 indikator-indikator skala yang dimaksud dapat
dikembangkan guna memudahkan menyusun butir instrumen skala sikap ilmiah.
2.1.3 Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet
Aktivitas Aesop’s adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
dikembangkan oleh Rusbult (2000). Pengembangan pendekatan ini pada awalnya
terinspirasi dari Aesop’s fables. Aesop’s fables merupakan sebuah cerita yang
bertujuan mengajarkan nilai bijak tentang kehidupan yang disampaikan melalui
pengalaman-pengalaman tokoh dalam cerita tersebut. Berdasarkan hal ini Rusbult
mengembangkan pendekatan Aktivitas Aesop’s, pendekatan ini digunakan untuk
membantu siswa agar dapat memperoleh pemahaman belajar dari pengalamannya
(learning from experience) yang mengarahkannya pada tujuan (goal directed).
Rusbult (2000) menjabarkan beberapa aktivitas yang dapat digunakan dalam
kegiatan pembelajaran sehingga siswa memperoleh pengalaman belajarnya antara
lain: (1) keterampilan berpikir berbasis observasi, (2) logika hipotesis-deduktif,
(3) menganalisis data, (4) inkuiri terbimbing, (5) membuat dan menganalisis
grafis, (6) mengevaluasi teori, (7) membuat flowchart hipotesis-deduktif, (8)
menggunakan logika retroduktif, (9) merumuskan masalah ilmiah, (10)
menganalisis eksperimen yang ada, (11) melakukan pencarian literatur, (12)
memeriksa penulisan ilmiah, (13) menganalisis situasi yang kompleks, (14)
mengaplikasikan konsep, (15) membangun konsep, (16) mengubah instruksi
tertulis ke dalam tindakan pribadi dan (17) melakukan keterampilan kognitif atau
fisik.
16
Pada penelitian ini digunakan empat aktivitas dari tujuh belas jenis Aktivitas
Aesop’s yang dianggap tepat untuk pembelajaran tingkat sekolah menengah yaitu
(1) keterampilan berpikir berbasis observasi, (2) logika hipotesis-deduktif, (3)
analisis data, dan (4) inkuiri terbimbing. Empat aktivitas ini merupakan langkah
awal dari Aktivitas Aesop’s yang diharapkan akan tepat digunakan untuk
membangun pribadi siswa menjadi saintis muda. Surekso (2013: 9) berpendapat
empat aktivitas ini dipilih dengan pertimbangan bahwa aktivitas tersebut
merupakan aktivitas yang sesuai diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sains
dan dapat menunjang prinsip dari pembelajaran sains.
1. Ketrampilan Berpikir Berbasis Observasi
Observasi yaitu “melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi.
Dengan kata lain siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji
kebenaran prediksi yang mereka sampaikan” (Restami, 2013: 8).
2. Logika Hipotesis-Deduktif
Wisudawati & Sulistyowati (2014:117) menjelaskan berpikir deduktif
merupakan cara berpikir dengan menggunakan silogisme yang terdiri premis,
yaitu dasar untuk menarik kesimpulan sebagai pernyataan akhir yang
mengandung kebenaran. Hal ini menunjukkan dalam mengambil suatu
hipotesis, haruslah bertolak dari suatu teori, prinsip, ataupun kesimpulan yang
dianggap benar dan bersifat umum yang kemudian diterapkan pada
fenomena-fenomena yang khusus.
17
3. Kemampuan Analisis Data
Kemampuan analisis termasuk dalam taksonomi Bloom bagian ranah
kognitif. Kemampuan analisis dapat diartikan sebagai kemampuan memecah
materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendiskripsikan bagaimana bagian-
bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur
keseluruhan atau tujuan (Kuswana, 2012: 118). Pentingnya kemampuan
analisis dijelaskan oleh Prabhuswamy et al. dalam Surekso (2013: 10) yaitu
membuat seseorang lebih peka terhadap masalah yang terjadi disekitarnya.
4. Inkuiri Terbimbing
Vlasi & Alexandra (2013: 494) menjelaskan inkuiri terbimbing adalah
metode berbasis konstruktivisme yang berpusat pada aktivitas siswa. Siswa
diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan atau menemukan jawaban.
Untuk penemuan solusi permasalahan, siswa menerapkan metode yang telah
mereka pelajari (konstruktivisme). Mereka menggunakan pola pemikiran
prespektif dan analogi. Siswa melakukan kegiatan eksplorasi sementara guru
membimbing selama penelitian.
Sehingga inkuiri dapat diartikan sebagai proses bertanya, menyelidiki
dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang telah diajukan.
Wisudawati & Sulistyowati (2013: 84) menjelaskan pada tingkat ini guru
berperan menentukan topik penelitian yang akan dilakukan, mengembangkan
pertanyaan terkait, menentukan prosedur yang harus dilaksanakan siswa,
membimbing siswa dalam menganalisis data dan menyediakan worksheet
yang telah dibentuk kolom-kolom sehingga siswa cukup melengkapi.
18
Berdasarkan penjabaran dari empat Aktivitas Aesop’s, dibutuhkan suatu
media pembelajaran untuk membimbing siswa melaksanakan aktivitas ini agar
terarah pada tujuan (goal directed). Sistem pengajaran jenis ini dapat
dikategorikan sebagai sistem pengajaran berprogram. Menurut Santyasa (2007:
14), Pengajaran berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran
dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai
dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh hasil sesuai
dengan kemampuannya juga. Lebih lanjut media pembelajaran cetak terprogram
ini dikenal sebagai Guidance Worksheet.
Guidance Worksheet pada penelitian ini akan berisi kegiatan yang dibagi
menurut langkah-langkah, pada setiap halaman terdiri dari beberapa langkah.
Santyasa (2007: 14) menjelaskan pada setiap langkah ada bagian yang harus diisi
oleh siswa sebagai tes. Penjelasan dan pertanyaan yang terdapat pada setiap
langkah dibuat sedemikian rupa sehingga memberi peluang kepada siswa untuk
menjawab secara benar. Di akhir program diadakan tes untuk menilai keberhasilan
pencapaian tujuan program.
Di dalam Guidance Worksheet disajikan materi singkat yang disertai dengan
panduan observasi, pertanyaan-pertanyaan, dan tugas-tugas kelompok yang harus
dikonsultasikan dengan guru. Aktivitas tersebut dapat meningkatkan kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa terutama pemahaman konsep dan sikap ilmiah
siswa sehingga terarah pada tujuan (goal directed) yang sesuai dengan pendekatan
pembelajaran Aktivitas Aesop’s.
19
2.1.4 Materi Kalor
Materi kalor merupakan salah satu materi yang termasuk dalam materi fisika
yang banyak mengalami miskonsepsi. Suparno (2013: 19) menjelaskan contoh
miskonsepsi yang dilakukan siswa pada konsep suhu dan kalor, banyak siswa
yang menyatakan suatu benda yang memiliki suhu lebih tinggi memiliki kalor
yang lebih tinggi pula. Mereka menyamakan begitu saja pengertian suhu dengan
kalor. Misalnya sebuah besi dengan massa 10 gram dan sebuah aluminium dengan
massa 10 kg dipanaskan dari . Dengan sumber yang sama besi dipanaskan sampai
, sedangkan aluminium dipanaskan sampai . Pertanyaannya manakan
bahan yang membutuhkan kalor lebih besar pada saat waktu t.
Siswa secara otomatis menyatakan besi membutuhkan kalor lebih besar dari
aluminium karena suhu akhir besi lebih besar dari suhu akhir aluminium.
Miskonsepsi terjadi karena siswa tidak mempertimbangkan massa dan kapasitas
panas masing-masing bahan menurut rumusan kalor. Dikarenakan adanya
miskonsepsi ini, dilaksanakan suatu penelitian menggunakan materi kalor.
Subbab materi yang akan digunakan sebagai bahan penelitian adalah: (1)
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, (2) pengaruh perubahan suhu
benda terhadap ukuran benda, (3) pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
benda dan (4) perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.
2.1.4.1 Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Suhu Benda
Secara induktif, makin besar kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula
kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung massa
benda dan bahan penyusun benda.
20
Secara matematis dapat di tulis seperti berikut:
Keterangan:
Q = Kalor yang diserap/dilepas benda (J).
m = Massa benda (kg).
c = Kalor jenis benda (J/kg°C).
∆T = Perubahan suhu (°C).
2.1.4.2 Pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda
Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena mengalami
pemanasan. Semakin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antar atom
yang menyebar kesegala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang
menjadikan benda tersebut memuai kesegala arah.
1. Pemuaian pada Zat Padat
a. Pemuaian Panjang
Jika sebuah batang mempunyai panjang mula-mula , koefisien muai
panjang , suhu mula-mula , lalu dipanaskan sehingga panjangnya
menjadi , dan suhunya menjadi .
Gambar 2.1 Pemuaian panjang
21
Panjang batang setelah pemuaian adalah:
Keterangan:
= Pertambahan panjang batang = (m).
= Panjang mula-mula batang ( ).
= Panjang akhir batang ( ).
= Selisih suhu = ).
= Koefisien muai panjang ( .
b. Pemuaian Luas
Jika suatu benda berbentuk bujur sangkar tipis dengan sisi dipanaskan
sehingga suhunya berubah sebesar , maka bujur sangkar akan memuai
pada kedua sisinya seperti Gambar 2.2. Luas benda mula-mula adalah
Gambar 2.2 Pemuaian Luas
22
Karena setiap sisi memuai sebesar , maka akan membentuk bujur sangkar
baru dengan sisi (lo+ ). Jadi luas akhir benda adalah:
Karena cukup kecil, maka nilai
2 mendekati nol sehingga dapat
diabaikan. Dengan anggapan ini diperoleh luas benda saat dipanaskan
seperti berikut ini.
Dengan memasukkan lo , , dengan perubahan luas akibat
pemuaian maka luas akhir benda setelah pemuaian menjadi
Nilai kemudian dikenal sebagai koefisien muai luas , sehingga
diperoleh
)
Dengan
= Pertambahan luas benda = (m2).
A = Luas akhir (m2).
Ao = Luas mula-mula (m2).
= , koefisien muai luas (oC
-1 atau K
-1).
= Selisih suhu (oC atau K).
23
c. Pemuaian Volume
Jika suatu benda berbentuk kubus dengan sisi lo dipanaskan sehinnga
suhunya berubah menjadi , maka kubus akan memuai pada ketiga sisinya
seperti Gambar 2.3. Volume benda awal adalah .
lo
Gambar 2.3 Pemuaian volume
Karena setiap sisi memuai sebesar , maka akan terbentuk kubus baru
dengan sisi (lo+ ). Jadi volume akhir benda adalah
Mengingat cukup kecil, maka nilai 2
dan 3
mendekati nol
sehingga dapat diabaikan. Menggunakan anggapan ini, kita peroleh volume
akhir benda setelah pemuaian menjadi
Dengan memasukkan lo , , maka volume akhir benda
setelah pemuaian menjadi
24
Nilai kemudian dikenal sebagai koefisien muai volume , sehingga
diperoleh
Perubahan volume akibat pemuaian adalah
Dengan,
V = Volume akhir (m3).
Vo = Volume mula-mula (m2).
= 3 , koefisien muai volume (oC
-1 atau K
-1).
= Perbedaan suhu (oC atau K).
2.1.4.3 Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda
Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan, yaitu untuk
menaikkan suhu atau untuk mengubah wujud benda. Kalor yang dibutuhkan 1 kg
zat untuk berubah wujud pada suhu tetap disebut kalor laten. Terdapat dua jenis
kalor laten yaitu kalor laten lebur (kalor lebur) dan kalor laten didih (kalor didih).
Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk melebur. Kalor didih
merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk mendidih. Kalor yang
dibutuhkan untuk melebur sejumlah zat yang massanya m dan kalor leburnya
dirumuskan sebagai berikut
25
Sementara itu, Kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan sejumlah zat
yang massanya m dan kalor didihnya dirumuskan sebagai berikut
Keterangan
= Kalor lebur = Kalor beku (J/kg).
= Kalor didih = Kalor embun (J/kg).
= Massa zat (kg).
= Kalor (J).
2.1.4.4 Asas Black
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan
prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi pertama kali diajukan
oleh Joseph Black (1728-1899) yaitu “pada pencampuran dua zat, banyaknya
kalor yang dilepaskan oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya
kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah”.
2.1.4.5 Perpindahan Kalor
1. Perpindahan Kalor secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Pada perpindahan kalor secara
konduksi, energi termal dipindahkan melalui interaksi antara atom-atom atau
molekul walaupun atom-atom atau molekul tersebut tidak berpindah.
26
Laju perpindahan kalor secara konduksi pada suatu benda yang ujung-
ujungnya memiliki suhu T1 dan T2 dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut
Keterangan:
T1 = Ujung batang logam bersuhu tinggi (°C).
T2 = Ujung batang logam bersuhu rendah (°C).
A = Luas penampang hantaran kalor dan batang logam (m2).
l = Panjang batang (m).
k = Konduktivitas kalor (J/s m °C).
2. Perpindahan Kalor secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang
disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat. Konveksi biasanya
dibedakan menjadi konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi
alamiah, aliran fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada
konveksi paksa aliran fluida diarahkan secara sengaja untuk tujuan tertentu
menggunakan alat.
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas
permukaan yang bersentuhan, dan perbedaan suhu antara fluida dengan
benda. Banyaknya kalor yang dialirkan secara konveksi dapat dirumuskan
sebagai berikut.
27
Dengan,
= Koefisien konveksi termal ( .
= Luas penampang area perpindahan kalor (m2).
= Perubahan suhu (°C).
3. Perpindahan Kalor secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui perantara dalam arti
lain terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal panas. Laju radiasi
berbanding lurus dengan luas penampang, berbanding lurus dengan pangkat
empat suhu mutlaknya, dan bergantung pada sifat permukaan benda atau
biasa disebut emisivitas bahan, yaitu kemampuan suatu permukaan bahan
untuk memancarkan radiasi yang diukur sebagai perbandingan energi yang
dipancarkan oleh suatu permukaan dengan energi yang diradiasikan oleh
benda hitam pada suhu yang sama. Untuk benda hitam sempurna
Keterangan:
H = Laju Kalor radiasi (J/s).
e = Emisivitas benda .
= Konstanta Stefan Boltzmann (5,67.10-8
watt m-2
K-4
).
A = Luas permukaan (m2).
T = Suhu (K).
28
2.2 Penelitian Terkait
Penelitian terdahulu yang mendukung rencana penelitian ini diantaranya
adalah penelitian Sudarmin et al. (2012) di SMAN 11 Semarang menggunakan
design eksperimen nyata dengan rancangan pretest and postest group design.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pendekatan Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet berpengaruh terhadap hasil belajar kimia materi pokok hidrokarbon
dan setelah penerapannya menambah keefektivan belajar siswa di SMAN 11
Semarang. Selain itu, penelitian Sri Susilogati et al. (2006) terhadap mahasiswa
prodi pendidikan kimia FMIPA UNNES tahun akademik 2005/2006. Hasil
penelitian menunjukkan Aktivitas Aesop’s berorientasi Chemoentrepreneurship
yang terpadu memberi pengalaman belajar yang bervariasi dan secara keseluruhan
hasil belajar mahasiswa meningkat ditunjukkan perbedaan signifikan antara hasil
pretes dan postes. Surekso (2013) turut melaksanakan penelitian Aktivitas
Aesop’s dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Aktivitas Aesop’s
Berorientasi Lingkungan Pada Pembelajaran Materi Pencemaran Lingkungan Di
SMAN 2 Pemalang” dengan design penelitian one shot case study. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas seluruh siswa kelas X-1 dan X-3
mencapai tingkat aktivitas belajar dengan criteria sangat aktif dan aktif, hasil
belajar siswa kelas X-1 dan siswa kelas X-3 berturut-turut sebanyak 84% dan 94%
memperoleh nilai akhir >80.
2.3 Kerangka Berpikir
Untuk menyusun hipotesis, disusun kerangka berpikir berdasarkan latar
belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka berpikir penelitian
29
yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Pada penelitian ini akan digunakan dua
pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran Aktivitas Aesop’s berbantuan
Guidance Worksheet untuk kelompok eksperimen sedangkan pembelajaran
konvensional untuk kelompok kontrol.
Sistem pengajaran saat ini
1. Guru lebih sering membahas teori
dari buku pegangan yang digunakan
2. Guru cenderung berceramah atau
menjelaskan sementara siswa hanya
mendengarkan dan mencatat
akibatnya
Anggapan siswa:
pembelajaran Fisika hanya sekedar
menghapal teori, hukum, postulat,
dan rumus-rumus.
Siswa tidak dapat mengembangkan
pemahaman konsep, kompetensi observasi,
eksperimen, serta berpikir dan bersikap
solusi
Penggunaan pendekatan Aesop’s
Ciri-ciri:
1. Berfikir berbasis observasi
2. Logika hipotesis-deduktif
3. Analisis data 4. Inkuiri terbimbing
berbantuan
Guidance Worksheet
Ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon
Gambar 2.4. Diagram kerangka berpikir
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010: 96). Berdasarkan permasalahan yang
ditentukan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:
1) Penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet pada materi
kalor dan konservasi energi meningkatkan pemahaman konsep siswa.
30
2) Penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet pada materi
kalor dan konservasi energi meningkatkan sikap ilmiah siswa.
3) Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet pada materi kalor dan konservasi energi.
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Purwokerto yang beralamat di Jalan
Senopati 1 Arcawinangun Purwokerto Timur. Alasan dipilihnya MAN 1
Purwokerto sebagai lokasi penelitian dikarenakan, sekolah ini jarang
melaksanakan kegiatan praktikum pada pembelajaran fisika dan belum diterapkan
pembiasaan sikap ilmiah selama pembelajaran, terutama pembelajaran fisika.
3.2 Subjek Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah kelas X MAN 1
Purwokerto tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Kelas Jumlah Siswa
X-2 42
X-3 39
X-4 40
Populasi penelitian seperti yang termuat pada Tabel 3.1 mempunyai
kesamaan seperti berikut:
(1) Siswa berada dalam tingkatan kelas yang sama, yaitu kelas X MAN 1
Purwokerto tahun ajaran 2014/2015 yang sempat menjadi kelas X MIA pada
kurikulum 2013 di semester I.
31
32
(2) Siswa belum mendapatkan materi kalor dan konservasi energi.
(3) Dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa diajar dengan guru, kurikulum,
media, dan jumlah jam pelajaran yang sama.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:
174). Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel penelitian berupa
kelompok yang dilakukan secara acak dengan pertimbangan populasi yang ada
terbagi dalam kelas-kelas yang berdistribusi normal dan memiliki homogenitas
yang sama. Salah satu kelas bertindak sebagai kelompok eksperimen sedangkan
kelas lainnya sebagai kelompok kontrol.
Setelah dilakukan analisis tahap awal yang meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji anava, anggota populasi normal dan memiliki sebaran
homogen, sehingga memenuhi syarat untuk diambil sampel secara cluster random
sampling. Pemilihan sampel dilakukan dengan mengambil salah dua dari tiga
buah gulungan kertas yang masing-masing bertuliskan anggota populasi yaitu
kelas X-2, X-3, dan X-4. Didapatkan kelas X-4 sebagai kelompok eksperimen dan
X-2 sebagai kelompok kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi, 2006: 118). Variabel dalam penelitian ini adalah:
(1) Variabel bebas yaitu pembelajaran yang menggunakan pendekatan
pembelajaran Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet pada kelompok
32
33
eksperimen dan pembelajaran menggunakan metode konvensional pada
kelompok kontrol.
(2) Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman konsep kalor dan
konservasi energi dan sikap ilmiah siswa pada kelompok eksperimen dan
kontrol semester genap MAN 1 Purwokerto.
Instrumen yang digunakan untuk menilai pemahaman konsep siswa adalah
soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda beralasan rentang C1 sampai C6 sesuai
revisi taksonomi Bloom tahun 2002. Pemahaman konsep yang dinilai terdiri dari
enam tingkatan yaitu (1) Remember, (2) Understand, (3) Apply, (4) Analze, (5)
Evaluate dan (6) Create. Penilaian pemahaman konsep menggunakan soal pretes
dan postes yang dapat dilihat pada Lampiran 15.
Instrumen yang digunakan untuk menilai sikap ilmiah adalah lembar
pengamatan sikap ilmiah dan angket sikap ilmiah. Aspek sikap ilmiah yang dinilai
terdiri dari tujuh aspek yaitu: sikap ingin tahu, respek terhadap data/fakta, berpikir
kritis, penemuan dan kreativitas, berpikiran terbukan dan kerjasama, ketekunan,
dan peka terhadap lingkungan sekitar. Untuk melengkapi data lembar pengamatan
sikap ilmiah digunakan angket sikap ilmiah yang diisi langsung oleh siswa
bersamaan dengan lembar pretes dan postes diberikan. Lembar pengamatan dan
angket sikap ilmiah dapat dilihat pada Lampiran 6 sampai 8.
3.4 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Experimental Design
dengan rancangan Pretest and Postets Control Group Design, dua kelompok
diberi soal pretes dan postes pemahaman konsep untuk mengetahui keadaan awal
34
dan akhir, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil pretes yang baik bila nilai kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda
secara signifikan.
Tabel 3.2 Desain penelitian Pretes-Postes Control Group Design
kelompok Pretes Perlakuan Postes
I X
II Y
Keterangan:
I = Kelompok eksperimen (menggunakan pembelajaran dengan
Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet).
II = Kelompok kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional).
X = Pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet.
Y = Pembelajaran dengan metode konvensional (metode yang
digunakan guru mitra).
O1 dan O3 = Keadaan sebelum diberi perlakuan (pretes).
O2 dan O4 = Keadaan setelah diberi perlakuan (postes).
Sikap ilmiah awal siswa diperoleh dengan mengamati sikap ilmiah siswa
melalui lembar pengamatan setelah pelaksanaan pretes, yaitu ketika siswa
diberikan pengenalan secara garis besar materi kalor dan konservasi energi. Sikap
ilmiah akhir siswa diperoleh dengan mengamati sikap ilmiah siswa melalui
lembar pengamatan pada setiap proses pembelajaran. Selain itu, untuk melengkapi
data sikap ilmiah lembar pengamatan digunakan angket sikap ilmiah.
35
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data mengenai nilai ulangan harian populasi dan nama-nama siswa anggota
sampel sebagai data untuk analisis data awal.
3.5.2 Tes
Metode tes yang digunakan adalah pretes dan postes pemahaman konsep.
Tipe tes yang digunakan adalah pilihan ganda beralasan. Siswa dikatakan paham
terhadap konsep apabila menjawab dengan benar soal tes pilihan ganda dan
disertai dengan alasan yang tepat. Bentuk penilaian tes pilihan ganda beralasan
selengkapnya terdapat pada Lampiran 12.
3.5.3 Pengamatan
Metode pengamatan digunakan untuk mengamati sikap ilmiah siswa yang
diamati selama proses pembelajaran sebagai fokus penelitian.
3.5.4 Wawancara
Wawancara berupa interview bebas kepada siswa untuk melengkapi data
sikap ilmiah melalui pengamatan.
3.5.5 Angket
Metode angket digunakan untuk mengukur sikap ilmiah siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan juga untuk mengetahui
tanggapan siswa kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan dengan
pendekatan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet.
36
Tabel 3.3 Jenis data, Aspek yang dinilai, Metode dan Instrumen Penelitian
No Jenis Data Aspek yang dinilai Metode Instrumen
1 Pemahaman 1) Pengaruh kalor terhadap Tes Soal pretes dan
konsep perubahan temperatur benda. postes
2) Pengaruh perubahan temperatur pemahaman
benda terhadap ukuran benda konsep
(pemuaian).
3) Pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud benda
4) Perpindahan kalor dengan cara
konduksi.
5) Perpindahan kalor dengan cara
konveksi.
6) Perpindahan kalor dengan cara radiasi.
2 Sikap ilmiah 1) Rasa ingin tahu Pengamatan Lembar
siswa 2)
3)
Respek terhadap data/fakta
Berpikir kritis
pengamatan
sikap ilmiah
4) Penemuan dan kreativitas Angket Angket sikap
5) Berpikiran terbukan dan ilmiah
kerjasama
6) Ketekunan
7) Peka terhadap lingkungan
3 Tanggapan 1) Menarik dan menyenangkan Angket Angket
siswa terhadap 2) Pemahaman konsep tanggapan
penerapan 3) Peningkatan kemampuan siswa
Aktivitas mengingat konsep
Aesop’s 4) Motivasi belajar
berbantuan 5) Kecocokan dengan materi
Guidance kalor dan konservasi energi
Worksheet 6) Penerapan untuk materi lain
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap uji coba, dan tahap
pelaksanaan penelitian.
37
3.6.1 Tahap persiapan
Tahap persiapan merupakan pengumpulan berkas pendukung penelitian
berupa:
1) Menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator materi
kalor dan konservasi energi dalam kurikulum KTSP.
2) Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan dimensi ranah kognitif
pemahaman konsep yang digunakan dan indikator sikap ilmiah.
Menyusun instrumen penelitian berupa soal tertulis pilihan ganda beralasan
pemahaman konsep, lembar pengamatan sikap ilmiah, angket sikap ilmiah, dan
angket tanggapan siswa.
3.6.2 Tahap uji coba
Instrumen tes pemahaman konsep dan angket sikap ilmiah diuji cobakan
pada siswa kelas X-1 MAN 1 Purwokerto pada tanggal 14 April 2015, kemudian
menentukan instrumen yang akan digunakan pada pelaksanaan penelitian dengan
memberi skor dan menganalisis hasil tes uji coba.
3.6.3 Tahap pelaksanaan penelitian
Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Purwokerto semester genap tahun ajaran
2014/2015 pada tanggal 28 April sampai tanggal 19 Mei 2015 dengan empat kali
pertemuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
38
3.6.3.1 Kelompok Eksperimen
Pada penelitian ini, sebagai kelompok eksperimen adalah kelas X-4.
Pembelajaran dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Rincian kegiatan
pembelajaran kelompok eksperimen disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kegiatan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Pertemuan Jam pelajaran Kegiatan Pembelajaran
1 2 Pretes, pengisian angket sikap ilmiah dan
pengenalan materi kalor dan konservasi energi.
Melaksanakan Aktivitas Aesop’s untuk
2 2 menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan
suhu benda, dan wujud benda (aktivitas siswa
berpedoman pada Guidance Worksheet).
Penemuan konsep pemuaian benda secara
3 2 sistematis dan perpindahan kalor secara
konduksi (aktivitas siswa berpedoman pada
Guidance Worksheet).
4 2 Postes, pengisian angket sikap ilmiah, dan
angket tanggapan siswa.
3.6.3.2 Kelompok Kontrol
Pada penelitian ini, sebagai kelompok kontrol adalah kelas X-2.
Pembelajaran dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Rincian kegiatan
pembelajaran kelompok kontrol disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kegiatan Pembelajaran Kelompok Kontrol
Pertemuan Jam pelajaran Kegiatan Pembelajaran
1 2 Pretes, pengisian angket sikap ilmiah dan
pengenalan materi kalor dan konservasi energi.
Penjelasan pengaruh kalor terhadap perubahan
2 2 suhu benda, dan pengaruh kalor terhadap wujud
benda.
3 2 Penjelasan materi pemuaian benda dan
perpindahan kalor (diskusi).
4 2 Postes, pengisian angket sikap ilmiah, dan
angket tanggapan siswa.
39
3.7 Instrumen Penelitian
3.7.1 Instrumen Soal Tes
Instrumen soal tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa.
Tes pemahaman konsep berupa tes pilihan ganda beralasan dengan tiga pilihan
alternatif jawaban dan satu jawaban yang tepat. Soal terdiri atas jenjang soal C1
(Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Menerapkan), C4 (Menganalisis), C5
(Menilai) dan C6 (Kreasi) sesuai dimensi proses kognitif revisi taksonomi Bloom
tahun 2002. Jumlah soal uji coba adalah 20 buah soal yang diujicobakan pada
kelas X-1 dengan waktu pengerjaan 60 menit.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba
Penyebaran Soal Jumlah No Sub Materi
1 Pengaruh kalor
terhadap
C1 C2 C3 C4 C5 C6
3 1, 2,
Soal
perubahan suhu
benda
5, 6 5
2 Pemuaian 8, 9 10 3
3 Perubahan wujud
benda 4, 11 12 3
4 Perpindahan kalor
secara konduksi 7, 14 2
5 Perpindahan kalor
secara konveksi
14,
15,
13,
19 4
6 Perpindahan kalor 16
secara radiasi 18 15 20 17 3
Jumlah Soal 3 7 2 4 2 2 20
Setelah soal diujicobakan dan dilakukan analisis hasil uji coba berupa uji
validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran, kemudian soal yang
memenuhi kriteria dapat dipakai untuk soal pretes dan postes.
40
3.7.1.1 Validitas Butir Soal
Validitas soal pilihan ganda beralasan (Suharsimi, 2006: 274) dihitung
menggunakan rumus korelasi product momment yaitu:
√
Keterangan:
= Koefisien korelasi skor item dengan skor total.
N = Banyaknya siswa.
∑X = Jumlah skor item.
∑Y = Jumlah skor total.
∑XY = Jumlah perkalian skor item dengan skor total.
∑X2
= Jumlah kuadrat skor item.
∑Y2
= Jumlah kuadrat skor total.
Suharsimi (2009: 72) menyatakan hasil perhitungan kemudian
digunakan untuk mencari signifikasi ( ) dengan rumus:
√
Kriteria: Dari rumus tersebut diperoleh besar , kemudian besar
dibandingkan dengan . Item-item yang mempunyai lebih
besar dari termasuk item yang valid. Item yang kurang dari termasuk
item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak digunakan.
Hasil analisis nilai uji coba menunjukkan bahwa dalam soal uji coba
terdapat 14 butir soal pilihan ganda beralasan yang valid, yaitu nomor 1, 2, 4, 5, 6,
41
7, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 19, 20. Perhitungan validitas butir soal uji coba
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.
3.7.1.2 Reliabilitas Item
Suatu hasil tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila
memberikan hasil yang relatif tetap bila digunakan pada kesempatan lain.
Reliabilitas soal pilihan ganda beralasan dalam penelitian ini menggunakan rumus
KR-21 (Suharsimi, 2009: 103) yang dinyatakan dengan rumus:
K M K M r
1
11
K 1 KVt
Keterangan :
= Reliabilitas tes secara keseluruhan.
= Varians skor total.
Y
M = N
= Rata – rata skor total.
K = Jumlah butir soal.
Menurut Suharsimi (1989: 167), kriteria instrumen reliabel yaitu harga
. Harga yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan
reliabel.
Tabel 3.7 Kriteria Penetapan Reliabilitas
Rentang Reliabilitas Kategori
0,00 ≤ ≤ 0,19 Sangat Rendah
0,20 ≤ ≤ 0,39 Rendah
0,40 ≤ ≤ 0,59 Cukup
0,60 ≤ ≤ 0,79 Tinggi
0,80 ≤ ≤ 1,00 Sangat Tinggi
42
Analisis butir soal pilihan ganda menghasilkan harga sebesar 0,94 dalam
kategori sangat tinggi. Harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r pada
tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5 % dan n = 36 yaitu 0.334.
Berdasarkan hasil analisis butir soal pilihan ganda beralasan dapat disimpulkan
bahwa soal uji coba penelitian ini reliabel. Perhitungan reliabilitas butir soal uji
coba selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.
3.7.1.3 Daya pembeda
Menurut Suharsimi (2009: 211), daya pembeda butir soal adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Analisis daya beda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang termasuk pandai (kelompok atas) dan siwa
yang termasuk kelompok kurang (kelompok bawah).
Cara menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
1) Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelompok atas dan bawah.
2) Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas
sampai terbawah.
3) Menghitung daya beda soal dengan rumus:
Keterangan :
D = Daya pembeda.
BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar.
43
- 1 dan 6 2, 3, dan
5 - - 5
-
9
8 dan 10
-
- 3
12
-
4
11
- 3
13 dan -
15 14
7
- 4
15 dan 16
19 14
-
- 2
BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas.
JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah.
Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya
bedanya diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria daya pembeda soal
Rentang indeks kesukaran Kategori soal
D ≤ 0,00 Sangat Rendah
0,00 ˂ D ≤ 0,20 Rendah
0,20 ˂ D ≤ 0,40 Cukup
0,40 ˂ D ≤ 0,70 Tinggi
0,70 ˂ D ≤ 1,00 Sangat Tinggi
(Suharsimi, 2009: 218)
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba
Kriteria (Nomor Soal)
Submateri
Pengaruh kalor
terhadap perubahan
suhu benda
Pemuaian
Perubahan wujud
benda
Perpindahan kalor
secara konduksi
Perpindahan kalor
secara konveksi
Perpindahan kalor
Sangat
Rendah
Rendah Cukup Tinggi
Sangat
Tinggi
Jumlah
soal
secara radiasi 18 - 17 20 - 3
Jumlah soal 3 6 8 3 20
Berdasarkan Tabel 3.9, terdapat 3 soal berkategori sangat rendah dan 6 soal
kategori rendah. Soal yang mendapat kategori sangat rendah dan rendah dapat
44
terjadi karena siswa kelas bawah lebih banyak menjawab soal dengan benar
dibandingkan dengan kelompok atas. Soal yang berkategori sangat rendah tidak
dipakai untuk instrumen tes. sedangkan untuk kategori rendah dapat dipakai
dengan revisi. Hasil perhitungan daya beda, terdapat 8 soal berkategori cukup dan
3 soal berkategori tinggi. Soal yang mempunyai kategori cukup dan tinggi dapat
langsung digunakan sebagai instrumen tes. Perhitungan daya beda soal uji coba
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.
3.7.1.4 Uji Taraf Kesukaran
Suharsimi (2009: 207) menyatakan soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal
digunakan rumus sebagai berikut:
dengan: = Indeks kesukaran
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut Suharsimi (2009: 210), indeks kesukaran dapat diklasifikasikan
seperti pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kriteria indeks kesukaran
Rentang indeks kesukaran Kategori soal
0,10 ≤ P ≤ 0,30 Sukar
0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
45
17 dan 20
-
3
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba terdapat 10 soal
berkategori sukar, 9 soal berkategori sedang dan 1 soal berkategori mudah. Hasil
uji tingkat kesukaran soal uji coba ditampilkan pada Tabel 3.11.
Analisis soal uji coba yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, daya beda
dan tingkat kesukaran mendapatkan 15 soal yang dapat digunakan sebagai
instrumen tes. Ke-15 soal uji coba tersebut adalah soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 13, 16, 17, 19, dan 20. Hasil analisis dan perubahan nomor soal pretes
dan postes dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria (Nomor Soal) Jumlah Submateri
Pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu benda
Sukar Sedang Mudah soal
1 dan 5
2, 3, dan 6
-
5
Pemuaian
9
8
10
3
Perubahan wujud benda 4 dan 12 11 - 3
Perpindahan kalor secara
konduksi
14 dan 15
7 dan 13
-
4
Perpindahan kalor secara
konveksi
14, 15, 16, dan
19
-
-
2
Perpindahan kalor secara
radiasi 18
Jumlah soal 10 9 1 20
3.7.2 Instrumen Non Tes
3.7.2.1 Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengukur sikap ilmiah siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan sikap ilmiah kelompok
eksperimen sama dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 7 dimensi sikap
46
ilmiah dan indikatornya. Dimensi dan indikator sikap ilmiah terdapat pada tabel
3.12.
Tabel 3.12 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah yang Dinilai
No Dimensi Sikap Ilmiah Indikator
1 Rasa ingin tahu 1) Antusias pada proses sains
2) Menanyakan setiap langkah kegiatan
2 Respek terhadap 3) Tidak mencampur fakta dengan pendapat
data/fakta 4) Objektif/jujur
3 Berpikir kritis 5) Menanyakan setiap perubahan atau hal baru
4 Penemuan dan 6) Merubah pendapat dalam merespon terhadap
kreativitas fakta
5 Berpikiran terbukan 7) Menerima saran dari teman
dan kerjasama 8) Berpartisipasi aktif dalam kelompok
6 Ketekunan 9) Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
sekelas selesai lebih awal
7 Peka terhadap
lingkungan
10) Perhatian terhadap peristiwa sekitar
Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
mengacu pada indikator pencapaian sikap ilmiah, untuk melihat adanya perilaku
yang berkenaan dengan sikap ilmiah siswa diberikan suatu tugas yang berisikan
suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan sikap ilmiah yang dimilikinya. Kriteria yang menggambarkan
rendahnya nilai suatu aspek diberi skor 0, sebaliknya kriteria yang
menggambarkan nilai aspek tertinggi diberi skor 4. Rentang skor antara 0 sampai
4.
3.7.2.2 Lembar Angket
Terdapat dua instrumen angket yang digunakan yaitu angket untuk
mengukur sikap ilmiah siswa dan angket untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet
47
pada kelompok eksperimen seusai pembelajaran. Angket yang disusun adalah
angket tertutup berupa rating scale yang sudah disediakan 4 pilihan jawaban.
Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet digunakan skala Likert dalam bentuk Check List,
dimana terdapat pernyataan yang membutuhkan umpan balik jawaban dalam
bentuk 4 respon, yaitu:
(1) “Sangat setuju” menunjukkan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut
diberi nilai 4.
(2) “Setuju”, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata
“Sangat”. Oleh karena itu kondisi tersebut diberi nilai 3.
(3) “Tidak Setuju” yang berada di bawah “Kurang Setuju”, diberi nilai 2.
(4) “Sangat Tidak Setuju” yang berada di gradasi paling bawah, diberi nilai 1.
Pada angket sikap ilmiah digunakan rating scale dalam bentuk pilihan
ganda. Skala ini bentuknya seperti soal dalam bentuk pilihan ganda, yaitu
sejumlah pertanyaan yang diikuti oleh sejumlah alternatif (Suharsimi, 2009:180).
Makna setiap alternatif dijabarkan sebagai berikut:
(1) “Pilihan A” menunjukkan gradasi paling rendah, diberi nilai 1.
(2) “Pilihan B” berada diatas “Pilihan A”, diberi nilai 2.
(3) “Pilihan C” yang berada di atas “Pilihan B”, diberi nilai 3.
(4) “Pilihan D” yang berada di gradasi paling atas, diberi nilai 4.
Sama halnya dengan soal pretes-postes, angket sikap ilmiah diujicobakan
pada kelas X-1. Hasil ujicoba dinilai, dianalisis validitas dan reliabilitasnya untuk
48
kemudian butir angket yang memenuhi kriteria digunakan untuk mengukur sikap
ilmiah pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.7.2.2.1 Uji Validitas
Pada penelitian ini digunakan rumus product moment untuk menentukan
validitas butir soal.
√
Dengan:
= Koefisien korelasi antara X dan Y.
N = Banyaknya subjek/siswa yang diteliti.
= Jumlah skor tiap butir soal.
= Jumlah skor total.
= Jumlah kuadrat skor butir soal.
= Jumlah kuadrat skor total.
Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada Tabel kritis r product moment,
dengan taraf nyata = 5%. Jika rxy > r Tabel maka item tersebut valid
Hasil analisis angket uji coba menunjukkan bahwa dalam angket uji coba
terdapat 14 butir pertanyaan angket yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, dan 14.
3.7.2.2.2 Uji Reliabilitas
Pada pengujian ini digunakan rumus alpha untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0.
49
[ ] [ ]
Dengan,
= Reliabilitas instrument.
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
= Jumlah varians butir.
= Varians total.
Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak adalah
mengkonsultasikan dengan harga r pada tabel r product moment dengan taraf
signifikansi 5 %. Artinya suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai
koefisien Alpha lebih besar dari r tabel. (Widoyoko, 2012: 165)
Analisis butir angket menghasilkan harga sebesar 0,811. Harga
tersebut dikonsultasikan dengan harga r pada tabel r product moment dengan taraf
signifikansi 5 % dan n = 36 yaitu 0.334. Berdasarkan hasil analisis butir angket
dapat disimpulkan bahwa angket ini reliabel. Perhitungan uji reliabilitas angket
selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 14.
3.8 Analisis Data Tahap Awal
Analisis data tahap awal untuk mengetahui adanya kesamaan kondisi awal
populasi yang akan diambil sampel dengan teknik Cluster Random Sampling.
Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian sebelum materi kalor dan
konservasi energi yaitu nilai ulangan harian materi alat optik pada kelas X MAN 1
Purwokerto.
50
No
Kelas Jumlah
Siswa
Nilai Max
Nilai Min
Rata-rata Standa
Devias
1. X-2 42 91 65 75,95 6,640
3. X-3 39 89 63 74,13 5,961
2. X-4 40 88 61 74,31 5,202
Tabel 3.13 Data Nilai UH Alat Optik Kelas X MAN 1 Purwokerto
r
i
Analisis data tahap awal meliputi tiga uji, yaitu uji normalitas, homogenitas,
dan uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi.
3.8.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan
dianalisis. Menurut Sudjana (2005: 147), uji statistik yang digunakan adalah uji
chi-kuadrat.
2 O
i E
k 2
i
i 1 Ei
Keterangan :
χ2
= Chi kuadrat.
Oi = Frekuensi hasil pengamatan.
Ei = Frekuensi yang diharapkan.
k = Banyaknya kelas.
Kriteria pengujian adalah jika (taraf signifikan 5%)
maka data berdistribusi normal. Ringkasan hasil uji normalitas untuk ketiga kelas
termuat pada Tabel 3.14.
51
Tabel 3.14 Hasil Uji Normalitas Populasi
No Kelas Kriteria
1 X-2 1,3654 11,07 Distribusi Normal
2 X-3 2,7829 11,07 Distribusi Normal
3 X-4 5,8980 11,07 Distribusi Normal
Berdasarkan Tabel 3.14 hasil uji normalitas populasi diperoleh
maka populasi terdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas populasi
dapat dilihat pada Lampiran 17 sampai 19.
3.8.2 Uji Kesamaan Varians (Homogenitas)
Uji homogenitas digunakan untuk menunjukkan bahwa populasi benar-
benar homogen. Menurut Sudjana (2005: 261), rumus yang digunakan adalah uji
Bartlett.
dengan
dan
Keterangan:
= Besarnya homogenitas.
B = Koefisien Bartlet.
si2
= Variansi masing-masing kelompok.
s2
= Variansi gabungan.
ni = Jumlah siswa dalam kelas.
52
Kriteria pengujian adalah dengan taraf nyata . Tolak hipotesis Ho
jika yang diperoleh dari distribusi chi kuadrat dengan peluang
dan .
Tabel 3.15 Hasil Uji Homogenitas Populasi
Data Kriteria
Nilai UH Alat Optik 1,2249 5,99 Homogen
Berdasarkan Tabel 3.15 diperoleh kurang dari , maka
disimpulkan bahwa varians dari populasi tidak berbeda dengan yang lain
(homogen), sehingga teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling
dapat dilakukan. Perhitungan lengkap uji homogenitas dapat dilihat pada
Lampiran 20.
3.8.3 Uji Anava
Uji anava digunakan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari anggota
populasi. Perhitungan uji ini ada beberapa langkah yaitu:
1) Menentukan jumlah kuadrat rata-rata (RY)
( ) 2
RY X
n
2) Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
3) Menentukan jumlah kudrat total (JK total)
JKtot = ∑(Xi)2
4) Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok (DY)
DY = JKtot – RY – AY
53
k
Tabel 3.16 Hasil Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)
Data Fhitung Ftabel Kriteria
Nilai UH Alat Optik 1,03 3,07 Keadaan populasi sama
Berdasarkan Tabel 3.16 hasil pengujian dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata data ulangan harian alat optik pada anggota populasi karena
nilai Fhitung < Ftabel. Dengan demikian anggota populasi mempunyai keadaan awal
yang sama, sehingga apabila salah satu sampel diberi metode pembelajaran yang
berbeda dan memberikan hasil belajar yang lebih baik maka hasil belajar ini
murni sebagai hasil metode tersebut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 21.
3.9 Analisis data Akhir
3.9.1 Analisis Data Tes (Pretes dan Postes)
3.9.1.1 Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan
dianalisis. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus:
O E
2 i i
i 1 Ei
Keterangan :
χ2
= Chi kuadrat.
Oi = Frekuensi pengamatan.
Ei = Frekuensi yang diharapkan.
k = Banyaknya kelas interval.
54
Kriteria pengujian adalah jika (taraf
signifikan 5%) maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal atau
data berdistribusi normal.
3.9.1.2 Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui kesamaan varians
antara kedua kelompok sampel yang diambil.
Hipotesis yang diuji adalah:
Dengan rumus:
Diambil taraf signifikan a = 5% dengan dk pembilang adalah banyaknya data
varian terbesar dikurangi satu dan dk penyebut adalah banyaknya data varian
terkecil dikurangi satu, maka diperoleh sebagai . Setelah di
dapat nilai , kemudian dibandingkan dengan nilai . Jika
, maka diterima yang berarti kedua kelas memiliki varians
yang sama (Sudjana, 2005: 249).
3.9.1.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang
menyatakan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Uji ini meliputi uji
perbedaan dua rata-rata, uji t-test berpasangan, dan uji normalized gain.
55
s
s
1
1
3.9.1.3.1. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata, satu pihak kanan dilakukan untuk mengetahui
perbedaan rata-rata pemahaman konsep kalor dan konservasi energi antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol baik sebelum perlakuan ataupun
sesudah perlakuan. Hipotesis yang diajukan adalah:
: 1 = 2
: 1 > 2
Sudjana (2005: 243) menjabarkan perhitungan uji kesamaan dua varians
sebagai berikut:
1) Jika dua kelompok mempunyai varians yang sama (s12
= s22) digunakan
rumus thitung.
thitung = X1 X
2
dengan s = n1 1s1 n2 1s
1 s
n1
1
n2
2 2
2
n1 n2 2
dk = n1 + n2 -2
Keterangan :
= Rata-rata postes kelompok eksperimen .
= Rata-rata postes kelompok kontrol.
n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen.
n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol.
2
= Varians data kelompok eksperimen.
2
= Varians data kelompok kontrol.
s = Simpangan baku gabungan.
56
Kriteria pengujian kedua hipotesis adalah diterima jika dan
tolak jika t memiliki harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar
distribusi t ialah dengan peluang .
2) Jika dua kelompok mempunyai varians yang tidak sama (s12
≠ s22)
digunakan rumur t’:
√( )
Kriteria pengujian adalah, tolak jika
Terima jika terjadi sebaliknya, dengan
Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah , sedangkan dk-
nya masing-masing dan .
3.9.1.3.2. Uji Normalized Gain
Uji N-gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan pemahaman
konsep siswa berdasarkan nilai pretes dan postes. rumus N-gain dari Hake (1998)
yang dituliskan sebagai berikut;
⟨ ⟩ ⟨ ⟩
⟨ ⟩
⟨ ⟩ ⟨ ⟩
⟨ ⟩
57
Dimana:
⟨ ⟩ = Rata-rata nilai pretes
⟨ ⟩ = Rata-rata nilai postes
Tabel 3.17 Kriteria Penilaian Faktor Gain
Nilai Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
3.9.1.3.3. Uji Paired Sample
Uji paired sample digunakan untuk mengetahui taraf signifikansi
peningkatan dari nilai pretes dan postes. Hipotesis yang diajukan adalah:
= Tidak terdapat perbedaan (peningkatan) yang signifikan.
= Terdapat perbedaan (peningkatan) yang signifikan.
Rumus yang digunakan menurut Sudijono (2006: 305) adalah:
⁄ √
= Mean of difference (Nilai rata-rata hitung dari beda atau selisih pretes
dan postes).
= Standar kesesatan dari mean of difference.
= √ ( ) (Standar deviasi dari perbedaan skor pretes dan postes).
= Jumlah beda selisih antara skor pretes dan postes.
N = Jumlah siswa.
58
Kriteria pengujian adalah dengan mengambil dan dk= N-1, jika
maka Hipotesis nihil ditolak dalam arti lain terdapat
perbedaan (peningkatan) yang signifikan.
3.9.2 Analisis Data Non-tes (Sikap Ilmiah)
Analisis data sikap ilmiah menggunakan analisis statistika uji normalized
gain dan uji paired sample. Setelah skor sikap ilmiah awal dan akhir dari lembar
observasi dan angket diperoleh, selanjutnya skor dari lembar observasi dan angket
digabung berdasarkan dimensi sikap ilmiah (respek terhadap data/fakta, ingin
tahu, berpikir kritis, penemuan dan kreativitas, berpikiran terbuka dan kerjasama,
ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar).
3.9.2.1 Uji Normalized Gain
Peningkatan sikap ilmiah siswa menggunakan rumus N-gain dari Hake yang
dituliskan sebagai berikut:
⟨ ⟩ ⟨ ⟩
⟨ ⟩
⟨ ⟩ ⟨ ⟩
⟨ ⟩
Dimana,
⟨ ⟩ = Rata-rata nilai pretes
⟨ ⟩ = Rata-rata nilai postes
Kriteria Penilaian Faktor Gain dapat dilihat pada Tabel 3.17.
3.9.2.2 Uji Paired Sample
Taraf signifikansi peningkatan sikap ilmiah sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan diukur menggunakan uji paired sample. Hipotesis yang diajukan
adalah:
59
= Tidak terdapat perbedaan (peningkatan) yang signifikan.
= Terdapat perbedaan (peningkatan) yang signifikan.
Rumus yang digunakan menurut Sudijono (2006: 305) adalah
⁄ √
= Mean of difference (Nilai rata-rata hitung dari beda atau selisih pretes
dan postes).
= Standar kesesatan dari mean of difference.
= √ ( ) (Deviasi standar dari perbedaan skor pretes dan postes).
= Jumlah beda selisih antara skor pretes dan postes.
N = Jumlah siswa.
Kriteria pengujian adalah dengan mengambil dan dk= N-1, jika
maka Hipotesis nihil ditolak dalam arti lain terdapat
perbedaan (peningkatan) yang signifikan.
3.9.2.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui persebaran nilai sikap
ilmiah yang diperoleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
persebaran ini kemudian dinyatakan dalam kategori tertentu. Rumus yang
digunakan adalah:
(Depdiknas, 2007: 16)
60
Tabel 3.18 Interval Nilai Sikap ilmiah
Rata-rata Nilai Kriteria
Sangat Rendah
Rendah Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
(Istikomah, 2010: 40-43)
3.9.3 Analisis Angket Tanggapan Siswa
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet pada materi kalor dan konservasi energi
diungkapkan melalui enam pertanyaan angket yang mempresentasikan enam
aspek dengan pilihan tanggapan: (1) Sangat setuju, (2) Setuju, (3) Tidak setuju,
dan (4) Sangat tidak setuju. Persentase persebaran tanggapan siswa tiap aspek
dapat diketahui dengan menggunakn rumus berikut:
Perolehan nilai tiap asp ek Jumlah nilai
x100% Jumlah resp onden
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan Aktivitas
Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet pada materi kalor dan konservasi energi
dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa kelas X-4 semester genap
Tahun ajaran 2014/2015 MAN 1 Purwokerto dengan kriteria peningkatan tinggi
yaitu 0,73. Penerapan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet dapat
pula meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas X-4 semester genap Tahun ajaran
2014/2015 MAN 1 Purwokerto dengan kriteria peningkatan sedang yaitu 0,45 dan
92,5% siswa kelas X-4 memberikan tanggapan positif terhadap penerapan
Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance Worksheet.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran yang dapat disampaikan
yaitu selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan Aktivitas Aesop’s
hendaknya guru mengontrol pengaturan waktu pelaksanaan pembelajaran agar
seluruh kegiatan dapat terlaksana sehingga semua materi dapat tersampaikan dan
dipahami dengan baik oleh siswa. Selain itu, guru hendaknya memantau aktivitas
siswa untuk menghindari terjadinya kesalahan pemahaman konsep oleh siswa.
Perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan Aktivitas
Aesop’s pada materi pokok dan mata pelajaran yang berbeda agar pendekatan ini
85
86
dapat berkembang dan bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa.
87
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Harson. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal
Pelangi Ilmu, 2(5) : 103-114. Tersedia di http://download.portal-
garuda.org/article.php?article=40631&val=3587 [diakses 3-2-2015].
Basar, Khairul. 2004. Mengkaji Kembali Pengajaran Fisika di Sekolah Menengah
(SMP dan SMA) di Indonesia. Inovasi, 2(16):57-58. Tersedia di
http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=45. [diakses 1-2-2015]
Budiningsih, C. A. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas, 2007. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Harefa, Amin Otoni. 2009. Penilaian dan Hasil Belajar. Didaktik: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, Humaniora, Sains dan Pengajarannya, 3(1): 15-31. Tersedia
di http://e-jurnal.ikipgunungsitoli.ac.id/index.php/dk/article/view/3
[diakses 26-2-2015]
Harso. A., I. W. Suastra, & A.A.I.A R. Sudiatmika. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Heuristik Vee Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan
Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Sma Negeri 2 Langke Rembong Tahun
Pelajaran 2013/2014. E-journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 4. Tersedia di
http://pasca.undiksha.ac.id/e-ournal/index.php/jurnal_ipa/article/view/1318
[diakses 21-1-2015].
Istikomah, H., S. Hendratto, & S. Bambang. 2010. Penggunaan Model
Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah
Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,6 (1): 40-43.
Karhami, S. Karim A. 1998. Panduan Pembelajaran Fisika SLTP. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Krathwohl, David R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview.
Theory Into Practice, 41(4): 213-264.
Kuswana, W. S. 2012. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam berpikir.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Lee, Jing Jin & Fen Ming Lee. 2004. Scientific Attitudes And Science
Achievement. Journal of Chung-Hwa College of Technology Medis, 20(3):
483-490. Tersedia di http://www.feu.edu.tw/adms/aao/aao95/jfeu/21/
210302.pdf [diakses 31-1-2015]
88
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Buku Sekolah
Elektronik (BSE).
Pitafi , Amjad Islam & M. Farooq. 2012. Measurement of Scientific Attitude of
Secondary School Students in Pakistan. Academic Research International,
2(2): 381-392. Tersedia di www.journals.savap.org.pk [diakses 1-2-2015]
Restami. M. P., K. Suma & M. Pujani. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran POE
(Predict-Observe-Explaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan
Sikap Ilmiah Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. E-journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3.
Tersedia di http://download.portalgaruda.org/article.php [diakses 21-1-
2015].
Rusbult C. 2000. Learning from Experience: Aesop,s Activities and Thinking
Skills in the General Chemistry Laboratory. Online. Tersedia di
http://designprocessineducation.com/methods/lab-99cl.htm. [Diakses 30-
12-2014].
Rusbult C. 2002. Aesop's Activities: Effective Teaching Strategies for Goal-
Directed Education. Online. Tersedia di
http://www.asa3.org/ASA/education/teach/aesop.htm. [Diakses 30-12-
2014].
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana prenada media.
Santyasa, I. W. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah
dipresentasikan pada Workshop Media pembelajaran bagi Guru-Guru
SMAN Banjarangkan. Klungkung, 10 Januari 2007.
Sudarmin, A.T., Prasetya & M. Pahlevi. 2012. Penerapan Pendekatan Aesop’s
Berbantuan Guidance Worksheet Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 1(2): 123-130. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii/ [diakses 31-12-2014].
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suharsimi, Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Bina Aksara.
. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.
89
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Surekso, Condro. 2013. Penerapan Pendekatan Aktivitas Aesop’s Berorientasi
Lingkungan Pada Pembelajaran Materi Pencemaran Lingkungan di
SMAN 2 Pemalang. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
Susilogati, S., W. Sumarni, & Cahyono, E. 2007. Pembelajaran Elektrokimia
dalam Matakuliah Kimia Dasar 2 dengan Aktivitas Aesop’s Berorientasi
Chemo-entrepreneurship (CEP). Semarang: UNNES.
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Vlassi, Maria & Alexandra Karaliota. 2012. 3rd
World Conference on Learning,
Teaching and Educational Leadership: The comparison between guided
inquiry and traditional teaching method. A case study for the teaching of
the structure of matter to 8th grade Greek students. Sosial and Behavioral
Sciences, 93 (2013): 494–497. Tersedia di www.sciencedirect.com
[diakses 2-2-2015]
Widoyoko, E. P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Wisudawati, Asih Widi & Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
LAMPIRAN
Lampiran 1
4.1 Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suatu
zat.
Kalor, Pemuaian,
dan Perubahan
Wujud
1) Keingintahuan
2) Respek
terhadap data
3) Berpikir kritis
4) Penemuan dan
kreativitas
5) Berpikiran
terbuka dan
kerjasama
6) Ketekunan
7) Peka terhadap
lingkungan
sekitar
1) Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap perubahan
suhu benda.
2) Menganalisis
pengaruh perubahan
suhu benda
terhadap ukuran
benda (pemuaian).
3) Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap perubahan
wujud benda.
Melakukan observasi di
kehidupan sehari-hari.
Contoh: tentang
pemanasan air dan
minyak, mengamati
suhu es batu hingga
mencair.
Mengajukan hipotesis
terkait hasil observasi.
Melakukan kegiatan
praktikum untuk
menguji hipotesis
Menarik kesimpulan dari
hasil praktikum. Contoh:
bahwa Q=m.c.ΔT
Tes tertulis
Observasi
Tes PG
beralasan
Lembar
observasi
sikap
ilmiah
4 x 45’ Sumber:
Buku Fisika
SMA, Guidance
Worksheet,
BSE, buku
referensi
yang
relevan.
Alat:
Pembakar
spirtus, gelas kimia, es batu.
90
PENGGALAN SILABUS KELOMPOK EKSPERIMEN
Sekolah : MAN Purwokerto 1
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / II (Dua)
Mata Pelajaran : FISIKA
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Sikap Ilmiah
yang
Dikembangkan
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
90
91 91
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Sikap Ilmiah
yang
Dikembangkan
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
4.2 Menganalisis
cara
perpindahan
kalor.
Perpindahan
Kalor 1) Keingintahuan
2) Respek
terhadap data
3) Berpikir kritis
4) Penemuan dan
kreativitas
5) Berpikiran
terbuka dan
kerjasama
6) Ketekunan
7) Peka terhadap
lingkungan
sekitar
1) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara
konduksi.
2) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara
konveksi.
3) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara radiasi.
Melakukan observasi
untuk mencari fenomena
terkait perpindahan kalor
secara konduksi,
konveksi dan radiasi.
Menganalisis data
observasi, yaitu
mekanisme terjadinya
perpindahan kalor dan
mengajukan hipotesis
awal (faktor yang
mempengaruhi
perpindahan kalor).
Melakukan kegiatan
praktikum untuk
menguji hipotesis
Menarik kesimpulan dari
hasil praktikum.
Tes tertulis
Observasi
Tes PG
beralasan
Lembar
observasi
sikap
ilmiah
2 x 45’ Sumber:
Buku Fisika
SMA, Guidance
Worksheet,
BSE, buku
referensi
yang
relevan.
Alat:
Pembakar
spirtus, gelas kimia,
logam
silinder
berbagai
ukuran, es
batu
berwarna. Purwokerto, April 2015
Guru, Peneliti,
Sulis Marsudi, S.Pd. Ragil Meita Alfathy
NIP. 197407222005011001 NIM. 4201411141
92
92
PENGGALAN SILABUS KELOMPOK KONTROL
Sekolah : MAN Purwokerto 1
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / II (Dua)
Mata Pelajaran : FISIKA
Standar Kompetensi : 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Sikap Ilmiah yang
Dikembangkan
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
4.1 Menganalisis
pengaruh kalor
terhadap suatu
zat.
Kalor,
Pemuaian, dan
Perubahan
Wujud
1) Keingintahuan
2) Respek terhadap
data
3) Berpikir kritis
4) Penemuan dan
kreativitas
5) Berpikiran terbuka
dan kerjasama
6) Ketekunan
7) Peka terhadap
lingkungan sekitar
1) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara
konduksi.
2) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara
konveksi.
3) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara radiasi.
Melakukan studi pustaka
untuk mencari informasi
mengenai pengaruh
kalor terhadap
perubahan suhu benda.
Melakukan studi pustaka
untuk mencari informasi
pengaruh perubahan
suhu benda terhadap
ukuran benda
(pemuaian).
Menganalisis pengaruh
kalor pada suhu, ukuran
benda, & wujudnya dlm
pemecahan masalah
melalui diskusi kelas.
Tes tertulis
Observasi
Tes PG
beralasan
Lembar
observasi
sikap
ilmiah
4 x 45’ Buku Fisika
SMA, LDS
dan buku
referensi
yang
relevan.
93
93
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Sikap Ilmiah yang
Dikembangkan
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
4.2 Menganalisis
cara
perpindahan
kalor.
Perpindahan
Kalor 1) Keingintahuan
2) Respek terhadap
data
3) Berpikir kritis
4) Penemuan dan
kreativitas
5) Berpikiran terbuka
dan kerjasama
6) Ketekunan
7) Peka terhadap
lingkungan sekitar
1) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara
konduksi.
2) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara
konveksi.
3) Menganalisis
perpindahan kalor
dengan cara radiasi.
Melakukan studi pustaka
untuk mencari informasi
mengenai perpindahan
kalor secara konduksi.
Melakukan studi pustaka
untuk mencari informasi
mengenai perpindahan
kalor secara konveksi.
Melakukan studi pustaka
untuk mencari informasi
mengenai perpindahan
kalor secara radiasi.
2 x 45’ Buku Fisika
SMA dan
buku
referensi
yang
relevan.
Purwokerto, April 2015
Guru, Peneliti,
Sulis Marsudi, S.Pd. Ragil Meita Alfathy
NIP. 197407222005011001 NIM. 4201411141
94
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ 4
Materi Pokok : Kalor
Waktu : 4 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi.
II. Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
III. Indikator
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda
(pemuaian).
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian suhu, kapasitas kalor dan kalor jenis.
95
2. Menjelaskan keterkaitan suhu, kalor jenis zat dengan banyaknya
energy panas yang dikandung zat.
3. Menguraikan hukum kekekalan energy secara matematis
4. Menjelaskan proses pemuaian pada zat padat, cair dan gas
5. Menganalisis pemuaian panjang, luas, dan volum.
6. Menjelaskan hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum.
7. Menjelaskan hubungan kalor dengan perubahan wujud zat berdasarkan
grafik.
8. Membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten penguapan.
9. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat.
10. Memanfaatkan pengaruh kalor terhadap suatu zat dalam kehidupan
sehari-hari.
V. Materi Pelajaran
1. Kalor dan Perubahan Suhu
2. Hukum kekekalan energy untuk kalor
3. Perubahan wujud zat
4. Pemuaian benda
(Materi terlampir pada Guidance Worksheet)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Aesop’s menggunakan Guidance worksheet
Metode Pembelajaran: observasi dan praktikum
96
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Siswa dengan keingintahuannya dapat melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan pengertian suhu, jenis-jenis
temperatur (apersepsi)
10 menit
2. Kegiatan Inti a. Ekplorasi
1) Siswa dengan rasa ingin tahunya melakukan kegiatan
pengamatan merumuskan hipotesis pengaruh kalor dan
perubahan wujud benda terhadap perubahan suhu.
2) Siswa dengan sikap berpikiran terbuka dan
kerjasama membentuk 6 kelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 5-6 orang.
3) Siswa dengan tekun bekerja sama dalam kelompok
melakukan praktikum untuk memperoleh data pengaruh
kalor dan perubahan wujud benda terhadap perubahan
suhu
b. Elaborasi 1) Siswa berfikir logis menganalisis pengaruh kalor dan
perubahan wujud benda terhadap perubahan suhu..
c. Konfirmasi
1) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi dan menyimpulkan pengaruh kalor
dan perubahan wujud benda terhadap perubahan suhu
dengan menggunakan Guidance worksheet
2) Siswa dengan kritis dan berpikiran terbuka dan
rasa tanggung jawab melakukan presentasi dan tanya
jawab mengenai pengaruh kalor dan perubahan wujud
benda terhadap perubahan suhu
70 menit
3. Kegiatan Akhir a. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari
materi pembelajaran.
b. Guru menyampaikan rencana untuk pembelajaran
berikutnya.
c. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
pembelajaran selanjutnya
d. Memberi tugas terstruktur.
10 menit
97
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Siswa dengan rasa keingintahuannya dan ketekunan mengobservasi peristiwa pemuaian zat yang terjadi
dilingkungan sekitarnya dan memprediksi jenis pemuaian
zat (panjang, luas, volume) dari data hasil observasi
didampingi oleh guru (apersepsi).
10 menit
2. Kegiatan Inti a.Ekplorasi 1) Siswa dengan ingin tahu memperhatikan penjelasan
materi untuk menurunkan persamaan pemuaian panjang
pada benda padat.
2) Siswa dengan sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 2-3
orang.
3) Siswa dengan tekun bekerja sama dalam kelompok
melakukan diskusi untuk menganalisis pemuaian yang
terjadi pada benda padat, cair dan gas
b.Elaborasi
1) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi dan menyimpulkan pengaruh perubahan
suhu, koefisien muai, terhadap perubahan (pemuaian)
panjang, luas dan volum
2) Siswa secara kreatif dan rasa penemuan menurunkan
persamaan untuk menghitung pertambahan
panjang/luas/volum benda dengan menggunakan
Guidance worksheet
c.Konfirmasi
Siswa dengan kritis dan berpikiran terbuka
melakukan presentasi dan tanya jawab mengenai
pengaruh suhu terhadap wujud benda/zat
70 menit
3. Kegiatan Akhir a. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan
materi pembelajaran.
b. Siswa tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu mengenai
pembelajaran berikutnya dan menerapkan konsep yang
diperoleh untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c. Memberi tugas kelompok kepada siswa untuk merancang
sendiri alat bahan yang akan digunakan untuk kegiatan
praktikum pada pertemuan selanjutnya
10 menit
98
VIII. Sumber dan Media
1. Sumber: Buku fisika kelas X dan Guidance worksheet
2. Media: papan tulis, spidol, komputer dan LCD proyektor
IX. Penilaian
1. Pemahaman konsep : soal pretest-postest (PG beralasan)
2. Penilaian sikap: angket sikap ilmiah
(Instrumen terlampir)
Semarang, April 2015
Peneliti
Ragil Meita Alfathy
NIM 4201411141
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ 4
Materi Pokok : Kalor
Waktu : 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi.
II. Kompetensi Dasar
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor suatu benda.
III. Indikator
1. Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi.
2. Menganalisis perpindahan kalor secara konveksi.
3. Menganalisis perpindahan kalor secara radiasi.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konduksi.
3. Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam
kehidupan sehari-hari.
100
4. Menentukan laju perpindahan kalor secara konduksi.
5. Menjelaskan pengertian konveksi.
6. Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konveksi dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Menentukan laju perpindahan kalor secara konveksi.
8. Menjelaskan pengertian radiasi.
9. Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara radiasi dalam kehidupan
sehari-hari.
10. Menentukan laju perpindahan kalor secara radiasi.
V. Materi Pelajaran
1. Perpindahan kalor secara konduksi
2. Perpindahan kalor secara konveksi
3. Perpindahan kalor secara radiasi
(Materi terlampir pada Guidance Worksheet)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Aesop’s menggunakan Guidance worksheet
Metode Pembelajaran: observasi dan praktikum
101
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Siswa dengan keingintahuannya dapat melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, radiasi dan mencari contohnya dalam
kehidupan sehari-hari (apersepsi)
5 menit
2. Kegiatan Inti a. Ekplorasi
1) Siswa dengan rasa ingin tahunya melakukan kegiatan
pengamatan merumuskan hipotesis faktor yang
mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi,
konduksi, radiasi.
2) Siswa dengan sikap berpikiran terbuka dan
kerjasama membentuk 6 kelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 5-6 orang.
3) Siswa dengan tekun bekerja sama dalam kelompok
melakukan praktikum untuk memperoleh data yang
mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi,
konduksi
b. Elaborasi Siswa berfikir logis menganalisis laju perpindahan
kalor secara konveksi, konduksi secara matematis
c. Konfirmasi
1) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi dan menyimpulkan faktor yang
mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi,
konduksi dengan menggunakan Guidance worksheet
2) Siswa dengan kritis dan berpikiran terbuka
melakukan presentasi dan tanya jawab mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi laju perpindahan kalor
secara konveksi, konduksi, radiasi
75 menit
3. Kegiatan Akhir 1) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari
materi pembelajaran.
2) Guru mengulas kembali keseluruhan materi kalor dengan
mengaitkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari
3) Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
pembelajaran selanjutnya
4) Memberi tugas terstruktur.
10 menit
102
VIII. Sumber dan Media
1. Sumber: Buku fisika kelas X dan Guidance worksheet
2. Media: papan tulis, spidol, komputer dan LCD proyektor
IX. Penilaian
1. Pemahaman konsep : soal pretest-postest (PG beralasan)
2. Penilaian sikap: angket sikap ilmiah
(Instrumen terlampir)
Semarang, April 2015
Peneliti
Ragil Meita Alfathy
NIM 4201411141
103
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ 2
Materi Pokok : Kalor
Waktu : 4 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi.
II. Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
III. Indikator
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda
(pemuaian).
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian suhu, kapasitas kalor dan kalor jenis.
104
2. Menjelaskan keterkaitan suhu, kalor jenis zat dengan banyaknya
energy panas yang dikandung zat.
3. Menguraikan hukum kekekalan energy secara matematis
4. Menjelaskan proses pemuaian pada zat padat, cair dan gas
5. Menganalisis pemuaian panjang, luas, dan volum.
6. Menjelaskan hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum.
7. Menjelaskan hubungan kalor dengan perubahan wujud zat berdasarkan
grafik.
8. Membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten penguapan.
9. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat.
10. Memanfaatkan pengaruh kalor terhadap suatu zat dalam kehidupan
sehari-hari.
V. Materi Pelajaran
1. Kalor dan Perubahan Suhu
2. Hukum kekekalan energy untuk kalor
3. Perubahan wujud zat
4. Pemuaian benda
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode : - Ceramah
- Diskusi kelompok
105
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Siswa dengan keingintahuannya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru:
- Apakah kapasitas kalor merupakan sifat spesifik dari
suatu zat?
- Apakah wujud suatu zat dapat berubah?
- Faktor apakah yang mempengaruhi perubahan wujud
suatu zat?
10 menit
2. Kegiatan Inti a. Ekplorasi
1) Siswa dengan rasa keingintahuannya mendengarkan
penjelasan umum tentang pengertian kapasitas kalor ,
perbedaan wujud gas, cair, dan padat baik secara
makroskopis maupun mikroskopis dari guru
2) Siswa dengan sikap berpikiran terbuka dan
kerjasama membentuk 6 kelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 5-6 orang.
3) Siswa dengan tekun bekerja sama dalam kelompok
melakukan diskusi
b. Elaborasi 1) Siswa berfikir logis dalam mengerjakan LDS untuk
memahami pengaruh kalor dan perubahan wujud
benda terhadap perubahan suhu dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi factor yang mempengaruhi pemuaian
perubahan wujud zat dan aplikasinya, faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan wujud zat; kalor laten;
perbedaan kalor laten peleburan dan kalor laten
penguapan dengan menjawab pertanyaan pada LDS.
3) Siswa dengan sikap tekun, berpikir logis dan
kerjasama mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya bagian materi.
c. Konfirmasi 1) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi dan menyimpulkan pengaruh kalor
dan perubahan wujud benda terhadap perubahan suhu.
2) Siswa dengan kritis dan berpikiran terbuka dan
rasa tanggung jawab melakukan presentasi dan tanya
70 menit
106
jawab mengenai pengaruh kalor dan perubahan wujud
benda terhadap perubahan suhu
3. Kegiatan Akhir a. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari
materi pembelajaran.
b. Guru menyampaikan rencana untuk pembelajaran
berikutnya.
c. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
pembelajaran selanjutnya
d. Memberi tugas terstruktur.
10 menit
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Siswa dengan rasa keingintahuannya dan ketekunan menjawab pertanyaan dari guru:
- Adakah hubungan antara koefisien muai panjang, luas,
dan volum?
10 menit
2. Kegiatan Inti a.Ekplorasi 1) Siswa dengan rasa keingintahuannya memberikan
beberapa soal menentukan energi kalor untuk
dikerjakan Siswa Siswa memperhatikan contoh soal
menentukan pemuaian panjang, luas, dan volum yang
disampaikan oleh guru.
2) Siswa dengan sikap berpikiran terbuka dan
kerjasama membentuk kelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 2-3 orang.
b.Elaborasi
1) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi pengertian kalor jenis; proses pemuaian;
perbedaan pemuaian panjang, luas dan volume;
hubungan antara koefisien muai panjang, luas dan
volume. dengan menjawab pertanyaan pada LDS.
2) Siswa dengan sikap tekun, berpikir logis dan
kerjasama mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya bagian materi.
c.Konfirmasi Siswa dengan kritis dan berpikiran terbuka
melakukan presentasi dan tanya jawab mengenai
pengaruh suhu terhadap wujud benda/zat
70 menit
3. Kegiatan Akhir a. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan
10 menit
107
materi pembelajaran.
b. Siswa tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu mengenai
pembelajaran berikutnya dan menerapkan konsep yang
diperoleh untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
VIII. Sumber dan Media
1. Sumber: Buku fisika kelas X dan LDS
2. Media: papan tulis, spidol, komputer dan LCD proyektor
IX. Penilaian
1. Pemahaman konsep : soal pretest-postest (PG beralasan)
2. Penilaian sikap: angket sikap ilmiah
(Instrumen terlampir)
Semarang, April 2015
Peneliti
Ragil Meita Alfathy
NIM 4201411141
108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X/ 2
Materi Pokok : Kalor
Waktu : 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi.
II. Kompetensi Dasar
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor suatu benda.
III. Indikator
1. Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi.
2. Menganalisis perpindahan kalor secara konveksi.
3. Menganalisis perpindahan kalor secara radiasi.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konduksi.
3. Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam
kehidupan sehari-hari.
109
4. Menentukan laju perpindahan kalor secara konduksi.
5. Menjelaskan pengertian konveksi.
6. Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konveksi dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Menentukan laju perpindahan kalor secara konveksi.
8. Menjelaskan pengertian radiasi.
9. Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara radiasi dalam kehidupan
sehari-hari.
10. Menentukan laju perpindahan kalor secara radiasi.
V. Materi Pelajaran
a. Perpindahan kalor secara konduksi
b. Perpindahan kalor secara konveksi
c. Perpindahan kalor secara radiasi
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode : - Ceramah
- Diskusi kelompok
110
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Siswa dengan rasa keingintahuannya dan ketekunan menjawab pertanyaan dari guru untuk menyebutkan contoh
perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-
hari.
5 menit
2. Kegiatan Inti a. Ekplorasi
1) Siswa dengan rasa ingin tahunya mendengarkan
penjelasan materi perpindahan kalor dari guru dan siswa
berpikir logis mengerjakan soal dari guru (menentukan
laju perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan
radiasi).
2) Siswa dengan sikap berpikiran terbuka dan
kerjasama membentuk 6 kelompok. Setiap kelompok
terdiri atas 5-6 orang.
3) Siswa dengan tekun, bekerja sama dalam kelompok
melakukan praktikum untuk memperoleh data yang
mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi,
konduksi
b. Elaborasi
1) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi pengertian konduksi; contoh konduksi
dalam kehidupan sehari-hari; pengertian dan konveksinya;
pengertian radiasi dan contohnya dengan menjawab
pertanyaan pada LDS.
2) Siswa dengan sikap tekun, berpikir logis dan kerjasama
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya bagian materi.
c. Konfirmasi 1) Siswa dengan sikap penemuan dan kreativitasnya
mengidentifikasi dan menyimpulkan faktor yang
mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi,
konduksi dengan menggunakan Guidance worksheet
2) Siswa dengan kritis dan berpikiran terbuka dan rasa
tanggung jawab melakukan presentasi dan tanya jawab
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju
perpindahan kalor secara konveksi, konduksi, radiasi
75 menit
3. Kegiatan Akhir 1) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari
materi pembelajaran.
10 menit
111
2) Guru mengulas kembali keseluruhan materi kalor dengan
mengaitkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari
3) Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
pembelajaran selanjutnya
4) Memberi tugas terstruktur.
VIII. Sumber dan Media
1. Sumber: Buku fisika kelas X
2. Media: papan tulis, spidol, komputer dan LCD proyektor
IX. Penilaian
1. Pemahaman konsep : soal pretest-postest (PG beralasan)
2. Penilaian sikap: angket sikap ilmiah
(Instrumen terlampir)
Semarang, April 2015
Peneliti
Ragil Meita Alfathy
NIM 4201411141
112112112
T (°
C)
Lampiran 5
Petunjuk Diskusi!
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS)
Mata Pelajaran : Fisika
Materi : Kalor dan Konservasi Energi
Sub Materi : Pemuaian zat, Perpindahan Kalor
Waktu : 45 menit
1. Kerjakan dengan anggota masing-masing kelompok.
2. Tuliskan identitas anggota kelompok di pojok kiri atas LDS
3. Untuk kelompok bernomor genap kerjakan soal bernomor genap,
kelompok bernomor ganjil kerjakan soal bernomor ganjil.
==========================================================
SOAL DISKUSI
Perubahan Wujud Zat
1. Satu kg es bersuhu -200C dipanaskan selama 52 menit pada tekanan 1 atm.
Selama proses pemanasan diketahui perubahan temperature seperti pada grafik
berikut. Jelaskan mengapa pada temperature tertentu suhu es konstan.
100
80
60
40
20
0
-20
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52
Waktu (menit)
2. 400 gr es bersuhu -50C hendak dipanaskan mencapai 20
0C. Berapa kalor yang
dibutuhkan selama proses ini? (ces = 0,5 kal/g0C; cair = 1 kal/g
0C ; kalor laten
peleburan (Lf) = 80 kal/g)
113113113
Pemuaian Zat
3. Pada pemasangan rel kereta api, pada sambungan rel kereta api sering diberi
rongga udara. Apa kaitan hal ini dengan proses pemuaian rel kereta api?
4. Pada saat kita merebus air kedalam suatu panci, terlihat bahwa arus air dalam
panci tersebut memutar dari bawah ke atas. Mengapa proses tersebut bisa
terjadi?? (berdasarkan konsep fisika yang kita pelajari)
Perpindahan Kalor
Perhatikan gambar berikut untuk soal 3 dan 4
5. Baju seragam sekolah umumnya berwarna terang atau putih. Mengapa?
6. Permukaan pemanas air yang memanfaatkan panas matahari berwarna gelap
atau hitam. Mengapa?
7. Suatu plat besi berbentuk persegi, memiliki luas bidang 1000 cm2
dan tebal 2
cm. Jika perbedaan suhu kedua permukaan 20 K dan konduktivitas termal
bahan adalah 2,4 W/mK, tentukan laju perpindahan kalor pada plat tersebut!
8. Suatu ketel pemanas air mempunyai luas 400 cm2, tebal 0,5 cm. Perbedaan
suhu antara permukaan yang langsung terkena api dan permukaan dalam yang
bersentuhan dengan air adalah 100C. Apabila kalor dirambatkan sebesar 10 J
tiap detiknya maka hitunglah nilai konduktivitas termal bahan tersebut.
9. Suhu udara di dalam suatu kamar adalah 260C. Seseorang yang luas permukaan
tubuhnya 1 m2
dan memiliki suhu badan 320C, berada di dalam kamar tersebut.
Jika koefisien konveksi orang tersebut 5 W/m2K, tentukan jumlah kalor yang
dilepas orang tersebut selama 3 menit!
10. Suatu benda hitam dengan luas permukaan 50 cm2, memiliki suhu 125
0C.
Tentukan jumlah energi yang dipancarkan benda hitam tersebut selama 5
menit!
114114114
Lampiran 6
KISI-KISI LEMBAR PENGAMATAN SIKAP ILMIAH
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Tujuan : Mengetahui sikap ilmiah siswa pada pembelajaran fisika
pada pokok bahasan suhu dan kalor
Dimensi
Indikator No
Soal
Sikap ingin tahu Antusias pada proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
1 dan 2
Sikap respek terhadap
data/fakta
Tidak mencampur fakta dengan pendapat
Objektif/jujur
3 dan 4
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan atau hal baru
5 dan 6
Sikap penemuan dan
kreativitas
Merubah pendapat dalam merespons terhadap
fakta
7
Sikap berpikiran terbuka
dan kerjasama
Menerima saran dari teman
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
8 dan 9
Sikap ketekunan Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
kelasnya selesai lebih awal
10
Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar
11
115
RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP ILMIAH
Dimensi
Indikator Aspek yang
dinilai
Kriteria
Skor
Sikap
ingin tahu
Antusias pada
proses sains
Ketertarikan
menganalisis objek
untuk menemukan
jawaban
Tidak mengerjakan tugas yang diberikan
1
Mengerjakan tugas asal-asalan karena dikerjakan saat batas waktu
hampir usai
2
Langsung mengerjakannya, ketika mengalami kesulitan siswa terlihat
tidak melanjutkan pekerjaannya
3
Langsung mengerjakannya, ketika mengalami kesulitan siswa
berupaya mencari tahu (bertanya)
4
Menanyakan
setiap
langkah
kegiatan
Menanyakan setiap
langkah kegiatan
(diskusi/praktikum)
sehingga paham
Saat penjelasan langkah kegiatan siswa diam saja, terlihat
kebingungan dan tidak bekerja saat kegiatan berlangsung
1
Saat penjelasan langkah kegiatan siswa diam saja, berkali-kali
mengunjungi/melihat kelompok/teman lain
saat kegiatan berlangsung
2
Saat penjelasan langkah kegiatan siswa diam saja, sering bertanya saat
kegiatan berlangsung
3
Saat penjelasan langkah kegiatan siswa aktif bertanya, fokus saat
kegiatan berlangsung
4
Sikap
respek
Tidak
mencampur
Menjawab
pertanyaan atau
Jawaban siswa tidak berlandaskan fakta, dan mencampurkan
pendapat pribadi dalam penjelasannya
1
116
terhadap
data/fakta
fakta dengan
pendapat
memberikan
kesimpulan
berdasarkan fakta
Jawaban siswa berlandaskan fakta, namun tidak ada hubungannya
antara pertanyaan dengan konsep yang dijelaskan
2
Jawaban siswa berlandaskan fakta, dengan menghubungkan jawaban
dengan konsep, namun belum terperinci
3
Jawaban siswa berlandaskan fakta, dengan menghubungkan jawaban
dengan konsep yang dipelajari dengan tepat
4
Objektif/jujur Mengerjakan tugas
individu tentang
kalor tanpa
mencontek
pekerjaan teman
Mengerjakan semua tugas individu tentang kalor dengan mencontek
pekerjaan teman
1
Mengerjakan tugas individu tentang kalor sebagian besar mencontek
pekerjaan teman
2
Mengerjakan tugas individu tentang kalor sebagian besar tanpa
mencontek pekerjaan teman
3
Mengerjakan semua tugas individu tentang kalor tanpa mencontek
pekerjaan teman
4
Sikap
berpikir
kritis
Meragukan
temuan teman
Mempertanyakan
hasil penemuan
teman
Setelah selesai melaksanakan kegiatan praktikum siswa bercanda
dengan teman lain
1
Membaca laporan teman sebentar
2
Membaca laporan teman dan membandingkan dengan miliknya
3
Membaca laporan teman, membandingkan dengan miliknya dan
memberi komentar
4
Menanyakan Mempertanyakan
Setelah diberikan penjelasan siswa diam saja, tidak menghiraukan
1
117
setiap
perubahan
atau hal baru
pernyataan
sehingga jelas
artinya atau
maksudnya
Siswa terlihat bingung, namun diam saja
2
Siswa terlihat bingung, dan berdiskusi dengan teman sebangkunya
3
Siswa terlihat bingung, sibuk membaca dan bertanya hingga paham
4
Sikap
penemuan
dan
kreativitas
Merubah
pendapat
dalam
merespons
terhadap fakta
Kesediaan untuk
merubah pendapat
ketika mengetahui
suatu fakta
Tidak merubah pendapat ketika mengetahui suatu fakta dalam
menjawab suatu pertanyaan
1
Belum sepenuhnya merubah pendapat ketika mengetahui suatu fakta dalam menjawab suatu pertanyaan
2
Merubah sebagian pendapat ketika mengetahui suatu fakta dalam menjawab suatu pertanyaan
3
Bersedia merubah seluruh pendapatnya ketika mengetahui suatu fakta dalam menjawab suatu pertanyaan.
4
Sikap
berpikiran
terbuka
dan
kerjasama
Menerima
saran dari
teman
Kesediaan untuk
menerima saran
dan kritik dari
teman dengan
ikhlas saat
presentasi
Hanya mau mendengarkan pendapat yang sesuai dengan pendapatnya
1
Hanya mau mendengarkan pendapat oraing lain meskipun berbeda
dengan pendapatnya, tapi tidak menerimanya
2
Mau mendengarkan dan menerima pendapat orang lain meskipun
berbeda pendapat namun tidak sungguh-sungguh
3
Mau mendengar dan menerima pendapat orang lain dengan sungguh-
sungguh meskipun berbeda pendapat
4
Berpartisipasi
aktif dalam
kelompok
Ikutserta dan aktif
dalam
menyelesaikan
tugas kelompok
Hanya mau berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dengan teman
akrab saja meskipun sudah disuruh guru
1
Hanya mau ikut berpartisipasi sebagian dalam kegiatan kelompok
walaupun dengan teman yang tidak akrab tetapi hanya jika disuruh
2
118
guru
Selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok walaupun dengan
teman yang tidak akrab tapi hanya jika disuruh guru
3
Selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok walaupun dengan
teman yang tidak akrab tanpa disuruh guru
4
Sikap
ketekunan
Melengkapi
satu kegiatan
meskipun
teman
kelasnya
selesai lebih
awal
Tidak tergesa-gesa
dan tidak cepat
merasa bosan
dalam
melaksanakan
suatu kegiatan
(diskusi/praktikum)
Langsung menyudahi kegiatan saya dengan data seadanya
1
Segera mengisi data kegiatan yang belum dilaksanakan secara asal-
asalan
2
Tetap menyelesaikan kegiatan meskipun tergesa-gesa
3
Tidak terpengaruh, tetap tenang melaksanakan kegiatan hingga waktu
habis
4
Sikap peka
terhadap
lingkungan
sekitar
Perhatian
terhadap
peristiwa
sekitar
Mampu
menjelaskan
fenomena yang
terjadi
dilingkungan
Siswa tidak dapat memberikan contoh peristiwa perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari
1
Siswa dapat memberikan contoh peristiwa perpindahan kalor namun
tidak tahu mekanismenya
2
Siswa memberikan contoh peristiwa perpindahan kalor namun kurang
tepat dalam menjelaskan mekanismenya
3
Siswa Siswa dapat memberikan contoh peristiwa perpindahan kalor
beserta penjelasan mekanismenya
4
119119119
Lampiran 7
KISI-KISI ANGKET SIKAP ILMIAH
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Tujuan : Mengukur sikap ilmiah siswa pada pembelajaran Fisika pada Materi
Kalor dan Konservasi Energi
Dimensi
Indikator No
Soal
Sikap ingin tahu Antusias pada proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
1 dan 2
Sikap respek terhadap
data/fakta
Tidak memanipulasi data
Objektif/jujur
3 dan 4
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan atau hal baru
5 dan 6
Sikap penemuan dan
kreativitas
Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi
Menunjukkan laporan berbeda dengan teman kelas
7 dan 8
Sikap berpikiran terbuka
dan kerjasama
Menerima saran dari teman
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
9 dan
10
Sikap ketekunan
Mengulangi percobaan meskipun berakibat
kegagalan
Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
kelasnya selesai lebih awal
11 dan
12
Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar
Partisipasi pada kegiatan sosial Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
13 dan
14
120120120
RUBRIK ANGKET SIKAP ILMIAH
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / Genap
Tujuan : Mengukur sikap ilmiah siswa pada pembelajaran Fisika pada Materi Kalor
dan Konservasi Energi
Dimensi Indikator Aspek yang dinilai Kriteria
Sikap ingin tahu Antusias pada proses sains
Ketertarikan menganalisis objek
untuk menemukan
jawaban
Ketika guru sedang menjelaskan materi, dan
ada bagian yang tidak saya
mengerti, maka saya….
a. Diam saja
b. Baru bertanya saat
diperintah guru
c. Bertanya diakhir pembelajaran
d. Berinisiatif bertanya
saat itu juga Menanyakan setiap langkah kegiatan
Menanyakan setiap
langkah kegiatan
praktikum sehingga paham
Ketika melaksanakan kegiatan praktikum dan tidak paham saya akan….
a. Diam saja dan tidak
meneruskan kegiatan
b. Meniru kegiatan yang
dilakukan teman c. Langsung bertanya pada
teman atau guru sampai
paham
d. Membaca kembali LKS
dan buku referensi
sampai paham Sikap respek
terhadap
data/fakta
Tidak memanipulasi data Melaporkan hasil
pengamatan sesuai
fakta
Saat menuliskan data laporan pengamatan saya…
a. Selalu meniru data
teman
b. Memanipulasi data yang salah
c. Hanya melaporkan data
yang menurut saya
benar
d. Melaporkan semua data
sesuai pengamatan, Objektif Mengidentifikasi data
secara objektif Dalam memperoleh data (informasi), saya…
a. Hanya percaya dengan
data yang menurut saya
benar
b. Mempercayai data
teman yang sama
121121121
dengan saya
c. Mempercayai data yang
paling banyak dipilih
teman
d. Mempercayai data yang
didukung fakta,
referensi atau
narasumber. Sikap berpikir kritis
Meragukan temuan teman Mengkritisi hasil penemuan teman
Setelah selesai melaksanakan kegiatan
praktikum saya…..
a. Tidak menghiraukan
temuan teman
b. Membaca sepintas
temuan teman c. Membaca semua
temuan teman
d. Mencoba mengerti hasil
temuan teman serta
mengkritik jika ada
kesalahan Menanyakan setiap
perubahan atau hal baru Mempertanyakan
pernyataan sehingga
jelas artinya atau
maksudnya
Ketika guru atau teman
menyampaikan presentasi
di kelas, maka saya…..
a. Percaya saja
b. Meragukannya, namun
diam saja
c. Meragukannya, dan
bertanya pada teman
sebangku
d. Meragukannya, mencari
fakta yang benar, dan
mempertanyakan
pernyataan itu hingga
jelas artinya. Sikap penemuan
dan kreativitas Menggunakan fakta-fakta
untuk dasar konklusi Menerapkan fakta-
fakta sebagai dasar
kesimpulan
Dalam menyimpulkan
suatu permasalahan, saya….
a. Menggunakan perasaan
sebagai dasar simpulan
b. Menggunakan berbagai
pendapat teman c. Hanya menggunakan
fakta yang sesuai
dengan pemikiran saya
d. Menggunakan fakta-
fakta, teori, dan analisa
yang sesuai sebagai
dasar simpulan Menunjukkan laporan
berbeda dengan teman
kelas
Mempresentasikan
laporan yang berbeda
dengan teman sekelas
Saat ditugaskan untuk
membuat laporan secara
individu saya…
a. Mencontoh seluruh isi
laporan teman.
122122122
b. Mencontoh milik
teman, namun
menggunakan data
sendiri.
c. Menggunakan laporan
teman hanya sebagai
referensi.
d. Mengerjakan semuanya
sendiri Sikap berpikiran
terbuka dan
kerjasama
Menerima saran dari teman
Sikap untuk menerima
saran dan kritik dari
teman dengan ikhlas
Ketika teman saya member saran , maka saya…
a. Tidak mempedulikan
b. Menerima sebagai
catatan
c. Menerima dan langsung
dilaksanakan
d. Menerima sebagai
bahan pertimbangan Berpartisipasi aktif dalam
kelompok Ikut serta dan aktif
dalam menyelesaikan
tugas kelompok
Dalam kegiatan kelompok
saya….
a. Hanya mengamati
teman sekelompok
bekerja
b. Ikut bekerja tetapi
hanya sebentar
c. Menyelesaikan bagian
pekerjaan saya saja
d. Bekerjasama
menyelesaikan tugas
kelompok Sikap ketekunan Mengulangi percobaan
meskipun berakibat
kegagalan
Mengulang percobaan
sampai menemukan
data yang benar
Saat melaksanakan
kegiatan untuk mengambil
data, saya….
a. Cukup melaksanakan kegiatan sekali
b. Mengulangi kegiatan
dua kali dan diambil
nilai tengahnya
c. Mengulangi kegiatan
berkali-kali dan diambil rata-ratanya
d. Mengulangi kegiatan
berkali-kali, hingga
didapat data yang sesuai dengan teori
Melengkapi satu kegiatan
meskipun teman kelasnya
selesai lebih awal
Tidak tergesa-gesa dan tidak cepat merasa
bosan dalam
melaksanakan suatu
kegiatan (praktikum)
Semua teman saya telah
selesai melaksanakan
kegiatan sebelum waktu
habis, maka saya…
a. Langsung menyudahi
kegiatan saya dengan
data seadanya
b. Segera mengisi data
kegiatan yang belum
123123123
dilaksanakan secara asal-asalan
c. Tetap menyelesaikan
kegiatan meskipun
tergesa-gesa
d. Tidak terpengaruh, tetap
tenang dalam
melaksanakan kegiatan Sikap peka
terhadap
lingkungan
sekitar
Partisipasi pada kegiatan sosial
Keikutsertaan dalam kegiatan sosial
Dalam bidang sosial saya…
a. Belum pernah
mengikuti kegiatan
sosial
b. Pernah beberapa kali
mengikuti kegiatan
sosial
c. Sering mengikuti
kegiatan sosial
d. Sering mengikuti kegiatan sosial dan terlibat sebagai panitia
pada kegiatan sosial
tersebut Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Keikutsertaan dalam
menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
Jika kelas terlihat kotor maka saya….
a. Tidak memedulikannya
b. Menyuruh teman untuk
membersihkannya
c. Membersihkan sampah
di area tempat duduk
saya saja
d. Mengajak teman dan
secara bersama-sama
membersihkan seluruh
kelas
KETERANGAN: Skor 1 untuk pilihan A
Skor 2 untuk pilihan B
Skor 3 untuk pilihan C
Skor 4 untuk pilihan D
124124124
Lampiran 8
ANGKET SIKAP ILMIAH
Mata Pelajaran : Fisika
Waktu : 20 menit
Tujuan : Mengetahui sikap ilmiah siswa pada pembelajaran fisika
Petunjuk Pengerjaan Angket:
1. Tulis identitas pada bagian kanan atas soal.
2. Bacalah pertanyaan angket dengan teliti.
3. Kerjakan berdasarkan pendapatmu sendiri atau berdasarkan pengalaman mu sendiri selama
pembelajaran Kalor dan Konservasi Energi.
4. Angket ini tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran.
5. Jawaban dikerjakan pada lembar jawab.
Pilihan jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawab.
1 Ketika guru sedang menjelaskan materi suhu dan konservasi energi, dan ada bagian yang
tidak saya mengerti, maka saya….
A. Diam saja B. Baru bertanya saat diperintah guru
C. Bertanya diakhir pembelajaran D. Berinisiatif bertanya saat itu juga
2 Ketika melaksanakan kegiatan praktikum/diskusi dan tidak paham saya akan….
A. Diam saja dan tidak meneruskan kegiatan B. Meniru kegiatan yang dilakukan teman
C. Langsung bertanya pada teman atau guru sampai paham D. Membaca kembali LKS dan buku referensi sampai paham
3 Saat menuliskan data laporan pengamatan saya…
A. Selalu meniru data teman
B. Memanipulasi data yang salah
C. Hanya melaporkan data yang menurut saya benar D. Melaporkan semua data sesuai pengamatan,
4 Dalam memperoleh data (informasi), saya… A. Hanya percaya dengan data yang menurut saya benar
B. Mempercayai data teman yang sama dengan saya
C. Mempercayai data yang paling banyak dipilih teman D. Mempercayai data yang didukung fakta, referensi atau narasumber.
5 Setelah selesai melaksanakan kegiatan praktikum/diskusi saya….. A. Tidak menghiraukan temuan teman
B. Membaca sepintas temuan teman
C. Membaca semua temuan teman
D. Mencoba mengerti hasil temuan teman serta mengkritik jika ada kesalahan
6 Ketika guru atau teman menyampaikan presentasi di kelas, maka saya….. A. Percaya saja
B. Meragukannya, namun diam saja
125125125
C. Meragukannya, dan bertanya pada teman sebangku
D. Meragukannya, mencari fakta yang benar, dan mempertanyakan pernyataan itu
hingga jelas artinya.
7 Dalam menyimpulkan suatu permasalahan, saya…. A. Menggunakan perasaan sebagai dasar simpulan
B. Menggunakan berbagai pendapat teman
C. Hanya menggunakan fakta yang sesuai dengan pemikiran saya D. Menggunakan fakta-fakta, teori, dan analisa yang sesuai sebagai dasar simpulan
8 Saat ditugaskan untuk membuat laporan secara individu saya… A. Mencontoh seluruh isi laporan teman.
B. Mencontoh milik teman, namun menggunakan data sendiri.
C. Menggunakan laporan teman hanya sebagai referensi.
D. Mengerjakan semuanya sendiri
9 Ketika teman saya memberi saran , maka saya… A. Tidak mempedulikan
B. Menerima sebagai catatan C. Menerima dan langsung dilaksanakan
D. Menerima sebagai bahan pertimbangan
10 Dalam kegiatan kelompok saya…. A. Hanya mengamati teman sekelompok bekerja
B. Ikut bekerja tetapi hanya sebentar C. Menyelesaikan bagian pekerjaan saya saja
D. Bekerjasama menyelesaikan tugas kelompok
11 Saat melaksanakan kegiatan untuk mengambil data, saya…. A. Cukup melaksanakan kegiatan sekali
B. Mengulangi kegiatan dua kali dan diambil nilai tengahnya
C. Mengulangi kegiatan berkali-kali dan diambil rata-ratanya
D. Mengulangi kegiatan berkali-kali, hingga didapat data yang sesuai dengan teori
12 Semua teman saya telah selesai melaksanakan kegiatan sebelum waktu habis, maka saya… A. Langsung menyudahi kegiatan saya dengan data seadanya
B. Segera mengisi data kegiatan yang belum dilaksanakan secara asal-asalan C. Tetap menyelesaikan kegiatan meskipun tergesa-gesa
D. Tidak terpengaruh, tetap tenang dalam melaksanakan kegiatan
13 Dalam bidang sosial saya… A. Belum pernah mengikuti kegiatan sosial
B. Pernah beberapa kali mengikuti kegiatan sosial C. Sering mengikuti kegiatan sosial
D. Sering mengikuti kegiatan sosial dan terlibat sebagai panitia pada kegiatan sosial
tersebut
14 Jika kelas terlihat kotor maka saya….
A. Tidak memedulikannya B. Menyuruh teman untuk membersihkannya
C. Membersihkan sampah di area tempat duduk saya saja D. Mengajak teman dan secara bersama-sama membersihkan seluruh kelas
126126126
Lampiran 9
ANGKET TANGGAPAN SISWA
Petunjuk Pengisian:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur berdasarkan aktivitas
pembelajaran materi suhu kalor.
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Saudara.
3. Bacalah dengan teliti petunjuk dan pertanyaan di bawah ini sebelum Saudara
mengisi.
4. Pilih satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Saudara alami dengan cara
memberi tanda (√) pada salah satu pilihan.
5. Keterangan: SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju), STS (Sangat Tidak
Setuju
No
Pertanyaan Jawaban
Bukti/alasan SS S TS STS
1 Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet menarik dan menyenangkan.
2
Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet dapat membuat saya lebih
mudah memahami materi pelajaran.
3
Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet dapat meningkatkan
kemampuan saya untuk mengingat suatu
konsep suhu dan kalor lebih lama.
4
Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet membuat saya bersemangat
untuk belajar.
5
Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet cocok untuk materi suhu
dan kalor
6
Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s berbantuan Guidance
Worksheet perlu diterapkan untuk
materi pelajaran yang lain
127127127
Lampiran 10
KISI-KISI SOAL PRETES-POSTTEST
Satuan Pendidikan : MAN 1 Purwokerto
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / Genap
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi
pada berbagai perubahan energi.
Kompetensi Dasar
Indikator
No Soal Bentuk
Soal
4.1 Menganalisis
pengaruh kalor terhadap
suatu zat.
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan temperatur benda.
2. Menganalisis pengaruh perubahan
temperatur benda terhadap ukuran benda
(pemuaian).
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud benda
1, 2, 3, 5,
dan 6
8, 9, dan 10
4, 11, dan
12
PG
4.2 Menganalisis cara
perpindahan kalor
1. Menganalisis perpindahan kalor dengan
cara konduksi.
2. Menganalisis perpindahan kalor dengan
cara konveksi.
3. Menganalisis perpindahan kalor dengan
cara radiasi.
7, 13, 14,
dan 15
14, 15, 16,
dan 19
17, 18 dan
19
PG
128128128
Lampiran 11
SOAL PRETES-POSTES
Mata Pelajaran : Fisika
Waktu : 60 menit
Materi : Kalor dan Konservasi Energi
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1. Tulis identitas pada bagian kanan atas soal.
2. Bacalah soal-soal dengan teliti
3. Jawaban dikerjakan langsung pada lembar soal.
Pilihan jawaban yang paling benar dengan member tanda silang (X) dan
berikut alasannya.
1. Dua buah es yang diambil dari lemari es yang sama kemudian diletakkan di
atas sebuah meja. Es A lebih besar daripada es B. Es manakah yang
temperaturnya lebih rendah?
a. TA > TB
b. TA < TB
c. TA = TB
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
2. Air panas di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama di gelas A dan
B. Jika pengaruh lingkungan diabaikan, manakah yang temperaturnya lebih
rendah, air di gelas A tadi atau air di gelas B?
a. TA < TB
b. TA = TB
c. TA > TB
Alasan:
129129129
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
3. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Temperatur A lebih besar
daripada temperatur B. Kapasitas kalor A lebih besar daripada B. Saat kedua
benda bersentuhan, maka akan terjadi aliran/perpindahan….
a. Kapasitas kalor
b. Kalor
c. Tidak ada aliran
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
4. Apa yang terjadi dengan temperatur air jika air yang sudah mendidih
dipanaskan terus-menerus (Pada tekanan 1 atm)?
a. Naik
b. Tetap
c. Turun
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
Pernyataan untuk soal 5 dan 6
Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda didinginkan
dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X lebih
cepat dingin dari benda Y.
5. Benda manakah yang mempunyai kalor jenis lebih besar?
a. X
b. Y
c. Sama
Alasan:
130130130
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
6. Benda manakah yang mempunyai kapasitas kalor lebih besar?
a. X
b. Y
c. Sama
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
7. Ada dua logam A dan B yang massanya dan luas permukaannya sama. Bila
konduktivitas termal logam A lebih besar daripada konduktivitas termal logam
B. Jika kedua logam tersebut dipanasi bersamaan, maka pernyataan yang tepat
untuk menggambarkan keadaan tersebut jika H adalah laju perpindahan kalor
adalah…
a. A > HB
b. HA = HB
c. HA < HB
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
8. Pada benda/zat gas terjadi pemuaian…
a. Pemuaian panjang
b. Pemuaian luas
c. Pemuaian volume
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
131131131
9. Di bawah ini merupakan beberapa besaran dalam pemuaian panjang zat padat
(I) Panjang benda mula-mula
(II) Perubahan temperatur benda
(III) Jenis benda
(IV)Luas benda mula-mula
Pertambahan panjang zat padat ditentukan oleh hal-hal berikut….
a. (I) dan (II)
b. (III) dan (IV)
c. (II), (III), dan (IV)
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
10.
Jenis Zat Koefisien muai panjang
Benda 1 0,000019
Benda 2 0,000017
Benda 3 0,000011
Benda 4 0,000009
Jika benda-benda tersebut dipanaskan pada temperatur dan panjang awal
yang sama, maka pertambahan panjang benda tersebut adalah….
a. Benda 2 akan lebih panjang dari benda 1
b. Benda 1 akan lebih panjang dari benda 4
c. Benda 3 akan lenih panjang dari benda 2
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
132132132
11. Berikut ini adalah proses perubahan wujud benda
(I) Melebur/mencair
(II) Menguap
(III) Membeku
(IV) Mengembun
Dari peristiwa tersebut manakah yang membutuhkan kalor untuk dapat
merubah wujudnya menjadi bentuk lain?
a. (I) dan (II)
b. (III) dan (IV)
c. Hanya (IV)
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
12. Apabila 1 kg es bertemperatur -20°C dipanaskan, pada rentang waktu tertentu
es tersebut akan mencair, selama proses perubahan wujud ini apa yang terjadi
pada temperatur es tersebut?
a. Temperatur es terus meningkat selama proses perubahan wujud
b. Temperatur konstan selama proses perubahan wujud
c. Temperatur es semakin menurun selama proses perubahan wujud
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
13. Pada saat kita menyetrika baju terjadi perpindahan energi secara…
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Konduksi dan Konveksi
Alasan:
133133133
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
14. Perpindahan energi pada saat kita merebus air dengan panci adalah
berlangsung secara..
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Konduksi dan Konveksi
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
15. Ketika kita berada di dekat api unggun badan kita terasa lebih hangat. Hal ini
disebabkan terjadi perpindahan kalor secara..
a. Konveksi
b. Radiasi
c. Konveksi dan Radiasi
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
16. Pada pagi hari tubuh kita merasa dingin karena…
a. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konduksi
b. Kalor berpindah dari badan ke udara sekitar dengan cara konveksi
c. Badan menerima kalor dingin dari udara sekitar
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
17. Jika kita menjemur 2 baju yang berwarna hitam dan putih dibawah terik
matahari, baju dengan warna apa yang akan cepat kering?
134134134
a. Putih
b. Hitam
c. Hitam dan putih kering bersamaan
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
18. Sebatang logam pada temperatur T memancarkan kalor per-satuan luas per-
satuan waktu ke lingkungan sebesar W. Apabila temperatur logam itu
dikalikan dua, radiasi kalor yang dipancarkan akan menjadi….
a. 0,5 W
b. 4 W
c. 16 W
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
19. Di bawah ini merupakan contoh perpindahan kalor
(I) Terjadinya angin laut
(II) Terjadinya angin darat
(III) Pemanasan ruangan
(IV) Pemanasan batang besi
Yang menunjukkan perpindahan kalor secara konveksi adalah..
a. (I) dan (II)
b. (IV)
c. (I), (II), dan (III)
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
135135135
20. Dua batang besi panas dengan temperatur T yang sama memancarkan kalor
per-satuan luas per-satuan waktu ke lingkungan sebesar W. Diketahui
kemudian bahwa radiasi kalor yang dipancarkan dari batang besi B lebih
besar dari A . Pernyataan yang tepat untuk menjelskan hal tersebut adalah
a.
b.
c.
Alasan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………….
136136136
Lampiran 12
KUNCI JAWABAN
1. C
Alasan : temperatur tidak bergantung pada massa.
2. B
Alasan : temperatur tidak bergantung pada jumlah materi atau zat
3. B
Alasan : hanya kalor yang dapat berpindah, yaitu dari temperatur yang
lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah.
4. B
Alasan : bila kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka
hasilnya adalah kenaikan temperatur atau temperatur zat itu. Namun
kadang-kadang zat dapat menyerap panas dalam jumlah yang sangat besar
tanpa mengalami perubahan apapun pada temperaturnya. Ini terjadi saat
perubahan wujud.
5. B
Alasan : untuk massa yang sama, semakin besar kalor jenis suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperaturnya lebih
besar juga.
6. B
Alasan : untuk massa yang sama, semakin besar kapasitas kalor suatu zat
atau benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperaturnya
lebih besar juga.
7. A
Alasan : laju perpindahan kalor berbanding lurus dengan konduktivitas
termal suatu benda. Semakin besar nilai konduktivitas termalnya maka
semakin besar pula laju perpindahan kalornya. Begitu pula sebaliknya.
8. C
Panjang, lebar dan ketebalan ruang dimana gas itu berada tidak dapat
diabaikan.
137137137
9. A
Alasan: pertambahan panjang pada zat padat hanya dipengaruhi oleh
panjang benda mula-mula, perubahan temperatur benda, dan koefisien
muai panjang.
10. B
Alasan: Pertambahan panjang benda sebanding dengan nilai koefisien
muai panjangnya
11. A
Peristiwa mencair dan menguap adalah contoh perubahan wujud benda
yang membutuhkan kalor untuk dapat merubah wujudnya menjadi bentuk
lain.
12. B
Alasan: Selama proses perubahan wujud, benda tidak mengalami
peningkatan temperatur (konstan)
13. B
Alasan : karena tidak disertai perpindahan materi maka perpindahan kalor
yang terjadi pada saat menyetrika baju adalah secara konduksi dari
lempeng alas setrika ke pakaian yang disetrika.
14. C
Alasan : mula-mula panci dipanasi oleh api karena api menyentuh panic
maka terjadi perpindahan kalor dari api ke panic secara konduksi
kemudian dari panic ke air terjadi perpindahan kalor secara konveksi.
15. C
Alasan : karena dalam hal ini kalor dapat berpindah melalui dua cara yaitu
api mengkonveksi udara disekitarnya dan kalor diradiasikan ke segala
arah.
16. B
Alasan : badan mengkonveksi kalor terhadap udara sekitar.
17. B
Alasan : warna hitam dapat menyerap kalor lebih baik dari pada warna
lainnya karena nilai emisivitasnya sama dengan 1
138138138
18. C
Alasan : radiasi kalor berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur
mutlaknya. Jika temperaturnya dinaikkan dua kalinya maka radiasinya
menjadi 16 kali radiasi semulanya.
19. C
Alasan : terjadinya angin laut, darat dan pemanasan ruangan adalah
perpindahan kalor secara konveksi karena disertai perpindahan materi atau
massa udara.
20. C
Alasan : radiasi kalor berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang
memancarkan kalor. Jika temperaturnya dinaikkan maka radiasinya akan
meningkat pula.
PENSKORAN TES PILIHAN GANDA BERALASAN
Jawaban Siswa Skor
Jawaban benar, penjelasan jawaban menunjukkan bahwa konsep yang
dipahami benar atau tidak menyimpang jauh dari konsep
2
Jawaban benar, penjelasan tidak berhubungan dengan pertanyaan atau
tidak memberikan penjelasan
Jawaban salah, dan penjelasan berhubungan dengan pertanyaan serta
tidak menyimpang jauh dari konsep
1
Jawaban salah, dan penjelasan tidak berhubungan dengan pertanyaan
atau tidak memberikan penjelasan
Jawaban maupun penjelasan kosong
0
139
139
Lampiran 13
Validitas, Reliabilitas, Indeks Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Uji Coba
N o
Kode Nomor Soal
∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 UC1 0 2 1 0 2 0 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 0 0 2 25 2 UC2 0 0 2 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 8 3 UC3 2 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 2 1 0 0 0 2 0 0 1 16 4 UC4 0 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 0 2 0 0 1 2 0 0 1 14 5 UC5 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 2 0 1 1 2 0 0 1 12 6 UC6 0 1 2 0 0 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0 0 2 0 2 2 21 7 UC7 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 18 8 UC8 0 0 2 0 2 2 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 2 0 0 1 15 9 UC9 0 0 1 0 2 2 1 1 1 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 12
10 UC10 0 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 0 1 0 0 2 2 25 11 UC11 0 1 0 0 1 2 2 2 2 2 2 0 2 0 1 1 2 0 0 2 22 12 UC12 0 2 0 0 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1 14 13 UC13 2 0 0 0 0 2 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 10 14 UC14 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 7 15 UC15 2 0 2 0 1 1 1 2 1 2 0 2 2 0 1 1 2 0 0 1 21 16 UC16 2 0 2 0 0 2 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 11 17 UC17 0 1 2 0 2 2 2 1 0 2 2 2 0 2 0 0 0 0 1 2 21 18 UC18 0 0 1 0 0 0 1 1 1 2 0 1 2 0 1 1 2 0 0 1 14 19 UC19 0 2 1 0 1 1 0 1 0 1 2 0 0 2 0 0 2 0 1 2 16 20 UC20 0 1 1 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 0 0 2 0 0 1 11 21 UC21 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6 22 UC22 0 2 2 0 0 0 1 2 1 2 2 1 2 2 1 0 2 0 0 2 22 23 UC23 0 0 2 0 1 0 0 2 1 1 2 2 0 0 1 1 2 0 0 2 17 24 UC24 0 0 0 0 2 2 2 2 1 2 1 0 1 0 0 1 2 0 1 1 18 25 UC25 0 0 2 0 0 0 0 2 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8 26 UC26 0 0 0 0 2 2 0 0 0 2 2 0 1 0 0 0 2 0 0 2 13 27 UC27 0 2 1 0 1 1 2 0 0 2 2 0 0 0 0 1 2 0 0 1 15 28 UC28 0 2 0 1 1 0 1 2 0 2 0 0 1 2 1 1 2 0 2 2 20 29 UC29 0 1 1 1 0 1 2 1 0 2 2 0 0 0 1 1 1 0 0 1 15 30 UC30 0 2 2 0 0 0 2 0 0 2 2 2 1 1 1 1 2 0 2 1 21 31 UC31 0 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 1 0 2 0 0 2 25
140
140
N o
Nama Nomor Soal
∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
32 UC32 0 2 0 0 1
2 2 1 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 0 0 0 20
33 UC33 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 0 0 2 28 34 UC34 0 2 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 11 35 UC35 0 1 0 0 0 0 1 2 2 2 0 0 0 0 1 1 2 0 0 2 14 36 UC36 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 1 12 37 UC37 0 2 1 1 0 0 2 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 11
Val
idit
as
0.27 0.95 1.03 0.11 0.70 0.95 1.03 1.41 0.65 1.70 1.16 0.46 0.92 0.51 0.51 0.54 1.46 0.03 0.35 1.19 15.92 SD 0.68 0.87 0.82 0.31 0.83 0.90 0.82 0.68 0.74 0.51 0.82 0.76 0.85 0.79 0.55 0.50 0.79 0.16 0.67 0.69
Nbenar 5 13 13 0 9 14 13 19 6 27 16 6 12 7 1 0 24 0 4 13
rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334
rxy
Kriteria
0.092 0.384 0.186 0.005 0.572 0.360 0.544 0.350 0.423 0.489 0.516 0.509 0.403 0.542 0.317 0.321 0.337 -0.058 0.376 0.693 Tdk
Valid Valid Tdk Valid
Tdk Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tdk
Valid Tdk
Valid Valid Tdk Valid Valid Valid
Rel
iab
ilit
as 20
M 15,92 Vt 30,29
0,334
0,94 Kriteria Reliabel
DB D 0.03 0.32 0.32 0.00 0.23 0.16 0.43 0.30 0.19 0.26 0.58 0.30 0.16 0.35 0.05 0.00 0.33 0.00 0.20 0.43
Kriteria rendah cukup cukup sangat rendah cukup rendah tinggi cukup rendah cukup tinggi cukup rendah cukup rendah sangat
rendah cukup sangat rendah rendah tinggi
ITK
P 0.14 0.35 0.35 0.01 0.24 0.38 0.35 0.51 0.16 0.73 0.43 0.16 0.32 0.19 0.03 0.00 0.65 0.00 0.11 0.35 Kriteria sukar sedang sedang sukar sukar sedang sedang sedang sukar mudah sedang sukar sedang sukar sukar sukar sedang sukar sukar sedang
141
Lampiran 14
Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah
No
Kode Nomor Soal
∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 UC1 2 3 4 4 2 3 2 3 2 4 1 3 2 2 37 2 UC2 4 3 3 3 4 1 1 2 2 4 2 3 2 4 38 3 UC3 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 2 4 45 4 UC4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 51 5 UC5 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 53 6 UC6 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 47 7 UC7 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 52 8 UC8 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 50 9 UC9 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 52
10 UC10 3 3 3 4 4 1 4 3 3 4 2 3 2 3 42 11 UC11 2 3 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4 2 3 45 12 UC12 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 52 13 UC13 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 47 14 UC14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 51 15 UC15 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 52 16 UC16 2 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 2 45 17 UC17 2 3 4 4 4 1 4 4 3 4 2 3 2 4 44 18 UC18 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 2 4 50 19 UC19 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 2 2 45 20 UC20 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 1 3 48 21 UC21 2 3 1 3 4 3 2 2 3 1 3 2 2 1 32 22 UC22 1 3 4 4 2 3 2 2 4 4 1 4 2 1 37 23 UC23 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 53 24 UC24 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 2 3 1 3 44 25 UC25 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 49 26 UC26 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 49 27 UC27 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 2 4 3 4 47 28 UC28 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 54
142
No
Kode Nomor Soal
∑ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
29 UC29 2 3 4 1 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 46 30 UC30 2 2 2 1 2 1 3 2 2 3 1 2 1 2 26 31 UC31 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 53 32 UC32 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 50 33 UC33 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 49 34 UC34 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 53 35 UC35 4 2 4 3 2 4 3 4 2 4 1 3 1 3 40 36 UC36 1 3 4 3 4 1 4 2 2 4 2 1 3 3 37 37 UC37 2 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 50
Val
idit
as 2.84 3.05 3.78 3.73 3.59 3.11 3.54 3.27 3.27 3.84 3.19 3.51 2.35 3.27
SD 1.08 0.46 0.62 0.72 0.75 1.31 0.86 0.86 0.83 0.55 1.09 0.76 0.88 0.95 rtabel 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 0,334 rxy 0.412 0.378 0.665 0.588 0.468 0.431 0.611 0.588 0.508 0.442 0.714 0.699 0.498 0.626
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Rel
iab
ilit
as
N 14 ∑ 9
37,65
rtabel 0,334
0,811
Kriteria Reliabel
143143143
Lampiran 15
SOAL PRETES-POSTES
Mata Pelajaran : Fisika
Waktu : 60 menit
Materi : Kalor dan Konservasi Energi
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
2. Bacalah soal-soal dengan teliti
3. Tulis identitas pada bagian kanan atas lembar jawaban.
4. Jawaban dikerjakan langsung pada lembar jawaban.
Pilihan jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) beserta
alasannya.
1. Air panas di gelas X dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama di gelas A
dan B. Jika pengaruh lingkungan diabaikan, manakah yang temperaturnya
lebih rendah, air di gelas A atau air di gelas B?
a. TA < TB
b. TA = TB
c. TA > TB
Alasan: temperatur tidak bergantung pada jumlah materi atau zat.
2. Ada dua buah benda A dan B yang massanya sama. Temperatur benda A
lebih besar dari temperatur benda B. Kapasitas kalor A lebih besar
daripada B. Saat kedua benda bersentuhan, maka akan terjadi
aliran/perpindahan….
a. Kapasitas kalor
b. Kalor
c. Tidak ada aliran
Alasan: hanya kalor yang dapat berpindah, yaitu dari temperatur yang
lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah.
144144144
3. Apabila 1 kg es bertemperatur -20°C dipanaskan, pada rentang waktu
tertentu es tersebut akan mencair, selama proses perubahan wujud ini apa
yang terjadi pada temperatur es tersebut?
a. Temperatur es terus meningkat selama proses perubahan wujud
b. Temperatur konstan selama proses perubahan wujud
c. Temperatur es semakin menurun selama proses perubahan wujud
Alasan: Selama proses perubahan wujud, benda tidak mengalami
peningkatan temperatur (konstan).
Pernyataan untuk soal 4 dan 5
Ada dua benda X dan Y yang massanya sama. Bila kedua benda dipanaskan
dengan sumber yang sama dan dalam waktu yang sama, ternyata benda X lebih
cepat panas dari benda Y.
4. Benda manakah yang mempunyai kalor jenis lebih besar?
a. X
b. Y
c. Sama
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kalor jenis suatu zat atau
benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperaturnya lebih
besar juga.
5. Benda manakah yang mempunyai kapasitas kalor lebih besar?
a. X
b. Y
c. Sama
Alasan: untuk massa yang sama, semakin besar kapasitas kalor suatu zat
atau benda maka kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperaturnya
lebih besar juga.
6. Ada dua logam A dan B yang massanya dan luas permukaannya sama.
Bila konduktivitas termal logam A lebih besar daripada konduktivitas
termal logam B. Jika kedua logam tersebut dipanaskan bersamaan, maka
pernyataan yang tepat untuk menggambarkan keadaan tersebut jika H
adalah laju perpindahan kalor adalah…
145145145
a. A > HB
b. HA = HB
c. HA < HB
Alasan: laju perpindahan kalor berbanding lurus dengan konduktivitas
termal suatu benda. Semakin besar nilai konduktivitas termalnya maka
semakin besar pula laju perpindahan kalornya. Begitu pula sebaliknya.
7. Pada benda/zat gas terjadi pemuaian…
a. Pemuaian panjang
b. Pemuaian luas
c. Pemuaian volume
Alasan: Panjang, lebar dan ketebalan ruang dimana gas itu berada tidak
dapat diabaikan.
8. Di bawah ini merupakan beberapa besaran dalam pemuaian panjang zat
padat
(I) Panjang benda mula-mula
(II) Perubahan temperatur benda
(III) Jenis benda
(IV)Temperatur benda
Pertambahan panjang zat padat ditentukan oleh hal-hal berikut….
a. (I) dan (II)
b. (III) dan (IV)
c. (II), (III), dan (IV)
Alasan: pertambahan panjang pada zat padat hanya dipengaruhi oleh
panjang benda mula-mula, perubahan temperatur benda, dan koefisien
muai panjang.
9.
Jenis Zat Koefisien muai panjang
Benda 1 0,000019
Benda 2 0,000017
Benda 3 0,000011
Benda 4 0,000009
146146146
Jika benda-benda tersebut dipanaskan pada temperatur dan panjang awal
yang sama, maka pertambahan panjang benda tersebut adalah….
a. Benda 2 akan lebih panjang dari benda 1
b. Benda 1 akan lebih panjang dari benda 4
c. Benda 3 akan lenih panjang dari benda 2
Alasan: Pertambahan panjang benda sebanding dengan nilai koefisien
muai panjangnya.
10. Berikut ini adalah proses perubahan wujud benda
(I) Melebur/mencair
(II) Menguap
(III) Membeku
(IV) Mengembun
Dari peristiwa tersebut manakah yang membutuhkan kalor untuk dapat
merubah wujudnya menjadi bentuk lain?
a. (I) dan (II)
b. (III) dan (IV)
c. Hanya (IV)
Alasan: Peristiwa mencair dan menguap adalah contoh perubahan wujud
benda yang membutuhkan kalor untuk dapat merubah wujudnya menjadi
bentuk lain.
11. Pada saat kita menyetrika baju terjadi perpindahan energi secara…
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Radiasi
Alasan: karena tidak disertai perpindahan materi maka perpindahan kalor
yang terjadi pada saat menyetrika baju adalah secara konduksi dari
lempeng alas setrika ke pakaian yang disetrika.
12. Ketika merebus air dengan panci terjadi proses perpindahan energi yang
berlangsung secara….
a. Hanya Konveksi
b. Hanya Konduksi
147147147
c. Konduksi dan Konveksi
Alasan: mula-mula panci dipanasi oleh api karena api menyentuh panci
maka terjadi perpindahan kalor dari api ke panci secara konduksi
kemudian dari panci ke air terjadi perpindahan kalor secara konveksi.
13. Jika kita menjemur 2 baju yang berwarna hitam dan putih dibawah terik
matahari, baju dengan warna apa yang akan cepat kering?
a. Putih
b. Hitam
c. Hitam dan putih kering bersamaan
Alasan: warna hitam dapat menyerap kalor lebih baik dari pada warna
lainnya karena nilai emisivitasnya sama dengan 1.
14. Di bawah ini merupakan contoh perpindahan kalor
(I) Pemanasan batang besi
(II) Terjadinya angin laut
(III) Terjadinya angin darat
(IV) Pemanasan ruangan
Yang menunjukkan perpindahan kalor secara konveksi adalah..
a. (I) dan (II)
b. (I) dan (III)
c. (II), (III), dan (IV)
Alasan: terjadinya angin laut, darat dan pemanasan ruangan adalah
perpindahan kalor secara konveksi karena disertai perpindahan materi atau
massa udara.
15. Dua batang besi panas dengan temperatur T yang sama memancarkan
kalor per-satuan luas per-satuan waktu ke lingkungan sebesar W.
Diketahui kemudian bahwa radiasi kalor yang dipancarkan dari batang
besi B lebih besar dari A . Pernyataan yang tepat untuk menjelskan hal
tersebut adalah
a.
b.
c.
148148148
Alasan: radiasi kalor berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang
memancarkan kalor. Jika temperaturnya dinaikkan maka radiasinya akan
meningkat pula.
149
Lampiran 16
NILAI UH Alat Optik
No Kelas
X-2 X-3 X-4 1 69 78 75 2 79 78 78 3 84 68 76 4 88 76 78 5 78 74 75 6 78 76 75 7 76 76 64 8 76 72 73 9 72 75 78
10 74 75 76 11 72 74 70 12 76 86 77 13 70 78 77 14 76 77 79 15 76 64 80 16 72 74 77 17 70 66 61 18 70 75 75 19 76 75 77 20 65 82 78 21 71 63 79 22 68 80 83 23 80 72 74 24 86 70 76 25 82 70 88 26 84 75 74 27 74 70 74 28 82 72 65 29 67 72 72 30 80 89 73 31 82 65 66 32 82 70 70 33 76 76 76 34 78 80 72 35 66 70 71 36 70 87 66 37 76 65 70 38 66 70 76 39 91 76 74 40 65 70 41 88 42 79 n 42 39 40
∑X 3190 2891 2898 log n 1.6232 1.5911 1.6021 Khitung 6.3567 6.2505 6.2868
K 6 6 6 Max 91 89 88 Min 65 63 61
rentang 26 26 27 Rata-rata 75.95 74.13 74.31 interval 4.3 4.3 4.5
S2 44.0952 35.5358 27.0607
S 6.6404 5.9612 5.2020
150
Lampiran 17
UJI NORMALITAS DATA UH ALAT OPTIK KELAS X-2
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
2
𝜒2 = (Oi − Ei )
Ei
𝑖 =1
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ
2 tabel
No
X-2 Batas
Kelas
Oi Rata-
rata
S
Z-score [Z-
score] Peluang
Untuk Z luas
daerah
Ei (Oi-Ei)²
Ei
1 65 - 69 64.5 7 75.95 6.64 -1.72 1.72 -0.4577 0.12331 5.1790 0.6403 2 70 - 74 69.5 10 75.95 6.64 -0.97 0.97 -0.3344 0.24783 10.4089 0.0161 3 75 - 79 74.5 13 75.95 6.64 -0.22 0.22 -0.0866 0.28998 12.1791 0.0553 4 80 - 84 79.5 8 75.95 6.64 0.53 0.53 0.2034 0.19758 8.2982 0.0107 5 85 - 89 84.5 3 75.95 6.64 1.29 1.29 0.4010 0.07834 3.2905 0.0256 6 90 - 91 89.5 1 75.95 6.64 2.04 2.04 0.4793 0.01106 0.4645 0.6173
91.5 75.95 6.64 2.34 2.34 0.4904 jumlah 42 1.3654
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11.07
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
1.3654 11.07
Karena c2
(hitung) < c
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
𝜒2 = (Oi − Ei)
2
Ei
k
𝑖=1
151
Lampiran 18
UJI NORMALITAS DATA UH ALAT OPTIK KELAS X-3
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel
No
X-3 Batas
Kelas
Oi
Rata-rata
S Z-
score [Z-
score] Peluang
Untuk Z luas
daerah
Ei (Oi-Ei)² Ei
1 63 - 67 62.5 5 74.13 5.96 -1.95 1.95 -0.4745 0.1075 4.1942 0.1548 2 68 - 72 67.5 11 74.13 5.96 -1.11 1.11 -0.3669 0.2593 10.1120 0.0780 3 73 - 77 72.5 14 74.13 5.96 -0.27 0.27 -0.1076 0.3218 12.5502 0.1675 4 78 - 82 77.5 6 74.13 5.96 0.57 0.57 0.2142 0.2057 8.0232 0.5102 5 83 - 87 82.5 2 74.13 5.96 1.40 1.40 0.4199 0.0677 2.6387 0.1546 6 88 - 89 87.5 1 74.13 5.96 2.24 2.24 0.4876 0.0075 0.2919 1.7178
89.5 74.13 5.96 2.58 2.58 0.4950 jumlah 39 2.7829
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11.07
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
2.7829 11.07
Karena c2
(hitung) < c
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
𝜒2 = (Oi − Ei)
2
Ei
k
𝑖=1
152
Lampiran 19
UJI NORMALITAS DATA UH ALAT OPTIK KELAS X-4
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel
No
X-4 Batas
Kelas
Oi
Rata-rata
S
Z-score [Z-
score] Peluang luas
Ei (Oi-Ei)² Untuk Z daerah Ei
1 61 - 65 60.5 3 74.31 5.20 -2.65 2.65 -0.4960 0.0412 1.6496 1.1054 2 66 - 70 65.5 6 74.31 5.20 -1.69 1.69 -0.4548 0.1869 7.4752 0.2911 3 71 - 75 70.5 13 74.31 5.20 -0.73 0.73 -0.2679 0.3586 14.3420 0.1256 4 76 - 80 75.5 16 74.31 5.20 0.23 0.23 0.0906 0.2924 11.6962 1.5836 5 81 - 85 80.5 1 74.31 5.20 1.19 1.19 0.3830 0.1012 4.0493 2.2963 6 86 - 88 85.5 1 74.31 5.20 2.15 2.15 0.4843 0.0125 0.5013 0.4960
88.5 74.31 5.20 2.73 2.73 0.4968 jumlah 40 5.8980
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh χ² tabel = 11.07
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
5.8980 11.07
Karena χ2
(hitung) < χ
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
𝜒2 = (Oi − Ei)
2
Ei
k
𝑖=1
153
i
i i
1 2 3
2
Lampiran 20
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Hipotesis
Ho : s2
2
= s2
2
= s2
2
H1 : s 1 ≠ s 2 ≠ s 3
Kriteria:
Ho diterima jika c2
hitung
< c2
(1-a) (k-1)
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
Pengujian Hipotesis
χ (a)(k-1)
Sampel
ni
dk = ni - 1
2 Si
2 (dk) Si
2 log Si
(dk) log S
2
i
X-2 42 41 44.10 1807.9048 1.6444 67.420
X-3 39 38 35.54 1350.3590 1.5507 58.925
X-4 40 39 27.06 1055.3684 1.4323 55.861
S 121 118 107 4213.6322 5 182
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
2
S2 =
S(ni-1) Si
S(ni-1) =
4213.6322 =
118 35.709
Log S2
= 1.5528
Harga satuan B
B
= (Log S2
) S (n - 1)
= 1.5528
= 181.6746
x 118 - 1
χ 2
= (Ln 10) { B - ∑(n -1) log S 2}
= 2.3026
= -1.2249
181.6746 - 182.2066
Untuk a = 5% dengan dk = k - 1 =3 - 1 = 2 diperoleh c2
Daerah
tabel = 5.99
penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
-1.2249 5.99
Karena χ2
hitung
< χ2
tabel
maka data antarkelompok mempunyai varians yang sama atau homogen
154
= ( 3190 )2+( 2891 )
2+( 2898
42 39 40 = 666552.84 - 666301.17 = 251.67
Sumber
Variasi
Jk
dk
KT
F hitung
F tabel 5%
Antar Kelompok AY k-1 A = AY : (K-1)
A/D pembilang
Dalam Kelompok DY ∑(ni-1) D = DY : ∑(ni-1) penyebut
Total ∑X2 ∑ni
Lampiran 21
UJI KESAMAAN KEADAAN AWAL POPULASI (UJI ANAVA)
Hipotesis
H0 : m1 = m2 = m3
H1 : m1 ≠ m2 ≠ m3
Kriteria
Ho diterima jika F(hitung) < F α (k-1) (n-k)
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
Pengujian Hipotesis
Jumlah kuadrat rata-rata (RY)
RY = (∑X)2
∑ n
F α (k-1) (n-k)
= [ 3190 + 2891 + 2898 + ]2
42 39 40 = 80622441 121 = 666301.17
Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) 2
AY = (∑Xi )
∑ ni
- RY
)2
-
666301.17
Jumlah kuadrat total (JK tot)
JK tot = ∑ (Xi )²
= 681023
Jumlah kuadrat dalam (DY)
DY =
=
=
Tabel Ringkasan Anava
JK tot
681023
14470.16
- RY -
- 666301.17 -
AY
251.67
Sumber
Variasi
Jk
dk
KT
F hitung
F tabel
Antar Kelompok 251.67 2 125.84 1.03
3.07 Dalam Kelompok 14470.16 118 122.63
Total 14722 120
F hitung = 1.03 < F tabel = 3.07 , maka rata-rata nilai antarkelas tidak berbeda
155
Lampiran 22
DATA PRETES KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
No. Kode Nilai No. Kode Nilai 1 K-1 73 1 E-1 57 2 K-2 47 2 E-2 50 3 K-3 67 3 E-3 67 4 K-4 37 4 E-4 63 5 K-5 43 5 E-5 50 6 K-6 63 6 E-6 43 7 K-7 43 7 E-7 40 8 K-8 70 8 E-8 47 9 K-9 60 9 E-9 33
10 K-10 57 10 E-10 47 11 K-11 63 11 E-11 57 12 K-12 57 12 E-12 47 13 K-13 60 13 E-13 40 14 K-14 50 14 E-14 53 15 K-15 57 15 E-15 40 16 K-16 40 16 E-16 37 17 K-17 43 17 E-17 50 18 K-18 63 18 E-18 60 19 K-19 50 19 E-19 53 20 K-20 43 20 E-20 37 21 K-21 23 21 E-21 43 22 K-22 73 22 E-22 67 23 K-23 37 23 E-23 40 24 K-24 47 24 E-24 60 25 K-25 33 25 E-25 27 26 K-26 57 26 E-26 57 27 K-27 63 27 E-27 57 28 K-28 40 28 E-28 57 29 K-29 40 29 E-29 27 30 K-30 57 30 E-30 50 31 K-31 73 31 E-31 47 32 K-32 60 32 E-32 50 33 K-33 63 33 E-33 47 34 K-34 57 34 E-34 50 35 K-35 50 35 E-35 50 36 K-36 53 36 E-36 47 37 K-37 53 37 E-37 50 38 K-38 67 38 E-38 50 39 K-39 37 39 E-39 47 40 K-40 53 40 E-40 47 41 K-41 63 42 K-42 50
n 42 n 40 Rata-rata 53.2143 Rata-rata 48.5250 Nilai Maksimal 73 Nilai Maksimal 67 Nilai Minimal 23 Nilai Minimal 27 Panjang Kelas 6.3567 Panjang Kelas 6.2868 Interval 7.8657 Interval 6.3625 Varian (S²) 141.5871 Varian (S²) 86.6147 Simpangan (S) 11.8990 Simpangan (S) 9.3067 Total Nilai 2235 Total Nilai 1941
156
Lampiran 23
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETES KELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel
No
X-6 Batas
Kelas
Oi Rata-
rata
S
Z-score [Z-
score] Peluang
Untuk Z luas
daerah
Ei (Oi-Ei)² Ei
1 27 - 33 26.5 3 48.53 9.31 -2.37 2.37 -0.4910 0.0442 1.7696 0.8555 2 34 - 40 33.5 6 48.53 9.31 -1.61 1.61 -0.4468 0.1410 5.6420 0.0227 3 41 - 47 40.5 10 48.53 9.31 -0.86 0.86 -0.3057 0.2619 10.4754 0.0216 4 48 - 54 47.5 11 48.53 9.31 -0.11 0.11 -0.0438 0.2834 11.3366 0.0100 5 55 - 61 54.5 7 48.53 9.31 0.64 0.64 0.2396 0.1788 7.1519 0.0032 6 62 - 67 61.5 3 48.53 9.31 1.39 1.39 0.4184 0.0609 2.4361 0.1305
67.5 48.53 9.31 2.04 2.04 0.4793 jumlah 40 1.0435
Untuk α = 5%, dengan df = 6 - 1 = 5 diperoleh c² tabel = 11.070
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
1.0435 11.07
Karena χ² (hitung) < χ² (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
𝜒2 = (Oi − Ei)
2
Ei
k
𝑖=1
157
Lampiran 24
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETES KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel
No
X-6 Batas
Kelas
Oi Rata-
rata
S
Z-score [Z-
score] Peluang
Untuk Z luas
daerah
Ei (Oi-Ei)² Ei
1 23 - 31 22.5 1 53.21 11.90 -2.58 2.58 -0.4951 0.0291 1.2217 0.0402 2 32 - 40 31.5 7 53.21 11.90 -1.82 1.82 -0.4660 0.1086 4.5627 1.3020 3 41 - 49 40.5 6 53.21 11.90 -1.07 1.07 -0.3574 0.2348 9.8624 1.5126 4 50 - 58 49.5 13 53.21 11.90 -0.31 0.31 -0.1225 0.2941 12.3519 0.0340 5 59 - 67 58.5 11 53.21 11.90 0.44 0.44 0.1716 0.2135 8.9664 0.4612 6 68 - 73 67.5 4 53.21 11.90 1.20 1.20 0.3850 0.0708 2.9754 0.3528
73.5 53.21 11.90 1.70 1.70 0.4559 jumlah 42 3.7029
Untuk α = 5%, dengan df = 6 - 1 = 5 diperoleh c² tabel = 11.07
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
3.7029 11.07
Karena χ² (hitung) < χ² (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
𝜒2 = (Oi − Ei)
2
Ei
k
𝑖=1
158
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah 1941 2235
n 40 42 Rata-rata 48.53 53.21
Varians (s2) 86.6147 141.5871
Standart deviasi (s) 9.3067 11.8990
s
s
1
1
s
s
2
2
Lampiran 25
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETES ANTARA KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : 2
= 2
H1 : 2
≠ 2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F varians terbesar
varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Daerah
penerimaan Ho
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = 141.5871
= 1.6347 86.6147
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 42 - 1 = 41 dk penyebut = nk -1 = 40 - 1 = 39 F (0.05)(35:35) = 1.88
Daerah penerimaan Ho
1.6347 1.88
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda.
159
40 - 1 86.6147 + 42 - 1 141.5871
40 + 42 - 2
Lampiran 26
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA ( SATU PIHAK KANAN ) NILAI PRETES
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : m1
H1 : m1
< m2
> m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
s
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Daerah penerimaan
Ho
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 2504 2440
n 40 42
Rata-rata 48.5250 53.2143
Varians (s2) 86.6147 141.5871
Standart deviasi (s) 9.3067 11.8990
s =
t = 48.5250 53.2143
= 1.9811
= 10.7139
10.7139 1
+ 1
40 42
Pada a = 5% dengan dk = 36 + 36 - 2 =70 diperoleh t(0.95)(70) =
1.99
Daerah penerimaan
Ho
1.9811 1.99
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen
tidak lebih baik daripada kelompok kontrol
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
ss
21 n
1
n
1 s
xx t 21
160
Lampiran 27
DATA POSTES KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
No. Kode Nilai No. Kode Nilai 1 K-1 70 1 E-1 97 2 K-2 73 2 E-2 90 3 K-3 80 3 E-3 87 4 K-4 77 4 E-4 70 5 K-5 90 5 E-5 90 6 K-6 80 6 E-6 83 7 K-7 90 7 E-7 90 8 K-8 90 8 E-8 87 9 K-9 83 9 E-9 77
10 K-10 70 10 E-10 77 11 K-11 97 11 E-11 80 12 K-12 80 12 E-12 83 13 K-13 97 13 E-13 97 14 K-14 77 14 E-14 93 15 K-15 77 15 E-15 83 16 K-16 83 16 E-16 87 17 K-17 70 17 E-17 90 18 K-18 77 18 E-18 80 19 K-19 63 19 E-19 97 20 K-20 70 20 E-20 83 21 K-21 93 21 E-21 93 22 K-22 70 22 E-22 93 23 K-23 67 23 E-23 90 24 K-24 93 24 E-24 80 25 K-25 67 25 E-25 77 26 K-26 97 26 E-26 87 27 K-27 87 27 E-27 87 28 K-28 97 28 E-28 93 29 K-29 90 29 E-29 93 30 K-30 70 30 E-30 70 31 K-31 77 31 E-31 80 32 K-32 80 32 E-32 87 33 K-33 90 33 E-33 93 34 K-34 83 34 E-34 77 35 K-35 90 35 E-35 100 36 K-36 70 36 E-36 97 37 K-37 80 37 E-37 90 38 K-38 87 38 E-38 70 39 K-39 93 39 E-39 77 40 K-40 77 40 E-40 87 41 K-41 97 42 K-42 70
n 42 n 40 Rata-rata 81.4048 Rata-rata 86.0500 Nilai Maksimal 97 Nilai Maksimal 100 Nilai Minimal 63 Nilai Minimal 70 Panjang Kelas 6.3567 Panjang Kelas 6.2868 Interval 5.3487 Interval 4.7719 Varian (S²) 100.5883 Varian (S²) 62.3051 Simpangan (S) 10.0294 Simpangan (S) 7.8934
161
Lampiran 28
UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTES KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel
No
X-6 Batas
Kelas
Oi Rata-
rata
S
Z-score [Z-
score] Peluang
Untuk Z luas
daerah
Ei (Oi-Ei)² Ei
1 70 - 74 69.5 3 86.05 7.89 -2.10 2.10 -0.4820 0.0537 2.1475 0.3384 2 75 - 79 74.5 5 86.05 7.89 -1.46 1.46 -0.4283 0.1316 5.2650 0.0133 3 80 - 84 79.5 8 86.05 7.89 -0.83 0.83 -0.2967 0.2188 8.7535 0.0649 4 85 - 89 84.5 7 86.05 7.89 -0.20 0.20 -0.0778 0.2468 9.8724 0.8357 5 90 - 94 89.5 12 86.05 7.89 0.44 0.44 0.1690 0.1888 7.5534 2.6176 6 95 - 100 94.5 5 86.05 7.89 1.07 1.07 0.3578 0.1086 4.3447 0.0989
100.5 86.05 7.89 1.83 1.83 0.4664 jumlah 40 3.9688
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh c² tabel = 11.07
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
3.9688 11.07
Karena χ2
(hitung) < χ
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
𝜒2 = (Oi − Ei)
2
Ei
k
𝑖=1
162
Lampiran 29
UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTES KELAS KONTROL
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel
No
X-6 Batas
Kelas
Oi Rata-
rata
S
Z-score [Z-
score] Peluang
Untuk Z luas
daerah
Ei (Oi-Ei)² Ei
1 63 - 68 62.5 3 81.40 10.03 -1.88 1.88 -0.4703 0.0756 3.1743 0.0096 2 69 - 75 68.849 9 81.40 10.03 -1.25 1.25 -0.3947 0.1627 6.8328 0.6874 3 76 - 81 75.197 11 81.40 10.03 -0.62 0.62 -0.2320 0.2376 9.9807 0.1041 4 82 - 87 81.546 5 81.40 10.03 0.01 0.01 0.0056 0.2356 9.8950 2.4215 5 88 - 94 87.895 9 81.40 10.03 0.65 0.65 0.2412 0.1585 6.6583 0.8236 6 95 - 97 94.243 5 81.40 10.03 1.28 1.28 0.3997 0.0460 1.9315 4.8749
97.5 81.40 10.03 1.60 1.60 0.4457 jumlah 42 8.9211
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh c² tabel = 11.07
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
8.9211 11.07
Karena χ2
(hitung) < χ
2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
𝜒2 = (Oi − Ei)
2
Ei
k
𝑖=1
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah 3442 3419
n 40 42 Rata-rata 86.05 81.40
Varians (s2) 62.3051 100.5883
Standart deviasi (s) 7.8934 10.0294
s
s
1
1
s
s
2
2
163
Lampiran 30
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POSTES ANTARA KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : 2
= 2
H1 : 2
≠ 2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
varians terbesar F varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Daerah
penerimaan Ho
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = 100.5883
= 1.6144 62.3051
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 40 - 1 = 39 dk penyebut = nk -1 = 42 - 1 = 41 F (0.05)(35:36) = 1.87
Daerah penerimaan Ho
1.6144 1.871
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda.
40 - 1 62.3051 + 42 - 1 100.5883
40 + 42 - 2
164
Lampiran 31
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA ( SATU PIHAK KANAN ) NILAI POSTES KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : m1
H1 : m1
< m2
> m2
Karena kedua kelompok mempunyai varian sama, maka untuk uji hipotesis menggunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Daerah penerimaan
Ho
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 3442 3419
n 40 42
Rata-rata 86.05 81.40
Varians (s2) 62.3051 100.5883
Standart deviasi (s) 7.8934 10.0294
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s =
t = 86.0500 81.4048
= 2.3230
= 9.0513
9.0513 1
+ 1
40 42
Pada a = 5% dengan dk = 36 + 36 - 2 =71 diperoleh t(0.95)(71) =
1.99
Daerah penerimaan
Ho
1.99 2.3230
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen
lebih baik daripada kelompok kontrol
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
ss
165
Lampiran 32
UJI NORMALIZED GAIN <g> PENINGKATAN RATA-RATA HASIL PEMAHAMAN
KONSEP SISWA
RATA-RATA KELOMPOK
EKSPERIMEN
KELOMPOK
KONTROL
PRETES 48.5278 53.1111
POSTES 86.0500 81.4048
Kriteria uji <g> : 0,70 ≤ g < 1,00 (tinggi)
: 0,30 ≤ g < 0,69 (sedang)
: 0,00 ≤ g < 0,29 (rendah)
Kelompok Eksperimen
g =
= 86,0500 - 48,5278
100 - 48,5278
g = 0.73 (tinggi)
Kelompok Kontrol
g =
= 81,4048 - 53,1111
100 - 53,1111
g = 0.60 (sedang)
S
SS
pre
prepost
skor
max
S
SS
pre
prepost
skor
max
166
M
Lampiran 33
UJI TARAF SIGNIFIKANSI PENINGKATAN NILAI PRETEST DAN POSTES
KELOMPOK EKSPERIMEN
Hipotesis:
Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan
Ha : Terdapat peningkatan yang signifikan
Uji Hipotesis:
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t M D
SE D
Ha diterima jika t > t(1-a)(n-1)
Menentukan deviasi standar perbedaan skor antara pretes dan postes
SDD = ∑D²
N -
(∑D)²
(N)²
SDD = 62091
40
- ( -1501 )² =
(40)²
1552.3 - 1408 = 12.01
Menentukan standar eror dari mean
SEMD = SDD = 12.01 = 1.92
N-1 39
Menentukan nilai thitung
t = -37.53
1.92 =
-19.519
Pada a = 5% dengan dk = 40 - 1 = 39 diperoleh t(0.95)(39) = 2.023
Daerah penerimaan Ha
2.0227 19.52
Karena t berada pada daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan yang signifikan dari nilai pretest dan postest pemahaman konsep fisika pada
*tanda "minus" bukanlah tanda aljabar, dibaca: ada selisih atau beda skor antara pretes dan postes
(Sudijono, 310:1987)
167
M
UJI TARAF SIGNIFIKANSI PENINGKATAN NILAI PRETEST DAN POSTES
KELOMPOK KONTROL
Hipotesis:
Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan
Ha : Terdapat peningkatan yang signifikan
Uji Hipotesis:
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t M D
SE D
Ha diterima jika t > t(1-a)(n-1)
Menentukan deviasi standar perbedaan skor antara pretes dan postes
SDD = ∑D² -
(∑D)²
SDD =
N
43396
- (
(N)²
-1184 )² =
1033.2 - 795
= 15.44
42 (42)²
Menentukan standar eror dari mean
SEMD = SDD
N-1
= 15.44 = 2.41
41
Menentukan nilai thitung
t = -28.19 =
2.41
-11.687
Pada a = 5% dengan dk = 42 - 1 = 41 diperoleh t(0.95)(41) = 2.020
Daerah penerimaan Ha
2.0195 11.69
Karena t berada pada daerah penerimaan Ha, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan yang signifikan dari nilai pretest dan postest pemahaman konsep fisika pada
*tanda "minus" bukanlah tanda aljabar, dibaca: ada selisih atau beda skor antara pretes dan postes
(Sudijono, 310:1987)
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Kode Pretes Postes D D² Kode Pretes Postes D D²
K-1 73 70 3 9 E-1 57 97 -40 1600
K-2 47 73 -26 676 E-2 50 90 -40 1600
K-3 67 80 -13 169 E-3 67 87 -20 400 K-4 37 77 -40 1600 E-4 63 70 -7 49 K-5 43 90 -47 2209 E-5 50 90 -40 1600 K-6 63 80 -17 289 E-6 43 83 -40 1600 K-7 43 90 -47 2209 E-7 40 90 -50 2500 K-8 70 90 -20 400 E-8 47 87 -40 1600 K-9 60 83 -23 529 E-9 33 77 -44 1936 K-10 57 70 -13 169 E-10 47 77 -30 900 K-11 63 97 -34 1156 E-11 57 80 -23 529 K-12 57 80 -23 529 E-12 47 83 -36 1296 K-13 60 97 -37 1369 E-13 40 97 -57 3249 K-14 50 77 -27 729 E-14 53 93 -40 1600 K-15 57 77 -20 400 E-15 40 83 -43 1849 K-16 40 83 -43 1849 E-16 37 87 -50 2500 K-17 43 70 -27 729 E-17 50 90 -40 1600 K-18 63 77 -14 196 E-18 60 80 -20 400 K-19 50 63 -13 169 E-19 53 97 -44 1936 K-20 43 70 -27 729 E-20 37 83 -46 2116 K-21 23 93 -70 4900 E-21 43 93 -50 2500 K-22 73 70 3 9 E-22 67 93 -26 676 K-23 37 67 -30 900 E-23 40 90 -50 2500 K-24 47 93 -46 2116 E-24 60 80 -20 400 K-25 33 67 -34 1156 E-25 27 77 -50 2500 K-26 57 97 -40 1600 E-26 57 87 -30 900 K-27 63 87 -24 576 E-27 57 87 -30 900 K-28 40 97 -57 3249 E-28 57 93 -36 1296 K-29 40 90 -50 2500 E-29 27 93 -66 4356 K-30 57 70 -13 169 E-30 50 70 -20 400 K-31 73 77 -4 16 E-31 47 80 -33 1089 K-32 60 80 -20 400 E-32 50 87 -37 1369 K-33 63 90 -27 729 E-33 47 93 -46 2116 K-34 57 83 -26 676 E-34 50 77 -27 729 K-35 50 90 -40 1600 E-35 50 100 -50 2500 K-36 53 70 -17 289 E-36 47 97 -50 2500 K-37 53 80 -27 729 E-37 50 90 -40 1600 K-38 67 87 -20 400 E-38 50 70 -20 400 K-39 37 93 -56 3136 E-39 47 77 -30 900 K-40 53 77 -24 576 E-40 47 87 -40 1600 K-41 63 97 -34 1156 K-42 50 70 -20 400
∑ -1184 43396 ∑ -1501 62091 Mean -28.19 Mean -37.53
168
Mean of difference hasil pretes dan postes kelompok eksperimen dan kontrol
*tanda "minus" bukanlah tanda aljabar, dibaca: ada selisih atau beda skor antara pretes dan postes
(Sudijono, 310:1987)
169169169
Lampiran 34
Rekap Sikap Ilmiah Awal (Angket dan Observasi) Kelompok Kontrol
Kode Dimensi Sikap Ilmiah
Total
Nilai 1 2 3 4 5 6 7
K-1 2.75 2.75 2.75 2.50 2.75 3.00 2.50 19.00 68 K-2 2.50 2.75 2.75 3.00 3.00 2.75 2.50 19.25 69 K-3 2.50 2.00 2.00 2.50 2.25 2.75 3.00 17.00 61 K-4 2.75 2.75 2.25 3.00 2.75 2.50 2.25 18.25 65 K-5 2.25 2.50 3.00 3.00 3.00 3.00 2.75 19.50 70 K-6 2.50 2.50 2.50 2.00 2.50 2.50 2.50 17.00 61 K-7 2.00 2.75 2.25 2.50 2.25 2.75 2.00 16.50 59 K-8 2.25 2.75 2.75 2.00 3.00 2.50 2.50 17.75 63 K-9 2.00 1.75 2.25 2.00 2.50 2.50 2.25 15.25 54
K-10 2.25 1.75 1.75 2.00 2.25 2.25 2.25 14.50 52 K-11 2.25 2.75 3.00 2.50 3.00 2.75 2.50 18.75 67 K-12 2.25 2.00 3.00 2.00 2.75 2.75 3.00 17.75 63 K-13 2.75 1.75 3.00 2.50 3.00 3.00 2.75 18.75 67 K-14 2.75 2.50 3.00 2.50 2.25 2.50 2.25 17.75 63 K-15 3.25 3.50 3.50 3.25 3.50 3.00 2.50 22.50 80 K-16 2.75 3.00 3.00 2.50 2.75 3.00 3.00 20.00 71 K-17 3.00 2.50 2.25 3.00 2.25 3.00 2.00 18.00 64 K-18 3.00 2.75 2.25 3.00 3.00 3.00 2.50 19.50 70 K-19 2.75 2.75 3.00 3.00 2.75 3.00 3.00 20.25 72 K-20 2.25 2.75 3.00 2.75 3.00 3.00 2.75 19.50 70 K-21 2.50 2.75 3.00 2.75 3.00 3.00 2.50 19.50 70 K-22 2.75 2.25 2.25 2.00 3.25 1.75 2.00 16.25 58 K-23 2.25 2.25 3.00 3.00 2.75 3.00 3.00 19.25 69 K-24 2.25 2.75 3.00 3.00 3.00 3.00 2.75 19.75 71 K-25 1.75 1.75 2.25 2.25 2.75 2.50 2.25 15.50 55 K-26 2.75 1.75 2.50 2.75 2.75 2.75 2.50 17.75 63 K-27 2.00 1.50 2.25 2.00 2.75 2.25 2.25 15.00 54 K-28 1.75 2.00 2.25 2.00 2.75 2.25 2.25 15.25 54 K-29 2.25 2.75 3.00 3.00 3.00 3.00 2.50 19.50 70 K-30 2.25 3.00 3.00 2.50 3.00 3.00 2.50 19.25 69 K-31 2.25 2.50 3.00 3.00 3.00 3.00 2.75 19.50 70 K-32 2.00 2.00 1.75 2.00 2.50 2.25 2.25 14.75 53 K-33 2.75 2.75 3.00 2.00 3.00 1.75 2.50 17.75 63 K-34 2.75 2.75 2.75 2.75 2.50 3.00 2.50 19.00 68 K-35 3.00 2.75 2.50 2.75 2.75 3.00 3.00 19.75 71 K-36 2.25 2.75 3.00 2.75 3.25 2.75 2.50 19.25 69 K-37 1.75 1.25 2.25 2.00 3.00 2.50 3.00 15.75 56 K-38 2.25 2.75 3.00 3.00 3.00 3.00 2.75 19.75 71 K-39 2.75 2.75 2.75 3.00 2.75 2.50 2.00 18.50 66 K-40 2.25 2.50 3.00 3.00 2.50 3.00 2.75 19.00 68 K-41 2.75 2.25 3.00 2.25 3.00 2.25 2.00 17.50 63 K-42 2.50 3.00 2.25 2.50 2.50 2.25 2.50 17.50 63 Total 102.50 103.25 112.00 107.75 117.25 113.25 105.75 Nilai 61.01 61.46 66.67 64.14 69.79 67.41 62.95
170170170
Lampiran 35
Rekap Sikap Ilmiah Akhir (Angket dan Observasi) Kelompok Kontrol
Kode Dimensi Sikap Ilmiah
Total
Nilai 1 2 3 4 5 6 7
K-1 2.75 3.25 3.50 3.50 3.25 3.25 2.75 22.25 79 K-2 2.75 3.00 3.00 2.75 3.50 3.00 2.50 20.50 73 K-3 3.50 3.00 3.25 2.50 2.00 3.00 3.25 20.50 73 K-4 3.25 3.25 2.75 3.25 3.00 3.00 2.50 21.00 75 K-5 2.75 3.00 3.50 3.50 3.50 3.50 3.25 23.00 82 K-6 2.50 2.50 2.25 2.50 3.50 2.50 3.00 18.75 67 K-7 3.00 3.00 3.50 3.00 2.75 2.50 2.75 20.50 73 K-8 3.00 3.00 3.00 3.50 3.00 3.00 2.75 21.25 76 K-9 2.75 3.50 3.25 3.00 2.75 3.00 2.50 20.75 74
K-10 2.25 2.75 2.25 2.50 3.50 2.50 3.00 18.75 67 K-11 2.75 3.00 3.50 3.25 3.25 3.00 3.00 21.75 78 K-12 3.25 3.00 3.25 2.50 2.50 3.00 3.25 20.75 74 K-13 2.50 3.25 3.25 2.75 2.75 3.00 2.75 20.25 72 K-14 3.00 3.00 3.50 3.00 2.75 2.50 2.75 20.50 73 K-15 3.75 4.00 4.00 3.75 4.00 3.50 3.25 26.25 94 K-16 2.75 3.50 3.50 3.50 3.25 3.50 3.25 23.25 83 K-17 3.25 3.25 2.75 3.25 2.75 3.00 2.50 20.75 74 K-18 2.25 3.25 2.75 3.25 3.50 3.25 2.75 21.00 75 K-19 3.25 3.25 3.50 3.50 3.25 3.50 3.25 23.50 84 K-20 2.75 3.25 3.50 3.00 3.50 3.50 3.00 22.50 80 K-21 3.25 3.25 3.50 3.25 3.50 3.50 2.75 23.00 82 K-22 2.50 2.25 3.00 2.50 3.75 2.75 3.00 19.75 71 K-23 3.25 3.50 2.75 3.25 2.75 3.00 2.50 21.00 75 K-24 2.75 3.25 3.50 3.50 3.50 3.50 3.25 23.25 83 K-25 2.50 2.25 3.00 2.50 3.25 2.75 3.00 19.25 69 K-26 3.50 3.00 3.00 3.25 3.25 2.75 3.00 21.75 78 K-27 2.75 3.00 2.25 2.75 3.25 3.00 2.50 19.50 70 K-28 2.50 2.25 3.00 2.50 3.25 2.75 2.75 19.00 68 K-29 2.75 3.25 3.50 3.25 3.50 3.50 3.25 23.00 82 K-30 3.25 3.50 3.50 3.25 3.50 2.75 2.75 22.50 80 K-31 2.75 3.00 3.50 3.50 3.50 3.50 3.25 23.00 82 K-32 2.25 3.00 2.25 2.50 3.00 2.50 3.25 18.75 67 K-33 3.25 3.00 3.50 3.50 3.00 3.00 2.75 22.00 79 K-34 3.00 3.25 3.00 3.25 3.25 3.25 2.75 21.75 78 K-35 3.50 3.00 3.25 2.50 2.75 3.00 3.25 21.25 76 K-36 2.75 3.25 3.50 3.25 3.25 3.00 3.25 22.25 79 K-37 2.50 2.50 2.25 2.50 3.50 2.50 3.00 18.75 67 K-38 2.75 3.25 3.50 3.50 3.50 3.50 3.25 23.25 83 K-39 3.25 2.75 3.50 3.00 3.25 2.75 3.25 21.75 78 K-40 2.75 3.00 3.50 3.50 3.00 3.50 3.25 22.50 80 K-41 3.00 3.25 3.50 3.00 3.00 2.50 2.75 21.00 75 K-42 2.75 3.25 2.75 2.75 3.50 2.75 3.50 21.25 76 Total 121.50 129.00 132.75 128.50 134.25 127.00 124.25 Nilai 72.32 76.79 79.02 76.49 79.91 75.60 73.96
171171171
Lampiran 36
Rekap Sikap Ilmiah Awal (Angket dan Observasi) Kelompok Eksperimen
Kode Dimensi Sikap Ilmiah
Total
Nilai 1 2 3 4 5 6 7
E-1 2.25 3.00 3.50 3.25 3.25 2.75 3.00 21.00 75 E-2 2.75 3.25 3.00 3.25 3.00 3.00 3.50 21.75 78 E-3 2.75 3.25 1.75 2.50 2.25 2.75 2.25 17.50 63 E-4 2.75 3.25 3.00 2.75 3.25 2.25 2.50 19.75 71 E-5 3.00 3.25 3.00 3.50 2.75 3.00 3.00 21.50 77 E-6 2.75 3.00 3.00 3.25 3.25 3.00 3.00 21.25 76 E-7 2.75 3.00 3.00 3.50 2.75 3.00 3.00 21.00 75 E-8 2.50 3.25 2.50 3.50 2.75 3.00 2.75 20.25 72 E-9 2.75 3.00 1.75 2.50 2.25 2.75 2.75 17.75 63 E-10 2.75 2.00 2.25 3.50 3.25 2.75 2.50 19.00 68 E-11 2.50 3.00 3.00 3.50 3.25 3.00 2.25 20.50 73 E-12 2.75 3.00 3.00 3.50 3.00 3.00 3.00 21.25 76 E-13 2.50 2.00 1.75 3.50 3.00 2.75 2.50 18.00 64 E-14 2.50 3.00 3.00 3.50 3.25 2.75 2.25 20.25 72 E-15 2.50 2.50 3.00 3.25 3.00 3.00 2.50 19.75 71 E-16 2.75 2.25 2.25 3.25 2.75 2.50 2.25 18.00 64 E-17 3.00 3.00 3.00 3.50 3.00 2.25 2.25 20.00 71 E-18 2.75 2.25 2.25 3.00 3.25 2.75 2.50 18.75 67 E-19 2.50 2.00 2.50 3.25 3.00 2.75 2.50 18.50 66 E-20 2.75 2.25 2.25 3.25 2.75 2.50 2.25 18.00 64 E-21 2.50 2.75 3.00 3.50 2.75 3.00 3.00 20.50 73 E-22 2.50 2.50 3.50 3.25 3.25 3.00 2.50 20.50 73 E-23 2.50 3.00 3.50 3.50 3.25 3.00 3.25 22.00 79 E-24 2.75 3.00 3.50 3.50 3.25 3.00 3.25 22.25 79 E-25 2.50 1.75 1.75 3.25 3.25 2.75 2.50 17.75 63 E-26 2.00 3.00 3.00 3.25 2.75 3.00 3.00 20.00 71 E-27 2.75 3.00 3.00 3.50 3.00 3.00 3.50 21.75 78 E-28 2.75 2.00 2.25 3.25 2.75 2.50 2.25 17.75 63 E-29 2.50 3.00 3.00 3.00 3.25 3.00 2.50 20.25 72 E-30 3.00 3.25 3.50 3.50 3.25 3.00 3.25 22.75 81 E-31 2.50 3.25 2.25 3.50 2.75 3.00 2.50 19.75 71 E-32 3.00 2.75 3.00 3.50 2.75 3.00 3.00 21.00 75 E-33 2.25 2.75 2.25 3.00 2.75 2.75 2.75 18.50 66 E-34 2.50 3.25 2.75 2.75 3.25 2.75 2.50 19.75 71 E-35 2.75 2.75 3.00 3.50 3.25 3.00 3.00 21.25 76 E-36 3.00 3.00 1.75 2.50 3.00 2.25 2.50 18.00 64 E-37 3.00 3.25 3.00 3.50 3.25 3.00 2.50 21.50 77 E-38 2.75 2.75 2.50 2.50 2.25 2.50 3.50 18.75 67 E-39 3.00 2.75 2.50 3.00 3.25 2.50 2.50 19.50 70 E-40 3.00 3.25 2.75 3.25 3.00 2.50 3.00 20.75 74 Total 107.00 112.50 108.50 129.50 119.25 112.00 109.25 Nilai 63.69 66.96 64.58 77.08 70.98 66.67 65.03
172172172
Lampiran 37
Rekap Sikap Ilmiah Akhir (Angket dan Observasi) Kelompok Eksperimen
Kode Dimensi Sikap Ilmiah
Total
Nilai 1 2 3 4 5 6 7
E-1 3.00 3.50 4.00 3.75 3.50 2.75 3.25 23.75 85 E-2 3.25 3.75 3.50 3.75 3.50 3.50 4.00 25.25 90 E-3 3.25 3.75 3.50 3.50 3.25 3.50 3.00 23.75 85 E-4 3.25 3.75 3.25 3.75 3.75 2.75 3.00 23.50 84 E-5 3.50 3.75 3.50 3.50 3.25 3.25 3.50 24.25 87 E-6 3.25 3.50 3.50 3.75 3.75 3.50 3.75 25.00 89 E-7 3.25 3.50 3.50 4.00 3.25 3.50 3.50 24.50 88 E-8 3.50 3.75 3.50 4.00 3.25 3.50 3.25 24.75 88 E-9 3.25 3.50 3.50 4.00 3.25 3.25 3.75 24.50 88 E-10 3.00 3.50 4.00 3.75 3.25 3.50 3.00 24.00 86 E-11 3.50 3.50 3.25 4.00 3.25 3.25 3.00 23.75 85 E-12 3.00 2.25 3.25 4.00 3.50 3.50 3.00 22.50 80 E-13 3.00 3.25 3.50 4.00 3.50 3.25 2.75 23.25 83 E-14 3.50 3.50 3.00 4.00 3.25 3.50 2.75 23.50 84 E-15 3.25 3.25 3.00 3.00 3.50 3.50 3.25 22.75 81 E-16 2.75 3.25 3.25 3.50 3.25 3.00 3.00 22.00 79 E-17 3.50 3.25 2.25 3.00 3.00 3.00 3.00 21.00 75 E-18 3.50 3.50 3.00 3.75 3.25 3.00 2.50 22.50 80 E-19 3.25 3.50 3.50 4.00 3.50 3.00 3.00 23.75 85 E-20 2.75 3.00 3.50 3.75 3.25 3.50 3.25 23.00 82 E-21 3.00 3.25 3.00 3.75 3.25 3.50 3.25 23.00 82 E-22 3.00 3.50 4.00 4.00 3.75 3.50 3.25 25.00 89 E-23 3.25 2.25 3.75 4.00 3.75 3.50 3.50 24.00 86 E-24 3.50 3.50 4.00 4.00 3.75 3.50 4.00 26.25 94 E-25 3.00 3.25 3.50 3.75 3.75 3.50 2.75 23.50 84 E-26 3.25 3.50 3.50 4.00 3.25 3.50 3.75 24.75 88 E-27 3.00 3.50 2.75 4.00 3.75 3.50 3.50 24.00 86 E-28 2.75 3.25 3.50 4.00 3.25 3.50 3.25 23.50 84 E-29 3.50 3.25 2.75 3.50 3.75 3.00 2.75 22.50 80 E-30 2.50 3.00 4.00 3.50 3.75 3.25 3.50 23.50 84 E-31 3.50 3.75 3.50 4.00 3.75 3.50 3.25 25.25 90 E-32 3.00 2.50 2.25 3.25 2.75 2.50 2.75 19.00 68 E-33 3.50 3.50 3.50 4.00 3.25 3.50 3.00 24.25 87 E-34 3.25 3.50 3.75 3.00 3.25 3.00 3.50 23.25 83 E-35 3.00 3.25 3.00 3.25 3.25 3.25 3.50 22.50 80 E-36 3.25 3.50 2.75 3.75 3.75 3.25 3.00 23.25 83 E-37 3.00 3.50 3.25 3.50 3.75 3.00 3.00 23.00 82 E-38 2.75 3.50 3.50 4.00 3.25 3.50 3.75 24.25 87 E-39 3.25 2.00 3.25 4.00 3.75 3.50 3.00 22.75 81 E-40 3.75 3.75 3.50 4.00 3.50 3.50 4.00 26.00 93 Total 127.50 133.50 134.25 150.00 137.50 132.25 129.75 Nilai 75.89 79.46 79.91 89.29 81.85 78.72 77.23
g
173
Lampiran 38
UJI NORMALIZED GAIN <g> PENINGKATAN RATA-RATA TIAP DIMENSI SIKAP ILMIAH
No
Dimensi Sikap Ilmiah Skor Awal Skor Akhir N-Gain
K-K K-E K-K K-E K-K Kategori K-E Kategori
1 Rasa ingin tahu 61 64 72 76 0.28 rendah 0.33 sedang
2 Respek terhadap data /
fakta
61
67
77
79
0.41
sedang
0.36
sedang
3 Berpikir kritis 67 65 79 80 0.36 sedang 0.43 sedang
4 Penemuan dan kreativitas 64 77 76 89 0.33 sedang 0.52 sedang
5 Berpikiran terbuka,
kerjasama 70
71
80
82
0.33
sedang
0.38
sedang
6 Ketekunan 67 67 76 79 0.27 rendah 0.36 sedang
7 Peka terhadap lingkungan
sekitar
63
65
74
77
0.30
sedang
0.34
sedang
Rata-rata 65 71 76 84 0.31 sedang 0.45 sedang
Kriteria uji <g> : 0,70 ≤ g < 1,00 (tinggi)
: 0,30 ≤ g < 0,69 (sedang)
: 0,00 ≤ g < 0,29 (rendah)
Contoh perhitungan N-Gain dimensi sikap ilmiah siswa adalah sebagai berikut:
Dimensi Rasa Ingin Tahu Kelompok Eksperimen:
g =
= 76.00 - 64.00
100 - 64.00
g = 0.33 sedang
Dimensi Rasa Ingin Tahu Kelompok Kontrol:
=
= 72.00 - 61.00
100 - 61
g = 0.28 rendah
Selisih harga N-Gain antara kelas Eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0.05
S
SS
awal
awalakhir
skor
max
S
SS
awal
awalakhir
skor
max
174
M
Lampiran 39
UJI TARAF SIGNIFIKANSI PENINGKATAN NILAI SIKAP ILMIAH KELOMPOK
EKSPERIMEN
Hipotesis:
Ho : Terdapat peningkatan yang signifikan
H1 : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan
Uji Hipotesis:
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t M D
SE D
H1 diterima jika t > t(1-a)(n-1)
Menentukan deviasi standar perbedaan skor sikap ilmiah awal dan akhir
SDD = ∑D² -
(∑D)²
SDD
=
N
8598
- (
(N)²
-526
)² =
215.0
- 173
=
6.48
40 (40)²
Menentukan standar eror dari mean
SEMD = SDD
N-1
= 6.5 =
39
1.04
Menentukan nilai thitung
t = -13.15 =
1.04
-12.6675
Pada a = 5% dengan dk = 42 - 1 = 41 diperoleh t(0.95)(41) = 2.023
Daerah penerimaan H1
2.0227 12.67
Karena t berada pada daerah penerimaan H1, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
yang signifikan dari nilai sikap ilmiah awal dan akhir pada kelompok eksperimen.
*tanda "minus" bukanlah tanda aljabar, dibaca: ada selisih atau beda skor antara pretes dan postes (Sudijono,
310:1987)
175
M
UJI TARAF SIGNIFIKANSI PENINGKATAN NILAI SIKAP ILMIAH KELOMPOK KONTROL
Hipotesis:
Ho : Terdapat peningkatan yang signifikan
H1 : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan
Uji Hipotesis:
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t M D
SE D
H1 diterima jika t > t(1-a)(n-1)
Menentukan deviasi standar perbedaan skor sikap ilmiah awal dan akhir
SDD = ∑D² (∑D)² -
N (N)²
SDD = 5945 - ( -481 )² = 141.5 - 131 = 3.22
42 (42)²
Menentukan standar eror dari mean
SEMD = SDD
N-1
= 3.2 =
41
0.50
Menentukan nilai thitung
t = -11.45 =
-22.7493 0.50
Pada a = 5% dengan dk = 42 - 1 = 41 diperoleh t(0.95)(41) = 2.020
Daerah penerimaan H1
2.0195 22.75
Karena t berada pada daerah penerimaan H1, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
yang signifikan dari nilai sikap ilmiah awal dan akhir pada kelompok kontrol.
*tanda "minus" bukanlah tanda aljabar, dibaca: ada selisih atau beda skor antara pretes dan postes (Sudijono,
310:1987)
176
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kode Awal Akhir D D² Kode Awal Akhir D D² K-1 68 79 -11 121 E-1 75 85 -10 100 K-2 69 73 -4 16 E-2 78 90 -12 144 K-3 61 73 -12 144 E-3 63 85 -22 484
K-4 65 75 -10 100 E-4 71 84 -13 169 K-5 70 82 -12 144 E-5 77 87 -10 100 K-6 61 67 -6 36 E-6 76 89 -13 169 K-7 59 73 -14 196 E-7 75 88 -13 169 K-8 63 76 -13 169 E-8 72 88 -16 256 K-9 54 74 -20 400 E-9 63 88 -25 625
K-10 52 67 -15 225 E-10 68 86 -18 324 K-11 67 78 -11 121 E-11 73 85 -12 144 K-12 63 74 -11 121 E-12 76 80 -4 16 K-13 67 72 -5 25 E-13 64 83 -19 361 K-14 63 73 -10 100 E-14 72 84 -12 144 K-15 80 94 -14 196 E-15 71 81 -10 100 K-16 71 83 -12 144 E-16 64 79 -15 225 K-17 64 74 -10 100 E-17 71 75 -4 16 K-18 70 75 -5 25 E-18 67 80 -13 169 K-19 72 84 -12 144 E-19 66 85 -19 361 K-20 70 80 -10 100 E-20 64 82 -18 324 K-21 70 82 -12 144 E-21 73 82 -9 81 K-22 58 71 -13 169 E-22 73 89 -16 256 K-23 69 75 -6 36 E-23 79 86 -7 49 K-24 71 83 -12 144 E-24 79 94 -15 225 K-25 55 69 -14 196 E-25 63 84 -21 441 K-26 63 78 -15 225 E-26 71 88 -17 289 K-27 54 70 -16 256 E-27 78 86 -8 64 K-28 54 68 -14 196 E-28 63 84 -21 441 K-29 70 82 -12 144 E-29 72 80 -8 64 K-30 69 80 -11 121 E-30 81 84 -3 9 K-31 70 82 -12 144 E-31 71 90 -19 361 K-32 53 67 -14 196 E-32 75 68 7 49 K-33 63 79 -16 256 E-33 66 87 -21 441 K-34 68 78 -10 100 E-34 71 83 -12 144 K-35 71 76 -5 25 E-35 76 80 -4 16 K-36 69 79 -10 100 E-36 64 83 -19 361 K-37 56 67 -11 121 E-37 77 82 -5 25 K-38 71 83 -12 144 E-38 67 87 -20 400 K-39 66 78 -12 144 E-39 70 81 -11 121 K-40 68 80 -12 144 E-40 74 93 -19 361
K-41 63 75 -12 144 K-42 63 76 -13 169
Total -481 5945 Total -526 8598 Mean -11.45 Mean -13.15
Mean of difference hasil pretes dan postes kelompok eksperimen dan kontrol
*tanda "minus" bukanlah tanda aljabar, dibaca: ada selisih atau beda skor antara pretes dan postes
(Sudijono, 310:1987)
177
Frekuensi 1 2 3 4 5 6
STS 0 0 0 0 0 0 TS 1 0 3 5 6 3 S 21 31 31 31 24 26 SS 18 9 6 4 10 11
40 40 40 40 40 40
Frekuensi
Total 1 2 3 4 5 6
STS 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% TS 2.5% 0.0% 7.5% 12.5% 15.0% 7.5% 7.5% S 52.5% 77.5% 77.5% 77.5% 60.0% 65.0% 68.3% SS 45.0% 22.5% 15.0% 10.0% 25.0% 27.5% 24.2%
Soal 1 Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet menarik dan
Soal 2 Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet dapat membuat saya lebih
Soal 3 Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet dapat meningkatkan
Soal 4 Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet membuat saya
Soal 5 Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet cocok untuk materi suhu
Soal 6 Pelaksanaan pembelajaran dengan Aktivitas Aesop’s
berbantuan Guidance Worksheet perlu diterapkan untuk
Lampiran 40
DATA ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAPPEMBELAJARAN AKTIVITAS AESOP'S
Kode Soal
1 2 3 4 5 6 E-1 3 3 3 3 3 3 E-2 3 3 3 3 2 3 E-3 3 3 3 3 4 3 E-4 3 3 3 3 3 3 E-5 4 3 3 3 3 3 E-6 3 3 3 3 4 3 E-7 4 3 3 2 3 3 E-8 3 3 3 3 3 4 E-9 4 3 3 3 3 3
E-10 4 4 4 4 4 4 E-11 3 3 3 3 2 2 E-12 4 3 3 2 3 3 E-13 4 3 3 3 4 3 E-14 3 3 3 3 2 2 E-15 4 3 3 3 4 3 E-16 3 3 3 4 3 3 E-17 3 3 3 4 3 3 E-18 3 3 3 3 3 3 E-19 3 3 3 3 3 3 E-20 3 3 3 3 4 3 E-21 4 3 2 3 3 3 E-22 3 4 3 3 3 4 E-23 4 4 4 3 3 4 E-24 4 3 3 3 3 3 E-25 4 3 3 3 4 3 E-26 3 4 3 3 3 4 E-27 3 4 4 3 3 4 E-28 3 4 3 2 2 3 E-29 3 3 3 4 3 3 E-30 3 3 3 3 4 4 E-31 4 3 3 3 3 3 E-32 4 3 3 3 3 4 E-33 3 3 3 3 3 3 E-34 2 3 3 3 3 2 E-35 4 4 4 3 4 4 E-36 4 3 3 3 3 3 E-37 4 3 2 2 2 3 E-38 3 3 2 2 2 4 E-39 4 4 4 3 3 3 E-40 4 4 4 3 4 4
Keterangan:
178
Lampiran 41
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Siswa melakukan analisis data hasil observasi
Siswa mencatat materi yang diberikan guru
Siswa melaksanakan kegiatan praktikum (Guide Inquiry)
Siswa mengerjakan latihan soal
Siswa mempresentasikan hasil penemuan di kelas
Siswa melaksanakan kegiatan diskusi
---
KEMENTERIAN AGAMA
KEMENTERIAN AGAMA
KEMENTERIAN AGAMA
KEMENTERIAN AGAMA
FISIKA
GUIDANCE WORKSHEET Materi: Kalor dan Konservasi Energi
Guidance worksheet hadir dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang mengacu pada konteks pembelajaran Akivitas Aesop’s pada materi Kalor dan Konservasi Energ. Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan juga kreativitas.
Nama :
No Absen :
Kelas :
KELAS
X
Semester 2
R. Meita Alfathy
UNIVERSITAS NECERI SEMARANG
ii
GUIDANCE WORKSHEET Materi: Kalor dan Konservasi Energi
Kelas X Semester 2
iii
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Guidance Worksheet dibuat untuk menemani
belajar kalian. Guidance worksheet hadir dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang mengacu
pada konteks pembelajaran Aktivitas Aesop’s pada mata
pelajaran Kalor dan Konservasi Energi. Pembelajaran ini
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan juga
kreativitas. Dengan panduan materi yang sistematik dan
menarik serta menantang untuk diselesaikan maka adik-
adik dapat dengan mudah mempelajari materi dan
mengerjakan tugas-tugas yang ada. Guidance worksheet
juga akan membimbing adik-adik untuk menjadi anak
yang berkualitas dan mampu berkompetisi.
Adik-adik tersayang untuk memperoleh hasil
belajar yang maksimal dibutuhkan keinginan dan usaha.
Guidance worksheet hanyalah suatu fasilitas yang
diberikan untuk membantu kalian mewujudkan
keinginan dengan berusaha mempelajarinya dan
mengerjarkan tugas-tugas yang ada di dalamnya.
Guidance worksheet tampil dengan disain yang menarik
agar adik-adik dapat menyegarkan pikiran selama
belajar.
iv
Semoga Guidance Worksheet ini bermanfaat dan
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
memperoleh prestasi yang maksimal. Selamat belajar
dan tetap semangat adik-adik ku tercinta.
===Penulis===
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................ ii
Prakata ...................................................................................... iii
Daftar Isi..................................................................................... v
Pendahuluan............................................................................ vi
Materi 1 Pengaruh Kalor Terhadap suatu Zat ........ 1
A. Kalor dan Perubahan Suhu................... 1
B. Perubahan Wujud Zat ............................ 6
C. Pemuaian Benda ...................................... 12
Renungan dan Refleksi................................... 18
Materi 2 Perpindahan Kalor .......................................... 20
A. Konduksi....................................................... 20
B. Konveksi ....................................................... 27
C. Radiasi........................................................... 33
Daftar Pustaka ........................................................................ 40
vi
Istilah panas dan dingin sudah tidak asing lagi di
telinga kita. Ketika memegang es, dapat dengan mudah kita
mengatakan bahwa es dingin. Sebaliknya jika kita
mendekatkan tangan pada api, lama-kelamaan tangan kita
akan merasa panas.
Benda dikatakan panas jika bersuhu ………. dan
dikatakan dingin jika bersuhu ………. Jika air panas kita
campur dengan air dingin, maka akan diperoleh air hangat.
Hal ini berarti ada sesuatu yang berpindah dari air panas
dan masuk ke air dingin, yaitu panas atau kalor. Air hangat
yang diperoleh merupakan kesetimbangan antara air
bersuhu panas dan dingin.
Kalor adalah bentuk energy yang mengalir dari benda
yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih
Sekarang perhatikan, mengapa kabel listrik terlihat
kendor di siang hari? Mengapa rel kereta api diberi rongga
pada sambungannya? Mengapa baju yang kusut dapat
menjadi rapi setelah digosok dengan setrika panas? Semua
vii
hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh kalor. Tanpa kita
sadari, begitu banyak peran kalor dalam kehidupan kita.
Untuk itu pelajarilah materi bab ini dengan seksama!
Hukum ke nol Termodinamika: Jika benda A dan benda B masing-masing berada dalam keadaan setimbang termal dengan benda C, maka benda A dan benda B berada dalam keadaan setimbang termal antara satu dengan yang lain.
Ungkapan yang lebih umum dan mendasar tentang
hukum ke nol termodinamika:
Terdapat sebuah kuantitas skalar yang dinamakan suhu (temperatur) yang merupakan sebuah sifat semua benda (sistem), sehingga kesamaan suhu merupakan syarat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar
informasi tentang suhu udara 30oC. Apakah yang dimaksud
suhu?
viii
Men
yeb
abka
n
ber
pin
dah
Suhu adalah
Alat untuk mengukur suhu atau temperatur suatu benda
disebut termometer. Jenis termometer yang biasa digunakan
adalah termometer
, , dan .
Satuan suhu dalam sistem SI adalah
. Skala
suhu untuk termometer
adalah oC, skala suhu
untuk termometer
adalah oF, dan skala suhu
untuk termometer
adalah oR.
Peta Konsep
Melebur Membeku Menguap Mengembun Menyublim
Contoh Peristiwa
Pemuaian Benda Perubahan Wujud
Sehingga terjadi Konveksi
Perubahan Suhu
Jenisnya
Kalor Konduksi Radiasi
Pemuaian Panjang Pemuaian Luas Pemuaian Volum
1
han
PENGARUH KALOR TERHADAP SUATU ZAT
Tujuan Pembelajaran:
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap peruba suhu benda.
2. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda.
3. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian).
Tentunya kamu pernah membantu ibu atau bapakmu memasak di dapur. Pada saat memasak, kamu menggunakan energy panas api untuk menaikkan suhu air atau minyak. Dalam bab ini, kamu akan belajar bagaimana perubahan pada benda akibat perubahan energy panas pada benda itu. Pertama, marilah kita membandingkan energy panas yang dikandung suatu benda / zat!
A. Kalor dan Perubahan Suhu
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita laksanakan beberapa aktivitas berikut
2
Observasi 1) Amatilah suhu air dalam gelas A yang berisi
100 mL air dan gelas B yang berisi 200 ml air yang dipanaskan dengan hantaran air panas. Setelah 1 menit, gelas manakah yang memiliki suhu paling tinggi?
2) Apabila gelas A dan B diganti isinya dengan minyak goreng (100 ml dan 200 ml) dan dipanaskan. Setelah 1 menit, gelas manakah yang memiliki suhu paling tinggi?
Volume Temperatur (°C)
Air Minyak
100 ml
200 ml
Logika Hipotesis-Deduktif
Setelah kalian melaksanakan kegiatan observasi, buatlah hipotesis berdasarkan data yang kalian dapatkan!
3
Analisis Data Berdasarkan data yang telah diperoleh, buatlah keterkaitan antara massa, jenis zat dan suhu benda dengan banyaknya energy panas yang dikandung suatu zat. Uraikan data-data tersebut menggunakan kalimatmu sendiri!
Nah, dari kegiatanmu, kamu dapat menyimpulkan sebagai berikut,
Kalor untuk menaikkan suhu bernda bergantung pada
Makin besar kenaikan suhu benda, kalor yang
diperlukan semakin
Makin besar massa benda, kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu semakin
4
Jika simpulanmu ini dirumuskan secara matematis, dapat ditulis:
Kalor yang diperlukan untuk kenaikan suhu = x x
Dilambangkan Q =
Kegiatanmu menunjukkan bahwa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda hingga suhu tertentu dipengaruhi juga oleh jenis benda. Besaran yang digunakan untuk menunjukkan hal ini adalah kalor jenis.
Ingat kembali, perubahan suhu pada skala Celcius sama dengan perubahan suhu pada skala Kelvin. Tabel 1 menunjukkan kalor jenis beberapa bahan. Isilah table ini sehingga kamu dapat menjawab pertanyaan diatas dan
5
mengamati, bahwa bahan yang berbeda memiliki kalor jenis yang berbeda pula.
Tabel 1. Kalor Jenis Beberapa Bahan
Bahan Kalor Jenis (J/(Kg. K))
Air
Alkohol
Aluminium
Karbon
Pasir
Besi
Tembaga
Perak
Hukum Kekekalan Energi untuk Kalor
Hukum kekekalan energy untuk kalor memenuhi asas yang diajukan oleh Joseph Black, yaitu “pada
Info Fisika
Hukum kekekalan energy untuk
kalor hanya berlaku pada system
tertutup
pencampuran dua zat, banyaknya kaloe yang dilepas oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah”.
6
_=
B. Perubahan wujud zat
Terjadinya perubahan wujud sering kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Contoh yang sering kamu jumpai, pada air mendidih kelihatan gelembung- gelembung uap air, yang menunjukkan adanya perubahan
Info Fisika Kalor berasal dari kata caloric. Kalor
ditemukan oleh ahli kimia yang
bernama Antonnie Laurent Lavoiser
(1743-1749). Kalor memiliki satuan
kalori (kal). 1 kal sama dengan jumlah
panas yang dibutuhkan untuk
memanaskan 1 gram air hingga
wujud dari air menjadi uap. Untuk mendidihkan air, diperlukan kalor. Jadi, untuk mengubah wujud zat cair menjadi gas diperlukan kalor.
Observasi
1) Perhatikan lingkungan disekitar mu. 2) Tulislah sebanyak-banyaknya peristiwa
perubahan wujud zat.
7
No Contoh Peristiwa
Perubahan Wujud Zat
Melepas/Memerlukan Kalor
3) Amatilah suhu benda saat terjadi perubahan wujud. (Mengamati perubahan suhu es dalam beker glass yang dipanaskan)
Suhu awal es :_
Waktu (menit)
Suhu (°C)
Wujud fisik es
8
Logika Hipotesis-Deduktif
Setelah kalian melaksanakan kegiatan observasi, buatlah hipotesis sementara berdasarkan data yang kalian dapatkan! Contoh: Es mencair berupa peristiwa peleburan sebagai akibat dari es yang menyerap kalor (dari lingkungan). Saat menit ke 3 saat es dipanaskan(diberi kalor), suhu es berubah/ sama seperti suhu awal/ konstan pada menit tertentu.
Analisis
Berdasarkan data yang telah diperoleh, buatlah keterkaitan antara perubahan wujud zat dengan suhu benda (gambarkan pula grafiknya) serta keterkaitannya dengan pelepasan atau
9
penyerapan kalor. Uraikan data-data tersebut menggunakan kalimatmu sendiri! Contoh: Peristiwa peleburan terjadi karena zat menyerap kalor dari lingkungan. Peristiwa pembekuan terjadi karena….dst.
Note: Sb x (Waktu), Sb y (Temperatur)
10
T (°
C)
Berdasarkan kegiatanmu, tampak bahwa saat perubahan wujud, perubahan suhu. Kalor untuk mengubah wujud zat disebut kalor laten.
100
80
Menguap
60
40
20
0
-20
Mencair
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52
Waktu (menit)
Gambar 1. Gambar temperatur vs waktu bila kalor ditambahkan pada 1 kg es yang mula-mula berada pada
temperatur -20°C dengan laju konstan 1 kJ/s. (Tipler, 1991: 605)
Untuk zat murni, perubahan wujud pada tekanan tertentu terjadi hanya pada temperatur tertentu. Sebagai contoh, air murni pada tekanan 1 atm berubah
11
dari padatan menjadi cairan pada 0°C dan dari cairan menjadi gas pada 100°C.
Sejumlah energi panas tertentu dibutuhkan untuk
mengubah wujud sejumlah zat tertentu. Panas yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat. Panas yang dibutuhkan untuk mencairkan zat bermassa m tanpa perubahan temperaturnya adalah
Dengan:
Q = Kalor yang dibutuhkan/dilepas untuk berubah wujud (kJ)
m = massa zat yang berubah wujud (kg)
= kalor laten penguapan/pengembunan (kJ/kg)
= kalor laten peleburan/pembekuan (kJ/kg)
12
Tabel 2. Titik Cair (TC) Normal, Panas Laten Peleburan, Titik Didih (TD) Normal, dan Panas Laten Penguapan untuk
berbagai zat pada tekanan 1 atm (Tipler, 1991: 604)
Zat TC, K Lt, kkal/kg
TD, K Lv, kkal/kg
Alkohol 159 109 351 879
Bromine 266 67,4 332 369
Karbondioksida - - 194,6 573
Tembaga 1356 205 2839 4726
Emas 1336 62,8 3081 1701 Helium - - 4,257 21 Timah 600 24,7 2023 858
Air raksa 234 11,3 630 296
Nitrogen 63 25,7 77,35 199
Oksigen 54,4 13,8 90,2 213
Perak 1234 105 2436 2323
Sulfur 388 38,5 717,75 287
Air 273,15 333,5 313,15 22
Seng 692 102 1184 1768
C. Pemuaian Benda
Apa yang terjadi pada benda jika suhunya berubah? Umumnya setiap zat (benda) akan jika dipanaskan dan didinginkan.
jika
13
yaitu: Pemuaian dapat dikarakteristikkan menjadi 3 jenis,
Pemuaian Panjang Pemuaian Luas Pemuaian
Volume Suatu zat mengalami pemuaian panjang ketika dipanaskan apabila lebar dan tebal zat tersebut dapat diabaikan terhadap panjangnya
Suatu zat bila dipanaskan dapat mengalami pemuaian luas, jika tebal atau tinggi zat tersebut harus dapat diabaikan terhadap luasnya
Jika panjang, lebar, dan ketebalan zat tidak dapat diabaikan, maka ketika dipanaskan akan mengalami pemuaian volume
Contoh: sebuah jarum dan seutas kawat logam yang mengalami pemuaian panjang ketika dipanaskan
Contoh: sebuah pelat atau lempengan
Contoh: sebuah kubus, zat yang dapat memenuhi ruang
= Pertambahan panjang (m)
Panjang mula- mula (m)
= Panjang akhir (m)
luas mula- mula (m2)
= luas akhir (m2)
= Koefisien muai luas
volume mula-mula (m3)
= volume akhir (m3)
= Koefisien muai volume
14
Pemuaian zat padat, cair dan gas menunjukkan karakteristik yang berbeda. Pada zat padat sendiri gejala pemuaian memang sulit teramati, tapi seringkali kamu dapat melihat pengaruhnya.
Misalkan saat menuang air panas ke dalam gelas,
tiba-tiba gelas retak. Retaknya gelas terjadi akibat pemuaian yang tidak merata pada gelas tersebut.
Observasi
1) Amatilah lingkungan disekitar mu. 2) Tulislah peristiwa pemuaian zat (benda) baik
berupa zat padat, cair, dan gas. 3) Jelaskan jenis pemuaian apa saja yang terjadi
pada peristiwa tersebut (sebagaimana kita ketahui bahwa zat dapat mengalami pemuaian panjang, luas dan volume)
No
Peristiwa pemuaian
Jenis pemuaian
15
Logika Hipotesis-Deduktif
Setelah kalian melaksanakan kegiatan observasi, buatlah hipotesis berdasarkan data yang kalian dapatkan! Contoh: Suatu benda jika diberikan kalor akan terjadi perubahan (kenaikan) suhu benda. Kenaikan suhu benda ini ditandai dengan perubahan ukuran (pemuaian) benda tersebut. Umumnya pada benda padat dapat terjadi pemuaian……..dst
Analisis
Berdasarkan data yang telah diperoleh, buatlah rumusan matematis dari pemuaian panjang, luas dan volume dari salah satu peristiwa yang telah disebutkan. Contoh: Peristiwa pemuaian rel kereta api disiang hari. Mengalami pemuaian panjang (dianggap lebar dan tebal rel diabaikan terhadap
16
panjangnya/pemuaian linier). Batang mengalami perubahan panjang sebesar L yang sebanding dengan panjang batang mula-mula L0 dan besar kenaikan suhu ΔT yaitu:
panjang batang setelah pemuaian adalah:
= Pertambahan panjang (m)
Panjang mula-mula (m)
= Kenaikan suhu atau K
= Koefisien muai panjang (
, maka
= Panjang akhir (m)
17
18
Renungan dan Refleksi
Berbagai macam zat yang ada di alam ini dapat diolah menjadi berbagai macam alat yang memudahkan aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, Tuhan menciptakan berbagai jenis logam yang dapat diolah menjadi alat- alat rumah tangga. Pemanfaatan alat-alat rumah tangga tersebut harus mempertimbangkan suhu karena pada suhu yang berbeda membutuhkan alat yang berbeda. Betapa lengkapnya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita
untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu wujud syukur pada Tuhan dengan selalu menjaga alam ini dan menggunakan apa yang ada di sekitar kita sesuai dengan kebutuhan. Suhu adalah salah satu hal yang menjadi pertimbangan saat menggunakan berbagai benda di sekitar. Misalnya, ketika memasak, digunakan alat dari kayu atau alat dari aluminium yang dilapisi bahan tahan panas pada bagian pegangannya. Penambahan suhu menyebabkan pemuaian, baik padat, cair, maupun gas. Oleh karena itu, pada pemanfaatan benda juga harus mempertimbangkan adanya pemuaian.
19
Sebagai contoh dalam pemasangan jendela, rel kereta api, rangka baja pada jembatan, dan penyimpanan makanan dalam bentuk cair. Apa yang akan terjadi seandainya menggunakan bendabenda di sekitar tanpa memperhatikan pengaruh suhu dan pemuaian yang akan terjadi akibat perubahan suhu tersebut?
Info Fisika
Partikel-partikel zat padat selalu
bergerak (bergetar). Jika zat padat
menerima tambahan energy, maka
gerakan partikel semakin cepat
sehingga memerlukan ruangan
antara partikel yang lebih besar. Hal
ini mengakibatkan jarak antara
partikel semakin besar dan zat padat
akhirnya memuai, bertambah
panjang, luas dan akhirnya
bertambah volume
20
PERPINDAHAN KALOR
Tujuan Pembelajaran:
1. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi 2. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi 3. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi
Seperti disebutkan sebelumnya, kalor cenderung
berpindah dari suatu tempat bersuhu lebih tinggi ke tempat bersuhu lebih rendah. Jika ditinjau berdasarkan medium perpindahannya, perpindahan kalor dapat terjadi secara , , dan
A. Konduksi
Pada perpindahan kalor secara konduksi, energi termal dipindahkan melalui
Saat suhu naik, partikel benda bergetar lebih cepat
Kalor berpindah, partikel tidak ikut berpindah
interaksi antara atom- atom atau molekul walaupun atom-atom atau molekul tersebut tidak berpindah.
Partikel itu membentur tetangganya sehingga tetangganya bergetar makin cepat; suhu makin tinggi
Gambar 2. Skema perpindahan
kalor secara konduksi
21
Berdasarkan keterangan diatas dapat dijelaskan perpindahan kalor secara konduksi adalah
Observasi 1) Amatilah peristiwa perpindahan kalor secara
konduksi disekitarmu. 2) Tulislah sebanyak-banyaknya peristiwa yang
kamu temukan. 3) Pilihlah satu peristiwa sederhana perpindahan
kalor secara konduksi, dan uraikan mekanisme perpindahan kalor tersebut menggunakan bahasa mu sendiri.
Contoh: perpindahan kalor konduksi saat mengaduk air kopi yang sangat panas menggunakan sendok besi, beberapa saat kemudian tangan terasa panas.
22
Logika Hipotesis-Deduktif
Setelah kalian melaksanakan kegiatan observasi, buatlah hipotesis mengenai factor-faktor yang mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konduksi berdasarkan contoh peristiwa yang telah dipilih sebelumnya. Contoh: laju perpindahan kalor dipengaruhi oleh ukuran sendok, jika digunakan sendok yang lebih pendek/tipis (d) maka laju perpindahan kalor lebih cepat dari sebelumnya dan tangan lebih cepat merasa panas.
Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh, uraikanlah hubungan antara laju perpindahan kalor dengan
23
factor-faktor yang mempengaruhinya. Apakah berbanding lurus, atau berbanding terbalik. Contoh: bila sendok besi diganti sendok kayu dengan ukuran yang sama laju perpindahan kalor dari air kopi panas ke tangan akan lebih lama. Hal ini terjadi karena konduktivitas termal kayu lebih kecil dibandingkan dengan besi. Maka laju perpindahan kalor berbanding lurus dengan konduktivitas termal bahan.
24
Tabel 3. Konduktivitas Termal Beberapa Bahan (Tipler, 1991: 607)
Bahan K (W/m.K)
Udara (27°C) 0,026
Es 0,592
Air (27°C) 0,609
Aluminium 273
Tembaga 401 Emas 318
Besi 80,4
Timah 353
Perak 429
Baja 46
Kayu Ek (Oak) 0,15
Cemara Putih 0,11 Beton 0,19 - 1,3
Gelas 0,7 – 0,9
Untuk menguji hipotesis dan analisismu, lakukan percobaan berikut:
25
Tujuan: Experiment
Mengetahui kemampuan menghantarkan kalor dari berbagai bahan Alat dan Bahan:
1. Lilin 2. Korek Api 3. Mistar 4. Stopwatch 5. Mentega 6. Kawat tembaga, kawat besi dan kawat baja
masing-masing 3 buah dengan diameter dan panjang yang berbeda.
Langkah Kerja:
1. Ukurlah diameter kawat menggunakan
micrometer sekrup. Lalu hitung luas penampang kawat tersebut (A)
2. Buatlah bulatan-bulatan kecil dari mentega, lalu tusukkan salah satu ujung kawat.
3. Ukurlah panjang (d) kawat dari ujung satu ke bagian yang ada menteganya, kemudian panaskan ujung kawat satunya pada nyala lilin
sambil menghidupkan stopwatch. 4. Matikan stopwatch ketika mentega mulai
mencair (terjatuh dari kawat). 5. Catat waktu yang diperoleh dalam table. 6. Ulangi percobaan dengan menggunakan nyala
lilin lebih kecil .
26
7. Ulangi langkah no 3 sampai 5 dengan menggunakan kawat yang lain.
Pertanyaan dan Tugas
1. Apakah luas penampang kawat
mempengaruhi kelajuan hantar kalor? 2. Bagaimanakah hubungan antara kelajuan
hantar kalor dengan luas penampang? 3. Apakah jenis kawat memengaruhi kelajuan
hantar kalor? 4. Apakah panjang kawat memengaruhi kelajuan
hantar kalor? 5. Bagaimanakah hubungan antara kelajuan
hantar kalor dengan panjang kawat? 6. Manakah yang selisih suhunya ( ) lebih besar
antara kedua ujung kawat, dengan menggunakan nyala lilin besar ( ) atau kecil ( )?
7. Manakah yang lebih cepat mencairkan mentega, dengan menggunakan nyala lilin besar ( ) atau kecil ( )?
8. Bagaimana hubungan antara laju kalor dengan perbedaan suhu antra kedua ujung kawat?
9. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan kalian tersebut.
27
Berdasarkan hasil percobaan mu, ditemukan bahwa kelajuan hantaran kalor dipengaruhi oleh_ , , , dan
Bila ditulis secara matematis menjadi
B. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya gerakan fluida yang berbeda mass, jenis. Konveksi biasanya dibedakan menjadi konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, aliran fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa aliran fluida diarahkan secara sengaja untuk tujuan tertentu menggunakan alat.
Pernahkah kamu mendengar tentang istilah angin
darat dan angin laut? Angin darat adalah dan angin
laut adalah
28
___________________ ___________________ ___________________ ___________________ ___________________ ___________________ ___________________ ___________________
Gambar 3. Angin Darat dan Angin Laut
Bagaimana konveksi dapat menimbulkan angin laut dan angin darat? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari laksanakan beberapa kegiatan berikut:
Observasi
1) Pernahkah kamu memanaskan air di rumah? 2) Perhatikan pergerakan air ketika mendidih.
Fenomena apa saja yang terjadi? 3) Tuliskan data pengamatan mu. 4) Gambarlah pola pergerakan air yang teramati.
29
Logika Hipotesis-Deduktif
Setelah kalian melaksanakan kegiatan observasi, buatlah hipotesis mengenai arus konveksi yang kalian amati.
30
Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh, uraikanlah hubungan antara antara arus konveksi pada air yang dipanaskan dengan fenomena mengapa dapat terjadi angin darat dan angin laut.
Bila kamu tidak yakin dengan hasil pengamatanmu, mari laksanakan kegiatan berikut:
31
Experiment
Tujuan: Mengamati Arus Konveksi
Alat dan Bahan:
1. Es batu berwarna (saat pembuatannya diberi pewarna makanan)
2. Beker glass (wadah bening)
Langkah Kerja:
1. Isilah beker glass dengan air sampai hampir penuh
2. Secara perlahan, masukkan es batu ke dalam air 3. Amati dan gambar hasil pengamatan mu serta
bandingkan dengan gambar sebelumnya.
Pertanyaan
Mengapa pencairan es batu berwarna pada air membentuk pola seperti yang kamu gambar?
Konveksi dimanfaatkan pada berbagai peralatan dapur, contohnya saat kamu atau ibumu memasak. Prosesnya zat bersuhu tinggi (bagian bawah wajan yang terkena api) memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara konveksi. Coba perhatikan, saat kamu merebus mie dengan panci besar, akan lebih cepat matang bila dibandingkan dengan panci kecil dengan catatan massa
32
airnya sama. Dengan usaha mempercepat matangnya mie kamu akan berusaha untuk memperbesar nyala api sehingga bagian bawah panci akan lebih panas.
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
laju aliran kalor konveksi sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding dengan perbedaan suhu antara benda atau zat dan fluida. Bila dirumuskan secara matematis maka laju aliran kalor secara konveksi dapat dihitung dengan persamaan berikut
Contoh lain peristiwa konveksi adalah:
Gambar 4. Konveksi pada
Oven
Gambar 5. Konveksi pada
Pengering Rambut
Elemen pemanas oven, pemanggang roti, magic jar, dan lain-lain biasanya terletak di bagian bawah. Saat
33
difungsikan, udara bagian bawah akan menjadi lebih panas dan bergerak naik, sedangkan udara bagian atas yang lebih dingin akan bergerak turun. Pada peralatan tertentu seperti pengering rambut (hair dryer), aliran konveksi dibantu (atau dipaksa) dengan menggunakan kipas.
C. Radiasi
Bayangkan saat kamu berjalan di tengah hari yang cerah. Kamu merasakan panasnya matahari pada mukamu. Bagaimana kalor dari matahari dapat sampai ke wajahmu? Bagaimana kalor dapat melalui jarak berjuta-juta kilometer dan melewati ruang hampa? Dalam ruang hampa tidak ada materi yang memindahkan kalor secara konduksi dan konveksi. Jadi perpindahan kalor dari matahari sampai ke bumi dengan cara lain. Cara tersebut adalah radiasi.
Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap
radiasi kalor, yang besarnya antara lain bergantung pada suhu benda dan warna benda. Perhatikan benda- benda yang berada diletakkan di ruangan bersuhu 30°C. Besar kalor yang dipancarkan atau diserap benda ditunjukkan oleh banyaknya anak panah.
34
Gambar 6. Benda
yang memiliki
kalor
memancarkan
radiasi panas
kesekitarnya
Jika suhu benda lebih dingin daripada suhu lingkungan, benda itu akan menyerap radiasi kalor dari lingkungan. Perhatikan benda-benda di ruangan bersuhu 30oC berikut
Gambar 7. Benda yang bersuhu rendah menyerap
radiasi panas dari sekitarnya
35
Berdasarkan gambar di atas, kamu dapat menyimpulkan:
Makin luas permukaan benda dingin,
Makin rendah suhu benda,
Observasi
1) Amatilah peristiwa perpindahan kalor secara radiasi disekitarmu.
2) Tulislah sebanyak-banyaknya contoh pemanfaatan radiasi kalor.
3) Saat kamu menjemur dua kaos basah yang warnanya berbeda, warna hitam dan putih manakah yang lebih dahulu kering?
Logika Hipotesis-Deduktif
Setelah kalian melaksanakan kegiatan observasi, buatlah hipotesis dari pertanyaan no 3 beserta alasannya.
36
_________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ ____
___________ ___________ ___________ ___________
___________ ___________ ___________ ___________ __________ __________ __________ __________ __________
Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh, uraikanlah hubungan antara warna permukaan suatu benda terhadap laju radiasi kalor. Kemudian hubungkan analisismu untuk menjawab pertanyaan disamping.
(a) Baju seragam
sekolah umumnya
berwarna terang
atau putih.
(b) Permukaan
pemanas air yang
memanfaatkan panas
matahari berwarna
gelap atau hitam.
Mengapa?
(c) Warna panci dan
peralatan masak
lainnya yang
bersentuhan dengan
api tidak dibuat
mengkilap, tetapi
kusam. Mengapa?
37
Laju Radiasi kalor suatu benda sebanding dengan luas benda dan dengan pangkat empat temperatur absolutnya. Hasil ini, ditemukan secara empiris oleh Josef Stefan pada 1879 dan diturunkan secara teoritis oleh Ludwig Boltzmann lima tahun kemudian, sehingga dinamakan hukum Stefan-Boltzmann:
Emisivitas e adalah pecahan yang berkisar dari 0 sampai 1 dan tergantung pada komposisi permukaan benda. Bila radiasi jatuh pada benda tak tembus cahaya, sebagian radiasi direfleksikan dan sebagian diserap. Benda-benda berwarna terang memantulkan sebagian besar radiasi, sedangkan benda-benda gelap menyerap sebagian besar daripadanya. Semua benda yang
38
menyerap semua radiasi yang datang padanya memiliki emisivitas 1 dan dinamakan benda hitam.
Gambar 8. Untuk menghangatkan tubuhnya, hewan berdarah dingin seperti buaya ini memanfaatkan radiasi panas matahari. Kalor dari matahari diserap oleh buaya (dengan cara membuka
mulutnya) sehingga suhu tubuhnya naik dan buaya dapat beraktivitas dengan mudah.
39
Bagaimana termos dapat mencegah perpindahan kalor baik konduksi, konveksi, maupun radiasi?
Sumbat, dibuat dari plastik atau
gabus. Bahan ini isolator yang
baik.
Celah antara gelas dengan wadah
luar dibuat hampa udara. Jadi,
tidak ada penghantar panas
secara konduksi dan konveksi
Dua lapis gelas, gelas isolator
panas yang baik
Gelas dilapisi perak yang
mengkilat, mengapa harus
Wadah luar
40
DAFTAR PUSTAKA
Indrajit, Dudi. 2009. BSE Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Karyono, Dwi S. P., dan Suharyanto. 2009. BSE Fisika
untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kemendikbud. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.
Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
41
BIODATA PENULIS
Nama : Ragil Meita Alfathy
TTL : Tanah Datar, 25 Mei 1993
Alamat : Jl. Rasamala Raya No. 78 Perumahan Teluk,
Purwokerto
Pendidikan :
1. TK Aisyiyah Batusangkar, Sumatra Barat (Lulus
1999)
2. SD Negeri 5 Kampung Baru, Sumatra Barat
(Lulus 2005)
3. SMP Negeri 7 Purwokerto (Lulus 2008)
4. SMA Negeri 2 Purwokerto (Lulus 2011)
5. Universitas Negeri Semarang (Lulus 2015)
Email : meita.alfathy@gmail.com
Website : musicphysic.wordpress.com
Twitter : @rimeitha_a
top related