peningkatan kemampuan mengonversi teks pantun …
Post on 01-Jan-2022
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN
MENJADI PUISI MELALUI METODE SUGESTOPEDIA SISWA
KELAS X IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 UNISMUH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Srjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universita Muhammadiyah Makassar
OLEH:
NURUL ISTIQAMAH
105331116116
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTO
“obat hati ada dua cara, yang pertama jangan suka memanjakan diri sendiri dan
yang kedua selalu lihatlah ke bawah.”
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, suamiku, saudaraku dan sahabatku
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Nurul Istiqamah. 2020. Peningkatan kemampuan mengonversi teks pantun
menjadi puisi melalui metode sugestopedia siswa kelas X IPA di SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Achmad Tolla
sebagai pembimbing I dan Ratnawati sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia.
Penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus, setiap siklus terdapat empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek dalam penelitian adalah
siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berjumlah 34
orang siswa. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Hasil penelitian
menunjukkan pada siklus I belum terlaksana secara maksimal dapat dilihat dari
hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 25 orang siswa tidak tuntas dengan persentase
73,52% dan siswa tuntas 9 orang siswa dengan persentase 26,47% dan pada siklus
II dilaksanakan secara keseluruhan sehingga hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yaitu siswa yang tidak tuntas 4 orang dengan persentase 11,76% dan
siswa yang tuntas 30 orang siswa dengan persentase 88,23%. Proses pembelajaran
mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan meningkatnya persentase
aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 26,47% menjadi 88,23%.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
mengonversi teks pantun menjadi tesk puisi baru dengan menggunakan metode
sugestopedia pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
mengalami peningkatan
Kata Kunci: Mengonversi, teks pantun, puisi baru, sugestopedia.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kepada Allah Swt. atas beribu
nikmat ataupun karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga terselesaikan tepat
waktu skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengonversi Teks Pantun
Menjadi Puisi Melalui Metode Sugestopedia Siswa Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”.
Selawat serta salam Allahummasalli Alasaidina Muhammad semoga
senantiasa Allah Swt. curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan meraih gelar
sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiah Makassar.
Penulis memperoleh banyak pengalaman yang sangat berharga dan tidak lepas
dari berbagai rintangan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta bimbingan,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan.
Teristimewa saya ucapkan terima kasih yang teramat tulus dari relung hati
yang paling dalam dipersembahkan kepada Ayahanda Haeruddin S.Ag. dan
Ibunda Dra. Musdalipa Serta kepada Suami saya yang tercinta Afriadi Samir
A.Md. atas pengorbanan mulia dan suci serta restunya demi keberhasilan penulis
mencapai apa yang dicita-citakan dan pengorbanannya baik dari segi moril, materi
serta selalu menjadi sumber inspirasi kepada penulis. Semoga Allah Swt.
ix
memberikan rahmat, berkah dan hidayah-Nya serta meninggikan derajat di sisi-
Nya.
Penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa
ada keterlibatan berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuannya.
Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Achmad Tolla, M.Pd. dan Ibu Ratnawati, S.Pd.,M.Pd.
selaku pembimbing yang selalu memberikan dorongan, semangat, dan membuka
wawasan berpikir dalam memecahkan masalah dalam penyelesaian penulisan
skripsi hingga selesai.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim S.E., M.M., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar periode 2016-2020. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag.
selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dr. Munirah, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar,
serta seluruh dosen dan para staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar karena berkat bimbingan dan
arahan kepemimpinan mereka pula penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada
teman-teman seperjuanganku terkhusus Nungky Ardhiah Cahyani, Santri Asia,
Nur Faisah, Ahyani Radiani Rapi, Maya Argita, A. Nurafifah Wulandari, dan Sisi
Zuswanti karena telah berpartisipasi dan selalu menemaniku dalam suka dan duka,
x
serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
kelas E Angkatan 2016 atas kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada
penulis yang telah memberi cahaya dalam hidupku.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca umumnya. Semoga
Allah Swt. senantiasa membimbing kita menuju ke jalan-Nya.!
Makassar, Agustus 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERJANJIAN
MOTO
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 7
1. Penelitian Relevan ............................................................................ 7
2. Landasan Teori ................................................................................. 9
3. Teks Pantun .................................................................................... 13
4. Teks Puisi Baru............................................................................... 20
5. Mengonversi ................................................................................... 25
6. Metode Sugestopedia ...................................................................... 28
B. Kerangka Pikir .......................................................................................35
C. Hipotesis Tindakan .................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................. 40
C. Faktor yang Diselidiki ........................................................................... 40
D. Prosedur Penelitian ................................................................................ 42
E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 45
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 46
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 51
H. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 55
B. Pembahasan .......................................................................................... 72
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 82
B. Saran .................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lozanov (1978) dalam Schiffler (2004) merancang tahap-tahap metode
Suggestopedia…………………………………………………….32
Tabel 3.1 Skor Penilaian mengoversi teks pantun menjadi teks puisi baru ....... 34
Tabel 3.2 Kriteria penilaian menulis pantun dan mengonversi ke puisi baru ... 36
Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ................................ 61
Tabel 4.2. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ......................................................... 64
Table 4.3. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ......................................... 64
Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ............................... 71
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ........................................................ 73
Table 4.6. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ........................................ 74
Tabel 4.7. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ..................... 75
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 37
Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart ......................... 41
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 37
Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart ......................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rpp Siklus I
2. Rpp Siklus II
3. Hasil Tes Siklus I
4. Hasil Tes Siklus II
5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
6. Daftar Hadir Siswa
7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
9. Dokumentasi Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Proses
pembelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada upaya pengembangan
kemampuan siswa pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan
berorientasi pada peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran bahasa
Indonesia menekankan aspek keterampilan berbahasa dalam konteks
pendekatan terpadu. Keterampilan berbahasa meliputi, aspek: keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan di sekolah
adalah menulis. Menulis sangat penting dimiliki oleh setiap siswa,
sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman (1999: 223) menulis bukan
hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam
lambang-lambang tulisan. Menurut pendapat Abbas (2006:125), keterampilan
menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan
kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan
gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata
dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Kegunaan menulis adalah untuk
menyalin, mencatat dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Tanpa
memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan
dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut.
Berbagai kendala yang dihadapi membuat pendidik merasa tertantang
untuk menciptakan kondisi kelas yang nyaman dan menyenangkan. Berbagai
metode/strategi yang digunakan oleh pendidik seperti membuat kelompok
heterogen, pemberian motivasi untuk membangkitkan semangat siswa dan
pemanfaatan media sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Dengan
menggunakan Metode Suggestopedia maka dapat merangsang siswa untuk
meningkatkan kemampuan imajinasi siswa dalam mengonversi materi yang
diberikan pada proses pembelajaran berlangsung dalam kelas.
Kurikulum 2013, dalam setiap teks terdapat sembilan kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Sembilan kompetensi dasar tersebut, yaitu:
memahami, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, menginterpretasi
makna, memproduksi, menyunting, mengabstraksi dan mengonversi. Selain
itu pada jenjang pendidikan SMA Kelas X, teks-teks yang diajarkan antara
lain teks cerita pendek, teks pantun, teks cerita ulang biografi, teks eksplanasi
kompleks dan teks ulasan/reviu/film.
Tujuan yang ingin dicapai dalam mengonversi teks pantun adalah agar
siswa mampu mengungkapkan secara sistematis, gagasan, pendapat, pesan,
dan perasaan sesuai dengan konteks dan situasi. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran mengonversi teks pantun tersebut, perlu diterapkan suatu
metode dan media pembelajaran yang menarik dan dapat menunjang kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran tanpa penggunaan metode dapat membuat siswa
tidak mampu berimajinasi tanpa metode yang sesuai dengan materi yang
diajarkan dan mampu membuat siswa tidak maksimal memahami karena
tidak adanya metode pembelajaran yang menarik digunakan oleh guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung dalam kelas.
Mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan metode
sugestopedia, bertujuan untuk agar siswa dapat mampu mengungkapkan
secara sistematis, gagasan, pendapat, pesan, dan perasaan sesuai dengan
konteks dan situasi. Penggunaan metode sugestopedia maka siswa akan
mampu meningkatkan kemampuan menulis mereka melalui mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru.
Sebagai mana diketahui sastra terdiri dari prosa, puisi, dan drama
(Santosa, 2008:8.13). Puisi ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan
ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan
suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama,
dan makna khusus. Pantun termasuk dalam jenis puisi yakni, puisi lama.
Pantun berarti bagai, seperti, umpama, laksana. Pantun merupakan puisi
Indonesia asli dan tergolong tertua disbanding dengan puisi Indonesia yang
ada sekarang.Pada mulanya, pantun merupakan senandung atau puisi rakyat
yang dinyanyikan.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti mencoba pembaharuan untuk
meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru
yaitu melalui metode sugestopedia. Melalui metode ini diharapkan siswa
lebih tertarik untuk mengungkapkan perasaan dalam bentuk tulisan. Dengan
metode sugestopedia dapat merangsang berkembangnya imajinasi siswa
dalam alunan lagu yang diperdengarkan.
Berbagai alasan inilah sehingga peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengonversi Teks Pantun
Menjadi Puisi Baru dengan Menggunakan Metode Sugestopedia pada Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah proses pembelajaran kemampuan mengonversi teks
pantun menjadi puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia
pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?
2. Bagaimanakah hasil pembelajaran kemampuan mengonversi teks
pantun menjadi puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia
pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran kemampuan mengonversi
teks pantun menjadi teks puisi baru menggunakan metode sugestopedia
pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.
2. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran kemampuan mengonversi
teks pantun menjadi tekas puisi baru menggunakan metode sugestopedia
pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun
secara praktis.
1. Secara teoretis, penelitian ini mendukung teori penggunaan metode
sugestopedia sebagai metode pembelajaran dalam kompetensi dasar
mengonversi secara umun dan mengonversi teks pantun menjadi teks
puisi baru secara khusus.
2. Secara praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
alternatif metode pembelajaran dan penggunaan media dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kompetensi dasar
mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru sehingga dalam
proses pembelajaran, siswa lebih tertarik.
b. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk membantu
pencapaian indicator kompetensi dasar mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru dan untuk meningkatkan minat siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menulis
puisi baru.
c. Bagi sekolah, metode sugesti imajinasi dengan media lagu tidak
hanya digunakan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi
juga untuk mata pelajaran lain.
d. Bagi pembaca, menjadi sumber referensi dan informasi bagi
orang yang membacanya dan bisa mengetahui bagaimana cara
meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks
puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia pada siswa.
e. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengalaman
langsung dalam meningkatkan kemampuan mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode
sugestopedia pada siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian di bidang pendidikan telah banyak dilakukan oleh
beberapa peneliti termasuk juga penelitian tentang kemampuan
mengonversi dan penggunaan metode sugestopedia. Akan tetapi, hal
tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi,
baik penelitian bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Oleh
karena itu, peneliti kembali melakukan penelitian tentang mengonversi
beserta manfaat penggunaan metode Sugestopedia dalam proses
pembelajaran.
Beberapa penelitian membahas mengenai kemampuan
mengonversi dan penelitian yang lain membahas tentang penggunaan
metode sugestopedia.
Nuralifa (2019) dalam penelitiaanya yang berjudul Keefektifan
Metode Sugestopedia dalam Keterampilan Menulis Cerita Pendek Siswa
Kelas XI SMK Baznas Sulsel Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode sugestopedia dapat
meningkatkan hasil pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas XI
SMK Baznas Sulsel.
Yaumi Arfah (2017) dalam penelitiaanya yang berjudul
“Peningkatan Apresiasi Segata Melalui Metode Suggestopedia dalam
Pembelajaran Bahasa Lampung pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016”.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode sugestopedia dapat
meningkatkan hasil pembelajaran peningkatan apresiasi segata dalam
pembelajaran Bahasa Lampung pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31
Bandar Lampung.
Intan (2014) menulis sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengonversi Teks Anekdot Menjadi
Naskah Drama Melalui Model Berpikir Induktif (Penelitian Tindakan
Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Bandung Tahun
Ajaran 2013/2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan,
pelaksanaan, dan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah
drama. Akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas X Mia 7
SMA Negeri 2 Bandung mengalami peningkatan dalam pembelajaran
mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama setelah menggunakan
model berpikir induktif.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, dapat diketahui bahwa
penelitian tindakan kelas tentang kemampuan mengonversi dan
penggunaan metode Sugestopedia sudah dilakukan oleh beberapa orang.
Akan tetapi, perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian-penelitian di
atas adalah pada kegiatan mengonveri teks pantun dengan menggunakan
metode Sugestopedia. Peneliti merasa perlu adanya penelitian bagi siswa
kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar khususnya pada
kompetensi dasar mengonversi yang berdasarkan hasil observasi bahwa
kemampuan mengonversi mereka masih kurang. Peneliti menggunakan
metode sugestopedia karena berkaca dari penelitian sebelumnya yang
berhasil meningkatkan kemampuan siswa sehingga peneliti memilih
metode ini. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi pelengkap untuk
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dapat
menambah khasanah perkembangan pengetahuan tentang menulis
deskripsi. Selain itu, dapat mengembangkan teori pembelajaran
mengonversi dan penggunaan metode sugestopedia.
Dalam kajian pustaka ini penulis menguraikan teori-teori yang
diungkapkan oleh para ahli yang dikutip dari berbagai sumber yang
mendukung penelitian. Landasan teoretis ini terdiri dari teori karya
sastra, teks pantun, teks puisi baru, mengonversi, metode sugestopedia.
2. Karya Sastra
a. Jenis-Jenis Karya Sastra
Sebelum mengenal karya sastra alangkah baiknya kita
mengetahui dahulu definisi karya sastra.Sastra Menurut KBBI, sastra
adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab
(bukan bahasa sehari-hari). Menurut Wikipedia, sastra
(Sanskerta)merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang berarti
"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar
sas- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia
kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau
sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Sastra
berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra, su artinya baik atau
indah dan sastra artinya tulisan. Jadi susastra artinya tulisan yang
indah, tapi bukan bentuk tulisannya yang indah seperti kaligrafi. Yang
dimaksud disini adalah isi kata-katanya yang indah dan menggugah
hati pembaca sehingga emosi pembaca larut dalam tulisan yang
dibacanya. Karya sastra adalah karya rekaan penulis berdasarkan
sudut pandangnya, pengalamannya, wawasan ilmu
pengetahuannya, apa yang dilihatnya dan suasana hatinya. Jadi karya
sastra adalah karya imajinasi penulis yang dituangkan dalam bentuk
tulisan.
Adapun jenis-jenis karya sastra terdiri dari : puisi ,prosa, dan
drama. Mari kita bahas satu persatujenis-jenis karya sastra tersebut.
1) Puisi/ Sajak
Menurut Aminuddin (2008),mendefinisikan puisi dengan
“membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya
seseorang itu telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang
mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik
fisik maupun batin. Puisi dapat membuat pembaca ke dalam ilusi
tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, selain
dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan,
maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi.
Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh bait dan larik,
kata-katanya singkat tetapi kaya makna, kata-katanya tidak pulgar
tetapi terbungkus oleh gaya bahasa, baik yang klise ataupun yang
tidak klise. Tetapi dalam pusi modern tidak terikat oleh banyaknya
bait maupun banyaknya larik dalam satu bait, bahkan kata-katanya
lebih singkat dan terbungkus. Penulis puisi disebut juga penyair.
Penyair kita yang terkenal adalah Chairil Anwar, Taufik Ismail,
W.S. Rendra, Sutaji Kalsum Bachri.
2) Prosa
Menurut Aminuddin, “2002:66”Prosa fiksi ialah kisahan
atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan
pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang
bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya, sehingga menjalin suatu
cerita.
3) Drama
Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang
menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau
dialog antara pemimpin di sana.drama adalah cerita yang lengkap
dengan adegan dan dialog para tokoh cerita. Dalam drama para
pelaku cerita diatur baik bagaimana berbicaranya dan bagaimana
adegannya, serta mimik mukanya. Drama biasanya diawali dengan
prolog. Selain dialog antara para pelaku ada juga monolog tokoh
cerita. Monolog adalah tokoh cerita berbicara dengan dirinya
sendiri. Naskah drama adalah untuk dipentaskan dalam seni
pertujukkan drama dalam gedung maupun dalam panggung.
Contoh Naskah drama adalah "Malin Kundang", "Bawang Merah
dan Bawang Putih", dsb.
3. Teks Pantun
a. Pantun
Menurut Alisyahbana (2004:1) Pantun merupakan puisi lama
yang sangat dikenal oleh orang dulu atau sangat dikenal pada
masyarakat lama. Pantun memiliki ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari
empat baris dan setiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata.
Dimana baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran dan baris
ketiga dan keempat disebut dengan isi. Menurut Sunarti
(2005:11)Pantun sebagai salah satu bentuk puisi lama, memiliki
keindahan tersendiri dari segi bahasa, yang salah satu keindahan bahasa
dalam pantun ditandai oleh rima a-b-a-b.
b. Pengertian Teks Pantun
Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik,
berimasilang (a-b-a-b).Larik pertama dan kedua disebut sampiran atau
bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau hal apa saja yang
dapat diambil sebagai kiasan. Larik ketiga dan keempat dinamakan isi
atau bagian subjektif.
Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (melayu), tiap bait (kuplet)
biasanya terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik
biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya
untuk tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan
keempat merupakan isi; peribahasa sindiran”. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 1016). Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian:
sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali
berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat
pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian
kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan
rima/sajak.Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan
dari pantun tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang
bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri
atas empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran
(pembayang), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun. Antara
sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan. Oleh karena
itu, tidak boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan
bunyi baris pertama dengan baris ketiga dan baris kedua dengan baris
keempat.
c. Ciri dan Syarat Teks Pantun
Menurut Zaidan (1990), pantun mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: 1) tiap bait terdiri atas empat baris kalimat, 2) tiap baris terdiri
atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua disebut
sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut isi, sampiran melukiskan
alam dan kehidupan sedangkan isi pantun berkenaan dengan maksud
pemantun, 4) bersajak silang atau a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris
pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris
kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, 5) pantun digunakan
untuk pergaulan. Maka pantun selalu berisikan curahan perasaan, buah
pikiran, kehendak, kenangan dan sebagainya, 6) tiap bait pantun selalu
dapat berdiri sendiri, kecuali pada pantun berkait, 7) pantun yang baik,
bermutu ada hubungannya antara sampiran dan isi.
Contoh:
Air dalam bertambah dalam,
hujan di hulu belum lagi teduh.
Hati dendam bertambah dendam,
dendam dahulu belum lagi sembuh.
Hubungan antara sampiran dan isi yang tampak pada pantun di
atas ialah sama-sama melukiskan keadaan yang makin menghebat.
Pantun yang kurang bermutu, menurut Zaidan, yang diciptakan oleh
kebanyakan, umumnya tidak ada hubungan antara sampiran dan isi.
Contoh:
Buah pinang buah belimbing,
ketiga dengan buah mangga.
Sungguh senang beristri sumbing,
biar marah tertawa juga.
Sebait pantun di atas tidak menunjukkan adanya hubungan
antara sampiran dan isi, kecuali adanya persamaan bunyi.
Menurut para sastrawan luar negeri, ada dua pendapat mengenai
hubungan antara sampiran dan isi pantun. Pendapat pertama
dikemukakan oleh H.C. Klinkert pada tahun 1868 yang menyebutkan
bahwa, antara sampiran dan isi terdapat hubungan makna. Pendapat ini
dipertegas kembali oleh Pijnappel pada tahun 1883 yang mengatakan
bahwa, hubungan antara keduanya bukan hanya dalam tataran makna,
tapi juga bunyi. Bisa dikatakan jika sampiran sebenarnya
membayangkan isi pantun. Pendapat ini dibantah oleh van Ophuysen
yang mengatakan bahwa, sia-sia mencari hubungan antara sampiran dan
isi pantun. Menurutnya, yang muncul pertama kali dibenak seseorang
adalah isi, baru kemudian dicari sampirannya agar bersajak. Dalam
perkembangannya, Hooykas kemudian memadukan dua pendapat ini
dengan mengatakan bahwa, pada pantun yang baik, terdapat hubungan
makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun yang
kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan
persamaan bunyi. Pendapat Hooykas ini sejalan dengan pendapat Dr.
(HC) Tenas Effendy yang menyebut pantun yang baik dengan sebutan
pantun sempurna atau penuh, dan pantun yang kurang baik dengan
sebutan pantun tak penuh atau tak sempurna. Karena sampiran dan isi
sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian
dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi
sampiran”.
Menurut Budiman (1987), ada beberapa syarat yang mengikat
pantun, yaitu: 1) setiap bait terdiri atas empat bait, 2) setiap baris terdiri
atas 4 patah kata, atau 8 – 12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua
merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi, 4)
berima a b a b, 5) antara sampiran dan isi terdapat hubungan yang erat.
d. Jenis-Jenis Teks Pantun
Menurut Nursisto dalam buku Ikhtisar Kesusastraan Indonesia
(2000:11-14) membagi jenis-jenis pantun yakni :
1) Berdasarkan isinya, pantun dibagi menjadi tiga: (1) Pantun kanak-
kanak : pantun bersukacita dan pantun berdukacita, (2) Pantun
muda : Pantun nasib/dagang dan pantun perhubungan. Pantun
perhubungan terbagi lagi menjadi pantun perkenalan, pantun
berkasih-kasihan, pantun perceraian, dan pantun beriba hati. Dan
(3) Pantun tua : pantun adat, pantun agama, dan pantun nasihat.
2) Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi: (1) Pantun
dua seuntai atau pantun kilat, (2) Pantun empat seuntai atau pantun
empat serangkum, (3) Pantun enam seuntai atau delapan seuntai,
atau pantun enam serangkum, delapan serangkum (talibun).
4. Teks Puisi Baru
a. Pengertian Teks Puisi Baru
Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terikat
dengan irama, ritma, rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang
padat.Puisi juga merupakan seni tertulis yang mana menggunakan
bahasa sebagai kualitas estetiknya atau keindahanya. Puisi dibedakan
menjadi dua yakni puisi lama dan puisi baru.
Menurut Alisjahbana (2010;11), puisi baru ialah puisi yang tidak
terikat oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas bentuknya daripada
puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun sajaknya.
Oleh karena itu, Sutan berkata bahwa tiap-tiap penyair mempunyai
pilihan kata, susunan kalimat, jalan irama, pikiran dan perasaan sendiri-
sendiri.Puisi baru itu amatlah kaya, banyak ragam bentuknya,
sedangkan isinya melingkupi seluruh dunia dan alam, segala sesuatu
yang mungkin menarik minat manusia.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa puisi baru adalah
suatujenis puisi modern yang sudah tidak terikat lagi oleh aturan-aturan
atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan puisi ini lahir setelah
puisi lama.
b. Ciri-Ciri Puisi Baru
Puisi baru merupakan karya sastra modern yang memiliki
beberapa kesamaan dengan puisi lama. Untuk itu, agar dapat
membedakan puisi baru dengan puisi lama, dapat dilihat dari ciri-
cirinya yaitu:
(a) Setiap baris puisi terdiri dari empat sampai lima suku kata saja,
sehingga puisi baru memiliki bentuk yang rapi serta simetris.
(b) Mempunyai sajak akhir (sajaknya teratur).
(c) Sebagian besar puisi baru terdiri dari 4 seuntai.
(d) Tidak terikat pada sebuah aturan. (Baik dari segi baris, suku kata
dan rimanya semuanya bebas).
(e) Dibuat atas dasar kemauan sang pengarang puisi (penulis).
(f) Tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).Saling
berhubungan.
c. Jenis-Jenis Puisi Baru
Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:
1) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Ciri-cirinya:
Terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan)
larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima
berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama
digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
2) Hymne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ciri-Cirinya:
Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan,
seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia
Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang.
Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian
terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan)
yang bernapaskan ketuhanan.
3) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
Ciri-cirinya:
Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada
anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik
terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
4) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram
berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur
pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk
dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
5) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih.Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti
keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta
kasih mesra.
6) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.Ciri-cirinya:
Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh
kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian
seseorang.
7) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.Berasal dari bahasa
LatinSatura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu
fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang
pura-pura, rasuah, zalim etc)
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya
antara lain:
1) Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi
dua seuntai)
Ciri-cirinya:
a) 2 baris; sajak 2 seuntai
b) Distikon (Greek: 2 baris)
c) Rima – aa – bb
2) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga
seuntai)
3) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi
empat seuntai)
Ciri-cirinya:
a) Quatrain (Perancis: 4 baris)
b) Pada asalnya ada 4 rangkap
c) Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.
4) Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi
lima seuntai)
Ciri-cirinya:
Pada asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris
dalam serangkap diterima umum sebagai Quint (perubahan ini
dikatakan berpuncak dari kesukaran penyair untuk membina
rima/aaaaa/.
5) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi
enam seuntai)
Ciri-cirinya:
a) sextet (latin: 6 baris)
b) Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’
c) Rima akhir bebas
6) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris
(tujuh seuntai)
Ciri-cirinya:
a) septime (Latin: 7 baris)
b) Rima akhir bebas
7) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan
baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai)
Ciri-cirinya:
a) Oktaf (Latin: 8 baris)
b) Dikenali sebagai ‘double Quatrain’
8) Soneta, adalah puisi yang bersuara.
Ciri-cirinya:
a) Terdiri atas 14 baris
b) Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
c) Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan
yang disebut octav.
d) Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang
disebut isi yang disebut sextet.
e) Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
f) Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada
apa yang dilukiskan dalam ocvtav, jadi sifatnya subyektif.
g) Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h) Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i) Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14
suku kata
j) Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c,d –
5. Mengonversi
a. Pengertian Mengonversi
Konversi adalah perubahan dari satu hal awal menjadi hal baru.
Perubahan atau konversi tersebut sering diucapkan oleh masyarakat, tapi
kebanyakan mereka kurang paham apa yang dimaksud dengan kata
konversi. Jika dalam dunia perbankan, kata konversi memiliki arti
sebagai perubahan bentuk hukum pada sebuah bank ataupun lembaga
keuangan menjadi bentuk hukum lainnya.Untuk bidang ilmu
pengetahuan maka pengertian mengonversi adalah perubahan dari satu
bentuk ke bentuk yang lainnya.
b. Langkah-Langkah Mengonversi
Langkah-langkah mengonversi teks pantun menjadi puisi baru
antara lain sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi ciri-ciri teks puisi baru
2) Membaca teks pantun dan menganalisis maksudnya
3) Tentukan Tema dan Judul.
Pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam
membuat puisi agar puisi kita lebih menarik.Tema puisi banyak
sekali.Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar
menarik.Setelah menentukan tema langkah selanjutnya menentukan
judul yang berpacu pada tema.
4) Menentukan Kata Kunci
Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi
selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian
mengembangkan kata tersebut.Jika anda telah menemukan tema
misalnya tentang bencana banjir maka selamnjutnya adalah
menemukan kata kunci yang berkaitan dengan bencana banjir tersebut
misalnya:
menghanyutkan,
hancur,
menerjang,
musibah,
keluarga hilang, dan sebagainya.
Kata kunci tersebut adalah kata-kata yang erat kaitannya
dengan bencana banjir.Apabila kata kunci tersebut sudah dirasa cukup
untuk memulai membuat puisi maka anda tinggal mengembangkan
dalam sebuah kalimat atau larik puisi.Misalnya satu kata kunci
digunakan untuk satu larik.Atau bisa saja satu kata kunci kemudian
dikembangkan menjadi satu bait.
5) Menggunakan Gaya Bahasa.
Langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan
menggunakan gaya bahasa, salah satunya adalah majas misalnya
majas perbandingan dan majas pertentangan.
6) Kembangkan Puisi Seindah Mungkin.
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah
diatas menjadi puisi yang indah.Susun kata-kata, larik-larik puisi
menjadi bait-bait.Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan
bermakna.Ingat puisi bukanlah artikel.Tulisan yang kita buat untuk
puisi harus ringkas padat sekaligus indah.Pilihlah kata yang sesuai
yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.
6. Metode Sugestopedia
a. Pengertian Metode Sugestopedia
Metode pembelajaran merupakan salah satu penunjang
keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Metode pembelajaran semakin berkembang dengan perkembangan ilmu
dan teknologi, sehingga guru tidak perlu khawatir dan bingung dalam
memilihnya karena setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing sehingga dapat dipadukan dengan materi pembelajaran
siswa. Adapun metode yang saya pilih dalam kegiatan mengonversi
teks pantun menjadi teks puisi baru adalah metode sugestopedia, telah
dikatakan bahwa dalam mengonversi teks pantun menjadi teks puisi
baruseorang harus mampu mengaitkan antara kreativitas dengan
imajinasi.
Suggestopedia berasal dari suggestologi, yaitu ilmu yang
mempelajari secarasistematis tentang pengaruh-pengaruh nonrasional
atau pengaruh-pengaruh yangtidak disadari terhadap perilaku manusia.
Metode ini berasal dari Bulgaria,dikembangkan oleh Georgi Lozanov
pada tahun 1978. Ia adalah seorang pendidik,psikoterapi, dan ahli fisika
(Tarigan, 2009: 88). Menurut Lozanov, “suggestology”adalah sebuah
pengkondisian kegiatan belajar-mengajar yang memungkinkan
parasiswa untuk belajar dengan kecepatan yang tinggi dan upaya yang
normal, sertadibarengi kegembiraan.
Suggestopedia merupakan seperangkat khusus rekomendasi-
rekomendasipembelajaran yang diturunkan dari suggestologi yang
dipetikan oleh Lazanov sebagai suatu “ilmu pengetahuan mengenai
telaah bersistem terhadap pengaruhpengaruh yang tidak rasional dan
tidak sadar” yang secara konstan ditanggapioleh insan manusia (Stevick
dalam Tarigan, 2009: 89). Artinya, metodesuggestopedia ini didasarkan
pada sugesti yang diberikan kepada siswa yangdapat ditanggapi dengan
konstan. Metode ini bertujuan mengoptimalkanpembelajaran dengan
cara memanfaatkan pengaruh sugesti.
Dalam metode Lozanov, ada dua jenis sugesti dasar: langsung
dan tidak langsung. Sugesti langsung dimaksudkan untuk berhubungan
dengan proses sadar dan sugesti tidak langsung berhubungan dengan
proses tidak sadar. Contoh proses sadar adalah semua kegiatan yang
berlangsung dalam interaksi belajar mengajar. Contoh sugesti tidak
sadar adalah faktor komunikasi di luar kesadaran kita seperti suara,
nada suara, ekspresi wajah, postur tubuh dan gerakan, tempo bicara,
ritme, aksen, dll. Faktor lainnya dalam pembelajaran bahasa yang dapat
berfungsi sebagai sugesti tak langsung adalah penyusunan ruang kelas,
seperti dekorasi ruang, pencahayaan, tingkat kegaduhan, dll. Kedua
jenis sugesti ini sering disebut dua pesawat proses belajar; yakni
pesawat yang sadar dan rasional dan pesawat tak sadar dan tak rasional
(Stevick, 1976:43 dalam Setiyadi).
Sugesti dapat berjalan dengan baik apabila siswa membuang
pola-pola otomatis dan membuka akses bagi potensi perbaikan mental.
Jika tidak membuang pola-pola tersebut, maka sugesti sulit terjadi.
Siswa harus diyakinkan bahwa mereka memiliki pembatas anti-sugesti
dan mereka harus membuangnya agar dapat membuka jalan bagi
sugesti untuk masuk. Pembatas anti-sugesti ada tiga, yaitu logika kritis,
intuisi-afektif, dan etika (Lozanov,1982:148).
Pembatas yang pertama adalah pembatas anti-sugesti kritis.
Pembatas ini menolak sugesti melalui alasan-alasan. Jika siswa berfikir
bahwa tidak mungkin baginya untuk belajar bahasa asing seperti yang
diutarakan Lozanov, maka kemungkinan untuk menjadi siswa yang
berhasil dalam belajar bahasa tersebut sangatlah kecil. Pembatas ini
adalah berfikir kritis secara sadar. Pembatas anti-sugesti yang kedua
adalah pembatas intuisi-afektif Ini merupakan pembatas yang bersifat
emosional. Pembatas ini dianggap datang dari segala sesuatu yang dapat
menyebabkan perasaan kurangnya kepercayaan diri atau
ketidaknyamanan. Jika siswa merasa bahwa ia akan kehilangan rasa
percaya dirinya, maka ia tidak akan berhasil dalam belajarnya.
Pembatas anti-sugesti yang ketiga adalah pembatas etika. Siswa akan
menolak apa saja yang tidak sesuai dengan etika yang mereka miliki.
Etika ini mungkin saja telah ada dari keluarga atau masyarakat dimana
ia tinggal.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
metode Suggestopedia adalah suatu metode pembelajaran efektif yang
menggunakan sugesti, musik dan kata-kata positif untuk
membangkitkan rasa percaya diri siswa serta menciptakan suasana yang
menggembirakan, rileks dan didalamnya dapat memberi kesan-kesan
yang positif, sehingga proses suatu pembelajaran terkesan tidak
monoton, mudah dan menyenangkan.
Tarigan (2009:90), mengemukakan bahwa suatu ciri
Suggestopedia yang paling menonjol adalah sentralitas atau pemusatan
musik dan ritme musik bagi pembelajaran. Alasan penggunaan musik
ini sesuai dengan salah satu fungsi musik yang dikemukakan oleh
Gaston (dalam Tarigan, 2009: 91), yaitu membangkitkan daya energi
dan menimbulkan ketentraman. Hal ini didukung oleh Richards dan
Rodgers (dalam Tarigan, 2009: 92), bahwa fungsi tersebut membuat
para pembelajar santai di samping memberi struktur, teladan, dan
penjelasan penyajian materi linguistik. Berdasarkan pemaparan di atas
dapat disimpulkan bahwa penggunaan musik dapat menimbulkan
pemikiran yang tenang dan membangkitkan daya energi sehingga
proses penerimaan suatu pembelajaran lebih maksimal. Dalam
penelitian ini pembelajaran lebih menggunakan musik .
Ciri-ciri metode ini dengan suasana tempat penerapannya,
dengan cahaya yang lemah lembut, musik yang sayup-sayup, dekorasi
ruangan yang ceria, tempat duduk yang nyaman, teknik-teknik dramatik
yang dapat dilakukan oleh guru dalam penyajian bahan pembelajaran.
Semua itu bertujuan membuat para pembelajar santai, yang
memungkinkan mereka membuka hati untuk belajar bahasa dalam suatu
model yang tidak menekan atau membebani para siswa.Suatu ciri
sugestopedia yang paling menonjol dan mencolok adalah sentralitas
atau pemusatan musik dan ritme musik bagi pembelajaran (Tarigan,
2009: 90).
Dalam pengajaran bahasa, suasana tenang yang dibutuhkan
dicapai dengan berbagai cara di antarnya adalah yoga. Sebelum siswa
memulai pelajaran, siswa diminta untuk melakukan yoga yang tujuan
utamanya adalah untuk menghimpun kemampuan yang hipermnestik
yaitu suatu kemampuan supermemory yang luar biasa. Di samping
perlunya menggali hipermnesia ini, diperlukan pula atmosfer fisik yang
mendukung proses belajar mengajar. Atmosfer ini diciptakan dengan
pemilihan ruangan yang kondusif untuk proses pembelajaran. Ruang
kelas ini dilengkapi dengan kursi yang enak diduduki dan diatur agar
bisa santai dan diterangi dengan lampu-lampu yang redup serta diiringi
dengan latar belakang musik yang sesuai dengan jiwa bahan
pembelajaran yang diberikan.
Lozanov (1978) dalam Schiffler (2004) merancang tahap-tahap
metode Suggestopedia yaitu, sebagai berikut :
Tahap
Suggestopedia
Deskripsi
Tahap Pengantar
(introductory)
Guru harus membuat kesan, dinamika, dan
kehangatan. Guru memperkenalkan diri di depan
siswa, begitu juga sebaliknya.
Tahap aktif konser
(activeconcert)
Siswa menyimak yang dijelaskan oleh
guru.Guru memutar musik yang membuat siswa
jadi tenang atau rileks, kemudian siswa menutup
mata sambil mendengarkan musik. Setelah itu
Siswa membaca teks pantun kemudian
mengonversi ke teks puisi baru.
Tahap Pengulangan
pasif (Passive
repetition)
Membaca teks pantun yang sama seperti
sebelumnya kemudian siswa menganalisis dan
memahami dengan mata tertutup dan duduk di
kursi dengan rileks sembari memahami kata-
kata dan penekanan-penekanan pada tata bahasa
dan kosa kata yang sesuai dengan pantun.
Tahap active
Guru mengarahkan untuk membuat
kelompok/individu diskusi yang membahas
tentang hasil analisis pantun kemudian
menganalisis maksud dari pantun tersebut
kemudian menentukan tema dan judul teks puisi
baru.
Tahap games
Kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan
materi atau tata bahasa tidak dibenarkan secara
rumit dan detail tetapi cukup dengan pendekatan
yang lebih menyenangkan.
Jadi, metode sugestopedia merupakan metode yang menciptakan
suasana pembelajaran keterampilan menulis yang nyaman dengan cara
memberikan sugesti melalui lagu, diharapkan melalui lagu tersebut dapat
merangsang imajinasi siswa dalam menulis. Jika siswa sudah tersugesti
maka siswa dapat dengan mudah berimajinasi atas peristiwa yang dialami
orang lain. Sugesti ini akan memudahkan siswa dalam menuangkan
imajinasi serta pemikirannya sehingga mampu mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sugestopedia
1) Kelebihan Metode Sugestopedia
Trimatra (2005: 12) menyatakan bahwa ada empat faktor yang
memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran menulis
dengan menggunakan metode sugestopedia.
Pertama, pemilihan lagu yang bersyair puitis membantu para
siswa memperoleh model dalam pembelajaran kosakata. Kedua,
pemberian apersepsi tentang keterampilan mikrobahasa yang
dilanjutkan dengan Pembelajaran menulis menggunakan metode
sugestopedia dapat diserap dan dipahami dengan baik oleh para siswa.
Situasi emosional yang terolah membantu keberhasilan komunikasi dan
interaksi guru dengan siswa. Keberhasilan komunikasi tersebut
tercermin pada meningkatnya kemampuan siswa dalam memahami
konsep-konsep dan teknik menulis yang disampaikan guru.
Ketiga, sugesti yang diberikan melalui pemutaran lagu
merangsang dan mengkondisikan siswa sedemikian rupa sehingga
siswa dapat memberikan respons spontan yang bersifat positif. Dalam
hal ini, respon yang diharapkan muncul dari para siswa berupa
kemampuan merangkai kosakata yang baik dan benar sehingga mampu
mengonversi teks pantun menjadi puisi baru. Metode sugestopedia
memungkinkan proses ini dapat berlangsung dengan baik sehingga para
siswa mampu menulis teks pantun dan teks puisi baru.
Keempat, peningkatan penguasaan kosakata, pemahaman
konsep-konsep dan teknik menulis, serta imajinasi yang terbangun baik
berkolerasi dengan peningkatan kemampuan siswa dalam membuat teks
puisi baru.
2) Kekurangan Metode Sugestopedia
Menurut Aryaningsih (2013: 29) kekurangan metode
sugestopedia yaitu penggunaan metode ini tidak cukup efektif bagi
kelompok siswa dengan tingkat keterampilan menyimak rendah. Tetapi
untuk mengatasi kelemahan dari metode tersebut maka guru dapat
membentuk kelompok siswa secara heterogen sehingga jika ada siswa
dengan kemampuan menyimak rendah dapat dibantu oleh siswa lain
yang memiliki keterampilan menyimak cukup baik. Sedangkan untuk
siswa yang cenderung pasif maka guru dapat merangsang siswa untuk
dapat lebih aktif dalam pembelajaran, salah satunya dengan
memberikan perhatian lebih kepada siswa yang kurang aktif tersebut.
B. Kerangka Pikir
Komponen penting dari sistem pendidikan salah satunya adalah
kurikulum, karena kurikulum menjadi bahan alat acuan yang digunakan oleh
seorang tenaga pendidik dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuan dalam membuat rencana
pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia menekankan aspek keterampilan
berbahasa dalam konteks pendekatan terpadu. Keterampilan berbahasa
meliputi, aspek: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Namun dalam penelitian ini, fokus masalah yang akan diteliti adalah
keterampilan menulis.
Sastra terdiri dari prosa, puisi, dan drama (Santosa, 2008:8.13). Puisi
ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga
mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan
membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus.
Pantun termasuk dalam jenis puisi yakni, puisi lama. Pantun berarti bagai,
seperti, umpama, laksana. Pantun merupakan puisi Indonesia asli dan tergolong
tertua disbanding dengan puisi Indonesia yang ada sekarang.Pada mulanya,
pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan.
Keterampilan mengonversi sebagai salah satu kompetesi dasar dalam
pelajaran bahasa Indonesia yang perlu ditingkatkan. Kemampuan mengonversi
memerlukan berbagai keterampilan menulis, teknik pelatihan menulis yang
tepat, dan latihan secara terus-menerus. Untuk memiliki kemampuan menulis
yang baik, diperlukan beberapa keterampilan danpelatihan yang memadai.
Kemampuan ini meliputi kemampuan memahami, mengembangkan gagasan,
struktur kalimat, koherensi, diksi, ejaan, dan tanda baca.
Agar keterampilan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru
meningkat, terlebih dahulu siswa dapat menyampaikan ide atau gagasan, atau
pikiran secara runtut dan enak dibaca. Dengan metode Sugestopedia siswa
dituntut guru untuk meningkatkan keterampilan menulis Puisi baru. Metode
Sugestopedia merupakan suatu metode yang memanfaatkan alunan lagu
yang diperdengarkan untuk mendorong imajinasi siswa dalam menemukan
ide pokok dalam menulis puisi baru, karena melalui alunan lagu dapat
merangsang daya imajinasi siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah
menuangkan gagasan-gagasan dan idenya ke dalam sebuah rangkaian
kata-kata indah, sehingga menjadi sebuah cerita yang dapat dinikmat.
Dalam metode sugestopedia terdapat tahap-tahap sugestopedia yaitu:
Tahap Introductory (Pengantar), Tahap Active Concert (Aktif Konser), Tahap
Passive repetition (Pengulangan pasif), Tahap active (Aktif), Tahap Game
(Permainan). Dengan adanya tahap tersebut proses pembelajaran dengan
menggunakan metode sugestopedia dapat meningkatkan kemampuan
mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru. Metode sugestopedia
merupakan metode yang menciptakan suasana pembelajaran keterampilan
menulis yang nyaman dengan cara memberikan sugesti melalui lagu,
diharapkan melalui lagu tersebut dapat merangsang imajinasi siswa dalam
menulis. Jika siswa sudah tersugesti maka siswa dapat dengan mudah
berimajinasi atas peristiwa yang dialami orang lain. Sugesti ini akan
memudahkan siswa dalam menuangkan imajinasi serta pemikirannya sehingga
mampu mengonversi teks pantun.
Bagan Kerangka Pikir 2.1.
Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia
Keterampilan Menulis
Puisi Prosa Drama
Kurikulum 2013
Mengonversi Teks Pantun Menjadi
Teks Puisi Baru
Penerapan Metode Sugestopedia
Hasil
Analisis
Teks Pantun
Menjadi Teks
PuisiBaru
Karya Sastra
Tahap
Pengantar
Tahap aktif
konser
Tahap
Pengulangan
Pasif
Tahap
Aktif
Tahap
Permainan
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah jika dalam
pembelajaran mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru siswa kelas X
IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar diterapkan metode
Sugestopedia, maka kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi
baru dapat meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. penelitian tindakan kelas
merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik
pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang
mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya (Hopkins 1993). Menurut
Aqib (2009: 13), penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam kelas.
Arikunto (2012: 2-3) menjelaskan bahwa ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan dari penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian, tindakan,
dan kelas.
a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu.
c. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan pendapat di atas, penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang mengembangkan keterampilan baru
dengan metode tertentu dengan tujuan meningkatkan mutu dan menarik minat
untuk menyelesaikan permasalahan di dalam kelas atau proses pembelajaran.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh
Makassar.
2. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang akan menjadi subjek dari penelitian ini adalah
siswa kelas X yang berjumlah 34 siswa. Sasaran utama dalam penelitian
ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa mengonversi teks
pantun menjasi puisi baru dengan menggunakan metode Sugestopedia.
C. Faktor yang Diselidiki
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif. PTK dilakukan
dengan pengkajian berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK yang
meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation), dan refleksi (reflection). Apabila ditemukan adanya
kekurangan dengan model ini, perencanaan dan pelaksanaan tindakan
perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang
diinginkan tercapai. Alur penelitiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 1: Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart
Keterangan gambar:
1. Rencana (plan), merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru
sebelum melakukan sesuatu tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.
2. Tindakan dan pengamatan (action), merupakan tahapan dimana
menerapkan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Pengamatan (observation), merupakan kegiatan pengamatan terhadap
pelaksanaan penelitian tersebut.
4. Refleksi (reflection) adalah penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan
dan menyimpulkan hasil yang diperoleh dari penelitian. Sehingga hasil
dari refleksi dapat digunakan sebagai revisi terhadap perencanaan yang
telah dilaksanakan dan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru
pada pertemuan selanjutnya.
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS 1
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS 2
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS N
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan menggunakan dua siklus.
Adapun siklus 1 dipaparkan sebagai berikut.
1) Perencanaan Tindakan
Hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah: (1)
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) menyusun pedoman
observasi, wawancara dan dokumentasi (3) menyusun rancangan evaluasi,
(4) mempersiapkan media yang digunakan yaitu media lagu.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, guru akan melakukan tindakan proses pembelajaran.
Tindakan-tindakan tersebut adalah:
(a) melakukan absen dan memberikan motivasi kepada siswa sembari
melakukan apersepsi pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran tentang seberapa besar minat siswa terhadap
pelajaran tersebut,
(b) guru memberikan pengantar tentang materi yang akan dibahas,
(c) siswa mengamati teks pantun yang akan dikonversi,
(d) guru menjelaskan hal-hal yang diperlukan dalam mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru,
(e) siswa berimajinasi sambil mendengar alunan musik untuk merangkai
kata-kata yang mengacu pada teks pantun yang telah dibaca.
(f) siswa menulis sebuah puisi baru dengan imajinasi siswa sambil
mendengarkan alunan musik.
(g) salah satu siswa membacakan hasil konversinya di depan kelas,
(h) siswa yang lain mendengar lalu memberi tanggapan terhadap hasil
konversi temannya yang telah dibacakan.
3) Observasi dan Evaluasi
Pada tahap observasi, akan dilakukan oleh peneliti dibantu teman
sejawat, dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia selama penelitian
berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan berpedoman
pada pedoman observasi dan wawancara .
Evaluasi hasil pembelajaran mengacu pada ketuntasan belajar
minimal. Analisis hasil evaluasi nantinya bertujuan untuk melihat
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang telah dijelaskan,
selain itu untuk memperoleh informasi terhadap indikator-indikator yang
belum dimengerti siswa. Jika hal ini terjadi maka pembelajaran akan
diperbaiki pada siklus berikutnya. Pembelajaran pada siklus berikutnya
lebih menekankan pada indikator-indikator yang memperoleh skor rendah
serta siswa yang belum memperoleh ketuntasan belajar.
4) Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis dan refleksi ini peneliti akan melihat hasil dari
pelaksanaan tindakan dan pengamatan. Dari hasil tersebut jika masih
banyak siswa yang bersikap negatif terhadap proses pembelajaran atau
kekurangan seperti yang dijelaskan pada hasil observasi. Hal ini dapat
dijadikan bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hasil yang
positif pada siklus I akan dipertahankan pada siklus II. Dari faktor sikap
siswa dalam kegiatan mengonversi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pembelajaran pada siklus I misalnya, sikap siswa yang
meremehkan kegiatan mengonversi. Dari hasil evaluasi yang dijadikan
bahan refleksi adalah pengungkapan kelebihan dan kekurangan metode
dan media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran,
pengungkapan hasil pengamatan peneliti, pengungkapan tindakan yang
dilakukan oleh siswa , dan pengungkapan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Apabila pada
siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh siswa dan peneliti dalam pembelajaran
mengonversi. Hal ini dilakukan dalam rangka refleksi setelah implementasi
suatu tindakan perbaikan.
Hasil refleksi ini dimanfaatkan sebagai masukan untuk menentukan
perlu atau tidaknya tindakan pada siklus berikutnya, tindakan pada siklus
berikuttindaknya perlu dilaksanakan bila hasil pada refleksi menunjukan
keberhasilan yang signifikan.
Siklus II
Sesuai dengan hakikat penelitian tindakan bahwa pelaksanaan Siklus
II merupakan perbaikan dari pelaksanaan tindakan Siklus I, maka
pelaksanaan Siklus II adalah mengulangi kegiatan yang dilakukan pada Siklus
II., akan tetapi jika hasil tindakan pada siklus I ternyata masih belum berhasil
maka akan dilakukan perbaikan pada Siklus II. Siklus II juga memiliki empat
tahap seperti halnya pada Siklus I. Apabila siklus I dan II belum tercapai
maka siklus N menjadi acuan bagi peneliti untuk merencanakan perbaikan
dan penyempurnaan dari siklus sebelumnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini yaitu, observasi, wawancara, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan.
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(Arikunto, 2010:199) observasi dilakukan dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan mengenai guru dan aktivitas belajar siswa
selama pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Wawancara
wawancara digunakan sebagai panduan dalam melakukan
wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk
mengetahui peningkatan yang terjadi pada pembelajaran menulis teks
pantun menjadi teks puisi baru menggunakan metode sugestopedia.
3. Tes
Tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu siswa menulis teks
pantun dan mengubahnya menjadi teks puisi baru dengan dilakukannya
metode Sugestopedia sebagai pendukung. Teknik tes dilakukan dalam
rangka mengumpulkan data dari penggunaan metode Sugestopedia
sebagai pendukung dalam pembelajaran menulis teks pantun dan teks
puisi baru.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai siswa, dan foto-
foto selama proses pembelajaran.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang pengamatan di
kelas yang tidak tercantum dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini
catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama
pembelajaran menulis teks pantun dan mengonversi menjadi teks puisi
baru melalui metode sugestopedia sebagai pendukung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diperoleh dari data
kualitatif. Data kualitatif yakni berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang aktifitas atau ekspresi siswa (Arikunto, 2002:
256) Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode sugestopedia. Data yang sudah
terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis sebagai berikut:
1. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data hasil
tes belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk teks pantun menjadi teks
puisi baru. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai
berikut :
Menurut Arikunto (dalam Wardani, 2006 : 18)
Nilai = ∑skor yang diperoleh
∑ skor maksimal
Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 75
sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal bahasa Indonesia di SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. Ketuntasan belajar siswa secara
klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan klasikal = ∑ siswa yang tuntas belajar
∑ seluruh siswa
Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila 70% dari
seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor dan
afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan
pembelajaran dan sikap siswa.
Tabel 3.1. Skor Penilaian mengoversi teks pantun menjadi teks puisi baru
No
Aspek yang dinilai
Skala penilaian
Skor maksimal 1 2 3 4 5
1 Tema 5
2 Diksi 5
3 Keselarasan Isi
Pantun dan Puisi
5
4 Bahasa Figuratif 5
Jumlah 20
ƩS
NA=-----------x100
SM
Keterangan:
NA : Nilai Akhir
Ʃ S : Jumlah Skor Siswa
SM : Skor Maksimal
Kriteria penilaian mengonversi teks pantun menjadi puisi baru dapat diukur dari
lima aspek yaitu tema, diksi, imaji/daya bayang, bahasa figuratif, dan
tipografi/tata wajah yang dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 3.2. Kriteria penilaian lembar kerja siswa
No Aspek Penilaian Skor Kriteria
1 Tema 1.
2.
3.
Tema mengonversi Pantun menjadi
puisi baru selaras
Tema mengonversi pantun menjadi
puisi baru ada kaitannya
Tema mengonversi pantun menjadi
4.
5.
puisi baru hampir sesuai
Tema mengonversi pantun menjadi
puisi kurang sesuai
Tema mengonversi pantun menjadi
puisi baru tidak sesuai
2 Diksi 1
2
3
4
5
Diksi yang digunakan tepat, bervariasi,
dan menimbulkan keindahan
Diksi yang digunakan sudah bagus,
bervariasi, namun belum menimbulkan
keindahan
Diksi yang digunakan hampir bagus,
namun belum menimbulkan keindahan
Diksi yang digunakan kurang bagus,
belum menimbulkan keindahan
Diksi yang digunakan tidak bervariasi
dan kurang tepat Tidak menggunakan
pilihan kata yang tepat
3 Keselarasan isi
puisi
1
2
Isi pantun dan puisi selaras, sangat
tepat, sangat menimbulkan suasana, dan
sangat memperkuat daya
ungkap/bayang
Isi pantun dan puisi tepat, menimbulkan
suasana, dan memperkuat daya
3
4
5
6
ungkap/baying.
Isi pantun dan puisi kurang tepat,
kurang menimbulkan suasana, dan
kurang memperkuat daya
ungkap/baying
Isi pantun dan puisi hampir tepat,
hampir menimbulkan suasana, dan
hampir memperkuat daya
ungkap/baying
Isi pantun dan puisi kurang tepat,
kurang menimbulkan suasana, dan
kurang memperkuat daya
ungkap/baying
Isi pantun dan puisi tidak tepat, tidak
menimbulkan suasana, dan tidak
memperkuat daya ungkap/baying
4 Bahasa
Figuratif/ Gaya
Bahasa
1
2
3
4
Banyak menggunakan gaya bahasa dan
sangat ekpresif
Banyak menggunakan gaya bahasa dan
ekspresif
Sedikit menggunakan gaya bahasa dan
kurang ekspresif
Kurang menggunakan gaya bahasa dan
5
kurang ekspresif
Tidak menggunakan gaya bahasa
Kategori Penilaian
Kategori Nilai
SangatBaik 85%-100%
Baik 75%-84%
Cukup 45%-74%
Kurang 0%-44%
G. Teknik Analisis Data
Data pada penelitian ini adalah data hasil kemampuan menulis atau
mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan mengunakanmetode
sugesti imajinasi dengan media lagu pada siswa, serta data yang diperoleh
dari hasil observasi dan catatan lapangan. Data tersebut direduksi
berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data, dan terakhir
penyimpulan atau verifikasi. Tahap analisis itu diuraikan sebagai berikut.
1) Menelaah data
Dalam proses menelaah data, dilakukan pengumpulan data dari
data-data informasi yang diperoleh melalui observasi, catatan lapangan,
dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul melalui observasi, catatan
lapangan, dan studi dokumentasi dengan melakukan transkripsi hasil
observasi, penyeleksian, dan pemilihan data. Data yang telah
dikumpulkan tersebut masih berupa data mentah yang belum diolah.
Setelah dilakukan proses penyeleksian dan pemilhan data dari data
mentah tersebut, data kemudian dikelompokkan berdasarkan data pada
tiap siklus.
2) Mereduksi data
Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih
fokus dan tajam, karena data yang menumpuk sulit memberikan
gambaran yang jelas.Data keseluruhan yang terkumpul diseleksi dan
diidentifikasi berdasarkan kelompoknya dan mengklasifikasikan data
sesuai dengan kebutuhan.Hasil perhitungan dari masing-masing siklus
kemudian dibandingkan. Melalui perhitungan ini, akan diketahui
persentase peningkatan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi
teks puisi baru.
3) Menyajikan data
Setelah dilakukan proses penelaahan data dan reduksi data, maka
kemudian dilakukan penyajian data. Penyajian data dengan cara
mengorganisasikan informasi yang telah direduksi. Informasi yang telah
direduksi akan langsung disajikan sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan penarikan tindakan. Keseluruhan data dirangkum dan disajikan
secara terpadu sesuai siklus yang direncanakan sehingga fokus pada
pembelajaran.
4) Menyimpulkan hasil penelitian
Akhir temuan penelitian disimpulkan dan dilakukan kegiatan
tringulasi data atau pengujian temuan penelitian. Keabsahan data diuji
dengan memikirkan kembali hal-hal yang telah dilakukan dan
dikemukakan melalui tukar pendapat dengan ahli dan pembimbing,
teman sejawat, peninjauan kembali catatan lapangan, hasil observasi,
serta triagulasi dengan teman sejawat atau guru setelah selesai
pembelajaran. peningkatan kemampuan mengonversi teks pantun
menjadi puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia pada
siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dikaitkan
dengan ketuntasan belajar. Siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas
maka pembelajaran menulis teks pantun dan mengonversi ke puisi baru
dengan mengunakan metode sugesti imajinasi dengan media lagu oleh
guru dapat berhasil efektif.
Taraf keberhasilan yang akan dicapai siswa dikatakan berhasil
apabila mencapai nilai baik dan sangat baik Penilaian dilakukan dengan
rumus:
Nilai akhir =perolehan skor
skor maksimum (100) X skor ideal (100)
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan proses
dan pencapaian, yakni sebagai berikut:
1. Indikator Keberhasilan Proses
Indikator keberhasilan ini dapat diamati ketika berlangsungnya
tindakan kelas. Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti. Tindakan
dalam penelitian ini dianggap berhasil apabila dalam pelaksanaan tindakan
siswa memiliki perhatian terhadap pembelajaran, gairah belajar, aktif
dalam pembelajaran, dan suasana pembelajaran di kelas yang kondusif.
2. Indikator Pencapaian
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila terjadi
peningkatan skor rata-rata dari hasil penerapan strategi pengolahan
pengajaran dalam mengonversi teks dari siklus pertama ke siklus
berikutnya. Perlakuan dianggap berhasil bila 80 % siswa mencapai skor
minimal 75 (B) menurut kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari hasil tes
belajar yang dicapai.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan dua
siklus pada siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.
Setiap siklus terdiri dari empat pertemuan, media pelaksanaannya terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data dari
hasil penelitian yaitu kemampuan mengonversi teks pantun menjadi puisi baru
siswa melalui metode sugestopedia dan aktivitas belajar siswa diperoleh melalui
instrument penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada saat siswa melakukan
proses belajar mengajar, data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil
peningkatan yang sesuai dengan standar nilai KKM yang telah ditentukan dapat
dilihat pada lampiran hasil penelitian.
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti membuat rancangan
untuk meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks
puisi baru melalui metode sugestopedia pada siswa kelas X IPA. Peneliti
menyamakan persepsi tentang RPP yang akan dilaksakan dalam kelas.
Kemudian, peneliti memberikan masukan mengenai hal-hal yang
dianggap perlu dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar, media
56
pembelajaran, dan penilaian akhir untuk siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini peneliti melaksanakan RPP yang telah direncanakan
dalam pembelajaran. Tindakan pembelajaran siklus I dilaksakan tiga kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksakan pada hari senin, 10 Februari
2020, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 11 Februari 2020,
Setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pembahasan
pada siklus I ini sebagai berikut.
Pertemuan I
Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal
10 Februari 2020 yang berlangsung selama dua jam pelajaran dimulai
pukul 09.20-10.40 dan 10.40-11.00 dengan materi yang akan dibahas
adalah Pengertian teks pantun dan teks puisi baru.
Pada pertemuan ini diawali dengan guru membuka pelajaran
dengan membaca Doa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan judul
materi pokok pembahasan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai serta mengingatkan kembali materi dan mengaitkannya
dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya pada kegiatan ini guru
menyajikan informasi tentang materi yang akan diajarkan, guru
menjelaskan pengertian mengonversi, teks pantun dan teks puisi baru,
guru membimbing pelatihan kepada siswa sampai benar-benar menguasai
konsep yang dipelajari. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran pada
57
pertemuan ini siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau
merangkum materi yang telah dibahas dan guru mengingatkan kepada
siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya. Guru menyampaikan pesan moral terhadap peserta didik.
Selanjutnya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan II
Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal
11 februari 2020 dengan materi yang dibahas adalah menjelaskan tema,
diksi yang ada dalam teks pantun dan teks puisi baru. Secara umum,
langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini
hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu
pada langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP,
dengan alokasi waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran
biasanya yaitu selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari senin tanggal
17 februari 2020 dengan materi yang dibahas adalah menjelaskan tema,
diksi yang ada dalam teks pantun dan teks puisi baru.
Pada pertemuan ini diawali dengan guru membuka pelajaran
dengan membaca Doa, mengecek kehadiran siswa, guru melakukan
apersepsi agar siswa semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
58
Pada kegiatan inti, peneliti melakukan kegiatan praktik dengan
cara memberikan tugas kepada siswa yaitu mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia,
siswa diberi kesempatan untuk memilih lagu yang ingin di dengarkan,
dengan melalui lagu tersebut dapat merangsang imajinasi siswa dalam
menulis. Setelah itu, siswa menentukan tema, diksi, isi serta keselarasan
dalam mengonversi teks pantun dan teks puisi baru yang telah mereka
buat dan memberikan waktu selama 30 menit kepada siswa untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Guru dan peneliti mengamati
kerja siswa, dan membimbing siswa dengan cara menanyakan kesulitan-
kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas. Kemudian peneliti
mengumpulkan tugas yang telah dibuat oleh siswa.
Kegiatan terakhir adalah penutup, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menyampaikan simpulan. Peneliti bersama siswa
melakukan refleksi, guru memberikan informasi kepada peserta didik
untuk pertemuan berikutnya. Selanjutnya, guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam.
Pertemuan IV (Selasa, 18 Februari 2020)
Pada pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari selasa
tanggal 18 februari 2020 dilakukan tes siklus I untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam belajar dengan menerapkan metode
sugestopedia.
59
Setelah siklus I selesai dengan peneliti sebagai pengajar untuk
melihat dan mengetahui proses belajar mengajar yang terjadi pada saat
siklus I berlangsung. Peneliti melihat sikap siswa selama pelaksanaan
pembelajaran dalam menulis teks ulasan.
c. Tahap Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan
atau observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya
tindakan yang diberikan kepada siswa. Observasi ini mengungkapkan
berbagai aktivitas siswa dalam pembelajaran mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru melalui metode sugestopedia. Kegiatan observasi
ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan dan keadaan siswa selama
proses pembelajaran.
Kegiatan observasi ini menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan. Pada tahap pelaksanaan dalam pembelajaran mengonversi
teks pantun menjadi teks puisi baru melalui metode sugestopedia, peneliti
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap jalannya perlakuan
tindakan. Pada siklus I tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dapat dilihat pada table
berikut ini.
60
2. Hasil Pembelajan
a. Siklus I
Pada siklus I tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar
observasi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No Komponen Yang Diamati
Siklus I
Persentase
I II III IV
1
Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran berlangsung
29 30 26 T
E
S
S
I
K
L
U
83,33
2
Siswa yang mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan guru
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
12 18 25 53,92
3
Siswa yang mengajukan
pertanyaan pada saat
pembelajaran berlangsung
15 10 16 40,19
4
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
15 11 16 41,17
5
Ketertiban saat mengikuti proses
pembelajaran
29 20 26 73,52
61
6
Interaksi siswa saat melakukan
diskusi dengan temannya
11 14 20
S
I
44,11
Berdasarkan table 4.1 diatas bahwa terdapat beberapa komponen yang
diamati dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus I diantaranya:
1. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung di
pertemuan I siklus I berjumlah 29 siswa pertemuan II berjumlah 30
siswa pertemuan III siklus I berjumlah 26 siswa dan jumlah persentase
keseluruhan 83,33,%.
2. Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus I berjumlah
12 siswa pertemuan II berjumlah 18 siswa pertemuan III siklus I
berjumlah 25 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 53,92%.
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran
berlangsung di pertemuan I siklus I berjumlah 15 siswa pertemuan II
berjumlah 10 siswa pertemuan III siklus I berjumlah 16 siswa dan
jumlah persentase keseluruhan 40,19%.
4. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan di pertemuan I siklus I
berjumlah 15 siswa pertemuan II berjumlah 11 siswa pertemuan III
siklus I berjumlah 16 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 41,17%.
5. Ketertiban saat mengikuti proses pembelajaran di pertemuan I siklus I
berjumlah 29 siswa pertemuan II berjumlah 20 siswa pertemuan III
siklus I berjumlah 26 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 73,52%.
62
6. Interaksi siswa saat melakukan diskusi dengan temannya di pertemuan I
siklus I berjumlah 11 siswa pertemuan II berjumlah 14 siswa pertemuan
III siklus I berjumlah 20 siswa dan jumlah persentase keseluruhan
44,11%.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut menunjukkan
bahwa komponen yang tidak direncanakan dalam proses pembelajaran
belum tercapai secara keseluruhan, selain itu indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan untuk hasil belajar juga belum tercapai setelah selesai
pelaksanaan tindakan siklus I, maka peneliti melakukan evaluasi untuk
mengetahui kemampuan individu siswa terhadap penguasaan konsep yang
telah diberikan oleh peneliti selama siklus I. Hasil evaluasi siswa
digambarkan sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase(%)
86-100 % Sangat Baik 2 5,88%
76-85% Baik 7 20,58%
60-75% Cukup 8 23,52%
40-59% Kurang 9 26,47%
0-39% Sangat Kurang 8 23,52%
Jumlah 34 100
Berdasarkan 4.2 diatas diperoleh bahwa dari 34 siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, terdapat 5,88% yang hasil
belajarnya masuk dalam kategori sangat baik, 20,58% masuk dalam kategori
baik, 23,52% masuk dalam kategori cukup, 26,47% masuk dalam kategori
63
kurang dan 22,58% masuk dalam kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil
ketuntasan siswa tersebut, terlihat belum mencapai standar indicator yang
ditetapkan yaitu 75% siswa mendapatkan nilai minimal 75%.
Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia pada siswa setelah
tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada table berikut.
Table 4.3 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Skors Kategori Frekuensi Persentase (%)
0-75 Tidak Tuntas 25 73,52%
76-100 Tuntas 9 26,47%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan table 4.3 tampak bahwa 34 orang siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar belum tuntas hasil belajarnya
karena hanya 9 yang dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan persentase
26,47% dan 25 siswa dinyatakan tidak tuntas dengan persentasenya 73,52%
Hal ini menandakan bahwa kegiatan proses belajar mengajarnya belum
berhasil.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Refleksi bertujuan
untuk membahas dan menyimpulkan hasil pertemuan pada siklus I. Pada
tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi data yang
diperoleh, yaitu hasil lembar observasi dan evaluasi selama
pembelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa kemampuan belajar siswa dalam
64
mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru belum maksimal, hal ini
disebabkan siswa belum mampu memenuhi aspek penilaian yang telah
ditetapkan, maka peneliti melakukan refleksi untuk memperbaikki
kekurangan-kekurangan yang telah terjadi selama pelaksanaan tindakan
siklus I, kemudian memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus
II.
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus II, tindakan yang diberikan hampir sama dengan
tindakan pada siklus I, yaitu menyusun kembali rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan digunakan untuk meningkatkan kembali
kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan
menggunakan metode sugestopedia untuk pertemuan pertama sampai
pertemuan ketiga dan mempersiapkan lembar observasi untuk mencatat
aktivitas siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung seperti yang dilakukan pada siklus I hingga
mempersiapkan soal evaluasi berupa soal teks siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan I (Senin, 24 Februari 2020)
Pertemuan Pertama disiklus II pada hari senin tanggal 24 februari
2020 dengan materi yang akan dibahas adalah menemukan kesesuaian
jenis pantun dan tema puisi, berdasarkan struktur teks pantun dan puisi.
Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada siklus II
65
hampir sama dengan kegiatan siklus sebelumnya. Pembelajaran
mengonversi teks pantun menjadi puisi pada siklus II ini merupakan
perbaikan dan pemecahan masalah yang dihadapi pada siklus I. pada
siklus II ini diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran mengonversi
teks pantun menjadi puisi baru dengan menggunakan metode
sugestopedia, kemudian menyiapkan lembar observasi siswa sebagai alat
pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar mengajar
di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik siswa
maupun guru.
Pertemuan II ( Jumat, 21 Februari 2020)
Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 21
ferbruari 2020 dengan materi yang akan dibahas adalah penggunaan
diksi dan gaya bahasa serta keselarasan isi puisi. Secara umum, langkah-
langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini hampir sama
dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada langkah-
langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP , dengan alokasi
waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran biasanya yaitu selama
2 jam pelajaran (2 x 45 menit)
Pertemuan III (Selasa, 25 Februari 2020)
66
Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25
februari 2020 dengan materi yang akan dibahas adalah mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode
sugestopedia. Setiap siswa mengonversi teks pantun menjadi teks puisi
baru dengan tema yang telah ditentukan. Kemudian siswa menyampaikan
hasil konversinya.
Kemampuan siswa dalam mengonversi teks pantun menjadi teks
puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia sudah mulai
meningkat. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah siswa yang
aktif dalam mengerjakan tugas.
Pertemuan IV (Rabu, 26 Februari 2020)
Pada pertemuan IV ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengonversi teks pantun menjadi teks puisi
baru dengan menggunakan metode sugestopedia.
Tahap Observasi
Pengamatan pada siklus II sama dengan siklus I. Pada siklus II
tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung, aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang
dapat dilihat sebagai berikut.
4. Hasil Pembelajan
67
b. Siklus II
Pada siklus II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar
observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II
No Komponen Yang Diamati
Siklus I
Persentase
I II III IV
1
Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran berlangsung
28 32 34
T
E
S
S
I
K
L
U
S
92,15
2
Siswa yang mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan guru
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
27 31 31 87,25
3
Siswa yang mengajukan
pertanyaan pada saat
pembelajaran berlangsung
23 28 17 66,66
4
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
25 16 31 70,58
5
Ketertiban saat mengikuti proses
pembelajaran
28 31 31 88,23
68
6
Interaksi siswa saat melakukan
diskusi dengan temannya
20 25 30
II 73,52
Berdasarkan table 4.1 diatas bahwa terdapat beberapa komponen yang
diamati dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus I diantaranya:
1. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung di
pertemuan I siklus II berjumlah 28 siswa pertemuan II berjumlah 32
siswa pertemuan III siklus I berjumlah 34 siswa dan jumlah persentase
keseluruhan 92,15%.
2. Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada
saat proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus II
berjumlah 27 siswa pertemuan II berjumlah 31 siswa pertemuan III
siklus I berjumlah 31 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 87,25%.
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran
berlangsung di pertemuan I siklus II berjumlah 20 siswa pertemuan II
berjumlah 28 siswa pertemuan III siklus I berjumlah 17 siswa dan
jumlah persentase keseluruhan 66,66%.
4. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan di pertemuan I siklus II
berjumlah 25 siswa pertemuan II berjumlah 16 siswa pertemuan III
siklus I berjumlah 31 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 70,58%.
5. Ketertiban saat mengikuti proses pembelajaran di pertemuan I siklus II
berjumlah 28 siswa pertemuan II berjumlah 31 siswa pertemuan III
siklus I berjumlah 31 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 88,23%.
69
6. Interaksi siswa saat melakukan diskusi dengan temannya di pertemuan I
siklus II berjumlah 20 siswa pertemuan II berjumlah 25 siswa
pertemuan III siklus I berjumlah 30 siswa dan jumlah persentase
keseluruhan 73,52%.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut menunjukkan
bahwa pelaksanaan tindakan sesuai rencana pembelajaran telah
dilaksanakan peneliti dengan baik. Setelah selesai pelaksanaan siklus II,
maka peneliti memandang perlu melaksanakan evaluasi kedua untuk
mengetahui kemampuan siswa terhadap penguasaan konsep yang telah
diberikan oleh peneliti selama siklus II. Hasil evaluasi siswa digambarkan
sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
Skor Kategori Frekuensi
Persentase
(%)
86-100 % Sangat Baik 22 64,70%
76-85% Baik 8 23,52%
60-75% Cukup 4 11,76%
40-59% Kurang - -
0-39% Sangat Kurang - -
Jumlah 34 100
Berdasarkan 4.5 diatas diperoleh bahwa dari 34 siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, terdapat 64,70% yang hasil
70
belajarnya masuk dalam kategori sangat baik, 23,52% masuk dalam kategori
baik, 11,76% masuk dalam kategori cukup, 0 masuk dalam kategori kurang
dan 0 masuk dalam kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil tes belajar
siswa, terlihat bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai standar indicator
yang ditetapkan yaitu 75% siswa mendapatkan nilai minimal 70.
Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia pada siswa setelah
tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada table berikut.
Table 4.6 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Skors Kategori Frekuensi Persentase (%)
0-75 Tidak Tuntas 4 11,76%
76-100 Tuntas 30 88,23%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan table 4.3 tampak bahwa 34 orang siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar sudah tuntas hasil belajarnya
karena hanya 30 yang dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan persentase
88,23% dan 4 siswa dinyatakan tidak tuntas dengan persentasenya 11,76%
Hal ini menandakan bahwa kegiatan proses belajar mengajarnya telah
berhasil dan mencapai standar indicator yang ditetapkan yaitu 75% siswa
mendapatkan nilai minimal 70.
c. Tahap Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II menunjukkan
hasil yang menggembirakan. Hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan
71
oleh peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan
metode sugestopedia pada pembelajaran mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru sudah mendapatkan hasil yang lebih baik.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, disimpulkan bahwa
penelitian berhenti pada siklus II, ini sesuai dengan perencanaan diawal
sebelum melakukan penelitian, indikator keberhasilan dalam penelitian
ini, berarti tujuan penelitian ini sudah tercapai, yaitu peningkatan
kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru melalui
metode sugestopedia dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa
kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
dengan menerapkan metode sugestopedia untuk meningkatkan kemampuan
menulis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dalam menulis
teks pantun menjadi teks puisi baru. Untuk meningkatkan hasil belajar
kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru maka perlu
diterapkan metode sugestopedia yang dilakukan dengan cara mendengarkan lagu
lalu mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru tersebut agar siswa tidak
merasa kesulitan karena dengan menggunakan metode sugestopedia yang
merupakan metode yang menciptakan suasana pembelajaran keterampilan menulis
yang nyaman dengan cara memberikan sugesti melalui lagu, diharapkan melalui
lagu tersebut dapat merangsang imajinasi siswa dalam menulis. Jika siswa sudah
tersugesti maka siswa dapat dengan mudah berimajinasi. Sugesti ini akan
72
memudahkan siswa dalam menuangkan imajinasi serta pemikirannya sehingga
mampu mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru. Penelitian yang
dilakukan oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua
siklus, setiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan.
Pada tahap perencanaan siklus I dan siklus II, memiliki kemiripan pada
rencana pelaksanaan pembelajaran, yang berbeda adalah tugas pantun dan puisi
yang diberikan dan langkah-langkah pembelajaran. Langkah pembelajaran pada
siklus I belum terlaksana secara maksimal kemudian pada siklus II dilaksanakan
secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh pada siklus I tidak
meningkat dibandingkan siklus II karena siklus II semua langkah pembelajaran
terlaksana dengan baik.
Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, dimulai dari menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memberi materi pembelajaran secara
umum, kemudian memberikan materi secara individu lalu menulis teks pantun
menjadi teks puisi baru yang didapatkan kurang meningkat. Namun, pada siklus II
menjadi meningkat dilihat dari aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan .
Berdasarkan hasil observasi dari pelaksanaan siklus I dan siklus II terjadi
perubahan sikap siswa pada siklus I. Pada siklus I siswa kurang termotivasi dan
aktif pada saat proses pembelajaran sehingga masih belum berani mengungkapkan
pendapat atau idenya sedangkan pada saat siklus II siswa terlihat mulai senang
dan termotivasi untuk belajar sehingga hampir semua siswa sudah mampu
mengungkapkan pendapat dan idenya pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pada siklus II, siswa telah terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran
73
dengan jumlah siswa yang aktif dari segi mengerjakan tugas, mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Selain itu, siswa sudah mampu memahami
pelajaran yang telah mereka pelajari.
Hasil evaluasi yang dikumpulkan dari 34 siswa pada siklus I dan siklus II
ditelaah dan diperiksa secara cermat berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditentukan. Hasil menunjukkan kemampuan menulis teks ulasan pada siklus I
belum berhasil karena beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana
dengan baik. Secara umum frekuensi hasil tes siswa dalam mengonversi teks
pantun menjadi puisi melalui metode sugestopedia berdasarkan kriteria penilaian
mengalami peningkatan pada siklus II.
Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 62.70% dalam
kategori belum meningkat menjadi 75% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
yang diperoleh siswa yaitu 80.35%. dengan kategori meningkat dan sudah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini dapat dibuktikan melalui
data atau hasil selama proses pembelajaran berlangsung dalam dua siklus dan hal
tersebut dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No
Skor
Kategori
Frekuensi Persentase (%)
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
1 86-100 % Sangat Baik 2 22 5,88% 64,70%
2 76-85% Baik 7 8 20,58% 23,52%
3 60-75% Cukup 8 4 23,52% 11,76%
4 40-59% Kurang 9 - 26,47% -
74
5 0-39% Sangat
Kurang
8 - 23,52% -
Perhatikan Tabel 4.7 diatas, dapat dilihat adanya hasil yang menampakkan
peningkatan hasil belajar setelah dua kali siklus dilaksanakan. Pada teks siklus I
hanya 2 siswa yang mendapatkan hasil belajarnya dalam kategori sangat baik
dengan persentase 5,88%, 7 siswa yang hasil belajarnya baik dengan persentase
20,58%, 8 siswa yang hasil belajarnya cukup dengan persentase 23,52%, 9 siswa
yang hasil belajarnya kurang dengan persentase 26,47%, dan 8 siswa yang hasil
belajarnya sangat kurang dengan persentase 23,52%.
Pada teks siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, yaitu terdapat 22
siswa yang mengalami peningkatan dan mendapatkan hasil belajar dalam kategori
sangat baik dengan persentase 64,70%, 8 siswa yang hasil belajarnya masuk
dalam kategori baik dengan persentase 23,52% dan 4 siswa yang hasil belajarnya
masuk dalam kategori cukup dengan persentase 11,76% dan terakhir pada
kategori kurang dan sangat kurang tidak ada siswa yang mendapatkan nilai
tersebut. Secara umum hasil belajar siswa setelah dilaksanakan siklus II telah
mengalami peningkatan yang diharapkan.
Tabel 4.8 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Skors Kategori
Frekuensi Persentase
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
0-75 Tidak Tuntas 25 4 73,52% 11,76%
76-100 Tuntas 9 30 26,47% 88,23%
75
Berdasarkan table 4.8 tampak bahwa peningkatan hasil belajar siswa
meningkat setelah tindakan selama dua siklus yaitu siklus I dan Siklus II. Pada
siklus I hanya 9 siswa yang masuk dalam kategori tuntas dengan persentase
26,47% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yakni 30 siswa yang
berhasil masuk dalam kategori tuntas dengan persentase 88,23%. Maka penelitian
tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dalam meningkatkan kemampuan
mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode
sugestopedia dinyatakan berhasil terlihat dari hasil yang didapatkan dari siklus I
dan siklus II.
1. Hasil Pembelajaran
a) Siklus I
Contoh Teks Siswa I
Pantun Puisi Baru
Tiga kali empat
Sama dengan dua belas
Cepat atau lambat
cintaku pasti kau balas
Pagi, matahari terbit dari timur
Senja, matahari terbenam dibarat
Jika saja saya dapat berbicara tentang dia
Aku akan menceritakan tentang
senyumnya, manisnya dan baiknya
Tapi….
Ah, dia baik sama semua orang
76
Hasil konversi teks siswa I:
Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “seorang
remaja yang menunggu sang pujaan hati untuk membalas
perasaannya”.
Diksi : Pada pantun “cepat atau lambat cintaku kau balas” dan
pada puisi “ah, dia baik sama semua orang”.
Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi
dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa
kedua kalimat tersebut mengandung makna yang
sama. Seorang pria yang memendam perasaannya
kepada sang pujaan. pada bagian pantun menjelaskan
bahwa pria tersebut menunggu jawaban atas
perasaannya pada sang pujaan hati. Sedangkan pada
bagian puisi pria tersebut merasa kecewa dengan
sikap perempuan itu yang belum juga membalas
perasaannya.
Bahasa Figuratif : Pada pantun dan puisi tidak terdapat bahasa figuratif.
77
Contoh Teks Siswa II
Pantun Puisi Baru
Malam hari telah tiba
Bulan menerangi bumi
Kasih ibu sepanjang masa
Kasih ayah takkan terganti
Suara tawa mereka
Selalu membuatku semangat
Duka kita hadapi bersama
Begitu pula denga bahagia kita bagi-bagi
Kehidupan kita berjalan seperti roda
Kadang…
Kita berada diatas
dengan ekspektasi yang tinggi
lalu kita dijatuhkan oleh pahitnya realita.
Kadang juga kita berfikir
hidup sangat sulit untuk dilalui
selalu saja ada masalah yang menghalang
ditengah-tengah kebahagiaan
tapi….
dengan pelukan dan cinta
yang kalian berikan membuatku berfikir
bahwa ternyata hidup tak semengerikan yang
kukira.
Hasil konversi teks siswa II:
Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “kasih sayang
kedua orang tua”.
Diksi : Pada pantun “kasih ibu sepanjang masa kasih ayah takkan
terganti” dan pada puisi “dengan pelukan dan cinta yang kalian
78
berikan membuatku berfikir bahwa ternyata hidup tak
semengerikan yang kukira”
Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi
dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa
kedua kalimat tersebut mengandung makna yang sama.
Pada bagian pantun menjelaskan bagaimana kasih
sayang kedua orangtua kepada anaknya dan pada
bagian puisi menjelaskan bagaimana kedua orangtua
kita selalu mendukung kita dengan memberikan cinta
dan kasih yang tak pernah pudar.
Bahasa Figuratif : pada pantun tidak terdapat bahasa figuratif. Sedangkan
pada puisi terdapat bahasa figuratif dalam kalimat
“kehidupan kita berjalan seperti roda” dan “dengan
ekspetasi yang tinggi lalu kita dijatuhkan oleh
pahitnya realita”
Contoh Teks Siswa III
Pantun Puisi Baru
Sepanjang jalan dibasahi hujan
Angin tertiup daun bergoyang
Apa yang kini harus kulakukan
Wajahnya slalu terbayang-bayang
Awal kumelihatmu
Ku merasa tenang
Tiap kali bertemu denganmu
Aku merasa nyaman
Pandanganmu membuatku tak bisa
berpaling
Senyumanmu selalu terbayang
Berkali-kali ku alihkan pikiranku
Selalu muncul wajahmu
Apakah ini yang dikatan cinta?
Hasil konversi teks siswa III:
79
Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “Pujaan hati”
Diksi : dalam pantun “apa yang kini harus kulakukan wajahnya selalu
terbayang-bayang” dan dalam puisi “senyumanmu selalu
terbayang berkali-kali kualihkan pikiranku selalu muncul
wajahmu”
Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi
dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa
kedua kalimat tersebut mengandung makna yang
sama. Pada bagian pantun menjelaskan bahwa pria
tersebut bingung dengan apa yang dia rasakan dan
selalu memikirkan wanita itu dan pada bagian puisi
menjelaskan bahwa wajah wanita itu selalu ada
dalam pikirannya .
Bahasa Figuratif : dalam pantun terdapat bahasa figuratif pada kalimat
“sepanjang jalan dibasahi hujan angina tertiup daun
bergoyang” dan pada puisi tidak terdapat bahasa
figuratif.
b) Siklus II
Contoh Teks Siswa I
Pantun Puisi Baru
Pergi membeli buku
Bersama denganmu
Kau abaikan perhatianku
Ku tetap mencintaimu
Malam ini aku bersamamu
ditemani hembusan angina malam
sesekali ku bertanya
bagaimana hari ini?
Tetapi kau hanya diam membisu
Dan selalu begini
80
Kau selalu mengabaikan perhatianku
Cemasku, khawatirku
Bahkan peduliku
Percuma…
Percuma kuberikan semua perhatianku
Jika kau hanya mengabaikanku
Tetapi aku memiliki prinsip
Mencintailah dengan ikhlas walaupun
banyak perhatianmu yang terabaikan.
Hasil konversi teks siswa I:
Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “Penantian”
Diksi : dalam pantun “kau abaikan perhatianku ku tetap mencintaimu” dan
dalam puisi “percuma kuberikan semua perhatianku jika kau hanya
mengabaikanku tetapi aku memiliki prinsip mencintailah dengan
ikhlas walaupun banyak perhatianmu yang terabaikan”
Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi
dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa kedua
kalimat tersebut mengandung makna yang sama. Pada
bagian pantun menjelaskan bahwa pria tersebut dengan
sabar memberikan perhatian kepada kekasihnya walaupun
perhatiannya itu sering di abaikan dan pada bagian puisi
menjelaskan bahwa pria itu akan selalu mencintai dengan
ikhlas walaupu dirinya sering mendapatkan perlakuan yang
tak sebanding dan selalu diabaikan.
Bahasa Figuratif : dalam pantun tidak terdapat bahasa figuratif dan dalam
puisi terdapat bahasa figuratif pada kalimat “ditemani
hembusan angina malam tetapi kau Hanya diam membisu”
Contoh Teks Siswa II
81
Pantun Puisi Baru
Ombak tinggi bagai dilautan
Rumah sepi bagai dikuburan
Teruslah tunjukka senyuman
Agar hidupmu penuh kebahagiaan
Biarlah derita menyiksa
Menggores ribuan luka
Membuatmu menangis tiada hentinya
Tapi,
ingatlah kebahagiaan menantimu didepan
sana
tersenyumlah….
tertawalah…
Berbahagialah…
Dan tunjukkan pada dunia kamulah
pemenangnya
Hasil konversi teks siswa II:
Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “Seorang wanita
yang tidak percaya diri”
Diksi : dalam pantun “teruslah tunjukkan senyuman agar hidupmu penuh
kebahagiaan” dan dalam puisi “ingatlah kebahagiaan menantimu di
depan sana tersenyumlah, tertawalah, berbahagialah dan tunjukkan
pada dunia kamulah pemenangnya”
Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi
dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa kedua
kalimat tersebut mengandung makna yang sama. Pada
bagian pantun menjelaskan bahwa dia (seorang wanita)
yang selalu memotivasi dirinya untuk bisa percaya pada
dirinya dan pada bagian puisi menjelaskan bahwa dia
(seorang wanita) memotivasi dirinya dan selalu berusaha
untuk menunjukkan yang terbaik pada dunia bahwa dia bisa
mencapai apa yang dia inginkan.
Bahasa Figuratif : dalam pantun “ombak tinggi bagai di lautan rumah sepi
82
bagai di kuburan” dan dalam puisi “biarlah derita
menyiksa menggores ribuan luka”
Contoh Teks Siswa III
Pantun Puisi Baru
Es kelapa hilangkan dahaga
Membuat segar tenggorokanku
Cinta ini akan kujaga
Hanya untukmu teman hidupku
Mencintaimu adalah anugrah
Menyayangimu adalah sebuah
keharusan
Bersamamu adalah kebahagianku
yang sesungguhnya
Namun saat kau mengenalnya
Kau berubah… kau tak lagi sama
Kau lebih memilih bersamanya
Tak ada celaku untuk bersamamu
lagi kupikir kaulah yang terakhir
Namun kau sendiri yang
mengakhiri.
Hasil konversi teks siswa I:
Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “seorang remaja
yang sedang jatuh cinta kemudian dikecewakan”
Diksi : dalam pantun “cinta ini akan kujaga hanya untukmu teman hidupku”
dan dalam puisi “mencintaimu adalah anugrah menyayangimu
adalah sebuah keharusan bersamamu adalah kebahagiaanku yang
sesungguhnya”
Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi dapat
dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa kedua kalimat
tersebut mengandung makna yang sama. Pada bagian
pantun menjelaskan bahwa pria tersebut percaya dan selalu
menjaga apa yang telah dia miliki dan pada bagian puisi
83
menjelaskan bahwa pria itu akan selalu mencintai
kekasihnya dan menjaga hatinya walaupun dirinya
dikhianati.
Bahasa Figuratif : dalam pantun dan puisi tidak terdapat bahasa figuratif.
Berdasarkan teori lozanov hasil penelitian yang dilakukan peneliti
berkaitan dengan teori yang dirancang oleh Lozanov tentang tahap-tahap metode
sugestopedia. Tahap introductory, tahap active concert, tahap passive repetition,
tahap active, tahap games. Pada saat pembelajaran peneliti menerapkan tahapan-
tahapan yang dirancang oleh lezanov dan berdampak positif bagi siswa. Selama
pembelajaran siswa mengikuti aturan dan arahan yang peneliti berikan hingga
pembelajaran ini pun terdapat peningkatan.
Hasil penelitian sebelumnya Intan 2014 menunjukkan bahwa perencanaan,
pelaksaan, dan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Siswa kelas X
MIA 7 SMA Negeri 2 Bandung mengalami peningkatan dalam pembelajaran
mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama setelah menggunakan model
berfikir induktif. Sedangkan peneliti menerapkan pembelajaran mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia yang
dilakukan pada siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
pada siklus I mencapai nilai rata-rata 62.70% sedangkan pada siklus II mencapai
nilai rata-rata 80.35%. Jelas terlihat bahwa penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan
menggunakan metode sugestopedia menunjukkan peningkatan.
84
Penelitian di atas saling berkaitan, sama-sama meneliti tentang karya sastra
dan mengonversi karya sastara, diketahui bahwa penelitian tindakan kelas tentang
kemampuan mengonversi dan penggunaan metode Sugestopedia sudah dilakukan.
Akan tetapi, perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian sebelumnya adalah
pada kegiatan mengonveri teks pantun dengan menggunakan metode
Sugestopedia. Peneliti merasa perlu adanya penelitian bagi siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar khususnya pada kompetensi dasar
mengonversi yang berdasarkan hasil observasi bahwa kemampuan mengonversi
mereka masih kurang. Peneliti menggunakan metode sugestopedia karena berkaca
dari penelitian sebelumnya yang berhasil meningkatkan kemampuan siswa
sehingga peneliti memilih metode ini. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi
pelengkap untuk penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini
dapat menambah khasanah perkembangan pengetahuan tentang menulis
deskripsi. Selain itu, dapat mengembangkan teori pembelajaran mmengonversi
dan penggunaan metode sugestopedia.
85
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dapat
disimpulkan beberapa hal berikut ini:
1. Model pembelajan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan
menggunakan metode sugestopedia yang dilakukan pada siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar pada siklus I belum mencapai
kriteria yang sangat baik, sehingga pada siklus II dilakukan dengan
menggunakan metode sugestopedia, sehingga siswa lebih mudah untuk
mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru.
2. Pelaksanaan pembelajan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru
dengan menggunakan metode sugestopedia yang dilakukan pada siswa kelas
X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar mengalami peningkatan
setelah dilakukan siklus II. Hal ini terlihat pada sebagian besar aspek dalam
pembelajaran menulis teks berita sudah mencapai kriteria yang sangat baik.
3. Hasil pembelajaran mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan
menggunakan metode sugestopedia yang dilakukan pada siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar pada siklus I mencapai nilai rata-
rata 62.70% sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 80.35%. Jelas
terlihat bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran mengonversi
teks pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode
sugestopedia menunjuukkan peningkatan.
86
B. Saran
Diharapkan guru mengenalkan dan melatih siswanya dengan keterampilan
menulis menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu pada pembelajaran
mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode
sugestopedia agar siswa lebih mudah memahami teks pantun menjadi puisi baru
dan meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun dan teks puisi baru.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. 2006. Pengertian keterampilan menulis (Online),(
http://anisolikhah.blogspot.com/2013/11/keterampilan-menulis.html)
diakses tanggal 06 Desember 2019.
Abdurrahman. 1999. Pengertian keterampilan menulis (online),(
http://anisolikhah.blogspot.com/2013/11/keterampilan-menulis.html)
diakses tanggal 06 Desember 2019
Alisyahbana. 2004. Pengertian pantun (online).
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pantun). diakses tanggal 26
Desember 2019.
Alisjahbana. Takdir 2010. Pengertian puisi baru (Online), (http://puisi
baru.blogspot.com/2014/12/pengertian-puisi-baru-jenis-jenis-puisi
baru.html), diakses tanggal 04 Desember 2019.
Aminuddin. 2006. Pengertian Prosa Fiksi (online).
(https://www.dosenpendidikan.co.id/prosa-fiksi). Diakses tanggal 25
januari 2020.
Aminuddin. 2008. Pengertian puisi. (online)
(https://www.gurupendidikan.co.id/puisi). Diakses tanggal 25 januari
2020.
Arfah, Yaumi. 2017. Peningkatan Apresiasi Segata Melalui Metode
Suggestopedia Dalam Pembelajaran Bahasa Lampung Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 31 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.
Universitas Lampung.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
88
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya
Azhar, Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Budianta dkk (2002). Pengertian Drama. (online). (http://www.definisi-
pengertian.com/2016/05/pengertian-drama-definisi-drama-menurut-
ahli.html) diakses tanggal 25 januari 2020.
Budiman. 1987. Syarat-Syarat Pantun (Online).
(http://pantun.blogspot.com/2014/12/syarat-syarat penulisan pantun
.html) diakses tanggal 4 desember 2019.
De Porter, Bobbi and Mike Hernacki (dalam terjemahan Abdurrahman). 2005.
Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Bandung: Kaifa
Depdikbud. 2011. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta:
Victory Inti Cipta.
Depdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fenny. 2009. Ciri dan Cara Menulis Pantun (Online),
(http://planetxperia.blogspot.com/2014/12/pengertian-pantun-jenis-jenis-
pantun.html), diakses tanggal 04 Desember 2019..
FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi Revisi 1.
Makassar : Panrita Press Unismuh Makassar.
89
Hendy, Zaidan. 1990. Pengertian Pantun (online)
(http://planetxperia.blogspot.com/2014/12/pengertian-pantun-jenis-jenis-
pantun.html), diakses tanggal 04 Desember 2019..
Hopkins. 1993. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas. (online)
(https://scholar.google.co.id/pengertian+ptk+menurut+para+ahli).
Diakses tanggal 21 Desember 2019.
Intan. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengonversi Teks Anekdot
Menjadi Naskah Drama Melalui Model Berpikir Induktif (Penelitian
Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2
Bandung Tahun Ajaran 2013/2014) . FBS. UNB.
Keraf, Gorys.2000. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah.
Kurniati, Imas. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kata Pena.
Lozanov, G. 1978. Report on the Method of Suggestology / Suggestopedia.
United Nations Educational Scientific and Cultural Organization: Paris.
Nuralifa. 2019. Keefektifan Metode Sugestopedia dalam Keterampilan Menulis
Cerita Pendek Siswa Kelas XI SMK Baznas Sulsel Tahun Pelajaran
2018/2019. Makassar Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
FKIP, UNISMUH.
Nursisto. (2000). Jenis-jenis pantun. (online)
(http://planetxperia.blogspot.com/2014/12/pengertian-pantun-jenis-jenis-
pantun.html), diakses tanggal 25 januari 2020.
90
Refiani, Amelia. 2014. Puisi: Puisi Lama dan Puisi Baru (Online),
(http://ameliarefiani.blogspot.com/2014/10/puisi-puisi-lama-dan-
puisibaru.html), diakses tanggal 06 Desember 2019..
Santosa, 2008. Sastra meliputi prosa, puisi, dan drama (Online),
(http://digilib.unila.ac.id/5069/13/BAB%20I.pdf) diakses tanggal 06
Desember 2019
Seputar Pengetahuan. 2015. Pengertian Puisi, Ciri-Ciri dan Jenis Puisi
Terlengkap(Online),(http://www.seputarpengetahuan.com/2015/07/penge
rtian-puisi-ciri-ciri-dan-jenis.html), diakses tanggal 06 Desember 2019..
Sunarti. 2005. Pengertian pantun (online).
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pantun) . diakses tanggal 26
Desember 2019.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Metodelogi Pengajaran Bahasa 2. Bandung:
Angkasa.
Trimatra, Petrus. 2005. “Metode Sugesti-Imajinasi dalam Pembelajaran
Menulis dengan Media Lagu. Jurnal.
91
L
A
M
P
I
R
A
N
92
93
94
95
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/I
Topik : Puisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
Pdan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
96
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
1. 3.16. Mengidentifikasi suasana,
tema, dan makna beberapa puisi
yang terkandung dalam antologi
puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
3.16.1. Mendefinisikan tentang
Puisi:(semua jenis puisi) :
isi;tema;makna;amanat; dan
suasana.
3.16.2. Mendeskripsikan tentang
Puisi: (semua jenis puisi) :
isi; tema; makna; amanat;
dan suasana.
2. 2.1.Menunjukkan perilaku
tanggung jawab, responsif dan
imajinatif dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk
berekspresi
2.1.1 Melaksanakan tugas dengan
baik dan tepat waktu
2.1.2 Responsif dalam kegiatan
pembelajaran
2.1.3 Imajinatif dalam mengerjakan
tugas
3. 4.5 Mengonversi teks pantun ke
dalam bentuk yang lain sesuai
dengan struktur dan kaidah teks
baik secara lisan maupun
tulisan
4.5.1 Menentukan ciri-ciri teks
puisi baru baik melalui lisan
maupun tulisan
4.5.2 Menentukan langkah-langkah
mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru baik
melalui lisan maupun tulisan
4.5.3 Mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru sesuai
struktur dan kaidah teks baik
melalui lisan maupun tulisan
C. Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model saintifik, peserta didik dapat memahami
97
informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar atau
dibaca, menemukan makna tersirat dalam Teks Pantun menjadi Teks Puisi
Baru secara lisan dan tulis, menyusun bagian-bagian pokok Teks Pantun
menjadi Teks Puisi Baru, dan menyajikan hasil Teks Pantun menjadi Teks
Puisi Baru dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap
bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks pantun
2. Struktur teks pantun
3. Ciri-ciri teks pantun
4. Pengertian teks puisi baru
5. Struktur dan ciri-ciri teks puisi baru
6. Langkah-langkah mengonversi teks pantun
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik
melakukan doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik
3. Peserta didik diajak pendidik untuk
mengingat kembali pelajaran sebelumnya
(apersepsi) yang berkaitan dengan
pelajaran hari ini.
4. Peserta didik menerima informasi tentang
15 menit
98
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik menerima informasi
mengenai garis-garis besar cakupan
materi dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan
6. Pendidik menyampaikan strategi
pembelajaran yang akan ditempuh dengan
menggunakan media audio visual.
7. Peserta didik menerima informasi tentang
teknik penilaian yang akan digunakan
Kegiatan inti Mengamati
1. Peserta didik mengamati contoh teks
pantun yang dibaca oleh temannya
2. Peserta didik membaca teks pantun
sebagai bahan untuk mengonversi teks
Menanya
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang ciri-ciri teks puisi baru
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang tema, makna, isi dari puisi
Mengumpulkan data
1. Peserta didik dengan bimbingan pendidik
dan menggunakan media seperti video,
internet, buku, kamus, mengumpulkan
informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi
baru
2. Peserta didik dengan bimbingan pendidik
dan menggunakan media seperti lagu,
video, internet, buku, kamus,
mengumpulkan informasi/ data tentang
langkah-langkah mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru
Menalar Peserta didik mencatat pengertian puisi
baru, pantun serta tema, makna, isi dari
puisi.
60 menit
Penutup 1. Peserta didik dengan bantuan pendidik
menyimpulkan hasil proses pembelajaran
15 menit
99
2. Pendidik memberikan penilaian hasil
pembelajaran.
3. Pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi mengenai proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
4. Pendidik menyampaikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
Pertemuan Kedua
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik
melakukan doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik
3. Peserta didik diajak pendidik untuk
mengingat kembali pelajaran sebelumnya
(apersepsi) yang berkaitan dengan
pelajaran hari ini.
4. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik menerima informasi
mengenai garis-garis besar cakupan
materi dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan
6. Pendidik menyampaikan strategi
pembelajaran yang akan ditempuh dengan
menggunakan media audio visual.
7. Peserta didik menerima informasi tentang
teknik penilaian yang akan digunakan
15 menit
Kegiatan inti Mengamati
8. Peserta didik mengamati contoh teks
pantun yang dibaca oleh temannya
9. Peserta didik membaca teks pantun
60 menit
100
sebagai bahan untuk mengonversi teks
Menanya
10. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang ciri-ciri teks puisi baru dan
pengertian pantun
11. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang langkah-langkah mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru
Mengumpulkan data
12. Peserta didik dengan bimbingan pendidik
dan menggunakan media seperti video,
internet, buku, kamus, mengumpulkan
informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi
baru
13. Peserta didik dengan bimbingan
pendidik dan menggunakan media seperti
lagu, video, internet, buku, kamus,
mengumpulkan informasi/ data tentang
langkah-langkah mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru
Menalar 14. Peserta didik menulis langkah-langkah
mengonversi teks pantun menjadi teks
puisi baru sesuai struktur dan kaidah teks
berdasarkan langkah-langkah
mengonversi teks
Mengomunikasikan
15. Peserta didik secara bergantian
menanyakan sesuatu yang belum
dimengerti mengenai mengonversi
Penutup 16. Peserta didik dengan bantuan pendidik
menyimpulkan hasil proses pembelajaran
17. Pendidik memberikan penilaian hasil
pembelajaran.
18. Pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi mengenai proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
19. Pendidik menyampaikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
15 menit
101
Pertemuan Ketiga
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik
melakukan doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik
3. Peserta didik diajak pendidik untuk
mengingat kembali pelajaran sebelumnya
(apersepsi) yang berkaitan dengan
pelajaran hari ini.
4. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik menerima informasi
mengenai garis-garis besar cakupan
materi dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan
6. Pendidik menyampaikan strategi
pembelajaran yang akan ditempuh dengan
menggunakan media audio visual.
7. Peserta didik menerima informasi tentang
teknik penilaian yang akan digunakan
15 menit
Kegiatan inti Mengamati
8. Peserta didik mengamati contoh teks
pantun yang dibaca oleh temannya
9. Peserta didik membaca teks pantun
sebagai bahan untuk mengonversi teks
Menanya
10. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang ciri-ciri teks puisi baru
11. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang langkah-langkah mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru
60 menit
102
Mengumpulkan data
12. Peserta didik dengan bimbingan
pendidik dan menggunakan media seperti
video, internet, buku, kamus,
mengumpulkan informasi/ data tentang
ciri-ciri teks puisi baru
13. Peserta didik dengan bimbingan
pendidik dan menggunakan media seperti
lagu, video, internet, buku, kamus,
mengumpulkan informasi/ data tentang
langkah-langkah mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru
Menalar Peserta didik mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru sesuai struktur dan
kaidah teks berdasarkan langkah-langkah
mengonversi teks
Mengomunikasikan
14. Peserta didik secara bergantian
mempresentasikan hasil konversinya di
depan kelas
15. Peserta didik yang lain memberi
tanggapan/saran dengan bahasa yang baik
dan santun
Penutup 16. Peserta didik dengan bantuan pendidik
menyimpulkan hasil proses pembelajaran
17. Pendidik memberikan penilaian hasil
pembelajaran.
18. Pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi mengenai proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
19. Pendidik menyampaikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
15 menit
103
F. Media, Alat, Sumber Belajar
Media : Buku cetak, power point, teks pantun,
Alat : LCD dan laptop
Sumber belajar :
1. Buku Paket pegangan siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri untuk
SMA/MA Kelas XII.
2. Internet
G. Penilaian
Jenis/teknik penilaian
1. Penilaian Sikap : Lembar pengamatan (sikap & sosial)
2. Penilaian Keterampilan : Unjuk hasil
Makassar, Januari 2020
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Nurwafiqah Amirah Budi, S. Pd. Nurul Istiqamah
104
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/I
Topik : Puisi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
105
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
1.
3.16. Mengidentifikasi suasana,
tema, dan makna beberapa puisi
yang terkandung dalam antologi
puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
3.16.1. Mendefinisikan tentang
Puisi:(semua jenis puisi) :
isi;tema;makna;amanat; dan
suasana.
3.16.2. Mendeskripsikan tentang
Puisi: (semua jenis puisi) :
isi; tema; makna; amanat;
dan suasana.
2.
2.1 Menunjukkan perilaku
tanggung jawab, responsif dan
imajinatif dalam
menggunakan bahasa
Indonesia untuk berekspresi
4.5.4 Melaksanakan tugas dengan
baik dan tepat waktu
4.5.5 Responsif dala kegiatan
pembelajaran
4.5.6 Imajinatif dalam mengerjakan
tugas
3.
4.6 Mengonversi teks pantun ke
dalam bentuk yang lain sesuai
dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun
tulisan
4.6.1 Menentukan ciri-ciri teks puisi
baru baik melalui lisan
maupun tulisan
4.6.2 Menentukan langkah-langkah
mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru baik
melalui lisan maupun tulisan
4.6.3 Mengonversi teks pantun
106
menjadi teks puisi baru sesuai
struktur dan kaidah teks baik
melalui lisan maupun tulisan.
C. Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model saintifik, peserta didik dapat memahami
informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar atau
dibaca, menemukan makna tersirat dalam Teks Pantun menjadi Teks Puisi
Baru secara lisan dan tulis, menyusun bagian-bagian pokok Teks Pantun
menjadi Teks Puisi Baru, dan menyajikan hasil Teks Pantun menjadi Teks
Puisi Baru dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap
bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks pantun
2. Struktur teks pantun
3. Ciri-ciri teks pantun
4. Pengertian teksn puisi baru
5. Struktur dan ciri-ciri teks puisi baru
6. Langkah-langkah mengonversi teks pantun
107
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik
melakukan doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik
3. Peserta didik diajak pendidik untuk
mengingat kembali pelajaran sebelumnya
(apersepsi) yang berkaitan dengan
pelajaran hari ini.
4. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik menerima informasi
mengenai garis-garis besar cakupan materi
dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan
6. Pendidik menyampaikan strategi
pembelajaran yang akan ditempuh dengan
menggunakan media audio visual.
7. Peserta didik menerima informasi tentang
teknik penilaian yang akan digunakan
15 menit
Kegiatan inti Mengamati
8. Peserta didik mengamati contoh teks
pantun yang dibaca oleh temannya
9. Peserta didik membaca teks pantun
sebagai bahan untuk mengonversi teks
Menanya
10. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang ciri-ciri teks puisi baru
11. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang tema, makna, isi dari puisi
Mengumpulkan data
60 menit
108
12. Peserta didik dengan bimbingan
pendidik dan menggunakan media seperti
video, internet, buku, kamus,
mengumpulkan informasi/ data tentang
ciri-ciri teks puisi baru
13. Peserta didik dengan bimbingan
pendidik dan menggunakan media seperti
lagu, video, internet, buku, kamus,
mengumpulkan informasi/ data tentang
langkah-langkah mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru
Menalar 14. Peserta didik mencatat pengertian puisi
baru, pantun serta tema, makna, isi dari
puisi.
Penutup 15. Peserta didik dengan bantuan pendidik
menyimpulkan hasil proses pembelajaran
16. Pendidik memberikan penilaian hasil
pembelajaran.
17. Pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi mengenai proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
18. Pendidik menyampaikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
15 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik
melakukan doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik
3. Peserta didik diajak pendidik untuk
mengingat kembali pelajaran sebelumnya
(apersepsi) yang berkaitan dengan
pelajaran hari ini.
15 menit
109
4. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik menerima informasi
mengenai garis-garis besar cakupan
materi dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan
6. Pendidik menyampaikan strategi
pembelajaran yang akan ditempuh dengan
menggunakan media audio visual.
7. Peserta didik menerima informasi tentang
teknik penilaian yang akan digunakan
Kegiatan inti Mengamati
8. Peserta didik mengamati contoh teks
pantun yang dibaca oleh temannya
9. Peserta didik membaca teks pantun
sebagai bahan untuk mengonversi teks
Menanya
10. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang ciri-ciri teks puisi baru dan
pengertian pantun
11. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang langkah-langkah mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru
Mengumpulkan data
12. Peserta didik dengan bimbingan pendidik
dan menggunakan media seperti video,
internet, buku, kamus, mengumpulkan
informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi
baru
13. Peserta didik dengan bimbingan
pendidik dan menggunakan media seperti
lagu, video, internet, buku, kamus,
mengumpulkan informasi/ data tentang
langkah-langkah mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru
Menalar 14. Peserta didik menulis langkah-langkah
60 menit
110
mengonversi teks pantun menjadi teks
puisi baru sesuai struktur dan kaidah teks
berdasarkan langkah-langkah
mengonversi teks
Mengomunikasikan
15. Peserta didik secara bergantian
menanyakan sesuatu yang belum
dimengerti mengenai mengonversi
Penutup 16. Peserta didik dengan bantuan pendidik
menyimpulkan hasil proses pembelajaran
17. Pendidik memberikan penilaian hasil
pembelajaran.
18. Pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi mengenai proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
19. Pendidik menyampaikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
15 menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik
melakukan doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta
didik
3. Peserta didik diajak pendidik untuk
mengingat kembali pelajaran sebelumnya
(apersepsi) yang berkaitan dengan
pelajaran hari ini.
4. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik menerima informasi
mengenai garis-garis besar cakupan materi
dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan
6. Pendidik menyampaikan strategi
15 menit
111
pembelajaran yang akan ditempuh dengan
menggunakan media audio visual.
7. Peserta didik menerima informasi tentang
teknik penilaian yang akan digunakan
Kegiatan inti Mengamati
1. Peserta didik mengamati contoh teks
pantun yang dibaca oleh temannya
2. Peserta didik mengamati contoh teks puisi
baru yang dibaca oleh temannya
3. Peserta didik membaca teks pantun
sebagai bahan untuk mengonversi teks
Menanya
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang ciri-ciri teks puisi baru
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang langkah-langkah mengonversi teks
pantun menjadi teks puisi baru
Mengumpulkan data
1. Peserta didik dengan bimbingan pendidik
dan menggunakan media seperti video,
internet, buku, kamus, mengumpulkan
informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi
baru
2. Peserta didik dengan bimbingan pendidik
dan menggunakan media seperti video,
internet, buku, kamus, mengumpulkan
informasi/ data tentang langkah-langkah
mengonversi teks pantun menjadi teks
puisi baru
Menalar Peserta didik mengonversi teks pantun
menjadi teks puisi baru sesuai struktur dan
kaidah teks berdasarkan langkah-langkah
mengonversi teks
Mengomunikasikan
1. Peserta didik secara bergantian
mempresentasikan hasil konversinya di
depan kelas
2. Peserta didik yang lain memberi
60 menit
112
tanggapan/saran dengan bahasa yang baik
dan santun
Penutup 1. Peserta didik dengan bantuan pendidik
menyimpulkan hasil proses pembelajaran
2. Pendidik memberikan penilaian hasil
pembelajaran.
3. Pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi mengenai proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
4. Pendidik menyampaikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
15 menit
F. Media, Alat, Sumber Belajar
Media : Buku cetak, power point, teks pantun,
Alat : LCD dan laptop
Sumber belajar :
1. Buku Paket pegangan siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri untuk
SMA/MA Kelas XII.
2. Internet
G. Penilaian
Jenis/teknik penilaian
1. Penilaian Sikap : Lembar pengamatan (sikap & sosial)
2. Penilaian Keterampilan : Unjuk hasil
Makassar, Januari 2020
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa
Nurwafiqah Amirah Budi, S. Pd. Nurul Istiqamah
113
Hasil Tes Siklus I
No. Nama Siswa
AspekdanSkorPenelitian
Skors Nilai A
(5)
B
(5)
C
(5)
D
(5)
E
(5)
1. Rahisya Nurul Sabrang 3 5 5 2 2 22 68
2. Sarah Carissa Araminta 3 5 5 3 3 19 76
3. Muthahharah 1 5 5 2 - 13 52
4. Rifqah Aliyyah 3 5 5 3 3 19 76
5. Muh. Erlangga 1 5 5 2 - 13 52
6. Sitti Fatimah 3 5 5 3 3 19 76
7. Ahmad Afif 1 5 5 2 - 13 52
8. Vivi Angraeni M 4 5 5 3 3 20 80
9. Keiza Aulia 3 5 5 4 3 20 80
10. Andi Fadhilah Anwar 3 5 5 2 - 15 60
11. Asri 2 5 5 3 3 18 72
12. Rachmadani Kusuma 3 5 5 4 3 20 80
13. Magfirah Rahimah Rum 2 5 5 3 3 18 72
14. A. Siti Sarah Rasman 3 5 5 3 3 19 76
15. Nur Adinda Kusuma 3 5 5 3 3 19 76
16. Wanda Faizah 3 5 5 2 - 15 60
17. Ahmad Alifian S 3 3 3 3 2 14 56
18. Athiyyah Anandira 3 3 3 3 3 15 60
19. Andi Sakta 3 4 3 3 2 15 60
20. Hanum Muthi’ah 4 5 5 3 4 21 84
21. Muh. Restu Juangsa 1 3 3 2 1 10 40
22. Muh. Fikri Aminullah 2 3 3 2 2 12 48
23. Andi. Muh Afrizal 2 3 3 2 1 10 40
24. Fahira Aiman Junaedi 3 5 5 3 3 19 76
25. Aldinda Putri Nurul Ilahi 2 5 5 3 3 18 72
26. Sitti Sarah 3 5 5 3 2 18 72
27. A. AidiliaFitri A 1 3 3 2 1 10 40
28. Muh. RizkyAfin 1 3 3 2 1 10 40
29. Riska Nurul Adelia Rahmat 2 5 5 4 3 19 76
30. Ukhda Nurul Asyari Nursyaf 3 3 3 3 2 14 56
31. NurulA zizah Rahman 3 5 5 3 3 19 76
32. Asty Faiqah 1 3 3 1 - 8 32
33. Ibnu Khalil Syam 11 3 3 2 1 10 40
34. Muh Bintang Putra Amin 2 3 3 3 3 14 56
114
Keterangan :
100
maksimalSkor
didik pesertadiperoleh yangSkor didik peserta Nilai
a. Sangat Baik = 2 orang siswa
b. Baik = 7 orang siswa
c. Cukup = 8 orang siswa
d. Kurang = 9 orang siswa
e. SangatKurang = 8 orang siswa
115
Hasil Tes Siklus II
No. Nama Siswa
AspekdanSkorPenelitian
Skors Nilai A
(5)
B
(5)
C
(5)
D
(5)
E
(5)
35. Rahisya Nurul Sabrang 3 5 5 5 4 22 88
36. Sarah Carissa Araminta 3 5 5 3 3 19 76
37. Muthahharah 4 5 5 5 4 23 92
38. Rifqah Aliyyah 3 5 5 3 3 19 76
39. Muh. Erlangga 3 5 5 5 4 22 88
40. Sitti Fatimah 3 5 5 3 3 19 76
41. Ahmad Afif 3 5 5 5 4 13 88
42. Vivi Angraeni M 4 5 5 3 3 20 80
43. Keiza Aulia 3 5 5 4 3 20 80
44. Andi Fadhilah Anwar 3 5 5 2 - 15 60
45. Asri 2 5 5 3 3 18 72
46. Rachmadani Kusuma 3 5 5 4 3 20 80
47. Magfirah Rahimah Rum 2 5 5 3 3 18 72
48. B. Siti Sarah Rasman 3 5 5 3 3 19 76
49. Nur Adinda Kusuma 3 5 5 3 3 19 76
50. Wanda Faizah 3 5 5 2 - 15 60
51. Ahmad Alifian S 3 5 5 5 4 22 88
52. Athiyyah Anandira 3 5 5 5 4 22 88
53. Andi Sakta 4 5 5 5 3 22 88
54. Hanum Muthi’ah 4 5 5 3 4 21 84
55. Muh. Restu Juangsa 3 5 5 5 3 22 88
56. Muh. Fikri Aminullah 3 5 5 4 3 20 80
57. Andi. Muh Afrizal 3 5 5 5 4 22 88
58. Fahira Aiman Junaedi 3 5 5 3 3 19 76
59. Aldinda Putri Nurul Ilahi 4 5 5 5 4 23 92
60. Sitti Sarah 3 5 5 3 2 18 72
61. B. AidiliaFitri A 3 5 5 5 3 22 88
62. Muh. RizkyAfin 3 5 5 4 3 20 80
63. Riska Nurul Adelia Rahmat 2 5 5 4 3 19 76
64. Ukhda Nurul Asyari Nursyaf 3 5 5 5 3 22 88
65. NurulA zizah Rahman 3 5 5 3 3 19 76
66. Asty Faiqah 2 5 5 4 3 19 76
67. Ibnu Khalil Syam 3 5 5 4 3 20 80
68. Muh Bintang Putra Amin 4 3 3 3 4 21 84
116
Keterangan :
100
maksimalSkor
didik pesertadiperoleh yangSkor didik peserta Nilai
f. Sangat Baik = 22 orang siswa
g. Baik = 8 orang siswa
h. Cukup = 4 orang siswa
i. Kurang = -
j. Sangat Kurang = -
117
Daftar Hadir Siklus I dan Siklus II
Siswa Kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar
No NIS Nama Siswa Siklus I Siklus II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 0119451 Rahisya Nurul Sabrang S S S √ √ √ √ √
2 0119453 Sarah Carissa Araminta S S S √ √ √ √ √
3 0119454 Muthahharah √ √ √ √ √ √ √ √
4 0119457 Rifqah Aliyyah √ √ √ √ √ √ √ √
5 0119458 Muh. Erlangga √ √ √ √ S S √ √
6 0119459 Sitti Fatimah √ √ √ √ √ √ √ √
7 0119462 Ahmad Afif √ √ √ √ √ √ √ √
8 0119464 Vivi Angraeni M √ √ √ √ S √ √ √
9 0119465 Keiza Aulia √ √ √ √ √ √ √ √
10 0119466 Andi Fadhilah Anwar √ √ √ √ √ √ √ √
11 0119467 Asri √ √ I √ √ √ √ √
12 0119468 Rachmadainy Kusuma √ √ √ √ √ √ √ √
13 0119469 Magfirah Rahimah Rum √ √ √ √ √ √ √ √
14 0119470 C. Siti Sarah Rasman √ √ √ √ √ √ √ √
15 0119476 Nur Adinda Kusuma √ √ S √ √ √ √ √
16 0119477 Wanda Faizah √ √ √ √ S S √ √
17 0119480 Ahmad Alifian S S S S √ √ √ √ √
18 0119482 Athiyyah Anandira √ √ √ √ √ √ √ √
19 0119485 Andi Sakta S S S √ √ √ √ √
20 0119486 Hanum Muthi’ah √ √ √ √ √ √ √ √
21 0119487 Muh. Restu Juangsa √ √ √ √ √ √ √ √
22 0119489 Muh. Fikri Aminullah √ √ √ √ √ √ √ √
23 0119490 Andi. Muh Afrizal √ √ √ √ √ √ √ √
24 0119493 Fahira Aiman Junaedi √ √ √ √ √ √ √ √
25 0119497 Aldinda Putri Nurul Ilahi √ √ √ √ √ √ √ √
26 0119500 Sitti Sarah √ √ √ √ √ √ √ √
27 0119501 C. Aidilia Fitri A √ √ √ √ √ √ √ √
28 0119502 Muh. Rizky Afin I √ S √ √ √ √ √
29 0119504 Riska Nurul Adelia Rahmat √ √ √ √ √ √ √ √
30 0119506 Ukhda Nurul Asyari Nursyaf √ √ √ √ √ √ √ √
31 0119511 Nurul Azizah Rahman √ √ √ √ √ √ √ √
32 0119514 Asty Faiqah √ √ √ √ S √ √ √
33 0119516 Ibnu Khalil Syam √ √ √ √ A √ √ √
34 0119517 Muh Bintang Putra Amin √ √ S √ √ √ √ √
118
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
No Komponen Yang Diamati
Siklus I
Persentase
I II III IV
1
Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran berlangsung
29 30 26
T
E
S
S
I
K
L
U
S
I
83, 33
2
Siswa yang mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan guru
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
12 18 25 53,92
3
Siswa yang mengajukan
pertanyaan pada saat
pembelajaran berlangsung
15 10 16 40, 19
4
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
15 11 16 41,17
5
Ketertiban saat mengikuti proses
pembelajaran
29 20 26 73,52
6
Interaksi siswa saat melakukan
diskusi dengan temannya
11 14 20 44,11
119
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II
No Komponen Yang Diamati
Siklus I
Persentase
I II III IV
1
Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran berlangsung
28 32 34
T
E
S
S
I
K
L
U
S
II
92,15
2
Siswa yang mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan guru
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
27 31 31 87,25
3
Siswa yang mengajukan
pertanyaan pada saat
pembelajaran berlangsung
23 28 17 66,66
4
Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
25 16 31 70,58
5
Ketertiban saat mengikuti proses
pembelajaran
28 31 31 88,23
6
Interaksi siswa saat melakukan
diskusi dengan temannya
20 25 30 73,52
120
DOKUMENTASI KEGIATAN
KEGIATAN SIKLUS I
121
KEGIATAN SIKLUS II
122
123
124
125
126
127
128
RIWAYAT HIDUP
Nurul Istiqamah. Dilahirkan di Sungguminasa pada
tanggal 04 Desember 1997 anak kedua dari empat
bersaudara dari pasangan Ayahanda Haeruddin dan
Ibunda Musdalipa. Penulis masuk sekolah dasar pada
2005 di SD Inpres Biringkaloro dan tamat tahun 2011,
selanjutnya pada tahun 2011 penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Pallangga
tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis
melanjutkan pendidikan menengah keatas di SMA Negri 1 Pallangga dan tamat
pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar tepatnya di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan dengan mengambil Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
top related