peningkatan hasil belajar matematika materi …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1216/1/putri...
Post on 24-May-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI
HITUNG AKAR PANGKAT TIGA DENGAN PENDEKATAN APIQ
(ARITMETIKA PLUS INTELIGENSI QUANTUM) PADA SISWA
KELAS VI MIN 1 SEMARANG KECAMATAN AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
PUTRI PARAMESWARI
NIM 115-12-096
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI
HITUNG AKAR PANGKAT TIGA DENGAN PENDEKATAN APIQ
(ARITMETIKA PLUS INTELIGENSI QUANTUM )PADA SISWA
KELAS VI MIN 1 SEMARANG KECAMATAN AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
PUTRI PARAMESWARI
NIM 115-12-096
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
MOTTO
Matematika adalah buah peradaban. Matematika lenyap
jika kehidupan berhenti berjalan. Matematika
berkembang oleh karena degup kehidupan. Selama kita
berpikir, itu artinya kita telah mengukir sejarah
denganMATEMATIKA (RestuMustika)
Berpikir matematika merupakan sebuah alat, tak ada
gunanya memiliki alat itu jika kita tak berniat untuk
menggunakannya, jauh lebih baik kita menggunakan
waktu kita untuk berolahraga karena setidaknya akan
menyehatkan tubuh kita daripada belajar matematika
tetapi tanpa niat untuk menggunkan dalam kehidupan.
(W. W. Sawyer)
The mathematician's patterns, like the painter's or the poet's
must be beautiful; the ideas, like the colours or the words
must fit together in a harmonious way. Beauty is the first
test: there is no permanent place in this world for ugly
mathematics (G. H. Hardy)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam
mengerjakan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Pae(Parno) dan Mbok.e (Suwarti) sebagai wujud baktiku padanya, tiada
henti curahan kasih, sayang, cinta dn tetesan keringatmu untuk buatku
bahagia, namun tiada mampu aku balas jasamu, hanya kata demi kata yang
terangkai dalam skripsi ini yang mampu aku persembahkan.
2. Adikku (Nur Rizqi Putra Parameswara) yang selalu menjadi inspirasiku
dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang baru. Kau pahlawan
kecilku.
3. Lek (Abdul Basir) yang telah mengajarkanku arti berjuang, memperjuangkan
dan diperjuangkan.Darimuakubelajartegar,
harusmampuberperangmelawansegalahalangrintangdanbukanlagisekedarber
tahanatassegalacobaan.
4. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha atas do‟a dan
restu yang senantiasa beliau curahkan untukku.
5. Sahabat-sahabat terhebatku (Kakak Amik, Uut, Bitha, Asih, Wulan, Fadlil,
Mbak Afifah, Mbak Lel, Mpuk Athi‟,Bu Syiva, Bu Dila) yang telah
menemaniku dan memberiku semangat.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan di PPTQ Al-Muntaha (Pipoh, Cemil, Sopi,
Mbak Zah, Mbak Jan, Mbak Mpit, Mbak Mafa, Maslahah). Tetap dalam
semangat nafas perjuangan.
7. Keluarga kecilku di PPTQ Al-Muntaha (Kepip, Okta, Hana, Apni, Dek Dewi)
yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka, yang tak pernah jenuh
mendengar keluh kesahku dan senantiasa memberiku semangat.
8. Teman-Teman PGMI angkatan 2012.
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga dengan PendekatanAPIQ (Aritmetika Plus
Inteligensi Quantum) pada Siswa Kelas VIMIN 1 Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita, Nabi
Agung Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang.
Suatu kebanggan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis
sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak
terimakasih setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. selaku Pembimbing yang telah
mengarahkan, membimbing, memberi petunjuk, memberi motivasi dan
meluangkan waktunya untuk penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
7. Bapak Drs. Amin Murtadlo, M.Pd.I. selaku Kepala Sekolah MIN 1
Semarang Ibu Suryantini, S.Pd.I selaku wali kelas VI A, dan tak lupa
beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di MIN 1 Semarang.
8. Siswa-siswi kelas VI A MIN 1 Semarang yang telah mendukung dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Teman – teman PGMI angkatan 2012 yang selalu bersama dalam semangat
nafas perjuangan.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya mampu berucap do’a
semoga segala kebaikan mereka menjadi amal yang dapat membantu mereka di
akhirat kelak serta mendapat balasan yang berlipat untuk kesuksesan dunia
akhirat, aamiin.
ABSTRAK
Parameswari, Putri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung Akar Pangkat Tiga dengan Pendekatan APIQ
(Aritmetika Plus Inteligensi Quantum) pada Siswa Kelas VI
MIN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi,
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendekatan APIQ (Aritmetika Plus Inteligensi
Quantum)
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VI MIN 1 Semarang pada mata pelajaran Matematika dengan pendekatan
APIQ. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah
penggunaan pendekatan APIQ(Aritmetika Plus Inteligensi Quantum)dalam
pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI MIN 1
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?
Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian
kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan
merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian
lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran matematika
materi operasi hitung akar pangkat tiga. 3) Observing, pengambilan data tentang
hasil dengan tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil
pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VI MIN 1
Semarang, yang berjumlah 37 siswa, yang terdiri dari 20 siwa laki-laki dan 17
siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan APIQ pada saat
pembelajaran matematika.
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan APIQdapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa dapat
meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pada siklus I
siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa atau 70,27% dengan nilai rata-rata 77,83.
Pada siklus II meningkat menjadi 34 siswa yang tuntas atau 91,89% dengan nilai
rata-rata 90. Nilai akhir hasil belajar siswa siklus I dan siklus II memberi bukti
bahwa penggunaan pendekatan APIQ pada mata pelajaran matematika materi
operasi hitung akar pangkat tiga padasiswakelas VI MIN 1 Semarang mengalami
peningkatan.
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ............................................................................................................. i
LembarBerlogo ............................................................................................... ii
Judul ................................................................................................................ iii
PersetujuanPembimbing ............................................................................... iv
PengesahanKelulusan .................................................................................... v
PernyataanKeaslianTulisan .......................................................................... vi
Motto ............................................................................................................... vii
Persembahan .................................................................................................. vii
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Abstrak ............................................................................................................ xiii
Daftar Isi ......................................................................................................... xiv
DaftarTabel ..................................................................................................... xviii
DaftarGambar ................................................................................................ xix
DaftarLampiran ............................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Hipotesis Dan Indikator Keberhasilan Penelitian ................................ 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
F. Definisi Operasional............................................................................. 9
G. Metode Penelitian................................................................................. 11
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 17
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 19
J. Sistematika Penulisan .......................................................................... 20
BAB II LANDASAN TOERI
A. Belajar ................................................................................................. 22
1. Pengertian Belajar ........................................................................ 22
2. Tujuan Belajar ............................................................................... 24
3. Ciri-ciri Belajar ............................................................................ 25
4. Prinsip-prinsip Belajar................................................................... 25
5. Tahapan Proses Belajar ................................................................. 27
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................... 28
7. Tipe Kegiatan Belajar.................................................................... 31
B. Hasil Belajar ....................................................................................... 31
1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 31
2. Indikator Hasil Belajar ................................................................... 33
3. Instrument Penilaian Hasil Belajar ................................................. 35
4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..................................... 37
C. Pembelajaran Matematika ................................................................ 37
1. Hakikat Matematika ....................................................................... 37
2. Pembelajaran Matematika .............................................................. 38
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD ....................................... 39
D. Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga ................................................. 41
1. Pengertian Akar Pangkat Tiga....................................................... 41
2. Menentukan Bilangan Akar Pangkat Tiga .................................... 41
E. Pendekatan APIQ (Aritmatika Plus Inteligensi Quantum) ............. 44
1. Pengertian Pendekatan .................................................................. 44
2. APIQ (Aritmatika Plus Inteligensi Quantum) ............................... 45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MIN 1 Semarang ................................................ 51
B. FasilitasSaranadanPrasarana ........................................................... 52
C. Guru danStaf ...................................................................................... 53
D. Visi dan Misi MIN 1 Semarang ......................................................... 55
E. Subjek Penelitian ................................................................................ 56
F. PelaksanaanPenelitian ....................................................................... 59
1. DeskripsiPelaksanaanSiklus I ........................................................ 59
2. DeskripsiPelaksanaanSiklus II ....................................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ................................................................................... 71
1. SiklusI ............................................................................................ 71
2. Siklus II .......................................................................................... 81
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 91
B. Saran .................................................................................................... 91
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
BiografiPenulis
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1Fasilitas Sarana dan Prasarana MIN 1 Semarang ................................... 48
Tabel 3.2Data Tenaga Pendidik dan Staf MIN 1 Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017 .............................................................................................. 49
Tabel 3.3Nama Siswa Kelas VI A MIN 1 Semarang............................................. 52
Tabel4.1Nilai Siswa Siklus I .................................................................................. 68
Tabel4.2Hasil Pengamatan Guru Siklus I .............................................................. 72
Tabel4.3Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ............................................................. 73
Tabel4.4Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus 1 ............ 76
Tabel4.5Nilai Siswa Siklus II ................................................................................ 77
Tabel4.6Hasil Pengamatan Guru Siklus II ............................................................. 82
Tabel4.7Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ........................................................... 83
Tabel4.8Data PeningkatanJumlahSiswa yang Mencapai KKM Siklus II .............. 85
Tabel4.9Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM dari Siklus I ke
Siklus II ................................................................................................. 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian ................................................................. 13
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Pre test Siklus I
Lampiran 3
Lampiran 4
Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Post test Siklus I
LembarPengamatan Guru dan SiswaSiklus I
Lampiran 5
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaan Siklus II
Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
Lampiran 7 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Pre test Siklus II
Lampiran 8 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Post test Siklus II
Lampiran 9 Foto Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 10 Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran 11 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 14 Daftar SKK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jika mendengar istilah matematika, pasti yang terlintas dalam benak kita
adalah serangkaian bilangan beserta perhitungan yang rumit ataupun sistem
persamaan yang sulit untuk ditemukan penyelesaiannya. Segala sesuatu yang
sulit, rumit, dan pelik semuanya ada di dalam matematika. Persepsi inilah
yang selama ini membayangi pikiran kita sehingga menjadikan diri kita sulit
mempelajari suatu hal yang sebenarnya mudah untuk dipelajari dan mampu
dikuasai ilmunya, yaitu ilmu matematika.
Pada umumnya siswa ataupun mahasiswa menganggap matematika adalah
film horror dan sangat menakutkan bagi mereka. Sedangkan guru matematika
mereka anggap sebagai sutradara film horror. Padahal, tidak bisa dipungkiri
bahwa matematika pada abad kedua puluh sekarang ini, seluruh kehidupan
manusia sudah mempergunakan matematika, mulai dari perhitungan yang
paling sederhana misalkan menghitung 2 + 3 = 5, sampai menggunakan
matematika yang lebih rumit lagi misalkan perhitungan ilmu astronomi,
geologi, ilmu hisab, geografi dan lain sebagainya. Lalu, masih wajarkah
ketika matematika menjadi momok yang menakutkan dan patut dihindari,
sedang mereka hidup dengan matematika setiap harinya?
Bahkan dalam Islam pun telah dijelaskan bahwa semua yang diturunkan di
muka bumi ini adalah dengan ukuran tertentu yang sudah disesuaikan dengan
apa yang dibutuhkan makhluknya.
Seperti yang tertera dalam QS Al-Hijr : 21
ه شيء إ علوم وإن م له إال بقدر م ال عىدوا خزائىه وما وىز
“Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya,
Kami tidak menurunkannya, melainkan dengan ukuran tertentu."
Kemudian mengapa masih ada ilmu yang harus ditakuti dan dihindari
sedang itu telah ditentukan ukurannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh alam dan seisinya? Terkhusus dalam hal ini ilmu matematika, salah satu
ilmu yang telahmemberikan begitu banyak manfaat bukan hanya bagi
manusia dalam kehidupannya, tetapi juga bagi rumpun keilmuan lainnya.
Ilmu matematika adalah suatu rumpun ilmu pengetahuan yang dapat
dikatakan sebagai ratunya ilmu di mana semua cabang ilmu pasti tak akan
lepas dari pokok keilmuan matematika, yaitu hitungan.Fungsi matematika
menjadi sangat penting dalam perkembangan berbagai macam ilmu
pengetahuan. Tidak heran jika akhirnya matematika menjadi salah satu mata
pelajaran dasar di setiap pendidikan formal dan mata pelajaran yang wajib
ada di ujian nasional.
Matematika yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat
pasti (eksakta) ternyata memiliki asal usul matematika tersendiri. Banyak
ilmuwan yang menyatakan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan (science), berkaitan dengan bilangan, titik, garis, ruang,
abstraksi, besaran, dan lain sebagainya (Didi, 2014: 59).
Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang tersusun secara
beraturan dan logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling
rumit. Pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian
terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya.Dalam matematika, setiap
konsep abstrak yang baru dipahami perlu segera diberi penguatan agar
bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat pada pola
pikirnya terlebih untuk jenjang pendidikan dasar. Untuk itu perlu adanya
evaluasi hasil belajar guna mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep
yang diterimanya. Oleh karena pada dasarnya setiap akhir program
pembelajaran pasti akan mendapatkan hasil belajar.
Menurut Nawawi dalam Susanto (2013: 5) menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Agar dapatmemperoleh
hasil belajar yang maksimal maka diperlukan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.Untuk mewujudkannya, maka pendekatan yang tepat mutlak
dibutuhkan selama proses pembelajaran, tak terkecuali pada mata pelajaran
matematika.
Pada umumnya pembelajaran matematika masih menggunakan
pendekatanpembelajaran monoton yang berpusat pada guru. Siswa seolah-
olah menjadi gelas kosong, dan guru adalah teko yang penuh dengan air.
Mereka dianggap sebagai pembelajar yang tanpa mengetahui apapun dan
guru adalah satu-satunya sumber belajar yang tahu segalanya.
Pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini tidak memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengeksplor pengetahuan yang sudah
didapatkannya baik dari pengalaman maupun pembelajaran sebelumnya. Hal
ini menyebabkan siswa jenuh dan kelas menjadi monoton, sehingga siswa
kurang tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan.
Seperti dalam hasil wawancara peneliti kepada wali kelas VI A Madrasah
Ibtidaiyah Negeri1 SemarangKecamatanAmbarawaKabupaten Semarang,
ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran matematika, diantaranya
kurangnya pemahaman siswa tentang materi operasi hitung akar pangkat tiga
yang diajarkan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa belum sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini terbukti dari hasil ulangan matematika siswa kelas
VI A yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah
yaitu 66,7.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VI A MIN 1 Semarang
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu siswa kurang
memperhatikan materi yang guru sampaikan ketika pembelajaran
berlangsung, sibuk bermain sendiri atau mengobrol dengan teman, bahkan
ada pula siswa yang hanya diam pura-pura paham karena takut untuk
bertanya kepada guru tentang materi yang dijelaskan. Hal inilah yang
ditengarai menjadi faktor utama permasalahan pembelajaran matematika yang
berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa kelas VI AMIN 1 Semarang
Kecamatan AmbarawaKabupaten Semarang.
Selain faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi rendahnya
hasil belajar siswa yakni karena belum tepatnya pendekatan pembelajaran
yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran.Sebagian besarguru
masih menggunakan pendekatan lama yaitu pendekatan yang hanya berpusat
pada guru. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung pasif, dan bosan sehingga
materi yang disampaikan kurang mampu diterima dengan maksimal.
Seorang guru dituntut untuk memiliki kreativitas dalam menyampaikan
materi pelajaran agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga
mampu menumbuhkan minat siswa terhadap materi pelajaran yang akan
berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal
itu, peneliti melakukan diskusi bersamadengan guru kelas untuk menemukan
pendekatan yang tepat dalam mengatasi problematika tersebut. Dari hasil
diskusi yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan tawaran alternatif
solusinya yaitu dengan penggunaan pendekatanAPIQ (Aritmetika Plus
Inteligensi Quantum) untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika yang ada di MIN 1 Semarang Kecamatan
AmbarawaKabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penerapan pendekatanAPIQ mampu memberikan inovasi terbaru dalam
pembelajaran matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga.
PendekatanAPIQ adalah suatu pendekatan yang memperkenalkan kepada
siswa tentang pembelajaran matematika yang mudah dan menyenangkan.
PendekatanAPIQ berusaha menciptakan suasana belajar di kelas menjadi
hidup dengan model pembelajaran inovatif, yaitu belajar sambil bermain.
Pendekatan pembelajaran APIQ didesain secara istimewa, lain dari yang
lain. Pembelajaran sangat inovatif dan kreatif sehingga membuat siswa akan
ketagihan belajar matematika. Mereka menguasai matematika tidak saja
dalam hal kemampuan berhitung cepat, tetapi yang lebih penting adalah
mereka memahami konsep dasar dari matematika itu sendiri. Diterapkannya
pendekatanAPIQ ini, diharapkan siswa mampu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik sehingga mampu meningkatnya hasil belajarnya.
Untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika dapat dilakukan dengan kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Dalam hal ini peneliti mengangkat judul PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG AKAR
PANGKAT TIGA DENGAN PENDEKATAN APIQ (ARITMETIKA PLUS
INTELIGENSI QUANTUM) PADA SISWA KELAS VI MIN 1
SEMARANG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan
masalah yaitu: “Apakah dengan pendekatan APIQ (Aritmetika Plus
Inteligensi Quantum) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
operasi hitung akar pangkat tiga pada siswa kelas VI MIN 1 Semarang
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pendekatan APIQ
(Aritmetika Plus Inteligensi Quantum) dalam meningkatkan hasil belajar
matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga pada siswa kelas VI A
MIN 1 Semarang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan Penelitian
1. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti (Mulyasa, 2011:
63). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan
APIQ (Aritmetika Plus Inteligensi Quantum) dapat meningkatkan hasil
belajar matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga pada siswa
kelas VI A MIN 1 Semarang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil apabila dilakukan
tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak
terhadap perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Penggunaan
pendekatan APIQ ini dikatakan berhasil apabila indikator yang
diharapkan dapat tercapai.
Indikator pencapaian hasil belajar dibuat untuk mengukur hasil
belajar siswa. Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang
digunakan dalam melakukan penelitian (Direktorat Pendidikan Madrasah,
2010: 43).Adapun indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai nilai ≥ 66,7sesuai KKM yang telah ditentukan
dari sekolah pada materi operasi hitung akar pangkat tiga.
b. Secara Klasikal
Secara klasikal presentase sebanyak ≥ 85% dari total semua siswa
dalam satu kelas mencapai KKM yaitu 66,7 (Trianto, 2009: 241).
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritik
Temuan penelitian ini sebagai dasar bagi pengembangan kajian
keilmuan yang berkaitan dengan implementasi penerapan pendekatan
APIQ dalam upaya meningkatakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga.
2. Secara Praktis
a. Siswa
Dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan pendekatan
APIQ.
b. Guru
Sebagai masukan bagi guru dalam mengajarkan matematika
dengan pendekatan APIQ untuk meningkatkan hasil belajar siswa
sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.
c. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Memberikan manfaat bagi madrasah, pengawas madrasah dan
instansi terkait dalam melakukan pembinaan kompetensi profesional
guru, khususnya dalam implementasi penggunaan pendekatan APIQ
dalam pembelajaran matematika.
F. Definisi Operasional
Untuk memperjelas judul di atas, penulis memberikan definisi operasional
terhadap istilah-istilah yang ada, dengan harapan tidak ada kesalahpahaman
dalam pemahaman judul yang penulis angkat.
Adapun istilah-istilah tersebut yaitu:
1. Hasil Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
Belajar didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun
dalam bertindak.
Sedangkan hasil belajar yaitu perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Nawawi menyatakan hasil belajar sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 4-5).
Secara sederhana, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang didapatkan setelah dengan kegiatan belajar yang
bersifat relatif menetap. Dalam penelitian tindakan kelas ini lebih
ditekankan pada aspek kognitif siswa, yaitu mengenai peningkatan hasil
belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
hasil tes.
2. Matematika
Istilah matematika berasal dari istilah Yunani yaitu Mathematika
yang berarti pengetahuan atau belajar. Matematika adalah ilmu tentang
besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Menurut James dalam
Ensiklopedi Matematika (2015: 4), matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, dan besaran. James juga menyatakan
bahwa matematika terbagi menjadi tiga bidang meliputi aljabar, analisis,
dan geometri. Pada dasarnya matematika adalah ilmu tentang pola, yaitu
pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, keteraturan
pola atau ide, dan pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi.
3. Materi Akar pangkat tiga
Bentuk akar adalah akar dari bilangan rasional yang menghasilkan
bilangan irrasional. Akar adalah kebalikan dari bentuk pangkat. Akar a
(√ ) adalah bilangan positif atau nol yang jika dikuadratkan
menghasilkan bilangan a. Berdasarkan pengertian tersebut, jadi akar
pangkat tiga adalah kebalikan dari bentuk pangkat tiga.
4. Pendekatan APIQ (Aritmetika Plus Inteligensi Quantum)
APIQ (Aritmetika Plus Inteligensi Quantum) adalah pendekatan
pembelajaran matematika kreatif yang membantu siswa memahami
konsep matematika secara kreatif, menyenangkan, dan mengagumkan.
Berbeda dengan pendekatan pendekatan pembelajaran matematika yang
pada umumnya menempatkan aljabar sebagai fundamental, APIQ justru
menempatkan aritmetika sebagai fundamental utama matematika.
APIQ mengajarkan matematika kreatif secara utuh meliputi
aritmetika, geometri, aljabar, statistik, kalkulus, dan lain-lain. Materi
APIQ disusun disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
perseorangan sehingga memungkinkan siswa untuk melejitkan
kemampuannya secara maksimal.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian pada kegiatan ini menggunakan penelitian
tindakan kelas atau yang sering disebut dengan PTK. Penelitian tindakan
kelas merupakan tindakan mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menyimpulkan data untuk memenentukan tingkat keberhasilan jenis
tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran
(Haryono, 2015: 23).
PTK dapat pula dijelaskan berdasarkan gabungan kata yang yang
menyusunnya, yaitu “Penelitian” + “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap
kata tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penelitian; menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek
dengan menggukan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
b. Tindakan;sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk
suatu rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas; dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama pula (Suharsimi, 2014: 2).
Dari uraian di atas kita dapat mendefinisikan pengertian PTK
adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih
profesional.
Penggunaan PTK dalam kegiatan penelitian ini dengan
pertimbangan perlunya perbaikan kualitas pembelajaran pada mata
pelajaran matematika materi operasi hitung akar pangkat tigadengan
kegiatan reflektif.
Daur ulang dalam penelitian tindakan terdiri dari empat tahap
yaitu:
a) Perencanaan tindakan (planning),
b) Penerapan tindakan (action)
c) Observasi dan evaluasi (observation and evaluation)
d) Refleksi (reflecting)
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a) Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIN 1 Semarang Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
b) Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai
dengan bulan Agustus 2016 di MIN 1 Semarang Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang.
c) Subyek Penelitian dan Kolaborator
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas VI A MIN 1 Semarang Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 37 yaitu
18 siswa dan 19 siswi, serta Ibu Suryantini selaku guru kels VI A
sekaligus kolaborator peneliti. Penelitian ini dikhususkan pada mata
pelajaran matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga dengan
pendekatan APIQ.
3. Langkah-langkah Penelitian
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam
penelitian tindakan kelas ini, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi (Suharsimi, 2014: 16). Lebih jelasnya akan
diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
penerapan pendekatan APIQ.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
pendekatan APIQ.
3) Mempersiapkan lembar observasi untuk penilaian perhatian
siswa danlembar observasi untuk mengetahui keterampilan guru
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan APIQ.
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan
APIQ.
5) Menyusun soal/tes formatif untuk siswa.
6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan
pendekatan APIQ.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini guru menerapkan apa yang telah direncanakan yaitu
penerapan pembelajaran harus sesuai dengan skenario yang tertulis
pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari
tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Pengamatan (Observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan tersebut
sesuai dengan yang direncanakan. Segala aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran diamati, dicatat, dinilai, dan dianalisis untuk
dijadikan umpan balik.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Tahap ini digunakan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Kemudian berdasarkan
data yang telah terkumpul dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan yang selanjutnya. Tahap refleksi ini meliputi: (1) Mencatat
hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran; (2) Evaluasi hasil
observasi; (3) Analisis hasil pembelajaran.
4. Instrumen Peneliltian
Bentuk instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Lembar Observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan yang dilakukan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga menggunakan
pendekatan APIQ.
b. Lembar Soal Tes, digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,
terkait materi operasi hitung akar pangkat tiga dengan pendekatan
APIQ.
c. Pedoman Dokumentasi, diperlukan untuk memperoleh gambaran
kegiatan selama proses pembelajaran matematika materi operasi
hitung akar pangkat tiga menggunakan pendekatan APIQ.
d. Silabus, digunakan sebagai perencanaan dan pedoman dalam
pengembangan pembelajaran lebih lanjut. Silabus dalam penelitian
ini untuk acuan pembuatan RPP dan pengelolaan kegiatan
pembelajaran matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga
menggunakan pendekatan APIQ.
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), digunakan sebagai
rancangan dalam perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan
saat proses mengajar di kelas sehingga dapat memberikan gambaran
yang harus dilakukan saat mengajar mata pelajaran matematika
materi operasi hitung akar pangkat tiga menggunakan pendekatan
APIQ.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan
menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara
mengumpulkan data dengan menggunakan pendekatan:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai materi operasi hitung akar pangkat tiga. Pada setiap siklus, guru
memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan siswa terhadap
penguasaan materi pelajaran.
2. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di
mana peneliti melihat situasi penelitian. Observasi ini dilakukan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan APIQ dalam
pembelajaran matematika materi operasi hitung akar pangkat tiga. Dalam
setiap siklus guru melakukan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana
perhatian siswa terhadap materi operasi hitung akar pangkat tiga yang
diajarkan.
3. Data Dokumentasi
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan dokumentasi
sebagai salah satu teknik dalam memperoleh data. Dokumentasi yang
dilakukan peneliti disimpan dalam bentuk foto. Dokumentasi ini dapat
membantu guru dalam memantau kegiatan di kelas sehingga peneliti
mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi
di kelas pada waktu pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
APIQ. Dokumentasi foto tersebut juga dapat dijadikan sebagai sumber data
yang dapat menguatkan data yang lain (Haryono, 2015: 83).
I. Teknik Analisis Data
Penelitian yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis tindakan
keberhasilan siswa, dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir pelajaran. Analisis merupakan usaha untuk memilih,
memilah, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi atau
mengklasifikasikan hasil penelitian (Suharsimi, 2014: 132). Analisis data
digunakan untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah
membuktikan hipotesis dansebagai pijakan untuk menemukan program aksi
pada siklus selanjutnya.
Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah
teknik deskriptif analitik. Hasil Belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh
dari hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan deskripsi presentase.
Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika.
Nilai presentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
NP
Keterangan:
NP = nilai prosentase
NK = nilai komulatif
R = jumlah responden (Haryono, 2015: 125)
Menurut Ainur Rofieq (Arifin, 2012: 278) salah satu cara penskoran tes
yaitu penskoran dengan beda bobot. Penskoran dengan beda bobot, yaitu
pemberian skor dengan memberikan bobot berbeda untuk sejumlah soal.
Biasanya bobot butir soal menyesuaikan dengan tingkatan kognitif yang telah
ditetapkan guru.
Skor = ∑
Keterangan:
B = jumlah soal yang dijawab benar
b = bobot setiap soal
Si = skor ideal (skor yang mungkin dicapai bila semua soal dijawab dengan
benar)
J. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
Bagian awal dari sebuah laporan PTK terdiri dari: halaman judul, nota
pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar
gambar.
2. Bagian Utama
BAB I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, pendekatan penelitian,
definisi operasional, dan sistematika penulisan. Pendekatan
penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian,
langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan
data dan analisis data.
BAB II Kajian Pustaka mencakup: hasil belajar, matematika,
Pendekatan APIQ (Aritmetika Plus Inteligensi Quantum).
BAB III Metodologi Penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra
siklus meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan
data dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi
pelaksanaan siklus II.
BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus
yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau
wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan, serta berisi
pembahasan.
BAB V Penutup berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari sebuah laporan PTK terdiri dari daftar pustaka
dan lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Kata atau istilah belajar bukanlah menjadi suatu hal yang baru lagi
dan sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan tentang
belajar ini terdapat beragam definisi yang dikemukakan oleh para ahli
yang secara praktis sudah paham benar mengenai apa yang dimaksud
dengan belajar. Berikut ini beberapa definisi menurut para ahli:
a. Gredler (dalam Baharuddin, 2015: 17) menyatakan bahwa belajar
adalah proses multisegi yang biasanya dianggap biasa saja oleh
individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas
yang kompleks.
b. Winkel (dalam Susanto, 2013: 4) mengartikan belajar sebagai suatu
aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara
seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai
sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.
Jadi belajar adalah suatu aktivitas yang timbul akibat adanya
interaksi antara seseorang dengan seseorang maupun seseorang dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan baik dalam segi pengetahuan,
sikap maupun keterampilan.
Islam sebagai agama rahmah li al-„amin juga sangat mewajibkan
umatnya untuk selalu belajar. Islam tidak hanya mewajibkan kepada
setiap orang yang beriman untuk belajar saja, tetapi juga untuk
mengajarkan apa yang telah diajarkan kepada mereka, seperti yang
tercantum dalam QS Al-Kahf: 66
ا علمت رشدا قال له موسى هل أتبعك على أن تعلمه مم
Artinya: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu
supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara
ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
Selain tercantum dalam Al-Quran, Hadis Nabi Muhammad SAW.
juga memuji pentingnya ilmu dan orang-orang yang terdidik. Beberapa
hadis tentang pentingnya belajar dan menuntut ilmu antara lain, yaitu:
Artinya: ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki
maupun muslim perempuan”. (HR. IbnuAbdil Barr)
Artinya: “Carilah ilmu sejak dalam buaian hingga keliang lahat”
2. Tujuan Belajar
Sardiman dalam Kastolani (2014: 67) mengemukakan tujuan dari
belajar adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan
berpikir. Kemampuan berpikir membutuhkan bahan pengetahuan dan
kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan.
b. Penanaman konsep keterampilan
Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep
memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang
dapat dilihat dan dialami, atau keterampilan ruhani yang menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan masalah dan merumuskan suatu
masalah atau konsep.
c. Pembentukan sikap
Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental,
perilaku dan pribadi siswa. Ia harus cakap dalam mengarahkan dan
memotivasi bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah.
Pada dasarnya tujuan dari belajar adalah untuk keluar dari
kebodohan, berusaha menerangi kebodohan pada diri sendiri dan orang
lain. Sedangkan secara eksplisit tujuan belajar adalah untuk mencapai
tindakan instruksional, yang lazim dinamakan instructional effects, yang
biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan.
Sementara tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan
belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,
menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi
logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan
belajar tertentu (Suprijono, 2011: 5).
3. Ciri-ciri Belajar
Baharuddin dalam bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran (2015:
38) menyimpulkan ciri-ciri belajar sebagai berikkut:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
b. Perubahan perilaku relatif permanen.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, tetapi perubahan perilaku itu bisa
jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
4. Prinsip-Prinsip Belajar
Secara umum, prinsip belajar ada tiga. Pertama, prinsip belajar
adalah perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan proses. Ketiga,
belajar merupakan bentuk pengalaman (Suprijono, 2011: 4).
Menurut S. Nasution (dalam Kastolani, 2014: 69-72), prinsip-
prinsip belajar meliputi:
a. Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus
mempunyai suatu tujuan.
b. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
c. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran
dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga
baginya.
d. Belajar itu harus terbukti dari perubahan perilakunya.
e. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan (learning
by doing).
f. Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya
atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis
dan sebagainya.
g. Dalam hal belajar, seseorang (siswa) memerlukan bantuan dan
bimbingan dari orang lain.
h. Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-
benar dipahami.
i. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
5. Tahapan Proses Belajar
Belajar merupakan proses beraktivitas yang berlangsung secara
bertahap, berurutan, sistemastis dan tidak langsung menuju pada
hasil.Dalam perspektif Islam ada beberapa aktivitas dalam belajar, yaitu:
bashar (melihat), istima‟ (menyimak), qira‟ah (membaca), kitabah
(menulis), tahfizh (menghafal), tafakkur (berpikir), nazhar
(memperhitungkan), tabashshur (memahami), tadabbur (merenungkan),
tafaqquh (memahami sepenuhnya), tadzakur (mencamkan dalam pikiran
atau hati), i‟tibar (mengambil pelajaran dari orang lain), ta‟aqqul
(menggunakan pikiran dengan benar), tawassum (membaca tanda-tanda),
sirah (perjalanan ilmiah), tadrib (latihan melakukan sesuatu) (Bahruddin,
2015: 51-58).
Bandura (dalam Kastolani, 2014: 59) membagi peristiwa belajar
dalam empat tahapan berurutan, yaitu:
a. Perhatian
Dalam tahap perhatian, siswa memusatkan perhatian pada objek, isi
materi belajar, dan perilaku tertentu yang lebih menarik dari
sebelumnya yang telah mereka ketahui.
b. Penyimpanan dalam Ingatan
Dalam tahap penyimpanan dalam ingatan, informasi ditangkap,
diproses, dan disimpan dalam memori. Tahap ini akan lebih mudah
dilalui apabila ada penandaan khusus terhadap informasi tersebut,
baik dalam bentuk simbol, istilah, atau tanda-tanda khusus lainnya.
c. Reproduksi
Dalam tahap reproduksi, informasi tentang pengetahuan atau
perilaku tertentu yang telah disimpan dalam memori diproduksi
kembali. Banyak sedikitnya proses reproduksi ini tergantung pula
pada banyak sedikitnya persoalan yang diberikan untuk mengungkap
kembali informasi yang telah tersimpan tersebut.
d. Motivasi
Dalam tahap motivasi, perilaku belajar semakin kuat apabila
terdapat dorongan (motivasi) tertentu yang dapat berfungsi sebagai
penguatan. Motivasi dapat berupa reward, sanjungan, menepuk-
nepuk pundak siswa, dan lainnya.
6. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Suryabrata dalam Sriyanti (2009: 23-25), keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Masing-
masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan
psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan Tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat
kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan
individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu
dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan
menghambat hasil belajar.
b) Keadaan fungsi jasmani tertentu
Peran fungsi jasmani pada tubuh sangat mempengaruhi hasil
belajar, terutama panca indera yang merupakan pintu gerbang
masuknya pengetahuan dalam diri individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri
individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain:
a) Kecerdasan atau Inteligensi, yaitu kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat.
b) Sikap, adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kemampuan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya.
c) Bakat, adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
(siswa) untuk mencapia keberhasilan pada masa yang akan
datang.
d) Minat, adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi, adalah keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu atau pemasok daya
untuk bertingkah laku secara terarah.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti
faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal terdiri
dari faktor sosial dan faktor nonsosial.
1) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat. Misalnya, kedekatan hubungan antara anak dengan
orangtua, hubungan antar teman sepergaulan, dan sebagainya.
2) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. faktor
lingkungan nonsosial misalnya, lingkungan alamiah, faktor
instrumental, serta faktor materi pelajaran.
7. Tipe Kegiatan Belajar
Gagne (dalam Suprijono, 2011: 11) menggolongkan kegiatan belajar
menjadi:
a. Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda.
b. Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas.
c. Chaining learning atau kegiatan belajar dengan rangkaian.
d. Verbal association atau kegiatan belajar dengan asosiasi lisan.
e. Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan
perbedaan berganda.
f. Concept learning atau kegiatan belajar konsep.
g. Principle learning atau kegiatan prinsip-prinsip.
h. Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan masalah.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Abdurrahman (dalamAsep, 2013: 14) menyatakan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah dengan kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap.
Sudjana dan Ibrahim (dalam Asep, 2013: 20) berpendapat bahwa
setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh
hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya,
artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki siswa.Baik buruknya hasil
belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain
mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditujukan kepada proses
pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut A.J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran
(outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari
sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Sedangkan
menurut Usman (dalam Asep, 2013: 16-20) menyatakan bahwa hasil
belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan
tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang
dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Aspek kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisa, sintesa, dan evaluasi. Aspek afektif meliputi: menerima atau
memperhatikan, merespon, penghargaan, mengorganisasikan, dan
mempribadi atau mewatak. Aspek psikomotorik meliputi: menirukan,
manipulasi, keseksamaan, artikulasi, dan naturalisasi.
2. Indikator Hasil Belajar
Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah
dilakukannya berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria
keberhasilan pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikkan
keberhasilan belajar secara tepat. Mengingat pelajaran merupakan suatu
proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka di sini dapat
ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana (dalam
Asep, 2013: 20-21) kedua kriteria tersebut adalah:
a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.
Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran
sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga
siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya dengan
belajar sendiri. untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut
prosesnya dapat dikaji dengan beberapa persoalan di bawah ini:
1) Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih dahulu
oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?
2) Apakah kegiatan belajar siswa dimotivasi guru sehingga ia
melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran,
kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat
penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang
dikehendaki dari pengajaran itu?
3) Apakah guru memakai multi media?
4) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan
menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?
5) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam
kelas?
6) Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar cukup
menyenangkan dan merangsang siswa belajar?
7) Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup kaya, sehingga
menjadi laboratorium belajar?
b. Kriteria ditinjau dari hasilnya
Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran
dapat dilihat dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan
yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan
pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang dicapai siswa:
1) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran
nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh?
2) Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran
dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?
3) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan
mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilkau
dirinya?
4) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh siswa
merupakan akibat dari proses pengajaran?
Syah (dalam Sriyanti, 2009: 20-21) menyatakan bahwa wujud hasil
belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan yaitu,
kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya
ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi serta
tingkah laku efektif.
3. Instrument penilaian hasil belajar
Ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non objektif (Arifin, 2013:
123).
a. Instrumen penilaian secara objektif
1) Pilihan ganda
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk
mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan
aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan
penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling
sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri
dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Dalam pilihan
terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh.
2) Benar-Salah
Bentuk tes benar-salah adalah pernyataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
b. Instrumen Penilaian Secara Non Objektif
1) Jawaban singkat atau isian singkat
Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam
bentuk pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi
atau isian. Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan
tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan
jawaban.
2) Uraian objektif
Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan
adalah urutkan, simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya. Pedoman
pembuatan soal pada tes uraian objektif ini berdasarkan indikator
pada kisi-kisi.
3) Uraian bebas
Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat
dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-
gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam
bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat
memungkinkan adanya unsur subjektifitas.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) mengemukakan bahwa hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun
eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
2. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu keluarga (misalnya keadaan ekonomi dan perhatian
orangtua) , sekolah, dan masyarakat.
C. Pembelajaran Matematika
1. Hakikat Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau
mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam
bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa
dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan
sistematis, serta struktur atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.
KLINE dalam Ensiklopedi Matematika (2015: 6) menyatakan
bahwa matematika bukanlah sebuah pengetahuan yang tersendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri. Matematika merupakan salah satu
disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan
berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah
sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, belajar dan
mengajar. Belajar dilakukan oleh peserta didik sedangkan mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik. Menurut Dimyati,
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Sedangkan, pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar
mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik
terhadap materi matematika. Dalam proses pembelajaran matematika,
baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang
maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif, yang mampu
melibatkan seluruh siswa secara aktif.
Proses pembelajaran matematika bukan sekadar transfer ilmu dari
guru ke siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yaitu terjadi interaksi
antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa, dan antara
siswa dengan lingkungannya. Selain itu juga dapat dipahami bahwa
pembelajaran matematika bukan hanya sebagai transfer of
knowledge.Seseorang dikatakan belajar matematika apabila pada diri
orang tersebut terjadi suatu kegiatan yang dapat mengakibatkan
perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Perubahan
tersebut terjadi dari tidak tahu sesuatu menjadi tahu konsep matematika,
dan mampu menggunakannya dalam materi lanjut atau dalam kehidupan
sehari-hari (Susanto, 2013: 185-188).
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar
adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain
itu juga dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan
penataran nalar dalam penerapan matematika. Menurut Depdiknas (dalam
Susanto, 2013: 189-190), kompetensi umum pembelajaran di sekolah
dasar adalah sebagai berikut:
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan
pecahan.
b. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang
sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.
c. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antarsatuan, dan
penaksiran pengukuran.
e. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran
tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan
menyajikannya.
f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan
mengkomunikasikan gagasan secara matematika.
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,
sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga (Akar Kubik)
1. Pengertian Akar Pangkat Tiga (Akar Kubik)
Rumus √
√
disebut bilangan kubik
d disebut bilangan akar kubik (Subai’ah, 2014: 62).
2. Menentukan Bilangan Akar Pangkat Tiga (Akar Kubik)
Menghitung angka pangkat 3 (kubik) sudah lumayan merepotkan,
apalagi menghitung kebalikannya, akar kubik. Akar pangkat tiga yang
ditandai dengan √
. Pasti lebih sulit.
Sebenarnya, menghitung akar kubik justru teknik berhitung yang
sangat mudah. Bahkan kita dapat menjadikannya sebagai permainan
matematika yang menakjubkan.
Contoh
Kalikan lagi dengan bilangan semula, yaitu 63.
Sekarang, kita buktikan bahwa:
√
Pertama, mari kita perhatikan bahwa kita menghitung kubik dari
bilangan yang terdiri dari dua angka. Angka sebelah kiri sebagai puluhan
dan angka sebelah kanan sebagai satuan.
6 adalah puluhan dan 3 adalah satuan
250.047 dikelompokkan menjadi:
250 berhubungan dengan 6 (puluhan)
047 berhubungan dengan 3 (satuan)
Mari kita analisis:
sedangkan
Maka 250 pasti dihasilkan oleh puluhan 6.
, satuannya 7.
047 memiliki satuan 7, maka 047 pasti dihasilkan oleh satuan 3.
Jadi, kita peroleh
√
(selesai)
Memang hanya semudah itu cara untuk menarik akar kubik yang
menghasilkan bilangan bulat. Agar kita lebih mudah menarik akar kubik,
sebaiknya kita paham dan hafal kubik dasar dari 0 sampai dengan 10.
Khususnya bagian satuannya yang perlu mendapat perhatian khusus
(Nggermanto, 2014: 73-75).
Untuk mencari √
dengan cepat, perhatikan:
Angka satuan, lihatlah pasangan bilangan di bawah.
Angka puluhan, ambil yang paling mendekati.
Tabel Pangkat Tiga Bilangan 0 – 9 Pasangan Bilangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mari berlatih lagi!
1. √
Pisahkan 3 angka paling kanan, 791.
Hitung sisanya, 29, dengan pendekatan.
Kemudian perhatikan satuan untuk menentukan nilai satuan.
Pendekatan akar kubik 29 adalah 3.
Satuan 1 hanya dapat dihasilkan oleh 1.
Jadi jawabannya adalah 31 (Nggermanto,2015: 83).
2. √
Menentukan satuan akar pangkat tiga, perhatikan pasangan angka 6
adalah 6.
Menentukan puluhan akar pangkat tiga, angka 97 yang paling
mendekati adalah .
Jadi jawaban √
(Subai’ah, 2014: 63-64).
E. Pendekatan APIQ (Aritmetika Plus Inteligensi Quantum)
1. Pengertian Pendekatan
Pendekatan (Approach) dalam pengajaran diartikan sebagai a way
of beginning something, yang artinya cara memulai sesuatu. Pendekatan
pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Dari segi pendekatannya, pada pembelajaran ada dua jenis pendekatan,
yaitu :
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(Student Centere Approach)
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(Teacher Centered Approach)
Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan
inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
2. APIQ (Aritmetika Plus Inteligensi Quantum)
a. Pengertian APIQ
APIQ adalah pendekatan pembelajaran matematika kreatif yang
membantu siswa memahami konsep matematika secara kreatif,
menyenangkan, dan mengagumkan. APIQ mengajarkan matematika
kreatif secara utuh meliputi aritmetika, geometri, aljabar, statistik,
kalkulus, dan lain-lain. APIQ menciptakan lembar kerja dengan
susunan pelajaran yang meningkat secara “step-by-step”.
Sistem belajar matematika kreatif APIQ diciptakan berbasis
pendekatan Quantum Quotient dan Quantum Learning. Kecerdasan
Quantum, QQ adalah kecerdasan manusia yang mampu
mengoptimalkan seluruh potensi diri secara seimbang, sinergi, dan
komprehensif meliputi kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual. Karakteristik utama QQ adalah terbuka kepada ide-ide baru
dan senantiasa bergerak maju sepanjang spiral ke atas menuju
kesempurnaan (Nggermanto, 2008: 151).
Berikut akan diuraikan sekilas tentang APIQ:
1) Quantum Quotient & Quantum Learning; APIQ mengambil
pendekatan belajar yang mengaktifkan otak secara utuh. Otak kiri,
otak kanan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan
kecerdasan spiritual.
2) Experiential Learning; APIQ memfasilitasi siswa untuk belajar
dengan pengalaman. Matematika yang sering dipandang abstrak,
APIQ mencoba untuk menjadikan matematika sebagai
pengalaman nyata. Dengan menggunakan tool-tool matematika
kreatif, para siswa dapat merasakan pengalaman nyata dalam
petualangan matematika.
3) Mastery Learning; APIQ membantu siswa untuk menguasai
konsep matematika secara tuntas. APIQ tidak mengenal nilai 70,
80, atau 90. Semua siswa akan mendapat dorongan agar dapat
meraih nilai 100 penuh dengan penerapan pendekatan personal.
4) Math Education; APIQ adalah pembelajaran matematika secara
utuh. Tidak sekedar aritmetika saja (berhitung saja). Pun APIQ
juga bukan sekedar magic saja (teknik berhitung ajaib saja). APIQ
memang mempelajari aritmetika, magic of math, plus aljabar,
geometri, statistik, kalkulus dan lain-lain.
5) Sistematic Math; Matematika adalah bidang keilmuan yang sangat
luas. Kesalahan menyusun urutan pembelajaran dapat berakibat
fatal. APIQ menyusun kurikulum pembelajaran matematika secara
hati-hati agar memperoleh hasil optimal. Struktur kurikulum
matematika yang sistematis ini membantu siswa untuk menguasai
matematika dengan lebih baik.
6) Creative Math; APIQ mendorong dan menuntut agar para siswa
menumbuhkan kreativitas dalam pembelajaran matematika.
Berbagai macam jenis permainan matematika APIQ terbukti
merangsang kreativitas para siswa.
7) Continuous Improvement; Inovasi berkelanjutan. Beberapa
program pembelajaran matematika sudah dianggap selesai. Tetapi
APIQ berkeyakinan bahwa matematika adalah bidang keilmuwan
yang terus tumbuh. Matematika tumbuh secara obyektif dengan
berbagai macam penemuan teori-teori baru, implementasi-
implementasi baru, dan pendekatan-pendekatan baru.
b. Cara Pembelajaran dengan APIQ
1) Matematika Kreatif
Siswa mengawali belajar dengan game kreatif matematika.
Matematika kreatif berupa permainan yang sudah disesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa.
2) Matematika Mandiri
Siswa diajarkan untuk mencoba memahami materi yang diberikan
oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk mengolah informasi
yang diperolehnya dan menghubungkan dengan materi yang telah
diterimanya.
3) Matematika Kolaboratif
Siswa diajarkan untuk melakukan pembelajaran tutor sebaya,
bertukar pikiran dan pengetahuan yang dimiliki dengan teman
lainnya.
4) Matematika Disiplin
Matematika disiplin ini berupa lembar kerja standar APIQ yang
telah secara khusus disiapkan sesuai kemampuan siswa tersebut.
Kemampuan dan kecerdasan matematika siswa akan meningkat tahap
demi tahap. Setelah selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan
kepada guru untuk diperiksa dan diberi nilai.
Setelah lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru
mencatat hasil belajar hari itu pada “Kartu perkembangan Siswa”.
Hasil ini nantinya akan dianalisa untuk penyusunan program belajar
berikutnya.Bila ada bagian yang masih salah, anak diminta untuk
membetulkan bagian tersebut hingga semua lembar kerjanya
memperoleh nilai 100. Tujuannya, agar anak menguasai pelajaran dan
tidak mengulangi kesalahan yang sama(Nggermanto, 2011: 111).
c. Keistimewaan APIQ
1) Inovasi pembelajaran matematika kreatif
Seorang anak mengawali belajar dengan game kreatif matematika.
Kemudian anak berdisiplin mengerjakan lembar kerja APIQ.
Selanjutnya anak belajar dengan variasi matematika kreatif dan
matematika disiplin. Semua berlangsung dengan suasana fun,
menyenangkan dan bersemangat.
2) Belajar dengan cara kreatif
Anak akan berpetualang bersama matematika kreatif. Anak-anak
akan mendapatkan tantangan kreatif sesuai tingkat kemampuan
masing-masing. Tantangan kreatif ini akan memicu
berkembangnya kreativitas anak-anak di bidang matematika.
3) Belajar dengan cara disiplin
Anak akan mendapat bantuan lembar kerja standar yang mengajak
anak-anak disiplin belajar matematika. Lembar kerja ini telah
disusun secara sistematis sehingga anak-anak berhasil
meningkatkan kemampuan matematika kreatif secara tahap demi
tahap tanpa merasa terbebani atau stres.
4) Pendekatan personal
Setiap anak akan mendapatkan bahan ajar sesuai dengan
kemampuan masing-masing siswa. Guru telah mengenali dan
mencatat kemampuan semua siswa sehingga guru dapat
membantu belajar siswa secara personal-individu per individu.
5) Dukungan guru
Guru selalu siap membantu siswa sesuai jadwal untuk mendukung
siswa menjdi mandiri, berkolaborasi dan kreatif.
6) Tool edukatif digital dan non-digital
Siswa APIQ dapat memanfaatkan tool edukatif APIQ baik yang
digital atau non digital. Tool edukatif digital berupa program
power point animasi matematika kreatif APIQ, multi media APIQ
dan lain-lain.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MIN 1 Semarang
Penelitian ini dilakukan di MIN 1 Semarang Kelurahan Panjang
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Madrasah Ibtidaiyah ini
merupakan salah satu MI Negeri yang ada di Kabupaten Semarang dan
satu-satunya MI Negeri di Kecamatan Ambarawa. MIN 1 Semarang lebih
tepatnya berada di Jl. Mgr. Sugiyopranoto Kelurahan Panjang Kecamatan
Ambarawa Kabupaten Semarang. Berikut adalah profil singkat MIN 1
Semarang:
1. Profil MIN 1 Semarang
a) Nama madrasah : MIN 1 SEMARANG
b) Alamat madrasah : Jl. Mgr. Sugiyopranoto
c) Kelurahan : Panjang
d) Kecamatan : Ambarawa
e) Kabupaten : Semarang
f) NPSN : 60729432
g) Didirikan : 19 Juli 1991
h) Status : Negeri
i) Telah Terakreditasi : A
2. Letak geografis
Utara : KUA
Barat : Sungai Panjang
Selatan : Pemakaman Cina
Timur : Rumah Warga
B. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MIN Kecandran
No. Nama Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Tata Usaha - -
3. Ruang Perpustakaan 1 Baik
4. Ruang Guru 1 Baik
5. Ruang Kelas 16 13 baik, 3
Rusak Berat
6. Ruang UKS 1 Baik
7. Toilet Guru 2 Baik
8. Toilet Siswa 13 Baik
9. Koperasi - -
10. Mushola 1 Baik
11. Gudang 2 Baik
C. Guru dan Staf
Tabel 3.2 Data Tenaga Pendidik dan Staf MIN 1 Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017
No. Nama NIP/NUPTK Jabatan
1. Drs.Amin
Murtadlo,M.Pd.I
196805161995031001 Kepala Madrasah
2. Hadi Ustadi, S.Ag 196912261997031003 Guru Kelas III
3. Lestariyo, M.Pd.I 197801052005011004 Guru Kelas II
4. Hanik Rofiqoh,
M.Pd.I
198404042005012001 Guru Kelas IV
5. Dra. Slamet, M.Pd.I 196312222006042006 Guru Kelas II
6. Nurul Mar'ah, S.Pd.I 197108272005012009 Guru Kelas II
7. Hamidah, S.Pd.I 196903232003122001 Guru Kelas I
8. Siti Asiyah, S.Pd.I 198305172005012002 Guru Kelas III
9. Siti Laelatul
Wakhidah, S.Pd
198407102009122003 Guru Kelas VI
10. Siti Musafa'ah,
S.Pd.I
1258757660300003 Guru Kelas IV
11. Rita Ardianingsih, 7558751653300003 Guru Kelas II
S.P
12. Yuniwati
Wulandari, S.Pd.I
1949761662300092 Guru Kelas I
13. Sri Widayati R.S,
S.Pd
1650759660300012 Guru Kelas III
14. Aji Agus Salim,
S.Pd.I
2551759660200032 Guru Kelas V
15. Muhamad Maksum,
S.Pd.I
1449754658200002 Guru Kelas V
16. Juliyah, M.Pd.I 7047748651300013 Guru Kelas I
14. Suryantini, S.Pd.I 8337759662300023 Guru Kelas VI
15. Luluk Aryani IT,
M.Pd.I
0863754655300042 Guru Mapel
Agama
16. Ahmad Yasin,
S.Pd.I
Guru Mapel
Agama
17. Nur Isnaeni, S.Pd 9458765666300052 Guru Penjasorkes
18. Muhlisin 7846747648200022 Penjaga
19. Agung Mulyatno Satpam
20. Zaenal Arifin Petugas
Kebersihan
25 Aunur Ikhsan 4746758660200002 Guru Penjasorkes
D. Visi dan Misi MIN 1 Semarang
Visi MIN 1 Semarang
Terwujudnya madrasah yang unggul, religius, disiplin, dan peduli
lingkungan
Misi MIN 1 Semarang
- Menyelenggarakan pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islami
- Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan bermutu dengan
pendekatan PAIKEM guna mewujudkan peserta didik yang berkualitas
- Memotivasi dan melaksanakan pembinaankompetisi bidang akademik
dan non akadmik
- Membudayakan kesadaran berperilaku disiplinbagi warga madrasah
- Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai madrasah
- Membudayakan kesadaran hidup bersih, sehat, tertib dan indah
E. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VI A Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 1 Semarang yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki
dan 21 siswaperempuan yang pada tahun pelajaran 2016/2017.
Tabel 3.3 Nama Siswa Kelas VI A MIN 1 Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017
No. Nama Jenis Kelamin
1. Angga Tegar L
2. Cendy Ade Tama L
3. Muhammad Faiz L
4. Aisyah Khairunnisa’ P
5. Alief Ilham L
6. Amalia Mahanani P
7. Annisa Putri Azzahra P
8. Arianti Rahma Dani P
9. Aricha Rosyida Izzat P
10. Brilian A P
11. Dina Maftukha P
12. Faiz Fadhotul L
13. Faza L
14. Fathur L
15. Haya Shafaa
P
16. Ilham L
17. Kayla Nur Annisa P
18. Laila Azzahra K. P
19. Lutfi Hanifah P
20. Maretha Djenar Az-Zahra P
21. M. Haidar Fasih Alsinatuna L
22. M. Iqbal L
23. M. Niezam Aditama L
24. Syauqi L
25. Najwa Qorry A. P
26. Noor Faiza Firdaul Jannah P
27. Nurul Latifa Adhaini P
28. Okta Maulana Aisya Varma
A.
P
29. Olivia Hendriana Putri P
30. Rahma P
31. Rahma Nayla L. P
32. R. Hanum Via P
33. Resa Ardi W. L
34. Rifqi Sadu R. L
35. Riva Octatama Putra L
36. Sukma Nawang Sari P
37. Fachryzal Dihan Muhammad L
F. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016
dengan rincian sebagai berikut:
1. Observasi, Rabu 1 Juni 2016.
2. Kegiatan Siklus I, Kamis 28 Juli 2016.
3. Kegiatan siklus II, Kamis 4 Agustus 2016.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus
pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu
membuat RPP. Peneliti menggunakan metode APIQ. Adapun tahap
perencanaan meliputi:
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode APIQ pada mata pelajaran Matematika
kelas VI.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Kamis
tanggal 28 Juli 2016.
3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar
observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar
bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses
pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika materi akar pangkat tiga.
6) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Pelaksanakan Tindakan
1) Pra Pembelajaran
a) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.
b) Menyiapkan RPP.
c) Menyiapkan lembar tes formatif.
2) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a.
b) Absensi
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari.
e) Pre test
3) Kegiatan Inti
a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi akar
pangkat tiga.
b) Guru menjelaskan pengertian akar pangkat tiga.
c) Guru memperkenalkan tabel pangkat tiga 0-9 beserta
pasangan bilangannya.
d) Matematika kreatif
Guru meminta siswa untuk membuat soal pada
selembar kertas mengenai tabel pangkat tiga bilangan 0
– 9 beserta pasangan bilangannya.
Kertas dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
Siswa yang mendapat bola harus menjawab pertanyaan
yang tertulis pada kertas berbentuk bola tersebut,
setelah itu siswa yang tadi menjawab berkesempatan
untuk melempar bola ke siswa yang lain dan
memberikan pertanyaan, begitu seterusnya.
e) Matematika Mandiri
Guru meminta siswa untuk memahami tabel pangkat
tiga bilangan 0 – 9 beserta pasangan bilangannya.
f) Matematika Kolaboratif
Guru meminta siswa berpasangan dengan teman
sebangku kemudian melakukan tanya jawab mengenai
tabel pangkat tiga 0 – 9.
g) Matematika Disiplin
Guru meminta siswa maju ke depan untuk menghafal
pasangan bilangan pada tabel pangkat tiga 0 – 9.
Guru membagikan lembar kerja matematika disiplin
yang telah disiapkan.
Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal
yang ada pada lembar matematika disiplin.
h) Guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil
mengisi lembar matematika disiplin dengan benar.
i) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
j) Guru memberikan umpan balik hasil pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari.
k) Guru memberikan post test
4) Kegiatan Akhir
a) Guru menanyakan apa yang telah dilakukan hari ini.
b) Guru bersama siswa menyimpulkan bersama pelajaran hari
ini tentang menghitung akar pangkat tiga dari kubik
bilangan dua angka.
c) Guru menanyakan apa manfaat dapat menghitung akar
pangkat tiga.
d) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran.
e) Guru menyampaikan materi pertemuan berikutnya dan
memotivasi siswa.
f) Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan salam.
c. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
a) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
b) Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan terhadap
aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran yang
berlangsung.
d. Refleksi
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:
a) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan dari guru.
b) Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
c) Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam
pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam
pembelajaran tersebut, diantaranya:
a) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang
aktif dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran.
b) Penggunaan waktu kurang efektif dan efisien.
c) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
masih kurang.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan
ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya
tidak terjadi kekurangan yang sama.
1) Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat
pembelajaran.
2) Guru menentukan konsep-konsep yang lebih relevan.
3) Guru mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang
kurang inklusif.
4) Guru menyusun konsep-konsep dalam suatu bagan, konsep
yang inklusif diletakkan di bagian atas atau puncak peta lalu
dihubungkan dengan kata penghubung.
5) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif
dan efisien.
6) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus
kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 Agustus 2015. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu
membuat RPP. Peneliti menggunakan metode APIQ dalam proses
pembelajaran.Adapun tahap perencanaan meliputi:
1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode APIQ pada mata pelajaran Matematika
kelas VI.
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis
tanggal 4 Agustus 2016.
3) Menentukan materi yang akan diajarkan pada siklus II.
4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar
observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar
bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses
pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika materi mencari nilai volume
kubus.
6) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pra Pembelajaran
a) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.
b) Menyiapkan RPP.
c) Menyiapkan lembar tes formatif.
2) Kegiatan Awal
a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a.
b) Absensi.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari.
e) Pre test
3) Kegiatan Inti
a) Siswa menerima informasi mengenai materi akar pangkat
tiga secara singkat dari guru.
b) Guru memperkenalkan jembatan keledai untuk
memudahkan siswa menghafal pasangan bilangan pangkat
tiga 0 – 9.
c) Guru menjelaskan contoh permasalahan yang dapat
diselesaikan menggunakan operasi hitung akar pangkat
tiga.
d) Siswa mencari informasi mengenai cara untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan akar pangkat tiga suatu bilangan
kubik.
e) Guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah
sehari-hari yang berhubungan dengan akar pangkat tiga.
f) Matematika kreatif
Guru meminta siswa untuk membuat soal pada
selembar kertas mengenai jembatan keledai pasangan
bilangan pangkat tiga 0 - 9.
Kertas dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
Siswa yang mendapat bola harus menjawab pertanyaan
yang tertulis pada kertas berbentuk bola tersebut,
setelah itu siswa yang tadi menjawab berkesempatan
untuk melempar bola ke siswa yang lain dan
memberikan pertanyaan, begitu seterusnya.
g) Matematika Mandiri
Guru meminta siswa untuk memahami contoh
permasalahan yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan operasi hitung akar pangkat tiga dengan
bantuanjembatan keledai pasangan bilangan pangkat
tiga 0 – 9 yang sudah dihafalkannya.
h) Matematika Kolaboratif
Guru meminta siswa untuk berdiskusi mengenai
masalah sehari-hari yang berhubungan dengan akar
pangkat tiga.
Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing
kelompok untuk maju ke depan untuk menjelaskan hasil
diskusi kelompoknya.
Kelompok yang lain menyimak dan memberikan
tanggapan mengenai penjelasan dari kelompok lain.
i) Matematika Disiplin
Guru meminta salah seorang siswa untuk maju
mengerjakan latihan soal untuk menentukan hasil akar
pangkat tiga dengan bantuan tabel pangkat tiga bilangan
0 – 9 beserta pasangan bilangannya.
Guru membagikan lembar kerja matematika disiplin
yang telah disiapkan.
Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal
yang ada pada lembar matematika disiplin.
j) Guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil
mengisi lembar matematika disiplin dengan benar.
k) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
4) Kegiatan Akhir
a) Guru menanyakan apa yang telah dilakukan hari ini.
b) Guru bersama siswa menyimpulkan materipelajaran hari ini
tentang menghitung akar pangkat tiga.
c) Guru memberikan umpan balik hasil pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari.
d) Guru mengomentari hal-hal yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran.
e) Guru menyampaikan materi pertemuan berikutnya dan
memotivasi siswa.
f) Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan salam.
c. Pengamatan atau Observasi
Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan, pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar
siswa yang sangat baik.Siswa sudah lebih paham bagaimana proses
pembelajaran dengan menggunakan metode APIQ yang
berlangsung, sehingga perhatian dan semangat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi
kelas juga sudah kondusif dan siswa aktif juga senang dalam
mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati
bahwa hasil belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus
I, karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
secara aktif dengan menggunakan metode APIQ. Selain itu hasil
observasi dan hasil nilai yang didapat juga menunjukkan
perubahan hasil yang sangat baik. Siswa juga terlihat lebih senang
dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung, maka peneliti
tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu unuk mengetahui bahwa pendekatan APIQ dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi akar
pangkat tiga pada kelas VI A di MIN 1 Semarang Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
A. Hasil Penelitian
Metode yang digunakan pada pembelajaran Matematika di MIN 1 Semarang
sebelum diterapkannya metode APIQ adalah metode ceramah dan drill yang
sering digunakan, sehingga pemahaman siswa kurang dalam proses pembelajaran.
Dari hasil prasiklus diperoleh nilai murni siswa pada mata pelajaran Matematika
sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah diterapkannya metode APIQ.
Adapun nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas VI MIN 1 Semarang
pada mata pelajaran Matematika yaitu 66,7, sedangkan untuk KKM nasional yaitu
75.
1. Siklus I
Pada siklus I peneliti telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
metode APIQ untuk mata pelajaran Matematika kelas VI materi akar pangkat tiga.
a. Data Hasil Pengamatan
Dari instrumen soal tes didapatkan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai Siswa Siklus I
No Nama Pre test Ket. Post Test Ket.
1. Angga Tegar 40 Tidak 60 Tidak
2. Cendy Ade Tama 60 Tidak 80 Tuntas
3. Muhammad Faiz 80 Tuntas 90 Tuntas
4. Aisyah Khairunnisa’ 40 Tidak 60 Tidak
5. Alief Ilham 60 Tidak 75 Tuntas
6. Amalia Mahanani 80 Tuntas 90 Tuntas
7. Annisa Putri Azzahra 80 Tuntas 85 Tuntas
8. Arianti Rahma Dani 80 Tuntas 85 Tuntas
9. Aricha Rosyida Izzat 40 Tidak 60 Tidak
10. Brilian A 80 Tuntas 100 Tuntas
11. Dina Maftukha 60 Tuntas 60 Tuntas
12. Faiz Fadhotul 80 Tuntas 90 Tuntas
13. Faza 40 Tidak 50 Tidak
14. Fathur 40 Tidak 60 Tidak
15. Haya Shafaa
80 Tuntas 90 Tuntas
16. Ilham 40 Tidak 70 Tidak
17. Kayla Nur Annisa 80 Tuntas 80 Tuntas
18. Laila Azzahra K. 60 Tidak 70 Tuntas
19. Lutfi Hanifah 80 Tuntas 85 Tuntas
20. Maretha Djenar A. 80 Tuntas 100 Tuntas
21. Muhammad Haidar F. A. 80 Tuntas 100 Tuntas
22. M. Iqbal 80 Tuntas 85 Tuntas
23. M. Niezam Aditama 80 Tuntas 100 Tuntas
24. Syauqi 40 Tidak 60 Tidak
25. Najwa Qorry A. 80 Tuntas 90 Tuntas
26. Noor Faiza F. J. 40 Tidak 60 Tidak
27. Nurul Latifa Adhaini 40 Tidak 50 Tidak
28. Okta Maulana A. V. A. 40 Tidak 55 Tidak
29. Olivia Hendriana Putri 80 Tuntas 85 Tuntas
30. Rahma 80 Tuntas 80 Tuntas
31. Rahma Nayla L. 60 Tidak 75 Tuntas
32. R. Hanum Via 60 Tidak 85 Tuntas
33. Resa Ardi W. 60 Tidak 70 Tuntas
34. Rifqi Sadu R. 60 Tidak 80 Tuntas
35. Riva Octatama Putra 80 Tuntas 95 Tuntas
36. Sukma Nawang Sari 60 Tidak 80 Tuntas
37. Fachryzal Dihan M. 80 Tuntas 90 Tuntas
Jumlah 2380 2880
1) Nilai rata-rata pre test Siklus I
M= ∑
M=
M= 64,32
2) Nilai prosentase pre test Siklus I
P =
× 100%
P=
× 100%
P= 48,64
3) Nilai rata-rata post test Siklus I
M=∑
M=
M= 77,83
4) Nilai prosentase post test Siklus I
P =
× 100%
P=
× 100%
P= 70,27%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari pre test ke post
test. Siswa yang tuntas pada pre test sebanyak 18 siswa, sedangkan pada post test
sebanyak 26 siswa atau meningkat 8 siswa. Nilai rata-rata pada post test adalah
77,83 atau 70,27% mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas saat pre test
yang hanya 64,32 atau 48,64%.
b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas VI yaitu Ibu Suryantini
selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat diketahui dengan
tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus 1
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
a. Salam pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatan guru menggunakan strategi
a. Guru paham mengenai metode APIQ
√
b. Guru mampu menggunakan metode APIQ √
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No. Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan
oleh siswa
1. Melakukan pengamatan √
2. Membaca dengan aktif (membuat catatan kecil) √
3. Mendengarkan dengan aktif (merespon) √
B. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami
materi pelajaran(membangun pemahaman)
1. Berlatih (berlatih dengan soal-soal) √
2. Berpikir kreatif (memecahkan latihan soal yang
berbeda)
√
3. Berpikir kritis √
C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya
1. Mengemukakan pendapat √
2. Menjelaskan √
3. Berdiskusi √
4. Memajang hasilnya √
D. Siswa berpikir reflektif
1. Mengomentari dan menyimpulkan proses √
2. Memperbaiki kekurangan dalam proses √
pembelajaran
3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri
√
Keterangan:
1 : kurang baik
2 : cukup baik
3 : baik
c. Refleksi
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat
menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:
1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru.
2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan
guru, bahkan ada yang mendapat nilai 100, yaitu sebanyak 4
siswa.
Meskipun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran,
namun masih terdapat kekurangan dalam pembelajaran tersebut,
diantaranya:
1) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang
aktif danmengabaikan pembelajaran sehingga mengakibatkan
sebagian siswa kurang mampu memahami materi yang
diajarkan.
2) Penggunaan waktu kurang efektif.
3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
masih kurang.
4) Sebagian siswa belum memahami tabel pangkat tiga bilangan
0-9 dan penggunaan pasangan bilangan pangkat tiga dalam
penerapannya mencari nilai bilangan pangkat tiga.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide
perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi
kekurangan yang sama.
1) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih
efektif dan efisien.
2) Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas.
3) Siswa diperkenalkan dengan jembatan keledai untuk
memahami tabel pangkat tiga 0-9 dan pasangan bilangan
pangkat tiga.
Berikut akan dipaparkan tabel hasil belajar siswa pada siklus I:
Tabel 4.4 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus I
Kegiatan Siswa Tuntas Peningkatan
Pre test Post test
Siklus I 18 Siswa
atau 48,64%
26 Siswa
atau 70,27%
8 Siswa atau
21,62%
2. Siklus II
Pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan metode APIQ
peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan pada siklus sebelumnya dengan
memancing siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan agar suasana menjadi
menyenangkan.
a. Data Hasil Pengamatan
Berdasar instrumen soal pada siklus II didapatkan nilai sebagai berikut:
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa Siklus II
No. Nama Pre
test
Ket. Post
Test
Ket.
1. Angga Tegar 90 Tuntas 100 Tuntas
2. Cendy Ade Tama 70 Tuntas 90 Tuntas
3. Muhammad Faiz 90 Tuntas 100 Tuntas
4. Aisyah Khairunnisa’ 70 Tuntas 80 Tuntas
5. Alief Ilham 90 Tuntas 100 Tuntas
6. Amalia Mahanani 80 Tuntas 95 Tuntas
7. Annisa Putri Azzahra 80 Tuntas 95 Tuntas
8. Arianti Rahma Dani 90 Tuntas 95 Tuntas
9. Aricha Rosyida Izzat 40 Tidak 75 Tuntas
10. Brilian A 100 Tuntas 100 Tuntas
11. Dina Maftukha 70 Tuntas 90 Tuntas
12. Faiz Fadhotul 50 Tidak 70 Tuntas
13. Faza 80 Tuntas 95 Tuntas
14. Fathur 85 Tuntas 95 Tuntas
15. Haya Shafaa
70 Tuntas 90 Tuntas
16. Ilham 50 Tidak 60 Tidak
17. Kayla Nur Annisa 85 Tuntas 100 Tuntas
18. Laila Azzahra K. 65 Tidak 85 Tuntas
19. Lutfi Hanifah 70 Tuntas 90 Tuntas
20. Maretha Djenar Az-Zahra 100 Tuntas 100 Tuntas
21. M.Haidar Fasih Alsinatuna 90 Tuntas 100 Tuntas
22. M. Iqbal 85 Tuntas 100 Tuntas
23. M. Niezam Aditama 85 Tuntas 95 Tuntas
24. Syauqi 50 Tidak 70 Tuntas
25. Najwa Qorry A. 85 Tuntas 95 Tuntas
26. Noor Faiza Firdaul Jannah 85 Tuntas 95 Tuntas
27. Nurul Latifa Adhaini 50 Tidak 60 Tidak
28. Okta Maulana Aisya V. A. 70 Tuntas 85 Tuntas
29. Olivia Hendriana Putri 85 Tuntas 90 Tuntas
30. Rahma 85 Tuntas 90 Tuntas
31. Rahma Nayla L. 85 Tuntas 100 Tuntas
32. R. Hanum Via 75 Tuntas 95 Tuntas
33. Resa Ardi W. 50 Tidak 65 Tidak
34. Rifqi Sadu R. 70 Tuntas 90 Tuntas
35. Riva Octatama Putra 90 Tuntas 100 Tuntas
36. Sukma Nawang Sari 85 Tuntas 100 Tuntas
37. Fachryzal Dihan M. 80 Tuntas 95 Tuntas
Jumlah 2830 3330
1) Nilai rata-rata pre test Siklus II
M= ∑
M=
M= 76,48
2) Nilai prosentase pre test Siklus II
P =
× 100%
P=
× 100%
P= 81,08%
3) Nilai rata-rata post test Siklus II
M= ∑
M=
M= 90
4) Nilai prosentase post test Siklus II
P =
× 100%
P=
× 100%
P= 91,89%
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik dan jauh lebih meningkat. Nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan yaitu dari 76,48 atau 81,08% menjadi 90 atau 91,89%.
Siswa yang mendapat nilai 100 juga mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa
menjadi 11 siswa. Peningkatan ketuntasan nilai pada siklus II sebanyak 4 siswa
atau 10,81%, yaitu siswa yang tuntas pada saat pre test sebanyak 30 siswa
sedangkan siswa yang tuntas pada saat post test sebanyak 34 siswa. Namun, masih
ada siswa yang belum bisa tuntas nilai KKM 66,7 yaitu 3 siswa.
Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi standar ideal ketuntasan belajar
karena sudah mencapai nilai rata-rata 90 atau 91,89%. Adapun 3 siswa yang
belum tuntas, menurut pengamatan guru memang kurang memiliki motivasi untuk
belajar, tidak memperhatikan dalam mengikuti pembelajaran, dan kurang aktif
pada saat pembelajaran berlangsung.
b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas VI yaitu Ibu Suryantini
selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat diketahui dengan
tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan lembar observasi √
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
√
a. Salam pembuka
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatan guru menggunakan strategi
a. Guru paham mengenai metode APIQ
√
b. Guru mampu menggunakan metode APIQ √
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No. Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan
oleh siswa
1. Melakukan pengamatan √
2. Membaca dengan aktif (membuat catatan kecil) √
3. Mendengarkan dengan aktif (merespon) √
B. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami
materi pelajaran(membangun pemahaman)
1. Berlatih (berlatih dengan soal-soal) √
2. Berpikir kreatif (memecahkan latihan soal yang
berbeda)
√
3. Berpikir kritis √
C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya
1. Mengemukakan pendapat √
2. Menjelaskan √
3. Berdiskusi √
4. Memajang hasilnya √
D. Siswa berpikir reflektif
1. Mengomentari dan menyimpulkan proses √
2. Memperbaiki kekurangan dalam proses
pembelajaran
√
3. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri
√
Keterangan:
1 : kurang baik
2 : cukup baik
3 : baik
c. Refleksi
Berdasar lembar hasil peneliti, diperoleh nilai pada siklus II lebih meningkat
jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini hanya tiga siswa yang belum
dapat mencapai ketuntasan KKM. Nilai rata-rata pada siklus II ini adalah 90 (di
atas KKM nasional). Hal ini membuktikan bahwa PTK telah berhasil dan hasilnya
sangat baik. Maka pada siklus II ini telah cukup untuk memperlihatkan adanya
peningkatan hasil belajar, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus
berikutnya.Berikut adalah tabel peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM
pada siklus II:
Tabel 4.8 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Siklus II
Kegiatan Pre Test Peningkatan
Pre test Post test
Siklus II 30 Siswa atau
81,08%
34 siswa atau
91,89%
4 Siswa atau
10,81%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II ini terjadi peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dari pre test ke post test sebanyak sebanyak 4 siswa,
yaitu dari 30 siswa menjadi 34 siswa. Atau jika diubah dalam bentuk presen maka
prosentase peningkatannya sebesar 10,81%, yaitu dari 81,08% menjadi 91,89%.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari paparan hasil penelitian dari siklus I dan Siklus II diperoleh data nilai
hasil belajar keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM dari Siklus
I ke Siklus II
Kegiatan Siklus I Siklus II Peningkatan
Siswa Tuntas 26 Siswa 34 Siswa
8 Siswa
Prosentase 70,27% 91,89% 21,62%
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari siklus I sampai
siklus II siswa mengalami peningkatan yang sangat baik. Peningkatan tersebut
dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas pada siklus I yaitu sebanyak 26 siswa
menjadi 34 siswa pada siklus II atau meningkat 8 siswa. Jika dilihat dalam bentuk
prosentase terjadi peningkatan sebanyak 21,62%, yaitu dari 70,27% di siklus I
menjadi 91,89% pada siklus II.Hasil belajar siswa ini dipengaruhioleh motivasi
belajar siswa yang sangat tinggi pada mata pelajaran Matematika dengan
menggunakan metode APIQ, adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan siswa adalah faktor bakat, minat, tingkat intelegensi, karakteristik
belajar anak, strategi, metode, dan media yang digunakan guru dalam
pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
pendekatan APIQ yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Penggunaan pendekatan APIQ pada mata pelajaran Matematika
materi operasi hitung akar pangkat tiga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai
rata-rata pada siklus I yaitu 77,83 sedangkan pada siklus II yaitu 90.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru sebagai mediator dan motivator bagi siswa, sangatlah
mempengaruhi kemajuan siswa yang diajarnya. Oleh sebab itu, sebagai
seorang guru hendaknya memiliki sikap aktif dan kreatif agar mampu
mengolah pembelajaran menjadi hal baru setiap harinya dengan
mengembangkan berbagai strategi, pendekatan, model maupun
pendekatan pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran juga
dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat dan minat siswa pada
materi pelajaran.
2. Bagi Sekolah
Setiap sekolah selalu menginginkan seluruh siswanya menjadi
anak-anak yang sukses dan dapat mengharumkan nama sekolahnya.
Maka dalam mencapai keinginan tersebut, sekolah hendaknya
memberi dukungan bagi tenaga pendidik untuk memperoleh fasilitas
yang memadai, seperti media, alat peraga, dan sumber belajar yang
cukup untuk siswa-siswanya. Dibutuhkan juga pelatihan ataupun
seminar-seminar untuk guru agar guru juga memperoleh pengetahuan
baru dalam mengajar sesuai dengan perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2014. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press.
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika (Suatu Tinjauan Epistimologi dan
Filosofis). Bandung: Alfabeta.
Haryono. 2015. Bimbingan Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Amara Books.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dan Aplikasi. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Marini, Arita dan Iskandar Agung. 2011. Aritmetika untuk PGSD. Jakarta: Bistari.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Rosdakarya.
Nggermanto, Agus. 2015. Kecil-kecil Jago Matematika. Bandung: Kaifa.
Nggermanto, Agus. 2014. Permainan Matematika Lingkaan Milenium Paman
APIQ. Bandung: Graha Mulia Utama.
Nggermanto, Agus. 2008. Quanum Quotient Kecerdasan Quantum. Bandung:
Nuansa.
Nggermanto, Agus. 2011. Rumus Cepat Kreatif & Sukses Matematika Dasar.
Bandung: Ide Publishing.
Sriyanti, Lilik, dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Subai’ah. 2014. Cara Win-win Solution Selesaikan Soal Matematika SD Kelas IV,
V, VI. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Sujana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 6. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta: Intan Pariwara.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, Agus. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Groups.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MIN 1 Semarang
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : VI (enam)
Semester : I (gasal)
Materi Pokok : Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga
Alokasi waktu : 2 JPL (2 x 35 menit)
A. Standar Kompetensi
2. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi dasar
2.4 Menentukan akar pangkat tiga pada bilangan kubik.
2. Indikator
2.4.1 Siswa mampu menghitung akar pangkat tiga suatu bilangan kubik.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengar penjelasan dari guru, siswa mampu menjelaskan
pengertian akar pangkat tiga suatu bilangan dengan benar.
2. Melalui tanya jawab, siswa mampu menghafal pasangan bilangan pada
tabel pangkat tiga bilangan 0 – 9 dengan benar.
3. Melalui penugasan, siswa mampu menghitung akar pangkat tiga suatu
bilangan kubik sederhana dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Akar Pangkat Tiga
Bentuk akar adalah akar dari bilangan rasional yang menghasilkan
bilangan irrasional. Akar adalah kebalikan dari bentuk pangkat.Jika
pangkattiga adalah bilangan yang dikalikan dengan bilangan itu sendiri
berturut-turutsebanyaktiga kali, makaakarpangkattigaadalahkebalikannya.
Rumus √
Keterangan:
√
disebut bilangan kubik
d disebut bilangan akar kubik
2. Tabel Pangkat Tiga
Tabel pangkat tiga bilangan 0 – 9 Pasangan bilangan
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Contoh soal
Hitunglah!
1. √
Jawab: √
Pisahkan 3 angka paling kanan, 744.
Kemudian perhatikan satuan untuk menentukan nilai satuan.
Pendekatan akar kubik 2 adalah 1.
Satuan 4 hanya dapat dihasilkan olehbilangan 4.
Jadi jawabannya adalah 14.
2. √
Jawab: √
Pisahkan 3 angka paling kanan, 832.
Kemudian perhatikan satuan untuk menentukan nilai satuan.
Pendekatan akar kubik 5 adalah 1.
Satuan 2 hanya dapat dihasilkan oleh bilangan8.
Jadi jawabannya adalah 18
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Penugasan
5. Metode APIQ
F. Sumber Belajar
1. Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 6. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta: Intan Pariwara
2. Nggermanto, Agus. 2011. Rumus Cepat Kreatif & Sukses Matematika
Dasar. Bandung: Ide Publishing
3. Subai’ah. 2014. Cara Win-win Solution Selesaikan Soal Matematika SD
Kelas IV, V, VI. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
4. Referensi lain yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin
oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat
b. Guru menanyakan keadaan siswa?
c. Absensi
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari
f. Pre test
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
l) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi akar pangkat
tiga.
m) Guru menjelaskan pengertian akar pangkat tiga.
n) Guru memperkenalkan tabel pangkat tiga bilangan 0-9 beserta
pasangan bilangannya.
Elaborasi
Matematika kreatif
- Guru meminta siswa untuk membuat soal pada selembar kertas
mengenai tabel pangkat tiga bilangan 0 - 9 beserta pasangan
bilangannya.
- Kertas dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa
yang lain selama kurang lebih 5 menit.
- Siswa yang mendapat bola harus menjawab pertanyaan yang
tertulis pada kertas berbentuk bola tersebut, setelah itu siswa
yang tadi menjawab berkesempatan untuk melempar bola ke
siswa yang lain dan memberikan pertanyaan, begitu seterusnya.
Matematika Mandiri
- Guru meminta siswa untuk memahami pengerjaan hitung akar
pangkat tiga dengan bantuan tabel pangkat tiga bilangan 0 – 9
beserta pasangan bilangannya.
Matematika Kolaboratif
- Guru meminta siswa berpasangan dengan teman sebangku
kemudian melakukan tanya jawab mengenai pengerjaan hitung
akar pangkat tiga dengan bantuan tabel pangkat tiga bilangan 0
– 9.
Matematika Disiplin
- Guru meminta siswa maju ke depan untuk menghafal pasangan
bilangan pada tabel pangkat tiga bilangan 0 – 9.
- Guru meminta salah seorang siswa untuk maju mengerjakan
latihan soal untuk menentukan hasil akar pangkat tiga dengan
bantuan tabel pangkat tiga bilangan 0 – 9 beserta pasangan
bilangannya.
- Guru membagikan lembar kerja matematika disiplin yang telah
disiapkan.
- Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal yang ada
pada lembar matematika disiplin.
Konfirmasi
Guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengisi
lembar matematika disiplin dengan benar.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
3. Kegiatan penutup
a. Guru menanyakan apa yang telah dilakukan hari ini.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan bersama pelajaran hari ini tentang
menghitung akar pangkat tiga dari kubik bilangan dua angka.
c. Guru memberikan umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap
materi yang dipelajari.
d. Guru menanyakan apa manfaat dapat menghitung akar pangkat tiga.
e. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan materi pertemuan berikutnya dan memotivasi
siswa.
g. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan salam.
embar Pengamatan
Kegiatan Guru Saat Kegaiatan Belajar Mengajar
Nama Madrasah : MIN 1 Ambarawa
Kelas : VI
Materi : Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga
Hari, tanggal : Kamis, 28 Juli 2016
Siklus ke : I
Nama Peneliti : Putri Parameswari
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
e. Menyiapkan RPP
√
f. Menyiapkan presensi √
g. Menyiapkan lembar observasi √
h. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
e. Salam pembuka
√
f. Mengkondisikan kelas √
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
h. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatan guru menggunakan strategi
c. Guru paham mengenai metode APIQ
√
d. Guru mampu menggunakan metode APIQ √
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
d. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
e. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
e. Kesimpulan
√
f. Melakukan evaluasi √
g. Memberikan tindak lanjut √
h. Salam penutup √
Lembar Pengamatan
Kegiatan Peserta Didik Saat Kegaiatan Belajar Mengajar
Nama sekolah : MIN 1 Semarang
Kelas : VI
Materi : Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga
Hari, tanggal : Kamis, 28 Juli 2016
Siklus ke : I
Nama Peneliti : Putri Parameswari
No. Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan
oleh siswa
4. Melakukan pengamatan √
5. Membaca dengan aktif (membuat catatan kecil) √
6. Mendengarkan dengan aktif (merespon) √
B. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami
materi pelajaran(membangun pemahaman)
4. Berlatih (berlatih dengan soal-soal) √
5. Berpikir kreatif (memecahkan latihan soal yang
berbeda)
√
6. Berpikir kritis √
C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya
5. Mengemukakan pendapat √
6. Menjelaskan √
7. Berdiskusi √
8. Memajang hasilnya √
D. Siswa berpikir reflektif
4. Mengomentari dan menyimpulkan proses √
5. Memperbaiki kekurangan dalam proses
pembelajaran
√
6. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri
√
Keterangan:
Pemberian skor tiap point adalah sebagai berikut:
1. Banyak siswa yang aktif
Skor 1 = 0-20%
Skor 2 = 21-40%
Skor 3 = 41-60%
Skor 4 = 61-80%
Skor 5 = 81-100%
2. Kualitas keaktifan
Skor 1 = sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3 = cukup
Skor 4 = baik
Skor 5 = baik sekali
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MIN 1 Semarang
Mata pelajaran : Matematika
Kelas : VI (enam)
Semester : I (gasal)
Materi Pokok : Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga
Alokasi waktu : 2 JPL (2 x 35 menit)
H. Standar Kompetensi
2. Melakukanoperasihitungbilanganbulatdalampemecahanmasalah.
I. Kompetensi Dasar dan Indikator
3. Kompetensi dasar
2.4 Menentukan akar pangkat tiga pada bilangan kubik.
4. Indikator
2.4.2 Siswa mampu menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan akar
pangkat tiga.
J. Tujuan Pembelajaran
4. Setelah mendengar penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan contoh
masalah yang berhubungan dengan akar pangkat tiga.
5. Setelah melihat demonstrasi dari guru, siswa dapat menyelesaikan
masalah sehari-hari yang berhubungan dengan akar pangkat tiga.
K. Materi Pembelajaran
3. Jembatan Keledai Pasangan Bilangan Pangkat Tiga 0 – 9
Sa Sa = SAtu, bilangan kubiknya satuanya SAtu
Du De = DUa, bilangan kubiknya satuanya DElapan
Ti Tu = TIga, bilangan kubiknya satuanya TUjuh
Em EM = EMpat, bilangan kubiknya satuanya EMpat
Li Li = LIma, bilangan kubiknya satuanya LIma
En Em = ENam, bilangan kubiknya satuanya ENam
Tu Ti = TUjuh, bilangan kubiknya satuanya TIga
De Du = DElapan, bilangan kubiknya satuanya DUa
Se Se = SEmbilan, bilangan kubiknya satuanya SEmbilan
No No = NOl, bilangan kubiknya satuanya NOl
4. Menentukan Hasil Penarikan Akar Pangkat Tiga
Apa bentuk kardus kapur di atas?
Gambar tesebut berbentuk kubus.
Rumus volume kubus v =
Misalkan volume kubus tersebut adalah 3.375, maka berapa panjang
sisinya?
3.375 = 15 x 15 x 15 =
Berarti = atau s = 15
5. Melakukan Pengerjaan Hitung Akar Pangkat Tiga
Wawan membutuhkan kardus berbentuk kubus untuk tempat mainan
dengan volume Hitung panjang sisi kardus tersebut!
Diketahui : volume kardus yang berbentuk kubus
Ditanya : panjang sisi … ?
Dijawab : v =
Panjang sisi (s) = √
= √
= 49 cm
Jadi, panjang sisi kardus yang berbentuk kubus tersebut adalah 49 cm.
L. Metode Pembelajaran
6. Ceramah
7. Tanya jawab
8. Diskusi
9. Demonstrasi
10. Penugasan
11. Metode APIQ
M. Sumber Belajar
5. Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 6. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta: Intan Pariwara
6. Nggermanto, Agus. 2011. Rumus Cepat Kreatif & Sukses Matematika
Dasar. Bandung: Ide Publishing
7. Subai’ah. 2014. Cara Win-win Solution Selesaikan Soal Matematika SD
Kelas IV, V, VI. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
8. Referensi lain yang relevan
N. Langkah-langkah Pembelajaran
4. Kegiatan pendahuluan
g. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’abersama dipimpin
oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat
h. Guru menanyakan keadaan siswa?
i. Absensi
j. Menyampaikan tujuan pembelajaran
k. Mengingat kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya
l. Pre t
5. Kegiatan inti
Eksplorasi
o) Siswa menerima informasi mengenai materi akar pangkat tiga secara
singkat dari guru.
p) Guru memperkenalkan jembatan keledai untuk memudahkan siswa
menghafal pasangan bilangan pangkat tiga 0 – 9.
q) Guru menjelaskan contoh permasalahan yang dapat diselesaikan
menggunakan operasi hitung akar pangkat tiga.
r) Siswa mencari informasi mengenai cara untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan akar pangkat
tiga suatu bilangan kubik.
s) Guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah sehari-hari
yang berhubungan dengan akar pangkat tiga.
Elaborasi
Matematika kreatif
- Guru meminta siswa untuk membuat soal pada selembar kertas
mengenai jembatan keledai pasangan bilangan pangkat tiga 0 - 9.
- Kertas dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa
yang lain selama kurang lebih 5 menit.
- Siswa yang mendapat bola harus menjawab pertanyaan yang
tertulis pada kertas berbentuk bola tersebut, setelah itu siswa
yang tadi menjawab berkesempatan untuk melempar bola ke
siswa yang lain dan memberikan pertanyaan, begitu seterusnya.
Matematika Mandiri
- Guru meminta siswa untuk memahami contoh permasalahan
yang dapat diselesaikan dengan menggunakan operasi hitung
akar pangkat tiga dengan bantuanjembatan keledai pasangan
bilangan pangkat tiga 0 – 9 yang sudah dihafalkannya.
Matematika Kolaboratif
- Guru meminta siswa untuk berdiskusi mengenai masalah sehari-
hari yang berhubungan dengan akar pangkat tiga.
- Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
untuk maju ke depan untuk menjelaskan hasil diskusi
kelompoknya.
- Kelompok yang lain menyimak dan memberikan tanggapan
mengenai penjelasan dari kelompok lain.
Matematika Disiplin
- Guru meminta salah seorang siswa untuk maju mengerjakan
latihan soal untuk menentukan hasil akar pangkat tiga dengan
bantuan tabel pangkat tiga bilangan 0 – 9 beserta pasangan
bilangannya.
- Guru membagikan lembar kerja matematika disiplin yang telah
disiapkan.
- Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal yang ada
pada lembar matematika disiplin.
Konfirmasi
Guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil mengisi
lembar matematika disiplin dengan benar.
Guru memberikan tanggapan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
6. Kegiatan penutup
h. Guru menanyakan apa yang telah dilakukan hari ini.
i. Guru bersama siswa menyimpulkan bersama pelajaran hari ini tentang
menghitung akar pangkat tiga dari kubik bilangan dua angka.
j. Guru memberikan umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap
materi yang dipelajari.
k. Guru menanyakan apa manfaat dapat menghitung akar pangkat tiga.
l. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran.
m. Guru menyampaikan materi pertemuan berikutnya dan memotivasi
siswa.
n. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan salam.
O. Penilaian Pembelajaran
Teknik : tes tertulis
Bentuk : uraian
Instrumen : terlampir
Lembar Pengamatan
Kegiatan GuruSaat Kegaiatan Belajar Mengajar
Nama Madrasah : MIN 1 Semarang
Kelas : VI
Materi : Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga
Hari, tanggal : Kamis, 04 Agustus 2016
Siklus ke : II
Nama Peneliti : Putri Parameswari
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
e. Menyiapkan RPP
√
f. Menyiapkan presensi √
g. Menyiapkan lembar observasi √
h. Menyiapkan perlengkapan mengajar √
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
e. Salam pembuka
√
f. Mengkondisikan kelas √
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
h. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatan guru menggunakan strategi
c. Guru paham mengenai metode APIQ
√
d. Guru mampu menggunakan metode APIQ √
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
d. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
e. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
e. Kesimpulan
√
f. Melakukan evaluasi √
g. Memberikan tindak lanjut √
h. Salam penutup √
Lembar Pengamatan
Kegiatan Peserta Didik Saat Kegaiatan Belajar Mengajar
Nama sekolah : MIN 1 Semarang
Kelas : VI
Materi : Operasi Hitung Akar Pangkat Tiga
Hari, tanggal : Kamis, 04 Agustus 2016
Siklus ke : II
Nama Peneliti : Putri Parameswari
No. Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
A. Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan
oleh siswa
4. Melakukan pengamatan √
5. Membaca dengan aktif (membuat catatan kecil) √
6. Mendengarkan dengan aktif (merespon) √
B. Siswa melakukan sesuatu untuk memahami
materi pelajaran(membangun pemahaman)
4. Berlatih (berlatih dengan soal-soal) √
5. Berpikir kreatif (memecahkan latihan soal yang
berbeda)
√
6. Berpikir kritis √
C. Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
pemikirannya
5. Mengemukakan pendapat √
6. Menjelaskan √
7. Berdiskusi √
8. Memajang hasilnya √
D. Siswa berpikir reflektif
4. Mengomentari dan menyimpulkan proses √
5. Memperbaiki kekurangan dalam proses
pembelajaran
√
6. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan
kata-katanya sendiri
√
Keterangan:
Pemberian skor tiap point adalah sebagai berikut:
3. Banyak siswa yang aktif
Skor 1 = 0-20%
Skor 2 = 21-40%
Skor 3 = 41-60%
Skor 4 = 61-80%
Skor 5 = 81-100%
4. Kualitas keaktifan
Skor 1 = sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3 = cukup
Skor 4 = baik
Skor 5 = baik sekali
1
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Guru sedang menjelaskan materi akar pangkat tiga
Siswa mengerjakan lembar matematika disiplin
2
Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru
3
Siswa mengerjakan soal di depan kelas
Siswa berpasangan dengan teman sebagku untuk menghafal tabel pangkat tiga
bilangan 0 – 9 beserta pasangan bilangannya
4
Siswa mengumpulkan lembar matematika disiplin kepada guru
5
6
7
8
DAFTAR NILAI SKK
Nama : PUTRI PARAMESWARI
NIM : 115-12-096
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
NO JENIS KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN KETERANGAN NILAI
1. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga
“Stain Salatiga”
07 September
2012
Peserta
2. Piagam Penghargaan Orientasi
Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan jurusan
Tarbiyah “Stain Salatiga
09 September
2012
Peserta
3. Sertifikat Orientasi Dasar
Keislaman “Stain Salatiga
10 September
2012
Peserta
4. Piagam Penghargaan “Seminar
Entrepreneurship dan
Perkoperasiaan (MAPALA
MITAPASA dan KSEI)”
11 September
2012
Peserta
5. Sertifikat Achicument
Motivasion Training (JQH &
LDK Stain Salatiga)
12 September
2012
Peserta
6. Sertifikat UPT Perpustakaan
“Stain Salatiga
13 September
2012
Peserta
7. Sertifikat Pra Youth Leadership
Training (KAMMI Komisariat
Salatiga)
03 Oktober
2012
Peserta
8. Sertifikat MAPABA PMII Joko 07 Oktober Peserta
9
Tingkir Salatiga 2012 2012
9. Sertifikat Training Pembuatan
Makalah (LDK Darul Amal
STAIN Salatiga)
13 Oktober
2012
Peserta
10. Sertifikat Pelaksanaan 1
Muharram 1434 H (PPTQ Al-
Muntaha)
27 Oktber
2012
Panitia
11. Sertifikat Dialog Publik dan
Silaturahim Nasional (PMII
Kota Salatiga)
10 Nopember
2012)
Peserta
12. Surat Tanda Selesai Belajar
(STSB) Pengelola Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM)
Desember
2012
Peserta
13. Sertifikat Peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW (PPTQ
Al-Muntaha)
24 Januari
2013
Panitia
14. Sertifikat Peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW Tahun
1434 H (KSEI STAIN Salatiga)
27 Januari
2013
Peserta
15. Sertifikat Seminar Nasional
Entrepreneurship
“Menumbuhkan Jiwa
Entrepreneur Generasi Muda”
(KOPMA FATAWA)
27 Mei 2013 Peserta
16. Sertifikat Seminar Nasional
Festival Ekonomi Syariah
(KSEI STAIN Salatiga)
04 Juni 2013 Peserta
17. Sertifikat Peringatan Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW (PPTQ
Al-Muntaha)
06 Juni 2013 Panitia
18. Piagam Penghargaan Festival
Dakwah MILAD XI LDK
11 Juni 2013 Peserta
10
STAIN Salatiga
19. Seminar Nasional & Dialog
Publik (HMJ Syariah)
27 Juni 2013 Peserta
20. Sertifikat Pengurus Keamanan
PPTQ Al-Muntaha Periode 13
20 Juni 2013 Peserta
21. Sertifikat Akhirussanah Ma’had
STAIN Salatiga
30 Juni 2013 Peserta
22. Seminar Nasional “Mengawal
Pengendalian BBM Bersubsidi,
Kebijakan BLSM yang Tepat
Sasaran” DEMA STAIN
Salatiga
08 Juli 2013 Peserta
23 Sertifikat Panitia Ta’aruf Santri
PPTQ Al-Muntaha (Taspam)
28 Juli 2013 Panitia
24. Sertifikat PLCPP XXIII (Racana
Kusuma Dilaga Woro
Srikandhi)
23 September
2013
Peserta
25. Sertifikat Gladi Wira Brigsus
Ke-20 Brigadhe Khusus Naga
Sandhi STAIN Salatiga
20 Nopember
2013
Peserta
26. Sertifikat Pendidikan Anggota
Dasar Al Khidmah Kampus
Jateng 2013/2014 (Al Khidmah
Kampus Indonesia)
30 Nopember
2013
Peserta
27. Piagam Penghargaan
Pembrivetan dan Pelantikan
Brigadhe Khusus Racana
Kusuma Dilaga Woro Srikandhi
2 Desember
2013
Peserta
28. Piagam Penghargaan Gkladi
Tangguh BRIGSUS Ke-9
Brigadhe Khusus Nagasandhi
27 Januari
2014
Peserta
29. Piagam Penghargaan Ibtida’
Lembaga Dakwah Kampus
13 April Peserta
11
(LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga
2014
30. Sertifikat Pendidikan dan
Pelatihan Keprofesian (HMJ
Tarbiyah)
14 Mei 2014 Peserta
31. Sertifikat Tafsir Tematik (JQH
Stain Salatiga)
17 Mei 2014 Peserta
32. Piagam Penghargaan Festival
Dakwah MILAD XII LDK
STAIN Salatiga
9 Juni 2014 Peserta
33. SK Ketua STAIN Salatiga
tentang Penyelenggaraan OPAK
STAIN Salatiga tahun 2014
6 Agustus
2014
Sie
Kesehatan
34. Sertifikat OPAK STAIN
Salatiga 2014 (DEMA STAIN
Salatiga)
19 Agustus
2014
Panitia
35. Sertifikat PLCPP XXIV
(Racana Kusuma Dilaga Woro
Srikandhi)
26-29
September
2014
Reka Kerja
(Panitia)
36. Sertifikat Kader Bela Negara
(Batalyon Kavaleri 2/Tank
Ambarawa)
23 Oktober
2014
Peserta
37. Piagam Penghargaan Latihan
Bela Negara Bagi Mahasiswa
PTN/PTS/APTISI Se-JATENG
dan DIY (TNI AD KODAM IV
DIPONEGORO)
23 Oktober
2014
Peserta
38. Piagam Penghargaan Haflah
Khotmil Qur’an dan Haul para
Masyayikh (Pondok Pesantren
Al-Muntaha)
11 November
2014
Panitia
39. Sertifikat Seminar Nasional
Entrepreneurship (Racana
16 November
2014
Peserta
12
Kusuma Dilaga Woro Srikandhi
STAIN Salatiga)
40. Sertifikat Kemah Kebangsaan
Bagi Mahasiswa Tingkat
Provinsi Jawa Tengah Tahun
2014 (Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Dinas Pendidikan)
25 November
2014
Peserta
41. Sertifikat Pembrivetan dan
Pelantikan Brigadhe Khusus
Racana Kusuma Dilaga Woro
Srikandhi STAIN Salatiga
30 November
2014
Satuan Tugas
42. Sertifikat Gladi Tangguh
BRIGSUS Ke-10 IAIN Salatiga
12 April
2015
Satuan Tugas
43. Sertifikat Latihan Gabungan
Perguruan Tinggi X (Brigsus
Nogo Sosro Sabuk Inten Racana
STAIN Kudus dan Brigsus
Naga Sandhi Racana IAIN
Salatiga)
9 Mei 2015 Satuan Tugas
44. Sertifikat Amalan Ramadhan
Racana XVII (Racana IAIN
Salatiga)
5 Juli 2015 Peserta
45. Sertifikat Seminar Nasional
(HMJ Tarbiyah IAIN Salatiga)
17 Nopember
2015
Peserta
13
14
top related