pengumuman hasil kegiatan re-phpl...halaman 2 dari 4 lembaga penilai pengelolaan hutan produksi...
Post on 25-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Nomor : 963/EQ.SHPK/XII/2018
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja
PHPL terhadap:
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat
disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
No Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : equalitycert@gmail.com
Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 10 Desember 2018
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Nama Auditee : PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot
Lokasi : Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
IUPHHK-HT : SK.504/Menhut-II/2009 tanggal 03 September
2009
Luas : ± 16.816 Hektar
Tanggal Pelaksanaan : 05 s.d. 14 November 2018
Hasil Penilaian : Nilai akhir Resertifikasi Penilaian Kinerja PHPL
dinyatakan lulus, sehingga PT Inhutani II UMHT
Tanah Grogot berhak memperoleh kembali
sertifikat PHPL.
Halaman 1 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor : 101.1/EQI-KEP.Cert/XII/2018
TENTANG
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.504/MENHUT-II/2009 TANGGAL
03 SEPTEMBER 2009 DENGAN LUAS ± 16.816 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT INHUTANI II
UMHT TANAH GROGOT sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor :
132/EQI-F090 tanggal 30 November 2018;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor : 132/EQI-F037 tanggal 30 November 2018 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 103.5/EQI-F039 tanggal 03 Desember
2018 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT INHUTANI II UMHT
TANAH GROGOT sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 103.5 tanggal 03 Desember 2018
menunjukkan total nilai kinerja akhir 17 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 5 indikator
bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PT INHUTANI II UMHT TANAH
GROGOT telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems:
7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.
8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
Halaman 2 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,
Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23
Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor
melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-
DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal
Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Alam;
21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi
Legalitas Kayu (VLK);
23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal
02 September 2018 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Halaman 3 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan masa berlaku sampai dengan 01
September 2022;
27. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18
Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2019;
28. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.5668/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/9/2018 tanggal 5 September 2018 tentang Penetapan Kembali
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LPPHPL) a.n. PT EQUALITY
Indonesia sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP&VI);
29. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.3386/MenLHK-
PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 2 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Penilai dan
Verifikasi Independen (LP&VI);
30. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3640/MenLHK-
PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Penerbit Dokumen V-
Legal;
31. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan:
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 785/SPK/TIM-BARJAS/2018 / 286/EQI-
MKT/VIII/2018 tanggal 29 Agustus 2018.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.504/MENHUT-II/2009 TANGGAL 03 SEPTEMBER
2009 DENGAN LUAS ± 16.816 HEKTAR
PERTAMA : PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT dinyatakan “LULUS” dan berhak
mendapatkan kembali Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL)
dengan Nomor : 017.4/EQC-PHPL/I/2019. Dengan Re-Sertifikasi ini maka
sertifikat PHPL Nomor : 017.3/EQC-PHPL/XII/2016 dinyatakan tidak berlaku
lagi.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 02 Januari 2019 sampai dengan tanggal
01 Januari 2024 selama PT INHUTANI II UMHT TANAH GROGOT (Pemegang
Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL
Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.
KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi
di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan
Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda
V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda
V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta
kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem
legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.
Halaman 4 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait
keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan
bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL
sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau
pembakaran hutan areal kerjanya;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan
tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Bogor
Pada Tanggal: 03 Desember 2018
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT INHUTANI II;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi
di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 18
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : equalitycert@gmail.com
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : Yudi Herdiana, A.Md (Lead Auditor/Auditor Produksi)
Ir. Tita Murlina (Auditor Prasyarat)
Arifin Heri Prasetyo, S.Hut (Auditor Ekologi)
Dr. Tatan Sukwika, S.P, M.Si (Auditor Sosial)
Muji Susanto, S.Hut (Auditor Verifikasi Legalitas Kayu)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)
Amin Muchakim, S.Hut (Peninjau Bidang Prasyarat,
Produksi, dan VLK)
Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)
Wiyono T. Putro, S.Hut, M.Si (Peninjau Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot
b. Nomor & Tanggal SK : SK.504/Menhut-II/2009
Tanggal 03 September 2009
c. Luas dan Lokasi : + 16.816 Ha di Kabupaten
Paser, Provinsi Kalimantan Timur
d. Alamat kantor :
- Kantor Pusat : Jl. Tebet Timur Raya No. 07,
Jakarta 12820
- Kantor Cabang : Jl. Markisa No 7 Samarinda, Provinsi
Kalimantan Timur
- Kantor Unit : Jl. Raya Kerang, KM 3 Tanah Grogot,
Provinsi Kalimantan Timur
e. Nomor telepon/faks/E-mail : (021) 8290572, 8350862; Fax :
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 18
(021) 8352468; email:
inhutani2@gmail.com
f. Pengurus :
Komisaris Utama : Ir. Bambang Soepiyanto, MM
Komisaris : Agus Mulyana
Direktur Utama : Dr. Ir. Tjipta Purwita, MBA
Direktur : Roesman Nilam
g. Nomor S-PHPL/S-LK : 017.4/EQC-PHPL/I/2019
h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 02 Januari 2019 sampai dengan
01 Januari 2024
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I 26 - 27 September
2018
Tujuan dari kegiatan Audit Tahap I
penilaian kinerja pengelolaan hutan
produksi lestari adalah mengetahui
tingkat pemenuhan minimal
dokumen legal (legal compliance)
sebagai pemegang izin
pemanfaatan (IUPHHK) dan laporan
(recording) kinerja dalam waktu lima
(5) tahun yang digunakan sebagai
pertimbangan dilakukanya Audit
Tahap II (penilaian lapangan).
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 05 dan 14 November
2018
Koordinasi dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Kalimantan
Timur yang diwakili oleh Bapak
Imon (Plt. Kasubag Umum).
Koordinasi dengan BPHP Wilayah
XI Samarinda yang diwakili oleh
Bapak Teguh Handoko, S. Hut
(Kepala Sub Bagian Tata Usaha).
Koordinasi dengan BPKH Wilayah
IV Samarinda yang diwakili oleh
Bapak Arif Rachman Syah (Kasi
Pemolaan Kawsan Hutan).
Koordinasi bertujuan untuk
menyampaikan rencana
Resertifikasi Penilaian Kinerja
PHPL di PT Raiu Indo Agropalma
(Auditee) dan meminta masukan
terkait dengan kinerja Auditee
selama ini.
Konsultasi Publik 06 November 2018
bertempat di Kantor
Kecamatan Batu
Engau, Kabupaten
Paser, Provinsi
Kalimantan Timur.
Konsultasi publik bertujuan untuk
memperoleh informasi dari
masyarakat sekitar areal konsesi
perusahaan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 18
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Pertemuan Pembukaan 07 November 2018
bertempat di Kantor
Camp PT Inhutani II
UMHT Tanah Grogot
Perkenalan anggota Tim Audit,
menyampaikan tujuan dan ruang
lingkup penilaian,
menyampaikan jadwal/ rencana
kerja penilaian, menyampaikan
metodologi dan prosedur
penilaian, serta
mengkonfirmasikan kepada
Auditee tentang tanggal, waktu,
tempat, dan peserta pertemuan
penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri
dengan pembuatan BAP yang
dilampiri dengan notulensi
kegiatan dan daftar hadir.
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 08 – 11 Agustus 2018 Tim Audit menghimpun,
mempelajari data dan dokumen
Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1 Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15
/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.
Untuk menguji kebenaran data,
Tim Audit melakukan
pengamatan, pencatatan, uji
petik, dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1.
Pertemuan Penutupan 12 Agustus 2018 di
Kantor Camp PT
Inhutani II UMHT
Tanah Grogot
Menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Auditee atas
bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa
PHPL.
Memberitahukan temuan
observasi dan ketidaksesuaian.
Membacakan atau
memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri
dengan pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 03 Desember 2018 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)
menelaah hasil-hasil dan
kesimpulan penilaian yang telah
disampaikan Tim Auditor untuk
menjamin bahwa penilaian telah
dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan Prosedur PT
EQUALITY Indonesia serta
mengambil keputusan mengenai
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 18
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Penilaian:
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan
Pemegang IUPHHK-HT
SEDANG
Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan administrasi
tatabatas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan, yaitu :
- Dokumen legal perusahaan berupa Akte Notaris Kartini
Mulyadi, SH No. 77 Tanggal 12 Nopember 1975
tentang Pendirian dengan perubahan terakhir melalui
Akte Notaris Ny. Trie Sulistiowarni, SH. No. 21 Tanggal
30 Oktober 2014 tentang Persetujuan Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT. Eksploitasi
Dan Industri Hutan II.
- Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.504/Menhut-II/2009 tanggal 3 September 2009
tentang Pemberian IUPHHK pada HTI dalam HT Kepada
PT Inhutani II Tanah Grogot Atas Areal Hutan Produksi
Seluas ± 16.816 Ha Di Kabupaten Paser Provinsi
Kalimantan Timur.
- Peta Areal Kerja IUPHHK-HT PT. Inhutani II UMHT Tanah
Grogot Di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Luas ± 16.818 Ha Skala 1 : 100.000
- Draft Pedoman Tata Batas Pernyataan No.
..../PB/IUPHHK-HT/2018 tentang Pelaksanaan
Penataan Batas Sendiri Areal Kerja IUPHHK-HT PT
INHUTANI II Unit Tanah Grogot Kabupaten Paser
Provinsi Kalimantan Timur dengan total panjang batas
adalah 126.167,22 m.
- Surat Direksi PT. Inhutani II kepada Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No.
670/P/Div.Can-PP/2018 tanggal 18 Juli 2018 perihal
Penyampaian Pedoman Tata Batas IUPHHK-HT PT.
Inhutani II Unit Tanah Grogot.
- NPWP. 01.000.070.1-051.000
PT. Inhutani II Tanah Grogot belum melaksanakan tata
batas areal kerja sepanjang 126.167,22 m namun terdapat
upaya untuk merealisasikan tata batas temu gelang dengan
penyusunan draft Pedoman Tata Batas/Pernyataan No.
..../PB/IUPHHK-HT/2018 dan SPK No. 857A/SPK/Div-Can-
PU/2014 tanggal 12 Agustus 2014 antara PT Inhutani II
UMHT Tanah Grogot dengan PT. Carudi Bangun Belantara
tentang pengadaan “Pedoman Trayek/Rencana Penataan
Batas Areal IUPHHK-HT PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot”
Salah satu bentuk pengakuan para pihak atas eksistensi
areal Auditee adalah :
- Berita Acara Tata Batas Kelompok Hutan Produksi (HP)
S. Segendang – S. Samu Kecamatan Tanjung Aru
Kabupaten Pasir Provinsi Kalimantan Timur Sepanjang
67.935 M tanggal 21 November 2002 yang disahkan di
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Jakarta pada tanggal 9 Juli 2009 dan ditandatangani
oleh 3 desa.
- Berita acara batas partisipatif antara pemilik lahan
dengan PT. Inhutani II UMHT Tanah Grogot yang
ditandatangani oleh 3 desa.
Masih terdapat konflik areal seluas 4.950 ha yang terdiri
dari 1.738,50 Ha telah diidentifikasi dan 3.211,50 Ha
belum teridentifikasi dan upaya penyelesaian dari Auditee
pada tahun 2013 s/d 2018 melalui pola kolaborasi seluas
126 Ha.
Terdapat perubahan fungsi kawasan di areal Auditee
berdasarkan overlay Peta lampiran SK Menteri Kehutanan
Nomor SK.504/Menhut-II/2009 tanggal 3 September 2009
dengan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi Kalimantan Timur SK Menteri Kehutanan No.
SK.718/Menhut-II/2014 tanggal 29 Agustus 2014 seluas ±
2.973 Ha dari fungsi Hutan Produksi (HP) menjadi Areal
Penggunaan Lain (APL) dan Auditee telah menyusun revisi
RKUPHHK-HT yang telah disampaikan ke Direktur Jenderal
PHPL Cq. Direktur Usaha Hutan Produksi Kementerian
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan berdasarkan surat
Direktur PT. Inhutani II No. 1044/P/Div-Can SDH &
Prus/2018 tanggal 1 November 2018 perihal Permohonan
Revisi RKU IUPHHK-HTI PT. Inhutani II Tanah Grogot.
Tedapat bukti upaya Auditee untuk mendata & melaporkan
seluruh penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan
pada periode tahun 2013 s/d 2018 kepada instansi yang
berwenang (Kepolisian dan Dinas Kehutanan).
1.2. Komitmen
Pemegang Izin IUPHHK-
HT
BAIK
Dokumen visi dan misi Auditee pada periode tahun 2013
s/d 2018 tersedia di Kantor Camp Kerang PT. Inhutani II
UMHT Tanah Grogot, legalitas disahkan oleh Direktur Utama
PT. Inhutani II dan sesuai dengan kerangka PHPL.
Sosialisasi visi misi Auditee pada periode tahun 2013 s/d
2018 telah dilakukan mulai dari level pemegang izin dan
masyarakat setempat, serta ada bukti pelaksanaan (Berita
Acara, daftar hadir dan foto kegiatan).
Implementasi PHL PT. Inhutani II UMHT Tanah Grogot pada
periode tahun 2013 s/d 2018 sebagian sesuai dengan visi
dan misi dan terdapat kelola prasyarat, produksi,
lingkungan dan sosial yang belum optimal.
1.3. Jumlah dan
kecukupan tenaga
profesional terlatih dan
tenaga teknis pada
seluruh tingkatan untuk
mendukung pemanfaatan
implementasi penelitian,
pendidikan dan Latihan
BAIK
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan GANIS
PHPL Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2018 di
lapangan tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan
hutan dan jumlahnya sesuai dengan ketentuan sebesar 100
% dengan masa berlaku kartu Ganis yang masih berlaku.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee dari tahun
2013 s/d 2017 adalah >70% dari rencana sesuai
kebutuhan yaitu berdasarkan jumlah peserta pelatihan
adalah 100 % dan berdasarkan jenis pelatihan adalah
75,76 %. Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee
tahun 2018 berdasarkan jumlah peserta pelatihan adalah
88,89 % dan berdasarkan jenis pelatihan adalah 75,00 %.
Dokumen ketenagakerjaan Auditee pada periode tahun
2013 s/d 2018 yang bersifat internal maupun eksternal
tersedia namun tidak lengkap di Camp Kerang PT. Inhutani
II UMHT Tanah Grogot, yaitu tidak ditemukan Dokumen
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang mengacu kepada form
Dokumen Wajib Lapor Ketenagakerjaan (UU. No. 7 Tahun
1981 Pasal 7 ayat 1).
1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan periodik,
evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK-HTI
BAIK
Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2018 telah memiliki
struktur organisasi dan job description yang seluruhnya
sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh
Direksi.
Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2018 telah memiliki
perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia di lapangan.
Pada periode tahun 2013 s/d 2018 Auditee telah memiliki
organisasi SPI yang berjalan dengan efektif untuk
mengontrol seluruh tahapan kegiatan. Efektifitas audit
internal dapat dilhat dari :
- Pelaksanaan audit internal yang sudah sesuai dengan
audit plant yang telah disusun yaitu ruang lingkup
pemeriksaan.
- Pelaksanaan audit internal sudah mencakup seluruh
kegiatan operasional yang ada di lapangan (Pengelolaan
SDH dan PHPL, dan Tata kelola keuangan yang baik
serta pengendalian intern.
Ada sebagian tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2017
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi namun tidak
terdapat pemantauan hasil tindak lanjut pemeriksaan SPI
sehingga tidak dapat dilihat apakah tindakan perbaikan
telah berjalan dengan baik atau tuntas.
1.5. Persetujuan Atas
Dasar Informasi Awal
Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK
Kegiatan RKT 2013 s/d 2018 yang akan mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah
mendapatkan persetujuan atas dasar informasi awal yang
memadai sebesar 80 % dari para pihak namun pada RKT
Tahun 2013, 2014 dan 2015 hanya sebagian desa yang
telah mendapat persetujuan atas informasi awal yang
memadai.
Terdapat persetujuan dalam proses tata batas areal kerja
Auditee dari para pihak yaitu 6 desa yang terkena dampak
dalam proses tata batas areal kerja Auditee sebesar 83 %
namun telah mendapat persetujuan dalam proses tata
batas sebesar 50 %.
Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan
CSR/CD Auditee pada periode 2013 s/d 2018 dari para
pihak yaitu 6 desa yang terkena dampak dari pembangunan
HTI Auditee sebesar 100 %.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan
lindung Auditee dari para pihak yaitu 6 desa yang terkena
dampak dalam proses penetapan kawasan lindung Auditee
sebesar 100 %.
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja
jangka panjang dalam
pengelolaan hutan lestari
BAIK
Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI Jangka
Waktu 10 tahun Periode 2011-2020 yang disahkan melalui
SK Menteri Kehutanan No: SK.153/VI-BUHT/2011 dan
disusun dengan mempertimbangkan deliniasi mikro yang
dilaksanakan pada bulan Februari 2010 dan tidak dikenai
peringatan terkait pemenuhan kewajiban RKU.
Implementasi penataan areal kerja di lapangan hanya
sebagian yang sesuai dengan rencana pada RKU periode
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2011 – 2020. Auditee telah mengajukan permohonan revisi
RKU ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Batas antar petak di blok RKT 2013 – 2017 berupa jalan
dan kondisinya terawat dengan baik. Pada masing - masing
sudut petak dipasang pal petak berupa patok kayu
berbentuk bulat bagian bawah dicat merah dan bagian atas
dicat putih dengan tulisan nomor petak warna hitam.
2.2. Tingkat pemanenan
lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama
dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem
BAIK
Auditee telah memiliki data potensi hasil inventarisasi
tegakan tiga tahun terakhir pada tipe ekosistem yang ada
beserta kelengkapan peta pendukung berupa peta jalur
inventarisasi dengan skala 1 : 10.000.
Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan/PUP
untuk semua tipe ekosistem yang ada dan sudah dianalisis.
Terdapat bukti upaya Auditee melakukan analisis data
potensi dan riap tegakan untuk periode 5 tahun terakhir,
namun belum menggunakan hasilnya untuk menyusun
perhitungan JTT sendiri dan belum menyampaikan
laporannya ke Balitbang Kehutanan.
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi
hutan
BAIK
Auditee telah menyusun dan memiliki SOP seluruh tahapan
kegiatan sistem silvikultur THPB dengan lengkap dan isinya
sesuai dengan pedoman pelaksanaan atau ketentuan teknis.
Implementasi SOP tahapan sistem silvikultur THPB baru
sebagian yang sesuai dengan realisasi kegiatan di lapangan.
Potensi tegakan tanaman sebelum masak tebang PT
Inhutani II UMHT Tanah Grogot dari tahun 2013 – 2017
rata-rata sebesar 122.24 M3/Ha, artinya potensi tegakan
tanaman dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya
kelestarian pemanenan hasil (≥ 120 m3 /Ha).
Rata-rata persentase tumbuh tanaman Acacia mangium PT
Inhutani UMHT Tanah Grogot tahun 2013 – 2017 sebesar
93.96 %, artinya permudaan tanaman dalam jumlah yang
mampu menjamin terjadinya kelestarian pemanenan (≥ 90%
dari jumlah tanaman perhektar sesuai jarak tanam yang
dipergunakan).
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi
tepat guna untuk
pemanfaatan hutan
BAIK
Auditee menyusun dan memiliki SOP pemanfaatan /
pengelolaan hutan ramah lingkungan untuk seluruh
kegiatan pengelolaan hutan, dan isinya sesuai untuk
karakteristik kondisi setempat.
Auditee telah menerapkan teknologi ramah lingkungan pada
tiga tahapan kegiatan pemanenan hasil yaitu pada tahapan
perencanaan, pelaksanaan dan pasca pemanenan.
Faktor eksploitas (Fe) PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot
tahun 2013 – 2017 rata-rata sebesar 0.87.
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
BAIK
Dokumen RKTUPHHK-HTI tahun 2013 – 2017 yang disusun
berdasarkan RKUPHHK-HTI periode 2011 – 2020 tersedia
secara lengkap (selama periode waktu penilaian).
Auditee telah memiliki peta kerja sesuai RKT/RKU yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang yang
menggambarkan areal yang boleh ditebang/
dipanen/dimanfaatkan/ditanam/ dipelihara beserta areal
yang ditetapkan sebagai kawasan lindung.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada
seluruh batas blok tebangan/ dipanen/ dimanfaatkan/
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
ditanam/ dipelihara, namun areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung baru terealisasi sepanjang 34.9 Km dari
rencana 45.5 Km atau sebesar 76.70 %.
Realisasi tebangan total RKT tahun 2013 – 2017 terealisasi
sebesar 76.99 %, namun rencana tebangan untuk jenis
Gmelina tidak ada realisasi dan realiasasi luasan sebesar
77.88 %.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang
memadai dan memenuhi
kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian
dan pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan sumber
daya manusia
BAIK
Kondisi kesehatan finansial Auditee rata-rata nilai likuitas
dan solvabilitas tahun 2013 – 2017 masih di bawah 150 %,
pada tahun 2017 nilai rentabilitasnya negatif dan catatan
akutan publik terhadap laporan keuangan tahun 2013 –
2017 adalah wajar.
Realisasi alokasi dana untuk kebutuhan kelola hutan PT
Inhutani II UMHT Tanah Grogot secara keseluruhan tahun
2013 – 2017 sebesar 59 % dan realisasi alokasi dana
untuk kebutuhan kelola hutan pada tahun 2017 sudah ada
peningkatan dari tahun – tahun sebelumnya yaitu sebesar
84 %.
Rata-rata perbedaan alokasi dana pengelolaan hutan PT
Inhutani II UMHT Tanah Grogot tahun 2013 – 2017 adalah
sebesar 14.68 %.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan PT
Inhutani II UMHT Tanah Grogot berjalan lancar sesuai
dengan tata waktu.
Realisasi kegiatan penanaman pada areal yang dilakukan
penebangan tahun 2013 - 2017 untuk tanaman pokok
sebesar 111.29 % dan tanaman kehidupan tahun 2013 –
2017 tidak ada realisasi penebangan.
Realisasi total penanaman tahun 2013 – 2017 adalah
73.25 % dengan rincian realisasi untuk tanaman pokok
Acacia Mangium sebesar 86 % dan Eucaliptus sebesar 70
%, sedangkan untuk penanaman tanaman kehidupan
berupa tanaman karet hanya terealisasi 14 %.
3. Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
BAIK
Kondisi biofisik kawasan lindung sesuai dengan kondisi
biofisiknya namun ketidaksuaian Peta lokasi keberadan
kawasan lindung antara RKU/RKT tahun 2017/2018 dan
SK Direksi tentang Penetapan Kawasan Lindung, meskipun
luas total kawasan lindung dalam dokumen perencanaan
(AMDAL/UKL-UPL/DPPL/DPLH, RKU/RPKH) telah sesuai.
Kawasan lindung auditee yang telah ditata dilapangan yaitu
sepanjang 34.9 Km (76.70%) dari total panjang kawasan
lindung yang ada (45,5 Km), serta masih dijumpai ada PAL
Batas dalam kondisi hilang.
Kondisi kawasan lindung auditee yang masih berhutan
adalah seluas 1,573.79 Ha (93,57%) yang terdir dari Hutan
Lahan Kering Sekunder 1,182.02 Ha (70,27%) dan Belukar
tua 391.77 Ha (23.29%).
Terdapat pengakuan para pihak sebesar 100,00% para
pihak (6 Desa) dari yang seharusnya 6 Desa dan masih
terdapat areal yang dirambah dan klaim oleh masyarakat,
namun auditee telah berupaya untuk mengambil alih areal
tersebut.
Terdapat laporan pengelolaan seluruh kawasan lindung hasil tata
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
ruang dan sesuai RKL/RPL.
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK
Hasil uji silang antara jenis gangguan ada dengan
ketersediaan prosedur perlindungan dan pengamanan
hutan yang ada, prosedur yang dimiliki auditee telah
mencakup seluruh jenis gangguan yang ada.
Hasil uji silang dengan standar kebutuhan sarana prasarana
pengendalian kebakaran hutan yang ditetapkan Permen
LHK No. P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016, jenis dan
jumlah sarana prasarana belum sesuai dengan ketentuan
Permen LHK No. P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016,
Selain belum adanya ceklist pemeriksaan alat-alat untuk
melihat apakah alat tersebut masih baik atau sudah rusak,
jenis peralatan yang ada fungsinya sesuai dan berfungsi
dengan baik.
Auditee telah memiliki SDM perlindungan hutan dengan
jumlah dan kualifikasi personil yang memadai sesuai
dengan ketentuan.
Dapat disimpulkan bahwa Auditee telah melakukan
kegiatan perlindungan hutan melalui tindakan tertentu
(preemptif/preventif/represif) dan sudah memper-
timbangkan seluruh jenis gangguan yang ada, hal ini
ditandai sudah adanya upaya dan tindakan tegas dari
Auditee dalam dalam melakukan penyelesaian gangguan
hutan tersebut.
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan
hutan
BAIK
Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air yang
mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan.
Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air sesuai dengan dokumen
perencanaan lingkungan (RKL/RPL) kondisi yang masih
berfungsi dengan baik namun untuk Gudang TPS LB3 belum
sesuai dengan PP 101/2014 dan Kep Bapedal 01 tahun
1995.
Auditee telah memiliki SDM pengelolaan dan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air dengan jumlah dan
kualifikasi sesuai dengan ketentuan.
Auditee telah memiliki dokumen perencanaan pengelolaan
dampak terhadap tanah dan air Akan tetapi belum
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan seperti masih
adanya oli ke tanah di gudang mesin bekas camp Kerang
serta belum adanya kerjasama dengan pihak ke 3 yang
berijin terkait pemanfaatan dan pengangkutan LB3.Terdapat
perbedaan jenis tanaman dari Accacia mangium bertambah
menjadi Gemelina dan Eucalyptus, sehingga Auditee
melakukan perubahan pengelolaan rencana dampak yanh
ditimbulkan.
Berdasarkan uraian sebagaimana dijelaskan diatas, auditee
telah memiliki dokumen perencanaan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air (RPL) dan tetapi hanya sebagian
yang diimplmentasikan. Untuk rencana pemantauan yang
belum diimplementasikan sesuai dengan dokumen RPl
adalah : Pemantauan SPAS di Sungai Kerang (outlet). dan
Sungai Riwang (outlet), Pemantauan Pemantauan Air sungai
di Sungai Riwang. Serta Laporan RKL RPL yang dibuat tiap
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
semester Tidak ada pembahasan tentang limbah B3.
Parameter BOD dan TSS melampai baku mutu dan COD
masih dibawah bakumutu Pergub Perda KALTIM No.02
tahun 2011. Namun Pengelolaan LB3 masih belum dikelola
dengan baik sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran
yang lebih luas.
3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau
langka (endangered),
jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan
endemik
SEDANG
Tidak tersedia prosedur identifikasi flora dan fauna
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik Atau Tersedia prosedur identifikasi flora dan fauna
tetapi tidak mencakup jenis-jenis dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat
di areal pemegang izin.
Auditee telah melakukan kegiatan identifikasi flora dan
fauna, yang dilindungi dan/atau RTE namum belum
mencakup seluruh areal auditee yaitu tanaman pokok dan
tanaman kehidupan.
3.5. Pengelolaan flora
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemic
BAIK
auditee telah memiliki prosedur pengelolaan flora dilindungi
dan/atau RTE yang mencakup seluruh jenis-jenis yang
dilindungi dan/atau RTE yang terdapat diareal auditee namu
isi nya belum sesua, belum memasukkan kelimpahan jenis
yang ada, serta prosedur penyelamatan jenis terancam
punah belum sesuai dengan ketentuan.
Berdasarkan uraian diatas, auditee telah melakukan
kegiatan pengelolaan flora untuk seluruh jenis-jenis yang
dilindungi dan/atau RTE diareal auditee sebagaimana
terdapat dalam laporan identifikasi Flora tahun 2017 dam
2018.
Dari hasil perhitungan H’ baik di pancang tiang dan pohon
nilai maksimal 2,6 dan minimal nya 0,4 dengan demikian
keaneka ragaman jenis jenis Flora yang ada di PT. ITG masih
baik, sehingga tidak mengalami gangguan yang berarti.
3.6. Pengelolaan fauna
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
SEDANG
Prosedur pengelolaan jenis dilindungi ini belum mencakup
seluruh jenis dilindungi yang jarang, langka dan terancam
punah, serta endemik. Prosedur pengelolaan yang belum
tersedia secara lengkap : Penyelamatan jenis yang
terancam punah yang mencakup : pengembang biakan,
pemeliharaan, pemindahan habitat.
PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot telah berupaya
melakukan pengelolaan fauna dilindungi dengan mengacu
dokumen perencanaan. Hasil verifikasi implementasi
pengelolaan fauna hanya mencakup sebagian jenis
dilindungi dilindungi yang langka, jarang, terancam punah dan
endemik. Serta belum melakukan pengkayan jenis-jenis
tanaman Pakan Satwa.
Indeks Keaneka ragaman Fauna yang ada di PT ITG 8.23%
hal ini bearti bahwa keaneka ragaman jenis jenis Fauna
yang ada di PT ITG masih baik, sehingga tidak mengalami
gangguan yang beratri terhadap kondisi seluruh species flora
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
BAIK
Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang lengkap
mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
perusahaan/ pemegang
izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat
setempat
setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum
adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan konflik
batas kawasan yang disepakati para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan
hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang legal,
lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan sebagian (kawasan yang
dimiliki) masyarakat hukum adat/setempat .
Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para
pihak dan masih terdapat konflik.
4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
BAIK
Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial pemegang izin sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan.
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap & legal
tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin
terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki bukti pelaksanaan kegiatan
sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pemegang izin
terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun hanya
sebagian.
Auditee telah memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin
termasuk ganti rugi .
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi
manfaat yang adil antar
para pihak
BAIK
Tersedia data dan informasi yang lengkap & jelas tentang
masyarakat hukum adat dan/ atau masyarakat setempat
yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas
pengelolaan SDH .
Auditee telah memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan
jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat.
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.
Terdapat bukti implementasi sebagian besar (> 50%)
kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang
izin .
Auditee telah memiliki bukti dokumen/ laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak namun
belum lengkap & jelas.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik
SEDANG
Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflk yang
lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki peta konflik, informasi yang disajikan
dalam peta konflik belum lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia, dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 18
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pendanaan kurang memadai dalam mengelola konflik.
Auditee telah memiliki dokumen/ laporan penanganan
konflik namun kurang lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan
Peningkatan Kesejah-
teraan Tenaga Kerja
SEDANG
Auditee telah mengimplementasikan sebagian besar
hubungan industrial dengan seluruh karyawan.
Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi.
Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah
diimplementasikan seluruhnya.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan baru sebagian diimplementasikan.
(5) Resume Hasil Verifikasi LK :
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.
1.1.1.a.
Dokumen legal terkait
perizinan usaha (SK
IUPHHK).
MEMENUHI Auditee telah memperoleh Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) an. PT
INHUTANI II UMHT Tanah Grogot berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan;
- Nomor : SK. 504/MENHUT-II/2009
- Tanggal : 03 September 2009
- Luas areal IUPHHK-HT ± 16.816 Hektar
- Lokasi areal IUPHHK-HT di Kabupaten Paser, Provinsi
Kalimantan Timur.
Surat Keputusan IUPHHK HT PT Inhutani UMH Tanah Grogot,
telah dilengkapi dengan Lampiran Peta SK IUPHHK skala 1:
100.000.
Kesesuaian kawasan, berdasarkan hasil overlay antara peta
areal kerja dengan Peta Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan
Timur dan Provinsi Kalimantan Utara skala 1:250.000
(Lampiran SK Menteri Kehutanan Nomor : SK.718/Menhut-
II/2014 tanggal 29 Agustus 2014) dan Peta Citra Lansat 8 OLI
Band 653 Part/Row 117/062 Liputan tanggal 30 April 2018
skala 1:100.000, maka diperoleh data areal kerja areal PT
Inhutani II Tanah Grogot terdiri dari :
- Hutan Produksi (HP) = 13.843 Hektar,
- APL = 2.973 Hektar.
1.1.1.b.
Bukti pemenuhan
kewajiban Iuran Izin
Usaha Hasil Hutan Kayu.
(IIUPHHK).
MEMENUHI PT INHUTANI II UMHT Tanah Grogot dapat menunjukan Surat
Perintah Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan
(SPP-IIUPH) Nomor : S.1087/VI-BIKPHH/2009 tanggal 22
Oktober 2009 yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina
Produksi Kehutanan.
Pembayaran IIUPHK tersebut telah dilaksanakan oleh auditee
melalui Bank Mandiri dengan dua kali pelaksanaan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 18
pembayaran, yaitu pada tanggal 15 Oktober 1996 sebesar Rp
13.192.400,- dan pada tanggal 09 November 2009 sebesar
Rp 30.529.200,- ke rekening penerima di Bank Mandiri
Cabang Gedung Pusat Kehutanan Jakarta atas nama
Bendaharawan Penerima Setoran IIUPHK Nomor :
1020004203870.
1.1.1.c. Penggunaan
kawasan yang sah di luar
kegiatan IUPHHK (jika
ada).
MEMENUHI Auditee mengidentifikasi kegiatan di luar kegiatan IUPHHK-HT
dan pengakuan penggunaan kawasan, sehingga diperoleh
Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Tanaman yang dikukuhkan
dalam akta notaris No 01 dan No 02 Tahun 2014.
Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang
berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang
2.1.1.a.
Dokumen
RKUPHHK/RPKH,
RKT/Bagan Kerja/RTT
beserta lampirannya yang
telah disahkan oleh
pejabat yang berwenang,
meliputi :
1) Dokumen RKU
PHHK/RPKH &
lampirannya yang disusun
berdasarkan
IHMB/risalah hutan dan
dilaksanakan oleh Ganis
PHPL Timber Cruising
dan/atau Canhut.
2) Dokumen RKT/ RTT
yang disusun
berdasarkan RKU/RPKH
dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang
atau yang disahkan
secara self approval.
3) Peta rencana penataan
areal kerja yang dibuat
oleh Ganis PHPL Canhut.
MEMENUHI Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu Dalam Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT) an. PT INHUTANI
II UMHT Tanah Grogot untuk Jangka Waktu Periode Tahun
2011 s/d 2020 telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehutanan dengan SK Nomor : SK.153/VI-BUHT/2011
tanggal 04 November 2011 dan disahkan an. Menteri
Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.b.
Direktorat Bina Usaha Hutan Tanaman (Oleh Ir. Herry Prijono,
MM/ NIP 19560425 198203 1 010).
Peta RKUPHHK-HTI Skala 1 : 50.000 an. PT INHUTANI II UMHT
Tanah Grogot untuk Jangka Waktu 10 Tahun Periode 2011
s/d 2020 dibuat dan diandatangani oleh Direktur Utama (Ir.
Budi Santoso).
Revisi RKUPHHK-HTI Periode 2011-2020 masih dalam proses
pengesahan di Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sesuai dengan Surat Nomor : 1044/P/Div-Can
SDH & Prush/2018 perihal Permohonan Revisi RKU IUPHHK-
HTI PT Inhutani II Tanah Grogot tanggal 01 November 2018.
RKTUPHHK-HTI 2017 telah disahkan secara self approval,
melalui Surat Keputusan Direksi PT Inhutani II (Persero) No
:1318/SK/SEK-PRUSH/2017 tanggal 27 Desember 2016.
Revisi RKTUPHHK-HTII 2017 telah disahkan secara self
approval, melalui Surat Keputusan Direksi PT Inhutani II
(Persero) No 961/SK/SEK-PRUSH/2017 tanggal 06 Oktober
2017.
RKTUPHHK-HTII 2018 telah disahkan secara self approval,
melalui Surat Keputusan Direksi PT Inhutani II (Persero) No
:275/SK/SEK-PRUSH/2018 tanggal 28 Februari 2018.
RKTUPHHK-HTII dilengkapi Peta Kerja RKT UPHHK-HT, Skala
1 : 50.000.
2.1.1.b.
Peta areal yang tidak
boleh ditebang pada
RKT/Bagan Kerja dan
bukti implementasinya di
lapangan.
MEMENUHI Tersedia Peta Kawasan Tidak ditebang/dipanen pada
RKTUPHHK-HTI tahun 2017 dan Peta Kawasan Tidak
ditebang/dipanen pada RKTUPHHK-HTII tahun 2018 skala 1 :
10.000 dibuat oleh Ganis PHPL Kurpet An. Zamalianor No.
Register : 0940-13/KURPET/XX/ 2016 yang didalamnya
menggambarkan dengan jelas areal tidak boleh ditebang.
Berdasarkan verifikasi lapangan Auditee telah melakukan
penandaan pada sebagian areal yang tidak boleh
ditebang/Kawasan Lindung.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 18
2.1.1.c
Penandaan lokasi blok
tebangan/blok RKT/petak
RTT yang jelas di peta dan
terbukti di lapangan
MEMENUHI Peta blok/petak tebangan pada lampiran RKTUPHHK-HTI
dibuat oleh Ganis Canhut dan disahkan oleh Direksi PT
Inhutani II, posisi blok tebangan benar dan terbukti
dilapangan.
K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan
yang berlaku
2.2.1.a.
Dokumen Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK)
(bisa dalam proses)
dengan lampiran-
lampirannya.
MEMENUHI Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu Dalam Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT) an. PT INHUTANI
II UMHT Tanah Grogot untuk Jangka Waktu Periode Tahun
2011 s/d 2020 telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehutanan dengan SK Nomor : SK.153/VI-BUHT/2011
tanggal 04 November 2011 dan disahkan an. Menteri
Kehutanan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.b.
Direktorat Bina Usaha Hutan Tanaman (Oleh Ir. Herry Prijono,
MM/ NIP 19560425 198203 1 010).
Peta RKUPHHK-HTI Skala 1 : 50.000 an. PT INHUTANI II UMHT
Tanah Grogot untuk Jangka Waktu 10 Tahun Periode 2011
s/d 2020 dibuat dan diandatangani oleh Direktur Utama (Ir.
Budi Santoso).
Revisi RKUPHHK-HTI Periode 2011-2020 masih dalam proses
pengesahan di Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sesuai dengan Surat Nomor : 1044/P/Div-Can
SDH & Prush/2018 perihal Permohonan Revisi RKU IUPHHK-
HTI PT Inhutani II Tanah Grogot tanggal 01 November 2018.
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan
volume pemanfaatan
kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan
tanaman industri.
NOT APPLICABLE Pada saat verifikasi dilaksanakan tidak ada izin lokasi
pemanfaatan kayu dari hutan alam yang oleh auditee
dijadikan areal penyiapan lahan untuk pembangunan hutan
tanaman industri, sehingga verifier ini tidak dapat diterapkan
atau masuk pada kategori Not Applicable (NA).
K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
MEMENUHI Seluruh LHP auditee bulan November 2017 s/d Oktober 2018
adalah sebesar 17.049,21 M3 telah diterbitkan oleh Pembuat
LHP an. Sugiono/No. Register : 01613-13/PKB-R/XX/2014.
Uji petik pengukuran kayu tidak dilakukan karena tidak
terdapat stock kayu di TPn dan TPK milik Auditee.
Uji petik nomor kayu sampai tunggak di lapangan tidak
dilakukan karena PT INHUTANI II Tanah Grogot adalah
pemegang IUPHHK-HT dan bukan pemegang IUPHHK-HA.
Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil
hutan.
Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan
lampirannya dari:
MEMENUHI Seluruh kayu yang diangkut dari TPn/TPK telah dilengkapi
dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah yaitu Surat
Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu (SKSHHK) sesuai ketentuan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 18
- TPK hutan ke TPK
Antara,
- TPK hutan ke industri
primer dan/atau
penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri
primer hasil hutan
dan/atau penampung
kayu terdaftar.
yang berlaku.
Hasil uji silang terdapat kesesuaian antara dokumen LMK
dengan dokumen SKSHHK Periode November 2017 s/d
Oktober 2018.
Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA
Verifier 3.1.3.a. Tanda-
tanda PUHH/ barcode
pada kayu dari pemegang
IUPHHK-HA bisa
NOT APPLICABLE Auditee merupakan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dimana sistem
silvikultur yang dikembangkan adalah sistem Tebang Habis
Permudaan Buatan (THPB) yang tidak diperlukan adanya
kegiatan lacak balak,sehingga verifier ini tidak dapat
diterapkan atau masuk pada kategori Not Applicable (NA).
Verifier 3.1.3.b.
Identitas kayu diterapkan
secara konsisten oleh
pemegang izin.
NOT APPLICABLE Sesuai dengan penjelasan di verifier 3.1.3 a bahwa Auditee
adalah pemegang IUPHHK pada HT dimana sistem silvikultur
yang dikembangkan adalah Tebang Habis Permudaan Buatan
(THPB), dimana identitas kayu pada sistem THPB tidak
dilakukan batang per batang tetapi berdasarkan ukuran
tumpukan kayu/stapel meter, sehingga verifier ini tidak dapat
diterapkan atau masuk pada kategori Not Applicable (NA).
Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.
Arsip SKSKB dan
dilampiri Daftar Hasil
Hutan (DHH) untuk hutan
alam, dan arsip FAKB dan
lampirannya untuk hutan
tanaman.
MEMENUHI Seluruh kayu bulat yang diangkut keluar areal auditee selama
periode November 2017 s/d Oktober 2018 telah dilengkapi
dengan dokumen surat keterangan sah hasil hutan kayu
(SKSHHK).
Seluruh penerbitan dokumen SKSHHK telah ditandatangani
oleh Penerbit SKSHHK yang berwenang.
K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber
Daya Hutan (PSDH).
Verifier 3.2.1.a.
Dokumen SPP (Surat
Perintah Pembayaran) DR
dan/atau PSDH telah
diterbitkan.
MEMENUHI Pembuatan Tagihan Kewajiban Pembayaran Provisi Sumber
Daya Hutan (PSDH) PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot Periode
Bulan November 2017 s/d Oktober 2018 telah diterbitkan
secara mandiri melalui cara SIMPONI dan telah sesuai dengan
Laporan Hasil Produksi (LHP) yang terbit sebesar 17.049,21
M3 dengan Nilai PSDH sebesar Rp 92.065.734,-
Kewajiban pembayaran PSDH yang harus dibayarkan
seluruhnya berasal dari kelompok jenis kayu Acacia dengan
Volume 17.049,21 M3, Tarif PSDH yang berlaku sebesar Rp
5.400,-/M3, Jumlah Nilai PSDH sebesar Rp 92.065.734,-.
Verifier 3.2.1.b.
Bukti Setor DR dan/atau
PSDH
MEMENUHI Berdasarkan dokumen bukti setor PSDH bulan November
2017 s/d Oktober 2018, diketahui, bahwa :
- Pembayaran PSDH telah disetor untuk Satuan Kerja :
426839 Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Akun 421421
Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan.
- Sebagai Bukti Setor PSDH dapat dilihat pada Kode Billing
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 18
dengan adanya Nomor : NTPN
- Terdapat kesesuaian antara Kode Billing PSDH yang wajib
dibayar dengan Bukti Setor PSDH, dengan Jumlah Nilai
PSDH /NTPN sebesar Rp 92.065.734,-.
- Disimpulkan untuk semua kewajiban pembayaran PSDH
auditee khususnya pada pembayaran periode bulan
November 2017 s/d Oktober 2018, sesuai dengan SPP dan
telah dibayar lunas.
Verifier 3.2.1.c.
Kesesuaian tarif DR dan
PSDH atas kayu hutan
alam (termasuk hasil
kegiatan penyiapan lahan
untuk pembangunan hutan
tanaman) dan kesesuaian
tarif PSDH untuk kayu
hutan tanaman.
MEMENUHI Pembayaran PSDH yang dilakukan oleh auditee telah sesuai
dengan persyaratan ukuran dan dibayar sesuai tarif yang
berlaku yaitu :
- PP Nomor 12 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Kehutanan.
- Peraturan Menteri Kehutanan no. P.68/Menhut-II/2014
tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan untuk
perhitungan provisi sumber daya hutan, ganti rugi tegakan
dan penggantian nilai tegakan.
- Besaran PSDH berdasarkan PP No. 12 tahun 2014 jenis
Acacia adalah sebesar 6% dari Harga Patokan yang
ditetapkan berdasarkan Permenhut Nomor : P.68/ Menhut-
II/2014 untuk Kayu HTI Jenis Acacia adalah Rp 90.000/m3.
Jadi tarif PSDH adalah 6% x Rp 90.000/m3 = Rp 5.400,- /
m3.
- Seluruh Pembayaran PSDH auditee sesuai dengan
persyaratan ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif yang
berlaku.
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.
Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
Dokumen PKAPT MEMENUHI PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot memiliki dokumen
Pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT) Nomor : 414/UPP/PKAPT/Perpanjangan-2/4/2013.
Dokumen PKAPT tersebut disahkan atas nama Menteri
Perdagangan – Koordinator dan Pelaksana Unit Pelayanan
Perdagangan – Dirjen Perdagangan Dalam Negeri masa
berlaku PKAPT s/d 12 April 2018.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 81 Tahun 2018 tanggal 30 Juli 2018
Tentang Pencabutan Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor 68/MPP/KEP/2/2003 tentang
Paerdagangan Kayu Antar Pulau menyebutkan bahwa pada
saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku maka Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
68/MPP/KEP/2/2003 tentang Paerdagangan Kayu Antar
Pulau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, oleh karena
auditee tidak perlu memperpanjang atau mengajukan PKAPT
yang baru.
Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia
dan memiliki izin yang sah.
Dokumen yang
menunjukkan identitas
kapal
MEMENUHI Berdasarkan dokumen surat persetujuan berlayar dari
Kantor Penyelenggara Pelabuhan Tana Paser diketahui
bahwa semua kapal yang mengangkut kayu dari PT Inhutani
II UMHT Tanah Grogot seluruhnya berbendera Indonesia
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 18
Auditee telah melakukan penggunaan Tanda V-Legal sesuai
ketentuan, pada dokumen SKSHHK dengan data identitas
017.3/EQC-PHPL/XII/2016
K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal
Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal
Verifier 3.4.1. Tanda V-
Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan.
MEMENUHI
K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah
memiliki dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-UPL
meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan
sesuai peraturan yang
berlaku meliputi seluruh
areal kerjanya
MEMENUHI Tersedia Dokumen AMDAL an. PT Inhutani II UMHT Tanah
Grogot yang telah disetujui dan disahkan oleh Bupati Paser
sesuai Keputusan Bupati Nomor : 660.1/03 /B.I.3/Bpdld
Tahun 2008 tanggal 8 Mei 2008.
Proses penyusunan Dokumen AMDAL telah mengacu kepada
Permen Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan
penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial
4.1.2.a. Dokumen RKL dan
RPL.
MEMENUHI Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu pada
dokumen AMDAL yang telah disahkan oleh Bupati Paser
sesuai Keputusan Bupati No : 660.1/03/B.I.3/ Bpdld Tahun
2008 tanggal 8 Mei 2008.
4.1.2.b.
Bukti pelaksanaan
pengelolaan dan
pemantauan dampak
penting aspek fisik-kimia,
biologi dan sosial.
MEMENUHI Auditee telah membuat laporan Pelaksanaan RKL/RPL
semester II tahun 2017 dan telah menyerahkan laporannya
kepada BLHD Kabupaten Paser sesuai surat pengantar dari
PT Inhutani II Tanah Grogot nomor 01/SP/UMHT-TGT/2018
tanggal 11 Januari 2018 dan tanda terima dari BLHD
Kabupaten paser tanggal 11 Januari 2018, sedangkan
laporan Pelaksanaan RKL/RPL semester I tahun 2018 telah
diserahkan laporannya kepada BLHD Kabupaten Paser sesuai
surat pengantar dari PT Inhutani II Tanah Grogot nomor
065/SP/UMHT-TGT/2018 bulan Juli 2018 dan tanda terima
dari BLHD Kabupaten paser tanggal 04 Juli 2018.
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan telah dilaksanakan
oleh auditee sebagaimana rencana dan dampak penting yang
terjadi di lapangan.
K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3
Verifier 5.1.1.a.
Pedoman/prosedur K3.
MEMENUHI Tersedia pedoman/prosedur K3 dan personel yang ditunjuk
untuk bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3
yaitu An. Supriyanto, S.Hut yang diangkat berdasarkan SK
Manager PT Inhutani II UMHT Tanah Grogot, Nomor :
159/SK/UM/UMHT-TGT/2018 tanggal 01 Agustus 2018.
Verifier 5.1.1.b.
Ketersediaan Peralatan
K3.
MEMENUHI Auditee memiliki peralatan K3 sesuai ketentuan dan
berdasarkan observasi lapangan peralatan masih berfungsi
dan dalam kondisi baik.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 18
Verifier 5.1.1.c.
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI Setiap kejadian kecelakaan kerja oleh auditee telah dicatat
secara lengkap, dan untuk menekan tingkat kecelakaan kerja
auditee telah membuat dan melaksanakan program K3
secara bertahap dan berkesinambungan.
K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi pekerja
Verifier :
Serikat pekerja atau
kebijakan perusahaan
(auditee) yang
membolehkan untuk
membentuk atau terlibat
dalam kegiatan serikat
pekerja
MEMENUHI Terdapat serikat pekerja SEHATI Cabang UMHT Tanah Grogot
hasil pemilihan pengurus tanggal 11 Mei 2017 yang diketuai
oleh sdr. Supi’i.
Menurut hasil wawancara disimpulkan bahwa ada kebebasan
berserikat bagi seluruh pekerja dari manjemen untuk kegiatan
Serikat Pekerja SEHATI.
Indikator 5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur
hak-hak pekerja.
Verifier:
Ketersediaan Dokumen
KKB atau PP.
MEMENUHI Tersedia dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Periode
2018-2020 yang masih dalam proses pendaftaran atau
pengesahan di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
sesuai dengan Surat Nomor : 1040 /P/SEK-PRUS/2018
Perihal Pendaftaran PKB tanggal 31 Oktober 2018.
Indikator 5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)
Verifier :
Pekerja yang masih di
bawah umur
MEMENUHI Auditee tidak mempekerjakan pekerja yang masih di bawah
umur, seluruh pekerja berusia di atas 18 tahun dan usia
karyawan yang paling muda adalah 26 Tahun.
top related