pengertian keluarga sakinah
Post on 19-Dec-2015
4 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pengertian Keluarga Sakinah
Pengertian keluarga menurut etimologi berasal dari dua kata yakni kawulan dan warga,kawulan
berarti hamba dan warga berarti anggota sedangkan menurut terminology keluarga adalah satu
kesatuan (unit) di mana anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan unit
tersebut. Keluarga juga terdiri dari beberapa pengertian antaralain menurut Hurlock (1999 : 220)
Keluarga adalah ”Lingkungan pendidikan pertama danutama bagi anak. Keluarga juga berfungsi
sebagai transmater budaya atau mediator sosial anak.”
”Keluarga dalam arti luas yaitu keluarga yang berkaitan dengan hubungan yangmeliputi semua pihak
yang ada hubungan darah. Sedangkan keluarga dalam arti sempit yaitukeluarga yang di dasarkan
pada hubungan darah yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yangdijuluki dengan istilah keluarga inti”.
( Solaeman, 1994 : 6 )
Menurut Zaitunah Subhan (2004 : 3) Kata sakinah (Arab) mempunyai arti ketenangandan
ketentraman jiwa.
Dari sejumlah ungkapan yang diabadikan dalam Al-Qur’an tentang sakinah, makamuncul beberapa
pengertian, sebagai berikut :
1)Menurut Rasyid Ridla,
sakinah
adalah sikap jiwa yang timbul dari suasana ketenangandan merupakan lawan dari goncangan batin
dan kekalutan.
2)Al-Isfahan (ahli fiqh tafsir) mengartikan
sakinah
dengan tidak adanya gentar dalammenghadapi sesuatu.
3)Menurut al-Jurjani (ahli bahasa),
sakinah
adalah adanya ketentraman dalam hati padasaat datangnya sesuatu yang tidak diduga dibarengi satu
nur (cahaya) dalam hati yangmemberi ketenangan dan ketentraman pada yang menyaksikannya, dan
merupakankeyakinan berdasarkan penglihatan (ain al-yaqin) (Ensiklopedi Islam, 1993, IV:2002)
4)Ada pula yang menyamakan sakinah itu dengan kata rahmah dan thuma’ninah,
artinyatenang, tidak gundah dalam melaksanakan ibadah.
Menurut Zaitunah Subhan (2004 : 6) Istilah ”keluarga sakinah” merupakan dua katayang saling
melengkapi; kata sakinah sebagai kata sifat, yaitu untuk menyifati ataumenerangkan kata keluarga.
Keluarga yang tenang, tenteram bahagia dan sejahtera.Dengan demikian dari teori dan ayat di atas,
bahwa keluarga sakinah dapat berartikeluarga yang tangguh dan di dalamnya setiap anggota
menemukan ketenangan danketenteraman jiwa. Keluarga sakinah tidak lain adalah keluarga yang
bahagia lahir batin, penuh diliputi cinta kasih mawaddah wa rahmah
Benturan dalam rumah tangga adalah hal yang mutlak terjadi. Kehidupan amat lah fluktuatif. Kadang di bawah, kadang di atas, kadang turun, kadang naik, kadang suka, kadang duka. Suami istri di tuntut untuk mampu mengantisipasi kondisi tersebut. Kiat-kiat nya yaitu:
1. Menjaga selalu keimanan. Kelemahan iman mampu menhadirkan konflik suami istri. Hakikatnya ketenangan (sakinah) hanya milik orang yang beriman.
2. Komunikasi yang positif antara suami istri, jika sedang marah Nabi Muhammad SAW, menyarankan segera duduk atau berbaring, atau berwudlu. Ini agar amarah segera teredam, tidak lantas menyulut emosi pasangan lainnya.
3. Hindari pasangan kala sedang marah. Pikirkan hal-hal positif dari diri pasangan kita (yang sedang marah).
4. Prioritas cinta kepada Allah, baru kepada pasangan. Kalau didahului cinta kepada Allah, maka melihat apapun dikembalikan pada Allah. Kenikmatan dunia hanyalah seujung jari. Begitu juga dengan syahwat yang tak bertempat.
Kemudian hubungannya dengan benturan-benturan, penting nya menjaga trust (kepercayaan) dalam sebuah pernikahan. Ada tiga pilar dalam pernikahan;
1. Kasih Sayang
2. Rasa Hormat
3. Komitmen
4. Hak dan kewajiban suami istri diatur oleh masing-masing hukum agama. Contohnya sebagaimana didalam agama Islam, hak dan kewajiban suami istri diatur sebagai berikut:
5. Hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga6. 1. Hak Istri7. a. Hak mengenai harta,yaitu mahar atau maskawin dan nafkah.8. b. Hak mendapatkan perlakuan yang baik dari suami.9. Agar suami menjaga dan memelihara istrinya dengan maksud
agar rnampu menjaga kehormatan istri, tidak menyia-nyiakannya (diberi nafkah) maupun membimbing untuk selalu melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhkan diri dari segala larangan-Nya.
10. 2. Hak Suami11. Ketaatan istri kepada suami dalam melaksanakan urusan rumah
tangga termasuk di dalamnya memelihara dan mendidik anak, selama suami menjalankan ketentuan-ketentuan Tuhan yang berhubungan dengan kehidupan suami-istri.
12. 3. Hak Bersama Suami-Istri13. Hak-hak bersama di antara kedua suami-istri adalah:14. a. Halalnya pergaulan mereka sebagai suami-istri
dan kesempatan saling menikmati atas dasar kerjasama dan saling mernerlukan.
15. b. Sucinya hubungan perbesanan.
16. Dalam hal ini istri haram bagi laki-laki dari pihak keluargasebagaimana suami haram bagi perempuan pihak keluarga istri.
17. c. Berlaku hak pusaka-mempusakai18. Apabila salah seorang diantara suami-istri meninggal maka salah
satu berhak mewarisi, walaupun keduanya belum bercampur.19. d. Pelakuan dan pergaulan yang baik.20. Menjadi kewajiban suami-istri untuk saling berlaku dan bergaul
dengan baik, sehingga suasana menjadi tenteram rukun dan penuh dengan kedamaian.
21. 4. Kewajiban Istri22. a. Hormat dan patuh kepada suami dalam batas-batas yang
ditentukan oleh norma agama dan susila.23. b. Mengatur dan mengurus rumah tangga, menjaga keselamatan
dan mewujudkan kesejahteraan keluarga.24. c. Memelihara dan mendidik anak sebagai amanah Allah.25. d. Memelihara dan menjaga kehormatan serta melindungi harta
benda keluarga.26. e. Menerima dan menghormati pemberian suami
serta mencukupkan nafkah yang diberikannya dengan baik, hemat dan bijaksana.
27. 5. Kewajiban Suami28. a. Memelihara, meminpin dan membimbing keluarga lahir
batin, serta menjaga dan bertanggung jawab , atas keselamatan dan kesejahteraan keluarga.
29. b. Memberi nafkah sesuai dengan kemampuan serta mengusahakan keperluan keluarga terutama sandang, pangan dan papan.
30. c. Membantu tugas-tugas istr i terutama dalam hal memeliharan dan mendidik anan dengan penuh rasa tanggung jawab.
31. d. Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran agam, dan tidak mempersulit apalagi membuat istri menderita lahir batin yang dapat mendorong istri berbuat salah.
32. e. Dapat mengatasi keadaan, mencari penyelesaian dengan bijaksana dan tidak berbuat sewenang-wenang.
33. 6. Kewajiban Bersama Suami-Istri34. a. Saling menghormati orang tua dan keluarga kedua belch pihak.35. b. Memupuk rasa cinta dan kasih sayang36. c. Masing-masing harus dapat menyesuaikan diri, seia sekata,
percaya- mempercayai serta selalu bermusyawarah untuk kepentingan bersama.
37. d. Hormat-menghormati sopan-santun, penuh pengertian serta bergaul dengan baik.
38. e. Matang dalam berbuat dan berpikir serta tidak bersikap emosional dalam persoalan yang dihadapi.
39. f. Memelihara kepercayaan dan tidak saling membuka rahasia pribadi.
40. g. Sabar dan rela atas kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan masing-masing.menguraikan/membahas Kata SAKINAH huruf perhuruf.
Menurut beliau "SAKINAH" itu:
S : Sibuknya adalah memecahkan masalah besar bukan sebaliknya
Masalah besar adalah tauhid dan pengamalannya (Al Baqarah : 133)
Rasulullah tidak mempermasalahkan ada ataupun tidak adanya makanan di rumah
Waktu kumpul keluarga (WKK) sebagai sarana meluruskan orientasi keluarga
Sebab-sebab Konflik (Tantangan keluarga Sakinah)
1. Karakter, bisa karena perbedaan suku, adat, budaya
2. Ekonomi, karena ekonomi keluarga tidak sesuai dengan yang diharapkan
3. Anak, hal ini berhubungan masalah sekolah anak, ketika suami mengingnkan anak di sekolah yang
diinginkan sedangkan sang istri menginginkan anak sekolah yang diinginkannya.
4. Nafkah bathin
Komunikasi yang baik sebagai sarana untuk mengatasi segala konflik dalam rumah tangga,
ungkap ustdaz yang biasa disapa ustadz Hadi ini.
Ustadzah Kinkin Anida mengutarakan beberapa konflik serta bagaimana solusi terbaik
menghadapinya, diantaranya:
Konflik Harian
Konflik ini seringkali terjadi dipagi hari ketika semua sibuk memulai aktifitas, dan ada hal-hal yang
timbul akibat dari kurangnya perencanaan atau persiapan mengahadapi aktifitas dihari itu,
misalkan ketika sang suami hendak berangkat ke kantor dan pakaian kerja yang hendak diapakai
belum rapi tersetrika, hal ini akan menimbulkan rasa kecewa dan konflik diantara keduanya,
apalagi sang istri juga sementara mempersiapkan sarapan untuk anggota keluarga, Ustadza Kinkin
mnegungkapkan solusi terbaik agar konflik ini tidak terulang, pasangan suami istri harus
mempersiapkan di malam hari apa saja keperluan-keperluan untuk menyongsong aktifitas dipagi
hari.
Konflik bulanan
Konflik bulanana ini rawan terjadi pada keluarga sipil dimana gajian diawal bulan dan biasanya
pada akhir bulan terjadi defisit, solusi yang ditawarkan sebaiknya melakukan perencanaan
penerimaan dan pengeluaran, seorang istri sebaiknya melakukan managemen keuangan, serta
berusaha untuk berwirausaha atau berbisnis sehigga dalam memenuhi kebutuhan pribadinya tidak
harus meminta kepada suami.
Konflik tahunan
Hal ini terjadi ketika menghadapi hari-hari besar seperti hari lebaran atau ramadhan, kadang suami
menginginkan lebaran di rumah orang tuanya dan sang istri juga ingin berlebaran bersama
keluarga besarnya, sehingga timbulah konflik diantara keduanya, solusi terbaik sebaiknya seorang
istri patuh atau taat terhadap keinginan suami, jadi seorang istri sebaiknya mengalah, dan kalau
sang istri merasa terdzolimi dari keputusan suami berdoalah yang baik insy Allah do’a istri akan
diijabah oleh Allah SWt, Amiin.
Konflik 7 Tahunan
Dalam berumah tangga disampaikan oleh Ustadz Hadi, bahwa perkawinan pada usia ketujuh
menghadapi titik jenuh atau bosan terhadap pasangan, dari kejenuhan ini akan meimbulkan
konflik, solusi yang ditawarkan sebaiknya diantara keduanya mengenang kembali masa-masa
indah yang telah dilewati berdua, saat-saat romantis yang telah lalu, beruda-duaan sambil
bercerita pengalaman-pengalaman yang mempertemukan diantara keduanya.
Namun kembali dikatakan bahwa kunci utama menyelesaikan atau meminimalisir
konflik adalah KOMUNIKASI Yang BAIK.
Disampaikan bahwa Cinta Segitiga kunci menghadapai Konflik, yaitu Cinta pertama suami dan istri
hanyalah ditujukan kepada Sang Khalik (ALLAH SWT) barulah cinta untuk pasangan, suami istri
harus sama-sama membaca Al Qur’an dan Hadist, sehingga ketika muncul konflik sebaiknya
keduanya membaca Al Qur’an dan Hadist sehingga keduanya menemukan ayat sebagai jawaban
atas permasalahan yang sedang berlangsung.
A : Awalnya adalah Sangka Baik dan Kepercayaan
Berprasangka baik pada suami dan menyerahkan penjagaan suami sepenuhnya kepada Allah SWT,
jangan ada curiga terhadap suami dan sambutlah suami dengan ketulusan
Kepercayaan dibangun dengan “setoran” bukan “penarikan”, maksudnya ketika kita percaya maka
kita akan berusaha untuk senantiasa memberikan kepercayaan bukan selalu curiga.
K : Keuatamaanya adalah Disiplin tanpa Disuruh
Generasi Salaf adalah generasi terbaik karena kedisiplinannya
Disiplin ditanamkan sejak kecil melalui keteladanan dan pemahaman, ketika kita melakukan
sebuah pekerjaan kerjakanlah dengan tepat waktu sesuai dengan yang dijadwalkan dan tekunlah
dalam menyelesaikan sehingga anak anda bisa belajar dari apa yang anda lakukan, dan berikan
penjelasan bahwa kesuksesan bisa diraih hanya dengan kesungguhan dan penuh disiplin.
Sebagai orang tua sering-seringlah megingatkan buah hati anda untuk senantiasa mengingat dosa
Dibuatkan schedule untuk anak untuk sholat 5 waktu, belajar, main, makan, tapi haurs diutamakan
sholat karena jika sudah disipilin sholat maka Insya Allah semua akan mengikuti.
I : Interaksinya adalah kelembutan yang menyenangkan
Membiasakan Word magic dengan kata-kata lembut, rayu pasangan.
Kata – kata kasar menunjukan jauhnya hati
Orang yang potensi menyakiti hati kita adala orang yang paling dekat dengan kita.
Adapun perbedaan komunikasi antara pria dan wanita menurut Ustadz Hadi
Pria lebih rasional dalam berfikir, pemikirannya universal dan selalu mengutamakan status
kekuasaan.
Sedangkan wanita lebih menggunakan emosi dalam berfikir, melakukan sesuatu dengan sedetail
mungkin dan mengutamakan keintiman.
N : Nilainya adalah memberdayakan, bukan menjatuhkan
Selalu menumbuhkan sikap positif (positive attitude)
Selalu memberdayakan dalam empat dimensi (spritual, emosional, mental, dan fisik)
Visi besar keluarga muslim adalah menjadi keluarga pemimpin (Q.S 25 :74 )
A : ambisinya adalah masuk surga bersama-sama
Perintah Allah untuk menjaga keluarga dari api neraka (QS : 66.6)
Tujuan berkeluarga adalah berkumpul di dunia dan di akhirat
H : Hatinya adalah cinta walau ada kekurangan, cinta bisa dibangun dan dibentuk
Cinta karena baik, cantik,manis, unik dirubah jadi cinta setia
Cinta setia walau cerewet, pelit, gendut, (Inilah cinta sejati) karena tidak mungkin pasangan adalah
manusia sempurna
Dalam kesempatan Seminar Manajemen Keluarga ini disediakan sesi menyatakan cinta dengan pasangan, suasana yang awalnya biasa menjadi luar biasa saat suami-suami mengutarakan cinta/perasaan dan menghadiahkan sekuntum mawar merah kepada pasangan masing-masing.
Laki-laki suka mengecilkan masalah, wanita suka membesarkan masalahSo Laki-laki plus wanita harus bersikap profesional atau berada ditengah-tengahnya.
Sesi Menyatakan Cinta dlm Mengisi Seminar Manajmen Keluarga Sakinah
Sumber :Seminar kelurga oleh Satria Hadi Lubis di Tanjung Selor Ibu Kota Kalimantan Utara
Sumber :Seminar kelurga oleh Satria Hadi Lubis di Tanjung Selor Ibu Kota Kalimantan Utara
top related