pengembangan kemampuan berhitung melalui …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4185/1/tati...
Post on 23-Oct-2019
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI
PERMAINAN LINGKARAN WARNA PADA KELOMPOK A
DI PAUD HARAPAN UMAT DESA KEBONDOWO
KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
TATI RAHMAWATI
NIM 116-14-011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI
PERMAINAN LINGKARAN WARNA PADA KELOMPOK A
DI PAUD HARAPAN UMAT DESA KEBONDOWO
KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
TATI RAHMAWATI
NIM 116-14-011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 eksemplar
Saudara : Tati Rahmawati
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Tati Rahmawati
NIM : 116-14-011
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG
MELALUI PERMAINAN LINGKARAN WARNA PADA
KELOMPOK A DI PAUD HARAPAN UMAT DESA
KEBONDOWO KEC. BANYUBIRU
KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqasyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 25 Juli 2018
Pembimbing,
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
NIP. 19680812 199403 2 003
vi
MOTTO
“Mengajarkan anak berhitung sama dengan mengajarkan anak tentang kejujuran
karena dalam ilmu berhitung jawabannya selalu jujur dan pasti”
-Sulistiyawati-
“Ajarilah anak-anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang
berbeda dengan zamanmu”
-Sayyidina Ali Bin Abi Tholib-
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan teruntuk:
❖ Ibunda tercinta, Ibu Hj. Siti Nadiroh Terima kasih tiada terhingga
untukmu yang senantiasa ikhlas merangkai do’a-do’a untukku
sehingga dalam keterbatasan kudapat menyelesaikan studi dengan
baik.
❖ Ayahanda terkasih, Bapak A.Samaun Tohjaya Alm. yang semasa
hidupnya mengharapkanku dapat menempuh pendidikan di IAIN
dan baru saat ini dapat mewujudkannya. Semoga Allah senantiasa
memberikan tempat yang terbaik di sisiNya.
❖ Suamiku tercinta, Bambang Puspito, S.Hut. yang selalu
memberikan support, doa dan kesempatan padaku mencari ilmu
disela-sela rutinitas sebagai seorang istri dan ibu.
❖ Anak-anakku tersayang, Hikmatyyar Syahril Ramadhan dan
Fadlilah Syaharani Maghfira yang selalu memberikan do’a,
senyum, dan semangat, agar tidak berputus asa dan terus maju.
❖ Adik-adikku, Iin Inayah, Mahruri, Rini Astini, dan Rudianto,
terima kasih atas support dan do’anya.
❖ Teman-teman pendidik PAUD Harapan Umat, terima kasih atas
support dan kerjasamanya.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohiim,
Alhamdulillahi robbil ‘alamiin, segala puji dan syukur hanyalah milik
Allah Subhanahuwata’ala, karena dengan rahmat, taufiq dan ridhoNya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Kemampuan
Berhitung melalui Permainan Lingkaran Warna pada Kelompok A di PAUD
Harapan Umat Tahun Pelajaran 2017/2018”.
Salam dan Sholawat selalu kita haturkan, kepada junjungan Nabiyullah
Muhammad Shallallahu ’alaihi wasallam yang membawa keteladanan dan ajaran
Islamiyyah sehingga menjadi penerang dalam menjalani kehidupan di dunia dan
di akhirat.
Dengan perasaan bangga dan terharu penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini merupakan tugas akhir yang tidak dapat dianggap ringan. Penulis sadar banyak
kekurangan dalam proses penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan kemampuan
penulis sendiri. Tentunya banyak pihak yang membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini (PIAUD)dansebagai dosen pembimbing yang
telah setia dan sabar meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
4. Bapak Agung Hidayatulloh, M.Pd. Dosen Program Studi PIAUD yang
telah memberikan masukan dan support dalam menyelesaikan skripsi
ini.
ix
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Staf karyawan di lingkungan
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan khususnya Program Studi
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
6. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua jasa kepada mereka semua, penulis ucapkan “jazakumullah
khairan katsiran“. Semoga amal baiknya diterima dan dilipat gandakan oleh Allah
Subhanahuwata’ala. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini kurang
mendekati kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sumbangsih
dari pembaca berupa kritik dan saran yang membangun guna tercapainya
penyusunan karya lain di kemudian hari. Dan semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 21 Juli 2018
Penulis
x
ABSTRAK
Rahmawati,Tati.2018. Pengembangan Kemampuanm Berhitung Melalui
Permainan Lingkaran Warna pada Kelompok A di PAUD Harapan Umat
Desa Kebondowo Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi
Pendidikan Islam Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Dra.Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Kemampuan Berhitung; Permainan Lingkaran Warna.
Konsep berhitung sangat penting diberikan pada anak sebagai landasan
penguasaan konsep matematika di jenjang pendidikan selanjutnya Media
pembelajaran sangat dianjurkan agar anak mampu menerima pembelajaran
dengan baik. Kemampuan berhitung yang belum berkembang menjadi masalah
yang dihadapi guru kelompok A Berdasarkan kondisi tersebut rumusan masalah
dalam penulisan ini yaitu bagaimana pengembangan kemampuan berhitung
melalui permainan lingkaran warna.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengembangan kemampuan
berhitung melalui permainan lingkaran warna. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelompok A
berjumlah 22 anak.
Hasil data yang diperoleh pada pra siklus anak yang sudah berkembang
ada 3 atau sebanyak 13,6%. Data yang diperoleh pada Siklus I anak berkembang
baik meningkat menjadi 10 atau sebanyak 45,5%. Hasil Siklus II anak yang
berkembang baik meningkat menjadi 20 anak atau sebesar 90,9. Yang belum
berkembang baik ada 2 anak dikarenakan tidak konsentrasi dan belum mampu
mengikuti peraturan permainan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa melalui permainan Lingkaran Warna berhasil mengembangkan
kemampuan berhitung pada Kelompok A di PAUD Harapan Umat Desa
Kebondowo Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL
JUDUL……………………………………………………………………………i
LEMBAR LOGO IAIN…………………………………………………………...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………..............iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………………..........iv
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………………..v
MOTTO .............……………………………………………................................vi
PERSEMBAHAN..................................................................................................vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii
ABSTRAK……………………………………………………………………......x
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…..xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………..…………...xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xvi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 6
D. Kegunaan Penelitian…………………………………………………. 6
1. Manfaat teoritis………………………………………………….. 6
2. Manfaat praktis……………………………………………………6
xii
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan…………….………...7
1. Hipotesis tindakan……………………………………………….. 7
2. Indikator keberhasilan…………………………………………… 7
F. Metode Penelitian……………………………………………………. 8
1. Rancangan penelitian…………………………………………… . 8
2. Subjek penelitian………………………………………………… 9
3. Langkah-langkah penelitian…………………………………….. 9
4. Instrumen penelitian…………………………………………… 10
5. Teknik pengumpulan data………………..…………………… 11
G. Sistematika Penulisan……………………………………………… 13
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 15
A. Kajian Teori………………………………………………………… 15
1. Kemampuan berhitung………………………………………… 15
2. Perkembangan berhitung pada anak usia dini………………... 21
3. Berhitung dalam Perspektif Islam……………………………... 23
4. Perkembangan pendidikan anak usia dini…………………. … 25
5. Karakteristik Anak Usia Dini……………………………….… ...30
6. Aspek-aspek perkembangan anak usia dini………………...……33
7. Pengertian permainan dan bermain………………………...........35
8. Kajian materi…………………………………………………… 42
B. Kajian Pustaka……………………………………………………… 47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN…………………………………….. 52
A. Subjek Penelitian…………………………………………………….53
xiii
1. Sejarah berdirinya PAUD Harapan Umat………………………..52
2. Profil PAUD…………………………………………………… 53
3. Tujuan……………………………………………………………55
4. Keadaan murid dan guru………………………………………... 55
B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus………………………………........59
1. Data Pra Siklus………………………………………………..... 59
2. Pelaksanaan Siklus I…………………………………………… ..59
3. Pelaksanaan Siklus II………………………………………….. .67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...73
A. Deskripsi Per Siklus………………………………………………… 73
1. Ketentuan penilaian…………………………………………..... 73
2. Hasil penelitian Siklus I……………………………………….....74
3. Hasil penelitian Siklus II………………………………………....77
B. Pembahasan ………………………………………………………… 80
BAB V PENUTUP……………………………………………..……………… 83
A. Kesimpulan…………………………………………………………..83
B. Saran…………………………………………………………………83
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………85
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.Lembar Penilaian Pencapaian dan Perkembangan Anak………............ 8
Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian dan Perkembangan Anak Usia 4 – 5 tahun …...... 23
Tabel 3.1. Jumlah murid PAUD Harapan Umat Tahun Pelajaran 2017/2018….. 55
Tabel 3.2. Daftar murid kelompok A………………………………………….....56
Tabel 3.3. Keadaan Guru………………………...…………………………........57
Tabel 4.1. Instrumen Penilaian Kemampuan Berhitung……………….……...…73
Tabel 4.2. Indikator yang dinilai tiap Siklus……………………………………..74
Tabel 4.3. Hasil Penilaian Siklus I…………………………………...………..…74
Tabel 4.4.Hasil Penilaian Ketrampilan Guru Siklus I…………………………. 76
Tabel 4.5. Pengamatan aktivitas siswa Siklus I………………………………….76
Tabel 4.6. Data Hasil Penilaian Siklus II…………………………….…......……77
Tabel 4.7.Hasil Pengamatan Ketrampilan Guru Siklus II………..………..……..79
Tabel 4.8. Pengamatan Aktivitas siswa Siklus II………………..……………... 79
Tabel 4.9. Data Prosentase Peningkatan Kemampuan berhitung Per Siklus…... 80
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian……………………………………………. 8
Gambar 2.1 Ciri Bermain………………………………………………………...37
Gambar 3.1.Struktur Kepengurusan PAUD Harapan Umat…………………… 58
Gambar4.1 Grafik Prosentase Kemampuan Berhitung………………………….80
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Hasil Observasi Pra Siklus
Lampiran 2: Lembar RPPH Siklus I
Lampiran 3: Lembar Data Hasil Peniaian Siklus I
Lampiran 4: Lembar Pengamatan terhadap Ketrampilan Guru Siklus I
Lampiran 5: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 6: Lembar RPPH Siklus II
Lampiran 7: Lembar Data Hasil PeniaianSiklus II
Lampiran 8: Lembar Pengamatan terhadap Ketrampilan Guru Siklus II
Lampiran 9: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 10: Lembar Tugas Siklus I
Lampiran 11: Lembar Tugas Siklus I
Lampiran 12: Lembar Tugas Siklus II
Lampiran 13: Lembar Tugas II
Lampiran 14: Foto Dokumen Penelitian
Lampiran 15: Lampiran Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 16: Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 17: Surat Permohonan Ijin Pnelitian
Lampiran 18: Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 19 : Lembar Satuan Kredit Kegiatan
Lampiran 20: Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskannya
kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan
kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini
tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan Anak Usia dini
diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai enam tahun dan bukan
merupakan prasarat untuk mengikuti pendidikan dasar.” (Yuliani,
2013:6).
Selanjutnya pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu pembinaan yang ditujukan pada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
menghadapi pendidikan lebih lanjut (Depdiknas. USPN, 2000:4).
Urgensi pendidikan anak usia dini berdasarkan tujuan didaktis
psikologi adalah untuk mengembangkan berbagai aspek kecerdasan yang
merupakan potensi bawaan. Kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak
hanya akan berarti apabila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
yang dikenal dengan istilah kecakapan hidup atau life skills (Sojiono,
2013:43).
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada masa rentang usia 0 – 8 Tahun.
Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai
aspek sedang mengalami masa cepat dalam rentang perkembangan
hidup manusia (Berk dalam Sojiono, 2013:6).
Banyak ahli menyatakan bahwa perkembangan anak sedang
berproses di usia 0 hingga 5 tahun, maka akhir-akhir ini muncul slogan
“The Golden Age” (masa periode emas) di usia ini. Saraf-saraf ini
bertambah banyak dan semakin berhubungan apabila anak diberikan
stimulasi. Semakin banyak stimulasi yang diberikan, akan semakin
rimbun jaringan saraf di otak. Prinsip dari saraf-saraf ini ada “use it or
lose it” (digunakan atau akan hilang). Apabila hubungan antar saraf ini
diperkuat terus menerus dengan stimulasi yang tepat, maka jaringan saraf
akan semakin kuat. Begitu juga sebaliknya, apabila hubungan itu tidak
dipertahankan, maka saraf akan mati (Hildayani 2015:2.3).
Anak usia dini memiliki kemampuan yang luar biasa khususnya
pada masa anak-anak awal. Keinginan anak untuk belajar menjadikan
mereka aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca
inderanya untuk memahami sesuatu dalam waktu singkat, mereka akan
beralih ke hal lain untuk dipelajari. Lingkungan kadang menjadikan anak
terhambat dalam mengembangkan kemampuan belajarnya. Lingkungan
yang tidak kondusif dapat menghambat keinginan anak untuk
bereksplorasi.
Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia
dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan
keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan
bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan
memecahkan masalah. Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan
yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika
maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007: 1).
Berhitung pada anak usia dini diharapkan tidak hanya berkaitan
dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan
emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung pada anak
usia dini dilakukan secara menarik dan bervariasi.
Pada saat inilah permainan angka mulai diperkenalkan pada anak,
Alexander (dalam Arikunto, 2006:46) pengertian konsep angka adalah
merupakan pengenalan diri yang konkrit dan menyenangkan bagi anak,
melalui segala sesuatu yang ada dalam lingkungan anak dan
memanfaatkan serta menghitung jumlah mainan yang paling disukai anak.
Secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari anak selalu
dikenalkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan matematika
misalnya berbagai bentuk angka atau bilangan. Tanpa disadari pertama
kali orang tua mengenalkan kepada anak antara lain adalah konsep
berhitung misalnya berapa jumlah jari tanganmu? Jam berapa kamu
bangun tidur ? Berapa kali kamu mandi dalam sehari? Ade diberi permen
berapa oleh ayah?
Benda-benda di sekitar kita juga banyak yang mengenalkan yang
berhubungan dengan matematika, misalnya pada jam dinding, mata uang,
kalender. Oleh karena itu dapat dikatakan angka telah menjadi bagian
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pembelajaran matematika atau berhitung
harus dikuasai oleh seorang anak.
Penyampaian pembelajaran berhitung yang kurang menarik dan
variatif akan membuat anak malas dan bosan sehingga anak tidak
semangat mengikutinya.
Dunia anak adalah dunia bermain, melalui bermain anak
memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif,
sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan
berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik
perkembangan berpikir/kognitif, emosi maupun sosial.
Melalui kegiatan bermain yang mengandung edukasi, daya pikir
anak terangsang pada perkembangan emosi,sosial, kognitif, bahasa dan
fisik motoriknya. Setiap anak memiliki kemampuan dan ketertarikan
bermain yang berbeda tergantung dari perkembangan anak. Dari
permainan juga biasanya akan menimbulkan fantasi-fantasi besar oleh
anak, dan tentu akan semakin menambah semangat belajar pada anak.
Anak-anak kelompok A di PAUD Harapan Umat Tahun Pelajaran
2017/2018 sebagian besar kemampuan berhitungnya belum berkembang.
Antara lain anak-anak masih mengalami kesulitan. dalam membilang
angka 1-10, mengurutkan bilangan 1-10, mengenal konsep bilangan
dengan jumlah benda. Ada pula anak yang masih belum dapat
membedakan penulisan lambang angka yaitu 2 dan 5. Di samping itu pula
guru dalam menyampaikan pembelajaran, bersifat klasikal dengan media
papan tulis, dan spidol. Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas
sehingga anak merasa jenuh dan bosan.
Mengamati dari hal yang sudah dipaparkan diatas penulis
berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan media Permainan Lingkaran Warna sehingga pembelajaran
berhitung tidak membuat anak menjadi lekas bosan namun menjadi lebih
menyenangkan, karena diberikan melalui kegiatan bermain.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian in iadalah bagaimana
Pengembangan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Lingkaran
Warna Pada Kelompok A di PAUD Harapan Umat Desa Kebondowo Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pengembangan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Lingkaran
Warna pada Kelompok A di PAUD Harapan Umat Desa Kebondowo Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada lembaga-lembaga yang menangani pendidikan anak usia dini
ataupun masyarakat umum yang membutuhkan informasi tentang
perkembangan anak dan permainan yang tepat untuk meningkatkan
perkembangan kemampuan berhitung.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak
baik guru, anak atau siswa, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat :
a. Dapat mengembangkan kemampuan berhitung dengan
menggunakan metode bermain melalui permainan lingkaran warna.
b. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran
berhitung pada anak usia dini.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji
kebenaranya melalui penelitian. Menurut Arikunto (1996:67), hipotesis
yang dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut
“Adanya pengembangan kemampuan berhitung melalui permainan
lingkaran warna pada kelompok A di PAUD Harapan Umat Desa
Kebondowo Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Indikator keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila anak mengalami
peningkatan perkembangan pada masing-masing indikator seperti:
anak mampu membilang angka 1-10, mengurutkan bilangan 1-10,
mengenal konsep bilangan dengan jumlah benda.
Adapun indikator pembelajaran berhitung terdapat pada Standar
Tingkat Pencapaian dan Perkembangan Anak/STPPA PAUD Aspek
Kognitif (berpikir simbolik) usia 4-5 tahun.
Nilai Skor Keterangan
4 Berkembang Sangat Baik ( BSB )
3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH )
2 Mulai Berkembang ( MB )
1 Belum Berkembang ( BB )
Tabel.1.1 Tabel Lembar Penilaian Pencapaian Dan Perkembangan Anak
F. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau
(Action Research) yang bertujuan memperbaiki suatu praktik
pembelajaran yang dilakukan di kelas (Arkunto,2006:58)
Model penelitian tindakan secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Skema Siklus Penelitian
Gambar 1.2 Skema siklus penelitian (diambil dari Arikunto (2006:16)
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
?
2. Subjek penelitian
Penelitian dilakukan pada anak Kelompok A, dengan jumlah siswa
22 yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 10 anak perempuan, di
PAUD Harapan Umat Kec. Banyubiru Kab. Semarang. Dipilihnya
Kelompok A dikarenakan anak baru mengenal pembelajaran
matematika dan belum berkembang kemampuan berhitungnya.
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2017/
2018.
3. Langkah-langkah penelitian
Adapun tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari
empat tahapan penting, yaitu:
a. Tahap rencana
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
dengan penerapan metode bermain melalui permainan
lingkaran warna.
2) Menyiapkan alat permainan yaitu lingkaran warna yang akan
digunakan media pembelajaran pada anak.
3) Menyiapkan lembar tes observasi dan wawancara yang
ditujukan kepada anak dan guru yang diajak berkolaborasi
(guru kelas).
4) Membuat simulasi perbaikan.
b. Tahap tindakan
Pelaksanaan yang telah dibuat peneiti berupa penerapan
metode bermain melalui permainan lingkaran warna dengan
panduan RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) yang
telah dibuat pada tahap perencanaan.
c. Tahap pengamatan
Pada tahap ini, penulis melakukan observasi segala
aktivitas anak dan guru dalam proses pembelajaran kemudian
dianalisis menjadi umpan balik dan disesuaikan dengan beberapa
indikator-indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.
d. Tahap refleksi
Tahap ini untuk mengetahui sudah tercapaikah
pembelajaran yang menjadi target bagi peneliti yaitu meliputi
mencatat hasil observasi, evaluasi dan analisis hasil pembelajaran.
Jika pada Siklus I ternyata anak masih belum berkembang
kemampuan berhitungnya maka dilakukan perbaikan pada siklus
II, demikian selanjutnya, bila disiklus II belum menampakkan hasil
yang diharapkan maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4. Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas adalah :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), yaitu panduan
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar
mengajar. RPPH meliputi tingkat pencapaian perkembangan,
indikator kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta
hasil penilaian.
b. Lembar observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati
kegiatan anak didik dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung pada tiap siklus.
5. Teknik dan pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah:
a. Tes
Tes adalah suatu tehnik pengukuran yang didalam nya
terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian
tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden
(Zainal Arifin, 2011; 226). Peneliti menggunakan beberapa
soal tes yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang nantinya
digunakan sebagai tes lisan. Sedangkan tes tertulis melalui
lembar kegiatan yang harus dikerjakan anak dengan materi
kemampuan berhitung permulaan.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono
(2013:145)
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan
melalui pengamatan dan pencatatan hal yang diselidiki. Dalam
hal ini peneliti mengamati proses pengembangan kemampuan
berhitung pada anak, berbentuk hasil lembar tugas, dan lembar
observasi selama pembelajaran berlangsung.
c. Dokumentasi .
Pada teknik ini, peneliti dapat memperoleh informasi
dari berbagai macam sumber tertulis seperti lembar kegiatan
anak, dan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Dokumentasi meliputi lampiran foto kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung.
d. Analisa data
Analisis data menurut Arikunto (2006:128) adalah
“proses mencari dan menyimpan secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan
orang lain”.
Analisis data adalah suatu cara menganalisis data
yang diperoleh selama peneliti mengadakan penelitian.
Analisa data dilakukan penulis dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data yang
diperoleh melalui instrumen penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir .
1. Bagian Awal
Pada bagian awal mencakup halaman sampul luar, lembar
berlogo, halaman sampul dalam, lembar persetujuan, lembar
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian,
halaman motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian Inti
Bagian inti terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I: PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
tindakan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : LANDASAN TEORI, yang meliputi : kajian teori,
dan kajian pustaka.
Bab III : PELAKSANAAN PENELITIAN yang meliputi:
deskripsi Pelaksanaan Siklus I, deskripsi pelaksanaan Siklus II.
Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang
meliputi : deskriptif persiklus, pembahasan .
Bab V : PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir , terdiri dari daftar pustaka, dan lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kemampuan berhitung
a. Pengertian kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2007:707)
disebutkan bahwa kemampuan berasal dari kata mampu yang
berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Kemampuan
dapat diartikan juga kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita
berusaha dengan diri sendiri.
Menurut Sumadi Suryabrata (1998:168) menyatakan bahwa
kemampuan biasanya diidentikkan dengan kemampuan individu
dalam melakukan suatu aktivitas, yang menitikberatkan pada
latihan dan performance atau apa yang bisa dilakukan oleh
individu setelah mendapatkan latihan tertentu. Sedangkan
kemampuan menurut Munandar (1999:17) potensi seseorang yang
merupakan bawaan sejak lahir serta dipermatang dengan adanya
pembiasaan dan latihan, sehingga mampu melakukan sesuatu.
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kesanggupan seseorang atau potensi bawaan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang berkembang berdasarkan
perpaduan dasar, latihan dan pengalaman.
b. Pengertian berhitung
Berhitung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:
2007: 406), berhitung atau menghitung berasal dari kata hitung
artinya adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangi,
menggalikan, membagi, memperbanyak dan sebagainya).
Berhitung adalah sebuah cara yang menyenangkan untuk
mempelajari konsep bilangan. Anak usia dini sudah dapat diajari
matematika atau berhitung permulaan melalui berbagai cara.
Berhitung dengan suara nyaring atau berhitung sambil bernyanyi
baik dilakukan ketika mengajarkan anak berhitung dan mengenal
bilangan. Pengenalan berhitung permulaan yang dilakukan sambil
bermain dan bernyanyi membuat anak lebih mudah untuk
menerima pembelajaran (Ismayati, 2010: 24).
Menurut Dali S.Naga dalam Mulyono (2003:253) berhitung
atau menghitung adalah cabang matematika yang berkenaan
dengan hubungan-hubungan bilangan nyata dengan perhitungan
mereka terutama penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Kemampuan berhitung sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi
pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan anak
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.
Berhitung sangat erat kaitannya dengan angka-angka.
Matematika adalah dasar dari semua ilmu, sehingga kemampuan
berhitung sangat penting dimiliki oleh semua orang. Berhitung
merupakan tahapan belajar yang harus dilalui oleh setiap anak,
sehingga pembelajaran ini pada anak usia dini sangat disarankan.
Dari beberapa pendapat ahli dapat kita simpulkan bahwa
kemampuan berhitung adalah kesanggupan atau kemampuan dari
seseorang atau potensi yang dimiliki seseorang untuk melakukan
perhitungan dengan mengenal konsep dasar matematika seperti
konsep bilangan, sehingga dapat melakukan perhitungan dengan
benar.
c. Tujuan pengenalan berhitung pada anak usia dini
Berhitung termasuk ke dalam pengembangan aspek
kognitif. Adapun tujuan umum pengenalan berhitung pada anak
usia dini adalah agar anak mengenal dan mengetahui dasar-dasar
pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya anak nanti dapat
lebih siap mengikuti pembelajaran matematika yang lebih
kompleks pada jenjang pendidikan yang lebih lanjut.
Sedangkan tujuan yang khusus pengenalan
berhitung/matematika sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-
hari hal ini sesuai dengan Santika dalam (Depdiknas 2007: 1)
adalah sebagai berikut;
1) Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui
pengamatan terhadap benda- benda konkrit, gambar-gambar
atau angka-angka yang terdapat disekitar anak.
2) Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan
bermasyarakat yang dalam keseharianya memerlukan
keterampilan berhitung.
3) Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi
yang tinggi.
4) Memahami pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat
dalam memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa
yang terjadi disekitarnya.
5) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan suatu
secara spontan.
Dapat disimpulkan pengenalan pembelajaran berhitung
pada anak usia dini bertujuan untuk melatih berpikir logis,
memiliki ketelitian dan memahami konsep ruang serta waktu,
agar dapat mengembangkan kreativitas serta memiliki imajinasi,
dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
serta membantu anak menyesuaikan diri dalam kehidupan
bermasyarakat.
d. Prinsip-prinsip pembelajaran berhitung permulaan
Konsep pembelajaran berhitung anak usia dini sangat
berguna bagi perkembangan kecerdasan logika matematikanya.
Menurut hasil penelitian Dr. Howard Gardner, seorang profesor
pendidikan dari Harvard University (dalam Adiningsih),
mengungkapkan bahwa kecerdasan logika matematika merupakan
salah satu dari delapan jenis potensi kecerdasan yang dimiliki anak.
Anak usia dini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok pra sekolah (0 - 3 tahun),
kelompok kedua adalah kelompok anak yang sudah mampu
mengikuti pendidikan anak usia dini (3-6 tahun).
Seorang guru/pendidik dalam mengajarkan pembelajaran
berhitung permulaan harus melakukannya secara menyenangkan
dan bertahap. Pedoman permainan berhitung (Depdiknas, 2007: 2)
menyatakan pembelajaran berhitung permulaan harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Pembelajaran berhitung diberikan secara bertahap, diawali
dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa
konkrit yang dialami melalui pengamatan di alam sekitar.
2) Pengetahuan dan ketrampilan pada pembelajaran berhitung
diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya,
misalnya dari konkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dari
sederhana ke yang lebih kompleks.
3) Pembelajaran berhitung akan berhasil jika anak-anak diberi
kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk
menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
4) Pembelajaran berhitung membutuhkan suasana yang
menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan
bagi anak.
5) Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep
berhitung permulaan sebaiknya bahasa yang sederhana dan
jika memungkinkan mengambil contoh yang ada di
lingkungan sekitar anak.
6) Dalam pembelajaran berhitung anak dapat mengelompokkan
sesuai tahap penguasaannya yaitu tahap konsep masa transisi
dan lambang.
Menurut Sriningsih (2008:39) “prinsip pembelajaran
matematika merupakan hal penting yang harus dilaksanakan guru
dalam setiap karakteristik perkembangan anak dan tidak
menimbulkan kecemasan (stress bagi anak)”.
e. Tahapan perkembangan kemampuan berhitung
Depdiknas (2007 :7-8) menjelaskan ada tiga tahap dalam
penguasaan berhitung anak yaitu :
1) Tahap penguasaan konsep
Dimulai dengan mengenal konsep atau pengertian tentang
sesuatu dengan menggunakan benda-benda yang nyata.
Pada tahap ini anak akan berekspresi untuk berhitung segala
macam benda yang ada disekitarnya.
2) Tahap transisi
Tahap ini merupakan tahap peralihan dari pemahaman benda
secara konkrit dengan ke pemahaman secara abstrak.
3) Tahap pengenalan lambang
Setelah anak mampu memahami sesuatu secara abstrak, maka
anak dapat dikenalkan pada tahap penguasaan terhadap konsep
bilangan dengan cara menyelesaikan soal.
Keterangan dari beberapa sumber di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam memberikan pengenalan pembelajaran
berhitung pada anak usia dini harus memperhatikan prinsip-prinsip
antara lain diberikan secara bertahap, dapat dikelompokkan sesuai
tahap penguasaannya, menggunakan bahasa yang sederhana
(dimengerti oleh anak) dan dalam suasana yang aman serta
menyenangkan.
2. Perkembangan berhitung pada anak usia dini
Setiap periode perkembangan menunjukan ciri-ciri atau
karakteristik tertentu. Menurut Sofia Hartati (2005:17), “Karakteristik
perkembangan merupakan tugas perkembangan pada suatu periode
yang harus dicapai dan dikuasai oleh seorang anak”. Tugas
perkembangan meliputi berbagai karakteristik perilaku pada setiap
aspek perkembangan.
Adapun landasan dalam menyampaikan pembelajaran berhitung
tertuang dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
(STTPA) Pada Tahun 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian standar adalah
ukuran tertentu yang dijadikan sebagai dasar. Dengan demikian standar
menetapkan persyaratan formal yang menciptakan kriteria, metode,
proses dan teknis seragam harus dipenuhi. Ada delapan standar yang
harus dipenuhi dalam penyelenggaraan PAUD di antaranya adalah
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak.
Standar tingkat pencapaian perkembangan anak adalah kriteria
tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek
perkembangan mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.
Pembelajaran berhitung merupakan pembelajaran yang mengacu
pada pengembangan aspek kognitif.
Pengembangan aspek kognitif anak usia 4-5 tahun secara khusus yaitu
berpikir simbolik diharapk anak mampu melakukan beberapa hal, seperti
terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Tingkat Pencapaian dan Perkembangan Anak usia 4-5 tahun
Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Usia 4 – 5 tahun
Aspek Kognitif
- Berfikir Simbolik
1. Membilang banyak benda dari satu sampai
sepuluh
2. Mengenal konsep bilangan
3. Mengenal lambang bilangan
4. Mengenal lambang huruf
Sumber: Permendikbud Nomor 137 tahun 2014
Dari tabel di atas pemberian pembelajaran berhitung yang
diberikan pada anak usia 4-5 tahun adalah: (a) Membilang banyak
benda 1-10, (b) Mengenal konsep bilangan, (c) Mengenal lambang
bilangan.
Kesimpulannya pembelajaran berhitung pada anak diberikan oleh
guru/pendidik harus sesuai dengan standar tingkat pencapaian dan
perkembangan anak yang sudah ditetapkan.
3. Berhitung dalam Perspektif Islam
Begitu pentingnya pengenalan kemampuan berhitung ini sehingga
mulai dikenalkan pada anak usia dini. Sesungguhnya dalam pandangan
Islam mempelajari berhitung/matematika dalam Al Qur’an sangatlah
dianjurkan. Mempelajari matematika sejak dini agar dapat membuka
jalan dalam menjalankan syariat agama yang terkait pada angka dan
hitungan. Manfaat mempelajari berhitung/matematika mulai dari
menghitung rakaat solat, menghitung hari dalam berpuasa, menghitung
berapa zakat yang harus dikeluarkan, juga menghitung berapa putaran
thawaf atau sa’i saat sedang menunaikan ibadah haji, sampai pada
pembagian hak waris dan lain-lain.
Adapun firman Allah SWT di dalam Al Qur’an yang
menganjurkan untuk mempelajari kemampuan berhitung (Q.S. Yunus
ayat lima yang berbunyi:
مس نين والحساب هوالذي جعل الش علمواعددالس ره منازل لت ضيآءوالقمرن وراوقد
ماخلق اهلل ذلك ال بالحق ي فصل اليت لقوم ي علمون
Artinya “Dialah yang menjadikan matahari yang bersinar dan
bulan yang bercahaya, dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-
tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Dari arti ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah Subhanahu
Wata’ala memerintahkan kepada kita untuk mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan waktu artinya bahwa kita harus menguasai ilmu
berhitung.
Kemampuan menghitung harus dimiliki dan sangat penting agar
manusia dapat mengetahui berbagai macam persoalan yang
berhubungan dengan angka atau bilangan. Tujuannya agar manusia itu
menggunakan akalnya untuk berpikir agar dapat memecahkan
persoalan yang ada dalam kehidupan kita. Betapa Allah menciptakan
alam semesta ini dengan perhitungan yang matang dan teliti.
ه
4. Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini
Anak-anak kita merupakan sumber aset bangsa, di tangan
mereka kelak roda negara kita dijalankan. Oleh karena itu sebagai
generasi penerus bangsa, mereka memerlukan pembinaan dan
pengembangan yang optimal yang harus dilakukan sejak usia dini.
Menurut Mansur (2005:88) yang dimaksud anak usia dini adalah
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik kasar dan halus),
intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan
spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi yang khusus sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Sumber daya manusia yang berkualitas tidaklah datang begitu saja,
semua membutuhkan persiapan yang matang. Sehingga tidak salah
ungkapan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas yang harus
dipersiapkan sejak usia dini.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakekatnya adalah
pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau
menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Pendidikan Anak Usia Dini memberi kesempatan untuk
mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu lembaga pendidikan
untuk anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif,
bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik dan seni. Dengan kegiatan yang
bervariatif dan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan, maka anak
akan berkembang semua potensinya dengan baik dan seimbang.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan sangat penting untuk
mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian PAUD
sebenarnya lebih berorientasi pada pengoptimalan fungsi perkembangan
anak melalui kegiatan permainan (e-journal Masdudi).
Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa
”(1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar, (2) Pendidkan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan informal, (3)
Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau
bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan Anak Usia Dini jalur
pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5)
Pendidikan Usia Dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga
atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Menurut Yus (2011) dalam sejarah perkembangan anak usia dini
terdapat beberapa filsuf yang pemikirannya mendasari pendidikan anak
usia dini hingga saat ini, secara ringkas filosofi para filsuf tersebut
adalah sebagai berikut:
a. John Locke
John Locke terkenal dengan teori “Tabula Rasa”. Teori ini
berpendapat bahwa anak lahir dalam keadaan seperti kertas putih
sehingga lingkunganlah yang berpengaruh terhadap pembentukan
dirinya. Lingkunganlah yang mengisi kertas kosong tersebut yang
dinamakan pengalaman. Pengalaman-pengalaman anak akan
berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak.
b. Jean Jacques Rousseau
Jean Jaques Rousseau adalah salah satu filsuf yang
mendasari teori maturisional yang beranggapan bahwa yang
berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah berasal dari anak
sendiri atau berkembang secara alami. Pendidikan harus
membiarkan anak tumbuh tanpa intervensi dengan cara tidak
membandingkan anak antara satu dengan yang lainnya.
Dalam pemikirannya Rousseau beranggapan bahwa anak
lahir dalam keadaan baik, lingkunganlah yang membuat anak
menjadi tidak baik.
c. Friedrich Froebel
Menurut Froebel, sejak lahir dan menjalani masa kanak-
kanak, seseorang harus menjalani hidup sesuai perkembangannya.
Secara kodrati, seorang anak membawa sifat baik, sifat buruk anak
muncul karena pendidikan yang salah.
Froebel juga mengajurkan agar indera anak dilatih dengan
pengamatan, eksplorasi atau peragaan terhadap makhluk hidup,
melalui hal tersebut anak akan belajar, berpikiran kemudian
melakukan atau yang biasa disebut learning by doing. Tahun 1831
Froebel mendirikan Kindergarten. Konsep kindergarten Froebel
sangat terkenal dan menjadi rujukan di berbagai Negara, bahkan di
Indonesia konsep Froebel terkenal pada masa sebelum
kemerdekaan.
d. Maria Montessori
Maria Montessori adalah seorang dokter bidang penyakit
anak yang meyakini bahwa pendidikan dimulai sejak lahir. Bayi
yang masih kecil perlu dikenalkan dengan orang-orang dan suara-
suara, diajak bermain dan bercakap-cakap agar anak-anak dapat
berkembang menjadi anak yang normal dan bahagia.
Dasar pendidikan Montessori yaitu penghargaan terhadap
anak, absorbent mind (pemikiran yang cepat menyerap), sensitive
periods (masa peka), penataan lingkungan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan anak, pendidikan diri sendiri
(pedosentris), dan kebebasan”.
e. Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia,
dan karena kegigihannya ia dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan
Indonesia. Dewantara mendirikan Taman Indria untuk anak usia
dini. Pandangan Dewantara tentang pendidikan adalah ing ngarso
sung tulodho, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani
artinyadi depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan
di belakang memberikan daya kekuatan.
f. Howard Gardner
Gardner adalah tokoh yang terkenal dengan pemikirannya
tentang kecerdasan jamak, dalam pemikiran Gardner setiap anak
adalah cerdas, tugas guru adalah mengarahkannya agar anak
menjadi cerdas. Dimensi kecerdasan menurut Gardner antara lain:
kecerdasan bahasa, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan
musik, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan visual-spasial,
intrapersonal, interpersonal, naturalis dan spiritual.
5. Karakteristik anak usia dini
Pada masa usia dini karakteristik anak sangat berbeda
dibandingkan dengan karakteristik tahapan selanjutnya, beberapa
karakteristik anak usia dini menurut Hartati (2005:8), adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia yang ada di
sekitarnya. Pada masa bayi anak mencoba meraih benda-benda yang
ada di sekitarnya kemudian pada usia hampir 1 tahun anak suka
mengambil kemudian membuang mainan yang dimainkannya, pada
usia 3-4 tahun anak sudah mulai bisa membuat kalimat dengan 4-5
kata, pada masa ini anak-anak suka membongkar pasang mainan
yang ada di sekitarnya.
Pada usia 5-7 tahun kemampuan anak untuk membuat kalimat
sudah mulai menyerupai orang dewasa. Pada masa ini anak juga
memiliki keingintahuan yang besar terhadap lingkungannya,
sehingga anak kerap bertanya pada orang dewasa baik itu guru
maupun orangtua tentang hal-hal yang dianggap menarik oleh anak,
dan sebaiknya orang tua menanggapi pertanyaan anak dengan baik
pula bahkan bisa juga orangtua balik bertanya pada anak, hal ini
untuk merangsang daya pikir dan penalaran anak.
b. Merupakan pribadi yang unik
Secara umum pola perkembangan anak usia dini adalah sama,
namun perlu disadari bahwa tiap-tiap anak memiliki keunikannya
sendiri-sendiri. Bahkan meskipun anak tersebut kembar. Keunikan
ini dapat berasal dari faktor genetis maupun berasal dari faktor
lingkungan anak. Guru sebagai pendidik harus benar-benar
memahami hal ini sehingga guru dapat memahami kebutuhan tiap-
tiap anak dalam pembelajarannya.
c. Suka berfantasi dan berimajinasi
Anak usia dini sangat suka berimajinasi dan berfantasi
dengan pikirannya, kemudian anak dapat menceritakannya dengan
begitu antusias seolah-olah dia mengalaminya sendiri, padahal bisa
saja hal tersebut hanya hasil dari imajinasi anak. Kadang anak usia
dini juga belum bisa membedakan dengan jelas antara kenyataan
dan fantasi, sehingga seringkali orang dewasa menganggap anak
berbohong.
Fantasi dan imajinasi pada anak sangat penting bagi
pengembangan kreativitas dan bahasanya. Untuk itu anak perlu
untuk mendapatkan bimbingan agar dapat membedakan antara
kenyataan dan fantasi, maupun fantasi dan imajinasi anak. Fantasi
menurut Lubis (2010) adalah kemampuan membentuk tanggapan
baru dengan pertolongan tanggapan yang sudah ada. Sedangkan
imajinasi adalah kemampuan anak untuk menciptakan suatu objek
atau kejadian tanpa didukung data yang nyata, contohnya: adalah
teman imajiner bagi anak.
d. Masa paling potensial untuk belajar
Pada usia 0-8 tahun perkembangan otak anak dapat
mencapai 80%, sehingga jika anak diberikan stimulus-stimulus
yang dapat merangsang otak anak maka neuron-neuron yang ada
dalam otak anak akan berkembang atau bercabang-cabang sehingga
akan akan menjadi lebih cerdas. Namun pengalaman-pengalaman
yang diperoleh anak akan menetap jika digunakan secara terus-
menerus namun akan menyusut jika tidak digunakan. Pada masa
inilah disebut masa golden age yang merupakan masa paling
potensial untuk anak dalam belajar guna mengoptimalkan tumbuh
kembang anak.
e. Menunjukkan sikap egosentris
Egosentris artinya berpusat pada aku, artinya anak usiadini
pada umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut pandangnya
sendiri, bukan sudut pandang orang lain. Seorang ahli anak, Jean
Piaget memasukkan karakter tersebut pada tahapan kognitif
praoperational pada usia 2-7 tahun.
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
Menurut Berg (1988) disebutkan bahwa sepuluh menit
adalah waktu yang wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat
duduk dan memperhatikan sesuatu secara nyaman. Daya perhatian
yang pendek membuat ia sangat sulit untuk duduk dan
memperhatikan sesuatu untuk jangka waktu yang lama, kecuali
terhadap hal-hal yang menyenangkan, pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bervariasi dan
menyenangkan.
g. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Anak usia dini mulai bisa berinteraksi dengan lingkungan
di sekitarnya, pada masa ini anak akan belajar memahami
kepentingan orang lain, belajar mengalah, berbagi dan mengantri,
dalam hal ini anak juga belajar berperilaku sesuai harapan
sosialnya karena ia membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
6. Aspek-aspek perkembangan anak usia dini
a. Perkembangan Kognitif
Jean Piaget adalah seorang Psikolog Swiss yang terkenal,
Piaget menyebutkan bahwa proses kognitif yang penting dalam
otak anak adalah skema, asimilasi dan akomodasi, organisasi, serta
ekuilibrasi.
Skema dalam teori Piaget adalah tindakan atau representasi
mental yang mengatur pengetahuan. Asimilasi adalah masuknya
informasi baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada (skema).
Akomodasi adalah penyesuaian skema agar sesuai dengan
informasi dan pengetahuan baru. Organisasi adalah
pengelompokkan perilaku yang terisolasi ke dalam sebuah sistem
kognitif dengan susunan yang lebih tinggi yang berfungsi secara
lebih lancar, pengelompokan atau penyusunan hal-hal ke dalam
kategori-kategori. Ekuilibrasi mekanisme yang diajukan Piaget
untuk menjelaskan bagaimana anak-anak beralih dari satu tingkat
pemikiran ke tingkat yang berikutnya
(Santrock,2009:48-49). Piaget mengajukan empat tahapan
perkembangan anak sebagai berikut:
1) Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Dalam tahap ini bayi membangun pemahaman
tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman
sensori dengan tindakan motorik mereka, itulah mengapa
disebut tahap sensorimotor. Piaget berpendapat bahwa
benda-benda yang bersifat permanen adalah pencapaian
yang penting dalam masa bayi. Pencapaian kedua adalah
kesadaran bertahap bahwa ada perbedaan atau batas antara
diri sendiri dan lingkungan sekitar. Menurut Piaget, seperti
inilah kehidupan mental bayi. Pada akhir periode
sensorimotor, anak dapat membedakan antara diri sendiri
dan dunia, serta sadar bahwa benda akan terus ada.
2) Tahap Pra operasional (2-7 tahun)
Tahap ini lebih simbolik daripada tahapan
sensorimotor, pada tahap ini ditandai dengan anak bersifat
egosentris dan intuitif daripada logis.
3) Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahapan ini anak sudah dapat berpikir
melibatkan penggunaan konsep operasi. Anak-anak lebih
berkembang lagi dalam hal pemikirannya. Pemikiran logis
menggantikan pemikiran intuitif, tetapi hanya dalam situasi
yang konkrit. Terdapat ketrampilan mengklasifikasikan,
tetapi persoalan yang abstrak tetap tidak terselesaikan.
4) Tahap Operasional Formal (11-15 tahun hingga masa
dewasa).
Pada tahapan ini individu-individu mulai mengambil
keputusan berdasarkan pengalaman nyata dan berpikir lebih
abstrak, idealis dan logis. Pemikirannya bertambah dewasa
dan jauh lebih matang. Pentingnya masa anak dan
karakteristik anak usia dini menuntut pendekatan yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang memusatkan
perhatiannya pada anak ( Mansur 2005:91).
7. Pengertian permainan dan bermain
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2007:698)
per.ma.in.an; Nomina (kata benda); sesuatu yang digunakan untuk
bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan; mainan.
Permainan berasal dari kata “main” yang diberi imbuhan awalan
“per” dan akhiran “an”. Main artinya melakukan sesuatu yang
menyenangkan hati, namun karena diberi imbuhan maka berubah
menjadi kata benda yang artinya sesuatu yang dapat menyenangkan
hati. Menurut Musfiroh (2015:7.6). Pengertian lainnya adalah
permainan merupakan alat/sesuatu untuk mempelajari fungsi hidup
sebagai persiapan untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya.
Setiap permainan memiliki karakteristik, tujuan dan fungsi yang
berbeda. Permainan adalah media bagi anak untuk bermain
(Fatimaningrum, 2008).
Sedangkan Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi sebagian besar dari
kehidupannya dengan bermain. Arti lain dari kata bermain sama dengan
istilah main yakni menunjuk pada aktivitas seseorang yang melakukan
suatu jenis permainan. Contohnya: Rudi bermain bola.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberi
informasi dan mengembangkan imajinasi dalam suasana yang
menyenangkan bagi anak. Kegiatan bermain dapat dilakukan
menggunakan alat permainan maupun tidak (Sudono, 2000).
Menurut Lev Vygotsky dalam Musfiroh (2015:1.11)
menyatakan bahwa “Bermain merupakan sumber perkembangan anak,
terutama aspek berpikir, anak tidak serta merta menguasai pengetahuan
karena faktor kematangan, tetapi karena adanya interaksi aktif dengan
lingkungan”.
Bermain merupakan aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak
karena menyenangkan, bukan untuk mendapatkan hadiah atau pujian.
Bermain sangat penting bagi anak seperti halnya kebutuhan makanan
sehat dan bergizi bagi perkembangan anak.
a. Karakteristik bermain
Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang
sangat penting. Dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu
mempunyai dorongan untuk bermain.
Bermain memiliki ciri-ciri khas antara lain :
Gambar 2.1 Ciri-ciri bermain
Sumber: Tadkiroatun Musfiroh (2008: 4 Cerdas melalui Bermain)
Dari Gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa kegiatan
bermain mengandung unsur: (1) menyenangkan dan
menggembirakan bagi anak; anak menikmati kegiatan bermain
tersebut; mereka tampak riang dan senang; (2) dorongan bermain
bermain muncul dari anak bukan paksaan orang lain; (3) anak
melakukan secara spontan dan suka rela; anak tidak merasa
diwajibkan; (4) semua anak ikut serta secara bersama-sama sesuai
peran masing-masing; (5) anak berlaku pura-pura, atau
memerankan sesuatu; anak pura-pura marah atau menangis; (6)
anak menetapkan aturan main sendiri, baik aturan yang diadopsi
dari orang lain maupun aturan yang baru; aturan main itu dipatuhi
oleh semua peserta bermain; (7) anak berlaku aktif; mereka
CIRI-CIRI
BERMAIN Motivasi dari dalam diri
anak
Aturan sesuai dengan
kebutuhan
Menyenangkan &
menggembirakan
Anak-anak terlibat aktif
bersama-sama
Fleksibel (anak bebas
memilih & beralih)
Spontan dan sukarela
Berpura-pura, tidak
beneran
Anak harus aktif
bergerak dan berfikir
melompat atau menggerakkan tubuh, tangan dan tidak sekedar
melihat; (8) anak bebas memilih mau bermain apa dan beralih ke
kegiatan bermain lain; bermain bersifat fleksibel
b. Tahapan-tahapan perkembangan bermain anak usia dini
Sofia Hartati (2005: 92) membagi tahapan bermain di bagi menjadi
tiga tahap, yaitu:
1) Exploration Play (0 – 2 tahun); Dalam tahap ini anak sudah
mulai timbul rasa ingintahunya untuk menjelajahi dunia
sekitar dan dirinya sendiri.Anak akan bergerak ke sana ke
mari hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya, dilakukan
tanpa aturan serta tujuan yang jelas.
2) Competency Play (3 – 6 tahun); adalah tahap anak melakukan
aktivitas dengan cara meniru orang lain yang dilihatnya. Pada
tahap ini anak sudah mulai mampu untuk mencapai tingkat
keterampilan tertentu, misalnya cara memegang sendok
makan atau pensil.
3) Achievement Play (7 – 10 tahun); adalah tahap permainan di
mana anak sudah mulai melakukan kegiatan bermain yang
sifatnya kompetitif. Kegiatan ini dilakukan karena anak sudah
ingin menunjukkan pretasinya. Kegiatan main pada tahap ini
contohnya bermain sepak bola.
c. Manfaat bermain bagi anak
Manfaat bermain dari berbagai aspek perkembangan anak
adalah sebagai berikut:
1) Fisik–Motorik: Anak terlatih motorik kasar dan halusnya serta
otot-otot tubuh terbentuk dengan baik.
2) Sosial-Emosional : Mendorong anak meninggalkan pola pikir
egosentris karena anak mulai bersosialisasi.
3) Kognitif: Bermain dapat meningkatkan kemampuan
konsentrasi anak, meningkatkan kemampuan anak dalam
memecahkan masalah, juga meningkatkan kreativitas anak
(Fatimaningrum, 2008).
d. Prinsip Bermain
1) Prinsip bermain bagi anak usia dini disesuaikan dengan usia,
minat, kemampuan, bakat, dan tingkat perkembangan yang
berbeda-beda pada setiap anak. Anak merupakan pribadi yang
unik.
2) Bermain dapat memberikan pengalaman nyata bagi masing-
masing anak sehingga anak termotivasi memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna.
3) Proses bermain dilakukan dalam suasana gembira,bebas dari
rasa takut akan salah, tidak ada paksaan, boleh berpendapat
dan keinginan antara anak-anak dengan temannya
(Fatimaningrum, 2008).
e. Tujuan bermain bagi anak usia dini
Adapun tujuan bermain antara lain :
1) Anak merasa senang.
2) Anak berlatih menggunakan seluruh inderanya.
3) Anak aktif melakukan kegiatan.
4) Anak belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan
belajar memecahkan masalah.
5) Mengembangkan rasa ingin tahu, harga diri, percaya diri, dan
anak belajar mengembangkan nilai-nilai.
6) Anak memperoleh pengalaman nyata.
7) Anak menuju kemandirian (Fatimaningrum, 2008).
Banyak jenis permainan yang bisa diajarkan pada anak, semua
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan anak. Bermain
dengan angka sebelum anak pandai berhitung langkah pertama adalah
mengerti tentang arti angka.
Mutiah (2012) dalam Psikologi bermain anak usia dini
menyatakan bahwa”belajar huruf dan angka merupakan
pembelajaran yang sangat penting bagi keberhasilan anak dimasa
yang akan datang. Burns dalam bukunya math thier way keduanya
mendasarkan pada teori Piaget yang menunjukkan bagaimana
konsep matematika yang sudah dapat diperkenalkan melalui dari
usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (aritmatika, berhitung),
pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi,
probabilitas, pemecahan masalah”.
Kemampuan berhitung permulaan pada anak berbeda-beda
bila anak mendapatkan stimulasi yang baik maka kemampuan anak
juga akanlebih baik dibandingkan anak yang tidak mendapatkan
stimulasi.
Bermain adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi
anak. Melalui kegiatan bermain, semua aspek perkembangan anak
ditumbuhkan sehingga anak menjadi lebih sehat sekaligus cerdas.
Anak-anak bermain dengan menggunakan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Kesenangan merupakan salah satu
elemen pokok dalam bermain. Anak akan terus bermain sepanjang
aktivitas tersebut menghiburnya. Permainan adalah stimulasi yang
sangat tepat bagi anak (Adriana:2013:46).
Demikian besar peran bermain dalam kehidupan anak
sebagaimana diungkapkan oleh banyak ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bermain atau permainan merupakan sarana
utama dalam pengembangan berbagai aspek perkembangan anak
yaitu Nilai Agama dan Moral, Bahasa, Fisik Motorik, Sosial
Emosi, Kognitif dan Seni, yang memiliki karakteristik, tujuan dan
fungsi sebagai persiapan untuk menghadapi kehidupan yang
sebenarnya.
8. Kajian Materi
a. Permainan Lingkaran Warna
Lingkaran menurut Kamus Besar BahasaIndonesia (KBBI
2007) artinya garis melengkung yang kedua ujungnya bertemu
pada jarak yang sama dari titik pusat: bundaran. Lingkaran dalam
matematika termasuk katagori bangun datar yang luas dan
kelilingnya dapat diukur.
Arti warna menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh
benda-benda yang dikenainya; corak rupa, seperti biru dan hijau
(KBBI 2007). Dari arti kata- kata di atas dapat disimpulkan bahwa
Lingkaran Warna adalah bangun datar berbentuk bundar dengan
corak rupa/warna .
Lingkaran Warna adalah istilah yang digunakan peneliti
sebagai alat bermain berbentuk bangun datar dengan corak warna
di dalamnya.
Permainan Lingkaran Warna yang dipilih dalam pemberian
tindakan kelas adalah media bagi anak dalam pembelajaran
berhitung permulaan pada anak kelompok A di PAUD Harapan
Umat. Permainan ini yang menggunakan bangun datar berbentuk
lingkaran dengan warna- warni yang beraneka ragam. Diharapkan
saat anak-anak melakukan permainan tidak merasa jenuh dan bosan
karena pembelajaran berhitung identik dengan angka-angka saja,
namun dengan alat peraga tersebut anak-anak lebih tertarik, senang
dan bersemangat dalam belajar sehingga kemampuan berhitung
permulaan yang disampaikan berkembang dengan baik.
1) Alat dan bahan
Adapun media lingkaran warna terbuat dari :
Matte terbuat dari kain atau MMT berbentuk lingkaran yang
dibagi menjadi sepuluh bagian dengan warna yang berbeda
yang terdapat tulisan angka 1-10
2) Alat pelengkap:
a) Kertas Asturo berbentuk Lingkaran dengan berwarna-
warni terdapat angka dari 1-10
b) Wadah/tempat berupa penampan dan baskom plastik
c) Bola kecil berwarna-warni.
3) Cara Main
Cara bermain dalam permainan Lingkaran Warna adalah
sebagai berikut:
a) Setiap anak berdiri sambil memegang tepi lingkaran,
lalu berjalan memutar dan bernyanyi “Lingkaran kecil-
lingkaran kecil lingkaran lingkaran kecil, lingkaran
besar, lingkaran besar lingkaran besar, besar, besar,
semakin besar, besar besar, duduk yang manis.
b) Anak duduk melingkar di tepi Lingkaran Warna
c) Anak berdoa/membaca Basmallah sebelum permainan
dimulai
d) Bernyanyi lagu yang berhungan angka/ bilangan .Contoh
lagu yang berhubungan dengan bilangan misalnya; Lagu
Tentang Angka, Lagu Cari Ilmu,“ Satu, dua, tiga, empat
lima, enam, tujuh, delapan. Siapa rajin ke sekolah cari
ilmu sampai dapat. Sungguh senang amat senang,
bangun pagi-pagi sungguh senang” .
e) Guru mengenalkan bilangan-bilangan yang terdapat pada
lingkaran juga nama-nama warna dan memberitahukan
peraturan saat bermain.
f) Guru mengabsen nama anak. Anak yang dipanggil
namanya melompat memutari lingkaran sambil berhitung
dari angka 1-10.
g) Anak mengambil salah satu pelengkap alat permainan
yang bentuk lingkaran terbuat dari kertas asturo yang
terdapat angka-angka dari 1-10 secara acak .
h) Anak mengambil bola/benda lain seperti bendera,
sesuai angka yang terdapat pada kertas yang diambil
anak.
i) Pemberian pujian (reward) bagi anak yang sudah
menyelasaikan permainan.
j) Penutup, bernyanyi dan bertepuk tangan dengan
menyanyikan lagu yang berhubungan dengan angka atau
bilangan.
b. Kelebihan Media Lingkaran Warna
Kelebihan yang dimiliki oleh media lingkaran warna antara
lain adalah:
1) Tidak mudah rusak/awet; karena terbuat dari bahan MMT
plastik, dan anti air.
2) Praktis; penyimpanan dan perawatannya; bila terkena noda
mudah membersihkan, mudah dalam penggunaan dan cara
penyimpanannya hanya dilipat dan disimpan di almari
atau rak APE
3) Sebagai alas tempat duduk secara melingkar saat circle
time (kegiatan pembukaan) berlangsung.
4) Dapat dipakai sebagai media pembelajaran di dalam
(Indoor), maupun di luar kelas (Outdoor).
5) Dapat merangsang aspek-aspek perkembangan anak
melalui permainan.
6) Bila guru kreatif alat ini dapat dijadikan media
pembelajaran yang lain sesuai tema atau sub tema yang
sedang berlangsung
7) Sebagai media pembelajaran yang menyenangkan
sehingga anak tidak mudah jrnuh dan bosan.
c. Kekurangannya
Bila guru tidak dapat mengkondisikan anak,anak akan
berebut bermain sehingga dapat memicu kegaduhan sehingga
tujuan dari pembelajaran tidak tersampaikan.
d. Pengembangan Kemampuan Berhitung melalui permainan
Lingkaran Warna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengembangan
(KBBI,2007:538) artinya mekar terbuka atau membentang;
menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah
sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan
sebagainya.
Pengembangan/pe·ngem·bang·an/n artinya proses, cara,
perbuatan mengembangkan, menjadikan maju (baik,sempurna
dan sebagainya); upaya meningkatkan mutu. Pengembangan
dapat disimpulkan bahwa suatu cara, proses yang diciptakan
untuk meningkatkan mutu agar menjadi lebih baik atau
sempurna.
Aspek- aspek yang dapat dikembangkan dalam permainan
Lingkaran Warna adalah :
1) Nilai Agama dan Moral : membiasakan berdoa/ basmallah
sebelum dan sesudah melakukan permainan
2) Kognitif: mengurutkan angka, mengenal konsep angka,
mengenal warna, dan posisi.
3) Bahasa: memahami intruksi guru, menjawab pertanyaan
yang dilontarkan guru
4) Fisik motorik: bergerak maju (berjalan, melompat,
engklek), bertepuk tangan.
5) Sosial emosional: Sabar menunggu giliran, membiasakan
antre, tertib, mau mengikuti aturan main.
6) Seni: mampu menyanyikan lagu yang dinyanyikan
sebelum/sesudah bermain.
H. Kajian Pustaka
Penelitian tentang pengembangan berhitung melalui permainan
sesungguhnya sudah beberapa kali dilakukan tetapi menggunakan media
yang berbeda. Seperti pada skripsi kali ini penulis mencoba melakukan
penelitian untuk mengembangkan kemampuan berhitung namun
menggunakan media yang lain yaitu Lingkaran Warna, apakah dengan
permainan lingkaran warna anak akan berkembang kemampuan
berhitungnya seperti hasil penelitian yang terdahulu yang menggunakan
media permainan lain?
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari
penelitian-penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik
mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu,
peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam
rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori
yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh
landasan teori ilmiah.
1. Skripsi Suharsih, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tahun 2013/2014 dengan judul “Mengembangkan Kemampuan
berhitung Melalui Permainan kartu Angka pada Anak Kelompok B
di TK Pertiwi II Sine Sragen Tahun Ajaran 2013/2014”
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis
komparatif dan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terjadi pengembangan kemampuan berhitung dengan bermain
kartu angka. Kemampuan berhitung anak pada prasiklus mencapai
37,34%, pada siklus I meningkat menjadi 68,13% dan meningkat
lebih baik lagi pada siklus II yaitu 87,97%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hartinah (2012) meningkatkan
kemampuan berhitung melalui metode bermain dengan media golf
buah di Taman kanak-kanak Negeri Pembina, kelompok B2 Tahun
Pelajaran 2011/2012 Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan berhitung melalui permainan golf buah. Peneliti
menciptakan sebuah permainan dengan menggunakan bola dan
gambar buah-buahan. Permainan ini dapat dimanfaatkan dan
diarahkan kepada persiapan untuk mengenal konsep bilangan
sebagainya. Hasil dari penelitian dari kondisi awal anak yang belum
mampu adalah 50%, pada siklus I hasilnya 75% anak meningkat
kemampuan berhitungnya dan di siklus II 100%.
3. Hasil penelitian dari Lusi Dwi Martiana, Mahasiswa PG-PAUD IKIP
Veteran Semarang pada anak kelompok B1 di TK Muslimat NU
Kaliwungu Kendal yang menggunakan metode bermain dengan
media ular tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui
metode bermain dengan media ular tangga dapat meningkatkan
kemampuan berhitung pada anak yang meliputi mampu membilang/
menyebut urutan bilangan dari 1-20, menunjuk urutan benda untuk
bilangan 1-20, menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan
dengan benda-benda1 sampai 10.Hasil belajar anak yang meningkat
secara signifikan dari siklus I ke siklus II, yaitu pada siklus I 20%
meningkat menjadi 80%, anak yang cukup mampu mengalami
penurunan pada siklus I 30% turun menjadi 15% pada siklus II.
Dilihat dari ketuntasan hasil belajar, anak belum mampu dari siklus I
50% menjadi 5%, sedangkan pada anak yang mampu dan cukup
mampu pada siklus I 50% meningkat menjadi 95% pada siklus II.
Dari hasil penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa variasi dalam pembelajaran memiliki peranan penting dalam
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak. Penggunaan
metode pembelajaraan yang tepat sangat berpengaruh kepada hasil
yang akan diterima oleh anak. Penerapan metode bermain sangat
sesuai dengan tahap perkembangan anak yang membutuhkan
wahana dalam mengembangkan semua aspek-aspek
perkembangannya, baik perkembangan fisik, perkembangan
kognitif maupun perkembangan emosionalnya. Dapat mendorong
minat anak untuk belajar, dengan bermain anak biasanya tidak
menyadari bahwa ia sedang belajar sesuatu sebab yang menjadi
fokus utama mereka adalah ketertarikan terhadap bermainnya.
Dengan menggunakan media permainan, pengembangan
kemampuan berhitung pada anak dapat diterima dengan baik tanpa
merasa terbebani karena disampaikan dalam suasana yang
menyenangkan.
Adapun perbedaan yang dapat ditemukan pada
pengembangan kemampuan berhitung melalui Permainan
Lingkaran Warna antara lain:
1. Alat bantu/media pelengkapnya lebih variatif sesuai kreasi
yang diberikan oleh guru. Misalnya: Bola, bendera, kelereng
dan benda-benda yang dapat membuat anak merasa senang
ketika bermain dan belajar melalui permainan ini.
2. Sebagai stimulan semua aspek perkembangan anak karena di
dalam permainan Lingkaran Warna tersebut keenam aspek
perkembangan dapat dikembangkan misalnya aspek Nilai
Agama dan Moral (NAM), aspek Bahasa, aspek Kognitif,
aspek Fisik Motorik, aspek Sosial Emosional dan Seni.
3. Dapat digunakan sebagai media pembelajaran selain
mengembangkan kemampuan berhitung.
Dapat disimpulkan bahwa permainan Lingkaran Warna
selain digunakan sebagai media pengembangan kemampuan
berhitung namun dapat juga mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak yang lainnya (multi fungsi).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Sejarah berdirinya PAUD Harapan Umat
Berdiri pada tanggal 12 Januari 2008 di bawah pengelolaan para
pengurus dari Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Banyubiru
seperti Ibu dr. Sholeka Kurniawati, Ibu Hj. Sri Rahayu, dan ibu
Yuriah, S.E.dari Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah dr.
Muhammad Pratiknyo mempunyai mimpi mendirikan lembaga usia
dini dengan konsep pengasuhan berdasarkan nilai-nilai keislaman
yang diberikan pada anak sebagai dasar dan pedoman hidupnya kelak.
Hasil dari musyawarah bersama dan dimotori oleh Aries Eko
Retnowati, S.Psi dan Larasati Handayani, S.Psi kemudian berdirilah
sebuah lembaga pendidikan anak usia dini yang diberi nama “PAUD
Harapan Umat.”
PAUD Harapan Umat menempati ibangunan, yang berdiri di tanah
wakaf Bapak H. Ahmad. Bangunan itu dibangun berawal untuk Panti
Asuhan yang dikelola oleh pengurus Pimpinan Cabang Aisyiyah
Banyubiru namun karena ada sesuatu hal kemudian anak-anak panti
dipindahan ke tempat yang baru di Dusun Pundan, lalu bangunan
tersebut dialih fungsikan untuk Balai Pengobatan Masyarakat. Namun
tidak berkembang sebagaimana yang diharapkan sehingga Balai
Pengobatan ditutup. Agar bangunan tersebut memberikan kemanfaatan
maka bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan belajar dan bermain
PAUD Harapan Umat.
Pada tahun pelajaran awal mendapat murid 11 anak dengan 4
orang pendidik melayani kelas Kelompok Bermain (KB). Ibu Aries
Retnowati, S.Psi menjabat Kepala/Koordinator PAUD dan Ibu
Yuriah, S.E. sebagai Pengelolanya. Tahun demi tahun muridnya
bertambah. Berdasarkan beberapa usulan dari wali murid kepada pihak
sekolah agar membuka Taman Kanak-kanak untuk menampung
lulusan dari Kelompok Bermain.
Seiring berjalannya waktu ternyata kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga PAUD Harapan Umat semakin besar dan daya
tampung gedung sekolah sudah tidak memadai dan tidak kondusif
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pengurus PAUD
membangun gedung baru yang berdiri di kompleks Panti Asuhan Al
Maun yang berada di Dusun Tawangrejo Desa Banyubiru Kecamatan
Banyubiru, yang Insya Allah akan mulai aktif dalam tahun
pembelajaran 2018/2019.
2. Profil PAUD
a. Identitas Lembaga
Nama Lembaga : PAUD HARAPAN UMAT
Alamat : Jalan Durian No.17 RT. 01/ RW.06
Dusun Kebonbawang Desa Kebondowo
Kec. Banyubiru Kab. Semarang
Kode Pos 50664 Provinsi Jawa Tengah
Yayasan : Aisyiyah
Berdiri : 12 Januari 2008
Akta Notaris : Nomor17 Tahun 2011
No.Ijin Operasiunal : 421.9/ PAUD /2014
NPSN : 69778296
Jumlah rombel : 6 rombel
Email : harapanumat08@gmail.com
b. Visi dan Misi
1) Visi :
Mewujudkan anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria dan
berakhlak mulia.
2) Misi :
(a) Mengembangkan kemampuan dasar, melalui kegiatan
yang terencana sesuai dengan tahap perkembangan
anak seperti: Perkembangan Nilai Agama dan Moral,
Bahasa, Kognitif, Fisik Motorik, Sosial Emosi dan
Seni.
(b) Mengembangkan pembiasaan hidup sehat dan bersih,
baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
(c) Menanamkan konsep belajar sambil bermain, membuat
anak merasa nyaman dan senang sehingga tumbuh
menjadi anak percaya diri aktif serta kreatif.
(d) Menanamkan nilai-nilai keimanan pada anak untuk
menyiapkan anak yang berakhlakhul karimah,
mencintai Allah dan menjadikan Rasulullah
Muhammad SAW sebagai suri teladan.
3. Tujuan
Membentuk anak yang berkarakter Islami dan berkualitas, yaitu
anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan aspek
perkembangan dan memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
dasar.
4. Keadaan murid dan guru
a. Jumlah murid keseluruhan
Jumlah murid PAUD Harapan Umat pada tahun pelajaran
2017/2018 berjumlah 59 anak dengan bentuk layanan Kelompok
Bermain dan Taman Kanak-kanak dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah murid PAUD Harapan Umat Tahun Pelajaran 2017/2018
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Murid Laki-Laki Perempuan
Ali
( Kelompok Bermain) 5 4 9
Utsman
(Kelompok Bermain ) 5 3 8
Umar
(Kelompok A) 12 10 22
Abu Bakar
( Kelompok B) 5 15 20
Jumlah 27 31 59
Sumber : PAUD Harapan Umat
b. Keadaan murid kelompok A
Adapun daftar nama-nama murid kelompok A di PAUD
Harapan Umat yang akan diamati tertera pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2. Daftar Murid Kelompok A.
No Nama Murid JenisKelam
in
Tempat Tanggal
Lahir
1. Ahmad Wildhanu Laki-laki Kab. Semarang,
13/11/2012
2. Airine Maythasa
Putri
Perempuan Kab.Semarang,
15/06/2012
3. Aghistna Khaurin
Asmarani
Perempuan Cilacap, 10/08/2012
4. Azka Ulil Mubarok Laki-laki Kab. Semarang,
5/12/2012
5. Bintang Rizky
Ardiandra
Laki-laki Semarang,
28/10/2012
6. Batrisya Salma Perempuan Kab.Semarang,
24/03/2013
7. Carissa Aulia Putri Perempuan Kab.
Semarang,6/3/20
13
8. Dafa Ibnu Hafiz Laki-laki Kab.
Semarang,11/02/
2013
9. Danang Febriawan Laki-laki Kab.Semarang,
27/02/2013
10. Dedy Dharma
Rahesya
Laki-Laki Kab.Semarang,
12/06/2013
11. DestaAdityan Laki-laki Kab. Semarang,
6/10/2012
12. Dzaki Rafa Syarif Laki-laki Kab.Semarang,5/
12/202
13. Fanisa Azzahra Perempuan Kab.Semarang,8/
29/202
14. Hafiz Widyadhana
Pratama
Laki-laki Kab. Semarang,
6/15/2012
15. IqlimaSyailila
Aqwa
Perempuan Kab.Semarang,
27/07/2012
16. Kenzie Hayfa Putra Laki-laki Kab.Semarang,
04/01/2013
17. Langit Aditya
Ramadhan
Laki-laki Kab.Semarang
20/06/2012
18. Naura Maharani
Suryanto
Perempuan Kab.Semarang,
07/04/2013
19. Nillanida
Mahardika
Perempuan
Kebumen, 12/10/2012
20. Rangga Athala Laki-laki Kab. Semarang,
09/12/2012
21. Unafikha Syafa
Aulia Putri
Perempuan Kab. Semarang ,
09/06/2012
22. Umi Nafa Litfia Perempuan Kab. Semarang,
09/07/2012
c. Keadaan guru PAUD Harapan Umat
Adapun pendidik di PAUD Harapan Umat berjumlah 6 orang.
Masing-masing mempunyai tugas mengajar sesuai tugas yang
diberikan pengelola. Adapun nama-nama guru di PAUD Harapan
Umat adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.3. Keadaan Guru
No
.
Nama Tempat Tanggal
Lahir
Jabatan
1. Tati Rahmawati Labuan,
07/10/1970
Koordinator
& Guru
Kelompok B
2. Solikatun, S.Ag. Pati, 17/08/1975 Guru
Kelompok B
3. Larasati Handayani,
S.Psi
Batang ,26/05/1975 Guru
Kelompok B
4. Nurhayati, A.Mad. Bantul, 08/08/1977 Guru
Kelompok A
5. Fatmawati Pontianak,
01/05/1982
Guru
Kelompok
Bermain
6. Nur Khoeriyah Kebumen,
12/10/1985
Guru
Kelompok
Bermain
Sumber PAUD Harapan Umat
a. Struktur Kepengurusan PAUD Harapan Umat
b.
c.
a.
PELINDUNG
DikdasmenAisyiyah
Banyubiru
SEKETARIS
Intan Risana
KETUA PENGELOLA
Jumiati, S.Pd.
BENDAHARA
Siti Sofiatun
PENYELENGGARA
PIMPINAN CABANG
AISYIYAH BANYUBIRU
PEMBINA
dr. H.M.Pratiknyo
Hj. Sri Rahayu
KOMITE SEKOLAH
Rina Nofiana Lestari
KOORDINATOR
Tati Rahmawati
HUMAS
Misbahul Anwari, S.HI.
GURU KB
Fatmawati
Nur Khoeriyah
GURU TK
Solikhatun, S.Ag.
Larasati Handayani,
S.Psi
Nurhayati, A.Mad.
Gambar 3.1.Struktur Kepengurusan PAUD HarapanUmat
B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus
1. Data Pra Siklus
Dari data yang diperoleh perkembangan kemampuan
berhitung pada kelompok A didapatkan keterangan anak yang sudah
berkembang baik sebanyak 3 orang dari 22 anak, atau sebesar 13,6%.
Sedangkan yang lainnya masih belum berkembang yaitu sebanyak 19
anak atau 86,4%.
2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan saat
pembelajaran di semester II pada hari Rabu tanggal 4 April 2018 dari
jam 07.30-10.30.
Tahap pelaksanaan Siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Adapun perencanaan dalam penelitian ini akan dilaksanakan
dengan beberapa tahap, yaitu:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) dengan tema alam semesta
SISWA
2) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan, yaitu
Lingkaran warna dan alat permainan pelengkapnya.
3) Menyiapkan instrumen pengamatan berupa panduan
observasi untuk mengetahui kemampuan berhitung
permulaan pada anak, dan
4) Menyiapkan lembar tugas untuk anak sesuai tema dan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Pembukaan (30 menit)
(a) Kegiatan pembukaan guru membimbing anak berbaris di
depan kelas dengan rapi kemudian bersama-sama
membaca doa masuk kelas. Anak-anak masuk satu
persatu ke dalam kelas.
(b) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
(c) Guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar di
atas karpet dan membuka kelas dengan mengucapkan
salam lalu menanyakan kabarnya, dilanjutkan dengan
mengabsen daftar hadir siswa.
(d) Guru mengajak anak untuk berdoa sebelum belajar,
melantunkan surat Al Lahab dan An Nasr, dilanjutkan
dengan hafalan Hadits Kasih Sayang, do’a untuk Ayah
dan Ibu.
(e) Guru mengajak bernyanyi dan tepuk tangan lagu
“Bintang Kejora”. Guru bertanya hari, tanggal, bulan
dan tahun lalu menuliskannya di papan tulis.
(f) Guru bercerita tentang tema hari itu yaitu Alam
Semesta, Sub tema Benda-benda Langit dan berdiskusi
apa yang harus dilakukan sebagai rasa syukur kepada
Allah Subhanahu wata’ala atas segala nikmat yang
diberikan kepada kita juga atas ciptaannya berupa
benda-benda yang ada di alam semesta termasuk
matahari, bulan dan bintang.
3) Kegiatan Inti (60 menit)
(a) Guru menunjukkan Alat Permainan Lingkaran Warna
dan bertanya tentang seputar permainan dan alat-alat
penunjang permainan. Kemudian guru menyampaikan
bagaimana tata cara beserta tata tertib bermain dalam
permainan Lingkaran Warna. Dan mengingatkan agar
tetap tertib dalam bermain dan mengikuti permainan
sampai selesai.
(b) Guru mengajak anak berdiri sambil memegang tepi
lingkaran, lalu berjalan memutar dan bernyanyi:
“Lingkaran kecil-lingkaran kecil, lingkaran kecil,
lingkaran besar, lingkaran besar lingkaran besar,
besar, besar, semakin besar, besar besar, duduk yang
manis.
(c) Setelah anak-anak duduk di pinggir alat permainan
Lingkaran Warna, sebelum permainan dimulai
terlebih dahulu membaca Basmallah. Lalu guru
mengajak anak-anak untuk berhitung 1-10 bersama-
sama .kemudian menyanyikan lagu “Angka”. Sambil
bernyanyi anak-anak diajak untuk menunjukkan jari
tangannya sebanyak bilangan yang disebutkan.
Lagu yang dinyanyikan dalam pertemuan pertama ini
adalah: “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,
delapan. Siapa rajin ke sekolah cari ilmu sampai
dapat. Sungguh senang amat senang, bangun pagi-
pagi sungguh senang.
(d) Guru mengambil kertas warna yang tertulis simbol
bilangan dari 1-10 dan anak-anak diajak menebak
bilangan yang diperlihatkan guru.
(e) Guru menerangkan konsep bilangan dengan jumlah
benda yaitu dengan mengambil kertas warna yang
tertulis bilangan dari 1-10 , lalu guru mencontohkan
dengan banyaknya bola yang diambil sesuai dengan
bilangan yang terdapat pada kertas warna tersebut
(f) Anak–anak mulai mempraktekkan jalannya
permainan lingkaran warna dimulai dengan urutan
absensi kelas.
(g) Anak yang dipanggil namanya mulai meloncat dan
membilang dari angka 1-10. Dengan semangat
mulailah berhitung: satu lalu meloncat ke angka dua,
dan seterusnya sampai sepuluh, pandangan mata
diarahkan pada angka yang disebutkan. Hal ini agar
anak mengetahui simbol angka/bilangan. Jika sudah
menyelesaikan putarannya, guru mengajak anak-anak
untuk memberikan tepuk tangan.
(h) Anak mengambil kertas yang berbentuk lingkaran
yang terdapat salah satu angka, lalu menebak nama
angka yang tadi diambilnya. Kemudian mengambil
bola jumlahnya sesuai dengan angka yang
diambilnya. Anak yang tepat mengambil bola sesuai
dengan bilangan mendapatkan tepuk tangan yang
meriah dari teman-temannya sehingga anak-anak
senang dan termotivasi.
(i) Setelah semua anak sudah mendapat giliran,
permainan telah usai. guru mengajak anak-anak
untuk membereskan alat main yang sudah digunakan
dan duduk melingkar di sisi Lingkaran Warna seperti
semula.
(j) Guru menanyakan perasaan anak-anak setelah
bermain lingkaran warna guru menutup permainan
Lingkaran Warna dengan menyanyikan kembali lagu
berhungan dengan angka. Kemudian membaca
Hamdalah bersama-sama,.
(k) Guru bertanya tentang apa saja kegiatan yang sudah
dilakukan guru menguatkan konsep permaianan
lingkaran warna terutama mengenal angka, urutan
angka, dan konsep bilangan dengan banyaknya
benda.
(l) Guru memberikan pujian dan reward stempel bintang
pada anak yang sudah mau mengikuti permainan
lingkaran warna dan sebagai motivasi pada anak.
(m) Mengerjakan lembar tugas
(n) Jika sudah selesai mengerjakan lembar tugas anak-
anak dipersilahkan untuk mencuci tangan dan berdoa
karena waktu makan telah tiba.
4) Istirahat (30 menit)
Guru mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Kegiatan
ini dilakukan anak di luar kelas.
5) Penutup (30 menit)
Pada kegiatan akhir ini guru mengajak anak untuk
bercakap-cakap dan tanya jawab tentang kegiatanyang sudah
dilakukan. Mengajak anak- anak menyanyikan lagu.”Ambilkan
Bulan”, tepuk semangat, menyampaikan pesan moral pada
anak yaitu tentang budaya antri dan sabar saat menunggu
giliran serta menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan
esok hari.
Pembelajaran ditutup dengan do’a mau pulang, do’a
penutup majelis dan salam.
Demikian proses pembelajaran pada Siklus I.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Pada
tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya
pembelajaran mencakup aktivitas, perhatian dan motivasi siswa.
Observasi ini berpedoman pada indikator kemampuan berhitung
melalui permainan Lingkaran Warna. Selain kegiatan anak
peneliti juga mengamati aktivitas yang dilakukan guru di dalam
pembelajaran.
d. Refleksi
Guru melakukan refleksi dan evaluasi mengenai
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan di kelas.
Berdasarkan hasil refleksi, dapat diketahui kelemahan atau
kekurangan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada
di Siklus I, sehingga hal tersebut dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas berikutnya.
Ada beberapa kendala yang dihadapi saat tindakan kelas di
Siklus I dan peneliti berusaha untuk mencari solusi untuk
mengatasi kendala yang dihadapi.
Adapun beberapa kendala yang dihadapi antara lain:
1) Ada beberapa siswa yang bercanda dan mengobrol dengan
temannya
2) Beberapa anak kurang memperhatikan saat guru menjelaskan
tata tertib dan jalannya pembelajaran
3) Ada beberapa anak yang enggan mengikuti permainan karena
malu dan badmood.
Cara mengatasi kendala yang muncul:
1) Guru memindahkan posisi duduk anak yang suka bercanda dan
suka mengobrol dan memberi nasehat agar tetap konsentrasi.
2) Mengkondisikan anak agar memperhatikan dan sesekali
mengajak melakukan tepuk konsentrasi.
3) Memberikan motivasi pada anak agar mau mengikuti
permainan dan dan mengajak anak-anak untuk melakukan
tepuk semangat.
Tindakan kelas yang sudah dilakukan pada Siklus I menunjukkan
hasil yang belum memuaskan. Ada sebagian anak yang belum mampu
berhitung dengan lancar, belum mampu mengurutkan angka dengan
baikdan belum mampu mengenal beberapa nama/simbol bilangan.
Atas kesepakatan peneliti dan kolaborator akan melakukan tindakan
kelas berikutnya.
Di Siklus II yang akan dilakukan peneliti dan kolaborator berharap
kemampuan berhitung pada anak kelompok A dapat mengalami
peningkatan.
3. Pelaksanaan Siklus II
Pada Siklus II tindakan kelas yang dilakukan pada hari Senin,
tanggal 9 April 2018.
Adapun pelaksanaan pada Siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) dengan tema Alam Semesta.
2) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan,
yaitu Lingkaran Warna dan alat permaianan
pelengkapnya.
3) Menyiapkan instrumen pengamatan berupa panduan
observasi untuk mengetahui kemampuan berhitung
permulaan pada anak dan aktivitas guru dalam
pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar tugas untuk anak sesuai dengan
tema dan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Pembukaan (30 menit)
(a) Kegiatan pembukaan guru membimbing anak
berbaris di depan kelas dengan rapi kemudian bersama-
sama membaca doa masuk kelas. Anak-anak masuk satu
persatu ke dalam kelas.
(b) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
(c) Guru mengkondisikan anak untuk duduk melingkar
di atas karpet dan membuka kelas dengan
mengucapkan salam lalu menanyakan kabarnya,
dilanjutkan dengan mengabsen daftar hadir siswa.
(d) Guru mengajak anak untuk berdoa sebelum belajar,
melantunkan surat Al Lahab dan An Nasr, dilanjutkan
dengan hafalan Hadits Senyum itu Ibadah, do’a untuk
Kebaikan Dunia Akhirat.
(e) Guru mengajak bernyanyi dan tepuk tangan lagu
“Ambilkan Bulan Bu”. Guru bertanya hari, tanggal,
bulan dan tahun lalu menuliskannya di papan tulis.
(f) Guru bercerita tentang tema hari itu yaitu Alam
Semesta, Sub tema Benda-benda Langit .dan
berdiskusi apa yang harus dilakukan sebagai rasa
syukur kepada Allah Subhanahu wataala atas segala
nikmat yang diberikan kepada kita juga atas
ciptaannya berupa benda-benda yang ada di alam
semesta termasuk matahari, bulan dan bintang.
2). Kegiatan Inti (60 menit)
(a) Guru mengajak anak berdiri sambil memegang
tepi lingkaran, lalu berjalan memutar dan
bernyanyi “ Lingkaran kecil - lingkaran kecil
lingkaran lingkaran kecil, lingkaran besar,
lingkaran besar lingkaran besar, besar, besar,
semakin besar, besar besar, duduk yang manis.
Setelah anak-anak duduk di tepi lembaran
lingkaran warna.
(b) Guru mengajak anak-anak untuk terlebih dahulu
membaca Basmallah kemudian berhitung 1-10
bersama-sama, dan menyanyikan lagu “Angka”.
Sambil bernyanyi anak-anak diajak untuk
menunjukkan jari-jari tangannya sebanyak
bilangan yang disebutkan.
Lagu yang dinyanyikan dalam pertemuan ke dua
adalah: “Satu itu satu, satu Tuhan kita, dua itu
dua , dua mata saya. Tiga itu tiga, tiga roda
becak, empat itu empat, empat roda mobil. Lima
itu lima, lima rukun islam, enam itu enam enam
rukun iman. Tujuh itu tujuh waktu ke sekolah,
delapan itu delapan seperti kaca mata. Sembilan
itu Sembilan, Sembilan wali songo, sepuluh itu
sepuluh, sepuluh jari saya. “
Anak-anak mulai mempraktekkan jalannya
permainan lingkaran warna dimulai dengan
urutan absensi kelas. Anak yang dipanggil
namanya mulai meloncat dan membilang dari
angka 1-10. Mulailah berhitung: satu lalu loncat
ke angka dua, dan seterusnya sampai sepuluh,
pandangan mata diarahkan pada angka yang
disebutkan. Hal ini agar anak mengetahui
simbol angka/bilangannya.
(c) Anak mengambil kertas yang berbentuk lingkaran
yang terdapat salah satu angka, lalu menebak
nama angka yang tadi diambilnya. Kemudian
mengambil bola jumlahnya sesuai dengan angka
yang diambilnya.
(d) Semua anak sudah mendapat giliran, permainan
telah usai. Guru mengajak anak untuk
membereskan alat main yang sudah digunakan
dan duduk melingkar di sisi lingkaran warna
seperti semula.
(e) Guru menanyakan perasaan anak-anak setelah
bermain lingkaran warna. Guru menutup
permainan Lingkaran Warna dengan
menyanyikan kembali lagu yang berhubungan
dengan bilangan. Kemudian membaca Hamdalah
bersama-sama.
(f) Guru membagikan lembar tugas yang harus
dikerjakan anak.
Setelah selesai anak-anak mengerjakan lembar
tugas, dan dikumpulkan, lalu guru bertanya
pada anak-anak tentang apa saja kegiatan yang
sudah dilakukan.
(g) Guru menguatkan konsep permaianan lingkaran
warna terutama mengenal angka, urutan angka,
dan konsep bilangan dengan banyaknya benda.
(h) Guru memberikan pujian dan reward stempel
bintang pada anak yang sudah mau mengikuti
permainan lingkaran warna dan sebagai
motivasi pada anak.
(f) Anak-anak dipersilahkan untuk mencuci tangan
dan berdoa karena waktu makan telah tiba.
6) Istirahat (30 menit)
Guru mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Kegiatan
ini dilakukan anak diluar kelas.
7) Penutup (30 menit)
Pada kegiatan akhir ini guru mengajak anak untuk tanya
jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan. Mengajak
anak- anak menyanyi lagu “Ambilkan Bulan Bu”, tepuk
semangat, tepuk Dora, dan menyampaikan pesan moral
pada anak yaitu tentang kebiasaan bersyukur pada Allah
atas segala karuniaNya, dan sabar saat menunggu giliran
serta menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan
esok hari.
Pembelajaran ditutup dengan doa mau pulang dan doa Penutup
Majelis serta salam.
Demikian proses pembelajaran pada Siklus II.
b. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan peneliti pada saat
pembelajaran berlangsung. Pada Siklus II mengamati apakah ada
perubahan sikap, keaktifan, motivasi, dan peningkatan kemampuan
anak dalam kemampuan berhitungnya dari siklus sebelumnya.
Observasi ini berpedoman pada empat indikator yang tertuang
dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu;membilang
lambang bilangan 1-10, mengurutkan lambang bilangan 1-10,
mengenal konsep banyak benda dengan lambang bilangan,
menghubungkan lambang bilangan dengan yang sesuai jumlah
benda.
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis dari
pertemuan pada Siklus II peneliti menemukan cukup banyak anak
yang mengalami peningkatan. Selain kemampuan berhitungnya
sikap, motivasi dan semangat anak dalam mengikuti permainan
Lingkaran Warna banyak mengalami perkembangan yang jauh
lebih baik dari siklus sebelumnya. Anak-anak lebih antusias dalam
belajarnya. Anak-anak yang semula suka mengobrol dengan
temannya sekarang lebih fokus dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran melalui permainan. Anak yang tadinya malu dan
tidak mau melakukan permainan pada Siklus II sudah berani dan
mau melakukan permainan seperti yang dilakukan oleh teman-
temannya. Hasil analisis data tersebut dapat digunakan sebagai
acuan untuk menarik kesimpulan bahwa dengan media permainan
Lingkaran Warna dapat mengembangkan motivasi dan kemampuan
berhitung anak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan penilaian
Adapun instrumen penilaian kemampuan berhitung pada kelompok A yang
dilakukan peneliti dan kolaborator adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Instrumen Penilaian Kemampuan Berhitung
SIMBOL
SKOR
PENCAPAIAN
PERKEM
BANGAN
KRITERIA PENILAIAN
4
BSB artinya
Berkembang
Sangat Baik
( Berhasil)
Jika anak mampu
membilang/mengurutkan/mema
sangkan/menghubungkan
bilangan dengan cepat, tepat dan
melakukan sendiri serta mampu
mengajari teman sebayanya.
3
BSB artinya
Berkembang
Sesuai Harapan
(Berhasil)
Jika anak mampu
membilang/mengurutkan/mema
sangkan/menghubungkan
dengan tepat dan melakukan
sendiri
2
MB artinya
Mulai
Berkembang
(Belum
Berhasil)
Jika anak mulai mampu
membilang/mengurutkan/mema
sangkan/menghubungkan
bilangan tapi masih dibimbing
guru
1
BB artinya
Belum
Berkembang
(Belum Berhasil)
Jika anak belum mampu
membilang/mengurutkan/mema
sangkan/menghubungkan
bilangan dan sangat
memerlukan bimbingan guru
Adapun kegiatan yang diamati penelitian selama pembelajaran di tiap siklus
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Indikator yang dinilai tiap Siklus
No. Indikator Pencapaian
Perkembangan Kegiatan yang dinilai
Sik
lus I
Sik
lus II
1. Menyebutkan bilangan
1-10
Menyebutkan bilangan 1-
10 ✓ ✓
2. Mengenal konsep
bilangan
Mencocokkan bilangan
sesuai jumlah bendanya ✓ ✓
3. Mengenal lambang
bilangan
Melengkapi bilangan yang
belum diketahui 1-10 ✓ ✓
4. Mengurutkan bilangan
1-10
Membuat urutan bilangan
1-10 ✓ ✓
2. Hasil penelitian Siklus I
a. Data hasil penilaian anak
Dari hasil penilaian Siklus I peneliti mendapatkan data dari hasil
belajar yang menggunakan lembar tugas yang diperoleh selama
pembelajaran dengan menggunakan media permainan Lingkaran
Warna.
Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hasil Penilaian Siklus I
No
.
Nama
Anak
Menye-
butkan
bilangan
1-10
Mengu-
rutkan
bilangan
1- 10
Meleng-
kapi
bilangan
yang
belum
diketahui
Menco-
cokkan
bilangan
sesuai
jumlah
benda
Skor
Simpu
lan
Keter
ang-
an
1. Anak 1 3 2 2 2 2 MB
2. Anak 2 3 3 3 3 3 BSH
3. Anak 3 3 3 3 3 3 BSH
4. Anak 4 3 2 2 2 2 MB
5. Anak 5 3 3 3 3 3 BSH
6. Anak 6 2 2 2 2 2 MB
7. Anak 7 2 2 2 2 2 MB
8. Anak 8 3 3 3 3 3 BSH
9. Anak 9 2 2 2 2 2 MB
10. Anak 10 2 2 2 2 2 MB
11. Anak 11 3 3 3 3 3 BSH
12. Anak 12 3 3 3 3 3 BSH
13. Anak 13 3 3 3 3 3 BSH
14. Anak 14 2 2 2 2 2 MB
15. Anak 15 2 2 2 2 2 MB
16. Anak 16 2 2 2 2 2 MB
17. Anak 17 2 2 2 2 2 MB
18. Anak 18 3 3 3 3 3 BSH
19. Anak 19 3 3 3 3 3 BSH
20. Anak 20 2 2 2 2 2 MB
21. Anak 21 3 2 2 2 2 MB
22. Anak 22 3 3 3 3 3 BSH
Keterangan: BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
Dari hasil penilaian yang terdapat pada tabel diatas diperoleh data bahwa dari
jumlah 22 anak, ada 10 orang anak yang kemampuan berhitungnya mencapai
kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) atau mencapai indikator keberhasilan
sebesar 45,5%. Namun 12 anak yang belum mencapai perkembangan sesuai
kriteria yang diharapkan (MB = Mulai Berkembang) sebanyak 54,5%.
Dari hasil menunjukkan bahwa kemampuan berhitung anak masih banyak yang
belum berkembang dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan di Siklus
II.
b. Pengamatan Kegiatan Guru
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati kegiatan
pembelajaran terkait keterampilan guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran.
Adapun hasil pengamatan tersebut terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.4.Hasil Penilaian Keterampilan Guru Siklus I
No
. Indikator
Skor
yang
diperoleh
Kriteria
1 2 3
1. Menyiapkan RPPH v Cukup
2. Mempersiapkan media
pembelajaran dan alat pendukung
permaianan
v Cukup
3. Menyampaikan pembelajaran
melalui permaianan Lingkaran
Warna
v Cukup
4. Mempersiapkan lembar tugas
anak sesuai tema
v Cukup
5. Mengkondisikan siswa saat
pembelajaran
v Cukup
6. Kemampuan dalam menutup
pembelajaran
v Baik
Keterangan 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
c. Hasil pengamatan terhadap siswa
Tabel 4.5. Hasil pengamatan aktivitas siswa Siklus I
No
.
Aspek Pengamatan
Skor yang
diperoleh
Kriteria
1 2 3
1. Siswa mengikuti kegiatan pembuka ✓ v Baik
2. Siswa mengikuti pembelajaran
yang disampaikan guru
v Cukup
3. Siswa mengikuti pembelajaran
melalui permainan lingkaran warna
v Cukup
4. Siswa melakukan intruksi dari guru v Cukup
5. Siswa menyelesaikan lembar tugas
pembelajaran
v Cukup
6. Siswa mengikuti kegiatan penutup v Cukup
Keterangan 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
3. Hasil penelitian Siklus II
a. Data Hasil Penilaian Anak
Berdasarkan hasil dari pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data
selama pembelajaran menggunakan media permainan lingkaran warna pada Siklus
II dapat dilihat data sebagai berikut:
Tabel 4.6. Data Hasil Penilaian Siklus II
No
.
Nama
Anak
Menye-
butkan
bilangan
1-10
Mengu-
rutkan
bilangan
1- 10
Meleng-
kapi
bilangan
yang
belum
diketahui
Menco-
cokkan
bilangan
sesuai
jumlah
benda
Skor
Simpu
lan
Keter
ang-
an
1. Anak 1 3 3 3 3 3 BSH
2. Anak 2 4 4 4 4 4 BSB
3. Anak 3 3 3 3 3 3 BSH
4. Anak 4 4 4 4 4 4 BSB
5. Anak 5 3 3 3 3 3 BSH
6. Anak 6 2 2 2 2 2 MB
7. Anak 7 4 4 4 4 4 BSB
8. Anak 8 3 3 3 3 3 BSH
9. Anak 9 3 3 3 3 3 BSH
10. Anak 10 3 3 3 3 3 BSH
11. Anak 11 4 4 4 4 4 BSB
12. Anak 12 4 4 4 4 4 BSB
13. Anak 13 4 4 4 4 4 BSB
14. Anak 14 3 3 3 3 3 BSH
15. Anak 15 4 4 4 4 4 BSB
16. Anak 16 4 4 4 4 4 BSB
17. Anak 17 2 2 2 2 2 MB
18. Anak 18 4 4 4 4 4 BSB
19. Anak 19 4 4 4 4 4 BSB
20. Anak 20 4 4 4 4 4 BSB
21. Anak 21 4 4 4 4 4 BSB
22. Anak 22 4 4 4 4 4 BSB
Keterangan: BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
Dari hasil pengamatan yang terdapat pada tabel diatas diperoleh data bahwa ada
10 orang anak yang kemampuan berhitungnya mencapai prosentasi pencapaian
sesuai dengan indikator keberhasilan ada 20 anak atau sebesar 90,9%. Ada 2 anak
yang belum mencapai nilai pencapaian perkembangan yang diharapkan atau
sebanyak 9,1%. Hal ini disebabkan karena anak tidak fokus dalam menerima
pembelajaran. Di samping itu anak tersebut belum dapat mengikuti aturan
permainan yang disampaikan guru.
Karena data di atas menunjukkan telah tercapainya indikator keberhasilan dan
penelitian dihentikan pada siklus II.
a. Pengamatan kegiatan guru
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati kegiatan
pembelajaran terkait keterampilan guru dalam melakukan aktifitas pembelajaran.
Adapun hasil pengamatan tersebut terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Ketrampilan Guru Siklus II
No
.
Indikator
Skor
yang
diperoleh
Kriteria
1 2 3
1. Menyiapkan RPPH ✓ v Baik
2. Melakukan kegiatan pembuka v Baik
3. Menyampaikan materi
pembelajaran
Sesuai tema
v Baik
4. Menyampaikan pembelajaran
melalui permainan Lingkaran
Warna
v Baik
5. Mengkondisikan siswa saat
pembelajaran
v Baik
6. Kemampuan dalam menutup
pembelajaran
v Baik
Keterangan 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
b. Hasil pengamatan aktivitas terhadap siswa
Tabel 4.8.Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No
.
Aspek Pengamatan
Skor Kriteria
1 2 3
1. Siswa mengikuti kegiatan
pembuka
✓ v Baik
2. Siswa menjawab pertanyaan
guru
v Baik
3 Siswa mengikuti pembelajaran
yang disampaikan guru
v Baik
4. Siswa mengikuti pembelajaran
melalui permainan lingkaran
warna
v Baik
5. Siswa menyelesaikan lembar
tugas pembelajaran
v Baik
6. Siswa menyelesaikan lembar
kegiatan pembelajaran
v Baik
Keterangan 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan, dan pengolahan data
dari pembelajaran yang sudah dilakukan pada Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II maka didapatkan hasil prosentasi pencapaian kemampuan
berhitung melalui permainan Lingkaran Warna pada kelompok A PAUD
Harapan Umat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9. Data Prosentase Peningkatan Kemampuan Berhitung Per siklus
No.
Kegiatan
Kriteria Pencapaian
Berhasil Prosentase
Perkembang
an
Belum
Berhasil
Prosentase
Perkemba
ngan
1. Pra Siklus 3 Siswa 13,6% 19 Siswa 86,4%
2. Siklus I 10 Siswa 45,5% 12 Siswa 54,5%
3. Siklus II 20 Siswa 90,9% 2 Siswa 9,1%
Dari data di atas disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Prosentase Kemampuan Berhitung
13,6%
45.5%
Dari data yang telah disajikan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berhitung pada anak kelompok A di PAUD Harapan Umat Banyubiru dapat
dikembangkan melalui permainan Lingkaran Warna.
Hal ini dapat dibuktikan oleh adanya peningkatan capaian perkembangan
kemampuan berhitung. Keadaan anak pada kondisi awal /Pra Siklus hanya 3 anak
yang berkembang baik atau sebesar13,6%, Pada Siklus I dilakukan tindakan
melalui media permainan Lingkaran Warna hasilnya adalah anak dengan kriteria
berkembang baik bertambah menjadi 10 orang atau sebesar 45,5% dan hasil
Siklus II ada 20 anak yang mencapai indikator keberhasilan atau mencapai 90,9%.
Sedangkan 2 anak yang belum berkembang seesuai harapan dikarenakan kurang
konsentrasi dan belum dapat mengikuti permainan dengan baik. Karena sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan maka tindakan kelas
dihentikan pada Siklus II.
Pemberian tindakan kelas melalui media permainan Lingkaran Warna telah
terbukti dapat mengembangkan kemampuan berhitung pada anak kelompok A di
PAUD Harapan Umat Desa Kebondowo Kec. Banyubiru Kab.Semarang. Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Selain pengamatan terhadap siswa mengenai kemampuan berhitungnya peneliti
juga mengamati aktivitas ketika akan dan saat berlangsung kegiatan pembelajaran.
Sikap dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan bermain dengan media
permainanpun tidak luput dari pengamatan peneliti.
Hasil pengamatan aktivitas yang dilakukan guru di tiap siklusnya mengalami
peningkatan. Pada Siklus I kesiapan guru saat menyiapkan RPPH, melakukan
kegiatan pembuka, menyampaikan materi pembelajaran sesuai tema,
menyampaikan pembelajaran melalui Permainan Lingkaran Warna,
mengkondisikan siswa saat pembelajaran, kemampuan dalam menutup
pembelajaran masih kurang matang dengan kriteria penilaian cukup. Akan tetapi
ketika Siklus II kesiapan guru saat pembelajaran sudah dalam katagori baik.
Adapun hasil pengamatan terhadap aktivitas dan sikap anak di tiap siklus juga
mengalami peningkatan. Mulai dari mengikuti kegiatan pembuka, menjawab
pertanyaan guru, mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru, mengikuti
pembelajaran melalui permainan lingkaran warna, menyelesaikan lembar tugas.
Pada Siklus I anak masih belum terkondisikan dengan baik. Namun di Siklus II
anak-anak tertarik dan merasa senang mengikuti pembelajaran melalui permainan.
Metode bermain melibatkan siswa secara aktif sehingga anak tidak merasa jenuh
dan bosan. Penyampaian pembelajaran berhitung pada anak melalui permainan
tidak membebani anak walaupun tidak secara langsung anak diajak untuk berpikir
dalam kegiatan tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan Lingkaran Warna dapat mengembangkan kemampuan
berhitung, hal ini dapat dibuktikan dari hasil prosentasi capaian
perkembangan kemampuan berhitung anak.
Pada kondisi awal (pra siklus) dari 22 siswa ada 3 siswa yang
dinyatakan berkembang baik kemampuan berhitungnya atau sebesar
13,6%, pada Siklus I terdapat 10 siswa yang dinyatakan mencapai
indikator keberhasilan atau sebanyak 45,5%, sedangkan hasil penelitian di
Siklus II terdapat 20 siswa yang berhasil berkembang sesuai harapan dan
berkembang dengan sangat baik atau sebanyak 90,9%.
Dengan demikian Pengembangan melalui Permainan Lingkaran
Warna telah berhasil mengembangkan kemampuan berhitung pada
kelompok A di PAUD Harapan Umat Desa Kebondowo Kec. Banyubiru
Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 telah terbukti.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh maka
terdapat beberapa saran antara lain:
1. Bagi Sekolah/Lembaga
Sekolah memberi kontribusi dalam tumbuh kembang anak.
Kualitas suatu lembaga dilihat dari hasil output peserta didiknya.
Untuk itu Lembaga Anak Usia Dini diharapkan untuk dapat
meningkatkan peranannya dalam menyediakan media pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan guna meningkatkan aspek-aspek
perkembangan terutama kognitif khususnya kemampuan berhitung
agar dapat berkembang optimal sesuai dengan tahapan
perkembangan.anak.
2. Bagi guru
Keberhasilan penyelenggaraan proses pembelajaran tidak luput dari
bagaimana cara guru menyampaikan pembelajaran sesuai dengan tahap
dan perkembangan anak.
a. Guru hendaknya dapat memberikan kegiatan pembelajaran
berhitung dengan metode yang sesuai agar anak dapat menerima
pembelajaran dengan baik. Misalnya melalui permainan yang
menarik dan bervariasi.
b. Guru hendaknya dapat menciptakan media pembelajaran yang
menarik dan inovatif agar anak tertarik dan senang saat mengikuti
kegiatan pembelajaran berhitung.
3. Bagi anak didik
Anak didik diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam permainan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berhitung lebih maksimal.
Reward terhadap anak hendaknya diberikan agar termotivasi dan
semangat, di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2013. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika
Adiningsih,N.U.2008. Permainan Kreatif Asah Kecerdasan Logis Matematis.
Bandung:Semesta Parenting
Al Qur’an dan Terjemahnya. 1990.Semarang: CV. Toha Putra Semarang
Arikunto, Suharsimi,dkk.1996. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi
Aksara
2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arifin, Zaenal.2011.Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Departemen Pendidikan Nasional.2000.Petunjuk Tekhnik Penyelenggaraan
Pendidikan pada Kelompok Bermain.Jakarta: Depdikbud
2007. Pedoman Pembelajaran Berhitung Permulaan di
TK. Jakarta: Depdiknas
(e:/kemampuan_berhitung_permain_tabung.pdf).Diakses 15 Maret 2018
Fatimaningrum, A. S. 2008. Kajian Psikologis dalam Pemilihan Permainan
Kreatif yang Merangsang Perkembangan Anak Usia Dini, (Online),
(http://uny.ac.id), diakses 18 Maret 2018.
Hartati, Sofia.2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas
Haryanto, Tahap Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud,
http://melatikalimantan.blogspot.com/2011/07/perkembangan-
psikoseksual-menurut- freud.html. Diakses, 25 Maret 2018
Hiadayat Banjar ,http://harian.analisadaily.com/mimbar-islam/news/anak-dalam-
perspektif-islam,diakses pada 30 Maret 2018 .
Hildayani, Rini dkk.2015. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Universitas
Terbuka
http://ekacahyamaulidiyah.blogspot.co.id/2014/02/anak-usia-dini_6.html
http://segara.id/apa-pengertian-dari-bermain-mainan-dan-permainan
Gunawan, Imam.2013.Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik, Jakarta:
PT.Bumi Aksara
Lubis Lumangga Namor, 2010, Pengantar Psikologi. Jakarta: Frenada Media
Group.
Mansur, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
Masdudi, Karakteristik Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini,(online),
(http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/awlady/article/view/739 diakses
27 April 2018)
Mulyono, Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar.Jakarta: Rineka Cipta
Munandar,U .1999.Kreativitas dan Keberbakatan .Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Musfiroh, T. 2008. CerdasMelalui Bermain.Jakarta.PT Grasindo
Musfiroh, Tadkiroatun, Sri Tatminingsih. 2015. Bermain dan Permainan Anak .
Jakarta. Universitas Terbuka
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Peraturan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014.2015.
Poerwadarminta,W.J.S.2007.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta
Sriningsih, Santika. 2013.Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak
Usia Dini. Artikel (online) http://Universitas Pendidikan
Indonesia.blogspot.com/2013/03.pdf diunduh 17 Maret 2018 jam 16.30
WIB
Sudono, A. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: PT. Grasindo.
Sujiono,Yuliani Nurani. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta:
PT. Indeks
Sugiyono,2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung:
CV. Alfabeta.
Suryabrata,Sumadi.1998. Psikologi Pendidikan .Jakarta: Raja Gofindo Perkasa
Suryana, Dadan.2014. Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta :Universitas Terbuka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,2007. Jakarta:Balai Pustaka.
Yus Anita , 2011. Model Pendidikan Anak Usia dini.Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Lampiran
Data Hasil Observasi Pra Siklus
No
.
Nama
Anak
Menye
butkan
bilangan
1-10
Mengu
rutkan
bilangan
1- 10
Meleng
kapi
bilangan
yang
belum
diketahui
Menco
cokkan
bilangan
sesuai
jumlah
benda
Skor
Simpu
lan
Kete
rang
-
an
1. Anak 1 3 2 2 2 2, MB
2. Anak 2 2 1 2 2 2 MB
3. Anak 3 3 3 3 3 3 BSH
4. Anak 4 2 1 1 2 2 MB
5. Anak 5 2 2 2 2 2 MB
6. Anak 6 2 1 1 1 1 BB
7. Anak 7 2 1 1 1 1 BB
8. Anak 8 2 1 1 1 1 BB
9. Anak 9 1 1 1 1 1 BB
10. Anak 10 1 1 1 1 1 BB
11. Anak 11 2 2 2 1 2 MB
12. Anak 12 2 1 1 1 1 BB
13. Anak 13 3 3 3 3 3 BSH
14. Anak 14 1 1 1 1 1 BB
15. Anak 15 2 2 1 1 2 MB
16. Anak 16 1 1 1 1 1 BB
17. Anak 17 2 1 1 1 1 BB
18. Anak 18 2 2 2 2 2 MB
19. Anak 19 3 3 3 3 3 BSH
20. Anak 20 2 1 1 2 2 MB
21. Anak 21 2 1 1 1 1 BB
22. Anak 22 2 1 1 1 1 BB
Keterangan
BB = Belum Berkembang
.MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
Banyubiru, 31 Maret 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S.Psi
Lampiran Lembar RPPH Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
PAUD HARAPAN UMAT SEMESTER/BULAN/MINGGU : 1I/April/12
TEMA/SUB TEMA : Alam Semesta/
Benda-benda langit
SUB-SUB TEMA : Bintang dan bulan
KELOMPOK/USIA : A/4-5 Tahun
HARI/TANGGAL : Rabu/4-4-2018
➢ MATERI KEGIATAN
1. BCC tentang macam-macam Alam semesta dan isinya
2. Melompat dalam Lingkaran Warna
3. Bermain dengan Lingkaran Warna
4. Mengurutkan Bilangan 1-10
5. Menyebutkan Bilangan 1-10
6. Bermain Bola
7. Mencocokkan bilangan dengan benda yang sesuai jumlahnya
➢ MATERI PEMBIASAAN
• SOP Pembukaan
• SOP Inti
• SOP Istirahat
• SOP Penutup
➢ ALAT DAN BAHAN
1. Lingkaran Warna
2. Lingkaran angka
3. Bola
4. Gambar Bulan, matahari dan bintang
A. PEMBUKAAN ( 30 menit)
• Doa sebelum belajar
• Melantunkan surat, Al Lahab,An Nasr, Hadis Kasih sayang,, do’a
untuk ayah dan ibu.
• Bernyanyi lagu Bintang Kejora
• BCC dan TJ tentang alam semesta (benda-benda langit)
B. INTI ( 60 menit)
Guru menjelaskan tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan
1. Anak mengamati Alat Permainan Lingkaran Warna
2. Anak diberi kesempatan bertanya tentang Alat Permainan
Lingkaran Warna
3. Anak mengumpulkan informasi tentang kegiatan bermain
4. Bermain dengan permainan Lingkaran Warna
5. Mengerjakan lembar tugas
❖ Recalling : - mengulas kembali pada kegiatan hari tersebut
- Menguatkan konsep
- Mengembalikan keorganisasian kelas
C. PENUTUP ( 30 menit)
1. Menanyakan perasaan anak pada hari ini
2. Mendiskusikan kegiatan yang paling disukai anak
3. Menyanyikan lagu “Ambilkan Bulan Bu‘
4. Menginformasikan kegiatan esok hari
5. Pesan moral
6. Doa dan penutup
7. Salam pulang
D. RENCANA PENILAIAN
• Kompetensi dasar yang dinilai
Nilai agama dan moral : 1.1,1.2
Fisik motorik : 3.3-4.3
Sosial emosional : 2.5, 2.7
Kognitif : 2.2
Bahasa : 3.10-4.10
Seni : 3.15-4.15
• Teknik penilaian
- Cek list :Permainan Lingkaran Warna
Mengetahui,
Banyubiru, 3 April 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S.Psi.
Lampiran
Lembar Data Hasil Peniaian Siklus I
No
.
Nama
Anak
Menye
butkan
bilangan
1-10
Mengu
rutkan
bilangan
1- 10
Meleng
kapi
bilangan
yang
belum
diketahui
Menco
cokkan
bilangan
sesuai
jumlah
benda
Skor
Simpu
lan
Keter
ang-
an
1. Anak 1 3 2 2 2 2 MB
2. Anak 2 3 3 3 3 3 BSH
3. Anak 3 3 3 3 3 3 BSH
4. Anak 4 3 2 2 2 2 MB
5. Anak 5 3 3 3 3 3 BSH
6. Anak 6 2 2 2 2 2 MB
7. Anak 7 2 2 2 2 2 MB
8. Anak 8 3 3 3 3 3 BSH
9. Anak 9 2 2 2 2 2 MB
10. Anak 10 2 2 2 2 2 MB
11. Anak 11 3 3 3 3 3 BSH
12. Anak 12 3 3 3 3 3 BSH
13. Anak 13 3 3 3 3 3 BSH
14. Anak 14 2 2 2 2 2 MB
15. Anak 15 2 2 2 2 2 MB
16. Anak 16 2 2 2 2 2 MB
17. Anak 17 2 2 2 2 2 MB
18. Anak 18 3 3 3 3 3 BSH
19. Anak 19 3 3 3 3 3 BSH
20. Anak 20 2 2 2 2 2 MB
21. Anak 21 3 2 2 2 2 MB
22. Anak 22 3 3 3 3 3 BSH
Keterangan: BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
Banyubiru, 4 April 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S.Psi
Lampiran
Lembar Pengamatan terhadap Ketrampilan Guru Siklus I
No. Indikator Siklus yang
diperoleh
Kriteria
1
2
3
1. Menyiapkan RPPH V Cukup
2. Mempersiapkan media pelajaran
dan alat pendukung permainan
V Cukup
3. Menyampaikan pembelajaran
melalui permainan Lingkaran
warna
V Cukup
4. Mempersiapkan lembar tugas
anak sesuai tema
V Cukup
5. Mengkondisikan siswa saat
pembelajaran
V Cukup
6. Kemampuan dalam menutup
pembelajaran
V Baik
Keterangan ;
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Banyubiru, 4 April 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani,S.Psi.
Lampiran:
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
No. Indikator Siklus yang
diperoleh
Kriteria
1
2
3
1. Siswa mengikuti kegiatan
pembuka
V Baik
2. Siswa mengikuti pembelajaran
yang disampaikan guru
V Cukup
3. Siswa mengikuti pembelajaran
melalui permainan lingkaran
warna
V Cukup
4. Siswa melakukan intruksi dari
guru
V Cukup
5. Siswa menyelesaikan lembar
tugas pembelajaran
V Cukup
6. Siswa mengikuti kegiatan penutup V Cukup
Keterangan ;
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Banyubiru, 4 April 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani,S.Psi.
Lampiran Lembar RPPH Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
PAUD HARAPAN UMAT SEMESTER/BULAN/MINGGU : 1I/April/13
TEMA/SUB TEMA : Alam Semesta/
Benda-benda Langit
SUB-SUB TEMA : Bintang dan bulan
KELOMPOK/USIA : A/4-5 Tahun
HARI/TANGGAL : Senin/9-4-2018
➢ MATERI KEGIATAN
8. BCC tentang macam-macam Alam semesta dan isinya
9. Melompat dalam Lingkaran Warna
10. Bermain dengan Lingkaran Warna
11. Mengurutkan Bilangan 1-10
12. Menyebutkan Bilangan 1-10
13. Bermain Bola
14. Mencocokkan bilangan dengan benda yang sesuai jumlahnya
➢ MATERI PEMBIASAAN
• SOP Pembukaan
• SOP Inti
• SOP Istirahat
• SOP Penutup
➢ ALAT DAN BAHAN
5. Lingkaran Warna
6. Lingkaran angka
7. Bola
8. Gambar Bulan, matahari dan bintang
E. PEMBUKAAN ( 30 menit)
• Doa sebelum belajar
• Melantunkan Surat Al Lahab, surat An Nasr, hadis Senyum itu
ibadah, do’a Kebaikan dunia akhirat
• BCC dan TJ tentang alam semesta (benda-benda langit)
• Menyanyikan lagu Ambilkan Bulan
F. INTI ( 60 menit)
Guru menjelaskan tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan
1. Anak mengamati Alat Permainan Lingkaran Warna
2. Anak diberi kesempatan bertanya tentang Alat Permainan
Lingkaran Warna
3. Anak mengumpulkan informasi tentang kegiatan bermain
4. Bermain dengan Permainan Lingkaran Warna
5. Mengerjakan lembar tugas
❖ Recalling : - mengulas kembali pada kegiatan hari tersebut
- Menguatkan konsep
- Mengembalikan keorganisasian kelas
G. PENUTUP ( 30 menit)
1. Menanyakan perasaan anak pada hari ini
2. Mendiskusikan kegiatan yang paling disukai anak
3. Menyanyikan lagu “Ambilkan Bulan Bu ‘
4. Menginformasikan kegiatan esok hari
5. Pesan moral
6. Doa dan penutup
7. Salam pulang
H. RENCANA PENILAIAN
• Kompetensi dasar yang dinilai
Nilai agama dan moral : 1.1,1.2
Fisik motorik : 3.3-4.3
Sosial emosional : 2.5
Kognitif : 2.2
Bahasa : 3.10-4.10
Seni : 3.15-4.15
• Teknik penilaian
- Cek list :Permainan Lingkaran Warna
Mengetahui,
Banyubiru, 8 April 2018
Koordinator PAUD Harapan Umat Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, SPsi.
Lampiran
Lembar Data Hasil Peniaian Siklus II
No
.
Nama
Anak
Menye
butkan
bilangan
1-10
Mengu
rutkan
bilangan
1- 10
Meleng
kapi
bilangan
yang
belum
diketahui
Menco
cokkan
bilangan
sesuai
jumlah
benda
Skor
Simpu
lan
Keter
ang-
an
1. Anak 1 3 3 3 3 3 BSH
2. Anak 2 4 4 4 4 4 BSB
3. Anak 3 3 3 3 3 3 BSH
4. Anak 4 4 4 4 4 4 BSB
5. Anak 5 3 3 3 3 3 BSH
6. Anak 6 2 2 2 2 2 MB
7. Anak 7 4 4 4 4 4 BSB
8. Anak 8 3 3 3 3 3 BSH
9. Anak 9 3 3 3 3 3 BSH
10. Anak 10 3 3 3 3 3 BSH
11. Anak 11 4 4 4 4 4 BSB
12. Anak 12 4 4 4 4 4 BSB
13. Anak 13 4 4 4 4 4 BSB
14. Anak 14 3 3 3 3 3 BSH
15. Anak 15 4 4 4 4 4 BSB
16. Anak 16 4 4 4 4 4 BSB
17. Anak 17 2 2 2 2 2 MB
18. Anak 18 4 4 4 4 4 BSB
19. Anak 19 4 4 4 4 4 BSB
20. Anak 20 4 4 4 4 4 BSB
21. Anak 21 4 4 4 4 4 BSB
22. Anak 22 4 4 4 4 4 BSB
Keterangan: BB = Belum Berkembang
MB = Mulai Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
Banyubiru, 9 April 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S.Psi
Lampiran
Lembar Pengamatan terhadap Ketrampilan Guru Siklus II
No. Indikator Siklus yang
diperoleh
Kriteria
1
2
3
1. Menyiapkan RPPH V Baik
2. Mempersiapkan media pelajaran
dan alat pendukung permainan
V Baik
3. Menyampaikan pembelajaran
melalui permainan Lingkaran
warna
V Baik
4. Mempersiapkan lembar tugas
anak sesuai tema
V Baik
5. Mengkondisikan siswa saat
pembelajaran
V Baik
6. Kemampuan dalam menutup
pembelajaran
V Baik
Keterangan ;
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
Banyubiru, 9 April 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani,S.Psi.
Lampiran:
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No. Indikator Siklus yang
diperoleh
Kriteria
1
2
3
1. Siswa mengikuti kegiatan
pembuka
V Baik
2. Siswa mengikuti pembelajaran
yang disampaikan guru
V Baik
3. Siswa mengikuti pembelajaran
melalui permainan lingkaran
warna
V Baik
4. Siswa melakukan intruksi dari
guru
V Baik
5. Siswa menyelesaikan lembar
tugas pembelajaran
V Baik
6. Siswa mengikuti kegiatan penutup V Baik
Keterangan ;
1 = Kurang
2 = Sedang
3 = Baik
Banyubiru, 9 April 2018
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani,S.Psi.
Lampiran
Lembar Tugas Siklus I
Urutkanlah bilangan 1-10 di bawah ini:
Banyubiru, 4 April 2018
Mengetahui
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S. Psi
5
1
1
1
11
4
2
6
6
3
10
3
3
7
7
9
9
8
8
Lampiran
Lembar Tugas Siklus I
Tarik garis sesuai bilangan dengan jumlah bendanya
1.
333
2.
4. Banyubiru, 4 April 2018
Mengetahui
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S.Psi
3
3
6
8
2
Lampiran
Lembar Tugas Siklus 2
Lengkapi urutan bilangan di bawah ini!
1.
2.
4. Banyubiru, 9 April 2018
Mengetahui
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S.Psi.
7
7
7
5
5
….
...
1
........
.
........
4
…… 3 4 …..
7
7
.......
9
9
.......
...
.....
7
Lampiran
Lembar Tugas Siklus II
Tariklah garis sesuai bilangan dengan jumlah benda
.
Banyubiru, 9 April 2018
Mengetahui
Peneliti Guru Kelas
Tati Rahmawati Larasati Handayani, S.Psi
5
5
3
7
Anak sedang melompat sambil berhitung : satu, dua,…sampai sepuluh
Berlari membawa bola sesuai jumlah bilangan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Tati Rahmawati
Tempat, Tanggal Lahir : Labuan, 7 Oktober 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Perum Pondok Banyubiru Gg. Ceremai
RT.01/RW.14 Dusun. Tawangrejo
Desa Banyubiru Kec. Banyubiru
Kab.Semarang Prop. Jawa Tengah.
E-mail : rahmawatitati700@gmail.com
Jenjang Pendidikan :
1. SD Teladan Nelayan Labuan Kab. Pandeglang, Lulus Tahun 1983
2. SMP Negeri 1 Labuan Kab. Pandeglang, Lulus Tahun 1986
3. SMA Negeri Labuan Kab. Pandeglang , Lulus Tahun 1989
4. IAIN Salatiga, Lulus Tahun 2018
PengalamanKerja :
1. Pernah mengajar di MI Muhammadiyah Sawojajar Kab. Brebes
Tahun 1991-1997
2. Pendidik di PAUD Harapan Umat Banyubiru Tahun 2011 sampai
sekarang
Demikian riwayat hidup saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 21 Juli 2018
Penulis
Tati Rahmawati
NIM 116-14-011
top related