pengelolaan wakaf produktif untuk ......pengelolaan wakaf produktif untuk meningkatkan kesejahteraan...
Post on 28-Dec-2020
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PADA
YAYASAN DOMPET DHUAFA DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh MUH. LUKMAN SUARDI
NIM 105740000915
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PADA
YAYASAN DOMPET DHUAFA DI KOTA MAKASSAR
Oleh MUH. LUKMAN SUARDI
NIM 105740000915
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Islam
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim… Skripsi Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pada Yayasan Dompet Dhuafa Di Kota
Makssar ini saya persembahkan untuk kedua orang tua yang tercinta Bapak
Daeng Massere dan Ibu saya Sitti Ciknong atas segala pengerbonan, doa, dan
dukungan moral dan materi serta curahan kasih sayang yang tak terhingga serta
saudara-saudara kandungku Feryal Sumarno dan Inayah Juniarti yang
senantiasa memberi dukungan moralnya secara langsung maupun tidak
langsung. Tidak lupa pula saya ucapakan terimah kasih kepada istriku Wartawati
dan keluarga kecilku yang selalu setia, sabar, dan selalu memberikan dukungan
hingga akhir dari proses penyelesain studi ini.
MOTTO HIDUP
Saat kau sedang merana dan sendirian, satu-satunya yang benar-benar bisa kau
andalkan adalah dirimu sendiri.
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN EKONOMI ISLAM
Alamat : Jln. Sultan Alauddin No.259 Fax (0411) 860 132 Makassar 90221.
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Penelitian : “Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Pada Yayasan Dompet
Dhuafa Di Kota Makassar”
Nama Mahasiswa : Muh. Lukman Suardi
No. Stambuk/NIM : 105740000915
Jurusan : Ekonomi Islam
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diujikan didepan panitia
penguji skripsi strata satu (S1) pada hari Selasa, 27 Oktober 2020 di Ruangan
IQ 7.1 Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 23 November 2020
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M Samsul Rizal, SE.,MM
NIDN: 0925086302 NIDN: 0907028401
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Prodi Ekonomi Islam
Ismail Rasulong, SE, M.M Agusdiwana Suarni, SE,M.,Acc NBM: 903078 NBM : 100 5987
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN EKONOMI ISLAM
Alamat : Jln. Sultan Alauddin No.259 Fax (0411) 860 132 Makassar 90221.
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas nama Muh. Lukman Suardi, NIM 105740000915 diterima dan
disahkan oleh panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor 0005/SK-Y/60202/091004/2020 M.
Tanggal 27 Oktober 2020 M sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 8 Rabi’ul Akhir 1442 H
23 November 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag (………………) (Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE, M.M (………………) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekertaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (………………) (Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE., MM (………………)
2. Agusdiwana Suarni, S.E.,M.Acc (………………)
3. Sri Wahyuni, SE.,M.E (………………)
4. Syahidah Rahmah, SE.,Sy.M.E.I (…………….. )
Disahkan oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
Ismail Rasulong, SE., M.M NBM: 903078
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN EKONOMI ISLAM
Alamat : Jln. Sultan Alauddin No.259 Fax (0411) 860 132 Makassar 90221.
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muh. Lukman Suardi
NIM : 105740000915
Jurusan : Ekonomi Islam
Dengan Judul : “Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Pada Yayasan Dompat
Dhuafa di Kota Makassar”
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 23 November 2020
Yang membuat pernyataan,
Muh. Lukman Suardi
Diketahui oleh,
Dekan Ketua Program Studi Ekonomi Islam
Ismail Rasulong, S.E.,M.M Agusdiwana Suardi., SE., M.Acc
NBM: 903078 NBM: 100 5987
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengelolaan Wakaf Produktif
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pada Yayasan Dompet
Dhuafa Kota Makassar”
Teriistimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
orang tua penulis bapak Daeng Massere dan Ibu Sitti Ciknong yang senantiasa
memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Saudara
saudaraku dan seluruh keluarga besar yang senantiasa memberi dukungan dan
memberikan semangat hingga akhir studi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat
kepada;
1. Bapak Prof Dr H Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim,S.E.,M.M selaku pembimbing 1 yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi dapat diselesaikan.
5. Bapak Samsul Rizal, S.E.,M.M selaku pembimbing 2 yang telah berkenan
membantu selama penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi
viii
Islam angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, November 2020
Penulis
ix
ABSTRAK
MUH. LUKMAN SUARDI, 2020. Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pada Yayasan Dompet Dhuafa Kota Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Abd. Rahman Rahim, dan Pembimbing II Samsul Rizal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan wakaf produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada yayasan dompet dhuafa kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif Kualitatif. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara, dan dokumentasi dimana penulis melihat langsung keadaan dilapangan. Adapun hasil penelitian yang didapatkan bahwa dalam pengelolaan wakaf produktif dompet dhuafa mempunyai 3 jenis layanan wakaf yaitu, wakaf al-quran yang dibantu penyalurannya kepada masjid-mesjid, yayasan, dan panti yang masih kekurangan al-quran. Wakaf ambulance digunakan untuk menjemput atau mengantar pasien yang membutuhkan, dan wakaf tanah. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Dengan tanah wakaf yang diberikan oleh donatur sepenuhnya diberikan kepada si penerima manfaat, selanjutnya tanah wakaf tersebut dikelolah untuk dijadikan lahan peternakan, selain digunakan untuk peternakan tanah wakaf tersebut juga digunakan untuk pertanian dengan menanam berbagai macam sayuran seperti kangkung, cabe kecil, nangka, paria dll. Kemudian sipengelolah dapat memenuhi kebutuhannya dan bahkan dapat dijual untuk menghasilkan laba atau keuntungan sehingga hal ini menyebabkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
Kata kunci: Pengelolaan, Kesejahteraan
x
ABSTRACT
MUH. LUKMAN SUARDI, 2020. Management of Productive Waqf to Improve Community Welfare at the Makassar City Dompet Dhuafa Foundation. Thesis, Faculty of Economics and Business, Department of Islamic Economics, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Advisor I Abd. Rahman Rahim, and Second Advisor Samsul Rizal.
This study aims to determine how productive waqf management is to improve the welfare of the community at the dompet dhuafa foundation in Makassar city. The type of research used is descriptive qualitative research. The processed data is the result of interviews with predetermined informants. Data collection methods used were observation, interview, and documentation where the writer saw firsthand the situation in the field. The results of the research show that in the management of productive waqf, the dompet dhuafa has 3 types of waqf services, namely, al-quran waqf which is assisted in distribution to mosques, foundations, and orphanages that still lack the al-quran. Ambulance waqf is used to pick up or deliver patients in need, and land waqf. In improving the welfare of the community, with the donated land given to the beneficiaries, the waqf land is managed to become farmland, besides being used for animal husbandry, the waqf land is also used for agriculture by growing various kinds of vegetables such as kale, small chilies, jackfruit, paria etc. Then the manager can meet their needs and can even be sold to generate profit or profit so that this causes the welfare of the community to increase. Keywords: Managementt, Well-being
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ...........................................................................................................
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO .................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................. ix
ABSTRACK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Landasan Teori .................................................................................. 7
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 23
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 29
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 29
B. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 29
C. Lokasi Empiris Penelitian ................................................................. 30
D. Sumber Data .................................................................................... 30
E. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 30
F. Metode Ananlisi Data ....................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 35
A. Gambaran umum lokasi penelitian ................................................. 35
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 39
1. Pengelolaan Wakaf Produktif .......................................................... 39
xii
2. Wakaf Produktif Meningkatkan Kesejahteraan ................................ 43
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 49
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 54
A. Kesimpulan ........................................................................................ 54
B. Saran ................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 56
LAMPIRAN .................................................................................................... 58
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 identitas informan ........................................................................... 34
Tabel 4.1 rincian donasi dana wakaf per bulan .............................................. 39
Tabel 4.2 rincian donasi dana wakaf per tahun .............................................. 40
Table 4.3 nama wakif periode september ...................................................... 40
Table 4.4 rincian hewan kampung ternak ...................................................... 48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Pedoman Wawancara ................................................................................... 59
Dokumentasi Wawancara .............................................................................. 62
Surat Balasan Penelitian ................................................................................ 66
Surat Pernyataan Penelitian .......................................................................... 67
Biografi Penulis ........................................................................................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia secara faktual telah
meningkatkan jumlah penduduk miskin. Jumlah mereka dari waktu ke waktu
semakin bertambah beriringan dengan terpuruknya kondisi ekonomi nasional
yang masih terjadi saat ini. Berdasarkan data yang dihimpun dari menteri
koordinator bidang kemaritiman dan ivestasi, dengan meluasnya wabah
corona covid-19 akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
berada di bawah 5 persen. Pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) sudah
menyiapkan dari sisi fiscal maupun moneter, dan memastikan kebijakan
pemerintahan akan mampu menghasilkan output terbaik (Binsar
Pandjaitan.2020)
Sebelumnya menteri keuangan menyebutkan selama kurtal I sampai
dengan minggu kedua atau sepuluh hari pertama dari Maret, Ekonomi
Indonesia masih bertengger di 4,5 persen. Kondisi ini sudah diperkirakan
sejak akhir tahun yang lalu lantaran pertumbuhan ekonomi global yang
melemah. Kondisi ini semakin nyata setelah penyebaran virus corona pada
januari lalu, sepanjang tahun 2020 diperkirakan pertumbuhan ekonomi
berada diangka 4,9 persen sampai 5,1 persen. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah dengan
memaksimalkan potensi kelembagaan yang telah diatur oleh ajaran Islam,
seperti
2
zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf (Sri Mulyani.2020)
Di masa lalu, wakaf masyarakat Muslim masih berorientasi pada
kegiatan keagamaan misalnya untuk masjid/mushalla, dan social (lokasi
perkuburan, dan pendidikan) yang memiliki dampak ekonomi relatif kecil,
tetapi karena upaya revitalisasi dimulai, wakaf secara terus menerus
dikembangkan didimensi lain dan memiliki nilai ekonomi. Dari perspektif ini
wakaf termasuk dalam kelembagaan bisnis yang social oriented. Biasanya
ini berkaitan dengan layanan sosial, pengelolaan seperti ini termasuk dalam
kategori yayasan sosial yang tidak profit oriented.
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau
badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau
keperluan lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian wakaf
merupakan istilah keagamaan, hal ini selain sebagai pengabdian diri kepada
Allah juga berfungsi untuk memelihara rasa sosial sesama umat.
Dapat dipahami bahwa wakaf adalah salah satu usaha untuk
memelihara hubungan antara sesama manusia juga memelihara hubungan
dengan pencipta- Nya. Wakaf telah mengakar dan menjadi tradisi umat
Islam dimanapun juga. Tidak terkecuali di Indonesia, lembaga ini telah
menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat.
Hampir semua rumah ibadah, madrasah, perguruan tingi Islam dan
lembaga keagamaan Islam dibangun di atas tanah wakaf. Dalam sejarah
Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak
agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam, wakaf telah
menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat. Jumlah tanah
3
wakaf di Indonesia sangat banyak. Berdasarkan data kementrian agama
menyebutkan, jumlah tanah wakaf mencapai 161.579 hektare dengan luas
aset wakaf yang tersebar di 366.595 lokasi. Sedangkan wakaf produktif
adalah harta benda atau pokok tetapnya wakaf tidak secara langsung
digunakan untuk mencapai tujuan, tapi dikembangkan terlebih dahulu untuk
menghasilkan sesuatu (produktif) dan hasilnya disalurkan sesuai dengan
tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah untuk digunakan bercocok tanam, mata
air untuk dijual airnya dan lain-lainnya (SindoNews.Com. 2019)
Wakaf produktif juga didefinisikan sebagai harta yang digunakan untuk
kepentingan produksi baik dibidang pertanian, perindustrian, perdagangan
dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi
dari keuntungan bersih dari hasil pengembangan wakaf yang diberikan
kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Di Indonesia
umumnya wakaf berupa benda-benda konsumtif, bukan benda-benda
produktif. Ini dapat dilihat pada masjid, sekolah-sekolah, panti asuhan,
rumah sakit dan sebagainya. Karena barang yang diwakafkan tersebut
berupa barang konsumtif, maka terjadilah masalah biaya pemeliharaannya.
Ketentuan peruntukan wakaf diatur pada bagian kedelapan UU No. 41
Tahun 2004 dalam pasal 22 dan pasal 23. Untuk mengatasi masalah-
masalah sosial, wakaf merupakan sumber dana yang cukup potensial.
Dalam hal ini pengembangan tanah wakaf produktif menjadi alternatif
sumber pendanaan dalam pemberdayaan ekonomi umat secara umum.
Namun sampai saat ini di Indonesia masih banyak tanah wakaf yang tidak
dikelola secara produktif yang bisa dirasakan betul manfaatnya oleh
masyarakat banyak.
4
Sebagian besar wakaf yang ada hanya berfungsi untuk memelihara
dan melestarikan saja, masih kekurangan dana dan masih menggantungkan
dana dari luar dana wakaf. Dengan demikian, wakaf yang ada di Indonesia
sementara relatif sulit berkembang sebagaimana mestinya, jika tidak ada
upaya yang sungguh-sungguh dan total oleh semua pihak yang terkait dalam
rangka memperbaiki sistem profesionalisme pengelolaan wakaf. Namun
setelah diresmikannya UU No.41 Tahun 2004 tentang wakaf, kemudian
diteruskan dengan dibentuknya Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai
lembaga independen yang secara khusus mengelola dana wakaf dan
beroperasi secara nasional. Tugas dari lembaga ini adalah untuk memajukan
dan mengembangkan perwakafan nasional di Indonesia.
BWI ini berkedudukan di Ibukota negara dan dapat membentuk
perewakilan di provinsi atau kabupaten atau kota sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) potensi aset wakaf per
tahun mencapai Rp 2000 triliun dengan luas tanah wakaf mencapai 420.000
hektare. Sementara potensi wakaf uang bisa menembus kisaran Rp 188
triliun per tahun. Sementara itu, saat ini potensi wakaf yang terealisasi baru
Rp 400 miliar. Di sisi aset wakaf tanah sebanyak 337 bidang masih belum
bersertifikat dan baru 168 bidang tanah yang bersertifikat. Keberadaan BWI
ini, secara langsung merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap
perwakafan yang ada di Indonesia pada umumnya. Banyaknya lembaga-
lembaga pendidikan maupun sosial yang berdiri atas dana wakaf, agaknya
menjadi fenomena tersediri dalam perwakafan di Indonesia. Hal ini sesuai
dengan al-Quran sebagai sumber hukum Islam utama memberi petunjuk
umum tentang pengelolaan harta, dalam rangka mengembangkan harta
5
wakaf secara produktif.
Salah satu contohnya wakaf yang ada di kota Makassar di Yayasan
Dompet Dhuafa, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai
pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di Yayasan Dompet Dhuafa
dengan mengangkat judul “Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pada Yayasan Dompet
Dhuafa Di Kota Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas. Maka rumusan masalahnya
sebagai berikut;
1. Bagaimana Pengelolaan Wakaf Produktif pada Yayasan Dompet Dhuafa
Di Kota Makassar?
2. Bagaimana Wakaf Produktif Dapat Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarkat pada Yayasan Dompet Dhuafa Kota makassar?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengelolaan Wakaf Produktif pada Yayasan Dompet Dhuafa Di Kota
Makassar.
2. Wakaf Produktif Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat pada
Yayasan Dompet Dhuafa Kota makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pembaca penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang pengelolaan wakaf produktif untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pada Yayasan Dompet Dhuafa.
6
2. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memberikan dan menjadi bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Tinjauan Umum tentang Wakaf
1. Dasar Hukum Wakaf
Secara teks dan jelas wakaf tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah, namun makna dan kandungan wakaf terdapat dalam dua sumber
hukum Islam tersebut. Di dalam aturan sering menyatakan wakaf dengan
ungkapan yang menyatakan tentang dema harta (infaq) demi kepentingan
umum. Sedangkan dalam hadits sering kita temui ungkapan wakaf dengan
ungkapan “tahan” (habs).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نإسان انإقطع عمله إلا منإ ثلثة منإ صدقة جارية وعلإم ينإتفع به وولد ص الح يدإعو له إذا مات الإ
Terjemahan:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali
tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau
do’a anak yang shalih” (HR. Muslim no. 1631)
Wakaf sendiri termasuk dalam shodaqoh jariyah. Dan sungguh
bahagia orang yang telah meninggal dunia dan sudah tidak dapat beramal,
tapi pahalanya masih mengalir.
8
Tidak sedikit sahabat yang mewakafkan hartanya, sampai-sampai ulama’
mengatakan, “lihatlah di kota Madinah banyak sekali wakaf sahabat”, disana
ada Abu Bakar, Umar, Utsman, dll, ini merupakan perkara yang mutawatir.
Dan pembahasan wakaf ini dikhususkan lagi bagi orang yang diberi
kelebihan harta oleh Allah swt. baik itu perkara kecil atau perkara yang
Besar.
2. Pengertian wakaf
Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa-yaqifu yang artinya
berhenti, lawan dari kata istamâra. Kata ini sering disamakan dengan al-
tahbîs atau al- tasbîl yang bermakna al-habs ‘an tasarruf, yakni mencegah
dari mengelola. Perkataan wakaf juga dikenal dalam istilah ilmu tajwid yang
bermakna menghentikan bacaan, baik seterusnya maupun untuk mengambil
nafas sementara.
Wakaf menurut istilah adalah penahanan harta yang diambil
manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah
serta dimaksudkan untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Definisi wakaf
menurut Ahli fiqh adalah sebagai berikut:
a. Wakaf menurut Abu Hanifah adalah menahan suatu benda yang
menurut hukum, tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan
manfaatnya untuk kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka pemilikan
harta wakaf tidak lepas dari si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya
kembali dan ia boleh menjualnya. Jika si wakif wafat, harta tersebut
menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jadi yang timbul dari wakaf
hanyalah “menyumbangkan manfaat”. Karena itu mazhab Hanafi
mendefinisikan wakaf adalah ”tidak melakukan suatu tindakan atas
9
suatu benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan
menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial), baik
sekarang maupun akan datang”.
b. Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta
yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut
mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan
kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif
berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh menarik
kembali wakafnya. Maka dalam hal ini wakaf tersebut mencegah wakif
menggunakan harta wakafnya selama masa tertentu sesuai dengan
keinginan wakifketika mengucapkan akad (sighat). Jadi pada dasarnya
perwakafan ini berlaku untuk suatu masa tertentu, dan karenanya tidak
boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).
c. Mazhab Syafi’i dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa wakaf
adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif,
setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan
apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti perlakuan pemilik
dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran atau
tidak. Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat
diwarisi oleh ahli warisnya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang
diwakafkannya kepada mauquf ‘alaih (yang diberi wakaf) sebagai
sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran
sumbangannya tersebut.
Apabila wakif melarangnya, maka Qadli berhak memaksanya agar
memberikannya kepada mauquf ‘alaih. Karena itu mazhab Syafi’i
10
mendefinisikan wakaf adalah “Tidak melakukan suatu tindakan atas suatu
benda, yang berstatus sebagai milikAllah SWT, dengan menyedekahkan
manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)”.
3. Wakaf Produktif
a. Definisi Wakaf Produktif
Produktif dalam arti bahasa yaitu banyak menghasilkan; bersifat
mampu berproduksi. Manusia produktif secara definitif adalah kelompok
entrepreneur yang berciri antara lain peka terhadap kebutuhan lingkungan
sekelilingnya, menguasai informasi dan memiliki dinamika kreatifitas yang
tinggi, sehingga mampu menciptakan bukan hanya mencari lapangan kerja,
menumbuhkan wawasan ekonomi yang luas. Berdasarkan substansi
ekonominya, wakaf bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu
1) Wakaf langsung, yaitu wakaf untuk memberi pelayanan langsung
kepada orang-orang yang berhak, seperti wakaf masjid yang
disediakan sebagai tempat sholat, wakaf sekolah yang
disediakansebagai tempat belajar siswa dan wakaf rumah sakit untuk
mengobati orang sakit secara cuma-cuma. Pelayanan langsung ini
benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung
dan menjadi modal tetap yang selalu bertambah dari generasi ke
generasi.
2) Wakaf produktif, yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan
produksi, baik dibidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa
yang manfaatnya bukan pada benda secara langsung, tetapi dari
keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada
orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf. Di sini, wakaf
11
produktif diolah untuk dapat menghasilkan barang atau jasa kemudian
dijual dan hasilnya dipergunakan sesuai dengan tujuan wakaf.
Perbedaan antara wakaf langsung dan wakaf produktif terletak pada
pola manajemen dan cara pelestarian wakaf. Wakaf langsung
membutuhkan biaya perawatan yang dananya diperoleh dari
luarbenda wakaf, sebab wakaf seperti ini tidak menghasilkan sesuatu
dan tidak boleh digunakan untuk tujuan wakaf tersebut. Sedangkan
wakaf produktif, sebagian hasilnya dipergunakan untuk merawat dan
melestarikan benda wakaf, dan selebihnya untuk dibagikan kepada
orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.
UU. No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf memiliki urgensi, yaitu selain
untuk kepentingan ibadah mahdhah, juga menekankan perlunya
pemberdayaan wakaf secara produktif untuk kepentingan sosial
(kesejahteraan umat).
b. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Produktif
Pengelolaan suatu perwakafan tidak dapat dipisahkan dari para nadzir.
Hal ini disebabkan karena berkembang tidaknya harta wakaf, salah satu
diantaranya sangat tergantung pada nadzir. Walaupun para mujtahid tidak
menjadikan nadzir sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama
sepakat bahwa harus menunjuk nadzir wakif, di Indonesia nadzir ditetapkan
sebagai dasar pokok perwakafan.
c. Pengelolaan Wakaf Produktif
Untuk mengelola wakaf produktif di Indonesia, yang pertama-tama
harus dilakukan adalah perlunya pembentukan suatu badan atau lembaga
yang khusus mengelola wakaf dan bersifat nasional yang oleh undang-
12
undang No. 41/2004 diberi nama Badan Wakaf Indonesia.
Badan Wakaf Indonesia (BWI) diberi tugas mengembangkan wakaf
secara produktif, sehingga wakaf dapat berfungsi untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Tugas utama badan ini adalah memberdayakan wakaf,
baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda bergerak yang ada di
Indonesia sehingga dapat memberdayakan ekonomi umat.
Organisasi BWI sebaiknya ramping dan solid dan anggotanya terdiri
dari para ahli berbagai ilmu yang ada kaitannya dengan pengembangan
wakaf produktif, seperti ahli hukum Islam (khususnya hukum wakaf), ahli
ekonomi Islam, ahli perbankan Islam dan para cendekiawan lainnya yang
memiliki perhatian terhadap perwakafan. Dalam mengelola wakaf produktif
lebih bai dilakukan pengawasan yang layak, yaitu pengawasan administrasi
dan keuangan, adapun selebihnya adalah memberikan pelayanan dan
support kepada pengurus harta wakaf produktif. Diantara bentuk pelayanan
terpenting dalam hal ini adalah ikut serta dalam membuat perencanaan dan
investasi serta memberikan bantuan dana.
d. Pedoman pengembangan wakaf produktif
Wakaf dalam pengelolaannya memerlukan dana agar tercapai tujuan
yang diinginkan, jadi harus ada proyek penyedia jasa. Seperti wakaf tanah
tidak akan menghasilkan sesuatu apabila tidak diolah, misalnya dengan
pengairan, bibit yang nyata-nyata harus mengeluarkan dana atau disebut
investasi/penanaman modal.
Sedangkan hasilnya setelah melalui proses investasi dan
pemeliharaannya. Hitungan pendapatan yang diharapkan inilah yang
menjadi kajian kelayakan ekonomi suatu proyek harta wakaf. Dengan
13
berkembangnya fiqih untuk transaksi keuangan dalam dua puluh tahun
terakhir ini sejalan dengan tumbuhnya lembaga keuangan Islami, maka
menjadi mudah menemukan model pembiayaan yang baru untuk proyek
wakaf produktif secara institusional. Karena itu model pembiayaan jaman
sekarang ini tetap harus berdasarkan prinsip pembiayaan Islami yang
dikenal baik. Dalam model pembiayaan harta.
Wakaf tradisional, buku fikih klasik mendiskusikan lima model
pembiayaan rekontruksi harta wakaf, yaitu: Pinjaman, Hukr (kontrak sewa
jangka panjang dengan pembayaran lump sum yang cukup besar dimuka),
Al-Ijaratain (sewa dengan dua pembayaran), menambah harta wakaf baru
dan penukaran pengganti (substitusi) harta wakaf.
Dari kelima model ini hanya penambahan harta wakaf baru yang
menciptakan penambahan pada modal wakaf dan peningkatan kepastian
produksi. Sedang empat model yang lain banyak kepada membiayai
operasional dan mengembalikan produktifitas semua harta wakaf. Model
pembiayaan baru untuk proyek wakaf produktif secara institusional, adalah
sebagai berikut:
1) Model pembiayaan Murabahah
Penerapan pembiayaan murabahah pada harta proyek mengharuskan
pengelola harta wakaf (Nadzir) mengambil fungsi sebagai pengusaha
(enterpreneur) yang mengandalkan proses investasi yang membeli
peralatan dan material yang diperlukan melalui surat kontrak
Murabahah, sedangkan pembiayaannya datang dari satu bank Islami.
2) Model Istisnaa
Model Istisnaa memungkinkan pengelola harta wakaf untuk memesan
14
pengembangan harta wakaf yang diperlukan kepada lembaga
pembiayaan melalui suatu kontrak istisnaa. Lembaga pembiayaan atau
bank kemudian membuat kontrak dengan kontraktor untuk memenuhi
pesanan pengelola harta wakaf atas nama lembaga pembiayaan itu.
Menurut Resolusi Islamic Fiqh Akademi dari OKI, Istisnaa adalah
sesuai dengan kontrak syariah dimana pembiayaan dapat dilakukan
secara ditangguhkan atas dasar kesepakatan bersama.
3) Model Ijarah
Model pembiayaan ini merupakan penerapan Ijarah dimana pengelola
harta wakaf tetap memegang kendali penuh atas manajemen proyek.
Dalam pelaksanaannya, pengelola harta wakaf memberikan ijin yang
berlaku untuk beberapa tahun saja kepada penyedia dana untuk
mendirikan sebuah gedung diatas tanah wakaf. Kemudian pengelola
harta wakaf menyewakan gedung tersebut untuk jangka waktu yang
sama dimana pada periode tersebut dimiliki oleh penyedia dana
(financer), dan digunakan untuk tujuan wakaf. Pengelola harta wakaf
menjalankan manajemen dan membayar sewa secara periodik kepada
penyedia dana.
4) Mudharabah oleh Pengelola Harta Wakaf dengan penyedia dana
Model Mudharabah dapat digunakan oleh pengelola harta wakaf
dengan asumsi peranannya sebagai pengusaha (mudharib) dan
menerima dana likuid dari lembaga pembiayaan untuk mendirikan
bangunan di tanah wakaf atau untuk mem-bor sebuah sumur minyak
jika tanah wakaf tu menghasilkan minyak. Manajemen akan tetap
berada ditangan pengelola harta wakaf secara eksklusif dan tingkat
15
bagi hasil ditetapkan sedemikian rupa sehingga menutup biaya usaha
untuk manajemen sebagaimana juga penggunaan tanahnya.
5) Model pembiayaan berbagi kepemilikan
Model pembiayaan berbagi kepemilikan dapat dipergunakan apabila
dua pihak secara individual dan bebas memiliki dua benda yang
berkaitan satu sama lain, misalnya masing-masing memiliki separoh
dari sebidang tanah pertanian tanpa mempunyai perjanjian kemitraan
secara formal.
6) Model bagi hasil (Output)
Model bagi hasil adalah suatu kontrak dimana satu pihak menyediakan
harta tetap seperti tanah untuk yang lain dan berbagi hasil (output)
kotor diantara keduanya atas dasar rasio yang disepakati. Model
pembiayaan ini didasarkan atas Muzara'ah dimana pemilik tanah
menyediakan tanah (mesin) kepada petani. Dalam bagi hasil, tanah
dana manajemen tidak dapat disediakan oleh pihak yang sama. Dalam
model pembiayaan bagi hasil, wakaf menyediakan tanah dan harta
tetap lainnya yang dimiliki wakaf, sedang lembaga pembiayaan
menyediakan biaya operasional dan manajemen. Lembaga
pembiayaan dapat juga menyediakan sebagian atau seluruh mesin
sepanjang tanah disediakan oleh pihak non manajemen sesuai dengan
persyaratan Muzara'ah. Model ini dengan demikian cocok untuk
lembaga pembiayaan yang menghendaki mengambil tanggung jawab
manajemen, sedang pengelola harta wakaf mengambil posisi.
7) Model sewa berjangka panjang dan Hukr
Model pembiayaan kelembagaan yang terakhir adalah salah satu
16
dimana manajemen juga berada di tangan lembaga pembiayaan yang
menyewa harta wakaf untuk periode jangka waktu panjang. Penyedia
dana mengambil tanggung jawab kontruksi dan manajemen serta
membayar sewa secara periodic kepada pengelola harta wakaf. Dalam
sub-model Hukr, suatu ketentuan ditambahkan dalam kontrak atas
dasar mana lembaga pembiayaan memberikan suatu pembayaran
lump sum tunai sebagai tambahan dari membayar sewa secara
periodik. Namun demikian di bawah kondisi pasar yang adil, nilai total
sekarang (total presentvalue) dari hasil (return) kepada wakaf dalam
Hukr dan dalam sewa berjangka panjang harus kurang lebih sama.
e. Strategi Pengembangan Wakaf Produktif
Wakaf telah memainkan peran penting dalam pembangunan
masyarakat Muslim sepanjang sejarah perkembangan Islam, namun dalam
kenyataannya persoalan perwakafan belum dikelola secara baik
sebagaimana tujuan para wakif itu sendiri, khususnya di Indonesia. Sudah
waktunya kita mengkaji, menganalisis, dan menerapkan strategi pengelolaan
dalam rangka pengembangan wakaf secara berkesinambungan agar harta
wakaf, khusunya tanah wakaf yang strategis bisa dijadikan salah satu
alternatif nyata dalam pemberdayaan ekonomi umat.
Di Indonesia memang masih sedikit orang yang mewakafkan tanahnya
dalam bentuk wakaf produktif, dan seandainya ada untuk mengelola tanah
tersebut masih memerlukan biaya yang tidak sedikit dan biaya tersebut
harus diusahakan. Karena itu diperlukan strategi riil agar bagaimana tanah-
tanah wakaf yang begitu banyak di hampir seluruh provinsi di Indonesia
dapat segera diberdayakan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat
17
banyak. Strategi riil dalam pengembangan tanah wakaf produktif tersebut
adalah kemitraan Lembaga-lembaga nadzir harus menjalin kemitraan usaha
dengan pihak-pihak lain yang mempunyai modal dan ketertarikan
usaha sesuai dengan posisi tanah strategis yang ada dimana nilai
komersialnya cukup tinggi. Sekali lagi harus ditekankan bahwa sistem
kerjasama tetap harus mengikuti sistem syari’ah, baik dengan cara
musyarakah maupun mudharabah.
Selain bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang memiliki hubungan
permodalan dan usaha. Nadzir wakaf harus mensinergikan program-
program usahanya dengan pihak atau lembaga yang mendukungnya, seperti
MUI, Perguruan Tinggi, Lembaga Konsultan Keuangan, Lembaga Arsitektur,
Lembaga Manajemen Nasional, Lembaga Konsultan Hukum, dll.
4. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Secara umum pengertian manajemen dalam Islam dapat disimpulkan
sebagai suatu aktivitas manajerial untuk mentrasformasikan suatu gagasan
yang berlandaskan niat mencarI keridhaan Allah SWT, untuk mencapai
tujuan-tujuan yang juga diridhai-Nya. Manajemen pengelolaan menempati
posisi teratas dan paling urgen dalam mengelola harta wakaf.
Dalam bahasa Arab kata manajemen terambil dari kata Nazhama,
Nazhama al asyyaa’ nazhman berarti menata beberapa hal dan
menggabungkan antara satu dengan yang lainnya. Nazhama amrahu berarti
menyusun dan menertibkan urusannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Qur’an surat ash-Shaff: 4.
18
Terjemahannya;
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh. (QS. As-Shaff: 4)
b. Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Wakaf
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan suatu proses menentukan sasaran yang
ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi
yang tepat untuk mencapainya dan SDM yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan. Perencanaan merupakan bagian
dari sunnatullah. Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap
manusia (bukan hanya organisasi) untuk selalu melakukan perencanaan
terhadap semua kegiatanyang akan dilakukan di masa depan agar
mendapat hasil yang optimal. Allah berfirman:
Terjemahannya:
yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan
datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit
19
gandum) yang kamu simpan. Kemudiansetelah itu akan datang tahun
yang padanya manusiadiberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu
merekamemeras anggur. (QS. Yusuf: 47- 49)
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian (organizing) adalah:
a. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,
b. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok
kerja yang akan dapat “membawa” hal-hal tersebut ke arah tujuan,
c. Penugasan tanggung jawab tertentu,
d. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak
proses manajemen, sedangkan dalam fungsi pelaksanaan justru lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-
orang dalam organisasi. George R. Terry mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian
rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan. Dalam fungsi ini yang paling berperan adalah seorang
pemimpin. Yakni bagaimana seorang pimpinan bisa mengarahkan kinerja
bawahannya sehingga hasil kerja dari bawahannya bisa efektif dan efisien.
4. Pengawasan (controlling)
20
Semua fungsi yang terdahulu tidak akan efektif tanpa adanya fungsi
pengawasan (controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah
pengendalian. Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
Pengawasan dalam pandangan Islam dilakukan untuk meluruskan
yang tidak lurus, mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak.
Pengawasan dalam ajaran Islam (hukum syariah), paling tidak terbagi
menjadi dua hal. Pertama, kontrol yang berasal dari diri sendiri yang
bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah swt. Seseorang yang
yakin bahwa Allah pasti mengawasi hamba- Nya, maka ia akan bertindak
hati-hati. Ketika sendiri, ia yakin bahwa Allah yang kedua dan ketika berdua,
ia yakin bahwa Allah yang ketiga.
Kedua, pengawasan yang dilakukan dari luar diri sendiri. Sistem
pengawasan ini dapat terdiri atas mekanismepengawasan dari pemimpin
yangberkaitan dengan penyelesaian tugas yang telah didelegasikan,
kesesuaian antara penyelesaian tugas dan perencanaan tugas, dan lain-lain.
c. Pola Pengelolaan Wakaf
1. Mekanisme Kerja
a. Perorangan
Nazhir perorangan merupakan kelompok kerja yang terdiridari
sekurang- kurangnya 3 orang. Dalam mekanisme kerja nazhir
penting adanya mekanisme kerja yang jelas. Jadiperlu adanya
pembagian jabatan dan tugas sesuai dengankebutuhan, seperti:
ketua, sekertaris, bendahara, dan seksiseksi. Mekanisme kerja
21
nazhir perorangan secara internmerupakan hubungan kerja antar
pengurus dan secara ekstern hubungan kerja dengan pemerintah
dan masyarakat.
b. Nazhir Berbadan Hukum
Mekanisme kerja nazhir berbadan hukum, mempunyai bentuk yang
sama dengan nazhir perorangan, seperti dalam pembagian jabatan
dan tugas masing- masing pengurus. Perbedaannya adalah nazhir
berbadan hukum perlu mempertimbangkan kebijakan dan ketentuan
dari organisasi induknya, begitu pula dalam hubungan ekstern
bukan hanyadengan pihak pemerintah, melainkan perlu adanya
hubungan dengan organisasi di atasnya.
2. Pola Koordinasi
a. Nazhir Perorangan
Mengingat nazhir diangkat oleh KUA atas saran majelis ulama,
maka antara nazhir dengan kepala KUA serta majelis ulama
mempunyai hubungan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk
memelihara, mengembangkan fungsi wakaf serta menyelesaikan
jika ada persoalan.
b. Nazhir Berbadan Hukum
Bentuk koordinasi ditambah dengan organisasi induk yang
membinanya. Namun juga harus tetap melakukan koordinasi
dengan pihak pemerintah. Hubungan kerja dapat dilakukan secara
horizontal antara nazhir, baik antara nazhir yang perorangan
maupun yang berbadan hukum. Antara nazhir perorangan dan yang
berbadan hukum dapat saling berkomunikasi tanpa memperhatikan
22
bentuk nazhir yang mereka miliki. Sehingga fungsi harta (tanah)
wakaf dapat terlaksana secara maksimal.
d. Problematika Pengelolaan Wakaf Secara Umum di Indonesia
1. Kurangnya Pemahaman dan Kepedulian Umat Islam Terhadap
Wakaf Saat ini di kalangan masyarakat Islam di Indonesia masih
terjadi akan kurangnya aspek pemahaman yang utuh terhadap
persoalan wakaf.
2. Masyarakat masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya
fungsi wakaf dalam kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
banyak.
3. Masih adanya penilaian bahwa pengelolaan wakaf selama ini tidak
profesional dan amanah (dapat dipercaya).
4. Belum adanya jaminan hukum yang kuat bagi wakif, baik yang
berkaitan dengan status harta wakaf, pola pengelolaan,
pemberdayaan dan pembinaan secara transparan, sehingga
banyak masyarakat yang kurang meyakini untuk berwakaf.
5. Belum adanya kemauan yang kuat, serentak, dan konsisten dari
pihak nazhir wakaf dan membuktikannya dengan konkrit bahwa
wakaf itu sangat penting bagi pembangunan sosial, baik mental
maupun fisik.
6. Kurangnya tingkat sosialisasi dari beberapa lembaga yangpeduli
terhadap pemberdayaan ekonomi (khususnya lembaga wakaf). Hal
ini disebabkan minimnya anggaran yang ada.
7. Minimnya tingkat kajian dan pengembangan wakaf pada level
wacana di Perguruan Tinggi Islam. Hal ini berdampak pada
23
lambatnya pengembangan dan pengelolaan wakaf yang sesuai
dengan standar manajemen modern.
8. Kondisi ekonomi umat Islam Indonesia yang mayoritas berada pada
kalangan menengah ke bawah menyebabkan secara tidak
langsung terhadap keengganan umat untuk melaksanakan wakaf.
9. Banyaknya Tanah Wakaf yang Belum Bersertifikat. Hal ini
dikarenakan tanah-tanahwakaf tersebut tidak mempunyai bukti
perwakafan, seperti surat-surat yang memberikan keterangan
bahwa tanah tersebut telah diwakafkan. Tanah wakaf yang tidak
mempunyai bukti administratif tersebut karena banyak parawakif
yang menjalankan tradisi lisan dengan kepercayaan yangtinggi jika
akan mewakafkan tanahnya kepada nazhir perorangan maupun
lembaga.
10. SDM Pengelola Wakaf yang Belum Profesional. Dalam pengelolaan
harta wakaf, pihak yang paling berperan berhasil tidaknya dalam
pemanfaatan harta wakaf adalah nazhir wakaf, yaitu seseorang
atau sekelompok orang dan badan hukum yang diserahi tugas oleh
wakif (orang yang mewakafkan harta) untuk mengelola wakaf. Di
pundak nazhirlah tanggung jawab dan kewajiban memelihara,
menjaga dan mengembangkan wakaf serta menyalurkan hasil
wakaf atau manfaat dari wakaf kepada sasaran wakaf.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang wakaf, khususnya pada
aspek pengelolaan dan pengembangannya. Beberapa peneliti sudah
melakukan penelitian terlebih dahulu, diantaranya:
24
Abd Kadir Arno (2018) melakukan penelitian mengenai Wakaf Produktif
Sebagai Instrumen Kesejahteraan Sosial Dan Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Sebagai lembaga keagamaan yang mempunyai potensial manfaat ekonomi,
pemberdayaan wakaf yang efektif dan efisien untuk kepentingan produktif
adalah suatu keharusan. Sehingga harus ada upaya untuk dapat mengelola
wakaf produktif, sehingga dapat memberikan solusi dari apa yang diharapkan
yaitu dapat mensejahterakan masyarakat maka perlu pengelolaan yang
optimal terhadap objek wakaf yang ada. Pengelolan wakaf diindonesia
dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain: a) pengembangan wakaf
oleh para nazhir lebih pada perlindungan harta wakaf bukan dengan
pendayagunaan wakaf; (b) pemahaman umat Muslim tentang wakaf masih
kurang; (c) masih terbatasnya dukungan pemerintah dalam bentuk anggaran
guna memfasilitasi gerakan wakaf dan penyediaan layanan untuk administrasi
wakaf; (e) masih kurangnya kegiatan yang mengedukasi dan
mensosialisasikan wakaf produkti kepada masyarakat muslim, kondisi ini
berdampak pada rendahnya kesadaran tentang wakaf; dan (f) pendirian dan
sebaran lembaga wakaf di daerah-daerah belum memperhitungkan potensi
wakaf di setiap daerah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya
lakukan adalah penelitian yang dilakuakan oleh Abd Kadir Arno hanya meneliti
tentang Potensi dan Tantangan Wakaf Produktif Sebagai Instrumen
Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi umat, sedangkan
penelitian yang saya lakukan mengenai Pengelolaan dan Pengembangan
Wakaf Produktif di Yayasan Dompet Dhuafa, dan persamaan antara penelitian
ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian tentang wakaf
produktif.
25
Bashlul Hazami mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya pada tahun
2016 dengan judul skripsnya: Peran Dan Implementasi Waqaf Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
menjawab bagaimana peran dan implementasi waqaf dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pendekatan penelitiannya adalah pendekatan
kualitatif explanatory. Pengumpulan datanya dengan dokumentasi,
wawancara dan pengamatan langsung serta strateginya adalah case study.
Teknik analisisnya adalah teknik analisis diskriptif naratif dan penjodohan
pola. Informan kuncinya adalah pimpinan Laznas X di Kota Surabaya dan
informan pendukungnya yaitu para penerima pemberdayaan. Hasil penelitian
adalah tiga kunci sukses peran dan implementasi waqaf dalam pemberdayaan
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah; pertama, keberhasilan
pembentukan karakter yang dimulai dengan pembianan sholatnya khususnya
shalat lima waktu. Kedua, keberhasilan dalam pembianaan mental spiritual
antara lain; jiwa amanah, jujur, pekerja keras dan profesioanal. Ketiga,
pendampingan dan monetoring selama penerimaan pembiayaan. Waqaf
Uang yang dikelola dengan ekonomis dan manajemen yang profesional
memiliki dampak lebih terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
dibandingkan dengan waqaf aset tak bergerak. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian Bashlul Hazami
mengarah kepada peran dan implementasi wakaf dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat, sedangkan penelitian yang saya lakukan
mengenai pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di yayasan
dompet dhuafa. Perbedaan lain yaitu Bashlul Hazami hanya menliti tentang
wakaf biasa sedangkan penelitian yang saya lakukan tentang wakaf produktif.
26
Devi Megawati mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tahun 2014 dengan judul
skripsinya: Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif Di Kota
Pekanbaru. Penelitian ini mengeksplorasi tentang bagaimana pengelolaan
dan pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru. Metode Penelitian
yangdigunakan adalah kualitatif dengan menggunakan instrumen
wawancara dan dokumentasi pada objek penelitian yakni nazhir wakaf
produktif di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di Kota Pekanbaru masih
sederhana dengan manajemen tradisional. Oleh karenanya peran
pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama harus lebih giat lagi dalam
mensosialisasikan dan membinanazhir agar wakaf produktif yang telah ada
dapat terus–menerus berkembang dan memberikan manfaat yang luas
kepada kesejahteraan sosial umat Islam yang merupakan penduduk
mayoritas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan
hanya terletak pada lokasi penelitiannya Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang saya lakukan adalah pnelitian tentang pengelolaan dan
pengembangan wakaf produktif
Nursyifa Yolanda masiswi Fakultas Syariah dan Ekonomi IAIN Pontianak
dengan judul skripsinya: Peranan Wakaf Produktif Terhadap
Keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Kesinambungan
Badan Wakaf Walisongo. Pengelolaan wakaf secara produktif yang dilakukan
oleh Yayasan Pondok Pesantren Walisongo melalui usaha mikro kecil
menengah (UMKM), tertata dan tersusun rapi sehingga jauh dari kesan
kumuh. Hasil dari pengelolaan wakaf secara produktif ini, mampu memberikan
27
peranan dalam keberlangsungan UMKM dan kesinambungan badan wakaf
Walisongo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peranan wakaf
produktif terhadap keberlangsungan UMKM. 2) peranan wakaf produktif
terhadap kesinambungan badan wakaf Walisongo. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data primer yaitu hasil
observasi dan wawancara dengan ketua KUA Pontianak Kota, pengelola
badan wakaf Yayasan Walisongo dan pemilik UMKM dan sumber data
sekunder yaitu dokumen yang berkaitan dengan wakaf produktif. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan: 1) Wakaf produktif memiliki peranan terhadap
keberlangsungan UMKM. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya usaha-usaha di
atas tanah wakaf milik Yayasan Pondok Pesantren Walisongo serta
mengalami perkembangan dan peningkatan setiap tahunnya yang ditunjang
oleh letak wakaf produktif yang strategis yaitu di tepi jalan Alianyang dan
persimpangan jalan serta dikelilingi oleh perkantoran dan sekolah dan Masjid.
2) Wakaf produktif memiliki peranan terhadap kesinambungan badan wakaf.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Nursyifa Yolanda lebih mengarah kepada
peranan wakaf produktif terhadap keberlangsungan usaha mikro kecil
menenga (UMKM) dan kesinambungan wakaf badan wakaf walisongo.
Sedangkan persamaan penelitian ini dengan peneltian yang saya lakuakan
adalah sama-sama meneliti wakaf produktif.
28
C. Kerangka Pikir
Kerangka Pikir Pengelolaan Wakaf Produktif
m
SKRIPSI
Al-Quran dan Hadits 1. Q.S Ash-Shaff:4 2. Q.S Yusuf: 47-49 3. H.R Muslim no 1631
Studi Teori 1. Tantangan menuju
wakaf produktif (Amelia Fauzia, 2016)
2. Pengeloaan dan pengembangan Wakaf Produktif di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Yasini (Hasan Asy Ari, 2016)
3. Metodologi kualitatif (Pongtiku Arry,2013)
RUMUSAN
MASALAH
Studi Empirik 1. Wakaf Produktif sebagai
instrumen kesejahteraan sosial dan pemberdayaan ekonomi ummat (Arno A K, 20180
2. Peran dan implementasi wakaf dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat (Hazami,2016)
3. Pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di kota pekanbaru (Megawati, 2014).
Wakaf Produktif Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
OBJEK
STUDI
Pengelolaan Wakaf Produktif
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, sehingga dapat
memecahkan suatu masalah. Metode penelitian berguna untuk mendapatkan
informasi atau data yang objektif, valid dan akurat dari hasil pengolahan data
tersebut. Sedangkan metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang membahas
tentang cara bagaimana mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan tertentu.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik atau metode
penelitian yang meliputi.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field
research (penelitian lapangan), atau dapat pula dikatakan sebagai penelitian
empiris atau sosiologis. Dimana dalam penelitian ini menitik beratkan pada
hasil-hasil pengumpulan data yang didapatkan secara langsung dari
informan atau narasumber yang telah ditentukan. Informan tersebut adalah
staff Yayasan Dompet Dhuafa di Kota Makassar.
B. Pendekatan Peneletian
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian
yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran
30
atau lukisan secara sistematis mengenai suatu fenomena yang terjadi di
masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis pengelolaan dan pengembangan
wakaf produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di yayasan
dompet dhuafa di Kota Makassar.
C. Lokasi Empiris Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah di
Yayasan Dompet Dhuafa Di Kota Makassar.
D. Sumber Data
Dalam sebuah penelitian, sumber data adalah hal yang paling utama
dan juga yang paling penting. Dalam penelitian ini, sumber data dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Data Primer, yaitu data utama yang langsung diperoleh dari sumber
utama. Dalam penelitian ini, sumber utamanya adalah mereka yang
menjadi objek penelitian ini, yaitu wawancara langsung dengan
pimpinan dan staff Yayasan Dompet Dhuafa Kota Makassar.
2. Data Sekunder, yaitu sumber data yang secara tidak langung
memberikan data kepada pengumpul data (peneliti). Adapun data
sekunder yang dijadikan peneliti sebagai bahan rujukan ialah literatur-
literatur lain seperti al- Qur’an dan Hadits, buku-buku tentang pengelola
dan pengembangan wakaf, UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, dan
lain- lain yang berkaitan dengan skripsi ini.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk menjelaskan urutan kerja atau
sebagai alat dan cara untuk mengumpulkan data supaya data yang
dihasilkan tersusun secara sistematis. Adapun teknik pengumpulan data
31
pada penelitian ini ialah:
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan proses yang kompleks
yang dimaksudkan untuk mengamati terhadap peristiwa-peristiwa yang
dilakukan dengan cara melihat, mendengarkan, merasakan dan kemudian
dicatat subyek penelitiannya. Selain itu, penulis melakukan observasi
untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi obyektif realitas sosial
baik berupa partisipasi maupun proses yang ada di lapangan. Dalam
penelitian ini penulis turun ke lokasi penelitian secara langsung di
Yayasan Dompet Dhuafa di Kota Makassar.
2. Wawancara
Dalam sebuah penelitian kualitatif, wawancara adalah teknik atau metode
pengumpulan data yang paling penting untuk mendapatkan data secara
jelas dan terperinci. Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab
secara langsung atau dengan kata lain antara penulis dan informan saling
bertatap mata. Dalam penelitian ini, penulis akan mewawancarai para
informan yang menjadi objek dari penelitian ini, sebagaimana yang telah
disebutkan di atas. Secara garis besar, teknik atau metode pengumpulan
data dengan cara wawancara ini terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Wawancara Terstruktur, yaitu wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai check list. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda √ (check) pada nomor pertanyaan yang sesuai.
b) Wawancara Tidak Terstruktur, yaitu wawancara yang hanya memuat
garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara
32
dengan model ini, kreativitas pewawancara sangat diperlukan dan
bahkan hasil wawancara dengan model ini lebih banyak tergantung
dari pewawancara sebagai “pengemudi” jawaban informan.
Dalam hal kaitannya dengan penelitian ini, maka penulis akan
menggunakan kedua model wawancara di atas. Mula-mula, penulis akan
menyusun daftar pertanyaan yang akan ditanyakan, kemudian jika di
tengah perjalanan ada hal menarik yang belum tercover dalam pertanyaan
itu, maka penulis akan mengubahnya menjadi tidak terstruktur. Akan tetapi,
tetap pada pokok permasalahan yang ada. Model wawancara seperti ini
biasa disebut dengan Semi-Terstruktur, yaitu perpaduan antara wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
c) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengguna
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
F. Metode Analisis Data
Setelah berbagai macam data terkumpul dari hasil pengumpulan data,
maka proses selanjutnya adalah mengolah data. Tujuannya adalah agar
memperoleh data yang terstruktur, baik, dan sistematis. Adapun tahapan-
tahapan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Editing
Edit merupakan proses penelitian kembali terhadap catatan-catatan,
berkas-berkas, dan informasi-informasi yang dikumpulkan oleh pencari data
(peneliti). Berarti, dalam penelitian ini penulis kembali melakukan penelitian
33
terhadap data-data yang diperoleh, baik berupa data primer maupun
sekunder yang berhubungan dengan penelitian pengelolaan dan
pengembangan wakaf produktif di Yayasan Dompet Dhuafa Di Kota
Makassar dengan tujuan untuk mengetahui apakah data-data tersebut sudah
lengkap, jelas, dan sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti
sehingga kekurangan dan kesalahan data dapat ditemukan dan diminimalisir
Klasifikasi.
2. Klarifikasi
Setelah proses edit selesai, maka proses pengolahan data selanjutnya
adalah pengkalsifikasian atau pengelompokan data. Penulis akan
mengelompokkan data yang diperoleh berdasarkan kategori tertentu sesuai
dengan permasalahan yang ada. Tujuannya adalah supaya mempermudah
proses pengolahan data selanjutnya, Psehingga muatan dari penelitian ini
dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh pembaca. Dalam penelitian
ini, penulis akan mengelompokkan data-data yang diperoleh dari pimpinan
dan staff di Yayasan Dompet Dhuafa Kota Makassar untuk mengetahui
permasalahan yang ada.
3. Verifikasi
Verifikasi data adalah pembuktian kebenaran data untuk menjamin
validitas data yang telah terkumpul. Verifikasi ini dilakukan dengan cara
menemui sumber data (informan) dan memberikan hasil wawancara
dengannya untuk ditanggapi apakah data tersebut sesuai dengan yang di
informasikan olehnya atau tidak.
Dalam penelitian ini, penulis akan menemui sumber data (informan)
yaitu pimpinan dan staff Yayasan Dompet Dhuafa Kota Makassar dan untuk
34
membuktikan kebenaran apakah hasil wawancara yang peneliti catat sesuai
dengan yang diinformasikan olehnya atau tidak.
4. Analisis
Selanjutnya penulis menganalisa data-data tersebut dengan cara
membandingkan atau menambahi dengan teori-teori yang berhubungan
dengan objek penelitian. Dengan proses ini, penulis akan menganalisa dan
menyajikan data-data yang diperoleh dari lapangan baik dari observasi
maupun wawancara dalam bentuk deskriptif-kualitatif yakni metode
penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang menggambarkan suatu
objek keadaan yang terjadi di lapangan.
5. Konklusi
Proses ini dilakukan untuk menarik kesimpulan terhadap data-data
yang telah diolah sehingga mampu menjawab masalah terkait objek
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
6. Identitas Informan
Table 3.1
Identitas Informan
No. Nama Informan Jabatan Inisial
1. Nirwana SPV Program N
2. Reka Rahim Perdana Keuangan dan HC RRP
3. Reka Rahim Perdana Wakif RRP
4. Muh Hasbi Pendamping Kampung Ternak MH
5. Daeng Ngeppe Pengelolah Kampung Ternak DN
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang
berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan
dana zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (Ziswaf) serta dana lainnya yang halai dan
legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Pada 4 September
1994, Yayasan Dompet Dhuafa Republika didirikan. Profesionalitas Dompet
Dhuafa kian terasah seiringmeluasnya program kepedulian dari yang semula
hanya bersifat lokal menjadi nasional, bahkan internasional. Tidak hanya
berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam bentuk
tunai, Dompet Dhuafa juga mengembangkan bentuk program yang lebih luas
seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.
Pada 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika dikukuhkan untuk
pertama kalinya oleh pemerintah sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga
Amil Zakat) oleh Departemen Agama RI. Pembentukan yayasan dilakukan di
hadapan Notaris H Abu Yusuf, SH tanggal 14 September 1994, diumumkan
dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL. Kantor
Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan Ruko Pettarani Indah (Samping Gedung
PWI).
36
Adapun program program Dompet Dhuafa diantaranya yaitu; Pendidikan,
Kesehatan, Ekonomi, Sosial Dakwah dan Kebencanaan.
2. Visi Dompet Dhuafa
Visi dari Dompet Dhuafa yaitu Terwujudnya masyarakat dunia yang
berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis
pada sistem yang berkeadilan. Selain itu adapun misi dari Dompet Dhuafa
antara lain;
3. Misi Dompet Dhuafa
a. Menjadi gerakan masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai
kebaikan.
b. Mewujudkan masyarakat berdaya melalui pengembangan ekonomi
kerakyatan.
c. Terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan dunia melalui penguatan
jaringan global.
d. Melahirkan “Kader Pemimpin Berkarakter dan Berkompetensi
Global”.
e. Melakukan advokasi kebijakan untuk mewujudkan sistem yg
berkeadilan.
f. Mengembangkan diri sebagai organisasi global melalui inovasi,
kualitas pelayanan, transparansi, akuntabilitas, indepedensi dan
kemandirian lembaga.
4. Tujuan Dompet Dhuafa
a. Terwujudnya Organisasi DD dengan standar Organisasi Global
b. Terwujudnya Jaringan & Aliansi Strategis Dunia yang kuat
37
c. Terwujudnya perubahan sosial melalui advokasi multi-stakeholder &
program untuk terciptanya kesejahteraan Masyarakat Dunia
d. Menjadi lembaga filantropi Islam internasional yg transparan dan
akuntabel
e. Membangun sinergi dan jaringan global
f. Terwujudnya Jaringan & Aliansi Strategis Dunia yang kuat
g. Menjadi lembaga rujukan di tingkat global dalam program
kemanusiaan dan pemberdayaan
h. Meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhadap program
pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan
i. Mengokohkan peran advokasi untuk mewujudkan sistem yg
berkeadilan
j. Menguatkan volunteerism dan kewirausahaan sosial dimasyarakat
k. Menumbuhkan kepemilikan asset dimasyarakat melalui
pengembangan industri kerakyataan
l. Terwujudnya tata kelola organisasi berstandar internasional
m. Terwujudnya kemandirian organisasi melalui intensifikasi,
ekstensifikasi & diversifikasi sumber daya organisasi
n. Terpeliharanya independensi lembaga dari intervensi pihak lain dan
conflict of interest dalam pengelolaan lembaga
o. Menumbuh kembangkan semangat inklusifitas dan altruisme
p. Membangun Komunitas berbasis masjid
q. Melahirkan kader dakwah
r. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan Nilai Dasar
Islam dalam kehidupan sehari-hari
38
5. Struktur Organisasi Dompet Dhuafa
Keuangan dan HC Reka Reham P
OB/GA Sudirman
SPV Fundrasing & Komunikasi
Rahmat Hidayat HM
Staff Retail M Yunus
Staff Markom Muh Aswar Habir
PIMPINAN CABANG DD SULSEL
Rahmat Hidayat HM
Staff CRM Nurhasnaeni
SPV Program Nirwana
Staff Prog Ekonomi Sulkifli
Staff Prog Sosial & kesehtan
Syarif
Penanggung Jawab
KaUnit Pare-Pare
Syahrani Said
Staff Prog Pendidikan
Abd Rahman
Staff Prog Dakwah Abd Rahman
Pendamping Prog Ekonomi (Kater)
Muh Hasbi
Pendamping Program Pendidikan
39
B. Hasil Penelitian
1. Pengelolaan Wakaf Produktif
Semenjak berdirinya Dompet Dhuafa di kota Makassar nanti ditahun 2008
baru mulai menerima atau mengelolah wakaf, tetapi pada tahun itu masih
sedikit orang yang berdonasi, sekitar 2-3 tahun kebelakang ini baru mulai
banyak yang berdonasi dan sudah mulai mengelolah wakaf uang dan tanah.
Jumlah aset wakaf yang terdata di dompet dhuafa periode Januari 2020
sampai September 2020 ini berada dikisaran 211.541.093 juta rupiah
termasuk wakaf tanah dengan luas 1,710 m2 yang berada di Desa Ramang
Polong kec, Somba Opu kab, Gowa Sulawesi Selatan, wakaf di dompet
dhuafa itu terbagi 3 jenis program yaitu; wakaf lahan/tanah, Wakaf
Ambulance, Wakaf Al-Quran. Berdasarkan data yang diperoleh dari saudara
RRP (21/10/2020) bahwa jumlah donasi yang terkumpul yang telah dihimpun
dari tahun 2019 mengalami peningkatan sampai pada periode September
2020. Adapun rinciannya sebagai berikut;
Table 4.1
Rincian Dana Wakaf Per Bulan
Bulan Jumlah Donasi
Januari Rp 9.427.251
Februari Rp 26.851.905
Maret Rp 17.506.065
April Rp 3.040.619
Mei Rp 52.533.432
Juni Rp 3.360.971
Juli Rp 1.515.769
Agustus Rp 5.499.183
September Rp 6.682.543
40
Saudara RRP (21/10/2020) juga mengatakan untuk jumlah donatur pada
tahun ini lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya walaupun saat ini kita dalam
situasi pandemic, dan adapun orang yang berwakaf pada peiode september
ini mencapai 30 orang donatur, adapun beberapa nama-nama sebagai berikut
adalah;
Table 4.2
Rincian Donasi Dana Wakaf per Tahun
No. Tahun Wakif Jumlah Donasi
1. 2019 49 313.611.679
2. 2020 93 211.541.093
Table 4.3
Nama Wakif Periode September
Tgl transaksi Nama Wakif Jumlah Donasi
05/09/2020 Agus Nasrul 500.099
11/09/2020 Muh. Khabir 50.025
11/09/2020 Habriadi Jasmin 250.025
11/09/2020 Mardiana 50.025
11/09/2020 Asraf 100.025
11/09/2020 Muh Khabir 500.025
14/09/2020 Hajar hardianti 200.289
14/09/2020 Hajar hardianti 500.607
18/09/2020 Maryunita yusmar 50.052
21/09/2020 Estri Mayasari 500.000
25/09/2020 Muh Andri 300.099
25/09/2020 Israyuda 200.025
25/09/2020 Puji Dwi Astuti 50.099
28/09/2020 Rezky Radhiyah 100.000
Dalam penerimaan wakaf di dompet dhuafa yang pastinya donatur punya
harta benda atau harta yang bisa di wakafkan misalkan tanah, silahkan selagi
kepemilikan dan surat suratnya lengkap, dan tidak hanya tanah harta yang
bisa diwakafkan bisa juga berupa uang tunai. Prosedur pelayanan wakaf di
dompet dhuafa juga sama seperti orang yang berzakat. Misalnya sipewakaf
datang ke kantor dan ingin berwakaf jadi ditanya dulu wakafnya dalam bentuk
41
apa, dan yang menerima wakafnya disini adalah cs dari dompet dhuafa. Nanti
dari cs akan dishare ke team program, diteam program akan melihat jenis
wakafnya, misalkan tanah harus di fillstudy dulu apakah benar benar memang
ini wakafnya cocok dan berkelanjutan. Untuk wakaf tunai sendiri prosesnya
sama diterima oleh cs terus masuk dibagian keuangan dan dicatat dan
dimasukkan ke dalam rekening wakaf, kemudian setelah itu masuklah
dibagian program dan disampaikan bahwa ada dana dan sekian jumlahnya.
Untuk (Nirwana, 2020).
Seperti yang dikatakan oleh informan N (26/08/2020) pengelolaan wakaf di
dompet dhuafa itu yang mengelolah wakaf itu adalah team program bisa juga
dikatakan team manager program adalah nadzirnya, dan untuk pengelolaan
wakaf sendiri lebih mengarah kepada kepada wakaf-wakaf produktif. Apabila
dompet dhuafa menerima wakaf/tawaran dari wakif dan ingin berwakaf tanah,
dompet dhuafa tidak serta merta menerima wakaf tersebut. Perlakuannya
beda dengan orang berwakaf dan orang yang berzakat, dalam hal ini bahwa
ketika ingin menerima tanah wakaf berarti sudah siap dengan segala sesuatu
yang benar benar nantinya akan melaksanakan program, karena niatnya
orang berwakaf adalah untuk mendapatkan amal jariah, sementara ketika
orang yang menerima tanah wakaf ini adalah orang yang belum bisa
mengelolah wakaf maka secara otomatis yang mewakafkan atau sipewakaf ini
merasa amal jariah yang dia harapkan tidak terlaksana (Nirwana,2020).
Makanya ketika ada yang ingin berwakaf tanah di dompet dhuafa sebelum
diterima dompet dhuafa menegevaluasi kembali apakah tanah yang mau
diwakafkan itu cocok dengan program yang akan dilaksanakan, makanya
harus difillstudy terlebih dahulu untuk menyesuiakan apa yang bisa dilakukan
42
atau program apa saja yang bisa dilakukan di tanah tersebut, kecuali kalau
wakaf yang sifatnya seperti Al-Quran, pembebasan lahan, maka jatuhnya itu
kepada nominal atau wakaf tunai, jadi orang yang berwakaf tunai nanti
dompet dhuafa yang beli Al-Quran, alurnya dibantu dalam penyaluran ke
masjid masjid yang kekurangan Al-Quran. Termasuk yang berwakaf tunai
untuk pembebasan lahan boleh saja, tidak mesti difillstudy karna sudah
masuk dalam programnya tinggal dompet dhuafa yang membuka peluang
kepada donatur untuk berwakaf tunai di dompet dhuafa dengan cara
menawarkan kepada donatur donatur. Beda dengan orang yang berwakaf
tanah atau gedung karena mereka mewakafkan sesuatu yang masih mentah
dan harus dilakukan fillstudy dulu (Nirwana, 2020).
Saudara N (26/08/2020) juga mengatakan untuk kedepannya dompet
dhuafa berharap bisa menerima atau terbuka untuk menerima wakaf juga
tanpa harus berkonsultasi ke dompet dhuafa pusat sendiri, dan harapannya
untuk misalkan wakaf itu sendiri sangat berpeluang karena salah satu kunci
untuk bisa meminimalisir angka kemiskinan. Karna kenapa semua orang
punya banyak pemikiran bahwa wakaf itu hanya seputar wakaf saja tidak
berpikir bahwa ternyata wakaf tunai juga bisa, dan bagaimana orang bisa
tertarik dengan wakaf tunai dengan mensosialisasikan terkait dengan wakaf
itu tidak hanya sekedar atau berpikir bahwa wakaf segala sesuatu atau
nilainya harus besar misalkan tanah, gedung dll. Disamping itu dompet dhuafa
juga berharap BWI juga dapat membantu mensosialisasikan yang terkait
dengan wakaf itu sendiri. Untuk donatur juga nantinya kita akan selalu
menjaga atau memantanance donatur setiap bulannya untuk selalu
mengingatkan atau menawarkan bahwa dompet dhuafa ada beberapa wakaf
43
yang ditawarkan salah satunya adalah wakaf ambulance, al-quran dan wakaf
pesantren supaya pengelolaan wakaf di dompet dhuafa dapat terlaksana
secara optimal (Raka Rahim Perdana,2020).
Dalam hal penerimaan manfaat penulis juga melakukan wawancara
dengan sudara RRP (26/08/2020) yang selaku pernah menjadi wakif atau
sipewakaf, RRP memlih dompet dhuafa untuk menyerahkan wakafnya karna
penyaluran dan pelaporan dananya yang transparan, wakaf yang diberikan
adalah dalam bentuk donasi uang, disamping itu juga RRP (26/08/2020)
mengatakan tujuan berwakaf untuk mendapatkan amal jariah yang
berkelanjutan, dan menurutnya juga berwakaf itu tidak tidak di atur nilainya.
Seperti yang dikatakan informan RRP (26/08/2020) yang juga memegang
jabatan sebagai Keuangan dan HC di dompet dhuafa makassar, tentu
manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat yang dibuktikan dengan
penyaluran Al-Quran, dan wakaf Al-Quran sendri sudah disebar ke masjid
masjid, panti, yayasan yang kekurangan Al-Quran. Kecuali wakaf ambulance
karna memang harus betul betul terkumpul dananya baru nanti akan
disediakan ambulance sendiri, tetapi untuk pelayanan ambuance selama ini
sudah berjalan walaupun ambulancenya itu masih meminjam, dan apabila ada
pasien yang ingin dijemput atau diantar bisa menghubungi dompet dhuafa
sulsel sendri. Untuk wakaf ambulance masih meminjam dari LKC (layanan
kesehatan Cuma-Cuma) nanti kalau dananya sudah terkumpul baru dibelikan
ambulance sendri untuk dompet dhuafa makassar.
2. Wakaf Prdoktif Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat strategi dompet dhuafa
yaitu ada 5 pilar, yaitu;
44
a. Dalam Bidang Dakwah
CORDOFA (Corps Da’I Dompet Dhuafa) merupakan program bidang
dakwah yang berinisiatif untuk meneruskan kewajiban dakwah dan
pendampingan masyarakat di daerah pedalaman guna meningkatkan
kualitas kehidupan sosial beragama yang berislami. Daerah yang pernah
menjadi dampingan program cordofa diantaranya kampung gusung,
kampung salobatu dan kampung panaikang yang berada di kabupaten
pangkep dengan jumlah penerima manfaat 140 PM. Adapun target
selanjutnya untuk program cordofa yaitu kabupaten Jeneponto dengan
target penerima manfaat sebanyak 300 PM.
b. Dalam Bidang Sosial
Dompet Dhuafa melaksanakan program tanggap bencana dan lamusta
(Layanan Mustahik). DD Peduli, program siap tanggap bencana yang
merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk membantu penanganan
penanggulangan bencana melalui respon cepat dan tindakan yang tepat.
LAMUSTA (Layanan Mustahik) merupakan program respon ajuan
masyarakat untuk melayani para mustahik yang masuk dalam kategori
asnaf, serta kegiatan yang bersifat sosial dengan sasaran penerima
manfaat dari kaum dhuafa.
c. Di Bidang Kesehatan
Donpet Dhuafa telah berperan aktif dalam melayani kaum dhuafa sejak
tahun 2005 melalui kagiatan pos sehat. Sejak tahun 2009, dompet dhuafa
membangun klinik Cuma-Cuma bagi pasien kalangan masyarakat miskin
yang berlokasi di jl. Abdullah Dg Sirua no 170A. klinik LKC memiliki
fasilitas poli umum, poli gigi, apotek dan ambulance gratis. Melalui
45
layanan kesehatan Cuma-Cuma (LKC), beragam kegiatan telah
dilakukan, baik bersifat preventif, promotif dan kuratif. Saat ini ada 2535
member LKC dan ada 10 pos sehat di beberapa lokasi diantaranya,
Borong, Manggala, Tallo, Deppassawi, Sinrijala, Pampang, dan
Mamajang Luar.
d. Dalam bidang ekonomi
Terdapat dua program pemberdayaan, yaitu rumah produksi dan social
trust fund. Rumah Produksi merupakan program pemberdayaan
masyarakat miskin melalui usaha produktif, dengan membentuk kelompok
usaha dan program berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan.
Rumah produksi yang beralamat di Perdos Unhas Jl. Sastra 1 Blok A/24
Antang Kec. Manggala Makassar. Social Trust Fund merupakan program
pemberdayaan ekonomi yang memberikan pinjaman modal usaha
dengan pengembalian tanpa ada tambahan dari pinjaman yang diberikan
kepada penerima manfaat.
e. Dalam bidang pendidikan,
terdapat 3 program yaitu SEKOCI, Mariki’ Sekolah, SMT (School of
Master Teacher) SEKOCI (Sekolah Cerdas Indonesia) merupakan
program pendidikan sekolah gratis pinggir kota untuk anak dhuafa dan
pendampingan yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan. Fokus
capaian program adalah pemenuhan kebutuhan dasar siswa dan sekolah,
perbaikan kualitas pembelajaran dan perbaikan kualitas manajemen
sekolah. Saat ini ada dua sekolah dampingan Dompet Dhuafa Sulsel
diantaranya MI Fathur Rahman yang lokasinya di Jl. Maccini Sombala
dan MI Miftahul Khair yang lokasinya di Hartako Indah. Mariki’
46
Sekolah merupakan program pendampingan dan pemberian beasiswa
untuk siswa dhuafa tingkat SMP, bantuan yang diberikan meliputi biaya
iuran sekolah, perlengkapan sekolah, biaya transportasi, dan
pendampingan pelatihan meliputi capacity building. Saat ini program
mariki’ sekolah terlaksana di tiga daerah yaitu Pangkep, Makassar dan
Jeneponto. SMT (School of Master Teacher) merupakan program
pendidikan tiga bulan bagi guru sekolah dasar dengan peserta didik
mayoritas dhuafa. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas (3P)
Pengajar, Pendidik dan Pemimpin.
Disisi lain dalam mensejahterahkan masyarakat dalam pengelolaan tanah
wakaf yang diberikan donatur kepada dompet dhuafa dengan luas tanah
wakaf yang dijadikan kampung ternak yang telah disebutkan saudara RRP
(26/08/2020) seluas 1.710 m persegi, dan yang tanah wakaf ini adalah
seorang donatur yang bernama dr. Umar Malinta. Penulis juga melakukan
wawancara dengan saudara MH (28/08/2020) selaku pendamping kampung
ternak dan juga sebagai pengawas yang ditunjuk oleh dompet dhuafa dalam
pengelolaan tanah wakaf tersebut. Saudara MH (28/08/2020) mengatakan
waktu pertama kampung ternak dibentuk dompet dhuafa sulsel mencari orang
di sekitaran lokasi tanah wakaf itu sendiri. Mereka disediakan tempat tinggal
dengan menjaga lahan wakaf tersebut. Dari sinilah tanah wakaf produktif
tersebut dimanfaatkan kemudian dikembangkan dengan program yang
namanya kampung ternak. Dalam lahan itu juga digunakan untuk
pembangunan kandang ayam kemudian mereka yang merawat peternakan
dan kalau ada hasilnya akan dibagi, dari pengelolah juga mendapat upah dan
sisanya akan digunakan lagi untuk mengembangkan program wakaf itu
47
sendiri, misalnya pembelian bibit hewan baru dan penyebarluasan kandang.
Dompet dhuafa juga membantu memberikan dua indukan dan satu pejantan,
hasil dari anak indukan sendiri si pengelolah sendri yang miliki, tidak ada hak
untuk kantor, untuk penjualannya ke warga sekitar atau warga yang
membutuhkan, biasa juga ada yang datang langsung membeli. Untuk
pendapatan pengelolah kampung ternak sendiri dalam perbulannya itu belum
menentu, nanti ada penjualan baru ada pendapatan. Karena dalam menanam
sayur atau merawat peternakan juga butuh proses juga sampai panen, tetapi
untuk mengatasi permasalahan pendapatan bulanan ini sudah diusulkan
kepada pimpinan dompet dhuafa Makassar dengan sebesar 1,5 juta rupiah
untuk upah perbulannya tetapi belum di acc sama pimpinan. Nanti setelah acc
bapak DN sendiri selaku pengelolah akan fokus pada kampung ternak, karna
untuk saat ini kalau pendapatannya mau di rata-ratakan palingan tidak sampai
500 ribu perbulannya, tetapi walaupun pendapatannya sekian bapak DN
sendiri merasa sangat terbantu untuk tambahan penghasilannya sendiri (Muh.
Hasbi,2020).
Di kampung ternak sendiri tidak hanya fokus sama satu hewan saja,
selain ayam di kampung ternak juga berternak kambing, sapi, kelinci, bebek,
itik, dan ikan koi yang ada beberapa jumlahnya. Tidak hanya itu dikampung
ternak sendiri ada tanaman seperti cabe kecil, kangkung, paria, pisang,
nangka, manga, sirsak. Dalam pengelolaan wakaf produktif ini bapak DN
(28/08/2020) selaku pengelolah mengatakan dalam peternakan hasilnya dari
perkembangbiakan hewan ternak sendiri nantinya akan disalurkan ke penjual
atau warung di sekitaran lokasi lahan wakat ini, adapun rincian jumlah hewan
ternak yang ada di kampung ternak sendiri antara lain (Daeng Ngeppe,2020).
48
Table 4.4
Rincian Hewan Kampung Ternak
No. Hewan Jumlah
1. Ayam 20
2. Itik 4
3. Bebek 7
4. Kambing 1
5. Kelinci 4
6. Ikan Koi -
Total 36
Seperti yang telah disebutkan oleh saudara RRP (26/08/2020)
mengatakan untuk wakaf tanah seperti yang di Macanda Gowa, sudah
disediakan lahan untuk tempat tinggal dan juga ditugaskan menjaga lahan
wakaf dengan dibuatkan program kampung ternak yang digunakan untuk
menambah dalam pemberian manfaat lagi kepada muzakki muzakki.
Kemudian hasil penjualannya dibagi untuk upah pengelolah kampung ternak
dan sisanya digunakan untuk mengembangkan program wakaf tersebut,
misalnya perluasan kandang, penambahan bibit hewan, penggarapan ulang
lahan yang kosong, dan penambahan bibit bibit tanaman baru sehingga
programnya itu terulang kembali kepada program yang semulah (Reka Rahim
Perdana,2020).
Di sisi lain saudara DN (28/08/2020) mengatakan dengan adanya
program kampung ternak ini beliau merasa sangat terbantu dengan adanya
program yang di adakan dompet dhuafa, yang dulunya tidak memliki lahan
atau tempat tinggal kini sudah disediakan, dan juga dsini dipekerjakan
dikampung ternak sendiri, penjualan hasil ternaknya juga paling dijual
kepedagang disekitar wilayah kampung ternak, biasa juga ada yang datang
langsung pembelinya, dari segi upah yang didapat dari mengelolah kampung
49
ternak ini juga belum pasti karena nanti ada pemasukan kalau ada hasil
panen, dengan adanya kampung ternak sendiri bisa dikatakan kalau
pendapatan bapak DN bertambah dan juga sudah merasa terbantu, yang
kesehariannya bapak DN bekerja di pabrik paping blok. Saudara MH
(28/06/2020) juga menyampaikan untuk kedepannya kampung ternak ini akan
dilakukan penambahan kandang ayam dan nantinya juga akan ditambah
dengan ayam bertelur, juga mencari warung warung yang bisa diajak bekerja
sama supaya suplai untuk penjualannya lebih terarah, dan yang terkahir kalau
semuanya bisa tercapai dompet dhuafa juga bisa merekrut orang baru untuk
tambahan pekerja sehingga dalam pengelolaan kampung ternak sendiri
mengalami peningkatan dan lebih banyak mensejahterakan masyarakat.
Untuk tanaman yang ada disini juga nantinya akan dilakukan penggarapan
ulang dan dilakukan penambahan bibit bibit baru sehingga tanamannya bukan
hanya itu itu saja.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengelolaan Wakaf Produktif
Dalam pengelolaan wakaf di dompet dhuafa, lebih mengarah kepada
kepada wakaf-wakaf produktif. Apabila dompet dhuafa menerima
wakaf/tawaran dari wakif dan ingin berwakaf tanah, dompet dhuafa sulsel
tidak serta merta menerima wakaf tersebut. Perlakuannya beda dengan orang
berwakaf dan orang yang berzakat, dalam hal ini bahwa ketika ingin
menerima tanah wakaf berarti sudah siap dengan segala sesuatu yang benar
benar nantinya akan melaksanakan program, karena niatnya orang berwakaf
adalah untuk mendapatkan amal jariah, sementara ketika orang yang
menerima tanah wakaf ini adalah orang yang belum bisa mengelolah wakaf
50
maka secara otomatis yang mewakafkan atau sipewakaf ini merasa amal
jariah yang dia harapkan tidak terlaksana. Jumlah aset wakaf yang terdata di
dompet dhuafa periode Januari 2020 sampai September 2020 ini berada
dikisaran 211.541.093 juta rupiah termasuk wakaf tanah dengan luas 1,710
m2 yang berada di Desa Ramang Polong kec, Somba Opu kab, Gowa
Sulawesi Selatan, wakaf di dompet dhuafa itu terbagi 3 jenis program yaitu;
wakaf lahan/tanah, Wakaf Ambulance, Wakaf Al-Quran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan, yaitu di Yayasan
Dompet Dhuafa Kota Makassar dengan menggunakan metode Deskriptif
Kualitatif, yaitu Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Maka hasil
penelitian menjelaskan, bahwa kalau dompet dhuafa menerima tawaran dari
donatur untuk mewakafkan tanahnya, maka dompet dhuafa tidak serta merta
langsung menerima tawaran wakaf tersebut, harus dilaporkan terlebih dahulu
ke dompet dhuafa pusat karna dompet dhuafa kota makassar belum punya
wewenang secara langsung untuk menerima tawaran dari donatur yang ingin
mewakafkan tanahnya, dan sebelumnya harus dilakukan mediasi ke dompet
dhuafa pusat biasanya wakaf tanah tersebut akan fullstudy dengan program
yang akan dijalankan apakah cocok atau tidak. Saudara RRP (26/08/2020)
juga menyatakan jika ada donatur yang berwakaf dalam bentuk tanah maka
prosesnya akan sangat lama dan panjang, karena harus dicek dulu tanahnya
ada dimana, luasnya berapa, document atau sertifikat penunjang lain ada atau
tidak, harus juga mengurus ke notaris dll, dan yang bisa membantu Cuma
dompet dhuafa pusat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti kepada informan yang terkait dengan penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah aset wakaf yang ada di Dompet Dhuafa kota
51
Makassar mengalami naik turun dari periode januari sampai dengan periode
September 2020. Untuk mengatasi hal tersebut dompet dhuafa pastinya
melakukan pergerakan untuk campaign donasi ke donatur Dompet dhuafa
makassar selalu aktif baik itu melalui media online dan promosi via telepon
dan event yang kami selenggarakan khusus untuk donatur dan selalu
mengingatkan donatur untuk berwakaf paling tidak sebulan sekali melalui
pertemuan para donatur atau pun via telepon
2. Wakaf Produktif Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Bersadarkan hasil penelitian yang dilakukan dilapangan dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi. Makan hasil penelitian, menjelaskan bahwasanya donatur yang
mewakafkan tanahnya, kemudian tanah tersebut akan dijadikan program
pemberdayaan, disitu nantinya tanah wakaf tersebut akan dikelolah. Makanya
kenapa dikatakan wakaf produktif karna wakaf tersebut juga akan
menghasilkan kemandirian untuk program itu sendiri. Program yang dilakukan
adalah program pemberdayaan wakaf produktif, kemudian yang akan
mengelolah program tersebut adalah sipenerima manfaat dan satu orang
pendamping dari dompet dhuafa sendiri yang ditugaskan untuk mendampingi
dalam pengelolaan tanah wakaf tersebut. Dompet dhuafa memberikan
pelatihan kepada si pengelolah kemudian akan menghasilkan sebuah prodak.
Jadi kampung ternak itu ada beberapa program turunannya, seperti edufam,
tebar hewan qurban, dan juga aqiqah (Nirwana, 2020).
Hasil peneltian dilapangan, yang terkait langsung dengan penelitian ini
DN (28/08/2020) mengatakan dengan adanya program kampung ternak ini
beliau merasa sangat terbantu dengan adanya program yang di adakan
52
dompet dhuafa, dan juga dsini dipekerjakan dikampung ternak sendiri,
penjualan hasil ternaknya juga paling dijual kepedagang disekitar wilayah
kampung ternak, biasa juga ada yang datang langsung pembelinya.
Bedasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan yang
terkait langsung dengan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa, wakaf
yang berupa tanah yang diberikan oleh donatur dompet dhuafa selaku
peneriman tanah wakaf tersebut dijadikan sebuah program pemberdayaan,
kenapa karna program pemberdayaan ini akan mengasilkan suatu kemadirian
untuk program itu sendiri, dan programnya yaitu kampung ternak. Dengan
tanah wakaf yang diberikan oleh donatur kepada dompet dhuafa kemudian
dompet dhuafa sepenuhnya memberikan kepada pengelolah, selanjutnya
pengelolah menggunakan tanah wakaf tersebut untuk membangun kandang
ayam, selain digunakan untuk peternakan tanah wakaf tersebut juga
digunakan untuk pertanian dengan menanam berbagai macam sayuran
seperti kangkung, cabe kecil, nangka, paria, sirsak, pisang. Lalu sipengelolah
dapat memenuhi kebutuhannya dan bahkan dapat dijual untuk menghasilkan
laba atau keuntungan sehingga hal ini menyebabkan kesejahteraan
masyarakat dapat meningkat.
Hasil penelitian dilapangan, yang terkait langsung dengan penelitian ini
mengatakan kendala utama yang dihadapi dalam pengelolaannya adalah dari
pakan, jumlah pakan juga disini sangat terbatas karena pengaruh dekat dari
kota juga. Apalagi untuk musim kemarau seperti saat ini biasanya sumber
pakan yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan liar yang tumbuh disekitar lokasi
kampung ternak sendiri, apalagi untuk sekarang susah lagi pakan karena
musim kering, beberapa hari yang lalu juga ada dua ekor kambing yang mati
53
disebabkan kekurangan nutrisi dan juga pengaruh dari cuaca. Pakan yang
ada dilahan ini juga masih belum cukup, mungkin kalau cuma satu atau dua
ekor saja sudah cukup, tetapi kemarin itu ada sekitar 20 ekor, sistemnya itu
sebelum pandemik ada jual beli kambing, karna ada program juga dari
dompet dhuafa tebar hewan aqiqah, sama qurban tetapi qurban sendiri tiap
tahun di adakan. Untuk tahun ini yang dipotong disini hanya 12 ekor, selain
dari pakan kendala yang lain juga adalah untuk upah pengelolanya itu belum
menetap nanti baru ada hasil dari penjualan baru dapat pemasukan, itupun
penjualannya paling kebanyakan dari hasil panen sayur-sayuran.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut;
1. Dalam pengelolaan wakaf produktif dompet dhuafa mempunyai 3 jenis
layanan program wakaf yaitu, wakaf al-quran yang dibantu
penyalurannya kepada masjid-mesjid, yayasan, dan panti yang
membutuhkan atau kekurangan al-quran. Wakaf ambulance digunakan
untuk menjemput atau mengantar pasien yang membutuhkan atau
masyarakat yang kurang mampu, dan wakaf tanah.
2. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, donatur yang
mewakafkan tanahnya, kemudian tanah tersebut akan dijadikan program
pemberdayaan, disitu nantinya tanah wakaf tersebut akan dikelolah oleh
si penerima manfaat, kenapa dikatakan wakaf produktif karna wakaf
tersebut juga akan menghasilkan kemandirian untuk program itu sendiri.
Dengan tanah wakaf yang diberikan oleh donatur sepenuhnya diberikan
kepada si penerima manfaat, selanjutnya tanah wakaf tersebut dikelolah
untuk dijadikan lahan peternakan, selain digunakan untuk peternakan
tanah wakaf tersebut juga digunakan untuk pertanian dengan menanam
berbagai macam sayuran seperti kangkung, cabe kecil, nangka, paria dll.
Kemudian sipengelolah dapat memenuhi kebutuhannya dan bahkan
dapat dijual untuk menghasilkan laba atau keuntungan sehingga hal ini
menyebabkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
55
B. Saran
1. Kepada dompet dhuafa pusat agar memperhatikan pengelolaan wakaf
yang ada di dompet dhuafa sulsel mengingat potensi yang ada karena
kota Makassar termasuk 5 kota besar yang ada di Indonesia.
2. Kepada pengelolah kampung ternak agar lebih kreatif lagi dan selalu
meminta arahan dari pendamping kampung ternak dalam mengolah lahan
wakaf yang masih kosong supaya dapat digunakan secara maksimal.
3. Dalam meningkatkan kesejahteraan, agar kiranya pimpinan dompet
dhuafa agar dapat mengevaluasi dan cepat menerima usulan untuk
penepatan pendapatan bulanan dari pengelolah kampung ternak dan
dompet dhuafa juga dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat
yang masih membutuhkan pekerjaan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Arno, a. k. (2018). wakaf produktif sebagai instrumen kesejateran sosial dan pemberdayaan ekonomi umat (potensi dan tantangan). vol. 1, no. 2 oktober 2018, 41.
Arry Pongtiku, dkk. Desember 2013. Metodologi Kualitatif. Microsof World. Asy’ Ari, Hasan. 2016. “Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif Di
Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Al-Yasini”. Skripsi. Syariah, Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Badan Wakaf Indonesia (BWI), SindoNews.com. 2019 “Potensi Aset Wakaf Capai Rp2.000 Triliun per Tahun”. (https://search.sindonews.com/). Diakses pada 3 April 2020 jam 21.00 WITA.
Bank Indonesia, Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Pengaturan dan Tata Kelola yang Efektif, Jakarta 2016
Binsar Pandjaitan, Luhut. 2020. ”Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5 Persen” (https://m.liputan6.com/bisnis/read/4205551/luhut-ekonomi-indonesia-tumbuh-dibawah-5-persen?utm_source=Mobile&utm-medium=copylink&utm-campaign=copylink). Diakses pada pukul 20.45 WITA.
Dhuafa, Dompet Sulsel. September 2020. “Profil Dompet Dhuafa” (http://sulsel.dompetdhuafa.org/). Diakses pada pada pukul 20.30 WITA.
Dhuafa, Dompet Sulsel. September 2020. “Sejarah Berdirinya Dompet Dhuafa Sulsel”. (http://sulsel.dompetdhuafa.org/profil-dompet-dhuafa-sulsel/dompet-dhuafa-sulsel/). Diakses pada pukul 20.35 WITA.
Dhuafa, Dompet Sulsel. September 2020. “Visi dan Misi Dompet Dhuafa”. (http://sulsel.dompetdhuafa.org/profil-dompet-dhuafa-sulsel/visi-misi-dompet-dhuafa-sulsel/). Diakses pada pukul 20.40 WITA.
Dhufa, Dompet Sulsel. September 2020. “Tujuan Dompet Dhuafa Sulsel”. (http://sulsel.dompetdhuafa.org/profil-dompet-dhuafa-sulsel/visi-misi-dompet-dhuafa-sulsel/). Diakses pada pikul 20.45 WITA.
Fauzia, Amelia. Fenomena Wakaf di Indonesia, Tantangan Menuju Wakaf Produktif. Jakarta 2016
Hazami, B. (2016). peran dan implementasi waqaf dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Vol. 10, No.1, Juni 2016, 239.
Kementrian Agama RI, Direktorat Peberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Nazhir dan Lembaga Wakaf, Jakarta 2012
Megawati, D. (2014). pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif di kota pekanbaru. Hukum Islam, Vol. XIV No. 1 Nopember 2014, 104.
Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Marram. Cetakan ketiga, tahun 1432 H/tahun 2011 H. ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Nursyifa. (n.d.). peranan wakaf produktif terhadap keberlangsungan usaha mikro kecil menengah (umkm) dan kesenimbungan badan wakaf walisongo.
Subul As-Salam Al-Muwshilah ila Bulugh Al-Maram. Cetakan kedua, tahun 1432 H/tahun 2011 H. Muhammad bin Isma’il Al-Amir Ash-Shan’ani. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
57
Sujarweni, V. Wiranti. 2015. “Metodologi penelitian bisnis dan ekonomi” (http://ucs.sulsellib.net//index.php?p=show_detail&id=89453). Di akses pada pukul 18.00 WITA
58
LAMPIRAN
59
Pedoman Wawancara
No. Rumusan Masalah Coding
1.1 Apa saja rincian harta wakaf di dompet dhuafa? N,RRP
1.2 Bagaimana pengelolaan wakaf produktif didompet dhuafa? N
1.3 Syarat untuk berwakaf apa saja? N, RRP
1.4 Bagaimana prosedur pelayanan wakaf di dompet dhuafa? N
1.5 Yang mengelolah wakaf itu siapa? N, RRP
1.6 Apa saja permasalahan/kendala yang ada? N
1.7 Apakah ada pengaruh BWI dalam pengelolaan wakaf disini? N
1.8 Dalam mensejahterakan masyarakat, bagaimana strategi dompet dhuafa?
N, RRP
1.9 Apa rencana kedepan untuk wakaf produktif sendiri? N, RRP
1.10 Mengapa anda memilih berwakaf di dompet dhuafa? RRP
No Rumusan Masalah Coding
2.1 Apakah tujuan anda berwakaf? RRP
2.2 Apakah wakaf yang diberikan sudah dikelolah dengan optimal? RRP
2.3 Apakah wakaf yang diberikan sudah memberikan manfaat? RRP
2.4 Apakah ada pelatihan yang diberikan kepada pengelolah? MH
2.5 Untuk proses upah yang diberikan ke pengelolah, bagaiamana? MH
2.6 Untuk modal perluasan peternakan dananya dari mana? MH
2.7 Apakah dengan adanya program ini sudah bisa membantu masyarakat?
MH,DN
2.8 Apa saja kendala yang dihadapi disini? MH,DN
2.9 Untuk kedepannya, langkah apa saja untuk memajukan program ini?
MH
2.10 Berapa rata rata pendapatan yang diperoleh? DN
2.11 Untuk pendapatan dari mengelolah kampung ternak itu bagaiamana?
MH,DN
2.12 Dari tahun berapa Dompet Dhuafa Mengelolah wakaf? RRP
2.13 Sudah ada berapa tanah wakaf yang sudah dikelolah? RRP
Transkip
No. Coding Transkip
1.1 N, RRP Tanah, uang tunai
1.2 N Sebenarnya lebih mengarah kepada pengelolaan wakaf wakaf produktif, misalnya donatur itu berwakaf dalam bentuk tanah, kemudian dompet dhuafa akan menjadikan program pemberdayaan, disitu akan sepenuhnya diberikan kepada si
60
penerima manfaat untuk dikelolah, karna wakaf tersebut juha menghasilkan kemandirian untuk program itu sendiri.
1.3 N, RRP Yang pastinya punya harta benda, atau harta yang bisa diwakafkan sudah bisa. Benda yang diwakafkan juga harus bernilai, dan benda yang diwakafkan milik wakif
1.4 N Si pewakaf datang ke kantor dan ingin berwakaf, kemudian akan diterima oleh cs wakafnya dalam bentuk apa. Misalnya wakafnya tunai cs menerima wakaf tersebut, setelah dari cs akan diteruskan ke bagian keuangan untuk dicatat, dari keuangan selanjutnya ke team program dan disampaikan bahwasanya ada dana dan sekian jumlahnya
1.5 N, RRP Secara umum kalau di dompet dhuafa itu sebutannya amil, dan untuk yang berwakaf adalah nadzir, dan nadzirnya disini bisa dikatakan adalah team manager program.
1.6 N Semisal dompet dhuafa ada tawaran wakaf yang berupa tanah, dompet dhuafa tidak bisa menerima secara langsung menerima tawaran wakaf tersebut dan harus berkonsultasi dulu dengan dompet dhuafa pusat, dan wakaf tanah tersebut juga akan difillstudy apakah cocok dengan program yang akan dilaksanakan.
1.7 N Kalau BWI sendiri lebih mengarah kepada dompet dhuafa pusat, misalnya tawaran wakaf tanah dari donatur dompet dhuafa makassar harus konsultasi dulu ke dompet dhuafa pusat karna dompet dhuafa makassar belum punya wewenang atau legalitas dalam menerima tawaran wakaf tersebut.
1.8 N, RRP Melalui program pemberdayaan 5 pilar (program pendidikan,kesehatan,ekonomi, sosial kebencanaan,dakwah)
1.9 N, RRP Mensosialisasikan terkait dengan wakaf itu tidak seputar wakaf yang nilainya secara besar seperti wakaf tanah saja. Untuk campaign donasi ke donatur Dompet dhuafa sulsel selu aktif baik itu melalui media online dan promosi via telepon dan event yang kami selenggarakan khusus untuk donatur dan Selalu mengingatkan donatur untuk berwakaf paling tidak sebulan sekali melalui pertemuan para donatur atau pun via telepon.
1.10 RRP Penyaluaran dan pelaporannya transparan yang diberikan dompet dhuafa.
2.1 RRP Pastinya untuk mendapatkan amal jariah yang berkelanjutan
2.2 RRP Sudah, dengan dibuktikan dengan penyaluran Al-Quran ke beberapa masjid dan panti yang membutuhkan dan kekurangan.
2.3 RRP Tentu, dengan bantuan Al-Quran ke panti panti atau masjid yang masih kekurangan sudah terbukti penyalurannya.
2.4 MH Kalau untuk pelatihannya paling cuma cara perawatan ternaknya saja.
2.5 MH Dalam segi pengupahan kepada pengelolah itu dari hasil penjualan ternaknya atau hasil dari panen tanaman itu akan dibagi, misalkan dalam sehari penjualan dari sayuran mencapai 100 ribu akan di potong 10 ribu untuk masuk ke kas kampung ternak, dan yang 90 ribu itu adalah milik
61
sipengelolah.
2.6 MH Untuk modal perluasan atau penambahan kandang sendiri biasanya dananya dari dompet dhuafa sendiri yang bantu.
2.7 MH, DN
Sudah, Cuma untuk pendapatan hariannya itu belum menentu, karena dalam berternak dan menunngu hasil panen sayuran juga butuh proses. Nanti kalau sudah panen baru bisa lagi menghasilkan.
2.8 MH, DN
Kendala yang utamanya dari pakan untuk ternak itu sendiri, apa lagi musim kemarau seperti sekarang ini sumber pakan untuk hewan ternak sendiri agak susah dicari.
2.9 MH Untuk kedepannya itu nanti akan perluas kandang ayamnya untuk kita isi dengan ayam bertelur supaya penjualanya lebih meningkat, nanti juga akan ditambah bibit hewan baru dan ada beberpan jenis sayuran juga akan ditanam kembali.
2.10 DN Kalau pendapatannya belum menentu, karena nanti baru ada hasil panen yang dijual baru bisa dapat upah
2.11 MH, DN
Untuk pendapatannya itu akan dibagi, semisal ada hasil penjualan 100 akan dipotong sebesar 10 ribu masuk ke kas kampung ternak dan sisanya untuk upah pengelolah. Untuk upah hariannya juga belum menetap, tetapi kita sudah mengusulkan ke pimpinan dompet dhuafa untuk pengelolah digaji perbulan sebesar 1,5 juta rupiah tetapi belum di acc sama pimpinan supaya bapak Daeng Ngeppe juga lebih fokus ke kampung ternak.
2.12 RRP Dari tahun 2008, tapi pada saat masih kurang yang berdonasi, dari 2-3 kebelakang ini baru mulai banyak yang berwakaf dan disitu juga sudah mulai ada wakaf tanah dan uang yang kita kelolah.
2.13 RRP Untuk tanah wakaf sudah ada yang dikelolah, dan tanah wakafnya itu yang berlokasi di Macanda Gowa yang sekarang dijadikan sebagai kampung ternak.
62
Tampak Depan Kantor Dompet Dhuafa Sulsel
Wawancara dengan ibu Nirwana (26/08/2020)
63
Wawancara dengan bapak Reka Rahim P (26/08/2020)
Wawancara dengan saudara Muh Hasbi (28/08/2020)
64
Wawancara dengan Daeng Ngeppe (28/08/2020)
65
66
67
68
BIOGRAFI PENULIS
Muh. Lukman Suardi. Lahir pada tanggal 18 juni 1996 di
Desa Barugaia Kecamatan Bontomanai Kabupaten
Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan
Daeng Massere dan Sitti Ciknong. Penulis tinggal di jalan
Cilallang Jaya No 31, kota Makassar. Penulis pertama kali
menempuh pendidikan formal di SDN 10 Parak pada tahun
2002 dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMPN 2 Benteng dan lulus pada tahun 2012. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Benteng mengambil jurusan akuntansi dan
lulus pada tahun 2015. Di tahun 2015 juga penulis menempuh jenjang
pendidikan Strata 1 (S1) pada program studi Ekonomi Islam di Universitas
Muhmamadiyah Makassar sampai sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi
ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
top related