pengawasan kantor imigrasi kelas ii tanjung balai …repository.umrah.ac.id/3755/1/rafika dwi...
Post on 17-Jan-2020
31 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGAWASAN KANTOR IMIGRASI KELAS II TANJUNG BALAI
KARIMUN DALAM MENCEGAH TENAGA KERJA INDONESIA
(TKI) ILEGAL TAHUN 2016-2018
Rafika Dwi Hartati, Uly Sophia, Handrisal
E-Mail: Rafikadwihartati30@gmail.com
Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
ABSTRAK
Permasalahan yang terjadi di Kabupaten Karimun saat ini adalah banyaknya
tenaga kerja yang memaksakan diri untuk bekerja diluar negeri dengan harapan
mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi, sehingga cara apapun
ditempuhnya demi dapat lolos ke luar negeri walaupun harus membayar biaya
tinggi karena tidak memiliki kelengkapan dokumen sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam perundang-undangan, maka dari itu dibutuhkannya pengawasan
dari Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung Balai Karimun.
Penulis mengacu pada teori pengawasan Siagian yang terdiri dari pemantauan,
pemeriksaan,penilaian dan pengamatan. Dalam penelitian ini peneliti lebih
spesifik menyajikan informasi pengawasan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan tehnik
wawancara, observasi lapangan serta studi dokumen dan kepustakaan yaitu
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis agar dapat mengetahui bagaimana pengawasan yang dilakukan Kantor
Imigrasi dalam Pencegahan Tenaga Kerja (TKI) Ilegal.
Hasil penelitian yang dilakukan Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung Balai Karimun
dalam Pencegahan Tenaga Kerja Ilegal sudah Optimal dimana terlihat pada
pemantauan, pemeriksaan,penilaian dan pengamatan yang cukup baik
dikarenakan di tiga tahun terakhir mengalami peningkatan dalam penolakan
pemohon dalam pembuatan paspor karena terindikasi akan menjadi TKI Ilegal.
Kata Kunci: Pengawasan, Tenaga Kerja Indonesia
PENDAHULUAN
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27
ayat (2) mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut negara wajib
menyediakan lapangan pekerjaan untuk memenuhi Hak Asasi Manusia (HAM)
setiap warga Negaranya. Namun, lapangan pekerjaan yang disediakan oleh
pemerintah tidak sebanding dengan jumlah penduduk indonesia.
Indonesia sebagai negara yang menduduki peringkat ke 4 dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia, yakni mencapai 253,60 juta jiwa. Semakin padatnya
penduduk membuat semakin tinggi pula tingkat permintaan yang berhubungan
pada pemenuhan kebutuhan. Salah satunya adalah permintaan akan lapangan
pekerjaan yang memadai dan tingkat upah minimum. Tingginya angka
pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan mengakibatkan tidak terkendalinya jumlah pengganguran.
Pengangguran sampai saat ini masih menjadi masalah krusial pemerintah
Indonesia. sehingga tidak dapat dipungkiri, kurangnya kemampuan pemerintah
dalam menciptakan lapangan pekerjaan membuat semakin meningkatnya angka
pengangguran.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27
ayat (2) mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut negara wajib
menyediakan lapangan pekerjaan untuk memenuhi Hak Asasi Manusia (HAM)
setiap warga Negaranya. Namun, lapangan pekerjaan yang disediakan oleh
pemerintah tidak sebanding dengan jumlah penduduk indonesia.
Indonesia sebagai negara yang menduduki peringkat ke 4 dengan jumlah
penduduk terbanyak di dunia, yakni mencapai 253,60 juta jiwa. Semakin padatnya
penduduk membuat semakin tinggi pula tingkat permintaan yang berhubungan
pada pemenuhan kebutuhan. Salah satunya adalah permintaan akan lapangan
pekerjaan yang memadai dan tingkat upah minimum. Tingginya angka
pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan mengakibatkan tidak terkendalinya jumlah pengganguran.
Pengangguran sampai saat ini masih menjadi masalah krusial pemerintah
Indonesia. sehingga tidak dapat dipungkiri, kurangnya kemampuan pemerintah
dalam menciptakan lapangan pekerjaan membuat semakin meningkatnya angka
pengangguran.
Kepuluan riau sendiri memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.082.694 jiwa
dan memiliki jumlah persentase pengangguran sebanyak 7,16 %. Kepulauan riau
masuk kedalam 5 provinsi yang memiliki pengangguran terbanyak se
Indonesia(Sumber:BPS Kepulauan Riau Tahun 2017). Permasalahan tersebut
muncul diberbagai daerah, salah satunya adalah provinsi kepulauan riau
khususnya kabupaten Karimun. Karimun merupakan sebuah Kabupaten yang
memiliki 12 kecamatan dengan jumlah penduduk kabupaten karimun tahun 2017
sebanyak 243.834 jiwa (sumber: BPS Kabupaten Karimun tahun 2017). Karimun
juga merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu
malaysia dan singapura.
Dengan Letak geografis tersebut menjadikan kabupaten Karimun sebagai
jalur keluar masuknya tenaga kerja prosedural (legal) dan nonprosedural(ilegal).
Untuk itu, banyak dari masyarakat yang tidak memiliki ijazah pendidikan tinggi
memilih untuk mencari pekerjaan di sektor informal. Kenyataan yang terjadi
bahwa saat ini juga sulit untuk mendapatkan pekerjaan di sektor informal karena
lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan para pencari kerja.
Untuk itu, banyak dari masyarakat yang memilih untuk bekerja menjadi Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri khususnya Malaysia.
Hingga saat ini, Malaysia adalah salah satu negara yang banyak
menggunakan jasa TKI sebagai pekerja untuk bekerja di sektor informal.
Malaysia memiliki daya tarik yang sangat besar bagi masyarakat yang akan
bekerja menjadi TKI. disatu sisi, Negara Malaysia masih banyak memerlukan jasa
TKI untuk bekerja. Disisi lain, negara Malaysia merupakan negara tetangga yang
dekat dengan Indonesia, sehingga menyebabkan banyak sekali masyarakat
tanjung balai karimun yang bekerja menjadi TKI. (sumber: Unit Pelayanan
Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung Balai Karimun)
Permasalahan yang terjadi di Kabupaten Karimun saat ini adalah banyaknya
tenaga kerja yang memaksakan diri untuk bekerja diluar negeri dengan harapan
mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi, sehingga cara apapun
ditempuhnya demi dapat lolos ke luar negeri walaupun harus membayar biaya
tinggi karena tidak memiliki kelengkapan dokumen sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam perundang-undangan, maka dari itu dibutuhkannya pengawasan
dari kantor imigrasi.
Kantor imigrasi merupakan lembaga penyelenggaraan pelayanan publik
yang berfungsi memberikan pelayanan untuk kepentingan umum dalam bidang
kepengurusan dokumen perjalanan atau paspor serta melakukan pengawasan
dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara.
Berdasarkan undang-undang republik indonesia nomor 6 tahun 2011 tentang
keimigrasian yang selanjutnya memberikan wewenang kepada kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (khususnya direktorat jenderal
imigrasi), salah satu tugasnya untuk melaksanakan pencegahan warga negara
indonesia untuk keluar negeri secara non prosedural (illegal).
Berdasarkan data dari Bidang Informasi Dan Sarana Komunikasi
Keimigrasian (infokim) Kantor Imigrasi kelas II Tanjung Balai Karimun, dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, sudah banyak pemohon yang dibatalkan
pemohanan paspornya akibat terindikasi akan menjadi TKI illegal pada tahun
2016 sebanyak 342 pemohon, jumlah ini semakin bertambah pada tahun 2017
sebanyak 389 pemohon dan semakin bertambah di tahun 2018 sebanyak 412
pemohon.
Tabel 1.1 Data Pembatalan Paspor yang Terindikasi Bekerja Sebagai TKI
Ilegal Tahun 2016-2018
(Sumber :infokim Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung Balai Karimun)
TAHUN JUMLAH PEMOHON
2016 352
2017 389
2018 412
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu unit pelayanan kantor
imigrasi kelas II Tanjung Balai Karimun, tujuan pemohon melakukan pembuatan
paspor untuk bekerja sebanyak (20%), kunjungan keluarga (10%), liburan
sebanyak(40%), berobat (25%), dan melaksanakan ibadah sebanyak (5%).
Menurut Juniartha Hepi ( 2002: 16) Adapun mekanisme pengawasan yang
dilakukan oleh Kantor imigrasi kelas II Tanjung balai Karimun dalam pencegahan
TKI illegal adalah dengan melakukan:
1. Pemeriksaan secara cermat dan selektif terhadap persyaratan formil dan
kebenaran materil yang dilampirkan dalam pemohonan pembuatan passport
sebagai berikut:
a. KTP
b. Kartu Keluarga
c. Akta Kelahiran
d. Harus Mempunyai izin dari seksi lalu lintas keimigrasian (Jika ingin
menjadi TKI)
e. Harus mendapat izin dari Balai Antar Kerja antar negara (AKAN) (Jika
ingin menjadi TKI)
2. Pemeriksaan secara wawancara, pemohon yang ingin membuat passport
harus menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan oleh pegawai kantor
imigrasi. Jika terindikasi pemohon tersebut ingin menjadi TKI Illegal namun
tidak memiliki persyaratan poin d dan point e. Maka pembuatan parport
langsung dibatalkan.
Tabel 1.2 Data Pembatalan Paspor yang Terindikasi Bekerja Sebagai TKI
Ilegal Tahun 2017
Sumber : Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung Balai Karimun
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pemohon terbanyak
terdapat pada bulan juli dan agustus. Peningkatan pada bulan-bulan tersebut
dikarenakan adanya hari-hari besar pada bulan-bulan tertentu yang meningkatkan
melonjaknya jumlah pemohon paspor. Wawancara merupakan salah satu tahap
yang harus dilalui oleh pemohon agar pihak Kantor Imigrasi dapat melakukan
seleksi dan identifikasi terhadap pemohon secara keseluruhan.
Terindikasinya pemohon sebagai TKI illegal dapat diketahui saat pemohon
menjawab pertanyaaan dari sesi wawancara yang dilakukan ditahap wawancara.
Dan pemohon tertinggi yang terindikasi sebagai TKI illegal untuk bekerja keluar
0
10
20
30
40
50
60
JUMLAH PEMOHON PASPOR DITOLAK TAHUN 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
negri adalah laki-laki sebanyak 75% dan perempuan sebanyak 25%. (sumber:
Unit Pelayanan Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung balai karimun).
Berdasarkan dari uraian dan permasalahan diatas yang telah terjadi, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Kantor Imigrasi
Kelas II Tanjung Balai Karimun dalam Mencegah Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) Ilegal Tahun 2016-2018 ”.
BAHAN DAN METODE
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam
penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui atau
menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti. . Menurut Meolong (2014:
11) deskriptif adalah data dalam bentuk kata-kata, gambar, dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah.
Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini Pengawasan Kantor
Imigrasi Kelas II Tanjung Balai Karimun dalam Mencegah Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) Ilegal Tahun 2016-2018 mengacu pada hasil kajian dan teori dari
Siagian (dalam Makmur:193), menjelaskan bahwa untuk menerapkan konsep-
konsep pengawasan ada empat indikator yaitu:
a. Pemantauan, sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu Teknik
melakukan pengawasan baik kepada para petugas yang melaksanakan
kegiatan dalam berbagai kelembagaan maupun yang dilihat baik
dilakukan secara langsung (direct) maupun dilakukan tidak secara
langsung (indirect). Melalui laporan dari pimpinan unit yang diberikan
tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan,
teknik pemantauan dalam pengawasan ini semua lembaga
membutuhkannya agar program yang kita telah rencanakan dapat
diimplementasikan.
b. Pemeriksaan, semuanya telah memaklumi bahwa tidak ada
pengawasan tanpa melkukan pemeriksaan Karena ada melalui
pemeriksaan dapat menentukan suatu tindakan melaksanakan sesuatu
kegiatan berjalan dengan bai katas mengalami hambatan dalam
pelaksanannya maupun dapat memberikan hasil yang maksimal atau
gagal dalam menciptakan hasil yang diharapkan, Teknik pemeriksaan
dalam pengawasan harus dapat memberikan suatu informasi atau
keterangan yang jelas dengan mengandung kebenaran. Disamping itu
dapat pula memberikan keyakinan semua pihak atas hasil pengawasan
yang telah dilakukan itu.
c. Penilaian, bagaimana menentukan bahwa setiap pelaksanaan suatu
pengawasan apakah itu dilakukan berdasarkan dengan kebenaran
ataukah dilaksankan dengan penyimpangan atau dengan kata lain
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dalam kelembagaan.
d. Pengamatan, selain Teknik itu ada Teknik pengawasan lainnya adalah
dengan melalui pengamatan yang harus dilakukan secermat mungkin
sehingga apa yang diamati, tujuan pengamatan dalam pengawasan
untuk membuktikan antara informasi atau data yang diperoleh dengan
keadaan yang sesungguhnya baik yang berkaitan dengan barang atau
benda, maupun yang berkaitan dengan jasa dari hasil kegiatan yang
dilakukan oleh orang-orang yang terkait dalam sebuah kelembagaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator Pengawasan Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung Balai Karimun
dalam Pencegahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal Tahun 2016-2018
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan
organisasi guna lebih menjamin bahwa pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Selain itu juga merupakan usaha sadar dan sistemik untuk lebih
menjamin bahwa semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi
benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, menurut
siagian (dalam makmur 2011:193) ada beberapa variable pengawasan sebagai
berikut:
1. Pemantauan
Pemantauan merupakan Teknik melakukan pengawasan kepada para
petugas yang melaksanakan kegiatan dalam berbagai kelembagaan maupun yang
dilakukan secara langsung (direct) dan dilakukan tidak secara langsung (indirect).
Melalui laporan dari pimpinan unit yang diberikan tanggung jawab terhadap
pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan, teknik pemantauan dalam pengawasan
ini dibutuhkan agar program yang telah direncanakan dapat diimplementasikan.
Wawancara merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh pemohon
agar pihak Kantor Imigrasi dapat melakukan seleksi dan identifikasi terhadap
pemohon secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat menentukan suatu tindakan berjalan dengan baik atau
mengalami hambatan dalam pelaksanannya maupun dapat memberikan hasil yang
maksimal atau gagal dalam menciptakan hasil yang diharapkan. Teknik
pemeriksaan dalam pengawasan harus dapat memberikan suatu informasi atau
keterangan yang jelas dengan mengandung kebenaran. Disamping itu dapat pula
memberikan keyakinan semua pihak atas hasil pengawasan yang telah dilakukan
itu.
Menurut Mulyadi (2010:9), pemeriksaan adalah proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif menegenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonmi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut denga
kriteria yang telah ditetapkan,serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan.
Sehubungan dengan surat edaran direktur jenderal imigrasi nomor IMI-
0277.GR.02.06 tahun 2017 tanggal 24 februari 2017 tentang pencegahan tenaga
kerja Indonesia nonprosedural, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan
HAM memerintahkan kepada Kepala Kantor Imigrasi untuk melakukan
pemeriksaan secara cermat dan selektif terhadap kebenaran syarat formil dan
materil yang dilampirkan, serta melakukan pemeriksaan atau verifikasi terhadap
keabsahan Kartu Tanda Penduduk atau rekomendasi TKI yang tersedia pada
portal Direktorat Jenderal Imigrasi.
Dapat disimpulkan bahwa Kantor Imigarasi Kelas II Tanjung Balai Karimun
melakukan pemeriksaan secara intens dan tergolong ketat. Hal tersebut didukung
oleh Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi nomor IMI-0277.GR.02.06 tahun
2017 tanggal 24 februari 2017 tentang pencegahan tenaga kerja Indonesia
nonprosedural, pada point 4) Apabila ditemukan adanya indikasi kuat terhadap
pemohon yang akan bekerja diluar negeri tidak sesuai ketentuan (Non Prosedural)
dengan alasan kunjungan dan/atau wisata, maka petugas wajib melakukan
pendalaman dan pemeriksaan kembali pada point-point terkait. Hal tersebut
menunjukan bahwa tahap pemeriksaan pada Kantor Imigrasi Kelas II
Tanjungbalai Karimun berjalan baik.
3. Penilaian
Penilaian, bagaimana menentukan bahwa setiap pelaksanaan suatu
pengawasan apakah itu dilakukan berdasarkan dengan kebenaran ataukah
dilaksanakan dengan penyimpangan atau dengan kata lain bertentangan dengan
ketentuan yang berlaku dalam kelembagaan.
Teknik penilaian sebagai dari pada pengawasan terhadap pelaksanaan
sesuatu kegiatan tentunya harus dilakukan dengan tepat, adil dan jujur dengan
jiwa utamanya adalah kebenaran, karena penilaian yang salah sangat berakibat
negatif baik unsur pelaksanaan kegiatan, maupun sebagai petugas pengawas dan
yang paling terpenting adalah kelembagaan atau organisasi yang bersangkutan
baik dibidang pemerintah atau publik maupun dibidang swasta atau privat karena
penilaian ini dapat saja dilakukan secara objektif, maupun secara subjektif yang
relatif menentukan ketepatan teknik yang digunakan.
Mengenai penilaian pengawasan Kantor Imigrasi Kelas II Tanjung Balai
Karimun yaitu dengan melakukan pendalaman pada proses wawancara dengan
memperhatikan profiling, gesture, body language dan dokumen pendukung untuk
memperoleh keyakinan terhadap maksud dan tujuan pemohon untuk keluar
negeri.
4. Pengamatan
Pengamatan, tujuan pengamatan dalam pengawasan untuk membuktikan
antara informasi atau data yang diperoleh dengan keadaan yang sesunggguhnya
baik yang berkaitan dengan barang atau benda, maupun yang berkaitan dengan
jasa dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terkait dalam
sebuah kelembagaan.
Pengamatan Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi nomor
IMI-0277.GR.02.06 tahun 2017 tanggal 24 februari 2017 tentang pencegahan
tenaga kerja Indonesia nonprosedural, pada point c) Apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan diduga kuat pemohon akan menjadi TKI Nonprosedural, agar
dilakukan penolakan dengan tahapan petugas Adjudikator memberikan catatan
dalam kolom “Materi” dengan mengetik (TKI Nonprosedural) serta detail alas an
penolakan dan memilih keputusan “Ditolak”.
Pemantauan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II Tanjungbalai
Karimun terlaksana dengan baik, hal tersebut berupa pencegahan terhadap
pemohon yang berniat keluar negeri namun tidak memiliki dokumen lengkap.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dapat meyimpulkan hal
penting sebagai berikut:
Bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Kantor imigrasi Kelas II Tanjung
Balai Karimun sudah berjalan cukup baik karena adanya peningkatan setiap
tahunnya dalam pembatalan paspor yang diajukan pemohon yang berasalan ingin
bekerja keluar negeri tetapi tidak mempunyai dokumen-dokumen yang yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa Kantor Imigrasi Kelas II
Tanjung Balai Karimun dari segi 4 indikator tersebut sudah berjalan dengan baik
yang dimana pemantauan untuk mencegah tenaga kerja Indonesia ilegal bekerja
ke luar negeri berjalan baik, hal ini dapat dilihat dari saat proses wawancara
kepada pemohon yang memberi pertanyaan yang mendetail sehingga pemohon
harus menjawab dengan jujur.
Dari segi pemeriksaan dan penilaian dilakukan dengan bersamaan yaitu saat
memeriksa dokumen kemudian melakukan pemeriksaan sidik jari, retina mata,
serta identitas pemohon lalu melakukan penilaian dengan cara memperhatikan
profiling, gesture, body language dan dokumen pendukung. Apabila terdapat
keanehan dan kejanggalan maka permohonan paspor akan ditolak.
Pengamatan yang dilakukan Kantor Imigrasi Kelas II tanjung Balai
Karimun hanya bisa berupa pencegahan kepada pemohon yang ingin bekerja
keluar negeri tetapi tidak memiliki surat yang lengkap. Hal ini dilakukan karena
pihak Kantor Imigrasi kelas II Tanjung Balai karimun tidak ingin adanya lagi
korban dari masyarakat yang dijual atau memiliki masalah diluar negeri tapi pihak
imigrasi tidak bisa membantu karena status tenaga kerja tersebut Ilegal.
DAFTAR REFERENSI
Buku
Achmad Sugandha. 2004. ,Aspek-Aspek Pengawasan, Semarang: Uness Press.
Anthoillah, A. 2010 . Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: CV Pustaka Setia.
Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen, Bandung : Alfabeta.
Ernie dan Saefulah. 2005. Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta:
Pembaruan.
Febriani. 2005. Pengaruh Pengawasan yang Dilakukan Pimpinan terhadap
Disiplin Kerja Pegawai, Jakarta: Bumi Aksara.
Jhon Salindeho. 1998. Tata Laksana Dalam Manajemen, Jakarta: Sinar Grafika.
Jum Anggriani. 2002. Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartini Kartono. 2010. Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. Grapindo
Persada
Kertonegoro Sentanoe, Jaminan Sosial Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Labolo, M. 2007 . Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Raja Grapindo.
Makmur. 2011. efektifitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: PT.
Refika Aditama
Maman Ukas. 2004 . manajemen;Konsep,Prinsip,dan Aplikasi,Bandung: Agnini
Bandung.
Manullang, M. 2008. Dasar-Dasar Manajement. Yogyakarta: UGM pers.
Muchsan. 2000 . Pengawasan terhadap Perbuatan Aparat Dan Peradilan Tata
Usaha Negara. Yogyakarta: Lebertty.
Muslan Abdurrahman. 2006. Ketidak Patuhan TKI Sebuah Efek Diskriminasi
Hukum, Cetakan Pertama, Malang: UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang
Nang Fattah. 2004 . Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan
Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Prayudi. 1981 . Hukum Administrasi Negara,Ghalia Indonesia, Jakarta.Saefullah.
2009. Pengawasan yang Efektif, Jakarta: Pustaka Quantum.
Saiful Anwar. 2004, Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Glora
Madani Press.
Schermerhorn Jhon R. 2001. Manajemen, New York: Jhon Willey & Sons.
Siagian, Sondang. 1990 . Administrasi Pembangunan, Jakarta:Gunung Agung
__________. 2005 . Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiono. 2016 . Metode Penelitian Kualitatif dan R&B. Alfabet:Bandung
Jurnal dan Karya Ilmiah
Bahri Imam. 2014 . Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing Dalam
Rangka Pendeportasian Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 Tentang Keimigrasian (Studi DiKantor Imigrasi Kelas I Polonia
Medan). Skripsi . Universitas Negeri Medan (Diakses: 12 Januari 2019)
Marnandes didi. 2016 . Peranan Kantor Imigrasi Kelas 1 Padang Dalam
Melakukan Pengawasan Warga Negara Asing Di Kota Padang. Skripsi,
Universitas Bung Hatta. (Diakses: 12 Januari 2019)
Pasondan Amir. 2016. Efektivitas Pengawasan Pendidikan Tenaga Kerja
Indonesia Ilegal Oleh Kantor Imigran Kelas 1 Makassar. Skripsi.
Universitas Hasanuddin. (Diakses: 26 Desember 2018)
Wirasto Warhan. 2016 . Pelaksanaan Pengawasan Warga Negara Asing Di
Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas Ii Belawan Berdasarkan Uu No. 6
Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Skripsi. Universitas Sumatra Utara.
(Diakses: 12 Januari 2019)
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 Tentang Pokok-Pokok Tenaga Kerja.
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Kemigrasian.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.104A/MEN/2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja di luar negeri.
Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-0277.GR.0206 Tahun 2017
Tanggal 24 Febuari 2017 Tentang Pencegahan Tenaga Kerja Indonesia
Nonprosedural dan Penerbitan Paspor dan Pemberian Izin Keluar di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI).
top related