pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas terhadap...
Post on 10-Apr-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN
PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODALPADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDNESIA PERIODE TAHUN 2012-2015
RAHMAT ANDI SYAPUTRA
100462201102
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Kepulauan
Riau
Email: andi_thi90@yahoo.com
ABSTRAK
Secara garis besar tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variable ukuran
perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan manufaktur sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2012-2015. Dimana jumlah dari populasi sebanyak 16 perusahaan
dan sampel 11 perusahaan. Teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive
sampling. Data diuji menggunakan uji asumsi klasik dan regresi linier berganda serta
pengujian hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21. Berdasarkan dari hasil
analisis regresi menunjukkan bahwa variable Ukuran Perusahaan (total aset) secara parsial
tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal. Risiko Bisnis (ROE), Profitabilitas (ROA)
mempunyai pengaruh terhadap Struktur Modal.
Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Profitabilitas, Struktur Modal, Manufaktur,
Bursa Efek Indonesia (BEI),Sektor Makanan dan Minuman.
ABSTRACT
In general, the purpose of this study is to determine whether the variable size of the company,
business risk and profitability have an effect on capital structure in food and beverage
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2012-2015 period.
Where the number of population of 16 companies and samples 11 companies. The technique
of determining the sample using purposive sampling method. The data were tested using
classical assumption test and multiple linear regression and hypothesis testing using SPSS
version 21. Based on the result of regression analysis showed that the variable of firm size
2
(total assets) partially has no effect on capital structure. Business Risk (ROE), Profitability
(ROA) has an influence on the Capital Structure.
Keywords: Company Size, Business Risk, Profitability, Capital Structure,
Manufacturing, Indonesia Stock Exchange (IDX), Food and Beverage Sector.
PENDAHULUAN
Dalam dunia usaha modal memiliki peranan yang sangat penting, untuk membantu
mengembangkan usaha yang mereka jalankan. Suatu perusahaan harus sangat teliti dalam
mengelola struktur modal, sehingga apabila perusahaan salah dalam mengambil langkah
maka perusahaan berpotensi mengalami kesulitan.
Struktur modal merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi sebuah
perusahaan berdiri, di mana bergeraknya suatu perusahaan karena adanya dana yang dimiliki
oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya dana, perusahaan bisa membeli bahan-bahan yang
akan diolah untuk diproduksi dan menghasilkan produk-produk yang dipasarkan ke
masyarakat. Biasanya perusahaan menggunakan dana yang berasal dari ekuitas jika
perusahaan sanggup untuk menggunakan dana tersebut, jikalau dalam menggunakan ekuitas
dirasa tidak mencukupi, perusahaan menggunakan utang untuk mencapai tujuan yang
digunakan sebagai dana untuk menjalankan perusahaannya. Di dalam menjalankan
perusahaan, semua manajer pasti berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan, maka jangka waktu perusahaan bisa
dikatakan bertahan dan mungkin untuk masa yang akan datang tergantung metode apa yang
dilakukan perusahaan tersebut untuk meningkatkannya supaya tidak terjadinya kerugian yang
dapat mengakibatkan resiko bagi perusahaan.
Di dalam dunia bisnis, persaingan antara satu pengusaha dengan pengusaha yang lain
semakin tinggi serta menuntun para pelaku bisnis untuk terus menerus mengasah
kreatifitasnya dalam menciptakan sesuatu yangbaru agar mereka tidak tersingkir didalam
persaingan tersebut. Menciptakan sesuatu yang berkualitas dan melakukan strategi penjualan
yang baik, perlu dilakukan untuk mendapatkan konsumen yang banyak dan menghasilkan
laba yang sebesar-besarnya. Dengan meningkatnya laba, maka perusahaan dapat melakukan
pengembangan bisnisnyatanpa mengambil dari luar untuk membiayai operasionalnya.
Suatu perusahaan yang bergerak didunia bisnis, seorang manajer harus memiliki
tingkat ketelitian dalam pengelolaan perusahaan. Yang bertujuan untuk mempertahankan
kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, salah satunya menciptakan inovasi-inovasi
terbaru dalam meningkatkan kualitaspengelolaan suatu produk sehingga menambah
3
ketertarikan konsumen terhadap perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan salah satu faktor
yang harus dipertimbangkan dalam keputusan struktur modal, biasanya perusahaan
membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas perusahaan dan salah satu alternatif
pemenuhan kebutuhan dana tersebut adalah dengan menggunakan hutang atau ekuitas.
Dengan kata lain, besar kecilnya ukuran suatu perusahaan secara langsung berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan. Penelitian terdahulu yang menghubungkan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal yang dilakukan oleh Salim (2015) mendapatkan hasil
bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
Apabila suatu perusahaan menggunakan hutang, perusahaan harus sangat cermat dalam
menjalankannya. Jika pengelola perusahaan melakukan kesalahan, maka akan berpengaruh
terhadap perusahaan yang dijalankannya. Seperti yang diteliti oleh Novianti (2015) dari 121
perusahaan dimana berdasarkan survei mengalami kegagalan atau permasalahan dalam
struktur modal yang diakibatkan oleh mismanajemen dalam pembiayaan perusahaan.Akibat
mismanajemen tersebut, perusahaan tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran-
angsuran utang yang berasal dari pinjaman/utang yang dilakukannya. Permasalahan ini
terungkap dalam hasil penelitian Sawitri dan Lestari (2015) di mana dari 17 perusahaan yang
diteliti mengalami permasalahan terhadap struktur modal yang sama berasal dari
pinjaman/utang. Dari kedua penelitian diatas mendapatkan hasil bahwa risiko bisnis
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
Didalam menjalankan bisnis, perusahaan pasti bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya, untuk mendapatkan hasil tersebut perusahaan harus teliti
dalam menjalankan bisnisnya yang salah satunya tercapainya suatu penjualan yang tinggi.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi lebih akan meminimumkan penggunaan
dari utang sehingga ada anggapan bahwa utang menjadi lebih kecil. Dengan demikian
semakin besar profit perusahaan, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membiayai kebutuhan perusahaannya. Dengan kata lain, besar kecilnya profitabilitas secara
langsung berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Penelitian terdahulu yang
menghubungkan profitabilitas terhadap struktur modal yang dilakukan oleh Putri (2012),
Marshellah (2014) mendapatkan hasil bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap
struktur modal.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Struktur Modal ( DTAR)
Di dalam Sitanggang (2013:72) untuk menentukan dari hasil struktur modal dapat
diukur dengan menggunakan beberapa rumus yang diantaranya debt to asset ratio, debt to
4
equity ratio, equity multiplier dan masih banyak lainnya. Di dalam peneliatian ini peneliti
menggunakan DTAR untuk mengetahui struktur modal perusahaan yang menjadi sebuah
penelitian. DTAR ditentukan dengan perbandingan antara total utang perusahaan bagi total
aset.
Debt to Total Assets Ratio (DTAR) digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah
aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang menggunakan rasio ini akan memiliki aktiva dan
kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya, baik berasal dari pinjaman
maupun pajak dalam perjanjian dalam peminjaman.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari total
aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Total aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan. Semakin besar
perusahaan, maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk kegiatan
operasional (Putri 2016).
Novianti (2015) ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang menunjukkan
kekuatan finansial perusahaan, perusahaan yang besar memiliki kemampuan dalam
mendapatkan dana.
Ukuran perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola,
penjualan produk atau jasanya dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki yang dapat dikatakan
sebagai total aset dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan mudah
memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil.
Risiko Bisnis
Menurut Amiriyah & Andayani (2014) risiko bisnis merupakan risiko yang timbul
akibat ketidakpastian perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang.
Perusahaan harus memenuhi segala kewajiban yang timbul akibat pinjaman yang diperoleh
perusahaan.Risiko bisnis dalam suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh stabilitas
pendapatan dan struktur biaya operasionalnya.Perusahaan dengan jumlah hutang yang tinggi
dapat memicu timbulnya risiko bisnis karena perusahaan harus mampu memenuhi
kewajibannya serta beban bunga yang ditanggung oleh perusahaan.Perusahaan yang labanya
berfluktuasi dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut sedang mengahadapi risiko bisnis.
5
Sawitri&Lestari (2015) menyatakan risiko bisnis merupakan risiko aset perusahaan jika
perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis dapat terjadipada perusahaan yang
menggunakan hutanguntuk memenuhi kebutuhanpendanaannya.Risiko timbul seiring dengan
munculnya beban biaya atas pinjaman yang dilakukan perusahaan. Semakin besar beban
biaya yang harus ditanggung maka semakin besar jugarisiko yang dihadapi perusahaan.
Dalam mengukur suatu risiko bisnis perusahaan, banyak sekali peneliti terdahulu
menggunakan rumus-rumus yang diantaranya Return On Equity (ROE),Return On Asset
(ROA),Busniness Risk (BRISK). Menurut Atmaja (2012:225) risiko bisnis adalah ketidak
pastian pada perkiraan pendapatan operasi perusahaan dimasa mendatang. Di dalam
penelitian ini, peneliti mengukur untuk mencari risiko bisinis dengan menggunakan Return
On Equity (ROE) ditentukan dengan perbandingan antara Laba Bersih (EAT) bagi modal
sendiri.
Profitabilitas
Menurut Gunawan et.al, (2015) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Laba sering kali menjadi ukuran kinerja perusahaan, dimana ketika
perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan
tersebut baik dan juga sebaliknya.
Profitabilitas yang tinggi menjadikan perusahaan mampu mendanai kegiatan
operasionalnya dengan dana yang berasal dari dana internal perusahaan, maka perusahaan
tidak terlalu memerlukan dana dari hutang. Semakin besar suatu perusahaan, kecenderungan
untuk memakai dana eksternal juga semakin besar . Hal tersebut dikarenakan perusahaan
besar memiliki kebutuhan pembiayaan yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan
pembiayaannya dengan menggunakan dana eksternal yaitu dengan menggunakan hutang.
Perusahaan lebih memilih menggunakan dana eksternal untuk memenuhi kebutuhan dana
karena dinilai dana internal yang tidak mencukupi untuk operasional perusahaan Menurut
Insiroh (2014).
Di dalam menghitung profitabilitas ada berbagai rumus yang bisa digunakan seperti
Return On Asset (ROA) dengan perbandingan laba bersih bagi total aset,Ratio Of Operating
Income to Sale ditentukan dengan perbandingan antara Ebid bagi sales, Return On Asset
(ROA) ditentukan dengan perbandingan antara laba setelah pajak bagi total aset kali seratus
persen, dan masih banyak lainnya dalam menentukan variabel ini. Tetapi dalam penelitian ini
peneliti hanya menggunakan dengan Return On Asset (ROA) yaitu perbandingan antara laba
bersih bagi total aset.
6
Menurut Hery (2012: 192) terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh dari rasio
profitabilitas, baik bagi pemilik perusahaan manajemen perusahaan, maupun para pemangku
kepentingan lainnya yang terkait dengan perusahaan. Dimana rasio ini rasio ini dapat
menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih, semakin tinggi
hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Menurut Palupi (2010) ukuran perusahaan memainkan peranan yang sangat penting
dalam keputusan struktur modal. Investor lebih suka berinvestasi dalam perusahaan-
perusahaan besar dan mereka percaya bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko
kebangkrutan yang kecil. Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki banyak
utang dan sebaliknya perusahaan yang berukuran kecil cenderung memiliki utang yang kecil.
Selain itu perusahaan yang lebih besar lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan
perusahaan kecil, di karenakan perusahaan besar memiliki aset yang kuat.
Besar kecilnya suatu ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin
besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan untuk
aktivitas perusahaannya. Semakin besar ukuran perusahaan, maka kecendrungan
mengguanakan modal semakin besar juga. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar
membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya Widyaningrum (2015).
Dari kedua penelitian terdahulu di atas menyimpulkan, bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Strukur Modal perusahaan.
Pengaruh RisikoBisnis (ROE) terhadap Struktur Modal (DTAR)
Perusahaan akan mengalami tingkat risiko dalam menjalankan bisnisnya, apabila
perusahaan tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah
rasio utang yang optimal (Brigham& Houston, 2017:6). Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Novianti (2015) yang menjelaskan penggunaan utang pada perusahaan dengan
7
risiko tinggi akan menurunkan struktur modal suatu perusahaan. Sehingga pada perusahaan
yang mempunyai risiko yang tinggi akan mempunyai struktur modal yang kecil. Di mana
hasilnya risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Sejalan dengan penelitian diatas Nasution (2012) menjelaskan Perusahaan dengan
risiko bisnis besar harus menggunakan hutang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan
yang mempunyai risiko bisnis rendah. Hal ini di karenakan semakin besar perusahaan
melakukan pinjaman akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka. Di
mana hasilnya risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Struktur Modal (DTAR)
Hardanti & Gunawan (2010) menyatakan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh
perusahaan menjadikan kebutuhan dana terpenuhi, walaupun suatu saat perusahaan
memerlukan dana dari luar berupa utang jangka pendek maupun panjangnya akan makin
kecil. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan dana
internal untuk keperluan operasi. Perusahaan dengan keuntungan yang lebih besar
mempunyaidanainternal yang lebih besar pula dan memiliki kebutuhan untuk melakukan
pembiayaan investasi melalui pendanaan external yang lebih kecil karena tingkat
pengembalian yang tinggi kebutuhan dana dapat diperoleh dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan.
Penelitian di atas sejalan dengan Primantana & Dewi (2016) di mana hasilnya
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.Hal ini disebabkan dengan
tingginya profitabilitas perusahaan maka akan hutang yang digunakan akan semakin rendah,
dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki pendanaaninternal yang baik.
Dari kedua penelitian diatas mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Populasi adalah sekumpulan data penelitian yang terdiri dari obyek atau subyek
memiliki ciri-ciri tertentun (Sugiyono,2013:61). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16
perusahaan.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi, untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) agar dapat
diambil kesimpulan (Sugiyono, 2013:62). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11
perusahaan.
8
Metode pengambilan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik untuk menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:68). Metode sampling purposive dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar
dibursa efek indonesia 2012-2015.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan auditan periode 2012-2015
3. Perusahaan yang memperoleh laba selama periode 2012-2015
4. Perusahaan yang menyajikan data-data yang dibutuhkan selama periode 2012-
2015.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dengan data sekunder.Penggunaan data-data berasal dari dokumen yang sudah
tersedia seperti jurnal-jurnal, buku-buku, dan berbagai sumber lainnya, penelitian ini berupa
laporan keuangan perusahaan manufaktur Sektor Makanan dan Minuman periode 2012-2015
yang diperoleh dari website www.idx.co.id
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat, variabel yang dipengaruhi atau akibat karena
adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah
struktur modal.Menurut Fahmi (2012:179) struktur modal merupakan suatu bentuk proporsi
finansial perusahaan, modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang dan
modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan. Struktur modal dapat
diukur dengan rumus dibawah ini (Sitanggang, 2013:72):
Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel bebas atau sering juga disebut prediktor
(Purwanto & Sulistyastuti 2016:17). Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
Ukuran Perusahaan
Novianti, (2015) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu indikator
yang menunjukan kekuatan finansial perusahaan.
Ukuran Perusahaan = Total Aset
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
9
Risiko Bisnis
Atmaja (2012:225) mengemukakan bahwa resiko bisnis adalah ketidakpastian pada
perkiraan pendapatan operasi perusahaan di masa mendatang. Risiko bisnis terjadi akibat dari
perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis dapat diukur dengan rumus
dibawah ini :
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya (Hery, 2016:192).
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung profitabilitas :
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda ini bertujuan untuk menguji sejauh apa pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Ukuran perusahaan (X1), Risiko bisnis (X2), dan Profitabilitas (X3) terhadap variabel
dependen Struktur modal (Y).
Rumus regresi linier berganda dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y = struktur modal
X1 = ukuran perusahaan
X2 = risiko bisnis
X3 = profitabilitas
α = konstanta
β1β2β3= koefisien regresi
e = error term
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan suatu teknik yang memberikan gambaran
informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis.
Analisis ini berfungsi untuk memberikan informasi dari data yang disajikan dengan
perhitungan melalui keadaan atau karakteristik data yang dipaparkan. Pengukuran yang
𝑹𝑶𝑬 =𝐄𝐀𝐓
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢
𝑹𝑶𝑨 =𝐄𝐀𝐓
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
10
digunakan dalam statistik deskriptif meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (ghozali).
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
STRUKTUR MODAL 44 ,05 ,75 ,4817 ,14023
UKURAN PERUSAHAAN 44 ,25 91,83 10,9259 22,98986
RISIKO BISNIS 44 ,06 1,44 ,2717 ,31176
PROFITABILITAS 44 ,03 ,66 ,1281 ,12137
Valid N (listwise) 44
Dari tabel 4.1, menjelaskan mashwa masing-masing variabel mempunyai nilai-nilai
yang berbeda. Pada variabel struktur modal memiliki nilai rata-rata sebesar 0,4817 dengan
standar deviasinya 0,14023 dan juga nilai tertinggi sebesar 0,75 serta nilai terendah sebesar
0,05.
Pada variabel ukuran perusahaan, nilai rata-ratanya sebesar 10,9259 dan nilai standar
deviasinya sebesar 22,98986 dengan nilai tertinggi 91,83 dan nilai terendah sebesar 0,25.
Selanjutnya risiko bisnis, memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2717dan nilai standar
deviasinya sebesar 0,31176 dengan nilai tertinggi sebesar 1,44 dan nilai terendah sebesar
0,06.
Pada variabel profitabilitas, variabel ini memiliki nilai rata-ratanya sebesar
0,1281dengan standar deviasinya senilai 0,12137 dan nilai tertingginya sebesar 0,66dengan
nilai terendah sebesar 0,03.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi berganda, ada beberapa syarat yang harus di
penuhi agar hasil dari olahan data yang dilakukan benar-benar dapat menggambarkan tujuan
dari penelitian ini.
Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui nilai residu (perbedaan yang ada) yang
diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal.
Untuk itu, dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Data yang memiliki
distribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05, maka dinyatakan datanya normal. Jika
nilai signifikansinya <0,05 maka data tersebut dikatakn tidak normal. Hasil uji normalitas
dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut:
11
Hasil Uji Normalitas setelah outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 42
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,05414583
Most Extreme
Differences
Absolute ,119
Positive ,085
Negative -,119
Test Statistic ,119
Asymp. Sig. (2-tailed) ,147c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan dari tabel di atas terlihat hasil dari uji normalitas menunjukkan nilai
signifikansinya >0,05 yaitu sebesar 0,147 setelah dilakukan uji outlet. Dengan demikian dari
keempat variabel tersebut berdistribusi normal sehingga layak untuk memakai analisis regresi
berganda.
Uji Multikolinearitas
Gejala pada uji multikolinearitas ditandai dengan hubungan yang kuat diantara variabel
independen pada persamaan regresi. Ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
dinyatakan terjadi multikolinearitas. Model yang dinyatakan bebas dari uji ini apabila nilai
VIF<10 dan Tolerance>0,10. Hasil pengujian asumsi ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 UKURAN
PERUSAHAAN ,947 1,056
RISIKO BISNIS ,281 3,560
PROFITABILITAS ,275 3,633
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
12
Berdasarkan dari tabel di atas, bahwa nilai VIF <10 dan Tolerance >0,10 yaitu pada
variabel ukuran perusahaan dengan nilai VIF sebesar 1,056 dan Tolerance 0,947. Pada Risiko
Bisnis nilai VIF sebesar 3,560dan Tolerance 0,281. Dan terakhir nilai VIF pada profitabilitas
sebesar 3,633 dan Tolerance 0,275. Maka hal ini tidak terjadi multikolonearitas dan layak
dalam menggunakan model regresi linear berganda.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model ini terjadi
perbedaan varian dari residual, setelah dilaksanakan pengamatan model regresi tersebut.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas maka akan digunakan uji Park
Gleyser dengan cara mengorelasikan nilai absolute residunya dengan masing-masing
variabel independen, jika hasil nilai signifikannya >0,05 maka dipastikan penelitian tersebut
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil uji dari absolute residual sebagai berikut :
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,457E-16 ,016 ,000 1,000
UKURAN
PERUSAHAAN ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
RISIKO BISNIS ,000 ,058 ,000 ,000 1,000
PROFITABILITAS ,000 ,182 ,000 ,000 1,000
a. Dependent Variable: Abresid
Dari tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi pada variabel ukuran perusahaan
sebesar 1,000 atau lebih besar dari 0,05. Begitu pula dengan variabel risiko bisnis sebesar
1,000, dan variabel profitabilitas sebesar 1,000. Masing-masing variabel memiliki nilai
signifikansi di atas 0,05 yang berarti bahwa penelitian yang dilakukan bebas dari masalah
heteroskedastisitasdan layak menggunakan analisis regresi berganda.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk suatu tujuan yaitu mengetahui ada tidaknya korelasi
antar anggota serangkaianserangkaian data menurut ruang dan waktu. Dalam pembahasan ini
akan menggunakan metode Durbin-Watson, dengan nilai tingkat probabilitas jika >0,05
berarti tidak terjadi autokorelasi dan sebaliknya. Untuk mengetahui uji model yang digunakan
terbebas dari gangguan autokorelasi, dapat diketahui dari hasil berikut ini :
13
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,903a ,816 ,802 ,05624 1,197
a. Predictors: (Constant), PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS
b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu model dapat dinyatakan tidak terjadi
gejala autokorelasi, jika nilai dari durbin-watson > 0,05. Pada tabel diatas nilai durbin-
watson adalah 1,197> 0.05, maka dapat dipastikan bahwa model tersebut tidak mengalami
gejala autokorelasi dan layak menggunakan analisis regresi.
Hasil Analisi Penelitian
Analisis Regresi Linear Berganda
Uji F statistik
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen. Model regresi dapat digunakan, jika nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05. Untuk mengetahui hasilnya bisa dilihat dari tabel berikut ini:
Uji F Statistik
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,533 3 ,178 56,213 ,000b
Residual ,120 38 ,003
Total ,654 41
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
b. Predictors: (Constant), PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS
Dilihat dari hasil tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi variabel ukuranperusahaan, risiko bisnis
dan profitabilitas berpengaruh singnifikan secara bersama-sama terhadap struktur modal.
Koefisien Determinasi (Adjusted R)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil determinasi (Adjusted R) yang di
peroleh sebagai berikut:
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,903a ,816 ,802 ,05624
14
a. Predictors: (Constant), PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO
BISNIS
b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
Dari hasil tabel di atas menunjukkan Adjusted R Squaresebesar 0,802, nilai ini
menunjukkan bahwa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sebesar 80,2% sedangkan sisanya 19,8% ditentukan oleh variabel yang tidak teridentifikasi
dalam penelitian ini.
Uji T Statistik
Uji T digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen
terhadap dependen, serta menjadi dasar dalam regresi linier berganda :
Uji T Statistik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,572 ,016 35,651 ,000
UKURAN
PERUSAHAAN -,001 ,000 -,094 -1,320 ,195
RISIKO BISNIS ,737 ,058 1,661 12,658 ,000
PROFITABILITAS -2,223 ,182 -1,619 -12,213 ,000
a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL
Dari tiga variabel independen di atas dapat disimpulkan signifikan pada 0,05, hal ini
dapat dilihat dari tabel di atas ketiga variabel signifikannya di bawah 0,05 .
Dari sini dapat disimpulkan bahwa variabel dependen dipengaruhi oleh setiap variabel
independen, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
DTAR = 0,572-0,001SIZE + 0,737ROE -2,223ROA + e
Angka yang dihasilkan dari pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 0,572, menyatakan bahwa variabel independen
dianggap konstanta.
2. Koefesien regresi (β) X1
Nilai koefesien regresi pada variabel SIZE (X1) sebesar -0,001. Maka hal ini
menandakan bahwa SIZE mempunyai hubungan negatif terhadap DTAR (Y). Ini berarti
dengan naiknya SIZE -0,001 maka DTAR akan naik pula sebesar 0,010 dengan asumsi
variabel bebas lain konstanta.
3. Koefesien regresi (β) X2
15
Nilai koefesien regresi pada variabel ROE (X2) sebesar 0,737. Maka hal ini
menandakan bahwa ROE mempunyai hubungan positif terhadap DTAR (Y). Ini berati
dengan naiknya ROE 0,737 maka DTAR akan naik pula sebesar 0,737 dengan asumsi
variabel bebas lain konstanta.
4. Koefesien regresi (β) X3
Nilai koefesien regresi pada variabel ROA (X3) sebesar -2,223. Maka hal ini
menandakan bahwa ROA mempunyai hubungan negatif terhadap DTAR (Y). Ini berarti
dengan naiknya ROA -2,223 maka DTAR akan turun pula sebesar 1,493 dengan asumsi
variabel bebas lain konstanta.
4.4 Pembahasan
Uji T dilakukan untuk mengetahui seberapa besar antara variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial atau sendiri. Patokan yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai signifikan yang dihasilkan dengan nilai α=0,05 atau dengan
membandingkan thitung dengan ttabel. Nilai tabel 0,05 dan derajat bebas (db) = n-k-1 = 44-3-1 =
40 adalah 1,684. Hasil uji hipotesis dari masing-masing variabel independen adalah :
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Dari hasil uji yang dilakukan, ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal. Karena nilai signifikannya sebesar 0,195 atau lebih kecil dari 0,05.
Dan pada thitung sebesar -1,320< ttabel 1,684. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Pada penelitian ini,
besar kecilnya perusahaan tidak menjadi ukuran besaran struktur modal pada perusahaan. Di
karenakan perusahaan akan menggunakan sumber dana yang lebih aman terlebih dahulu
(pendanaan internal) dari pada menggunakan pendanaan eksternal.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh amiriyah dan
andayani (2014) yang mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal, di karenakan nilai signifikan yang di dapatkan sebesar
0,622atau lebih besar dari 0,05.
Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
Dari hasil uji yang dilakukan Risiko Bisnis berpengaruh secara signifikan terhadap
Struktur Modal. Karena nilai signifikannya sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dan pada
thitung sebesar 12,658> ttabel 1,684. Dan berarti semakin tinggi Risiko Bisnis pada perusahaan
tersebut maka Struktur Modal akan tinggi pula. Karna risiko bisnis yang tinggi diakibatkan
oleh menurunnya modal sendiri pada perusahaan sehingga untuk membiayai asetnya
menggunakan hutang. Risiko ini timbul seiring dengan munculnya beban biaya atas pinjaman
16
yang dilakukan perusahaan. Semakin besar beban biaya yang harus ditanggung maka
semakin besar juga risiko yang dihadapi perusahaan.
Penelitian ini sejalan dengan novianti (2015) yang mendapatkan hasil dari nilai
signifikansi sebesar 0,021 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan, dari penelitian
yang dilakukannya mendapatkan kesimpulan bahwa risiko bisnis berpengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Dari hasil uji yang dilakukan, profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap
Struktur Modal. Karena nilai signifikannya sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dan pada
thitung sebesar -12,213< ttabel 1,684. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan nilai profitabilitas
akan mengakibatkan penurunan nilai struktur modal, Profitabilitas yang tinggi dapat
menjamin perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan investasinya karena perusahaan memiliki
banyak dana internal yang tersedia. Sehingga dengan adanya profitabilitas yang tinggi
perusahaan dapat mengurangi ketergantungannya terhadap pihak luar. Profitabilitas juga
dapat dijadikan gambaran terhadap prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Profitabilitas yang tinggi menjamin kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan
datang.
Penelitian sebelumnya juga mendapatkan hasil yang sama seperti yang di lakukan oleh
amiriyah dan andayani (2014) yang mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,013 atau lebih
kecil dari 0,05 . Hal ini menunjukkan, dari penelitian yang dilakukannya mendapatkan
kesimpulan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan masalah dan hipotesis yang dibahas pada bab sebelumnya, serta analisis
dan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dari hasil pengujian penelitian ini, diketahui bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2015.
2. Dari hasil pengujian penelitian ini, diketahui bahwa Risiko Bisnis berpengaruh
signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manuaktur sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2015.
3. Dari hasil pengujian penelitian ini, diketahui bahwa Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manuaktur sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2015.
17
4. Dan dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan,
risiko bisnis dan profitabilitas berpengaruh secara bersama-sama terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2012-2015.
Saran
Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya disarankan
agar menambah atau mengganti ketegori variabel yang mempengaruhi
struktur modal dan perlu memperhatikan tahun objek penelitian serta
segera diselesaikan sebelum muncul data yang lebih baru lagi dari data
yang digunakan dalam penelitian.
2. Bagi para investor yang ingin melakukan penanaman modal disebuah
perusahaan, sebaiknya memperhatikan rasio keuangan dan mengamati
laporan keuangan di perusahaan tersebut sehingga tidak salah dalam
mengambil sebuah keputusan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. (2012). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Andi.
Amiriyah dan Andayani. (2014). Pengaruh KinerjaKeuangan, Ukuran Perusahaan,
Dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 3 No. 1.
Brigham, Eugene F & Houston, Joel F. (2012). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gunawan, Ketut, et.al. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). e-Journal, Volume 03, No.01.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Hardanti, Siti & Gunawan, Barbara (2010) Pengaruh size, likuiditas,
profitabilitas, risiko dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Investasi
Vol. 11 No. 2, halaman: 148-165
Hery. (2016) Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.
Insiroh, Lusia. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Aset, Dan Strukutr Aset Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu
Manajemen,Volume 2 Nomor 3. Universitas Negeri Surabaya.
Marshella, Ikke (2014), pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan aset dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Tanjungpinang.
Nasution, Aldera Nurlukmanita Putri (2012) Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Struktur Modal. Universitas Diponegoro.
Novianti, RD, Ratih. (2015). Pengaruh Pertumbuhan Aset, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan, Risiko Bisnis dan Penghematan Pajak Terhadap Struktur Modal
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013.
Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Novita , Bunga Asri & Sofie. (2015). Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas. e-Journal Akuntansi Trisakti Volume. 2. Hal. 13 – 28
19
Palupi. (2010). Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal.
Universitas Sebelas Maretsurakarta.
Primantara, A.A Ngr Ag Ditya Yudi dan Dewi, Made Rusmala (2016) pengaruh
Likuiditas, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan dan Pajak
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 5
Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyasturi, Dyah Ratih (2016) Metode Penelitian
Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial.
Yogyakarta. Gava Media.
Putri,Meidera, Elsa, Dwi(2012), Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan
Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01. Universitas Negeri
Padang
Putri, Wenika Anisa (2016), Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran
perusahaan terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
UNIVERSITAS LAMPUNG.
Salim, Nur (2015), Analisis Pengaruh Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman. Universitas Negeri
Semarang.
Sawitri, Ni Putu Yuliana Ria & Lestari, Putu Vivi. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis,
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal. E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 5.
Sitanggang, J.P. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan Dilengkapi
soal dan Penyelesaiannya. Edisi I. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sufren & Natanael, Yonathan (2013: 51). Mahir Menggunakan SPSS Secara
Otodidak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Wibowo, Agung Edy (2016). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Batam. Gava
Media.
top related