pengaruh total asset, roa, der, ukuran kap, dan laba atau...
Post on 14-Mar-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1292
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
PENGARUH TOTAL ASSET, ROA, DER, UKURAN KAP, DAN
LABA ATAU RUGI PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA Periode 2011-2012
Kristanti Eka A. S
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
cristantiandreas@gmail.com
ABSTRACT
Audit delay is the time difference between the date of the financial report and the date
of the audit opinion of the financial report that indicate the length of time to complete the audit
by the auditor. This research represents empirical study to know factors influencing audit delay
and the mean of audit delay in 2011 until 2012. There are five factors: they are Total Assets,
ROA, DER, Size of KAP, and income or loss of company. The populations of this research are
manufacturing companies that are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2011 until 2012.
Samples of this research are 82 manufacturing companies for 2 years. Samples are taken by
using of purposive sampling. The method of data analysis is using descriptive and doubled
regression analysis. To obtain model of regression which representative is hence conducted by
test of classic assumption.The result of descriptive statistic indicate that mean of an audit delay
in the year 2011 until 2012 is 75 day. The result of t test showed that Total Assets and DER
influenced significantly to the Audit Delay. Based on F test, it can be concluded that research
five variables also influenced significantly to the Audit Delay. The coefficient of Determination
(𝑅2) was 20,5%.
Keywords : Audit Delay, Total Assets, ROA, DER, Size of KAP, and income or loss of company
PENDAHULUAN
Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengukuran dan
penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut IAI, (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi seluruh pengguna laporan keuangan.
Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara wajar, akurat serta tepat waktu
pada saat dibutuhkan oleh pamakai laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2002:170),
ketepatan waktu mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan.
Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu.
Menurut Givolvy dan Palmon (dalam Saputri, 2012), nilai dari ketepatan waktu penyajian
laporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tertsebut.
Menurut Gregory dan Van Horn (dalam Hilmi dan Ali, 2008), tepat waktu adalah kualitas
ketersediaan informasi pada saaat yang yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik
dilihat dari segi waktu. Jadi semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke
publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan
sebaliknya jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi
1293
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu
dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan menghindari tertundanya pengambilan
keputusan tersebut (Baridwan, 2000 dalam Saputri 2012 ).
Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah
mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM). Auditor memiliki tangung jawab yang besar dan tentunya hal ini
membuat para auditor untuk bekerja lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme
auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditannya (Subekti dan
Wulandari dalam Rolinda, 2007:109). Sejalan dengan perkembangan perusahaan manufaktur
yang sudah go public memberikan pengaruh pada perkembangan profesi akuntan publik di
Indonesia. Sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak ekstern
dan intern, setiap perusahaan wajib untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Maka hal ini
mengakibatkan peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Ketepatan waktu
penyajian laporan keuangan dan laporan audit (timelines) merupakan syarat utama bagi
peningkatan harga pasar saham perusahaan manufaktur yang go public. Perkembangan proses
audit untuk perusahaan manufaktur yang go public selanjutnya tidak mudah, hal ini dikarenakan
proses audit sendiri membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan pengumuman laba
dan laporan keuangan menjadi tertunda.
Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Utami,
2006:4). Audit Delay yang melewati batas waktu BAPEPAM, tentu berakibat pada
keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut
dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan
waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit.
Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) dalam Yuliyanti (2011), menyebutkan bahwa
pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal
laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas
waktu 90 hari yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang
belum patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. Semakin lama auditor menyelesaikan
pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Jika audit delay semakin lama, maka
kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengkaji kembali penelitian dengan
judul “Pengaruh Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, Dan Laba atau Rugi Perusahaan
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2011 - 2012”. Variabel yang digunakan dalam uji penelitian ini adalah Total
Aset, ROA, DER, Ukuran KAP dan Laba atau rugi Perusahaan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Apakah Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, dan Laba atau rugi Perusahaan
berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2011-2012?
1294
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Total
Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, dan Laba atau Rugi Perusahaan terhadap Audit Delay
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2011-2012.
TELAAH PUSTAKA
Agency Teori
Teori ini merupakan salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan
memperluas satu individu menjadi dua individu yaitu agent (manajemen usaha) dan principal
(pemilik usaha). Principal, merupakan pihak yang memberi perintah kepada agent untuk
melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agent adalah pihak yang diberi
wewenang. Dengan demikian agent bertindak sebagai pihak yang berwenang mengambil
keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi (Jensen & Meckling,
1976 dalam Mulyono,2014).
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh
sebab itu, manajer mempunyai kewajiban sinyal mengetahui kondisi perusahaan kepada
pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi
seperti penyajian laporan keuangan auditan dari perusahaan. Laporan keuangan dimaksud
untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan. Namun, pada dasarnya
pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal
diluar manajemen (Jensen & Meckling, 1976 dalam Mulyono, 2014).
Situasi diatas akan memicu timbulnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri
informasi (information asymetry). Asimetri informasi akan timbul ketika manajer lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, jika
dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholders lainya (Jensen &Meckling, 1976).
Jadi, terdapat informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi
informasi yang tidak sama antara principal dan agent. Dalam hal ini principal seharusnya
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari
usaha agent, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang diperoleh principal
tidak seluruhnya disajikan kepada agent. Akibatnya informasi yang diperoleh principal kurang
lengkap sehingga tidak dapat menjelaskan kinerja agent yang sesungguhnya dalam mengelola
kekayaan principal yang telah dipercayakan kepada agent. Akibatnya akan ada informasi yang
tidak seimbang yang dapat menimbulkan dua agency problem yang disebabkan oleh kesulitan
principal untuk memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan agent (Jensen
& Meckling, 1976), yaitu:
1. Moral hazard, yaitu permasalah yang muncul jika agent tidak melaksanakan hal-hal yang
telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah
suatu keputusan yang diambil oleh agent benar-benar didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam Qhadafi (2011), adanya agency problem
diatas akan menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang terdiri dari:
1295
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
1. The monitoring expenditures by the principle, yakni biaya yang dikeluarkan oleh principal
untuk memonitor perilaku agent.
2. The bonding expenditures by agent, yakni biaya yang dikeluarkan principal untuk
menjamin bahwa agent tidak akan melakukan tindakan tertentu yang akan merugikan
principal.
3. The residual loss, yakni penurunan tingkat kesejahteraan principal maupun agent setelah
adanya agency relationship.
Berdasarkan uraian diatas, untuk mencegah timbulnya agency problem akibat adanya
information asymmetry maka diperlukan agency cost untuk memenuhi kebutuhan penyampaian
informasi melalui publikasi laporan keuangan, misalnya dengan mengaudit laporan keuangan
menggunakan jasa auditor independen. Laporan keuangan auditan harus disajikan tepat waktu
agar informasi akuntansi yang terkandung didalamnya dapat dikatakan relevan dan handal,
sehingga tidak kehilangan manfaat dari informasi laporan keuangan itu dalam mempengaruhi
pengambilan keputusan.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan pertanggung jawaban pengelola perusahaan oleh
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Menurut Ghozali dan Chairi
(2007), pengungkapan laporan keuangan berarti bahwa laporan tersebut harus memberikan
informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Dengan
demikian, informasi tersebut haruslah lengkap dan jelas serta dapat menggambarkan secara
tepat kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi usaha tersebut.
Konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah pengungkapan yang cukup,
wajar, dan lengkap. Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah
pengungkapan yang cukup, mencakup pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar
laporan keuangan tidak menyesatkan. Sementara itu, wajar menunjukkan tujuan etis agar dapat
memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan.
Pengungkapan yang lengkap mensyaratkan perlunya penyajian semua informasi yang relevan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif pokok
dalam laporan keuangan (IAI 2004):
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
Pengertian Auditing
Definisi menurut Agoes dalam buku Auditing (2012:4) mendefinisikan auditing
sebagai berikut:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukung dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Sedangkan Haryono Jusup (2001:11), pengertian pengauditan dapat diartikan
sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi
secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan
1296
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.”
Dari beberapa pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa auditing adalah
suatu proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan
dan bukti-bukti pendukung untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
tersebut yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Audit Delay
Audit delay adalah penundaan penyampaian laporan keuangan kepada publik karena,
adanya proses audit yang dihitung dengan cara menjumlahkan hari antara tanggal laporan
keuangan per-periode yang diterbitkan perusahaan sampai dengan, tanggal laporan audit yang
dikeluarkan oleh auditor independen (Carslaw & Kaplan, 1991; dalam Qhadafi, 2011).
Menurut Dyer & McHugh (1975:206 dalam Yuliyanti, 2011) “Auditors’ report lag is
the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion
signature date in the auditors report”. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan audit
merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang
menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.
Diungkap dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), perbedaan waktu yang
sering dinamai dengan audit delay adalah perbedaan antara tanggal laporan keuangan dengan
tanggal opini dalam laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu
penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Maka semakin panjang audit delay semakin
lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Total Aset
Total aset terkait dengan ukuran dari suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki total
aset yang besar memiliki hubungan dengan ketepatan waktu laporan keuangan. Perusahaan
yang memiliki total aset yang besar akan memerlukan waktu yang lebih panjang dalam audit
delay. Dikarenakan semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin banyak juga
informasi yang terkandung di dalam perusahaan tersebut. Informasi yang banyak tersebut akan
mengakibatkan semakin luasnya pada lingkup auditnya, sehingga waktu yang dibutuhkan
auditor untuk penyelesaian audit laporan keuangan tahunan atau audit delay lebih lama.
Return On Assets (ROA)
Menurut Hanafi dan Halim (1996) dalam Yuliyanti (2011) Profitabilitas adalah ukuran
mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.
Dalam Supranoto (1990) Profitabilitas adalah kemampuan suatu kesatuan usaha (entity) untuk
memperoleh laba.
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam
mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar
laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh
perusahaan.
Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, aset, modal, maupun saham tertentu. Dalam rasio
profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen
dalam menciptakan keuntungan dari perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah
besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana
perusahaan.
1297
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Penelitian ini melakukan perhitungan profitabilitas dengan Return On Asset Ratio (ROA)
yang hitung berdasarkan erning after tax dibagi dengan total aktiva.
ROA = AssetTotal
EBIT
Debt to Equity Ratio (DER)
Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Weston dan Copeland (1995) dalam
Lestari (2010) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang
telah dibiayai oleh pengguna hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakan pengukuran
kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi
dalam neraca yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak
lancar.
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio debt to equity. Keseimbangan
proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan didanai oleh pemilik perusahaan diukur
dengan ratio debt to equity, dengan cara perhitungan sebagai berikut:
DER= Total Hutang
Total Ekuitas
Ukuran KAP
Menurut DeAngelo dalam Ebrahim (2001), kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan
publik dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar (big four accounting
firms) dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP
kecil (non big four accounting firm). Hal tersebut karena KAP besar memiliki lebih banyak
sumber daya dan lebih banyak klien sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau beberapa
klien saja, selain itu karena reputasinya yang telah dianggap baik oleh masyarakat
menyebabkan mereka akan melakukan audit dengan lebih berhati-hati.
Di Indonesia terdapat empat KAP yang memiliki ikatan dengan KAP yang memiliki
reputasi internasional yang disebut dengan big four, dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:
The Big Four Big Four di Indonesia
Ernest and Young Purwantono, Sarwoko&Sandjaja
Deloitte Touche Tomatsu Osman Bing Satrio & Rekan
KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler) Sidharta & Widjaja
PWC (Pricewaterhouse Coopers) Haryanto Sahari & Rekan.
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
1298
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Laba atau Rugi Perusahaan
Salah satu alasan yang mendorong terjadinya keterlambatan publikasi laporan
keuangan adalah pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas
kinerja manajerial perusahaan dalam setahun. Menurut Carslaw (dalam Mulyono, 2014), ada
dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay
yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda berita buruk
tersebut, sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit.
Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini
mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan atau kecurangan manajemen.
HIPOTESIS
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Total Aset, ROA, Ukuran KAP, Opini Auditor, dan Laba atau rugi Perusahaan berpengaruh
secara simultan terhadap Audit Delay.
H2 : Total Aset berpengaruh terhadap Audit Delay.
H3 : Return On Assets berpengaruh terhadap Audit Delay.
H4 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Audit Delay.
H5 : Ukuran KAP berpengaruh terhadap Audit Delay.
H6 : Laba atau Rugi perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012.
Metode sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan
tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitan. Alasan penggunaan metode
purposive sampling didasari pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria
untuk diuji (Indriantoro & Supomo, 1999: 131). Perusahaan diseleksi dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan Manufaktur yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2011 dan 2012
2. Perusahaan Manufaktur yang menerbitkan laporan auditor laporan keuangan perusahaan
dengan tanggal tutup buku 31 Desember pada tahun 2011 dan 2012.
3. Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk Rupiah.
Identifikasi Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi variable dependen
(terikat) dan variable independen (bebas), sebagai berikut:
Variabel terikat atau dependent variable yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variable
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Audit delay (Y).
Audit Delay diukur dengan menghitung berapa jarak antara penutupan tahun buku
sampai dengan ditandatanganinya laporan keuangan auditan.
1299
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Audit Delay = Tanggal Laporan Audit - Tanggal Laporan Keuangan.
Variabel bebas atau independen variable merupakan valriabel yang dapat
mempengaruhi variabel terikat atau dependent variable. Variabel-variabel bebas (X)
adalah faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap audit delay (Y) yang
terdiridari: Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, Laba atau Rugi Perusahaan.
a) Total Aset
Perhitungan total aset ini diukur dengan berdasarkan jumlah seluruh asset
perusahaan atau total aktiva perusahaan, baik aset lancar maupun aset tidak
lancar. Agar tidak menghilangkan nilai total aset yang sebenarnya maka besar
total asset setiap perusahaan dibagi rata dengan satuan 1.000.000.000.000 atau
1 Triliun
Total Asset = Total Asset
1 Triliun (1.000.000.000.000)
b) Return On Assets
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
Profitabilitas diukur dengan rasio return on assest (ROA) yang hitung
berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva. Profitabilitas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Profitabilitas (ROA) = Aktiva Total
EBIT
c) Debt to Equity Ratio
Solvabilitas diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini
menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjangnya. Menurut Dwi Prastowo (2011) DER dapat dirumuskan sebagai
berikut:
DER= Total Hutang
Total Ekuitas
d) Ukuran KAP
Pada penelitian ini Ukuran KAP diukur dengan melihat KAP mana yang
mengaudit laporan keuangan perusahaan. Ukuran KAP dalam penelitian ini
diklasifikasikan menjadi dua yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP
the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakanjasa KAP
non the big four diberi kode 0.
e) Laba atau Rugi Perusahaan
Menurut Ghozali (2012:178) Laba atau Rugi perusahaan merupakan variable
dummy dimana, jika mengalami laba diberi kode 1 (satu) dan jika mengalami
kerugian diberi kode 0 (nol).
1300
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Teknis Analisis
Perhitungan statistik dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS (Statistic
Program or Social Scince) versi 16.0 for windows.
1) Uji Asumsi Klasik
a) Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2005:147). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel independent, variabel dependen, atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
mengetahui normalitas data dapat menggunakan statistic “Kolmogorov
Smirnov” pada nilai unstandarized residual. Kriteria yang digunakan jika
nilai “Asymp Sig” (2 tailed) lebih besar dari 5% dapat dinyatakan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara
satu variabel bebas dengan variabel bebas lain. Uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen) (Ghozali, 2006: 91). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Metode untuk menguji
adanya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau variance
inflammatory factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 atau nilai VIF
adalah 10%. Jika VIF >10 dan nilai Tolerance <0.10, maka tejadi
multikolinearitas tinggi antar variabel bebas dengan variable bebas lainnya
c) Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:125), uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu pendekatan yang
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu
dengan cara mengkorelasikan nilai residual dengan variabel bebas.
Apabila koefisien signifikansi (nilai probabilitas) > dari 0,05 maka dapat
dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan
tersebut, yang berarti H0 diterima.
d) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
penganggu t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005: 99). Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan rumus
Durbin Watson sebagai berikut:
2
2
1
n
nn
we
eed
1301
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Keterangan:
dw = Nilai Durbin Watson
e = Y- Y
n = Jumlah sampel
Hasil dari rumus tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel Durbin
Watson. Di dalam tabel tersebut dimuat dua nilai batas atas (du) dan nilai batas
bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas). Jika dU<dW<
4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif di dalam
model persamaan regresi.
2) Regresi Linear Berganda
Menurut Sugiyono (2006: 250) analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model
analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Persamaan regresi linear berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 X4 + b5 X5 + e
3) Uji Hipotesis
a) Uji F
Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh bersama-sama antara variabel independen terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
2. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
b) Uji t
Pengujian terhadap Total Asset, ROA, Ukuran KAP, Opini Auditor dan Laba
atau Rugi secara individu terhadap Audit Delay menggunakan uji regresi parsial (uji t).
Uji regresi parsial merupakan pengujian yang dilakukan terhadap variabel dependen
atau variabel terikat (Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang
dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara individu (Parsial)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
2. Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara individu (Parsial)
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
1302
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
c) Uji R2
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1.
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Uji Asumsi Klasik
1) Normalitas
Kriteria yang digunakan jika nilai “Asymp Sig” (2tailed) lebih besar dari 5% atau
(0,05) dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil
perhitungan uji normalitas ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi
zed
Residual
N 164
Normal Parametersa Mean ,9146341
Std.
Deviation
10,8964160
1
Most Extreme
Differences
Absolute ,096
Positive ,045
Negative -,096
Kolmogorov-Smirnov Z 1,227
Asymp. Sig. (2-tailed) ,099
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai signifikansi (nilai probabilitas) yang diperoleh
lebih besar dari 0,05 (0,099 > 0,05) maka distribusinya adalah normal, sehingga
dapat dilakukan regresi linear berganda.
2) Multikolinearitas
Hasil perhitungan uji multikolinieritas ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
1303
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
ASET
0.900 1.111 Non
Multikolinearitas
ROA
0.896 1.116 Non
Multikolinearitas
DER
0.882 1.134 Non
Multikolinearitas
UKAP
0.819 1.222 Non
Multikolinearitas
LR
0.885 1.129 Non
Multikolinearitas
Sumber: Olah data SPSS Lampiran 3
Pada Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas diatas, menggambarkan semua VIF dibawah 10 dan
tolerance diatas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut
bebas dari multikolinieritas.
3) Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas memperlihatkan bahwa tidak terdapat pola tertentu pada grafik. Titik
pada grafik relatif menyebar yang berarti tidak ada gangguan heteroskedastisitas pada
model dalam penelitian ini.
1304
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
4) Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,453a ,205 ,180 12,65390 1,857
a. Predictors: (Constant), LR, ROA, ASET, DER, UKAP
b. Dependent Variable: AUDEL
Sumber: Olah data SPSS Lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi,
yang mana ditunjukkan dengan du < d < 4 – du (1,771<1,857< 2,229).
Uji Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 75,340 3,648 19,558 ,000
Total Aset -,153 ,060 -,191 -2,560 ,011
ROA -4,297 10,088 -,032 -,426 ,671
DER ,903 ,182 ,374 4,951 ,000
Ukuran KAP -4,271 2,245 -,149 -1,902 ,059
Laba Rugi 5,637 3,539 ,120 1,593 ,113
a. Dependent Variable:
AUDEL
Dari tabel diatas dapat digunakan untuk menyusun model persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = b0+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e
Y = 71,350 – 0,153X1 – 4,297X2 + 0,903X3 – 4,271X4 + 5,637X5
1305
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Uji Hipotesis
1) Hasil Uji F
Keterangan Nilai Sign
Fhitung 8,154 0,000
R
R2
Α
= 0,453
= 0,205
= 0,05
Sumber: Olah data SPSS Lampiran 3
Hasil uji F ini dapat dilihat pada tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 8,154 dengan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 atau 5%.
Maka diambil keputusan H0 ditolak dan H1 diterima.
2) Hasil Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 75,340 3,648 19,558 ,000
Total Aset -,153 ,060 -,191 -2,560 ,011
ROA -4,297 10,088 -,032 -,426 ,671
DER ,903 ,182 ,374 4,951 ,000
Ukuran KAP -4,271 2,245 -,149 -1,902 ,059
Laba Rugi 5,637 3,539 ,120 1,593 ,113
a. Dependent Variable:
AUDEL
Pada Uji regresi parsial (uji t) variabel total aset dan DER yang berpengaruh
terhadap audit delay pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisa deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay dalam
penelitian ini memiliki rata-rata 75 hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
1306
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012 sudah
mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM nomor X.K.2.
2. Bahwa variabel Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP dan laba atau rugi
perusahaan secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansi 0,000.
3. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Total Aset
dan DER secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit
delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,011 untuk Total aset dan DER 0,000. Sedangkan
untuk variabel dan ROA, Ukuran KAP dan Laba atau rugi perusahaan secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit delay pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saran
1. Untuk penelitian yang akan datang, diharapkan untuk menambah jumlah variabel
yang akan diteliti terutama variabel bebasnya, misalnya opini audit, kontinjensi,
jmlah anak perusahaan, jenis industri, kepemilikan saham direksi, pergantian auditor,
tingkat pengendalian internal perusahaan dan lain-lain. Sehingga lebih dapat
diketahui variabel mana saja yang berpengaruh terhadap Audit delay perusahaan.
Dan juga diharapkan untuk menambah periode tahun yang akan diteliti.
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dikarenakan
data sekunder lebih memudahkan penulis dalam menyususn penulisan skripsi ini,
penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan data primer yang berasal dari hasil
wawancara kepada kantor akuntan publik sehingga diharapkan lebih faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi audit delay.
3. Perlunya mempertimbangkan model berbeda yang akan digunakan dalam
menentukan kinerja perusahaan.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya :
1. Peneliti hanya menggunakan 5 variabel saja dalam menguji audit delay, ada beberapa
faktor yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2011-
2012.
Adapun implikasi yang diajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
Agar menambah variabel yang mungkin berpengaruh untuk mengui audit delay, karena
masih banyak faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap audit delay yang tidak dimasukan
dalam penelitian ini yaitu seperti opini audit, kontinjensi, jmlah anak perusahaan, jenis
industri, kepemilikan saham direksi, pergantian auditor, tingkat pengendalian internal
perusahaan dan lain-lain.
Menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar
prediksi lama audit delay perusahaan dan memungkinkan diperolehnya keakuratan
penelitian yang lebih baik.
1307
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Soekrisno. 2012:4. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Yogyakarta: Salemba Empat.
Arens, Alvin A.dan James K. Loebbecke. 2003. Auditing Pendekatan Terpadu . Edisi
Indonsia. Jakarta: Salemba Empat.
Arifin. 2005. Pidato Pengukuhan Guru Besar UNDIP. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Boynton, W.C., R. N Johnson, dan W. G Kell. 2003. Modern Auditing. Edisi Terjemahan
Ketujuh. Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Carslaw, Charles A.P. N. and Steven E. Kaplan. 1991. An Examination of Audit Delay:
Further Evidence from New Zealand. Accounting and Business Research. Vol 22
No. 85(Winter): pg. 1-23.
Dyer, dan McHugh. “The Timeliness of the Australian Annual Report”. 1975.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M.M dan Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: UPP MMP
YKPN
Haryono, Jusup. (2001). Auditing Pengauditan , Buku 1 Cetakan pertama, Yogjakarta: STIE
YKPN.
Hossain, M.A. dan P.J. Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay: Evidence from
Pakistan, Working Paper.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency
Cost, and Ownership Structure. Jurnal of Financial Economic vol 3 no 4 pp.305-
306.
Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris
pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Universitas Negri Semarang. Semarang.
Maria, Anna. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay pada
Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia. Universitas Gunadarma.
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Puspitasari, Elen dan Anggraeni. 2012. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2007-2010.
Qhadafi, Muhammad Leonard Gustav. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Airlangga. Surabaya.
Rachmawati, Sistya. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap
Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, 1-10
Rolinda, Yuliasri Supriyanti. 2007. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia). Jurnal
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol. 10 No. 3, hal 109-126.
1308
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Saputri, Oviek Dewi. 2012. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay. Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Subekti, Imam dan Widiyanti. 2004. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Audit Delay
di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Trianto, Yugo. 2006. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris
pada perusahaan-perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia), Skripsi,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Utami, Wiwik. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek
Jakarta”. Buletin Penelitian No. 09. Ka. Pusat Penelitian dan Dosen FE, Universitas
Mercu Buana.
Yuliyanti, Ani. 2011. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris
pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-
2008)
www.bapepam.go.id
www.idx.co.id
www.sahamok.com
top related