pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk … · 2019-07-18 · pengaruh penyuluhan obat...
Post on 25-Dec-2019
26 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENYULUHAN OBAT SWAMEDIKASI DIARE UNTUK
ANAK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU DI DESA
TEGAL OMBO, WAY BUNGUR, LAMPUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Monika Gita Kurniasih
NIM : 158114021
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Halaman Judul
PENGARUH PENYULUHAN OBAT SWAMEDIKASI DIARE UNTUK
ANAK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU DI DESA
TEGAL OMBO, WAY BUNGUR, LAMPUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Monika Gita Kurniasih
NIM : 158114021
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan, segala apa yang terbaik, yang Kau pilihkan untuk aku dan masa depanku,
terjadilah padaku menurut perkataan-Mu
“Ecce ancilla Domini, fiat mihi secundum verbum tuum”
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”
Karya ini ku persembahkan untuk :
Tuhanku Yesus yang selalu menggandeng dan menggendongku dalam segala hal;
Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu siap menjadi rumah tempat aku berkeluh
kesah;
Ketiga kakakku yang selalu mendukung dan menemaniku dalam berproses;
Sahabat, kekasih dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan
semangat dan doa;
Dosen pembimbing dan penguji yang selalu sabar membantuku sampai pada titik
ini;
serta Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penyuluhan Obat Swamedikasi Diare Untuk Anak Terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung
Timur” dengan baik dan lancar. Penulis juga menghaturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung turut membantu dalam penyelesaian naskah skripsi ini, antara lain :
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ketua RT Desa Tegal Ombo, Kepala SD Negeri 2 Tegal Ombo beserta guru-
guru yang telah memberikan ijin dan mendukung sebelum dan selama
penelitian berlangsung, serta seluruh responden yang berkontribusi besar
selama dilaksanakan penelitian ini.
3. Bapak Yusuf Suprianto, A.Md.,Kep. yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk menjadi narasumber sekaligus pendamping dalam penelitian ini.
4. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana yang telah memberikan izin penelitian
berdasarkan kode etik yang berlaku.
5. Pusat Kajian CE&BU Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan
Keperawatan Universitas Gadjah Mada yang telah membantu melakukan
analisa data statistik.
6. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. sebagai dosen pembimbing utama
dan ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. sebagai dosen pembimbing
pendamping yang selalu sabar dan ikhlas meluangkan waktunya untuk
membimbing dan memberikan semangat selama proses penyusunan naskah
skripsi ini.
7. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt.
selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk
penyempurnaan naskah skripsi ini.
8. Bapak dan Ibuku tercinta, Petrus Suwarno dan Euphrosyna Murniningsih,
yang selalu setia mendukung dan menemaniku dengan cinta kasih, doa,
perhatian, dan kasih sayang.
9. Ketiga kakakku tercinta, Michael Bakti Prasetya yang setia membantu selama
proses penelitian, Cornelius Cahya Sandi yang selalu menjadi motivator baik
dalam hal cita maupun cinta, serta Henrikus Tri Jatmiko yang selalu
mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk proses penyusunan skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN. ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN. ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ...................................................... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH. ..................................... vii
PRAKATA. ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR. .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN. .............................................................................. xiii
ABSTRAK. ................................................................................................. xiv
ABSTRACT. .................................................................................................. xv
PENDAHULUAN. ........................................................................................ 1
METODE PENELITIAN. .............................................................................. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN. ................................................................... 10
KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................. 27
LAMPIRAN. ................................................................................................ 29
BIOGRAFI PENULIS. ................................................................................ 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kuisioner Penelitian ......................................................................... 7
Tabel II. Distribusi Karakteristik Responden ............................................... 10
Tabel III. Nilai Rata-rata Responden ............................................................. 14
Tabel IV. Nilai p Pretest, Posttest 1, dan Posttest 2 ...................................... 14
Tabel V. Dimensi Definisi Swamedikasi dan Definisi Diare........................ 16
Tabel VI. Dimensi Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Diare. ....................... 18
Tabel VII. Dimensi Obat Diare, Cara Pakai Obat, dan
Kapan Harus ke Dokter. ................................................................. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Penentuan Jumlah Sampel Penelitian .................................... 4
Gambar 2. Persentase Responden Melakukan Pengobatan diare
secara mandiri .............................................................................. 11
Gambar 3. Persentase Obat yang Pernah Digunakan ................................... 12
Gambar 4. Persentase Tempat Memperoleh Obat ......................................... 12
Gambar 5. Persentase Sumber Informasi Terkait Obat ................................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 30
Lampiran 2. Ethical Clearance ...................................................................... 31
Lampiran 3. Surat Keterangan Lisensi SPSS ................................................. 32
Lampiran 4. Lembar Penjelasan Penelitian Kepada Responden.................... 33
Lampiran 5. Lembar Persetujuan (Informed Consent)................................... 35
Lampiran 6. Lembar Identitas Responden ..................................................... 36
Lampiran 7. Skrining Pendahuluan ................................................................ 37
Lampiran 8. Kuisioner Penelitian .................................................................. 38
Lampiran 9. Lembar Pernyataan Validitas .................................................... 40
Lampiran 10. Nilai Uji Reliabilitas .................................................................. 41
Lampiran 11. Uji Pemahaman Bahasa. ............................................................ 42
Lampiran 12. Data Karakteristik dan Nilai Pretest, Posttest Responden ........ 44
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 45
Lampiran 14. Hasil Uji Wilcoxon pada Data Total ......................................... 45
Lampiran 15. Hasil Uji Wilcoxon pada Data Perdimensi ................................ 45
Lampiran 16. Materi Penyuluhan..................................................................... 48
Lampiran 17. Leaflet. ....................................................................................... 53
Lampiran 18. Dokumentasi Kegiatan .............................................................. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Swamedikasi diare merupakan pengobatan secara mandiri yang
dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan tentang buang air besar yang
melebihi batas normal dengan keadaan feses encer atau cair. Kasus diare yang
terjadi pada anak masih cukup tinggi. Terbatasnya pengetahuan masyarakat
mengenai penggunaan obat swamedikasi diare menjadi faktor utama terjadinya
kesalahan pengobatan. Adanya kesalahan pengobatan tersebut dapat berakibat
fatal bila terjadi pada masyarakat luas, khususnya anak-anak. Permasalahan ini
dapat diatasi dengan memberikan edukasi tentang obat swamedikasi diare untuk
anak melalui metode penyuluhan kepada ibu-ibu.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental, desain studi one
group pre-test/post-test dengan tujuan untuk melihat pengaruh penyuluhan
terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam swamedikasi diare. Metode sampling
menggunakan non random sampling, dengan purpossive sampling yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data analitik dianalisis dengan Uji Wilcoxon.
Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna sesudah diberikan
penyuluhan tentang obat swamedikasi diare untuk anak dengan nilai signifikansi
pretest ke posttest 1, dan pretest ke posttest 2 berturut-turut 0,001 dan .
Pada posttest 1 ke posttest 2 diperoleh nilai signifikansi 0,190 sehingga secara
statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna. Tingkat
pengetahuan ibu meningkat setelah diberikan penyuluhan dengan nilai rata-rata
pretest 20,27, menjadi 22,86 dan 22,97 pada posttest 1 dan posttest 2.
Kata kunci : pengetahuan, swamedikasi, diare, penyuluhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
Diarrhea self-medication is a cure independently done by the society to
overcome the disease as the sufferers defecate the liquid feces excessively,
exceeding the normal limit. The diarrhea cases around the children still highly
occur. The knowledge limit of the society about the use of diarrhea self-
medication drugs is the main factor of the medication error occurrence. It can be
very harmful if it happens in the large society, especially children. This problem
can be solved by giving education about the diarrhea self-medication drugs for
children through the counseling method for the mothers.
This research is the quasi-experimental research, one group pre-
test/post-test study design is used in order to observe the effect of the counseling
towards the mothers' knowledge about diarrhea self-medication. Sampling method
applied is non random sampling, with purposive sampling fitting the inclusion and
exclusion criteria. The analytical data are scrutinized by Wilcoxon Test.
There is a significant difference of the knowledge after the mothers are
given the counseling about the diarrhea self-medication drugs for children with a
significance value of pretest to first posttest, and pretest to second posttest is
0.001 and less than 0.001. In the first posttest to second posttest, the significance
value is 0.190, so that statistically, there is a meaningless difference. The
knowledge level of the mothers increases after the mothers are given the
counseling with the average of pretest 20.27, becoming 22.86 and 22.97 in first
posttest and second posttest.
Keywords: knowledge, self-medication, diarrhea, counseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kesehatan diartikan sebagai kondisi dimana seseorang berada dalam
keadaan sehat secara fisik, mental, spritual maupun sosial sehingga seseorang
tersebut mungkin untuk hidup produktif baik secara sosial dan ekonomis
(Kemenkes RI, 2009). Pengobatan secara mandiri atau dikenal dengan istilah
swamedikasi merupakan suatu upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri
(Depkes RI, 2007). Swamedikasi yang dilakukan seseorang biasanya untuk
mengatasi penyakit ringan dan keluhan-keluhan yang banyak dialami di
masyarakat, seperti nyeri, batuk, demam, pusing, flu, kecacingan, maag, diare,
penyakit kulit, dan lain-lain (Depkes RI, 2007). Pelaksanaan swamedikasi di
masyarakat pada dasarnya dapat menimbulkan adanya kesalahan pengobatan
akibat terbatasnya pengetahuan masyarakat terkait obat dan penggunaanya
(Meriati, Goenawi, dan Wiyono, 2013). Dalam pelaksanaannya, tentunya
swamedikasi harus dapat memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional dan
didasari oleh pengetahuan yang memadai (Depkes RI, 2008).
Diare merupakan salah satu penyakit yang menyerang pada anak-anak di
seluruh dunia termasuk di beberapa negara berkembang seperti Indonesia. Setiap
tahunnya diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi pada anak-anak dan balita di
seluruh dunia. Akibat terjadinya dehidrasi dan malnutrisi pada anak-anak maka
penyakit diare ini membawa kematian lebih cepat dibandingkan orang dewasa
(Humrah dkk., 2018). Sejumlah 103.860 atau 35,2 persen dari 294.959 rumah
tangga di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi, dengan proporsi
tertinggi di DKI Jakarta (56,4%) dan terendah di Nusa Tenggara Timur (17,2%)
(Kemenkes RI, 2013). Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2012
menunjukkan bahwa persentase penduduk Indonesia yang memilih untuk
mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami sebanyak 67,71%, masyarakat
yang melakukan swamedikasi di Provinsi Lampung sebesar 70,98%. Penyakit
diare merupakan salah satu penyakit yang berpotensi menjadi Kejadian Luar
Biasa (KLB). Pada tahun 2016 terjadi 3 kali KLB diare yang tersebar di 3
provinsi, 3 kabupaten, yaitu NTT (Kabupaten Kupang), Jawa tengah (Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Purworejo), dan Sumatera utara (Kabupaten Binjai), dengan jumlah penderita 198
orang dan kematian 6 orang (Kemenkes RI, 2017).
Kasus diare selalu menjadi 10 besar penyakit yang paling banyak
dijumpai di Provinsi Lampung. Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan
Provinsi Lampung tahun 2015 menyebutkan bahwa penyakit diare dan
gastrointestinal oleh penyakit tertentu menempati posisi ke tujuh sebagai penyakit
yang paling banyak dijumpai dan menyebabkan morbiditas. Angka kesakitan
diare pada semua kelompok umur di Provinsi Lampung meningkat pada tahun
2005-2014, yaitu dari 9,8 per 1.000 penduduk menjadi 21,4 per 1.000 penduduk.
Kasus diare berdasarkan data tahun 2015 juga mengalami peningkatan dari
171.760 (tahun 2014) menjadi 173.710 kasus. Jumlah perkiraan kasus diare
tertinggi berdasarkan kabupaten/kota yaitu pada Kabupaten Lampung Tengah
sebanyak 26.517 kasus, selanjutnya Kabupaten Lampung Timur menempati posisi
kedua sebagai perkiraan kasus diare terbanyak (21.588 kasus) (Dinkes Lampung,
2015). Kasus diare menurut kelompok umur pada tahun 2012 tertinggi pada
kelompok umur lebih dari 5 tahun, yaitu 57%, umur 1-4 tahun sebesar 15%, dan
umur kurang dari 1 tahun sebesar 28% (Dinkes Lampung, 2014).
Penelitian ini dilakukan di Desa Tegal Ombo yang berlokasi di jalan raya
Lintas Timur, daerah perbatasan Lampung Timur dan Lampung Tengah. Fasilitas
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek, serta tempat praktek dokter
berada sekitar 5 km di luar desa Tegal Ombo sehingga masyarakat cenderung
melakukan swamedikasi sebagai alternatif pengobatan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuk
melihat pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk anak terhadap tingkat
pengetahuan ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan
responden mengenai penggunaan obat swamedikasi diare setelah dilakukan
edukasi berupa penyuluhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Desain dan Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental semu dengan
desain studi one group pre-test/post-test yang dilakukan melalui pengukuran
terhadap suatu kelompok responden, kemudian responden diberi intervensi berupa
penyuluhan melalui media leaflet, dan powerpoint presentation, lalu diukur
kembali setelahnya. Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan
rangkaian waktu dengan menggunakan serangkaian observasi yang dilakukan
lebih dari satu kali baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan pada kurun
waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai dan
merawat anak di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur, yang telah
menandatangani informed consent. Kategori usia anak yang dimaksud pada subjek
ini adalah anak usia 7-12 tahun (anak usia SD/setingkat) (Kemenkes RI, 2014).
Kriteria inklusi ibu-ibu dalam penelitian ini yaitu :
1. Mempunyai atau merawat anak berusia 7 sampai 12 tahun
2. Dapat membaca dan menulis
3. Bersedia mengikuti penyuluhan dan bersedia menandatangani lembar
informed consent serta mengisi kuisioner dengan lengkap
Kriteria eksklusi ibu-ibu dalam penelitian ini yaitu :
1. Memiliki latar belakang pendidikan dibidang kesehatan
2. Tidak hadir secara penuh dalam kegiatan penelitian
Metode yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah metode non random sampling, yaitu purpossive sampling
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik ini dipilih karena peneliti
memiliki keterbatasan dalam hal biaya, waktu dan tenaga. Menurut Dahlan
(2009), pada penelitian sosial, sampel yang digunakan sebaiknya melibatkan
minimal 30 subyek untuk penelitian tanpa populasi yang diketahui. Dalam
penelitian ini menggunakan 37 responden dengan alur pengambilan sampel secara
terperinci disajikan pada gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Gambar 1. Alur penentuan jumlah sampel penelitian
Definisi Operasional
1. Penyuluhan obat merupakan suatu metode edukasi dengan dilakukan proses
pemberian informasi obat kepada masyarakat sasaran secara lisan dengan cara
presentasi dan menggunakan media powerpoint serta leaflet.
2. Diare merupakan suatu keadaan seseorang mengalami buang air besar melebihi
batas normal (lebih sering dari biasanya) dengan kondisi feses lebih encer atau
dapat berupa air saja.
3. Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang berusia antara 7-12 tahun
(usia SD/setingkat).
4. Swamedikasi merupakan kegiatan atau tindakan seseorang untuk mengobati
diri sendiri atas keluhan yang dialami menggunakan obat bebas, obat bebas
terbatas, ataupun Obat Wajib Apotek (OWA).
5. Swamedikasi diare adalah pengobatan secara mandiri yang dilakukan
masyarakat untuk mengatasi keluhan tentang buang air besar yang melebihi
batas normal dengan keadaan feses encer atau cair.
6. Tingkat pengetahuan merupakan hasil yang didapat dari informasi yang
disampaikan dan dapat diperhatikan, dimengerti serta diingat.
Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan penelitian dilakukan dengan mengajukan surat ijin
penelitian kemudian diserahkan kepada Ketua RT Desa Tegal Ombo Kecamatan
Populasi ibu-ibu
42 responden
Responden penelitian
37 responden
Eksklusi :
a. 2 responden tidak dapat
membaca dan menulis
b. 3 responden tidak hadir
pada saat post 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Way Bungur, lalu dari Ketua RT memberikan surat pengantar ijin penelitian
kepada Kepala SD Negeri 2 Tegal Ombo yang merupakan tempat akan dilakukan
penelitian. Pada pengajuan ijin penelitian ini, peneliti juga melampirkan Surat
Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) Nomor : 918/C.16/FK/2019 yang
dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana sebagai persyaratan etik untuk dilaksanakan
penelitian. Selanjutnya, pihak SD Negeri 2 Tegal Ombo mengeluarkan surat ijin
penelitian serta menentukan tanggal untuk diadakan penelitian. Sebelum
dilakukan penelitian, peneliti meminta daftar nama Ibu dari siswa beserta alamat
sebagai data untuk diberikan undangan serta mendapatkan penjelasan terkait
tujuan penelitian, kerahasiaan identitas responden, serta hak dan kewajiban
responden.
2. Tahap Pembuatan Kuisioner
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa
kuisioner, leaflet dan powerpoint. Leaflet dan powerpoint digunakan untuk
mempermudah memahami serta mengingat materi yang disampaikan pada saat
penyuluhan. Kuisioner berisi pernyataan tertulis yang tersusun baik dan dapat
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data melalui jawaban yang diberikan
oleh responden (Notoatmodjo, 2012). Kuisioner ini digunakan pada soal pretest,
posttest 1, dan posttest 2 dengan 32 pernyataan yang telah diacak dan masing-
masing berisi 16 pernyataan favorable dan 16 pernyataan unfavorable. Tanggapan
responden yang dapat diberikan berupa jawaban forced choice yaitu dengan
pilihan jawaban “benar” dan “salah”.
3. Tahap Pengujian Kuisioner
Tahap pengujian kuisioner diawali dengan pengujian validitas konten,
dan reliabilitas instrumen kemudian dilakukan pengujian pemahaman bahasa.
a. Pengujian Validitas Konten
Uji validitas konten dilakukan untuk memastikan bahwa setiap item
pernyataan yang akan digunakan dapat mencakup keseluruhan isi serta tidak
menyimpang dari batasan tujuan penelitian. Pengujian validitas konten dilakukan
oleh seorang expert judgement, yaitu Apoteker. Uji validitas konten ini dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pada kuisioner yang akan digunakan untuk menguji tingkat pengetahuan
responden. Pada uji validitas konten kuisioner ini terdapat 8 kata/kalimat yang
perlu ditambah, diganti atau dihapus agar setiap pernyataan pada kuisioner tetap
valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Selain pada kuisioner, uji validitas
konten juga dilakukan pada materi penyuluhan yang sudah dibuat dalam
powerpoint presentation dan akan digunakan untuk mengedukasi responden.
Hasil uji validitas konten pada materi penyuluhan ini terdapat 12 kata/kalimat
yang perlu diubah agar materi yang akan digunakan tetap valid dan mencakup
keseluruhan isi dan tujuan penelitian.
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen secara Statistik
Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan stabilitas dan
konsistensi dari instrumen penelitian, semakin tinggi koefisien reliabilitas maka
instrumen tersebut semakin reliabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara
mengolah jawaban dari hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada 30 orang
responden uji coba yang sesuai dengan kriteria inklusi namun berbeda dengan
responden penelitian, kemudian dianalisis menggunakan program IBM SPSS
Statistics 22 yang dilakukan oleh CE&BU UGM untuk melihat nilai cronbach
alpha dari pernyataan yang dibuat. Suatu kuisioner dapat dikatakan reliabel jika
memiliki nilai > 0,6 (Budiman dan Riyanto, 2013). Hasil uji reliabilitas
terhadap 32 pernyataan memiliki nilai sebesar 0,563. Karena belum reliabel,
maka peneliti menghapus 5 item pernyataan sehingga nilai yang diperoleh
menjadi 0,680. Hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran 10.
c. Pengujian Pemahaman Bahasa
Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa yang
digunakan dalam kuisioner sudah dapat dimengerti responden, selain itu juga
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman responden terhadap maksud dan
tujuan pernyataan. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan memberikan
kuisioner kepada 5 orang responden yang berbeda dari responden penelitian
sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Pada saat dilakukan uji
pemahaman bahasa, peneliti bertemu dan menanyakan secara langsung kepada
responden supaya peneliti mengetahui bagian pernyataan pada kuisioner yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tidak jelas dan perlu diganti. Berdasarkan hasil uji pemahaman bahasa ini, semua
responden tidak mengetahui arti kata swamedikasi pada kuisioner sehingga
peneliti menambahkan keterangan “pengobatan mandiri” setelah kata
swamedikasi. Uji pemahaman bahasa ini dapat dilihat pada lampiran 11.
Kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengujian
Hasil dari berbagai uji kuisioner mendapatkan 27 pernyataan berisi 14
pernyataan favorable dan 13 pernyataan unfavorable. Pernyataan-pernyataan ini
akan dilakukan pengacakan urutan untuk digunakan dalam pretest, posttest 1, dan
posttest 2.
Tabel I. Kuisioner Penelitian
Kuisioner Penomoran pernyataan
favorable
Penomoran pernyataan
unfavorable
Pretest
1,2,4,7,9,12,14,15,16,18,
20,23,25,27
3,5,6,8,10,11,13,17,19,21,
22,24,26
Posttest 1
3,5,6,8,10,11,13,17,19,
21,22,24,26
1,2,4,7,9,12,14,15,16,18,
20,23,25,27
Posttest 2
1,2,4,7,9,12,14,15,16,18,
20,23,25,27
3,5,6,8,10,11,13,17,19,21,
22,24,26
4. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Sebelum dilaksanakan proses pengumpulan data, peneliti bekerja sama
dengan pihak sekolah mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Pengumpulan
data dilakukan dalam dua waktu yaitu pada 14 Februari 2019 diadakan pretest,
penyuluhan dan posttest 1, dan hari ketujuh setelah dilakukan posttest 1, yaitu
pada 21 Februari 2019 untuk diadakan posttest 2 dan pembagian kompensasi
sebagai tanda ucapan terima kasih. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula SD
Negeri 2 Tegal Ombo pada pukul 10.00 WIB. Dalam kegiatan ini, 42 responden
yang diundang seluruhnya hadir untuk mengikuti acara, kemudian peneliti mulai
membagikan kuisioner pretest dan menjelaskan mengenai cara pengisian
kuisioner mulai dari informed consent, identitas diri, skrining pendahuluan, serta
cara menjawab setiap pernyataan pada kuisioner. Setelah seluruh responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dipastikan sudah mengerti terkait cara pengisian kuisioner, maka segera dilakukan
pretest selama lebih kurang 20 menit. Pretest dilakukan untuk mengetahui
keadaan tingkat pengetahuan responden mengenai swamedikasi diare untuk anak
sebelum dilakukan intervensi penyuluhan. Setelah pretest selesai, seluruh
kuisioner dikumpulkan dan dilanjutkan dengan penyuluhan. Pada saat dilakukan
pretest ini, peneliti mengetahui 2 responden yang tidak dapat membaca dan
menulis sehingga jumlah responden yang masuk kriteria inklusi menjadi 40
responden.
Penyuluhan dilakukan dengan media powerpoint selama lebih kurang 20
menit, setelah penyuluhan diberikan, responden diberi kesempatan untuk bertanya
apabila ada yang kurang jelas atau membingungkan. Pendamping dalam kegiatan
penyuluhan ini merupakan seorang perawat dari Puskesmas Induk Kota Metro
yang bernama Yusuf Suprianto, A.Md.,Kep. Setelah sesi tanya jawab selesai,
peneliti kemudian membagikan kuisioner posttest 1 untuk diisi oleh responden.
Posttest 1 ini dilakukan selama 15 menit. Setelah pengisian kuisioner selesai,
kemudian diakhiri dengan pemberian leaflet untuk dibawa pulang oleh responden.
Hari ketujuh setelah dilakukan intervensi penyuluhan, peneliti
mengundang 40 responden yang sudah mengikuti pretest dan posttest 1 untuk
mengikuti posttest 2, namun jumlah responden yang hadir hanya 37 orang.
Posttest 2 dilakukan di tempat yang sama namun peneliti tidak didampingi lagi.
Posttest 2 ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan
pengetahuan responden dibandingkan dengan pretest dan posttest 1. Responden
diberikan kuisioner dan diberi waktu selama 15 menit untuk mengisi kuisioner
tersebut, setelah selesai, kuisioner langsung dikumpulkan kepada peneliti dan
diakhiri dengan pemberian kompensasi berupa cindera mata sebagai tanda ucapan
terima kasih dari peneliti.
5. Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a. Editing dan Scoring
Data yang didapat terdiri dari 37 responden, setelah responden mengisi
kuisioner yang diberikan maka dilakukan editing dan scoring oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tanggapan pada setiap pernyataan dalam kuisioner akan diberi skor yang berbeda
sesuai dengan jenis jawabannya. Ketentuan scoring pada pernyataan favorable
akan diberikan skor 1 apabila responden menjawab “benar” dan akan diberikan
skor 0 bila responden menjawab “salah”. Ketentuan scoring pada pernyataan
unfavorable akan diberikan skor 1 bila responden menjawab “salah” dan akan
diberikan skor 0 bila responden menjawab “benar”. Setelah selesai scoring, data
kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi program microsoft excel.
b. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran populasi asal data.
Uji normalitas ini menggunakan statistik non parametrik dengan teknik uji
Saphiro-Wilk (sampel < 50). Berdasarkan hasil yang diperoleh, data penelitian
tidak terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai p pada pretest 0,010, pada
posttest 1 dan posttest 2 . Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 13.
c. Uji Hipotesis
Pada hasil uji normalitas yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan
bahwa sebaran data pada penelitian ini tidak normal (p value < 0,05), sehingga uji
hipotesisnya menggunakan uji Wilcoxon. Pada analisis data menggunakan uji
Wilcoxon ini, hipotesis diterima bila p-value < 0,05 dan hipotesis ditolak jika p-
value > 0,05. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Responden yang bersedia mengisi kuisioner dan mengikuti penelitian
secara penuh sebanyak 37 responden. Beberapa aspek karakteristik responden
dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan, dan pekerjaan.
Tabel II. Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik responden Jumlah Responden
(n = 37)
Persentase
(%)
Usia (tahun)
Remaja akhir (17-25) 2 5,4
Dewasa awal (26-35) 12 32,4
Dewasa akhir (36-45) 14 37,9
Lansia awal (46-55) 8 21,6
Lansia akhir (56-65) 1 2,7
Pendidikan Terakhir
SD 9 24,3
SMP 13 35,1
SMA 5 13,5
S1 10 27,1
Pekerjaan Responden
Ibu Rumah Tangga 14 37,8
Wiraswasta 8 21,6
Petani 10 27,1
PNS 5 13,5
Berdasarkan data pada Tabel II, usia responden dikelompokkan menjadi
5 berdasarkan Kemenkes RI (2010). Dalam penelitian ini, responden yang hadir
paling banyak berada pada rentang usia dewasa akhir yaitu sebanyak 37,9%.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wawan dan Dewi (2011), semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Pada kelompok usia dewasa, apabila kesehatannya
terganggu, orang dewasa akan mengambil keputusan untuk melakukan
pengobatan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
76%
24% Pernah
Tidak pernah
Pada Tabel II, pendidikan terakhir responden terbanyak adalah lulusan
SMP sebanyak 35,1%. Perbedaan tingkat pendidikan dapat menyebabkan
perbedaan penggunaan pelayanan kesehatan oleh individu yang berkaitan dengan
pengetahuan kesehatan, nilai, dan sikap (Notoatmodjo, 2005). Pekerjaan
responden terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga, sebesar 37,8%. Pekerjaan
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan terkait swamedikasi karena melalui
pekerjaan tersebut masyarakat akan lebih sering melakukan komunikasi dengan
orang lain, dan setiap proses yang dijalani selama bekerja setidaknya
mempengaruhi pola pikir masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi
keputusan pengobatan yang diambil (Husnawati dkk, 2015).
2. Skrining Pendahuluan
Setelah responden mengisi lembar identitas dengan lengkap, responden
lalu mengisi skrining pendahuluan berupa 4 pertanyaan yang bertujuan untuk
mengetahui latar belakang riwayat swamedikasi responden yang mungkin
berpengaruh pada tingkat pengetahuan responden.
Gambar 2. Persentase responden melakukan pengobatan diare secara mandiri
Berdasarkan pertanyaan “Apakah Anda pernah melakukan pengobatan
diare secara mandiri?”, didapatkan sebanyak 76% responden pernah melakukan
swamedikasi dan 24% responden menyatakan tidak pernah melakukan
swamedikasi. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa swamedikasi menjadi alternatif
yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pernah
atau tidaknya masyarakat melakukan swamedikasi mungkin berpengaruh terhadap
tingkat pengetahuan tentang swamedikasi diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
79%
21% Oralit
Lain-lain*
40%
10%
47%
3%
Apotek
Toko obat
Warung terdekat
Lain-lain*
Keterangan: *Sawo mentah, rebusan daun jambu, Diapet®,
campuran air putih ditambah gula dan garam
Gambar 3. Persentase obat yang pernah digunakan
Berdasarkan pertanyaan “Obat apa yang pernah Anda gunakan dalam
penanganan diare pada anak?”, didapatkan sebanyak 79% responden
menggunakan oralit untuk mengatasi diare. Hal ini sudah sesuai dengan
manajemen terapi berdasarkan Dipiro et al (2011) yaitu penanganan diare secara
non farmakologi dapat diberikan rehidrasi oral (oralit), diet makanan dan
sebagainya. Sebanyak 21% responden yang menggunakan obat lain untuk
mengatasi diare pada anak menyebutkan oralit buatan dalam rumah tangga
(rebusan daun jambu, campuran air putih ditambah gula dan garam), obat herbal
dalam bentuk langsung (jamu) dan obat herbal dalam bentuk olahan (Diapet®)
untuk mengatasi diare, hal ini mungkin juga disebabkan karena responden tinggal
di daerah pedesaan dan lokasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek,
serta tempat praktek dokter berada jauh di luar desa sehingga memungkinkan
untuk memperoleh obat-obat tradisional dibandingkan obat sintetis.
Keterangan: *Kebun
Gambar 4. Persentase tempat memperoleh obat
Berdasarkan pertanyaan “Dimanakah Anda memperoleh obat untuk
penanganan diare pada anak?”, menunjukkan bahwa sebanyak 47% responden
memperoleh obat untuk swamedikasi di warung terdekat, dan 40% responden
memperoleh obat dari Apotek. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
62% 27%
5% 3% 3% Keluarga
Tetangga
Iklan
Media sosial
Lain-lain*
sudah menyadari bahwa tempat memperoleh obat yang paling tepat adalah di
Apotek, meskipun begitu posisi warung yang berada di desa cukup strategis
sehingga lebih berperan serta dalam upaya swamedikasi yang dilakukan oleh
masyarakat. Responden yang menjawab lain-lain menyebutkan kebun sebagai
tempat untuk memperoleh obat. Hal ini sesuai dengan jawaban responden pada
skrining tempat memperoleh obat yang telah disebutkan sebelumnya.
Keterangan : *Pemikiran sendiri
Gambar 5. Persentase sumber informasi terkait obat
Berdasarkan pertanyaan “Dari manakah Anda memperoleh informasi
terkait obat diare untuk anak?”, data yang didapat sebanyak 62% responden
memperoleh informasi terkait obat dari keluarga, dan 27% responden memperoleh
informasi dari tetangga. Hal ini menunjukkan besarnya peranan keluarga, teman,
maupun saudara dalam mempengaruhi seseorang untuk pengambilan keputusan
dalam pengobatan secara mandiri. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan
merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga, hal inilah yang menyebabkan seseorang melakukan
sesuatu berdasarkan apa yang dilihat, didengar, atau dirasa yang sebagian besar
berasal dari keluarga, teman, maupun saudara.
3. Pengaruh penyuluhan swamedikasi diare pada anak terhadap tingkat
pengetahuan ibu-ibu
Pada penelitian ini, sebanyak 37 responden ibu-ibu yang memiliki anak
berusia antara 7-12 tahun (anak usia SD/setingkat) diukur tingkat pengetahuan
mengenai obat swamedikasi diare pada 3 kali pengukuran, yaitu pretest sebelum
diberikan penyuluhan, posttest 1 setelah penyuluhan, dan posttest 2 pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ketujuh setelah dilakukan posttest 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai
rata-rata pengetahuan pretest, posttest 1, dan posttest 2 sebagai berikut :
Tabel III. Nilai rata-rata responden
Hasil uji Nilai rata-rata
Pretest 20,27
Posttest 1 22,86
Posttest 2 22,97
Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel III, diketahui bahwa dari 37
responden yang mengikuti penelitian dari awal sampai selesai, didapat rata-rata
nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 terjadi peningkatan, walaupun pada posttest
1 ke posttest 2 hanya meningkat 0,11 dari nilai sebelumnya. Berdasarkan hasil ini
diketahui bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan
secara keseluruhan dilihat dari peningkatan nilai rata-rata yang menunjukkan
pengetahuan responden meningkat karena adanya edukasi berupa penyuluhan.
a. Perbedaan nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2
Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon dilakukan untuk membuktikan
hipotesis dalam mengetahui pengaruh penyuluhan swamedikasi diare pada anak
terhadap tingkat pengetahuan ibu. Uji hipotesis ini dilakukan dengan interpretasi
hasil melalui uji pretest, posttest 1, dan posttest 2, yaitu apabila nilai p < 0,05,
keputusan uji statistik yang diperoleh hipotesis diterima.
Tabel IV. Nilai p pretest, posttest 1, posttest 2
Perbandingan uji p value
Pretest – Posttest 1 0,001
Posttest 1 – Posttest 2 0,190
Pretest – Posttest 2 < 0,001
Pengaruh metode penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan responden
mengenai obat swamedikasi diare dapat diketahui dari hasil perbandingan nilai
pretest, posttest 1, dan posttest 2. Data pada Tabel IV menunjukkan hasil uji
Wilcoxon pada pretest dibandingkan dengan posttest1, dan pretest dibandingkan
dengan posttest 2 didapatkan nilai p < 0,05 sehingga secara statistik terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan
sesudah penyuluhan. Meningkatnya pengetahuan responden ini dapat terjadi
karena media dan bahasa yang digunakan serta teknik diskusi dalam proses
penyuluhan sudah tepat dan dapat diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sinuhaji (2018) bahwa pemberian penyuluhan
ternyata mampu meningkatkan pengetahuan ibu. Selain itu juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2002) membuktikan bahwa ada pengaruh
penyuluhan terhadap pengetahuan ibu.
Pada posttest 1 dibandingkan dengan posttest 2 didapatkan nilai p > 0,05
sehingga secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna
sesudah diberikan edukasi berupa penyuluhan (posttest 1) dengan hari ketujuh
setelah penyuluhan (posttest 2). Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
atau penurunan pengetahuan responden yang tidak signifikan yang berarti bahwa
tingkat pengetahuan responden tetap, dalam hal ini jumlah jawaban benar
responden pada posttest 2 tidak berbeda jauh dengan posttest 1 sehingga diketahui
bahwa responden masih mengingat materi penyuluhan yang disampaikan setelah
jeda waktu tujuh hari. Hal ini dapat dikaitkan dengan karakteristik usia responden
terbanyak pada penelitian ini adalah usia dewasa akhir dimana menurut penelitian
yang dilakukan oleh Rubiyanto, Rosmimi, dan Untari (2018), apabila semakin
bertambah usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikir, sehingga
pengetahuan tentang swamedikasi yang diperolehnya semakin baik. Peningkatan
pengetahuan responden ini juga kemungkinan berkaitan dengan pekerjaan
responden yang rata-rata sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga,
apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit, maka ibu rumah tangga
tersebutlah yang sering melakukan swamedikasi terutama swamedikasi diare akut
sehingga mendorong keingintahuan untuk mencari informasi yang benar terkait
swamedikasi diare akut tersebut (Rubiyanto, Rosmimi, dan Untari, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Data per dimensi dalam kuisioner
Untuk melihat adanya peningkatan pengetahuan responden terkait
swamedikasi diare secara rinci, maka data dikelompokkan berdasarkan masing-
masing dimensi sebagai berikut :
Tabel V. Dimensi definisi swamedikasi dan definisi diare
Pernyataan
Jumlah responden
dengan jawaban benar Signifikansi
Pre Post 1 Post 2 Pre-
Post1
Post1-
Post2
Pre-
Post2
Definisi swamedikasi
1. Pengobatan secara
mandiri (swamedikasi)
termasuk menggunakan
obat-obatan sisa yang
disimpan di rumah
35 36 23
0,193 0,029 0,005
2. Pengobatan secara
mandiri (swamedikasi)
termasuk memperoleh
obat dengan resep dokter
22 26 29
3. Pengobatan secara
mandiri (swamedikasi)
merupakan suatu upaya
masyarakat untuk
mengobati dirinya sendiri
14 16 35
Definisi Diare
1. Diare tidak termasuk
ketika seseorang
mengalami buang air
besar berupa air saja
24 27 26
0,360 0,745 0,585
2. Diare merupakan suatu
kondisi dimana seseorang
mengalami buang air
besar dengan feses yang
lembek atau cair bahkan
dapat berupa air saja
35 37 37
3. Diare merupakan kondisi
saat seseorang mengalami
buang air besar satu kali
dalam sehari
33 32 32
Berdasarkan data pada Tabel V diketahui bahwa terjadi penurunan yang
signifikan pada posttest 2 pernyataan 1 dimensi definisi swamedikasi. Hal ini
kemungkinan terjadi karena secara karakteristik, usia responden terbanyak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penelitian ini adalah usia dewasa akhir yang memungkinkan terjadinya penurunan
pengetahuan pada hari ketujuh setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan.
Maulana (2007) menyebutkan bahwa ada faktor fisik yang menghambat proses
belajar pada orang dewasa seperti gangguan penglihatan dan pendengaran
sehingga membuat penurunan pada suatu waktu dalam kekuatan berfikir dan
bekerja. Selain itu, beberapa kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya
penurunan pengetahuan responden pada pernyataan ini adalah adanya sumber
informasi lain yang mungkin didapatkan oleh responden melalui sumber-sumber
informasi non formal yang dapat mempengaruhi responden selama tujuh hari
setelah diberikan edukasi dan ketidakmampuan peneliti untuk mengatasi hal
tersebut. Berbeda dengan pernyataan 1 dimensi definisi swamedikasi, pada
pernyataan 3 justru terjadi peningkatan yang signifikan baik pada posttest 1
maupun posttest 2. Hasil yang berbeda pada pernyataan 3 ini kemungkinan
disebabkan karena pada pernyataan 3 responden lebih terbantu memahami definisi
swamedikasi dari keterangan ”pengobatan secara mandiri” sebelum kata
swamedikasi yang memudahkan untuk diingat dan dipahami sehingga tingkat
pengetahuan respondenpun meningkat secara signifikan pada pernyataan ini.
Pada dimensi definisi diare terlihat bahwa secara statistik terdapat
perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna antara sebelum penyuluhan dengan
sesudah penyuluhan. Berdasarkan data pada tabel diketahui bahwa pengetahuan
responden sebelum diberikan penyuluhan memang sudah tinggi, yang berarti
bahwa sebelumnya responden sudah mengetahui tentang definisi diare sehingga
pada dimensi ini peningkatan pengetahuan responden tidak signifikan. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rubiyanto, Rosmimi, dan Untari
(2018) bahwa sebelum diberikan edukasi, sudah banyak responden yang
mengetahui tentang definisi diare, dari 60 responden terdapat 47 responden yang
sudah paham terkait definisi diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel VI. Dimensi penyebab, gejala, dan pencegahan diare
Pernyataan
Jumlah responden
dengan jawaban benar Signifikansi
Pre Post 1 Post 2 Pre-
Post1
Post1
-
Post2
Pre-
Post2
Penyebab diare
1. Keracunan makanan
merupakan salah satu
penyebab diare
34 34 36
0,564
2. Lingkungan yang kotor
tidak akan menyebabkan
diare
35 36 35
3. Stress karena ujian atau
akan bepergian dapat
menyebabkan diare
9 30 35
4. Terbatasnya ketersediaan
air bersih bukan
merupakan penyebab
diare
17 29 32
Gejala Diare
0,085 0,225 0,006
1. Sakit atau kejang pada
perut tidak termasuk
gejala diare
15 28 27
2. Salah satu gejala diare
adalah ketika seseorang
mengalami buang air
besar dengan kotoran atau
feses berupa padat
32 30 34
3. Buang air besar lebih dari
3 kali dalam sehari
merupakan salah satu
gejala diare
34 33 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lanjutan Tabel VI
Pernyataan
Jumlah responden
dengan jawaban benar Signifikansi
Pre Post 1 Post 2 Pre-
Post1
Post1
-
Post2
Pre-
Post2
Pencegahan Diare
1. Kebiasaan mencuci tangan
dengan sabun terutama
sesudah buang air besar,
sesudah membuang tinja
anak, serta sebelum
menyiapkan makanan
tidak termasuk
pencegahan penyakit diare
25 26 31
0,086 0,527 0,047
2. Menggunakan jamban
yang bersih dan berfungsi
baik tidak termasuk dalam
pencegahan penyakit diare
25 32 28
3. Ketersediaan air bersih
yang cukup dapat
membantu mencegah
terjadinya diare
34 34 34
4. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik
merupakan salah satu
penyebab diare
34 36 37
Berdasarkan data pada Tabel VI pernyataan 1 dan 2 dimensi penyebab
diare terlihat bahwa pengetahuan responden tidak mengalami peningkatan secara
signifikan, namun dapat dilihat bahwa pada kedua pernyataan ini pengetahuan
responden sebelum diberikan penyuluhan sudah tinggi, yaitu sebanyak 34 dan 35
responden dari total 37 responden. Hal ini mungkin karena penyebab diare pada
pernyataan 1 dan 2 sudah tidak asing lagi bagi responden sehingga pengetahuan
responden sebelum diberikan edukasi sudah baik. Berbeda dengan pernyataan 3
dan 4, terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan baik pada posttest 1
maupun posttest 2. Hal ini berarti bahwa banyak responden yang semakin
mengerti bahwa stress dan ketersediaan air bersih dapat menjadi penyebab diare
khususnya pada anak. Peningkatan pengetahuan responden ini mungkin juga
karena sesudah diberikan edukasi, responden menerapkan apa yang didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
selama penyuluhan sehingga responden menjadi semakin paham terkait penyebab
diare ini.
Pada pernyataan 1 dimensi gejala diare terjadi peningkatan pengetahuan
yang signifikan pada posttest 1, hal ini menunjukkan semakin banyak responden
yang mengetahui bahwa sakit atau kejang pada perut merupakan salah satu gejala
diare, namun pada hari ketujuh setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan
terjadi penurunan tingkat pengetahuan responden. Demikian halnya dengan
pernyataan 2 dan 3 pada posttest 1 terjadi penurunan tingkat pengetahuan
responden. Hal ini kemungkinan disebabkan karena beberapa faktor eksternal
seperti adanya responden yang terburu-buru untuk segera melanjutkan aktivitas
mereka, mengingat bahwa karakteristik pekerjaan responden terbanyak adalah
sebagai ibu rumah tangga dan petani sehingga mungkin responden tidak membaca
pernyataan pada kuisioner secara lengkap sehingga responden yang awalnya
sudah paham dan menjawab benar justru menjadi salah karena keterbatasan waktu
yang dimiliki responden dan ketidakmampuan peneliti untuk mengatasi hal
tersebut.
Pada dimensi pencegahan diare, terjadi peningkatan pengetahuan yang
signifikan setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan, namun terjadi penurunan
pada pernyataan 2 posttest 2. Peningkatan pengetahuan pada dimensi ini mungkin
dikarenakan responden menerapkan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya diare pada anak sehingga responden semakin paham dan
tetap mengingat sampai hari ketujuh setelah penyuluhan. Penurunan pada
pernyataan 2 posttest 2 kemungkinan disebabkan karena pernyataan ini
merupakan pernyataan unfavorable sehingga beberapa responden yang terburu-
buru dan tidak membaca pernyataan dengan lengkap mungkin berpengaruh pada
hasil jawaban responden. Selain itu, kemungkinan lain yang menyebabkan
penurunan pada posttest 2 pernyataan 2 ini adalah adanya hal-hal yang menjadi
hambatan dalam proses peningkatan pengetahuan seperti rerata usia responden
yang tidak muda sehingga lebih lambat dalam penerimaan informasi dan akan
mengalami penurunan dalam suatu waktu tertentu (Supardi, Sampurno, dan
Notosiswoyo, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel VII. Dimensi obat diare, cara pakai obat, dan kapan harus ke dokter
Pernyataan
Jumlah responden
dengan jawaban benar Signifikansi
Pre Post 1 Post 2 Pre-
Post1
Post1-
Post2
Pre-
Post2
Obat Diare
1. Oralit merupakan obat
diare yang dapat
mengganti cairan tubuh
yang keluar bersama tinja
sehingga tidak terjadi
dehidrasi
37 36 37
0,729 0,796 0,669
2. Obat kombinasi kaolin-
pektin dapat mengurangi
jumlah buang air besar,
memadatkan tinja, dan
menyerap racun pada
penderita diare
33 35 37
3. Pemberian obat zinc tidak
dianjurkan dalam
pengobatan diare akut
25 25 23
Cara Pakai Obat Diare
1. Apabila diare sudah
berhenti, pemberian obat
zinc boleh dihentikan
walaupun kurang dari 10
hari
6 19 24
0,023 0284 0,003
2. Untuk anak usia 6-12
tahun, attapulgit diminum
1 tablet setiap sesudah
buang air besar
29 36 36
3. Diare tanpa dehidrasi yang
dialami pada anak berusia
di atas 5 tahun dapat
diberikan oralit 1 gelas
setiap kali anak diare
31 27 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lanjutan Tabel VII
Pernyataan
Jumlah responden
dengan jawaban benar Signifikansi
Pre Post 1 Post 2 Pre-
Post1
Post1-
Post2
Pre-
Post2
Kapan Harus ke Dokter
0,864 0,033 0,020
1. Penderita diare harus
segera dibawa ke dokter
apabila terdapat darah atau
lendir pada tinja
35 36 37
2. Klinik merupakan salah
satu tempat tujuan
penderita diare jika
mengalami buang air
besar dengan darah atau
lendir pada tinja
34 34 36
3. Diare yang disertai
demam, muntah dan rasa
sakit yang tidak
tertahankan pada bagian
perut dapat ditangani
dengan pengobatan
mandiri tanpa perlu
dibawa ke dokter
31 28 32
4. Apabila diare terjadi lebih
dari 48 jam secara terus
menerus maka penderita
diare belum perlu untuk
dibawa ke dokter
31 34 36
Berdasarkan data pada Tabel VII dimensi obat diare diketahui bahwa
nilai p dari perbandingan ketiganya menunjukkan bahwa secara statistik terdapat
perbedaan pengetahuan yang tidak bermakna antara sebelum penyuluhan dengan
sesudah penyuluhan, dan hari ketujuh setelah penyuluhan. Hal ini juga dapat
dilihat dari jumlah responden dengan jawaban benar pada ketiga pernyataan tidak
meningkat secara signifikan. Pada pernyataan 1 tentang oralit, terlihat bahwa
semua responden sudah menjawab benar pada pretest dan posttest 2, hal ini
mungkin terjadi karena pada skrining pendahuluan telah disebutkan bahwa
sebagian besar responden menggunakan oralit untuk penanganan diare pada anak,
sehingga responden sudah tidak asing lagi dengan oralit. Sedangkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pernyataan 3 tentang pemberian obat zinc pada diare akut, tidak terjadi
peningkatan pada posttest 1 dan menurun pada posttest 2. Dalam hal ini diketahui
bahwa responden mungkin terlalu asing dengan obat zinc sehingga kemungkinan
untuk lupa dan kurang paham lebih besar dibandingkan dengan pernyataan
tentang obat lain yang mungkin sudah pernah dikenal responden sebelumnya. Hal
ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Illahi, Firnanda, dan Sidharta
(2016) bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan apapun
memiliki pengetahuan yang baik mengenai oralit, sedangkan untuk penggunaan
zinc, sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan apapun masih banyak
yang belum mengetahui terkait obat zinc ini.
Pada dimensi cara pakai obat diare diketahui bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan yang cukup signifikan pada pernyataan 1. Peningkatan pengetahuan
tentang cara pakai obat zinc ini kemungkinan karena banyaknya responden yang
belum mengetahui terkait penggunaan obat zinc untuk penanganan diare akut
sehingga responden menjadi tertarik untuk mengetahui lebih jauh terkait obat zinc
dengan cara mendengarkan dan memahami pada saat diberikan penyuluhan. Hal
ini juga diketahui dari adanya responden yang menanyakan terkait obat zinc pada
saat diskusi sehingga memperbesar kemungkinan untuk semakin banyak
responden yang paham tentang cara pakai obat zinc ini. Pada pernyataan 2 dan 3,
jumlah responden dengan jawaban benar tidak terjadi peningkatan atau penurunan
(tetap) sehingga secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak
bermakna antara sesudah penyuluhan dengan hari ketujuh setelah penyuluhan.
Tidak adanya peningkatan pada posttest 1 ke posttest 2 ini mungkin disebabkan
karena adanya beberapa hambatan dalam proses peningkatan pengetahuan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Supardi, Sampurno, dan
Notosiswoyo (2004) beberapa hambatan yang mungkin terjadi dalam proses
peningkatan pengetahuan adalah adanya beberapa responden yang hadir dengan
membawa anak kecil/bayi sehingga kemungkinan perhatian mereka terbagi dan
tidak bisa menerima materi secara penuh dan mungkin sebagian besar materi yang
terlewatkan adalah pada dimensi ini. Selain itu, pemberian leaflet pada dimensi ini
juga tidak berpengaruh besar terlihat dari tidak adanya peningkatan posttest 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pada pernyataan 2 dan 3. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Norviatin dan Adiguna (2016) bahwa pemberian leaflet menunjukkan tidak
terdapat perbedaan tingkat pengetahuan, perilaku, dan sikap ibu tentang diare
sebelum dan sesudah diberi leaflet, dimana pengetahuan, perilaku, dan sikap ibu
tidak menjadi lebih baik setelah diberi leaflet meskipun ada beberapa aspek yang
meningkat. Berbeda dengan dimensi cara pakai obat diare, pada dimensi kapan
harus ke dokter, diketahui bahwa peningkatan jumlah responden dengan jawaban
benar dari pretest ke posttest 1 pada keempat pernyataan tidak signifikan dengan
sedikit peningkatan yang terjadi, namun pada posttest 1 ke posttest 2 terjadi
perbedaan yang signifikan terutama pada pernyataan 3. Meskipun demikian, pada
dimensi ini tingkat pengetahuan responden pada awal sebelum diberikan
penyuluhan memang sudah tinggi, sehingga diketahui bahwa masyarakat memang
sudah paham terkait kapan harus ke dokter ketika anak mengalami diare yang
tidak dapat diatasi dengan swamedikasi.
Berdasarkan hasil per dimensi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah dilakukan
penyuluhan dilihat dari peningkatan nilai total rata-rata jawaban responden.
Namun bila dilihat dari nilai p pada uji Wilcoxon posttest 1 ke posttest 2 didapat
p>0,05 sehingga secara statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang tidak
bermakna antara sesudah penyuluhan (posttest 1) dan hari ketujuh setelah
penyuluhan (posttest 2). Bila dilihat perdimensi, ada beberapa pernyataan pada
masing-masing dimensi yang tidak meningkat yang mungkin disebabkan karena
beberapa hal yang mungkin menjadi hambatan dalam proses peningkatan
pengetahuan seperti rerata usia responden yang tidak muda sehingga lebih lambat
dalam menerima informasi, pendidikan responden dengan persentase terbesar
pada tingkat SMP sehingga lebih lambat untuk mengadopsi semua pesan yang
disampaikan, kondisi ruangan, ukuran bangku dan meja SD tidak sesuai untuk
orang dewasa, juga tangis bayi atau suara anak yang dibawa sasaran mungkin
mempengaruhi proses penerimaan pesan. Selain itu, adanya beberapa faktor
eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh peneliti seperti keterbatasan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang dimiliki responden serta adanya informasi lain yang diperoleh responden
selama rentang waktu tujuh hari setelah diadakan penyuluhan juga mungkin
berpengaruh, sehingga bila dilakukan penelitian selanjutnya dapat difokuskan
pada dimensi dan pernyataan-pernyataan yang tidak meningkat pada penelitian
ini.
Keterbatasan penelitian ini diantaranya waktu penelitian yang terbatas,
selain itu, penelitian ini hanya melihat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan ibu tanpa dihubungkan dengan karakteristik responden secara rinci
sehingga tidak diketahui apakah karakteristik responden berpengaruh besar pada
hasil penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan hasil analisis statistik
yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Karakteristik responden di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung
Timur sebanyak 37,9% responden pada rentang usia 36-45 tahun dengan
rata-rata pendidikan terakhir responden pada jenjang SMP sebanyak 35,1%
dan pekerjaan responden terbanyak sebagai ibu rumah tangga (37,8%).
2. Terdapat pengaruh penyuluhan obat swamedikasi diare untuk anak terhadap
tingkat pengetahuan ibu-ibu dengan nilai signifikansi pretest-posttest1,
pretest-posttest2, dan posttest1-posttest2 berturut-turut 0,001 ; , dan
0,190, dengan nilai rata-rata pretest 20,27 dan meningkat ketika diberikan
penyuluhan dengan nilai rata-rata posttest 1 22,86, dan meningkat lagi pada
hari ketujuh setelah dilakukan penyuluhan dengan nilai rata-rata posttest 2
22,97.
Saran
1. Perlunya diadakan penyuluhan secara rutin di berbagai desa untuk
menambah pengetahuan terkait swamedikasi terutama tentang diare pada
anak untuk mengurangi kesalahan praktik swamedikasi yang masih
banyak dilakukan masyarakat terkhusus di daerah pedesaan yang jauh dari
tempat pelayanan kesehatan.
2. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh
penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam penggunaan obat
swamedikasi diare untuk anak lebih difokuskan pada macam-macam obat
diare (oralit dan zinc), cara penggunaan obat diare, dan gejala diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
DAFTAR PUSTAKA
Budiman dan Riyanto, 2013. Kapita Selekta Kuisioner : Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta, hal. 11-22.
Dahlan, M. S., 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas. Jakarta, hal. 9, 48-51.
Departemen Kesehatan RI, 2008. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas. Jakarta, hal. 48-51.
Dinas Kesehatan Lampung, 2014. Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun
2014. Bandar Lampung, hal. 91.
Dinas Kesehatan Lampung, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun
2015. Bandar Lampung, hal. 194.
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey,
L. M., 2011. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach.
McGraw-Hill Companies, Inc. United States.
Humrah, Safiyanthy, I., Wong, A., dan Mukarramah, S., 2018. Gambaran
Pengetahuan Ibu Balita dalam Penanganan Awal Balita Diare di Desa
Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2017. Jurnal Bidan
“Midwife Journal”. 5 (1).
Husnawati, Fernando, A., Pratami, A.A., Aryani, F., 2015. Gambaran
Pengetahuan Klien Tentang Swamedikasi di Apotek-apotek Pekanbaru.
Jurnal Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik. 5.
Illahi, R. K., Firnanda, F., dan Sidharta, B., 2016. Tingkat Pendidikan Ibu dan
Penggunaan Oralit dan Zinc pada Penanganan Pertama Kasus Diare
Anak Usia 1-5 Tahun : Sebuah Studi di Puskesmas Janti Malang.
Pharmaceutical Journal of Indonesia. 2 (1).
Kementrian Kesehatan RI, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009.
Kementrian Kesehatan Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Kementrian Kesehatan RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Maulana, H. 2007. Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Meriati, N. W. E., Goenawi, L. R., dan Wiyono, W., 2013. Dampak Penyuluhan
Pada Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pemilihan dan Penggunaan
Obat Batuk Swamedikasi di Kecamatan Malalayang. Jurnal Ilmiah
Farmasi. 2 (3).
Norviatin, D., dan Adiguna, T.Y., 2016. Pengaruh Penyuluhan dan Pemberian
Leaflet terhadap Peningkatan Pengetahuan, Perilaku, dan Sikap Ibu
Tentang Diare pada Balita di Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka.
Jurnal Ilmiah Kohesi. 16 (1).
Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta.
Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta.
Rubiyanto, Rosmimi, M., dan Untari, E. K., 2018. Analisis Pengaruh Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare Akut di
Kecamatan Pontianak Timur. Jurnal Pendidikan. 16 (1).
Sinuhaji, L. N., 2018. Efektifitas Penyuluhan dan Media Leaflet Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Tentang Gizi Buruk di Dusun VII
Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Utara Tahun 2018.
Jurnal Ilmiah Kohesi. 1.
Supardi, S., 2002. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Bayi/Anak Balita Serta
Persepsi Masyarakat dalam Kaitannya dengan Penyakit ISPA dan
Pneumonia. Buletin Penelitian Kesehatan.
Supardi, S., Sampurno, O. D., Notosiswoyo, M., 2004. Pengaruh Penyuluhan
Obat Terhadap Peningkatan Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai
dengan Aturan. Buletin Penelitian Kesehatan. 32 (4).
Umar, H., 2010. Metode Riset Bisnis : Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan
Riset Dilengkapi dengan Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang.
Wawan, A., dan Dewi, M., 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 2
Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 3
Surat Keterangan Lisensi SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 4
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN
Saya, Monika Gita Kurniasih dari Prodi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta akan melakukan penelitian dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Penyuluhan Obat
Swamedikasi Diare Untuk Anak Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu Di Desa
Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur”.
Maka saya mohon kesediaan ibu-ibu yang melakukan swamedikasi
(pengobatan mandiri) diare untuk anak berusia 7-12 tahun, terdaftar sebagai
masyarakat Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.
A. Kesukarelaan untuk Ikut dalam Penelitian
Anda bebas untuk mengikuti penelitian ini tanpa adanya paksaan. Jika Anda
menyetujui untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian, Anda dapat
mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat untuk berhenti dalam
partisipasi tanpa dikenakan denda ataupun sanksi apapun. Tidak ada
konsekuensi bagi Anda jika tidak bersedia menjadi responden.
B. Prosedur Penelitian
Jika Anda setuju untuk menjadi responden, Anda diminta menandatangani
lembar pernyataan kesediaan menjadi responden sebanyak dua rangkap, satu
untuk Anda simpan dan satu untuk peneliti.
C. Kewajiban Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian, Anda memiliki kewajiban untuk mengisi kuisioner
yang telah peneliti buat. Apabila ada hal yang kurang jelas, dapat ditanyakan
kepada peneliti.
D. Risiko Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan tidak akan menimbulkan risiko karena tidak
terdapat tindakan invasif (pemberian obat). Pengisian kuisioner akan
berlangsung ± 30 menit, sehingga ada risiko kehilangan waktu selama
pengisian kuisioner. Meskipun demikian, Anda dapat berhenti kapan saja jika
merasa tidak nyaman untuk mengikuti penelitian.
E. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi terkait pengaruh penyuluhan obat swamedikasi
diare untuk anak terhadap tingkat pengetahuan ibu-ibu di desa Tegal
Ombo, Way Bungur, Lampung Timur.
2. Dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai dasar pengembangan model
edukasi penyuluhan sehubungan dengan peningkatan pengetahuan
penggunaan obat swamedikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berhubungan dengan identitas responden akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian ini akan
dipublikasikan tanpa identitas subjek penelitian.
G. Kompensasi
Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan kompensasi sebagai
ucapan terima kasih atas kesediaan Ibu-ibu menjadi responden sehingga
membantu berlangsungnya penelitian ini. Kompensasi tersebut berupa
dompet dan gantungan kunci.
H. Pertanyaan lebih lanjut dan nomor kontak peneliti
Pertanyaan lebih lanjut terkait penelitian ini atau konfirmasi lebih lanjut dapat
ditanyakan kepada peneliti Monika Gita Kurniasih melalui pertanyaan
langsung atau sms/telp. ke nomor 081228268243 / 085664618701 (WA) atau
kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana.
Yogyakarta, Februari 2019
Peneliti
Monika Gita Kurniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Usia/Tanggal Lahir :
Alamat :
No.Telp/HP :
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian berjudul :
“Pengaruh Penyuluhan Obat Swamedikasi Diare Untuk Anak Terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur,
Lampung Timur”
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini dengan kondisi:
a. Secara sukarela untuk mengisi kuisioner pretest dan posttest (1 dan 2)
serta mengikuti kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan dan data
kuisioner tersebut digunakan untuk kepentingan penelitian.
b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah
3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak
berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari
pihak manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai
suatu informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang obat swamedikasi diare.
Yogyakarta, Februari 2019
Yang membuat pernyataan,
(…………………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 6
Lembar Identitas Responden
Tuliskan identitas Anda pada tempat yang telah tersedia di bawah ini.
Data ini hanya untuk keperluan penelitian saja dan dijamin kerahasiaannya.
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Penghasilan keluarga :
No. HP :
Alamat (RT/RW) :
No. Rumah :
Kampung/Dusun :
Desa :
Kecamatan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 7
SKRINING PENDAHULUAN
Data ini hanya digunakan untuk keperluan penelitian saja dan dijamin
kerahasiaannya.
1. Apakah Anda pernah melakukan pengobatan diare secara mandiri?
a. Pernah
b. Tidak pernah
(jika pernah, jawablah pertanyaan berikut)
2. Obat apa yang pernah Anda gunakan dalam penanganan diare pada anak?
(jawaban boleh lebih dari 1)
a. Oralit
b. Karbo adsorben
c. Kombinasi kaolin-pektin
d. Attapulgit
e. Zinc
f. Lain-lain : (sebutkan)
3. Dimanakah Anda memperoleh obat tersebut? (jawaban boleh lebih dari 1)
a. Apotek
b. Toko obat
c. Warung terdekat
d. Lain-lain : (sebutkan)
4. Dari manakah Anda memperoleh informasi terkait obat tersebut? (jawaban
boleh lebih dari 1)
a. Keluarga
b. Tetangga
c. Iklan
d. Media sosial
e. Lain-lain : (sebutkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 8
Kuisioner Penelitian
Tingkat Pengetahuan mengenai Swamedikasi Diare
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pernyataan di
bawah ini.
PERNYATAAN JAWABAN
BENAR SALAH
1. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi)
termasuk menggunakan obat-obatan sisa yang
disimpan di rumah
2. Oralit merupakan obat diare yang dapat mengganti
cairan tubuh yang keluar bersama tinja sehingga
tidak terjadi dehidrasi
3. Apabila diare sudah berhenti, pemberian obat zinc
boleh dihentikan walaupun kurang dari 10 hari
4. Keracunan makanan merupakan salah satu
penyebab diare
5. Sakit atau kejang pada perut tidak termasuk gejala
diare
6. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja
anak, serta sebelum menyiapkan makanan tidak
termasuk pencegahan penyakit diare
7. Penderita diare harus segera dibawa ke dokter
apabila terdapat darah atau lendir pada tinja
8. Diare tidak termasuk ketika seseorang mengalami
buang air besar berupa air saja
9. Untuk anak usia 6-12 tahun, attapulgit diminum 1
tablet setiap sesudah buang air besar
10. Lingkungan yang kotor tidak akan menyebabkan
diare
11. Menggunakan jamban yang bersih dan berfungsi
baik tidak termasuk dalam pencegahan penyakit
diare
12. Klinik merupakan salah satu tempat tujuan
penderita diare jika mengalami buang air besar
dengan darah atau lendir pada tinja
13. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi)
termasuk memperoleh obat dengan resep dokter
14. Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang
mengalami buang air besar dengan feses yang
lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
15. Obat kombinasi kaolin-pektin dapat mengurangi
jumlah buang air besar, memadatkan tinja, dan
menyerap racun pada penderita diare
16. Stress karena ujian atau akan bepergian dapat
menyebabkan diare
17. Salah satu gejala diare adalah ketika seseorang
mengalami buang air besar dengan kotoran atau
feses berupa padat
18. Ketersediaan air bersih yang cukup dapat
membantu mencegah terjadinya diare
19. Diare yang disertai demam, muntah dan rasa sakit
yang tidak tertahankan pada bagian perut dapat
ditangani dengan pengobatan mandiri tanpa perlu
dibawa ke dokter
20. Pengobatan secara mandiri (swamedikasi)
merupakan suatu upaya masyarakat untuk
mengobati dirinya sendiri
21. Diare merupakan kondisi saat seseorang mengalami
buang air besar satu kali dalam sehari
22. Pemberian obat zinc tidak dianjurkan dalam
pengobatan diare akut
23. Diare tanpa dehidrasi yang dialami pada anak
berusia di atas 5 tahun dapat diberikan oralit 1 gelas
setiap kali anak diare
24. Terbatasnya ketersediaan air bersih bukan
merupakan penyebab diare
25. Sampah yang tidak dikelola dengan baik
merupakan salah satu penyebab diare
26. Apabila diare terjadi lebih dari 48 jam secara terus
menerus maka penderita diare belum perlu untuk
dibawa ke dokter
27. Buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari
merupakan salah satu gejala diare
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 10
Nilai uji reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.680 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 11
Uji Pemahaman Bahasa (halaman 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Uji Pemahaman Bahasa (halaman 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 12
Data Karakteristik dan Nilai Pretest, Posttest Responden Penelitian
Usia Pendidikan Pekerjaan Pre Post 1 Post 2
29 SMP WS 22 25 27
45 SD Petani 18 23 24
32 SD Petani 18 14 19
34 SMP IRT 20 26 25
44 SMP Petani 23 25 25
39 SMA IRT 19 15 15
35 SD IRT 21 19 22
50 SMA Petani 18 23 26
32 SD IRT 15 23 23
44 SMP IRT 17 14 15
44 SMP Petani 22 25 25
24 S1 PNS 22 22 21
28 S1 PNS 22 20 18
25 SMA WS 22 24 25
34 S1 PNS 22 24 26
34 SMP IRT 18 23 26
49 SMP Petani 20 22 23
41 SD Petani 22 25 25
38 S1 WS 21 24 25
30 SMP IRT 17 19 21
45 SD Petani 22 27 26
40 SD Petani 22 26 26
46 SMP WS 14 25 26
45 SMA WS 22 25 27
49 SD IRT 18 27 26
34 SMP Petani 17 25 26
32 SMP IRT 18 25 17
64 S1 PNS 23 20 23
54 S1 PNS 24 26 25
50 S1 IRT 22 24 24
41 S1 IRT 23 26 26
45 SD IRT 21 23 22
51 S1 IRT 22 22 23
53 S1 IRT 20 21 20
41 SMP WS 22 24 27
33 SMA WS 25 22 13
39 SMP WS 16 23 17
Rata-rata 20,27 22,86 22,97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 13
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .231 37 .000 .919 37 .010
Posttest1 .192 37 .001 .854 37 .000
Posttest2 .217 37 .000 .850 37 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 14
Hasil Uji Wilcoxon pada Data Total
Test Statisticsa
Posttest1 -
Pretest
Posttest2 -
Posttest1
Posttest2 -
Pretest
Z -3.361b -1.310
b -3.639
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .190 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Lampiran 15
Hasil Uji Wilcoxon pada Data Perdimensi
Dimensi 1
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -1.301b -2.183
b -2.822
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .193 .029 .005
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dimensi 2
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -.915b -.325
c -.546
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .360 .745 .585
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
c. Based on positive ranks.
Dimensi 3
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -.347b -.258
b -.428
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .729 .796 .669
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Dimensi 4
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -2.274b -1.072
b -3.006
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .023 .284 .003
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dimensi 5
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -4.054b -.577
b -4.099
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .564 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Dimensi 6
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -1.720b -1.213
b -2.742
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .085 .225 .006
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Dimensi 7
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -1.714b -.632
b -1.985
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .086 .527 .047
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Dimensi 8
Test Statisticsa
Posttest 1 -
Pretest
Posttest 2 -
Posttest 1
Posttest 2 -
Pretest
Z -.171b -2.138
b -2.324
b
Asymp. Sig. (2-tailed) .864 .033 .020
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lampiran 16
Materi Penyuluhan (halaman 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Materi Penyuluhan (halaman 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Materi Penyuluhan (halaman 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Materi Penyuluhan (halaman 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Materi Penyuluhan (halaman 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 17
Leaflet (bagian depan)
Leaflet (bagian belakang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 18
Dokumentasi Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Penulis skripsi berujudul “Pengaruh Penyuluhan Obat
Swamedikasi Diare untuk Anak Terhadap Tingkat Pengetahuan
Ibu-ibu di Desa Tegal Ombo, Way Bungur, Lampung Timur”
dengan nama lengkap Monika Gita Kurniasih, merupakan anak
keempat dari empat bersaudara dari pasangan Suwarno dan
Murniningsih. Penulis dilahirkan di Tanjung Kesuma, pada 23
September 1997. Pendidikan formal yang telah ditempuh
penulis, yaitu TK PKK Tegal Ombo (2001-2003), tingkat
Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Tegal Ombo (2003-2009), tingkat Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Purbolinggo (2009-2012), dan tingkat
Sekolah Menengah Atas di SMA Yos Sudarso Metro (2012-2015). Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada tahun 2015.
Selama menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, penulis aktif berorganisasi, yakni menjadi anggota aktif Paduan
Suara Veronika selama periode 2016. Selain aktif dalam organisasi, penulis juga
aktif berperan dalam berbagai kepanitiaan, yaitu sebagai koordinator divisi
Pendaftaran pada kepanitiaan Pharmalympic (2017), penulis juga pernah menjadi
anggota di beberapa kepanitiaan seperti anggota divisi Konsumsi dalam
kepanitiaan Ekaristi Akhir Semester Gasal TA 2016/2017 dan Awal Semester
Genap TA 2016/2017, anggota divisi Konsumsi dalam Kegiatan Donor Darah
JMKI 2017, anggota divisi Pendaftaran dalam acara Pharmacy Badminton
Tournament 2016. Penulis juga pernah menjadi Volunteer dalam acara Future
Pharmacist in Action #2 (FACTION#2) 2017.
BIOGRAFI PENULIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related