pengaruh penggunaan uang elektronik ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54036...vi...
Post on 10-Feb-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
PENGARUH PENGGUNAAN UANG ELEKTRONIK TERHADAP
PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA
(Studi pada Mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Rida Nur Afiyah
NIM. 11160150000063
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
-
i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
-
iv
LEMBAR PERYATAAN UJI REFERENSI
-
v
LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
‘
-
vi
ABSTRAK
Rida Nur Afiyah, NIM. 11160150000063, Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik
terhadap Perilaku Konsumtif (Studi pada Mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan uang elektronik
terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dan untuk mengetahui perilaku konsumtif
mahasiswa yang ditimbulkan ketika menggunakan uang elektronik pada mahasiswa
Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survei. Populasi penelitian ini
adalah mahasiswa Tadris IPS konsentrasi Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2016, 2017, dan 2018 yang berjumlah 80 mahasiswa dengan
jumlah sampel 56 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan
analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap perilaku konsumtif mahasiswa
sebesar 12,5%, dan perilaku konsumtif mahasiswa yang ditimbulkan dalam
penggunaan uang elektronik adalah tidak mempertimbangkan fungsi/kegunaaan,
mengonsumsi barang secara berlebihan, mendahulukan keinginan daripada
kebutuhan, dan tidak ada skala prioritas.
Kata Kunci: Uang Elektronik, Perilaku Konsumtif, Mahasiswa.
-
vii
ABSTRACT
Rida Nur Afiyah, NIM. 11160150000063, Departement of Social Sciences
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Research of “The Effect of The Use of E-Money on Consumptive
Behavior of Students (Study at Social Sciences Education Department Students
of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta)”.
The purpose of this research is to find the influence of the use of e-money on
consumptive behavior and to find the consumptive behavior that raised in the use
of e-money of students at Social Sciences Education Department Students of Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research is using a quantitative
approach with a survey method. The population are students of Social Sciences
Education Department Students Economy of Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta grade 2016, 2017, 2018 with 56 samples from 80 students. The
sample was taken by using purposive sampling technique. This data was collected
by questionnaires and analyzed by simple linier regression. The result showed that
the influence of the use of e-money on consumptive behavior of students is 12,5%
and the consumptive behavior that raised in the use of e-money is doesn’t consider
function or usability, excessive consumption of goods, put wants over needs,
nothing priority scale.
Keywords: E-Money, Consumptive Behavior, Students.
-
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan berkat, rahmat, dan karunia-Nya kepada peneliti untuk dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik
terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Tadris IPS
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Shalawat serta salam juga peneliti panjatkan
kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa kita
dari jaman jahiliyah ke jaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah mendapat banyak dukungan,
bantuan dan bimbingan, serta semangat dari berbagai pihak. Tanpanya, penelitian
ini terasa sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Tadris IPS,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing Akademik
yang telah sangat baik dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi
peneliti mengenai hal-hal akademik.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Tadris
IPS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan dan
memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. H. Nurochim, M.M., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia menjadi pembimbing dan meluangkan waktu untuk membimbing,
mengarahkan, memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah sangat
baik dalam membimbing, memberikan arahan dan nasihat, serta memotivasi
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
ix
7. Seluruh Dosen Program Studi Tadris IPS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan mendidik peneliti dengan
penuh kesabaran.
8. Mahasiswa dan mahasiswi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2016 yang telah membantu peneliti dalam pengisian kuesioner uji
validitas dan reliabilitas. Terutama Nur Afiati dan Siti Hamidah, terimakasih
telah membantu menyebarkan kuesioner uji validitas dan reliabilitas tersebut
dengan sangat baik.
9. Mahasiswa dan mahasiswi Tadris IPS konsentrasi Ekonomi angkatan 2016,
2017, dan 2018 yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam
pengisian kuesioner penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Orang tua tercinta, Ayah dan Mamah yang selalu sabar dalam mendidik,
mendo’akan, memberikan kasih sayang yang tidak ada hentinya kepada
peneliti. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, perlindungan, serta
memuliakan mereka. Aamiin.
11. Rifa Nur Alawiyah, S.E, kakak dari peneliti yang turut memberikan dukungan
(baik moril maupun materiil) agar skripsi ini dapat selesai dengan baik.
12. Andini Dwi Rahayu, yang selalu menjadi pendengar dan memahami peneliti
dengan sangat baik. Terimakasih sudah begitu sabar dan ikhlas
mendengarkan, membantu, memberikan masukan dan semangat kepada
peneliti.
13. Warga dadakan, yang terus memberikan bantuan dan memotivasi peneliti
untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga silahturahmi kita terus
terjalin sampai kapanpun. Aamiin.
14. Sahabat-sahabatku (Santi Wahyuni, Dwi Putri Anna Fadhillah, Ferina
Noviani, Suryaning Tyas Suci, Yeni Mu’alviani, Iswatun Chasanah,
Rizkiyana Sya’bania, Nurkholifah, Julaiha Hasanah, Ayu Citra Dewi, Novhi
Soviah Asih, Reni Risnawati, Uun Unwanah, Nur Safitri Wihastin, Urfiyah,
Rahmah Wulan). Terimakasih atas bantuan, masukan, dukungan, dan hari-
hari yang berkesan selama ini hingga nanti.
-
x
15. Semua pihak yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas bantuan, dukungan, dan do’a kepada peneliti. Semoga Allah
limpahkan berkah dan membalas kebaikan semua. Aamiin.
Peneliti menyadari dalam penelitian skripsi ini tentu banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Jakarta, 22 September 2020
Peneliti
Rida Nur Afiyah
-
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... iii
LEMBAR PERYATAAN UJI REFERENSI ..................................................... iv
LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 11
D. Rumusan Masalah....................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 11
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................... 13
A. Deskripsi Teoritik ....................................................................................... 13
1. Konsumen ............................................................................................... 13
2. Model Perilaku Konsumen ..................................................................... 14
3. Perilaku Konsumtif ................................................................................. 16
4. Uang Elektronik ..................................................................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 37
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 40
-
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 41
A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 41
1. Tempat Penelitian ................................................................................... 41
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 41
B. Metode Penelitian ....................................................................................... 41
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 42
1. Populasi .................................................................................................. 42
2. Sampel .................................................................................................... 43
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 44
1. Definisi Konseptual Variabel ................................................................. 44
2. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 45
E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 46
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 47
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................................. 48
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 49
1. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 49
2. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 50
3. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 51
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 52
5. Analisis Regresi Linier Sederhana ......................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 54
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 54
1. Deskripsi Tempat Penelitian .................................................................. 54
2. Deskripsi Responden .............................................................................. 57
3. Deskripsi Hasil Kuesioner ...................................................................... 60
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis........................... 76
1. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 76
2. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 78
3. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................................. 80
4. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 84
-
xiii
5. Analisis Regresi Linier Sederhana ......................................................... 86
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 87
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 90
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 91
A. Kesimpulan ................................................................................................. 91
B. Implikasi ..................................................................................................... 91
C. Saran ........................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN ......................................................................................................... 98
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Uang Elektronik yang Beredar ................................................... 3
Tabel 2.1 Penyelenggara Uang Elektronik............................................................ 24
Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 35
Tabel 3.1 Bagan Waktu Penelitian ....................................................................... 41
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ................................................................... 43
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel X ........................................................... 46
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Y ........................................................... 46
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel X ............................................................. 46
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y ............................................................. 47
Tabel 3.7 Alternatif Jawaban Variabel Penelitian................................................. 48
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Angkatan ............................................................ 57
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 58
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jangka Waktu Penggunaan............................ 59
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Indikator Mudah Dipelajari ........................................ 61
Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Indikator Fleksibel ..................................................... 63
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Indikator Dapat Mengontrol Pekerjaan ...................... 65
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Indikator Mudah Digunakan ...................................... 67
Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Indikator Tidak Mempertimbangkan Fungsi/Kegunaan
............................................................................................................................... 69
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Indikator Mengonsumsi Barang secara Berlebihan ... 71
Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Indikator Mendahulukan Keinginan daripada
Kebutuhan ............................................................................................................. 73
Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Indikator Tidak Ada Skala Prioritas ......................... 75
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 77
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 78
Tabel 4.14 Hasil Analisis Statistik Variabel X ..................................................... 79
Tabel 4.15 Hasil Analisis Statistik Variabel Y ..................................................... 80
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 81
Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas .............................................................................. 83
Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 83
Tabel 4.19 Hasil Uji T (Parsial) ............................................................................ 84
Tabel 4.20 Hasil Koefisien Determinasi ............................................................... 85
Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ............................................ 86
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 39
Gambar 3.1 Variabel Penelitian ........................................................................... 45
Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Angkatan .................................................. 58
Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 59
Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Jangka Waktu Penggunaan ........................ 60
Gambar 4. 4 Hasil Uji Normalitas P-Plot.............................................................. 82
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian (Google Form) ................................................. 99
Lampiran 2 Hasil Kuesioner Penelitian .............................................................. 104
Lampiran 3 Data dan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................. 108
Lampiran 4 Hasil Analisis Data .......................................................................... 118
Lampiran 5 Surat-surat ........................................................................................ 122
Lampiran 6 Tabel r .............................................................................................. 124
Lampiran 7 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 125
Lampiran 8 Biografi Penulis ............................................................................... 125
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian dunia baik yang berlangsung di negara-
negara maju maupun negara-negara berkembang tidak terlepas dari peranan
uang. Dewasa ini, uang memiliki peranan yang penting dalam segala aspek-
aspek ekonomi mulai dari kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Uang dianggap lebih memperlancar kegiatan perekonomian dan
mempermudah langkah yang harus dilakukan seseorang untuk memperoleh
barang ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.1
Uang telah digunakan sejak berabad-abad yang lalu dan merupakan
salah satu penemuan manusia yang menajubkan. Uang mempunyai sejarah
yang sangat panjang dan telah mengalami perubahan yang sangat besar
sejak dikenal manusia. Awalnya, masyarakat primitif yang hidup
berkelompok dan dapat memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficient) belum
mengenal atau membutuhkan uang sebagai alat penukar. Lalu dalam
perkembangannya, setelah mereka tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhannya sendiri dan mulai berhubungan dengan masyarakat lain,
maka timbullah suatu kebutuhan untuk melakukan pertukaran antarindividu
atau antarkelompok masyarakat tersebut.2
Pertukaran inilah pada awalnya dilakukan dengan cara menukarkan
suatu barang dengan barang lain yang dikenal dengan sistem barter. Dalam
sistem barter ini, semua barang harus dapat diukur dengan seluruh atau
sebagian barang lainnya.3 Namun dengan semakin kompleksnya
perekonomian yang berkembang di masyarakat, sistem barter ditinggalkan
hingga munculnya kebutuhan akan adanya suatu alat tukar menukar yang
1 Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 33. 2 Solikin dan Suseno, Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam Perekonomian,
(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI, 2002), h. 3. 3 Ibid., h. 4.
-
2
mempermudah masyarakat untuk melakukan dan memperlancar
perekonomian, yakni uang.
Proses penggunaan benda-benda sebagai alat tukar menukar atau yang
sekarang disebut sebagai uang berlangsung secara bertahap dan sangat lama
hingga dalam perkembangan selanjutnya masyarakat menggunakan benda
logam dan kertas sebagai uang dan penggunaan uang tidak tunai sudah
mulai dikenal. Perkembangan penggunaan uang yang tidak berbentuk
secara konkrit ini, seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi
informasi yang dapat memudahkan, mengefisiensi, mengurangi waktu dan
biaya dalam bertransaksi. Dengan demikian, timbullah kecenderungan
masyarakat untuk menggunakan uang elektronik atau electronic money atau
e-money.
Uang elektronik menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
20/6/PBI/2018 memiliki arti sebagai instrumen pembayaran yang memuat
beberapa unsur seperti diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih
dahulu kepada penerbit, nilai uang yang disimpan secara elektronik dalam
suatu media server atau chip, dan nilai uang elektronik yang dikelola
merupakan simpanan dan dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi
pembayaran dan/atau transfer dana.4
Hampir semua kegiatan ekonomi, sudah menggunakan uang
elektronik sebagai alat pembayaran. Mulai dari belanja, transportasi,
akomodasi, makanan, tiket bioskop, tiket jalan tol, berbagai macam tagihan
rumah tangga seperti listrik, air, telepon, dan sebagainya., supermarket,
minimarket, bahkan sampai warteg sudah mulai menyediakan fasilitas
pembayaran uang elektronik. Tidak hanya itu, sedekah pun bisa dilakukan
dengan menggunakan uang elektronik seperti halnya yang pernah dilakukan
4 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, h. 3-4.
-
3
oleh Badan Amil Zakat Nasional yang membuka program sedekah online
bekerjasama dengan gopay dan kitabisa.com.5
Proporsi transaksi uang logam dan kertas sudah kian tergeser dengan
kehadiran uang elektronik. Pembayaran dengan menggunakan uang
elektronik ini mengurangi peredaran uang kertas dan logam atau tunai.
Sebaliknya, jumlah uang elektronik yang beredar semakin mengalami
peningkatan. Tercatat sudah mencapai angka 319,294,014 jumlah uang
elektronik yang beredar per Februari 2020 yang dapat dilihat pada Tabel
1,1. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan
peningkatan pengguna uang elektronik yang belum mencapai seluruh
penduduk Indonesia.
Tabel 1.1 Jumlah Uang Elektronik yang Beredar
Periode Tahun
2012
Tahun
2013
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Jumlah
Instrumen
36,225,373 36,225,373 35,738,233 34,314,795 51,204,580
Periode Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Tahun 2020
Januari Februari
Jumlah
Instrumen
90,003,848 167,205,578 292,299,320 313,785,298 319,294,014
Sumber: Bank Indonesia (2020)
Peningkatan jumlah uang elektronik yang beredar dari tahun ke tahun
tersebut sejalan dengan pertumbuhan transaksi uang elektronik yang terus
meningkat pada Januari 2020, yakni 172,85% (year on year/yoy)6, nominal
itu diperkirakan akan terus melonjak karena pengguna non tunai bahkan
belum mencapai setengah dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini
5 Alief Reza, Selamat Datang di Era Cashless, Pengamen Bersiaplah Pakai E-Money, 2019,
(https://www.kompasiana.com/alrezkc/5c82472fc112fe69ce457954/selamat-datang-di-era-
cashless-pengamen-bersiaplah-pakai-e-money). Diakses tanggal 4 April 2020 jam 12.51. 6 Giri Hartomo, BI Catat Penggunaan Uang Elektronik Tumbuh 172,85%, 2020,
(https://economy.okezone.com/read/2020/02/20/320/2171484/bi-catat-penggunaan-uang-
elektronik-tumbuh-172-85). Diakses pada tanggal 4 April 2020 jam 16.54.
https://www.kompasiana.com/alrezkc/5c82472fc112fe69ce457954/selamat-datang-di-era-cashless-pengamen-bersiaplah-pakai-e-moneyhttps://www.kompasiana.com/alrezkc/5c82472fc112fe69ce457954/selamat-datang-di-era-cashless-pengamen-bersiaplah-pakai-e-moneyhttps://economy.okezone.com/read/2020/02/20/320/2171484/bi-catat-penggunaan-uang-elektronik-tumbuh-172-85https://economy.okezone.com/read/2020/02/20/320/2171484/bi-catat-penggunaan-uang-elektronik-tumbuh-172-85
-
4
mengindikasikan preferensi masyarakat menggunakan uang elektronik akan
terus meningkat.
Tidak hanya itu, perkembangan pihak-pihak penyelenggara uang
elektronik yang memiliki izin dan persetujuan semakin bervariasi. Mula-
mula penyelenggara uang elekronik ini hanya berasal dari perusahaan
perbankan saja, kini penyelenggara uang elektronik sudah mulai memasuki
gadget yang hampir semua orang menggunakannya sehari-hari. Tercatat
sudah terdapat 50 penyelenggara uang elektronik yang terdaftar dalam Bank
Indonesia. Mereka berlomba-lomba mengeluarkan layanan dan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya.
Pemintaan uang elektronik mengalami perubahan. Begitu juga,
permintaan uang kartal atau uang tunai. Penggunaan uang elektronik
berdampak terhadap penurunan permintaan uang di masyarakat yang mana
menurut Mankiw dalam Ferry Fabi Fadlillah penurunan permintaan uang
akan menyebabkan penurunan tingkat suku bunga di pasar uang karena
masyarakat akan memilih menggunakan alat pembayaran non tunai yang
dibarengi dengan menyimpan uang di bank yang bersangkutan sehingga
biaya pinjaman lebih kompetitif dan meningkatkan investasi perusahaan
serta meningkatkan output riil nasional.7
Pilihan masyarakat bergeser ke arah kemudahan digitalisasi terus
menguat. Penerimaan masyarakat akan uang elektronik sebagai alat
pembayaran ini tidak terlepas dari penerimaan masyarakat akan hadirnya
teknologi dalam uang elektronik. Hal ini berkaitan dengan teori TAM
(Techonology Acceptance Model) yang dikembangkan oleh Fred Davis.
Dalam TAM, Davis menemukan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
penggunaan teknologi. Dua dari beberapa faktor tersebut, yakni perceived
usefulness (kemanfaatan) dan perceived easy to use (kemudahan) menjadi
faktor penentu dasar penerimaan penggunaan teknologi seperti halnya yang
7 Ferry Fabi Fadlillah, Sudah Saatnya Beralih ke E-money, Alat Pembayaran Zaman Now, 2018,
(https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/sudah-saatnya-beralih-ke-e-money-alat-
pembayaran-zaman-now/). Diakses pada tanggal 4 April 2020 jam 20.30.
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/sudah-saatnya-beralih-ke-e-money-alat-pembayaran-zaman-now/https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/sudah-saatnya-beralih-ke-e-money-alat-pembayaran-zaman-now/
-
5
dikatakan oleh Dewi Fatmasari dan Sri Wulandari dalam jurnal “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam Penggunaan
APMK” bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan dua faktor utama,
yakni perceived usefulness (kemanfaatan) dan perceived easy to use
(kemudahan) sangat penting dalam mempengaruhi penggunaan teknologi.8
Faktor penerimaan teknologi ini sejalan dengan alasan mayoritas
masyarakat dalam menggunakan uang elektronik, yakni adanya kemudahan
(perceived easy to use) ketika menggunakan uang elektronik. Lebih lanjut,
Davis menyebutkan terdapat 4 indikator kemudahan (perceived easy to use)
ini dalam Rithmaya, yakni mudah dipelajari, fleksibel, dapat mengontrol
pekerjaan, serta mudah digunakan.9 Dalam perkembangannya, uang
elektronik disertai inovasi-inovasi baru yang memberikan kemudahan,
fleksibilitas, efisiensi, dan kesederhanaan dalam melakukan transaksi.
Dengan adanya kemudahan dalam bertransaksi dengan menggunakan
uang elektronik ini akan membuat seseorang lebih mudah membelanjakan
uangnya yang mana akan menawarkan gaya hidup untuk lebih efisien atau
konsumtif. Pengonsumsian suatu barang tidak lagi sebagai pemenuhan
kebutuhan dasar manusia namun sebagai alat pemuas keinginan.10
Pergeseran makna dalam pengonsumsian suatu barang ini mengandung
indikasi bahwa adanya perilaku konsumtif yang terjadi ketika menggunakan
uang elektronik.
Perilaku konsumtif tidak terlepas dari seorang konsumen. Konsumen
dari perspektif konsumen dapat berarti; (a) pelanggan, pemakai, pengguna,
pembeli, pengambil keputusan, (b) barang, jasa, merek, harga, kemasan,
kualitas, kredit toko, layanan purna jual, (c) menawar, mencari informasi,
8 Dewi Fatmasari dan Sri Wulandari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa
dalam Penggunaan APMK”, Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 4,
2016, h. 96 9 Chitra Laksmi Rithmaya, “Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Kemanfaatan, Sikap, Risiko, dan
Fitur Layanan terhadap Minat Ulang Nasabah Bank BCA dalam Menggunakan Internet Banking”,
Jurnal Riset Ekonomi dan Manajamen, Vol.16, No.1 160-177, 2016, h. 164. 10 Lailatu Syifa, “Pengaruh Kemudahan Penggunaan Mobile Banking terhadap Perilaku Konsumtif
Mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2019, h. 4.
-
6
membandingkan merek, dan (d) persepsi, preferensi, sikap, loyalitas,
kepuasan, motivasi, gaya hidup.11 Dalam hal ini, konsumen selalu berusaha
untuk memaksimalkan kepuasannya dalam mengonsumsi barang dan jasa,
namun apabila seorang konsumen memandang dirinya sebagai orang yang
modern dan mudah menerima inovasi. Persepsi konsumen terhadap dirinya
tersebut akan direfleksikan dengan perilaku konsumsinya. Konsumen
tersebut akan mudah menerima dan membeli berbagai peralatan dan alat
komunikasi yang modern dan selalu tertarik membeli suatu yang baru.
Dengan demikian, konsumen akan terus melakukan pembelian di luar yang
menjadi kebutuhannya. Hasrat untuk membeli barang dan jasa di luar
kebutuhan konsumen inilah yang membuat seorang konsumen berperilaku
konsumtif.
Di Indonesia sendiri, konsumen sebagai pelaku ekonomi yang
memiliki peran dalam melakukan konsumsi rumah tangga menjadi
penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Laporan Bank
Dunia tahun 2015 dalam Daniel menyebutkan bahwa manfaat pertumbuhan
ekonomi Indonesia ini hanya bisa dinikmati oleh 18-20% masyarakatnya.
Mereka diidentifikasi sebagai masyarakat konsumtif yang umumnya tinggal
di perkotaan dan menjadi segmen konsumen yang paling berdaya di pasar.12
Mereka cenderung mengonsumsi tak hanya untuk memenuhi kebutuhan
harian, namun juga untuk merayakan gaya hidup dan status sosial seperti
membeli barang-barang mewah, berwisata ke luar negeri, maupun
mengenyam pendidikan di universitas-universitas ternama. Namun, tidak
semua orang bisa merayakan gaya hidup konsumtif seperti itu, terlebih lagi
pada masyarakat yang sulit mengakses sumber daya dan peluang ekonomi
yang baik.
11 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2011), h. 1. 12 Joseph Robert Daniel, Gaya Hidup Konsumtif Akibat Majunya Perkonomian Indonesia Semakin
Menyisihkan Orang Miskin, 2019, (https://theconversation.com/gaya-hidup-konsumtif-akibat-
majunya-perekonomian-indonesia-semakin-menyisihkan-orang-miskin-109334). Diakses pada
tanggal 15 Juli 2020 jam 14.57.
https://theconversation.com/gaya-hidup-konsumtif-akibat-majunya-perekonomian-indonesia-semakin-menyisihkan-orang-miskin-109334https://theconversation.com/gaya-hidup-konsumtif-akibat-majunya-perekonomian-indonesia-semakin-menyisihkan-orang-miskin-109334
-
7
Salah satu yang mudah mengakses sumber daya dan peluang ekonomi
yang baik adalah mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi milenial atau
generasi yang melek akan teknologi dan hidup di tengah internet of things
dianggap dapat menyesuaikan diri dengan budaya baru, seperti membayar
secara non-tunai atau menggunakan uang elektronik dalam bertransaksi.
Terlebih lagi, dengan bertransaksi dengan uang elektronik sifatnya sangat
mudah dan praktis. Tentu saja hal ini sesuai dengan karakteristik dari
generasi milenial khususnya mahasiswa yang suka segala sesuatunya itu
dilakukan dengan mudah dan praktis.
Semakin mudahnya bertransaksi dengan adanya uang elektronik
membuat masyarakat lebih khusus mahasiswa, rentan dengan perilaku
konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan perilaku konsumen yang tidak
rasional dalam mengonsumsi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hamilton dkk., dalam Eva Suminar dan Tatik Meiyuntari juga
berpendapat bahwa perilaku konsumtif disebut dengan istilah wastefull
consumption yang dimaknai sebagai perilaku konsumen dalam membeli
barang dan jasa yang tidak berguna atau mengonsumsi lebih dari definisi
yang masuk akal dari kebutuhan.13
Sejalan dengan hal ini, Suryo Adi Prakoso dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa terdapat perilaku konsumtif mahasiswa yang
dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi, kelompok teman sebaya
dan status ekonomi sosial keluarga.14 Wahyu Sulistiono pun dalam
penelitiannya menghasilkan bahwa terdapat perilaku konsumtif dalam
berbusana di kalangan santriwati yang dipengaruhi oleh pemanfaatan
teknologi dalam indikator telepon genggam/internet, transportasi, dan
sistem pembayaran.15 Di samping itu, berdasarkan model perilaku
13 Eva Suminar dan Tatik Meyuntari, “Konsep Diri, Konformitas dan Perilaku Konsmtif pada
Remaja”, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4, No. 02, Mei 2015, h. 147. 14 Suryo Adi Prakoso, “Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kelompok Teman Sebaya, dan
Status Ekonomi Orang Tua terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa”, Skripsi Uiniversitas Negeri
Semarang, 2017. 15 Wahyu Susilowati, “Pengaruh Perkembangan Teknologi Pengaruh Perkembangan Teknologi
terhadap Perilaku Konsumtif dalam Berbusana di Kalangan Santriwati (Studi Kasus di Pondok
-
8
konsumen menurut Blackwell et.all dalam Sangadji dan Sopiah bahwa
terdapat stimulus lain, yakni faktor lingkungan yang mempengaruhi
perilaku konsumen, salah satu diantaranya adalah teknologi. Adanya
teknologi telah merubah seseorang terutama dalam hal selera dan gaya
hidup, cara hidup, dan pola konsumsi konsumen.
Dengan demikian, semakin meningkatnya kemajuan di bidang
teknologi akan mempengaruhi perilaku konsumen termasuk mahasiswa.
Semakin tinggi penggunaan uang elektronik maka semakin tinggi pula
pengeluaran konsumsi yang dilakukan seorang mahasiswa.16 Windy sebagai
salah satu generasi milenial dan pengguna uang elektronik dalam Walfajri
mengaku bahwa semenjak adanya uang elektronik. Ia mengalami perubahan
dalam gaya hidup. Mulai dari pemilihan jasa layanan penunjang hidup
hingga lebih konsumtif.17 Tidak hanya itu, seorang blogger asal Indonesia,
yakni Glen Marsalim mengaku lebih konsumtif semenjak transaksi menjadi
lebih mudah dan uang tak terlihat bentuknya.18 Penelitian mengenai
perilaku konsumtif dan kemudahan penggunaan mobile banking yang
dilakukan oleh Lailatu Syifa pada mahasiswa FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pun menghasilkan bahwa kemudahan penggunaan
mobile banking yang dalam hal ini memiliki kesamaan dengan karakteristik
uang elektronik memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif mahasiswa.
Semakin meningkatnya penggunaan uang elektronik yang sifatnya
sangat mudah dan praktis di kalangan mahasiswa ini berdampak pula bagi
mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terpengaruh
untuk mengikuti perubahan sistem pembayaran dalam bentuk non tunai.
Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyah Ngaliyan Semarang)”, Skripsi pada UIN Walisongo
Semarang, Semarang, 2019. 16 Laila Ramadhani, "Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money) Terhadap
Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa”, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol. 8. No.1, 2016,
h. 7. 17 Maizal Walfajri, “Demam Uang Digital Ubah Gaya Hidup Masyarakat”, 2019,
(https://personalfinance.kontan.co.id/news/demam-uang-digital-ubah-gaya-hidup-
masyarakat?page=all). Diakses pada tanggal 5 April 2020 jam 12.35. 18 Destyana Helen, “Uang Elektronik: Kemudahan Transaksi Bikin Konsumtif”, 2014,
(https://finansial.bisnis.com/read/20141021/90/266788/uang-elektronik-kemudahan-transaksi-
bikin-konsumtif). Diakses pada tanggal 5 April 2020 jam 12.35.
https://personalfinance.kontan.co.id/news/demam-uang-digital-ubah-gaya-hidup-masyarakat?page=allhttps://personalfinance.kontan.co.id/news/demam-uang-digital-ubah-gaya-hidup-masyarakat?page=allhttps://finansial.bisnis.com/read/20141021/90/266788/uang-elektronik-kemudahan-transaksi-bikin-konsumtifhttps://finansial.bisnis.com/read/20141021/90/266788/uang-elektronik-kemudahan-transaksi-bikin-konsumtif
-
9
Dalam perkembangannya, mahasiswa Tadris IPS ini mulai beralih
menggunakan uang elektronik dibandingkan dengan uang tunai dalam
melakukan berbagai transaksi yang memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini
membuat mereka rentan dengan perilaku konsumtif. Terlebih lagi sudah
terdapat penelitian yang dilakukan oleh Dinda Mufirdah19 dan Desty
Rahmayanti20 dengan menggunakan mahasiswa Tadris IPS sebagai objek
penelitiannya yang menghasilkan bahwa terdapat perilaku konsumtif
mahasiswa Tadris IPS dalam berbelanja online menggunakan online shop
dan mobile banking. Hal ini dapat mengindikasikan adanya kecenderungan
mahasiswa Tadris IPS untuk berperilaku konsumtif.
Berdasarkan wawancara singkat yang peneliti lakukan terhadap 5
mahasiswa Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan bahwa
alasan yang membuat mereka menggunakan uang elektronik antara lain
karena mudah, cepat, dan praktis (tidak perlu menunggu uang kembalian
ataupun merasa repot membawa uang dalam jumlah yang besar) dalam
penggunaannya. Beberapa narasumber juga menjelaskan bahwa terdapat
perubahan pengeluaran sebelum dan sesudah menggunakan uang
elektronik. Perubahan tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya
pengeluaran yang mereka lakukan karena wujud uang yang tidak berbentuk
sehingga mereka tidak mempunyai sense of belonging yang kuat.
Narasumber juga mengatakan lebih sering menggunakan uang elektronik
untuk melakukan berbagai transaksi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
terutama pada transaksi di atas Rp. 50.000 ataupun di atas Rp. 100.000 di
samping tempat yang mendukung mereka menggunakan uang elektronik
tersebut.
19 Dinda Mufirdah, “Pengaruh Convenience, Performance, dan Privacy dalam Penerapan Aplikasi
Mobile Banking terhadap Perilaku Konsumtif Remaja dalam Berbelanja Online”, Skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2020. 20 Desty Rahmayanti, “Online Shop dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017.
-
10
Sistem pembayaran yang mudah, secara teori memang mendorong
orang untuk bertransaksi. Terlebih lagi pada kelompok milenial yang
tercatat sebagai pengguna utama uang elektronik. Kemudahan dan
keringkasan transaksi uang elektronik membuat mereka yang belum begitu
mapan dalam karier dan penghasilan, rentan dalam pengeluaran dan
melupakan tabungan atau investasi.21 Oleh karena itu, kendati transaksi
uang elektronik menawarkan kemudahan, ada efek negatif yang bisa
muncul dalam penggunaannya. Melihat fenomena di atas, dengan uang
elektronik pengeluaran menjadi tidak terasa dan membuat seseorang
menjadi kurang hati-hati serta cenderung melakukan konsumsi secara
berlebihan. Hal tersebut berpotensi terus terjadi terutama pada kalangan
anak muda atau kelompok milenial seperti mahasiswa yang tercatat sebagai
pengguna utama uang elektronik.
Berdasarkan uraian data dan permasalahan yang telah dijabarkan di
atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik terhadap Perilaku Konsumtif
Mahasiswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka identifikasi
masalah penelitian yang ditemukan adalah:
1. Penggunaan uang elektronik yang mudah membuat kalangan
mahasiswa mulai beralih dari penggunaan uang tunai dan kurang peka
dalam pengeluaran.
2. Terdapat perubahan pengeluaran konsumsi di kalangan mahasiswa yang
meningkat setelah menggunakan uang elektronik.
3. Adanya kecenderungan mahasiswa untuk berperilaku konsumtif.
21 BBC News Indonesia, Uang Elektronik: Hemat Tenaga, Banyak Variasi Makanan, Tapi Jadi
Konsumtif, 2018, (https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-46624632). Diakses pada
tanggal 4 April 2020 jam 17.10.
https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-46624632
-
11
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka peneliti
membatasi ruang lingkupnya mengenai perilaku konsumtif dan
permasalahan kaitannya dengan uang elektronik. Namun agar penelitian
lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok
penelitian, peneliti membatasi kaitannya mengenai penggunaan uang
elektronik terhadap perilaku konsumtif mahasiswa yang terjadi pada
mahasiswa Tadris IPS konsentrasi Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap perilaku
konsumtif mahasiswa?
2. Apa saja perilaku konsumtif mahasiswa yang ditimbulkan dalam
penggunaan uang elektronik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan uang elektronik terhadap
perilaku konsumtif mahasiswa.
2. Untuk mengetahui perilaku konsumtif mahasiswa yang ditimbulkan
dalam penggunaan uang elektronik.
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Adapun kedua manfaat tersebut dijabarkan sebagai
berikut.
-
12
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai penambahan wawasan bagi kajian ekonomi terutama dalam
tema teknologi ekonomi.
b. Sebagai pelengkap kajian teoritis mengenai perilaku konsumtif dan
kaitannya dengan penggunaan uang elektronik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penyelenggara uang elektronik, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi bagi pihak penyelenggara uang elektronik dalam
memenuhi keinginan para pengguna sehingga dapat terus
meningkatkan kualitas dan fasilitas yang diberikan.
b. Bagi pengguna uang elektronik khususnya pada mahasiswa Tadris
IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan sekaligus masukan untuk
meminimalisir perilaku konsumtif ketika menggunakan uang
elektronik.
c. Bagi pembaca dan peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan untuk menambah referensi yang ingin melakukan
penelitian mengenai perilaku konsumtif dan kaitannya dengan
penggunaan uang elektronik pada penelitian selanjutnya.
-
13
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Konsumen
Konsumen menurut Philip Kotler dalam M. Anang Firmansyah
memiliki pengertian semua individu rumah tangga yang membeli atau
memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. M. Anang
Firmasyah sendiri mengartikan konsumen sebagai orang yang membeli
barang maupun jasa secara berulang yang dimana dapat berupa individu
(perseorangan) maupun kolektif (organisasi).1
Konsumen dari perspektif konsumen dalam Ujang Sumarwan
melalui bukunya yang berjudul “Perilaku Konsumen Teori dan
Penerapannya dalam Pemasaran” dapat berarti; (a) pelanggan,
pemakai, pengguna, pembeli, pengambil keputusan, (b) barang, jasa,
merek, harga, kemasan, kualitas, kredit toko, layanan purna jual, (c)
menawar, mencari informasi, membandingkan merek, dan (d) persepsi,
preferensi, sikap, loyalitas, kepuasan, motivasi, gaya hidup.2
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, definisi konsumen adalah
setiap orang yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhannya secara berulang dengan menawar, mencari
informasi, membandingkan, dan mengambil keputusan untuk
membeli/tidak barang atau jasa tersebut sesuai dengan preferensi, sikap,
loyalitas, kepuasan, motivasi, dan gaya hidup yang dimilikinya.
1 M. Anang Firmansyah, Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran), (Yogyakarta: Deepublish,
2018), h. 104. 2 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011), h. 1.
-
14
2. Model Perilaku Konsumen
Model perilaku konsumen menggambarkan bahwa proses
keputusan konsumen dalam membeli dan mengonsumsi barang dan jasa
terdiri dari beberapa tahap. Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya
yang berjudul “Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran” proses keputusan konsumen tersebut dipengaruhi oleh tiga
faktor utama, yakni strategi pemasaran, perbedaan individu, dan faktor
lingkungan. Pemahaman yang baik mengenai proses keputusan ini akan
memiliki dampak terhadap perumusan strategi pemasaran yang lebih
baik bagi sebuah perusahaan. Begitu halnya perbedaan individu,
perbedaan ini akan sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen
seperti agama, kebutuhan dan motivasi, kepribadian, pengolahan
informasi dan persepsi, proses belajar, pengetahuan, dan sikap
konsumen. Faktor lingkungan pun seperti budaya, karakteristik
demografi, sosial, dan ekonomi, keluarga, kelompok acuan, lingkungan
dan situasi konsumen, dan teknologi akan sangat berpengaruh terhadap
keputusan konsumen.3
Adapun berdasarkan model perilaku konsumen Kotler dan Keller
dalam buku “Perilaku Konsumen Individu dalam Mengadopsi Layanan
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi” oleh Indrawati dkk.
dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk baik berupa barang atau jasa dapat diklasifikasikan sebagai
marketing stimuli (dorongan pemasaran), other stimuli (dorongan
lainnya di luar dorongan pemasaran), consumer psychology (psikologi
konsumen), consumer characteristic (karakteristik konsumen), buying
decision process (proses pembelian konsumen), dan purchase decision
(keputusan pembelian konsumen) yang dimana dalam other stimuli
(dorongan lainnya di luar dorongan pemasaran) terdapat ekonomi,
teknologi, kondisi politik, dan budaya yang berasal dari luar perusahaan
3 Ibid., h. 9-15.
-
15
sehingga sulit untuk dikendalikan perusahaan dan mempengaruhi
konsumen dalam mengonsumsi dan mengadopsi suatu produk atau
jasa.4
Blackwell et.all dalam buku “Perilaku Konsumen - Pendekatan
Praktis Disertasi Himpunan Jurnal Penelitian” oleh Sangadji dan Sopiah
menunjukkan bahwa dalam model perilaku konsumen terdapat tiga
dimensi, yakni (1) stimulus pemasaran (produk, harga, tempat, promosi)
yang dirancang pemasar untuk mempengaruhi dan memotivasi perilaku
konsumen agar melakukan pembelian produk dan stimulus lain (kondisi
ekonomi, politik, teknologi, dan budaya) yang merupakan faktor
lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen, (2) kotak hitam
konsumen, dan (3) respons konsumen.5
Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, terdapat
faktor teknologi dalam model perilaku konsumen yang dimana
teknologi sendiri merupakan perkembangan teknologi yang ada di
masyarakat saat ini dan mempengaruhi konsumen dalam mengadopsi
produk atau jasa.6 Teknologi mempengaruhi strategi pemasaran
produsen/pemasar untuk membujuk konsumen terutama dalam hal
selera dan gaya hidup, dan pola konsumsi. Teknologi juga
mempengaruhi perilaku konsumen dengan semakin meningkatnya
kemajuan di bidang teknologi, kebutuhan dan keinginan konsumen pun
meningkat, baik secara kualitas dan kuantitas.7 Kemajuan teknologi juga
mempunyai efek yang sifatnya multiplier (pengganda) yang memiliki
arti kemajuan teknologi menyebabkan kemajuan di bidang lainnya,
salah satunya adalah sistem pembayaran.8
4 Indrawati, dkk., Perilaku Konsumen Individu dalam Mengadopsi Layanan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 4 dan 6. 5 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen - Pendekatan Praktis Disertai Himpunan
Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: ANDI, 2013), h. 14-15 dan 21-22. 6 Indrawati, dkk.,loc.cit. 7 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, loc.cit. 8 Ujang Sumarwan, op.cit., h. 346.
-
16
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kemajuan teknologi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembayaran, salah satunya
melalui uang elektronik. Dengan sistem pembayaran melalui uang
elektronik proses transaksi menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat
sehingga menjadikannya sebagai akses yang tidak terbatas oleh para
penggunanya. Hal ini juga merupakan salah satu hal yang dapat
merubah perilaku konsumen dengan meningkatkan kebutuhan dan
keinginan konsumen, baik secara kualitas maupun kuantitas akibat dari
meningkatnya kemajuan di bidang teknologi tersebut.
3. Perilaku Konsumtif
A. Pengertian Perilaku Konsumtif
Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Sedangkan konsumtif berarti bersifat konsumsi (hanya
memakai, tidak menghasilkan sendiri) atau bergantung pada hasil
produksi pihak lain.9 Sifat konsumtif ini pada dasarnya berasal dari
konsumsi akan suatu barang. Echols dan Shadly dalam Suryo Adi
Prakorso mengemukakan bahwa perilaku konsumtif merupakan
bentuk dari kata sifat yang berasal dari “consumer” yang berarti
memakai produk, baik barang-barang industri maupun jasa.
Konsumtif berarti bersifat mengonsumsi barang secara berlebihan.10
Tambunan dan Tulus dalam Dikria dan Mintarti menyatakan
bahwa perilaku konsumtif merupakan keinginan untuk
mengonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan
secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal.11 Hamilton
dkk. dalam Eva Suminar dan Tatik Meiyuntari juga berpendapat
9 KBBI Daring Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/). Diakses
pada tanggal 7 Agustus 2020 pukul 15.20. 10 Suryo Adi Prakoso, op.cit., h. 18-19. 11 Okky Dikria dan Sri Umi Mintarti, Pengaruh Literasi Keuangan dan Pengendalian Diri terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang Angkatan 2013, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 9, No. 2, 2016, h. 132.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
-
17
bahwa perilaku konsumtif disebut dengan istilah wastefull
consumption yang dimaknai sebagai perilaku konsumen dalam
membeli barang dan jasa yang tidak berguna atau mengonsumsi
lebih dari definisi yang masuk akal dari kebutuhan.12
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas,
perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai perilaku konsumen
dalam mengonsumsi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa mempertimbangkan apakah barang dan jasa yang
telah dibelinya berguna/tidak, masuk ke dalam kebutuhannya/tidak,
sehingga ia melakukan konsumsi secara berlebihan demi mencapai
kepuasan maksimal.
B. Indikator Perilaku Konsumtif
Terdapat 8 indikator perilaku konsumtif menurut Sumartono
dalam Okky Dikria dan Sri Umi Mintarti yang antara lain:
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
2. Membeli produk karena kemasannya menarik.
3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
4. Membeli produk atas kepentingan harga (bukan atas dasar
manfaat atau kegunaannya).
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan.
7. Munculnya pemikiran bahwa membeli produk dengan harga
mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).13
Menurut Lina dan Rasyid dalam Wahyu Susilowati, ada
beberapa aspek perilaku konsumtif antara lain sebagai berikut.
12 Eva Suminar dan Tatik Meiyuntari, Konsep Diri, Konformitas dan Perilaku Konsumtif pada
Remaja, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 4, No. 02, Mei 2015, loc.cit. 13 Okky Dikria dan Sri Umi Mintarti, loc.cit.
-
18
1. Pembelian impulsif. Membeli karena didasari oleh keinginan
semata, tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.
2. Pembelian tidak rasional. Membeli karena gengsi agar
dikesankan sebagai orang yang modern.
3. Pemborosan. Menghambur-hamburkan banyak tanpa didasari
adanya kebutuhan yang jelas.14
Sembiring dalam Suryo Adi Prakorso menyatakan ciri-ciri
perilaku konsumtif adalah sebagai berikut.
1. Tidak mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli
barang, hanya mempertimbangkan prestise yang melekat pada
barang tersebut.
2. Mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan.
3. Mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.
4. Tidak ada skala prioritas.15
Dari beberapa indikator perilaku konsumtif di atas, penelitian
ini mengambil pendapat menurut Sembiring, karena keempat
indikator tersebut merepresentasikan apa yang ingin diukur dalam
perilaku konsumtif seorang konsumen ketika adanya suatu teknologi
yang dimana konsumen akan merasa kurang peka dengan pola
konsumsi yang dilakukan seperti tidak mempertimbangkan
fungsi/kegunaan ketika membeli barang, mengonsumsi secara
berlebihan, mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, dan tidak
adanya skala prioritas akibat adanya kemudahan yang ditawarkan
oleh teknologi tersebut.
C. Faktor-faktor Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh beberapa faktor. Engel
dalam Suryo Adi Prakorso mengemukakan faktor perilaku
konsumtif terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
14 Wahyu Susilowati, op.cit., h. 41-43. 15 Suryo Adi Prakoso, op.cit., 2017, h. 24.
-
19
internal yang dimaksud terdiri dari motivasi, proses belajar dan
pengalaman, kepribadian dan konsep diri, keadaan ekonomi, gaya
hidup, dan sikap. Sedangkan faktor eksternal yang dimaksud terdiri
dari faktor kebudayaan, faktor kelas sosial, faktor keluarga,
kelompok acuan.16
Adapun Nugroho J. Setiadi dalam bukunya yang berjudul
“Perilaku. Konsumen: Perspektif Kontemporer para Motif, Tujuan,
dan Keinginan Konsumen” menyatakan perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain 1) faktor kebudayaan (kebudayaan, subbudaya, dan kelas
sosial), 2) faktor sosial (kelompok referensi, keluarga, peran dan
status), 3) faktor pribadi (umur dan tahapan dalam siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep
diri), dan 4) faktor psikologi dari konsumen (umur, motivasi,
persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap).17
Menurut Sangadji dan Sopiah, faktor yang mempengaruhi
perilaku perilaku konsumen untuk membeli atau mengonsumsi
produk atau jasa memiliki faktor utama, yakni faktor lingkungan
konsumen dan perbedaan individu. Faktor lingkungan yang
dimaksud meliputi budaya, kelas sosial, pribadi, keluarga, dan
situasi. Sedangkan faktor perbedaan perilaku individu yang
dimaksud meliputi sumber daya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, dan sikap. Kedua faktor ini dianggap
penting dan nantinya akan dievaluasi dalam proses keputusan
pembelian konsumen.18
Berdasarkan beberapa faktor yang telah disebutkan di atas,
secara garis besar faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif
16 Ibid., h. 20-22 17 Nugroho J. Setiadi, Perilaku. Konsumen: Perspektif Kontemporer para Motif, Tujuan, dan
Keinginan Konsumen, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 10-14. 18 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, op.cit., h. 39-40.
-
20
seorang konsumen terdiri dari faktor internal dan eksternal yang
dimana keduanya penting dalam mempengaruhi konsumen dalam
memutuskan untuk membeli suatu barang atau jasa. Dengan kata
lain, faktor-faktor tersebut bukan hanya berasal dari dalam diri
konsumen saja melainkan dari luar konsumen terutama lingkungan
juga dapat mempengaruhi perilaku konsumtif seorang konsumen
tersebut.
4. Uang Elektronik
A. Pengertian Uang Elektronik
Secara sederhana, uang elektronik memiliki arti alat
pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uangnya
disimpan dalam media elektronik tertentu. Dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, uang
elektronik adalah instrumen pembayaran yang memenuhi unsur
sebagai berikut:
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu
kepada penerbit;
b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server
atau chip; dan
c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan
merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang yang mengatur mengenai perbankan. Nilai uang
elektronik juga merupakan nilai uang yang disimpan secara
elektronik dalam suatu media server atau chip yang dapat
dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran dan/atau
transfer dana.19
Bank for International Settlement (BIS) dalam Aneke dkk.,
mendefinisikan uang elektronik sebagai “produk stored value (nilai
19 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, h. 3-4.
-
21
tersimpan) atau prepaid (prabayar) dimana catatan dana atau nilai
yang dimiliki konsumen disimpan pada perangkat elektronik yang
dimiliki oleh konsumen.20
Laila Ramadhani dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Uang Elektronik terhadap Pengeluaran Konsumsi
Mahasiswa” mendefinisikan uang elektronik sebagai alat
pembayaran yang dapat digunakan untuk berbagai macam jenis
pembayaran (multi purposed), tidak seperti kartu telepon yang
merupakan single-purpose prepaid card. 21
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa uang elektronik
merupakan salah satu inovasi instrumen pembayaran yang muncul
akibat dari dampak perkembangan teknologi yang semakin pesat
dengan menggunakan media elektronik tertentu yang dimana
dimiliki konsumen dan telah mendapat izin serta diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia.
B. Jenis dan Batas Uang Elektronik
Seperti yang telah tertera dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Eletronik mengenai lingkup
penyelenggaraan uang elektronik, uang jenis ini dibedakan menjadi
dua, yakni closed loop dan open loop.
1. Closed loop, yaitu uang Elektronik yang hanya dapat digunakan
sebagai instrumen pembayaran kepada penyedia barang atau
jasa yang merupakan penerbit uang elektronik tersebut.
2. Open loop, yaitu uang elektronik yang dapat digunakan sebagai
instrumen pembayaran kepada penyedia barang atau jasa yang
bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.
20 Aneke Nurdian Dwi Sari, dkk., “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik terhadap Perilaku
Konsumen”, Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 6, No. 1, 2020, h. 2. 21 Laila Ramadhani, op.cit., h. 4.
-
22
Dalam hal ini, sebagaimana yang dimaksud dari pernyataan di
atas, uang elektronik dapat dibedakan berdasarkan media
penyimpanan dan pencatatan data identitas pengguna.
1. Media penyimpanan nilai uang elektronik yang berupa:
a. Server based, yang menggunakan media penyimpanan
berupa server yang dimana nilai uang elektroniknya hanya
dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit.
Seperti T-Cash, Rekening Ponsel, Gopay, OVO, Dana,
Shopeepay dan sebagainya.
b. Chip based, yang menggunakan media penyimpanan berupa
chip yang dimana nilai uang elektroniknya selain dicatat
pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit juga
dicatat pada media uang elektronik yang dikelola oleh
pemegang. Hal ini mendukung kemungkinan transaksi
dilakukan secara offline dan uang elektronik berbasis kartu
seperti halnya TapCash BNI, Flazz BCA, Brizzi BRI,
Mandiei e-Money Bank Mandiri, JakCard Bank DKI, dan
sebagainya.22
2. Pencatatan data identitas pengguna uang elektronik yang berupa:
a. Unregistered, yakni uang elektronik yang data identitas
penggunanya tidak terdaftar dan tidak tercatat pada penerbit.
Dalam hal ini, batas maksimum nilai Uang Elektronik yang
tersimpan pada media chip atau server untuk jenis
unregistered adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah).
b. Registered, yaitu uang elektronik yang data identitas
penggunanya terdaftar dan tercatat pada penerbit. Dalam
kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal
nasabah dalam menerbitkan uang elektronik Registered.
Adapun batas maksimum nilai uang elektronik yang
22 Peraturan Bank Indonesia, op.cit., h. 6-7.
-
23
tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered
adalah Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah).23
Berbagai macam jenis uang elektronik di atas dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dimana pasti berbeda
antarsatu individu dengan individu lainnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa jenis uang elektronik dalam lingkup
penyelenggaranya dapat dibedakan menjadi closed loop dan open
loop sedangkan dalam close loop dan open loop uang elektronik
dapat dibedakan menjadi uang elektronik dengan media
penyimpanan server dan chip dan data identitas penggunanya dapat
dibedakan menjadi unregistered dan registered.
C. Pihak-pihak Penyelenggara Uang Elektronik
Adanya uang elektronik, tidak terlepas dari adanya pihak-
pihak penyelenggara uang elektronik. Dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018, pihak-pihak penyelenggara uang
elektronik ini harus memuat unsur:
1. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari uang elektronik.
2. Prinsipal adalah bank atau lembaga selain bank yang
bertanggungjawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan
antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau
acquirer, dalam transaksi uang elektronik yang kerjasama
dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.
3. Penerbit adalah bank atau lembaga selain bank yang
menerbitkan uang elektronik.
4. Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan
kerjasama dengan pedagang (merchant), yang dapat memproses
uang elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain.
23 Bank Indonesia, Uang Elektronik, (https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-
konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx). Diakses pada tanggal
6 April 2020 jam 13.00
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspxhttps://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx
-
24
5. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang
menerima pembayaran dari transaksi penggunaan uang
elektronik.
6. Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank
yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan
masing-masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka
transaksi uang elektronik.
7. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga
selain bank yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap
penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-
masing penerbit dan/atau acquirer dalam rangka transaksi uang
elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari penyelenggara
kliring.24
Penyelenggara uang elektronik ini pula harus tetap dilakukan
dalam mata uang rupiah, memberikan manfaat bagi perekonomian
Indonesia, dan dilakukan dengan tetap mengedepankan penerapan
fungsi kehati-hatian, manajemen risiko, serta persaingan usaha yang
sehat.25 Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa sudah
terdapat 50 penyelenggara uang elektronik yang telah mendapat izin
dari Bank Indonesia yang dapat dilihat dari Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Penyelenggara Uang Elektronik
No.
Nama
No.
Nama
Penerbit Server
Based
Chip
Based Penerbit Server
Based
Chip
Based
1 PT Artajasa
Pembayaran
Elektronis
MYNT E-
Money
- 26 PT Visionet
Internasional
OVO Cash -
2 PT Bank
Central Asia
Tbk
Sakuku Flazz 27 PT Inti
Dunia
Sukses
ISaku -
3 PT Bank CIMB
Niaga
Rekening
Ponsel
- 28 PT Veritra
Sentosa
Internasional
Paytren -
24 Bank Indonesia, loc.cit. 25 Peraturan Bank Indonesia, loc.cit.
-
25
4 PT Bank DKI Jakarta
One
(JakOne)
JakCard 29 PT Solusi
Pasti
Indonesia
KasPro
(d/h PayU)
-
5 PT Bank
Mandiri
(Persero) Tbk
Mandiri e-
Cash
Mandiri
e-Money
30 PT Bluepay
Digital
Internasional
Bluepay
Cash
-
6 PT Bank Mega
Tbk
Mega
Virtual
Mega
Cash
31 PT Ezeelink
Indonesia
Ezeelink -
7 PT Bank
Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
UnikQu TapCash 32 PT E2Pay
Global
Utama
M-Bayar -
8 PT Bank
Nationalnobu
Nobu e-
Money
Nobu e-
Money
33 PT Cakra
Ultima
Sejahtera
DUWIT -
9 PT Bank
Permata
BBM
Money
- 34 PT Airpay
International
Indonesia
SHOPEEP
AY
-
10 PT Bank
Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk
T bank Brizzi 35 PT Bank
Sinarmas
Tbk
Simas E-
Money
-
11 PT Finnet
Indonesia
Finpay
Money (d/h
Mobile
Cash)
- 36 PT
Transaksi
Artha
Gemilang
OttoCash -
12 PT Indosat,
Tbk
IMkas (d/h
PayPro d/h
Dompetku)
- 37 PT Fintek
Karya
Nusantara
LinkAja -
13 PT Nusa Satu
Inti Artha
DokuPay - 38 PT Max
Interactives
Tecnologies
Zipay -
14 PT Skye Sab
Indonesia
Skye
Mobile
Money
SkyeCard 39 PT Sarana
Pactindo
PACCash -
15 PT
Telekomunikasi
Indonesia, Tbk
Flexy Cash iVas
Card
40 PT Datacell
Infomedia
PAYDIA -
16 PT
Telekomunikasi
Selular
T-Cash Tap Izy 41 PT Netzme
Kreasi
Indonesia
Netzme -
-
26
17 PT XL Axiata,
Tbk
XL Tunai - 42 PT Bank
BNI Syariah
Hasanahk
u
-
18 PT Smartfren
Telecom Tbk
Uangku - 43 PT MNC
Teknologi
Nusantara
Spinpay -
19 PT Dompet
Anak Bangsa
Gopay - 44 PT Kereta
Commuter
Indonesia
- KMT
20 PT Witami
Tunai Mandiri
Truemoney - 45 PT Mass
Rapid
Transit
- MTT
21 PT Espay Debit
Indonesia Koe
Dana (d/h
Unik)
- 46 PT Astra
Digital Arta
- Astra
Pay
22 PT Bank QNB
Indonesia Tbk
Dooet - 47 PT Bank
OCBC NISP
- One
Wallet
23 PT BPD
Sumsel Babel
- BSB
Cash
48 PT Rpay
Finansial
Digital
Indonesia
Yourpay
24 PT Buana
Media
Teknologi
Gudang
Voucher
- 49 PT Visi Jaya
Indonesia Eidupay
25 PT Bimasakti
Multi Sinergi
Speed
Cash
- 50 PT Bank
Jabar dan
Banten
DigiCash
Sumber: Bank Indonesia (2020)
Ke-50 penyelenggara uang elektronik tersebut berlomba-
lomba menarik minat masyarakat untuk menggunakan uang
elektronik yang diterbitkannya dengan menawarkan berbagai
macam kemudahan yang dapat memenuhi kebutuhan masing-
masing penggunanya.
D. Penggunaan Uang Elektronik
Penggunaan sistem menurut Davis dalam Lailatu Syifa adalah
kondisi nyata pada penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk
pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan
teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka
meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan
-
27
meningkatkan produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi
nyata penggunaan.26
Apabila mengacu kepada definisi uang elektronik menurut
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018, uang elektronik
merupakan salah satu bentuk aplikasi sistem yang dimana memuat
sebuah teknologi di dalamnya. Oleh karena itu, penggunaan uang
elektronik adalah kondisi nyata dari penggunaan layanan uang
elektronik oleh masyarakat.
Dengan uang elektronik, masyarakat akan dimudahkan dalam
melakukan transaksi pembayaran karena sangat applicable untuk
melakukan transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya
tinggi dan tidak akan lagi menerima uang kembalian dalam bentuk
barang akibat pedagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai
kecil (receh).
E. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Uang Elektronik
Penggunaan uang elektronik dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pada umumnya, penelitian sebelumnya berfokus dengan beberapa
faktor yang langsung tertuju dengan faktor yang dimaksud seperti
faktor kemudahan, kemanfaatan, promosi, dan sebagainya, namun
terdapat pula yang menurunkan dari beberapa faktor yang ada pada
model TAM (Techonology Acceptance Model) yang dikemukakan
oleh Fred Davis 1986.
Davis dalam Indrawati dkk. mengembangkan TAM, untuk
digunakan untuk mengukur mengapa sikap (attitude) dan
kepercayaan (beliefs) konsumen dapat berpengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam menerima atau menolak produk sistem
informasi dan membaginya menjadi dua determinan utama sebagai
26 Lailatu Syifa, op.cit., h. 35.
-
28
dasar hubungan terkait penggunaan sistem, yaitu perceived
usefulness (kemanfaatan) dan perceived ease of use (kemudahan).27
Dalam hal ini, perceived ease of use (kemudahan) menurut
Davis dalam Indrawati dkk. diartikan sejauh mana seseorang yakin
bahwa menggunakan sistem tertentu tidak memerlukan usaha yang
keras atau dengan kata lain mudah.28 Sedangkan Dewi Fatmasari
dan Sri Wulandari menjelaskan perceived easy of use (kemudahan)
mengacu sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan
sistem tertentu akan bebas dari upaya, kata kemudahan memiliki
definisi kebebasan dari kesulitan atau usaha besar.29 Disamping itu,
perceived easy to use (kemudahan) yang dikemukakan oleh Davis
dalam Rithmaya diartikan sebuah teknologi didefinisikan sebagai
suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer atau sistem
dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Indikator yang
digunakan untuk mengukur perceived easy to use ini menurut Davis
adalah mudah dipelajari, fleksibel, dapat mengontrol pekerjaan,
serta mudah digunakan.30
Keempat indikator kemudahan penggunaan menurut Davis
tersebut apabila ditarik korelasinya dengan penggunaan uang
elektronik dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Mudah dipelajari
Pemahaman uang elektronik dapat diperoleh dari agen
layanan keuangan digital maupun akses pribadi melalui telepon
genggam.31 Dengan demikian, uang elektronik sangatlah mudah
dimengerti dan dapat digunakan sesuai kebutuhan para
penggunanya.
27 Indrawati, dkk., op.cit., h. 20 28 Ibid., h. 20. 29 Dewi Fatmasari dan Sri Wulandari, op.cit., h. 96. 30 Chitra Laksmi Rithmaya, loc.cit. 31 Dien Ilham Genady, “Pengaruh Kemudahan, Kemanfaatan, dan Promosi Uang Elektronik
terhadap Keputusan Penggunaan Uang Elektronik di Masyarakat (Studi Kasus di Provinsi DKI
Jakarta)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018, h. 27.
-
29
2. Fleksibel
Fleksibel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti luwes, mudah, dan cepat menyesuaikan diri.32 Uang
elektronik dapat digunakan pada mechant yang sudah
bekerjasama dengan bank, pengaplikasiannya sudah banyak
berkaitan dengan transportasi, parkir, tol, fast food, dan
sebagainya yang mudah dijangkau oleh para penggunanya. Di
samping itu pengisian ulang saldo uang elektronik dapat mudah
dilakukan melalui bank, ATM, mobile banking ataupun pada
minimarket tertentu.33 Dengan demikian, penggunaan uang
elektronik dapat dilakukan dimana dan kapanpun sehingga dapat
disesuaikan dengan penggunanya.
3. Dapat mengontrol pekerjaan
Penggunaan uang elektronik mengandung nilai praktis hanya
dengan dua syarat, yakni adanya saldo dalam uang elektronik
dan mesin untuk bertransaksi. Dengan demikian, uang
elektronik dapat membantu mempercepat pekerja penggunanya
dan transaksi yang dilakukan.
4. Mudah digunakan
Uang elektronik merupakan alternatif instrumen
pembayaran. Apabila seseorang ingin menggunakan uang
elektronik, maka hanya harus memastikan uang elektronik
tersebut memiliki saldo yang cukup. Cara penggunaannya pun
mudah hanya dengan menempelkan (tap) kartu ke mesin
Electronic Data Capture (EDC) bagi uang elektronik berbasis
chip dan mengatur layanan sesuai yang diinginkan bagi uang
elektronik berbasis server.34
32 KBBI Daring Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/). Diakses
pada tanggal 19 Agustus 2020 pukul 22.47. 33 Dien Ilham Genady, loc.cit. 34 Ibid., h. 26.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
-
30
Dari dua faktor penggunaan yang dikemukakan Davis
tersebut, peneliti mengambil pendapat Davis mengenai kemudahan
dalam menggunakan uang elektronik. Hal ini sejalan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor kemudahan yang
dapat mempengaruhi seseorang dalam menggunakan uang
elektronik. Sehingga peneliti menggunakan indikator kemudahan
penggunaan yang juga dikemukakan Davis, yakni mudah dipelajari,
fleksibel, dapat mengontrol pekerjaan, dan mudah digunakan.
Sesuai dengan keadaan seseorang ketika menggunakan suatu
teknologi bukan hanya karena kemudahan seperti mudah dipelajari
dan mudah digunakan saja melainkan juga dapat membantu untuk
mengontrol pekerjaan dan fleksibel dalam penggunaannya.
F. Uang Elektronik Mode Baru Konsumtif Masyarakat Kelas
Menengah
Sosialisasi dan kampanye penggunaan uang elektronik telah
dicanangkan oleh Bank Indonesia sejak 2014 melalui Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT). Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT) merupakan gerakan yang ditunjukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai
yang secara berangsur-angsur akan membentuk suatu komunitas
atau masyarakat yang menggunakan instrumen non tunai (Less Cash
Society/LSC) dalam melakukan kegiatan ekonominya.35 Lambat
laun perkembangan transaksi pembayaran menuju less cash society
menjadi trend yang tidak bisa dihindari. Begitu halnya dengan
peningkatan penggunaan teknologi digital dalam melakukan
kegiatan konsumsi.
Dalam era seperti ini, peran teknologi sangat menentukan
motif konsumsi yang dilakukan oleh publik terutama masyarakat
35 Tirta Segara, Bank Indonesia Mencanangkan Gerakan Non Tunai, 2014,
(https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/pages/sp_165814.aspx). Diakses pada tanggal 20
Juli 2020 jam 17.54.
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/pages/sp_165814.aspx
-
31
kelas menengah. Less Cash Society dengan uang elektronik telah
menimbulkan berbagai perubahan sosial dalam masyarakat kelas
menengah Indonesia.36 Masyarakat ini merupakan masyarakat yang
cepat mengakses informasi dan teknologi. Oleh karena itu,
perkembangan teknologi dengan uang elektronik akan cepat
menyebar.
Kini masyarakat kelas menengah tersebut sudah menerima dan
terbiasa menggunakan uang elektronik sebagai pembayaran yang
sah dalam transaksi. Hal ini terjadi karena kalangan tersebut
senantiasa menuntut segala kepraktisan dan kemudahan dalam
melakukan berbagai transaksi. Pada umumnya, mereka ingin
menampilkan sisi kepraktisan namun masih elegan.
Hasil analisis konsumsi dalam kasus kelas menengah
Indonesia melalui skema masyarakat non tunai (less cash society)
yang dilakukan oleh Warsisto Raharjo Jati menemukan bahwa
teknologi secara jelas berperan penting mendorong konsumsi kelas
menengah Indonesia agar lebih konsumtif. Kehadiran uang
elektronik menjadi salah satu cara mendorong masyarakat menjadi
konsumtif. Selain itu, adanya sentuhan teknologi dalam konsumsi
melalui uang elektronik telah memberikan warna baru dalam
memaknai konsumsi. Konsumsi tidak hanya menggunakan fungsi
utilitasnya untuk dihabiskan, namun juga fungsi identitas yang perlu
dipenuhi.37
Dengan demikian, penggunaan uang elektronik secara tidak
langsung dapat mempengaruhi pola konsumsi seseorang, terlebih
lagi pada masyarakat yang cepat mengakses informasi dan teknologi
serta senantiasa menuntut segala kepraktisan dan kemudahan dalam
melakukan berbagai transaksi. Mereka akan mudah menerima
36 Warsisto Raharjo Jati, “Less Cash Society: Mengakar Mode Konsumerisme Baru Kelas
Menengah Indonesia”, Jurnal Sosioteknologi, Vol. 14, No. 2, 2015, h. 109. 37 Ibid., h. 110-112.
-
32
hadirnya uang elektronik dan menggunakannya sebagai pengganti
dompet untuk belanja atau mengakses keperluan lain. Hal inilah
dapat mendorong seseorang menjadi konsumtif dan memberi makna
baru dalam berkonsumsi.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan berguna untuk menghindari kesamaan baik variabel
maupun judul sebagai upaya pengembangan pelaksanaan penelitian. Pada
bagian ini juga dijelaskan persamaan dan perbedaan dari penelitian sebelumnya.
Berikut ringkasan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya.
1. Laila Ramadhani (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money) terhadap Pengeluaran
Konsumsi Mahasiswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan kartu debit dan uang elektronik (e-money) terhadap
pengeluaran konsumsi mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas
Negeri Malang tahun angkatan 2014 yang telah menempuh beberapa mata
kuliah yang berkaitan dengan keuangan dan perbankan sehingga lebih
paham mengenai kartu debit dan uang elektronik (e-money) dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling dan metode analisis regresi linier
sederhana. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara penggunaan kartu debit dan uang elektronik (e-
money) terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa. 38
2. Aneke Nurdian Dwi Sari, Zaini Abdul Malik, dan Yayat Rahmat Hidayat
(2020) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik
(E-Money) terhadap Perilaku Konsumen”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perilaku konsumen menurut Islam, perilaku konsumen
mahasiswa jurusan hukum ekonomi syari’ah angkatan 2015 setelah
menggunakan e-money, dan pengaruh penggunaan uang elektronik (e-
money) terhadap perilaku konsumen mahasiswa jurusan hukum ekonomi
38 Laila Ramadhani, op.cit.
-
33
syari’ah. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode analisis regresi sederhana serta teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Adapun hasil penelitian ini
adalah uang elektronik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku konsumen berdasarkan faktor agama.39
3. Warsisto Raharjo Jati (2015) dalam jurnal yang berjudul “Less Cash
Society: Mengakar Mode Konsumerisme Baru Kelas Menengah Indonesia”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library
top related