pengaruh media poster terhadap pengetahuan …
Post on 03-Dec-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MEDIA POSTER TERHADAP PENGETAHUAN
TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMA NEGERI 1
TANJUNGBALAI
TAHUN 2019
SKRIPSI
OLEH :
SRI MEDIATI NASUTION
NIM : 1702022101
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
2
PENGARUH MEDIA POSTER TERHADAP PENGETAHUAN
TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMA NEGERI 1
TANJUNGBALAI
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Oleh :
SRI MEDIATI NASUTION
NIM : 1702022101
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
4
Telah Diuji pada Tanggal : 26 Agustus 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Wanda Lestari, STP., M.Gizi
Anggota : 1. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M
2. dr. Mara Laut Siregar, M.K.M
6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Sri Mediati Nasution
Tempat Tanggal Lahir : Tanjungbalai, 30 September 1976
Status : Mahasiswi
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Subur Lk. II Kelurahan Kuala Silo Bestari
Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai
Anak Ke : 11 dari 6 Bersaudara
II. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Alm. Surya Bakti Nasution
Pekerjaan : -
Nama Ibu : Ernawati Lubis
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Mekar I Kelurahan Sijambi Kecamatan Datuk
Bandar Kota Tanjungbalai
III. Riwayat Pendidikan Tahun 1983-1989 : SD Negeri 134417 Tanjungbalai
Tahun 1989-1992 : SMP Swasta Kemajuan Tanjungbalai
Tahun 1992-1995 : SMA Negeri II Tanjungbalai
Tahun 1995-1995 : Akademi Refraksi Optisi Binalita Sudama Medan
Tahun 2018-2019 : S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Masyarakat
i
ABSTRAK
PENGARUH MEDIA POSTER TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
BAHAYA MEROKOK DI SMA NEGERI 1 TANJUNGBALAI
TAHUN 2019
SRI MEDIATI NASUTION
NIM : 1702022109
Rokok menjadi salah satu penyebab terbesar kematian yang dapat dicegah
di masyarakat. Penggunaan media seperti poster dapat menjadi alternatif untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya rokok. Berdasarkan
survei awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Tanjungbalai
menunjukkan bahwa dari 10 orang siswa, 6 orang siswa tidak mengetahui bahaya
rokok dan 4 orang siswa mengetahui tentang bahaya rokok. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh media poster terhadap pengetahuan tentang bahaya
rokok.
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperiment dengan
metode pretest dan postest one group. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X IA dan XIS dengan jumlah 276 siswa dan teknik sampel yang
digunakan adalah Stratified Random Sampling yaitu sebanyak 74 siswa. Analisis
data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan statistik uji
independent sample t test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswa sebelum
diberikan poster sebagian besar memiliki pengetahuan kurang sebanyak 45
responden (60,8%) dan pengetahuan siswa sesudah diberikan poster sebagian besar
memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 37 responden (50,0%). Hasil uji statitis
menunjukkan nilai t-hitung pengetahuan siswa tentang bahaya rokok ssudah dan
sebelum diberikan media poster adalah 7,132 dengan probabilitas (sig) 0,000.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sebelum diberikan media poster dengan
pengetahuan siswa sesudah diberikan media poster. Diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan informasi kepada guru serta siswa agar dapat
mengetahui tentang bahaya merokok serta penyakit-penyakit yang dapat
ditimbulkan dari merokok melalui poster-poster bahaya rokok yang ada di
lingkungan sekolah mereka.
Kata Kunci : Media Poster, Pengetahuan tentang Bahaya Rokok
Daftar Pustaka : 21 Buku + 9 Jurnal (2011-2019)
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena Berkat dan Rahmat dan Karunia Nya maka penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Media Poster terhadap Pengetahuan Tentang
Bahaya Merokok di SMA Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019”.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari masih banyak kesalahan
dan kekurangannya, namun harapan penulis, Pembaca dapat memperoleh manfaat
dan memberi masukan untuk penelitian selanjutnya dengan harapan penelitian ini
dapat berkembang dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini, terutama :
1. Dr. dr. Hj. Razia B. Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., MM., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helvetia.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.
4. Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik,
SDM dan Kemahasiswaan Helvetia.
5. Teguh Suharto, SE., M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi dan
Keuangan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
7. Nuraini, S.Pd., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia.
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes, selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia.
iv
10. Wanda Lestari STP., M.Gizi, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, dukungan dan masukkan dalam penyusunan
Skripsi ini.
11. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, dukungan dan masukkan dalam penyusunan
Skripsi ini.
12. dr. Mara Laut Siregar, M.K.M, selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan untuk
menyempurnakan skripsi ini.
13. Kepada Dosen dan Staf Dosen Institut Kesehatan Helvetia yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
14. Kepada Ayah, Ibu, Suami dan Keluarga yang telah banyak memberikan
dukungan baik moral, material dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
Kemudian kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik ataupun saran yang
bermanfaat dan Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Karunia dan
Hidayah Nya kepada kita semua hingga Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, 26 Agustus 2019
Penulis
Sri Mediati Nasution
Nim : 1702022101
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
1.4.1. Manfaat Teoritis ........................................................... 9
1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ..................................................... 11
2.2. Rokok ....................................................................................... 13
2.2.1. Definisi Rokok ............................................................. 13
2.2.2. Bahan Baku rokok dan Kandungan Bahan Kimia pada
Rokok ........................................................................... 14
2.2.3. Tahapan Rokok ............................................................ 18
2.2.4. Pembagian Perokok Menurut Jenisnya ........................ 19
2.2.5. Bahaya Rokok .............................................................. 20
2.3. Pengetahuan ............................................................................. 20
2.3.1. Definisi Pengetahuan ................................................... 21
2.3.2. Pembagian Pengetahuan............................................... 22
2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ........ 25
2.4. Media........................................................................................ 27
2.4.1. Definisi Media .............................................................. 27
2.4.2. Macam-Macam Media ................................................. 29
2.5. Poster ........................................................................................ 31
2.5.1. Definisi Poster .............................................................. 31
2.5.2. Syarat-Syarat Pembuatan Poster .................................. 31
2.5.3. Cara Pembuatan Poster ................................................ 31
2.5.4. Tempat Pemasangan Poster.......................................... 32
vi
2.5.5. Kegunaan dan Keuntungan Poster ............................... 32
2.6. Hipotesis Penelitian .................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34
3.1. Desain Penelitian ..................................................................... 34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 35
3.2.1. Lokasi Penelitian .......................................................... 34
3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................... 34
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................ 35
3.3.1. Populasi ........................................................................ 35
3.3.2. Sampel .......................................................................... 35
3.4. Kerangka Konsep ..................................................................... 36
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran .......................... 37
3.5.1. Definisi Operasional ..................................................... 37
3.5.2. Aspek Pengukuran ........................................................ 37
3.6. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 38
3.6.1. Jenis Data ...................................................................... 38
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 38
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................ 39
3.7. Teknik Pengolahan Data ......................................................... 41
3.8. Analisis Data ............................................................................ 42
3.8.1. Analisis Univariat ......................................................... 42
3.8.2. Analisis Bivariat ........................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 43
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 43
4.1.1. Sejarah SMA Negeri 1 Tanjungbalai ............................ 43
4.1.2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Tanjungbalai .................. 44
4.2. Hasil Penelitian ........................................................................ 45
4.2.1. Karakteristik Responden ............................................... 45
4.2.2. Analisis Univariat ......................................................... 46
4.2.3. Analisis Bivariat ........................................................... 47
4.3. Pembahasan .............................................................................. 50
4.3.1. Pengaruh Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan
Media Poster Tentang Bahaya Merokok di SMA
Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019 .............................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 57
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 57
5.2. Saran ........................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen ............. 37
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan ................................... 39
Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 41
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di SMA
Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019 ................................................. 45
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
SMA Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019 ....................................... 46
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa
Sebelum Diberikan Media Poster di SMA Negeri 1 Tanjungbalai
Tahun 2019 .................................................................................... 46
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa
Sesudah Diberikan Media Poster di SMA Negeri 1 Tanjungbalai
Tahun 2019 .................................................................................... 47
Tabel 4.5. Perbandingan Pengetahuan Siswa tentang Bahaya Rokok
Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Poster............................. 48
Tabel 4.6. Uji Normalitas ............................................................................... 48
Tabel 4.7. Uji Homogenitas ........................................................................... 49
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ 37
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Master Data Uji Validitas
Lampiran 3 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 4 : Output Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 : Output Hasil SPSS
Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi)
Lampiran 7 : Surat Izin Survei Awal dari Institut Kesehatan Helvetia Medan
Lampiran 8 : Surat Izin Uji Validitas dari Institut Kesehatan Helvetia Medan
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian dari Institut Kesehatan Helvetia Medan
Lampiran 10 : Surat Balasan Izin Survei Awal
Lampiran 11 : Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 12 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 13 : Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 1
Lampiran 14 : Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 2
Lampiran 15 : Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyebab kesakitan dan kematian terbesar sejak tahun 2010 adalah
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, jantung, dan kencing manis.
Penderitanya pun mengalami pergeseran. Kini PTM tak hanya menyerang usia
tua, tetapi usia muda juga, dari semua kalangan-baik kaya maupun miskin, tinggal
di kota maupun desa. Angka kesakitan dan kematian serta permintaan pelayanan
kesehatan (pengobatan) diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini didorong oleh
perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung tidak aktif secara fisik
(contohnya banyak menghabiskan waktu dengan menonton TV), konsumsi buah
dan sayur yang rendah (banyak makan makanan olahan, siap saji, tinggi gula,
garam, dan lain-lain serta konsumsi rokok dan alkohol (1).
Menghisap tembakau merupakan hal kebiasaan telah dikenal sejak lama
dimuka bumi. Sejak dulu bangsa yang dikenal sebagai bangsa penghisap
tembakau yaitu bangsa Indian dan Amerika Utara dimana menghisap tembakau
dijadikan sebagai pipa perdamaian yang dilakukan pada kesempatan khusus.
Kebiasaan menghisap tembakau ini kemudian berkembang luas, khususnya
setelah berkembangnya industri modern rokok diawal abad. Kebiasaan merokok
di perkirakan mulai banyak di kenal di indonesia pada awal abad ke-19 yang lalu.
Produksi rokok yang dihasilkan adalah batang sigaret kretek tangan, sigaret putih
mesin, dan sigaret kretek mesin (2).
2
Menurut catatan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2017
negara-negara yang mengkonsumsi rokok terbanyak ada sepuluh negara. Negara
yang mengkonsumsi rokok dimulai dari negara yang tinggi mengkonsumsi rokok
adalah China, India, Indonesia, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Brazil,
Bangladesh, Jerman, Turki. China menempati urutan pertama sebanyak 390 juta
perokok, India urutan kedua menempati konsumsi merokok sebesar 144 juta,
Indonesia menempati peringkat ketiga sebanyak 65 juta, Rusia 61 juta, Amerika
Serikat 58 juta, Jepang 49 juta, Brazil 24 juta, Bangladesh 23,3 juta, Jerman 22,3
juta, Turki 21,5 juta perokok (3).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 prevalensi
merokok di Indonesia pada usia ≥ 10 tahun yaitu sebanyak 28,8%, prevalensi
konsumsi tembakau pada usia ≥ 15 tahun yaitu sebanyak 67, 7% dimana 62,9%
berjenis kelamin laki-laki dan 4,8% berjenis perempuan dan selanjutnya
prevalensi populasi merokok pada usia 10-18 tahun yaitu sebanyak 9,1% dengan
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2019 5,4% (4).
Penanggulangan masalah rokok di Indonesia memang sangat dilematis. Di
satu sisi, industri rokok dianggap sebagai penghasil pajak paling besar
dibandingkan dengan sektor lain. Provinsi Sumatera Utara prevalensi perokok
tahun 2018 ≥ 10 tahun yaitu sebanyak 30% (4). Pengkonsumsian produk
tembakau pada satu sisi adalah hak pribadi masing-masing warga negara. Namun
di sisi lain, ada ruang publik yang mesti dihormati. Hak masyarakat untuk
menghirup udara segar bebas dari asap rokok, harus mendapat perhatian. Ketika
penggunaan produk tembakau telah mengganggu ketertiban dan meresahkan
3
orang lain, maka saat itu hak seseorang akan udara bersih dan sehat mulai
terabaikan (5).
Semakin meningkatnya jumlah perokok pemula pada anak dan usia
remaja, pemerintah Kota Tanjungbalai memberikan pengawasan penjualan rokok
terhadap anak. Perlunya pengawasan penjualan rokok terhadap anak karena salah
satu penyebab tumbuhnya jumlah perokok akses mendapatkan rokok sangat
mudah. Jika tidak ada pengawasan maka anak-anak akan mudah mengakses rokok
dengan berbagai motif. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai
tahun 2017 hampir 50% perokok diantaranya berada pada usia anak 15-18 tahun.
Kota Tanjungbalai sendiri terdapat mitos yang mengatakan semakin cepat anak
pandai merokok, semakin giat dia bekerja, merokok dapat menghilangkan rasa
dingin dan khusus di kalangan anak merokok dapat meningkatkan rasa percaya
diri. Hal ini merupakan salah satu yang mempengaruhi perokok pemula
meningkat, sehingga terpengaruh untuk mencoba dan akhirnya kecanduan yang
tidak bisa dihilangkan dengan mudah (6).
Rokok menjadi salah satu penyebab terbesar kematian yang dapat dicegah
di masyarakat. Akibat yang dapat ditimbulkan tidak hanya bagi perokok sendiri
(perokok aktif) namun juga pada orang yang ikut menghirup asapnya yang disebut
dengan perokok pasif. Selain berdampak pada masalah kesehatan, merokok juga
dapat berdampak pada sosial, ekonomi dan lingkungan. Rokok menjadi faktor
risiko kejadian berbagai penyakit kronis yang mematikan, seperti kanker, penyakit
paru-paru dan penyakit kardiovaskuler. Risiko tersebut muncul akibat zat kimia
yang terkandung di dalamnya seperti nikotin dan karbon monoksida serta racun-
4
racun lainnya yang dihisap dan masuk ke dalam tubuh. Jika jumlah konsumsi
rokok semakin meningkat maka akan berdampak pada semakin tingginya angka
morbiditas dan mortalitas akibat rokok (3).
Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada
manusia, pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang
diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk
mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan kebiasaan
ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi. Bagi
seorang perokok kebiasaan merokok sulit dihentikan karena merokok sudah
menjadi kebutuhan hidupnya (punya kenikmatan sendiri saat merokok).
Kebiasaan merokok sangatlah memprihatinkan, setiap saat kita menjumpai di
masyarakat dari berbagai usia. Mereka hanya memikirkan apa yang akan
membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan
rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dan
kurangnya kesadaran pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan
bahaya dari penggunaan rokok tersebut (7).
Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat yang berfokus pada upaya promotif dan preventif. Upaya
ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar mampu menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri (8). Pemberian informasi dan
edukasi melaui media merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan. Media
merupakan alat bantu saluran komunikasi yang bermanfaat untuk mempermudah
penyampaian pesan kesehatan pada masyarakat. Penggunaan media seperti poster
5
dapat menjadi alternatif untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Media digunakan untuk mempermudah penyampaian pesan kepada target
pendidikan. Salah satu media yang sering digunakan yakni media poster. Pada
media poster ini dapat menampilkan gambar-gambar yang menarik, lebih lengkap,
lebih praktis untuk dibawa, tahan lama, pembuatannya murah, memberikan rasa
keindahan serta mempermudah pemahaman dan mudah dipelajari dimana saja.
Media ini juga tidak memerlukan arus listrik yang kadang menjadi kendala
pendidikan kesehatan dengan media slide (9).
Selain media, perilaku merupakan faktor yang memegang peranan hampir
60% dalam determinan kesehatan, di samping faktor lingkungan. Pelaksanaan
upaya kesehatan melalui gerakan hidup sehat diarahkan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan yaitu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya melalui peningkatan keterjangkauan (accessibility), kemampuan
(affordability), kualitas (quality) pelayanan kesehatan sehingga mampu
mengantisipasi perubahan, perkembangan, masalah dan tantangan dalam
pembangunan kesehatan (9).
Lawrence Green dalam Notoatmodjo, menganalisis perilaku manusia dari
tingkat kesehatan, dengan mewujudkannya melalui program promosi kesehatan
yang dikenal dengan adanya model pengkajian dan penindaklanjutan (Precede
Proceed Model). Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha
mengubah, memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih
positif. Lawrence Green (1980) juga menjelaskan bahwa perilaku itu ditentukan
6
atau terbentuk dari faktor predisposisi (atau faktor dari dalam diri individu ini
meliputi pengetahuan dan sikap), faktor pendukung (informasi kesehatan) dan
faktor pendorong (petugas kesehatan) (9).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan tahun 2017
menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang rokok dari iklan
yang terdapat di billboard rokok, sikap ingin merokok setelah melihat iklan pada
billboard rokok, dan tindakan membeli serta mengkonsumsi rokok yang
diiklankan di billboard. Dampak dari media iklan billboard memiliki pengaruh
terhadap tindakan merokok (10).
Nurmiyanto dalam penelitiannya tahun 2013 mengemukakan bahwa
dibalik kenikmatan yang dirasakan oleh para perokok tersebut terdapat bahaya
yang sangat mematikan bagi dirinya dan kehidupan masa depannya. Hal inilah
yang ingin dicegah melalui sosialisasi ini. Karena apabila Merokok telah menjadi
sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, maka bahaya
merokok juga akan mengintai masa depannya. Masa depan perokok akan menjadi
suram, lihatlah ketika mereka ketagihan untuk mengkonsumsi sebatang rokok,
Jika sudah fatal, maka mereka akan melakukan segala cara untuk dapat menikmati
sebatang rokok. Penyakit yang timbul akan tergantung dari kadar zat berbahaya
yang terkandung, kurun waktu kebiasaan merokok, dan cara menghisap rokok.
Semakin muda seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut
mendapat penyakit saat tua (11).
Masalah penyakit bukan hanya terjadi pada perokok aktif namun juga pada
perokok pasif. Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-
7
paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan, selain gangguan kesehatan
para perokok pasif juga dapat mengalami menurunnya nafsu makan dan
konsentrasi. Beberapa dampak negatif tersebut hanyalah sebagian kecil dari
pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh asap rokok. Dengan berbagai
dampak negatif tersebut kebisaaan merokok tidak pernah berkurang, baikdi
tempat-tempat umum seperti mall, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan tempat
umum lainnya yang bukan merupakan area merokok. Larangan merokok di
tempat umum melanggar hak azasi dari perokok itu sendiri, sedangkan fakta yang
ada adalah merokok di tempat umum melanggar hak azasi orang lain untuk
menikmati udara segar dan bersih yang menyebabkan gangguan kesehatan bagi
perokok pasif (12).
SMA Negeri 1 Tanjungbalai sebagai instansi yang bergerak di bidang
pendidikan seharusnya merupakan lokasi yang steril dari asap rokok pun masih
dihadapkan pada permasalahan ini. Lambang larangan merokok terdapat terlihat
di sudut-sudut sekolah, di ruang tunggu, lorong-lorong, dimanapun sudut sekolah
tersebut, pastilah terdapat peraturan dilarang merokok dan poster-poster tentang
bahaya merokok. Namun terkadang, lambang rokok dengan lingkaran merah
berpalang tidak lagi efektif untuk memperingatkan para siswa. Keadaan seperti ini
sangatlah ironis mengingat seharusnya sekolah adalah tempat yang steril dan
bebas dari segala macam polusi asap rokok. Minimnya pendekatan dari sisi
humanis menyebabkan larangan poster-poster tersebut condong sebagai
peringatan keras ketimbang peringatan halus. Larangan merokok yang terdapat di
sekolah sudah mengandung unsur edukasi karena telah disebutkan alasan-alasan
8
mengapa merokok dilarang dan apa dampak buruknya bagi kesehatan, namun
masih ada juga siswa yang mencari tempat sembunyi-sembunyi untuk merokok.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1
Tanjungbalai menunjukkan bahwa dari 10 orang siswa, 6 orang diantaranya masih
belum mengetahui tentang bahaya merokok dan menganggap poster tentang bahaya
merokok hanya semata untuk menakuti masyarakat agar tidak merokok, sedangkan
4 orang diantaranya sudah mengetahui bahaya merokok dan merasa takut terkena
penyakit yang ditimbulkan dari rokok serta mereka mencoba untuk berhenti
merokok. Beberapa masalah ini timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan siswa
tentang bahaya rokok dan kurangnya pengetahuan siswa tentang fungsi poster yang
telah dibuat. Siswa menganggap bahwa asap rokok tidak akan mengganggu
lingkungan sekolah. Perokok juga merasa poster yang menjelaskan tentang bahaya
rokok hanya sekedar untuk membuat takut siswa agar tidak merokok di area
sekolah. Selain itu siswa dilingkungan sekolah mengatakan poster yang dibuat tidak
dalam jumlah banyak, jadi mereka tetap bisa merokok pada tempat yang tidak ada
ditempelkan poster tentang bahaya merokok. Selanjutnya siswa juga mengatakan
bahwa petugas kesehatan dan pihak sekolah juga tidak ada menjelaskan isi poster
yang dibuat dan tidak pernah menegur secara tegas bagi siswa yang kedapatan
merokok di lingkungan sekolah.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang Pengaruh Media Poster terhadap Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di
SMA Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019.
9
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh media poster terhadap pengetahuan tentang bahaya
merokok di SMA Negeri 1 Tanjungbalai tahun 2019.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan tentang bahaya merokok
di SMA Negeri 1 Tanjungbalai tahun 2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh media poster terhadap pengetahuan tentang
bahaya merokok di SMA Negeri 1 Tanjungbalai tahun 2019.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi Institut Kesehatan Helvetia
Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Institut Helvetia Medan sebagai
sumber informasi bagi mahasiswa/i untuk menambah pengetahuan dan
sebagai referensi di perpustakaan Institut Helvetia Medan.
2. Bagi Peneliti Lanjutan
Bagi Peneliti Lanjutan sebagai bahan masukan bagi peniliti lain agar dapat
menyempurnakan penelitian tentang pengaruh media poster terhadap
pengetahuan tentang bahaya merokok.
10
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru dan Siswa
Sebagai bahan informasi kepada guru serta siswa agar dapat mengetahui
tentang bahaya merokok serta penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dari
merokok melalui poster-poster bahaya rokok yang ada di lingkungan sekolah
mereka.
2. Bagi Tempat Penelitian
Bagi tempat penelitian dapat menjadi salah satu cermin pelayanan kesehatan
dan pelayanan pendidikan yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada
siswa dan pihak sekolah, serta menjadi bahan masukan dalam rangka
meningkatkan mutu atau kualitas dalam memperbaiki sistem pelayanan
kesehatan di wilayah lingkungan sekolah serta bahan evaluasi dan penambah
wawasan kepada petugas atau pelaksana dalam meningkatkan wawasan siswa
tentang bahaya merokok melalui media poster.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan tahun 2012 tentang Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Bahaya Merokok terhadap Perilaku Mengurangi Konsumsi
Rokok pada Remaja (Studi Kasus di Dukuh Kluweng Desa Kejambon Kecamatan
Taman Kabupaten Pemalang), menunjukkan bahwa sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan didapatkan kategori cukup baik sebanyak 36.7%, tidak baik
63.3%. Setelah diberikan pendidikan kesehatan jumlahnya menurun yaitu dari
kategori cukup baik sebanyak 90.0%, tidak baik 10.0% dan secara statistik
bermakna (Z = -4,797; p=0,000). Disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara pendidikan kesehatan bahaya merokok terhadap perilaku
mengurangi konsumsi rokok.Untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini,
dihrapkan pihak dari tenaga kesehatan sebagai pemegang peranan penting dalam
memberikan informsi tentang rokok dan bahayanya kepada remaja (13).
Jadmiko menjelaskan dalam penelitiannya tahun 2013 tentang
Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Rokok Dalam Bentuk
Media Tercetak Di Rumah Sakit Pelita Anugerah, bahwa pendekatan dengan
lambang dilarang merokok yang terdapat di Rumah Sakit selama ini kurang
efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok. Hal
ini dikarenakan kurang menariknya bentuk media sosialisasi yang dibuat. Salah
satu cara yang dapat ditempuh agar menarik minat dan perhatian pengunjung
11
12
adalah dengan membuat media-media alternatif komunikasi visual Iklan Layanan
Masyarakat yang menarik, komunikatif dan efektif sekaligus mengedukasi para
perokok agar tidak merokok khususnya di dalam Rumah Sakit Pelita
Anugerah.Untuk meningkatkan kesadaran pengunjung penulis memilih jenis
media-media alternatif komunikasi visual dalam bentuk media tercetak, media
yang digunakan dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat ini terdiri dari
serangkain media seperti poster, X-Banner, kalender, brosur, stiker, pin dan
gantungan kunci (14).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Listriawulan tahun 2017
tentang Pengaruh Penyuluhan terhadap Persepsi Remaja Tentang Merokok di
SMA Negeri 2 Ngaglik, menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat persepsi
sebelum mendapatkan penyuluhan dan setelah mendapatkan penyuluhan tentang
merokok di SMA Negeri 2 Ngaglik. Diharapkan dapat meningkatkan serta
memaksimalkan program PIKR, pemasangan poster tentang bahaya merokok
perlu ditingkatkan sehingga siswa lebih memahami permasalahan terkait dengan
bahaya merokok (15).
Dharmastuti dalam penelitiannya tahun 2017 tentang Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang Bahaya Merokok Melalui Media Booklet dan Poster terhadap
Pengetahuan dan Sikap Siswa SMP N 2 Tasikmadu, menjelaskan bahwa terdapat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang bahaya merokok melalui media booklet (p = 0,000) dan media poster (p =
0,017). Terdapat perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang bahaya merokok melalui media booklet (p = 0,000) dan tidak
13
ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan media poster (p = 0,946).
Hasil uji perbandingan pendidikan kesehatan dengan media booklet dan poster
menunjukkan ada perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya
merokok dengan media booklet dan poster terhadap pengetahuan (p = 0,000) dan
sikap (p = 0,000) (16).
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Luthfia tahun 2019 tentang
Efektifitas Hand Lettering Sebagai Media Promosi Kesehatan Remaja Mengenai
Bahaya Rokok (Studi Di Smk Pgri 4 Surabaya), menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan hand lettering (p=0,000).
Efektifitas media menunjukkan bahwa hand lettering efektif meningkatkan
pengetahuan responden. Kesimpulan penelitian ini adalah hand lettering efektif
digunakan sebagai media promosi kesehatan bahaya rokok pada remaja (17).
2.2. Rokok
2.2.1. Definisi Rokok
Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok juga dapat didefinisikan
sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies
lainya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Rokok merupakan bahan kimia yang mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia
seperti Tar, Nikotin, Karbon Monoksida, Timah Hitam (Pb), Arsenic, Amonia,
Formic Acid, Acrolein, Hydrogen Cyanide, nitrous oksida, formaldelhyde,
Phenol, Acetol, Hydrogen sulfide, pyrudine, methyl choride, Methanol. Secara
14
umum zat ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan
komponen padat atau partikel, sedangkan komponen padat atau partikel dibagi
menjadi nikotin dan tar (2).
2.2.2. Bahan Baku Rokok dan Kandungan Bahan Kimia Pada Rokok
Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana
TobacumL. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu,
tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Di Indonesia tembakau ditambah
cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Tembakau
juga dapat digunakan untuk pembuatan rokok linting, rokok putih, cerutu, pipa
dan tembakau tanpa asap (2).
1. Tar
Tar adalah kumpulan dari ratusan atau ribuan bahan kimia dalam komponen
pada asap rokok setelah dikurangi nikotin dan air. Tar ini mengandung
bahanbahan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Konsentrasi tar
yang ada dalam rokok dapat bervariasi yaitu :
a. Rokok dengan kadar tar yang tinggi sekitar 22 mg.
b. Rokok dengan kadar tar yang sedang sekitar 15-21 mg.
c. Rokok dengan kadar tar yang rendah mengandung tar lebih kurang 7 mg
(2).
2. Nikotin
Nikotin adalah bahan alkoloid toksik yang merupakan senyawa amin tersier,
bersifat basa lemah dengan pH 8.0. Pada Ph fisiologis sebanyak 31% nikotin
berbentuk bukan ion dan dapat melalui membran sel. Asap rokok pada
15
umumnya bersifat asam (pH 5.5). Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion
dan tidak dapat melewati membran secara cepat sehingga dimukosa pipih
hanya terjadi sedikit absorpsi nikotin dari asap rokok. Pada perokok yang
menggunakan pipa, cerutu dan berbagai macam sigaret Eropa, asap rokok
bersifat basa dengan Ph 8.5. Nikotin pada umumnya tidak dalam bentuk ion
dan dapat diabsorpsi dengan baik melalui mulut. Pengaruh Nikotin bagi tubuh
manusia menyebabkan kecanduan atau ketergantungan, merusak jaringan otak,
menyebabkan darah cepat membeku dan mengeraskan dinding arteri (2).
3. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang mempunyai afinitas kuat
terhadap haemoglobin pada sel darah merah, ikatan CO dengan haemoglobin
akan membuat haemoglobin tidak dapat melepaskan ikatan CO dan sebagai
akibatnya fungsi haemoglobin sebagai pengangkut oksigen berkurang
sehingga membentuk karbosi haemoglobin mencapai tingkat tertentu yang
dapat menyebabkan kematian (2).
4. Timah Hitam (Pb)
Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0.5 ug.
Sebungkus rokok berisi 20 batang akan habis dihisap dalam satu hari yang
menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang
masuk kedalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang
perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari sehingga berapa
banyak zat yang berbahaya ini masuk ke dalam tubuh (2).
16
5. Arsenic
Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari
unsur-unsur berikut :
a. Nitrogen oksida yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran
pernapasan, bahkan merangsang terjadinya kerusakan dan perubahan kulit
tubuh.
b. Amonium karbonat yaitu suatu zat yang ada pada rokok, bisa membentuk
plak kuning pada permukaan lidah, serta mengganggu kelenjar makanan
dan perasa yang terdapat dipermukaan lidah (18).
6. Amonia
Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya. Amonia sangat mudah memasuki sel-
sel tubuh. Akibat kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika
disuntikkan sedikit saja ke dalam tubuh bisa menyebabkan seorang pingsan
(19).
7. Formic Acid
Formic acid merupakan gas tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas dan dapat
mengakibatkan melepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat
tersebut dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
Peningkatan zat itu dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernapasan
menjadi cepat (2).
17
8. Acrolein
Acrolein ialah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat ini
diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode
pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan
ini sangat mengganggu kesehatan (2).
9. Hydrogen Cyanide
Hidrogen cyanide merupakan zat gasyang tidak berwarna, tidak berbaudan
tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar
dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah suatu salah
satu zat yang mengandung racun sangat bahaya dimana sedikit saja
dimasukkan kedalam tubuh maka dapat mengakibatkan kematian (19).
10. Nitrous Oksida
Nitrous oksida adalah sejenis gas tidak berwarna jika gas ini terhisap maka
dapat menimbulkan rasa sakit.
11. Formaldelhyde
Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dalam laboratorium (formalin).
12. Phenol
Phenol merupakan zat campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari
destilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang. Phenol terkait pada
protein dan menghalangi aktivitas enzim.
13. Acetol
Acetol merupakan hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat tidak berwarna
bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.
18
14. Hydrogen Sulfide
Hydrogen Sulfide adalah sejenis gas beracun yanggampang terbakar dengan
bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi
pigmen).
15. Pyrudine
Pyrudine merupakan cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini
dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh
hama.
16. Methyl Choride
Methil Choride adalah suatu campuran dari zat-zat bervalensi satu yang
unsur-unsurnya utamanya berupa hidrogen dan karbon. Zat ini merupakan
senyawa organik yang dapat beracun.
17. Methanol
Methanol adalah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar.
Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan bahkan
kematian (2).
2.2.3. Tahapan Merokok
Terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sebagai berikut :
1. Tahap Prepatory
Tahap prepatory yaitu Tahap dimana seseorang tersebut mendapatkan
gambaran yang menyenangkan mengenal merokok dengan cara mendengar,
melihat ataupun hasil membaca sehingga menimbulkan niat untuk
merokok.Pada tahap ini biasanya sering terjadi dikalangan remaja.
19
2. Tahap Initiation (Tahap Perintisan Merokok)
Tahap perintisan merokok yaitu tahap keputusan seseorang untuk meneruskan
atau berhenti dari perilaku merokok.
3. Tahap Becomming a Smoker
Pada tahap ini seseorang yang telah mengkonsusmsi rokok sebanyak empat
batang/hari cenderung menjadi perokok.
4. Tahap Mantaining of Smoking
Pada tahap ini, merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan
diri (Self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek yang
menyenangkan (2).
2.2.4. Pembagian Perokok Menurut Jenisnya
Menurut Aditama, perokok menurut jenisnya dibagi menjadi 2 antara lain :
1. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah seseorang yang mempunyai kebiasaan merokok dan
nyata menghisap serta menanggung sendiri akibatnya
2. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok namun karena ada orang
lain merokok didekatnya terpaksa harus menghisap asap rokok dengan segala
akibatnya (2).
Sedangkan Menurut Sitepoe, membagi merokok menjadi tiga bagian yaitu:
1. Perokok Berat
Perokok Berat adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20
batang rokok perhari.
20
2. Perokok Sedang
Perokok sedang adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 11-20
batang perhari.
3. Perokok Ringan
Perokok ringan adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 1-10
batang perhari (20).
2.2.5. Bahaya Rokok
Berbagai macam anggota tubuh dapat terkena penyakit yang disebabkan
oleh rokok. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dan penyakit yang ditimbulkan
akibat rokok :
1. Penyakit Paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas
dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar dan
kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil,
terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan
penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel
radang dan kerusakan alveoli (cabang dari paru).
2. Penyakit Jantung Koroner
Disebakan oleh dua bahan kimia penting yang ada dalam rokok, yakni nikotin
dan karbonmonoksida. Dimana nikotin dapat mengganggu irama jantung dan
menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah jantung, sedangkan CO
menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung berkurang karena berikatan
dengan Hb darah.
21
3. Impotensi
Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa keseluruh tubuh termasuk
organ reproduksi. Zat ini akan menggangu proses spermatogenesis sehingga
kualitas sperma menjadi buruk. merusak kualitas sperma, rokok juga menjadi
faktor resiko gangguan fungsi seksual terutama gangguan disfungsi ereksi
(DE). Dalam penelitiannya, sekitar seperlima dari penderita DE disebabkan
oleh karena kebiasaan merokok.
4. Kanker Kulit, Mulut, Bibir dan Kerongkongan
Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput lendir dimulut,
bibir dan kerongkongan. Ampas tar yang tertimbun merubah sifat sel-sel
normal menjadi sel ganas yang menyebakan kanker. Selain itu, kanker mulut
dan bibir ini juga dapat disebabkan karena panas dari asap.
5. Merusak Otak
Sama halnya dengan jantung, dampak rokok terhadap otak juga disebabkan
karena penyempitan pembuluh darah otak yang diakibatkan karena efek
nikotin terhadap pembuluh darah dan supply oksigen yang menurun terhadap
organ termasuk otak dan organ tubuh lainnya. Sehingga sebetulnya nikotin ini
dapat mengganggu seluruh sistem tubuh (2).
2.3. Pengetahuan
2.3.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
22
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (9).
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tidakan seseorang (Overt Behaviour). Apabila seseorang
menerima perilaku baru atau adopsi perilaku berdasarkan pengetahuan, kesadaran,
dan sikap yang positif, maka perilaku akan berlangsung lama. Sebaliknya apabila
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
berlangsung lama (21).
2.3.2. Pembagian Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam ranah kognitif yang telah direvisi adalah
sebagai berikut :
1. Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori
atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang
sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan
penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan
pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat
meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling) (22).
2. Memahami/Mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti
berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan
23
membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika
seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari
kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh
atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip
umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan
perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi
(22).
3. Menerapkan (Apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi
pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi
kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan
(implementing). Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa
dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di mana siswa
sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti
prosedur apa saja yang harus dilakukan (22).
4. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari
tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat
menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis
kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-
24
sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan
menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki
kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi
proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan
pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan
fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung.
Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing)
dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul apabila
siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan
membangun ulang hal yang menjadi permasalahan (22).
5. Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan
kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah
kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat
pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif
maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui
bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi,
namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian.
Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang
merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa.
Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang
didapatkan dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang
digunakan maka apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi.
25
Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).
Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten
atau kegagalan dari suatu operasi atau produk (22).
6. Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara
bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan
siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan
beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.
Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada
pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses
berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa
untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat
melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.
Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah
pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa
bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada
menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru (22).
2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
26
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjukan kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalm pembangunan, pada umumnya makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (9).
b. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Wawan, Pekerjaan adalah keburukan
yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan
kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih
banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan
banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang
menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga (21).
c. Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan berkerja. Dari segi
kepercayaan masyrakat seseorang yang lebih dewasa dipercayai dari orang
yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman
dan kematangan jiwa (9).
27
2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok.
b. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi (21).
Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesioner
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Menurut Arikunto, terdapat 3 kategori tingkat pengetahuan yang
didasarkan pada nilai presentase sebagai berikut :
1. Tingkat Pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%.
2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56 – 74%.
3. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55% (23).
Menurut Budiman dan Riyanto, tingkat pengetahuan dikelompokkan
menjadi dua kelompok apabila respondennya adalah masyarakat umum, yaitu :
1. Tingkat pengetahuan kategori Baik nilainya > 50%.
2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik nilainya ≤ 50% (24).
2.4. Media
2.4.1. Definisi Media
Media berasal dari kata mediu yang berarti tengah, pengantar, perantara.
Media juga diartikan sebagai wahana penyalur pesan. Media adalah perantara
28
yang mengantar informasi antara sumber kepada penerima. Media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran (25). Menurut Santrock model dasar dari proses informasi berjalan
dari kejadian, perhatian, penyandian, memori, proses berpikir, hingga ke respons.
Proses tersebut akan dijelakan secara umum sebagai berikut :
Gambar 2.1. Alur Penyampaian Informasi
Alur informasi diawali dengan kejadian-kejadian yang diperoleh dari
lingkungan maupun media. Kejadian ini biasanya terklasifikasi menjadi dua
bentuk-bentuk dasar dari informasi yaitu kata-kata dan gambar. Bentuk-bentuk
dasar informasi tersebut akan diterima oleh sensory memory melalui indra
penglihatan dan pendengaran. Indra tersebut akan memilah kata yang berbentuk
suara maupun cetak dan gambar yang berbentuk cetak. Keberadaan indra
mempunyai implikasi pendidikan penting. Pertama, orang harus memberikan
perhatian pada informasi kalau mereka ingin mengingatnya. Kedua, diperlukan
waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat ke
dalam kesadaran (26).
Pemilahan pada sensory memory akan diteruskan ke memori kerja. Proses
perpindahan dari sensori memori inilah terjadinya persepsi. Persepsi merupakan
penafsiran seseorang tentang rangsangan. Pada memori kerja informasi akan
dipilah menjadi yang berbentuk suara dan gambar. Informasi yang berbentuk
suara mengorganisir kata menjadi model verbal sedangkan informasi yang
berbentuk gambar langsung diorganisir menjadi model pictorial. Kedua model ini
Kejadian Perhatian Memori Respons Proses
Berpikir
29
akan berintegrasi. Dilakukan penyimpanan jika diperlukan pada memori jangka
panjang (26).
Manfaat media dalam pembelajaran menurut Levie & Lentz antara lain :
1. Fungsi atensi yaitu bahwa media memiliki kekuatan untuk menarik perhatian
peserta didik.
2. Fungsi afektif yaitu bahwa media mempengaruhi sikap dan emosi peserta
didik.
3. Fungsi kognitif yaitu bahwa gambar atau simbol-simbol lain yang digunakan
dalam sebuh media akan mudah mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran, mengingat lambang yang jelas akan mempermudah proses
pikir penerima pesan.
4. Fungsi kompesatori yaitu sebagai pelengkap dalam konteks pemberi
informasi. Media pembelajaran berfungsi mengakomodasikan peserta didik
yang lemah dan lambat menerima isi pesan yang disajikan melalui teks atau
disajikan verbal (27).
2.4.2. Macam-Macam Media
Dilihat dari macamnya media dapat dibagi menjadi:
1. Media Cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam
tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, stiker,
pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur.
Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup
30
banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat
dibawa, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar.
Kelemahannya tidak dapat mensimulasi efek suara, dan efek gerak, serta
mudah terlipat.
2. Media Elektronik
Media elektronik yaitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat,
didengar, dan dalam penyampaian pesannya melalui alat bantu elektronika.
Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide show. Kelebihan
media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua
pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif
lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat
diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan
energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan
yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu
keterampilan penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam pengoperasian.
3. Media Luar Ruang
Media luar ruang yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya diluar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis.
Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar.
Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan
hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif
31
lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang
memerlukan listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan
yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan (28).
2.5. Poster
2.5.1. Definisi Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar
dengan tujuan mempengaruhi seseorang agar tertarik dan bertindak pada sesuatu.
Poster biasanya di tempelkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan banyak
dilalui orang (28).
2.5.2. Syarat-Syarat Pembuatan Poster
Syarat-syarat yang harus perlu diperhatikan dalam pembuatan poster
sebagai berikut :
1. Dibuat dalam tata letak yang menarik misalnya besar huruf, gambar dan
warna yang mencolok.
2. Dapat dibaca (eye catcher) orang yang lewat.
3. Kata-kata tidak lebih dari tujuh kata.
4. Menggunakan kata yang provokatif sehingga menarik perhatian.
5. Dapat dibaca dari jarak 6 meter.
6. Harus dapat menggugah emosi.
7. Ukuran yang besar: 50 x 70 cm, kecil 35 x 50 cm (28).
32
2.5.3. Cara Pembuatan Poster
Adapun cara pembuatan poster adalah sebagai berikut :
1. Pilih subjek yang akan dijadikan topik.
2. Pilih satu pesan kesehatan yang terkait.
3. Gambarkan pesan tersebut dalam bentuk gambar.
4. Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar dan dapat dilihat pada jarak 6
meter.
5. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca.
6. Hindarkan tambahan yang tidak perlu.
7. Gambar dapat sederhana.
8. Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran.
9. Tes atau uji poster pada teman, apakah poster sudah dibuat bisa mencapai
maksudnya atau tidak (28).
2.5.4. Tempat Pemasangan Poster
Pemasangan poster biasanya dipasang di tempat sebagai berikut :
1. Poster biasanya dipasang pada tempat-tempat umum hal ini dimana orang
sering berkumpul seperti halte bus, dekat pasar atau dekat toko atau warung.
2. Persimpangan jalan desa, kantor kelurahan, balai desa, posyandu, rumah sakit
dan lain-lain (28).
2.5.5. Kegunaan dan Keuntungan Poster
Adapun kegunaan dari media poster adalah sebagai berikut :
1. Memberikan peringatan.
2. Memberikan informasi.
33
3. Memberikan anjuran.
4. Mengingatkan kembali.
5. Memberikan informasi tentang dampak.
Adapun keuntungan media poster adalah sebagai berikut :
1. Mudah di buat.
2. Singkat waktu dan pembuatannya.
3. Murah.
4. Dapat menjangkau orang banyak.
5. Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi.
6. Bisa dibawa kemana-mana.
7. Banyak variasi (28).
2.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh media poster terhadap
pengetahuan tentang bahaya merokok di SMA Negeri 1 Tanjungbalai tahun 2019.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperiment dengan
metode pretest dan postest one group tanpa kelompok kontrol yang
menggambarkan pengaruh media poster terhadap pengetahuan tentang bahaya
merokok di SMA Negeri 1 Tanjungbalai.
Keterangan :
O1 : Nilai Pretest (Pengetahuan Sebelum)
X : Perlakuan (Treatment)
O2 : Nilai Post-test (Pengetahuan Sesudah)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Tanjungbalai yang
beralamatkan di Jalan. MT. Haryono, No. 10, Kode Pos 21314 Kecamatan
Tanjungbalai Selatan Kota Tanjungbalai.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan februari – Juli 2019.
34
O1 X O2
35
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti atau
keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (29). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IA dan XIS dengan jumlah 276 siswa.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang digunakan dalam
penelitian. Penentuan besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung
berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut :
n = N
21+Ne
n = 276
21+276 (0,1)
n = 276
1+276 (0,01)
n = 276
1+2,76
n = 276
3,76
n = 73,5
n = 74 Siswa
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Sampling error (Ketidaktelitian kesalahan dalam pengambilan sampel yaitu
36
digunakan nilai 10% (0,1)
Tabel 3.1. Perhitungan Besar Sampel
No. Kelas Jumlah Siswa Perhitungan Besar Sampel
1 X IA-1 35 (35/276) x 74 9,38 = 9
2 X IA-2 34 (34/276) x 74 9,11 = 9
3 X IA-3 36 (36/276) x 74 9,65 = 10
4 X IA-4 36 (36/276) x 74 9,65 = 10
5 X IA-5 34 (34/276) x 74 9,11 = 9
6 X IS-1 34 (34/276) x 74 9,11 = 9
7 X IS-2 33 (33/276) x 74 8,84 = 9
8 X IS-3 34 (34/276) x 74 9,11 = 9
Jumlah 276 74
Sesuai dengan tujuan penelitian maka teknik sampel yang digunakan
adalah Stratified Random Sampling dimana cara mengambil sampel dengan
memperhatikan strata (tingkatan) didalam populasi. Dalam stratified data
sebelumnya dikelompokan kedalam tingkat-tingkatan tertentu, seperti tingkatan,
tinggi, rendah, sedang/baik, sampel diambil dari tiap tingkatan tertentu dengan
jumlah sebanyak 74 siswa yang berada di kelas X IA dan X IS.
3.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Poster
terhadap Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di SMA Negeri 1 Tanjungbalai
Tahun 2019” yaitu :
37
Independen
Dependent Dependent
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.5. Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Definisi Operasional
1. Media poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
dengan sedikit kata-kata dengan tujuan mempengaruhi seseorang.
2. Pengetahuan tentang bahaya rokok adalah segala yang diketahui oleh seseorang
tentang bahaya yang dapat terjadi dari merokok.
3.5.2. Aspek Pengukuran
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran
No. Nama
Variabel
Jumlah
Pertanyaan
Cara dan
Alat Ukur Skala Pengukuran Value
Skala
Ukur
1 Media
Poster
-
-
Dilakukan pretest
sebelum diberikan
informasi melalui
media poster dan post
test setelah diberikan
informasi melalui
media poster
- -
Pengaruh Media Poster
Pre-Test
Pengetahuan tentang Bahaya
Merokok
Post-Test
Pengetahuan tentang Bahaya
Merokok
38
Tabel 3.2. Lanjutan
No. Nama
Variabel
Jumlah
Pertanyaan
Cara dan
Alat Ukur Skala Pengukuran
Value Skala
Ukur
2 Pengetahuan
tentang
Bahaya
Rokok
Kuesioner
14
Pertanyaan
Menghitung
skor
pengetahuan
Benar = 1
Salah = 0
Skor Maks =
14
- Jika nilainya ≥ 75%,
responden mampu
menjawab 11-14
jawaban benar dari
14 pertanyaan
- Jika nilainya 56-74%,
responden mampu
menjawab 8-10
jawaban benar dari
14 pertanyaan
- Jika nilainya < 55%,
responden mampu
menjawab < 8
jawaban benar dari
14 pertanyaan
- Baik (3)
- Cukup (2)
- Kurang (1)
Ordinal
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
1. Data primer merupakan data karakteristik responden, media poster dan
pengetahuan responden.
2. Data sekunder meliputi deskriptif di lokasi penelitian, misalnya: fasilitas
pelayanan kesehatan, jumlah tenaga dan pelaksanaan pelayanan serta data lain
yang mendukung analisis terhadap data primer.
3. Data tertier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti: jurnal,
text book, sumber elektronik (tidak boleh sumber anonim).
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui survei dengan menggunakan
kuesioner yang telah dipersiapkan dan dibagikan kepada responden.
2. Data Sekunder dalam penelitian ini yaitu data dari SMA N 1 Tanjungbalai.
39
3. Data Tertier dalam penelitian ini yaitu data WHO, Riskesdas (Riset Kesehatan
Dasar) dan Kemenkes RI.
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun
tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu di uji dengan uji
korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner
tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna (construct
validity). Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti
semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur konsep yang
kita ukur. Pengujian validitas konstruk dengan SPSS adalah menggunakan korelasi,
instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif dan nilai
probabilitas korelasi (sig 2-tailed) < taraf signifikan (α) sebesar 0,05 (29). Uji
validitas ini dilakukan di SMA N 3 Tanjungbalai kepada 20 orang responden.
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan
Variabel No. Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Pengetahuan 1 0,736 0,444 Valid
2 0,697 0,444 Valid
3 0,740 0,444 Valid
4 0,343 0,444 Tidak Valid
5 0,319 0,444 Tidak Valid
6 0,658 0,444 Valid
7 0,648 0,444 Valid
8 0,542 0,444 Valid
9 0,267 0,444 Tidak Valid
10 0,743 0,444 Valid
11 0,414 0,444 Tidak Valid
12 0,577 0,444 Valid
13 0,658 0,444 Valid
14 0,557 0,444 Valid
40
Variabel No. Soal r-hitung r-tabel Keterangan
Pengetahuan 15 0,152 0,444 Tidak Valid
16 0,697 0,444 Valid
17 0,740 0,444 Valid
18 0,736 0,444 Valid
19 0,119 0,444 Tidak Valid
20 0,515 0,444 Valid
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 20 item soal variabel
pengetahuan menunjukkan bahwa 14 pertanyaan dinyatakan valid karena
memiliki nilai rhitung > rtabel, sedangkan 6 pertanyaan diantaranya pertanyaan nomor
4, 5, 9, 11, 15 dan 19 dinyatakan tidak valid karena memiliki rhitung < rtabel dan
dikeluarkan dari kuesioner penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat ukur yang sama.
Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur untuk gejala-gejala social (non
fisik) harus mempunyai reliabilitas yang tinggi. Untuk itu sebelum digunakan,
untuk penelitian harus dites (diuji coba) sekurang-kurangnya dua kali. Uji coba
tersebut kemudian diuji dengan tes menggunakan rumus korelasi pearson
(pearson correlation), seperti tersebut di atas. Perlu dicatat bahwa perhitungan
reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah
memiliki validitas. Dengan demikian harus menghitung validitas terlebih dahulu
41
sebelum menghitung reliabilitas (29). Uji reliabilitas ini dilakukan di SMA N 3
Tanjungbalai kepada 20 orang responden.
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel r-hitung r-tabel Keterangan
Pengetahuan 0,912 0,444 Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa nilai uji
reliabilitas diperoleh rhitung dari variabel pengetahuan sebesar 0,912 yang
menunjukkan bahwa hasil rhitung pada variabel pengetahuan lebih besar dari nilai
rtabel 0,444, sehingga instrumen penelitian dinyatakan reliabel (handal).
3.7. Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan cara komputerisasi dengan
langkah – langkah sebagai berikut :
1. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuisioner, angket maupun observasi.
2. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar
observasi dengan tujuan agar data di olah secara benar sehingga pengolahan data
memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari bias.
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-
variabel yang di teliti, misalnya nama responden di rubah menjadi nomor 1,2,3
dan seterusnya.
42
4. Entering
Data entri, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) di masukkan ke dalam program
komputer yang di gunakan peneliti yaitu SPSS.
5. Data processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan di olah
sesuai dengan kebutuhan dari peneliti.
3.8. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, data diolah dengan menggunakan program
statistik dengan tahap sebagai berikut :
3.8.1. Analisis Univariat
Analisis data secara univariat dilakukan untuk menggambarkan
karakteristik masing-masing variabel independen dan variabel dependen. Data
yang telah terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
3.8.2. Analisis Bivariat
Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya. Dalam pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan uji independent
sample t test. Independent sample t test adalah uji hipotesis ini digunakan untuk
membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang
lain, dengan tujuan apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama
atau tidak (30).
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah SMA Negeri 1 Tanjungbalai
SMA Negeri 1 Tanjungbalai merupakan salah satu Sekolah Menengah
Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatra Utara. Sama dengan SMA pada
umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Tanjungbalai
ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah sejak tahun 2001 seluruh SMA di Indonesia yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta dimana yang sebelumnya berada di bawah
kewenangan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Kanwil-
Kanwilnya di Provinsi kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Kementerian Pendidikan R.I hanya berperan sebagai regulator
dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA Negeri
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Desentralisasi mulai berjalan lebih baik dengan diberlakukannya Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana sejumlah
kewenangan telah diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk melakukan kreasi, inovasi, dan improvisasi dalam upaya pembangunan
daerahnya, termasuk juga dalam bidang pendidikan. Desentralisasi pendidikan
secara resmi dimulai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. SMA Negeri 1 merupakan sekolah
43
44
yang tertua di Kota Tanjungbalai dan berdiri sejak tahun 1958, tepatnya pada 22
Agustus 1958 awalnya berbentuk Yayasan. Sejak tahun 1960 beralih menjadi
Sekolah Negeri dengan nama SMA Negeri 110 untuk Wilayah Sumatra Utara.
SMA Negeri 1 Tanjungbalai berada di Jalan Letjen. M. T. Haryono Nomor 10,
Kelurahan Karya, Kecamatan Tanjungbalai Selatan Kota Tanjungbalai (Selat
Lancang).
4.1.2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Tanjungbalai
1. Visi SMA Negeri 1 Tanjungbalai
Visi SMA Negeri 1 Tanjungbalai yaitu: Unggul dalam prestasi, berwawasan
lingkungan hidup yang berlandaskan iman dan taqwa serta menghasilkan
lulusan yang mampu bersaing pada tingkat nasional.
2. Misi SMA Negeri 1 Tanjungbalai
a. Menumbuhkan penghayatan dan semangat terhadap agama yang dianut
dalam budaya bangsa sebagai sumber keadilanmeningkatkan kualitas dan
fungsi serta pemanfaatan sarana-prasarana pembelajaran maupun sumber
lainnya dari lingkungan sekitar sekolah.
b. Meningkatkan kualitas dan fungsi serta pemanfaatan sarana-prasarana
pembelajaran maupun sumber lainnya dari lingkungan sekitar sekolah.
c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun ekstra kurikuler yang
memanfaatkan barang-barang bekas di lingkungan sekitar sekolah secara
optimal yang berorientasi pada pencapaian kompetensi berstandar
nasional berbasis IT.
45
d. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan
lembaga-lembaga serta instansi lain yang telah memiliki reputasi
nasional dan internasional.
e. Menerapkan manajemen pengelolaan sekolah dengan melibatkan seluruh
warga sekolah.
f. Melakukan proses pembelajaran yang peduli lingkungan
hidup dan memperhatikan berbagai kearifan lokal.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian dan penjelasan tentang karakteristik responden dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di SMA
Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019
No. Umur Jumlah
Frekuensi (f) Persentase (%)
1. 14 Tahun 17 23,0
2. 15 Tahun 22 29,7
3. 16 Tahun 35 47,3
Jumlah 74 100,0
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa dari 74 responden, sebanyak 35
responden (47,3%) memiliki umur 16 tahun, sebanyak 22 responden (29,7%)
berumur 15 tahun dan sebanyak 17 responden (23,0%) memiliki umur 14 tahun.
46
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
SMA Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019
No. Jenis Kelamin Jumlah
f %
1. Laki-Laki 32 43,2
2. Perempuan 42 56,8
Jumlah 74 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa dari 74 responden, sebanyak 32
responden (43,2%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 42
responden (56,8%).
4.2.2. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
1. Pengetahuan Sebelum Diberikan Media Poster
Distribusi frekuensi responden tentang pengetahuan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa
Sebelum Diberikan Media Poster di SMA Negeri 1 Tanjungbalai
Tahun 2019
No. Pengetahuan Jumlah
f %
1. Baik 13 17,6
2. Cukup 16 21,6
3. Kurang 45 60,8
Jumlah 74 100,0
Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa dari 74 responden, sebanyak 45
responden (60,8%) memiliki pengetahuan yang kurang, responden yang
47
berpengetahuan cukup sebanyak 16 responden (21,6%) dan 13 responden (17,6%)
memiliki pengetahuan baik.
2. Pengetahuan Sesudah Diberikan Media Poster
Distribusi frekuensi responden tentang pengetahuan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa
Sesudah Diberikan Media Poster di SMA Negeri 1 Tanjungbalai
Tahun 2019
No. Pengetahuan Jumlah
f %
1. Baik 37 50,0
2. Cukup 29 39,2
3. Kurang 8 10,8
Jumlah 74 100,0
Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa dari 74 responden, sebanyak 37
responden (50,0%) memiliki pengetahuan yang baik, responden yang berpengetahuan
cukup sebanyak 29 responden (39,2%) dan 8 responden (10,8%) memiliki
pengetahuan kurang.
4.2.3. Analisis Bivariat
Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya. Dalam pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan uji independent
sample t test. Independent sample t test adalah uji hipotesis ini digunakan untuk
membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang
lain, dengan tujuan apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama
atau tidak.
48
Tabel 4.5. Perbandingan Pengetahuan Siswa tentang Bahaya Rokok
Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Poster
Pengetahuan
Sebelum
Jumlah Pengetahuan
Sesudah
Jumlah Selisih
Perbandingan f % f %
Baik 13 17,6 Baik 37 50,0 24
Cukup 16 21,6 Cukup 29 39,2 13
Kurang 45 60,8 Kurang 8 10,8 37
Jumlah 74 100,0 Jumlah 74 100,0 74
Berdasarkan hasil perbandingan pengetahuan sebelum dibagikan media
poster dan pengetahuan sesudah dibagikan media poster menunjukkan bahwa
siswa mengalami peningkatan pengetahuan sesudah dibagikan media poster
sebanyak 24 orang, sedangkan siswa yang tidak mengetahui bahaya rokok
sebelum diberikan media poster sebanyak 45 responden dan mengalami
penurunan setelah diberikan media poster yaitu sebanyak 37 responden.
1. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.6. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan_Post 0,199 74 0,200 0,947 74 0,770
Pengetahuan_Pre 0,179 74 0,200 0,923 74 0,807
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai sig pada
pengetehuan pretest sebesar 0,807 dan nilai sig pada pengetahuan posttest sebesar
0,770. Karena nilai sig untuk kedua kelompok tersebut > 0,05, maka sebagaimana
dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas shapiro-wilk menunjukkan
bahwa pengetahuan sebelum dan pengetahuan sesudah berdistribusi normal.
49
2. Hasil Uji Homogenitas
Tabel 4.7. Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,752 1 146 0,099
Berdasarkan hasil uji homogenits menunjukkan bahwa nilai sig sebesar
0,099. Karena nilai sig tersebut > 0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji homogenitas menunjukkan sama atau homogen.
3. Hasil Uji T
Hasil penelitian diketahui nilai t-hitung pengetahuan siswa tentang bahaya
rokok ssudah dan sebelum diberikan media poster adalah 7,132 dengan
probabilitas (Sig) 0,000. Karena probabilitas (Sig) 0,000 < 0,05 maka H0 Ditolak.
Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang
bahaya rokok sebelum diberikan media poster dengan pengetahuan siswa sesudah
diberikan media poster. Selanjutnya berdasarkan nilai t-hitung 7,132 > t-tabel
1,666. Karena nilai t-hitung > dari t tabel maka terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap pengetahuan bahaya rokok.
4. Hasil Uji Perbedaan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai F-hitung pada tabel
pengetahuan siswa tentang bahaya rokok sebelum dan sesudah diberikan media
poster adalah 2,752 dengan probabilitas (Sig) 0,099, karena probabilitas (Sig)
0,099 > 0,05 maka H0 Diterima. Kesimpulannya bahwa varians pengetahuan
siswa tentang bahaya rokok sebelum diberikan media poster dan pengetahuan
siswa sesudah diberikan media poster adalah sama atau tidak berbeda secara
50
signifikan. Dengan demikian maka untuk pengujian rata-rata (t-test) mengacu
pada nilai-nilai yang ada pada kolom baris asumsi varians sama.
Selanjutnya hasil penelitian diketahui nilai t-hitung pengetahuan siswa
tentang bahaya rokok ssudah dan sebelum diberikan media poster adalah 7,132
dengan probabilitas (Sig) 0,000. Karena probabilitas (Sig) 0,000 < 0,05 maka H0
Ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa
tentang bahaya rokok sebelum diberikan media poster dengan pengetahuan siswa
sesudah diberikan media poster. Selanjutnya berdasarkan nilai t-hitung 7,132 > t-
tabel 1,666. Karena nilai t-hitung > dari t tabel maka terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap pengetahuan bahaya rokok.
Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan media poster memiliki
perbedaan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pengetahuan
siswa sesudah diberikan media poster memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan
dengan pengetahuan siswa sebelum diberikan media poster.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Poster
Tentang Bahaya Merokok di SMA Negeri 1 Tanjungbalai Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah diberikan media poster memiliki pengaruh sebelum dan
sesudah diberikan media poster dimana pengetahuan sebelum diberikan media
poster dapat dilihat bahwa dari 74 responden, sebanyak 13 responden (17,6%)
memiliki pengetahuan yang baik, responden yang berpengetahuan cukup sebanyak
51
16 responden (21,6%) dan 45 responden (60,8%) memiliki pengetahuan kurang,
sedangkan pengetahuan siswa yang sesudah diberikan media poster dapat dilihat
bahwa dari 74 responden, sebanyak 37 responden (50,0%) memiliki pengetahuan
yang baik, responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 29 responden (39,2%)
dan 8 responden (10,8%) memiliki pengetahuan kurang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t-hitung pengetahuan siswa
tentang bahaya rokok ssudah dan sebelum diberikan media poster adalah -7,132
dengan probabilitas (Sig) 0,000. Karena probabilitas (Sig) 0,000 < 0,05 maka H0
Ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa
tentang bahaya rokok sebelum diberikan media poster dengan pengetahuan siswa
sesudah diberikan media poster. Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan
media poster memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan
peningkatan pengetahuan siswa sesudah diberikan media poster memiliki rata-rata
lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan siswa sebelum diberikan media
poster.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dharmastuti tahun 2017 tentang
Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Bahaya Merokok Melalui Media Booklet
dan Poster terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SMP N 2 Tasikmadu,
menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok melalui media booklet (p
= 0,000) dan media poster (p = 0,017). Terdapat perbedaan sikap sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok melalui media
52
booklet (p = 0,000) dan tidak ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan
media poster (p = 0,946). Hasil uji perbandingan pendidikan kesehatan dengan
media booklet dan poster menunjukkan ada perbedaan pengaruh pendidikan
kesehatan tentang bahaya merokok dengan media booklet dan poster terhadap
pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000) (16).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Listriawulan tahun 2017 tentang Pengaruh Penyuluhan terhadap Persepsi Remaja
Tentang Merokok di SMA Negeri 2 Ngaglik, menunjukkan bahwa ada perbedaan
tingkat persepsi sebelum mendapatkan penyuluhan dan setelah mendapatkan
penyuluhan tentang merokok di SMA Negeri 2 Ngaglik. Diharapkan dapat
meningkatkan serta memaksimalkan program PIKR, pemasangan poster tentang
bahaya merokok perlu ditingkatkan sehingga siswa lebih memahami
permasalahan terkait dengan bahaya merokok (15).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (9). Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tidakan seseorang (Overt Behaviour). Apabila
seseorang menerima perilaku baru atau adopsi perilaku berdasarkan pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku akan berlangsung lama.
Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
maka tidak akan berlangsung lama (21).
53
Rokok menjadi salah satu penyebab terbesar kematian yang dapat dicegah
di masyarakat. Akibat yang dapat ditimbulkan tidak hanya bagi perokok sendiri
(perokok aktif) namun juga pada orang yang ikut menghirup asapnya yang disebut
dengan perokok pasif. Selain berdampak pada masalah kesehatan, merokok juga
dapat berdampak pada sosial, ekonomi dan lingkungan. Rokok menjadi faktor
risiko kejadian berbagai penyakit kronis yang mematikan, seperti kanker, penyakit
paru-paru dan penyakit kardiovaskuler. Risiko tersebut muncul akibat zat kimia
yang terkandung di dalamnya seperti nikotin dan karbon monoksida serta racun-
racun lainnya yang dihisap dan masuk ke dalam tubuh. Jika jumlah konsumsi
rokok semakin meningkat maka akan berdampak pada semakin tingginya angka
morbiditas dan mortalitas akibat rokok (3).
Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada
manusia, pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang
diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk
mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan kebiasaan
ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi. Bagi
seorang perokok kebiasaan merokok sulit dihentikan karena merokok sudah
menjadi kebutuhan hidupnya (punya kenikmatan sendiri saat merokok).
Kebiasaan merokok sangatlah memprihatinkan, setiap saat kita menjumpai di
masyarakat dari berbagai usia. Mereka hanya memikirkan apa yang akan
membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan
rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dan
54
kurangnya kesadaran pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan
bahaya dari penggunaan rokok tersebut (7).
Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat yang berfokus pada upaya promotif dan preventif. Upaya
ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar mampu menjaga dan
meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri (8). Pemberian informasi dan
edukasi melaui media merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan. Media
merupakan alat bantu saluran komunikasi yang bermanfaat untuk mempermudah
penyampaian pesan kesehatan pada masyarakat. Penggunaan media seperti poster
dapat menjadi alternatif untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Media digunakan untuk mempermudah penyampaian pesan kepada target
pendidikan. Salah satu media yang sering digunakan yakni media poster. Pada
media poster ini dapat menampilkan gambar-gambar yang menarik, lebih lengkap,
lebih praktis untuk dibawa, tahan lama, pembuatannya murah, memberikan rasa
keindahan serta mempermudah pemahaman dan mudah dipelajari dimana saja.
Media ini juga tidak memerlukan arus listrik yang kadang menjadi kendala
pendidikan kesehatan dengan media slide (9).
Selain media, perilaku merupakan faktor yang memegang peranan hampir
60% dalam determinan kesehatan, di samping faktor lingkungan. Pelaksanaan
upaya kesehatan melalui gerakan hidup sehat diarahkan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan yaitu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya melalui peningkatan keterjangkauan (accessibility), kemampuan
(affordability), kualitas (quality) pelayanan kesehatan sehingga mampu
55
mengantisipasi perubahan, perkembangan, masalah dan tantangan dalam
pembangunan kesehatan (9).
Poster merupakan sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-
gambar dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk
gambar dengan tujuan mempengaruhi seseorang agar tertarik dan bertindak pada
sesuatu. Poster biasanya di tempelkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
banyak dilalui orang (28).
Menurut asumsi peneliti media poster sangat memiliki pengaruh dalam
meningkatkan pengetahuan siswa, hal ini dikarenakan pengetahuan siswa sebelum
dibagikan poster terlihat masih rendah, sedangkan siswa yang sudah diberikan
media poster pengetahuan siswa menjadi meningkat. Menurut persepsi siswa,
dengan merokok dapat dijadikan sebagai alat untuk pengalihan permasalahan
yang timbul, karena dipandang dapat menjadi lebih rileks atau meredam masalah,
bahkan dengan merokok merasa dirinya lebih merasa berjiwa laki-laki. Sebagian
besar siswa mengalami ketergantungan dengan rokok. Dapat diketahui bahwa
keinginan siswa untuk merokok sangatlah kuat dan sudah kecanduan dengan
nikotin yang terkandung dalam rokok. Karena keinginan inilah, siswa yang
merokok menganggap sebagai kebutuhan primer. Mereka bahkan berani
mengorbankan uang sakunya untuk membeli rokok. Mereka lebih memilih rokok
daripada harus membeli makanan. Berbagai persepsi merokok timbul di kalangan
siswa perokok, diantaranya diakibatkan oleh faktor dari dalam diri (individu) dan
faktor lingkungan. Seperti rasa bosan, stress karena ada masalah, kecemasan,
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 74 responden, sebanyak 13
responden (17,6%) memiliki pengetahuan yang baik, responden yang
berpengetahuan cukup sebanyak 16 responden (21,6%) dan 45 responden
(60,8%) memiliki pengetahuan kurang.
2. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 74 responden, sebanyak 37
responden (50,0%) memiliki pengetahuan yang baik, responden yang
berpengetahuan cukup sebanyak 29 responden (39,2%) dan 8 responden (10,8%)
memiliki pengetahuan kurang.
3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan
perbedaan yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang bahaya rokok
sebelum diberikan media poster dengan pengetahuan siswa sesudah diberikan
media poster dengan nilai t-hitung 7,132 > t-tabel 1,666.
5.2. Saran
1. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Institut Helvetia Medan
diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa/i
untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi di perpustakaan Institut
Helvetia Medan.
2. Bagi Peneliti Lanjutan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan masukan bagi peniliti lain agar dapat menyempurnakan penelitian
57
58
tentang pengaruh media poster terhadap pengetahuan tentang bahaya
merokok.
3. Bagi Guru dan Siswa diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
informasi kepada guru serta siswa agar dapat mengetahui tentang bahaya
merokok serta penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dari merokok
melalui pemberian dan pemasangan poster-poster bahaya rokok yang ada di
lingkungan sekolah mereka, serta memberikan selalu penjelasan tentang
bahaya merokok di dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan masalah
kesehatan.
4. Bagi tempat penelitian diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan
evaluasi dan penambah wawasan kepada pihak sekolah dalam meningkatkan
wawasan siswa tentang bahaya merokok melalui media poster dengan cara
memasang poster bahaya merokok di lingkungan sekolah, pihak sekolah
seperti guru dan peran orang tua untuk selalu mengawasai siswa serta
memberikan penyuluhan atau informasi kepada siswa tentang bahaya
merokok bagi kesehatan pribadi maupun orang lain.
59
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat - Aksi Nyata Untuk Hidup
Sehat. War Kesmas. 2017;01:06–7.
2. Aditama Y. Rokok dan Kesehatan. Jakarta: UI Press; 2011.
3. WHO. Who Report on the Global Tobacco Epidemic : Monitoring Tobacco
Use and Prevention Policies. 2017.
4. Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2018.
5. Infodatin. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
2013.
6. Dinkes Kota Tanjungbalai. Profil Kesehatan Kota Tanjungbalai.
Tanjungbalai: Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai; 2017.
7. Rizqi N. Bahaya Merokok Bagi Remaja. Jakarta: EGC; 2011.
8. Puspromkes Kemenkes RI. Promosi Kesehatan Komitmen Global dari
Ottawa-Jakarta-Helsinki Menuju Rakyat Sehat. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
9. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta; 2014.
10. Kurniawan H, Arifuddin A, Masrida. Dampak Media Iklan (Billboard Rokok)
terhadap Perilaku Merokok Siswa Di Smk Negeri 3 Palu. J Kesehat
Tadulako. 2017;3(1):71–84.
11. Nurmiyanto A, Rahmani D. Sosialisasi Bahaya Rokok guna Meningkatkan
Kesadaran Masyrarakat akan Besarnya Dampak Buruk Rokok bagi
Kesehatan. J Inov dan Kewirausahaan. 2013;2(3):224–32.
12. Jaya M. Pembunuh Berbahaya itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma;
2014.
13. Ikhsan H. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Bahaya Merokok terhadap
Perilaku Mengurangi Konsumsi Rokok pada Remaja (Studi Kasus di Dukuh
Kluweng Desa Kejambon Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang). STIKES
Telogorejo Semarang. 2012;1–7.
14. Jadmiko HD. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Rokok
Dalam Bentuk Media Tercetak Di Rumah Sakit Pelita Anugerah. Semarang:
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang; 2013.
15. Listriawulan R. Pengaruh Penyuluhan terhadap Persepsi Remaja Tentang
Merokok di SMA Negeri 2 Ngaglik. Fak Ilmu Kesehat Univ Aisyiyah
Yogyakarta. 2017;
16. Dharmastuti SP. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Bahaya Merokok
Melalui Media Booklet dan Poster terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa
SMP N 2 Tasikmadu. Naskah Publ. 2017;1–14.
17. Luthfia A. Efektifitas Hand Lettering Sebagai Media Promosi Kesehatan
Remaja Mengenai Bahaya Rokok (Studi Di Smk Pgri 4 Surabaya). Indones J
Public Heal. 2019;13(1):26.
18. Yumaria. Bye bye Smoke, Buku Panduan Ampuh untuk Berhenti Merokok.
59
60
Jakarta: Nexx Media; 2012.
19. Wetherall CF. 5 Langkah Jitu Cara Berhenti Merokok. Jakarta: Darul Haq;
2012.
20. Sitepoe M. Kekhususan Rokok di Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo; 2010.
21. Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Manusia : Dilengkapi Contoh Kuesioner. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
22. Rukmini E. Deskripsi Singkat Revisi Taksonomi Bloom. J Univ Negeri
Yogyakarta. 2008;6(2):1–11.
23. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta; 2012.
24. Budiman, Riyanto A. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
25. Setiawati S. Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta:
Trans Info Media; 2012.
26. Santrock JW. Psikologi Pendidikan: Educational Psychology. 5th ed. Jakarta:
Salemba Humanika; 2014.
27. Levie WH, Lentz R. Effects of Text Illustrations : A Review of Research.
Educ Commun Technol J. 30(4):195–232.
28. Mubarak WI. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika; 2012.
29. Muhammad I. Panduan penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis; 2015.
30. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2014.
61
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH MEDIA POSTER TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
BAHAYA MEROKOK DI SMA NEGERI 1 TANJUNGBALAI
TAHUN 2019
No. Responden :
Identitas Responden :
Umur :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
A. Pengetahuan
1. Apakah yang dimaksud dengan merokok?
a. Suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yang berdampak buruk bagi kesehatan
b. Suatu kesenangan yang dilakukan oleh seseorang
c. Kegiatan yang membuat rasa percaya diri dan kejantanan seseorang
menjadi meningkat
d. Suatu kebiasaan yang dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat
2. Apakah bahan utama yang ada di dalam rokok?
a. Cengkeh
b. Tembakau
c. Kacang tanah
d. Sirih
3. Seberapa besarkah resiko/akibat buruk yang ditimbulkan rokok pada orang
sekitar perokok?
a. Lebih kecil resikonya dari perokok
b. Tidak ada resikonya sama sekali
c. Sama resikonya dengan perokok
d. Lebih besar resikonya dari perokok
4. Bahaya kesehatan apakah yang dapat ditimbulkan oleh rokok?
a. Penyakit jantung
b. Sariawan
c. Sakit kepala
d. Penyakit pencernaan
5. Zat kimia apakah yang paling berbahaya untuk kesehatan?
a. Karbon Monoksida
b. Hidrogen Sianida
c. Nikotin
d. Oksigen
62
6. Mengapa rokok membuat efek ketergantungan?
a. Karena mulut akan terasa pahit saat tidak merokok
b. Karena didalam rokok terdapat nikotin yang membuat perokok
ketergantungan
c. Karena akan merasa gelisah jika tidak merokok
d. Karena akan terasa pusing kepala apabila tidak merokok
7. Darimanakah pengaruh yang paling besar yang mempengaruhi seseorang
untuk merokok?
a. Orang tua
b. Teman sebaya
c. Diri sendiri
d. Kepala desa setempat
8. Komponen apakah yang paling banyak di dalam rokok?
a. Gizi
b. Protein
c. Racun
d. Mineral
9. Selain menyebabkan ganguan kesehatan, apakah kerugian lain dari merokok?
a. Perekonomian
b. Mengurangi pergaulan
c. Membuat ketidakpercayaan diri
d. Mengurangi keuntungan bagi pemerintah
10. Apakah penyakit yang dapat terjadi dari Tar di dalam rokok ?
a. Flu
b. Demam
c. Pusing
d. Kanker
11. Apakah yang dimaksud dari tahap initiation (awal) dalam perilaku merokok ?
a. Tahap pertimbangan seseorang untuk meneruskan atau berhenti merokok
b. Tahap pengkajian seseorang untuk meneruskan atau berhenti merokok
c. Tahap keputusan seseorang untuk meneruskan atau berhenti dari perilaku
merokok
d. Tahap kepuasan seseorang untuk meneruskan atau berhenti merokok
12. Penyakit apakah yang sering terjadi dari seorang perokok yang aktif ?
a. Diare
b. Penyakit Paru
c. Demam
d. Influenza
13. Bagaimanakah cara yang tepat untuk menghindari rokok?
a. Pergi jauh dari tempat yang menjual rokok
b. Meningkatkan wawasan dan mecari tahu bahaya rokok bagi kesehatan
c. Ikut untuk mencoba menghisap rokok
d. Berkumpul dengan teman yang merokok
63
14. Bagaimana cara agar tubuh kita tidak terpapar oleh asap rokok?
a. Menjauhi orang yang merokok
b. Ikut membeli rokok dan menghisapnya
c. Berkumpul dengan orang yang merokok
d. Tidak perlu melakukan hal apapun
64
Lampiran 2
MASTER TABEL
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGETAHUAN
No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Jumlah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18
2 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 6
3 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5
4 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 12
5 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5
6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
7 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10
8 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 12
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
12 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 12
Keterangan :
1 : Benar
0 : Salah
65
Lampiran 3 MASTER TABEL
PENGARUH MEDIA POSTER TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMA NEGERI 1 TANJUNGBALAI TAHUN 2019
No. Pengetahuan Pre-Test
Jumlah Kategori Pengetahuan Post-Test
Jumlah Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 8 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 3
2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 10 2
4 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 4 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1
5 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 5 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 8 2
6 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 5 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 7 1
7 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 5 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 8 2
8 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9 2
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
10 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 10 2
11 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10 2
12 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 3
13 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 12 3
14 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 8 2
15 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 8 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 11 2
16 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 3
17 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 3
18 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 7 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 8 2
19 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10 2
20 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3
21 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 2
22 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 7 1
23 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 11 3
24 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 6 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 8 2
25 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
26 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 3
66
27 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 9 2
28 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3
29 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 3
30 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 11 3
31 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 10 2
32 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
33 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 5 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8 2
34 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 11 3
35 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 3
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
37 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 4 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 8 2
38 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 7 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 9 2
39 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 5 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 10 2
40 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 3
41 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
42 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
43 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 11 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
44 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 1
45 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 11 3
46 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 6 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 6 1
47 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 3
48 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8 2
49 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 7 1
50 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 11 2
51 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 8 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 3
52 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 6 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 9 2
53 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 7 1
54 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 11 3
55 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 10 2
56 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 3
57 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 2
58 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
67
59 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 7 1
60 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 9 2 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 8 2
61 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 3
62 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
63 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 6 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 9 2
64 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 9 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3
65 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 5 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8 2
66 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 11 3
67 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 3
68 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 3
69 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3
70 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3
71 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 8 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 2
72 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 9 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 2
73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 12 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 11 3
74 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 10 2
Keterangan :
Pengetahuan Pre-Test dan Post-Test
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
68
Lampiran 4
HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGETAHUAN
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Jumlah_P
P1 Pearson Correlation 1 .167 .204 .492* .229 .792
** .082 .583
** .123 .287 .356 .685
** .167 .685
** .000 .167 .204 1.000
** .102 .698
** .736
**
Sig. (2-tailed) .482 .388 .027 .332 .000 .731 .007 .605 .220 .123 .001 .482 .001 1.000 .482 .388 .000 .669 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .167 1 .816** -.123 -.057 .167 .903
** .167 .328 .698
** .134 .257 .792
** .043 .204 1.000
** .816
** .167 -.153 .082 .697
**
Sig. (2-tailed) .482 .000 .605 .811 .482 .000 .482 .158 .001 .574 .274 .000 .858 .388 .000 .000 .482 .519 .731 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .204 .816** 1 .101 .140 .204 .905
** .204 .101 .905
** .218 .105 .816
** .105 .000 .816
** 1.000
** .204 .000 .101 .740
**
Sig. (2-tailed) .388 .000 .673 .556 .388 .000 .388 .673 .000 .355 .660 .000 .660 1.000 .000 .000 .388 1.000 .673 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .492* -.123 .101 1 .183 .287 -.010 .698
** -.192 .192 -.154 .179 -.123 .601
** -.101 -.123 .101 .492
* .050 .192 .343
Sig. (2-tailed) .027 .605 .673 .440 .220 .966 .001 .418 .418 .518 .450 .605 .005 .673 .605 .673 .027 .833 .418 .139
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson Correlation .229 -.057 .140 .183 1 .229 -.099 .229 -.183 .183 .642** -.015 -.057 .279 -.140 -.057 .140 .229 .840
** .183 .319
Sig. (2-tailed) .332 .811 .556 .440 .332 .679 .332 .440 .440 .002 .951 .811 .234 .556 .811 .556 .332 .000 .440 .171
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .792** .167 .204 .287 .229 1 .082 .375 -.082 .287 .356 .899
** .167 .471
* -.204 .167 .204 .792
** .102 .903
** .658
**
Sig. (2-tailed) .000 .482 .388 .220 .332 .731 .103 .731 .220 .123 .000 .482 .036 .388 .482 .388 .000 .669 .000 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation .082 .903** .905
** -.010 -.099 .082 1 .082 .212 .798
** .066 .179 .903
** -.032 .101 .903
** .905
** .082 -.201 -.010 .648
**
Sig. (2-tailed) .731 .000 .000 .966 .679 .731 .731 .369 .000 .783 .450 .000 .895 .673 .000 .000 .731 .395 .966 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson Correlation .583** .167 .204 .698
** .229 .375 .082 1 -.082 .287 -.089 .257 -.042 .899
** .000 .167 .204 .583
** .102 .287 .542
*
Sig. (2-tailed) .007 .482 .388 .001 .332 .103 .731 .731 .220 .709 .274 .862 .000 1.000 .482 .388 .007 .669 .220 .014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation .123 .328 .101 -.192 -.183 -.082 .212 -.082 1 .010 .154 .032 .328 .032 .905** .328 .101 .123 -.302 -.192 .267
Sig. (2-tailed) .605 .158 .673 .418 .440 .731 .369 .731 .966 .518 .895 .158 .895 .000 .158 .673 .605 .196 .418 .255
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
69
P10 Pearson Correlation .287 .698** .905
** .192 .183 .287 .798
** .287 .010 1 .285 .179 .698
** .179 -.101 .698
** .905
** .287 .050 .192 .743
**
Sig. (2-tailed) .220 .001 .000 .418 .440 .220 .000 .220 .966 .223 .450 .001 .450 .673 .001 .000 .220 .833 .418 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation .356 .134 .218 -.154 .642** .356 .066 -.089 .154 .285 1 .206 .134 -.023 .000 .134 .218 .356 .491
* .285 .414
Sig. (2-tailed) .123 .574 .355 .518 .002 .123 .783 .709 .518 .223 .384 .574 .924 1.000 .574 .355 .123 .028 .223 .070
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson Correlation .685** .257 .105 .179 -.015 .899
** .179 .257 .032 .179 .206 1 .257 .341 -.105 .257 .105 .685
** -.105 .811
** .577
**
Sig. (2-tailed) .001 .274 .660 .450 .951 .000 .450 .274 .895 .450 .384 .274 .142 .660 .274 .660 .001 .660 .000 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation .167 .792** .816
** -.123 -.057 .167 .903
** -.042 .328 .698
** .134 .257 1 .043 .204 .792
** .816
** .167 -.153 .082 .658
**
Sig. (2-tailed) .482 .000 .000 .605 .811 .482 .000 .862 .158 .001 .574 .274 .858 .388 .000 .000 .482 .519 .731 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation .685** .043 .105 .601
** .279 .471
* -.032 .899
** .032 .179 -.023 .341 .043 1 .105 .043 .105 .685
** .157 .390 .557
*
Sig. (2-tailed) .001 .858 .660 .005 .234 .036 .895 .000 .895 .450 .924 .142 .858 .660 .858 .660 .001 .508 .089 .011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation .000 .204 .000 -.101 -.140 -.204 .101 .000 .905** -.101 .000 -.105 .204 .105 1 .204 .000 .000 -.250 -.302 .152
Sig. (2-tailed) 1.000 .388 1.000 .673 .556 .388 .673 1.000 .000 .673 1.000 .660 .388 .660 .388 1.000 1.000 .288 .196 .523
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P16 Pearson Correlation .167 1.000** .816
** -.123 -.057 .167 .903
** .167 .328 .698
** .134 .257 .792
** .043 .204 1 .816
** .167 -.153 .082 .697
**
Sig. (2-tailed) .482 .000 .000 .605 .811 .482 .000 .482 .158 .001 .574 .274 .000 .858 .388 .000 .482 .519 .731 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P17 Pearson Correlation .204 .816** 1.000
** .101 .140 .204 .905
** .204 .101 .905
** .218 .105 .816
** .105 .000 .816
** 1 .204 .000 .101 .740
**
Sig. (2-tailed) .388 .000 .000 .673 .556 .388 .000 .388 .673 .000 .355 .660 .000 .660 1.000 .000 .388 1.000 .673 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P18 Pearson Correlation 1.000** .167 .204 .492
* .229 .792
** .082 .583
** .123 .287 .356 .685
** .167 .685
** .000 .167 .204 1 .102 .698
** .736
**
Sig. (2-tailed) .000 .482 .388 .027 .332 .000 .731 .007 .605 .220 .123 .001 .482 .001 1.000 .482 .388 .669 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P19 Pearson Correlation .102 -.153 .000 .050 .840** .102 -.201 .102 -.302 .050 .491
* -.105 -.153 .157 -.250 -.153 .000 .102 1 .050 .119
Sig. (2-tailed) .669 .519 1.000 .833 .000 .669 .395 .669 .196 .833 .028 .660 .519 .508 .288 .519 1.000 .669 .833 .619
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P20 Pearson Correlation .698** .082 .101 .192 .183 .903
** -.010 .287 -.192 .192 .285 .811
** .082 .390 -.302 .082 .101 .698
** .050 1 .515
*
Sig. (2-tailed) .001 .731 .673 .418 .440 .000 .966 .220 .418 .418 .223 .000 .731 .089 .196 .731 .673 .001 .833 .020
70
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Jumlah_P Pearson Correlation .736** .697
** .740
** .343 .319 .658
** .648
** .542
* .267 .743
** .414 .577
** .658
** .557
* .152 .697
** .740
** .736
** .119 .515
* 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .139 .171 .002 .002 .014 .255 .000 .070 .008 .002 .011 .523 .001 .000 .000 .619 .020
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.912 14
71
Lampiran 5
Jawaban Responden
P_Pre1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 38 51.4 51.4 51.4
Benar 36 48.6 48.6 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 35 47.3 47.3 47.3
Benar 39 52.7 52.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 37 50.0 50.0 50.0
Benar 37 50.0 50.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 34 45.9 45.9 45.9
Benar 40 54.1 54.1 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 35 47.3 47.3 47.3
Benar 39 52.7 52.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
72
P_Pre6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 35 47.3 47.3 47.3
Benar 39 52.7 52.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 36 48.6 48.6 48.6
Benar 38 51.4 51.4 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 35 47.3 47.3 47.3
Benar 39 52.7 52.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 36 48.6 48.6 48.6
Benar 38 51.4 51.4 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 37 50.0 50.0 50.0
Benar 37 50.0 50.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
73
P_Pre11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 34 45.9 45.9 45.9
Benar 40 54.1 54.1 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 32 43.2 43.2 43.2
Benar 42 56.8 56.8 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 33 44.6 44.6 44.6
Benar 41 55.4 55.4 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Pre14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 33 44.6 44.6 44.6
Benar 41 55.4 55.4 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 19 25.7 25.7 25.7
Benar 55 74.3 74.3 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 18 24.3 24.3 24.3
Benar 56 75.7 75.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
74
P_Post3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 16 21.6 21.6 21.6
Benar 58 78.4 78.4 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 17 23.0 23.0 23.0
Benar 57 77.0 77.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 21 28.4 28.4 28.4
Benar 53 71.6 71.6 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 19 25.7 25.7 25.7
Benar 55 74.3 74.3 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 19 25.7 25.7 25.7
Benar 55 74.3 74.3 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 17 23.0 23.0 23.0
Benar 57 77.0 77.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
75
P_Post9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 20 27.0 27.0 27.0
Benar 54 73.0 73.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 20 27.0 27.0 27.0
Benar 54 73.0 73.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 17 23.0 23.0 23.0
Benar 57 77.0 77.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 18 24.3 24.3 24.3
Benar 56 75.7 75.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 18 24.3 24.3 24.3
Benar 56 75.7 75.7 100.0
Total 74 100.0 100.0
P_Post14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 21 28.4 28.4 28.4
Benar 53 71.6 71.6 100.0
Total 74 100.0 100.0
76
Frequencies
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 16 Tahun 35 47.3 47.3 47.3
15 Tahun 22 29.7 29.7 77.0
14 Tahun 17 23.0 23.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Perempuan 42 56.8 56.8 56.8
Laki-Laki 32 43.2 43.2 100.0
Total 74 100.0 100.0
Pengetahuan_Pre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 45 60.8 60.8 60.8
Cukup 16 21.6 21.6 82.4
Baik 13 17.6 17.6 100.0
Total 74 100.0 100.0
Pengetahuan_Post
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 8 10.8 10.8 10.8
Cukup 29 39.2 39.2 50.0
Baik 37 50.0 50.0 100.0
Total 74 100.0 100.0
77
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pengetahuan Pretest 74 7.38 2.832 .329
Posttest 74 10.49 2.456 .286
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan_Post .199 74 .200 .947 74 .770
Pengetahuan_Pre .179 74 .200 .923 74 .807
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
Pengetahuan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.752 1 146 .099
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pengetahuan Equal variances assumed
2.752 .099 7.132 146 .000 3.108 .436 3.969 2.247
Equal variances not assumed
7.132 143.144 .000 3.108 .436 3.970 2.247
top related