pengaruh kegiatan bermain peran makro terhadap … · 2021. 4. 8. · pengertian bermain peran...
Post on 30-Aug-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP
KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK DI TK NEGERI
PEMBINA MATANGNGA KECAMATAN MANTANGNGA
KABUPATEN POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperolah Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
WIDYA RAMDHANI
105451106716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2021
ii
iii
iv
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
Putus asa hanyalah berlaku bagi mereka yang tidak mau berjuang. Bangkit
dan raihlah mimpimu
(Widya Ramdhani)
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri”
(Q.S. Ar-Ra’d:11)
Persembahan:
Dengan ini, kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku, Bapak Sanusin dan Ibu Ramlah. Terima kasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai aku lahir, hingga sudah sebesar ini. Terima kasih juga atas limpahan doa sepanjang waktu dan yang memberiku semangat.
vii
ABSTRAK
Widya Ramdhani. 2021. Pengaruh Kegiatan Bermain Peran Makro terhadap
Kecerdasan Interpersonal Anak di TK Negeri Pembina Matangnga Kecamatan
Mantangnga Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Dibimbing oleh
Pembimbing I Andi Adam dan Pembimbing II Anzar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain peran makro
terhadap kecerdasan interpersonal anak Kelas B di TK Negeri Pembina
Matangnga. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
yang bersifat kuantitatif. Jenis penelitian ini ialah eksperimen sederhana atau lebih
dikenal dengan istilah pre-experimental. Dalam penelitian ini terdapat dua macam
variabel yaitu variabel bebas (dependent variable) yakni bermain peran dan
variable terikat (independent variable) yakni kecerdasan interpersonal.
Pada penelitian ini, populasinya yaitu terdapat pada kelas B. Penarikan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, karena populasi
pada penelitian ini berjumlah tidak lebih dari 30, sehingga semua populasi diambil
menjadi sampel, sehingga sampel dalam penelitian adalah kelompok B. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa ada pengaruh bermain peran
makro terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK Negeri Pembina Matangnga.
Diketahui nilai sig.(2-tailed) adalah sebesar 0,002 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh bermain peran makro
terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK Negeri Pembina Matangnga.
Kata Kunci: Bermain peran, Kecerdasan Interpersonal.
viii
KATA PENGANTAR
حيم ح من الر بسم الله الر
Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada
detik waktu denyut jantung, gerak langkah, serta rasa rasio padamu sang Khalik.
Skripsi ini adalah setitik dari deretan berkahmu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehiudpan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasistas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua Sanusin dan Ramlah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,
membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Demikian pula, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I dan
Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan yang tak henti-hentinya
memberikan motivasi arahan sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya
skripsi ini, kepada Bapak Andi Adam, S.Pd., M.Pd dan Bapak Anzar, S.Pd.,M.Pd.
ix
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak
Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak
Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd., ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengaharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun, karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, Januari 2021
Penulis,
Widya Ramdhani
x
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul..............................................................................................................
Halaman Judul .................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Lembar Persetujuan.......................................................................................... iii
Surat Pernyataan............................................................................................... iv
Surat Perjanjian ................................................................................................ v
Moto dan Persembahan ................................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................ vii
Kata Pengantar.................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang .................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
c. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
d. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9
1. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 9
2. Konsep Bermain Peran .................................................................. 10
a. Pengertian Bermain ................................................................ 10
b. Pengertian Bermain Peran ....................................................... 12
c. Pengertian Bermain Peran Mikro dan Makro .......................... 14
1. Pengertian Bermain Peran Mikro ....................................... 14
2. Pengertian Bermain Peran Makro ........................................ 15
a. Contoh Kegiatan Bermain Peran Makro ...................... 16
xi
b. Langkah – langkah Bermain Peran Makro…………… 17
c. Manfaat Bermain Peran Makro………………………... 17
3. Kecerdasan Interpersonal .............................................................. 18
a. Pengertian Kecerdasan Interpersonal ....................................... 18
b. Stimulasi Perkembangan Kecerdasan Interpersonal Anak ...... 24
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 25
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................... 29
1. Pendekatan Penelitian ................................................................... 29
2. Jenis Penelitian .............................................................................. 29
B. Variabel dan Desain Penelitian ............................................................ 30
C. Definisi Operasional ............................................................................ 31
D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 31
1. Populasi ......................................................................................... 31
2. Sampel ........................................................................................... 32
E. Lokasi Penelitian ................................................................................. 33
1. Profil Taman Kanak-kanak ........................................................... 33
2. Data Ruangan ................................................................................ 33
3. Data Guru ...................................................................................... 34
4. Sarana Bermain di Luar Ruangan ................................................. 34
5. Visi dan Misi ................................................................................. 34
F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ............................................. 35
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 35
2. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 40
1. Gambaran kegiatan bermain peran anak ........................................ 40
2. Gambaran kecerdasan interpersonal anak ...................................... 43
3. Pengaruh kegiatan bermain peran terhadap kecerdasan
interpersonal anak........................................................................... 44
xii
B. Pembahasan .......................................................................................... 46
1. Temuan penelitian ......................................................................... 46
2. Gambaran kegiatan bermain peran anak ........................................ 46
3. Gambaran kecerdasan interpersonal anak ...................................... 48
4. Pengaruh kegiatan bermain peran anak terhadap kecerdasan
interpersonal anak........................................................................... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 53
B. Saran ..................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 109
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah Peserta Didik 3 (tiga) tahun terakhir ..................................... 33
3.2 Data Ruangan ...................................................................................... 34
3.3 Data Guru .......................................................................................... 34
3.4 Sarana Bermain di Luar Ruangan ...................................................... 34
3.5 Instrumen Penilaian Bermain Peran .................................................... 36
3.6 Penilaian Kecerdasan Interpersonal .................................................... 37
4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru ......................................................... 41
4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ........................................................ 42
4.3 Kecerdasan Interpersonal Anak ......................................................... 43
4. 4 Paired Samples Statistic ................................................................... 44
4.5 Paired Samples Test ........................................................................... 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ...................................................................... 27
Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................... 29
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Bagian 1
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
2. Lembar Instrumen Penilaian Pretest dan Postest
3. Lembar Instrumen Observasi Guru
4. Lembar Instrumen Observasi Siswa
5. Nilai Pretes dan Postes
6. Data Responden
7. Hasil Uji Normalitas Data
8. Hasil Uji Deskriptif Data Pretest dan Postes
9. Uji Hipotesis
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
11. Dokumentasi
Lampiran Bagian 2 (Persuratan)
1. Lembar Pengesahan Proposal
2. Kartu Kontrol Bimbingan Proposal
3. Lembar Persetujuan Ujian Proposal
4. Berita Acara Ujian Proposal
5. Lembar Perbaikan Proposal
6. Surat Validasi
7. Surat Pengantar Penelitian
8. Surat Permohonan Izin Penelitian
9. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan
10. Lembar Kontrol Pelaksanaan Penelitian
11. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian
12. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya
melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia–manusia yang baik dan
menjadikan anak bangsa yang sesuai harapan. Taman kanak-kanak merupakan
lembaga pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia 4-6 tahun untuk
melaksanakan suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan
potensi-potensinya sejak lahir, sehingga anak dapat berkembang secara wajar
sesuai dengan tahap usianya. Melalui pembelajaran di taman kanak-kanak,
diharapkan anak tidak hanya siap untuk memasuki jenjang pendidikan sekolah
dasar, tetapi yang lebih utama agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan fisik
motorik, intelektual, nilai agama dan moral, sosial dan emosional sesuai dengan
tingkat usianya, karena dalam kegiatan belajar ada tujuan yang akan dicapai.
Tujuan program kegiatan belajar anak taman kanak-kanak adalah untuk
membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan
1
2
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya.
Program pendidikan anak usia dini direncanakan, dikembangkan,
dikelolah dan dievaluasi dengan model dan pendekatan yang sangat khusus
disesuaikan dengan karakteristik subjek didiknya, dalam hal ini anak. Program
pendidikan anak yang dirancang secara khusus ini tentu membutuhkan
pemahaman yang luas dan utuh dari para guru, sehingga kesalahan-kesalahan
yang sering terjadi misalnya guru menganggap bahwa program pendidikan untuk
siapa saja intinya sama, tidak terjadi lagi. Melalui program pendidikan yang
dirancang dengan baik, anak akan mampu mengembangkan segenap potensi yang
dimilikinya, baik dari aspek fisik, sosial, moral, emosi, kepribadian kognitifnya.
Arah tujuan pembelajaran pada jenjang PAUD terdiri dari beberapa hal
yang disebut sebagai aspek perkembangan. Ada lima aspek perkembangan yang
dikembangkan, antara lain perkembangan kognitif, fisik, sosial emosional, bahasa
serta nilai agama dan moral. Kelima aspek perkembangan tersebut diharapkan
dapat dikembangkan oleh pendidik PAUD dengan berbagai cara ataupun metode
yang hendak di sesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik anak.
Anak merupakan seorang individu yang unik. Setiap anak terlahir dengan
karakteristik maupun kecerdasan yang berbeda–beda antara satu dengan yang
lainnya. Perbedaaan tersebut yang menjadikan setiap anak menjadi pribadi yang
unik.Keunikan yang dimiliki oleh anak tersebut yang menyebabkan mereka
memiliki kelebihan maupun kelemahan sendiri.
3
Setiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda–beda. Mengacu
kepada teori Garder (1993), ia mengemukakan pada dasarnya kecerdasan terbagi
atas tujuh komponen kecerdasan yang dapat dikembangkan, yakni linguistik
verbal, kecerdasan logika matematika, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan
naturalis dan kecedasan ritmik musikal. Kecerdasan ini dapat dikembangkan
melalui stimulasi yang diperoleh anak dari orang tua, guru maupun dengan
terdekat anak. Salah satu yang menjadi focus adalah kecerdasan interpersonal.
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain. Pengertian lainnya yaitu kepekaaan mencerna dan merespons secara
tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan seseorang lain.
Kecerdasan ini ditunjukkan melalui kemampuan bergaul dengan orang lain,
memimpin, kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerja sama, dan punya
empati yang tinggi. Kecerdasan interpersonal dapat dikembangkan salah satunya
melalui pemberian stimulasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak.
Masalah perkembangan kecerdasan interpersonal belum mendapat
perhatian bagi sebagian besar orang tua dan guru, karena mereka menganggap
bahwa kecerdasan interpersonal tidaklah terlalu penting. Orang tua atau guru
umumnya beranggapan bahwa anak yang dinilai pandai atau cerdas adalah anak
yang memiliki kemampuan lebih baik dalam bidang akademik seperti
kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Kemampuan akademik lebih
diutamakan, karena menjadi syarat untuk dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya yakni Sekolah Dasar. Anak yang akan memasuki Sekolah
4
Dasar harus memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Syarat
penting ini membuat kecerdasan interpersonal belum menjadi perhatian untuk
dikembangkan pada proses pendidikan, khususnya pada Pendidikan Anak Usia
Dini. Orang tua maupun guru lebih fokus pada kecerdasan atau kemampuan
akademik anak.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam rangka meningkatkan
kecerdasan interpersonal anak dalam kegiatan akademik adalah dengan
menerapkan pembelajaran bermain peran. Bermain peran berakar pada dimensi
pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi, bermain peran berusaha membantu anak–
anak menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya.
Melalui model ini, anak diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang
sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman–
teman kelas. Menurut Mulyasa (2012) bahwa bermain peran terdiri dari sentra
bermain peran makro yang dapat menggunakan anak sebagai model dan bermain
peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi dan rumah–
rumahan mini.
Main peran makro adalah “kegiatan bermain peran yang memberikan
kesempatan bagi anak untuk mengembangkan pengertian mereka tentang dunia
disekitarnya, kemampuan berbahasa, keterampilan mengambil sudut pandang dan
empati melalui main peran yang mengalirkan knowladge pada anak” (Latif, 2014:
130). Adapun Menurut Nurani (2010) kegiatan bermain peran mikro (micro play)
adalah kegiatan yang berfokus pada kegiatan bermain drama dengan alat-alat
5
permainan yang berukuran kecil, seperti boneka-boneka, rumah-rumahan mini,
pesawat-pesawat mini dan sebagainya.
Berdasarkan hasil observasi pada 13 Januari 2020, proses pembelajaran
yang berlangsung di TK Negeri Pembina Matangnga cenderung dominan masih
bersifat individual. Proses pembelajaran yang bersifat interaksi secara
berkelompok kurang begitu diberikan kepada anak didik di TK Negeri Pembina
Matangnga. Adapun jika guru memberikan kegiatan yang bersifat interaktif secara
berkelompok kepada anak didiknya hanya sebatas seperti pemberian kegiatan
bermain berlari secara paralel membawa sebuah benda (estafet). Proses
pembelajaran yang terjadi pada TK Negeri Pembina Matangnga dominan oleh
pemberian kegiatan pembelajaran yang bersifat individual seperti latihan menulis,
latihan mengenal huruf, membaca, latihan mewarnai dan beberapa kegiatan
lainnya yang bersifat individual.Hal tersebut karena adanya tuntutan para orang
tua anak didik TK Negeri Pembina Matangnga bahwa ketika anak mereka selesai
melakukan jenjang pendidikan pada TK Negeri Pembina Matangnga tersebut
diharapkan mampu mengenal huruf serta membaca agar lebih mudah diterima
pada jenjang pendidikan berikutnya yakni Sekolah Dasar.
Berdasarkan pandangan dari para orang tua anak didik tersebut, guru
cenderung lebih banyak melakukan kegiatan yang bersifat melatih anak dalam
mengasah kemampuan membaca, menulis, serta berhitung, sehingga kecerdasan
interpersonal anak kurang diperhatikan. Kecerdasan interpersonal pada anak
belum berkembang sepenuhnya ditandai dengan masih banyaknya anak yang sulit
bekerja sama secaraberkelompok, anak tidak bersikap ramah dengan orang baru
6
yang mereka lihat maupun dengan teman dan gurunya, anak tidak menunjukan
rasa perihatin ketika ada teman yang sedang berada dalam masalah, serta anak
kurang menghargai pendapat temannya, tidak kurang pula anak yang berperilaku
kasar, malas bergabung dengan teman sebayanya, sulit bergaul, sulit
mengembangkan hubungan yang positif dengan teman sebayanya ketika bermain.
Banyak pula anak yang tidak memperhatikan dan mendengarkan guru saat
memberi penjelasan materi pembelajaran. Hal tersebut secara tidak langsung telah
menunjukan bahwa kemampuan interpersonal anak di TK Negeri Pembina
Matangnga masih belum berkembang dengan baik.
Berdasarkan beberapa peristiwa tersebut, guru memegang peran yang
amat penting dalam hal pemberian stimulasi yang tepat agar kecerdasan
interpersonal anak didiknya dapat dikembangkan dengan baik. Salah satu
stimulasi yang dapat diberikan oleh guru adalah dengan memberikan kesempatan
kepada anak didiknya untuk bermain. Seperti yang diketahui, bermain merupakan
dunia anak. Dengan bermain, anak dapat memperoleh kesenangan. Melalui
bermain pula, seorang anak secara tidak langsung dapat melakukan proses belajar
dan mendapat pengetahuan serta pengalaman–pengalaman yang baru.
Melalui bermain, anak dapat mempelajari berbagai keterampilan sekaligus
memperoleh kesenangan dan hiburan. Anak–anak dan aktivitas bermain
merupakan dua subjek yang telah menyatu dalam satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Bermain merupakan cara yang baik bagi anak untuk memperoleh
pengetahuan tentang segala sesuatu. Bermain akan menumbuhkan kegiatan anak
dalam bereksplorasi, melatih pertumbuhan fisik maupun imajinasi, memberikan
7
peluang yang luas untuk berinteraksi dengan orang dewasa dan teman lainnya,
mengembangkan kemampuan berbahasa dan menambah kosakata, serta
menciptakan secara tidak langsung suasana belajar yang menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dalam memberikan kegiatan bermain peran di TK Negeri Pembina
Matangnga Kecamatan Matangnga Kabupaten Polman Sulawesi Barat dengan
judul “Pengaruh Kegiatan Bermain Peran Makro terhadap Kecerdasan
Interpersonal Anak Kelas B di TK Negeri Pembina Matangnga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut apakah
ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal anak Kelas
B di TK Negeri Pembina Matangnga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal
anak Kelas B di TK Negeri Pembina Matangnga.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi
positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam masalah teori
dan penerapan konsep bermain, dan dapat memberikankemanfaatan dalam hal:
8
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih kegiatan bermain yang tepat
dan menyenangkan dalam perkembangan kecerdasan interpersonal pada anak.
b. Sebagai bahan infortmasi dalam pertimbangan bagi orang tua dalam
mengarahkan kegiatan bermain anak.
c. Penelitian akan membahas tentang multiple intellengence anak dengan
mempertimbangkan bermain peran. Dengan demikian temuan penelitian ini
diharapkan akan memperkaya khasanah tentang pengaruh bermain peran
makro terhadap kecerdasan interpersonal pada anak.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi guru, dapat memberikan pengalaman dan wawasan baru tentang
pemilihan kegiatan bermain yang tepat dan menyenangkan dalam
pengembangan kecerdasan interpersonal anak.
2. Bagi anak, dapat memberikan pengalaman dan wawasan baru dalam
pengembangan kecerdasan interpersonal.
3. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang dapat
menambah pengetahuan dan peningkatan kompetensi keilmuan dalam disiplin
yang digeluti.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:
a. Uyun, 2019 dengan judul Pengaruh Metode Bermain Peran Makro dalam
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Kelompok B di RA
Nurussyifa Desa Setu Patok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. dapat
disimpulkan bahwa pengaruh metode bermain peran makro terhadap
kemampuan bahasa ekspresif sangat signifikan. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi kegiatan belajar mengajar
ditingkat PAUD untuk menstimulasi aspek perkembangan anak terutamanya
perkembangan bahasa.
b. Nurhayati, 2016 dengan judul Penerapan Metode Bermain Peran Makro untuk
Meningkatkan Perkembangan Sosial Anak Kelompok B di TK Bhakti Ibu 1
Mataram Tahun Ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa perkembangan sosial anak kelompok B (usia 5 - 6 tahun)
di TK Bhakti Ibu 1 Mataram dapat berkembang baik apabila anak
memperoleh stimulasi dan latihan secara rutin.
c. Khumairah, dkk (2015) dengan judul Pengaruh Metode Bermain Peran Makro
Terhadap Aspek Perkembangan Berbahasa Anak Usia 5-6 Tahun.
9
10
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pada kegiatan bermain peran makro terhadap aspek perkembangan
bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul Ikhlas Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan bermain peran berpengaruh
terhadap kecerdasan interpersonal anak, sehingga kegiatan bermain peran
termasuk bermain peran makro dapat digunakan dalam pembelajaran anak usia
dini untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal mereka.
2. Konsep Bermain Peran
a. Pengertian Bermain
Bermain adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas anak untuk bersenang–
senang. Apapun kegiatannya, selama itu terdapat unsur kesenangan atau
kebahagiaaan bagi anak usia dini, maka bisa disebut sebagai bermain. Senada
dengan pengertian tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)
disebutkan bahwa istilah bermain berasal dari kata dasar “main” yang berarti
melakukan aktivitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati. Dalam konteks ini,
bermain harus dipahami sebagai upaya menjadikan anak senang, nyaman, ceria
dan bersemangat.
Hurlock (1978) mengatakan bahwa bermain memiliki dua pengertian,
yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif ialah kegiatan bermain, yang
menimbulkan kesenangan yang dilakukan individu, baik dalam bentuk
kesenangan berlalu atau membuat sesuatu. Adapun bermain pasif, yaitu kegiatan
11
bermain yang kesenangannya diperoleh dari kegiatan orang lain. Artinya anak
tidak melakukan kegiatan bermain secara langsung. Hanya sekedar melihat orang
lain bermain atau hanya sekedar menonton televisi. Oleh karenanya, kegiatan
bermain pasif ini disebut kegiatan hiburan.
Menurut Piaget (Fadillah, 2017) bahwa bermain adalah suatu kegiatan
yang dilakukan berulang–ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi
diri sendiri. Peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan
dan tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang ditunjukan oleh individu
terhadap individu lainnya. Peran yang dimainkan individu dipengaruhi oleh
persepsi individu terhadap dirinya dan terhadap orang lain. Oleh sebab itu, untuk
dapat berperan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap peran pribadi
dengan orang lain. Pehamaman tersebut tidak terbatas pada tindakan, tetapi pada
faktor penentu, yakni perasaan, persepsi dan sikap. Bermain peran berusaha
membantu individu untuk memahami perasaan sendiri dan perasaan yang
dimainkan oleh orang lain sambil mengerti perasaannya, sikap dan nilai – nilai
yang mendasari.
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang yang sangat berharga
dibanding usia–usia selanjutnya, karena perkembangan kecerdasannya sangat luar
biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dan berada pada masa
proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan
12
penyempurnaaan baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung
seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan.
Mentessori (Hurlock,1978) mengemukakan bahwa usia dini merupakan
periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode ketika
suatu fungsi tertentu perlu dirangsang dan diarahkan, sehingga tidak terhambat
perkembangannya. Selain pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik,
perkembangan spiritual, moral, sosial, emosional, intelektual dan bahasa juga
berlangsung sangat pesat. Vygotsky mengemukakan bahwa bahasa merupakan
sumber penting dalam pendidikan anak usia dini.
Oleh sebab itu, dia mengembangkan kemampuan komunikasi anak usia
dini melalui bahasa sebagaimana dikutip berikut ini, pernyataan tersebut
mengandung makna bahwa kecerdasan interpersonal merupakan faktor penting
dalam mengembangkan karakter anak usia dini. Disamping itu, Vygotsky juga
mengemukakan bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting
bagi perkembangan proses berpikir anak, sehingga aktifitas mental yang tinggi
pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain dan lingkungannya.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, bermain
adalah serangkaian aktivitas, kegiatan dan pola tingkah laku yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan tujuan untuk mendapatakan kepuasan dan
kesenangan untuk diri sendiri.
b. Pengertian Bermain Peran
Sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi
pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi, model ini berusaha membantu anak–
13
anak menemukan makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya.
Melalui model ini, anak diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang
sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman–
teman kelas. Menurut Mulyasa (2012) bahwa bermain peran terdiri dari sentra
bermain peran makro yang dapat menggunakan anak sebagai model dan bermain
peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi dan rumah–
rumahan.
Menurut Yaumi (2016) bahwa bemain peran (role play) adalah suatu
metode untuk menyelidiki isu–isu yang terdapat dalam situasi sosial yang
kompleks. Bermain peran dapat digunakan dalam ruang kelas atau di luar ruang
kelas untuk memenuhi literatur, sejarah, dan bahkan dalam hubungannya dengan
sains. Bermain peran juga dipahami sebagai bentuk permainan yang memerankan
karakter seseorang dalam hubungannya dengan ide cerita. Pemain bertanggung
jawab untuk berakting sesuai dengan peran yang dimainkan, baik melalui akting
benar–benar maupun melalui proses membuat keputusan secara struktur atau
pengembangan karakter.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli d atas bahwa
bermain peran adalah suatu kegiatan bermain yaitu seorang anak melakukan
peniruan terhadap perilaku orang lain baik dalam bentuk atau situasi seolah-olah
nyata atau imajinasi dan anak akan memerankan tokoh yang dilihatnya serta
seringkali juga disebut bermain main simbolik atau role play.
14
c. Pengertian Bermain Peran Mikro dan Makro
1. Pengertian Bermain Peran Mikro
Main peran adalah main pura-pura. Sebuah kegiatan bisa disebut dengan
main peran jika ada kualitas pura-pura. Main peran bisa dilakukan mulai dari hal
yang sangat sederhana, misalnya dengan mengibaratkan bantal menjadi setir
mobil sampai pada kegiatan main peran yang kompleks dengan menggunakan
cerita atau skenario. Secara umum main peran dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
bermain peran makro dan main peran mikro. Dalam hal ini, peneliti hanya
memfokuskan pada kegiatan bermain peran mikro.
Menurut Nurani (2010) kegiatan bermain peran mikro (micro play) adalah
kegiatan yang berfokus pada kegiatan bermain drama dengan alat-alat permainan
yang berukuran kecil, seperti boneka-boneka, rumah-rumahan, pesawat-pesawat
mini dan sebagainya. Sedangkan menurut Vygotsky (Mutiah, 2012)
mengemukakan bahwa peran mikro adalah kegiatan dimana anak menggerak-
gerakan benda benda berukuran kecil untuk menyusun adegan, saat anak bermain
peran mikro anak belajar untuk menghubungkan dan mengambil sudut pandang
dari orang lain.
Bermain peran kecil (micro play) adalah kegiatan yang berfokus pada
kegiatan dramatisasi dengan alat-alat permainan berukuran kecil atau mini seperti
boneka-boneka mini, rumah-rumahan mini, pesawat mini, dan sebagainya.
Kegiatan bermainperan kecil dapat dilakukan di dalam dan di luar ruangan. Alat-
alat permainan pada sentra ini dapat pula menggunakan alat permainan di sentra
bermain peran (play house) yang berada diluar ruangan. Aspek yang
15
dikembangkan dalam kegiatan bermain peranmikro adalah pengembangan
berbagai kecerdasan seperti kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika,
kecerdasan bodily kinestetic, kecerdasan visual spasial, kecerdasan intrapersonal,
kecerdasan naturalistik, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan musikal (Nurani,
2016).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain
peran mikro merupakan kegiatan anak dalam memegang atau menggerak-
gerakkan benda-benda berukuran kecil untuk memperagakan suatu tokoh atau
adegan. Pada saat anak bermain peran mikro, mereka dapat belajar untuk
menghubungkan dan mengambil sudut pandang dari orang lain.
2. Pengertian Bermain Peran Makro
Bermain peran makro merupakan salah satu bagian dari bermain peran.
Menurut Diana Mutia (2015) Bermain peran makro adalah anak berperan dengan
sesungguhnya dan menjadi seseorang atau sesuatu. Selain itu, menurut Nirwana
(2019) bermain peran makro adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
memainkan tokoh – tokoh tertentu menggunakan alat bantu yang sesuai dengan
peran yang di tokohkan. Bermain peran makro lebih terarah kepada bermain
sosiodrama dengan melibatkan banyak anak dan menggunakan ruangan yang
cukup luas. Latief ( 2014) bermain peran makro merupakan anak bermain menjadi
tokoh menggunakan alat berukuran sesungguhnya yang di gunakan anak untuk
menciptakan dan memainkan peran.
16
Dari pendapat di atas disimpulkan bermain peran makro adalah bermain
peran dimana anak memerankan tokoh menggunakan alat bantu sesuai dengan
peran yang di mainkan dengan beranggotakan lebih dari dua dan sifat kerja sama.
a. Contoh kegiatan bermain peran makro
Berikut beberapa contoh kegiatan bermain peran makro menurut Latif
(2014):
1. Anak sekilas menyentuh telepon, mengangkatnya ketelinga, sekilas
menempelkan botol kemulut boneka.
2. Anak mengangkat cangkir ke bibir, menyentuh cangkir, membuat suara
seperti sedang minum.
3. Anak memberi makan boneka dengan menggunakan balok sebagai botol
bayi, meletakkan sepotong plastisin dalam piring dan menyebutnya sebagai
kue.
4. Anak melompat-lompatkan binatang dengan satu kaki melewati karpet
seolah-olah binatang itu sedang berlari,menaruh tangan boneka ke mulut
boneka seolah-olah boneka itu sedang makan sendiri, berbicara dengan
anada tinggi seolah boneka itu sedang berbicara.
5. Anak memberi ibu secangkir minuman kemudian memberikan boneka
secangkir minuman pula .
6. Anak mengaduk cangkir, minum dari cangkir dan berkata “mmmm, rasanya
enak”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam memilih alat permainan bagi
anak harus memperhatikan syarat-syarat yang sesuai dengan standar agar kegiatan
17
yang dilakukan menjadi aman, tidak membahayakan kesehatan anak dan tentunya
bermanfaat bagi anak.
b. Langkah-langkah bermain peran makro
Terdapat langkah-langkah yang perlu diketahui agar dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Nurani (2016) langkah-langkah
kegiatan bermain peran makro sebagai berikut:
1) Guru mengumpulkan anak untuk diberikan pengarahan, penjelasan, dan
aturan.
2) Guru memberikan contoh kegiatan yang dilakukan.
3) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatan dan
bereksplorasi sendiri.
4) Guru mengawasi anak selama kegiatan dan memberikan motivasi.
5) Setelah selesai anak-anak harus merapikan dan membereskan tempat
kegiatan serta mengembalikan alat-alat pada tempat semula.
6) Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali
kegiatan yang sudah mereka lakukan.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa seorang guru perlu mengetahui langkah-
langkah dalam kegiatan bermain peran makro agar kegiatan yang dilaksanakan
dapat memberikan manfaat bagi anak dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran.
c. Manfaat bermain peran makro
Upton (2012:141) menjelaskan manfaat dari kegiatan bermain peran
makro bagi anak. Kegiatan bermain peran makro memili tiga manfaat, yaitu:
18
1. Mendukung kemampuan anak untuk memisahkan pikiran dari kegiatan
dan benda.
2. Mendukung kemampuan menahan mendorong hati dan menyusun
tindakan yang diarahkan sendiri dengan sengaja dan fleksibel.
3. Mendukung kemampuan membedakan imajinasi dan realitas.
Selain itu, ada empat manfat yang dapat diperoleh anak dari kegiatan
bermain sosial seperti a) Bermain sosial membantu anak mengembangkan
kemampuan mengorganisasi dan menyelesaikan masalah, b) Bermain sosial
meningkatkan kompetensi social anak, c) Bermain sosial membantu anak
menguasai konflik dan trauma social, d) Bermain sosial membantu anak
mengenali diri mereka sendiri (Wiyani, 2014:139).
Dari uraian di atas, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari
kegiatan bermain peran makro, tidak hanya bagi aspek perkembangan bahasa saja,
aspek perkembangan yang lain juga dapat dikembangkan melalui kegiatan
bermain peran makro.
3. Kecerdasan Interpersonal
a. Pengertian Kecerdasan Interpersonal
Menurut Kurniawan (2014) kecerdasan interpersonal merupakan
kecerdasan yang menekankan pada kemampuan untuk memahami dan membuat
perbedaan-perbedaan pasa suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan terhadap
orang lain. Hal ini dapat mencakup kepekaan terhadap ekspesi wajah, suara, dan
gerak tubuh. Kecerdasan ini menjadikan anak memiliki kemampuan untuk
membedakan berbagai jenis isyarat interpersonal dan kemampuan merespon
19
secara efektif isyarat–isyarat tersebut dalam beberapa cara pragmatis (misalnya,
untuk mempengaruhi sekelompok agar mengikuti jalur dari suatu tindakan).
Menurut Mursid (2017) kecerdasan interpersonal berkaitan dengan
kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain,
dengan membedakan dan menanggapi suasana hati, perangai motivasi dan hasrat
orang lain dengan tepat. Hermawati (2014) mengemukakan bahwa keahlian
interpersonal ialah keahlian atau keterampilan berinteraksi dengan orang lain.
Keahlian interpersonal, seperti: kemampuan untuk berkomunikasi, memahami dan
memotivasi baik yang bersifat individu maupun berkelompok. Menurut Stoner,
dkk (1996), keahlian interpersonal diartikan sebagai keterampilan manusiawi.
Keterampilan manusiawi adalah kemampuan manusia untuk bekerja sama,
memahami dan memotivasi orang lain sebagai individuatau kelompok. Pada
prinsipnya, baik keahlian interpersonal ataupun keterampilan manusiawi sama–
sama memiliki sikap untuk dapat membangun komunikasi yang baik, sehingga
dapat terwujudnya tujuan.
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk
berhubungan, interaksi, atau berkomunikasi dengan orang lain. Menurut
Hermawati (2014) bahwa kecerdasan interpersonal seseorang yang tinggi
membuat seorang mampu berinteraksi dengan baik terhadap orang lain. Orang
dengan kecerdasan ini akan memiliki kepekaan hati hingga mampu berempati
terhadap apa yang tengah di alami orang lain. Para psikolog dan sosiolog pun
mengandalkan kecerdasan ini untuk menganalisis perubahan sosial dan personal.
20
Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelegence) yaitu kemampuan
untuk melakukan hubungan antar manusia (berkawan) yang dapat dirangsang
melalui bermain bersama teman, bekerja sama, bermain peran dan memecahkan
masalah serta menyelesaikan konflik. Yulaelawati (2004) menyoroti kecerdasan
ini melalui pemberian dukungan atas gagasan atau ide dari orang lain. Bantu anak
untuk dapat memimpin, mengatur, berteman, bersukaria bersama, atau bertindak
sebagai penengah. Untuk menumbuhkembangkan kecerdasan ini, anak perlu
teman,kelompok bermain, masuk dalam pertemuan sosial, pertemuan kelompok di
masyarakat, klub, dan pembimbing.
Penelitian yang dilakukan oleh Gadner mengemukakan bahwa ada
sembilan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan interpersonal, naturalis, eksistensial,
kecerasan linguistic, logika matematika, visual, kinestetik, musical.Kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
Pengertian lainnya yaitu kepekaaan mencerna dan merespons secara tepat suasana
hati, temperamen, motivasi dan keinginan seseorang lain. Kecerdasan ini
ditunjukkan melalui kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan
sosial yang tinggi, negosiasi,bekerja sama,dan punya empatiyang tinggi. Adapun
ciri –ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai banyak teman di sekolah maupun di lingkungannya.
2) Suka bersosialisasi di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
3) Sangat mengenal lingkungannya.
4) Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah.
21
5) Berperan sebagaai penengah kerika terjadi pertikaian atau konflik di
anatara teman.
6) Menikmati berbagai permainan kelompok.
7) Berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain.
8) Suka dicari sebagai “ penasihat‟‟ atau “ pemecah masalah‟‟ oleh temannya.
9) Sangat menikmati pekerjaan orang lain.
10) Berbakat menjadi pemimpin dan berprestasi dalam mata pelajaran ilmu
sosial.
Kecerdasan interpersonal yaitu kepekaaan memahami perasaan sendiri
atau kemampuan mengelola emosi, pengetahuaan tentang kekuataan dan
kelemahan diri. Kompetensi yang dapat ditunjukan ialah kemampuan mengelola
diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri
sensitive terhadap nilai diri atau tujuan hidup. Kecerdasan ini merupakan
pengimbangan terhadap kecerdasan interpersonal, akan tetapi hal ini bukan berarti
bahwa kecerdasan ini adalah cerminan keegoisan seseoran. Namun berupa
kemampuan hidup mandiri atau tidak menggantukan diri pada orang lain. Selain
itu juga berani mengambil resiko dalam keptutusan keputusan tertentu.
Kecerdasan interpersonal, kecerdasan ini berhubungan dengan penguasaan
anak dalam mengomunikasikan sesuatu pada orang lain dan mengorganisasikan
orang lain. Ciri–cirinya antara lain, bisa menyampaikan gagasan secara jelas, dan
terstruktur, supel (pandai bergaul), banyak teman, mengerti keinginan orang lain,
sering memberikan perhatian kepada orang lain, dapat memahami hasrat
danmotivasi orang lain, mampu memerintah atau menyuruh orang lain tanpa
22
orang lain merasa terpaksa, pintar melucu, memilih berdamai dan musyawarah
dari pada kekerasan, mudah merasa iba jika mendapati orang lain kesusahan atau
menderita.
Fadillah (2018) mengemukakan bahwa kecerdasan interpersonal
merupakan bentuk kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan bekerja sama
dan berkomunikasi dengan orang lain, baik verbal maupun non verbal. Dapat pula
dipahami sebagai kepekaan mencerna dan merespons secara tidak sesuai hati,
temperemen, motivasi, dan keinginan orang lain. Kemampuan bergaul dengan
orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerjasama, dan
mempunyai empati yang tinggi.
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan
mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Anak dengan
kecerdasan ini biasanya memiliki banyak teman, menyukai permainan yang
memiliki banyak teman, cenderung jadi penengah di antara teman–temannya,
menjadi pemain tim yang istimewa karena mampu bekerjasama dengan baik
dengan kata lain terampil berhubungan dengan orang lain. Berikut ini
karakteristik individu yang menunjukan kemampuan dalam intelegensi
interpersonal:
1) Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dari suatu oraganisasi.
2) Mampu bersosialisasi, menjadi moderator, bermain dalam kelompok atau
klub, bekerja sama dalam tim.
3) Senang permainan berkelompok dari pada individu.
23
4) Biasa menjadi tempat mengadu orang lain.
5) Senang berkomunikasi verbal dan non verbal.
6) Peka terhadap teman.
7) Suka memberi feedback.
8) Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.
Teori kecerdasan yang dikembangkan oleh Gardner dikenal dengan istilah
multiple intelligences atau MI. Gardner (2003) meyakini bahwa kecerdasan pada
umunya dapat dibagi-bagi lagi atau dengan kata lain kecerdasan dapat
dimajemukkan. Setiap individu pada umunya terlahirkan dengan profil kecerdasan
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, pada akhirnya akan membuat
individu tersebut berbeda. Mereka memiliki kecerdasan tertentu dengan kadar
yang tertentu pula. Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan yang dapat
dimajemukkan tersebut, terbagi atas tujuh jenis, yakni kecerdasan linguistik,
kecerdasan logika-matematika, kecerdasan ruang, kecerdasan musik, kecerdasan
gerakan-badan, kecerdasan antarpribadi (interpesonal), dan kecerdasan
intrapribadi (intrapersonal). Ketujuh jenis kecerdasan tersebut tidak akan
diuraikan secara keseluruhan, akan tetapi hanya akan berfokus pada kecerdasan
interpersonal karena menjadi fokus dalam kajian ini.
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh anak
untuk memahami dan merespon keinginan serta perasaan orang lain dengan baik,
sehingga interaksi kerjasama dan komunikasi bisa berjalan baik dan efektif. Hal
ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sujiono dkk (2005) bahwa kecerdasan
interpesonal merupakan kemampuan seseorang dalam hal berkomunikasi dengan
24
orang lain. Hal ini mengacu kepada keterampilan seseorang dalam hal membaca,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas mengenai pengertian dari
kecerdasan interpesonal, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal
merupakan kemampuan anak untuk memahami dan merespon keinginan serta
perasaan orang lain, sehingga komunikasi dapat berjalan denganbaik. Kecerdasan
interpersonal terdiri atas beberapa aspek penting, yakni empati, komunikasi,
bersikap ramah, dan kerja sama.
b. Stimulasi Perkembangan Kecerdasan Interpersonal Anak
Kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh anak tidak dapat berkembang
begitu saja dengan sendirinya. Anak membutuhkan dukungan dari lingkungannya
agar kecerdasan yang ia miliki dapat berkembang dengan baik. Guru maupun
orang tua memegang peran yang amat penting dalam hal pemberian stimulasi
yang tepat pada anak demi mengembangkan kecerdasannya. Menurut Delaney
(2010), kunci untuk membantu anak-anak dalam mengembangkan kecerdasan
interpersonalnya ialah dengan memberikan anak kesempatan untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya, misal dengan bermain. Melalui kegiatan bermain
anak, anak akan banyak berinteraksi dengan orang lain. Akan tetapi, sebelum
orang tua maupun guru harus memberikan pengaruh lebih dahulu mengenai cara
berinteraksi dengan orang lain. Sehingga ketika anak bermain, anak tidak merasa
canggung untuk berinteraksi dengan orang lain. Menurut Sefrina (2013), stimulasi
yang dapat diberikan kepada anak dalam pengembangan kecerdasan
interpersonalnya ialah :
25
1) Ajarkan kepada anak untuk berkenalan dengan setiap
orang baru yang ditemui, 2) libatkan anak dalam suatu
perkumpulan yang sesuai dengan usianya, 3) motivasi
anak untuk membentuk kelompok belajar, 4) berikan
permainan yang bersifat interaktif, 5) ajak anak ke acara
yang melibatkan orang banyak.
Pemberian stimulus yang tepat dapat menjadi salah satu faktor pendukung
dalam pengembangan perkembangan pada anak. Oleh karena itu, guru serta orang
tua hendaknya mampu memberikan stimulasi yang tepat dalam kebutuhan
perkembangan anak.Pemberian stimulasi yang tepat dapat mendorong
perkembangan anak dengan baik.
Berdasarkan dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
cara yang dapat dilakukan oleh guru maupun orang tua demi pengembangan
kecerdasan interpersonal pada anak, sehingga orang tua, guru, maupun orang
terdekatmemegang peran yang amat penting dalam pemberian stimulasi yang
tepat demi proses perkembangan anak itu sendiri. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat atau
perkembangan kecerdasan interpersonal adalah menggunakan indikator atau
aspek empati, komunikasi, bersikap ramah, dan mampu bekerja sama.
B. Karangka Pikir
Secara umum diketahui bahwa setiap anak terlahir dengan tingkat
kecerdasan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Salah satu kecerdasan
yang dimiliki oleh anak ialah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal
merupakan kemampuan dalam hal berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan
ini merupakan salah satu kecerdasan yang amat penting untuk dikembangkan
26
pada anak. Hal tersebut disebabkan karena kecerdasan ini mencakup dalam hal
berinteraksi dengan dunia luar atau dunia sosial. Seperti yang diketahui bahwa
manusia merupakan mahkluk sosial yang artinya mahkluk yang tidak dapat hidup
sendiri. Maka dari itu, untuk dapat bertahan hidup seorang harus mampu
berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarnya. Hal tersebut dapat menjadi
dasar mengapa kecerdasan interpersonal pada anak sangat penting dikembangkan
sejak usia dini.
Kecerdasan interpersonal pada anak dapat berkembang dengan baik tidak
terlepas dari adanya dukungan dan stimulasi yang diberikan oleh orang tua
maupun guru serta orang terdekat yang ada di sekitar lingkungan anak. Guru,
orang tua,dan orang di sekitar memegang peran yang amat penting dalam hal
pemberian stimulasi yang tepat pada anak agar kecerdasan yang hendak
dikembangkan dapat berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Salah satu stimulasi yang dapat dikembangkan oleh guru untuk dapat
mengembangkan kecedasan interpersonal pada anak ialah dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk melakukan kegiatan bermain.Salah satu kegiatan
bermain yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak adalah
bermain peran. Kegiatan bermain peran dapat memberikan pemahaman sosial
tertentu terhadap anak. Secara tidak langsunganak dapat belajar
memlaluitemannya mengenai cara berinteraksi dengan orang lain,membantu anak
untuk mempelajari lebih dalam mengenai dirinya sendiri, keluarganya, dan orang
di sekitarnya, dapat mengembangkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan
berkomunikasi, secara tidak langsung dapat menstimulasi dalam menggali
27
perasaan anak, mengajarkan pembangian tanggung jawab dan melaksanakannya,
mengajarkan cara bagaimana menghargai pendapat orang lain, serta mengajarkan
cara mengambil keputusan dalam kelompok dan masih banyak lagi manfaat–
manfaat yang secara tidak langsung dapat diperoleh anak ketika memainkan
kegiatan bermain peran ini, sehingga secara tidak langsung dapat disampaikan
bahwa kegiatan bermain peran dapat dijadikan salah satu stimulasi dalam hal
pengembangan kecerdasan interpersonal pada anak. Secara lebih jelas, pemaparan
kegiatan bermain peran dapat digambarkan melalui bagan berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Dikembangkan melalui:
Kecerdasan interpersonal anak belum berkembang dengan
baik, meliputi:
a) Menjalin kontak
b) Empati
c) Komunikasi
d) Bersikap ramah
Ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan
interpersonal anak di TK Negeri Pembina Matangnga
Bermain peran makro
a) Menetapkan tema dalam bermain peran
b) Mempersiapkan alat serta peralatan untuk bermain peran
c) Mempersiapkan anak
d) Memainkan peran (melaksanakan kegiatan bermain)
e) Mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan bermain peran
Maka hasilnya
28
C. Hipotesis Penelitian
Berikut adalah hipotesis yang disusun berdasarkan kajian pustaka yang
telah diperoleh.
H1 : Ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal
anak di TK Negeri Pembina Matangnga.
H0 : Tidak ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan
interpersonal anak di TK Negeri Pembina Matangnga.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang
bersifat kuantitatif, karena data dalam penelitian ini berupa angka–angka dan
dianalisis menggunakan statistik parametrik. Untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini digunakan instrumen penilaian. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif,
sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Hal
tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) bahwa metode
ini disebut sebagai metode kuantitatif karena, dalam penelitian berupa angka–
angka dan analisis menggunakan statistik.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini ialah eksperimen sederhana atau lebih
dikenal dengan istilah pre-experimental. Penelitian ini menggunakan pendekatan
eksperimen sederhana karena belum terdapat variabele kontrol dalam penelitian
ini, sehingga variabel dependen sepenuhnya tidak hanya dipengaruhi oleh variabel
independen semata, melainkan masih terdapat faktor–faktor lain yang dapat
mempengaruhi variabel dependen. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan
oleh Sugiyono (2011) bahwa pre-experimental design belum merupakan
eksperimen sunguh–sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut
29
30
mempengaruhi terhadap terbentuknya variabel dependen.Hal ini disebabkan
karena adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
B. Variabel dan Desain Penelitian
Penelitian dilakukan di TK Negeri Pembina Matangnga Kec. Matangnga
Kab. Polman Sulawesi Barat.Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel
yaitu:
1. Variabel bebas (dependent variable) yakni bermain peran.
2. Variabel terikat (independent variable) yakni kecerdasan interpersonal.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain pre-
experimental. Pada penelitian ini akan diberikan pretest dan posttest. Pretest yang
dimaksud adalah pengamatan yang dilakukan observer sebelum diberikan
perlakuan pada objek penelitian, kemudian menceklis butir instrumen penilaian
sesuai dengan pengamatan yang diperoleh, sedangkan pemberian posttest yakni
pengamatan yang dilakukan observer setelah diberikan perlakuan pada objek
penelitian kembali dengan menceklis butir instrument yang sama ketika pretest
berlangsung sesuai dengan pengamatan yang diperoleh dari anak didik. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Desain ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
O1x O2
31
Keterangan :
O1 : Nilai pretest kecerdasan interpersonal anak sebelum dilaksanakan kegiatan
bermain peran makro.
X : Perlakuan menggunakan bermain peran.
O2 : Nilai posttest kecerdasan interpersonal anak setelah dilakukan kegiatan
bermain peran.
C. Definisi Operasional
Penelitian ini ditekankan kepada pengaruh kegiatan bermain peran makro
terhadap kecerdasan interpersonal anak pada TK Negeri Pembina Matangnga.
Adapun definisi operasional penelitian ini ialah:
a. Bermain peran makro adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolompok anak
yang bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran seperti ukuran
sesuangguhnya yang digunakan untuk menciptakan dan memainkan peran.
b. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan anak untuk memahami dan
merespon keinginan serta perasaan orang lain, sehingga komunikasi dapat
berjalan dengan baik. Kecerdasan interpersonal terdiri atas beberapa aspek
penting yakni empati, komunikasi, bersikap ramah, dan kerja sama.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas adan karakteristik tertentu yang
diperoleh oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya.
Sedangkan menurut Bungin (2005) populasi penelitian merupakan keseluruhan
(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh–
32
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga
objek–objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. TK Negeri Pembina
Matangnga terdiri dari 2 kelas yakni kelompok A dan Kelompok B. Pada
penelitian ini, populasinya yaitu yang terdapat pada kelas B.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasandana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampling jenuh (sampel jenuh), karena
populasi pada penelitian ini berjumlah tidak lebih dari 30, sehingga semua
populasi diambil menjadi sampel. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian adalah
kelompok B. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2011) bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang.
33
E. Lokasi Penelitian
1. Profil Taman Kanak-kanak
Nama TK : TK Negeri Pembina Matangnga
Alamat : Jalan Poros Matangnga, Kelurahan Matangnga,
Kecamatan Matangnga, Polewali Mandar
Nomor Telp./ HP : 0853 4372 0736
Tahun Mula iOperasi : 2008
Bukti Kepemilikan : Hibah
Luas Tanah : 360 M2
Jumlah Peserta Didik dalam 3 (tiga) TahunTerakhir :
Tabel 3.1 Jumlah peserta didik 3 (tiga) tahun terakhir
Kelompok Jumlah Peserta Didik
2017/2018 2018/2019 2019/2020
A 23 24 6
B 18 13 25
JUMLAH : 41 37 31
Sumber: Tata usaha TK Negeri Pembina Matangnga
2. Data Ruangan
Tabel 3.2 Data ruangan
Ruang Kelompok
WC Guru
Ruang Bermain Bebas
WC Anak
Ruang Tunggu
Kantor
Gudang
Dapur
1
-
-
1
-
-
-
-
R
-
-
R
-
-
-
-
Sumber: Tata usaha TK Negeri Pembina Matangnga
Keterangan :
R = Rusak
34
3. Data guru
Tabel 3.3 Data guru
No. Status Tingkat Pendidikan
SLTA D1 D2 D3 S1 S2
1 Kepala TK 1
2 Guru PNS
3 Guru Honorer 2 1 4
4 Tenaga Administrasi
5 Lain - Lain 1
Sumber : Tata usaha TK Negeri Pembina Matangnga
4. Sarana Bermain Di Luar Ruangan
Tabel 3.4 Sarana bermain di luar ruangan
No. Nama
Alat/Sarana Jumlah
Tahun
Pengadaan
Kondisi
BAIK RUSAK
1 Ayunan
Berhadapan 1/1 2013/2016 R
2 Tangga
Majemuk 1/1 2013/2016 B
3 Tangga Pelangi 1 2013 R
4 Luncuran 1 2016 R
Sumber : Tata usaha TK Negeri Pembina Matangnga
Keterangan : B = Baik
R = Rusak
5. Visi dan misi
Visi
Terciptanya system pendidikan prasekolah yang kondusif dan diridhoi
Allah SWT dalam rangka mengembangkan potensi anak sejak dini sesuai
kemampuan dan tingkat pengembangan anak.
35
Misi
1. Membekali anak dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Meningkatkan kreativitas anak dalam belajar dengan disiplin yang
menyenangkan.
F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Teknik lembar observasi yaitu suatu teknik atau cara pengumpulan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Teknik ini digunakan dengan mengamati secara langsung
kecerdasan interpersonal anak. Adapun yang dilakukan selama observasi langsung
adalah sebagai berikut:
1) Mengamati kecerdasan interpersonal anak sebelum melakukan kegiatan
bermain peran dilaksanakan dengan mengceklis setiap item dan indikator
sesuai kategori perkembangan pada instrumen yang digunakan.
2) Mengamati kecerdasan interpersonal anak sesudah melakukan kegiatan
bermain peran dilaksanakan dengan menceklis setiap item pada indikator
sesuai kategori perkembangan pada instrumen yang digunakan.
Adapun cara penilaian dari bermain peran dan mengukur kecerdasan
interpersonal adalah menggunakan instrumen berikut:
36
Tabel. 3.5 Instrumen penilaian bermain peran makro
No
Langkah-Langkah
Keterlaksanaan Ket.
1 2 3 4
1 Anak-anak untuk mendengarkan pengarahan
dan aturan-aturan serta tata tertib dalam
bermain makro di dalam kelas.
2 Anak-anak memperhatikan contoh kegiatan
bermain peran makro yang dilakukan oleh
guru misalnya bermain rumah-rumahan mini.
3 Anak-anak memilih kegiatan bermain peran
sesuai yang diminati misalnya bermain
boneka-boneka atau rumah-rumahan dan
bereksplorasi sendiri.
4 Anak-anak mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru tentang manfaat bermain
peran makro.
5 Anak-anak harus merapikan dan
membereskan tempat kegiatan serta
mengembalikan alat-alat pada tempat semula.
6 Anak-anak menceritakan kembali kegiatan
yang sudah mereka lakukan.
Skor Total
Sumber: Nurani (2016)
37
Penilaian tersebut dilakukan oleh guru dengan cara memberi ceklis pada
setiap aspek yang telah dilakukan oleh anak. Adapun penilaian kecerdasan
interpersonal anak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Penilaian kecerdasan interpersonal
Aspek Pernyataan BSB
(4)
BSH
(3)
MB
(2)
BB
(1)
Ket.
Empati 1. Anak mampu membantu memberi arahan
kepada temannya tentang bermain peran.
2. Ikut merasa sedih saat memainkan peran
sedih bersama temannya.
3. Ikut merasa gembira ketika memainkan
peran gembira bersama temannya
Komunik
asi
2. Anak mampu berbicara dengan temannya
ketika bermain peran tanpa rasa malu-malu.
3. Anak mampu berbicara dengan sopan
dengan teman atau gurunya.
Bersikap
ramah
4. Anak terbiasa menyapa teman maupun
gurunya di sekolah.
5. Anak terbiasa memberi senyum kepada
teman atau gurunya
Kerjasa
ma
6. Anak mau menerima dan mengerjakan
tugas yang ditugaskan demi kepentingan
kelompok.
7. Anak mampu bekerja kelompok tanpa
membeda-bedakan temannya.
Skor Total
Sumber: Nurani (2016)
38
Skor kecerdasan interpersonal anak dibagi menjadi 4 tingkatan pencapaian
dengan klasifikasi sebagai berikut:
Rentangan Skor Keterangan
0-24 Belum Berkembang
25-49 Mulai Berkembang
50-74 Berkembang Sesuai Harapan
75-100 Berkembang Sangat Baik
b. Dokumentasi
Dokumen dilakukan untuk mendapatkan data gambaran lokasi sekolah
tempatpenelitian dilakukan dan dokumen yang berkaitan dengan anak yang diteliti
seperti absen.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam prosedur pengumpulan data ada beberapa cara yang dilakukan
antara lain:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini, peneliti melaksanakan pengurusan izin meneliti.
b. Pemberian pretest
Melakukan observasi awal dan menilai kecerdasan interpersonal anak sesuai
dengan instrumen yang telah dibuat.
c. Pemberian perlakuan (treatment)
Pemberian perlakuan berupa kegiatan pembelajaran pada kelompok
eksperimen dengan menggunakan kegiatan bermain peran.
39
d. Pemberian posttest
Setelah diberikan perlakuan, selanjutnya melakukan proses penilaian ulang
terhadap perilaku anak setelah diberikan perlakuan. Penilaian ini tetap mengacu
kepada instrumen yang samaseperti yang digunakan pada pretest.
e. Analisis hasil
Seluruh hasil dari tahap–tahap sebelumnya akan disimpulkan menjadi
suatu hasil penelitian. Analisis hasil dari penelitian dilaksanakan sesuai dengan
metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan statistik parametrik.
Pengujian data melalui statistik parametrik disyarati dengan adanya sejumlah
anggapan-anggapan yang kuat yang mendasari penggunaanya. Manakala
anggapan-anggapan itu terpenuhi, pengujian-pengujian parametrik inilah yang
paling besar kemungkinannya untuk menolak H0 ketika H0 salah. Artinya, kalau
data penelitian dianalisis secara tepat dengan pengujian parametrik, pengujian
tersebut akan lebih kuat dari pengujian manapun dalam hal penolakan terhadap
H0 jika H0 salah. Adapun jenis uji parametrik yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu uji-t independent untuk menguji hasil hipotesis. Pengujian hipotesis
dilakukan apabila dua uji prasyarat analisis terpenuhi. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan t-test. Jika thitung> ttabel atau jika nilai Sig. (2-tailed) <
0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak.
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Kegiatan Bermain Peran Anak
Pelaksanaan kegiatan bermain peran makro dilakukan di kelompok TK B
sebagai kelas ekperimen. Aktivitas pembelajaran yang diobservasi adalah aktivitas
pembelajaran yang berkaitan dengan langkah-langkah pelaksanaan bermain peran
makro yang dilakukan oleh guru dan siswa. Observasi terhadap aktivitas
pembelajaran tersebut mengacu pada lembar observasi yang telah disesuaikan
dengan langkah-langkah bermain peran makro. Observasi dilakukan selama 4 kali
pertemuan. Untuk lembar observasi guru mengacu pada 3 kategori penilaian yaitu,
1 berarti kurang, 2 berarti cukup, dan 3 berarti baik dan untuk lembar observasi
siswa mengacu pada 4 kategori penilaian yaitu 1 berarti kurang, 2 berarti cukup, 3
berarti baik dan 4 berarti sangat baik. Dalam penelitian ini, peneliti berperan
sebagai observer, sedangkan guru kelas berperan sebagai guru. Guru menyiapkan
materi dan media bermain peran yang akan digunakan pada setiap pertemuan,
selama 4 kali pertemuan guru telah menyiapkan materi dan media yang digunakan
secara lengkap.
a. Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan bermain peran makro
Berdasarkan gambaran aktivitas pembelajaran yang telah dipaparkan, hasil
observasi guru terhadap keterlaksanaan langkah bermain peran makro dalam proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:
40
41
Tabel 4.1 hasil observasi aktivitas guru
Waktu Pertemuan Skor total Persentase Klasifikasi
16/11/2020 I 6 33% Kurang
19/11/2020 II 10 56% Cukup
23/11/2020 III 14 78% Baik
26/11/2020 IV 17 94% Baik
Rata-rata 12 65% Baik
Berdasarkan tabel 4.5 lembar observasi guru, pada pertemuan pertama
terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran bermain peran makro dari aspek guru
berada pada kategori kurang, hal ini disebabkan guru masih dalam proses adaptasi
terhadap pembelajaran bermain peran makro, masih canggung dan gugup
menghadapi kelas. Namun pada pertemuan selanjutnya hingga pertemuan keempat
terus mengalami peningkatan yang signifikan dari pertemuan pertama ke pertemuan
kedua meningkat 56% kemudian pada pertemuan ketiga meningkat 78% dan pada
pertemuan keempat meningkat menjadi 94%. Hal ini dikarenakan guru sudah tidak
canggung dan lebih aktif membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk pertemuan pertama rata-ratanya masih tergolong kurang, karena guru
masih dalam tahap penyesuaian dalam melaksanakan pembelajaran bermain peran
makro, guru baru berkenalan dengan siswa begitupun dengan siswa masih
canggung dan malu-malu. Kemudian di pertemuan kedua, ketiga dan keempat telah
terjadi peningkatan, karena guru telah melakukan persiapan secara matang juga
telah saling mengenal dengan siswa, sehingga masalah pada pertemuan pertama
dapat diatasi dengan baik
42
b. Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan bermain peran makro
Data yang diperoleh dari observasi aktivitas siswa dirangkum pada setiap
akhir pertemuan. Hasil rangkuman setiap observasi disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas siswa
Waktu Pertemuan Skor total Persentase Klasifikasi
16/11/2020 I 6 25% Cukup
19/11/2020 II 10 42% Baik
23/11/2020 III 16 67% Baik
26/11/2020 IV 21 88% Sangat Baik
Rata-rata 13 55% Baik
Berdasarkan tabel 4.6, tampak bahwa rata-rata kategori aktivitas siswa
berada pada kategori cukup, hal ini disebabkan siswa cukup antusias ingin mencoba
belajar dengan media pembelajaran bermain peran makro. Persentase setiap
pertemuan meningkat terus menerus yaitu pada pertemuan kedua sebesar 10 dengan
persentase 42%, pertemuan ketiga meningkat menjadi 67%, dan selanjutnya
pertemuan keempat meningkat 19% menjadi 88%, peningkatan ini tidak terlepas
dari peran guru dalam memperbaiki iklim kelas dengan lebih aktif membimbing
siswa melakukan kegiatan bermain. Adapun skor rata-rata keterlaksanaan keempat
pertemuan sebesar 55% hal menjadi indikasi bahwa keterlaksanaan proses
pembelajaran bermain peran makro sudah baik.
Untuk data observasi siswa pada pertemuan pertama, rata-ratanya masih
terbilang rendah, karena ini adalah pertemuan pertama siswa belajar bermain peran,
sehingga siswa masih bingung tentang alur dan proses pembelajaran. Guru pun
43
berusaha untuk menyesuaikan kondisi tersebut. Pada pertemuan selanjutnya yaitu
pertemuan kedua dan ketiga, siswa mulai beradaptasi dan sangat antusias dalam
proses pembelajaran, mulai dari membentuk kelompok kemudian saling bertukar
peran. Inilah yang menyebabkan adanya kenaikan hasil observasi di setiap
pertemuan.
2. Gambaran Kecerdasan Interpersonal Anak
Untuk mengetahui kecerdasan interpersonal anak, peneliti mengumpulkan
data menggunakan tes yaitu berupa tes berbentuk ceklis yang diisi oleh observer.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat dilihat perbedaan kecerdasan
interpersonal siswa pada pretest dan posttest.
Tabel 4.3 Kecerdasan interpersonal anak
Statistics
Pretest Postest
N Valid 10 10
Missing 0 0
Mean 14.80 28.30
Median 15.00 28.00
Mode 15 31
Std. Deviation 1.549 2.312
Variance 2.400 5.344
Kurtosis .179 -1.701
Std. Error of Kurtosis 1.334 1.334
Range 5 6
Minimum 12 25
Sum 148 283
Sumber: Hasil analisis statistik menggunakan SPSS 21
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa median atau nilai tengah data yang
diperoleh adalah 15 untuk data pretest kecerdasan interpersonal dan median data
posttest adalah 28. Informasi lain yang diperoleh adalah nilai mode atau data yang
44
paling sering muncul adalah untuk data pretest yaitu 15 dan untuk data posttest
yaitu 31. Berdasarkan hasil data tersebut, maka dapat diketahui bahwa baik median
maupun mode dari data posttest lebih tinggi daripada data pretest. Perbedaan
kecerdasan interpersonal anak dapat dilihat pula dari mean untuk pretest dan
posttest masing-masing. Nilai mean posttest lebih tinggi daripada nilai mean
pretest. Perbedaan ini dimana nilai postest lebih tinggi daripada nilai pretest
menandakan bahwa pemberian perlakuan bermain peran anak dapat dikatakan
memiliki pengaruh.
3. Pengaruh Kegiatan Bermain Peran Terhadap Kecerdasan Interpersonal
Anak
Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa “ada pengaruh bermain peran
makro terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK Negeri Pembina Matangnga”.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 21. Adapun hasil uji
hipotesis adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Paired samples statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1
Pretest Kecerdasan
interpersonal
14.80 10 1.549 .490
Postest Kecerdasan
Interpersonal
28.30 10 2.312 .731
Sumber: Hasil analisis statistik menggunakan SPSS 21
Tabel 4.8 merupakan ringkasan hasil statistik deskriptif dari kedua sampel
yang diteliti yakni nilai pretest dan postest. Untuk nilai pretest diperoleh rata-rata
kecerdasan interpersonal (mean) sebesar 14,8. Sedangkan untuk nilai postest
diperoleh nilai rata-rata kecerdasan interpersonal anak sebesar 28,30. Begitupun
45
standar deviasi dan standar error mean keduanya diperoleh bahwa nilai postest
kecerdasan interpersonal lebih tinggi daripada nilai pretest. Karena nilai rata-rata
kecerdasan interpersonal pretest 14,8< pretest 28,30 maka itu artinya secara
deskriptif ada perbedaan rata-rata kecerdasan interpersonal antara pretest dan
postest. Selanjutnya untuk membuktikan apakah perbedaan tersebut benar-benar
nyata (signifikan) atau tidak, maka kita perlu menafsirkan hasil uji paired sample t
test yang terdapat pada tabel output paired samples test berikut ini:
Tabel 4.5 Paired samples test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
1
Pretest
Postest
-13.500 2.506 .792 -15.292 -11.708 -17.038 9 .002
Sumber : Hasil analisis statistik menggunakan SPSS 21
Dengan mengacu pada hipotesis:
H1 : ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal anak
di TK Negeri Pembina Matangnga.
H0 : tidak ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal
anak di TK Negeri Pembina Matangnga.
Maka berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai sig.(2-tailed) adalah sebesar
0,002 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan rata-rata antara kecerdasasan interpersonal pretest dengan postest
yang artinya ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal
anak di TK Negeri Pembina Matangnga.
46
B. Pembahasan
1. Temuan Penelitian
Berdasarkan penelitian, maka ditemukan bahwa berdasarkan hasil uji
hipotesis, bahwa pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal
anak di TK Negeri Pembina Matangnga. Dengan menggunakan indikator
menetapkan tema dalam bermain peran, mempersiapkan alat serta peralatan untuk
bermain peran, mempersiapkan anak, memainkan peran, dan mendiskusikan dan
mengevaluasi kegiatan bermain, hasil penelitian yang dilakukan pada kelas B
dengan jumlah siswa 10 orang menunjukkan bahwa nilai sig.(2-tailed) adalah
sebesar 0,002 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga ada pengaruh
bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK Negeri
Pembina Matangnga. Sehingga penggunaan metode bermain peran mikro efektif
dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal mikro anak dan disarankan
penggunaannya dalam pembelajaran.
2. Gambaran Kegiatan Bermain Peran Anak
Penelitian ini bertempat di TK Negeri Pembina Matangnga dengan
melakukan 4 kali pertemuan dikelompok TK B. Setiap pertemuan dilakukan
melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahan pelaksana, dan tahap akhir
perlakuan. Observasi diisi oleh peneliti sebagai observer. Objek dalam penelitian
ini adalah kegiatan bermain peran anak dan data hasil penelitian diperoleh dari hasil
observasi.
Berdasarkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang diisi
pengamat selama kegiatan pembelajaran didapat hasil, bahwa secara umum
47
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sudah berjalan lancar hal ini dapat
dilihat dengan adanya kenaikan persentase observasi setiap pertemuan, baik dari
aspek guru maupun aspek siswa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata
pelaksanaan pembelajaran bermain peran anak berada pada kategori baik yang
dilihat dari aspek guru dan siswa. Keseluruhan langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang
terdapat dalam lembar observasi.
Dalam pembelajaran bermain peran anak dengan menggunakan media
boneka jari yang berbentuk karakter lucu, siswa sangat antusias dan bersemangat
untuk bermain. Pada tahap persiapan dipertemuan pertama menunjukkan hasil
observasi yang kurang dikarenakan antuasisme anak yang penasaran dan ingin
memegang boneka jari yang telah disediakan sehingga anak-anak sulit untuk diatur.
Namun pada pertemuan selanjutnya hal ini dapat diatasi dengan tidak
memperlihatkan media yang akan digunakan sebelum pembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan kegiatan bermain dengan menggunakan boneka jari,
anak-anak memilih media yang diminati, hal ini membuat anak merasa senang
karena memilih sesuai apa yang diinginkan dan tidak ada paksaan. Anak mampu
berinteraksi dengan teman di dalam kelompok baik secara verbal melalui bahasa
ataupun non verbal melalui ekspresi senang atau sedih, serta menunjukkan sikap
kerjasama dan tanggungjawab dengan menyelesaikan permainan. Namun yang
menjadi sedikit hambatan adalah ketika anak berebut media yang sama, hal ini
diatasi dengan membujuk anak yang berebut tersebut untuk memilih media atau
mainan yang lain.
48
Selanjutnya pada tahap akhir perlakuan, anak-anak dengan arahan,
merapikan, membereskan dan mengembalikan sendiri media atau mainan yang
telah dipakai. Beberapa anak juga dengan berani dan percaya diri tampil
menceritakan kembali kegiatan yang telah mereka lakukan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan bermain peran
makro anak menjadi lebih bergaul dengan temannya lebih banyak berinteraksi
dengan orang lain dan mengungkapkan perasaannya melalui boneka jari yang
dimainkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Citraningwulan Dwi Saputri dan
Sri Widayati bahwa peningkatan kemampuan anak kelompok A di TK Tunas
Cendekia Mojokerto dalam berbahasa ekspresif melalui kegiatan bermain peran
makro telah tercapai. Sesuai dengan tingkat perkembangnya anak usia 4-5 tahun
mampu mengungkapkan perasaan, kata-kata, mimi, intonasi, gerakan melalui 3
kalimat bermakna. Dari pemaparan tersebut maka hasil penelitian di TK Negeri
Pembina Matangnga yang dilihat dari hasil observasi telah membuktikan bahwa
pembelajaran bermain peran makro anak dapat dikatakan berhasil.
3. Gambaran Kecerdasan Interpersonal Anak
Selain observasi aktivitas guru dan siswa, hasil penelitian yang juga
diperoleh melalui observasi adalah kecerdasan interpersonal anak. Pengumpulan
data melalui observasi dilaksananakan dua kali yaitu pretest dan posttest. Soal
pretest dan posttest terdiri dari 9 item dari indikator kecerdasan interpersonal.
Pretest dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan bermain peran dan postest
dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran kegiatan bermain peran.
49
Pada hasil pretest, rata-ratahasil dari kecerdasan interpersonal anak adalah
14,80 yang berada pada kategori BB (Belum Berkembang). Hal ini berarti bahwa
anak didik belum mampu bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya. Anak
didik masih cenderung malu-malu terhadap gurunya dan belum menunjukkan rasa
empati kepada sesama temannya serta mereka lebih suka menggambar atau
mewarnai sendiri tanpa berkelompok dengan temannya. Hal ini juga disebabkan
adanya pengaruh lingkungan yaitu anak didik terlalu asyik bermain game sendiri di
rumah, sehingga mereka jarang untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang
lain. Padahal kemampuan interpersonal yang harus dikuasai oleh anak usia dini
yaitu kemampuan memiliki hubungan baik dengan orang lain.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Damayanti dkk (2018) bahwa tidak
semua anak memiliki kemampuan berinteraksi sosial dengan baik seperti dalam hal
menyatakan ide dan perasaannya. Oleh karena itu, pada usia inilah perkembangan
kecerdasan interpersonal harus mulai diasah, karena pada tahap ini anak berada
pada masa keemasan. Oleh karena itu orangtua maupun pendidik seharusnya
mampu mengoptimalkan kemampuan interpersonal anak-anaknya. Dengan
demikian, peneliti menemukan sebuah solusi untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal anak melalui kegiatan bermain peran.
Berdasarkan data dari posttest yang dilakukan setelah kegiatan bermain
peran diperoleh bahwa rata-rata kecerdasan interpersonal anak didik di kelompok B
mengalami peningkatan yaitu dari 14,80 menjadi 28,30 yang berada pada kategori
mulai berkembang (MB). Hal ini terlihat dari adanya perilaku anak didik yang
mulai menyapa dan memberi senyum kepada guru pada saat datang ke sekolah,
50
anak didik juga sudah mulai untuk belajar berinteraksi dan berbagi makanan kepada
teman duduknya serta bermain bersama temannya ketika jam istirahat tiba. Ketika
ada teman mereka yang bertengkar, cekcok atau saling mengejek, anak didik
langsung melapor kepada guru, hal ini menunjukkan bahwa anak didik telah
memiliki reaksi atau rasa simpati kepada temannya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Kilgour (2015) bahwa dengan bermain peran makro, berfungsi untuk
membuka pikiran dan menyelesaikan masalah saat konflik terjadi diantara anak-
anak itu sediri, sekaligus terjadi jalinan komunikasi, sehingga dapat dikatakan
bahwa bermain peran makro memang berpengaruh terhadap perkembangan
kecerdasan interpersonal anak didik kelompok B di TK Negeri Pembina
Mattangnga.
4. Pengaruh Kegiatan Bermain Peran Anak Terhadap Kecerdasan
Interpersonal Anak
Berdasarkan pengujian hipotesis melalui SPSS maka diperoleh hasil bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa ada pengaruh bermain peran makro
terhadap kecerdasan interpersonal anak di TK Negeri Pembina Matangnga. Hal ini
terjadi karena diterapkannya bermain peran selama proses pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti. Setiap anak didik memiliki kecerdasannya masing-masing
termasuk kecerdasan interpersonal yang merupakan kecerdasan yang sangat penting
untuk dikembangkan sejak dini salah satunya melalui kegiatan bermain peran di
kelas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Nurhayati (2016) bahwa melalui penerapan metode bermain peran makro anak
dapat meningkatkan perkembangan sosial anak kelompok B. Hal ini kemudian
51
didukung oleh teori Vygotsky yang mengemukakan bahwa pengalaman interaksi
sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak,
sehingga aktifitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi
dengan orang lain dan lingkungannya
Melalui kegiatan bermain peran, anak dapat memilih dan memainkan peran
sesuai dengan pilihannya masing-masing tanpa paksaan. Bermain peran juga
memungkinkan anak didik di kelas B untuk mengeksplor diri mereka dan saling
berinteraksi satu sama lain, karena pada dasarnya dunia anak adalah dunia bermain.
Menurut Putri (2019) penerapan metode bermain peran makro kegiatan yang dapat
membuat anak menjadi antusias, aktif, dan menjadikan proses pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan bagi anak sehingga anak lepas dari suasana tertekan
dan tidak terbebani. Metode bermain peran adalah cara dalam menyampaikan
pembelajaran atau merangsang perkembangan anak denga cara memerankan tokoh
atau benda (dramatisasi) untuk mengeksplorasi hubungan antar manusia yang
melibatkan anak/peserta didik langsung dalam kegiatannya. Melalui keterlibatan
mereka sehingga menimbulkan interaksi untuk saling menyapa dan
mengungkapkan ekspresi.
Adapun teori yang mendukung, menurut Mursid (2017) kecerdasan
interpersonal berkaitan dengan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
secara efektif dengan orang lain, dengan membedakan dan menanggapi suasana
hati, perangai motivasi dan hasrat orang lain dengan tepat. Hermawati (2014)
mengemukakan bahwa keahlian interpersonal ialah keahlian atau keterampilan
berinteraksi dengan orang lain. Keahlian interpersonal, seperti: kemampuan untuk
52
berkomunikasi, memahami dan memotivasi baik yang bersifat individu maupun
berkelompok
Beberapa aspek yang termasuk tolok ukur dalam kecerdasan interpersonal
adalah anak-anak kelompok B telah memiliki sikap empati, simpati, rasa benci
senang melalui perannya masing-masing. Hal tersebutlah yang harus turut
dikembangkan dalam kehidupan anak di dunia nyata. Oleh karena itu, melalui
kegiatan bermain peran anak didik kelompok B mampu bekerjasama dengan
temannya, peduli kepada temannya seperti saling tolong menolong serta mau
berbagi makanan atau alat bermain peran dengan temannya. Hal inilah yang
membuktikan bahwa kegiatan bermain peran memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan kecerdasan interpersonal anak didik di kelompok B TK
Negeri Pembina Matangnga.
53
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pengujian hipotesis melalui SPSS siperoleh nilai bahwa nilai
sig.(2-tailed) adalah sebesar 0,002 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga ada pengaruh bermain peran makro terhadap kecerdasan interpersonal
anak di TK Negeri Pembina Matangnga.
B. Saran
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran bermain peran
makro terbukti dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. Dengan
demikian para guru hendaknya menggunakan model pembelajaran bermain
peran mikro pada pembelajaran selanjutnya.
2. Penelitian ini sangat terbatas, baik dari segi jumlah variabel maupun dari segi
populasinya, sehingga disarankan kepada para peneliti di bidang pendidikan
khususnya pendidikan di taman kanak-kanak untuk melakukan penelitian lebih
lanjut guna memperluas hasil-hasil penelitian ini.
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Ardy, Nowan Wiyani. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Gava media.
Bachtiar, Yusri Muhammad. 2017. Pengaruh Bermain Peran terhadap Kecerdasan
Interpersonal pada Anak Kelas A di TK Buah Hati Kota Makassar. Jurnal
Pendidikan Anak Vol.3 No. 2.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana
Prenada.
Damayanti, Ranie., Myrnawaty CH., Hapidin. 2018. Pengaruh Bermain Peran
Mikro terhadap Kecerdasan Interpersonal. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.
Vol 2 No 1 Page 34 – 44.
Delaney, Tara. 2010. 101 Permainan dan Aktivitas Anak. Yogyakarta: Andi.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Depdiknas: Jakarta.
Fadillah, Muhammad. 2017. Bermain dan Permainan. Jakarta: Kencana.
Gardner, Howard. 1993. Multiple Intelligences, The Theory in Practice. New York:
Basic Books.
Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk. (Terjemahan Drs. Alexander
Sindoro). Batam Centre: Interaksara.
Gontina, Rima., Kanada, Komariyah., Uswatun, Hasanah.Penerapan Metode
Bermain Peran (Role Playing) untuk Mengembangkan Kecerdasan
Intrapersonal danInterpersonal Anak. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia
Dinihttp://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-athfaal Vol.2 No.1 (2019)
1-15.
Hermawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hurlock, B Elisabeth. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak. Bandung: CV. Mandar Maju.
Khumaira,dkk.2015. Pengaruh Metode Bermain Peran Makro Terhadap Aspek
Perkembangan Berbahsa Anak Usia 5-6 tahun. Lampung : Universitas
Lampung .
54
55
Kilgour, P., dkk. 2015. Role Playing as a Tool to Facilitate learning, Self Reflection
and Social Awareness in Teacher Education. International Journal of
Innovative Interdisciplinary Research, 2(4), 8-20.
Kurniawan, Heru., Titin, Latif. 2014. 30 Permainan Kreatif Untuk Kecerdasaan
Logika Matematika Anak. Bandung: Alfabeta.
Latif, Mukhtar dkk. 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Prenada Media
Maidita Putri, dkk. 2019. Efektifitas Penerapan Metode Bermain Peran Makro
Terhadap Perkembangan Bahasa Lisan Anak Di TK Darullfalah Kota
Padang. Jurnal Ilmiah Potensial, Vol.4(1),49-58.
Mutia Diana.2015.Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak – Kanak. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Montolalu, B.E.F., dkk. 2008. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Morrisan. 2017. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Prenada Media.
Mulyasa H.E. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mursid. 2017. Pengembangan Pembelajaran Paud. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah
Kecerdasan.Jakarta: Depdiknas.
Mutiah, Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Nirwana. 2019. Penerapan bermain Peran Makro Terhadap kemampuan Berbicar.
Jurnal Intruksional. Vol.1 No 1.
Nurhayati. 2016. Penerapan Bermain Peran Makro Untuk Meningkatkan
Perkembangan Sosial Anak Kelompok B di TK Bakti Ibu Satu Mataram.
Skripsi:Universitas Mataram
Nurani, Yuliani. Sujiono, Bambang. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak. Jakarta : PT Indeks.
56
Nurani, Yuliani. 2016. Sentra Bermain Peran Mikro Tema: Salon. Jakarta:
Indocamp.
Safriayani, Hasanah. 2011. 99 Ide Kegiatan Persiapan Baca Tulis Hitung: Untuk
Anak usia Dini 5-8 Tahun. Jakarta: Indocamp.
Sefrina, Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo.
Sujiono, Bambang & Yuliani Nurani Sujiono. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak
Usia Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Stoner A.F, James dkk.1996. Manajemen Edisi Indonesia. Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tedja, Saputra., Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta:
Grasindo.
Upton, Penney. 2012. Metode Bermain Peran Makro.Jakarta: Erlangga
Uyun, Iin Inarotun.2019. Pengaruh Metode Bermain Peran Makro Dalam
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Kelompok B Di RA
Nurussyifa Desa Setu Patok Kecamatan Mundu Kabupaten
Cirebon.Skripsi.Tidak di terbitkan.Cirebon:Institut Agama Islam IAI Bunga
Bangsa
Wiyani, Nofan Ardy. 2014. Mengelola dan Mengembangkan Kecerdasan Sosial
Dan Emosi Anak Usia Dini:Panduan Bagi orang Tua dan Pendidik
Paud.Yogyakarta:A-Ruzz Media
Yaumi Muhammad, Nurdin Ibrahim. 2016. Kecerdasan Jamak. Jakarta:
Pranadamedia Group.
57
58
LAMPIRAN
59
LAMPIRAN 1.Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Instrumen Penilaian
No Indikator BB MB BSH BSB
1 Empati
2 Komunikasi
3 Bersikap Ramah
4 Kerjasama
Keterangan :
BB = Belum Berkembang
MB = Masih Berkembang
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik
Variabel Indikator item
Kecerdasan
Interpersonal
Empati 1,2,3
Komunikasi 4,5
Bersikap Ramah 6,7
Kerjasama 8,9
60
Lampiran 2
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN PRETES DAN POSTEST
KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA
Judul Penelitian : Pengaruh Kegiatan Bermain Peran Makro terhadap
Kecerdasan Interpersonal Anak Di TK Negeri Pembina
Matangnga Kecamatan Mantangnga Kabupaten
Polewali Mandar Sulawesi Barat
Satuan Pendidikan : TK Negeri Pembina Matangnga
Peneliti : Widya Ramdhani
Observer :
A. Petunjuk
1. Kami mohon, kiranya Bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan
aktivitas guru
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon Bapak/Ibu
memberikan skor pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian
Bapak/Ibu.
B. Skala penilaian
Rubrik Penilaian Kecerdasan Interpersonal Anak
Indikator Nilai Skor Deskripsi
Empati
BB 1 Anak belum mampu berempati kepada orang lain
MB 2 Anak sudah mulai mampu berempati kepada orang lain
BSH 3 Anak mampuberempati kepada orang lain
BSB 4 Anak berempati kepada orang lain dengan sangat baik
Komunikasi
BB 1 Anak belum mampu berkomunikasi dengan baik kepada
orang lain
MB 2 Anak mulai mampu berkomunikasi dengan baik kepada
orang lain
BSH 3 Anak mampuberkomunikasi dengan baik kepada orang
lain
BSB 4 Anak mampuberkomunikasi dengan sangat baik kepada
orang lain
Bersikap
Ramah
BB 1 Anak belum mampu bersikap ramah kepada orang lain
MB 2 Anak mulai mampu bersikap ramah kepada orang lain
BSH 3 Anak mampu bersikap ramah kepada orang lain
BSB 4 Anak mampu bersikap ramah dengan baik kepada orang
lain
61
Kerjasama BB 1 Anak belum mampu bekerjasama dengan orang lain
MB 2 Anak mulai mampu bekerjasama dengan orang lain
BSH 3 Anak sudah mampu bekerjasama dengan orang lain
BSB 4 Anak mampu bekerjasama dengan orang laindengan
sangat baik
LEMBAR PENILAIAN PRETEST DAN POSTEST
Aspek
Pernyataan BSB
(4)
BSH
(3)
MB
(2)
BB
(1) Ket.
Empati 1. Anak mampu membantu memberi arahan
kepada temannya tentang bermain peran.
2. Ikut merasa sedih saat memainkan peran
sedih bersama temannya.
3. Ikut merasa gembira ketika memainkan
peran gembira bersama temannya.
Komunikasi 4. Anak mampu berbicara dengan temannya
ketika bermain peran tanpa rasa malu-
malu.
5. Anak mampu berbicara dengan sopan
dengan teman atau gurunya.
Bersikap
ramah
6. Anak terbiasa menyapa teman maupun
gurunya di sekolah.
7. Anak terbiasa memberi senyum kepada
teman atau gurunya
Kerjasama 8. Anak mau menerima dan mengerjakan
tugas yang ditugaskan demi kepentingan
62
kelompok.
9. Anak mampu bekerja kelompok tanpa
membeda-bedakan temannya.
Skor Total
63
Lampiran 3
LEMBAR INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN GURU
Judul Penelitian :Pengaruh Kegiatan Bermain Peran Makro terhadap
Kecerdasan Interpersonal Anak Di TK Negeri Pembina
Matangnga Kecamatan Mantangnga Kabupaten Polewali
Mandar Sulawesi Barat
Satuan Pendidikan : TK Negeri Pembina Matangnga
Peneliti : Widya Ramdhani
Observer :
A. Petunjuk
1. Kami mohon, kiranya Bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan aktivitas
guru
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon Bapak/Ibu memberikan
skor pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
B. Keterangan
Baik = skor 3
Cukup = skor 2
Kurang = skor 1
Indikator
Keterangan
Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Guru
mengumpulkan anak
untuk diberikan
pengarahan,
penjelasan, dan
aturan
Guru
mengumpulkan anak
untuk diberikan
pengarahan,
penjelasan, dan
aturan dengan baik.
Guru mengumpulkan
anak untuk diberikan
pengarahan,
penjelasan, dan
aturan yang cukup
jelas.
Guru kurang
mengumpulkan
anak untuk
diberikan
pengarahan,
penjelasan, dan
aturan.
Guru memberikan
contoh kegiatan
Guru memberikan
contoh kegiatan
Guru memberikan
contoh kegiatan yang
Guru kurang
memberikan
64
yang dilakukan. yang dilakukan
dengan baik.
dilakukan dengan
cukup jelas.
contoh kegiatan
yang dilakukan.
Guru memberikan
kesempatan kepada
anak untuk memilih
kegiatan dan
bereksplorasi
sendiri.
Guru memberikan
kesempatan kepada
anak untuk memilih
kegiatan dan
bereksplorasi sendiri
dengan baik.
Guru memberikan
kesempatan kepada
anak untuk memilih
kegiatan dan
bereksplorasi sendiri
dengan cukup jelas.
Guru kurang
memberikan
kesempatan
kepada anak
untuk memilih
kegiatan dan
bereksplorasi
sendiri.
Guru memberikan
motivasi.
Guru memberikan
motivasi dengan
baik.
Guru memberikan
motivasi dengan
cukup jelas.
Guru kurang
memberikan
motivasi.
Guru mengawasi
dan membimbing
anak merapikan dan
membereskan
tempat kegiatan
Guru mengawasi
dan membimbing
anak merapikan dan
membereskan
tempat kegiatan
dengan baik.
Guru mengawasi dan
membimbing anak
merapikan dan
membereskan tempat
kegiatan
Guru kurang
mengawasi dan
membimbing
anak merapikan
dan
membereskan
tempat kegiatan
Guru memberikan
kesempatan kepada
anak untuk
menceritakan
kembali kegiatan
yang sudah mereka
lakukan.
Guru memberikan
kesempatan kepada
anak untuk
menceritakan
kembali kegiatan
yang sudah mereka
lakukan dengan
baik.
Guru memberikan
kesempatan kepada
anak untuk
menceritakan
kembali kegiatan
yang sudah mereka
lakukan dengan
cukup jelas.
Guru kurang
memberikan
kesempatan
kepada anak
untuk
menceritakan
kembali kegiatan
yang sudah
mereka lakukan.
65
Pertemuan I
Hari/Tanggal = Rabu, 11 November 2020
No Indikator
Skor
Ket.
Baik Cukup Kurang
1
Guru mengumpulkan anak untuk
diberikan pengarahan,
penjelasan, dan aturan
√
2 Guru memberikan contoh
kegiatan yang dilakukan.
√
3
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk memilih
kegiatan dan bereksplorasi
sendiri.
√
4 Guru memberikan motivasi. √
5
Guru mengawasi dan
membimbing anak merapikan
dan membereskan tempat
kegiatan
√
6
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk menceritakan
kembali kegiatan yang sudah
mereka lakukan.
√
Jumlah
Skor Total 6
Persentase 33% (Kurang)
66
Pertemuan II
Hari/Tanggal = Kamis, 19 November 2020
No Indikator
Skor
Ket.
Baik Cukup Kurang
1
Guru mengumpulkan anak untuk
diberikan pengarahan,
penjelasan, dan aturan
√
2 Guru memberikan contoh
kegiatan yang dilakukan.
√
3
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk memilih
kegiatan dan bereksplorasi
sendiri.
√
4 Guru memberikan motivasi. √
5
Guru mengawasi dan
membimbing anak merapikan
dan membereskan tempat
kegiatan
√
6
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk menceritakan
kembali kegiatan yang sudah
mereka lakukan.
√
Jumlah 8 2
Skor Total 10
Persentase 56% (Cukup)
67
Pertemuan III
Hari/Tanggal = Senin, 23 November 2020
No Indikator
Skor
Ket.
Baik Cukup Kurang
1
Guru mengumpulkan anak untuk
diberikan pengarahan,
penjelasan, dan aturan
√
2 Guru memberikan contoh
kegiatan yang dilakukan.
√
3
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk memilih
kegiatan dan bereksplorasi
sendiri.
√
4 Guru memberikan motivasi. √
5
Guru mengawasi dan
membimbing anak merapikan
dan membereskan tempat
kegiatan
√
6
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk menceritakan
kembali kegiatan yang sudah
mereka lakukan.
√
Jumlah 6 8
Skor Total 14
Persentase 78% (Baik)
68
Pertemuan IV
Hari/Tanggal = Kamis, 26 November 2020
No Indikator
Skor
Ket.
Baik Cukup Kurang
1
Guru mengumpulkan anak untuk
diberikan pengarahan,
penjelasan, dan aturan
√
2 Guru memberikan contoh
kegiatan yang dilakukan.
√
3
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk memilih
kegiatan dan bereksplorasi
sendiri.
√
4 Guru memberikan motivasi. √
5
Guru mengawasi dan
membimbing anak merapikan
dan membereskan tempat
kegiatan
√
6
Guru memberikan kesempatan
kepada anak untuk menceritakan
kembali kegiatan yang sudah
mereka lakukan.
√
Jumlah 15 2
Skor Total 17
Persentase 94% (Baik)
69
Lampiran 4
LEMBAR INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN SISWA
Judul Penelitian :Pengaruh Kegiatan Bermain Peran Makro terhadap
Kecerdasan Interpersonal Anak Di TK Negeri Pembina
Matangnga Kecamatan Mantangnga Kabupaten Polewali
Mandar Sulawesi Barat
Satuan Pendidikan : TK Negeri Pembina Matangnga
Peneliti : Widya Ramdhani
Observer :
A. Petunjuk
1. Kami mohon, kiranya Bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan aktivitas
guru
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon Bapak/Ibu memberikan
skor pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
B. Rubric dan Skala penilaian
Langkah-
Langkah
Keterangan
1 2 3 4
Anak-anak
mendengarkan
pengarahan
dan aturan-
aturan serta
tata tertib
dalam bermain
makro di
dalam kelas.
Anak-anak belum
dapat
mendengarkan
pengarahan dan
aturan-aturan serta
tata tertib dalam
bermain makro di
dalam kelas .
Anak-anak kurang
baik dalam
mendengarkan
pengarahan dan
aturan-aturan serta tata
tertib dalam bermain
makro di dalam kelas.
Anak-anak cukup jelas
mendengarkan
pengarahan dan
aturan-aturan serta tata
tertib dalam bermain
makro di dalam kelas.
Anak-anak
mendengarkan
pengarahan dan
aturan-aturan
serta tata tertib
dalam bermain
makro di dalam
kelas dengan
baik.
70
Anak-anak
memperhatika
n contoh
kegiatan
bermain peran
makro yang
dilakukan oleh
guru misalnya
bermain
rumah-
rumahan.
Anak-anak tidak
memperhatikan
contoh kegiatan
bermain peran
makro yang
dilakukan oleh
guru misalnya
bermain rumah-
rumahan.
Anak-anak kurang
memperhatikan contoh
kegiatan bermain
peran makro yang
dilakukan oleh guru
misalnya bermain
rumah-rumahan.
Anak-anak
memperhatikan contoh
kegiatan bermain
peran makro yang
dilakukan oleh guru
misalnya bermain
rumah-rumaha dengan
cukup jelas.
Anak-anak
memperhatikan
contoh kegiatan
bermain peran
makro yang
dilakukan oleh
guru misalnya
bermain rumah-
rumahan
dengan sangat
baik.
Anak-anak
memilih
kegiatan
bermain peran
sesuai yang
diminati
misalnya
bermain
boneka-boneka
atau rumah-
rumahan dan
bereksplorasi
Anak-anak tidak
dapat memilih
kegiatan bermain
peran sesuai yang
diminati misalnya
bermain boneka-
boneka atau rumah-
rumahan dan
bereksplorasi
sendiri.
Anak-anak kurang
memilih kegiatan
bermain peran sesuai
yang diminati
misalnya bermain
boneka-boneka atau
rumah-rumahan dan
bereksplorasi sendiri.
Anak-anak cukup jelas
memilih kegiatan
bermain peran sesuai
yang diminati
misalnya bermain
boneka-boneka atau
rumah-rumahan dan
bereksplorasi sendiri.
Anak-anak
sangat baik
dalam memilih
kegiatan
bermain peran
sesuai yang
diminati
misalnya
bermain
boneka-boneka
atau rumah-
rumahan dan
71
sendiri. bereksplorasi
sendiri.
Anak-anak
mendengarkan
motivasi yang
diberikan oleh
guru tentang
manfaat
bermain peran
makro.
Anak-anak tidak
mendengarkan
motivasi yang
diberikan oleh guru
tentang manfaat
bermain peran
makro.
Anak-anak kurang
mendengarkan
motivasi yang
diberikan oleh guru
tentang manfaat
bermain peran makro.
Anak-anak cukup
mendengarkan
motivasi yang
diberikan oleh guru
tentang manfaat
bermain peran makro.
Anak-anak
mendengarkan
motivasi yang
diberikan oleh
guru tentang
manfaat
bermain peran
makro dengan
sangat baik.
Anak-anak
harus
merapikan dan
membereskan
tempat
kegiatan serta
mengembalika
n alat-alat pada
tempat semula.
Anak-anak tidak
merapikan dan
membereskan
tempat kegiatan
serta
mengembalikan
alat-alat pada
tempat semula.
Anak-anak kurang
merapikan dan
membereskan tempat
kegiatan serta
mengembalikan alat-
alat pada tempat
semula.
Anak-anak cukup
pandai merapikan dan
membereskan tempat
kegiatan serta
mengembalikan alat-
alat pada tempat
semula.
Anak-anak
merapikan dan
membereskan
tempat kegiatan
serta
mengembalikan
alat-alat pada
tempat semula
dengan baik.
Anak-anak
menceritakan
kembali
Anak-anak tidak
dapat menceritakan
kembali kegiatan
Anak-anak kurang bisa
menceritakan kembali
kegiatan yang sudah
Anak-anak cukup bisa
menceritakan kembali
kegiatan yang sudah
Anak-anak
menceritakan
kembali
72
kegiatan yang
sudah mereka
lakukan.
yang sudah mereka
lakukan.
mereka lakukan. mereka lakukan. kegiatan yang
sudah mereka
lakukan dengan
sangat baik.
73
Pertemuan I
Hari/Tanggal = Rabu, 11 November 2020
No
Langkah-Langkah
Keterlaksanaan Ket.
1 2 3 4
1 Anak-anak untuk mendengarkan pengarahan
dan aturan-aturan serta tata tertib dalam
bermain makro di dalam kelas.
√
2 Anak-anak memperhatikan contoh kegiatan
bermain peran makro yang dilakukan oleh
guru misalnya bermain rumah-rumahan.
√
3 Anak-anak memilih kegiatan bermain peran
sesuai yang diminati misalnya bermain
boneka-boneka atau rumah-rumahan dan
bereksplorasi sendiri.
√
4 Anak-anak mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru tentang manfaat bermain
peran makro.
√
5 Anak-anak harus merapikan dan
membereskan tempat kegiatan serta
mengembalikan alat-alat pada tempat semula.
√
6 Anak-anak menceritakan kembali kegiatan
yang sudah mereka lakukan.
√
Jumlah 6
Skor Total 6
Persentase 25% (Kurang)
74
Pertemuan II
Hari/Tanggal = Kamis, 19 November 2020
No
Langkah-Langkah
Keterlaksanaan Ket.
1 2 3 4
1 Anak-anak untuk mendengarkan pengarahan
dan aturan-aturan serta tata tertib dalam
bermain mikro di dalam kelas.
√
2 Anak-anak memperhatikan contoh kegiatan
bermain peran makro yang dilakukan oleh
guru misalnya bermain rumah-rumahan.
√
3 Anak-anak memilih kegiatan bermain peran
sesuai yang diminati misalnya bermain
boneka-boneka atau rumah-rumahan dan
bereksplorasi sendiri.
√
4 Anak-anak mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru tentang manfaat bermain
peran makro.
√
5 Anak-anak harus merapikan dan
membereskan tempat kegiatan serta
mengembalikan alat-alat pada tempat semula.
√
6 Anak-anak menceritakan kembali kegiatan
yang sudah mereka lakukan.
√
Jumlah 2 8
Skor Total 10
Persentase 42% (Baik)
75
Pertemuan III
Hari/Tanggal = Senin, 23 November 2020
No
Langkah-Langkah
Keterlaksanaan Ket.
1 2 3 4
1 Anak-anak untuk mendengarkan pengarahan
dan aturan-aturan serta tata tertib dalam
bermain mikro di dalam kelas.
√
2 Anak-anak memperhatikan contoh kegiatan
bermain peran makro yang dilakukan oleh
guru misalnya bermain rumah-rumahan.
√
3 Anak-anak memilih kegiatan bermain peran
sesuai yang diminati misalnya bermain
boneka-boneka atau rumah-rumahan dan
bereksplorasi sendiri.
√
4 Anak-anak mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru tentang manfaat bermain
peran makro.
√
5 Anak-anak harus merapikan dan
membereskan tempat kegiatan serta
mengembalikan alat-alat pada tempat semula.
√
6 Anak-anak menceritakan kembali kegiatan
yang sudah mereka lakukan.
√
Jumlah 4 12
Skor Total 16
Persentase 67% (Baik)
76
Pertemuan IV
Hari/Tanggal = Kamis, 26 November 2020
No
Langkah-Langkah
Keterlaksanaan Ket.
1 2 3 4
1 Anak-anak untuk mendengarkan pengarahan
dan aturan-aturan serta tata tertib dalam
bermain makro di dalam kelas.
√
2 Anak-anak memperhatikan contoh kegiatan
bermain peran makro yang dilakukan oleh
guru misalnya bermain rumah-rumahan.
√
3 Anak-anak memilih kegiatan bermain peran
sesuai yang diminati misalnya bermain
boneka-boneka atau rumah-rumahan dan
bereksplorasi sendiri.
√
4 Anak-anak mendengarkan motivasi yang
diberikan oleh guru tentang manfaat bermain
peran makro.
√
5 Anak-anak harus merapikan dan
membereskan tempat kegiatan serta
mengembalikan alat-alat pada tempat semula.
√
6 Anak-anak menceritakan kembali kegiatan
yang sudah mereka lakukan.
√
Jumlah 9 12
Skor Total 21
Persentase 88% (Sangat Baik)
77
Lampiran 5 Nilai Pretest dan Postest
Nilai Pretest
Responden Empati Komunikasi
Bersikap
Ramah
Kerja
Sama Total % Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 1 2 2 2 3 2 1 2 17 47 MB
2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 15 42 MB
3 2 2 2 2 1 3 1 1 1 15 42 MB
4 1 1 2 1 1 2 1 2 2 13 36 MB
5 1 2 3 1 2 3 2 1 2 17 47 MB
6 2 2 2 1 2 2 2 1 1 15 42 MB
7 1 2 2 2 1 2 2 1 2 15 42 MB
8 1 1 1 1 2 3 1 1 1 12 33 MB
9 1 2 1 2 1 2 2 1 2 14 39 MB
10 2 2 2 1 2 3 1 1 1 15 42 MB
Rata-rata 14.8 41 MB
Nilai Pretest
Responden Empati Komunikasi
Bersikap
Ramah
Kerja
Sama Total % Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 3 3 2 3 3 3 4 26 72 BSH
2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 25 69 BSH
3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 30 83 BSB
4 2 2 3 4 2 4 3 3 3 26 72 BSH
5 3 3 4 4 3 4 4 3 3 31 86 BSB
6 3 2 3 4 3 4 2 3 4 28 78 BSB
7 4 3 4 4 2 3 3 2 3 28 78 BSB
8 3 2 3 3 2 4 4 3 3 27 75 BSB
9 4 3 3 4 3 3 3 4 4 31 86 BSB
10 3 3 4 3 3 4 4 3 4 31 86 BSB
Rata-rata 28 79 BSB
78
Lampiran 6 Data Responden
No. Nama Jenis Kelamin
1 Nuraini Perempuan
2 Muh. Muchlis Laki-laki
3 Jihan Fahira Perempuan
4 A. Nadia Humairah Perempuan
5 Nursaqina Perempuan
6 Muqtawafya Perempuan
7 Khairil Mubarak Laki-laki
8 Abdulla Hapit Laki-laki
9 Alif Mubarak Laki-laki
10 Almusakir Laki-laki
79
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas Data
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest Kecerdasan
interpersonal
10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
Postest Kecerdasan
Interpersonal
10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Kecerdasan
interpersonal
.251 10 .073 .896 10 .197
Postest Kecerdasan
Interpersonal
.179 10 .200* .886 10 .152
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
80
Lampiran 8 Hasil Uji Deskriptif Data Pretest dan Postest
Statistics
Pretest Kecerdasan interpersonal
Postest Kecerdasan Interpersonal
N Valid 10 10
Missing 0 0 Mean 14.80 28.30 Median 15.00 28.00 Mode 15 31 Std. Deviation 1.549 2.312 Variance 2.400 5.344 Kurtosis .179 -1.701 Std. Error of Kurtosis 1.334 1.334 Range 5 6 Minimum 12 25 Sum 148 283
Frequency Table
Pretest Kecerdasan interpersonal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
12 1 10.0 10.0 10.0
13 1 10.0 10.0 20.0
14 1 10.0 10.0 30.0
15 5 50.0 50.0 80.0
17 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
Postest Kecerdasan Interpersonal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
25 1 10.0 10.0 10.0
26 2 20.0 20.0 30.0
27 1 10.0 10.0 40.0
28 2 20.0 20.0 60.0
30 1 10.0 10.0 70.0
31 3 30.0 30.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
81
Lampiran 9 Uji Hipotesis
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1
Pretest Kecerdasan interpersonal
14.80 10 1.549 .490
Postest Kecerdasan Interpersonal
28.30 10 2.312 .731
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest Kecerdasan interpersonal & Postest Kecerdasan Interpersonal
10 .205 .570
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence
Interval of the Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
Pretest Kecerdasan interpersonal - Postest Kecerdasan Interpersonal
-13.500 2.506 .792 -15.292 -11.708 -17.03
8
9 .002
82
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA MATANGNGA
Semester/Minggu ke/Hari ke : 1/15/2
Hari/Tgl :
Kelompok Usia : B
Tema/Sub Tema : Binatang/ Binatang Darat berkaki 2 ( Ayam )
KD : 1.1-2.3-2.4-3.2-4.2-3.6-4.6-3.11-4.11-3.15-4.15.
Materi : - Binatang ciptaan Allah
a) Menirukan Suara ayam
b) Bagian – bagian tubuh ayam
c) Ukuran ayam
d) makanan - makananayam
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Gambar Ayam
e) Pensil warna
f) Boneka jari
Karakter : Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN
1) Penerapan SOP pembukaan
2) Tanya jawab tentang ciptaan Allah SWT
3) Berdiskusi tentang binatang berkaki 2 ayam
4) Bercakap – cakap tentang mengendalikan emosi saat memelihara binatang
5) Menirukan suara ayam
6) Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
7) Memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatan pertama yang
akan di lakukan
B. INTI
a. Mewarnai gambar ayam
b. Mencocokkan gambar berbentuk ayam
c. Main peran “ ayam dan singa “
C. RECALLING
A. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
83
B. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
C. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
D. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
E. Peguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
A. Menanyakan perasaannya selama hari ini
B. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
C. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
D. Menginformasikan kegiatan untuk besok
E. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
a) Sikap
a. Dapat menghargai dan menyayangi binatang sebagai makhluk ciptaan
Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
b) Pengetahuan dan keterampilan
1. Dapat menirukan suara ayam
2. Dapat mewarnai gambar ayam
3. Dapat mencocokan gambar bentuk ayam
4. Dapat mengikuti permainan dengan baik
5. Dapat bermain peran
Mengetahui,
Kepala sekolah TK Pembina Matangnga Guru Kelompok B
Yunisrah, S.Pd Alwiah, S.Pd.I
NIP: 19711206 199903 2 004
84
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA MATANGNGA
Semester/Minggu ke/Hari ke : 1/15/1
Hari/Tgl :
Kelompok Usia : B
Tema/Sub Tema : Binatang/ Binatang Darat ( Domba )
KD : 1.1-2.3-2.4-3.2-4.2-3.6-4.6-3.11-4.11-3.15-4.15.
Materi : - Binatang ciptaan Allah
a) Gambar Domba
b) Makanan – makanan Domba
c) Suara Domba
d) Tertarik pada aktifitas seni
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Gambar Domba
a) Kapas
b) Kartu huruf
c) Boneka jari
Karakter : Peduli dan Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusit entang domba
3. Menyayangi lagu binatang kambing
4. Menirukan suara domba
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menempel gambar domba dengan benang wol
2. Menghitung jumlah domba
3. Menyusunkalimat “Domba saya ‟‟ dengan kartu huruf
4. Bermain peran “memelihara Domba”
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Peguatan pengetahuan yang didapat anak
85
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1) Sikap
1. Dapat menghargai dan menyayangi binatang sebagai makhluk ciptaan
Tuhan
2. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2) Pengetahuan dan keterampilan
a. Dapat menirukan suara Domba
b. Dapat menempel Domba dengan kapas
c. Menyusun kalimat Domba saya
d. Dapat mengucapkan syair dengan baik
e. Dapat bermain peran
Mengetahui,
Kepalasekolah TK Pembina Matangnga Guru Kelompok B
Yunisrah, S.Pd Alwiah, S.Pd.I
NIP: 19711206 199903 2 004
86
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA MATANGNGA
Semester/Minggu ke/Hari ke : 1/16/1
Hari/Tgl :
Kelompok Usia : B
Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Darat (Kucing)
KD : 1.1-2.4-2.12-3.3-4.3-3.6-4.6-3.8-4.8-3.15-4.15-
Materi : - Tidak menyakiti ciptaan Tuhan
a) Makanan - makanan kucing
b) Bagian – bagian tubuh kucing
c) Suara kucing
d) Bermain kucing - kucingan
Kegiatan main : kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Boneka jari
a) Kertas
b) Gambar kucing
c) Pensil
Karakter : Peduli dan Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang kucing
3. Berdiskusi tentang ciri-ciri kucing
4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menghitung jumlah anak kucing dan memasangkan angka pada kotak
jumlah anak kucing
2. Mengurutkan gambar kucing dari terkecil ke terbesar
3. Menirukan menulis kalimat “ Kucing saya banyak”
4. Main perankucing
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
87
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Peguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
a. Sikap
1) Dapat menghargai dan menyayangi binatang sebagai makhluk ciptaan
Tuhan
2) Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
b. Pengetahuan dan keterampilan
1) Dapat menirukan suara kucing
2) Dapat menyusun gambar kucing dari yang terkecil ke terbesar
3) Dapat mewarnai gambar kucing
4) Dapat mengikuti permainan dengan baik
5) Bermain peran
Mengetahui,
Kepalasekolah TK PembinaMatangnga Guru Kelompok B
Yunisrah, S.Pd Alwiah, S.Pd.I
NIP: 19711206 199903 2 004
88
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA MATANGNGA
Semester/Minggu ke/Hari ke : 1/16/2
Hari/Tgl :
Kelompok Usia : B
Tema/Sub Tema : Binatang/Binatang Darat (Sapi)
KD : 1.1-2.4-2.12-3.5-4.5-3.6-4.6-3.8-4.8-3.15-4.15
Materi : - Tidak menyakiti ciptaan Tuhan
a) Makanan – makanan sapi
b) Bagian – bagian tubuh sapi
c) Suara Sapi
Kegiatan main : kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Gambar sapi
a) Gunting, Lem
b) Kertas
c) Krayon
d) Boneka
Karakter : Peduli dan Rasa ingin tahu
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang Sapi
3. Berdiskusi tentang makanan sapi
4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Mewarnai gambar sapi
2. Menggunting gambar sapi
3. Menempel gambar sapi dari besar ke kecil
4. Main peran “sapi „‟
89
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Peguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa
yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a) Dapat menghargai dan menyayangi binatang sebagai makhluk ciptaan
Tuhan
b) Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan keterampilan
a) Dapat menempel gambar geometric pada tubuh sapi
b) Menulis kalimat ” anak sapi saya‟‟
c) Dapat menggunting gambar geometrik
d) Dapat mengikuti permainan dengan baik
e) Dapat bermain peran
Mengetahui,
Kepalasekolah TK PembinaMatangnga Guru Kelompok B
Yunisrah, S.Pd Alwiah, S.Pd.I
NIP: 19711206 199903 2 004
90
Lampiran 11 Dokumentasi
Foto Bersama Guru
Media Boneka Jari yang digunakan
91
Peserta didik memperhatikan pengarahan dan aturan-aturan serta tata tertib dalam
bermain makro di dalam kelas
92
Peserta didik memperhatikan contoh bermain boneka jari yang dilakukan oleh guru
Peserta didik memilih boneka jari yang diminati
93
Peserta didik melakukan kegiatan bermain peran boneka-bonekaan
94
Peserta didik menceritakan kembali kegiatan yang sudah mereka lakukan.
Guru memandu peserta didik dalam melakukan kegiatan bermain peran
95
Lampiran 12 Persuratan
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
RIWAYAT HIDUP
Widya Ramdhani. Lahir di Bima pada tanggal 01 Januari
1998. Penulis biasanya disapa dengan panggilan Widya.
Anak Kedua dari pasangan Ayahanda Sanusin, S.Pd, dan
Ibunda Ramlah, S.Pd. Memiliki 1 saudara kandung,
Saddam Husen. Penulis beragama Islam. Penulis memasuki
jenjang Pendidikan TK Negeri Pembina pada tahun 2003 dan tamat tahun 2004,
pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun
2004 di SDN Tonggondoa dan tamat tahun 2010. Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Palibelo pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Woha dan berhasil
menyelesaikan studi pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penilis melanjutkan
pendidikan pada Program Strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
top related