pengaruh kecerdasan intelektual ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40433...ii...
Post on 17-Oct-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
Tirta Sati Ayu
NIM: 1111081000116
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan
Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Tirta Sati Ayu
NIM : 11111081000116
Dibawah bimbingan:
Pembimbing
Dr. Suhendra, S.Ag.,MM
NIP. 197112062003121001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
iii
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta).
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa Tanggal 8 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Tirta Sati Ayu
2. Nim : 1111081000116
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, makadiputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Maret 2016
1. Dr. Suhendra, S.Ag., MM ( )
NIP. 19711206 2003 12 1 001 Penguji I
2. Drs. Slamet Riyadi, MM (_____________________)
NIP. Penguji II
iv
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta).
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa Tanggal 6 Juni 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Tirta Sati Ayu
2. Nim : 1111081000116
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi :
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan “LULUS” dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 6 Juni 2018
1. Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 002 Ketua
2. Dr. Suhendra., S.Ag., MM ( )
NIP. 19711206 200312 1 001 Sekretaris
3. Lili Supriyadi S.Pd., MM ( )
NIP. 19600505 198903 1 005 Penguji Ahli
4. Dr. Suhendra., S.Ag., MM ( )
NIP. 19711206 200312 1 001 Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Tirta Sati Ayu
Nomor Induk Mahasiswa : 1111081000116
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juli 2018
Yang Menyatakan
(Tirta Sati Ayu)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
a. Nama Lengkap : Tirta Sati Ayu
b. Tempat, Tanggal Lahir : Cilacap, 16 Oktober 1993
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat :
f. Telepon : 081298866216
g. E-mail : tirtasati16@gmail.com
II. Latar Belakang Pendidikan
a. SD : SDN Bintaro 08 Pagi (1999-2005)
b. SMP : SMP N 178 Jakarta (2005-2008)
c. SMK : SMA N 87 Jakarta (2008-2011)
d. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-2018)
III. Latar Belakang Keluarga
a. Ayah : Satino
b. Ibu : Jemi
c. Anak ke/dari : 1/4 bersaudara
d. Alamat :
Jl. Delima Jaya RT 06/02 Komplek Beranda
Kavling. G 116 Rempoa- Ciputat –
Tangerang Selatan, 15412.
Jl. Delima Jaya RT 06/02 Komplek Beranda
Kavling. G 116 Rempoa- Ciputat – Tangerang
Selatan, 15412.
vii
ABSTRACT
The study aims to observe how the intellectual intelligence, emotional
intelligence, and spiritual intelligence on employees performance of Darunnajah
Boarding School in Ulujami, Jakarta Selatan.
This study uses a quantitative method with data collection via
questionnaires and data libraries. The sample in this study amounted to 81
employees of of Darunnajah Boarding School by using simple random sampling
method. The analytical method used is Multiple Linear Regression. Data were
analyzed using SPSS 22.0 statistical software. Significance level (alpha) used in
this study was 5%.
The results from this study The result of this research showed that the
intellectual intelligence, emotional intelligence, and spiritual intelligence are
partially significant influence to employees’ performance of Darunnajah
Boarding School. Meanwhile, intellectual intelligence, emotional intelligence, and
spiritual intelligence are simultaneously significant influence of employees’
performance of Darunnajah Boarding School. Spiritual intelligence is the most
dominant variable to influence the employees’ performance.
Keyword: Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence, Spiritual
Intelligence, Employees Performance.
viii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual
terhadap Kinerja Karyawan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami, Jakarta
Selatan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner dan data pustaka. Sampel dalam
pengumpulan ini berjumlah 81 karyawan Pondok Pesantren Darunnajah dengan
metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi
Linier Berganda (Multiple Regretion). Data analisis dengan menggunakan
software SPSS 22.0. Tingkat signifikansi (alpha) yang digunakan pada penelitian
ini adalah 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan Pondok Pesantren Darunnajah. Sementara itu, secara
simultan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Pondok
Pesantren Darunnajah. Kecerdasan spiritual merupakan variabel yang paling
dominan mempengaruhi kepuasan kerja.
Kata Kunci: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual, Kinerja Karyawan.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul ―Pengaruh
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual
terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Darunnajah
Jakarta)‖ dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Satino dan Mama Jemi yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
2. Adik-Adikku Tercinta, Fadilah Nur Satiadi, Shabrina Hafilah, dan Saadia Jean
Satiaulia yang telah menemani hari-hariku, mendoakan dan motivasi kepada
penulis.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
5. Ibu Ela Patriana, Ir. M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Suhendra, M.M. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan
atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Ustadz Dr. Sofwan Manaf M.Si., yang telah memberikan izinnya dan
kepercayaan untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren Darunnajah dan
Ustadz Ahmad Rafsanjani atas bantuannya kepada saya dalam menyelesaikan
tugas skripsi, semoga Allah SWT selalu melindungi kalian semua, Amin ya
rabbal alamin.
9. Untuk sahabat setia setiap saat Ahmad Chairul Anhari, dan keluarga cemara
Syamsul, Suci, Ayu, Dery, & Mbah Ary yang senantiasa membantu, memberi
semangat dan menemani penulis dalam penulisan skripsi.
10. Seluruh teman-teman KKN PADI 2014 dan teman-teman Manajemen 2011
Kelas D Agung Apriyanto, Linda Indriyani, Nita Fitria Asmarani, Sekar
Laelani, Siti Nurfaridaningrum. Teman seperjuangan alias para pejuang akhir,
Bella Puspita, Karina Sucianti serta semua teman yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangat, motivasi dan
pelajaran hidup kepada penulis.
11. Seluruh teman-teman group AYO LULUS! yang senantiasa membantu,
memberi info, dan semangat dalam penulisan skripsi.
xi
12. Seluruh pihak yang mendoakan, mendukung, dan membantu dalam proses
penulisan skripsi ini namun tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen sumber daya
manusia.
Jakarta, Mei 2018
(Tirta Sati Ayu)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8
A. Landasan Teori ............................................................................................. 8
B. Hubungan Antar Variabel .......................................................................... 35
C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 41
D. Kerangka Penelitian ................................................................................... 43
E. Hipotesis ..................................................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 47
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 47
B. Metode Pengumpulan Sampel.................................................................... 47
1. Populasi .................................................................................................. 47
2. Sampel .................................................................................................... 48
xiii
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 49
1. Data Sekunder ........................................................................................ 49
2. Data primer ............................................................................................. 50
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 51
1. Uji Kualitas Data .................................................................................... 52
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 53
3. Uji Regresi Linier Berganda ................................................................... 57
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 58
5. Uji Koefisien Determinasi (R²) .............................................................. 59
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 60
1. Variabel Terikat ...................................................................................... 60
2. Variabel Bebas ....................................................................................... 60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 65
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 65
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Darunnajah .................................... 65
2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darunnajah ............................... 66
3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunnajah ......................................... 67
4. Sistem Pendidikan .................................................................................. 67
5. Organisasi Kelembagaan ........................................................................ 68
6. Gambaran Umum Biro Pengasuhan Santri ............................................ 70
B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Penelitian ..................... 75
1. Tingkat Pengembalian Kuesioner .......................................................... 75
2. Karakteristik Responden Penelitian ....................................................... 76
3. Distribusi Jawaban Responden ............................................................... 80
C. Pembahasan dan Analisis Data .................................................................. 85
1. Hasil Uji Analisis Data ........................................................................... 85
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 90
3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda......................................................... 96
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 99
5. Uji Koefisiensi Determinasi (R2) ......................................................... 104
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 105
A. Kesimpulan .............................................................................................. 105
B. Implikasi ................................................................................................... 106
xiv
C. Saran ......................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 108
LAMPIRAN- LAMPIRAN ................................................................................. 111
xv
DAFTAR TABEL
Tabel. 1.1. Data Absensi Karyawan ........................................................................ 4
Tabel. 1.2. Data Pendidikan Terakhir Karyawan .................................................... 4
Tabel. 1.3. Data Usia Karyawan Biro Pengasuhan Santri....................................... 5
Tabel. 2.1. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 41
Tabel. 3.1. Operasional Variabel Penelitian.......................................................... 61
Tabel. 4.1. Distribusi Kuesioner Penelitian .......................................................... 75
Tabel. 4.2. Jenis Kelamin Responden ................................................................... 76
Tabel. 4.3. Usia Responden................................................................................... 77
Tabel. 4.4. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ............................................ 78
Tabel. 4.5. Pengalaman Kerja Responden ............................................................ 79
Tabel. 4.6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Intelektual (X1)
............................................................................................................................... 80
Tabel. 4.7. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Emosional (X2)
............................................................................................................................... 81
Tabel. 4.8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Spiritual (X3) 83
Tabel. 4.9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja (Y) ....................... 84
Tabel. 4.10. Hasil Uji Validitas Kecerdasan Intelektual ....................................... 85
Tabel. 4.11. Hasil Uji Vaiditas Variabel Kecerdasan Emosional ......................... 86
Tabel. 4.12. Hasil Uji Vaiditas Variabel Kecerdasan Spiritual............................. 87
Tabel. 4.13. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja ................................................. 88
Tabel. 4.14. Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 90
Tabel. 4.15. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 91
Tabel. 4.16. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Uji Glejser ................ 92
Tabel. 4.17. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test ................................................ 95
Tabel. 4.18. Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 96
Tabel. 4.19. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................... 97
Tabel. 4.20. Hasil Uji t .......................................................................................... 99
Tabel. 4.21. Hasil Uji Signifikansi Stimultan (Uji F) ......................................... 103
Tabel. 4.22. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Uji R2)..................................... 105
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2. 1 Kerangka Penelitian ........................................................................ 45
Gambar. 4.1 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ....................................... 93
Gambar. 4.2 Grafik Scatterplot Uji Normalitas .................................................... 94
Gambar. 4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas ..................................................... 95
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner ........................................................................... 112
Lampiran 2 Tabulasi ........................................................................................... 116
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 129
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 140
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 141
Lampiran 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 142
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 143
Lampiran 8 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 144
Lampiran 9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 144
Lampiran 10 Hasil Uji t....................................................................................... 145
Lampiran 11 Hasil Uji F ..................................................................................... 145
Lampiran 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi.................................................... 145
Lampiran 13 SK Bimbingan Skripsi ................................................................... 146
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian....................................................................... 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman globalisasi ini, kehadiran pondok pesantren sebagai
lembaga pendidikan dituntut untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia yang memadai, agar dapat tercipta generasi santri yang tidak hanya
unggul di bidang keagamaan namun juga mumpuni di bidang sains dan
teknologi. Penciptaan sumber daya manusia yang memadai juga dapat
berdampak kepada cara pesantren mengambil kebijakan dalam hal strategi
yang tepat agar dapat bersaing di lingkungan pendidikan pesantren yang
semakin ketat dan kompetitif. Kebijakan tersebut menyangkut keputusan di
dalam semua bidang fungsional. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
pesantren dalam mengelola fungsi-fungsi manajemennya adalah bagaimana
mengelola sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja sehingga memungkinkan organisasi akan tetap eksis dan
mampu berkompetisi dengan lembaga pendidikan yang lain.
Menurut Hasibuan (2012:10) manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Dalam mengelola manajemen sumber daya manusia pimpinan harus
memperhatikan perbedaan antar individu karyawan baik secara fisiologis
maupun psikologis. Hal ini dikarenakan kebutuhan individu untuk mencapai
2
kepuasan kerja tidaklah sama. Dengan demikian diperlukan kebijakan yang
tepat dalam mengelola sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia memiliki arti penting sebagai salah
satu fungsi manajemen selain fungsi pemasaran, keuangan, dan produksi,
dimana manajemen sumber daya manusia meliputi usaha-usaha/aktivitas-
aktivitas suatu organisasi dalam mengelola sumber daya manusia yang
dimilikinya secara umum dimulai dari proses pengadaan karyawan
penempatan, pengelolaan, pemeliharaan, pemutusan hubungan kerja, hingga
hubungan industrial (Sofyandi, 2008:3).
Dalam proses mencapai tujuannya perusahaan perlu memperhatikan
tingkat kinerja karyawan. Michael Zwell (dalam Wibowo : 2007)
mengungkapkan bahwa terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi
seseorang, yaitu : Pengetahuan, Keterampilan, Kemampuan, Keyakinan,
Pengalaman, Karakteristik pribadi, Motivasi, Kecerdasan, Dan budaya
organisasi.
Sumber daya manusia yang unggul bukan hanya seseorang yang
mempunyai keilmuan (IQ) saja tetapi sumber daya manusia yang unggul juga
seseorang yang memiliki kemampuan mensikapi setiap kondisi yang dihadapi
dengan arif dan bijaksana (EQ), sumber daya manusia yang unggul juga
haruslah seseorang yang juga mempunyai kedekatan pada Tuhan pada setiap
pekerjaan dan kegiatan yang dilakukannya dimanapun dan kapanpun.
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kesuksesan dan keberhasilan
seseorang tidak hanya ditentukan oleh Kecerdasan Intelektual (IQ) saja tetapi
3
keberhasilan dan kesuksesan atau kinerja seseorang juga dipengaruhi oleh
Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Atas hal tersebut
maka Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) maupun
Kecerdasan Spiritual (SQ) yang dimiliki para pengasuh harus digali dan
ditumbuh kembangkan, sehingga diharapkan akan berdampak positif terhadap
kinerja pengasuh sehingga memudahkan dalam pencapaian tujuan pesantren.
Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami, Jakarta Selatan adalah salah satu
lembaga pendidikan islam berbasis pesantren bersistem asrama. Maka dari itu
dibutuhkan kehadiran pengasuh santri yang berperan sebagai pengayom dan
panutan bagi santri. Biro Pengasuhan Santri (BPS) adalah salah satu bagian
dari struktur pondok pesantren yang tugasnya mengatur kegiatan santri di luar
kegiatan pendidikan formal. Biro inilah mengatur seluruh kegiatan santri
yang bersifat informal atau bisa dikatakan di luar kegiatan sekolah yang
contohnya antara lain menyangkut kegiatan harian santri seperti kegiatan
sholat berjama’ah, kegiatan ekstrakulikuler, penerapan dan penegakan aturan
terkait kegiatan santri, dan lain sebagainya.
Berikut adalah data portofolio absensi, data pendidikan terakhir dan data
usia anggota Biro Pengasuhan Santri yang diperoleh peneliti:
4
Tabel. 1.1.
Absensi Karyawan Biro Pengasuhan Santri
Bulan April – Oktober Tahun Ajaran 2016-2017
Hadir % Tidak Hadir %
1 April 57 55% 45 45%
2 Mei 58 68% 44 32%
3 Juni 65 63% 37 37%
4 Juli 65 63% 37 37%
5 Agustus 54 52% 48 48%
6 September 102 100% 0 0%
7 Oktober 65 63% 37 37%
466 464% 248 236%
67 66% 35 34%
No BulanAbsensi
Jumlah
Rata- Rata Sumber: Data primer yang diolah (2017)
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa selama April – Oktober 2017 tingkat
absensi anggota Biro Pengasuhan Santri sangat fluktuatif. Tingkat kehadiran
terendah terjadi pada Agustus sebesar 52%.
Tabel. 1.2.
Tingkat Pendidikan Terakhir Karyawan Biro Pengasuhan Santri
Per Oktober 2017
Perempuan Laki-Laki
1 S2 2 2
2 S1 7 12
3 D3 0 0
4 SMA (Sederajat) 48 31
Jumlah 57 45
Jumlah Total
23 23%
Jumlah yang belum sarjana 79 77%
Jumlah yang sarjana
No.Pendidikan
Terakhir
Pengasuh
102
Sumber: Data primer yang diolah (2017)
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa 77% anggota Biro Pengasuhan Santri
belum meraih gelar Sarjana. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada
yang harus ditingkatkan dari segi intelektual.
5
Tabel. 1.3.
Data Usia Karyawan Biro Pengasuhan Santri
Perempuan Laki-Laki
1 < 20 7 5
2 21 - 30 33 26
3 31 - 40 11 9
4 41 - 50 3 2
5 51 - 60 3 3
Jumlah 57 45
Jumlah Total
No.Usia
(Dalam Tahun)
Pengasuh
102 Sumber: Data primer yang diolah (2017)
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa 57% anggota Biro Pengasuhan Santri
masih berusia dibawah 30 tahun. Hal tersebut dapat memengaruhi tingkat
kecerdasan emosional dalam menjalankan tugas sehari-hari. Terlebih peran
pengasuh santri yang sangat memerlukan kematangan emosi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan penulis
dalam skripsi ini, maka penelitian memfokuskan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada
Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kecerdasan intelektual berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan?
2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan?
6
3. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan?
4. Apakah kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah
Jakarta Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional
terhadap kinerja Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual
terhadap kinerja Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan spiritual terhadap
kinerja Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Selatan.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kecerdasan emosional,
intelektual, dan spiritual terhadap kinerja Pengasuh Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh wawasan pengetahuan
yang lebih mendalam tentang kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual
terhadap kinerja sehingga dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan teori ilmu-ilmu ekonomi dan sosial.
7
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi institusi, memperbanyak studi penelitian yang dapat menjadi
referensi pengembangan ilmu pengetahuan di dalam maupun di luar
institusi, khususnya dibidang keilmuan manajemen, manajemen
sumberdaya manusia, dan ekonomi.
b. Bagi penulis, untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat
kelulusan dan menunjukkan kompetensi peneliti dalam membuat
penelitian yang berkaitan dengan program kuliah yang telah diambil.
c. Bagi organisasi, untuk memberi gambaran mengenai fenomena yang
terjadi di perusahaan dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan di masa depan terkait dengan kinerja pegawai.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Human Capital
The Organisation for Economic Co-operation and Development
(1999:12) mendefinisikan intellectual capital sebagai nilai ekonomi dari
dua kategori intangible assets perusahaan, yaitu organizational and human
capital. Wright et al (2001:8) menyatakan bahwa intellectual capital
adalah faktor yang terdiri dari human capital, social capital and
organizational capital. Sementara Nahapiet dan Ghoshal (1998:20),
intellectual capital berkaitan dengan ―knowledge and knowing capability
of a social collectivity‖, sebagai suatu organisasi, komunitas intelektual,
atau praktek profesional (1998:245).
Menurut Schermerhon (2005:33), human capital diartikan sebagai
nilai ekonomi dari SDM yang terkait dengan kemampuan, pengetahuan,
ide-ide, inovasi, energi dan komitmennya. Human capital merupakan
kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan
seseorang untuk menjalankan tugasnya, sehingga dapat menciptakan suatu
nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai tambah yang
dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan
pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa mendatang
bagi suatu organisasi (Malhotra dan Bontis dalam Rachmawati dan Wulani
2004:17).
9
Menurut Stewart (1998:45) wibowodalam Sawarjuwono dan Kadir
(2003:19) mengatakan bahwa human capital merupakan lifeblood dalam
modal intelektual, sumber dari innovation dan improvement, tetapi
komponen ini sulit untuk diukur. Human capital mencerminkan
kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orangorang yang ada dalam
perusahaan tersebut dan akan meningkat jika perusahaan mampu
menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
Fitz-Enz (2000:9) mendeskripsikan human capital sebagai kombinasi
dari tiga faktor, yaitu: 1) karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan,
misalnya intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen, 2)
kemampuan seseorang untuk belajar, yaitu kecerdasan, imajinasi,
kreativitas dan bakat, dan 3) motivasi untuk berbagi informasi dan
pengetahuan, yaitu semangat tim dan orientasi tujuan.
Pengukuran human capital bukan dimaksudkan untuk menentukan
nilai instrisik SDM, melainkan dampak perilaku SDM atas proses-proses
organisasional. Pengukuran ini penting dilakukan untuk mengetahui
efektivitas strategi yang dijalankan perusahaan terhadap seberapa besar
kontribusi karyawan terhadap peningkatan kinerja. Di samping itu,
pengukuran SDM merupakan suatu manajemen kinerja yang sangat
penting dan alat untuk melakukan perbaikan. Menurut Fitz-Enz
(2000:267), bila tidak melakukan pengukuran SDM, maka, perusahaan
tersebut tidak akan dapat:
10
a. Mengkomunikasikan harapan kinerja yang spesifik
b. Mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi
c. Mengidentifikasi gap kinerja yang harus dianalisis dan dieliminasi
d. Memberikan umpan balik dengan membandingkan kinerja terhadap
standar
e. Mengetahui kinerja yang harus diberi reward
f. Mendukung keputusan berkaitan dengan alokasi sumber daya,
proyeksi, dan jadwal.
2. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari pengertian Performance, ada pula yang
memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja/prestasi kerja.
Namun sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan
hanya hasil kerja tetapi juga termasuk bagaimana proses pekerja
berlangsung. (Wibowo, 2007:7).
Menurut Bernardin dan Russell (1993: 379), kinerja dapat
didefinisikan sebagai berikut: “Performance is defined as the record
of outcomes produced on a specified job function or activity during a
time period“. Berdasarkan pendapat Bernardin and Russel, kinerja
cenderung dilihat sebagai hasil dari suatu proses pekerjaan yang
pengukurannya dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Hasibuan (2001:34), Kinerja adalah suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas dan
11
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Kinerja juga merupakan hasil pekerjaaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi. Kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan
Baron, 2000:15) dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tantangan apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya.
Selain itu dalam pengertian lainnya kinerrja adalah hasil yang
diperoleh atas pelaksanaan suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang/kelompok orang untuk mencapai suatu sasaran organisasi
dalam kurun waktu tertentu dengan cara yang benar. (Sianipar,
2003:60).
Kinerja merupakan suatu keadaan yang menunjukkan
kemampuan seorang pegawai/karyawan dalam menjalankan tugas
sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi kepada
karyawan. Siagian (2002:166).
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kinerja merupakan
suatu hal penting, dimana jika kinerja karyawan tidak baik maka suatu
kegiatan tidak mungkin berjalan dengan baik.
Pengelolaan kinerja merupakan salah satu program pengelolaan
sumber daya manusia strategis yamg memiliki arti penting dari sudut
12
pandang karyawan dan organisasi. Dari sudut pandang organisasi,
program ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan.
Organisasi memiliki kepentingan untuk memastikan kesesuaian
antara hasil kerja karyawan dengan tanggung jawab dan peran yang
tercermin dalam deskripsi pekerjaan yang mendorong mencapai
sasaran organisasi. Dengan adanya penilaian kinerja maka dapat
diidentifikasi perbedaan kontribusi yang diberikan karyawan kepada
organisasi, yang akan mempengaruhi kebijakan dalam pengembangan
SDM. (Harsono, 2005:97). dan apakah ia bisa berkinerja sama atau
lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan,
organisasi dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat.
b. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Sedarmayanti (2013:264) ada beberapa tujuan dari
penilaian kinerja yaitu sebagai berikut :
1) Mengetahui keterampilan dan kemampuan karyawan.
2) Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya
penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.
3) Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan
seoptimal mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang/kariernya,
kenaikan pangkat dan kenaikan jabatan.
4) Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara
atasan dan bawahan.
13
5) Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang
kepegawaian khususnya kinerja karyawan dalam bekerja.
6) Secara pribadi, karyawan mengetahui kekuatan dan
kelemahannya sehingga dapat memacu perkembangannya. Bagi
atasan yang menilai akan lebih memperhatikan dan mengenal
bawahan/karyawannya, sehingga dapat lebih memotivasi
karyawan.
7) Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi
penelitian dan pengembangan di bidang kepegawaian.
c. Manfaat Penilaian Kinerja
1) Meningkatkan prestasi kerja
Dengan adanya penilaian, baik pimpinan maupun karyawan
memperoleh umpan balik dan mereka dapan memperbaiki
pekerjaan/prestasinya.
2) Memberi kesempatan kerja yang adil
Penilaian akurat dapat menjamin karyawan memperoleh
kesempatan menempati sisi pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya.
3) Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Melalui penilaian kinerja, terdeteksi karyawan yang
kemampuannya rendah sehingga memungkinkan adanya program
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
4) Penyesuaian kompensasi
14
Melalui penilaian, pimpinan dapat mengambil keputusan dalam
menentukan perbaikan pemberian kompensasi dan sebagainya.
5) Keputusan promosi dan demosi
Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan untuk mempromosikan atau
mendemosikan karyawan.
6) Mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan
Kinerja yang buruk mungkin merupakan suatu tanda kesalahan
dalam desain pekerjaan. Penilaian kinerja dapat membantu
mendiagnosis kesalahan tersebut.
7) Menilai proses rekrutmen dan seleksi
Kinerja karyawan baru yang rendah dapat mencerminkan adanya
penyimpangan proses rekrutmen dan seleksi.
d. Faktor- Faktor Kinerja
Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai
dengan pendapat Mangkunegara (2004:13)
1) Faktor Kemampuan (Ability) Secara psikologis, kemampuan
(ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
reality (knowledge + skill). Artinya, pemimpin dan karyawan
yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ
superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan
15
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja
maksimal.
2) Faktor Motivasi (Motivation) Motivasi diartikan suatu sikap
(attitude pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja di
lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro)
terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi
dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap
situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah.
Situasi kerja yang dimaksud antara lain, hubungan kerja, fasilitas
kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja
dan kondisi kerja.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja sumber
daya manusia dapat diukur dari kualitas pekerjaan yang dihasilkan,
kuantitas (jumlah) pekerjaan yang dapat diselesaikan, ketepatan waktu
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan efektifitas karyawan
menggunakan sumber daya organisasi.
e. Indikator Kinerja
Bernadin dan Russel (1993: 383) menjelaskan bahwa kinerja
sesorang dapat diukur berdasarkan 6 kriteria yang dihasilkan dari
pekerjaan yang bersangkutan. Keenam kriteria tersebut adalah :
1) Quality (Kualitas)
Pekerja dapat mencapai hasil akhir yang mendekati sempurna
dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh organisasi.
16
2) Quantity (Kuantitas)
Pekerja dapat mencapai hasil yang dinyatakan dalam nilai uang,
jumlah unit, atau pekerjaan yang selesai.
3) Timeliness (Ketepatan Waktu)
Pekerja dapat menyelesaikan tugasnya pada waktu awal yang
diinginkan organisasi serta dapat memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk kegiatan lain.
4) Cost Effectiveness (Efektivitas Biaya)
Penggunaan daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi,
material) dimaksimalkan dalam arti mendapatkan keuntungan
tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit sebagai
pengganti dari penggunaan sumber daya.
5) Need for Supervision (Perlu Pengawasan)
Pekerja dapat melaksanakan fungsi pekerjaan tanpa harus meminta
bantuan pengawasan atau membutuhkan intervensi pengawasan
untuk mencegah hasil yang merugikan.
6) Interpersonal Impact (Hubungan antar Individu)
Keadaan dimana karyawan dapat menciptakan suasana nyaman
dalam bekerja, berpikiran positif, percaya diri, dan kerjasama antar
rekan kerja.
17
f. Pelaku Penilaian Kinerja
Menurut Robbins (2006:687) dalam penilaian kinerja terdapat
beberapa pilihan dalam penentuan mengenai yang sebaiknya
melakukan penilaian tersebut antara lain:
1) Atasan langsung
Semua hasil evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah
pada umumnya dilakukan oleh atasan langsung karyawan tersebut.
2) Rekan kerja
Evaluasi ini merupakan salah satu sumber paling handal dimana
interaksi sahari-hari memberi pandangan menyeluruh terhadap
kinerja dalam pekerjaannya.
3) Pengevaluasi diri sendiri
Mengevaluasi kinerja sendiri apakah sudah konsisten dengan nilai-
nilai, dengan suka rela dan peberian kuasa.
4) Bawahan langsung
Evaluasi bawahan langsung dapat memberikan informasi yang
tepat dan, rinci mengenai prilaku seseorang manajer, karena
lazimnya penilaian yang mempunya kontak yang sering dinilai.
5) Pendekatan menyeluruh
Pendekatan ini memberikan umpan balik kinerja dari lingkungan
penuh kontak sehari-hari yang mungkin dimiliki karyawan,
yangdisekitar personal, ruang surat sampai kepelanggan, atasan,
rekan sekerja.
18
3. Kecerdasan Intelektual
a. Pengertian Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan dalam arti umum adalah suatu kemampuan umum
yang membedakan kualitas orang yang satu dengan orang yang lain
(Joseph, 1978: 8). Kecerdasan intelektual lazim disebut dengan
inteligensi. Istilah ini dipopulerkan kembali pertama kali oleh Francis
Galton, seorang ilmuwan dan ahli matematika yang terkemuka dari
Inggris (Joseph, 1978: 19). Inteligensi adalah kemampuan kognitif
yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada
lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh
faktor genetik (Galton, dalam Joseph, 1978: 20).
Menurut Bennet dan Simon dalam Anwar (2004:5) Intelegensia
sebagai suatu kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu ;
pertama, kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan
tindakan, kedua, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila
tindakan itu telah dilakukan, ketiga, kemampuan untuk mengkritik diri
sendiri.
Intelligensi lebih difokuskan kepada kemampuannya dalam
berpikir. Wechsler seorang ilmuwan dari Amerika adalah orang yang
membuat test inteligensi WAIS dan WISC yang banyak digunakan
diseluruh dunia. Ia mengemukakan bahwa inteligensi adalah
kemampuan global yang dimiliki oleh individu agar bisa bertindak
secara terarah dan berpikir secara bermakna serta bisa berinteraksi
19
dengan lingkungan secara efisien (dalam Anastasi dan Urbina, 1997:
220).
Spearman mengelompokan inteligensi ke dalam dua kategori.
Kategori yang pertama adalah g factor atau biasa disebut dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki individu secara umum, misalnya
kemampuan mengingat dan berpikir. Kategori yang kedua disebut
dengan s factor yaitu merupakan kemampuan khusus yang dimiliki
individu (Eysenck, 1981: 13). G faktor lebih merupakan potensi dasar
yang dimiliki oleh setiap orang unuk belajar dan beradaptasi.
Intelligensi ini dipengaruhi oleh faktor bawaan. Faktor s merupakan
intelligensi yang dipengaruhi oleh lingkungan sehingga faktor s yang
dimiliki oleh orang yang satu akan berbeda dengan orang yang lain.
Setiap faktor s pasti mengandung faktor g.
Menurut Wechsler dalam Winarno (2001:4) Intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional,
dna menghadapi lingkungannya secara efektif secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa Inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berfikir secara rasional. Kecerdasan Intelektual
adalah kemampuan Intelektual, analisa logika dan rasio yang
merupakn kecerdasan untuk menerima, menyimpan dalih, mengolah
informasi menjadi nyata.
Walaupun IQ adalah tolak ukur dari kepintaran seseorang, IQ
bukan merupakan satu-satunya indikator kesuksesan seseorang. IQ
20
hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan
seseorang dan tidak mengambarkan kecerdasaan seseorang secara
keseluruhan. Untuk itu, seseorang yang ber- IQ tinggi, belum tentu
mutlak akan berhasil memecahkan permasalahan-permasalahan
didalam dunia kerja yang kompleks, tetapi perlu adanya sisi cerdas lain
dari karyawan tersebut (Armansyah, 2002:45).
b. Indikator Kecerdasan Intelektual
Wiramiharja (2003:73) mengemukakan indikator-indikator dari
kecerdasan intelektual. Penelitiannya tentang kecerdasan ialah
menyangkut upaya untuk mengetahui keeratan besarnya kecerdasan
dan kemauaan terhadap prestasi kerja. Ia meneliti kecerdasan dengan
menggunakan alat tes kecerdasan yang diambil dari tes inteligensi
yang dikembangkan oleh Peter Lauster, sedangkan pengukuran
besarnya kemauan dengan menggunakan alat tes Pauli dari Richard
Pauli, khusus menyangkut besarnya penjumlahan. Ia menyebutkan tiga
indikator kecerdasan intelektual yang menyangkut tiga domain
kognitif. Ketiga indikator tersebut adalah:
1) Kemampuan figur yaitu merupakan pemahaman dan nalar dibidang
bentuk.
2) Kemampuan verbal yaitu merupakan pemahaman dan nalar
dibidang bahasa.
3) Pemahaman dan nalar dibidang numerik atau yang berkaitan
dengan angka biasa disebut dengan kemampuan numerik.
21
Penelitian yang dilakukan oleh Wiramihardja ini menunjukkan
hasil korelasi positif yang signifikan untuk semua hasil tes dari
indikator kecerdasan terhadap prestasi kerja dan variabel kemauaan,
baik itu kecerdasan figural, kecerdasan verbal, maupun kecerdasan
numerik. Istilah kecerdasan intelektual lebih dikhususkan pada
kemampuan kognitif.
Pengukuran kecerdasan intelektual tidak dapat diukur hanya
dengan satu pengukuran tunggal. Para peneliti menemukan bahwa tes
untuk mengukur kemampuan kognitif tersebut, yang utama adalah
dengan menggunakan tiga pengukuran yaitu kemampuan verbal,
kemampuan matematika, dan kemampuan ruang (Moustafa dan Miller,
2003:5).
Pengukuran lain yang termasuk penting seperti kemampuan
mekanik, motorik dan kemampuan artistik tidak diukur dengan tes
yang sama, melainkan dengan menggunakan alat ukur yang lain. Hal
ini berlaku pula dalam pengukuran motivasi, emosi dan sikap
(Moustafa dan Miller, 2003:5).
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Wiramiharja (2003:80)
menemukan bahwa kecerdasan yang lebih bersifat kognitif memiliki
korelasi positif yang bersifat signifikan dengan prestasi kerja. Ia
menyebutkan bahwa prestasi kerja yang dimiliki oleh seorang pekerja
akan membawanya pada hasil yang lebih memuaskan untuk dapat
meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitiannya ia memberikan bukti
22
bahwa IQ memberikan kontribusi sebesar 30 % didalam pencapaian
prestasi kerja dan kinerja sesorang.
Kemampuan intelektual menurut Robbins (2001:57) adalah
kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental,
berpikir, menalar dan memecahkan masalah. Tes IQ, misalnya
dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang.
Tujuh dimensi menurut Robbins (2001: 58) dalam kecerdasan
intelektual adalah:
1) Kecerdasan numerik merupakan kemampuan untuk berhitung
dengan cepat dan tepat
2) Kecerdasan verbal merupakan kemampuan memahami apa yang
dibaca dan didengar.
3) Kecepatan persepsi merupakan kemampuan mengenali kemiripan
dan beda visual dengan cepat dan tepat.
4) Penalaran induktif merupakan kemampuan mengenali suatu urutan
logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.
5) Penalaran deduktif merupakan kemampuan menggunakan logika
dan menilai implikasi dari suatu argumen.
6) Visualilsasi spasial merupakan kemampuan membayangkan
bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisinya dalam
ruang dirubah.
7) Daya ingat merupakan kemampuan menahan dan mengenang
kembali pengalaman masa lalu.
23
c. Faktor- Faktor Kecerdasan Intelektual
Ngalim Purwanto (2007:55-56) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi inteligensi yaitu pembawaan, kematangan organ tubuh,
pembentukan dari lingkungan, minat dan pembawaan yang khas serta
kebebasan memilih metode dalam memecahkan masalah.
1) Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa
sejak lahir. Batas kemampuan kita dalam memecahkan
permasalahan, pertama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang ada
yang pintar dan ada yang bodoh meskipun menerima latihan yang
sama perbedaan itu masih tetap ada.
2) Kematangan
Tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tiap organ dapat dikatakan telah matang jika ia
telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-
masing. Anak-anak tidak dapat memecahlan soal-soal tertentu
karena soal tersebut masih terlampau sukar baginya. Organ tubuh
dan fungsi jiwanya belum matang untuk memecahkan masalah itu.
Kematangan erat hubungannya dengan umur.
3) Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan ada dua
24
macam yaitu yang disengaja seperti yang dilakukan di sekolah dan
tidak sengaja yaitu pengaruh alam sekitar.
4) Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat motif-
motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia
luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate
and exploring motives).
5) Kebebasan. Kebebasan mengandung makna bahwa manusia dapat
memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah.
Dengan kebebasan manusia dapat menentukan dan
mengembangkan cara berfikirnya secara cepat dan yang mereka
anggap akurat. Keterbelakangan, pengekangan akan mempengaruhi
intelektual seseorang.
4. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008;262), kecerdasan
emosional adalah kecerdasan yang berkenaan yang berkenaan dengan
hati dan kepedulian antara sesama manusia, makhluk lain, dan alam
sekitar.
Seorang ahli kecerdasan emosi, Goleman (2000:13) mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan emosi di dalamnya termasuk
kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat
25
memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat.
Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa
kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan
emosional. Orang yang pertama kali mengungkapkan adanya
kecerdasan lain selain akademik yang dapat mempengaruhi
keberhasilan sesorang adalah Gardner. Kecerdasan lain itu disebut
dengan emotional intelligence atau kecerdasan emosi (Goleman,
2000).
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk menggunakan
emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi
hubungan dengan orang lain secara positif.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan Patton (1998) bahwa
penggunaan emosi yang efektif akan dapat mencapai tujuan dalam
membangun hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan kerja.
b. Teori Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah sebuah kemampuan untuk
―mendengarkan‖ bisikan emosi, dan menjadikannya sebagai sumber
informasi maha penting untuk memahami diri sendiri dan orang lain
demi mencapai tujuan (Ginanjar: 2003: 62). Sedangkan menurut
Salovey and Mayer (1990: 65) kecerdasan emosional juga diartikan
suatu kemampuan khusus membaca perasaan terdalam orang yang
melakukan kontak, dan menangani relasi secara efektif. Sementara
26
pada saat yang sama dapat memotivasi diri sendiri dan memenuhi
tantangan manajemen relasi. Kemampuan ini pada dasarnya dimiliki
oleh ahli strategi, motivator, pelatih, negosiator dan semua
pengembang sumber daya manusia, mereka juga mendengar kata-kata
yang tak terucapkan, pesan yang tak terdengar, melalui wajah dan
bahasa tubuh sehingga dapat menyampaikan berita yang memiliki arti
penting.
Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi
dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya seraya
memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama yang
terdapat dalam teori kecerdasan emosional (Goleman, 2003: 42-43).
Berikut kelima penjelasan komponen tersebut :
1) Self Awareness (Kesadaran Diri)
Kesadaran diri -mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi-
merupakan dasar kecerdasan emosional. Ketidakmampuan untuk
mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada
dalam kekuasaan perasaan. Orang yang memiliki keyakinan lebih
tentang perasaannya adalah pilot yang andal bagi kehidupan
mereka, karena mempunyai kepekaan yang lebih tinggi akan
perasaan mereka yang sesungguhnya akan mempermudah
pengambilan keputusan-keputusan pribadi.
penyebabnya.
27
2) Self Management (Pengaturan Diri)
Yaitu merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri,
mengekspresikan serta mengendalikan emosi, memiliki kepekaan
terhadap kata hati, untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan
sehari-hari.
3) Motivation (Motivasi)
Motivasi adalah kemampuan menggunakan hasrat untuk setiap saat
membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan
yang lebih baik serta mampu mengambil inisiatif dan bertindak
secara efektif, mampu bertahan menghadapi kegagalan dan
frustasi.
4) Social awareness (Empati)
Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan
oleh orang lain, mampu memahami perspektif orang lain, dan
menimbulkan hubungan saling percaya serta mampu
menyelaraskan diri dengan berbagai tipe individu
5) Relationship management (Keterampilan Sosial)
Merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan menciptakan serta
mempertahankan hubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi,
memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan dan
bekerja sama dalam tim.
28
c. Komponen Kecerdasan Emosional
Menurut Salovey dan Mayer (1990), empat komponen kecerdasan
emosional yaitu:
1.) Persepsi, yaitu kemampuan untuk menyadarkan diri mengenai
emosi dan mampu menunjukkan kebutuhan emosional seseorang.
2.) Asimilasi, yaitu kemampuan seseorang untuk membedakan
diantara emosi yang berbeda-beda yang mungkin mereka rasakan
dan memprioritaskan yang mempengaruhi proses pemikiran
mereka.
3.) Pemahaman, yaitu kemampuan untuk memahami emosi yang
rumit, seperti misalnya perasaan yang muncul bersama-sama
tentang kesetiaan dan pengkhianatan.
4.) Manajemen, yaitu kemampuan untuk menghubungkan atau tidsk
menghubungkan emosi, tergantung pada kegunaan pada beberapa
situasi.
d. Faktor Pendukung Kecerdasan Emosional
Patton (1998) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi dan
mendukung tumbuhnya kecerdasan emosional menjadi lima bagian,
yaitu:
1.) Keluarga
Keluarga adalah perekat yang menyatukan struktur dasar dunia kita
agar satu. Kasih sayang dan dukungan kita temukan dalam
29
keluarga dan merupakan alat untuk mendapatkan kekuatan dan
menanamkan kecerdasan emosional.
2.) Hubungan-hubungan pribadi
Hubungan-hubungan pribadi (interpersonal) terhadap seseorang
dalam sehari-hari yang memberikan penerimaan dan kedekatan
emosional dapat menimbulkan kematangan emosional pada
seseorang dalam bersikap dan bertindak.
3.) Hubungan dengan teman kelompok
Dalam membangun citra diri social diperlukan adanya hubungan
dengan teman sekelompok. Saling menghargai, memberikan
dukungan, dan umpan balik diantara sesama, hal ini dapat
mempengaruhi dalam pola pembentkan emosi seseorang.
4.) Lingkungan
Keadaan lingkungan individu dimana mereka tinggal dan bergaul
ditengah-tengah masyarakat yang mempunyai nilai-nilai atau
norma-norma tersendiri dalam berinteraksi sehingga
mempengaruhi pola kehidupan seseorang.
5.) Hubungan dengan teman sebaya
Pergaulan individu dengan teman sebaya yang saling
mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung
membentuk kehidupan emosi tersendiri.
Dari pendapat Patton diatas, tumbuhnya kecerdasan emosional diri
pasa seseorang didukung oleh keluarga, hubungan-hubungan pribadi,
30
hubungan dengan teman kelompok, lingkungan, dan hubungan dengan
teman sebaya. Keluarga merupakan faktor pertama yang mengajarkan
berbagai macam hal termasuk kecerdasan emosional. Lingkungan
tempat tinggal seseorang dapat membentuk dan mempengaruhi pola
kehidupan seseorang. Selanjutnya hubungan kepada sesama manusia
baik itu perorangan, dengan kelompok, maupun dengan teman sebaya
dapat mempengaruhi dan mendukung terciptanya kecerdasan
emosional.
e. Faktor Penghambat Kecerdasan Emosional
Berikut adalah faktor yang dapat menghambat tumbuhnya
kecerdasan emosional pada seseorang menurut beberapa ahli:
1.) Tenggelam dalam permasalahan, mereka adalah orang-orang yang
sering kali merasa dikuasai oleh emosi dan tak berdaya untuk
melepaskan diri, seolah-olah suasana hati mereka telah mengambil
alih kekuasaan. Mereka mudah marah dan amat tidak peka akan
perasaannya, sehingga larut dalam perasaan-perasaan itu dan
bukannya mencari perspektif baru. Akibatnya mereka kurang
berupaya melepaskan diri dari suasana hati yang jelek, merasa
tidak mempunyai kendali atas kehidupan emosional mereka. Sering
kali mereka merasa kalah dan secara emosional lepas kendali
(Meyer dalam Goleman, 1996:65).
2.) Emosi negatif, emosi negatif yang kuat membelokkan setiap
perhatian agar selalu tertuju pada emosi itu sendiri, menghalang-
31
halangi usaha yang berusaha memusatkan perhatian ke hal-hal lain.
Sesungguhnya, salah satu pertanda bahwa perasaan telah keluar
jalur dan mengarah menjadi penyakit adalah bila perasaan itu
begitu kuatnya sehingga mengalahkan pikiran-pikiran lainnya,
terus-menerus menyabotase upaya-upaya untuk memusatkan
perhatian pada hal-hal lain yang sedang dihadapi. Gangguan
emosional dapat mempengaruhi kehidupan mental. Murid-murid
yang cemas, marah, atau depresi mengalami kesulitan belajar;
orang–orang yang terjebak dalam keadaan-keadaan ini juga
menemui kesukaran menyerap informasi dengan efisien atau
menanganinya dengan benar (Goleman, 1996:110)
3.) Hilang atau tidak adanya empati, hilangnya empati sewaktu
seseorang melakukan hal buruk atau kejahatan kepada korbannya
hampir senantiasa merupakan bagian dari siklus emosional yang
mempercepat tindakan kejam mereka (Goleman, 1996: 150)
Menurut pendapat ahli di atas, tumbuhnya kecerdasan emosional
pada seseorang dapat dihambat oleh beberapa faktor, yaitu tenggelam
dalam permasalahan, emosi negatif, dan hilang atau tidak adanya
empati. Seorang karyawan perlu mengendalikan diri dari emosi agar
dapat tetap bersikap baik dalam lingkungan kerja, serta dapat terus
bekerja dengan efektif.
32
5. Kecerdasan Spiritual
a. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Pada hari ini orang mulai mengenal istilah kecerdasan lain
disamping kedua kecerdasan diatas, yaitu kecerdasan spiritual. Zohar
dan Marshal (2001: 37) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai
rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi
dengan pemahaman dan cinta serta kemampuan setara untuk melihat
kapan cinta dan pemahaman sampai pada batasannya, juga
memungkinkan kita bergulat dengan ihwal baik dan jahat,
membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita dari
kerendahan.
Kecerdasan tersebut menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang lebih bernilai dan bermakna
(Zohar dan Marshal, 2000: 25).
Eckersley (2000: 5) memberikan pengertian yang lain mengenai
kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai
perasaan intuisi yang dalam terhadap keterhubungan dengan dunia luas
didalam hidup kita. Konsep mengenai kecerdasan spiritual dalam
hubungannya dengan dunia kerja, menurut Ashmos dan Duchon (2000:
6) memiliki tiga komponen yaitu kecerdasaan spiritual sebagai nilai
kehidupan dari dalam diri, sebagai kerja yang memiliki arti dan
komunitas.
33
Mccormick (1994: 20) dan Mitroff and Denton (1999: 111), dalam
penelitiannya membedakan kecerdasan spriritual dengan religiusitas di
dalam lingkungan kerja. Religiusitas lebih ditujukan pada
hubungannya dengan Tuhan sedangkan kecerdasan spiritual lebih
terfokus pada suatu hubungan yang dalam dan terikat antara manusia
dengan sekitarnya secara luas.
Berman (2001: 98) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual
(SQ) dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan emosi, antara jiwa
dan tubuh. Dia juga mengatakan bahwa kecerdasan spiritual juga dapat
membantu sesorang untuk dapat melakukan transedensi diri.
Kecerdasan spiritual muncul karena adanya perdebatan tentang IQ
dan EQ, oleh karena itu istilah tersebut muncul sebab IQ dan EQ
dipandang hanya menyumbangkan sebagian dari penentu kesuksesan
sesorang dalam hidup. Ada faktor lain yang ikut berperan yaitu
kecerdasan spiritual yang lebih menekankan pada makna hidup dan
bukan hanya terbatas pada penekanan agama saja (Hoffman, 2002:
131).
Agus Nggermanto (2002: 123): ―sesorang yang memiliki SQ
tinggi adalah orang yang memiliki prinsip dan visi yang kuat, mampu
memaknai setiap sisi kehidupan serta mampu mengelola dan bertahan
dalam kesulitan dan kesakitan.‖
b. Faktor Penghambat Kecerdasan Spiritual
Sumediyani (2002 :3) ada beberapa hal yang dapat menghambat
34
berkembangnya kecerdasan spiritual dalam diri sesorang, yaitu:
1) Adanya ketidakseimbangan yang dinamis antara id, ego dan
superego, ketidakseimbangan antara ego sadar yang rasional dan
tuntutan dari alam tak sadar secara umum
2) Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi
3) Mengharapkan terlalu banyak
4) Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting
5) Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah
6) Adanya luka jiwa, yaitu jiwa yang menggambarkan pengalaman
menyangkut perasaan terasing dan tidak berharga
c. Indikator Kecerdasan Spiritual
Dalam bukunya Zohar dan Marshall (2000: 14) mengemukakan
bahwa tanda- tanda dari kecerdasan spiritual yang bagus adalah
sebagai berikut.
1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif).
2) Tingkat kesadaran diri yang tinggi.
3) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
4) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
5) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal.
(Rendah Hati)
6) Kecenderungan nyata untuk bertanya mengapa? Untuk mencari
jawaban-jawaban yang mendasar.
35
B. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Kecerdasan Intelektual Dengan Kinerja Karyawan
Dunia kerja erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual yang
dimiliki oleh seseorang. Seorang pekerja yang memiliki IQ tinggi
diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan
mereka yang memiliki IQ lebih rendah. Hal tersebut karena mereka yang
memiliki IQ tinggi lebih mudah menyerap ilmu yang diberikan sehingga
kemampuannya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pekerjaannya akan lebih baik (Eysenck, 1981).
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Wiramiharja (2003)
menemukan bahwa kecerdasan yang lebih bersifat kognitif memiliki
korelasi positif yang bersifat signifikan dengan prestasi kerja. Ia
menyebutkan bahwa prestasi kerja yang dimiliki oleh seorang pekerja
akan membawanya pada hasil yang lebih memuaskan untuk dapat
meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitiannya ia memberikan bukti
bahwa IQ memberikan kontribusi sebesar 30% didalam pencapaian
prestasi kerja dan kinerja seseorang.
Kecerdasan intelektual atau inteligensi diklasifikasikan ke dalam dua
kategori yaitu general cognitive ability dan spesific ability. Kinerja
seseorang dapat diprediksi berdasarkan seberapa besar orang tersebut
memiliki g factor. Seseorang yang memiliki kemampuan general
cognitive maka kinerjanya dalam melaksanakan suatu pekerjaan juga
akan lebih baik, meskipun demikian spesific ability juga berperan penting
36
dalam memprediksi bagaimana kinerja sesorang yang dihasilkan (Ree,
Earles dan Teachout, 1994).
Penelitian yang dilakukan oleh ketiganya tersebut merupakan
penelitian tentang kecerdasan intelektual yang didasarkan tidak hanya
dengan satu kemampuan yang general saja. Ada kemampuan spesifik,
yaitu biasa disebut dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang, yang
dapat memprediksi kinerja seseorang. Rae, Earles dan Teachout (1994)
menggunakan alat tes ASVAB ( the Armed Sevuce Vocational Aptitude
Battery) untuk mengukur kemampuan general kognitif dan kemampuan
spesifik. Mereka juga menggunakan tujuh kriteria kerja dalam kinerja
yang akan diukur, alat analisis yang dipakai adalah multiple regresion
analysis. Hasilnya adalah ternyata general cognitive abilty dan spesifik
ability merupakan faktor kecerdasan intelektual yang berpengaruh positif
signifikan dalam memprediksi kinerja seseorang.
Tes inteligensi dapat dipandang sebagai ukuran kemampuan belajar
atau inteligensi akademik. Fungsi-fungsi yang diajarkan dalam sistem
pendidikan merupakan hal penting yang mendasar dalam budaya yang
modern dan maju secara teknologis, karena itu skor pada sebuah tes
inteligensi akademik juga merupakan alat untuk memprediksi kinerja
yang efektif dalam banyak industri kerja. Hal tesebut menunjukkan
bahwa orang yang memiliki skor inteligensi yang cukup baik akan dapat
berhasil dalam lingkungan kerjanya (Anastasi, 1997).
37
Keseimbangan yang baik antara IQ dengan EQ harus dapat dicapai.
Orang yang memiliki EQ yang baik tanpa ditunjang dengan IQ yang baik
pula belum tentu dapat berhasil dalam pekerjaannya. Hal ini karena IQ
masih memegang peranan yang penting dalam kinerja sesorang, sehingga
keberadaan IQ tidak boleh dihilangkan begitu saja (Caruso, 1999). Hal
yang sama yang juga diungkapkan oleh Gordon bahwa perbaikan
kemampuan kognitif adalah cara terbaik untuk meningkatkan kinerja
para pekerja.
Kemampuan kognitif dalam hal ini kecerdasan intelektual
merupakan alat peramal yang paling baik untuk melihat kinerja sesorang
di masa yang akan datang (Hunter, 1996). Penelitian Moustafa dan Miller
pada tahun 2003, juga menunjukan hasil yang sama pula. Mereka
meneliti tentang validitas tes skor kemampuan kognitif pada proses
seleksi karyawan. Tes inteligensi merupakan alat yang tepat dalam
melakukan seleksi terhadap karyawan, sehingga tes tersebut dapat
memberikan keputusan bagi manajer untuk mendapatkan orang yang
tepat dalam pemilihan karyawan yang dibutuhkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa seorang karyawan yang mendapatkan skor tes IQ
yang tinggi pada saat seleksi ternyata menghasilkan kinerja yang lebih
baik, terutama apabila dalam masa-masa tugasnya tersebut ia sering
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan beru dari pelatihan yang
dilakukan (Moustafa dan Miller, 2003).
38
2. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan
Dunia kerja mempunyai berbagai masalah dan tantangan yang harus
dihadapi oleh karyawan, misalnya persaingan yang ketat, tuntutan tugas,
suasana kerja yang tidak nyaman dan masalah hubungan dengan orang
lain. Masalah-masalah tersebut dalam dunia kerja bukanlah suatu hal
yang hanya membutuhkan kemampuan intelektualnya, tetapi dalam
menyelesaikan masalah tersebut kemampuan emosi atau kecerdasan
emosi lebih banyak diperlukan. Bila sesorang dapat menyelesaikan
masalah-masalah di dunia kerja yang berkaitan dengan emosinya maka
dia akan menghasilkan kerja yang lebih baik. Agustian (2003)
berdasarkan penelitian dan pengalamannya dalam memajukan pesantren
berpendapat bahwa keberadaan kecerdasan emosional yang baik akan
membuat seorang karyawan menampilkan kinerja dan hasil kerja yang
lebih baik. Daniel Goleman, seorang psikolog ternama, dalam bukunya
pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja
bukan hanya cognitive intelligence saja yang dibutuhkan tetapi juga
emotional intelligence (Goleman 2000). Secara khusus para pemimpin
pesantren membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam lingkungan
organisasi, berinteraksi dengan banyak orang baik di dalam maupun di
lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk moral dan disiplin
para pekerja.
Kinerja karyawan akhir-akhir ini tidak hanya dilihat oleh faktor
intelektualnya saja tetapi juga ditentukan oleh faktor emosinya.
39
Seseorang yang dapat mengontrol emosinya dengan baik maka akan
dapat menghasilkan kinerja yang baik pula. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Meyer (2004): ―kecerdasan emosi merupakan faktor
yang sama pentingnya dengan kombinasi kemampuan teknis dan analisis
untuk menghasilkan kinerja yang optimal.‖ Salah satu aspek dalam
kecerdasan emosi adalah motivasi. Salovey (dalam Goleman, 2000),
seperti yang dijelaskan sebelumnya, memotivasi diri sendiri merupakan
landasan keberhasilan dan terwujudnya kinerja yang tinggi di segala
bidang.
Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Boyatzis (2001) dan
Chermiss (1998) terhadap beberapa subjek penelitian dalam beberapa
pesantren maka hasil yang didapat menunjukan bahwa karyawan yang
memiliki skor kecerdasan emosi yang tinggi akan menghasilkan kinerja
yang lebih baik yang dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan kuantitas
yang diberikan karyawan tersebut terhadap pesantren. Chermiss juga
mengungkapkan bahwa walaupun sesorang tersebut memiliki kinerja
yang cukup baik tapi apabila dia memiliki sifat yang tertutup dan tidak
berinteraksi dengan orang lain secara baik maka kinerjanya tidak akan
dapat berkembang.
3. Hubungan Kecerdasan Spiritual Dengan Kinerja Karyawan
Kecerdasan spiritual merupakan perasaan terhubungkan dengan diri
sendiri, orang lain dan alam semesta secara utuh. Pada saat orang
bekerja, maka ia dituntut untuk mengarahkan intelektualnya, tetapi
banyak hal yang membuat seseorang senang dengan pekerjaannya.
40
Seorang pekerja dapat menunjukkan kinerja yang prima apabila ia sendiri
mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan seluruh potensi diri
sebagai manusia. Hal tersebut akan dapat muncul bila seseorang dapat
memaknai setiap pekerjaannya dan dapat menyelaraskan antara emosi,
perasaan dan otak.
Penelitian lain mengenai kecerdasan spiritual pernah pula dilakukan
oleh Chakraborty dan Chakraborty (2004). Mereka melakukan penelitian
tentang kecerdasan spiritual dan leadership. Spiritualitas berpengaruh
terhadap bagaimana seseorang bersikap sebagai pemimin. Pemimpin
yang baik adalah mereka yang memiliki kecerdasan spiritual yang bagus,
serta dapat membawa nilai-nilai spiritualitas dalam kepemimpinannya.
Mereka yang berperilaku demikian akan lebih dihargai oleh para
bawahannya, sehingga hasil kerja yang dihasilkan akan lebih baik karena
setiap orang dapat belajar saling memahami dan menghargai. Kecerdasan
spiritual dapat dikemabangkan oleh setiap orang. Mengingat pentingnya
kecerdasan spiritual dalam dunia kerja, maka beberapa organisasi
menciptakan metode untuk mengisi dan melatih kebutuhan spiritual agar
dapat mendorong perilaku kerja karyawan mereka supaya lebih baik,
sehingga setiap karyawan dapat memunculkan kinerja yang lebih
optimal. Alat yang biasa digunakan adalah dengan enneagram.
Saat ini dunia kerja membawa lebih banyak konsentrasi pada
masalah spiritual. Para pekerja mendapatkan nilai-nilai hidup bukan
hanya dirumah saja, tetapi mereka juga mencari setiap makna hidup yang
berasal dari lingkungan kerja mereka. Mereka yang dapat memberi
makna pada hidup mereka dan membawa spritualitas kedalam
lingkungan kerja mereka akan membuat mereka menjadi orang yang
lebih baik, sehingga kinerja yang dihasilkan juga lebih baik dibanding
mereka yang bekerja tanpa memiliki kederdasan spiritual (Hoffman,
2002).
41
C. Penelitian Terdahulu
Tabel. 2.1.
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul
Popula
si
Teknik
Sampling
Teknik
Analisa
Data
Hasil Penelitian
1.
Uzma Hanif
Gondal dan
Tajammal
Husain
(2013)
A Comparative
Study of
Intelligence
Quotient and
Emotional
Intelligence:
Effect on
Employees’
Performance
300 Random
Sampling
Regresi
Berganda
Penelitian
menemukan bahwa
kecerdasan
intelektual tidak
menentukan
tingginya kinerja
seseorang, terdapat
hubungan negatif
2.
Ida Nur
Hidayati dan
Margono
Setiawan
Solimun
(2013)
Kecerdasan
Emosional dan
Kecerdasan
Spiritual
Pengaruhnya
terhadap
Kepuasan Kerja
dan Kinerja
Karyawan
(Studi di
Lembaga
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
(LPMP)
Nusa Tenggara
Barat)
73 Sampel
Jenuh
GSCA
(Generaliz
ed
structured
component
analysis)
Penelitian
menemukan bahwa
kecerdasan emosional
tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap kepuasan
kerja dan kinerja.
Sedangkan
kecerdasan spiritual
memiliki pengaruh
terhadap keduanya.
3. Laras (2011) Pengaruh
kecerdasan 120
Disproporti
onate
Structural
Equation
Penelitian ini
menemukan beberapa
42
emosional,
kompetensi
komunikasi dan
budaya
organisasi
terhadap kinerja
karyawan PT.
POS Indonesia
(Persero) Se
Kota Semarang
Stratified
Random
Sampling
Modeling kesimpulan penting
yaitu pertama bahwa
seluruh hipotesis
dalam penelitian ini
telah terbukti secara
signifikan. Kedua,
variabel kompetensi
komunikasi,
kecerdasan emosional
dan budaya
organisasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan. Ketiga,
variabel budaya
organisasi
mempunyai pengaruh
yang paling besar
terhadap kinerja
karyawan
dibandingkan dengan
variabel lainnya.
Implikasi dari
penelitian ini adalah
kompetensi
komunikasi,
kecerdasan emosional
dan budaya
organisasi
mempunyai peran
yang sama penting
dalam meningkatkan
kinerja karyawan.
4. Cipta (2009)
Pengaruh
kecerdasan
spiritual
43 Random
Sampling
Path
Analysis
Berdasarkan hasil
analisis dihasilkan
kesimpulan bahwa:
43
terhadap kinerja
karyawan
melalui
kecerdasan
emosional
sebagai variabel
intervening
pada karyawan
PT. Asuransi
Takaful
Keluarga
Kantor
Pemasaran
Surabaya
(1) kecerdasan
spiritual mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kinerja karyawan
(2) kecerdasan
spiritual mempunyai
pengaruh tidak
langsung terhadap
kinerja karyawan
melalui kecerdasan
emosional.
5.
Alicia
Sumenge
(2014)
Analisis
Pengaruh
kecerdasan
emosional,
intelektual, dan
spiritual
terhadap kinerja
karyawan PT.
BRI Kanwil
Manado
69
Sensus
(Sampling
Jenuh)
Regresi
Berganda
Kecerdasan
emosional,
kecerdasan
intelektual dan
kecerdasan spiritual
secara signifikan
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan
D. Kerangka Penelitian
Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa seorang
peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka
pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan
penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek penelitian. Menurut
Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2011:60) kerangka berpikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai hal yang penting. Kerangka berpikir yang baik
44
akan menjelaskan secara teoritis pertautan atau hubungan antar variabel yang
akan diteliti.
Pada penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang digunakan, yaitu
variabel bebas/independent variable dan variabel terikat/dependent variable.
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari
variabel terikat (Heryanto dan Lukman, 2008:9). Sedangkan variabel terikat
adalah variabel yang perilakunya dipengaruhi oleh variabel lain (Heryanto dan
Lukman, 2008:10). Selanjutnya pada penelitian ini variabel bebas disebut
sebagai variabel x (X) dan variabel terikat sebagai variabel y (Y).
Variabel independen pada penelitian ini berupa kecerdasan intelektual
yang disebut (Xı), kecerdasan emosional yang disebut (X2), dan kecerdasan
spiritual yang disebut (X3) sedangkan variabel dependennya adalah kinerja
karyawan yang disebut (Y).
Berdasarkan landasan teori, tujuan penelitian, dan permasalahan yang
dikemukakan maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis berikut
disajikan kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran tersebut mengkaji
hubungan langsung antara variabel-variabel bebas yang mempengaruhi
variabel terikat.
45
Gambar. 2.1
Kerangka Penelitian
Kerangka Penelitia
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah digunakan
pada penelitian ini, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis 1: Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja
H01 : ßι = 0 Kecerdasan intelektual tidak mempunyai pengaruh
signfikan terhadap kinerja.
Ha1 : ßι ≠ 0 Kecerdasan intelektual mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
2. Hipotesis 2: Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
H02 :ßι = 0 Kecerdasan emosional tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Ha2 :ßι ≠ 0 Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
3. Hipotesis 3: Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
H03 :ßι = 0 Kecerdasan spiritual tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Kinerja
(Y)
Kecerdasan Intelektual
(X1)
Kecerdasan Emosional
(X2)
Kecerdasan Spiritual
(X3)
46
Ha3 :ßι ≠ 0 Kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
4. Hipotesis 4: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
H04 :ßι = 0 Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual secara simultan tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja.
Ha4 :ßι ≠ 0 Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual secara simultan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian manajemen
sumber daya manusia, bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang
menjelaskan pengaruh hubungan variabel independen terhadap variabel
dependen yang dalam penelitian ini variabel independennya adalah
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual,
sedangkan variabel dependennya adalah kinerja badan pengasuh santri.
Ruang lingkup penelitian ini berada pada Biro Pengasuhan Santri Pondok
Pesantren Darunnajah Jalan Ulujami Raya No.86, RW.7, Ulujami,
Pesanggrahan, RW.7, Ulujami, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12250
B. Metode Pengumpulan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota Badan Pengasuh Santri Pondok Pesantren Darunnajah
Jalan Ulujami Raya yang berjumlah 102 orang.
48
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009:62). Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sample yang diambil dari populasi itu.
Sedangkan sampel menurut Arikunto (2010 ; 174) adalah sebagian
dari populasi atau wakil populasi yang diteliti. Sampel diambil
berdasarkan random sampling (propability sampling), dengan teknik
simple random sampling. Peneliti mencampur subjek-subjek didalam
populasi sehingga setiap subyek memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi sampel.
Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara perhitungan
statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus tersebut
digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah
diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 102 orang. Untuk tingkat presisi yang
ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 5 %.
Rumus Slovin :
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
49
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir, kemudian dikuadratkan.
Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah sampel
penelitian adalah :
𝑛 = 𝑁
1 +𝑁𝑒2
𝑛 = 102
1 + (102)(5%)2
𝑛 = 102
1 + (102)(0,05)2
𝑛 = 102
1 + 0,255
𝑛 = 102
1,255
𝑛 = 81,27 dibulatkan jadi 81 orang
Sampel pada penelitian ini adalah 81 orang dari keseluruhan anggota
Badan Pengasuh Santri Pondok Pesantren Darunnajah Jalan Ulujami Raya
yang berjumlah 102 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengelolanya (Siregar, 2010:128). Data sekunder
50
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa studi kepustakaan, dan
observasi.
a. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubngannya dengan
masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1998: 111).
b. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan
data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi
lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian,
sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek
penelitian tersebut (Siregar, 2010: 134).
2. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan
(Siregar, 2010:128). Data primer ini dikumpulkan melalui kuesioner.
a. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa
terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada
(Siregar, 2010:132).
51
Dalam mengukur skala instrumen dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. Agar
dapat diolah dengan menggunakan software maka data kuesioner
menggunakan skala ordinal berupa skala likert. Peneliti menggunakan
skala likert untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan dengan menentukan skor pada setiap pertanyaan. Skala likert
adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu
(Siregar, 2010: 138).
Bentuk jawaban skala likert terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-
ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut adalah tabel skala
likert:
Tabel 3. 1
Skala Likert
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: (Siregar, 2010:139)
D. Metode Analisis Data
Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi relevan yang
terkandung didalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk
52
memecahkan suatu masalah (Ghozali, 2013: 3). Pengolahan dan analisis data
dilakukan dengan bantuan Software Statistical Product and Service Solutions
(SPSS) versi 22.
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r
tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05. Jika r hitung
lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011: 53).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011: 47).
Untuk menganalisis reliabilitas, pengukuran dilakukan sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan dengan mengunakan
53
SPSS yaitu uji Cronbach Alpha (α). Untuk mengukur reliabilitas,
dinyatakan bahwa jika nilai intercept (konstan) lebih besar dari 0,6
maka variabel tersebut reliabel secara statistik (Sekaran 2009 : 280).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang menggunakan analisis
regresi linier berganda maka diperlukan pengujian asumsi klasik,
meliputi:
a. Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasiantara variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2011:105).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen
manakan yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF yang tinggi (arena VIF = 1/tolerance). Nilai yang
umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah
Tolerance≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Misal nilai
54
Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95 (Ghozali,
2011:106).
b. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, namun pada penelitian ini peneliti melakukan uji
glejser dan scatterplot. Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan
uji metode glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel
bebas terhadap nilai mutlak untuk residualnya. Jika terdapat pengaruh
variabel bebas yang signifikan terhadap nilai mutlak residualnya maka
dalam model tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas (Suliyanto,
2011:98). Gejala heteroskedastisitas juga ditunjukan apabila hasil dari
uji glejser ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan data mengalami
heteroskedastisitas dan sebaliknya (Ghozali, 2011:143).
Sedangkan uji scatterplot, deteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
55
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
menyempit) maka mengindikasikan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:160).
Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-plot. Jika data (titik)
menyebar menjauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka tidak menunjukan pola distribusi normal yang
mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2011:160). Metode lain untuk menguji normalitas
data adalah dengan grafik histogram. Dinyatakan data berdistribusi
normal jika membentuk lonceng sempurna, tidak condong ke kanan
maupun ke kiri.
Kemudian normalitas juga dapat dilihat dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov Test adalah
yangpaling sering digunakan di SPSS dalam hal mengecek normalitas
(Sufren dan Yonathan, 2013:65).Untuk mengetahui data terdistribusi
normal atau tidak dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test
56
adalah dengan memperhatikan angka pada Asymp. Sig. (2-tailed), data
yang berdistribusi normal apabila nilai signifikansi > 0,05 dan data
tidak tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikansi < 0,05
(Sufren dan Yonathan, 2013:68).
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series)
karena ―gangguan‖ pada seseorang individu atau kelompok cenderung
mempengaruhi ―gangguan‖ pada individu atau kelompok yang sama
atau pada periode berikutnya (Ghozali, 2011).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi.Metode pengujian yang
sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW). Caranya
adalah dengan membandingkan nilai Durbin Watson (d) yang ada pada
output SPSS dengan nilai dL (batas bawah) dan nilai dU (batas atas)
pada tabel test Durbin Watson menggunakan nilai signifikan 5%,
57
jumlah sampel (n) sebesar 81 dan jumlah variabel independen sebesar
3 (K=3). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2011):
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4–dL), berarti
terdapat autokorelasi.
2) Jika d lebih besar dari dU dan kurang dari (4–dU), berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4–dU) dan (4–dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
3. Uji Regresi Linier Berganda
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (tidak terikat) dengan satu atau lebih
variabel independen (terikat), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003)
(dalam Ghozali, 2013:95).
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya) (Sugiyono, 2009:275). Jadi
analisis regresi ganda dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal 2. Berikut adalah rumus persamaan regresi linier berganda untuk
3 prediktor:
58
Y = ɑ + ß1X1 + ß2X2+ ß3X3 + e
Keterangan:
Y = Variabel Dependen (kinerja)
ɑ = Konstanta
ß1, ß2, ß3 = Koefisien arah regresi
X1 = Variabel Independen 1 (kecerdasan itelektual)
X2 = Variabel Independen 2 (kecerdasan emosional)
X3 = Variabel Independen 3 (kecerdasan spiritual)
e = Error
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan menggunakam uji t dan uji
F. Berikut adalah penjelasannya.
a. Uji signifikansi parameter individual (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi
variabel dependen. Jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka
tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan)
(Ghozali, 2011:98).
59
b. Uji Signifikansi Stimultan (Uji F)
Uji sttistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat untuk
mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan
membandingkan tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika
nilai probability F lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi
tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan
kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
(Ghozali, 2011:84).
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara stimultan
dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh kecerdasan
intelektual(X1), kecerdasan emosional (X2), dan kecerdasan spiritual
(X3) terhadap kinerja (Y).
5. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper
semua variabel yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011: 97).
60
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:59). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat). Berikut penjelasannya:
1. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah kinerja
karyawan(Y).
2. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya
variabel terkait (Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini variabel bebas
tersebut adalah:
a. Kecerdasan Intelektual (X1)
b. Kecerdasan Emosional (X2)
c. Kecerdasan Spiritual (X3)
61
Tabel. 3.1.
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator No.
Kuisioner
Skala
Independent
Variabel:
Kecerdasan
Intelektual
(X1)
(Robbins,
2007: 48)
a. Kecerdasan
Numerik
1. Mampu menghitung dengan
cepat.
2. Mampu menghitung dengan
tepat.
1.
2.
Ordinal
b. Kemampuan
Verbal
1. Mudah memahami apa
yang dibaca dan didengar.
2. Mudah menangkap
hubungan percakapan.
3.
4.
c. Kecepatan persepsi 1. Kemampuan mengenali
kemiripan dan beda visual.
5.
d. Penalaran induktif 1. Memahami penyebab dari
suatu permasalahan.
6.
e. Penalaran deduktif 1. Memahami akibat dari
suatu tindakan.
7.
f. Visualilsasi spasial 1. Kemampuan
membayangkan bagaimana
suatu obyek akan tampak
seandainya posisinya dalam
ruang dirubah.
8.
g. Daya Ingat 1. Kemampuan menahan dan
mengenang kembali
pengalaman masa lalu.
9.
Independent
Variabel:
Kecerdasan
a. Mengenali emosi
diri
1. Kesadaran Emosi diri.
2. Penilaian diri yang akurat.
3. Percaya diri.
10.
11.
12.
Ordinal
62
Emosional
(X2)
(Goleman,
2009: 58-
59)
b. Mengelola emosi
diri
1. Kontrol emosi diri.
2. Dapat dipercaya.
3. Teliti.
4. Kemampuan adaptasi.
13.
14.
15.
16.
Ordinal
c. Memotivasi diri 1. Dorongan berprestasi.
2. Komitmen.
3. Inisiatif.
4. Optimisme.
17.
18.
19.
20.
d. Mengenali emosi
orang lain
1. Empati.
2. Orientasi pelayanan.
3. Mengatasi keragaman.
21.
22.
23.
e. Membina hubungan
dengan orang lain
1. Dapat mempengaruhi.
2. Komunikasi.
3. Manajemen konflik.
4. Kemampuan tim.
5. Kepemimpinan.
6. Berkolaborasi.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Independent
Variabel:
Kecerdasan
Spiritual
(X3)
(Zohar dan
Marshal,
2000: 14)
a. Kemampuan
bersikap fleksibel
(adaptif secara
spontan dan aktif).
1. Memperioritaskan pekerjaan
yang lebih penting.
2. Bisa membagi waktu
(menejemen waktu) dengan
Baik.
30.
31.
Ordinal
b. Tingkat kesadaran
diri yang tinggi.
1. Mau berpartisipasi dalam
kegiatan sosial.
2. Menjalani hidup sesuai
dengan nilai agama.
3. Bersikap sopan santun.
32.
33.
34.
c. Kemampuan untuk
menghadapi dan
memanfaatkan
1. Tabah terhadap cobaan yang
dialami
2. Melakukan segala sesuatu
35.
36.
63
penderitaan. tanpa pamrih
Ordinal
d. Kualitas hidup yang
diilhami oleh visi
dan nilai-nilai.
1. Melakukan segala pekerjaan
dengan sungguh-sungguh.
2. Dapat menjadi contoh
tauladan yang baik, dalam
bertingkah laku.
37.
38
e. Kecenderungan
untuk melihat
keterkaitan antara
berbagai hal.
(Rendah Hati)
1. Menerima nasihat dan kritik
dari siapapun datangnya.
2. Menghormati orang lain
3. Mencari sebab akibat
permasalahan.
39.
40.
41.
f. Kecenderungan
nyata untuk
bertanya mengapa?
Untuk mencari
jawaban-jawaban
yang mendasar.
1. Bersikap kritis terhadap
segala persoalan.
2. Melihat kebenaran dari
berbagai sumber.
42.
43.
Dependent
Variabel :
Kinerja
Karyawan
(Y)
(Bernadin,
1993: 383)
a. Kualitas 1. Dapat mencapai hasil akhir
yang diharapkan.
44.
Ordinal
b. Kuantitas 1. Dapat menyelesaikan tugas
sesuai kuantitas yang
harusnya dihasilkan.
45.
c. Ketepatan Waktu 1. Penyelesaian tugas sesuai
batas waktu.
46.
d. Efektivitas Biaya 1. Dapat memaksimalkan
penggunaan sumber daya
organisasi.
47.
64
e. Perlu Pengawasan 1. dapat melaksanakan fungsi
pekerjaan tanpa harus
meminta bantuan
pengawasan (mandiri).
48.
f. Hubungan antar
Individu
1. Karyawan memelihara
kejasama diantara rekan
kerja.
49.
65
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Darunnajah
Pondok Pesantren Darunnajah adalah lembaga pendidikan Islam
swasta yang sekarang berada di Jl. Ulujami Raya No. 86, Jakarta Selatan.
Cikal bakal pondok sendiri sudah dirintis oleh KH. Abdul Manaf
Mukhayyar sejak tahun 1942 di atas lahan 600 m2. Awalnya Pondok
Pesantren Darunnajah bernama Madrasah Islamiyah di Petunduhan
Palmerah, kemudian terus berkembang. Pergantian nama ini terjadi seiring
berkembangnya idealisme pendiri dari sekedar sekolah biasa menjadi
lembaga pendidikan bermodel pondok pesantren.
Pondok Pesantren Darunnajah resmi berdiri di lahan 5 hektar yang
diwaqafkan oleh KH. Abdul Manaf Mukhayyar bersama dua orang: (Alm)
KH. Qomarruzzaman sebagai keponakan dan KH. Mahrus Amin sebagai
menantu pada tanggal 1 April 1974. Pondok Pesantren Darunnajah
sekarang sudah memberikan pelayanan pendidikan usia dini (PAUD),
Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah hingga Perguruan Tinggi.
Sampai tahun 2018 Darunnajah telah memiliki 14 cabang dan telah
memiliki tanah waqaf seluas 619 ha di berbagai tempat di seluruh
Indonesia. Pondok Pesantren Darunnajah juga selalu mengadakan
66
kerjasama dengan 91 lembaga pendidikan dan pesantren binaan yang
tersebar di beberapa provinsi.
2. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darunnajah
Waqif : K.H. Abdul Manaf Mukhayyar (Alm)
Hj. Tsurayya (Almh)
Pendiri : K.H. Abdul Manaf Mukhayyar (Alm)
Letkol (Purn) Drs. H. Kamaruzzaman (Alm)
Drs. K.H. Mahrus Amin
Penyelenggara : Yayasan Darunnjah
Ketua Umum : K.H. Saefudin Arif, SH, MH.
Tahun Berdiri : 1 April 1974
Pimpinan Pondok : Drs. K.H. Mahrus Amin
Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.si.
Jumlah Santri : 2879 orang
Jumlah Ustadz/ : 279 orang
Ustadzah/ Guru
Alamat : Jl Ulujami Raya No. 86 Kel. Ulujami
Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12250
Telp : 021-7350187
Fax : 021-73880158, 02173886529
Website : www.darunnajah.com
Email : sekretaris.darunnajah@gmail.com
67
3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunnajah
a. Visi
Mencetak manusia yang bermuttafaqah fiddin untuk menjadi kader
pemimpin umat dan bangsa.
b. Misi
Mencetak manusia yang; beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia,
berpengetahuan luas, sehat, dan kuat, terampil dan ulet, mandiri,
mampu bersaing, kritis, problem solver, jujur, komunikatif, dan
berjiwa juang.
4. Sistem Pendidikan
Pondok Pesantren Darunnajah mempunyai masa belajar selama 6
tahun yang setara dengan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah (SMP/SMA)
dengan status disamakan dengan ujian Negara, semua terakreditasi ―A‖
(Desember 2007). Pada jenjang sekolah menwngah, para santri
Darunnajah dapat memilih program pendidikan:
a. Madrasah Aliyah Keagamaan/ Ilmu Pengetahuan Sosial (MAK/MAU)
telah terakreditasi ―A‖.
b. Sekolah Menengah Atas (SMA) Program Studi Ilmu Pengetahuan
Alam telah terakreditasi ―A‖.
c. Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat al-Islamiyyah (TMI)
merupakan satu lembaga yang berperan penting dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Darunnajah. Pada
tahun 1989 telah mendapat Muadalah (Persamaan) dari Jam’iyyah
68
Islamiyyah Madinah Saudi Arabia, Universitas Al-Azhar Mesir, UIA
Malaysia, dan beberapa Perguruan Tinggi; Uni Emirat Arab, dan
Pakistas. Ijazah lulusan TMI telah mendapat pengakuan dari
Kementrian Pendidikan yang setara dengan SMA. Dengan tenaga
pengajar yang berasal dari alumni Darunnajah, Gontor, dan lembaga
lain yang ahli dalam bidang pengajaran.
Adapun Tarbiyatul Mu’allimin wal Mu’allimat al-Islamiyyah
(TMI) membawahi Madrasah Tsnawiyah (Mts), Madrasah Aliyah
(MA), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Lahirnya TMI bersamaan
dengan lahirnya Pondok Pesantren Darunnajah pada tahun 1974.
Karena Institusi TMI merupakan sebuah paket, maka system
pendidikan yang dianut di TMI adalah sistem pendidikan dengan
jenjang 6 tahun. Dalam waktu tersebut siswa harus tinggal di dalam
pondok, baik kegiatan formal (sekolah) maupun non formal (kegiatan
sehari-hari).
5. Organisasi Kelembagaan
Dalam menentukan segala kebijakan Pondok Pesantren Darunnajah
melimpahkan seluruh wewenang kepada pimpinan pesantren. Untuk
menjalankan tugasnya pimpinan pesantren dibantu oleh lima biro yaitu;
Biro Pendidikan, Biro Pengasuhan Santri, Biro Administrasi Keuangan
dan Usaha, Biro Rumah Tangga, dan Biro Kemasyarakatan.
69
a. Biro Pendidikan
Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak (TK), Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPA-TKA), Sekolah Dasar Islam (SDI),
Tarbiyatul Mu’Allimin wal Mu’allimat Al Islamiyah (MTs, MAK,
dan SMA), Lembaga Bahasa (LB), Perpustakaan dan Laboratorium,
Lembaga Ilmu Al-Qur’an (LIQ), dan Darunnajah Computer Center.
b. Biro Pengasuhan Santri
Biro Pengasuhan Santri, membawahi; Organisasi Santri, Keamanan
Pesantren, Bimbingan dan Konseling, Musyrif, Bagian Bahasa, dan
Marching Band Putri Darunnajah.
c. Biro Administrasi Keuangan dan Usaha
Keuangan, Kesekretariatan, Publikasi dan Dokumentasi, Bidang-
bidang Usaha Darunnajah.
d. Biro Rumah Tangga
Bagian Kesehatan, Bagian Kesejahteraan, Bagian Perawatan, Bagian
Kebersihan, Bagian Pembangunan, Bagian Dapur Umum, dan Bagian
Listrik dan Air
e. Biro Kemasyarakatan
Lembaga Dakwah dan Pengembangan Masyarakat(LDPM),
Peringatan hari-hari besar Islam, Ashabunnajah dan Alumni, Ta’mir
Masjid, dan Protokol Pesantren.
70
6. Gambaran Umum Biro Pengasuhan Santri
Biro Pengasuhan Santri adalah sebuah Lembaga dibawah naungan
Pondok Pesantren Darunnajah. Tugas utama Biro Pengasuhan Santri
adalah membantu Pimpinan Pondok Pesantren dalam mengatur pola pikir
dan aktifitas kehidupan santri diluar jam sekolah santri di tarbiyatul
Mu’allimin wal Mu’allimat Al-Islamiyah (TMI) Darunnajah, mulai dari
bangun tidur sampai tidur kembali. Pada dasarnya tugas Pengasuhan Santri
dapat digolongkan menjadi tiga hal,yakni; sebagai Pembina Organisasi
santri Darunnajah (OSDN), sebagai Pembina Disiplin santri secara
menyeluruh, sebagai pembimbing dan penyuluh santri.
Kehidupan santri di Pondok Pesantren Darunnajah yang mukim
selama 24 jam tidak lepas dari disiplin, maka pengasuhan santrilah yang
menjadi pengendalian disiplin seluruh santri, baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui pengurus OSDN. Dalam menegakkan disiplin
santri lembaga ini lebih menekankan kepada kesadaran prefentif dan
meminimalisasi hukuman fisik. Dengan demikian, jalannya disiplin santri
menjadi lebih baik dan suasana kekeluargaan lebih tampak.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan perhatian secara
pembinaan terhadap santri dan wali santri, tentu diperlukan pembenahan
dan pembaharuan diberbagai segi, baik dari segi penempatan santri di
asrama, pengawasan, peningkatan sarana dan prasarananya. Khusus untuk
santri senior kelas enam TMI mendapat perhatian tersendiri dikalangan
pengasuhan dengan dibentuknya komisi yang membahas pembinaan kelas
71
enam dalam rapat pengasuhan. Tidak kalah pentingnya pembaharuan
dijajaran kantor pengasuhan, yaitu dengan upaya-upaya perbaikan di
ketata usahaan mulai dari peningkatan SDM staf-stafnya dan
komputerisasi pendataan santri dan lain-lainnya.
a. Kewajiban Dan Tanggung Jawab
1) Mengontrol jalannya disiplin
2) Menempati kamar dirayon yang telah ditentukan
3) Mengikuti sholat berjamaah di masjid
4) Mengikuti upacara sabtu pagi
5) Menghadiri rapat mingguan pengasuhan santri
6) Melaksanakan harokatut tabkir
7) Full Time di rayon dan tidak diperkenankan kerja sampingan (les
dan sejenisnya) di luar pondok
8) Berperan aktif dalam rapat majlis fajar dan membuat laporan harian
9) Mengontrol absensi setiap malam pukul 22.00 WIB
10) Mempunyai catatan individu santri
11) Membuat laporan dan mengikuti rapat mingguan pada hari selasa
pukul 20.00 di Baitul Wakif
12) Mengadakan rapat mudabbir
b. Program Kerja
Biro Pengasuhan Santri memiliki program kerja yang sudah tetap
dan dibagi menjadi 3 waktu yaitu harian, mingguan, dan semester.
72
Program kerja harian dari Biro Pengasuhan Santri adalah sebagai
berikut;
1) Mengasuh, mengontrol dan memonitor kegiatan santri di rayon
2) Menggerakkan santri untuk kemasjid
3) Melaksanakan harokatut tabkir
4) Memberikan perizinan (tasdiq) untuk meninggalkan kelas
5) Mengontrol kamar santri
6) Melarang tamu atau wali santri masuk ke asrama
7) Menginformasikan kepada wali santri perkembangan anaknya baik
yang positif ataupun negatif
8) Memonitor bulis/haritsah dirayon dan kamar mandi
9) Mengadakan puaa sunnah dan kegiatan ubudiah lainnya bersama
dengan pengurus rayon dan anggota rayon sewaktu-waktu
10) Mengontrol keberadaan santri di asrama
Program Mingguan
1) Mengontrol kamar-kamar sebelum adzan pertama sholat jum’at
2) Mengumpulkan anggota rayon seminggu sekali
3) Membimbing dan mengontrol jum’at bersih
4) Mendata fasilitas rayon yang rusak dan kurang layak serta
melaporkannya ke BRT
5) Menginventarisasi barang-barang pesantren yang ada di dalam
rayon
6) Menggerakkan anak-anak untuk berolahraga setelah jum’at bersih
73
7) Mengadakan siraman rohani bagi anggota rayon. (dibuat materi
khusus)
Program Bulanan
1) Mengabsen santri setelah libur bulanan
2) Memeriksa kamar pengurus
3) Rapat evaluasi bersama pengurus rayon dan ketua kamar
4) Membuat laporan bulanan dan diserahkan ke TU pengasuhan
5) Memeriksa administrasi rayon
6) Musyrifah memeriksa santri setelah perpulangan bulanan didepan
asrama bersama mudabbir
Progam Semester
1) Membantu panitia ujian untuk Harokatut tabkir saat ujian
2) Menggerakkan santri untuk belajar diluar asrama pada pagi dan
malam hari
3) Mengontrol asrama saat ujian tulis berlangsung
Program Kerja Tahunan
1) Membantu keamanan pesantren dalam perpindahan kamar\
2) Mengikuti seluruh kegiatan tahunan santri
Ketentuan diatas merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan
pengawasan, perhatian dan pelayanan bagi santri maupun orang tua
santri. Selain itu para musyrif dan musyrifah diwajibkan mengadakan
pertemuan dengan orang tua santri secara berkala. Tempat pertemuan
di kamar masing-masing santri ini bertujuan agar ada perhatian, saran
74
dan kritik mengenai kamar dan berbagai hal lainnya serta orang tua
dapat melihat langsung keberadaan santri dikamar tersebut. Tujuan dari
pertemuan antara orang tua santri adalah adanya interaksi langsung
antara musyrif dengan wali santri sehingga dapat dihindari adanya
kesalahan informasi.
c. Revolusi Kepengasuhan
Setiap tahunnya seluruh jajaran pengasuhan mengadakan rapat
khusus untuk membahas dan melakukan pembaharuan-pembaharuan
ditubuh Biro Pengasuhan Santri. Diawali pembenahan pembinaan santri
di rayon oleh musyrif/musyrifah, dalam rapat disahkan susunan
musyrif/musyrifah dengan perbandingan seorang musyrif/musyrifah
menangani 10-20 santri.
Adapun tugas dari musyrif/musyrifah selain mengabsen santri
setiap hari dan melaporkannya kepada pimpinan setiap kamis malam,
juga memberikan tausiah dan nasehat-nasehat serta motivasi-motivasi
belajar kepada santri pada malam hari sebelum tidur. Secara rinci
standarisasi kewajiban dan program kerja musyrif/musyrifah telah
ditetapkan dalam rapat kepengasuhan yang dibahas oleh komisi A
sebagai berikut:
1) Pembentukkan Tim Inti Kepengasuhan
Dibentuk pada tanggal 22 januari 2007 berdasarkan surat tugas
nomor 744.05/DN/I/2007, dengan anggota tim berjumlah 26 orang.
75
Tim ini berfungsi sebagai koordinator pengasuhan atau sebagai
pengawas kegiatan pengasuhan.
2) Pembenahan di Bidang Keamanan Pesantren
Untuk meningkatkan keamanan dan pelayanan, serta tegaknya
disiplin pesantren, maka diadakan perubahan diantaranya satpam,
sejak tanggal 12 februari 2007 satpam ditiadakan, sebagai gantinya
seluruh jajaran mulai dari asatidz, administrator, santri dan
karyawan bahu membahu menjaga keamanan pesantren
berdasarkan jadwal piket yang ditentukan oleh coordinator piket
dengan nama Harisul Ma’had.
Selain menjaga keamanan, Harisul Ma’had juga bertugasuntuk
mencatat keluar masuknya santri dan tamu pesantren. Hal ini
adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dalam bidang keamanan.
B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Penelitian
1. Tingkat Pengembalian Kuesioner
Dalam penelitian ini peneliti membagikan kuesioner kepada sebagian
karyawan Biro Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah yang
berjumlah 81 orang, dimana sebagian karyawan tersebut merupakan
merupakan sampel pada penelitian ini. Adapun rincian tentang kuesioner
yang dibagikan, peneliti menyajikannya pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel. 4.1.
Distribusi Kuesioner Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah kuesioner yang dibagikan 81 100%
76
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Jumlah kuesioner yang yang kembali 81 100%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 81 100%
(Sumber: Data primer yang diolah)
Berdasarkan tabel. 4.1. di atas dapat diketahui bahwa jumlah
keseluruhan kuesioner yang tekah disebarkan kepada sampel responden
adalah sebanyak 81 kuesioner. Tingkat pengembalian dari kuesioner
tersebut adalah 100% yang berarti seluruh kuesioner telah kembali dan
dapat diolah dengan baik.
2. Karakteristik Responden Penelitian
Responden adalah sebagian karyawan Biro Pengasuhan Santri Pondok
Pesantren Darunnajah yang berjumlah 81 orang. Berikut ini adalah
deskripsi mengenai identitas responen penelitian yang terdiri dari jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja di perusahaan.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel. 4.2. berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel. 4.2.
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 36 44%
Wanita 45 56%
Jumlah 81 100%
77
(Sumber: Data primer yang diolah)
Tabel. 4.2. di atas menunjukkan bahwa sebanyak sebanyak 45
orang atau 56% responden berjenis kelamin wanita, dan sisanya36
orang atau 44% responden berjenis kelamin pria. Hal ini menjelaskan
bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin wanita.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel. 4.3. berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel. 4.3.
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
< 20 tahun 8 10%
21 – 30 tahun 44 54%
31 – 40 tahun 20 25%
> 40 tahun 9 11%
Jumlah 81 100%
(Sumber: Data primer yang diolah)
Tabel. 4.3. menunjukkan bahwa responden yang ada pada Biro
Pengasuhan Santri mayoritas berusia diantara 21 – 30 tahun sebanyak
44 orang (53%), sedangkan 20 orang (25%) berusia diantara 31 – 40
tahun, 9 orang (11%) adalah berusia lebih dari 40 tahun dan sisanya
sebanyak 8 orang (10%) adalah berusia di bawah 20. Rata-rata
responden yaitu berusia 21- 40 tahun dimana usia tersebut merupakan
usia yang produktif dan ideal untuk menghasilkan kinerja yang
78
maksimal. Menurut Moekijad (1992:36) usia antara 21- 40 tahun
adalah usia yang memiliki produtivitas paling tinggi.
c. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir:
Tabel. 4.4.
Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
SMA (Sederajat) 58 72%
D3 0 0%
S1 19 23%
S2 4 5%
Jumlah 81 100%
(Sumber: Data primer yang diolah)
Berdasarkan tabel. 4.4. di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden yaitu sebanyak 58 orang atau 72% adalah lulusan
SMA, disusul dengan responden dengan pendidikan terakhir S1
sebanyak 19 orang atau 23%, sedangkan responden lulusan S2
sebanyak 4 orang atau 5% dan responden dengan pendidikan terakhir
D3 nihil. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat penidikan karyawan
Biro Pengasuhan Santri masih rendah.
d. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
Tabel. 4.5. berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja.
79
Tabel. 4.5.
Pengalaman Kerja Responden
Lama Kerja Frekuensi Persentase
1 – 4 tahun 23 28%
4 – 8 tahun 47 58%
> 8 tahun 11 14%
Jumlah 81 100%
(Sumber: Data primer yang diolah)
Berdasarkan tabel. 4.5. di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
karyawan Biro Pengasuhan Santri memiliki pengalaman kerja antara 4
– 8 tahun sebanyak 47 orang atau 58%. Disusul dengan responden
dengan pengalaman kerja antara 1 – 4 tahun sebanyak 23 orang atau
28%, dan sisanya 11 orang (14%) bekerja di perusahaan lebih dari 8
tahun. Semakin lama masa kerja karyawan dalam suatu perusahaan,
maka semakin banyak pula pengalaman yang dia dapatkan. Menurut
Handoko (2007) lama bekerja dikategorikan lama apabila sudah
bekerja diatas tiga tahun, hal ini berarti banyak karyawan yang
memiliki pengalaman kerja cukup lama. Semakin lama masa kerja
karyawan pada sebuah organisasi, maka semakin banyak pengalaman
yang ia alami. Dengan pengalaman kerja yang mumpuni maka kinerja
yang dihasilkan pun akan semakin tinggi.
80
3. Distribusi Jawaban Responden
a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Intelektual
Tabel. 4.6.
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Intelektual (X1)
No. Pernyataan
Presentase (%)
Tot
al
(%) STS
(1)
TS
(2)
RR
(3)
S
(4)
SS
(5)
1. Saya mampu berpikir dengan cepat
dalam menyelesaikan masalah. - - - 23,46 76,54 100
2. Saya mampu menyelesaikan masalah
dengan tepat. - - 1,23 17,28 81,48 100
3. Saya mampu memahami apa yang
saya baca. - - - 25,93 74,07 100
4. Saya mampu memahami maksud dari
lawan bicara saya. - - - 14,81 85,19 100
5. Saya mampu menggambarkan apa
yang saya lihat. - - 1,23 7,41 91,36 100
6. Saya mampu memahami penyebab
dari suatu permasalahan. - - - 13,58 86,42 100
7. Saya mampu memahami akibat yang
timbul dari suatu tindakan. - - 2,47 20,99 76,54 100
8. Saya mampu melihat perubahan yang
terjadi dari suatu tindakan. - - - 18,52 81,48 100
9. Saya memiliki ingatan yang kuat dari
apa yang sudah terjadi. - - 1,23 20,99 77,78 100
Jumlah - - 6,17 162,96 730,8
6 900
Rata-rata - - 0,69 18,11 81,21 100
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dari tabel. 4.6. di atas, terlihat bahwa dari sembilan butir
pernyataan mayoritas karyawan menjawab ―sangat setuju‖ sebesar
81,21%, dan penyataan paling berpengaruh adalah pernyataan no. 5.
Hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada pernyataan no.
5 menjawab ―san gat setuju‖ sebesar 91,36%. Hal ini menunjukkan
bahwa dimensi kecepatan persepsi yang dijelaskan pada indikator
81
kemampuan karyawan untuk menggambarkan apa yang mereka lihat
sangat berpengaruh terhadap kinerja.
b. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Emosional
Tabel. 4.7.
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Emosional (X2)
No. Pernyataan
Persentase (%) Total
(%) STS TS RR S SS
10. Saya mengetahui keadaan emosi diri
saya dengan baik. - 1,23 - 46,91 51,85 100
11. Saya mengetahui potensi yang ada
pada diri saya. - 1,23 11,11 48,15 39,51 100
12. Saya percaya atas kemampuan yang
saya miliki. - 3,70 3,70 53,09 39,51 100
13.
Saya mampu mengendalikan diri
dalam menghadapi permasalahan
kerja.
- 3,70 7,41 60,49 28,40 100
14. Saya mampu menjaga amanat yang
diberikan pimpinan. - 2,47 11,11 46,91 39,51 100
15. Saya selalu mengutamakan ketelitian
dalam bekerja. - 1,23 2,47 53,09 43,21 100
16.
Saya dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat saya
bekerja.
- 4,94 3,70 43,21 48,15 100
17. Saya memiliki keinginan untuk dapat
berprestasi di tempat kerja - 3,70 8,64 55,56 32,10 100
18.
Saya selalu berpegang teguh pada
aturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
- 1,23 12,35 66,67 19,75 100
19. Saya mampu mengusulkan ide-ide
baru. - 7,41 3,70 66,67 22,22 100
20. Saya yakin bahwa saya mampu
melakukan pekerjaan dengan baik. - 1,23 11,11 69,14 18,52 100
21. Saya mampu memahami situasi yang
sedang dialami orang lain. - - 14,81 59,26 25,93 100
22. Saya berusaha membantu orang lain. - 3,70 12,35 64,20 19,75 100
23. Saya memiliki jiwa toleransi dalam
menghadapi perbedaan - 1,23 16,05 54,32 28,40 100
24. Saya mampu memengaruhi orang
lain. - 2,47 4,94 65,43 24,69 100
25.
Saya mampu berkomunikasi dengan
dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh orang lain.
- 2,47 4,94 65,43 27,16 100
82
26.
Saya mampu mengarahkan
perselisihan kearah penyelesaian
melalui jalan yang baik.
- 3,70 13,58 54,32 28,40 100
27. Saya mampu bekerja sama sebagai
kelompok dalam sebuah tim. - 1,23 6,17 69,14 23,46 100
28. Saya mampu memimpin rekan kerja
dalam sebuah tim. - 1,23 2,47 28,02 38,27 100
29.
Saya dan tim kerja mampu
menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan baik.
- - - 54,32 45,68 100
Jumlah - 48,15 154,3
2
1153,
09
644,4
4 2000
Rata-rata - 2,41 7,72 57,65 32,22 100
(Sumber: Data primer yang diolah)
Dari tabel. 4.7. di atas, terlihat bahwa dari 20 butir pernyataan
mayoritas karyawan menjawab ―setuju‖ sebesar 57,65%. Pernyataan
paling berpengaruh adalah pernyataan no. 29, hal ini dapat dilihat
dengan mayoritas responden pada pernyataan no. 29 menjawab
―setuju‖ sebesar 54,32% dan ―sangat setuju‖ sebesar 45,68%. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator tentang kerjasama karyawan di dalam
tim berpengaruh terhadap kinerja. Sedangkan dalam butir no. 26 dan
23 masih banyak yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju. Dari
fenomena yang ditemukan diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
perlu memberikan perhatian lebih untuk indikator penyelesaian
masalah antar rekan kerja.
c. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Spiritual
Dari Tabel. 4.8. di bawah dapat kita lihat bahwa mayoritas
responden memilih jawaban positif untuk butir pernyataan no. 43. Hal
tersebut dapat dilihat dengan tingginya persentase pada jawaban setuju
83
dan sangat setuju. Hal tersebut berarti sangat penting organisasi dan
karyawan berfikiran terbuka. Karyawan harus mampu menerima
masukan dan pendapat orang lain sehingga tugas-tugas yang diberikan
terutama dalam bentuk tim dapat diselesaikan sesuai target dan
harapan organisasi.
Tabel. 4.8.
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kecerdasan Spiritual (X3)
No. Pernyataan Persentase(%)
Total
(%) STS TS RR S SS
30. Saya mampu menentukan prioritas
pekerjaan yang lebih penting. - 3,70 1,23 46,91 48,15 100
31. Saya mampu membagi waktu
(menejemen waktu) dengan baik. - 2,47 8,64 59,26 29,63 100
32. Saya suka berpartisipasi dalam
kegiatan sosial. - 1,23 9,88 72,84 16,05 100
33. Saya mampu menerapkan nilai-nilai
agama yang saya anut. - 7,41 3,70 67,90 20,99 100
34. Saya mampu bersikap sesuai tata
krama yang berlaku. - 1,23 9,88 67,90 20,99 100
35. Saya mampu mengambil hikmah
dari suatu masalah. - - 12,35 56,79 30,86 100
36. Saya senang menolong rekan kerja
yang sedang membutuhkan bantuan. - 4,94 11,11 65,43 18,52 100
37.
Saya mengoptimalkan kinerja saya
untuk memenuhi tanggung jawab
saya.
- 1,23 13,58 54,32 30,86 100
38. Saya mampu menjadi tauladan yang
baik. - 1,23 7,41 64,20 27,16 100
39. Saya mampu menerima nasihat dan
kritik dari siapapun. - 2,47 3,70 65,43 28,40 100
40. Saya mampu menghormati orang
lain. - 3,70 7,41 59,26 29,63 100
41. Saya mampu mencari sebab akibat
dari suatu permasalahan. - - 6,17 70,37 23,46 100
42.
Saya tidak mudah percaya hal yang
sumbernya hanya dari satu pihak
saja.
- - 1,23 60,49 38,27 100
43. Saya terbuka terhadap pendapat
orang lain. - - - 49,38 50,62 100
Jumlah - 29,6
3 96,30
860,4
9
413,5
8 1400
Rata-rata - 2,12 6,88 61,46 29,54 100
84
(Sumber: Data primer yang diolah)
d. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja
Tabel. 4.9.
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja (Y)
No. Pernyataan Presentase (%)
Total
(%) STS
(1)
TS
(2)
RR
(3)
S
(4)
STS
(1)
44. Saya mampu memenuhi tujuan yang
diharapkan. - 1,23 7,41 70,37 20,99 100
45. Saya mampu menyelesaikan tugas
sesuai dengan beban yang diberikan. - 2,47 7,41 67,90 22,22 100
46. Saya mampu menyelesaikan
pekerjaan saya tepat waktu. - 1,23
12,3
5 61,73 24,69 100
47.
Saya mampu menggunakan sumber
daya yang telah disediakan oleh
organisasi secara efektif.
- - 6,17 74,07 19,75 100
48. Saya mampu bertanggung jawab atas
tugas yang diberikan. - - 2,47 62,96 34,57 100
49. Saya dapat bekerja sama sebagai
rekan kerja. - - 1,23 53,09 45,68 100
Jumlah - 4,69 37,0
4
390,1
2
167,9
0 600
Rata-rata - 0,82 6,17 65,02 27,98 100
(Sumber: Data primer yang diolah)
Berdasarkan tabel. 4.9. di atas, terlihat bahwa dari 6 butir
pernyataan terkait kinerja mayoritas karyawan menjawab ―setuju‖
sebesar 65,02%, dan pernyataan paling berpengaruh adalah pernyataan
no. 49, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden pada
pernyataan no. 49 menjawab ―setuju‖ sebesar 53,09% dan ―sangat
setuju‖ sebesar 45,68%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
hubungan antar individu berpengaruh terhadap kinerja.
Dalam pernyataan no. 46 terlihat paling banyak yang menjawab
―ragu-ragu‖ serta ―tidak setuju‖. Hal tersebut menunjukan bahwa
karyawan merasa kurang mampu memenuhi tugas yang diberikan.
85
Banyaknya kegiatan yang harus ditangani oleh Badan Pengasuhan
Santri, job desk, serta manajemen waktu merupakan sebuah faktor
utama.
C. Pembahasan dan Analisis Data
1. Hasil Uji Analisis Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas menguji valid atau tidaknya suatu kuesioner. Uji
validitas dilakukan dilakukan dengan membandingkan hilai r hitung
dengan nilai r tabel dengan degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha
0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau
pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Tabel berikut
menunjukkan uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan emosional
(X2), kecerdasan spiritual (X3) dan kinerja (Y) dengan 81 sampel
responden.
Tabel. 4.10.
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Intelektual
Item
Pernyataan
Sig(2-tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
X1_1 0,004 .318**
Valid
X1_2 0,001 .364**
Valid
X1_3 0,000 .419**
Valid
X1_4 0,000 .513**
Valid
X1_5 0,000 .502**
Valid
86
X1_6 0,000 .622**
Valid
X1_7 0,000 .599**
Valid
X1_8 0,000 .682**
Valid
X1_9 0,000 .658**
Valid
(Sumber: Data primer yang diolah)
Tabel. 4.10. menunjukkan bahwa variabel kecerdasan intelektual
memiliki kriteria valid. Hal ini dapat dilihat dari seluruh pernyataan
yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05. Selain itu, dengan
melihat dari keseluruhan nilai Pearson Correlation yang lebih besar
dari r tabel yakni 0,2159 yang berarti secara keseluruhan indikator
variabel lingkungan kerja adalah sah atau valid.
Tabel. 4.11.
Hasil Uji Vaiditas Variabel Kecerdasan Emosional
Item
Pernyataan
Sig(2-tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
X2_10 0,000 563**
Valid
X2_11 0,000 .751**
Valid
X2_12 0,000 .669**
Valid
X2_13 0,000 .515** Valid
X2_14 0,000 .705**
Valid
X2_15 0,000 .597**
Valid
X2_16 0,000 .581**
Valid
X2_17 0,000 .634**
Valid
X2_18 0,000 .577**
Valid
87
X2_19 0,000 .583**
Valid
X2_20 0,000 .679**
Valid
X2_21 0,000 .577**
Valid
X2_22 0,000 .473**
Valid
X2_23 0,000 .691**
Valid
X2_24 0,000 .617**
Valid
X2_25 0,000 .653**
Valid
X2_26 0,000 .661**
Valid
X2_27 0,000 .567**
Valid
X2_28 0,000 .570**
Valid
X2_29 0,000 .582**
Valid
(Sumber: Data Primer yang diolah)
Tabel. 4.11. menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional
memiliki kriteria valid. Hal ini dapat dilihat dari seluruh pernyataan
yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Selain itu, dilihat dari seluruh nilai Pearson Correlation yang lebih
besar dari r tabelyaitu 0,2159 yang berarti bahwa secara keseluruhan
indikator variabel kecerdasan emosional adalah sah atau valid.
Tabel. 4.12.
Hasil Uji Vaiditas Variabel Kecerdasan Spiritual
Item
Pernyataan
Sig(2-tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
X3_30 0,000 .391**
Valid
X2_31 0,000 .602**
Valid
88
X2_32 0,000 .550**
Valid
X2_33 0,000 .585**
Valid
X2_34 0,000 .721**
Valid
X2_35 0,000 .655**
Valid
X2_36 0,000 .558**
Valid
X2_37 0,000 .700**
Valid
X2_38 0,000 .601**
Valid
X2_39 0,000 .710**
Valid
X2_40 0,000 .623**
Valid
X2_41 0,000 .648**
Valid
X2_42 0,000 .528**
Valid
X2_43 0,000 .529**
Valid
Tabel. 4.12. menunjukkan bahwa variabel kecerdasan spiritual
memiliki kriteria valid. Hal ini dapat dilihat dari seluruh pernyataan
yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Selain itu, dilihat dari seluruh nilai Pearson Correlation yang lebih
besar dari r tabel yaitu 0,2159 yang berarti bahwa secara keseluruhan
indikator variabel kecerdasan spiritual adalah sah atau valid.
Tabel. 4.13.
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja
Item
Pernyataan
Sig(2-tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
Y_44 0,000 .649**
Valid
89
Y_45 0,000 .726**
Valid
Y_46 0,000 .679**
Valid
Y_47 0,000 .700**
Valid
Y_48 0,000 .631**
Valid
Y_49 0,000 .635**
Valid
(Sumber: Data Primer yang diolah)
Tabel. 4.13. menunjukkan bahwa variabel kinerja memiliki
kriteria valid. Hal ini dapat dilihat dari seluruh pernyataan yang
memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Selain
itu, dilihat dari seluruh nilai Pearson Correlation yang lebih besar dari
r tabel yaitu 0,2159 yang berarti bahwa secara keseluruhan indikator
variabel kinerja adalah sah atau valid.
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan peneliti terhadap
keempat variabel, didapatkan kesimpulan bahwa seluruh variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Seluruh variabel yang
digunakan telah memnuhi kriteria valid berdasarkan pendapat Ghozali
(2011:53) yaitu rhitung lebih besar dari rtabel dan tingkat signifikansi
kurang dari 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Cara yang digunakan
untuk menguji reliabilitas kuesioner pada penelitian ini dengan
melihat besaran nilai Cronbach Alpha. Untuk menganalisis
90
reliabilitas, pengukuran dilakukan sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara
jawaban pertanyaan dengan mengunakan SPSS yaitu uji Cronbach
Alpha (α). Untuk mengukur reliabilitas, dinyatakan bahwa jika nilai
intercept (konstan) lebih besar dari 0,6 maka variabel tersebut reliabel
secara statistik (Sekaran 2009 : 280).
Tabel. 4.14.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’
s Alpha
Status
Kecerdasan Intelektual 0.653 Reliabel
Kecerdasan Emosional 0.911 Reliabel
Kecerdasan Spiritual 0.860 Reliabel
Kinerja 0.752 Reliabel
(Sumber: Data Primer yang diolah)
Berdasarkan tabel. 4.14. dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha
yang lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
pernyataan dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel atau memiliki
tingkat kehandalan yang baik sehingga dapat digunakan dalam analisis
penelitian berikutnya.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel
91
independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen (Ghozali, 2011:105).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF
≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih
dapat ditolerir. Misalnya nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat
kolinieritas 0,95 (Ghozali, 2011:106).
Tabel. 4.15.
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kecerdasan Intelektual .987 1.013
Kecerdasan Emosional .591 1.693
Kecerdasan Spiritual .587 1.703
(Sumber: Data primer yang diolah)
Berdasarkan tabel. 4.15. di atas diketahui bahwa seluruh hasil
perhitugan VIF pada masing-masing variabel independen memiliki
nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ksetidaksamaan variance dari residual antara suatu
92
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali 2011:139).
Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas dengan melakukan uji glejser, uji ini dilakukan
dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak
untuk residualnya. Gejala heterokedastisitas juga ditunjukkan apabila
hasil uji glejser kurang dari atau sama dengan 0,005 maka dapat
disimpulkan bahwa data mengalami heterokedastisitas dan sebaliknya
(Ghozali, 2011:143).
Tabel. 4.16.
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Uji Glejser
Model Sig.
1 (Constant) .389
Kecerdasan
Intelektual .312
Kecerdasan
Emosional .504
Kecerdasan
Spiritual .167
a. Dependen Variable: Abs_Res
(Sumber: Data primer yang diolah)
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.16 di atas, dapat dilihat
pada kolom signifikan bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari probabilitas 0,05. Hal tersebut
menandakan tidak terjadinya heterokedasrisitas.
93
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.1.
Gambar. 4.1
Berdasarkan gambar 4.1, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas atau tidak membentuk suatu pola
pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan
berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.
c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak (Ghozali, 2011:160). Normalitas dapat dideteksi dengan
94
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika
data (titik) menyebar menjauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal
yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2011:160). Gambar 4.1 dan 4.2 berikut
menunjukkan hasil uji normalitas dalam penelitian ini.
Gambar. 4.2
Hasil Uji Normalitas (Scatterplot)
Gambar 4.2 menunjukkan penyebaran data yang berada disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan
bahwa model regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi
normalitas.
Metode lain untuk menguji normalitas data adalah dengan grafik
histogram. Dinyatakan data berdistribusi normal jika membentuk
lonceng sempurna, tidak condong ke kanan maupun ke kiri.
95
Gambar. 4.3
Hasil Uji Normalitas (Histogram)
Gambar 4.3 menunjukkan penyebaran data mengikuti grafik
batang membentuk kurva lonceng. Hal ini menunjukkan bahwa model
regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.
Tabel. 4.17.
Hasil Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 81
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.36582917
Most Extreme Differences Absolute .079
Positive .066
Negative -.079
Test Statistic .079
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
96
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, data dalam penelitian ini memiliki
nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,200 > 0,05). Hal ini berarti data
dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel. 4.18.
Uji Autokeralsi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .798a .637 .623 1.392 1.818
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual (X3), Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan
Emosional (X2)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)
D DL DU 4-DL 4-DU
1,818 1,563 1,716 2,437 2,284
DU<D<4-DU = TIDAK TERDAPAT AUTOKORELASI
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, didapat nilai Durbin Watson (d)
sebesar 1,818. Dengan melihat tabel test Durbin Watson, Nilai Durbin
Watson (d) ini lebih besar dari nilai dU yaitu sebesar 1,716 dan lebih
kecil dari nilai 4–dU yaitu sebesar 2,284. Dengan demikian maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari autokorelasi.
Dengan demikian dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu uji
hipotesis.
3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya)
97
variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dinaik-turunkan nilainya (Sugiyono,2009:275). Dalam penelitian
ini variabel yang akan diteliti yaitu kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan
emosional (X2), dan kecerdasan spiritual (X3).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual (variabel
independen) terhadap kinerja (variabel dependen) digunakan analisis
regresi linier berganda yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ket:
Y = Variabel Kinerja
a = Konstanta regresi berganda
X₁ = Variabel Kecerdasan Intelektual
X₂ = Variabel Kecerdasan Emosional
X₃ = Variabel Kecerdasan Spiritual
b₁ = Koefisien Regresi Kecerdasan Intelektual
b₂ = Koefisien Regresi Kecerdasan Emosional
b₃ = Koefisien Regresi Kecerdasan Spiritual
e = Koefisien Error
Tabel. 4.19.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.955 4.084 3.172 .002
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
98
Kecerdasan
Intelektual -.198 .082 -.167 -2.412 .018
Kecerdasan
Emosional .085 .025 .303 3.390 .001
Kecerdasan Spiritual .234 .039 .543 6.067 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan tabel 4.19, maka diperoleh hasil model persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar
12.955. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual dianggap konstan, maka
Kinerja akan konstan sebesar 12.955 satuan. Koefisien b dinamakan
koefisien arah regresi yang menyatakan perubahan rata-rata variabel Y
untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan. Perubahan ini
merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b
bertanda negatif. Angka koefesien regresi -0,198 menyatakan bahwa setiap
variable Kecerdasan Intelektual (X1) bertambah 1% akan menurunkan
Kinerja (Y) sebesar 0,198. Nilai angka koefesien regresi 0,085
menyatakan bahwa setiap penambahan 1% nilai variable Kecerdasan
Emosional (X2) akan meningkatkan kinerja (Y) sebesar 0,085. Demikian
juga angka koefesien regresi 0,234 menyatakan bahwa setiap penambahan
1% variabel Kecerdasan Spiritual (X3) akan meningkatkan Kinerja (Y)
sebesar 0,234.
Y = 12.955 + (-0,198X1)+ 0,085X2+ 0,234 X3 + e
99
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Parameter Individual (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi
variabel dependen. Jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka
tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen (koefisien regresi tidak signifikan) sedangkan jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan)
(Ghozali, 2011:98). Berikut adalah hasil output uji t yang diolah
menggunakan SPSS:
Tabel. 4.20.
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.955 4.084 3.172 .002
Kecerdasan
Intelektual -.198 .082 -.167 -2.412 .018
Kecerdasan
Emosional .085 .025 .303 3.390 .001
Kecerdasan Spiritual .234 .039 .543 6.067 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Melihat output SPSS pada tabel 4.20 tabel coefficient pada uji t
diatas dan membandingkan t hitung dengan t tabel yang diperoleh dari
tabel t dengan perhitungan degree of freedom (df) sebagai berikut:
100
df = n – k – 1
= 81 – 3 – 1 = 77
Keterangan:
n : Jumlah sampel
k : jumlah variabel independen
Selanjutnya setelah diketahui nilai df 77, penulis melihat tabel
statistik pada tingkat signifikansi 0,05 sehingga nilai t tabel yang didapat
adalah sebesar 1,991. Berikut pembahasan dari uji parsial antara
variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual terhadap kinerja karyawan Biro Pengasuhan Santri Pondok
Pesantren Darunnajah.
Hipotesis 1: Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja
H01 : ßι = 0 Kecerdasan intelektual tidak mempunyai pengaruh
signfikan terhadap kinerja.
Ha1 : ßι ≠ 0 Kecerdasan intelektual mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Hasil uji t untuk kecerdasan intelektual (X1) terhadap kinerja (Y)
menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,018, nilai ini lebih kecil dari
0,050 (0,018 < 0,050) dan t hitung lebih besar dari t tabel (2,412 > 1,991).
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ha1 diterima. Hal ini berarti
aspek kecerdasan intelektual berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan Biro Pengasuhan Santri.
101
Pendapat tersebut diperkuat oleh hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan Abdul Razeeq dan Raheela maulabakhsh (2013) yang
berjudul “A Comparative Study of Intelligence Quotient and
Emotional Intelligence: Effect on Employees’ Performance”, dimana
hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif
antara Intelligence Quotient dan Employees’ Performance.
Hipotesis 2: Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
H02 :ßι = 0 Kecerdasan emosional tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Ha2 :ßι ≠ 0 Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Hasil uji t untuk kecerdasan emosional (X2) terhadap kinerja (Y)
menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,001, nilai ini lebih kecil dari
0,050 (0,001 < 0,050) dan t hitung lebih besar dari t table (3,390 > 1,991).
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ha2 diterima. Hal ini berarti
aspek kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan Biro Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah.
Pendapat tersebut diperkuat oleh hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan Abdul Razeeq dan Raheela maulabakhsh (2013) yang
berjudul “A Comparative Study of Intelligence Quotient and
Emotional Intelligence: Effect on Employees’ Performance”, dimana
hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
antara Emotinal Quotient dan Employees’ Performance.
102
Jadi dapat disimpulkan seluruh variabel yang diujikan dalam
penelitian ini seluruhnya berpengaruh terhadap kinerja. Variabel
kecerdasan emosional merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap kepuasan kerja, hal ini dapat dilihat dari nilai standardized
coefficient beta sebesar 0,303 dan tingkat signifikansi sebesar 0,001
(0,001 < 0,050).
Hipotesis 3: Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
H03 :ßι = 0 Kecerdasan spiritual tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Ha3 :ßι ≠ 0 Kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Hasil uji t untuk kecerdasan spiritual (X3) terhadap kinerja (Y)
menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,001, nilai ini lebih kecil dari
0,050 (0,000 < 0,050) dan t hitung lebih besar dari t table (6,067 > 1,991).
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ha3 diterima. Hal ini berarti
aspek kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan Biro Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Darunnajah.
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ida Nur Hidayati dan Margono Setiawan Solimun yang berjudul
―Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Pengaruhnya
terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan‖ Dari hasil penelitian
tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
kecerdasan spiritual dan kinerja karyawan
103
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pada dasarnya Uji F menunjukan apakah semua variabel bebas
yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamaan
terhadap variabel terikat. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05
dan memiliki Fhitung lebih besar dari Ftabel maka model regresi dalam
penelitian ini layak dan berarti bahwa variabel independen secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2011:98). Hasil uji koefisien signifikansi stimultan pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut:
Tabel. 4.21.
Hasil Uji Signifikansi Stimultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 262.193 3 87.398 45.093 .000b
Residual 149.239 77 1.938
Total 411.432 80
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional
(Sumber: Data Primer yang diolah)
Hipotesis 4: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja
H04 :ßι = 0 Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual secara simultan tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja.
104
Ha4 :ßι ≠ 0 Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual secara simultan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Pengujian secara stimultan dari variabel kecerdasan intelektual
(X1), kecerdasan emosional (X2) dan, kecerdasan spiritual (X3)
terhadap kinerja (Y) dari tabel 4.21 diperoleh F hitung sebesar 45,093.
Sedangkan F tabel diperoleh melalui degree of freedom(df) sebagai
berikut:
df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
df2 = n – k = 81 – 3 = 78
keterangan:
k = jumlah variabel
n = jumlah data
Selanjutnya dengan melihat tabel F maka akan diperoleh F table
sebesar 3,11. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa F hitung> F table
(45,093 >3,110) dan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas
0,050 (0,000 < 0,050), maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ha3
diterima. Hal ini berarti secara bersama-sama (simultan) variabel
kecerdasan intelektual (X1), kecerdasan emosional (X2) dan,
kecerdasan spiritual (X3) terhadap kinerja (Y).
5. Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
105
berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011:
97). Hasil uji koefisien determinasi dari penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.22 berikut.
Tabel. 4.22.
Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Uji R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .798a .637 .623 1.392
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional
(Sumber: Data primer yang diolah)
Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,623 sudah termasuk tinggi yang berarti 62,3%
variabel dependen (kinerja) dapat dijelaskan oleh variabel independen
(kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual).
Sedangkan sisanya 37,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian
ini.
105
BAB V
PENUTUP
Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan semua hasil penelitian
yang telah dilakukan dan mencoba memberikan saran untuk perusahaan terkait
yang menjadi objek penelitian serta penelitian sejenis agar lebih berkembang dan
tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja
karyawan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Berdasarkan hasil dari
analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi
linier berganda, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kecerdasan intelektual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
2. Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
3. Kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
4. Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta.
106
B. Implikasi
Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan yang telah diuraikan menyatakan
bahwa ketiga vaeiabel independen, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spiritual memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen, yairu kinerja baik secara parsial maupun
simultan. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu berimplikasi terhadap
perusahaan pada khususnya dan terhadap perkembangan dunia pendidikan
pada umumnya.
Oleh karena, itu perlu menjadi perhatian serius bagi organisasi, Pondok
Pesantren Darunnajah Jakarta mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja para karyawannya, terutama mengenai kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Sesuai dengan
hasil yang didapatkan melalui kuesioner, para pemimpin harus lebih
memperhatikan seluruh aspek yang berhubungan dengan kecerdasan
intelektual, tidak mutlak yang berpendidikan tinggi selalu punya kinerja yang
lebih tinggi. Ada faktor lain yang bisa memengaruhi kinerja seperti kecerdasan
emosional dan spiritual yang ternyata lebih berpengaruh di penelitian ini.
Terkait dengan kecerdasan emosional, ialah kesadaran pemimpin untuk
memastikan apakah hubungan kerja di organisasi sudah terjalin baik, karna hal
ini berpengaruh terhadap kinerja. Kecerdasan spiritual memegang peranan
yang tak kalah penting dalam penelitian ini terutama pada indikator hubungan
antar individu sangat penting bagi organisasi memperhatikan dan
107
membiasakan karyawan dalam kerja tim maka optimisme kepada karyawan
untuk mampu melakukan pekerjaan dengan baik bisa terealisasi.
Dari beberapa indikator yang penulis jelaskan berdasarkan hasil kuesioner
diharapkan semakin ditingkatkan oleh perusahaan agar tingkat kinerja
karyawan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta semakin meningkat.
C. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat Pondok Pesantren
Darunnajah Jakarta lebih memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan
kinerja seluruh karyawannya. Seperti melalui melatih kecerdasan yang
beragam, mengadakan games-games yang dapat melatih kerjasama tim.
Membangun hubungan yang harmonis antara bawahan dengan atasan maupun
antar sesama rekan kerja. Selain itu, tidak kalah penting ialah Pondok
Pesantren Darunnajah Jakarta perlu menanamkan unsur-unsur orientasi
pendidikam yang baik kepada karyawannya karena pendidikan merupakan
aktivitas utama Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta yang bergerak dibidang
pendidikan yang berbasiskan agama dan asrama.
108
DAFTAR PUSTAKA
Annastasi, Anne, and Susana Urbina. "Tes Psikologi". Jakarta: PT. Indeks, 2010.
Anwar. "Pengantar Psikologi Intelegensi". Yogyakarta: Pustaka Beljar, 2004.
Armansyah. "Intelligent Quotient, Emotional Quotient, dan Spiritual Quotient
Dalam Membentuk Perilaku Kerja." Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2002.
Armstrong, Michael, and Angela Baron. "Manajemen Kinerja". Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2000.
Ashmos, D, and D Duchon. "Spirituality at Work: A Conceptualization and
Measure." Journal of Management Inguiry Vol. 8 (n.d.): 134-145.
Berman, M. Developing Spiritual Intelligence Throught ELT. 2015.
http://www.eltnesletter.com (accessed Januari 2018).
Bernardin, H. John. "The Function of The Executive". Cambridge: Harvard
University, 1993.
Bernardin, John H., and Joyce A. Russel. "Human Resource Management".
International Editions. New Jersey: Prentice Hall, 1993.
Buletin, Tim Redaksi. "Buletin Darunnajah". Jakarta: Darunnajah Press, 2015.
Dwijayanti, Pangestu. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional,
dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi. Skripsi, Jakarta:
Universitas Pembangunan Nasional, 2009.
Eysenck, H.J., and L Kamin. "Intelligence: The Battle For The Mind". London
and Sidney: Pan Book, 1981.
Fitz-enz, J. "The ROI of Human Capital: Measuring the Economic Value Added
of Employee Performance." American Management Association, 2000.
Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS".
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Goleman, Daniel. "Kecerdasan Emosi: Mengapa Emotional Intelligence Lebih
Tinggi Daripada IQ". Jakarta: PT. Gramdeia Pustaka Utama, 2000.
____________. "Emotional Intelligence Untuk Mencapai Puncak Prestasi".
Jakarta : PT. Gramdia Pustaka Utama, 2000.
109
Harsono. "Manajemen Sumber Daya Manusia". Yogyakarta: UPFE-UMY, 2005.
Hasibuan, Malayu. "Manajemen Sumber Daya Manusia". Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2012.
Joseph, G. "Interpreting Psychological Test Data." VNR Vol. 1 (1978).
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. "Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan". Bandung: PT. Remaja Resdakarya Offset, 2000.
Mccormic, D. W. "Spirituallity and Management." Journal of Managerial
Psychology Vol. 9 (1994): 5-8.
Moustafa, K. S., and T. R. Miller. "Too Intelligent For The Job ? The Validity of
Upper-Limit Cognitive Ability Test Scores In Selection." Sam Advance
Management Journal Vol. 68 (2003).
Nahapiet, Janine, and Sumantra Ghoshal . "Social Capital, Intellectual Capital and
The Organizational Advantage." The Academy of Management Review 23
(1998): 242 - 266.
Noor, Juliansyah. "Metodologi Penelitian". Jakarta: Media Group, 2011.
Pangestu, Dwijayanti. "Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional,
dan Kecerdasan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntasi." Skripsi,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta, 2009.
Patton, P. "Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja". Jakarta: Pustaka Delapatra,
1998.
Purwanto, Ngalim. "Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis". Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2007.
Rachmawati, D., and F. Wulani. Human Capital dan Kinerja Daerah: Studi Kasus
di Jawa Timur. Penelitian APTIK, 2004.
Robbins, Stephen P. "Perilaku Organisasi". Vol. Jilid II. Jakarta: PT. Indeks,
2001.
—. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia, 2006.
Sawarjuno, T, and A.P. Kadir. "Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan
Pelaporan." Jurnal Akutansi dan Keuangan Vol. 5, No. 1 (2003).
110
Schemerhon. Management. 8th Edition. John Wiley & Sons Inc, 2005.
Sedarmayanti. "Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV.
Mandar Maju, 2001.
Sekaran, Uma. "Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk
Bisnis". Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Siagian, Sondang P. "Manajemen Sumber Daya Manusia". Edisi Revisi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2004.
Sianipar. "Teknik-Teknik Analisis Manajemen". Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara, 2003.
Siregar, Syofian. "Statistik Deskriptif untuk Penelitian". Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010.
Sofyandi, Herman. "Manajemen Sumber Daya Manusia". Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008.
Stewart, Thomas A. "Intellectual Capital: The New Wealth Of Organization".
New York: Doubleday, 1997.
Sugiyono. "Statistika Untuk Peneltian". Bandung: CV. Alfabeta, 2009.
Wibowo. "Manajemen Kinerja". Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Winarno, A, and Tri Saksono. "Kecerdasan Emosional". Jakarta: LAN, 2001.
Wiramiharja, S. A. "Pengantar Psikologi Klinis”. Bandung: PT Refika Aditama,
2003.
Wright, P.M., B.B. Dunford, and S.A. Snell. "Human Resources And The
Resource-based View of The Firm." Journal of Management, 2001: 27.
Zohar, Danah, and Ian Marshall. "SQ (Spiritual Intelligence): The Ultimate
Intelligence". London: Bloomsburry, 2000.
_____________. "The Ultimate Intelligence". Bandung: Mizan Media Utama,
2001.
111
LAMPIRAN- LAMPIRAN
112
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 24 April 2018
Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Tirta Sati Ayu
NIM : 1111081000116
Jurusan : Manajemen
Institusi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan
Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Biro Pengasuhan Santri (Studi Kasus
Pada Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta)”
Saya menyadari bahwa waktu yang Bapak/Ibu miliki sangat terbatas dan
berharga. Namun saya sangat mengharapkan bantuan dari Bapak/Ibu agar kiranya
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini secara obyektif.
Kesungguhan dan kejujuran Bapak/Ibu sangat berarti bagi penelitian ini. Data
yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu bekerja.
Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat Saya
Peneliti,
Tirta Sati Ayu
A. Identitas Responden
Mohon memberi tanda ceklis (√) sesuai dengan jawaban yang anda pilih.
Nama : ………………………… (boleh tidak diisi)
Jabatan : ………………………....
Jenis Kelamin : [ ] Pria [ ] Wanita
Usia : [ ] < 20 [ ] 21-30
113
[ ] 31-40 [ ] ≥ 40
Pendidikan Tetakhir : [ ] SMA/MA [ ] D3
[ ] S1 [ ] S2
Lainnya …….. (mohon diperinci)
Lama Bapak/Ibu Bekerja : [ ] 1-4 tahun [ ] 4-8 tahun
: [ ] >8 tahun
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Daftar pernyataan diisi dengan cara memberi tanda check list (√) pada
salah satu alternatif jawaban.
2. Bila ada pembatalan dari jawaban semula maka jawaban semula cukup
diberi tanda silang (X) kemudian berikan tanda check list (√) pada
jawaban pengganti.
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
RR : Ragu-Ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
C. Lembar Kuesioner
Variabel Kecerdasan Intelektual
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1. Saya mampu berpikir dengan cepat
dalam menyelesaikan masalah.
2. Saya mampu menyelesaikan masalah
dengan tepat.
114
3. Saya mampu memahami apa yang saya
baca.
4. Saya mampu memahami maksud dari
lawan bicara saya.
5. Saya mampu menggambarkan apa yang
saya lihat.
6. Saya mampu memahami penyebab dari
suatu permasalahan.
7. Saya mampu memahami akibat yang
timbul dari suatu tindakan.
8. Saya mampu melihat perubahan yang
terjadi dari suatu tindakan.
9. Saya memiliki ingatan yang kuat dari
apa yang sudah terjadi.
Variabel Kecerdasan Emosional
No. Pernyataan STS TS RR S SS
10. Saya mengetahui keadaan emosi diri
saya dengan baik.
11. Saya mengetahui potensi yang ada pada
diri saya.
12. Saya percaya atas kemampuan yang saya
miliki.
13. Saya mampu mengendalikan diri dalam
menghadapi permasalahan kerja.
14. Saya mampu menjaga amanat yang
diberikan pimpinan.
15. Saya selalu mengutamakan ketelitian
dalam bekerja.
16. Saya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan tempat saya bekerja.
17. Saya memiliki keinginan untuk dapat
berprestasi di tempat kerja
18. Saya selalu berpegang teguh pada aturan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
19. Saya mampu mengusulkan ide-ide baru.
20. Saya yakin bahwa saya mampu
melakukan pekerjaan dengan baik.
21. Saya mampu memahami situasi yang
sedang dialami orang lain.
22. Saya berusaha membantu orang lain.
23. Saya memiliki jiwa toleransi dalam
menghadapi perbedaan
115
24. Saya mampu memengaruhi orang lain.
25.
Saya mampu berkomunikasi dengan
dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh orang lain.
26.
Saya mampu mengarahkan perselisihan
kearah penyelesaian melalui jalan yang
baik.
27. Saya mampu bekerja sama sebagai
kelompok dalam sebuah tim.
28. Saya mampu memimpin rekan kerja
dalam sebuah tim.
29.
Saya dan tim kerja mampu
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
baik.
Variabel Kecerdasan Spiritual
No. Pernyataan STS TS RR S SS
30. Saya mampu menentukan prioritas
pekerjaan yang lebih penting.
31. Saya mampu membagi waktu
(menejemen waktu) dengan baik.
32. Saya suka berpartisipasi dalam kegiatan
sosial.
33.
Saya mampu menerapkan nilai-nilai
agama yang saya anut. pengawasan diri
sendiri.
34. Saya mampu bersikap sesuai tata krama
yang berlaku.
35. Saya mampu mengambil hikmah dari
suatu masalah.
36. Saya senang menolong rekan kerja yang
sedang membutuhkan bantuan.
37. Saya mengoptimalkan kinerja saya untuk
memenuhi tanggung jawab saya.
38. Saya mampu menjadi tauladan yang
baik.
39. Saya mampu menerima nasihat dan kritik
dari siapapun.
40. Saya mampu menghormati orang lain.
41. Saya mampu mencari sebab akibat dari
suatu permasalahan.
42. Saya tidak mudah percaya hal yang
sumbernya hanya dari satu pihak saja.
43. Saya terbuka terhadap pendapat orang
lain.
116
Variabel Kinerja
No. Pernyataan STS TS RR S SS
44. Hasil kinerja saya sesuai dengan standar
yang ditentukan
45. Saya mampu memenuhi tujuan yang
diharapkan.
46. Saya mampu menyelesaikan tugas sesuai
dengan beban yang diberikan.
47. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan
saya tepat waktu.
48 Saya selalu hadir pada hari-hari kerja.
49 Saya dapat bekerja sama sebagai rekan
kerja.
Lampiran 2 Tabulasi
(TABULASI X1 KECERDASAN INTELEKTUAL)
NO. X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 JUMLAH
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
2 5 4 5 5 5 4 4 5 4 41
3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 41
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 44
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
7 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
8 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
13 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
14 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43
15 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43
16 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43
17 5 4 5 5 5 5 5 5 5 44
18 4 5 5 4 4 4 4 5 5 40
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
21 4 5 4 4 5 5 4 5 5 41
117
22 4 5 4 5 5 5 5 5 5 43
23 4 5 4 5 5 5 5 5 5 43
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
26 5 4 5 4 5 5 5 4 4 41
27 5 5 4 5 5 4 4 4 4 40
28 5 5 5 5 5 4 4 4 3 40
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
30 5 4 5 4 4 4 4 4 4 38
31 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44
32 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38
33 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
34 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
36 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44
37 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
40 4 4 4 5 3 5 5 5 5 40
41 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
44 5 5 4 4 5 5 5 5 5 43
45 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
47 4 5 4 5 5 5 5 5 5 43
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
49 5 5 5 5 5 5 5 5 4 44
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
52 5 5 5 5 5 4 4 4 5 42
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
54 5 3 5 5 5 5 5 4 4 41
55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
56 5 5 5 5 5 4 5 4 4 42
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
58 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41
59 4 4 4 5 5 5 5 5 5 42
60 4 4 4 5 5 5 5 5 5 42
61 5 5 5 5 5 5 4 4 4 42
118
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
63 5 5 4 5 4 4 4 4 4 39
64 5 5 4 4 5 5 5 5 5 43
65 5 5 4 4 5 5 3 5 5 41
66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
67 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
68 4 5 5 5 5 5 5 5 4 43
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
70 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
73 5 4 4 5 5 5 5 5 5 43
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
75 5 5 5 5 5 4 4 5 4 42
76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
77 5 5 4 5 5 5 5 5 5 44
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
79 5 5 5 5 5 5 3 5 5 43
80 5 5 4 4 5 5 5 5 5 43
81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
119
(TABULASI X2 KECERDASAN EMOSIONAL)
N
O.
X2.
1
X2.
2
X2.
3
X2.
4
X2.
5
X2.
6
X2.
7
X2.
8
X2.
9
X2.1
0
X2.1
1
X2.1
2
X2.1
3
X2.1
4
X2.1
5
X2.1
6
X2.1
7
X2.1
8
X2.1
9
X2.2
0
JUML
AH
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 91
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 80
4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97
5 4 3 4 2 3 4 4 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 65
6 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 77
7 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 91
8 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 84
9 4 5 5 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 76
10 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
11 4 3 4 4 4 5 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 68
12 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 93
13 5 4 4 4 3 5 5 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 5 5 77
14 5 3 3 4 3 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 76
15 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 91
16 5 5 4 4 5 5 5 4 4 2 5 5 4 5 5 5 2 5 5 5 89
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78
19 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 85
20 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 90
21 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 87
120
22 5 5 5 5 4 3 2 5 4 2 3 5 4 4 4 2 4 4 4 4 78
23 4 3 4 2 2 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 61
24 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 91
25 5 4 5 5 4 5 5 5 3 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 88
26 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 78
27 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
28 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 95
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 96
30 4 5 4 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 89
31 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 5 82
32 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 96
33 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 93
34 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
35 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 88
36 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 82
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 79
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
39 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 4 5 4 5 4 4 5 91
40 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 5 82
41 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 79
42 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 80
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
44 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 93
45 5 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 83
121
46 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
47 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 88
48 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 89
49 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 88
50 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 88
51 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 86
52 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
54 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 87
55 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 88
56 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 89
57 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 82
58 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 83
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 84
60 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 85
61 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 89
62 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 84
63 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 86
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 83
65 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 82
66 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
67 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 87
68 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 87
69 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
122
70 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 56
71 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 96
72 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 82
73 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 78
74 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 94
75 4 3 4 5 3 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 76
76 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 2 4 77
77 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 74
78 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 73
79 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 94
80 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 73
81 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 96
(TABULASI X3 KECERDASAN SPIRITUAL)
NO. X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11 X3.12 X3.13 X3.14 JUMLAH
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
2 5 4 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 61
3 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4 5 56
4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 67
5 4 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 45
6 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 53
7 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 63
8 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 57
9 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 51
10 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
123
11 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 44
12 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 67
13 5 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 5 5 52
14 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 53
15 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 62
16 5 4 4 2 5 5 4 5 5 5 2 5 5 5 61
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
18 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 54
19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 58
20 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 61
21 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 58
22 2 5 4 2 3 5 4 4 4 2 4 4 4 4 51
23 4 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 42
24 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 62
25 5 5 3 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 60
26 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 52
27 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54
28 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 67
29 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 66
30 5 3 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 61
31 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 5 56
32 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 66
33 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 67
34 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
35 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 59
36 5 5 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 54
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 55
124
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
39 5 5 4 4 5 5 2 4 5 4 5 4 4 5 61
40 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 5 55
41 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 54
42 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 54
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
44 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 64
45 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 58
46 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
47 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 60
48 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 60
49 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 62
50 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 59
51 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 58
52 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
54 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 61
55 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 5 5 59
56 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 60
57 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 57
58 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 57
59 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 60
60 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 59
61 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 62
62 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 60
63 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 61
64 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 59
125
65 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 57
66 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65
67 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 61
68 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 62
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
70 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 66
71 5 5 4 4 5 5 2 4 5 4 5 4 4 5 61
72 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 5 55
73 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 55
74 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 57
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 58
76 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 67
77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
78 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 59
79 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 63
80 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 59
81 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 59
126
(TABULASI Y KINERJA)
NO. Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Jumlah
1 4 4 4 4 4 4 24
2 5 5 5 4 4 5 28
3 4 4 5 4 4 5 26
4 5 5 5 5 5 5 30
5 4 3 4 3 4 4 22
6 3 4 4 4 4 4 23
7 5 5 4 5 5 5 29
8 5 4 4 4 4 4 25
9 4 3 3 4 4 4 22
10 4 4 4 4 4 4 24
11 3 3 3 3 3 4 19
12 4 5 5 4 5 5 28
13 4 4 3 4 5 5 25
14 4 4 3 4 4 4 23
15 5 5 4 4 4 4 26
16 5 5 3 5 5 5 28
17 4 4 4 4 4 4 24
18 4 4 4 4 4 4 24
19 5 5 4 4 4 4 26
20 4 4 4 5 5 5 27
21 4 4 4 4 4 4 24
22 4 2 4 4 4 4 22
23 2 3 3 4 4 4 20
24 4 4 5 4 4 4 25
25 4 4 5 4 4 5 26
26 4 4 2 4 4 4 22
27 4 4 4 4 4 4 24
28 4 5 5 4 5 5 28
29 4 5 4 5 4 5 27
30 4 4 5 4 5 5 27
31 3 4 3 3 4 5 22
32 5 5 5 5 4 5 29
33 5 5 5 5 5 5 30
34 4 4 4 4 4 4 24
35 4 4 5 4 5 5 27
36 3 2 4 4 4 4 21
127
37 3 4 4 4 4 4 23
38 5 5 5 5 5 5 30
39 5 4 5 4 4 5 27
40 4 4 3 3 4 5 23
41 4 4 4 4 5 4 25
42 4 4 4 4 4 5 25
43 4 4 4 4 4 4 24
44 4 4 5 5 5 5 28
45 4 4 4 5 5 5 27
46 4 4 4 4 4 4 24
47 4 3 3 4 5 5 24
48 4 4 4 4 5 5 26
49 4 4 4 4 5 5 26
50 4 4 4 4 5 5 26
51 4 4 4 4 4 5 25
52 4 4 4 4 4 4 24
53 4 4 4 4 4 4 24
54 4 4 4 4 5 5 26
55 4 4 5 4 5 5 27
56 4 4 4 4 5 5 26
57 3 4 3 3 5 4 22
58 4 5 4 4 4 4 25
59 4 5 5 4 5 4 27
60 5 4 5 4 5 4 27
61 5 4 4 4 4 4 25
62 5 4 4 4 4 5 26
63 4 4 5 5 5 5 28
64 4 5 4 5 4 4 26
65 4 4 4 4 4 4 24
66 5 5 5 5 5 5 30
67 4 5 4 5 4 4 26
68 4 5 4 5 4 4 26
69 4 4 4 4 4 4 24
70 5 4 4 4 4 5 26
71 4 4 4 4 4 4 24
72 4 4 4 4 4 4 24
73 4 4 4 5 5 5 27
74 4 4 5 4 4 4 25
75 4 4 4 4 4 5 25
128
76 4 4 4 4 4 4 24
77 4 4 4 4 4 4 24
78 5 3 4 4 3 3 22
79 4 4 4 4 5 4 25
80 4 4 4 4 4 5 25
81 4 4 4 4 4 4 24
129
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas
Kecerdasan Intelektual (X1)
Correlations
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 Total_X1
X1_1 Pearson Correlation 1 .153 .271* .097 .097 -.134 .004 -.039 -.029 .318
**
Sig. (2-tailed) .173 .014 .388 .389 .232 .969 .730 .794 .004
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X1_2 Pearson Correlation .153 1 .254* .132 .121 -.015 -.126 .077 .080 .364
**
Sig. (2-tailed) .173 .022 .239 .280 .897 .262 .494 .480 .001
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X1_3 Pearson Correlation .271* .254
* 1 .388
** .161 .012 .032 -.064 -.120 .419
**
Sig. (2-tailed) .014 .022 .000 .151 .914 .778 .567 .286 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X1_4 Pearson Correlation .097 .132 .388**
1 .290**
.139 .204 .159 .091 .513**
Sig. (2-tailed) .388 .239 .000 .009 .216 .067 .156 .418 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X1_5 Pearson Correlation .097 .121 .161 .290**
1 .311**
.144 .237* .172 .502
**
Sig. (2-tailed) .389 .280 .151 .009 .005 .201 .033 .125 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X1_6 Pearson Correlation -.134 -.015 .012 .139 .311**
1 .524**
.553**
.592**
.622**
Sig. (2-tailed) .232 .897 .914 .216 .005 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
130
X1_7 Pearson Correlation .004 -.126 .032 .204 .144 .524**
1 .460**
.449**
.599**
Sig. (2-tailed) .969 .262 .778 .067 .201 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X1_8 Pearson Correlation -.039 .077 -.064 .159 .237* .553
** .460
** 1 .807
** .682
**
Sig. (2-tailed) .730 .494 .567 .156 .033 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X1_9 Pearson Correlation -.029 .080 -.120 .091 .172 .592**
.449**
.807**
1 .658**
Sig. (2-tailed) .794 .480 .286 .418 .125 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
Total_X1 Pearson Correlation .318**
.364**
.419**
.513**
.502**
.622**
.599**
.682**
.658**
1
Sig. (2-tailed) .004 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kecerdasan Emosional (X2)
Correlations
X2_
1
X2_
2
X2_
3
X2_
4
X2_
5
X2_
6
X2_
7
X2_
8
X2_
9
X2_
10
X2_
11
X2_
12
X2_
13
X2_
14
X2_
15
X2_
16
X2_
17
X2_
18
X2_
19
X2_
20
Total_
X2
X2_1 Pearson
Correlat
ion
1 .516
**
.511
**
.515
**
.457
**
.531
**
.538
**
.375
**
.251
*
.190 .186 .330
**
-
.063 .189
.253
*
.142 .175 .146 .320
**
.380
**
.563**
131
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .024 .089 .096 .003 .574 .092 .023 .206 .119 .193 .004 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_2 Pearson
Correlat
ion
.516
**
1 .676
**
.358
**
.693
**
.411
**
.429
**
.428
**
.378
**
.314
**
.451
**
.356
**
.206 .430
**
.427
**
.350
**
.505
**
.320
**
.421
**
.476
**
.751**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .004 .000 .001 .065 .000 .000 .001 .000 .004 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_3 Pearson
Correlat
ion
.511
**
.676
**
1 .297
**
.532
**
.443
**
.499
**
.439
**
.399
**
.262
*
.324
**
.262
*
.204 .320
**
.335
**
.252
*
.473
**
.306
**
.248
*
.298
**
.669**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000 .018 .003 .018 .068 .004 .002 .023 .000 .006 .026 .007 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_4 Pearson
Correlat
ion
.515
**
.358
**
.297
**
1 .415
**
.289
**
.233
*
.346
**
.130 .275
*
.376
**
.359
**
-
.026
.277
*
.267
*
.201 .287
**
.141 .251
*
.283
*
.515**
Sig. (2-
tailed) .000 .001 .007 .000 .009 .036 .002 .248 .013 .001 .001 .819 .012 .016 .072 .009 .210 .024 .010 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_5 Pearson
Correlat
ion
.457
**
.693
**
.532
**
.415
**
1 .353
**
.354
**
.319
**
.358
**
.364
**
.456
**
.394
**
.340
**
.505
**
.331
**
.286
**
.457
**
.249
*
.302
**
.345
**
.705**
132
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .001 .004 .001 .001 .000 .000 .002 .000 .003 .010 .000 .025 .006 .002 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_6 Pearson
Correlat
ion
.531
**
.411
**
.443
**
.289
**
.353
**
1 .754
**
.368
**
.220
*
.272
*
.298
**
.215 .060 .235
*
.335
**
.351
**
.211 .233
*
.338
**
.448
**
.597**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .009 .001 .000 .001 .049 .014 .007 .054 .594 .035 .002 .001 .058 .036 .002 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_7 Pearson
Correlat
ion
.538
**
.429
**
.499
**
.233
*
.354
**
.754
**
1 .319
**
.280
*
.343
**
.235
*
.124 .000 .189 .195 .311
**
.318
**
.105 .344
**
.488
**
.581**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .036 .001 .000 .004 .011 .002 .035 .269
1.00
0 .091 .082 .005 .004 .349 .002 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_8 Pearson
Correlat
ion
.375
**
.428
**
.439
**
.346
**
.319
**
.368
**
.319
**
1 .485
**
.285
**
.387
**
.366
**
.396
**
.432
**
.224
*
.292
**
.340
**
.316
**
.279
*
.309
**
.634**
Sig. (2-
tailed) .001 .000 .000 .002 .004 .001 .004 .000 .010 .000 .001 .000 .000 .044 .008 .002 .004 .012 .005 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_9 Pearson
Correlat
ion
.251
*
.378
**
.399
**
.130 .358
**
.220
*
.280
*
.485
**
1 .570
**
.306
**
.245
*
.386
**
.281
*
.269
*
.401
**
.263
*
.358
**
.231
*
.252
*
.577**
133
Sig. (2-
tailed) .024 .001 .000 .248 .001 .049 .011 .000 .000 .005 .028 .000 .011 .015 .000 .018 .001 .038 .023 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_10 Pearson
Correlat
ion
.190 .314
**
.262
*
.275
*
.364
**
.272
*
.343
**
.285
**
.570
**
1 .420
**
.176 .266
*
.303
**
.273
*
.464
**
.459
**
.266
*
.254
*
.287
**
.583**
Sig. (2-
tailed) .089 .004 .018 .013 .001 .014 .002 .010 .000 .000 .116 .016 .006 .014 .000 .000 .017 .022 .009 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_11 Pearson
Correlat
ion
.186 .451
**
.324
**
.376
**
.456
**
.298
**
.235
*
.387
**
.306
**
.420
**
1 .488
**
.400
**
.533
**
.506
**
.550
**
.413
**
.450
**
.275
*
.303
**
.679**
Sig. (2-
tailed) .096 .000 .003 .001 .000 .007 .035 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .013 .006 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_12 Pearson
Correlat
ion
.330
**
.356
**
.262
*
.359
**
.394
**
.215 .124 .366
**
.245
*
.176 .488
**
1 .401
**
.511
**
.333
**
.391
**
.297
**
.390
**
.200 .311
**
.577**
Sig. (2-
tailed) .003 .001 .018 .001 .000 .054 .269 .001 .028 .116 .000 .000 .000 .002 .000 .007 .000 .073 .005 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_13 Pearson
Correlat
ion
-
.063 .206 .204
-
.026
.340
**
.060 .000 .396
**
.386
**
.266
*
.400
**
.401
**
1 .570
**
.306
**
.404
**
.312
**
.339
**
.153 .072 .473**
134
Sig. (2-
tailed) .574 .065 .068 .819 .002 .594
1.00
0 .000 .000 .016 .000 .000 .000 .005 .000 .005 .002 .172 .521 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_14 Pearson
Correlat
ion
.189 .430
**
.320
**
.277
*
.505
**
.235
*
.189 .432
**
.281
*
.303
**
.533
**
.511
**
.570
**
1 .441
**
.557
**
.530
**
.558
**
.372
**
.190 .691**
Sig. (2-
tailed) .092 .000 .004 .012 .000 .035 .091 .000 .011 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .089 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_15 Pearson
Correlat
ion
.253
*
.427
**
.335
**
.267
*
.331
**
.335
**
.195 .224
*
.269
*
.273
*
.506
**
.333
**
.306
**
.441
**
1 .563
**
.415
**
.378
**
.454
**
.340
**
.617**
Sig. (2-
tailed) .023 .000 .002 .016 .003 .002 .082 .044 .015 .014 .000 .002 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_16 Pearson
Correlat
ion
.142 .350
**
.252
*
.201 .286
**
.351
**
.311
**
.292
**
.401
**
.464
**
.550
**
.391
**
.404
**
.557
**
.563
**
1 .368
**
.548
**
.347
**
.302
**
.653**
Sig. (2-
tailed) .206 .001 .023 .072 .010 .001 .005 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .006 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_17 Pearson
Correlat
ion
.175 .505
**
.473
**
.287
**
.457
**
.211 .318
**
.340
**
.263
*
.459
**
.413
**
.297
**
.312
**
.530
**
.415
**
.368
**
1 .373
**
.392
**
.372
**
.661**
135
Sig. (2-
tailed) .119 .000 .000 .009 .000 .058 .004 .002 .018 .000 .000 .007 .005 .000 .000 .001 .001 .000 .001 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_18 Pearson
Correlat
ion
.146 .320
**
.306
**
.141 .249
*
.233
*
.105 .316
**
.358
**
.266
*
.450
**
.390
**
.339
**
.558
**
.378
**
.548
**
.373
**
1 .382
**
.282
*
.567**
Sig. (2-
tailed) .193 .004 .006 .210 .025 .036 .349 .004 .001 .017 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .001 .000 .011 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_19 Pearson
Correlat
ion
.320
**
.421
**
.248
*
.251
*
.302
**
.338
**
.344
**
.279
*
.231
*
.254
*
.275
*
.200 .153 .372
**
.454
**
.347
**
.392
**
.382
**
1 .576
**
.570**
Sig. (2-
tailed) .004 .000 .026 .024 .006 .002 .002 .012 .038 .022 .013 .073 .172 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X2_20 Pearson
Correlat
ion
.380
**
.476
**
.298
**
.283
*
.345
**
.448
**
.488
**
.309
**
.252
*
.287
**
.303
**
.311
**
.072 .190 .340
**
.302
**
.372
**
.282
*
.576
**
1 .582**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .007 .010 .002 .000 .000 .005 .023 .009 .006 .005 .521 .089 .002 .006 .001 .011 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
Total_
X2
Pearson
Correlat
ion
.563
**
.751
**
.669
**
.515
**
.705
**
.597
**
.581
**
.634
**
.577
**
.583
**
.679
**
.577
**
.473
**
.691
**
.617
**
.653
**
.661
**
.567
**
.570
**
.582
**
1
136
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Kecerdasan Spiritual (X3)
Correlations
X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6 X3_7 X3_8 X3_9 X3_10 X3_11 X3_12 X3_13 X3_14 Total_X3
X3_1 Pearson Correlation 1 .206 .250* .294
** .157 .086 -.056 .084 .072 .220
* .182 .016 .249
* .489
** .391
**
Sig. (2-tailed) .065 .025 .008 .163 .444 .621 .456 .521 .048 .103 .887 .025 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_2 Pearson Correlation .206 1 .479**
.215 .398**
.423**
.295**
.401**
.235* .191 .313
** .310
** .259
* .308
** .602
**
Sig. (2-tailed) .065 .000 .053 .000 .000 .008 .000 .035 .088 .004 .005 .020 .005 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_3 Pearson Correlation .250* .479
** 1 .602
** .254
* .298
** .288
** .180 .202 .340
** .112 .237
* .127 .244
* .550
**
Sig. (2-tailed) .025 .000 .000 .022 .007 .009 .108 .071 .002 .318 .034 .260 .028 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_4 Pearson Correlation .294**
.215 .602**
1 .363**
.176 .216 .212 .212 .397**
.421**
.216 .174 .301**
.585**
Sig. (2-tailed) .008 .053 .000 .001 .116 .053 .057 .057 .000 .000 .053 .121 .006 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_5 Pearson Correlation .157 .398**
.254* .363
** 1 .519
** .391
** .515
** .510
** .528
** .443
** .517
** .222
* .228
* .721
**
Sig. (2-tailed) .163 .000 .022 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .046 .041 .000
137
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_6 Pearson Correlation .086 .423**
.298**
.176 .519**
1 .428**
.507**
.369**
.414**
.327**
.433**
.210 .329**
.655**
Sig. (2-tailed) .444 .000 .007 .116 .000 .000 .000 .001 .000 .003 .000 .060 .003 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_7 Pearson Correlation -.056 .295**
.288**
.216 .391**
.428**
1 .519**
.301**
.382**
.232* .318
** .233
* .036 .558
**
Sig. (2-tailed) .621 .008 .009 .053 .000 .000 .000 .006 .000 .037 .004 .036 .752 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_8 Pearson Correlation .084 .401**
.180 .212 .515**
.507**
.519**
1 .444**
.543**
.439**
.555**
.338**
.069 .700**
Sig. (2-tailed) .456 .000 .108 .057 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .539 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_9 Pearson Correlation .072 .235* .202 .212 .510
** .369
** .301
** .444
** 1 .538
** .375
** .379
** .194 .242
* .601
**
Sig. (2-tailed) .521 .035 .071 .057 .000 .001 .006 .000 .000 .001 .000 .083 .030 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_10 Pearson Correlation .220* .191 .340
** .397
** .528
** .414
** .382
** .543
** .538
** 1 .302
** .552
** .318
** .276
* .710
**
Sig. (2-tailed) .048 .088 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .006 .000 .004 .013 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_11 Pearson Correlation .182 .313**
.112 .421**
.443**
.327**
.232* .439
** .375
** .302
** 1 .337
** .330
** .313
** .623
**
Sig. (2-tailed) .103 .004 .318 .000 .000 .003 .037 .000 .001 .006 .002 .003 .004 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_12 Pearson Correlation .016 .310**
.237* .216 .517
** .433
** .318
** .555
** .379
** .552
** .337
** 1 .462
** .283
* .648
**
Sig. (2-tailed) .887 .005 .034 .053 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .002 .000 .010 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_13 Pearson Correlation .249* .259
* .127 .174 .222
* .210 .233
* .338
** .194 .318
** .330
** .462
** 1 .526
** .528
**
138
Sig. (2-tailed) .025 .020 .260 .121 .046 .060 .036 .002 .083 .004 .003 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
X3_14 Pearson Correlation .489**
.308**
.244* .301
** .228
* .329
** .036 .069 .242
* .276
* .313
** .283
* .526
** 1 .529
**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .028 .006 .041 .003 .752 .539 .030 .013 .004 .010 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
Total_X3 Pearson Correlation .391**
.602**
.550**
.585**
.721**
.655**
.558**
.700**
.601**
.710**
.623**
.648**
.528**
.529**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
139
Kinerja (Y)
Correlations
Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Total_Y
Y_1 Pearson Correlation 1 .460**
.378**
.390**
.131 .209 .649**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .243 .061 .000
N 81 81 81 81 81 81 81
Y_2 Pearson Correlation .460**
1 .348**
.483**
.286**
.284* .726
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .010 .010 .000
N 81 81 81 81 81 81 81
Y_3 Pearson Correlation .378**
.348**
1 .350**
.277* .275
* .679
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .012 .013 .000
N 81 81 81 81 81 81 81
Y_4 Pearson Correlation .390**
.483**
.350**
1 .363**
.295**
.700**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .008 .000
N 81 81 81 81 81 81 81
Y_5 Pearson Correlation .131 .286**
.277* .363
** 1 .570
** .631
**
Sig. (2-tailed) .243 .010 .012 .001 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81
Y_6 Pearson Correlation .209 .284* .275
* .295
** .570
** 1 .635
**
Sig. (2-tailed) .061 .010 .013 .008 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81
Total_Y Pearson Correlation .649**
.726**
.679**
.700**
.631**
.635**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 81 81 81 81 81 81 81
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
140
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.653 9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.911 20
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.860 14
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.752 6
141
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinearitas
(Uji Multikolinieritas)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.955 4.084 3.172 .002
Kecerdasan Intelektual -.198 .082 -.167 -2.412 .018 .987 1.013
Kecerdasan Emosional .085 .025 .303 3.390 .001 .591 1.693
Kecerdasan Spiritual .234 .039 .543 6.067 .000 .587 1.703
a. Dependent Variable: Kinerja
142
Lampiran 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Uji Glejser
Model Sig.
1 (Constant) .389
Kecerdasan
Intelektual .312
Kecerdasan
Emosional .504
Kecerdasan
Spiritual .167
a. Dependen Variable: Abs_Res
Metode Uji Scatterplot
143
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas
Metode Uji Histogram
Metode Uji Scatterplot
144
Metode Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 81
Normal
Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation 1.36582917
Most Extreme
Differences
Absolute .079
Positive .066
Negative -.079
Test Statistic .079
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 8 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .798a .637 .623 1.392 1.818
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual (X3), Kecerdasan
Intelektual (X1), Kecerdasan Emosional (X2)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Lampiran 9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.955 4.084 3.172 .002
Kecerdasan Intelektual -.198 .082 -.167 -2.412 .018
145
Kecerdasan Emosional .085 .025 .303 3.390 .001
Kecerdasan Spiritual .234 .039 .543 6.067 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Lampiran 10 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.955 4.084 3.172 .002
Kecerdasan
Intelektual -.198 .082 -.167 -2.412 .018
Kecerdasan
Emosional .085 .025 .303 3.390 .001
Kecerdasan Spiritual .234 .039 .543 6.067 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Lampiran 11 Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 262.193 3 87.398 45.093 .000b
Residual 149.239 77 1.938
Total 411.432 80
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosional
Lampiran 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .798a .637 .623 1.392
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional
146
Lampiran 13 SK Bimbingan Skripsi
147
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian
top related