pengaruh celebrity endorser, store...
Post on 12-Jul-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, STORE ATMOSPHERE DAN
HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi Kasus Pada Restoran KFC Taman Topi Square di Kota Bogor)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
MUHAMAD ZAIN
NIM. 109081000003
JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
1. Nama : Muhamad Zain
2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 20 Mei 1990
3. Alamat : Kp.Sumurwangi RT.03 RW.09 Kelurahan
Kayumanis Kec.Tanah Sareal Kota Bogor
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Abdul Hamid
6. Nama Ibu : Idawati
7. Nomor Telepon : 081802915811
8. E-mail : muhamadzainzen@gmail.com
2. Data Pendidikan Formal
1. 1997 - 2003 : SDN Kayumanis 2 Bogor
2. 2003- 2006 : SMP Negeri 16 Bogor
3. 2006 - 2009 : SMA Al-Ghazaly Bogor
4. 2009 - 2016 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta (Pemasaran).
vi
ABSTRACT
This research uses celebrity endorser (x1), store atmosphere (x2) and price (x3) as
independent variables and buying decision (y) as dependent variable. This analysis
uses multiple linear regression analysis methods. This research uses 60 respondents
which have taken at random sampling from KFC customer. The variable celebrity
endorser, store atmosphere and price simultaneously influence on buying decision.
The result of this research also shows that the variable celebrity endorser, store
atmosphere and price significant influence partially on buying decision. On the
determination coefficients, celebrity endorser, store atmosphere and price as
independent variables are influencing buying decision as dependent variable for
36,6%. Otherwhile, a total 63,4% is being influenced by other variable that is not
included in this regression analysis.
Keyword: celebrity endorser, store atmosphere dan price, buying decision
vii
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan variabel independen celebrity endorser (X1), store
atmosphere (X2) dan harga (X3), serta keputusan pembelian (Y) sebagai variabel
dependen. Metode analisis yang digunakan analisa regresi linier berganda. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 responden yang diambil secara
random dari konsumen KFC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh secara simultan pada variabel celebrity endorser, store atmosphere dan
harga terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel
celebrity endorser, store atmosphere dan harga berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap keputusan pembelian. Pada koefisien determinasi terdapat pengaruh sebesar
36,6 % dari variabel independen (celebrity endorser, store atmosphere dan harga)
terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Sedangkan, sebanyak 63,4%
dipengaruhi oleh variael lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini.
Kata kunci: celebrity endorser, store atmosphere, harga, keputusan pembelian
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Celebrity Endorser, Store
Atmosphere dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian”. Shalawat beserta salam
semoga terus tercurah kepada junjungan Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya
penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua Ayahanda Abdul Hamid dan Ibunda Idawati, serta adik-adik Ila
dan Ilham yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, cinta, perhatian,
dukungan, kebahagiaan dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk peneliti.
2. Bapak Arief Mufraini,Lc,.M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
3. Ibu Ela Patriana,MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
waktu, tenaga dan fikiran untuk memberi bimbingan, arahan dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti dalam penyusunan skripsi, hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Herni Ali HT,Dr.,SE.,MM selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberi bimbingan, arahan
dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti dalam penyusunan skripsi, hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh Dosen beserta asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
6. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala
kebutuhan administrasi dan lainnya.
7. Istri tercinta Meta Roslita yang selalu memberikan support serta teman-teman
seperjuangan di Manajemen A angkatan 2009 khususnya Reza, Bayu, kevin, Ari,
Risky, Amry, Adi, Vian yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah. Seluruh sahabat, terima kasih atas
bantuan, semangat dan do’anya.
8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan
telah dipertemukan dengan kalian semua, terima kasih banyak.
x
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan
pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 30 Mei 2016
Penulis
(Muhamad Zain)
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................ i
Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi …………………………………………. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. iv
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... v
Abstract .............................................................................................................. vi
Abstrak .............................................................................................................. vii
Kata Pengantar ................................................................................................ viii
Daftar Isi ........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ...................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11
A. Landasan Teori ............................................................................. 11
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 41
C. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................... 45
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 48
E. Hipotesis Penelitian ……………………………………………… 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 51
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 51
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ...................................... 51
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 53
xii
D. Metode Analisis Data .................................................................... 54
1. Uji Kualitas Data ...................................................................... 55
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 57
3. Uji Hipotesis ........................................................................... 60
4. Uji Regresi Linear Berganda ..................................................... 62
5. Koefisien Determinasi (R2) …………………………………... 64
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 68
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 68
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ........................................................ 72
1. Uji Validitas dan Reabilitas ...................................................... 72
2. Desktriptif Responden .............................................................. 74
C. Pembahasan Analisis Deskriftif .................................................... 80
D. Hasil Uji Asumsi Klasik ………………………………………… 100
1. Hasil Uji Normalitas ............................................................ 100
2. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 102
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 104
E. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 106
a. Hasil Uji t (Hasil Uji Secara Parsial) ................................... 106
b. Hasil Uji f (Hasil Uji Secara Simultan) ............................... 110
F. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .............................. 111
G. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ......................... 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 115
A. Kesimpulan ................................................................................... 115
B. Implikasi …………………………………………………………. 116
C. Saran ............................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 119
LAMPIRAN ...................................................................................................... 123
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Pendapatan Bersih KFC Tahun 2011 – 2012 .................................. 3
1.2 Top Brand Index Makanan Cepat Saji (Fast Food) 2011 – 2013 ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 42
3.1 Operasional Tabel Variabel Penelitian ............................................ 66
4.1 Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................... 73
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 75
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 76
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................ 77
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ......... 78
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Per Bulan ......... 79
4.7 - 4.35 Analisis Deskripsi Hasil Jawaban Responden ............................ 80 – 99
4.36 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test …………………. 101
4.37 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 102
4.38 Hasil Uji Glejser ………………………………………………….. 105
4.39 Hasil Uji t (Hasil Uji Secara Parsial) .............................................. 106
4.40 Hasil Uji F (Hasil Uji Secara Simultan) .......................................... 110
4.41 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ................................ 111
4.42 Hasil Uji Determinasi (Adjusted R2) ............................................... 113
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan ..................................................... 35
2.2 Tahapan antara evaluasi alternative dan keputusan pembelian ....... 40
2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 49
4.1 Struktur Organisasi KFC ................................................................. 71
4.2 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 100
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 104
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Lembar Kuesioner Penelitian .................................................. 123
2 Tabulasi try out validitas dan reliabilitas ................................. 130
3 Frekuensi Jawaban Responden ................................................ 136
4 Hasil SPSS Uji Normalitas .......................................................... 147
5 Hasil SPSS Uji Multikolinearitas ................................................ 148
6 Hasil SPSS UjiHeteroskedastisitas.............................................. 148
7 Hasil SPSS Uji Regresi Linier Berganda .................................... 149
8 Hasil SPSS UJI Koefisien Determinasi ....................................... 149
9 Hasil Uji t (Parsial) ..................................................................... 150
10 Hasil Uji F (Simultan) ................................................................ 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan meningkatnya persaingan, pemasar diharuskan untuk
melakukan riset-riset pemasaran dan pengimplementasian strategi guna
mencapai tujuan pemasaran yaitu memuaskan kebutuhan konsumen.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Boston Beer (Kotler, 2008:5)
menemukan bahwa keberhasilan yang terus menerus menuntut penetapan dan
pengelolaan departemen pemasaran yang berkemampuan. Jadi untuk
mencapai keberhasilan dan mempertahankan keberhasilan sebuah produk
perusahaan harus didukung dengan pemasar yang andal dan terus
meningkatkan kemampuannya. Pemasar perusahaan secara terus menerus
harus melakukan inovasi dan menciptakan ide-ide baru agar dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan dan ekspektasi pelanggan terhadap suatu
produk.
Salah satu kebutuhan konsumen saat ini yang sangat diperlukan adalah
kebutuhan pangan yang menjadi pilihan dalam mempertahankan kehidupan.
Restoran merupakan salah satu tujuan konsumen dalam mengkonsumsi
kebutuhan pangan. Restoran pertama kali dikembangkan di paris pada tahun
1975 selanjutnya diikuti dengan banyaknya coffee house dan tavern (warung
kopi) yang didirikan di Amerika Serikat. Kata restoran berasal dari
2
”Restaurer” yang berarti restore atau restorasi yang memiliki makna dalam
bahasa indonesia memulihkan atau memperbaiki (Wiwoho, 2008:1).
Restoran merupakan suatu tempat yang menyediakan makanan dan
minuman untuk para tamu sebagai konsumsi, sebagai kebutuhan yang sangat
mendasar akan makan dan minum dalam rangka memulihkan kembali stamina.
Tujuan seluruh jenis restoran adalah menyediakan dan menyajikan makanan
dan minuman kepada umum dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
sesuai dengan yang diinginkan (Wiwoho, 2008:2).
Kebutuhan dalam memenuhi pangan membuat restoran menjadi tempat
yang tepat, sehingga akan memberikan keuntungan bagi restoran dalam
melakukan usahanya, dengan adanya peluang keuntungan maka timbulnya
banyak restoran yang bermunculan, sehingga restoran dituntut untuk lebih
kreatif dalam menetapkan strategi yang tepat bagi restoran sehingga dapat
menarik perhatian konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk
mengkonsumsi produk mereka. Salah satu cara yaitu restoran melebarkan
sayapnya memperluas pasar untuk mendapatkan tempat di hati konsumen.
Karena konsumen merupakan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan, bagi
seorang pemasar harus dapat mengetahui apa yang di butuhkan oleh konsumen,
pemasar harus bisa menyusun strategi untuk dapat memuaskan kebutuhan
konsumen, dimana kebutuhan konsumen akan bergerak dinamis sesuai dengan
perkembangan zaman, sehingga para pemasar harus peka membaca setiap
perubahan selera konsumennya. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif
3
maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu memuaskan konsumennya
(Barsky, 2000:25).
Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin
gencar dalam pemasarannya untuk menarik dan mempertahankan
konsumennya. Berbagai cara ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap
diminati oleh konsumen, salah satunya dengan menggunakan product
endorser, Product endorser merupakan orang yang menyampaikan pesan iklan
atau menganjurkan untuk membeli suatu produk. Product endorser itu sendiri
ada dua tipe yaitu selebriti dan orang biasa. Salah satu restoran yang
menggunakan selebrity endorser sebagai alat promosi adalah KFC. KFC
(Kentucky Fried Chicken). Hampir tiga dasawarsa KFC menjejakkan kakinya
di Indonesia. Restoran cepat saji dengan ikon Kolonel Sanders, sang penemu
resep, yang sedang tersenyum ini diklaim sebagai restoran fastfood nomor satu
di Indonesia dengan pertumbuhan 24,5 % per tahun. KFC merupakan restoran
cepat saji yang memiliki pendapatan yang cukup baik dari tahun ke tahun,
berikut ini data pendapatan pada tahun 2011 dan 2012 (www.kfcku.com):
Tabel 1.1
Pendapatan Bersih KFC Tahun 2011 – 2012
2011 2012
Rp. 206.045.984.000 Rp. 229.054.524.000
Pertumbuhan Sebesar 11%
Sumber: www.kfcku.com
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa pada tahun 2011 KFC memiliki
pendapatan sebesar Rp. 206.045.984.000 dengan strategi yang baik maka pada
4
tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp. 229.054.524.000. hal ini
membuktikan KFC mampu bersaing dan mampu meningkatkan pendapatan
dengan strategi yang baik (www.kfcku.com).
Di zaman sekarang ini, semakin maraknya bertebaran berbagai macam
makanan cepat saji yang ada di Indonesia, khususnya di kawasan Jakarta. Baik
itu makanan cepat saji yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal
dari luar negeri. Salah satu makanan cepat saji yang ada di indonesia adalah
KFC. Maraknya persaingan makanan cepat saji ditandai semakin banyaknya
jumlah gerai dibeberapa lokasi yang bahkan saling berdekatan satu sama lain.
Beberapa restoran-restoran cepat saji yang menjadi pesaing KFC adalah
McDonalds, A&W, Wendy’s dan Texas Chicken. Berbagai upaya dapat
dilakukan agar pelanggan selalu loyal terhadap suatu merek. Misalnya dengan
melakukan program marketing, pelayanan yang berkualitas, menyediakan
(menggunakan) produk yang berkualitas, suasana tempat (toko) yang nyaman,
dan lain-lain. Berikut ini Top Brand makanan siap saji di Indonesia
(www.topbrand-award.com):
Tabel 1.2
Top Brand Index Makanan Cepat Saji (Fast Food) 2011 – 2013
Merek
Tahun
2011 2012 2013
KFC 56,8% 61,9% 61,6%
Mc Donal 20,3% 20,1% 17,3%
Hoka Hoka Bento 5,9% 4,3% 6,8%
A & W 3,9% 3,6% 3,8%
CFC 3,3% 0% 1,9%
Solaria 2,1% 0% 0%
Texas Fried Chiken 1,3% 0% 0%
5
Sumber: www.topbrand-award.com, diakses pada 4 November 2013
Berdasarkan data di atas KFC merupakan produk yang mampu menjadi
peringkat teratas, terlihat pada top brand, namun jika tidak menjaga kualitas
maka akan mempengaruhi penurunan. Maka perlu adanya kestabilan kualitas
dan strategi melakukan peningkatan penjualan dalam meningkatkan keputusan
pembelian konsumen. Data top brand menunjukan semakin banyaknya
persaingan yang terjadi dalam usaha restoran cepat saji (www. topbrand-
award.com).
Berdasarkan dari tabel 1.2 bisa disimpulkan bahwa KFC memiliki nilai
persentase yang cukup besar dibandingkan dengan para pesaingnya. KFC
merupakan salah satu restoran cepat saji dengan brand yang sangat dikenal
oleh konsumen. Meskipun KFC memiliki nilai persentase yang cukup besar
dibandingkan dengan para pesaingnya, namun perlu adanya kewaspadaan
restoran dalam menghadapi persaingan dengan restoran lain yang semakin baik
strateginya dalam peningkatan penjualan (www. topbrand-award.com).
Selebriti sebagai product endorser sering disebut selebriti pendukung
(celebrity endorser). Perusahaan sering menggunakan selebriti pendukung
(celebrity endorser) dibandingkan dengan orang biasa, hal ini dikarenakan
atribut populer yang dimiliki oleh selebriti termasuk kecantikan, keberanian,
bakat, jiwa olahraga, keanggunan atau kekuasaan dan daya tarik seksual
merupakan pemikat yang diinginkan untuk merek-merek yang akan didukung
oleh selebriti. Atribut populer yang dimiliki oleh selebriti diharapkan dapat
menarik minat konsumen untuk membeli produk sehingga dapat meningkatkan
6
penjualan. Selebriti dipandang sebagai individu yang banyak digemari oleh
masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakan mereka
dengan individu yang lainnya. Dalam mempromosikan produk mereka kepada
konsumen perusahaan dapat menggunakan jasa seorang selebriti. Karena sifat
selebriti yang terkenal dan banyak pecintanya, maka menggunakan selebrity
sebagai endorser suatu produk adalah salah satu cara untuk menaikan pamor
produk (Herdiani, 2010:2).
Celebrity endorser menurut Chandra (2008:93) adalah “cara melakukan
promosi produk dengan artis sebagai tokoh pengiklannya.” Semakin tinggi
popularitas artis tersebut maka akan semakin banyak fans artis tersebut.
Promosi seperti ini merupakan cara kreatif dari perusahaan untuk
menyampaikan citra yang positif terhadap merk produk yang diiklankan
sehingga dapat membentuk image yang baik dimata konsumen. “Image adalah
kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang
terhadap sesuatu” (Rangkuty, 2003:83). Pemakaian selebriti pendukung
(celebrity endorser) harus melalui beberapa pertimbangan, diantaranya adalah
tingkat popularitas selebriti dengan permasalahan apakah selebriti yang dipilih
dapat mewakili karakter produk yang sedang diiklankan (Royan, 2004:7).
Dewasa ini, konsumen semakin selektif di dalam pemilihan produk
untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan arus
informasi yang sangat cepat ditunjang dengan keberadaan teknologi membuat
konsumen dapat menyerap informasi serta pengetahuan tentang keberadaan
7
suatu produk dengan cepat. Dengan keadaan seperti ini, perusahaan harus
tanggap dengan keinginan konsumen, perusahaan harus dapat
mengkomunikasikan produknya secara tepat, perusahaan perlu memberikan
informasi tentang produknya dengan baik kepada konsumen sehingga
konsumen akan memberikan tanggapan yang positif terhadap produk. Strategi
pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan bauran
promosi yang mampu memberikan informasi kepada konsumen yaitu iklan.
Periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide
barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu (Kotler, 2003:564).
Bintang televisi, aktor film, dan atlit terkenal banyak digunakan dalam
iklan majalah, maupun TV komersial untuk mendukung suatu produk. Bintang
iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang
produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang
menunjukkan pada produk yang didukungnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan selebriti sebagai
bintang iklan (celebrity endorser), sikap dan persepsi konsumen bertambah
ketika selebriti mendukung produk tersebut (Shimp, 2003:23).
“Bauran promosi (promotion mix) juga disebut bauran komunikasi
pemasaran (marketing communication mix) perusahaan merupakan paduan
spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal,
dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk
8
mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun
hubungan pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2008:116).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian diantaranya adalah memberikan layanan yang baik, atmosfir toko
yang hommy dan promosi yang intensif. Menurut Lamb (2001:28) yang
menyatakan bahwa promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengajak seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Kotler (2005:54), mengatakan
bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat
utama, yaitu: Advertising, Personal Selling, Publicity, Sales Promotion, Direct
Marketing.
Pengkonsumsian makanan cepat saji seperti KFC, dimana sebagian
besar masyarakat sudah mulai terbiasa dengan makanan siap saji yang
disesuaikan dengan selera dan manfaat yang diperolehnya sehingga KFC sudah
menjadi suatu kebutuhan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Fenomena ini merupakan gambaran kecil untuk memenuhi kebutuhan dan
mempengaruhi konsumen dengan berbagai cara agar konsumen melakukan
pembelian.
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut
di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Celebrity Endorser, Store Atmosphere dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian.
9
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan teori - teori yang telah diungkapkan
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Celebrity Endorser berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian ?
2. Apakah Store Atmosphere berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian ?
3. Apakah Harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian ?
4. Apakah Celebrity Endorser, Store Atmosphere dan Harga pengaruh secara
simultan terhadap keputusan pembelian ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah diungkapkan
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Celebrity Endorser terhadap keputusan
pembelian.
2. Untuk menganalisis pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan
pembelian.
3. Untuk menganalisis pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian.
4. Untuk menganalisis pengaruh Celebrity Endorser, Store Atmosphere dan
Harga terhadap keputusan pembelian.
10
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan dan tujuan masalah yang dijabarkan, maka
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
yang baru berdiri, akan berdiri maupun kepada perusahaan yang sudah
berjalan untuk bisa mempertimbangkan tentang kebijakan yang akan
dibuatnya tentang melakukan kegiatan strategi harga , mengatur tata letak
dan desain interior ruangannya yang mempengaruhi atmosfer toko, dan
menentukan selebriti yang akan di gandeng untuk mempromosikan
produknya.
2. Bagi Institusi
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif
bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen pemasaran dan
sebagai perbandingan untuk penelitian sejenis selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mengetahui seberapa besar pentingnya sebuah strategi harga,
pengaturan tata letak dan desain interior ruangan yang mempengaruhi
atmosfer toko dan menentukan selebriti yang akan di gandeng untuk
mempromosikan produknya. Selain itu juga sebagai media pembelajaran
bagi penulis guna memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan dalam,
khususnya di bidang manajemen pemasaran.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bauran Promosi
Dalam setiap perusahaan banyak aktivitas yang dilakukan, tidak
hanya menghasilkan produk, menetapkan harga dan menjual produk, akan
tetapi banyak aktivitas lain yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya, salah satunya adalah promosi. Kegiatan promosi merupakan
sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi produk, sebagai alat untuk
menghimbau pembeli dan sebagai alat untuk meneruskan informasi dalam
proses pengambilan keputusan pembeli. Promosi ini merupakan salah satu
variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh
perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Promotional Mix adalah
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,
personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan
untuk mencapai tujuan program penjualan (Swastha dan Irawan (2005:349).
Adapun bauran promosi menurut Kotler yang tercantum dalam buku
karangan Saladin (2004:172) adalah sebagai berikut:
a. Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi
ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang
dibayar.
12
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah variasi insentif jangka pendek untuk
merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.
c. Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity)
Hubungan masyarakat adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan
program guna memperbaiki, mempertahankan, atau melindungi
perusahaan atau citra produk.
d. Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam
suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan
tujuan untuk melakukan penjualan.
e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Komnikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon,
fax, e-mail, atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari
konsumen secara jelas.
2. Celebrity Endorser
Selebriti adalah orang yang terkenal di masyarakat. Dia bisa seorang
bintang film, bintang sinetron, model, pelawak, presenter, olahragawan,
ilmuwan, bisnisman, politikus, penyanyi, dan orang-orang terkenal lainnya
(Hsu and McDonald, 2002:56). Alasan pemakaian selebriti sebagai bintang
iklan karena dipercaya dapat meningkatkan attention saat stimulus
diekspose dan proses recall saat konsumen mengasosiasikan dengan
jaringan semantik dalam memori (Ohanian,1991).
13
Fakta empiris menunjukkan bahwa penggunaan selebriti dalam iklan
merupakan metode yang efektif untuk komunikasi yang persuasif (Hsu &
McDonald, 2002:62). Mereka mempunyai citra spesifik yang dapat
membedakannya dari orang biasa. Hal ini mengakibatkan banyak orang
memberi respek dan seringkali mengadopsi penampilan dan gaya hidup
selebriti yang dikaguminya. Oleh karena itu, iklan yang menggunakan
selebriti sebagai pembawa pesan mudah diterima oleh para penggemar dan
pengagum sang selebriti. Manajer berkeyakinan bahwa pesan iklan yang
disampaikan oleh selebriti sebagai orangyang dikenal dalam masyarakat
menghasilkan perhatian yang tinggi (Ohanian, 1991). Tom Clark (1992)
menambahkan selebriti dapat membuat pesan yang disampaikan mudah
diingat oleh audiennya.
Untuk membuat selebriti efektif sebagai pendukung produk tertentu
dalam suatu iklan maka harus memiliki hubungan yang berarti (meaningful
relationship) atau kecocokan (match-up) antara selebriti dengan produk
yang diiklankan oleh selebriti tersebut. Lebih lanjut Shimp (2002:468)
terjemahan Syahrial dan Anikasari memberikan penjelasan mengenai atribut
(performance) endorser antara lain:
a. Attractiveness (daya tarik)
Daya tarik tidak hanya berkaitan dengan menarik secara fisik
saja, tetapi termasuk karakteristik yang luhur yang dipersiapkan oleh
konsumen dalam diri endorser seperti: kemampuan intelektual,
kepribadian, gaya hidup dan keahlian dalam bidang atletik. Konsep
14
umum kemenarikan ini terdiri dari tiga gagasan yang berhubungan
dengan kesamaan (similarity), keakraban (familiarity) dan perasaan suka
(liking). Jadi seorang endorser dianggap atraktif bagi konsumen apabila
dapat memberikan kesamaan dan keakraban (sense of similiarity and
familiarity), dengan catatan konsumen tersebut benar-benar menyukai
endorser tanpa memperhatikan apakah ia dan endorser memilki
kemiripan. Daya tarik yang ditemukan oleh konsumen dalam diri
endorser merupakan bagian dari proses identifikasi: ialah pada saat
konsumen mempersepsikan endorser menarik, konsumen akan memihak
pada endorser, tetapi daya tarik tersebut lebih efektif apabila image dari
endorser cocok dengan sifat dari produk yang di iklankan.
b. Credibility (Kredibilitas)
Pengertian yang paling mendasar, kredibilitas mengarah pada
kecenderungan untuk meyakini dan untuk mempercayai seseorang. Pada
saat sumber informasi, seperti seorang endorser dipersiapkan
kredibilitasnya, maka sumber tersebut mengubah sikap melalui proses
psikologis yang dinamakan internalisasi, dua hal penting dari kredibilitas
endorser.
c. Keahlian (expertise)
Keahlian mengarah pada pengetahuan, pengalaman, atau keahlian
yang dimilki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan topik yang
dikomunikasikan. Keahlian adalah sesuatu yang dipersiapkan bukan
merupakan fenomena yang absolute, sehingga yang terpenting adalah
bagaimana endorser dapat dipersiapkan oleh konsumen.
15
d. Layak dan dipercaya (trust worthiness)
Berhubungan dengan kejujuran, integritas, dan kepercayaan atas
diri endorser. Layak atau tidaknya endorser untuk dipercaya tergantung
pada persepsi konsumen atas motivasi sang endorser. Konsumen
meyakini jika endorser dimotivasikan oleh pemenuhan kebutuhan yang
sifatnya sef-seving, maka akan menjadi kurang persuasif dari pada
endorser yang dipersepsikan oleh konsumen.
Menurut Sciffman dan Kanuk (2004:340), dari semua karakteristik
positif yang dimilki oleh seorang selebriti yang terpenting dalam program
kampanye program periklanan adalah ketenaran, talenta, karisma.
Kredibilitas juga merupakan hal yang sangat penting, yang dimaksudkan
kredibilitas disini sejauh mana selebriti mengetahui produk atau jasa yang di
iklankannya dan kelayakan untuk dipercaya, seberapa jujur yang dikatakan
oleh selebritis tersebut mengenai produk yang di iklankan.
3. Store Atmosphere
Atmosphere (suasana toko) adalah suasan terencana yang sesuai
dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli
(Kotler, 2005:). Store atmosphere mempengaruhi keadaan emosi pembeli
yang menyebabkan atau mempengaruhi pembelian. Keadaan emosional
akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan
membangkitkan keinginan. (Sutisna dan Pawitra 2001) mengatakan store
atmosphere adalah status afeksi dan kognisi yang dipahami konsumen
dalam suatu toko, walaupun mungkin tidak sepenuhnya disadari pada saat
16
berbelanja. Definisi yang lebih luas dijelaskan oleh Peter dan Olson (1999)
yang menjelaskan bahwa store atmosphere meliputi hal-hal yang bersifat
luas seperti halnya tersedianya pengaturan udara (AC), tata ruang toko,
penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, warna karpet, bahan-bahan
rak penyimpan barang, bentuk rak dan lain-lain.
Konsep store atmosphere juga erat kaitannya dengan store image.
Sutisna dan Pawitra (2001) mengatakan store atmosphere merupakan salah
satu komponen dari store image. Berbagai faktor yang dikombinasikan
untuk membentuk store image adalah produk yang dijual, pelayanan dalam
toko, pelanggan, took sebagai tempat menikmati kesenangan hidup,
aktivitas promosi toko dan suasana toko (Store atmosphere). Pendapat
tersebut didukung oleh pernyataan Berman dan Evans (1997):
“The creation of an image depends heavily on the atmosphere that
the store develops. Atmosphere refers to the physical characteristics of the
store that are used to develop an image and to draw customers. Its major
component of image”.
Penciptaan suatu citra untuk sebuah toko tergantung pada
penyesuaian kombinasi fisik yang mengarah pada kemampuan untuk
mengembangkan nilai artistic dari lingkungan toko sehingga mempu
memicu daya tarik bagi konsumen. Cakupan strategi Store atmosphere bisa
dikelompokan menjadi Instore dan Outstore. Store atmosphere bisa
dipahami sebagai penataan ruang dalam (Instore) dan ruang luar (Outstore)
yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pelanggan (Sutisna dan Pawitra
2001). Menurut Levy dan Weitz (2001:576), Store atmosphere terdiri dari
dua hal, yaitu Instore atmosphere dan Outstore atmosphere.
17
a. Instore atmosphere
Instore atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di dalam
ruangan yang menyangkut:
1) Internal Layout merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam
ruangan yang terdiri dari tata letak meja kursi pengunjung, tata letak
meja kasir dan tata letak lampu, pendingin ruangan, sound.
2) Suara merupakan keseluruhan alunan suara yang dihadirkan dalam
ruangan untuk menciptakan kesan rileks yang terdiri dari live music
yang disajikan restoran dan alunan suara music dari sound system.
3) Bau merupakan aroma-aroma yang dihadirkan dalam ruangan untuk
meniptakan selera makan yang timbul dari aroma makanan dan
menuman dan aroma yang ditimbulkan oleh pewangi ruangan.
4) Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahan - bahan yang
digunakan untuk meja dan kursi dalam ruangan dan dinding
ruangan.
5) Desain interior bangunan adalah penataan ruang-ruang dalam
restoran kesesuaian meliputi kesesuaian luas ruang pengunjung
dengan ruas jalan yang memberikan kenyamanan, desain bar
counter, penataan meja, penataan lukisan-lukisan, dan sistem
pencahayaan dalam ruangan.
b. Outstore atmosphere
Outstore atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di luar
ruangan yang menyangkut:
18
1) External Layout yaitu pengaturan tata letak berbagai fasilitas
restoran di luar ruangan yang meliputi tata letak parkir pengunjung,
tata letak papan nama, dan lokasi yang strategis.
2) Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahan-bahan yang digunakan
bangunan maupun fasilitas diluar ruangan yang meliputi tekstur
dinding bangunan luar ruangan dan tekstur papan nama luar
ruangan.
3) Desain eksterior bangunan merupakan penataan ruangan-ruangan
luar restoran meliputi desain papan nama luar ruangan, penempatan
pintu masuk, bentuk bangunan dilihat dari luar, dan system
pencahayaan luar ruangan.
Menurut Berman dan Evans (2004:509), “Atmosphere can be
divided into several elements: exterior, general interior, store layout and
displays” Cakupan Store atmosphere ini meliputi: bagian luar toko, bagian
dalam toko, tata letak ruangan dan pajangan (interior point of interest
display), akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini:
a. Exterior (Bagian Luar Toko)
Karakteristik exterior mempunyai pengaruh yang kuat pada
citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik
mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko
menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk
masuk ke dalam toko. Elemen-elemen exterior ini terdiri dari sub
elemen-sub elemen sebagai berikut:
19
1) Store front (Bagian Muka Toko)
Bagian muka atau depan took meliputi kombinasi papan
nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Store front harus
mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain
yang sesuai dengan citra took tersebut. Khususnya konsumen yang
baru sering menilai toko dari penampilan luarnya terlebih dahulu
sehingga exterior merupakan factor penting untuk mempengaruhi
konsumen untuk mengunjungi toko.
2) Marquee (Simbol)
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk
memejang nama atau logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan
teknik pewarnaan, penulisan huruf atau penggunaan lampu neon.
Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan
dengan slogan dan informasi lainya. Supaya efektif, marquee harus
diletakan diluar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau mencolok
dari pada took lain disekitarnya.
3) Entrance (Pintu Masuk)
Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga
dapat mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko
dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk konsumen.
4) Display Window (Tampilan Jendela)
Tujuan display window adalah untuk mengidentifikasikan
suatu toko dengan memajang barang-barang yang mencerminkan
20
keunikan toko tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk.
Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan
ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk, dan
frekuensi penggantiannya.
5) Height and Size Building (Tinggi dan Ukuran Gedung)
Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut.
Misalnya, tinggi langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-
olah lebih luas.
6) Uniqueness (Keunikan)
Keunikan suatu toko bisa dihasilkan dari desain bangunan
toko yang lain dari yang lain.
7) Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)
Keadaan lingkungan masyarakat dimana suatu toko berada,
dapat mempengaruhi citra toko. Jika toko lain yang berdekatan
memiliki citra yang kurang baik, maka toko yang lain pun akan
terpengaruh dengan citra tersebut.
8) Parking (Tempat Parkir)
Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen.
Jika tempat parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat
dengan toko akan menciptakan Atmosphere yang positif bagi toko
tersebut.
21
b. General Interior (Bagian Dalam Toko)
Yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah
pembeli berada di toko adalah display. Desain interior dari suatu toko
harus dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising. Display
yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung dan
membantu meraka agar mudah mengamati, memeriksa dan memilih
barang dan akhirnya melakukan pembelian. Ada banyak hal yang akan
mempengaruhi persepsi konsumen pada toko tersebut. Menurut
Berman dan Evans (2004:510), elemen-elemen general interior terdiri
dari:
1) Flooring (Lantai)
Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat
penting, karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka
berdasarkan apa yang mereka lihat.
2) Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)
Setiap toko harus menpunyai pencahayaan yang cukup untuk
mengarahkan atau menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu
dari toko. Konsumen yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu
yang paling terang yang berada dalampan dangan mereka. Tata
cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat
membuat suasana yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat
berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya.
22
3) Scentand Sound (Aroma dan Musik)
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini
dilakukan akan memberikan suasana yang lebih santai pada
konsumen, khususnya konsumen yang ingin menikmati suasana
yang santai dengan menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun
stresss ambil menikmati makanan.
4) Fixture (Penempatan)
Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus
dilakukan dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan
keinginan. Karena penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat
menciptakan image yang berbeda pula.
5) Wall Texture (Tekstur Tembok)
Tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen
dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.
6) Temperature (Suhu Udara)
Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agar udara dalam
ruangan jangan terlalu panas atau dingin.
7) Widthof Aisles (Lebar Gang)
Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar
konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko.
8) Dead Area
Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang
normal tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misal: pintu
masuk, toilet dan sudut ruangan.
23
9) Personel (Pramusaji)
Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat, dan
tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.
10) Service Level (Tingkat Pelayanan)
Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler yang dialih
bahasakan oleh Teguh, Rusli dan Molan (2000:56) adalah self
service, selfselection, limited service dan full service.
11) Price (Harga)
Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan
agar konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut.
12) Cash Refister
Pengelola toko harus menentukan penempatan lokasi yang mudah
dijangkau oleh konsumen.
13) Technology Modernization (Teknologi)
Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih
mungkin. Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat
secanggih mungkin dan cepat, baik pembayaran secara tunai atau
menggunakan pembayaran cara lain, seperti kartu kredit atau debet.
14) Cleanliness (Kebersihan)
Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen
untuk makan ditempat tersebut.
24
c. Layout Ruangan (Tata Letak Toko)
Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan
fasilitas toko. Pengelola toko juga harus memanfaatkan ruangan toko
yang ada seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang layout adalah sebagai berikut:
1) Allocation of floor space for selling, personnel, and customers.
Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk:
a) Selling Space (Ruangan Penjualan)
Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara
konsumen dan pramusaji.
b) Personnel Space (Ruangan Pegawai)
Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji
seperti tempat beristirahat atau makan.
c) Customers Space (Ruangan Pelanggan)
Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan
konsumen seperti toilet, ruang tunggu.
2) Traffic Flow (Arus Lalu Lintas)
Macam-macam penentuan arus lalulintas toko, yaitu:
a) Grid Layout (Pola Lurus)
Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang.
b) Loop/Racetrack Layout (Pola Memutar)
Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk,
mengelilingi seluruh ruangan dan biasanya berbentuk lingkaran
atau persegi, kemudian kembali ke pintu masuk.
25
c) Spine Layout (Pola Berlawanan Arah)
Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai
belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah.
d) Free-flow Layout (Pola Arus Bebas)
Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang
diletakan dengan bebas.
3) Interior Point of Interest Display (Dekorasi Pemikat Dalam Toko)
Interior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu
memberikan informasi kepada konsumen dan menambah store
atmosphere, hal ini dapat meningkatkan penjualan dan laba toko.
Interior point of interest display terdiri dari:
a) Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema)
Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendisain dekorasi
took atau meminta promusaji berpakaian sesuai tema tertentu.
b) Wall Decoration (Dekorasi Ruangan)
Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari
gambar atau poster yang ditempel, warna tembok, dan
sebagainya yang dapat meningkatkan suasana toko.
Menurut Levy dan Weitz (2001), Ketika peritel hendak menata
atau mendekorasi ulang sebuah toko, manajer harus memperhatikan tiga
tujuan dari atmosphere berikut:
26
a. Atmosphere harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara
keseluruhan.
b. Membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
c. Ketika membuat suatu keputusan mengenai desain, manajer harus
mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain tertentu
yang sebaik-baikanya sesuai dengan dana yang dianggarkan.
4. Harga
a. Pengertian Harga
Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus
senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga
adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain
untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang
atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu (Oentoro,
2012:149).
Harga dapat diartikan sebagai sejumlah uang (satuan moneter) dan
atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan
tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas
merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan
dan keinginan tertentu (Tjiptono, 2006:179 dalam Amanah, 2010).
Selanjutnya menurut Kotler & Armstrong (2008:519), harga
merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. Pendapat
27
tersebut ditambahkan oleh Sutojo (2009:58), mengemukakan bahwa
harga adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari marketing mix.
Menurut Sukmawati (2011 :3 ) dalam jurnalnya mengatakan bahwa
konsumen mempunyai anggapan adamya hubungan yang positif antara
harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan
antara produk yang satu dengan produk lainnya dan barulah konsumen
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.
Menurut Oentoro (2012:150), dari sudut pandang perusahaan harga
merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba
perusahaan akan mempengaruhi kuantitas produk yang akan dijualnya,
sedangkan menurut konsumen harga seringkali digunakan sebagai
indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat
yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan presentase
laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang
diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik
minat konsumen adalah dengan menentukan harga yang tepat untuk
produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan
kualitas produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen (Oentoro,2012:154).
28
Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang
menjadi harapan konsumen. Sebagai indikator berupa harga yang
dikenakan dapat menjangkau kalangan manapun (Iswayanti, 2010:34).
Menurut Chandra dalam Tjiptono (2006:181) harga bersifat
fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat. Dari empat unsur bauran
pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah diubah
dan diadaptasikan dengan dinamika pasar. Hal ini terlihat jelas dalam
persaingan harga (perang diskon) yang sering terjadi dalam industri ritel.
Jika harga terlalu mahal, sementara pesaing menetapkan harga yang lebih
murah, maka konsumen (terutama mereka yang sensitif terhadap harga)
bisa beralih ke pesaing.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam
menentukan penetapan harganya agar harga yang ditentukan perusahaan
tersebut dapat diterima oleh konsumen dan pada akhirnya konsumen
tetap melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan
(Abdullah dan Tantri, 2012:171)
b. Menetapkan Harga
Menurut Kotler (2007:84) suatu perusahaan harus dapat
menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika mengembangkan
produk baru. Enam langkah penetapan harga, yaitu:
29
1) Memilih tujuan penetapan harga
Perusahaan tersebut memutuskan dimana ingin memposisikan
tawaran pasarnya.Makin jelas tujuan suatu perusahaan, makin
mudah menetapkan harga.
2) Menentukan permintaan
Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang
berbeda dan kaena itu mempunyai pengaruh yang berbeda
terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan.
3) Memperkirakan biaya
Permintaan menetukan batas harga tertinggi yang dapat
dikenakan perusahaan untuk produknya.
4) Menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing
Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang
ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan
tersebut harus memperhitungkan biaya, harga dan
kemungkinan reaksi harga pesaing.
5) Memilih metode penetapan harga
Dengan adanya jadwal permintaan pelangga, fungsi biaya, dan
harga pesaing, perusahaan tersebut kini siap memilih harga.
6) Memilih harga akhir
30
Metode-metode penetapan harga mempersempit ruang gerak
yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga
akhirnya. Dalam memilih harga akhir ini perusahaan tersebut
harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan yang
meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan
penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi
laba dan reiko dan tampak harga terhadap pihak lain.
c. Strategi Penyesuaian Harga
Menurut Kotler (2007:102) perushaan-perusahaan biasayanya
tidak menetapkan hanya satu harga, melainkan struktur penetapan
harga yang mencerminkan perbedaan dalam permintaan dan biaya
geografis, tuntutan segmen pasar waktu pembelian, tingkat
pemesanan, frekuensi pengiriman, jaminan kontrak perbaikan. Berikut
strategi penyesuaian harga:
1) Penetapan harga geografis
Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan tersebut
memutuskan bagaimana cara menetapkan harga produknya
untuk pelanggan yang berbeda di lokasi dan negara yang
berbeda.
2) Diskon dan potongan harga
Kebanyakan perusahaan akan menyesuaikan daftar harganya
dan memberikan diskon dan potongan harga untuk pembayaran
31
yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar dan pembelian
diluar musim.
3) Penetapan harga promosi
Tehnik penetepan harga promosi yaitu: penetapan harga
pemimpin, penetapan harga peristiwa khusus, rabat tunai,
pembiayaaan bunga rendah, masa pembayaran yang lebih lama,
garansi dan kontrak perbaikan, diskon psikologis.
4) Penetapan harga diskriminatif
Perusahaan-perusahaan sering menyesuaikan harga dasarnya
untuk mengakomodasi perbedaan pelanggan, produk, lokasi
dan seterusnya.
5) Penetapan harga bauran produk
Versi produk yang berbeda dikenakan harga yang berbeda,
tetapi tidak sebanding dengan masing-masing biayanya
d. Pengembangan Metode Penetapan Harga.
Menurut Mahmud Machfoedz (2010:74) dalam Ahmad
Khumaidi (2013:17) metode penetapan harga berorientasi pasar
meliputi:
1) Penetapan harga berorientasi biaya
Dalan penetapan harga berorientasi biaya, jumlah uang atau
presentase ditambahkan pada biaya produk.Dengan demikian
metode ini melibatkan kalkulasi selisih harga pokok dengan
32
harga jual.Metode penetapan berorientasi biaya tidak perlu
memperhatikan hubungan dengan kebijaksanaan penetapan
harga tertentu.
2) Penetapan harga dengan penambahan biaya
Dalam penetapan harga dengan penambahan biaya, biaya
perusahaan ditentukan dan kemudian sejumlah tertentu uang
atau presentase biaya ditambahkan pada biaya perusahaan
untuk menetukan harga.
3) Penetapan harga yang dinaikan (mark up)
Penjualan produk eceran pada umumnya menerapkan metode
penetapan harga mark up. Dalam metode ini, harga produk
dinaikan dengan terlebih dahulu menambahkan presentse dari
biaya, disebut mark up untuk biaya produk. Meskipun mark up
di toko eceran bervariasi dari satu jenis barang ke jenis lainnya,
presentase yang sama biasanya digunakan untuk menetapkan
harga produk dalam kategori produk tunggal.
4) Penutupan harga berorientasi permintaan
Perusahaan dapat menggunakan penetapan harga berdasarkan
tingkat permintaan produk.Metode menyebabkan harga tinggi
ketika permintaan atas produk meningkat dan pada waktu
permintaan rencah harga menjadi murah.
5) Penetapan harga berorientasi persaingan
33
Perusahaan memperhitungkan biaya laba pihak pesaingan.Arti
metode ini menjadi semakin penting jika produk yang bersaing
relative homogen dan perusahaan melayani pasar yang
didalamnya harga merupakan variabel utama strategis
pemasaran.
Adapun setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam
menetapkan harga yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh suatu perusahaan.Hal tersebut tidak lepas dari keputusan
yang dibuat sebelumnya oleh perusahaan mengenai penempatan
pasar. Pertama kali perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apa
yang ingin dicapai dari suatu produk tertentu. Bila perusahaan telah
menjatuhkan pilihannya pada suatu sasaran dengan penempatan
tertentu, maka strategi penempatan pasar tertentu, maka strategi
baurann pemasarannya, termasuk harga, akan lebih cepat ditentukan.
Citra suatu perusahaan akan dapat dibentuk melalui strategi
penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius.Dalam tujuan
berorientasi pada citra, perusahaan berusaha menghindari persaingan
dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan
melayani segmen pasar khushs. Dan hal ini paling banyak terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang menjual produk yang termasuk kategori
special goods maupun produk yang membutuhkan keterlibatan tinggi
dalam proses pembelian.
34
Dengan kata lain, bagaimana para konsumen akan bereaksi
apabila perusahaan menaikan harga atau menurunkan harga
produknya. Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu
utama permintaan pasar.Konsumen sangat tergantung pada harga
sebagai indicator kualitas sebuah produk terutama pada saat mereka
harus membuat keputusan membeli sedangkan informasi yang
dimiliki tidak lengkap.
5. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2003: 227), keputusan pembelian
adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012: 188), untuk sampai pada tahap
pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan
suatu tahapan. Proses pengambilan keputusan meliputi serangkaian
tahapan meliputi: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan prilaku pasca pembelian. Proses
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
35
Gambar 2.1
Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler dan Keller (2012: 188).
1) Pengenalan masalah
Merupakan proses dimana pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan yang timbul dari rangsangan internal atau rangsangan
eksternal.
2) Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan mencari
informasi mengenai produk tersebut. Bila dorongan konsumen kuat
dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen kemungkinan akan membelinya. Sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, antara lain:
a) Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga dan
kenalan.
b) Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga dan penyalur.
c) Sumber publik, yaitu media masa dan organisasi
penentu peringkat konsumen.
d) Sumber pengalaman, yaitu penanganan, pengkajian
dan pemakaian produk.
Pengenalan
masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku pasca
pembelian
36
c. Evaluasi alternatif
Menurut Kotler dan Keller (2012: 192), konsumen mengolah
informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Tidak
ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model
terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses
yang berorentasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap
konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan
rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses
evaluasi konsumen yaitu:
1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
3) Konsumen memandang masing-masing produk sebagai
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda
dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan itu.
Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut
yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering
dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol bagi
kelompok konsumen yang berbeda-beda.
37
a) Keyakinan dan sikap.
Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap.Melalui
bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap.Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian
mereka.
Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang gambaran sesuatu.Keyakinan orang tentang
produk atau merek memengaruhi keputusan pembelian
mereka.Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah
sikap.
Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap
obyek atau gagasan tertentu.
b) Model harapan nilai.
Konsumen akhirnya mengambil sikap (keputusan, preferensi)
terhadap berbagai merek melalui prosedur evaluasi
tersebut.Mereka mengembangkan satu perangkat keyakinan
tentang tempat masing-masing merek berdiri pada setiap
atribut.Model harapan nilai atas pembentukan sikap
menyatakan bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa
dengan menggabungkan keyakinan merek mereka (positif
maupun negatif) menurut kepentingannya.
38
d. Keputusan pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012: 192), dalam tahap evaluasi,
para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga dapat membentuk niat untuk
membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud
pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan: pertama
merek (merek ‘A’), kedua dealer (dealer ‘2’), ketiga kuantitas (sebuah
komputer), keempat waktu (akhir pekan), dan yang kelima metode
pembayaran (kartu kredit). Dalam pembelian produk sehari-hari,
keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.
Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan
untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek.Dalam kasus
lain, faktor-faktor yang mengintervensi bisa memengaruhi keputusan
final.
1) Model pilihan konsumen yang non-kompensasi.
Model harapan nilai adalah model kompensasi dimana hal-hal yang
dianggap baik pada sebuah produk dapat membantu mengatasi hal-
hal lain yang dirasa buruk.Namun, konsumen mungkin tidak ingin
menghabiskan begitu banyak waktu dan energi untuk menilai
merek.Dengan model non-kompensasi pada pilihan konsumen,
pertimbangan atribut positif dan negatif tidak perlu
disaring.Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat keputusan
menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tapi juga
39
meningkatkan kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang
berbeda jika dia lebih leluasa menghadapi rincian yang lebih besar.
Disini kita menyoroti tiga warisan pilihan tersebut yaitu:
a) Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu
tingkat minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan
memilih alternatif pertama yang memenuhi standar minimum
untuk sebuah atribut.
b) Pada pengalaman leksikografik, konsumen memilih merek
terbaik berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.
c) Pada pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen
membandingkan merek pada sebuah atribut yang diseleksi
dengan memerhatikan tingkat probabilitas (dimana
probabilitas memilih sebuah atribut itu secara positif
berhubungan dengan arti pentingnya) dan merek dieliminasi
jika tidak memenuhi tingkat minimum yang dapat diterima.
2) Faktor-faktor yang mengganggu
Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, ada beberapa
faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan
pembelian yang digambarkan pada Gambar 2.2.
40
Gambar 2.2
Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian
Sumber : Kotler (2012: 192).
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana
sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan
bergantung pada dua hal:
a) Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai konsumen.
b) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat
orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin
mengubah niat pembeliannya.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi
yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.Keputusan
konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang
difikirkan.
Evaluasi
alternatif
Niat
pembeli
Faktor
situasi yang
tidak
terantisipasi
Sikap
orang lain
Keputusan
pembelian
41
Ada beberapa macam jenis risiko yang bisa dirasakan
konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk,
antara lain:
a) Risiko fungsional, produk tidak berkinerja sesuai harapan dan
produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar.
b) Risiko fisik, produk menimbulkan ancaman terhadap
kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang
lain.
c) Risiko sosial, produk menimbulkan rasa malu terhadap orang
lain.
d) Risiko psikologis, produk mempengaruhi kesejahteraan mental
dari pengguna.
Risiko waktu, kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang
kerena menemukan produk lain yang memuaskan
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan
dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan
dengan penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan
waktu yang berbeda. Berikut ini tabel penelitian terdahulu:
42
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian
Peneliti Dan Tahun
Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Kunjungan Wisatawan Domestik (Studi Kasus Di Taman Rekreasi Sengkaling Malang)
Widayanti (2006)
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara advertising, personal selling, sales promotion dan public relation dan secara parsial berpengaruh secara parsial antara advertising, personal selling, sales promotion, dan public relation terhadap keputusan penggunaan kunjungan wisatawan domestic.
2. Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda Vario
Widodo (2008) Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara celebrity endorser terhadap keputusan pembelian
3. Dampak Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian
Arifin (2009) Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh komponen store atmosphere terhadap keputusan pembelian
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul
Penelitian
Peneliti Dan
Tahun
Metode Penelitian Hasil
Penelitian
4. Pengaruh Celebrity
Endorser, Citra
Merk Rabbani
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen (Studi
kasus dilakukan di
Rabbani
Tasikmalaya)
Herdiani
(2010)
Regresi Linier
Berganda
hasil penelitian
menunjukkan bahwa
celebrity endorser
dan citra merek
secara simultan dan
parsial mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
keputusan pembelian
konsumen Rabbani
Tasikmalaya.
5. Store Atmosphere
Dan Perilaku
Pembelian
Konsumen Di Toko
Buku Gramedia
Malang
Fuad (2010) Regresi Linier
Berganda
hasil uji F dan t
dibuktikan bahwa
variabel-variabel
dari store
atmosphere, baik
secara parsial
maupun simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
perilaku berbelanja
konsumen.
6. Pengaruh Celebrity
Endorser Dian
Sastrowardoyo
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Shampoo L’oreal
Sapitri (2011) Regresi Linier
Berganda
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
terdapat pengaruh
secara parsial dan
simultan antara
komponen celebrity
endorser terhadap
keputusan pembelian
7. Motivasi, Persepsi
dan Harga
Pengaruhnya
Terhadap Animo
Pembelian Produk
Pada KFC
Megamas Manado”
Maichael
Tirajoh (2013)
Regresi Linier
Berganda
Hasil dari penelitian
ini menunjukkan
bahwa variabel
Motivasi, Persepsi,
dan Harga secara
simultan mempunyai
pengaruh terhadap
Animo Pembelian.
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
44
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul Penelitian
Peneliti Dan Tahun
Metode Penelitian Hasil Penelitian
8. Suasana Toko Dalam Menciptakan Emosi Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian
Sukma (2012) Path Analysis Hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh antara bagian luar toko, tata letak toko dan pajangan dalam toko berpengaruh terhadap keputusan pembelian sedangkan bagian umum tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian
9. Store Atmosphere Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Texas Chicken Multimart Ii Manado
Dessyana (2013)
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan store exterior, general interior, store layout dan interior display berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Secara parsial store exterior, general interior, store layout dan interior display berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu
45
C.Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
a. Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian
Upaya meningkatkan penjualan produk dilakukan dengan
peningkatan keputusan pembelian oleh konsumen. Untuk meningkatkan
keputusan pembelian banyak langkah yang dilakukan suatu perusahaan
dalam menghadapi persaingan dalam menarik konsumen dalam
memutuskan pembelian, salah satunya adalah dengan menggunakan
selebriti. Selebriti adalah orang yang terkenal di masyarakat. Dia bisa
seorang bintang film, bintang sinetron, model, pelawak, presenter,
olahragawan, ilmuwan, bisnisman, politikus, penyanyi, dan orang-orang
terkenal lainnya (Hsu and McDonald, 2002:56).
Fakta empiris menunjukkan bahwa penggunaan selebriti dalam
iklan merupakan metode yang efektif untuk komunikasi yang persuasif
(Hsu & McDonald, 2002:62). Seorang komunikator yang dapat
mengkomunikasikan produk yang diiklankan kepada konsumen.
Selebriti merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan
sebagai komunikator. Menggunakan selebriti sebagai bintang iklan
suatu produk disebut celebrity endorser (Handi dan Chandra, 2008:98).
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel
yang berbeda beda telah membuktikan bahwa promosi mempunyai
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan
46
oleh Herdiani (2010) dan Widodo (2013) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh secara parsial maupun simultan antara variabel
celebrity endorser terhadap keputusan pembelian.
b. Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian
Peningkatan keputusan pembelian dapat dilakukan dengan
peningkatan suasana dalam toko (store atmosphere). Store atmosphere
merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan,
Store atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap
perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional
khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan
pembelian (Gilbert dalam Foster, 2008:61).
Levy and Weitz (2001:576) mengemukakan bahwa suasana toko
merupakan penciptaan suasana took melalui visual, penataan, cahaya,
musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang
nyaman, sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen
untuk melakukan pembelian.
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel
yang berbeda beda telah membuktikan bahwa promosi mempunyai
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan
oleh Arifin (2009) dan Fuad (2010) yang menyatakan bahwa terdapat
47
pengaruh secara parsial maupun simultan antara variabel store
atmosphere terhadap keputusan pembelian.
c. Harga terhadap Keputusan Pembelian
Upaya peningkatan keputusan pembelian dilakukan dengan
berbagai cara demi kelangsungan hidup suatu perusahaan, langkah yang
biasa dilakukan adalah harga produk yang ditawarkan perusahaan.
Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga.Penetapan harga tinggi maupun rendah pada sebuah perusahaan
pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen
terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan
Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan
harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran.
Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau
barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu
(Oentoro, 2012:149).
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel
yang berbeda beda telah membuktikan bahwa harga mempunyai
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan
oleh Sukmawati (2011) dalam jurnalnya mengatakan bahwa konsumen
mempunyai anggapan adamya hubungan yang positif antara harga dan
kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk
48
yang satu dengan produk lainnya dan barulah konsumen mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk.
D.Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka berpikir merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari
serangkaian masalah yang ditetapkan, selain itu, kerangka pemikiran dapat
disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan
keduanya (Hamid, 2010:25).
Penelitian ini hanya menekankan pada tiga variabel bebas atau variabel
independen yaitu celebrity endorser, store atmosphere dan harga terhadap
variabel terikat atau variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Keempat
variabel tersebut dikaitkan dengan objek yang diteliti yaitu konsumen KFC.
Semua variabel diuji kualitas datanya dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
Setelah itu, data juga diuji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Selanjutnya, model analisis yang
akan digunakan adalah model analisis regresi berganda yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (independen) terhadap
variabel terikat (dependen) yang pada akhirnya akan dibuat kesimpulan serta
implikasi dari penelitian ini. Berikut akan digambarkan kerangka pemikiran
dalam penelitian ini.
49
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Harga (X3) Store Atmosphere (X2)
Keputusan Pembelian (Y)
Uji Kualits Data
1.Uji Validitas
2.Uji Reabilitas
2
Uji Asumsi Klasik :
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Linear Berganda
Kesimpulan
Uji Koefisien Determinasi
Celebrity Endorser (X1)
Uji Hipotesis:
1. Uji t
2. Uji F
50
E.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan penelitian terdahulu, maka
dapat dirumuskan suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam
menguji suatu penelitian, yaitu:
1. Ho1 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh antara celebrity endorser terhadap
keputusan pembeli
Ha1 : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh antara celebrity endorser terhadap
keputusan pembeli
2. Ho2 : b2 = 0, tidak terdapat pengaruh antara store atmosphere terhadap
keputusan pembeli
Ha2 : b2 ≠ 0, terdapat pengaruh antara store atmosphere terhadap
keputusan pembeli
3. Ho3 : b3 = 0, tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan
pembeli
Ha3 : b3 ≠ 0, terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembeli
4. Ho : b1 : b2 : b3 = 0, tidak terdapat pengaruh antara celebrity endorser, store
atmosphere dan harga terhadap keputusan pembelian
Ha : b1 : b2 : b3 ≠ 0, terdapat pengaruh antara celebrity endorser, store
atmosphere dan harga terhadap keputusan pembeli
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang pemasaran yang
berfokus pada seberapa besar pengaruh antara Celebrity Endorser (X1), Store
Atmosphere (X2), dan Harga (X3) sebagai variabel independen yang
mempengaruhi keputusan pembelian (Y).
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016. Populasi
penelitian ini adalah konsumen Restoran KFC Taman Topi Square di wilayah
Kota Bogor
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 115) selain itu populasi juga bisa
didefinisikan sebagai suatu jumlah keseluruhan yang mencakup semua
anggota yang diteliti (Istijanto, 2009:113).
2. Sampel Penelitian
Sedangkan sampel adalah semacam miniature dari populasinya
(Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66). Bila
populasi besar, dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari
52
semua yang ada pada populasinya secara keseluruhan, misalnya
keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti menggunakan
sampel yang terdapat dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang
diambil sesuai dengan karateristik populasi yang diinginkan, siapapun
responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui,
dijadikan elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2007:32).
Pembagian sampel dihitung berdasarkan pertimbangan bahwa
responden pernah membeli atau mengkonsumsi produk KFC.Sampel
yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah responden yang
berdomisili di Kota Bogor dan responden yang kebetulan sedang
berada di Kota Bogor berdasarkan kriteria responden berdasarkan jenis
kelamin Laki-laki atau Perempuan, kriteria responden berdasarkan usia
antara 17-23 tahun, 24-30 tahun, 31-40 tahun, dan usia lebih dari 40
tahun, kriteria responden berdasarkan berdasarkan pekerjaan seperti :
Pelajar atau Mahasiswa, Karyawan atau Swasta, Ibu Rumah Tangga,
PNS, Wiraswasta dan Lainnya, kriteria responden berdasarkan
penghasilan perbulan kurang dari Rp.2.000.000 , penghasilan perbulan
sebesar Rp.2000.001 sampai dengan Rp.3.000.000, penghasilan
perbulan sebesar Rp.3.000.001 sampai dengan Rp.6.000.000, dan
penghasilan perbulan lebih dari Rp.6.000.000, dan kriteria responden
53
berdasarkan Frekuensi Kunjungan perbulan yaitu : Sekali, 2-3 kali, 4-5
kali, 6-7 kali, dan lebih dari 7 kali .
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori
Roscoe (2009: 129-130), bahwa ukuran sampel yang layak bila
penelitian akan melakukan analisis multivariat maka jumlah anggota
sampel minimal 10 dikali jumlah variabel yang diteliti. Jumlah
variabel dalam penelitian adalah 4, sehingga jumlah sampel yang
dibutuhkan sebanyak 40 (10 x 4) sampel responden pada konsumen
yang pernah membeli dan mengkonsumsi produk KFC Taman Topi
Square Di Wilayah Kota Bogor .Berdasarkan pendapat-pendapat para
ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel sebesar
60 sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan
data primer dan sekunder, penjelasannya sebagai berikut:
1. Data primer (primary data)
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data yang pertama
baik dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner (Hariwijaya dan Triton, 2011:57).
2. Data sekunder (secondary data)
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah
disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk table-tabel ataupun
54
bentuk diagram-diagram (Hariwijaya dan Triton, 2011:58). Dalam
penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang
diperlukan dengan cara membaca literatur, buku, artikel, jurnal, data dari
internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya
D. Metode Analisis Data
Pengukuran faktor-faktor yang mempengruhi konsumen dalam keputusan
pembelian produk tersebut dilakukan dengan skala likert.Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur akan
dijabarkan menjadi sub variabel dan kemudian sub variabel dijabarkan
kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-
indikator yang telah diukur dapat dijadikan titik tolak item intstrumen yang
berupa pertanyaan yang perlu dijawab lagi oleh responden (Riduwan dan
Kuncoro, 2008:20).
Insturmen pertanyaan ataupun pernyataaan ini akan menghasilkan total
skor bagi setiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti
instrument dibawah ini:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
N = Netral diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
55
Skala likert dinyatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju
mempunyai tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari setuju, dan
setuju “lebih tinggi” dari ragu-ragu (Ghozali, 2012:47)
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan.Pada
tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan
kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang
diajukan dalam penelitian.Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.Dan uji
kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan
uji reliabilitas.
a. Uji Validitas Data
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak
diungkapkan.Dengan kata lain, validitas menunjukan sejauh mana
suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel.Daftar pertanyaan ini pada umumnya
mendukung suatu kelompok variabel tertentu.Suatu kuesioner
dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
56
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
(Sugiyono, 2004:172).
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan
minimal korelasi 0,30, artinya suatu item dianggap valid jika skor total
lebih besar dari 0,30 (Duwi Priyatno, 2010: 90)
b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam bentuk kuesioner.Instrumen dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu kewaktu.Uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari
kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun diuji
beberapa kali.Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
uji statistik Cronbach Alpha ( ). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>0,60
(Nunnally dalam Ghozali, 2005)
57
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006:160).Ada dua cara yang sering digunakan untuk
menguji normalitas residual, yaitu dengan analisis grafik (normal P-
Plot) regresi dan uji OneSample Kolmogorov-Smirnov.
Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal probability plot (P –
Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, makaresidual
pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal (Priyatno,
2013:50).
Sedangkan untuk uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji
non-parameterik Kolmogorov-smirnov (K-S) untuk mengetahui
signfikansi data terdistribusi normal. Yaitu dengan cara melihat nilai
signifikansi residual (Asym.Sig 2-tailed). Jika signifikansi lebih dari
0,05, maka residual terdistribusi secara normal (Priyatno, 2013:53).
b. Uji Multikoliniearitas
Multikoliniearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna.Uji multikoloniearitas bertujuan
58
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independent(Ghozali,
2011:171). Jika variabel independent saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel
independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependent.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent.
Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di
atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas.
Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variabel independent.
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independent manakah yang
dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian
59
sederhana setiap variabel independent menjadi variabel
dependent (terikat) dan diregres terhadap variabel independent
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent
yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
tolerance< 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap
peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih
dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama
dengan tingkat kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas
dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita
masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independent
mana sajakah yang saling berkolerasi.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lainJika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.(Ghozali, 2011:138). Model regresi yang baik
adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas.Kebanyakan data crossection mengandung
60
situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang
mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).Salah satu cara
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah
dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
di-studentized.Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-
titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t ( Uji Parsial )
Uji statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
61
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:84).
Menurut Duwi Priyatno (2013:120)juga menjelaskan kriteria
pengujiannya adalah Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤t tabel dan
Ho ditolak jika –t hitung <– t tabelatau t hitung > t tabel.Dan dasar
pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji statistic t adalah
sebagai berikut:
1) Ho : β = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Ha : β≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F
digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
62
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali,
2009:84).
Menurut Duwi Priyatno (2013:122), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Ho : β1,2,3,4,5 = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Ha : β1,2,3,4,5 ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
4. Uji Regresi Linear Berganda
Dari beberapa jurnal penelitian terdahulu yang mempunyai tema
hampir sama dengan penelitian ini, sebagian besar penelitian tersebut
menggunakan analisis regresi linier berganda, maka alasan inilah yang
membuat peneliti juga memakai analisis regresi linier berganda. Menurut
Dwi Priyatno (2013:116) Analisis regresi linier berganda adalah alat
analisis yang dapat digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua
63
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan
untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan
kausal antara dua atau lebih variabel bebas. variabel independen dan
variabel dependen yaitu antara Celebrity Endorser(X1), Store Atmosphere
(X2), Harga (X3), dan keputusan pembelian (Y) (Nugroho, 2005:43)
Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X1,2,3,4,….,n)
terhadap variabel terikat (Y) (Sunyoto, 2012:137) dengan menggunakan
program SPSS 17 for windows.
Model ini digunakan karena penulis ingin mengetahui tentang
Celebrity Endorser (X1),Store Atmosphere (X2), Harga(X3),terhadap
keputusan pembelian Produk KFC.
Rumus Regresi Linier Berganda :
(Bhuono Agung Nugroho, 2005:43)
Keterangan :
Y = Variabel Dependen
a = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi Celebrity Endorser
X1 = Celebrity Endorser
b2 = Koefisien regresi Store Atmosphere
X2 = Store Atmosphere
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4+ e
e
64
b3 = Koefisien regresi Harga
X3 = Harga
e = Standar eror
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independent(Celebrity Endorser,Store
Atmosphere,dan Harga ) menjelaskan variabel dependent(keputusan
pembelian).Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai
yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
(Ghozali, 2011:97).
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam
model. Setiap tambahan satu variabel independent, maka R2
pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependent.Oleh karena itu, banyak peneliti
yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2,
nilai AdjustedR2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independent
ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2005: 83).
Dalam kenyataan nilai adjusted R2
dapat bernilai negatif, walaupun
yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam (Ghozali,
65
2005: 83), jika dalam uji empiris didapat nila adjusted R2
negatif, maka
nilainya dianggap nol.
Menurut Nachrowi dan Usman (2006: 108), mengatakan bahwa untuk
melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, salah
satu indikator yang dapat digunakan adalah nilai beta (Standardized
Coefficient) yang terdapat pada tabel „coefficient‟, angka ini dapat
menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59)
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (independen variable) (X)
Adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen variable)
(Sugiyono, 2007:59).Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah Celebrity Endorser (X1), Store Atmosphere (X2),Harga(X3).
b. Variabel terikat/tidak bebas (dependen variable)(Y)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karenanya
variabel bebas (Sugiyono, 2007:59).Dalam penelitian ini penulis
menentukan yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan pembelian
(Y)Produk KFC.
66
Tabel 3.1
Operasional Variabel
No Variabel Penelitian Sub Variabel Indikator
1. Celebrity Endorser (X1) Sumber: Shimp (2002:468)
Attractiveness (daya tarik)
a.Kesamaan (similarity) b.Keakraban (familiarity) c.Perasaan suka (liking)
Credibility (Kredibilitas)
a.Kecenderungan untuk meyakini b.Kecenderungan untuk mempercayai seseorang
expertise (Keahlian)
a.Pengetahuan b.Pengalaman c. Keahlian
Layak dan dipercaya (trust worthiness)
a.Kejujuran b.Integritas c.Kepercayaan atas diri endorser
2. Store Atmosphere (X2) Sumber: Levy dan Weitz (2001:576)
Instore atmosphere a.Internal Layout b.Suara c.Bau d.Tekstur di dalam store e.Desain interior
Outstore Atmosphere
a.External layout b.Tekstur di luar store c.Desain eksterior
No Variabel Subvariabel Indikator
3
Harga (X3)
(Sukmawati, 2011:3)
(Oentoro, 2012:150)
(Oentoro, 2012:154)
(Iswayanti, 2010:34)
Keterjangkauan
Harga
a. Harga produk sangat
terjangkau
b. Membeli produk sesuai
dengan kemampuan dan
dapat diterima
konsumen
Kesesuaian harga
dengan kualitas
Produk
c. Harga produk sesuai
dengan kualitas yang
diberikan
Daya Saing Produk d. Harga produk lebih
murah dibanding merek
lain
Kesesuaian Harga
dengan Manfaat
e. Harga produk sesuai
dengan harapan
konsumen.
67
4
Keputusan
pembelian (Y)
Kotler & Keller,
2012:188)
Pengenalan
kebutuhan
a. Konsumen
membeli produk
karena sudah
sering memakai
Pencarian
informasi
b. mencari
informasi
sebelum
mengkonsumsi
Mengevaluasi
alternative
c. Mengevaluasi
sebelum
melakukan
keputusan
pembelian
Keputusan
pembelian
d. Konsumen
memutuskan beli
setelah
mengetahuin
kelebihan produk
Perilaku pasca
pembelian
e. Konsumen
mengalami
kepuasan
68
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Restoran Siap Saji KFC
Sebagai pemegang hak waralaba tunggal untuk merek KFC di
Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk didirikan oleh Keluarga Gelael pada
1978. Pada 1979, Perseroan mendapatkan akuisisi waralaba dengan pembukaan
gerai pertama pada bulan Oktober di Jalan Melawai di Jakarta. Pembukaan
gerai pertama terbukti sukses dan diikuti dengan pembukaan gerai-gerai
selanjutnya di Jakarta dan ekspansi hingga ke sejumlah kota besar lainnya di
Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan
Manado. Sukses membangun merek ini, menanamkan KFC dalam benak
konsumennya sebagai merek waralaba cepat saji yang terkenal dan dominan di
Indonesia (http://www.kfcindonesia.com/kegiatan-usaha-perusahaan, diakses
pada 30 Mei 2016).
Dengan bergabungnya Salim Group pada 1990 sebagai salah satu
pemegang saham utama semakin mendorong inisiatif ekspansi bisnis Perseroan,
dan pada 1993, Perseroan terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta
(sekarang Bursa Efek Indonesia), satu langkah untuk meningkatkan
pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas 80% pada saat ini terdistribusi
43,84% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group dan 35,84% kepada PT
Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20%) terbagi
69
kepada Masyarakat dan Koperasi Karyawan. Perseroan memperoleh hak untuk
menggunakan merek KFC dari pemilik waralaba saat ini, Yum! Asia Franchise
Pte Ltd, suatu bagian dari Yum! Restaurants International (YRI). YRI sendiri
adalah sebuah badan usaha dari Yum! Brands Inc, sebuah perusahaan publik di
Amerika Serikat dan pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yaitu
: Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Namun demikian, pada
akhir 2011, dua merek lainnya yaitu : A&W dan Long John Silvers sudah tidak
bergabung lagi dalam Yum! Brands Inc. Bahkan dengan keluarnya kedua
merek ini tidak mengubah posisi Yum! Group sebagai jaringan restoran cepat
saji terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan variasi pilihan restoran
ternama. Selain itu, untuk kategori ayam goreng cepat saji, tidak ada merek lain
yang dapat mengalahkan KFC (http://www.kfcindonesia.com/kegiatan-usaha-
perusahaan, diakses 30 Mei 2016).
Pengalaman sukses dan peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan
selama lebih dari 30 tahun, tidak diragukan lagi telah menjadikan merek KFC
sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji di negara ini. Ekspansi jaringan
restoran terus diupayakan supaya bisa hadir dekat dengan konsumen, baik di
kota-kota metropolitan yang sarat persaingan maupun di kotakota di daerah
tingkat II. Sejak empat tahun terakhir, Perseroan lebih berfokus pada
pembukaan gerai bertipe free-standing (gerai yang berada di bangunan yang
berdiri sendiri) yang memberikan fleksibilitas yang lebih dalam jam operasi
dengan fasilitas lengkap untuk memenuhi kebutuhan dan selera konsumen.
Sejumlah gerai yang sudah dibuka sebelumnya direnovasi untuk memberikan
70
tampilan baru yang lebih segar dan modern sesuai dengan obyektif Perseroan.
Pada akhir 2011, Perseroan mengoperasikan total 421 gerai, yang tersebar di 32
dari 33 propinsi, di lebih dari 95 kota-kota di seluruh Indonesia, dan
mempekerjakan sekitar 16.365 karyawan dengan hasil penjualan lebih dari
Rp3,317 triliun. Pada minggu pertama bulan Oktober di tahun ini, untuk
pertama kali sejak Perseroan terdaftar sebagai perusahaan publik, Obligasi
diterbitkan tanpa warkat berjangka waktu lima tahun dengan bunga Obligasi
sebesar 9,5% per tahun yang dibayarkan setiap tiga bulan, yang pada dasarnya
akan digunakan untuk membiayai pendirian gerai-gerai baru, renovasi atas
gerai-gerai Perseroan yang sudah ada, perluasan gudang-gudang produksi
Perseroan yang sudah ada, serta pembangunan gudang-gudang baru
(http://www.kfcindonesia.com/kegiatan-usaha-perusahaan, diakses 30 Mei
2016).
2. Visi dan Misi KFC
1. Visi
Selalu menjadi merek restoran cepat saji nomor 1 di Indonesia dan
mempertahankan kepemimpinan pasar dengan menjadi restoran yang
termodern dan terfavorit dalam segi produk, harga, pelayanan, dan fasilitas.
2. Misi
Memperkokoh citra merek KFC dengan strategi-strategi dan ide-ide
yang inovatif, meningkatkan suasana bersantap yang tak terlupakan dengan
terus menerus dan konsisten memberikan produk, layanan, serta fasilitas
71
restoran yang selalu berkualitas mengikuti kebutuhan dan selera konsumen
yang terus berubah.
3. Obyektif
Mempersembahkan restoran dengan tampilan dan desain yang
termodern dan sesuai dengan tren masa kini, dan memberikan suasana yang
menyenangkan dengan tempat duduk yang nyaman dengan terus melakukan
peremajaan restoran, dan menyajikan produk berkualitas tinggi yang paling
digemari oleh pelanggan dengan kecepatan dan keramah-tamahan yang tak
tertandingi.
3. Struktur Organisasi KFC
Berikut ini struktur organisasi pada restoran KFC, yang digambarkan
pada diagram berikut ini:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KFC
72
B.Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran
kuesioner kepada responden yang pernah membeli dan mengkonsumsi
produk KFC yang dianggap dapat mewakili dari keseluruhan orang atau
pelanggan yang membeli dan menggunakan produk KFC.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada 60 orang responden, penulis
terlebih dahulu melakukan try out kepada 20 orang responden dengan
memberikan 29 item pernyataan untuk menguji valid dan reliabel dari
seluruh pernyataan tersebut.
73
Tabel 4.1
Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Item Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
Cronbach’s
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
Celebrity Endorser(X1)
X1-1 0,416
Valid 0,870
Reliabel
X1-2 0,561
Valid 0,858
Reliabel
X1-3 0,391
Valid 0,867
Reliabel
X1-4 0,502
Valid 0,861
Reliabel
X1-5 0,528
Valid 0,859
Reliabel
X1-6 0,537
Valid 0,859
Reliabel
X1-7 0,661
Valid 0,850
Reliabel
X1-8 0,581
Valid 0,859
Reliabel
X1-9 0,595
Valid 0,856
Reliabel
X1-10 0,839
Valid 0,840
Reliabel
X1-11 0,787
Valid 0,840
Reliabel
Store Atmosphere (X2) X2-1
0,856 Valid
0,927 Reliabel
X2-2 0,850
Valid 0,927
Reliabel
X2-3 0,741
Valid 0,934
Reliabel
X2-4 0,755
Valid 0,933
Reliabel
X2-5 0,748
Valid 0,935
Reliabel
X2-6 0,802
Valid 0,931
Reliabel
X2-7 0,738
Valid 0,937
Reliabel
X2-8 0,859
Valid 0,926
Reliabel
Harga (X3)
X3-1 0,564
Valid 0,684
Reliabel
X3-2 0,328
Valid 0,758
Reliabel
X3-3 0,611
Valid 0,663
Reliabel
X3-4 0,679
Valid 0,626
Reliabel
X3-5 0,403
Valid 0,744
Reliabel
74
Lanjutan Tabel 4.1
Hasil Try Out untuk Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sumber: SPSS data primer diolah, 2016.
Hasil try out menunjukkan bahwa dari 29 item pernyataan yang
diberikan kepada 20 responden memiliki nilai Corrected Item-Total
Correlation lebih besar dari nilai 0,30 yang berarti semua item pernyataan
dinyatakan valid (Duwi Priyatno 2010: 90). Kemudian dari hasil try out
juga, diperoleh data yang menyatakan bahwa semua item pernyataan nilai
Cronbach’sAlpha if Item Deleted lebih besar dari 0,60 yang berarti semua
item dinyatakan reliabel (Ghozali 2005: 41).
2.Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen KFC Taman Topi
Square di wilayah Kota Bogor. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai
responden sebanyak 60 orang dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin,
Item Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
Cronbach’s
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
Keputusan Pembelian (X1)
Y-1 0,438
Valid 0,729
Reliabel
Y-2 0,642
Valid 0,651
Reliabel
Y-3 0,406
Valid 0,741
Reliabel
Y-4 0,669
Valid 0,639
Reliabel
Y-5 0,418
Valid 0,736
Reliabel
75
usia, pekerjaan, rata - rata pengeluaran per bulan dan frekuensi kunjungan per
bulan. Adapun karakteristik responden dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, berikut ini merupakan
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.2
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki
Perempuan
33
27
55%
45%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.2 di atas yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan
kepada 60 konsumen, dapat diketahui bahwa persentase jenis kelamin laki-
laki lebih besar dari pada perempuan. Dari hasil kuesioner yang dibagikan
dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki sebesar 33 orang dari 60
responden atau sebesar 55%, sedangkan jumlah responden perempuan
sebesar 27 orang dari 60 responden atau sebesar 45%. Berdasarkan data
responden menunjukan bahwa konsumen KFC di wilayah Kota Bogor
merupakan jenis kelamin laki-laki, hal ini terlihat dari jumlah responden
laki-laki lebih banyak dari perempuan.
b. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, berikut merupakan
karakteristik responden berdasarkan usia:
76
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
17 - 23 tahun
24 - 30 tahun
30 - 40 tahun
>40 tahun
31
15
6
8
51,7 %
25,0 %
10,0 %
13,3 %
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa responden dengan usia 17 –
23 tahun sebanyak 31 orang atau sebesar 51,7%, responden dengan usia 24 -
30 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 25,0%, responden dengan usia 30 -
40 tahun sebanyak 6 orang atau sebesar 10,0% dan responden dengan usia
lebih dari 40 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 13,3 %. Berdasarkan data
responden berdasarkan usia, konsumen KFC di wilayah Kota Bogor
didominasi oleh usia 17 - 23 tahun, hal ini membuktikan bahwa konsumen
KFC di wilayah Kota Bogor adalah anak muda. Dengan hal tersebut, maka
KFC perlu desain ruangan dengan selera anak muda saat ini.
c. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan
kepada 60 responden, dapat diketahui data karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan dijelaskan sebagai berikut:
77
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
Pelajar /Mahasiswa
Karyawan /Swasta
Ibu Rumah Tangga
PNS
Wiraswasta
Lainnya
31
10
6
5
6
2
51,7%
16,7%
10,0%
8,3%
10,0%
3,3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 60 responden,
responden dengan pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 31 orang atau
sebesar 51,7%, responden dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta
sebanyak 10 orang atau sebesar 16,7%, responden dengan pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga sebanyak 6 orang atau sebesar 10,0%, responden dengan
pekerjaan sebagai PNS sebanyak 5 orang atau sebesar 8,3 % responden
dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 6 orang atau sebesar 10,0%,
dan responden dengan pekerjaan lainnya sebanyak 2 orang atau 3,3%.
Berdasarkan hasil menyatakan bahwa konsumen KFC di wilayah Kota
Bogor merupakan Pelajar/Mahasiswa karena memiliki jumlah terbesar yaitu
sebesar 31 orang atau sebesar 51,7%
78
d. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan
kepada 60 responden, dapat diketahui data karakteristik responden
berdasarkan pendapatan per bulan dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan
Pendapatan Jumlah Persentase
< Rp. 2.000.000
Rp 2.000.001 s/d Rp. 3.000.000
Rp 3.000.001 s/d Rp. 6.000.000
> Rp 6.000.001
37
10
7
6
61,7%
16,7%
11,7%
10,0%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa pendapatan per bulan
kurang dari Rp. 2.000.000 sebanyak 37 responden atau sebesar 61,7%,
pendapatan per bulan Rp. 2.000.001 s/d Rp. 3.000.000 sebanyak 10
responden atau sebesar 16,7%, pendapatan per bulan Rp. 3.000.001 s/d Rp.
6.000.000 sebanyak 7 responden atau sebesar 11,7%, pendapatan per bulan
lebih dari Rp. 6.000.001 sebanyak 6 responden atau sebesar 10,0%. Hal
tersebut menunjukan rata-rata responden KFC memiliki pendapatan per
bulan kurang dari Rp.2.000.000, terlihat dari jawaban responden paling
banyak sebanyak 37 responden.
79
e. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Per Bulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan
kepada 60 responden, dapat diketahui data karakteristik responden
berdasarkan kunjungan per bulan dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Kunjungan Per Bulan
Pekerjaan Jumlah Prosentase Sekali
2 – 3 kali 4 – 5 kali 6 – 7 kali > 7 kali
10 5 15 10 20
16,7% 8,3% 25,0% 16,7% 33,3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa responden yang
berkunjung 1 kali perbulan sebanyak 10 responden atau sebesar 16,7%,
responden yang berkunjung 2 - 3 kali per bulan sebanyak 5 responden atau
sebesar 8,3%, responden yang berkunjung 4 – 5 kali per bulan sebanyak 15
responden atau sebesar 25,0%, responden yang berkunjung 6 - 7 kali per
bulan sebanyak 10 responden atau sebesar 16,7% dan responden yang
berkunjung lebih dari 7 kali per bulan sebanyak 20 responden atau sebesar
33,3%. Hal ini membuktikan bahwa bahwa rata - rata responden yang
berkunjung ke KFC adalah lebih dari 7 kali per bulan, hal ini membuktikan
bahwa responden cukup menyukai produk KFC.
80
C. Pembahasan Analisis Deskriptif
Pada analisis deskriptif ini akan dibahas jawaban-jawaban dari 60
responden yang pernah membeli dan mengkonsumsi produk KFC terhadap 29
pernyataan berikut:
Tabel 4.7
Artis Pendukung (Rossa,Keyla Band, Andien,Rio Febrian dll) Pada
Iklan KFC Memiliki
Kesamaan Kesukaan Dengan Saya
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
Netral (N) 12 20,0
Setuju (S) 27 45,0
Sangat Setuju (SS) 18 30,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.7 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden atau 3,3% menyatakan tidak
setuju , 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 27 responden atau
45,0% menyatakan setuju, dan 18 responden atau 30,0% menyatakan sangat
setuju. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa Artis Pendukung
(Rossa,Keyla Band, Andien,Rio Febrian dll) pada iklan KFC memiliki
kesamaan kesukaan dengan responden.
81
Tabel 4.8
Artis Pendukung Iklan KFC Memiliki Keakraban Terhadap
Penggemarnya dan Saya
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
Netral (N) 17 28,3
Setuju (S) 26 43,3
Sangat Setuju (SS) 16 26,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.8 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan
tidak setuju, 17 responden atau 28,3% menyatakan netral , 26 responden atau
43,3% menyatakan setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Artis Pendukung Iklan KFC Memiliki Keakraban
Terhadap Penggemarnya dan Saya
Tabel 4.9
Saya Menyukai Artis Pendukung Yang Ditayangkan
di Televisi Pada Iklan KFC
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
Netral (N) 18 30,0
Setuju (S) 27 45,0
Sangat Setuju (SS) 13 21,7
Total 60 100,0
82
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.9 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan
tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan netral, 27 responden atau
45,0% menyatakan setuju, dan 13 responden atau 21,7% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan Saya Menyukai Artis Pendukung Yang
Ditayangkan di Televisi Pada Iklan KFC
Tabel 4.10
Saya Yakin Dengan Artis Pendukung Pada Produk KFC
yang Ditayangkan Pada Iklan
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 3 5,0
Netral (N) 15 25,0
Setuju (S) 29 48,3
Sangat Setuju (SS) 13 21,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.10 diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan
tidak setuju, 15 responden atau 25,0% menyatakan netral, 29 responden atau
48,3% menyatakan setuju, dan 13responden atau 21,7% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan Saya Yakin Dengan Artis Pendukung Pada
Produk KFC yang Ditayangkan Pada Iklan.
83
Tabel 4.11
Saya Percaya Dengan Pemberitahuan Mengenai Produk
yang Diungkapkan Oleh Artis Pendukung KFC
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
Netral (N) 18 30,0
Setuju (S) 26 43,3
Sangat Setuju (SS) 15 25,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.11 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan
tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan netral, 26 responden atau
43,3% menyatakan setuju, dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan Saya Percaya Dengan Pemberitahuan Mengenai
Produk yang Diungkapkan Oleh Artis Pendukung KFC
Tabel 4.12
Artis Pendukung KFC Memiliki Pengetahuan Terhadap Produk
Frequency Percent
Netral (N) 10 16,7
Setuju (S) 30 50,0
Sangat Setuju (SS) 20 33,3
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
84
Dari Tabel 4.12 diatas menjelaskan bahwa 10 responden atau 16,7 %
menyatakan netral, 30 responden atau 50,0% menyatakan setuju, dan 20
responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Artis
Pendukung KFC Memiliki Pengetahuan Terhadap Produk
Tabel 4.13
Artis Pendukung KFC Memiliki Pengalaman Meyakinkan Konsumen
Dalam Mengambil Keputusan Pembelian
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
Netral (N) 14 23,3
Setuju (S) 28 46,7
Sangat Setuju (SS) 16 26,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.13 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan
tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 28 responden atau
46,7% menyatakan setuju, dan 16 responden atau 26,7% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan Artis Pendukung KFC Memiliki Pengalaman
Meyakinkan Konsumen Dalam Mengambil Keputusan Pembelian
85
Tabel 4.14
Artis Pendukung KFC Memiliki Keahlian Dalam
Menjelaskan Produk
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 3 5,0
Netral (N) 11 18,3
Setuju (S) 26 43,3
Sangat Setuju (SS) 19 31,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.14 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat
tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju , 11 responden atau
18,3% menyatakan netral, 26 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 19
responden atau 31,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Artis
Pendukung KFC Memiliki Keahlian Dalam Menjelaskan Produk
Tabel 4.15
Artis Pendukung KFC Memiliki Kejujuran Dalam
Menjelaskan Produk
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
Netral (N) 14 23,3
Setuju (S) 21 35,0
86
Sangat Setuju (SS) 22 36,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.15 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan
sangat tidak setuju, 2 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju , 14 responden
atau 23,3% menyatakan netral, 21 responden atau 35,0% menyatakan setuju, dan 22
responden atau 36,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Artis
Pendukung KFC Memiliki Kejujuran Dalam Menjelaskan Produk
Tabel 4.16
Artis Pendukung KFC Memiliki Integritas Yang Tinggi
Terhadap KFC
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
Netral (N) 10 16,7
Setuju (S) 30 50,0
Sangat Setuju (SS) 19 31,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.16 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju , 10 responden atau 16,7% menyatakan netral, 30 responden atau 50,0%
menyatakan setuju, dan 19 responden atau 31,7% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Artis Pendukung KFC Memiliki Integritas Yang Tinggi
Terhadap KFC
87
Tabel 4.17
Artis Pendukung KFC Memiliki Kepercayaan Diri Yang Tinggi
Dalam Menjelaskan Produk Pada Iklan
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Netral (N) 8 13,3
Setuju (S) 33 55,0
Sangat Setuju (SS) 18 30,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.17 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan
sangat tidak setuju , 8 responden atau 13,3% menyatakan netral, 33 responden atau
55,0% menyatakan setuju, dan 18 responden atau 30,0% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Artis Pendukung KFC Memiliki Kepercayaan Diri Yang Tinggi
Dalam Menjelaskan Produk Pada Iklan
Tabel 4.18
KFC Memiliki Desain Penataan Ruangan Yang
Menarik Dan Nyaman
Frequency Percent
Netral (N) 17 28,3
Setuju (S) 26 43,3
Sangat Setuju (SS) 17 28,3
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
88
Dari Tabel 4.18 diatas menjelaskan bahwa 17 responden atau 28,3% menyatakan
netral, 26 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 17 responden atau 28,8%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan KFC Memiliki Desain Penataan
Ruangan Yang Menarik Dan Nyaman
Tabel 4.19
Musik Yang Digunakan KFC Membuat Rileks Pelanggan
di Dalam Ruangan
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
Netral (N) 12 20,0
Setuju (S) 32 53,3
Sangat Setuju (SS) 15 25,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.19 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju , 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 32 responden atau 53,3%
menyatakan setuju, dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Musik Yang Digunakan KFC Membuat Rileks Pelanggan di
Dalam Ruangan
Tabel 4.20
Ruangan Pada KFC Memiliki Aroma Atau Bau Yang
Menciptakan Selera Makan
Frequency Percent
89
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
Netral (N) 14 23,3
Setuju (S) 28 46,7
Sangat Setuju (SS) 17 28,3
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.20 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju , 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 28 responden atau 46,7%
menyatakan setuju, dan 17 responden atau 28,3% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Ruangan Pada KFC Memiliki Aroma Atau Bau Yang
Menciptakan Selera Makan
Tabel 4.21
Tampilan Kursi Serta Dinding Pada Ruangan KFC Menarik
Konsumen Masuk ke KFC
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
Netral (N) 15 25,0
Setuju (S) 32 53,3
Sangat Setuju (SS) 12 20,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.21 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju , 15 responden atau 25,0% menyatakan netral, 32 responden atau 53,3%
90
menyatakan setuju, dan 12 responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Tampilan Kursi Serta Dinding Pada Ruangan KFC Menarik
Konsumen Masuk ke KFC
Tabel 4.22
Desain Bar Counter, Penataan Meja, Penataan Lukisan-Lukisan Dan Sistem
Pencahayaan Dalam Ruangan Pada
KFC Menarik Konsumen
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Netral (N) 15 25,0
Setuju (S) 28 46,7
Sangat Setuju (SS) 16 26,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.22 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan
sangat tidak setuju , 15 responden atau 25,0% menyatakan netral, 28 responden atau
46,7% menyatakan setuju, dan 16 responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Desain Bar Counter, Penataan Meja, Penataan Lukisan-Lukisan
Dan Sistem Pencahayaan Dalam Ruangan Pada KFC Menarik Konsumen
Tabel 4.23
KFC Memiliki Lahan Parkir Yang Luas Dan Tata Letak
Papan Nama dengan Lokasi Yang Strategis
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
91
Netral (N) 13 21,7
Setuju (S) 33 55,0
Sangat Setuju (SS) 13 21,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.23 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju , 13 responden atau 21,7% menyatakan netral, 33 responden atau 55,0%
menyatakan setuju, dan 13 responden atau 21,7% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan KFC Memiliki Lahan Parkir Yang Luas Dan Tata Letak Papan
Nama dengan Lokasi Yang Strategis
Tabel 4.24
Tekstur Dinding Bangunan Luar Ruangan Dan Tekstur Papan Nama Luar
Ruangan Menarik Konsumen
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 3 5,0
Netral (N) 9 15,0
Setuju (S) 31 51,7
Sangat Setuju (SS) 17 28,3
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.24 diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak
setuju , 9 responden atau 15,0% menyatakan netral, 31 responden atau 51,7%
menyatakan setuju, dan 17 responden atau 28,3% menyatakan sangat setuju
92
terhadap pernyataan Tekstur Dinding Bangunan Luar Ruangan Dan Tekstur Papan
Nama Luar Ruangan Menarik Konsumen
Tabel 4.25
Desain Papan Nama Luar Ruangan, Penempatan Pintu Masuk, Bentuk
Bangunan Dilihat Dari Luar dan Sistem Pencahayaan
Luar Ruangan Menarik Konsumen
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
Netral (N) 15 25,0
Setuju (S) 25 41,7
Sangat Setuju (SS) 18 30,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.25 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan tidak
setuju , 15 responden atau 25,0% menyatakan netral, 25 responden atau 41,7%
menyatakan setuju, dan 18 responden atau 30,0% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan Desain Papan Nama Luar Ruangan, Penempatan Pintu Masuk,
Bentuk Bangunan Dilihat Dari Luar dan Sistem Pencahayaan Luar Ruangan
Menarik Konsumen
Tabel 4.26
Harga Produk KFC Sangat Terjangkau
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
93
Netral (N) 18 30,0
Setuju (S) 27 45,0
Sangat Setuju (SS) 13 21,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.26 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju,2 responden atau 3,3% menyatakan tidak
setuju , 18 responden atau 30,0% menyatakan netral, 27 responden atau
45,0% menyatakan setuju, dan 13 responden atau 21,7% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan harga produk KFC sangat terjangkau..
Tabel 4.27
Harga Produk KFC Sesuai Dengan Kemampuan Saya
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 0 0
Netral (N) 17 28,3
Setuju (S) 28 46,7
Sangat Setuju (SS) 15 25,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.27 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju, 0 responden atau 0% menyatakan tidak
94
setuju , 17 responden atau 28,3% menyatakan netral, 28 responden atau
46,7% menyatakan setuju, dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan harga produk KFC sesuai dengan kemampuan
saya
Tabel 4.28
Harga Prduk KFC Sesuai Dengan Kualitas Yang Diberikan Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 3 5,0
Netral (N) 15 25,0
Setuju (S) 27 45,0
Sangat Setuju (SS) 15 25,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.28 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak
setuju , 15 responden atau 25,0% menyatakan netral, 27 responden atau
45,0% menyatakan setuju, dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan harga prduk KFC sesuai dengan kualitas yang
diberikan.
Tabel 4.29
Harga Produk KFC Lebih Murah Dibandingkan Dengan
Harga Pesaingnya Frequency Percent
95
Sangat tidak setuju (STS) 2 3,3
Tidak Setuju (TS) 1 1,7
Netral (N) 17 28,3
Setuju (S) 26 43,3
Sangat Setuju (SS) 14 23,3
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.29 diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak
setuju , 17 responden atau 28,3% menyatakan netral, 26 responden atau
43,3% menyatakan setuju, dan 14 responden atau 23,3% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan harga produk KFC lebi murah dibandingkan
dengan harga pesaingnya.
Tabel 4.30
Harga Produk KFC Sesuai Dengan Harapan Konsumen
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 0 0
Netral (N) 14 23,3
Setuju (S) 27 45,0
Sangat Setuju (SS) 18 30,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
96
Dari Tabel 4.30 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 0 responden atau 0% menyatakan tidak
setuju , 14 responden atau 23,0% menyatakan netral, 27 responden atau
45,0% menyatakan setuju, dan 18 responden atau 30,0% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan harga produk KFC sesuai dengan harapan
konsumen.
Tabel 4.31
Saya Membeli KFC Karena Sudah Sering Mengkonsumsinya
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
Netral (N) 15 25,0
Setuju (S) 28 46,7
Sangat Setuju (SS) 14 23,3
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.31 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju,2 responden atau 3,3% menyatakan tidak
setuju , 15 responden atau 25,0% menyatakan netral, 28 responden atau
46,7% menyatakan setuju, dan 14 responden atau 23,3% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan saya membeli KFC karena sudah sering
mengkonsumsinya.
97
Tabel 4.32
Saya Mencari Informasi Terlebih Dahulu Sebelum Membeli
Produk KFC
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
Netral (N) 13 21,7
Setuju (S) 26 43,3
Sangat Setuju (SS) 18 30,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.32 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju,2 responden atau 3,3% menyatakan tidak
setuju , 13 responden atau 21,7% menyatakan netral, 26 responden atau
43,3% menyatakan setuju, dan 18 responden atau 30,0% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan saya mencari informasi terlebi dahulu sebelum
membeliproduk KFC.
Tabel 4.33
Saya Mengevaluasi Produk KFC Sebelum Melakukan
Keputusan Pembelian
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 2 3,3
98
Netral (N) 19 31,7
Setuju (S) 22 36,7
Sangat Setuju (SS) 16 26,7
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.33 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju,2 responden atau 3,3% menyatakan tidak
setuju , 19 responden atau 37,7% menyatakan netral, 22 responden atau
36,7% menyatakan setuju, dan 16 responden atau 26,7% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan Saya mengevaluasi produk KFC sebelum
melakukan keputusan pembelian.
Tabel 4.34
Saya Melakukan Keputusan Pembelian Setelah Mengetahui
Kelebihan Terdapat di Dalam Produk KFC
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 1 1,7
Tidak Setuju (TS) 5 8,3
Netral (N) 11 18,3
Setuju (S) 28 46,7
Sangat Setuju (SS) 15 25,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
99
Dari Tabel 4.34 diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7%
menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan tidak
setuju , 11 responden atau 18,3% menyatakan netral, 28 responden atau
46,7% menyatakan setuju, dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan saya melakukan keputusan pembelian setela
mengetahui kelebihan terdapat di dalam produk KFC.
Tabel 4.35
Saya Puas Mengkonsumsi Produk KFC
Frequency Percent
Sangat tidak setuju (STS) 0 0
Tidak Setuju (TS) 5 8,3
Netral (N) 16 26,7
Setuju (S) 24 40,0
Sangat Setuju (SS) 15 25,0
Total 60 100,0
Sumber: Data kuesioner yang diolah, 2016
Dari Tabel 4.35 diatas menjelaskan bahwa 0 responden atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan tidak
setuju , 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 24 responden atau
40,0% menyatakan setuju, dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan saya puas mengkonsumsi produk KFC.
100
D. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Model regresi yang
baik dan layak digunakan adalah distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2005: 110).
Gambar 4.2
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
Sumber: hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas grafik normal p-plot, dapat
disimpulkan bahwa dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar
disekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau
101
melebar. Berarti dari grafik ini menunjukkan bahwa model regresi
sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.
Tabel 4.36
Uji Normalitas Kolmogorov –Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 60
Normal Parametersa,,b
Mean 19.3333333
Std. Deviation 2.30314796
Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .094
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .731
Asymp. Sig. (2-tailed) .659
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Berdasarkan uji statistik normalitas pada tabel 4.36 diatas
menunjukan Kolmogorov –Smirnov sebesar 0,731 dan signifikansi
pada 0,659 lebih besar dari 0,05 % , maka dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi dengan normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya Multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance
102
Inflation Factor) dan nilai tolerance. Model regresi dikatakan bebas dari
Multikolinieritas apabila nilai VIF < 10, dan nilai tolerance> 0,1 (10%).
(Ghozali 2005 : 91).
Hasil pengujian VIF dari model regresi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.37
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.474 3.275 1.061 .293
CELEBRITY .237 .074 .399 3.230 .002 .704 1.421
STORE .203 .101 .181 2.012 .048 .810 1.234
HARGA .434 .127 .394 3.412 .001 .804 1.244
a. Dependent Variable: KEP
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Hasil Tabel 4.37 diatas perhitungan nilai Variance Inflation Faktor
(VIF) menunjukkan nilai-nilai VIF variable Celebrity Endorser 1.421,
variabel Store Atmosphere 1.234, variable Harga 1.244 ini menunjukan
tidak ada satu variabel independenpun yang memiliki nilai VIF lebih dari
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonearitas antara
variabel independen dalam model regresi.Hasil perhitungan juga
menunjukan nilai Tolerance masing-masing variabel yaitu, variabel
103
Celebrity Endorser 0,704, variabel Store Atmosphere sebesar 0,810, dan
Harga sebesar 0,804. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 (Tolerance <
0,10), maka hasilnya adalah tidak terjadi Multikolinieritas dalam model
regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2005: 91), bahwa
nilai cutoff yang umum dipakai untuk menilai adanya Multikolinieritas
adalah jika nilai VIF >10 atau nilai tolerance < 0,10.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya.Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. (Ghozali 2005:105). Terdapat beberapa cara untuk
mengetahuinya, beberapa diantaranya yaitu: uji glejser dan metode grafik
(scatterplot)
104
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Dari Gambar 4.3 grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan
pembelian berdasarkan masukan variabel independen (bebas) celebrity
endorser, store atmosphere dan harga. Sesuai dengan pernyataan Imam
Ghozali (2005:105), bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), dan jika tidak ada pola yang jelas
105
serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk memperkuat bahwa data bebas dari Heteroskedastisitas ,data
akan diuji kembali dengan uji Glejser , uji ini digunakan untuk memberikan
angka-angka yang lebih detail untuk menguatkan apakah data yang diolah
mengalami Heteroskedistisitas atau tidak. Ada atau tidaknya
Heteroskedistisitas dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel bebas terhadap
variabel terikat .Apabila hasil dari uji Glejser kurang dari atau sama dengan
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data mengalami Heteroskedistisitas dan
sebaliknya .(Ghozali,2013 :143 )
Tabel 4.38
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.800 1.807 .996 .324
CELEBRITY -.037 .041 -.127 -.917 .363
STORE .170 .048 .459 3.549 .001
HARGA -.174 .070 -.323 -2.486 .016
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan Tabel 4.38 dapat disimpulkan bahwa Variabel Celebrity
Endorser memiliki signifikansi sebesar 0,363 lebih besar dari 0,05 artinya tidak
106
terjadi heteroskedastisitas pada variabel Celebrity endorser, pada variabel Store
Atmosphere memiliki signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 artinya
terjadi heteroskedastisitas pada variabel Store Atmosphere, pada Variabel Harga
memiliki signifikansi sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05 artinya terjadi
heteroskedastisitas pada variabel harga
E. Uji Hipotesis
1. Uji t (parsial)
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali,2009:84).
Tabel 4.39
Uji Signifikasi Parsial ( Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.474 3.275 1.061 .293
CELEBRITY .237 .074 .399 3.230 .002
STORE .203 .101 .181 2.012 .048
HARGA .434 .127 .394 3.412 .001
107
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Hasil uji t hitung pada Tabel 4.39 coefficient diatas dapat diketahui
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
diketahui hasil sebagai berikut:
a. Pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian:
1) Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara celebrity endorser
terhadap keputusan pembelian
2) Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara celebrity endorser terhadap
keputusan pembelian
Hasil uji t variabel celebrity endorser (X1) terhadap keputusan
pembelian (Y) menunjukkan nilai signifikansi 0,002< 0,05. Karena sig.
< α, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien regresi pada variabel celebrity endorser signifikan.Artinya
variabel celebrity endorser secara parsial (individu) berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukan bahwa variabel celebrity
endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
KFC.Penelitian ini sesuai dengan temuan pada penelitian Widodo
(2008) yang berjudul “Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda Vario” hasil
penelitian melalui uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
antara celebrity endorser terhadap keputusan pembelian.
108
b. Pengaruh Stote Atmosphere terhadap keputusan pembelian:
1) Ho : β2 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara Store Atmosphere
terhadap keputusan pembelian
2) Ha : β2≠ 0 ; terdapat pengaruh antara Store Atmosphere terhadap
keputusan pembelian
Hasil uji t variabel Store Atmosphere (X2) terhadap keputusan
pembelian (Y) menunjukkan nilai signifikansi 0,48< 0,05. Karena sig. <
α, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien regresi pada variabel Store Atmosphere signifikan.Artinya
Store Atmosphere secara parsial (individu) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukan bahwa variable Store
Atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
KFC.Penelitian ini sesuai dengan temuan pada Arifin (2009) yang
berjudul “Dampak Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian”
Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh komponen store
atmosphere terhadap keputusan pembelian
hasil penelitian melalui uji t menunjukkan bahwa variabel store
atmosphere berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
c. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian:
1) Ho : β3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap
keputusan pembelian
109
2) Ha : β3≠ 0 ; terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan
pembelian
Hasil uji t variabel harga (X3) terhadap keputusan pembelian (Y)
menunjukkan nilai signifikansi 0,01< 0,05. Karena sig. < α, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi
pada variabel harga signifikan.Artinya variabel harga secara parsial
(individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maichael
Tirajoh (2013 yang berjudul “Motivasi, Persepsi dan Harga
Pengaruhnya Terhadap Animo Pembelian Produk Pada KFC Megamas
Manado”.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Motivasi, Persepsi, dan Harga secara simultan mempunyai pengaruh
terhadap Animo Pembelian.
2.Uji F (simultan)
Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan
untuk mengetahui semua pengaruh variabel independen yang diuji pada
tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Ha : β1,2,3,4≠ 0 ; terdapat pengaruh antara celebrity endorser, store
atmosphere, dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian.
110
b. Ho : β1,2,3,4 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara celebrity endorser, store
atmosphere, dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian
Tabel 4.40
Uji Signifikasi simultan( Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 312.965 3 104.322 12.367 .000a
Residual 472.368 56 8.435
Total 785.333 59
a. Predictors: (Constant), HARGA, STORE, CELEBRITY
b. Dependent Variable: KEP
Nilai F hitung yang diperoleh dari Tabel 4.40 sebesar 12,367 dengan
tingkat signifikasi 0,000 karena tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05
maka model regresi ini dapat dipakai untuk variabel keputusan pembelian.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel celebrity endorser, store
atmosphere, dan harga secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.
F.Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi linier berganda.Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat
analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel
yang berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana
111
variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan
persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.41
Hasil regresi linier berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.474 3.275 1.061 .293
CELEBRITY .237 .074 .399 3.230 .002
STORE .203 .101 .181 2.012 .048
HARGA .434 .127 .394 3.412 .001
a. Dependent Variable: KEP
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.41 Coefficients diatas dapat diperoleh persamaan
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 3,474+ 0,237 X1 + 0,203 X2 + 0,434 X3 + e
Keterangan:
Y = Keputusan pembelian
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b 1 = Koefisien regresi celebrity endorser
X1 = Celebrity Endorser
b2 = Koefisien regresi Store Atmosphere
X2 = Store Atmosphere
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
e
112
b3 = Koefisien regresi Harga
X3 = Harga
e = Standar eror
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar
3,474. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel celebrity endorser, store
atmosphere dan harga dianggap konstan atau bernilai 0 (nol), maka keputusan
pembelian akan meningkat sebesar 3,474 satuan atau 47,4%. Koefisien regresi
pada variabel celebrity endorser sebesar 0,237, hal ini berarti jika variabel
celebrity endorser bertambah satu satuan maka variabel keputusan pembelian
akan meningkat sebesar 0,237 satuan atau 23,7%. Dengan catatan variabel
lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel store atmosphere
sebesar 0,203, hal ini berarti jika variabel store atmosphere bertambah satu
satuan maka variabel keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,203
satuan atau 20,3%. Dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien
regresi pada variabel harga sebesar 0,434, hal ini berarti jika variabel harga
bertambah satu satuan maka variabel keputusan pembelian akan meningkat
sebesar 0,434 satuan atau 43,4%. Dengan catatan variabel lain dianggap
konstan.
113
G. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang
dilihat melalui R square. Untuk mengetahui determinasi variabel yang
diteliti dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.42
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), HARGA, STORE, CELEBRITY
b. Dependent Variable: KEP
Sumber : hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2016
Dari Tabel 4.42 diatas diketahui nilai koefisien R sebesar 0,631
mengandung arti bahwa hubungan antara variabel celebrity endorser, store
atmosphere, dan harga dengan keputusan pembelian sebesar 0,631 atau
mempunyai hubungan yang sangat kuat (Sugiono dalam Duwi Priyatno, 2010:
65).
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .631a .399 .366 2.904
114
Nilai koefisien R2(adjusted R square) 0,366 hasil ini menunjukan bahwa
36,6% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga
variabel independen (celebrity endorser, store atmosphere, dan harga). R square
berkisar pada angka 0-1, dengan catatan semakin besar angka R square maka
semakin kuat hubungan dari keempat variabel dalam model regresi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa 36,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan
oleh variabel celebrity endorser, store atmosphere, dan harga. Dan selisihnya
63,4% (100% - 36,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini seperti variabel word of mouth, inovasi, gaya hidup, dan lain-lain
yang secara teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
115
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis
pengaruh celebrity endorser, store atmosphere dan harga terhadap keputusan
pembelian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara parsial, hasil uji t menunjukan
bahwa variabel celebrity endorser (X1) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian (Y). Karena nilai thitung > ttabel yaitu (3,230 > 2,003) dan
memiliki nilai sig. (0,002 < 0,05).
2. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara parsial, hasil uji t menunjukan
bahwa variabel store atmosphere (X2) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian (Y). Karena nilai thitung > ttabel yaitu (2,012 > 2,003) dan
memiliki nilai sig. (0,048 < 0,05).
3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara parsial, hasil uji t menunjukan
bahwa variabel harga (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y). Karena nilai thitung > ttabel yaitu (3,412> 2,003) dan memiliki
nilai sig. (0,001 < 0,05).
4. Berdasarkan hasil uji regresi berganda secara simultan, hasil uji F
menunjukan bahwa ketiga variabel independen yaitu celebrity endorser,
store atmosphere dan harga dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dan nilai
Fhitung (12,367) > Ftabel (2,77) memberikan kontribusi yang besar terhadap
variabel keputusan pembelian.
116
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas. Maka implikasi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel celebrity endorser berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini membuktikan bahwa
semakin tinggi celebrity endorser maka akan semakin tinggi keputusan
pembelian, maka perlu adanya peningkatan celebrity endorser dengan
melakukan pemilihan artis pendukung yang sesuai untuk meyakinkan
konsumen.
2. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel store atmosphere berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini membuktikan bahwa
semakin baiknya store atmosphere maka akan semakin tinggi keputusan
pembelian, maka perlu adanya peningkatan store atmosphere dengan
melakukan desain ruangan yang lebih menarik lagi, sehingga menambah
kenyamanan bagi pelanggan.
3. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi
harga maka akan semakin tinggi keputusan pembelian, maka perlu adanya
peningkatan harga dengan melakukan strategi penetapan harga yang lebih
baik lagi dengan menawarkan discount harga penjualan terhadap produk
baru.
117
C. Saran
Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Bagi Perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian harga merupakan variabel yang paling
mempengaruhi keputusan pembelian diantara variabel independen lainya
karena memiliki nilai beta standardized coefficient sebesar 0,394, dan
memiliki nilai sig. (0,001 < 0,05), maka peneliti menyarankan kepada KFC
untuk meningkatkan strategi harga misalnya dengan cara lebih
menggencarkan promo diskon 50% perusahaan dapat memberikan potongan
harga atau diskon agar konsumen dapat membeli segala macam produk
restoran KFC dengan harga yang cukup terjangkau, maka KFC perlu
menginformasikan promo tersebut pada iklan di televisi, majalah dan lain -
lain.
2. Bagi Institusi
Bagi institusi yang ingin melakukan penelitian yang sejenis, disarankan untuk
meneliti variabel-variabel lain selain celebrity endorser, store atmosphere dan
harga , karena dari penelitian ini diketahui 63,4% masih ada faktor-faktor lain
yang mempengaruhi keputusaan pembelian.
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisa pada KFC lebih dari
satu wilayah sehingga menghasilkan variasi jawaban yang akan menghasilkan
penelitian yang lebih baik lagi. Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu
kuesioner yang bersifat double barelled (terdapat lebih dari satu masalah dalam
118
satu pertanyaan), maka bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperbaiki
kalimat pada kuesioner dan memperbaiki penulisan usia pada data karakteristik
responden.
110
119
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2011. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Arifin, Zainal. 2009. Dampak Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian.
Fakultas Ilmu Administrasi Unibraw. Malang.
Barsky, Keki R. 2000. “Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty. AMA
Management Briefing, New York.
Berman, Barry dan Evans, Joel R. 2004. Retail Management A Strategic Apporoach.
Ninth Editon. New Jersey.
1997. “Marketing”, Seventh edition, Prentice Hall. Inc.
New Jersey.
Cannon, Perreault dan McCarthy. 2009. Pemasaran Dasar Pendekatan Manajerial
Global Buku 2 Edisi 16. Salemba Empat, Jakarta.
Chandra, Handi. 2008. “Marketing untuk Orang Awam”. Maxicom. Palembang
Daryanto. 2011. “ManajemenPemasaran”. Cetakan 1. PT. Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera. Bandung.
Dessyana. 2013. “Store Atmosphere Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Di Texas Chicken Multimart Ii Manado”. ISSN 2303-1174.
Manado
Fuad. 2010. “Store Atmosphere Dan Perilaku Pembelian Konsumen Di Toko Buku
Gramedia Malang”. Jurnal Manajemen. Malang.
Ghozali, Imam. 2011. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi 5”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hamid, Abdul. 2010. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Handi Chandra. 2008. “Marketing UntukOrang Awam”. Maxilon. Palembang.
120
Herdiani. 2010. “Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merk Rabbani Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen (Studi kasus dilakukan di Rabbani
Tasikmalaya)”. Jurnal Manajemen. Tasikmalaya.
Hsu, Chung-kue, and McDonald, Daniella. 2002. “An Examination on Multiple
Celebrity Endorsers in Advertising”. Journal of Product & Brand
Management.
Kotler dan Keller. 2012. “Marketing Management Edisi 14”. Global Edition. Pearson
Prentice Hall. New Jersey.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2000. “Manajemen Pemasaran”. Edisi
Millenium. Dialihbahasakan oleh Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, Benjamin
Molan. PT Indeks. Jakarta.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. “Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 2”. Edisi
kedua belas. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. 2009. “Manajemen Pemasaran”,
Terjemahan:Bob Sabran. Edisi 13 Jilid 1 dan 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip. 2003. “Marketing Management”, the milenium edition. Prence-Hall.
Inc. New Jersey.
. 2005.“Manajemen Pemasaran”. Terjemahan Benyamin Molan. Edisi
11. PT. Indah Sejati, Klaten.
Lamb, Charles. W. et.al. 2001. “Pemasaran”. Buku I Edisi Pertama. Salemba Empat.
Jakarta.
Levy & Weitz. 2001. “Retailing Management, 4th
edition”. Mc.Graw Hill, New
York.
Levy, Michael & Weitz, Barton A. 2007. “Retailing Management”, 6th Edition.
McGraw-Hill. New York.
Ohanian, Roobina. 1991. “The Impact of Celebrity Spokespersons’ Perceived Image
on Consumers’ Intention to Purchase”. Journal of Advertising Research,
(February/March). 46-54.
Peter, J. P., Olson. J. C,. 1999. “Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Edisi
keempat (terjemahan). Erlangga. Jakarta.
121
Rangkuti, Freddy. 2003. ”Measuring Customer Satisfaction (Teknik Mengukur dan
Strategi Meningkarkan Kepuasan Pelanggan)”. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Risman (2012) “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Garam
Lososa PT. Garam (Persero) Di Kota Padang”. Jurnal Manajemen. Padang.
Royan, Frans M. 2004. “Marketing Selebrities”. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Saladin, Djaslim. 2004. “Manajemen Pemasaran”, Linda Karya. Bandung.
Santoso, Singgih. 2011. “Mastering SPSS”. Kompas Gramedia. Jakarta.
Sapitri. 2011 “Pengaruh Celebrity Endorser Dian Sastrowardoyo Terhadap
Keputusan Pembelian Shampoo L’oreal”. Jurnal Manajemen. Riau
Schiffman & Kanuk. 2004. “Perilaku Konsumen (edisi 7)”. Prentice Hall. Jakarta.
Shimp, A. Terence. 2002. “Periklanan Promosi”. Penerbit Erlangga. Jakarta.
. 2003. “Periklanan Promosi”. Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Sugiono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Alfabeta.
Bandung.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. “Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Salemba Empat, Jakarta.
Sukma. 2012. “Suasana Toko Dalam Menciptakan Emosi Dan Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Pembelian”, Jurnal Volume 6 No. 1 Tahun.
Sutisna & Teddy Pawitra. 2001. “Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran”.
PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Swasta dan Irawan. 2005. “Manajemen Pemasaran Modern”. Edisi Kedua Cetakan
Kedua. Liberty. Yogyakarta.
Swastha, Basu. 2003. “Manajemen Pemasaran Modern“, edisi kedua, Yogyakarta.
Liberty.
122
Tjiptono, Fandy. 2011. “Pemasaran Jasa”, Bayumedia, Malang.
Tom, G., Clark, R., Elmer, L., Grech, E., Masetti Jr. J., and Sandhar, H. 1992. “The
Use of Created versus Celebrity Spokespersons in Advertisements”. The
Journal of Consumer Marketing. 19 (4), 45-51.
Widayanti. 2006. “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Kunjungan Wisatawan
Domestik (Studi Kasus Di Taman Rekreasi Sengkaling Malang)”. Malang
Widodo, Iwan. 2008. “Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Merek Honda Vario”. Jurnal Manajemen.
Wiwoho, Ardjuno. 2008.”Pengetahuan Tata Hidang”. Esensi. Jakarta
Sukmawati, Kartika. 2011. Pengaruh Kualitas Layanan, Harga dan Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Transportasi Kereta Api
Eksekutif. Jurnal Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Oentoro, Deliyanti, 2012, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.
Iswayanti, Ika Putri. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas produk, Kualitas Pelayanan,
Harga dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada
Rumah Makan “Soto Angkring Mas Boed” di Semarang). Jurnal Pemasaran.
Universitas Diponegoro.
Tirajoh, Maichel. 2013. “Motivasi, Persepsi dan Harga Pengaruhnya Terhadap
Animo Pembelian Produk pada KFC Megamas Manado”. Jurnal EMBA.
Volume 1 No. 4, Desember. ISSN 2303-1174
www.kfcku.com
www.topbrand-award.com
123
Lampiran 1: Lembar Kuesioner Penelitian
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Kepada:
Yth.Konsumen Restoran KFC
Di Tempat
DenganHormat,
Dalam usaha untuk melengkapi tugas–tugas dan memenuhi syarat-syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta, maka dengan ini saya beritahukan bahwa:
Nama : Muhamad Zain
Nim : 109081000003
Jurusan : Manajemen
Sedang melakukan penelitian dengan mengambil Judul “ Pengaruh Celebrity
Endorser,Store Atmosphere Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi
Kasus Pada Restoran KFC Taman Topi Square di Kota Bogor )”.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Celebrity Endorser, Store Atmosphere Dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk KFC.
Dengan mempertimbangkan pentingnya penelitian tersebut, maka saya sangat
mengharapkan kerjasama anda dalam memberikan data yang diperlukan dalam
penelitian ini dengan benar tanpa dipengaruhi oleh pihak-pihak lain.
124
Dimohon untuk membaca setiap pernyataan secara hati-hati dan menjawab
dengan lengkap semua pernyataan, karena apabila terdapat salah satu nomor
yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting
memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Kurang lebihnya mohon maaf atas bantuan dan kerjasama anda dalam
penelitian ini saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya
Muhamad Zain
NIM :109081000003
125
SCRENING QUESTION
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan
kepada bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini :
1. Saya pernah membeli dan mengkonsumsi produk KFC :
( ) pernah ( ) tidak pernah
IDENTITAS RESPONDEN
A. Identitas Responden
Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan
kepada bapak/Ibu/Sdra/Sdri untuk mengisi dengan menulis dan menceklis (√)
data-data berikut ini :
Nama : ...............................................
No. Telepon : ……………………………...
Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia : ( ) 17 – 23 thn ( ) 31 – 40 thn
( ) 24 – 30 thn ( ) > 40 thn
126
Pekerjaan : ( ) Pelajar/ Mahasiswa ( ) PNS
( ) Karyawan/ Swasta ( ) Wiraswasta
( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Lainnya
PenghasilanPerbulan : ( ) <Rp. 2.000.000
( ) Rp. 2.000.001 s/d Rp. 3.000.000
( ) Rp. 3.000.001 s/d Rp. 6.000.000
( ) >Rp. 6.000.001
Frekuensi kunjungan perbulan:
Sekali
2 – 3 kali
4 – 5 kali
6 – 7 kali
> 7 kali
B. Cara PengisianKuesioner
Pernyataan -pernyataan di bawah ini bertujuan untuk mengetahui
pendapatan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian
KFC . Pada setiap pertanyaan/ pernyataan telah disediakan bagian lima poin
skala disampingnya dengan keterangan sebagai berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral (N) 4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
127
Pernyataan untuk Variabel Celebrity Endorser (X1)
No Pernyataan STS TS N S SS
1 Artis pendukung ( Rossa, Keyla Band,
Andien,Rio Febrian dll) pada iklan KFC
memiliki kesamaan kesukaan dengan saya
2 Artis pendukung iklan KFC memiliki
keakraban terhadap penggemarnya dan saya
3 Saya menyukai artis pendukung yang
ditayangkan di televisi pada iklan KFC
4 Saya yakin dengan artis pendukung pada
produk KFC yang ditayangkan pada iklan
5 Saya percaya dengan pemberitahuan
mengenai produk yang diungkapkan oleh artis
pendukung KFC
6 Artis pendukung KFC memiliki pengetahuan
terhadap produk
7 Artis pendukung KFC memiliki pengalaman
meyakinkan konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian
8 Artis pendukung KFC memiliki keahlian
dalam menjelaskan produk
9 Artis pendukung KFC memiliki kejujuran
dalam menjelaskan produk
10 Artis pendukung KFC memiliki integritas
yang tinggi terhadap KFC
11 Artis pendukung KFC memiliki kepercayaan
diri yang tinggi dalam menjelaskan produk
pada iklan
128
Pernyataan untuk Variabel Store Atmosphere (X2)
No Pernyataan STS TS N S SS
1 KFC memiliki desain penataan ruangan yang
menarik dan nyaman
2 Musik yang digunakan KFC membuat rileks
pelanggan di dalam ruangan
3 Ruangan pada KFC memiliki aroma atau bau
yang menciptakan selera makan
4 Tampilan kursi serta dinding pada ruangan
KFC menarik konsumen masuk ke KFC
5 Desain bar counter, penataan meja, penataan
lukisan-lukisan dan sistem pencahayaan
dalam ruangan pada KFC menarik konsumen
6 KFC memiliki lahan parkir yang luas dan tata
letak papan nama dengan lokasi yang
strategis
7 Tekstur dinding bangunan luar ruangan dan
tekstur papan nama luar ruangan menarik
konsumen
8 Desain papan nama luar ruangan,
penempatan pintu masuk, bentuk bangunan
dilihat dari luar, dan sistem pencahayaan luar
ruangan menarik konsumen
129
Pernyataan untuk Variabel Harga (X3)
No Pernyataan STS TS N S SS 1 Harga produk KFC sangat terjangkau
2 Harga produk KFCsesuai dengan
kemampuan
3 Harga produk KFC sesuai dengan
kualitas yang diberikan
4 Harga produk KFC lebih murah
dibandingkan dengan harga pesaingya
5 Harga produk KFC sesuai dengan
harapan konsumen
Pernyataan untuk Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya membeli KFC karena sudah sering
mengkonsumsinya
2 Saya mencari informasi terlebih dahulu
sebelum membeli produk KFC
3 Saya mengevaluasi produk KFC sebelum
melakukan keputusan pembelian
4 Saya melakukan keputusan pembelian
setelah mengetahui kelebihan yang
terdapat didalam produk KFC
5 Saya puas mengkonsumsi produk KFC
130
Lampiran 2: Tabulasi try out validitas dan reliabilitas
Celebrity Endorser (X1)
Resp
.
NOMOR KUESIONER Tota
l CE
1
CE
2
CE
3
CE
4
CE
5
CE
6
CE
7
CE
8
CE
9
CE1
0
CE1
1
1 5 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 85
2 3 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 86
3 3 4 4 4 5 4 3 3 5 4 4 82
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 82
5 4 3 3 4 4 4 5 3 5 4 4 84
6 4 4 3 4 3 3 4 5 3 4 4 86
7 5 4 4 4 3 5 5 3 4 4 4 90
8 4 4 4 3 4 5 3 5 3 5 5 66
9 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 1 61
10 4 4 3 3 3 5 3 2 5 4 4 82
11 5 4 4 4 3 5 5 2 2 4 4 78
12 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 79
13 5 4 5 3 4 4 4 4 3 4 3 91
14 5 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 91
15 3 4 4 2 3 4 3 5 5 5 5 69
16 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 77
17 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 95
18 4 3 4 4 3 3 4 5 4 5 5 90
19 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 93
20 2 5 2 3 5 5 5 5 5 5 5 47
131
Store Atmosphere (X2)
Resp. NOMOR KUESIONER
Total SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8
1 3 4 5 2 4 4 2 2 26
2 3 3 3 3 3 3 3 3 24
3 3 3 3 3 3 3 4 3 25
4 4 4 4 4 5 4 5 4 34
5 5 5 5 4 5 4 5 5 38
6 4 4 4 4 5 4 4 4 33
7 5 5 5 4 5 4 5 5 38
8 5 5 5 5 5 4 5 4 38
9 5 4 4 5 4 5 5 5 37
10 5 4 4 5 4 5 5 5 37
11 4 4 4 4 4 4 5 4 33
12 3 3 4 4 4 4 5 3 30
13 3 3 4 4 3 4 4 3 28
14 3 3 4 3 5 3 3 3 27
15 5 5 5 5 5 5 5 5 40
16 3 3 3 3 3 3 3 3 24
17 4 4 5 5 5 5 4 4 36
18 3 2 2 3 1 2 2 2 17
19 4 4 3 4 3 4 2 4 28
20 4 4 4 4 4 4 4 4 32
132
Harga (X3)
Resp. NOMOR KUESIONER
Total HA1 HA2 HA3 HA4 HA5
1 4 3 5 4 4 20
2 4 4 4 3 3 18
3 4 3 4 4 5 20
4 4 3 3 4 4 18
5 2 3 2 1 3 11
6 3 3 3 3 5 17
7 3 3 3 2 4 15
8 3 3 4 4 4 18
9 4 4 4 4 5 21
10 4 5 4 5 4 22
11 3 3 2 1 3 12
12 4 3 4 3 4 18
13 2 4 4 3 3 16
14 5 5 3 4 4 21
15 3 4 4 3 5 19
16 4 5 3 4 3 19
17 3 4 3 3 4 17
18 4 4 4 3 5 20
19 3 5 4 3 4 19
20 3 3 2 3 1 12
133
Keputusan Pembelian (Y)
Resp. NOMOR KUESIONER
Total KP1 KP2 KP3 KP4 KP5
1 4 5 3 5 5 22
2 4 4 3 4 5 20
3 4 3 5 3 4 19
4 2 5 5 4 4 20
5 4 5 3 3 5 20
6 4 5 5 5 2 21
7 2 3 2 1 2 10
8 4 4 5 2 2 17
9 3 1 2 2 2 10
10 4 5 3 3 3 18
11 5 4 4 3 3 19
12 4 5 3 4 3 19
13 4 3 3 4 4 18
14 3 3 4 5 4 19
15 3 2 1 2 3 11
16 5 4 3 4 4 20
17 3 2 3 2 2 12
18 4 4 4 5 3 20
19 4 5 4 3 4 20
20 1 3 3 2 3 12
134
Celebrity Endorser (X1)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
CE1 37,60 41,200 ,416 ,744 ,870
CE2 37,80 42,589 ,561 ,759 ,858
CE3 37,95 44,155 ,391 ,693 ,867
CE4 38,05 42,682 ,502 ,539 ,861
CE5 37,90 42,305 ,528 ,571 ,859
CE6 37,30 42,537 ,537 ,697 ,859
CE7 37,60 39,832 ,661 ,650 ,850
CE8 37,60 37,516 ,581 ,737 ,859
CE9 37,60 38,042 ,595 ,601 ,856
CE10 37,20 39,221 ,839 ,941 ,840
CE11 37,40 38,253 ,787 ,919 ,840
Store Atmosphere (X2)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
SA1 27,35 29,818 ,856 ,945 ,927
SA2 27,45 30,050 ,850 ,923 ,927
SA3 27,25 30,724 ,741 ,908 ,934
SA4 27,35 30,661 ,755 ,838 ,933
SA5 27,25 28,724 ,748 ,832 ,935
SA6 27,35 30,871 ,802 ,825 ,931
SA7 27,25 28,408 ,738 ,698 ,937
SA8 27,50 28,684 ,859 ,935 ,926
135
Harga (X3)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
HA1 14,20 6,800 ,564 ,437 ,684
HA2 13,95 7,524 ,328 ,175 ,758
HA3 14,20 6,379 ,611 ,500 ,663
HA4 14,45 5,418 ,679 ,593 ,626
HA5 13,80 6,589 ,403 ,326 ,744
Keputusan Pembelian (Y)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
KP1 13,80 11,537 ,438 ,213 ,729
KP2 13,60 9,305 ,642 ,427 ,651
KP3 13,95 11,313 ,406 ,326 ,741
KP4 14,05 9,103 ,669 ,462 ,639
KP5 14,00 11,474 ,418 ,334 ,736
136
Lampiran 3: Frekuensi Jawaban Responden
Celebrity Endorser (X1)
CE1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 2 3.3 3.3 5.0
3 12 20.0 20.0 25.0
4 27 45.0 45.0 70.0
5 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
CE2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.7 1.7 1.7
3 17 28.3 28.3 30.0
4 26 43.3 43.3 73.3
5 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
137
CE3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 3.3 3.3 3.3
3 18 30.0 30.0 33.3
4 27 45.0 45.0 78.3
5 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
CE4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 5.0 5.0 5.0
3 15 25.0 25.0 30.0
4 29 48.3 48.3 78.3
5 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
C35
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.7 1.7 1.7
3 18 30.0 30.0 31.7
4 26 43.3 43.3 75.0
5 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
138
CE6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 10 16.7 16.7 16.7
4 30 50.0 50.0 66.7
5 20 33.3 33.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
CE7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 3.3 3.3 3.3
3 14 23.3 23.3 26.7
4 28 46.7 46.7 73.3
5 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
CE8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 3 5.0 5.0 6.7
3 11 18.3 18.3 25.0
4 26 43.3 43.3 68.3
5 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
139
CE9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 2 3.3 3.3 5.0
3 14 23.3 23.3 28.3
4 21 35.0 35.0 63.3
5 22 36.7 36.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
CE10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.7 1.7 1.7
3 10 16.7 16.7 18.3
4 30 50.0 50.0 68.3
5 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
CE11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
3 8 13.3 13.3 15.0
4 33 55.0 55.0 70.0
5 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
140
Store Atmosphere (X2)
SA1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 17 28.3 28.3 28.3
4 26 43.3 43.3 71.7
5 17 28.3 28.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
SA2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.7 1.7 1.7
3 12 20.0 20.0 21.7
4 32 53.3 53.3 75.0
5 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
141
SA3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.7 1.7 1.7
3 14 23.3 23.3 25.0
4 28 46.7 46.7 71.7
5 17 28.3 28.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
SA4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.7 1.7 1.7
3 15 25.0 25.0 26.7
4 32 53.3 53.3 80.0
5 12 20.0 20.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
SA5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
3 15 25.0 25.0 26.7
4 28 46.7 46.7 73.3
5 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
142
SA6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.7 1.7 1.7
3 13 21.7 21.7 23.3
4 33 55.0 55.0 78.3
5 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
SA7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 5.0 5.0 5.0
3 9 15.0 15.0 20.0
4 31 51.7 51.7 71.7
5 17 28.3 28.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
SA8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 3.3 3.3 3.3
3 15 25.0 25.0 28.3
4 25 41.7 41.7 70.0
5 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
143
Harga (X3)
HA1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 3.3 3.3 3.3
3 18 30.0 30.0 33.3
4 27 45.0 45.0 78.3
5 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
HA2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 17 28.3 28.3 28.3
4 28 46.7 46.7 75.0
5 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
HA3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 3 5.0 5.0 5.0
3 15 25.0 25.0 30.0
4 27 45.0 45.0 75.0
5 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
144
HA4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 2 3.3 3.3 3.3
2 1 1.7 1.7 5.0
3 17 28.3 28.3 33.3
4 26 43.3 43.3 76.7
5 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
HA5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
3 14 23.3 23.3 25.0
4 27 45.0 45.0 70.0
5 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
145
Keputusan Pembelian (Y)
KP1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 2 3.3 3.3 5.0
3 15 25.0 25.0 30.0
4 28 46.7 46.7 76.7
5 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
KP2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 2 3.3 3.3 5.0
3 13 21.7 21.7 26.7
4 26 43.3 43.3 70.0
5 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
146
KP3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 2 3.3 3.3 5.0
3 19 31.7 31.7 36.7
4 22 36.7 36.7 73.3
5 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
KP4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 1.7 1.7 1.7
2 5 8.3 8.3 10.0
3 11 18.3 18.3 28.3
4 28 46.7 46.7 75.0
5 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
147
KP5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 5 8.3 8.3 8.3
3 16 26.7 26.7 35.0
4 24 40.0 40.0 75.0
5 15 25.0 25.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Lampiran 4: Hasil SPSS Uji Normalitas
Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas
148
Lampiran 5: Hasil SPSS Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.474 3.275 1.061 .293
CELEBRITY .237 .074 .399 3.230 .002 .704 1.421
STORE .203 .101 .181 2.012 .048 .810 1.234
HARGA .434 .127 .394 3.412 .001 .804 1.244
a. Dependent Variable: KEP
Lampiran 6 : Hasil SPSS Uji Heteroskedastisitas
Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
149
Lampiran 7: Hasil SPSS Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.474 3.275 1.061 .293
CELEBRITY .237 .074 .399 3.230 .002
STORE .203 .101 .181 2.012 .048
HARGA .434 .127 .394 3.412 .001
a. Dependent Variable: KEP
Lampiran 8 : Hasil SPSS Uji KoefisienDeterminasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), HARGA, STORE, CELEBRITY
b. Dependent Variable: KEP
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .631a .399 .366 2.904
150
Lampiran 9: HasilUji t (Parsial)
Uji Signifikasi Parsial ( Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.474 3.275 1.061 .293
CELEBRITY .237 .074 .399 3.230 .002
STORE .203 .101 .181 2.012 .048
HARGA .434 .127 .394 3.412 .001
Lampiran 10: HasilUji F (Simultan)
Uji Signifikasi simultan( Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 312.965 3 104.322 12.367 .000a
Residual 472.368 56 8.435
Total 785.333 59
a. Predictors: (Constant), HARGA, STORE, CELEBRITY
b. Dependent Variable: KEP
top related