pengamatan arsitektur dan perilaku - temu ilmiah...
Post on 05-Feb-2018
282 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TEMU ILMIAH IPLBI 2015
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 159
Pengamatan Arsitektur dan Perilaku Studi Kasus Paud GMIM Karunia Tumpaan–Kakas
Verly Lodewyk Makalew(1), Judy Obed waani(2)
(1) Mahasiswa S2, Magister Program Studi Arsitektur PascaSarjana Universitas Sam Ratulangi Manado. (2) Program Studi Arsitektur PascaSarjana Universitas Sam Ratulangi Manado.
Abstrak
Bangunan merupakan suatu bentuk karya seni arsitektur yang dituangkan dalam bentuk nyata untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan manusia akan tempat bernaung sesuai dengan fungsinya. Desain
arsitektur tidak lepas dari perilaku manusia sebagai pembentuknya dan hubungan manusia dengan
lingkungan fisiknya. Fenomena ini menunjuk pada pola–pola perilaku pribadi, yang berkaitan dengan
lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal manusia atau perilaku sosial
manusia. Pembahasan Arsitektur Perilaku PAUD GMIM Karunia di Desa Tumpaan Kecamatan Kakas
Kabupaten Minahasa merupakan Penelitian yang bertujuan untuk menggali dan menggambarkan
unsur-unsur atribut lingkungan apa saja yang terjadi di PAUD GMIM Karunia di Desa Tumpaan,
Kakas-Minahasa melalui pengamatan perilaku anak PAUD maupun pemakai lainnya. Metode
penelitian yang digunakan adalah dengan Peta Perilaku (Behavioral Mapping). Peta perilaku dapat
berupa place-centered map dan person centered map. Dalam penelitian ini digunakan metode place
centered map dan person centre map dan Design Guide Lines untuk melihat bagaimana manusia
mengaturdirinyadalamsuatulokasitertentu(Sommerdkk,1980).
Kata-kunci : Arsitektur Perilaku manusia, Pengamatan, PAUD
Dalam Konteks perancangan lingkungan hal
yang sangat penting untuk diperhatikan adalah
persepsi lingkungan yakni interpretasi tentang
suatu seting oleh individu didasarkan latar
belakang budaya, nalar dan pengalaman indi-
vidu tersebut. Hal ini yang akan mempen-garuhi
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan peran-
cang ( Rapopot 1977).
Fenomena ini menunjuk pada pola–pola perilaku
pribadi, yang berkaitan dengan lingkungan fisik
yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal
manusia atau perilaku sosial manusia.
Pembahasan perilaku di PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) ”Karunia” di GMIM (Gereja Masehi
Injili Minahasa) Jemaat Sola-Gratia Tumpaan-
Wilayah Pakolor Indah Kecamatan Kakas Kabu-
paten Minahasa merupakan pengamatan terha-
dap interaksi pengguna bangunan bagi anak
didik dengan guru/bunda, anak didik dengan
anak didik maupun pemakai/pengguna lainnya
dengan lingkungan sekitar guna mencermati
pola perilaku pengguna bangunan tersebut.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas
sehingga rumusan masalahnya adalah:
Atribut lingkungan apa saja yang ditemukan
pada pengamatan Arsitektur dan Perilaku di
PAUD ”Karunia” GMIM Sola-Gratia Tumpaan,
Wilayah Pakolor Indah, Kecamatan Kakas-
Kabupaten Minahasa ?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menda-
patkan atribut lingkungan melalui fenomena
perilaku yang ada di PAUD Karunia Tumpaan
tersebut.
Dengan adanya penulisan ini diharapkan mampu
menyajikan data deskriptif dan gambar/grafis
/image tentang fenomena Perilaku & atribut
lingkungan di PAUD GMIM ”Karunia” Desa Tum-
paan, Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa.
Pengamatan Arsitektur dan Perilaku
E 160 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Menemukan data, indikasi dan analisa sebab-
akibat dan mengumpulkan data yang terukur
tentang fenomena perilaku anak didik di PAUD
GMIM Karunia Desa Tumpaan-Kakas dalam
suatu Setting Ruang yang terbentuk pada
komunitas ini.
Pengantar
Pengertian Teori Atribut
Atribut lingkungan dirumuskan oleh weisman
(1981) sebagai suatu produk dari organisasi,
individu dan setting fisik. Model sistem lingku-
ngan dan perilaku digambarkan Weisman dalam
suatu bagan, lihat diagram 01.
Atribut lingkungan (Weisman, 1981) tersebut
meliputi: 1. Perangsang indera (sensory stimulation)
2. Kontrol (control)
3. Adaptabilitas (adaptability)
4. Legibilitas (legibility)
5. Aksesibilitas (accessibility)
6. Kesesakan (crowdedness)
7. Kenyamanan (comfortability)
8. Privasi (privacy)
9. Sosialitas (sociality)
10. Teritorialitas (territoriality)
11. Ruang personal (personal space)
12. Personalitas (personality)
13. Kejenuhan (surfeited)
14. Visiabilitas (visiability)
Pada penelitian ini hanya beberapa yang diba-
has, yang merupakan wujud minimal utama,
mewakili atribut tersebut di atas.
Diagram 01.
Skema Model Sistem Perilaku Lingkungan
Lewin (Sarwono, 1992) membuat rumusan
bahwa tingkah laku (B=behavior) adalah fungsi
dari keadaan pribadi orang yang bersangkutan
(P= person) dan lingkungan dimana orang itu
berada (E=environment), dapat diformulakan
sebagai B=f(P,E).
Metode
Pemetaan Perilaku (Behavior Mapping)
Pengamatan menggunakan metode Pemetaan
Perilaku (Behavior Mapping) yaitu suatu teknik
survei yang dikembangkan oleh Ittelson sejak
tahun 1970an merupakan teknik yang sangat
populer dan banyak dipakai. Menurut Ittelson,
pemetaan perilaku, secara umum akan mengi-
kuti prosedur yang terdiri dari 5 (lima) unsur
dasar, yaitu:
1. Sketsa dasar area atau seting yang akan
diobservasi.
2. Definisi yang jelas tentang bentuk–bentuk
perilaku yang akan diamati, dihitung, dideskrip-
sikan dan didiagramkan.
3. Infomasikan satu rencana waktu yang jelas pada
saat kapan pengamatan akan dilakukan.
4. Prosedur sistematis yang jelas harus diikuti
selama observasi.
5. Sistem coding/penandaan yang efisien untuk
lebih mengefisienkan pekerjaan obsevasi.
Pemetaan Perilaku meliputi suatu peta kenyata-
an atau rencana dari suatu area pada lokasi
manusia dan area menunjukan aktivitas manu-
sia, pengamatan terhadap perilaku peng-guna
ruang/bangunan berdasarkan person-center
maps dan place-centered dan Place-Centered
Maps serta phisycal trace yaitu :
a. Person-Centered Maps
Teknik survei perilaku ini menekankan pada
pergerakan manusia pada suatu periode waktu
tertentu. Dengan demikian teknik ini akan
berkaitan tidak hanya satu tempat atau lokasi
akan tetapi dengan beberapa tempat atau
lokasi. Teknik ini pun hanya berhadapan dengan
seseorang yang khusus diamati. Tujuannya yaitu
untuk mendapatkan pemetaan terhadap peng-
guna bangunan Sekolah PAUD Karunia Tumpaan
-Kakas dan menggambarkan pola perilaku peng-
guna dan aktivitasnya.
b. Place-Centered Maps
Dalam penelitian ini digunakan metode place
centered map untuk melihat bagaimana manu-
sia mengatur dirinya dalam suatu lokasi tertentu
(Sommer dkk, 1980). Teknik survei ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana manusia atau
sekelompok manusia memanfaatkan, menggu-
nakan atau mengakomodasikan perilakunya da-
lam suatu situasi waktu dan tempat tertentu.
Dalam teknik ini, langkah pertama yang harus
Verly Lodewyk Makalew
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 161
dilakukan adalah membuat sketsa suatu tempat
atau setting, meliputi suatu unsur fisik yang
diperkirakan mempengaruhi perikalu pengguna
ruang tersebut. Peneliti dapat meng-gunakan
peta dasar yang telah dibuat sebelumnya. Akan
tetapi, yang perlu diingat adalah bahwa peneliti
harus akrab dengan situasi tem-pat atau area
yang akan diamati serta me-nentukan simbol
atau tanda sketsa atas setiap perilaku. Kemu-
dian dalam satu kurun waktu tertentu, peneliti
mencatat berbagai peri-laku yang terjadi dalam
tempat tersebut dengan menggambarkan simbol
-simbol pada peta dasar yang telah disiapkan.
c. Physical Trace
Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan
tanda-tanda yang ditinggalkan pengguna atau
anak didik setelah melakukan aktifitas. Tanda-
tanda ini sebagai alat bantu dalam menganalisa
hasil pengamatan tersebut.
Tinjauan Lokasi Dan Data Organisasi
Lokasi penelitian di Desa Tumpaan, Kecamatan
Kakas Kabupaten Minahasa. Kawasan ini meru-
pakan area wilayah pesisir pantai yang berfungsi
sebagai lingkungan hunian & perke-bunan.
Gambar 01.Peta Kabupaten Minahasa dan Sekitarnya
Eksisting Site
Gambar 02. Peta Eksisting Site
Keterangan : A : Gedung Gereja Jemaat GMIM Sola-Gratia Tumpaan
B : Pastori GMIM Sola-Gratia Tumpaan
C : Bekas Gedung SD
D : Area Perkebunan
E : Area Pemukiman
F : Laut Maluku
Gambar 3. Tampak Depan Gedung PAUD Karunia
Tumpaan-Kakas
Gambar 04
Seting Perabot Ruang Tamu sebelum kegiatan PAUD
Lokasi B, merupakan Pastori GMIM. Pastori
adalah sarana penunjang pelayanan jemaat,
yang difungsikan sebagai fungsi hunian bagi
pendeta dan keluarga. Oleh pihak penyeleng-
gara/pengelola PAUD, Ruang Tamu Pastori dite-
tapkan sebagai fungsi ruang kelas PAUD, se-
hingga muncul kebutuhan/ perubahan tata letak
perabot di dalam ruangan tersebut.
Adapun kondisi Bangunan, yaitu ; - Luas total Lahan = 600m2
- Luas Bangunan Konsistori & Pastori = 96m2
- Luas Kelas PAUD = 28m2
- Dinding batako
- Lantai rabat cor beton
Desa Tumpaan – Kakas Kabupaten Minahasa
Pengamatan Arsitektur dan Perilaku
E 162 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
- Kuda-kuda atap kayu
- Penutup atap seng gelombang
- Belum ada plafon
Gambar 05. Perubahan Setting Ruang Tamu Pastori
menjadi Ruang Kelas saat aktivitas Belajar PAUD
Gambar 06. Suasana belajar di dalam ruang
Kelas
Profil Organisasi Dan Kebijakan PAUD
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) GMIM Karunia
Tumpaan yang didirikan pada tanggal 4 April
2015. Berikut ini adalah gambaran umum
organisatoris (organization) dan kebijakan/Atu-
ran (policies) dari adalah sebagai berikut :
Usia dini merupakan masa emas perkembangan.
Pada masa ini telah terjadi lonjakan luar biasa
pada perkembangan anak yang tidak terjadi
pada periode berikutnya. Para ahli menyebutnya
sebagai usia emas (golden age). Untuk melejit-
kan potensi perkembangan tersebut, setiap anak
membutuhkan asupan gizi seimbang, perlin-
dungan kesehatan, asuhan penuh kasih sayang
dan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan
tahapan perkembangan dan kemampuan ma-
sing-masing anak. Seiring bertambahnya usia,
anak-anak membutuhkan rangsangan pendidi-
kan yang lebih lengkap, baik yang diperolehnya
dari dalam rumah maupun yang diperolehnya di
luar rumah. Oleh karena itu, dalam kesadaran
akan pentingnya rangsa-ngan pendidikan di luar
rumah diterima oleh anak-anak sejak usia dini,
maka dirasa perlu untuk melaksanakan program
PAUD di desa Tumpaan dan sekitarnya. Untuk
itulah, Lembaga gereja dalam hal ini Jemaat
GMIM Sola-Gratia Tumpaan terpanggil untuk
turut serta mengam-bil bagian dalam pendidikan
bagi anak-anak usia dini, mengingat di lingku-
ngan jemaat GMIM Sola-Gratia Tumpaan dan
sekitarnya masih banyak anak usia 2-6 tahun
yang belum terlayani oleh kegiatan PAUD di luar
rumah. Lembaga PAUD “KARUNIA” Tumpaan ini
berada di bawah naungan Badan Pekerja Majelis
Jemaat GMIM “Sola-Gratia” Tumpaan. Lembaga
pendidikan ini dibentuk untuk memberikan pen-
didikan dasar kepada anak-anak baik dalam hal
akademik maupun pembentukan perilaku yang
sesuai dengan nilai kesopanan dan etika di
lingkungan demi terwujudnya anak-anak usia
dini yang sehat, cerdas, ceria serta memiliki
kesiapan baik fisik, jasmani dan rohani dalam
memasuki tahapan pendidikan selanjutnya.
Dasar Pemikiran, Visi Dan Misi Sekolah
a. Dasar Pemikiran
Matius 18:5 : “Dan barangsiapa menyambut
seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia
menyambut Aku.”
b. Visi
Menjadi lembaga pendidikan prasekolah
yang mampu membentuk tunas-tunas muda
Kristiani yang percaya kepada Tuhan, penuh
kasih, sehat, cerdas, dan kreatif serta memi-
liki kesiapan fisik dan mental untuk mema-
suki pendidikan lebih lanjut.
c. Misi
- Membentuk pribadi yang mengasihi Tuhan
dan mengasihi sesama
- Membentuk keilmuan dan pengetahuan da-
sar anak.
- Mendidik anak mampu berkomunikasi
dengan lancar dan percaya diri
- Membentuk dan mengembangkan jiwa kein-
dahan, kreatifitas dan keterampilan anak.
Verly Lodewyk Makalew
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 163
- Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
partisipasi aktif masyarakat dalam
memberikan layanan PAUD.
Anak Didik & Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan
Anak didik PAUD GMIM “KARUNIA” Tumpaan ini
berusia 2-6 tahun sebanyak 20 orang anak.
Jadwal pelaksanaan pendidikan dilaksanakan 5
(lima) kali dalam seminggu, yaitu hari Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, pukul 08.00 –
11.00 wita.
Gambar 07.
Person-Centered Maps _ Sample 05
Analisis, Interpretasi dan Kesimpulan
Hal-hal berikut ini dapat diusulkan dan
disarankan baik bagi pihak pemerintah, maupun
bagi pihak pengelola/penyelenggara PAUD Karu-
nia Tumpaan-Kakas di Jemaat GMIM Sola Gratia
Tumpaan Wilayah Pakolor Indah, Kecamatan
Kakas, Kabupaten Minahasa, antara lain;
Orientasi
Berdasarkan tingkat pemetaan kognisi ini
(Gbr.7), akan berdampak pada cepat lambatnya
orientasi yang dilakukan pengunjung tersebut.
Hal ini terlihat pada penjelasan di bawah ini
yaitu :
a. Tingkat Pengenalan Lingkungan
Tinggi
Pengguna hanya membutuhkan waktu
yang pendek untuk menentukan akses
masuk dan ketika berada di dalam ruang
kelas mengadakan orientasi lagi untuk
memilih posisi tempat duduk di dalam
ruang kelas. Pengguna atau anak didik ini
dikalrifikasi sebagai pengguna yang tetap
dan aktif bersekolah sehingga tingkat
pengenalan lingkungannya tinggi.
b. Tingkat Pengenalan Lingkungan
Sedang
- Pengunjung membutuhkan sedikit waktu
untuk mencari atau memilih tempat duduk
yang akan digunakan.
- Biasanya penggguna pernah datang tetapi
membutuhkan orientasi untuk memastikan
tempat duduk dan meja yang akan di-
pakai.
- Proses memilih tempat duduk dan meja
dilakukan pada saat berjalan/bergerak di
dalam ruang kelas dan
- Orientasi yang dilakukan adalah dengan
memilih jalur jalan yang tidak terhalang
pandangannya kepada guru/bunda oleh
orang lain atau benda lainnya.
c. Tingkat Pengenalan Lingkungan
Rendah
Pengguna belum pernah datang, sehingga
perlu didampingi/ditemani dari orang
dewasa, seperti orang tua atau guru
(disebut; bunda). Walaupun telah tersedia
tempat duduk dan meja, tetapi pengguna
yang masih balita belum menangkap ada-
nya penjelasan.
Sehingga orientasi di lakukan secara
praktis ditetapkan /ditentukan absolut oleh
orang dewasa untuk memudahkan pemi-
lihan tempat duduk dan meja, dimana hal
ini bisa mengurangi waktu orientasi.
Secara keseluruhan, uraian di atas sangat
erat hubungannya dengan pemetaan kog-
nisi. Semakin sering pengguna atau anak
didik datang dan aktif di sekolah, semakin
kuat pula pemetaan pengenalan terhadap
ruang tersebut, sehingga tingkat ketergan-
tungannya pada lingkungan menjadi lebih
rendah.
Pendekatan disain seting lingkungan, ru-
ang, maupun perabot dapat disarankan
seperti Gbr.08 di bawah ini.
Pengamatan Arsitektur dan Perilaku
E 164 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Gambar 08.Design Guide Lines 01
Aksesbilitas
Gambar 09. Person-Centered Maps _ Sample 01
Berdasarkan pengamatan di lapangan (Gbr.09),
konsep yang didapat dari pengguna yang da-
tang di sekolah PAUD tersebut, untuk mencapai
kebutuhan terhadap akses yang aktraktif &
menarik serta mampu meningkatkan pemah-
aman lingkungan melalui citra lingkungan yang
dari perilaku pengguna atau anak didik yang
berada di ruang kelas PAUD Tumpaan Kakas
pendekatan seting lingkungan adalah dengan
membuat Zebra Cross, Tangga, ruang berkum-
pul (lihat Gbr.10).
Gambar 10. Design Guide Lines 02
Teritorialitas Dalam Arsitektur
Gambar 11. Person-Centered Maps _ Sample 02
Gambar 12. Place-Centered Maps _ Sample 05
Verly Lodewyk Makalew
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 165
Berdasarkan pemetaan perilaku (Gbr.11 & Gbr.
12), untuk mencapai tingkat teritorialitas ber-
dasarkan perilaku pengguna adalah dengan me-
nata letak perabot di dalam ruang seperti tem-
pat duduk, meja, lemari kabinet, lemari arsip.
Disamping itu ruang tamu Pastori GMIM yang
juga ditetapkan menjadi ruang kelas PAUD
merupakan teritori yang sengaja dibuat untuk
keamanan, dan kenyamanan belajar dan ber-
main bagi anak–anak didik PAUD Karunia Tum-
paan melalui pendekatan seting lingkungan
seperti; papan nama (identitas), tangga, pagar,
gerbang utama pekarangan, Zone Merah, alas
lantai bergambar, meja & kursi berwarna-warni
(lihat Gbr.13).
Gambar 13. Design Guide Lines 03
Privasi
Untuk mendapatkan privasi belajar di dalam
ruang PAUD kelas ada tiga cara, yaitu:
a) penghalang visual dan suara (fisikal),
b) penghindaran dari pandangan atau visual
(behavioral),
c) penjauhan jarak (spasial). Sehingga seting
lingkungan yang dapat disarankan(lihat Gbr.14);
1) Vegetasi (pepohanan) yang ditanam &
Gorden yang dipasang di jendela meru-
pakan upaya penghalang visual (kategori
fisikal).
2) Pindah tempat duduk/posisi belajar di
dalam ruang yang merupakan upaya pe-
narikan jarak (kategori spasial).
Gambar 14. Design Guide Lines 04
Adaptabilitas
Adaptasi juga merupakan keinginan yang dilaku-
kan secara berulang dan mengakibatkan peru-
bahan. Mungkin ini sebabnya di mata hukum,
adaptasi adalah suatu karya yang didasarkan
pada satu atau lebih karya yang sudah ada
sebelumnya, tetapi diulangi kembali sehingga
mengalami perubahan. Untuk mendapatkan pe-
rubahan adaptasi yang baik dari anak didik
PAUD di dalam ruang kelas, maka dibutuhkan ;
a. Aktivitas, kegiatan teladan yang dilakukan
berulang-ulang
b. Memberikan kesempatan kepada anak–
anak untuk memperoleh/merasakan pe-
ngalaman saling menerima dan menghargai
di dalam kasih kepada sesama.
Pengamatan Arsitektur dan Perilaku
E 166 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Gambar 15. Design Guide Lines 05
Personal Space
Gambar 16. Place-Centered Maps _ Sample 04
Berdasarkan gambaran pemetaan perilaku
(Gbr.16 & Gbr. 17), untuk mengatur tingkat
keakraban atau juga keintiman sesorang dengan
yang orang lainnya. Disarankan perlu penga-
turan jarak jauh-dekat dalam berkomukasi di
antara anak-anak didik PAUD sebagai kebutuhan
lahiriah manusia, maka pada gbr 18, perlu
adanya seting perabot dan pengaturan sistem
aktivitas bermain dan belajar di dalam Ruang
Belajar maupun Rg. Santai sebagai tempat ber-
kumpul anak–anak PAUD.
Gambar 17. Place-Centered Maps _ Sample 03
Gambar 18.Design Guide Lines 06
DAFTAR PUSTAKA 1. Haryadi & B. Setiawan, Agustus 2010. Arsitektur,
Lingkungan dan Perilaku. Pengantar ke Teori,
Metodologi dan Aplikasi. Penerbit Gadjah Mada
University Press. Indonesia.
2. Deddy Halim, PhD, 2005. Psikologi Arsitektur.
Pengantar Kajian Lintas Disiplin. Penerbit PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
3. Joyce Marcella Laurens, Jakarta 2004. Arsitektur
Dan Perilaku Manusia. Penerbit PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia bekerja sama dengan
Iniversitas Kristen Petra, Surabaya.
4. J. Lang, 1987. Creating Architecture Theory. The
Role of the Behavioral Sciences in Environmental
Design. Penerbit Van Nostrand Reinhold
Company. New York.
5. DR. Judy O. Waani, ST, MT, 2015. Hand Out
Materi Kuliah Arsitektur dan Perilaku Manusia.
Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi
Manado.
6. Johnny L. Matson, Social Behavior and Skill in
children, (Heidelberg: Springer Science Business
Media, LLC, 2009), p.14
top related