penerapan metode target costing
Post on 02-Dec-2021
28 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN METODE TARGET COSTING
DALAM PENINGKATAN LABA
STUDI PADA PERUSAHAAN KECAP “UDANG”
Oleh:
Merry Hapsari
NIM: 232011070
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60
Salatiga 50711 - Indonesia
: (0298) 321212, 311881
Fax. (0298) – 321433, 311881 Homepage:www.uksw.edu
E-mail: economics@uksw.edu
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : MERRY HAPSARI
NIM : 232011070
Program Studi : AKUNTANSI
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi,
Judul : PENERAPAN METODE TARGET COSTING DALAM
PENINGKATAN LABA
STUDI PADA PERUSAHAAN KECAP “UDANG”
Pembimbing : PASKAH IKA NUGROHO, SE., M.Si., CMA
Tanggal diuji : 17 Desember 2014
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang
telah saya peroleh.
Salatiga, 5 Desember 2014
Yang memberi pernyataan
MERRY HAPSARI
iii
iv
Motto
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan
meluruskan jalanmu.
_Amsal 3:5-6_
Jangan Patah Semangat Walau Apapun yang Terjadi,
Jika Kita Menyerah Maka Habislah Sudah
_Top Ittipat_
v
Abstract
The tight competition compels the company to cut down its profit in order
to survive on the market. Currently many companies are still using cost-plus
pricing method in determining the selling price and its profits. If those companies
keep applying this method, their profit will dramatically decline. Therefore, the
application of target costing method is the appropriate solution for the company
to gain the expected profit without reducing the quality of its product. The
purpose of this study is to find out the application of target costing method in a
soya sauce (kecap) company called “Udang”. By applying the target costing
method, the company could cut down the expenditure and they could gain the
expected profit. From the result of this study, it is concluded that the target
costing method will give positive influences in increasing the product profit of the
“Udang” company.
Key Words : Target costing method, product profit
vi
Saripati
Tingkat persaingan yang ketat memaksa perusahaan untuk memangkas
labanya untuk dapat bertahan dalam pasar. Selama ini banyak perusahaan masih
menggunakan metode cost-plus pricing dalam menentukan harga jual dan
labanya. Apabila masih menggunakan metode ini, perusahaan akan mengalami
penurunan laba. Untuk itu, penerapan metode target costing adalah solusi yang
tepat bagi perusahaan agar dapat memperoleh laba yang diinginkan tanpa harus
mengurangi kualitas produknya. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui penerapan metode target costing di perusahaan Kecap
“Udang”. Dengan penerapan target costing, perusahaan dapat mengurangi biaya-
biaya yang dikeluarkan sehingga dapat mencapai laba yang diharapkan. Dari hasil
penelitian, disimpulkan bahwa metode target costing akan membawa dampak
positif terhadap peningkatan laba produk pada perusahaan kecap “Udang”.
Kata kunci : Metode target costing, laba produk
vii
Kata Pengantar
Pada umumnya tujuan dari setiap perusahaan adalah memperoleh laba
yang besar untuk produknya, namun adanya persaingan yang ketat menyebabkan
banyak perusahaan rela memangkas labanya agar dapat bertahan dalam pasar.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan metode target costing agar perusahaan
mampu memberikan harga bersaing di pasar dan dapat mencapai laba sesuai yang
diinginkan oleh perusahaan. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan kertas
kerja ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya
masukan berupa kritik maupun saran dari pembaca untuk menyempurnakan kertas
kerja ini. Penulis berharap dikemudian hari kertas kerja ini dapat memberi
manfaat dan pengetahuan baru bagi semua pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 5 Desember 2014
Penulis
viii
Ucapan Terimakasih
Pertama-tama penulis ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus
karena berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini untuk
memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana.
Dalam menyelesaikan kertas kerja ini, penulis banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CMA selaku pembimbing.
Terimakasih karena telah menyediakan waktu, pikiran dan
memberikan motivasi dalam membimbing dan mengarahkan penulis
selama penyusunan kertas kerja ini.
2. Seluruh dosen, pegawai, dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, dimana
penulis menuntut ilmu di UKSW.
3. Om Budi Wijaya dan keluarga selaku pemilik perusahaan kecap
“Udang” yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
4. Papi, Mami, Jeffry, dan semua keluarga atas cinta, doa dan dukungan
yang diberikan kepada penulis baik moral maupun material.
5. Julias Daniel atas cinta, perhatian dan semangat yang diberikan kepada
penulis.
6. Teman-teman E-goal 2011 dan teman-teman seperjuangan (Lee
Christabelle, Chriscinthya Jolita, Sitaweni, Arin Puspitaningrum,
Debbie Dita Shevilla, Yosefin Christin, Bucek Jalu Prasetyo Arjuna).
7. Anak Kost Raden Patah 7 (Bebeth, Kak Nita, Silva, Ci Puput, Vina,
Windha, Riska, Dian) yang selalu ada disaat senang dan susah,
terimakasih atas support kalian.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih.
ix
Penulis tidak dapat membalas setiap bantuan yang kalian berikan dengan
sesuatu yang berharga, tetapi hanya dengan doa dan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
Salatiga, 5 Desember 2014
Penulis
x
Daftar Isi
Halaman Depan ............................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ....................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Motto ............................................................................................................. iv
Abstract ......................................................................................................... v
Saripati .......................................................................................................... vi
Kata Pengantar .............................................................................................. vii
Ucapan Terima Kasih .................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................ x
Daftar Tabel .................................................................................................. xii
Daftar Lampiran ............................................................................................. xiii
Pendahuluan .................................................................................................. 1
Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 3
Langkah-Langkah Penerapan Target Costing ................................................ 6
Metode Penelitian........................................................................................... 8
Objek Penelitian ............................................................................................. 8
Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 8
Teknik Analisis ..................................................................................... 9
Langkah Analisis ................................................................................... 9
Analisis dan Pembahasan ............................................................................... 10
Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 10
Proses Produksi .............................................................................................. 11
xi
Biaya-biaya pada Perusahaan Kecap “Udang” ..................................... 11
Penerapan Metode Target Costing di Perusahaan Kecap “Udang” .............. 15
Analisis Dampak Penerapan Metode Target Costing pada Kecap “Udang”
………………………………………………………………........................ 20
Kesimpulan ................................................................................................... 22
Saran .............................................................................................................. 22
Daftar Pustaka ............................................................................................... 23
Lampiran 1 .................................................................................................... 24
Lampiran 2 .................................................................................................... 26
xii
Daftar Tabel
Tabel 1.Klasifikasi Biaya produksi dan non produksi pada perusahaan Kecap
“Udang”.......................................................................................................... 13
Tabel 2. Drifting Cost .................................................................................... 16
Tabel 3.Hasil Value Engineering yang Dilakukan Perusahaan ..................... 19
Tabel 4.Perbandingan Biaya Sebelum dan Sesudah Target Costing ............. 20
Tabel 5.Kenaikan Laba setelah Penerapan Target Costing ........................... 21
xiii
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Proses Produksi Kecap “Udang” ................................................ 24
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup ................................................................ 26
1
Pendahuluan
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan perubahan, perusahaan harus
lebih tanggap akan perubahan tersebut dan dituntut untuk menghasilkan produk
yang berkualitas dengan harga yang bersaing agar dapat bertahan didalam pasar.
Salah satu yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mengusahakan
pengurangan biaya agar dapat produknya dapat diterima oleh pasar. Namun
terdapat kendala yang dihadapi perusahaan, yaitu adanya krisis global yang
mengakibatkan meningkatnya biaya produksi dan daya beli konsumen yang
menurun. Disisi lain, laba perusahaan juga akan menurun karena perusahaan tidak
dapat menaikkan harga jual produknya karena akan lebih menurunkan permintaan
konsumen, konsumen akan beralih ke produk dari perusahaan lain yang
mempunyai harga jual rendah dengan kualitas yang sama. Oleh sebab itu,
perusahaan harus memikirkan strategi untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satu strategi yang dapat dipakai adalah dengan penerapan target costing.
Target costing adalah metode untuk menentukan biaya yang diharapkan untuk
suatu produk berdasarkan dengan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut
akan memperoleh laba yang diharapkan. Witjaksono (2013:177) mengemukakan
bahwa “target costing adalah suatu sistem dimana penentuan harga pokok
produksi adalah sesuai dengan yang diinginkan (target) sebagai dasar penetapan
harga jual produk yang akan memperoleh laba yang diinginkan, atau penentuan
harga pokok sesuai dengan harga jual yang pelanggan rela membayarnya”. Target
costing berperan penting dalam membantu perusahaan untuk mengefisienkan
bahan baku, tenaga kerja, dan beban-beban lainnya. Selain itu target costing
penting dalam penentuan harga suatu produk agar dapat memuaskan konsumen.
Metode target costing menjadikan perusahaan mampu menghasilkan produk
yang menguntungkan kedua belah pihak yakni perusahaan dan konsumen,
perusahaan mendapatkan laba yang maksimal dan permintaan konsumen
terpenuhi. (Horngren, et al, 2009). Dalam penelitian ini, penulis akan
menganalisis penerapan target costing pada perusahaan Kecap Udang Purwodadi.
2
Dalam penentuan laba, perusahaan masih menggunakan metode tradisional, yaitu
harga pokok penjualan, kemudian ditambahkan keuntungan yang diinginkan.
Perusahaan ingin mencapai target labanya, tetapi hal tersebut sulit mengingat
biaya bahan baku yang tidak stabil, pada waktu tertentu biaya sangat tinggi
diakibatkan kelangkaan dan harus membeli bahan baku impor, disisi lain
perusahaan tidak dapat menaikkan harga jualnya karena kebiasaan dari sebagian
masyarakat sekitar, ada yang tetap memlilih kecap Udang, namun ada pula yang
akan beralih ke produk lain dengan harga yang lebih murah, terutama untuk
konsumen yang membeli untuk digunakan ditempat-tempat makan (rumah
makan) karena di daerah Purwodadi sendiri terdapat beberapa merk kecap yang
cukup terkenal dan mempunyai harga dibawah kecap “Udang”. Langkah yang
dapat diambil perusahaan adalah dengan memangkas beberapa biaya dengan
metode target costing. Dengan penerapan metode target costing, diharapkan
perusahaan dapat mencapai laba yang diinginkan tanpa harus menaikan harga jual
produk sehingga tidak memberatkan konsumen. Dalam penelitian sebelumnya
yang dilakukan pada PT Megamakmur yang dilakukan oleh Melissa (2011) hasil
penelitian menyatakan bahwa dengan penerapan target costing perusahaan dapat
mencapai target labanya tanpa mengurangi kualitas produk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan metode
target costing pada perusahaan serta untuk mengetahui apakah penerapan metode
ini dapat mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan. Sedangkan manfaat
penelitian bagi pembaca untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai
metode target costing dan penerapannya yang dapat dipakai untuk kajian /
referensi bagi penelitian selanjutnya, untuk perusahaan memberikan informasi
tentang target costing yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk
penentuan keputusan yang terkait dengan biaya-biaya yang terjadi di perusahaan
(biaya produksi dan non-produksi).
3
Tinjauan Pustaka
Biaya
Pengertian biaya menurut Mursyidi (2010 : 14) biaya adalah suatu pengorbanan
yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang
dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Sedangkan pengertian biaya menurut Prawironegoro dan Purwanti (2009 :
19) adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau untuk
memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau
keuntungan dimasa mendatang. Mulyadi (2009 : 23) mengemukakan bahwa biaya
dalam artian sempit merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan
disajikan oleh akuntansi biaya. Sedangkan biaya dalam artian luas adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dengan satuan uang, yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah
pengorbanan sumber daya ekonomis yang digunakan untuk memperoleh barang
atau jasa yang diukur dengan satuan uang, baik itu telah terjadi maupun yang akan
terjadi, dan memberikan manfaat dimasa sekarang maupun dimasa yang akan
datang.
Klasifikasi Biaya
Teddy (2011 : 7) mengatakan bahwa klasifikasi biaya dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan
proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi dibagi
menjadi tiga:
1. Biaya Bahan Baku Langsung
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Overhead Pabrik
4
Bahan baku langsung merupakan semua bahan baku yang digunakan untuk
proses produksi oleh suatu perusahaan. Dalam proses produksi tenaga kerja
langsung juga mempunyai peranan penting, yaitu melakukan kegiatan
mengubah bahan baku langsung menjadi produk jadi. Biaya yang dikeluarkan
untuk tenaga kerja disebut biaya tenaga kerja langsung. Overhead pabrik
disebut juga overhead manufaktur atau beban pabrik, yang terdiri dari semua
biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung penggunaannya pada suatu produk.
Biaya overhead pabrik terdiri dari semua biaya produksi selain biaya bahan
baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya Non-Produksi
Biaya non produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan
operasional perusahaan. Dibagi menjadi dua yaitu:
1. Biaya Penjualan
Biaya penjualan adalah biaya yang berhubungan dengan penjualan
dan penyampaian produk ke pelanggan, yang meliputi biaya untuk
memperoleh pesanan seperti biaya iklan dan promosi.
2. Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan dalam
pelaksanaan kegiatan administrasi dan umum, seperti biaya peralatan
kantor, biaya gaji administrasi dan umum.
Target Costing
Target costing sebenarnya berasal dari bahasa Jepang, Genka Kikaku.
Genka berarti harga pokok, sedangkan Kikaku artinya rancangan atau rencana.
Jadi arti dari Genka Kikaku adalah rancangan untuk menentukan harga pokok.
Genka Kikaku atau target costing telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di
Jepang sejak tahun 1970 (Teddy, 2011 : 13).
Target costing adalah metode penghitungan biaya produk yang dilakukan
secara mundur, yaitu dimulai dari menentukan harga jual yang digunakan untuk
menentukan biaya produk tersebut. Dengan menggunakan target costing
perusahaan dapat menentukan biaya yang diinginkan yang diperoleh dari harga
5
pasar dikurangi dengan laba yang diinginkan. Pengertian target costing adalah
metode untuk menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan
dengan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh
laba yang diharapkan.
Manfaat Target Costing
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan
metode target costing adalah sebagai berikut:
1. Dapat menetapkan biaya yang diharapkan (target cost) dari memproduksi
suatu produk sebelum biaya tersebut terjadi.
2. Mengurangi biaya produk dengan meningkatkan efisiensi biaya, menekan
dan menghilangkan sebanyak mungkin kegiatan yang tidak memberi nilai
tambah.
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. Meningkatkan daya saing perusahaan.
Karakteristik Target Costing
Menurut Himawan (2009 : 7) terdapat lima karakteristik target costing:
1. Target costing diterapkan dalam tahap pengembangan dan perencanaan
serta berbeda dari sistem pengendalian biaya standar yang diterapkan
dalam tahap produksi.
2. Target costing bukan merupakan metode manajemen untuk pengendalian
biaya dalam pemikiran tradisional, namun salah satu tujuannya adalah
untuk mengurangi biaya.
3. Dalam proses penentuan biaya target, banyak metode ilmu manajemen
yang digunakan, sebab tujuan manajerial penentuan biaya target meliputi
teknik-teknik pengembangan dan perancangan produk.
4. Kerjasama banyak departemen diperlukan dalam melaksanakan target
costing.
5. Target costing disesuaikan dengan produk yang akan diproduksi.
6
Herdinasari (2011:21) mengatakan terdapat tiga faktor yang penting dalam
mempengaruhi struktur dari sistem target costing, yaitu :
1. The role of the nature the product (jenis produk yang akan diproduksi)
Tipe dari produk yang akan diproduksi memiliki peranan penting karena
dengan mengetahui jenis dari produk yang akan diproduksi, maka akan
dapat mengestimasi biaya, kompleksitas, dan waktu yang akan digunakan.
Jika biaya, kompleksitas dan waktu yang timbul untuk memproduksi lebih
besar maka target costing semakin kompleks. Semakin lama
pengembangan siklus hidup suatu produk, semakin ketat pengendalian
yang dibutuhkan dan begitu pula sebaliknya.
2. The role of type customer service (jenis konsumen yang akan dituju)
Tipe konsumen yang dilayani juga memiliki peranan yang penting dalam
perancangan target costing. Hal ini disebabkan oleh keputusan konsumen
dalam menentukan karakteristik yang penting dari suatu produk.
Karakteristik tersebut adalah kualitas, funsionality, dan harga pada suatu
produk. Konsumen akan mempengaruhi tingkat keterlibatan dalam
pemasaran dan analisis konsumen pada target costing.
3. The role of degree of influence overparts suppliers and subcontractors
(tingkat pengaruh antar bagian dari supplier)
Tingkat pengaruh antar bagian dari supplier berhubungan dengan
kemampuan perusahaan dalam bernegosiasi dengan pemasok untuk
mendapatkan harga input yang lebih rendah dari pasar. Tawar – menawar
ini berpengaruh terhadap biaya material yang merupakan biaya utama dari
proses produksi yang juga berpengaruh terhadap target costing yang
diterapkan oleh perusahaan. Jika harga input lebih rendah, maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.
Langkah-Langkah Penerapan Target Costing
Malue (2013 : 3) mengatakan terdapat empat langkah dalam penerapan target
costing:
1. Menentukan target price per unit
7
untuk menetukan target costing, perusahaan harus melakukan penelitian
pasar untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, harga jual
yang dapat diterima oleh konsumen, bagaimana produk sejenis yang
dihasilkan oleh pesaing, harga jual yang ditetapkan pesaing. Penetapan
harga suatu produk sangatlah penting karena menentukan permintaan
terhadap produk tersebut.
2. Menentukan target cost per unit
Target cost adalah selisih target price dengan target profit yang ditentukan
perusahaan.
Target price = Target harga jual produk yang akan diterima oleh
konsumen
Target profit = Target keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan
3. Menentukan total target cost
Setelah menghitung target cost per unit, selanjutnya akan menentukan
total target cost.
4. Membandingkan total target cost dengan drifting cost
Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara total target cost
dengan drifting cost yang terjadi, untuk mendapatkan target pengurangan
biaya yang harus dicapai. Drifting cost adalah jumlah total biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi yang meliputi biaya
produksi dan non produksi. Apabila drifting cost untuk memproduksi suatu
produk melebihi target cost, maka akan ada perekayasaan nilai sampai
akhirnya diperoleh target cost. Target pengurangan biaya diperoleh
melalui drifting cost dikurangi dengan total target cost.
Target pengurangan biaya = Total drifting cost – total target cost
Target cost = Target price – Target profit
Total target cost = Target cost per unit x total unit penjualan
8
5. Mendesain ulang atau secara bersamaan mendesain dan memproses
produk untuk mencapai target pengurangan biaya.
Setelah perusahaan mengetahui berapa biaya yang harus dikurangi
berdasarkan target pengurangan biaya, langkah selanjutnya adalah
melakukan value engineering untuk mencapai target pengurangan biaya.
Value engineering dilakukan selama tahap perancangan dan
pengembangan produk. Tujuan diadakannya value engineering adalah
untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan
konsumen dan dengan harga yang dapat diterima.
Metode Penelitian
Objek Penelitian
Objek penerapan target costing ini dilakukan pada perusahaan kecap cap
Udang yang berdiri tahun 1955 yang didirikan oleh Ibu Kwee Swan Loo
(Kustinah Raharjo). Perusahaan ini terletak di Jl. Siswa No 12 Purwodadi.
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer
Data primer terdiri dari profil perusahaan, penetapan harga jual, bahan
baku, dan tenaga kerja, proses produksi kecap, volume produksi, dan
kegiatan operasional sehari-hari. Data primer diperoleh melalui teknik
wawancara untuk mengidentifikasi hal – hal penting terkait objek
penelitian. Wawancara ditujukan kepada pemilik perusahaan Kecap Udang
untuk mengetahui proses bisnis dan penggunaan bahan baku. Contoh
pertanyaan yang diajukan antara lain adalah besarnya bahan baku apa saja
yang digunakan dalam produksi dan pertanyaan lain yang mendukung data
penelitian.
2. Data Sekunder yang berisi sumber tertulis mengenai sejarah perusahaan.
9
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif.
Metode ini merupakan penyajian data yang berasal dari masalah yang dihadapi
perusahaan, dari masalah-masalah itu dilakukan analisis dengan menggunakan
pendekatan yang didasarkan pada teori-teori yang ada. Penelitian ini merupakan
penelitian yang mengolah data kuantitatif, teknik pengumpulan data berupa studi
lapangan untuk memperoleh data primer.
Langkah Analisis
Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan didalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui harga jual yang berlaku dipasar serta harga yang dapat
diterima oleh konsumen, agar harga jual dapat ditentukan berdasarkan
harga pasar tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan survei ke
toko-toko.
2. Menentukan laba yang diinginkan (target profit) yang disesuaikan dengan
kondisi pasar, selanjutnya menentukan target cost dan menghitung
besarnya target cost per unit serta total target cost. Target cost sendiri
diperoleh melalui selisih antara target price per unit dan target profit per
unit.
3. Membandingkan target cost dengan drifting cost untuk memperoleh target
pengurangan biaya yang harus dicapai perusahaan. Rumus target
pengurangan biaya adalah sebagai berikut:
4. Mendesain ulang atau secara bersamaan mendesain produk (bila drifting
cost lebih besar dari target cost) untuk mencapai target pengurangan biaya.
Hal ini dilakukan dengan mengurangi biaya-biaya yang tidak bernilai
tambah serta aktivitas yang tidak bernilai tambah.
target pengurangan biaya = Total drifting cost – Total target cost
10
Analisis dan Pembahasan
Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan kecap cap Udang adalah perusahaan penghasil kecap yang
didirikan pada tanggal 5 Januari 1955. Perusahaan ini didirikan sebagai
perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh Ibu Kustinah Raharjo, warga
Purwodadi yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1929. Pada mulanya beliau adalah
seorang pedagang kedelai, dimana beliau hanya membeli kedelai dari orang
setempat yang kemudian ditampung untuk dijual kembali.
Ibu Kustinah adalah seseorang yang cukup berhasil di masyarakat
Purwodadi. Dari yang awalnya pedagang kedelai beliau merencanakan untuk
mendirikan perusahaan yang memproduksi kecap yang bahan bakunya dari
kedelai asli tanpa ada penambahan bahan kimia. Pada tahun 1952, usaha produksi
kecap resmi berdiri dan menjadi perusahaan kecap dengan industri kecil.
Pimpinan dari industri kecap tersebut adalah Ibu Kustinah. Untuk pemberian
merek kecap telah dua kali mengalami perubahan, yakni:
1. Kecap merek Potret
Ibu Kustinah mempunyai keluarga besar yang kebanyakan anaknya adalah
perempuan yang memiliki hoby mengumpulkan foto-foto yang kemudian
ditempelkan pada dinding rumahnya. Dari situlah muncul ide untuk
memberi nama merek kecap tersebut dengan merek Potret.
2. Kecap merek Udang
Pergantian nama dari merek Potret menjadi merek udang dilakukan setelah
pimpinan industri kecap ini yang semula dipegang oleh Ibu Kustinah
beralih ke salah satu putranya, yaitu Bapak Budi Wijaya pada tahun 1989.
Meskipun demikian, jalannya perusahaan masih dalam pengawasan Ibu
Kustinah.
Peralihan pimpinan ini disebabkan oleh faktor usia Ibu kustinah yang
sudah berusia lanjut. Adapun alasan pemberian merek Udang karena kecap
tersebut terasa gurih, manis dan enak serta bahan-bahannya alami.
11
Penggunaan merek Udang ini terdaftar pada Departemen Kesehatan
Republik Indonesia dengan No. 007/1123/1988/Kan.Dep/PM/X/89.
Proses Produksi
Dalam proses produksi perusahaan menggunakan bahan-bahan berkualitas
tinggi sehingga mutu dan kualitas produk terjamin, proses pemasakan sendiri
masih menggunakan cara tradisional, dengan menggunakan tungku dan kayu
bakar. Proses pembuatan kecap ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap pertama menyiapkan kedelai yang akan diproses. Kedelai tersebut
direbus setengah matang dan dijemur disebuah wadah kurang lebih satu
minggu dengan posisi tertutup rapat. Setelah satu minggu kedelai tersebut
diambil dan ditaruh dalam ember yang telah dicampur dengan air garam
(fermentasi), dan didiamkan lagi dalam waktu satu minggu.
2. Selanjutnya adalah tahap pemasakan, pada tahap ini air direbus sampai
benar-benar mendidih, kemudian ditambahkan rempah-rempah, hasil
fermentasi dari kedelai yang telah direndam, dan gula kelapa. Hasil dari
pemasakan pertama kemudian disaring, dan dilanjutkan dengan
pemasakan tahap kedua.
3. Setelah pemasakan tahap kedua dan dirasa telah mendapat kekentalan
yang pas, kecap dimasukkan ke dalam ember dan didiamkan semalam
untuk keesokan harinya dimasukkan kedalam botol yang telah dicuci
bersih dan dikeringkan.
4. Tahap selanjutnya adalah pemasangan tutup botol, logo, dan segel.
5. Tahap terakhir adalah pengecekan, untuk menghindari adanya produk
yang cacat atau rusak.
Satu botol kecap merek udang ini dijual dengan harga Rp 14.000.
Biaya-biaya pada perusahaan Kecap “Udang”
Berikut adalah data yang diperoleh penulis untuk menganalisis penerapan metode
target costing untuk mengefisienkan biaya dan meningkatkan laba produk pada
12
perusahaan kecap “Udang”. Biaya-biaya tersebut telah diklasifikasikan kedalam
biaya produksi dan non produksi.
Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproses produk, dari bahan baku hingga menjadi suatu barang jadi
(kecap). Biaya produksi tersebut meliputi:
1. Biaya bahan langsung
Bahan baku untuk pembuatan kecap terdiri dari:
a. Bahan baku utama dari kedelai hitam, gula kelapa, garam,
bawang putih, rempah-rempah.
b. Bahan baku pengepakan adalah botol, tutup botol, segel dan
logo produk.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan dalam proses produksi
kecap, terdiri dari:
a. Bagian produksi, berjumlah 5 orang.
b. Bagian pengepakan, berjumlah 4 orang.
3. Biaya produksi Tidak langsung
Biaya produksi tidak langsung terdiri dari:
a. Biaya listrik dan air, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk mendukung proses produksi.
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu pegawai bagian
pengiriman, terdiri dari 4 orang.
Biaya Non Produksi
Biaya non-produksi yang dikeluarkan perusahaan terdiri dari:
a. Biaya telepon, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
mempermudah melakukan pemesanan bahan baku dan order.
b. Biaya umum dan administrasi, terdiri dari: Biaya pengiriman.
13
Tabel 1. Klasifikasi Biaya Produksi dan Non Produksi pada perusahaan kecap
“Udang” Bulan Agustus 2014.
Klasifikasi Biaya Jumlah (Rp) Keterangan
1. Biaya Bahan Langsung
a. Kedelai
13.500.000
Harga Per Kg Kedelai
Rp 13.500.000 / 8532 botol =
Rp 1.582
b. Gula Kelapa 58.800.000
Harga Per Kg Gula Kelapa
Rp 58.800.000 / 8532 botol =
Rp 6.891
c. Garam 130.000
Harga Per Kg Garam
Rp 130.000 / 8532 botol =
Rp 15
d. Bawang Putih 123.500
Harga Per Kg Bawang Putih
Rp 123.500 / 8532 botol =
Rp 14
e. Rempah-rempah
150.000
Harga Per Kg Rempah –
rempah Rp 150.000 /
8532 botol = Rp 17
2. Biaya Pengepakan
a. Botol 11.000.000
Harga Per Pcs Botol
Rp 11.000.000 / 8532 botol =
Rp 1289
b. Tutup Botol 550.000
Harga Per Pcs Tutup Botol
Rp 550.000 / 8532 botol =
Rp 64
c. Logo 280.000
Harga Per Pcs Logo
Rp 280.000 / 8532 botol =
Rp 32
d. segel 180.000
Harga Per Pcs Segel
Rp 180.000 / 8532 botol =
Rp 21
3. Tenaga Kerja Langsung
a. Bagian Produksi 6.000.000 Gaji Per Orang Bag. Produksi
(1.200.000 x 5)
b. Bagian Pengepakan 3.600.000 Gaji Per Orang Bag.
Pengepakan (900.000 x 4)
4. Biaya Produksi Tidak
Langsung
a. Biaya Listrik 711.600
b. Biaya Air 2.605.800
c. Bagian Pengiriman 3.600.000 Gaji Per Orang Bag.
14
Pengiriman (900.000 x 4)
d. Kayu bakar 1.200.000
5. Biaya Non Produksi
a. Biaya Telepon 525.400
b. Biaya Pengiriman 1.000.000
Total Biaya 103.956.300
Sumber : Kecap “Udang” Agustus 2014
Untuk menentukan harga jual produknya, perusahaan masih menggunakan
metode cost-plus pricing. Harga untuk satu unit produk ditetapkan sama besarnya
dengan biaya per unit yang kemudian ditambahkan dengan jumlah laba yang
diinginkan perusahaan. Perusahaan menginginkan laba sebesar 15% dari total
biaya.
Jumlah produksi yang dihasilkan oleh perusahaan selama Agustus 2014 adalah
8.532 botol. Total biaya produksi dan non-produksi yang dikeluarkan perusahaan
selama bulan Agustus 2014 adalah sebesar Rp.103.956.300,00
Besarnya biaya untuk satu botol kecap adalah :
Total biaya per botol = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Total biaya per botol = 𝑅𝑝 .103.956.300
8.532 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙
= Rp.12.184,28
Dari data tersebut, dapat dihitung harga jual per satuan produk, yaitu:
Total biaya per botol = Rp.12.184,28
Laba per botol (15% x Rp.12.184,28) = Rp. 1.827,64
Harga Jual per botol = Rp.14.011,92
Perusahaan memutuskan untuk menggenapkan kebawah dan menjual produk pada
harga Rp.14.000,00 agar dapat bersaing dengan produk sejenis yang ada dipasar.
Namun hal ini mengakibatkan laba yang diinginkan perusahaan sebesar 15% tidak
15
tercapai, dari harga tersebut, laba yang diperoleh perusahaan hanya 14,9% dari
total biaya. Rincian laba perusahaan menjadi:
Harga Jual = Rp.14000,00
Total Biaya = Rp.12.184,28
Laba = Rp. 1.815,72 (14,9% daru total biaya atau 12,9% dari harga jual)
Dengan penetapan harga jual sebesar Rp.14.000,00 per botol, laba yang diperoleh
perusahaan menurun sebesar (15% - 14,9%) = 0,1% dari total biaya atau
Rp.1.827,64 turun menjadi Rp.1.815,72.
Penerapan Metode Target Costing di Perusahaan Kecap “Udang”
Tingginya tingkat persaingan mengharuskan perusahaan untuk mengerti
keinginan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang
terjangkau agar perusahaan dapat bertahan dalam pasar. Perusahaan harus
mengetahui berapa besarnya harga jual yang dapat diterima oleh konsumen dan
menetapkan berapa laba yang diinginkan dari setiap penjualan, maka dari itu
perusahaan perlu menetapkan target cost agar laba yang diinginkan dapat tercapai.
Berikut adalah langkah-langkah penerapan target costing:
1. Menetapkan target price per unit.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui harga jual yang
berlaku dipasar yang dilakukan dengan cara survei pasar, agar
perusahaan mengetahui keinginan konsumen, serta harga yang dapat
diterima oleh konsumen. Dari hasil survei pasar, perusahaan dengan
produk sejenis menawarkan produknya pada kisaran harga
Rp.10.000,00 – Rp.20.000,00. Perusahaan menetepakan harga jualnya
sebesar Rp.14.000,00 / botol, maka besarnya target price untuk produk
kecap “Udang” adalah Rp.14.000,00.
2. Menentukan target cost per unit.
Untuk menentukan target cost, perusahaan harus menetapkan terlebih
dahulu target profit yang diinginkan. Dalam hal ini perusahaan
menginginkan tingkat laba sebesar 15%.
16
Target profit = % laba yang diinginkan x target price
= 15% x Rp.14.000,00
= Rp.2.100,00
Langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya target cost per unit,
yang diperoleh dari selisih antara target price per unit dan target profit
per unit.
Besarnya target cost per botol adalah:
Target price per botol = Rp.14.000,00
Target profit per botol = Rp. 2.100,00
Target cost per botol = Rp.11.900,00
3. Menentukan total target cost.
Total target cost diperoleh melalui perkalian antara target cost per unit
dengan total unit penjualan.
Total target cost = target cost per unit x total unit penjualan
= Rp.11.900,00 x 8532 botol
= Rp.101.530.800
Agar perusahaan mencapai laba yang diinginkan, biaya untuk
memproduksi kecap harus kurang atau sama dengan target cost-nya,
yaitu sebesar Rp.101.530.800,00.
4. Membandingkan total target cost dengan drifting cost.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan total target cost dengan
drifting cost untuk mengetahui besarnya pengurangan biaya yang harus
dicapai oleh perusahaan.
Tabel 2. Drifting Cost
Keterangan Total Biaya (Rp.)
1. Biaya Produksi
a. Bahan Langsung Rp.72.703.500
b. Biaya Pengepakan Rp.12.010.000
c. Tenaga Kerja Langsung Rp.9.600.000
d. Produksi Tidak Langsung Rp.8.117.400
Total biaya produksi Rp.102.430.900
17
2. Biaya non-produksi
a. Biaya Telepon Rp.525.400
b. Biaya Pengiriman Rp.1.000.000
Total biaya non-produksi Rp.1.525.400
Total Biaya Rp.103.956.300
Sumber : Kecap “Udang” Agustus 2014
Berdasarkan tabel diatas, besarnya drifting cost adalah sebesar
Rp.103.956.300,00 dan jumlah produksi sebesar 8532 botol,
perhitungan besarnya drifitng cost per botol adalah:
Drifting cost per botol = 𝑅𝑝 .103.956.300
8532 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 = Rp.12.184,28
Pengurangan biaya yang harus dilakukan perusahaan adalah:
Total Drifting cost = Rp.103.956.300,00
Total target cost = Rp.101.530.800,00
Total Pengurangan biaya = Rp. 2.425.500,00
Untuk mencapai laba yang diinginkan, perusahaan harus mengurangi
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.2.425.500,00
5. Mendesain ulang atau secara bersamaan mendesain dan memproses
produk untuk mencapai target pengurangan biaya.
Untuk mencapai laba yang diinginkan, perusahaan harus melakukan
value engineering yang bertujuan untuk menekan biaya namun tetap
mempertahankan kualitas produk. Perusahaan perlu menekan drifting
cost agar setidaknya sama atau bahkan lebih kecil dari target cost.
Perusahaan harus dapat membedakan biaya bernilai tambah dan biaya
tidak bernilai tambah. Biaya bernilai tambah adalah biaya yang jika
dihilangkan akan mengurangi nilai atau kegunaan atau yang dirasakan
oleh pelanggan, sedangkan biaya tidak bernilai tambah adalah biaya
yang jika dihilangkan tidak akan mengurangi nilai atau kegunaan arau
yang dirasakan oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan perlu
mengurangi biaya yang tidak bernilai tambah.
18
Value engineering dapat dilakukan pada bahan baku, yaitu kedelai.
Naik turunnya harga kedelai merupakan hal yang tidak bisa dikontrol
oleh perusahaan, kelangkaan kedelai yang terjadi di Indonesia membuat
perusahaan harus membeli kedelai impor yang harganya jauh lebih
mahal dibanding kedelai lokal, yakni sebesar Rp 9000/kg yang
didapatkan dari pemasok di Solo. Perusahaan harus memiliki strategi
untuk menghemat biaya kedelai saat harganya melonjak. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan perusahaan dalam pembuatan kecap
ialah mencampur kedelai dengan kacang benguk atau yang lebih
dikenal dengan koro benguk (mucuna pruriens). Koro benguk ini
memiliki harga yang lebih murah dibandingkan kedelai, yaitu sekitar
Rp 7000/kg, koro benguk berpotensi untuk mendampingi kedelai
sebagai sumber protein nabati, selain itu koro benguk juga memiliki
kandungan gizi yang lebih baik daripada kedelai dan mempunyai
kandungan senyawa aktif L-DOPA yang sangat berguna bagi
kesehatan. Saat inipun sudah terdapat kecap organik yang terbuat dari
koro benguk. Dalam hal penghematan, yang dapat dilakukan
perusahaan adalah mencampur kedelai dengan koro benguk dengan
perbandingan 1 : 1. Setiap bulan perusahaan membutuhkan kedelai
kurang lebih sebanyak 1500 kg, jadi dengan adanya pencampuran
perusahaan mengeluarkan biaya kedelai sebesar Rp 6.750.000,00
(750kg x Rp 9.000) dan koro benguk Rp 5.250.000 (750kg x Rp 7.000).
Pencampuran bahan baku ini dapat mengurangi biaya kedelai dari yang
awalnya Rp 13.500.000,00 menjadi Rp 12.000.000,00.
Selain itu, proses value engineering dapat dilakukan pada biaya
pengepakan, yaitu pada biaya botol, tutup botol, logo, dan segel. CV.
Harapan Jaya menawarkan harga botol sebesar Rp.1000,00, tutup botol
Rp.50,00, logo Rp.25,00, dan segel Rp.15,00. Hal ini dapat menekan
biaya pengepakan sebesar 10%.
Untuk biaya telepon, telepon yang digunakan diperusahaan terpisah dari
telepon rumah, maka dapat dilakukan penghematan dengan
19
menggunakan system locked atau penguncian pesawat telepon dengan
menggunakan kunci yang dapat di set untuk menerima panggilan saja.
Hal ini dilakukan karena sering terjadi penggunaan telepon yang tidak
perlu, misalnya untuk menelepon keluarga atau teman. Tujuan
penggunaan system locked adalah membuat penggunaan telepon
menjadi efektif dan efisien, telepon hanya bisa digunakan untuk
menerima panggikan masuk saja. Dengan demikian dapat terjadi
penurunan pemakaian telepon yang diperkirakan sebesar Rp.50.000,00.
Pada biaya pengiriman, dilakukan penurunan intrensitas pengiriman,
yang biasanya pengiriman dilakukan lima kali dalam satu minggu
menjadi tiga kali. Reaksi dari konsumen setelah melakukan survey pada
beberapa toko menunjukkan bila terjadi pengurangan intensitas
pengiriman yang akan dilakukan konsumen adalah mengambil dalam
jumlah banyak untuk persediaan selama satu minggu. Setiap kali
pengiriman perusahaan mengeluarkan biaya bensin Rp.50.000,00. Jadi
untuk satu bulan biaya pengiriman yang dapat dihemat adalah sebesar
Rp.400.000,00.
Tabel 3. Hasil Value Engineering yang dilakukan perusahaan
Keterangan Biaya (Rp.) Pengurangan Biaya
(Rp.)
Biaya Kedelai
Sebelum value engineering
Sesudah value engineering
Penghematan
13.500.000
(12.000.000)
1.500.000
Biaya Botol
Sebelum value engineering
Sesudah value engineering
Penghematan
11.000.000
(10.000.000)
1.000.000
Biaya Tutup Botol
Sebelum value engineering
Sesudah value engineering
Penghematan
550.000
(495.000)
55.000
Biaya Logo
Sebelum value engineering
Sesudah value engineering
Penghematan
280.000
(252.000)
28.000
20
Biaya Segel
Sebelum value engineering
Sesudah value engineering
Penghematan
180.000
(162.000)
18.000
Biaya Telepon
Sebelum value engineering
Sesudah value engineering
Penghematan
525.400
(475.400)
50.000
Biaya Pengiriman
Sebelum value engineering
Sesudah value engineering
Penghematan
1.000.000
(600.000)
400.000
Total 3.051.000
Sumber : data olahan
Analisis Dampak Penerapan Metode Target Costing Pada Kecap “Udang”
Perbandingan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebelum dan sesudah target
costing:
Tabel 4. Perbandingan biaya sebelum dan sesudah target costing
Klasifikasi Biaya Sebelum
Target Costing Penghematan
Sesudah
Target Costing
1. Biaya Bahan
Langsung
a. Kedelai 13.500.000 1.500.000 12.000.000
b. Gula Kelapa 58.800.000 58.800.000
c. Garam 130.000 130.000
d. Bawang Putih 123.500 123.500
e. Rempah-rempah 150.000 150.000
2. Biaya Pengepakan
a. Botol 11.000.000 1.000.000 10.000.000
b. Tutup Botol 550.000 55.000 495.000
c. Logo 280.000 28.000 252.000
d. segel 180.000 18.000 162.000
3. Tenaga Kerja
Langsung
a. Bagian Produksi 6.000.000 6.000.000
b. Bagian 3.600.000 3.600.000
21
Pengepakan
4. Biaya Produksi
Tidak Langsung
a. Biaya Listrik 711.600 711.600
b. Biaya Air 2.605.800 2.605.000
c. Bagian
Pengiriman
3.600.000 3.600.000
d. Kayu bakar 1.200.000 1.200.000
5. Biaya Non Produksi
a. Biaya Telepon 525.400 50.000 475.400
b. Biaya
Pengiriman
1.000.000 400.000 600.000
Total Biaya 103.956.300 3.051.000 100.904.500
Sumber : data olahan
Penerapan target costing membawa dampak positif bagi perusahaan, ini terlihat
dari biaya yang awalnya Rp.103.956.300,00 berkurang menjadi
Rp.100.904.500,00. Besarnya drifting cost sesudah pengurangan biaya adalah:
Drifting cost per botol = 𝑅𝑝 .100.904.500
8532 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 = Rp.11.826,5
Setelah dilakukan penerapan target costing, total drifting cost yang sebelumnya
Rp.12.184,28 turun menjadi Rp.11.826,5 lebih rendah dari target cost yang
ditetapkan sebesar Rp.11.900,00. Penghematan yang dilakukan perusahaan
setelah menerapkan target costing adalah :
% penghematan biaya = Total penghematan
total biaya sebelum target costing x 100%
= Rp .3.051.000
Rp .103.956.300 x 100%
= 2,93%
Tabel 5. Kenaikan Laba Setelah Penerapan Target Costing
Keterangan Sebelum Target
Costing
Sesudah Target
Costing
Kenaikan /
Penurunan
Harga Jual Produk
Harga Pokok Produk
Laba
14.000
12.184,28
1.815,72
14.000
11.826,5
2.173,5
(357,78)
357,78
22
% Laba 12,9% dari harga
jual
15,5% dari harga
jual
2,6% dari harga
jual
Penerapan Target Costing yang dilakukan perusahaan Kecap “Udang” dapat
mengurangi besarnya biaya yang dikeluarkan sehingga laba yang diperoleh
perusahaan meningkat dari 12,9% menjadi 15,5%. Penerapan target costing ini
membawa dampak positif bagi perusahaan karena dapat meningkatkan labanya
sebesar 2,6%.
Kesimpulan
Perusahaan Kecap “Udang” saat ini masih menggunakan metode cost-plus
pricing. Perusahaan menginginkan laba 15% dari total biaya. Drifting cost
perusahaan sebesar Rp.12.184,28 dengan harga jualnya Rp.14.000,00
mengakibatkan perusahaan mendapat laba sebesar 14,9% dari total biaya atau
12,9% dari harga jual, yang artinya perusahaan tidak dapat mencapai laba yang
diinginkannya.
Untuk dapat mencapai laba yang diinginkan, perusahaan harus memangkas biaya
sebesar Rp.2.425.500,00. Pengurangan biaya dilakukan melalui value engineering
yang dilakukan pada biaya bahan kedelai, gula merah, biaya pengepakan, telepon,
dan biaya pengiriman.
Pemangkasan biaya melalui value engineering tersebut ternyata mampu menekan
biaya sebesar Rp.3.051.000,00, sehingga total biayanya menjadi
Rp.100.904.500,00. Penerapan target costing pada perusahaan membawa
pengaruh positif karena dapat meningkatkan labanya dari 12,9% menjadi 15,5%.
Saran
Saran dari penulis adalah mengganti metode cost plus pricing dengan target
costing, karena dengan metode ini dapat membantu perusahaan untuk mengurangi
biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga dapat mencapai laba seperti yang
diinginkan. Laba yang awalnya 12,9% dapat naik menjadi 15,5% yang dilakukan
dengan pencampuran kedelai dengan koro benguk, penghematan pada biaya
pengepakan, telepon, dan biaya pengiriman.
23
DAFTAR PUSTAKA
Herdinasari, Lucky L. 2011. Penerapan Metode Target Costing dalam Prhitungan
Harga Pokok Produksi pada Pembuatan Tikar Tenun CV Elresas di
Lamongan. Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya.
Himawan, Ferdinandus A. 2009. Analisis Penerapan Target Costing dalam
Penetapan Harga Bandwidth Dedicated untuk Mengoptimalkan
Perencanaan Laba (Studi Kasus pada PT Generasi Indonesia Digital).
Jurnal Institut Bisnis Nusantara. Jakarta.
Horngren, C., Datar, S., Foster, G., Rajan, M. & Ittner, C. 2009. Cost Accounting:
A Management Emphasis (13th
ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Iskandar, Ferryanto A., Paskah Ika N. 2013. Application of Target Costing In
Food Industry. 2013 International Conference of Organizational
Innovation (2013 ICOI).
Malue, Jurgen. 2013. Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Sistem
Pengendalian Biaya Produksi pada PT Celebes Mina Pratama. Jurnal
Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi ke-5. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya. cetakan kedua. Refika Aditama. Bandung
Prawironegoro, Darsono., Purwanti, Ari. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi
Ketiga. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Teddy, Andreas John. 2011. Analisis Penerapan Metode Target Costing dalam
Meningkatkan Laba Proyek pada PT Brimbun Jaya. Jurnal Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta.
Wiputri, Melissa. 2011. Analisis Penerapan Metode Target Costing untuk
Peningkatan Laba pada PT Megamakmur. Skripsi. Universitas Katolik
Indonesia Atmajaya. Jakarta.
Witjaksono. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
top related