penentuan jumlah bidang sadap pada penyadapan...
Post on 07-Apr-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENENTUAN JUMLAH BIDANG SADAP PADA
PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN METODE BOR
MUHAMMAD ISMAIL
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Jumlah
Bidang Sadap pada Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Muhammad Ismail
NIM E14090108
ABSTRAK
MUHAMMAD ISMAIL. Penentuan Jumlah Bidang Sadap pada Penyadapan
Getah Pinus dengan Metode Bor. Dibimbing oleh GUNAWAN SANTOSA.
Metode penyadapan yang digunakan dalam menyadap getah pinus saat ini
menggunakan metode quarre. Metode penyadapan ini mudah diimplementasikan
namun penggunaan metode ini menyebabkan tingginya tingkat kerusakan pada
pohon yang disadap. Untuk meminimalisir tingkat kerusakan pada pohon maka
digunakan alternatif metode penyadapan yaitu metode bor. Tujuan penelitian ini
adalah memperoleh getah dengan jumlah bidang sadap yang optimal dalam satu
pohon dengan meminimalisir tingkat kerusakan. Pohon pinus disadap
menggunakan bor mekanis yang kemudian diberi stimulansia. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data
diperoleh dari enam perlakuan yaitu jumlah bidang sadap: satu sampai enam
bidang sadap. Setiap perlakuan menggunakan 10 pohon contoh yang berdiameter
≥30 cm. Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak jumlah bidang sadap
maka produksi getah per pohon akan semakin besar, namun rataan produksi getah
per bidang sadap akan semakin kecil. Laju pertambahan produksi getah akibat
penambahan bidang sadap akan meningkat sampai dengan tiga bidang sadap per
pohon. Penambahan bidang sadap lebih dari tiga cenderung menurunkan laju
pertambahan produksi. Jumlah bidang sadapan yang optimal untuk penyadapan
pohon pinus dengan metode bor adalah sebanyak tiga bidang sadap dengan rata-
rata produksi sebesar 38.02 g/pohon/hari.
Kata kunci: bidang sadap, metode bor, pinus, produksi getah
ABSTRACT
MUHAMMAD ISMAIL. Determination of the Quantity of Tapping Areas in
Tapping Pine Resin Using The Drill Method. Supervised by GUNAWAN
SANTOSA.
The current method of tapping pine resin is quarre method. A method of
tapping is simple to be implemented, but using this method causes the high level
of damage to the tree. In order to decrease the rate of the damage, drill method can
be used as an alternative. The purpose of this experiment was to find out the
optimum number of tapping areas to obtain an optimal productivity of resin in
one tree. Pine trees were tapped using a mechanical drill and stimulant was then
sprayed. Experimental design used was completely randomized design (CRD).
The data were obtained from the six treatments, i.e., one to six of tapping areas on
the sample trees with a diameter ≥30 cm. Each treatment consisted of 10 sample
trees. The results showed that resin production in line with quantity of tapping
areas, but the average resin production per tapping area will be lesser. The rate of
resin production increased up to three tapping areas per tree. The addition of
tapping areas more than three reduced rate of production. The optimum quantity
of tapping area by the drill method in pine trees are three tapping areas. The
average production from that optimum method is 38.02 gr/tree/day.
Keywords: drill method, pine trees, resin production, tapping areas
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
PENENTUAN JUMLAH BIDANG SADAP PADA
PENYADAPAN GETAH PINUS DENGAN METODE BOR
MUHAMMAD ISMAIL
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Penentuan Jumlah Bidang Sadap pada Penyadapan Getah Pinus
dengan Metode Bor
Nama : Muhammad Ismail
NIM : E14090108
Disetujui oleh
Dr Ir Gunawan Santosa, MS
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc FTrop
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi: Penentuan Jumlah Bidang Sadap pada Penyadapan Getah Pinus dengan Metode Bor
Nama : Muhammad Ismail NIM : E14090108
Disetujui oleh
Dr Ir Gunawan Santosa, MS Pembimbing
Tanggal Lulus: 14fEB 2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat, kasih sayang, dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil
diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah getah, dengan judul
Penentuan Jumlah Bidang Sadap pada Penyadapan Getah Pinus dengan Metode
Bor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Gunawan Santosa, MS
selaku pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan saran selama
melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada papa Dr Ir Asep Sudarman,
M Rur Sc, mama Ir Erni Hendarini Ismoyo, adik Muhammad Umar, adik Adiba
Azharudina, dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
Terimakasih juga saya sampaikan kepada pihak HPGW beserta seluruh karyawan
yang telah banyak membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada pak Udin, Ika Nugraha, S Hut, Sandy Lesmana, M.
Adly Rahandi Lubis, S Hut, Fajar T, Rendhy P.G, Niken L, Susanti A.M, Agung
K, Dzikrullah, Agil A.H, Khabibi N, Putri J.S, Lina M, dan Sofian H.P atas
dukungannya. Teman satu bimbingan Agustina Pertisia Ginting, Rizky, Widhy,
dan Indri yang selalu memberikan semangat selama penelitian. Juga kepada
seluruh teman MNH 46, Fahutan 46, dan civitas Fakultas Kehutanan IPB atas
ilmu dan rasa kekeluargaan yang diberikan kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2014
Muhammad Ismail
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN viii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE PENELITIAN 2
Waktu danTempat Penelitian 2
Alat dan Bahan 2
Metode Pengumpulan Data 3
Rancangan Percobaan 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5
Produksi Getah Pinus dengan Berbagai Jumlah Bidang Sadap 6
Pengaruh Jumlah Bidang Sadap Terhadap Produksi Getah 8
Penentuan Jumlah Bidang Sadap Per Pohon 9
SIMPULAN DAN SARAN 11
Simpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 12
DAFTAR TABEL
1. Bagan rancangan percobaan 4 2. Analysis of Variance (ANOVA) 5 3. Produksi rata-rata getah pinus pada berbagai jumlah bidang sadap
(g/pohon/hari) 8 4. Analysis of Variance (ANOVA) pengaruh jumlah bidang sadap
terhadap produksi getah pinus dengan selang kepercayaan 95% 9
DAFTAR GAMBAR
1. Kondisi tegakan pinus dan tumbuhan bawah di HPGW 6 2. Pohon pinus dengan perlakuan penyadapan 7
3. Grafik pengamatan produksi getah pinus selama 10 kali pengambilan
(g/pohon/hari) ♦ 1 bidang sadap, ■ 2 bidang sadap, ▲ 3 bidang sadap, х
4 bidang sadap, ж 5 bidang sadap, ● 6 bidang sadap 7 4. Rata-rata roduksi getah pinus pada berbagai jumlah bidang sadap 9 5. Grafik hubungan antara ♦ PT, ■ PPPBS, dan ▲ RPPBS 10
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi penelitian 12
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanfaatan sumberdaya hasil hutan saat ini tidak terpaku pada hasil kayu
saja namun permintaan terhadap Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) pun
mengalami peningkatan. Selain memberikan kontribusi dibidang ekonomi dan
sosial, pemanfaatan HHBK pun dapat menunjang kelestarian hutan dikarenakan
dalam memperolehnya tidak menyebabkan terjadinya kerusakan dan keterbukaan
pada areal hutan. Salah satu bentuk dari HHBK yang diminati pasar berupa getah
pinus yang dapat diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Menurut Pehutani
(2006), getah pinus merupakan salah satu komoditi yang memiliki jumlah
permintaan tinggi baik di pasar lokal maupun pasar internasional, dimana 80%
produksinya dialokasikan untuk kebutuhan ekspor ke Eropa, India, Korea Selatan,
Jepang, dan Amerika.
Permintaan gondorukem dan terpentin yang besar menyebabkan dilakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas getah pinus yang
mengakibatkan intensitas penyadapan tinggi bahkan berlebih. Hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan yang cepat terhadap batang pohon pinus sehingga
mempengaruhi produktivitas getah. Sistem penyadapan yang digunakan dalam
menyadap getah pinus saat ini menggunakan sistem koakan (quarre system).
Sistem penyadapan ini mudah diimplementasikan di lapangan namun luas dan
dalamnya bidang sadap akibat pelukaan menyebabkan tingginya kerusakan pada
pohon yang disadap. Menurut Soetomo (1971) kerugian dalam sistem koakan
diantaranya mengingat bentuk dan ukuran alat yang besar dan kasar dengan
penanganan oleh pekerja yang tidak tetap koakan umumnya terlalu dalam dan
lebar sehingga membahayakan kelestarian produksi, selain itu getah yang
dihasilkan tercampur kotoran karena penampung selalu terbuka, dan luka lebar
mudah terserang penyakit.
Penyadapan yang ideal adalah dengan memaksimalkan pencapaian produksi
getah diimbangi kerusakan pada pohon yang disadap seminimal mungkin. Namun
pada kenyataannya untuk memperoleh getah dengan jumlah yang besar maka
jumlah pelukaan pada pohon pun akan semakin banyak. Semakin banyak jumlah
pelukaan pada pohon akan berimbas pada semakin besar pula tingkat kerusakan
pohon yang disadap. Oleh karena itu perlu diketahui optimasi jumlah pelukaan
pada satu pohon.
Penerapan metode bor merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang terjadi dalam penyadapan getah pinus. Metode ini
meminimalisir luasnya pelukaan akibat sadapan karena ukuran bidang sadap yang
kecil dan proses pemulihan pohon pun relatif cepat sehingga tidak menganggu
proses fisiologis. Menurut Litbang Kehutanan (1996) keuntungan sistem bor
adalah hasil getah baik jumlah maupun mutunya lebih baik daripada system
koakan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jumlah
optimal bidang sadap dalam satu pohon sehingga dapat diketahui produktvitas
yang efisien dari penyadapan getah pinus dengan menggunakan metode bor.
2
Perumusan Masalah
Produksi getah yang tinggi dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah
bidang sadap, namun semakin banyak jumlah bidang sadap maka kerusakan
terhadap pohon pun akan semakin besar. Kerusakan pohon pinus pada akhirnya
akan mempengaruhi produksi getah itu sendiri. Dengan digunakannya metode bor
ini perlu ditenentukan jumlah bidang sadap sehingga memberikan hasil
produktivitas getah yang tinggi dengan tingkat kerusakan pada pohon seminimal
mungkin.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengukur produktivitas penyadapan getah pinus menggunakan metode bor
dengan beberapa jumlah bidang sadap
2. Menentukan jumlah bidang sadap yang optimal dalam satu pohon pinus.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam penyadapan
getah pinus tanpa mengesampingkan aspek kelestarian dari pohon itu sendiri.
Selain itu diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang membutukan
informasi mengenai penyadapan getah pinus dengan metode bor, sehingga
didapatkan hasil yang optimal. Khususnya untuk pihak Hutan Pendidikan Gunung
Walat (HPGW) agar dapat memaksimalkan produksi getah secara efisien.
METODE PENELITIAN
Waktu danTempat Penelitian
Penelitan ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2013
dan bertempat di HPGW Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah bor mekanis, bahan bakar,
mata bor berukuran 5/8 inchi, asahan bor, pipa paralon berukuran 5/8 inchi,
parang, pita ukur 150 cm, sprayer, plastik ukuran 12 x 25 cm, timbangan digital,
tally sheet, kalkulator, laptop, software Microsoft Office 2007 dalam hal ini
Microsoft Word dan Microsoft Excel, software IBM SPSS 20, kamera digital, alat
tulis dan papan jalan, paku, palu, tali rafia, dan label pohon.
Bahan yang digunakan berupa 80 pohon pinus (Pinus merkusii) dengan
diameter berukuran ≥30 cm, stimulansia ethylene asam sitrat (ETRAT) 1240.
top related