pendekatan client centered

Post on 12-Apr-2017

164 Views

Category:

Education

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

CLIENT CENTERED

Carl Ransom Rogers

KONSEP DASAR

• Manusia adalah makhluk yang dilahirkan dengan pembawaan dasar yang baik, memiliki kecenderungan yang bertujuan positif, konstruktif, rasional, sosial, berkeinginan untuk maju, realistis, memiliki kapasitas untuk menilai diri dan mampu membawa dirinya untuk bertingkah laku sehat dan seimbang, cenderung berusaha untuk mengaktualisasikan diri, memperoleh sesuatu dan mempertahankannya.

• Setiap manusia memiliki harga dan martabat dirinya, sehingga dengan didukung oleh pembawaan dasarnya maka setiap manusia akan siap dan mampu untuk mengatasi masalahnya.

• Manusia adalah rasional, tersosialisasikan, dan menentukan nasibnya sendiri.

• Dalam kondisi yang memungkinkan, manusia akan mampu mengarahkan diri sendiri, maju, dan menjadi individu yang positif dan produktif.

ASUMSI PERILAKU BERMASALAH• Adanya ketidakseimbangan/ketidaksesuaian antara pengalaman

organismik dan self yang menyebabkan individu merasa dirinya rapuh dan mengalami salah suai.

• Karakteristik pribadi salah suai adalah:– Estrangement: membenarkan apa yang sesungguhnya oleh diri sendiri

dirasakan tidak mengenakan.– Incongruity in behavior: ketidaksesuaian tingkah laku karena individu

tidak mampu menilai diri sendiri dengan kacamata positif, hal ini sering menimbulkan kecemasan.

– Kecemasan: kondisi psikologis yang ditimbulkan oleh adanya ancaman terhadap kesadaran tentang diri sendiri.

– Defense mechanism: tindakan yang diambil oleh individu agar tampak konsisten terhadap struktur self.

• Gejala tingkah laku salah suai adalah: 1. Kecemasan atau ketegangan terus menerus 2. Tingkah laku yang rigid, kaku, tidak luwes 3. Menolak situasi baru 4. Salah dalam perkiraan 5. Menolak untuk menyadari pengalamannya sendiri 6. Tingkah lakunya tidak terduga 7. Sering tidak rasional 8. Tidak mampu mengontrol dirinya sendiri

TUJUAN KONSELING

• Tujuan utama konseling berpusat pada klien adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang penuh (fully functioning person).

• Ciri-ciri dari fully function person yang menjadi tujuan utama konseling adalah sebagai berikut:

• Individu terbuka terhadap pengalamannya dan keluar dari kebiasaan untuk defensive.

• Seluruh pengalaman individu dapat disadari sebagai sebuah kenyataan.

• Seluruh yang disimbolkan atau yang dinyatakan secara verbal maupun dalam tindakan adalah akurat, yang sebenarnya sebagaimana pengalaman itu terjadi.

• Struktur selfnya kongruen dengan pengalamannya.

• Struktur selfnya mampu berubah secara fleksibel sejalan dengan pengalaman baru.

• Pengalaman selfnya akan dijadikan sebagai pusat evaluasi.• Individu memiliki pengalaman self regard.• Individu berperilaku secara kreatif untuk beradaptasi

terhadap peristiwa-peristiwa yang baru.• Individu akan menemukan nilai organismenya sebagai

sesuatu yang terpercaya mengarah kepada perilaku yang memuaskan karena: a. seluruh pengalamannya disadari, b. tidak ada pengalaman yang distorsi atau ditolak, c. akibat perilakunya disadari.

PERAN KONSELOR

• Konselor tidak memimpin, mengatur atau menemukan proses perkembangan konseling, tetapi hal tersebut dilakukan oleh klien sendiri.

• Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah pembicaraan ditentukan oleh klien.

• Konselor menerima individu dengan sepenuhnya dalam keadaan atau kenyataan yang bagaimananpun

• Konselor memberi kebebasan kepada klien untuk mengekspresikan perasaan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.

DESKRIPSI PROSES KONSELING

Tahap-Tahap Konseling CCT meliputi:– Berdasar peran yang dilakukan konselor

a.Tahap Pertama: membangun hubungan konseling, menciptakan kondisi fasilitatif dan hubungan yang substantif seperti empati, kejujuran, ketulusan, penghargaan yang positif tanpa syarat.b. Tahap Kedua: tahap kelanjutan yang disesuaikan dengan efektivitas hubungan konseling dan disesuaikan dengan kebutuhan klien.

Berdasarkan pengalaman klien dalam konseling:a. Tahap pertama: klien datang kepada konselor dalam kondisi tidak kongruensi, mengalami kecemasan atau kondisi penyesuaian diri yang tidak baik.b.Tahap kedua: saat klien menemui konselor dengan penuh harapan dapat memperoleh bantuan jawaban ata permasalahan yang sedang dialami dan menemukan jalan atas kesulitan-kesulitannya. Perasaan yang ada pada klien adalah ketidakmampuan mengatasi kesulitan.

c. Tahap ketiga: pada awal konseling klien menunjukkan tingkah laku, sikap, dan perasaan yang kau. Klien menyatakan permasalahan yang dialami kepada konselor secara permukaan dan belum menyatakan pribadi yang dalam. Pada awal-awal ini klien cenderung mengeksternalisasi perasaan dan masalahnya dan mungkin bersifat defensif.d.Tahap keempat: klien mulai menghilangkan sikap dan tingkah laku yang kaku, membuka diri terhadap pengalamannya dan belajar untuk bersikap lebih matang dan lebih teraktualisasi dengan jalan menghilangkan pengalaman yang didistorsi atau ditolak.

TEKNIK KONSELING

• Teknik-teknik konseling Client Centered , adalah:• Acceptance (penerimaan).• Respect (rasa hormat).• Understanding (mengerti, memahami).• Reassurance (meyakinkan).• Encouragement (dorongan).• Limited questioning (pertanyaan terbatas).• Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan).

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Kelebihan:• Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor dalam

konseling.• Identifikasi dan penekanan hubungan konseling sebagai

wahana utama dalam mengubah kepribadian.• Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik.• Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian

dan penemuan kuantitatif.• Penekanan emosi, perasaan, dan afektif dalam konseling.

Kelemahan:• Pendekatan ini cenderung menekankan aspek afektif,

emosional, perasaan sebagai penentu perilaku, ia cenderung mengabaikan faktor intelektual, kognitif dan rasional.

• Tujuan untuk setiap klien dinilai terlalu luas, umum dan longgar sehingga sulit untuk menilai keberhasilan setiap individu dalam konseling.

• Pendekatan ini menghendaki tujuan konseling dibuat oleh klien, tetapi dalam pelaksanaannya sering masih tergantung kepada situasi konseling dan konselor.

• Meskipun dinyatakan bahwa pendekatan konseling berpusat klien diakui efektif, tetapi bukti-bukti empiris tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggung jawabnya.

• Sulit bagi konselor untuk benar-benar bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal.

CONTOH PENERAPAN

Diterapkan untuk menangani klien yang mengalami masalah pengambilan keputusan, konflik, konsep diri negatif, cemas.

top related