pemeriksaan telinga dengan sebuah otoscope

Post on 16-Dec-2015

47 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

heee

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Telinga Dengan sebuah OtoscopeKetika seorang anak mengalami sakit infeksi pernapasan atas, tanda-tanda pada umumnya panas dingin dan sakit telinga ini yang membuat orang tua khawatir. Alasan mengapa anak-anak mengalami nyeri telinga dapat berhubungan dengan berbagai faktor yang tidak berhubungan dengan infeksi. Misalnya, drainase sinus seringkali menyebabkan nyeri telinga. Pada anak-anak muda, munculnya geraham dewasa atas, juga dapat menyebabkan nyeri pada telinga. Orang tua harus memperhatikan perilaku anak mereka sehingga dapat menentukan apakah nyeri telinga yang dialami anak mereka terkait dengan kegiatan fisik yang sebenarnya dilakukan oleh anak.Ketika seorang anak tidak menggambarkan rasa sakit di telinga mereka, penting bagi orangtua untuk melihat ke dalam telinga anak mereka. Orang tua, yang mencoba untuk membersihkan telinga anak mereka dengan cotton bud, sebenarnya dapat memasukkan kotoran telinga di liang telinga dan benar-benar membuat kondisi lebih buruk. Untuk menentukan apakah seorang anak sebenarnya mengalami infeksi telinga diperlukan pemeriksaan visual dekat telinga. Profesional medis menggunakan otoscope untuk pemeriksaan telinga pasien, yang merupakan perangkat unik yang memiliki cahaya dan lensa pembesar.

Para orang tua harus mengetahui benar dan juga dapat mencari tanda-tanda infeksi telinga pada anak-anak mereka. Infeksi telinga yang paling umum pada anak-anak adalah infeksi telinga tengah. Pengobatan untuk infeksi ini biasanya mencakup obat antibiotik yang diresepkan. Infeksi yang kurang umum termasuk infeksi telinga luar dan sering disebut sebagai telinga perenang. Infeksi telinga luar (telinga perenang) juga dapat diobati dengan antibiotik yang diresepkan. Pentingnya orang tua untuk membandingkan tampilan visual dari telinga anak mereka dengan orang-orang disekitarnya. Perbandingan ini dapat memberikan orang tua bukti visual seperti mengapa telinga anak mereka terluka dan jika diperlukan dapat melakukan kunjungan ke dokter.Pendengaran dan Gangguan Pendengaran Setiap bagian telinga memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi bunyi ke otak. Gangguan pendengaran disebabkan oleh rusaknya salah satu atau beberapa bagian dari telinga luar, tengahatau dalam. Agar dapat memahami gangguan pendengaran dengan baik, kita perlu memahami anatomi telinga dan cara kerja pendengaran. Gambaran umum mengenai hal tersebut akan diuraikan dalam penjelasan berikut.

Gangguan pendengaran harus selalu didiagnosis oleh ahli pendengaran, seperti ahli audiologi atau spesialis THT. Mereka akan menguji pendengaran untuk menentukan tipe dan tingkat kerusakannya. Sebuah audiogram, akan menggambarkan temuan uji pendengaran tersebut.

Ada empat tipe gangguan pendengaran:Tipe yang pertama dan paling umum adalah gangguan pendengaran sensorineural yang disebabkan oleh hilangnya atau rusaknya sel saraf (sel rambut) di dalam koklea. Gangguan pendengaran konduktif menunjukkan adanya masalah di telinga luar atau tengah yang menyebabkan tidak terhantarnya bunyi dengan tepat ke telinga dalam. Gangguan pendengaran campuran merupakan gabungan gangguan pendengaran sensorineural dan konduktif. Terakhir, gangguan pendengaran saraf terjadi ketika saraf auditori tidak dapat mengirim sinyal ke otak. Bottom of Form4 PENYEBAB UTAMA GANGGUAN PENDENGARAN.21 November 2010 pukul 18:191.GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING (GPAB).Gangguan pendengaran akibat bising adalah Penurunan Pendengaran tipe sensorineural, yang pada awalnya tidak disadari, karena belum mengganggu percakapan sehari-hari.Sifat gangguannya adalah tuli sensorineural tipe koklea dan umumnya terjadi pada ke dua telinga. Faktor risiko yang berpengaruh pada derajat parahnya ketulian ialah intensitas bising, frekuensi, lama paparan kebisingan perhari, lama masa kerja, kepekaan individu, umur dan faktor lain yang dapat berpengaruh. Berdasarkan hal tersebut dapat dimengerti bahwa jumlah pajanan energi bising yang diterima akan sebanding dengan kerusakan yang didapat.2. PRESBIKUSIS.Presbikusis adalah tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris ( terjadi pada kedua sisi telinga).Kemampuan mendengar penderita presbikusis akan berkurang secara berangsur, biasanya terjadi bersamaan pada kedua telinga. Telinga menjadi sakit bila lawan bicaranya memperkeras suara. Selain itu penderita presbikusis juga mengalami kesulitan dalam memahami percakapan terutama di lingkungan bising, hal ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan membedakan (diskriminasi) suku kata yang hampir mirip.Jika tidak dilakukan upaya rehabilitasi pendengaran misalnya dengan memasang alat bantu dengar maka kemampuan untuk memahami percakapan akan makin terganggu.3. TULI KONGENITAL.Tuli kongenital merupakan salah satu masalah pada anak anak yang akan berdampak pada perkembangan bicara, sosial, kognitif dan akademik. Masalah makin bertambah bila tidak dilakukan deteksi dan intervensi secara dini.a. Masa Kehamilan :Kehamilan trimester I merupakan periode penting karena infeksi bakteri maupun virus akan mempunyai akibat terjadinya ketulian. Infeksi yang sering mempengaruhi pendengaran antara lain adalah infeksi TORCHS (Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes dan Sifilis), selain campak dan parotitis (gondong).Beberapa jenis obat ototoksik dan teratogenik seperti salisilat, kina, gentamisin, streptomycin dll. mempunyai potensi menyebabkan terjadinya gangguan proses pembentukan organ dan sel rambut pada rumah siput (koklea). Gangguan struktur anatomi telinga juga dapat menyebabkan terjadinya ketulian antara lain aplasia koklea (rumah siput tidak terbentuk) dan atresia liang telinga.b. Saat Melahirkan :Penyebab ketulian pada saat lahir antara lain : lahir prematur, berat badan lahir rendah (< 1500 gram), tindakan dengan alat pada proses kelahiran (ekstraksi vakum, forcep), hiperbilirubinemia (bayi kuning), asfiksia (lahir tidak langsung menangis), dan hipoksia otak (nilai Apgar < 5 pada 5 menit pertama.).Menurut American Academy Joint Committee on Infant Hearing Statement (1994) pada bayi usia 0-28 hari bila ditemukan beberapa faktor berikut ini harus dicurigai, karena merupakan kemungkinan penyebab gangguan pendengaran:1. Riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir.2. Infeksi prenatal; TORSCH.3. Kelainan anatomi pada kepala dan leher.4. Sindrom yang berhubungan dengan tuli kongenital.5. Berat badan lahir rendah (BBLR < 1500 gram ).6. Meningitis bakterialis.7. Hiperbilirubinemia (bayi kuning) yang memerlukan transfusi tukar.8. Asfiksia berat.9. Pemberian obat ototoksik.10. Menggunakan alat bantu pernapasan/ ventilasi mekanik lebih dari 5 hari (ICU)Ketulian yang terjadi biasanya merupakan tuli saraf ( sensorineural) derajat berat sampai sangat berat pada kedua telinga (bilateral). Gejala awal sulit diketahui karena ketulian tidak terlihat. Biasanya orang tua baru menyadari adanya gangguan pendengaran pada anak bila tidak ada respons terhadap suara keras atau belum / terlambat berbicara. Oleh karena itu informasi dari orang tua sangat bermanfaat untuk mengetahui respons anak terhadap suara dl lingkungan rumah, kemampuan vokalisasi dan cara pengucapan kata.4. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK).Otitis media supuratif kronik adalah peradangan mukosa telinga tengah disertai keluarnya cairan dari telinga melalui perforasi membran timpani (gendang telinga berlubang). Masyarakat mengenal OMSK sebagai penyakit congek, kopok, toher atau curek. Cairan yang keluar dari telinga dapat terus menerus atau hilang timbul. Kejadian OMSK dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain suku bangsa, jenis kelamin, tingkat sosioekonomi, keadaan gizi, dan kekerapan mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA/ batuk pilek).Kehilangan Pendengaran: Penyebab dan GejalanyaPenyebab dan Gejala Gangguan Pendengaran Bagi orang yang mengalami gangguan pendengaran parah, dunia adalah tempat yang sangat tenang. Percakapan memudar menjadi terdengar seperti bisikan dan musik menjadi samar-samar seperti bergumam.Siapapun yang mengalami gangguan pendengaran parah atau cukup berat akan mengetahui bagaimana kondisi tersebut dapat mengisolasi mereka. Bila Anda tidak bisa mendengar, maka Anda tidak dapat mengambil bagian dalam percakapan, Anda tidak bisa lagi menjadi peserta aktif dalam dunia di sekitar Anda.Diagnosis dan pengelolaan gangguan pendengaran secara signifikan dapat meningkatkan kualitas hidup Anda. Segera setelah Anda mulai mengalami tanda-tanda gangguan pendengaran, kunjungi dokter Anda untuk evaluasi.Pada artikel ini, Anda akan mempelajari penyebab dan jenis gangguan pendengaran yang parah, dan apa tanda-tanda untuk diperhatikan sehingga Anda dapat mendapatkan pertolongan dokter secepat mungkin.Tanda-tanda Gangguan Pendengaran ParahJika Anda kehilangan pendengaran, baik tiba-tiba atau dari waktu ke waktu, Anda akan mengalami kesulitan dalam menyimpulkan isi percakapan. Suara akan menjadi teredam dan secara perlahan memudar.Tergantung pada penyebab gangguan pendengaran Anda, Anda juga mungkin mengalami: Nyeri pada satu atau kedua telinga Pusing, vertigo Dering di telinga (tinnitus) Tekanan atau terasa penuh pada satu atau kedua telingaSeringkali, orang-orang dengan gangguan pendengaran berat menjadi anti-sosial karena mereka malu untuk meminta keluarga dan teman-teman untuk mengulang apa yang mereka katakan.Menentukan Tingkat Gangguan PendengaranDokter Anda mungkin akan melakukan tes pendengaran yang disebut audiogram. Dokter menentukan tingkat gangguan pendengaran dengan melihat berbagai desibel (dB) ukuran intensitas suara yang dapat Anda dengar. Orang dengan pendengaran sempurna dapat mendengar suara dari semua intensitas yang berbeda. Orang dengan gangguan pendengaran yang parah hanya dapat mendengar suara sangat keras.Pendengaran normal dianggap berada di kisaran 0 sampai 15 dB yang menunjukkan intensitas paling lembut di mana suara dapat terdengar. Orang dengan pendengaran normal mampu membedakan suara yang samar seperti hembusan nafas manusia, yang berkisar 10 dB.Kehilangan pendengaran ringan berada dalam kisaran 26 sampai 40 dB, dan rentang kehilangan pendengaran sedang berada pada kisaran 41-55 dB. Gangguan pendengaran dianggap berat bila berada pada kisaran 71 90 dB. Orang dengan gangguan pendengaran berat mengalami kesulitan mendengar pidato, meskipun mereka dapat mendengar suara keras, seperti suara truk yang lewat atau pesawat lepas landas.Jenis Gangguan PendengaranAda tiga jenis utama dari gangguan pendengaran:1. Gangguan pendengaran konduktif terjadi dari masalah di liang telinga. Gendang telinga atau telinga tengah tidak dapat mengirimkan suara secara efektif ke telinga bagian dalam. Masalah ini dapat disebabkan oleh infeksi telinga, tumor, atau benda (seperti penumpukan lilin) di telinga.2. Kehilangan pendengaran sensorineural seringkali disebabkan oleh kerusakan sel-sel rambut di telinga bagaian dalam. Penyebab potensial lainnya termasuk kerusakan pada saraf atau otak 8. Jenis gangguan pendengaran sering disebabkan oleh usia-terkait perubahan saraf dan sel-sel sensorik dari telinga bagian dalam.3. Gangguan pendengaran campuran adalah kombinasi dari gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural, yang berarti bahwa mungkin ada kerusakan di telinga luar atau tengah, serta di telinga bagian dalam (koklea) atau saraf pendengaran. Kehilangan pendengaran campuran dapat disebabkan oleh cedera kepala, infeksi kronis, atau kelainan bawaan.Gangguan pendengaran dapat mempengaruhi satu atau kedua telinga. Hal ini dapat terjadi tiba-tiba (akut) atau secara bertahap memburuk dari waktu ke waktu. Jika Anda mengalami gangguan pendengaran mendadak, segeralah temui dokter Anda.Penyebab Gangguan PendengaranPada pendengaran normal, gelombang suara masuk ke telinga bagian luar Anda. Suara kemudian melakukan perjalanan melalui telinga ke koklea, yang berupa tabung berisi cairan. Saat cairan bergetar, ribuan rambut halus ikut bergerak dan mengubah getaran suara menjadi impuls saraf. Impuls tersebut kemudian dikirim ke otak Anda di mana mereka akan diproses menjadi suara yang dapat Anda kenali.Gangguan pendengaran terjadi ketika ada masalah dengan struktur telinga yang terlibat dalam proses pendengaran. Setiap kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran berat: Usia. Pada lansia, struktur di telinga menjadi kurang elastis. Rambut-rambut halus rusak dan kurang mampu merespon gelombang suara. Gangguan pendengaran dapat berkembang selama beberapa tahun. Suara keras. Paparan suara keras misalnya, dari alat-alat listrik, pesawat terbang, senjata api, atau dari mendengarkan musik keras pada earphone dapat merusak sel-sel rambut di koklea. Parahnya kerusakan tergantung pada tingkat kenyaringan suara dan lamanya mendengar suara tersebut. Infeksi telinga. Saat infeksi telinga terjadi, cairan menumpuk pada bagian telinga tengah. Biasanya gangguan pendengaran karena infeksi telinga, bersifat ringan dan sementara. Namun, jika infeksi telinga tidak diobati, mereka dapat menyebabkan gangguan pendengaran berat dan jangka panjang. Lubang pada gendang telinga. Infeksi telinga, suara keras, trauma kepala, atau tekanan kuat di telinga saat terbang dalam pesawat atau melakukan scuba diving dapat membuat lubang di gendang telinga membran yang memisahkan saluran telinga dan telinga bagian tengah. Ini biasanya menyebabkan kehilangan pendengaran ringan atau sedang kecuali ada beberapa masalah lain. Penyakit atau infeksi. Campak, gondok, meningitis, dan penyakit Meniere adalah contoh-contoh beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Tumor. Tumor, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah. Ini termasuk neuroma akustik (schwannoma vestibular) dan meningioma. Orang yang memiliki tumor mungkin juga mengalami mati rasa atau kelemahan pada wajah dan dering di telinga. Sebuah benda asing di telinga. Ketika benda terjebak di telinga, mereka dapat memblokir pendengaran. Kotoran telinga substansi, tebal lengket yang biasanya mencegah bakteri dan zat asing lainnya dari memasuki telinga kadang-kadang dapat menumpuk dan mengeras di telinga, mematikan kemampuan untuk mendengar. Cacat telinga. Beberapa orang dilahirkan dengan struktur telinga yang tidak normal, yang mencegah mereka dapat mendengar dengan baik Trauma. Cedera seperti patah tulang tengkorak atau gendang telinga tertusuk dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah. Obat-obatan. Beberapa jenis obat, termasuk kelas aminoglikosida antibiotik (streptomycin, neomisin, kanamisin), aspirin, obat kemoterapi (cisplatin, carboplatin), Vicodin (dalam jumlah besar), antibiotik makrolida (eritromisin) dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Kadang-kadang efek ini bersifat sementara dan pendengaran akan kembali setelah Anda berhenti minum obat, tetapi dalam banyak kasus gangguan pendengaran menjadi permanen. Gen. Para ilmuwan telah mengidentifikasi gen tertentu yang membuat orang lebih rentan terhadap gangguan pendengaran yang parah, terutama yang berkaitan dengan usia gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran genetik sering dimulai dengan gangguan pendengaran yang didiagnosis saat lahirSumber: WebMDPenyebab Gangguan PendengaranJenis-jenis Gangguan PendengaranGangguan pendengaran biasanya digambarkan sebagai konduktif, sensorineural, atau campuran.

A.Gangguan pendengaran konduktif mengacu pada penurunan kemampuan seseorang untuk meresponsuara melalui udara dari telinga tengah ke telinga bagian dalam. Jaringan parut atau otosklerosis, pertumbuhan abnormal tulang dalam telinga tengah, dapat mengakibatkan gerakan terbatas dari ossicles. Baru-baru ini telah menunjukkan bahwa ada juga dapat masalah konduktif dengan membran basilar dari telinga bagian dalam yang mengurangi efisiensi transfer energi untuk sel-sel rambut.Beberapa penyebab umum dari gangguan pendengaran konduktif meliputi: Penyumbatan di kanal eksternal, misalnya oleh lilin atau benda asing Berlubangnya membran timpani Cairan di telinga tengah misalnya akibat dari infeksi, atau karena penyumbatan tabung Eustachio (media sekretori otitis kronis) Kerusakan pada ossiclesmisalnya karena trauma, otosklerosisBanyak penyebab gangguan pendengaran konduktif dapat diperbaiki dengan pengobatan atau alat bantu dengar.B. Gangguan pendengaran sensorineural mengacu pada penurunan unit sensorik yang terdiri dari saraf pendengaran dan sel-sel rambut yang merangsangnya.Kehilangan pendengaran Sensorineuralhasil dari gangguan pada koklea (rumah siput dalam telinga bagian dalam) atau saraf pendengaran dan koneksi pusat.Penyebab gangguan pendengaran sensorineural dapat dibagi menjadi dua kelompok:i. bawaan tuliTuli kongenital dapat muncul saat lahir dan itu adalah tujuan skrining pendengaran bayi baru lahir untuk mengidentifikasi bayi-bayi pada usia dini. Beberapa kondisi bawaan mungkin tidak tampak jelas sampai anak lebih tua.Selama periode pra dan perinatal bayi mengalami berbagai faktor, yang dapat mempengaruhi pendengaran mereka, misalnya, infeksi seperti gondok, cytomegalovirus meningitis, dan rubella.ii. Tuli AkuisisiDemikian pula pada orang dewasa penyebab lain meliputi:Paparan terhadap suara keras yang berkelanjutan atau tiba-tiba PenyakitMnires Reaksiracun terhadap obat Trauma seperti cedera kepala berat TumorUsia terkait gangguan pendengaran (Presbycusis)Ini pertama kali mempengaruhi pitch atau frekuensitertinggi. Ini berarti bahwa banyak konsonan seperti huruf F, S T dan suara SH yang tidak terdengar dengan baik. Hal ini mempengaruhi percakapan dan pemahaman tentang apa yang dikatakan di telepon.pengobatanAlat bantu dengarAlat bantu dengar adalah perangkat yang memperkuat suara. Mereka dapat digunakan dalam Keduanya Gangguan Pendengaranconductive and sensorineural.Penggunaannya biasanya meningkatkan kualitas orang yang terkena dampak kehidupan jauh. Namun, di antara orang-orang yang sangat tuli, beberapa mungkin menjadi sangat terbatas (atau bahkan nol manfaat) dari alat bantu dengar, tapi ini tidak dapat diprediksi dari audiogram saja. Mereka bertahan 5 tahun rata-rata.Alat bantu dengar terdiri dari-: Sebuah mikrofon untuk menerima sinyal suara Sebuah penguat bertenaga baterai untuk memperkuat sinyal suara Sebuah penerima untuk memberikan suara untuk diperkuat ke saluran telingaAlat bantu digital yang diprogram untuk kebutuhan pendengaran individu. Pengaturan dapat dikontrol untuk mencocokkan frekuensi gangguan pendengaran saja, sehingga memotong amplifikasi latar belakangsuara. Namun, manfaat yang terbatas dalam situasi kehidupan nyata. Banyak alat bantu dengar digital yang dirancang untuk mengurangi jenis latar belakangstabilitas kebisingan , seperti gemuruh lalu lintas atau dengungan kipas angin. Hal ini dapat membuat pengguna mendengarkan lebih nyaman, tapi tidak selalu memungkinkan pengguna untuk memilih satu suara dari segala sesuatu yang lain terjadi, terutama ketika beberapa orang sedang berbicara sekaligus.Sistem mikrofon directional memperkuat suara yang datang dari depan orang lebih dari suara ke samping atau di belakang mereka. Hal ini membuat lebih mudah bagi orang untuk fokus pada apa yang mereka ingin dengarkan di tempat bising. Pengguna dapat beralih antara arah dan semua suara bulat, tergantung pada apa yang mereka butuhkan untuk mendengar pada saat itu. Beberapa alat bantu digital akan mendeteksi mana suara itu berasal dan secara otomatis menyesuaikan untuk mengurangi kebisingan selektif. Namun, alat bantu dengar tidak dapat mengetahui apa yang orang ingin dengarkan.Alat bantu dengar membutuhkan perawatan yang wajar dan pembersih yang didukung oleh baterai kering yang harus diganti dari waktu ke waktu.Jenis-Jenis Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran konduktif Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika getaran suara di udara tidak sampai ke telinga bagian dalam sebagaimana mestinya. Jika ada sesuatu yang menghalangi saluran telinga (zat lilin, cairan, penumpukan kalsium pada tulang telinga), maka terjadi ganguan pendengaran konduktif. Biasanya suara masih bisa terdengar namun lemah, teredam atau terdistorsi. Umumnya, gangguan pendengaran konduktif tidak menyebabkan ketulian total.

Gangguan pendengaran sarafGangguan pendengaran saraf (tuli saraf) terjadi ketika saraf pendengaran dari liang telinga yang menuju ke otak gagal membawa informasi suara ke otak. Ketulian saraf akan menyebabkan hilangnya kenyaringan atau kejelasan dalam suara yang diterima.

Gangguan pendengaran campuranGangguan pendengaran campuran merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran konduktif dan saraf.

Penyebab Gangguan Pendengaran (Ketulian)

Sebagian orang dilahirkan dalam keadaan tuli. Biasanya penyebabnya tidak diketahui. Banyak orang yang mengatakan bahwa itu disebabkan karena sesuatu yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan, tetapi pendapat ini tidak bisa dibenarkan. Berikut beberapa penyebab ketulian yang lazim terjadi :Penyakit Telinga

Infeksi TelingaInfeksi pada telinga adalah penyakit yang dapat menimbulkan cairan dan lendir pada liang telinga. Jika cairan dan lendir ini menumpuk di dalam liang telinga, maka gendang telinga menjadi kurang fleksibel dari yang seharusnya. Pendengaran mungkin akan berkurang atau bahkan hilang selama terkena infeksi, bila tidak dirawat dengan baik, pendengaran bisa saja akan hilang selamanya ketika infeksi sudah sembuh.

Selama masa kanak-kanak, infeksi telinga ada kalanya terjadi setelah anak menderita influenza atau demam-demam lainnya. Radang tonsil (radang amandel) yang menahun dan infeksi lainnya mungkin juga akan merambat ke saluran eustachius dan menyebabkan terkumpulnya nanah di dalam rongga telinga bagian tengah. Bila itu terjadi, si anak akan mengalami sakit telinga dan demam tinggi. Tidak perlu menunggu, segera bawa ke dokter (spesialis THT lebih disukai) untuk mengobati keadaannya. Ingat, jangan pernah bereksperimen dengan memberikannya obat tetes telinga sembarangan. Biaya ke dokter masih jauh lebih murah ketimbang risiko yang harus anak Anda tanggung nantinya.

OtosklerosisOtosklerosis adalah penyebab umum dari ganguan pendengaran. Meskipun di masa lalu orang-orang menganggap otosklerosis disebabkan oleh penyakit seperti deman berdarah, campak, dan infeksi telinga, namun kenyataannya itu tidak berhubungan. Ini merupakan penyakit keturunan di mana bagian-bagian dari telinga tengah atau telinga dalam mengembangkan pertumbuhan tulang seperti spons. Penyakit ini bisa muncul di telinga tengah, telinga dalam atau bahkan keduanya. Ketika menyerang telinga bagian dalam, akan terjadi gangguan pendengaran sensorineural. Setelah semakin parah, ini akan menjadi permanen.

MeningitisMeningitis adalah peradangan pada membran (meninges) yang mengelilingi otak dan tulang belakang. Meningitis sendiri tidak menyebabkan ketulian, tapi karena letak otak sangat dekat dengan telinga, peradangan pada meninges dapat menyebabkan telinga menjadi meradang pula, dan hal ini dapat menyebakan ketulian.

Cedera Telinga

Lubang gendang telinga Ketulian bisa disebabkan cedera di gendang telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang memisahkan saluran tengah dan telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah terhubung ke tenggorokan oleh saluran eustachius, yang mengurangi tekanan di telinga tengah. Jadi lubang di gendang telinga bisa menyebabkan hilangnya pendengaran dan kadang-kadang dapat menguras cairan dari telinga.Kabar baiknya, terkadang gendang telinga akan sembuh sendiri, meskipun dapat memakan waktu beberapa minggu atau bulan. Sementara gendang telinga dalam proses penyembuhan, telinga harus terlindung dari air dan dari cedera lebih lanjut. Jika gendang telinga tidak sembuh dengan sendirinya, mungkin pembedahan perlu dilakukan. Tingkat ketulian tergantung pada ukuran lubang di gendang telinga dan banyak hal lannya.

Cedera yang dapat melubangi gendang telinga antara lain : Benda asing, cotton bud yang didorong terlalu jauh juga bisa menyebabkan lubang pada gendang telinga. Ledakan, yang menyebabkan perubahan besar tekanan udara, dapat menyebabkan gendang telinga sobek. Kecelakaan mobil, motor, terjatuh, perkelahian dan cedera akibat olahraga.KecelakaanBanyak anak-anak yang setengah tuli akibat terkena pukulan/benturan pada sisi kepalanya. Pukulan/benturan ini bisa merusak alat pendengaran mereka yang halus dengan mudah. Jika pun Anda terpaksa menghukum seorang anak, jangan pernah menampar apalagi memukul sisi kepalanya atau lebih buruk di bagian telinganya. Dengan perlakukan tersebut, Anda mungkin memecahkan gendang telinganya dan bisa saja menjadikan pendengarannya rusak seumur hidupnya.Benda-benda asingHampir semua anak-anak menyukai hal-hal baru dan mereka akan mencobanya. Beginilah cara mereka belajar. Namun terkadang, mereka memasukkan benda asing ke dalam liang telinga dan mereka tidak memberitahukannya kepada orangtua. Barulah setelah beberapa hari kemudian si anak mengeluhkan sakit pada telinganya dan bisa saja di telinganya muncul cairan yang berbau.

Untuk mengeluarkan benda asing tersebut, usahakanlah jangan sampai malah membuatnya lebih jauh masuk kedalam telinga. Jika Anda bisa melihat benda asing tersebut, keluarkan secara perlahan dengan menggunakan penjepit. Jika Anda merasa ragu untuk mengeluarkannya atau benda itu sulit untuk dikeluarkan, bawalah segera si anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Ingat, cara pengeluaran benda asing yang kasar dari dalam telinga bisa merusak kulit liang telinga dan bisa saja menyebabkan luka dan akhirnya infeksi di rongga telinga bagian tengah.Zat lilin (serumen) telingaZat lilin (serumen) adalah kotoran telinga yang melindungi liang telinga dari masuknya kotoran, luka dan infeksi. Ada baiknya untuk membiarkan zat lilin itu. Namun bila zat lilin sudah terlalu banyak, bersihkan dengan perlahan, lebih bagus lagi sebelum dibersihkan telinga diairi dengan cairan seperti hidrogen peroksida atau carbamide peroksida atau juga karbol gliserin 10%. Cairan akan menjadi lunak dan lebih mudah keluar. Bila membersihkannya dengan cotton bud, sebaiknya pilih cotton bud yang pentulnya kecil, halus namun kuat. Ini untuk menghindari kotoran menjadi semakin masuk akibat cotton bud yang besar, mencegah lecet dan tertinggalnya kapas cotton bud di dalam liang telinga yang bisa menyebabkan infeksi.Kerusakan saraf Kerusakan pada saraf pendengaran juga bisa terjadi karena cedera atau penyakit. Cedera dapat terjadi karena kecelakan atau terjatuh. Akibat dari kerusakan saraf adalah sinyal-sinyal listrik dari suara tidak dapat diteruskan dari telinga ke otak.

Suara kerasPenyebab yang sangat umum dari tuli adalah paparan jangka panjang suara yang keras. Inilah sebabnya mengapa operator alat berat, petugas pemadam kebakaran, pekerja pabrik, dan terutama musisi rock sering menderita gangguan pendengaran akibat pekerjaan yang mereka jalani selama bertahun-tahun. Biasanya satu kali insiden paparan suara keras tidak akan menyebabkan ketulian, tetapi pemaparan berulang terhadap suara keras dalam periode waktu tertentu bisa menyebabkan gangguan pendengaran berat.PendahuluanTelinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan), anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat memperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).Perforasi membran timpani permanen adalah suatu lubang pada membran timpani yang tidak dapat menutup secara spontan dalam waktu 3 bulan setelah perforasi. Upaya penutupan perforasi membran timpani permanen secara konservatif masih diperlukan oleh karena terapi secara operatif memerlukan peralatan yang tidak selalu tersedia di rumah sakit kabupaten atau kota dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.Ada 3 tipe perforasi membran timpani berdasarkan letaknya, yaitu : 1)Perforasi sentral (sub total). Letak perforasi di sentral dan pars tensa membran timpani. Seluruh tepi perforasi masih mengandung sisa membran timpani. 2)Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. 3)Perforasi atik. Letak perforasi di pars flaksida membran timpani. Sekret yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul. Konsistensinya bisa encer atau kental. Warnanya bisa kuning atau berupa nanah.Gendang telinga/membran timpani/tympanic membrane/eardrum adalah suatu membran/selaput yang terletak antara telinga luar dan telinga tengah. Fungsi membran ini sangat vital dalam proses mendengar. Bila terjadi kerusakan pada membran ini dapat dipastikan bahwa fungsi pendengaran seseorang terganggu. Robeknya membran ini merupakan salah satu kerusakan yang sering dialami baik pada anak-anak maupun dewasa. Penyebab robeknya membran ini antara lain disebabkan oleh infeksi telinga tengah(otitis), trauma baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya tertusuk alat pembersih kuping, suara ledakan yang berada didekat sekali dengan telinga kita, menyelam dengan kedalaman yang dianggap tidak aman, trauma kepala akibat kecelakaan kendaraan bermotor dsb. Umumnya tanda dan gejala robeknya gendang telinga antara lain nyeri telinga yang hebat disertai keluar darah dari telinga (yang disebabkan trauma) sedangkan yang disebabkan infeksi umumnya terdapat demam yang tak turun-turun, nyeri telinga (otalgia), gelisah dan tiba-tiba keluar cairan/nanah dengan atau tanpa darah. Untuk memahami hal ini lebih lanjut, penting rasanya untuk memahami anatomi dan fisiologi telinga terlebih dahulu secara umum.Anatomi dan Fisiologi TelingaAnatomi Telinga LuarTelinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.Anatomi Telinga TengahTelinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.Anatomi Telinga DalamTelinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.Membran timpani atau gendang telinga adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncaknya, umbo, mengarah ke medial. Membrana timpani umumnya bulat. Penting untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga tengah yaitu epitimpanum yang mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas membran timpani, dan bahwa ada bagian hipotimpanum yang meluas melampaui batas bawah membrana timpani. Membrana timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis di bagian luar, lapisan fibrosa di bagian tengah dimana tangkai maleus dilekatkan, dan lapisan mukosa dibagian dalam. Lapisan fibrosa tidak terdapat di bagian atas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian membrana timpani yang disebut membrana Shrapnell menjadi lemas (flaksid).Gendang telinga atau membrana tympani adalah selaput atau membran tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga dalam. Ia berfungsi untuk menghantar getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran di dalam telinga tengah.Gendang telinga secara anatomi dibagi 2 yaitu pars tensa (tegang) dan pars flaksida,1. Pars tensa, sebagain besar gendang telinga merupakan pars tensa, terdiri dari 3 lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga, di tengah jaringan ikat, dan bagian dalam yang mengarah ke telinga tengah, merupakan lanjutan mukosa telinga tengah.2. Pars flaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya terdiri dari dua lapis tanpa jaringa ikat di bagian tengah.Kerusakan gendang telinga berupa bolong/pecah (perforasi) terutama disebabkan infeksi telinga tengah (Otitis Media), namun dapat juga karean trauma. Kerusakan pada gendang telinga dapat menyebabkan tuli yang konduktif. Tuli konduktif adalah hilangnya pendengaran karena tidak dapat tersampaikannya getaran suara. Jenis tuli lainnya yaitu tuli sensorik yang disebabkan rusaknya sistem saraf pendengaran.Gendang telinga / membran timpani /tympanic membrane / eardrum adalah suatu membran/selaput yang terletak antara telinga luar dan telinga tengah. Fungsi membran ini sangat vital dalam proses mendengar. Bila terjadi kerusakan pada membran ini dapat dipastikan bahwa fungsi pendengaran seseorang terganggu. Robeknya membran ini merupakan salah satu kerusakan yang sering dialami baik pada anak-anak maupun dewasa.Penyebab robeknya membran ini antara lain disebabkan oleh infeksi telinga tengah(otitis), trauma baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya tertusuk alat pembersih kuping, suara ledakan yang berada didekat sekali dengan telinga kita, menyelam dengan kedalaman yang dianggap tidak aman, trauma kepala akibat kecelakaan kendaraan bermotor dsb. Umumnya tanda dan gejala robeknya gendang telinga antara lain nyeri telinga yang hebat disertai keluar darah dari telinga (yang disebabkan trauma) sedangkan yang disebabkan infeksi umumnya terdapat demam yang tak turun-turun, nyeri telinga (otalgia), gelisah dan tiba-tiba keluar cairan/nanah dengan atau tanpa darah.Umumnya dokter THT akan menangani keadaan akut ini dahulu dengan meredakan gejala dan sumber penyebabnya sambil dievaluasi kondisi membran/gendang telinganya. Bila gejala dan sumber penyebabnya telah tertangani dan dalam penilaian selama 1 bulan gendang telinga ini tidak menutup spontan, biasanya akan disarankan penutupan gendang telinga ini melalui prosedur pembedahan/operasi (tentu setelah dievaluasi manfaat penutupan membran ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi pendengaran, mencegah bahaya infeksi berulang pada telinga tengah)EpidemiologiMembran timpani lebih sering mengalami trauma dibandingkan dengan telinga tengah atau telinga dalam. Tetapi biasanya dalam derajat keseriusan yang rendah. Insidensi pertahun dari perforasi traumatik bervariasi antara 1,4-8,6 per 100,0000. Hal ini timbul pada semua kelopok umur dengan predisposisi pada anak yang lebih sering dibandingkan dengan kebiasaan memasukkan benda asing ke dalam kanalis aurikula eksternal. Laki-laki dewasa muda lebih sering mengalami cedera perforasi. Hal ini dikarenakan meningkatnya kekerasan domestik, wanita yang secara meningkat menjadi korban dari tamparan tangan terbuka dengan perforasi TM setelahnya.Ketergantungan terhadap trasportasi telah secara besar meningkatkan resiko dari cedera kepala. Telah dijumlahkan sekitar 30-75% dari cedera kepala tumpul dikaitkan dengan lesi tulang temporal. Luka tembak berada dalam sumber yang meningkat dari trauma tulang temporal. Peningkatan mortalitas lebih sering terlihat dalam kelompok ini dikarenakan tingginya keterkaitan dengan trauma intrakranial. Peraturan pemerintah yang baru dalam penggunaan keamanan dan tempat duduk anak-anak untuk MVAs dan proteksi kepala untuk kendaraan sangat menguntungkan sebagai bentuk dari pencegahan sekunder. Ketergantungan pada transportasi kendaraan bermotor telah menambah peningkatan resiko akan terjadinya cedera kepala.EtiologyPerforasi TM timbul oleh mekanisme yang bervariasi dan sumber energi, dan untuk itu dapat menjadi berbagai bentuk dan ukuran. Mereka dijelaskan dalam kaitannya dengan empat kuadran TM yang dibedakan dari tangan malleus. Ukuran secara normal dijelaskan sebagai persentase perforasi (40% perforasi) atau secara langsung untuk perforasi yang kecil (contoh, 2, 3, atau 4 mm perforasi). Klasifikasi lebih jauh dari perforasi marginal versus sentral adalah penting untuk management selanjutnya.Cedera Kompressi:Perubahan mendadak dalam tekanan udara sebagaimana dengan perubahan gradual (barotrauma) dapat menimbulkan kerusakan TM yang signifikan. Cedera akibat ledakan lebih berat ketika refleksi sedikit atau kerusakan dari gelombang energi ledakan pada rute TM. Kecelakaan ski air seringkali terlihat selama musim panas. Perubahan pada tekanan air selama penyelaman dapat menimbulkan cedera tipe tekanan.Cedera Tembus:Penyebab sering kedua dari perforasi TM termasuk Q-tips, bobby pins, kunci, dan klip kertas yang seringkali digunakan untuk membersihkan saluran telinga luarCedera Suhu:Pada komunitas industri, In industrial communities such as ours, hot welding slag is occasionally encountered as the culprit for TM injuries. Dikarenakan kerusakan jaringan dan dikaitkan dengan resiko infeksi, hal ini dirasakan untuk menjadi kurang setuju jika hanya mendapatkan terapi observasiCedera listrik:Konduksi elektrik yang instan dari sengatan listrik diduga dapat menyebabkan kerusakan pada TM baik berupa penekanan atau perubahan tekanan rarefaksi. Cedera ini juga kurang untuk bisa sembuh dengan sempurna.Traumatic PerforasiTM yang dapat terluka dalam berbagai cara. Skenario seringkali melibatkan orang yang membersihkan telinga dengan alat, yang akan dijelaskan pada bab akhir nanti, adalah cara pertama yang langsung, cedera penetrasi. Sering kali, orang kedua kurang hati-hati menyikutkan sikunya ke telinga hingga menyebabkan cedera. Penyebab lain adalah ledakan membran karena tamparan atau kepalan tangan ke telinga. Jenis perforasi ini biasanya di anterior dan inferior. anggota keluarga yang Kasar mungkin terlibat, dan kadang-kadang, dgn menyedihkan, korban akan mencoba untuk menyembunyikan setiap detail kejadian saat datang ke kantor. Kecelakaan menyelam dan ski air mungkin juga dapat meledakkan drum. Jarang, sebuah ledakan kuat di dekat telinga juga dapat meledak pada drum, akustik biasanya menyebabkan kerusakan pada labirin juga. Akhirnya, particle panas dapat menembus TM, mengkauterisasi ujung-ujungnya seperti berjalan melalui ke dalam telinga. Dalam hal ini, penyembuhan yang spontan sangat jarang dan infeksi berulang dan drainase dapat terjadi.Perforasi trauma berbeda dalam ukuran dan lokasi. Beberapa mungkin akan sulit untuk dilihat pada pemeriksaan. Mereka mungkin kecil dan tersembunyi di balik exudates atau sumbatan darah atau juga akan dikaburkan dengan tulang punuk dari kanal anterior dinding. Jika pemeriksa dapat melihat bagian dari drum, yang pneumatic otoscope, dengan udara yang cukup di kanal, merupakan kunci untuk diagnosa. TM yg tak bergerak akan terlihat dengan perforasi. ( sangat berbakat TM atau lem tglue ear juga dapat menampilkan imobilitas). Sebaliknya, jika drum adalah mobile, tidak ada perforasi.Perforasi Membran Timpani biasanya hadir pada pars tensa. Perforasi Pars flaccida umumnya terkait dengan epitympanic cholesteatoma. Jika perforasi membrane timpani tidak sembuh secara spontan, lapisan epithelial dan mucosal merayap dan bertemu di sepanjang batas-batas yang perforasi. komunikasi patologi ini terletak di tengah dan telinga luar dan dapat dianggap sebagai hiliran udara yang benar. Dengan adanya perforasi membrane timpani, pasien akan terganggu berulang karena infeksi telinga dan keluar air dari telinganya.Kapanpun membran timpani yang didiagnosis perforasi, tiga hal berikut harus menjadi pertimbangan dipenuhi: 1) Pada tingkat yang perforasi situs, ukuran, dan sisanya dari keadaan di sekitar membran timpani perforasi harus ditentukan. 2) Pada tingkat tengah telinga, keadaan mucosa, kondisi yang ossicular rantai (jika mungkin), dan keberadaan atau ketiadaan epithelialization harus dievaluasi. 3) pemeriksaan otoscopic harus dilengkapi dengan audiometry nada murni untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari ossicular rantai (kemungkinan erosi yang incus, ketetapan dari rantai).Perforasi Pars tensa dapat berupa sentral atau marjinal. Perforasi Marginal terletak di pinggiran dari membran timpani dengan ketidakhadiran dari annulus fibrosus. Perforasi Marginal dianggap tidak aman karena kulit yang berhubungan dgn kanal eksternal, karena ketiadaan dari annulus, dapat dengan mudah maju ke arah telinga, sehingga menimbulkan cholesteatoma.Pemeriksaan Otoscopic sering dapat menentukan persambungan antara kulit dan mucosa pada batas-batas perforasi membran timpani. Pada persambungan ini squamous epithelium memiliki seperti beludru penampilannya. Adanya cincin merah de-epithelialized sepanjang perforasi rim menunjukkan evagination dari mucosa ke arah luar permukaan membran timpani residu. Namun, invagination dari kulit terhadap sisa permukaan membran timpani lebih sulit untuk didiagnosa. Migrasi kulit ini disukai dengan atrophi mucosa yang terjadi sebagai akibat dari perforasi. Pada saat myringoplasty, perforasi tidak hanya meninggalkan kulit yang terperangkap pada permukaan drum, tetapi juga sangat mengurangi risiko yang dapat mengakibatkan iatrogenic cholesteatoma.Kehilangan pendengaran konduktif yang disebabkan oleh perforasi membran timpani mempunyai dua penyebab utama: 1) Pengurangan permukaan daerah membran timpani dimana tekanan akustik melebihi tindakannya. 2) Pengurangan dari gerakan vibrasi cairan cochlear karena suara mencapai kedua jendela hampir di waktu yang sama tanpa pemendekan dan tahap perubahan -efek dari membran timpani yang utuhTempat perforasi tidak dapat dikaitkan dengan pola audiomerik tertentu. Namun, secara umum diamati bahwa kehilangan pendengaran terjadi di frekuensi yang lebih rendah dan perforasi untuk ukuran yang sama, kehilangan pendengaran lebih sering terjadi lagi di perforasi posterior dibandingkan di anterior . Mayoritas posttraumatic dan postotitic perforasi sembuh spontan. Ketika bagian besar dari membran timpani yang hilang atau bila infeksi kronis atau berulang terjadi, perforasi dapat menjadi permanen. Dalam kasus ini, membran timpani harus diperbaiki (myringoplasty) untuk mengembalikan fisiologi normal telinga.Pada semua perforasi trauma, kerusakan telinga tulang kecil bagian tengah, dengan oval atau jendela sepanjang perpecahan, mungkin terjadi. Lihat untuk kehilangan pendengaran dengan inordinate yang besar (> 35 dB HL) atau keberadaan vertigo sebagai petunjuk. Tes Weber dan tes Rinne bermanfaat di sini. Kebanyakan trauma perforasi (mungkin 90%) dapat sembuh spontan. Hindari diri dari air dan observasi awal adalah satu-satunya perawatan yang diperlukan. obat tetes telinga antibiotik Topical mungkin ditunjukkan jika drainase dan infeksi ada. Trauma perforasi yang sangat besar sedikit sekali untuk sembuh. Hal Ini akan memerlukan pembedahan jika mereka tidak menunjukkan tanda-tanda penutupan setelah pengamatan selama beberapa bulan.Perforasi dari Infeksi AkutTrauma yang paling sering terjadi adalah perforasi, untungnya , yang paling shortlive. Hal Ini adalah salah satu yang dihasilkan dari otitis media akut. Disini, TM jadi merah, basah, dan pembukaan kecil tersebut tidak selalu terlihat. Hampir semua ini dapat sembuh dalam beberapa hari, dengan asumsi yang diberikan antibiotic. Sebuah pengceualian timbul dengan langka, agresif, necrotizing otitis media akut.Hal Ini biasanya disebabkan oleh streptococcus beta dalam kaitannya dengan keparahan seperti infeksi virus campak. Di negara-negara lain, demam berdarah masih menjadi penyebabnya. Dalam kasus ini, sebagian besar perforasi tetap dibuat. Nekrosis dari TM sentral secara typikal besar meninggalkan bentuk ladam-lubang yang besar di drum disekeliling manubrium. Pada era pra-antibiotik hal ini merupakan salah satu penyebab kronis perforasi.Chronic PerforasiPerforasi yang Lama dapat dilihat pada pasien yang mengalami masaalah tuba Eustachio bercampur dengan masalah infeksi bertahun-tahun. Ventilasi tuba mungkin telah dimasukkan berulang kali. sekitar TM seringkali menebal dan berparut. Individu yang terkena mempunyai kehilangan pendengaran konduktif dan mungkin timbul dengan drainase berulang melalui perforasi.Episode dari drainase ini (otorrhea) sering dilakukan oleh air di dalam telinga atau infeksi pernafasan atas. exudates biasanya mempunya organism yang sama seperti yang terlihat pada otitis eksterna, yaitu Pseudomonas, Staphylococcus, Proteus, dan Enterobacter. Secara insidentil, otorrhea dari infeksi telinga tengah dapat menyebabkan otitis eksternal, sebagai pengecualian terhadap pernyataan kami bahwa kebanyakan masalah telinga hanya melibatkan satu komponen.Otorrhea Persisten atau berulang melalui perforasi dikenal sebagai otitis media kronis suppurative. Topical antibiotik / steroid obat tetes telinga dapat membersihkan drainase. Tympanoplasty, bedah rekonstruksi TM (dan eroded ossicles, jika diperlukan), dapat dilakukan jika dan ketika tidak ada infeksi. Sering ada mastoiditis kronis di rongga berdekatan, dan mastoidectomy dapat menyertai prosedur ini.Dengan munculnya AIDS di dekade belakangan ini, otitis media tuberculosis menyebutkan hal ini. Hal Ini sangat jarang yang biasanya dimulai dengan tidak adanya rasa sakit dari penipisan TM diikuti oleh beberapa perforasi, dengan jelas keluarnya. Kehilangan pendengaran ini besar secara inordinate dikarenakan keterlibatan telinga dalam dengan basil. Temuan ini harus curiga dan waspada, dan kultur yang positif untuk pewarnaan organisme asam akan mengkonfirmasikan diagnosis.SummarySesuai menurut perforasi secara umum, penyebab, dapat dipastikan dari riwayat pasien, pengobatan dan penentuan prognosis. Yang otitis media akut, jika bukan jenis streptococcal necrotizing, akan sembuh, terutama jika infeksi akan dibersihkan dengan antibiotic oral. Pada kenyataannya, antibiotics awal membantu necrotisasi. Jangan lupa untuk mengevaluasi pendengaran. Kehilangan pendengaran sebesar (> 35 dB HL) dapat menunjukkan kerusakan trauma ossicular; ini juga perlu perhatian pembedahan. Akhirnya, beberapa perforasi menunjukkan tuberkulosis, terutama di hadapan AIDS.Keberadaan sebuah lubang membran timpani yang tidak sembuh secara spontan kronis seperti otitismedia merupakan cacat anatomis dan fungsional yang memerlukan koreksi bedah dalam mayoritas kasus. Myringoplasty ditunjukkan dalam kasus dengan dan tanpa otorrhea, dengan kecil atau besar udara-tulang, dan tanpa batas usia. Hal ini dikontraindikasikan ketika perforasi membran timpani hadir hanya dalam liang telinga.Myringoplasty secara umum dilakukan dengan menggunakan insisi postauricular di bawah anestesi lokal-kecuali untuk anak-anak di mana anestesi umum digunakan. Membran timpani diperbaiki dengan graft autologous temporalis. Kami lebih mengutamakan teknik dasar dalam mayoritas kasus, karena memberikan hasil yang lebih baik secara anatomis dan fungsional. teknik Overlay yang digunakan di beberapa kasus bila sisa anterior dari membran timpani adalah pathologic atau tidak ada. Ketika dilakukan dengan benar, maka teknik Overlay memberikan hasil yang optimal dalam kasus ini.Canalplasty dilakukan kapanpun tulang punuk dari saluran luar hadir yang membatasi kontrol dari batas perforasi. Jika reperforation terjadi setelah myringoplasty (sekitar 5% dari kasus), revisi operasi yang diindikasikan setelah beberapa bulan. Hasil operasi pertama dan kedua dari segi graftyang diambil dan reperforasi biasanya secara umum sebanding. DAFTAR PUSTAKA1. Kelompok studi otologi PERHATIKL. Panduan Penatalaksanaan Baku Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) di Indonesia. Jakarta, Mei, 2002.2. Browning G.G. Aetiopathology of Inflammatory Conditions of the External and Middle Ear. In: Scott-Browns Otolaryngology. 6th edition. Vol. 3. Butterworth-Heinemann, 1997; 3/3/15.3. Helmi. Otitis Media Supuratif Kronis. Dalam: Helmi. Otitis Media Supuratif Kronis. Balai Penerbit FK-UI, Jakarta, 2005; 55 7.4. World Health Organization. Chronic suppurative otitis media: Burden of Illness and Management Options. Geneva, Switzerland, 2004.5. Murakami Y. Surgical anatomy and pathology for reconstructive middle ear surgery. In: Suzuki JI et al. Reconstructive Surgery of the Middle Ear. Elsevier, Amsterdam, 1999, 1168.6. Healy G.B., Rosbe K.W. Otitis Media and Middle Ear Effusions. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, Sixteenth edition, BC. Decker, Hamilton, Ontario, p. 249-50.7. Adenan A. Kumpulan Kuliah Telinga. Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.8. Ovesen T., Borglum J.D. New Aspects of Secretory Otitis Media, Eustachian Tube Function and Middle Ear Gas. Ear, Nose and Throat Journal; Sep 1998; 77, 9; 770-6.9. Ryan A.F., Juhn S.K., Andalibi A., et al. Biochemistry. In: Lim DJ, ed. Recent Advances in Otitis Media Report of The Eighth Research Conference, The Annals of Otology, Rhinology and Laryngology; Jan 2005; 114, 1; 50-4.10. Sato K., Nonomura N., Kawana M., Nakano Y. Course of IL-1, IL-6, IL- 8, and TNF- in the Middle Ear Fluid of the Guinea Pig Otitis Media Model Induced by Nonviable Haemophilus Influenzae. The Annals of Otology, Rhinology & Laryngology; Jun 1999; 108, 6; 559-63.Dari Mana Asal Kotoran Telinga?

Telinga merupakan salah satu indera yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Apa jadinya kalau kita dilahirkan tanpa memiliki telinga, tentunya sebagai manusia kita akan merasa ada yang kurang dengan diri kita. Untuk itulah sudah seharusnya kita selalu memanjatkan syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kita kenikmatan yang sangat berlimpah termasuk kenikmatan memiliki organ tubuh yang lengkap.

Pada kesempatan kali ini, blog ini akan sedikit membahas mengenai telinga manusia. Hmm, tapi mungkin lebih spesifik mengenai kotoran telinga.

Telinga termasuk salah satu organ tubuh yang sangat kompleks, karena terdiri dari tiga bagian utama yang saling berkaitan. Bagian pertama adalah telinga luar yang berfungsi untuk melindungi gendang telinga dari kerusakan langsung, bagian kedua adalah telinga tengah berbentuk rongga udara berfungsi sebagai penghubung antara bagian luar telinga dengan bagian belakang hidung melalui tabung Eustachio. Bagian terakhir adalah tulang kecil yang berfungsi mengirimkan getaran dari gendang telinga ke telinga bagian dalam (koklea). Oleh karena itu, kebersihan organ telinga harus selalu diperhatian.

Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada telinga adalah terbentuknyakotoran telinga. Kotoran telinga atau serumen adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar seruminosa yang terletak di sepertiga luar liang telinga. Jika sudah mengering secara alami kotoran telinga akan keluar dengan sendirinya dari lubang telinga, lalu akan diganti dengan kotoran telinga yang masih basah.Pada dasarnya kotoran telinga memiliki sifat yang lengket, kental, dan berbau khas, sehingga terkadang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Cairan ini sangat bermanfaat bagi kesehatan telinga kita. Mungkin cairan yang dihasilkan oleh telinga ini terlihat menjijikkan dan berbau kurang sedap. Namun, cairan ini memberikan perlindungan dan menjadi anti bakteri.

Tubuh kita memiliki sistem alami untuk membersihkan lubang telinga dan membuat kita tetap bisa mendengar dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan oleh telinga kita agar terhindar dari kotoran adalah melalui cairan ini. Tapi harus diketahui bahwa cairan ini terkadang berlebih di dalam telinga kita, dan mungkin justru akan mengganggu kinerja telinga.Setelah selesai melakukan tugasnya, cairan ini biasanya akan keluar dengan sendirinya dari telinga kita. Bagaimana caranya? Yaitu melalui aktivitas yang dilakukan oleh rahang kita, misalnya ketika mengunyah permen karet atau makanan. Mungkin hal ini sulit dipercaya, tapi gerakan pada rahang kita bisa mendorong kotoran yang ada di telinga menjadi keluar. Biasanya kotoran ini mengering dan rontok sendiri menjadi potongan-potongan atau serpihan. Inilah yang menjadi kotoran telinga kita.

Banyak yang tidak tahu kalau sebenarnyakotoran telingaini memiliki fungsi vital bagi telinga. Di antaranya, untuk menangkap kotoran (debu) dan binatang-binatang kecil yang masuk ke dalam telinga (contohnya, semut dan nyamuk), berfungsi sebagai antibakteri terhadap kuman, dan menjaga kelembaban liang telinga. Jika produksi kotoran telinga berlebih biasanya dapat menyebabkan penyumbatan di saluran telinga. Beberapa dampak dari penyumbatan ini antara lain menimbulkan rasa gatal, nyeri, dan gangguan pendengaran (tuli) yang bersifat sementara. Oleh karena itu, banyak dari kita yang mungkin berusaha mengeluarkan (mengorek) kotoran telinga dengan benda-benda, seperti batang korek, jepit rambut, atau cotton bud. Tindakan tersebut sangat tidak dianjurkan, selain dapat mendorong kotoran masuk lebih ke dalam juga berpotensi menyebabkan infeksi pada kulit di bagian saluran telinga. Sebenarnya, tanpa dikorek pun, tubuh mempunyai mekanisme tersendiri untuk mengeluarkan kotoran telingaini. Sering tanpa kita sadari bahwa kotoran telinga dapat keluar (jatuh) dengan sendirinya dari liang telinga, atau terdorong keluar saat kita membuka rahang lebar-lebar atau tidur dalam posisi miring.Sebenarnya membersihkan telinga bagian dalam tidak dianjurkan karena bisa berbahaya. Alat yang biasanya digunakan untuk membersihkan telinga adalah cotton-bud, tapi alat ini seharusnya hanya untuk membersihkan telinga bagian luar saja bukan untuk telinga bagian dalam. Kotoran telinga di bagian dalam akan keluar dengan sendirinya.Jika membersihkan telinga bagian dalam dengan cotton-bud, akan beresiko mendorong kotoran telinga justru lebih dalam lagi dan mengarah ke gendang telinga. Jika ini terjadi, kotoran akan semakin menumpuk dan mengahalangi gelombang suara ke gendang telinga dan kamu pun akan kesulitan mendengar.

Bila telah terlanjur terjadi penyumbatan, cara penanganan terbaik adalah dengan pergi ke dokter THT untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya dokter akan membuang kotoran telinga dengan cara menyemburkan secara perlahan air hangat (irigasi) ke dalam rongga telinga. Jika kotoran telah terlanjur mengeras dan susah untuk dikeluarkan, dokter akan memberikan obat tetes telinga (pelarut serumen) yang digunakan selama 3 hari untuk melunakkan kotoran sehingga mudah dikeluarkan dengan penyemprotan air hangat. Namun, pada kasus-kasus tertentu seperti infeksi yang mengakibatkan keluarnya nanah dari telinga, cara penyemprotan tidak dapat dilakukankarena air dapat masuk ke dalam telinga bagian tengah. Pada keadaan ini kotoran telinga dibuang denganmenggunakan alat penghisap, selain itu penderita juga akan diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi lebih parah.

Cara lain untuk membersihkan telinga adalah dengan membiarkan air masuk ke telinga saat mandi, lalu miringkan kepala untuk membuang airnya. Namun pastikan air yang digunakan air hangat, karena air yang dingin atau terlalu panas bisa menyebabkan vertigoApa manfaat cairan telinga?cairan telinga atau lebih dikenal dengan nama cerumen diproduksi oleh daerah di sepertiga bagian terluar lubang telinga. Dan jangan salah, cairan telinga ini besar sekali manfaatnya. Cairan lengket dan berbau tidak sedap ini ternyata mengandung bahan pelindung dan anti bakteri yang sangat berguna. Jadi sebenarnya cairan ini bertanggung jawab untuk proses pembersihan telinga kamu secara alamiah. Yap, tubuh memang punya mekanisme alami untuk membersihkan lubang telinga dan membuatnya tetap bisa mendengar, salah satunya ya dengan cairan telinga ini.

Bagian-bagian telinga manusiaTapi tentu saja cairan ini memberi manfaat apabila jumlahnya ideal dan tidak berlebih. Setelah menjalankan tugasnya, cairan telinga akan dengan sendirinya keluar dari telinga. Bagaimana caranya? ternyata dengan dorongan aktifitas rahang kita seperti mengunyah dan menelan makanan. Percaya atau tidak, gerakan-gerakan rahang tersebut bisa mendorong kotoran telinga keluar melalui lubang telinga. Pada umumnya kotoran tersebut akan mengering dan rontok dengan sendirinya menjadi serpihan-serpihan.Yang harus diperhatikan saat membersihkan telingaKebiasaan yang salah namun sangat sering dilakukan adalah membersihkan lubang telinga terlalu dalam dengan menggunakan cotton-bud. Alat pembersih ini sebenarnya berfungsi hanya untuk membersihkan daun telinga dan permukaan lubang telinga, dan bukan membersihkan telinga bagian dalam, karena justru berbahaya! Seperti yang sudah dijelaskan, kotoran telinga akan keluar secara alamiah ke arah luar. Sementara apabila kita menggunakan cotton-bud dengan cara mendorongnya terlalu dalam ke arah dalam lubang telinga, kita justru akan mendorong kotoran tersebut ke arah gendang telinga. Celakanya, kotoran yang masuk terlalu jauh akan sulit keluar dan semakin menumpuk. Akibatnya? Kotoran tersebut akan menghalangi gelombang suara dan membuat kamu kesulitan mendengar. Bahaya bukan? Selain itu, seperti yang terlihat pada gambar, ada banyak sekali bagian yang lunak, rumit dan sangat sensitif di dalam lubang telinga, jadi kita harus benar-benar berhati-hati dalam merawatnya.Kapan harus pergi ke dokter?Namun tetap saja ada kalanya kotoran diproduksi terlalu banyak atau mengalami kesulitan untuk keluar secara alamiah. Dalam hal ini lebih baik jika kamu menghubungi dokter untuk bantuan mengeluarkan kotoran telinga. Lalu kapan waktu yang tepat untuk pergi ke dokter? Nah kamu bisa pergi ke dokter apabila muncul keluhan berikut:1. Timbul rasa sakit di telinga atau telinga terasa penuh oleh kotoran.2. Kehilangan pendengaran sebagian, yang semakin lama terasa makin parah.3. Telinga terasa berdengung untuk waktu yang lama.4. Gatal, dan keluar bau yang sangat menyengat.Nah, itulah sedikit tentang kotoran telinga yang harus kamu ketahui. Semoga bermanfaat.Baca yang ini juga: TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER Sabtu, 28 Agustus 2010ototoksisitas aminoglikosida

PENDAHULUAN Beberapa obat dapat menyebabkan reaksi toksik pada struktur telinga dalam, termasuk koklea, vestibulum, semisirkular kanal, dan otolit, dianggap sebagai ototoksik. Obat dapat menginduksi struktur pendengaran dan sistem keseimbangan yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan pendengaran, tinitus dan pusing. Gangguan pendengaran akibat toksisitas kadang bersifat sementara tetapi kebanyakan bersifat menetap pada sebagian besar golongan aminoglikosida.1 Beberapa negara berkembang, antibiotik dapat dipeoleh dengan mudah sehingga angka kejadian ketulian karena obat dapat mencapai 66 % tergantung dari golongan obat dan dosis serta 33 % terjadi perubahan audimetri, toksisitas vestibulum juga mencapai 4 % pasien dewasa. Angka kejadian toksisitas mungkin akan menurun karena teknik monitor yang semakin berkembang dan adanya kesadaran yang tinggi akan resiko ototoksik. 1 Penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Black et al. dari 33 pasien yang diteliti dengan vestibulotoksisitas karena gentamisin, didapatkan semua pasien mengalami gangguan keseimbangan, 32 pasien mengalami oscillopsia, 23 pasien mengalami tinitus, semua pasien mengalami tanda-tanda ototoksisitas setelah terapi 1-3 minggu. 2 Pada penulisan ini akan dibahas anatomi, fisiologi telinga dalam, penggunaan klinis, farmakokinetik aminoglikosida, patofisiologi ototoksisitas, gejala klinik, pemeriksaan audiometri, dan pencegahan ototoksisitas 1. Anatomi Telinga Dalam Bagian utama telinga dalam terdiri dari dua yaitu koklea sebagai organ pendengaran, vestibulum dan kanalis semisirkularis sebagai organ keseimbangan.3 1.1 Ruang Cairan Labirin terdiri dari dua bagian , satu bagian berada di dalam bagian lainnya. Bagian pertama adalah labirin tulang yang terdiri dari vestibulum, kanalis semisirkularis dan koklea, vestibulum dan koklea berisi cairan yang dinamakan perilimfe. Bagian kedua adalah labirin membran yang terdiri dari sakulus, utrikulus, duktus semisirkularis dan duktus koklearis (skala media). Labirin membran adalah struktur duplikat dari labirin tulang dan berisi cairan yang dinamakan endolimfe.4,5 Endolimfe adalah cairan yang memiliki komposisi ion mirip dengan cairan intraseluler dan mengisi membran auditorius dan labirin vestibularis. Endolimfe dibentuk oleh sel-sel sekret pada stria vaskularis dan oleh sel-sel gelap di dekat akhir dari krista ampularis pada duktus semisirkularis dan dinding utrikulus. Endolimfe diabsorbsi pada sakus endolimfatikus. Komposisi cairan ini adalah tinggi kalium dan rendah natrium. Perilimfe berbeda dengan endolimfe,perilimfe memiliki komposisi ion mirip dengan cairan ekstraseluler, rendah kalium dan tinggi sodium.6 Perbedaan kedua cairan ini penting untuk menciptakan arus listrik yang kuat disekitar organ dan mengakibatkan pembentukan impuls saraf pada sel rambut unit neuron aferen.6 1.2 Sistem Auditorius Telinga dalam berada pada bagian petrosa tulang temporal, terdiri dari dua organ vestibularis dan koklea sebagai organ auditorius. Peran utama dari koklea adalah fungsi transduksi, yaitu merubah getaran mekanis menjadi impuls saraf yang dapat dibaca oleh jaras pendengaran pusat menuju otak. Sel-sel reseptor yang mengirimkan pesan ini yaitu sel-sel rambut dalam dan sel-sel rambut luar berada di dalam organ Corti yaitu pada membran basilaris.7 1.2.1 Koklea Bentuk koklea seperti keong dengan tabung tulang panjang 35 mm dan dibagi menjadi skala vestibularis, skala media dan skala timpani. Skala vestibularis dan skala timpani berisi perilimfe. Skala media terdiri dari membran Reissner, membran basilaris, lamina spiralis dan dinding lateral yang berisi endolimfe. Duktus koklearis dan struktur di dalamnya menempati bentukan keong dengan 2 sampai 2 putaran (gambar 1). Koklea memiliki volume 0.2 mililiter. Dalam ruangan ini terdapat 30 000 sel rambut yang menerima dan mengirimkan getaran suara menjadi impuls saraf (transduksi) dan terdapat 19 000 serabut saraf yang mengirim impuls saraf tersebut menuju otak. 3,8,9 Energi akustik yang masuk ke dalam koklea melalui tingkap lonjong diterima oleh perilimfe pada skala vestibuli. Skala vestibuli berhubungan dengan perilimfe skala timpani melalui pembukaan kecil di apeks dari koklea yang dinamakan helikotrema.6,8,9 Jaringan yang paling penting dari koklea yang menjadi lokasi sel-sel reseptor sensoris adalah jaringan membran pada skala media, ruang ini juga dinamakan duktus koklearis.10

Gambar 1. Potongan melintang koklea.3 Duktus koklearis dibagi menjadi tiga regio, yaitu: a. Membran Reissner yang membentuk batas antara skala media dan skala vestibuli b. Dinding lateral, struktur yang tersusun didalamnya adalah ligamen spiralis, stria vaskularis, prominensia spiralis dan sulkus eksternal c. Membran basilaris dan lamina spiralis pars osseus yang berada diantara skala media dan skala timpani, termasuk didalamnya sel-sel Claudius, sel-sel Boettcher dan organ Corti. Di dalam organ Corti terdapat sel-sel Hensen, sel-sel Deiters, sel-sel pilar, sel-sel batas dalam, sel-sel rambut luar dan sel-sel rambut dalam, sulkus dalam dan limbus spiralis, yang berisi sel-sel interdental dan membran tektorial. Medial dari lamina spiralis pars osseus terdapat kanalis Rosental yang berisi ganglion spiralis dan berhubungan dengan modiolus.10 1.2.2 Organ Corti Organ Corti berisi epitel sensoris untuk pendengaran, yang terdiri dari sel-sel rambut dan sel-sel pendukung. Serabut aferen dari saraf auditorius dan serabut eferen dari berkas kokleoolivarius memasuki organ Corti dari bawah membran basilaris dan mensarafi sel-sel rambut. Sel-sel sensoris tersebut terdiri dari dua jenis yaitu sel-sel rambut dalam dan luar, karena posisi sel-sel tersebut relatif lebih proksimal dari saluran organ Corti . Setiap sel memiliki berkas stereosilia yang berdiri pada permukaan apeks (gambar 2).11

Gambar 2. (A) Potongan melintang sel rambut luar. (B) Potongan melintang sel rambut dalam.11 Sel-sel pendukung yang terdapat di dalam organ Corti adalah Deiters, Hensen, Claudius and Boettcher, sel-sel batas dalam, sel-sel falangeal dalam, pilar dalam dan luar dan sel-sel sulkus luar. Duktus koklearis terdiri dari resesus koklearis dari vestibulum dan berakhir pada sekum kupula pada apeks.11 Duktus koklearis berbentuk triangularis didalam koklea pars oseus dan dibagi menjadi tiga ruang yang berbeda yaitu skala media (duktus koklearis), skala vestibuli (terdapat membran Reissner) dan skala timpani (di dekat membran basilaris). Skala media berisi endolimfe dan skala timpani dan vestibuli berisi perilimfe. Lantai dari duktus koklearis adalah membran basilaris dan atapnya adalah membran Reissner yang membagi skala media dan skala vestibuli. Membran Reissner memiliki dua lapisan yaitu lapisan tunggal dari sel-sel penghubung yang berhadapan dengan skala vestibuli dan lapisan tunggal sel-sel penghubung yang berhadapan dengan skala media (gambar 3)3,12.Kedua lapisan sel-sel ini direkatkan oleh ikatan yang kuat yang berfungsi mencegah pencampuran bebas endolimfe dan perilimfe.11

Gambar 3. Bagian-bagian Organ Corti.3

Organ Corti terletak di atas membran basilaris dan di bawah membran tektorial. Ketika membran basilaris bergerak ke atas dan ke bawah, membran tektorial menyentuh sepanjang organ Corti. Hal ini menyebabkan silia yang ada diatas sel-sel rambut menempel. Saat itulah saraf menempel pada sel-sel rambut dan merekam gelombang suara dari koklea. Organ Corti dapat merekam getaran dengan berbagai level berbeda di sepanjang koklea. Terdapat sekitar 30 000 sel-sel rambut yang dapat mengukur secara tepat gerakan yang ditimbulkan getaran koklea.12 1.3 Sistem Vestibularis Sistem vestibularis terdiri dari lima organ di dalam telinga dalam, yaitu tiga kanalis semisirkularis, sakulus dan utrikulus (sakulus dan utrikulus membentuk vestibulum). Kanalis semisirkularis bertanggung jawab untuk deteksi gerak rotasi (angular acceleration), sebaliknya sakulus dan utrikulus bertanggung jawab pada gerak linier (straight line acceleration) dan gravitasi (gambar 4).3,13

Gambar 4. Sistem vestibular3 Organ vestibularis terdiri dari ruangan yang berisi cairan sama dengan koklea sebagai organ auditorius seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu cairan endolimfe pada ruang endolimfatik dan cairan perilimfe pada ruang perilimfatik. Sistem vestibularis yang sehat tergantung pada keadaan ruang-ruang cairan ini.13 1.3.1 Kanalis Semisirkularis Kanalis semisirkularis terletak lebih ke posterior dan superior dari sistem vestibularis, terdiri dari tiga bagian yaitu lateral, superior dan posterior. Ketiganya terbentuk dalam tiga ruangan yang satu bersinggungan dengan yang lain. Sensasi berputar pada gerak kepala atau akselerasi sudut berinteraksi dengan leher dan mata untuk memelihara orientasi saat gerak berputar. Jika melakukan stimulus sederhana dengan air dingin dan hangat dapat menyebabkan gangguan vertigo.14 Di dalam kanal tulang terdapat kanal membran dan diantaranya terdapat perilimfe. Struktur reseptor, yaitu krista ampularis berlokasi pada akhir kanal membran (ampula). Setiap krista terdiri dari tersusun dari sel-sel rambut dan sel-sel sustentakular yang dikelilingi oleh partisi gelatin (kupula) yang menutup ampula. 4 1.3.2 Sakulus dan Utrikulus Sakulus dan utrikulus berlokasi pada posterior dan profundus pada akhir dasar koklea serta bertanggung jawab pada akselerasi linier dan sensasi posisi.. Struktur ini seperti koklea juga berisi sensor sel-sel rambut, tapi berfungsi pada penerimaan stimulasi untuk posisi daripada gelombang suara. Otolith adalah kristal mikroskopis yang menempel pada jeli diatas reseptor sel-sel rambut. Otolith juga disebut otokonia atau debu telinga (ear dust), berukuran antara 3 sampai 9 m pada manusia dan lebih gelap dari endolimfe dan tersusun dari kalsium karbonat. Struktur ini bergeser dengan perubahan posisi, yang kemudian mengikat dan menstimulasi sel-sel rambut, mengirimkan informasi elektris ke batang otak melalui bagian vestibularis dari saraf kranial ke delapan.4,14 1.4 Aliran Darah Telinga Dalam Koklea mendapat suplai darah dari arteri labirintin, berasal dari arteri serebelum anterior inferior akhir dari arteri basilaris. Pada arteri ini mengikuti saraf kranial ke delapan pada meatus auditorius internus yang menjadi akhir dari arteri vestibularis anterior menuju aparatus vestibularis. Semakin dalam ke meatus auditorius internus arteri labirintin bercabang-cabang dan membentuk tiga cabang. Pertama arteri vestibular-koklearis yang mensuplai bagian-bagian koklea, yaitu sakulus, utrikulus, duktus posterior dan akhir dari koklea. Kedua arteri vestibularis anterior yang mensuplai darah pada duktus semisirkularis, utrikulus dan sakulus. Ketiga adalah arteri koklearis yang memasuki arteri spiralis modiular (modialus) yang mensuplai darah kolateral dari koklea. Arteri labirintin adalah arteri akhir dengan sedikit sekali atau bahkan tidak ada suplai darah kolateral ke koklea. 6,15 Vena spiralis posterior atau vena koklearis inferior berjalan di sepanjang skala timpani untuk keluar melalui aquaduktus koklearis pada saluran yang terpisah dan memasuki sinus petrosus inferior. Sistim pengeluaran labirin dilakukan oleh sistim vena yang paralel dengan sejumlah sistim arteri. Vena vestibularis anterior dan posterior menjadi sistim pengeluaran pada duktus ampularis posterior seperti pada sakulus, utrikulus dan duktus ampularis superior. Gabungan vena-vena ini berkumpul pada akuaduktus koklearis. Vena dari duktus semisirkularis dan badan utrikulus membentuk vena pada akuaduktus vestibularis yang berjalan sebagai vena akuaduktus paravestibularis. Vena ini berjalan bersama dengan duktus endolimfatik menuju sakus endolimfatik dan berakhir pada sinus sigmoid.6 2. Fisiologi Telinga Dalam 2.1 Fisiologi Koklea Getaran suara dihantarkan lewat liang telinga dan telinga tengah ke telinga dalam melalui stapes, menimbulkan suatu gelombang berjalan di sepanjang membran basilaris dan organ Corti. Hal ini berakibat membengkoknya stereosilia oleh kerja pemberat membran tektoria. Organ Corti melepaskan agen kimia ketika getaran suara dari stapes mengaktifkan sel-sel rambut. Kemudian timbul depolarisasi sel rambut dan menciptakan potensial aksi pada serabut-serabut saraf pendengaran yang melekat padanya. Disinilah gelombang suara mekanis diubah menjadi energi elektrokimia agar dapat ditransmisikan kepada saraf auditorius.16,17

2.2 Fisiologi Organ Vestibularis 2.2.1 Makula Makula adalah organ otolitik yang bertanggung jawab terhadap akselerasi linier. Anatomi makula adalah datar oval yang diliputi oleh sel-sel rambut di permukaannya. Stereosilia dari sel-sel rambut bergerak ke depan dan menempel pada membran otolitik yang bergelatin dan berisi kristal kalsium karbonat yang disebut otokonia. Otokonia memiliki kekentalan lebih daripada air, sehingga ketika sudut kepala dipindahkan dari satu sisi ke sisi lain, gaya gravitasi menyebabkan gaya tarik menarik antara membran otolitik dan permukaan makula. Hasilnya adalah pengikatan pada stereosilia. Defleksi dari stereosilia menyebabkan saluran transduksi terbuka dan terjadilah depolarisasi sel-sel rambut. Defleksi stereosilia kearah depan dan membuat stereosilia memendek menyebabkan saluran transduksi tertutup dan sel-sel mengalami hiperpolarisasi.18,19 2.2.2 Utrikulus dan Sakulus Utrikulus dan sakulus bekerja pada pengkode dua arah karena ada sel-sel rambut yang memiliki orientasi pada kedua arah di sepanjang permukaan, sehingga makula tunggal dapat memproduksi sinyal inhibitor dan eksitasi dengan perubahan posisi kepala. Striola didefinisikan sebagai bagian yang tipis pada pusat membran otolit dari utrikulus dan bagian yang tebal pada sakulus. Hal ini secara umum menggambarkan daerah epitel sensorik yang membagi sel-sel rambut yang berada pada satu sisi terhadap sisi berlawanannya. Baik utrikulus ataupun sakulus keduanya mempunyai posisi yang sedikit melengkung. Informasi dua dimensi tersebut dapat dideteksi oleh satu organ otolitik saja karena distribusi posisi sel-sel rambut pada kumpulan stereosilianya menyebar kesegala arah.18,19 2.2.3 Sel-sel Rambut Sel-sel rambut mempunyai mekanisme pengaturan awal, yang sangat penting terutama pada organ-organ otolitik. Pada saat posisi gerakan kepala stabil, sel-sel rambut stereosilia akan mengalami defleksi dan terjadi gaya potensial reseptor di dalam sel. Namun, setelah beberapa detik kemudian, gaya potensial intraselular sebagiannya akan kembali ke level normalnya, yang disebut adaptasi. Proses tersebut memudahkan sel sel rambut untuk berespon terhadap perubahan posisi kepala selanjutnya dibanding hanya diam tanpa respon pada posisi defleksi penuh. Penggerak aktin-miosin didalam stereosilia diduga akan teraktivasi sedemikian rupa yang menjaga hubungan antar stereosilia didekatnya lebih erat.18,19 2.2.4 Kanalis Semisirkularis Ampula kanalis semisirkularis bertanggung jawab dalam merasakan gerakan kepala menoleh (akselerasi angular). Ampula kanalis semisirkularis mengandung krista, yang mempunyai bentuk yang menyerupai pelana kuda. Sel-sel rambutnya terdapat di atas permukaan krista. Stereosilianya menonjol keatas permukaan krista dan kedalam jaringan gelatineous yang disebut kupula. Saat kepala bergerak menoleh, inersia endolimf didalam kanalis semisirkularis akan menyebabkan pergerakan kupula, menimbulkan defleksi sel-sel rambut stereosilia dan menstimulasi transduksi. Ketiga kanalis semisirkularis (lateral, superior, dan posterior) tegak lurus terhadap satu sama lainnya sehingga menghasilkan sinyal-sinyal sensorik dari setiap rotasi kepala yang terjadi.18,19 Di dalam organ otolitik dan kanalis semisirkularis terdapat dua tipe sel-sel rambut yang berbeda, tipe I dan tipe II. Secara fisiologis, sel-sel tersebut mempunyai fungsi yang berbeda, meskipun keduanya merupakan sel-sel mekanoreseptor yang mengubah posisi kepala dan mengirimkan informasinya ke otak.18

3. Penggunaan Klinis Aminoglikosida Aminoglikosida merupakan antibiotik terdepan sebagai anti mikroba bakterisidal. Antibiotik ini menyerang bakteri dari berbagai sisi. Sebagai tahap awal, kation aminoglikosida berikatan dengan anion pada membran kuman gram negatif , sehingga dapat menyebabkan kerusakan fungsi permeabilitas dinding sel. Obat ini akan masuk ke dalam sel bakteri dan menyebabkan peningkatan konsentrasi intra seluler dengan suasana yang alkalis, sehingga menambah daya efek obat ini. Tahap kedua dan sangat penting adalah aminoglikosida merusak sintesis protein bakteri dengan mengikat subunit 30S ribosom yang menyebabkan kesalahan pembacaan kode genetik dan menghambat terjadinya translokasi, sehingga pemanjangan rantai asam amino menjadi rusak dan menyebabkan kematian bakteri.20 Aminoglikosida dapat membunuh bakteri dengan cepat dan efisien apaibila pemberian obat dalam konsentrasi yang tinggi dan dapat diberikan sehari sekali.1 Streptomycin merupakan turunan dari Streptomyces griseus, bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman, khususnya pengikatan pada ribosom 16S rRNA, yang diintervensi dengan pengikatan formyl-methionyl-tRNA pada subunit 30S, selanjutnya menghambat sintesis protein.20,21 Kanamisin dan tobramisin mengikat ribosom 30S dan mencegah keterlibatan subunit 50S selama proses sintesis protein, ia mempunyai efek bacterial dengan menumpuk sitoplasma dan menyebabkan pecahnya subunit 30S.21 Aminoglikosida dapat membunuh kuman patogen gram negatif termasuk bakteri saluran cerna (Escherchia coli, Klebsiella spp, Enterobacter spp, Proteus spp, Serratia spp, dan Pseudomonas spp). Streptomisin merupakan aminoglikosida yang paling aktif membunuh mikobakterium tuberkulosis, sementara amikasin membunuh kuman nontuberkulosa, streptomisin juga merupakan pilihan utama dalam membunuh kuman Yersinia pestis. Gentamisin dan tobramisin lebih aktif melawan Serratia dan P. aeroginosa. Spektinomisin digunakan pada Neisseria gonorrhoeae, kanamisin membunuh kuman gram positif termasuk stapilokokus yang resisten terhadap penisilin.1,20,21

4. Farmakokinetik Aminoglikosida Aminoglikosida memasuki telinga dalam dengan cepat setelah pemberian melalui parenteral. Obat ini dapat ditemukan pada telinga dalam beberapa menit setelah pemberian dan mencapai masa stabil pada 30 menit sampai 3 jam, adanya akumulasi aminoglikosida pada telinga dalam menjadi penyebab kerusakan struktur pendengaran. Aminoglikosida tetap berada pada telinga dalam walaupun aminoglikosida dalam serum sudah tidak ada. Walaupun half-life aminoglikosida pada serum 3-5 jam, obat ini tetap berada pada cairan telinga dalam sampai beberapa bulan setelah terapi.22 Aminoglikosida dapat ditemukan pada sel rambut koklea dan sedikit berada pada sel pendukung membran basilar serta dinding lateral. Pada sel rambut, aminoglikosida yang tampak akan dihantar ke dalam struktur lisosom pada permukaan apikal,karena cocok dengan reseptor endositotik.22 Alat transport aminoglikosida belum diketahui dengan pasti, megalin merupakan alat transport aminogliosida di tubulus ginjal, ditemukan pada duktus koklea, termasuk dinding lateral, namun tidak ditemukan pada sel rambut luar, yang merupakan target organ dari aminoglikosida.22

5. Patofisiologi Ototoksisitas Aminoglikosida 5.1 Patologi Ototoksik Ototoksisitas aminoglikosida dapat terjadi pada koklea atau vestibulum dan bisa pada keduanya. Kerusakan sel- sel sensori pada koklea yang tidak dapat regenerasi lagi, utamanya pada sel- sel rambut luar pada basal koklea lalu menyebar ke apeks. Sel- sel rambut dalam mengalami degenerasi kemudian secara perlahan- lahan, selanjutnya mempengaruhi bagian lain dari koklea termasuk stria vaskularis dan sel- sel spiral ganglion, hal ini terjadi terutama karena pengaruh ototoksik yang berat. Pada sistem vestibular, kelainan sel- sel rambut dimulai dari apeks krista ampularis kemudian menyebar ke perifer reseptor vestibular.23 Kerusakan utama ototoksik aminoglikosida terjadi pada basal koklea, sehingga gejala klinis yang pertama kali muncul adalah adanya gangguan pendengaran pada frekwensi tinggi. Kesulitan untuk mendeteksi lebih awal keadaan ini karena pemeriksaan audiometri yang tidak rutin dilakukan pada frekwensi tinggi dan ganguan persepsi bicara akan terjadi pada toksisitas yang berat berupa gangguan pendengaran pada frekwensi percakapan. Kerusakan vestibular kadang kala sulit untuk dideteksi karena adanya kemampuan kompensasi visual.23

5.2 Mekanisme Ototoksik Aminoglikosida yang berada pada cairan endolimfe dan perilimfe akan masuk ke organ corti melalui beberapa cara. Salah satu jalan utamanya melalui pintu transduksi yang didasarkan pada fakta bahwa aminoglikosida akan lebih ototoksik ketika distimulasi secara akustik, cara yang lain adalah melalui transport obat yang besar melalui jalur endositosis yang akan menghantarkan obat ke lisosom.24,25 Reactive oxygen species (ROS) atau radikal bebas, merupakan penyebab utama terjadinya ototoksisitas aminoglikosida. ROS merupakan bagian dari sel normal fisiologi yang berada pada semua sel, berupa sel pada lefel rendah yang akan selalu diimbangi oleh antioksidan intrinsik dan enzim antioksidan. Namun, ketika produksi ROS berlebih dapat terjadi kerusakan jaringan yang luas dan dapat membuka jalan kearah kematian sel. ROS dipercaya menyebabkan terjadinya apoptosis dan nekrosis sel rambut, tahapan terjadinya kematian sel, dimulai dari masuknya aminoglikosida ke dalam sel rambut luar melewati transduser mekano-elektrikal selanjutnya terbentuk komplek aminoglikosida dan besi yang bereaksi dengan donor elektron seperti asam arahidonat membentuk ROS, seperti superoksida, radikal hidroksi, dan hidrogen peroksida kemudian mengaktifkan c Jun N terminal kinase (JNK) yang akan mentranslokasi nukleus untuk mengaktifkan gen pada sel yang mengalami kematian, gen ini kemudian translokasi ke mitokondria menyebabkan lepasnya sitokrom yang akan memicu terbentuknya apoptosis (gambar 5). Salah satu jalan yang diaktifasi oleh aminoglikosida melalui ROS adalah JNK dan berkontribusi terhadap terbentuknya apoptosis. Salah satu target JNK adalah membentuk faktor transkripsi, aktifasi protein -1. Terapi dengan gentamisin meningkatkan aktifasi protein- 1 di koklea pada sel rambut luar. Aminoglikosida dapat membentuk kompleks dengan besi dan memperbesar formasi katalis besi yang berasal dari asam lemak tak jenuh.22,24,25. Kerusakan sel- sel rambut pada koklea akan diganti oleh sel pendukung tanpa adanya proses inflamasi dan ini menandakan adanya proses apoptosis, walaupun pada beberapa peneliti menyebutkan bahwa proses nekrosis dapat terjadi juga pada ototoksisitas aminoglikosida dalam jumlah yang sedikit sekali.24,25

Gambar 5. Kematian sel pada ototoksisitas aminoglikosida.25 Permeabilitas round window membrane (RWM) merupakan faktor yang sangat penting pada terjadinya ototoksisitas aminoglikosida topikal. Faktor substansi seperti ukuran molekul, konfigurasi,konsentrasi, dan kelarutan dalam lemak. Substansi dengan berat molekul lebih dari 1 000 seperti gentamisin, streptomisin,neomisin, ditransportasi melewari RWM pada waktu yang pendek. Dipahami bahwa selama adanya infeksi telinga tengah, ditemukan adanya edem mukosa, mikroorganisme,dan cairan yang akan menutup RWM sehingga dapat menghambat terjadinya absorpsi obat topikal. Namun, bila infeksinya sembuh dengan terapi ini, RWM menjadi lebih permeabel pada telinga tengah yang normal, yang mana akan meningkatkan terjadinya ototoksik topical, bila pemberian obat tetes aminoglikosida masih terus diberikan.22,24,25 Ototoksisitas vestibular terjadi karena kerusakan struktur dan fungsi sel rambut labirin oleh obat ototoksik juga mempengaruhi saraf vestibular dan sistem saraf sentral. Toksisitas vestibular menyebabkan kerusakan sel rambut pada apeks dari krista dan striolar makula. Kerusakan sel rambut ini menyebar ke perifer reseptor vestibular, dan melanjukan kerusakan pada membran otokonial dan struktur otolit.24,25

6. Gejala Klinik Gejala dini gangguan pendengaran pada ototoksisitas aminoglikosida sulit dikenali oleh pasien karena hanya bermanifestasi pada frekwensi tinggi. Pada keadaan lanjut akan mempengaruhi frekwensi percakapan dan ketuliannya akan semakin berat jika penggunaan obat ini diteruskan.1,20,25 Gejala toksisitas vestibulum secara sistemik berupa gangguan keseimbangan dengan gejala dan tandanya adalah ataksia (kehilangan koordinasi otot) dan oscillopsia ( pandangan kabur dengan pergerakan kepala) tanpa adanya riwayat vertigo sebelumnya, menyebabkan kesulitan melihat tanda lalu lintas ketika mengendarai kendaraan atau mengenali wajah orang ketika berjalan.1,20,25

7. Pemeriksaan Audiometri Pemantauan dengan menggunakan audiometri adalah untuk mengetahui lebih awal adanya ototoksik karena obat ini, sehingga dapat dipututuskan penanganan selanjutnya, selain itu juga untuk tetap menjaga komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk membantu memantau efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan obat ini serta memberikan bantuan semaksimal mungkin bila hal ini terjadi.1,26 Dewasa ini terdapat tiga pendekatan yang digunakan untk memantau terjadinya ototoksik yaitu audiometri nada murni, audiometri frekwensi tinggi dan otoacoustic emission.1,26 7.1 Audiometri Nada Murni Pemeriksaan dengan menggunakan audiometri nada murni, bukanlah dilakukan untuk mengetahui adanya ototoksik lebih awal, tetapi untuk mengetahui fungsi pendengaran secara umum pada frekwensi percakapan, walupun jarang diketemukan, ototoksik bisa terjadi pada frekwensi pertengahan dan untuk mendeteksinya adalah dengan audiometri ini.1,26 Frekwensi yang digunakan pada audiologi dasar ini adalah 250-8 000 Hz, merupakan kisaran frekwensi percakapan normal. Juga dilakukan untuk mengetahui adanya air-bone gap dan melakukan pemeriksaan timpanometri. Adanya air bone gap lebih dari 10 dB menunjukan adanya kelainan konduksi pada sistem pendengarannya, sedang timpanometri dilakukan unutk mengetahui adanya kelainan ditelinga tengah.1,26 Pada evaluasi dasar ini, dianjurkan kepada pasien untuk menghindari paparan dengan lingkungan bising selama beberapa bulan, karena dapat menyebabkan terjadinya ototoksisitas eksaserbasi akut.1,26 Berdasarkan kriteria the American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) terdapat tiga kriteria untuk mencurigai adanya ototoksik yaitu pertama,adanya penurunan 20 dB pada satu frekwensi, kedua , adanya penurunan 10 dB pada dua frekwensi yang berdekatan, ketiga, adanya kehilangan respon pada tiga frekwensi.1,26 7.2 Audiometri Frekwensi Tinggi dan Otoacoustic Emission Audiometri frekwensi tinggi dilakukan pada frekwensi diatas 8 000 Hz, pada frekwensi yang lebih tinggi lagi berada pada 10 000 Hz- 20 000 Hz, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya ototoksisitas aminoglikosida, sebelum terjadinya gangguan pada frekwensi konvensional. Tes ini dapat mendeteksi adanya kelainan dini pada ototoksisitas karena perubahan awal yang terjadi pada basal organ Corti, merupakan area frekwensi tinggi.1,26 Prosedur tes yang dilakukan yaitu hampir sama dengan frekwensi konvensional, namun karena tidak umum digunakan maka tidak ada standar khusus mengenai hal ini.1,26 Otoacoustic Emission (OAEs) adalah merupakan pilihan lain untuk memonitor adanya suatu ototoksik. OAEs ini menangkap sinyal akustik yang dihasilkan oleh sel- sel rambut pada koklea, yang ditransmisikan dari koklea ke telinga tengah diteruskan ke meatus akustikus eksternus, dapat dideteksi dan direkam dengan menggunakan mikrofon yang sensitif dengan suara rendah. OAEs in terdiri dari dua yaitu Transien OAEs (TOAEs) dan Distorsion OAEs (DOAEs), keduanya direspon oleh stimulus akustik. TOAEs ditimbulkan oleh respon dari koklea secara umum, sementara DOAEs ditimbulkan oleh respon bunyi yang s

top related