pembinaan rohani islam terhadap anggota jakarta...
Post on 05-Apr-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
26
PEMBINAAN ROHANI ISLAM TERHADAP
ANGGOTA JAKARTA MOTORCYCLE COMMUNITY
(JMC) CIRACAS JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Khodijah
NIM: 102052025642
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/1430 H
27
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 April 2009
KHODIJAH
28
PEMBINAAN ROHANI ISLAM TERHADAP
ANGGOTA JAKARTA MOTORCYCLE COMMUNITY
(JMC) CIRACAS JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
KHODIJAH
NIM: 102052025642
Pembimbing
Nasichah, MA
NIP: 19671126 199603 2 001
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009/1430 H
29
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PEMBINAAN ROHANI ISLAM TERHADAP
ANGGOTA JAKARTA MOTORCYCLE COMMUNITY (JMC) CIRACAS
JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 25 Juni 2009. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial
Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Jakarta, 25 Juni 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. Study Rizal. LK. MA Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,
MA
NIP: 19640428 199303 1 002 NIP: 150299324
Penguji
Penguji I, Penguji II,
Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum Drs. M. Luthfi, M.Ag
NIP: 19610422 199003 2 001 NIP: 19671006 199403 1
006
Pembimbing
Nasichah, MA
NIP: 19671126 199603 2 001
30
ABSTRAK
Khodijah
Pembinaan Rohani Islam Terhadap Anggota Jakarta Motorcycle
Community (JMC) di Ciracas Jakarta Timur.
Melihat fenomena yang terjadi pada tahun 2007 mengenai maraknya
kegiatan negative anak motor (bikers) dalam sebuah geng motor, komunitas motor
dan club motor yang menakutkan bagi masyarakat dan menjadi sorotan
masyarakat. Hal tersebut merupakan sesuatu yang harus difikirkan dan dicari
solusinya oleh semua pihak baik itu pribadi muslim, organisasi-organisasi yang
berkaitan dan lembaga-lembaga dakwah Islam. Dalam hal ini Jakarta Motorcycle
Community sebagai salah satu komunitas motor tidak demikian adanya, JMC
memiliki divisi rohani Islam dan memberikan program kerja yang berkaitan
dengan pengembangan rohani keislaman anggotanya agar terhindar dari hal-hal
yang merugikan yakni dengan menyelenggarakan pembinaan rohani Islam yang di
aktualisasikan melalui berbagai bentuk kegiatan.
Pembinaan rohani Islam adalah sebagai segala sesuatu usaha atau
tindakan yang menunjukkan kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki,
meningkatkan, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan dan kondisi atas
keadaan rohani seseorang terhadap penghayatan agama serta pengamalan agama
Islam untuk mencapai tujuan agar sasaran pembinaan sehari-hari baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial masyarakat.
Penelitian tentang hal ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana
pelaksanaan pembinaan rohani Islam yang di lakukan oleh Jakarta Motorcycle
Community dan bagaimana respon anggota terhadap pembinaan rohani Islam
yang diselenggarakan oleh divisi rohani Islam Jakarta Motorcycle Community.
Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus, Pembina dan
anggota Jakarta Motorcycle Community. Sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah pembinaan rohani Islam di komunitas motor Jakarta Motorcycle
Community Ciracas Jakarta Timur. Adapun alat pengumpul data dalam penelitian
ini adalah hasil wawancara dan observasi terhadap pelaksanaan pembinaan rohani
Islam di JMC.
Pembinaan rohani Islam di JMC dilakukan dua kali dalam seminggu
dengan pembina Habib Muhsin Al-Athas dan Ustadz Faris dengan jumlah peserta
yang aktif 30 orang. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan
bimbingan mengaji Al Qur-an dan Iqra. Materi yang diberikan oleh para pembina
adalah materi Iqra, Tajwid, Fiqih, Tauhid, Akhlak dan materi Yasin Tahlil.
Sedangkan respon anggota JMC adalah mereka merasa senang dan tertarik untuk
mengikuti pembinaan rohani Islam, hal itu terlihat dari antusias mereka mengikuti
setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh divisi rohani Islam JMC. Kegiatan
yang telah dilaksanakan oleh divisi rohani JMC antara lain: pembinaan rohani
Islam (pengajian seminggu dua kali), santunan anak yatim, tabligh akbar dan
ritual lainnya.
31
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah bagi Allah Yang selalu mencurahkan ni’matnya
kepada seluruh umat manusia khususnya kepada penulis. Karena kehendakNyalah
penulis dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam selalu tercurah bagi
Nabi Muhammad yang patut menjadi suri tauladan dalam mengarungi kehidupan
ini. Beliaulah sang inspirator dari segala inspirator bagi penulis.
Penulis merasa sangat bahagia karena telah dapat menyelesaikan skripsi
meskipun banyak halangan dan rintangan yang menghadang. Namun kesemuanya
itu begitu mudah dilewati karena penulis merasa banyak pihak yang telah
membantu untuk melewati cobaan tersebut. Oleh karena itu, dalam tulisan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. DR. H. Arief Subhan, MA., sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN. Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. M. Luthfi, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam.
3. Nasichah, MA., sebagai Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan
Islam dan juga sebagai dosen pembimbing penulis, yang dengan sabar dan
sepenuh hati membimbing, mengarahkan, dan telah meluangkan waktunya
untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
32
4. Dosen-dosen Fakultas Dakwah yang telah menjadi murobbi bagi penulis
hingga dapat menyelesaikan studi dan skripsi di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
5. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas
Dakwah yang telah menyediakan dan memfasilitasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
6. Ketua JMC Ciracas Jakarta Timur, Habib Muhsin Al-Athas dan ustadz
Faris selaku pembina dalam pembinaan rohani Islam dan semua anggota
JMC yang telah membantu dan memberi kesempatan pada penulis untuk
mengadakan penelitian demi selesainya skripsi ini.
7. Yang terhormat, tercinta dan tersayang Mamah Nurjannah dan Ayahanda
Hidayat. Terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kasih sayangnya,
perhatiannya, terutama do’a-do’a tulusnya yang selalu dihembuskan dalam
setiap nafasnya bagi penulis.
8. Saudara dan saudariku yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi,
teh Khoir dan keluarga, dede Doet dan Qien juga dukungan yang selalu
diberikan oleh seluruh anggota keluargaku yang tercinta (I love you all).
Tidak lupa sahabat nun jauh di lampung yang mengingatkan penulis agar
segera menyelesaikan skripsi dan kuliah, terimakasih ya.
9. Ibu-ibu majlis ta’lim Raudhatul Jannah yang telah membantu penulis
melalui do’a-do’anya dalam berbagai kesempatan.
10. Seluruh teman-teman BPI angkatan 2002, Karang Taruna Kel. Tengah
Kramat Jati Jakarta Timur, komunitas Motor Santai Community
(MOSCO), Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Kel. Tengah,
33
seluruh keluarga besar Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) dan teman-
teman Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Jakarta Timur angkatan 2008
yang semuanya selalu memberikan support dan membantu penulis dalam
proses menyelesaikan skripsi dan kuliah.
Penulis hanya dapat mendoakan dan mengucapkan terimakasih, semoga
Allah membalas dengan lebih kebaikan orang-orang yang sudah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan karena penulis yakin tak ada
gading yang tak retak begitupun dengan skripsi ini karena kritik dan saran
merupakan keberhasilan yang akan datang. Dan semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis.
Jakarta, 24 April 2009
Penulis,
KHODIJAH
34
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………….. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………….......... iv
ABSTRAK……………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR…………………………………………………........... vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………............. 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah…………………………... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….. 6
D. Metodologi Penelitian……………………………………… 7
E. Tinjauan Pustaka……………………………………………
1
1
F. Sistematika Penulisan……………………………………….
1
2
BAB II LANDASAN TEORI
35
A. Pengertian Pembinaan Rohani Islam………………………
1
3
B. Tujuan dan Fungsi Pembinaan Rohani Islam………………
1
7
C. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam……………………..
2
0
BAB III GAMBARAN UMUM JAKARTA MOTORCYCLE
COMMUNITY (JMC) CIRACAS JAKARTA TIMUR
A. Sejarah Singkat JMC…………………………..……………
2
6
B. Visi, Misi dan Tujuan JMC…………………………………
2
7
C. Struktur Organisasi JMC……………………………………
2
9
D. Program Kerja JMC…………………………...……………
3
3
36
E. Sejarah Pembinaan Rohani Islam di JMC………………….
3
5
F. Tingkat Keberhasilan Pembinaan Rohani Islam di JMC….
3
7
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam di Jakarta Motorcycle
Community (JMC) Ciracas Jakarta Timur…………………
3
9
1. Bentuk Pembinaan Rohani Islam di JMC……………..
3
9
2. Tempat dan Waktu Pembinaan Rohani Islam di JMC..
4
0
3. Profil Pembina Pembinaan Rohani Islam di JMC…….
4
0
4. Materi Pembinaan Rohani Islam di JMC……………..
4
2
37
5. Metode Pembinaan Rohani Islam di JMC…………….
4
3
6. Peserta Pembinaan Rohani Islam di JMC……………..
4
5
B. Respon Anggota JMC terhadap Pembinaan Rohani Islam ..
4
7
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………...
5
0
B. Saran……..…………………………………………….......
5
1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 2007, dunia bikers (anak motor) diterpa kabar miring
mengenai banyaknya terjadi kegiatan negative anak motor yang cukup
38
menjadi sorotan masyarakat. Terutama kasus fenomenal “Geng Motor
Bandung” yang sempat di angkat media massa secara sporadis.1 Munculnya
berbagai kasus kekerasan oleh anggota gank motor di kota bandung dan
daerah lainnya di Jawa Barat juga luar pulau Jawa, telah menyita perhatian
masyarakat. Pasalnya, apa yang mereka lakukan tidak lagi sekedar bentuk
kenakalan remaja, namun sudah menjurus ke arah tindak kriminal, bahkan
sampai ke tindak pidana pembunuhan.2 Crime atau kejahatan adalah tingkah
laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial juga agama,
sehingga masyarakat menentang.3 Semua cerita yang menjadi momok
menakutkan ini memang berawal dari gank-gank motor asal Bandung yang
keberadaannya sudah ada sejak lebih dari 30 tahun silam.4
Beberapa fenomena yang terjadi di atas merupakan dampak dari
globalisasi dan modernisasi yang negatif dan kurang diantisipasi oleh pemuda
di kota-kota besar. Arus globalisasi dan modernisasi yang cepat dan dengan
perubahan yang cepat pula menimbulkan masalah bagi individu yang belum
siap menerima perubahan tersebut. Salah satu perubahan yang disebabkan
globalisasi dan modernisasi adalah perubahan tatanan nilai (value changed)
yang paling mendasar di masyarakat khususnya dalam hal norma-norma
standar dan kriteria baru mengenai baik buruknya orang untuk mengutuk dan
meninggalkan pola-pola lama dan mengadopsi pola-pola baru dari luar yang
dianggap baik, yang belum tentu sesuai dengan nilai yang berlaku. Keadaan
1 Wawan, “Zona Damai Bikers” artikel diakses pada 10 Desember 2008 dari
http://www.antara.co.id 2 Ado, “Teror Geng Motor”, artikel diakses pada 10 Desember 2008 dari
http//www.liputan6.org.com 3 Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-7,
h. 122. 4 Ado, “Walikota Bandung Nyatakan Perang Terhadap Geng Motor”, artikel diakses pada
10 Desember 2008 dari http//www.liputan6.org.com
1
39
inilah yang disebut disorganisasi dalam sosiologi. Disorganisasi adalah proses
memudar dan melemahnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat
karena adanya perubahan5.
Masyarakat modern yang serba kompleks itu merupakan bagian dari
kemajuan tekhnologi yang semakin berkembang pesat, baik dilihat dari segi
industrialisasi, mekanisasi, dan urbanisasi, yang itu semua sebagai produk
kemajuan tekhnologi, begitu kompleks dan beragamnya kehidupan
masyarakat sekarang, sering muncul banyak permasalahan sosial, terutama
sejak krisis moneter yang melanda Indonesia, maka usaha adaptasi terhadap
masyarakat modern yang kompleks itu menjadi tidak mudah dan gampang,
dimana masyarakat dengan kesulitan seperti ini dapat menyebabkan
timbulnya kebingungan dan kecemasan yang berimbas pada konflik-konflik,
baik itu bersifat eksternal maupun internal. Dimana dampak negatif ada yang
kemudian orang akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan
dengan hukum, dan melakukan banyak penyimpangan yang dapat
mengganggu stabilitas masyarakat.
Kondisi sosial yang tidak stabil pun menyebabkan masyarakat yang
tidak kuat dalam menghadapi keadaan ini bisa menjadi pribadi yang lepas
kontrol yang dapat meghalalkan segala cara, yang pada akhirnya sering kita
lihat dan kita dengar melalui media masa mengenai tindakan-tindakan yang
bersifat kriminalitas seperti pencurian, perampokan, pemerasan dan
pengerusakan dimana-mana baik dilakukan secara individu maupun
kelompok. Tingkah laku manusia yang jahat, immoral dan anti social itu
5 Soerjono. Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2000), cet. Ke-30, h 385.
40
banyak menimbulkan reaksi kejengkelan dan kemarahan di kalangan
masyarakat, dan jelas sangat merugikan umum. Karena itu, kejahatan tersebut
harus diberantas, atau tidak boleh dibiarkan berkembang, demi ketertiban,
keamanan dan keselamatan masyarakat.6
Di samping itu seiring dengan krisis moneter yang terjadi di Indonesia
telah terjadi banyak perubahan yang disebabkan pengaruh naiknya Bahan
Bakar Minyak yang dalam hal ini meminimalisir kendaraan beroda empat
sehingga semakin banyak kendaraan bermotor yang lebih menguasai jalan.
Dari hal yang demikianlah bermunculannya club-club atau komunitas motor
yang kerap kali terlihat ugal-ugalan karena kebanyakan dari mereka
mengusung kebebasan hidup atas nama hobi, free sex dan menggunakan obat-
obatan terlarang yang mengakibatkan keresahan masyarakat.
Menyikapi kenyataan tersebut, dalam hal ini semua pihak baik itu
pribadi muslim, organisasi-organisasi yang berkaitan dan lembaga-lembaga
dakwah Islam harus memikirkan dan mencari solusinya. Jika tidak,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menghambat
perkembangan Islam dikemudian hari. Dalam kondisi demikian usaha yang
paling tepat untuk masuk kesana adalah melalui pembinaan rohani Islam
terhadap masing-masing individu.
Pembinaan rohani Islam dilingkungan organisasi merupakan upaya
untuk memenuhi kebutuhan rohani anggota agar manusia tetap menuju ke
arah bahagia, menuju ke citranya yang terbaik, ke arah “ahsanitaqwiim,” dan
6 Kartono, Patologi Sosial, h. 126.
41
tidak terjerumus ke keadaan yang hina atau ke “asfala safilin”.7 Sehingga
pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan
baik dalam sikap maupun perkataan karena secara naluriah, kodrati atau
fitrah, manusia hidup memerlukan bantuan orang lain. Bahkan, manusia baru
akan menjadi manusia manakala berada di dalam lingkungan dan
berhubungan dengan manusia. Dengan kata lain, secara kodarati manusia
merupakan makhluk sosial.8 Dalam hal ini salah satu komunitas motor yakni
JMC (Jakarta Motorcycle Community) Ciracas Jakarta Timur memberikan
sarana tersebut melalui program kerja divisi rohani Islam bagi anggotanya
untuk membentuk pribadi yang berakhlakul karimah melalui pembinaan
Rohani Islam.
Terbentuknya akhlak yang baik tidak hanya ditentukan oleh kualitas
pendidikan dan prestasi yang diraih akan tetapi ditentukan juga oleh factor-
faktor yang berhubungan erat dengan suasana batin dan semangat hidup yang
bersumber kepada iman. Oleh karena itu, salah satu hal yang dicari sebagai
sumber untuk menemukan ketenangan batin adalah agama. Sikap
keberagamaan merupakan kebutuhan yang sangat penting di luar masalah
kesejahteraan. Sikap keberagamaan ini dapat mengendalikan emosi yang
kerap kali muncul karena soal kesejahteraan. Sikap keberagamaan tidak
muncul dengan sendirinya, sifat ini terbentuk dari banyak factor, salah
satunya adalah factor lingkungan. Jika lingkungan mendukung untuk
melakukan kegiatan keberagamaan, maka sikap itu akan muncul dengan
sendirinya tetapi dapat hilang dengan sendiriya. Oleh karena itu, diperlukan
7 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press,
2001), cet, ke-2, h. 12. 8 Ibid, h. 10.
42
adanya suatu usaha untuk menumbuhkan sikap keberagamaan, usaha tersebut
dapat dilakukan melalui pembinaan rohani Islam.
Dengan latar belakang yang telah di jelaskan di atas, penulis ingin
mengangkat sebagai bahan penelitian dengan berlandaskan kepada alasan
bahwa manusia dengan hakikatnya seperti telah di uraikan di muka,
diciptakan dalam keadaan terbaik, termulia, tersempurna dibandingkan
makhluk lainnya, tetapi sekaligus memiliki hawa nafsu dan perangai atau sifat
tabiat buruk, misalnya suka menuruti hawa nafsu, lemah, aniaya, terburu
nafsu, membantah dan lain-lain, karena manusia dapat terjerumus kedalam
lembah kenistaan, kesengsaraan dan kehinaan. Dengan kata lain, manusia
bisa bahagia hidupnya di dunia maupun akhirat, dan bisa pula sebaliknya.9
Manusia sesuai dengan hakikatnya sesungguhnya apa yang menjadi
keinginan dan kebutuhan manusia bukan terbatas pada kebutuhan makan dan
minum, pakaian ataupun kenikmatan-kenikmatan lainnya. Berdasarkan hasil
riset para ahli jiwa menyimpulkan bahwa pada diri manusia terdapat
semacam keinginan dan kebutuhan yang universal. Keinginan akan
kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk
mencintai dan dicintai Tuhan. Keinginan itu terdapat pada setiap kelompok,
golongan atau masyarakat manusia yang paling primitive hingga yang yang
paling modern.10 Dengan demikian penulis tertarik untuk menulis dalam
sebuah skripsi yang berjudul : “ Pembinaan Rohani Islam Terhadap Anggota
Jakarta Motorcycle Community (JMC) di Ciracas Jakarta Timur “
9 Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, h. 12.
10 Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet,
ke—7, h. 53
43
B. Batasan dan Perumusan Masalah.
1. Pembatasan Masalah.
Berdasarkan pada latar belakang masalah sebagai mana
dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dalam skripsi ini adalah
pembahasan mengenai pembinaan rohani Islam terhadap anggota Jakarta
Motorcycle Community (JMC) di Ciracas Jakarta Timur yang dapat
memberikan pengaruh positif bagi akhlak anggotanya.
2. Perumusan Masalah.
Sedangkan perumusan masalah dalam skripsi ini adalah :
a. Bagaimana pelaksanaan pembinaan rohani Islam di Jakarta Motorcycle
Community (JMC) Ciracas Jakarta Timur.
b. Bagaimana respon anggota Jakarta Motorcycle Community terhadap
pembinaan rohani Islam yang dislelenggarakan oleh pengurus Jakarta
Motorcycle Community?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan merupakan tolak ukur bagisetiap kegiatan penelitian, sesuai
dengan pembatasan dan perumusan masalah yang sudah di kemukakan,
maka penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan, bentuk dan
metode pembinaan rohani Islam di Jakarta Motorcycle Community.
b. Respon anggota Jakarta Motorcycle Community terhadap pembinaan
rohani Islam sehingga memberikan perubahan terhadap akhlak,
44
peningkatan ibadah dan kepekaan sosial anggota Jakarta Motorcycle
Community.
2. Manfaat.
a. Akademis: Menambah literatur Fakultas Dakwah dan Komunikasi
khususnya dalam hal pembinaan rohani Islam.
b. Praktis: Dapat menambah wawasan para Pembina atau juru dakwah
tentang pentingnya pembinaan rohani Islam bagi perubahan akhlak
manusia untuk menjadi lebih baik dan Islami.
D. Metodologi Penelitian.
1. Metode Penelitian.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Adapun metode deskriptif yakni deskriftif
dalam pengertian untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat
akurat, faktual dan sistematis.11 Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan apa-apa yang berlaku di dalamnya, mencatat,
menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini
terjadi. Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa “ metode deskriftif adalah
metode penelitian yang bertujuan untuk membuat penyederhanaan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai factor-faktor populasi yang
bersifat sistematis”.12
11 E.A. Suchman, The Principle Of Research Design and Administration, dalam J.T.
Doby (ed) An Introduction Of Social Research, 2 nd ed., (New York : Appleton Century Crofis,
1967), P. 307-306, sebagaimana dikutip Muhammad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 1999), Cet. Ke-4, h. 9. 12 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, ( Jakarta: Rajawali Press, 1987), Cet. Ke. I, h.
9.
45
Ada beberapa pendapat yang mengartikan penelitian kualitatif di
antaranya masih menurut Sumadi Suryabrata kualitatif adalah
penyimpulan secara keseluruhan dengan metode induktif dan deduktif.13
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “metodologi
kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
dapat diamati.14 Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut
secara holistic (utuh).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian.
Peneliti melakukan penelitian selama tiga bulan dimulai bulan
Januari hingga Maret 2009, penelitian ini bertempat di JMC (Jakarta
Motorcycle Community) Jl. Tanah Merdeka Rt 10 Rw 02 No. 12
Kelurahan Kampung Rambutan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur.
3. Subyek dan Obyek Penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah pengurus,
pembina dan anggota Jakarta Motorcycle Community Ciracas Jakarta
Timur, sedangkan obyek penelitiannya adalah organisasi komunitas motor
Jakarta Motorcycle Community (JMC) Ciracas Jakarta Timur.
4. Sumber Data Penelitian.
Sumber data penelitian adalah informan yang diambil secara
purposive yakni cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,
13 Ibid, h. 9. 14 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 2.
46
random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu.15 Dalam
penelitian ini yang menjadi subjek adalah Jakarta Motorcycle Community
dan yang menjadi objek adalah peserta pembinaan rohani di JMC yakni
satu orang pengurus, dua orang pembina dan tiga orang anggota Jakarta
Motorcycle Community.
5. Teknik Pengumpulan Data.
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yan diarahkan pada
kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam
hubungan tersebut.16 Dalam melakukan observasi, peneliti langsung
mendatangi komunitas motor JMC untuk memperoleh data yang
kongkret, mengamati, mencatat di lembar observasi dan merekan
dengan Mp4.
b. Interview/wawancara adalah pecakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Hal ini dimaksudkan agar orang yang
diwawancarai itu mengemukakan pandangan-pandangannya,
pendapatnya, dan lain-lain sedemikian rupa sehingga pewawancara
dapat lebih mengenalnya.17 Peneliti melakukan wawancara mendalam
tentang pelaksanaan pembinaan rohani Islam dan pengaruh
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-2, h. 177. 16 Masri Singaribun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta: IP3 IS,
1983), cet. Ke-7, h.122. 17 Fred. N, Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press, 2000), h. 770.
47
pembinaan rohani Islam terhadap anggota Jakarta Motorcycle
Community.
c. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkripsi, buku, surat kabar, majalah, agenda
dan sebagainya.18 Termasuk dalam hal ini makalah dan internet yang
terkait dengan penelitian ini dan pokok permasalahan.
6. Teknik Analisis Data
Yang dimaksud dengan teknis analisis data dalam sebuah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar kemudian di analisis agar mendapatkan hasil
berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan
data-data dari hasil wawancara dan observasi kemudian mengkategorikan
sesuai dengan permasalahan dan di masukkan ke dalam satuan-satuan lalu
di analisis.19
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku
“ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi) “
cetakan ke II yang di terbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah
18 Sarlito. W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet.
Ke-2, h.11. 19 Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, h.194
48
awal yang penulis tempuh adalah mencari informasi serta mengumpulkan
informasi terlebih dahulu terhadap objek penelitian yang akan penulis ambil
untuk dijadikan sebuah karya ilmiah. Maksud dari mencari dan
mengumpulkan informasi ini adalah untuk mengetahui apakah objek yang
akan penulis teliti ini sebelumnya sudah ada yang melaksanakan penelitian
dalam bentuk apapun, atau pun sebuah karya ilmiah.
Adapun setelah penulis mengumpulkan informasi dari pihak pengurus
Jakarta Motorcycle Community yang berkompeten dan sumber yang dapat
dipercaya, maka dapat diketahui bahwa objek penelitian yang akan penulis
teliti yaitu Jakarta Motorcycle Community yang terletak di Jl. Tanah Merdeka
Rt 10 Rw 02 No. 12 Kelurahan Kampung Rambutan Kecamatan Ciracas
Jakarta Timur, yang sebelumnya di organisasi komunitas motor tersebut
belum pernah ada yang melakukan penelitian dalam bentuk apapun.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian
yang penulis lakukan merupakan yang pertama kali dilakukan di organisasi
komunitas motor tersebut. Dengan ini penulis mengangkat judul: “Pembinaan
Rohani Islam Terhadap Anggota Jakarta Motorcycle Community”.
F. Sistematika Penulisan.
Penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab dan masing-masing bab
dilengkapi menjadi beberapa sub-sub bab. Sistematika penyusunan skripsi ini
berdasarkan pedoman penulisan karaya ilmiah yang diterbitkan oleh CEQDA.
Daftar rincian dan urutannya terdiri dari:
49
BAB I : Pendahuluan yang mencakup : Latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Membahas tinjauan pustaka yang mencakup : Pengertian
pembinaan rohani Islam, tujuan pembinaan pembinaan rohani
Islam dan unsur-unsur pembinaan rohani Islam.
BAB III : Gambaran umum tentang organisasi Jakarta Motorcycle
Community (JMC) yang mencakup : sejarah singkat Jakarta
Motorcycle Community, visi dan misi Jakarta Motorcycle
Community, struktur Jakarta Motorcycle Community, program
kerja Jakarta Motorcycle Community, sejarah pembinaan rohani
Islam di Jakarta Motorcycle Community.
BAB IV : Membahas pembinaan rohani Islam di Jakarta Motorcycle
Community yang diawali dengan pembahasan tentang
pelaksanaan pembinaan rohani Islam dan pengaruh pembinaan
rohani Islam Jakarta Motorcycle Community.
BAB V : Kesimpulan dan saran-saran seputar isi skripsi tersebut.
50
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembinaan Rohani Islam.
1. Pengertian Pembinaan.
Pembinaan asal katanya “bina” yang artinya membangun,
mendirikan. Dalam bahasa arab berasal dari kata “banaa, yabnaa, banaa-
un” yang berarti membangun, memperbaiki.20 Kata “pembinaan” yaitu
kata “bina” yang mendapat akhiran “an” yang berarti proses, cara,
perbuatan membina, pembaharuan, pemnyempurnaan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata “pembinaan” memiliki arti usaha, tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh
hasil yang lebih baik.21.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata “pembinaan”
mengandung arti penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan yang
dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang baik.22
Arti kata pembinaan dari segi terminologis yaitu suatu upaya, usaha
kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan,
mengarahkan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan
agar sasaran pembinaan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan sosial masyarakat.23
20 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al Qur-an,
1973), h. 73. 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2003), h. 152. 22 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), h. 23. 23 Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Agama, Pembinaan Rohani Islam Pada
Darmawanita, (Jakarta: Penerbit Depag, 1984), h. 8.
13
51
Adapun pembinaan menurut Zakiah Daradjat yaitu:
Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal
yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh selaras.
Pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta
prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan dan mengembangkan kearah
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal dan
pribadi yang mandiri.24
Menurut H.M. Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan menyatakan:
Dalam proses pembinaan akhlak diperlukan soal perhitungan dimana
proses pembinaan lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai karena
segala sesuatunya telah direncanakan dengan matang. itulah sebabnya
pembinaan pada remaja di usia sekolah memerlukan metode strategis
khusus menyangkut bagaimana melaksanakannya dengan melihat situasi
dan kondisi pada remaja dan juga bagaimana agar proses tersebut tidak
mendapatkan hambatan dan gangguan.25
Bimbingan secara bahasa “bimbingan” adalah “menunjukkan,
memberi, jalan, atau menuntun” orang lain kearah tujuan yang bermanfaat
bagi hidupnya kini dan masa mendatang.26
Kata guidance itu sendiri selain diartikan bimbingan, bantuan juga
diartikan pimpinan, arahan, pedoman dan petunjuk. Kata guidance berasal
dari kata dasar to guide, yang artinya menuntun, mempedomani, menjadi
petunjuk jalan, mengemudikan. Adapun pembahasan dalam buku ini kata
guidance dipergunakan untuk pengertian bimbingan atau bantuan.27
Dari beberapa teori di atas maka penulis menyimpulkan adanya
kesamaan antara pembinaan dengan bimbingan, sehingga dapat dikatakan
24 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet. Ke-15, h. 36. 25 M. Arifin, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h.58. 26 M. arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,(Jakarta: PT
Golden Terayon Press, 1982), cet.ke-1, h.1. 27 M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan untuk Fakultas Tarbiyah
Komponenen MKDK,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), cet.ke-1, h.9.
52
pembinaan dan bimbingan keduanya dimaksudkan untuk membantu
mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Pengertian Rohani.
Kata rohani secara harfiah berasal dari bahasa Arab yang diawali
dari kata “ruh” yang berarti jiwa. Pengertian rohani secara etimologis, kata
“rohani” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: “1. Roh, 2.
Berkaitan dengan roh; rohaniah: alam.”28 Sedangkan persamaan kata
rohani dalam Kamus Sinonim Bahasa Indonesia adalah “batin, spiritual,
kejiwaan.”29 Abbas Mahmud dalam bukunya Filsafat Qur’an memandang
ruh sebagai Jauhar Mujarrad yakni suatu substansi abstrak yang tidak
tersusun dari unsur apapun juga (uncompound substantion), sedangkan
lawan dari Jauhar Mujarrad adalah Jauhar Murakkab yakni substansi
yang tersusun lebih dari satu unsur (compounded substantion).30
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan, rohani
adalah “kondisi kejiwaaan seseorang di mana terbentuk dalam hubungan
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi
pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia
dengan ajaran agama yang dianutnya.”31
Sebagaimana di kutip Kridalaksana, bahwa “roh itu mempunyai
pengertian dimensi ragawi dan kejiwaan.” Ruh diciptakan jauh sebelum
manusia dilahirkan, berfungsi semasa manusia hidup dan setelah
28 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 960. 29 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1979), cet. Ke-1,
h. 830.
30 Abbas Mahmud Al-Aqqad, Filsafat Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), Cet. Ke-
2, h. 175. 31 Peter Salim dan Yeni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English, 1991), h. 993.
53
meninggal roh akan pindah ke alam baqo, untuk
mempertanggungjawabkan kehadirat Ilahi.32 Kemudian menurut Syaikh
Hakim Mui’nuddin, ruh adalah esensi kehidupan, ruh bukan tubuh secara
fisik atau otak dan fikiran serta ingatan. Ruh memiliki dunia yang berbeda
yang berasal dari Tuhan dan seluruhnya milik Tuhan.33
3. Pengertian Islam.
Kata Islam berasal dari bahasa Arab “aslama, yuslimu, islamun”
yang berarti patuh, tunduk, berserah diri serta memohon selamat dan
sentosa dan sebuah agama.34 Selanjutnya Islam menjadi istilah atau nama
bagi agama yang ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat
manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rosul agama Islam pada
hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi,
tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari
ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan Al-
Hadist.35
Dari uraian di atas penulis memahami pengertian pembinaan rohani
Islam adalah sebagai segala sesuatu usaha atau tindakan yang menunjukkan
kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan,
mengarahkan dan mengembangkan kemampuan dan kondisi atas keadaan
rohani seseorang terhadap penghayatan agama serta pengamalan agama Islam
untuk mencapai tujuan agar sasaran pembinaan sehari-hari baik dalam
32 Harimukti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah,
1981), Cet. Ke-3, h. 143. 33 Syaikh Hakim Mui’nuddin, Alih Bahasa: Burhan Wira Subrata, Penyembuhan Cara
Sufi, (Jakarta: Lentera, 1999), Cet. Ke-5, h. 42.
34 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, h.177. 35 Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dienul Islam), (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve,
1980), h. 2.
54
kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial masyarakat. Sehingga dengan
adanya pembinaan rohani Islam diharapkan dapat meningkatkan dan
mempertahankan pengamalan agama Islam yang diwujudkan dalam budi
pekerti yang baik secara utuh dalam diri seseorang muslim.
Menurut kesimpulan peneliti, peran pembinaan rohani Islam adalah
segala upaya atau tindakan yang menunjukkan kegiatan dalam memperbaiki
serta meningkatkan kondisi atas kejiwaan seseorang.
B. Tujuan dan Fungsi Pembinaan Rohani Islam
1. Tujuan Pembinaan Rohani Islam
Tujuan pembinaan rohani Islam adalah membantu terbina atau
individu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan pengaruh jiwa terhadap perilaku sehari-hari. Jiwa yang tenang
adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap orang yang merindukan
kebahagiaan hidup dan terlepas dari segala gejala-gejala dan kelainan
tingkah laku.36 Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky, tujuan pembinaan
rohani Islam adalah:
a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai
(muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah) dan mendapatkan
pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyyah).37
b. Untuk menghasilkan individu yang melakukan perubahan, perbaikan dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri
36 Zakiah Daradjat, Pembinaan Mental/Jiwa, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 14. 37 Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikoterapi dan Konseling Islam, (Yogyakarta: P. Fajar
Pustaka Baru, 2001), cet. Ke-1, h. 220-221.
55
sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial
dan alam sekitarnya.
c. Menjadikan individu yang dapat dengan baik menanggulangi berbagai
persoalan hidup dan dapat memberikan manfaat dan keselamatan bagi
lingkungan pada berbagai aspek kehidupan.
d. Membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti
kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada
(latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya.38
e. Sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 (UU
No. 2 / 1989) yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang
cerdas, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sedangkan secara
khusus adalah untuk membantu klien agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier.39
Dengan demikian, menurut peneliti secara singkat, tujuan pembinaan
rohani Islam itu dapatlah dirumuskan sebagai berikut:
38 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), cet. Ke-1, h. 114. 39 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), cet. Ke-1, h. 28.
56
a. Tujuan Umum:
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
b. Tujuan Khusus:
1) Membantu individu agar tenang menghadapi masalah;
2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya;
3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan
menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.40
2. Fungsi Pembinaan Rohani Islam
Dengan memperhatikan tujuan pembinaan rohani Islam tersebut di
atas, dapatlah dirumuskan fungsi dari pembinaan rohani Islam yang tidak
jauh berbeda dengan fungsi bimbingan konseling Islam, yaitu sebagai
berikut:
a. Fungsi preventif; yakni membantu individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah bagi dirinya .
b. Fungsi kuratif atau korektif; yakni membantu individu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi atau dilalaminya.
c. Fungsi preservatif; yakni membantu individu menjaga agar situasi dan
kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik
(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good).
d. Fungsi developmental; yakni membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau
40 Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press, 2001), Cet. Ke-
2, h. 37.
57
menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab
munculnya masalah baginya.
C. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam
Dalam upaya mencapai tujuan dari pembinaan rohani islam yang telah
ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun unsur- unsur
tersebut adalah:
a. Materi
Pada dasarnya materi pembinaan rohani Islam itu tergantung pada
tujuan pembinaan roahai Islam yang hendak dicapai. Namun secara global
dapatlah dikatakan bahwa materi pembinaan rohani Islam dapat
diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok yaitu: masalah keimanan (aqidah),
masalah keislaman (syari’ah), dan masalah budi pekerti. Keseluruhan
materi pembinaan rohani Islam pada dasarnya bersumber pada Al Qur-an
dan Hadist serta ijtihad para ulama’.41
b. Pembina/Pembimbing
Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang dalam
sebuah pembinaan dan memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1) Kemampuan profesional
2) Memiliki sifat atau kepribadian yang baik
3) Memiliki kemampuan bermasyarakat
4) Bertaqwa kepada Allah SWT42
41 Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), h, 38. 42 Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 45.
58
c. Peserta Terbina (Sasaran Pembinaan Rohani Islam)
Faktor ini adalah salah satu unsur yang penting dalam pembinaan
rohani Islam, karena tujuan dari pembinaan rohani Islam adalah untuk
keselamatan individu dalam sebuah pembinaan
d. Metode
Pengertian metode secara harfiah adalah “jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tindakan ,” karena kata “metode” berasal dari kata
“meta” yang berarti melalui dan “hodos” berarti jalan. Namun pengertian
hakiki dari “metode” tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, di mana proses kegiatan
bimbingan atau pembinaan termasuk metode juga dan sarana non fisik
seperti kurikulum, contoh tauladan, sikap dan pendangan pelaksana
metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan atau
pembinaan dan cara-cara pendekatan dan pemahaman terhadap sasaran
metode seperti wawancara, angket, tes psikologi, sosiometri dan lain
sebagainya.
Dalam penggunaan metode perlu sekali diperhatikan bagamana
hakekat metode itu, karena hakikat metode merupakan pedoman pokok
yang mula-mula harus dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan dan
penggunaannya. Selain itu dengan memahami hakekatnya, pemakai
metode tidak secapatnya memuja terhadap suatu metode tertentu, karena
keberhasilannya. Dan sebaliknya tidak akan tergesa-gesa menyisihkan
suatu metode, gara-gara kegagalannya.43
43 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), Cet.
Ke-1, h. 100.
59
Ada beberapa metode yang lazim dipakai dalam bimbingan dan
penyuluhan agama di mana sasarannya adalah mereka yang berada di
dalam kesulitan mental spiritual disebabkan factor-faktor kejiwaan dari
dalam dirinya seperti: tekanan batin (depresi mental), gangguan perasaan
(emotional disturbance), tidak mampu melakukan konsentrasi pikiran, dan
gangguan batin lain yang memerlukan pertolongan. Dapat juga disebabkan
oleh factor-faktor dari luar dirinya, seperti pengaruh hidup yang
mengguncang perasaan (misalnya orang yang dicintai telah meninggalkan
dirinya), pekerjaan rumah yang berat sehingga menekan perasaan dan
penyebab lain yang banyak menimbulkan hambatan batin terbina.44 Cara
pembinaan dalam hal ini, mungkin menyerupai konsultas jiwa, bimbingan
dan penyuluhan; diskusi terbatas atau kursus-kursus dan ceramah-ceramah,
sesuai dengan keistimewaandan keadaan masing-masing sasaran.45
Pada uraian berikut ini penulis akan mengemukakan secara singkat
beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan rohani Islam
pada umumnya yaitu:
1) Metode Ceramah
Yaitu suatu teknik dakwah yang banyak diwarnai oleh
karakteristik bicara oleh seorang da’i atau mubaligh pada aktifitas
dakwah. Ceramah dapat pula bersifat berpidato (retorika), khutbah,
mengajar, dan sebagainya. Istilah ceramah di zaman mutakhir ini
sedang ramai-ramainya dipergunakan instansi pemerintah ataupun
44 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan dan Agama, (Jakarta:
PT. Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h.43. 45 Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, h,63.
60
swasta, organisasi (jam’iyah), baik melalui televisi, radio maupun
ceramah secara langsung.46
2) Metode Tanya Jawab (Dialog)
Yaitu penyampaian dakwah dengan cara mendorong audience
(peserta pengajian) untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa
belum dimengerti agar lebih aktif dan bersungguh-sungguh
memperhatikan materi yang diberikan. Sehingga dengan metode ini
pendengar akan langsung memahami persoalan-persoalan yang
dihadapinya.47
Di samping itu kelebihan dari metode ini, yaitu sangat berguna
untuk mengurangi kesalahpahaman objek dakwah, menjelaskan
perbedaan-perbedaan pandangan dalam memahami ajaran-ajaran
agama Islam, dan menerangkan suatu persoalan yang belum pernah
dimngerti, yang semuanya itu dapat secara jelas dengan langsung
dijelaskan kepada objek dakwah. Dalam metode ini terdapat
komunikasi dua arah maka penyampaian materi akan dengan efektif
dapat difahami oleh audien. Sehingga pokok-pokok persoalan agama
dapat lebih luas dan lebih dalam diketahui. Sebaliknya, kekurangan
(segi negatif) metode tanya jawab yaitu akan memakan waktu lama
jika terjadi perbedaan pendapat dan perdebatan, penanya kadang-
kadang kurang memperhatikan jika terjadi penyimpangan (over
lapping).48
46 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), cet.
Ke-1, h. 104. 47 Ibid, h. 124 48 Ibid, h. 126-127
61
3) Metode Percakapan Pribadi
Percakapan antar pribadi atau individual conference adalah
percakapan antara seorang da’i atau mubaligh dengan individu-
individu sebagai sasaran dakwahnya. Pembina melakukan dialog
langsung tatap muka dengan pihak yang dibina. Percakapan pribadi
bertujuan untuk menggunakan kesempatan yang baik di dalam
percakapan atau mengobrol (bicara bebas) untuk aktifitas dakwah.49
e. Media
Media pembinaan rohani Islam adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembinaan rohani Islam
yang telah ditentukan. Media pembinaan rohani Islam ini dapat berupa
barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. Media
juga merupakan sarana pencapai tujuan yang efektif dalam sebuah
pembinaan jika penggunaannya tepat pada apa yang di inginkan atau
sesuai dengan kebutuhan dalam pembinaan rohani Islam. Contoh media
dalam sebuah pembinaan rohani Islam adalah pembina, materi dan sarana
dan prasarana (gedung, papan tulis, alat tulis dan buku panduan pembinaan
rohani Islam). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada waktu
memilih media, yaitu:
1) Setiap media memiliki karakteristik (kelebihan, kelemahan dan
keserasian) yang berbeda-beda.
2) Media yang dipilih sesuai dengan tujuan pembinaan rohani Islam yang
hendak dicapai.
49 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 54.
62
3) Media yang dipilih sesuai denga sifat pembinaan rohani Islamnya.
4) Kualitas dari media tersebut.
5) Ketersediaan dan kesempatan media.50
50 Slamet M. Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 55.
63
BAB III
GAMBARAN UMUM JAKARTA MOTORCYCLE COMMUNITY (JMC)
CIRACAS JAKARTA TIMUR
A. Sejarah Singkat Jakarta Motorcycle Community (JMC) Ciracas Jakarta
Timur.
Jakarta Motorcycle Community (JMC) merupakan salah satu organisasi
pemuda yang didirikan atas dasar keinginan jiwa emosional pemuda yang
mengedepankan toleransi antar sesama bikers (pengendara motor beroda dua)
sehingga tercipta sebuah tali persaudaraan yang kokoh. Di organisasi ini para
bikers dapat menuangkan segala bentuk kegiatan dan aspirasi sehingga timbul
kreatifitas yang positif dan dapat diterima diseluruh kalangan baik masyarakat
maupun bikers sejati.
Organisasi ini mewadahi para penggemar kendaraan bermotor beroda
dua untuk turut memajukan dibidang kendaraan bermotor juga untuk
membantu pemerintah dalam menciptakan keselamatan dan kelancaran lalu
lintas di jalan. Agar partisipasi dan peranan para penggemar kendaraan
bermotor roda dua di wilayah jabodetabek dapat berjalan lebih aktif,
berdayaguna serta terarah, maka berdirilah Jakarta Motorcycle
Community(JMC) yang secara historis merupakan kelanjutan dari Jakarta
Motor Cycle Community (JMCC) yang didirikan pada tanggal 17 Desember
2004 dan perubahan nama JMCC menjadi JMC pada tanggal 23 September
26
64
2005 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.51 Beberapa pendirinya
adalah: Deni, Farhan, Fahmi, Angga, Faris, Dian, Arif Aji dan Jamal. JMC
didirikan di rumah salah satu pendiri yang tepatnya di Jl. Dukuh V No. 94 Rt.
05 Rw. 05 Kel. Dukuh Kec. Kramat Jati Jakarta Timur.52
Secara geografis Jakarta Motorcycle Community terletak di bagian
timur Jakarta tepatnya di Jl. Tanah Merdeka Rt 10 Rw 02 No. 12 Kelurahan
Kampung Rambutan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur.
Dari data di atas jelas bahwa JMC (Jakarta Motorcycle Community)
merupakan salah satu organisasi pemuda yang cukup proaktif membantu
masalah pemerintah khususnya dalam masalah pengendara motor beroda dua.
B. Visi, Misi dan Tujuan Jakarta Motorcycle Community (JMC) Ciracas
Jakarta Timur.
Setiap lembaga atau organisasi sudah seyogyanya memiliki visi misi
dalam menjalankan program organisasinya.
1. Visi Jakarta Motorcycle Community
Adapun visi JMC (Jakarta Motorcycle Community) adalah
“Mewujudkan dan meningkatkan prestasi olah raga dan mengembangkan
kegiatan sosial juga wisata kendaraan bermotor roda dua bagi bikers dan
membantu pemerintah dalam menciptakan keselamatan dan kelancaran
lalu lintas di jalan serta menjadikan bikers yang sadar pada norma Negara
dan agama.
51 Pengurus Jakarta Motorcycle Community, AD/ART Jakarta Motorcycle Community,
(Jakarta 2005), h. 1. 52 Wawancara pribadi dengan Wossy Nugroho, Jakarta 27 Maret 2009.
65
2. Misi Jakarta Motorcycle Community
Adapun misi Jakarta Motorcycle Community adalah:
a. Meningkatkan, mengembangkan dan mempromosikan kegiatan-
kegiatan yang menyangkut bidang olah raga, sosial dan wisata dengan
menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
b. Mensosialisasikan savety reading dan tata tertib lalu lintas.
c. Menyelenggarakan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan PHBN
(Peringatan Hari Besar Islam).53
3. Tujuan Jakarta Motorcycle Communiy
Sedangkan tujuan Jakarta Motorcycle Community ada tiga, yakni:
a. Memperkenalkan kepada masyarakat khususnya bikers yang lahir dari
club-club motor bahwa bikers yang lahir dari sebuah komunitas motor
dapat bertahan sampai lama dan mandiri tidak menggantungkan pada
salah satu perusahaan motor sebagai pendukung kegiatan/donatur.
b. Menciptakan komunitas motor yang bergerak disegala bidang
khususnya otomotif.
c. Melahirkan bikers yang memiliki pemahaman terhadap norma Negara
dan norma agama.
C. Struktur Organisasi Jakarta Motorcycle Community (JMC) Ciracas
Jakarta Timur
53, Pengurus Jakarta Motorcycle Community, AD/ART Jakarta Motorcycle Community, h.
2.
66
Sudah seyogyanya setiap organisasi memiliki struktur organisasi, begitu
juga dengan Jakarta Motorcycle Community (JMC) yang memiliki struktur
organisasi yang terdiri dari:
Pelindung :H. M. Isma’il. M.B.A
Penasehat : N. Chaetami
: Sulaeman Aziz
Ketua : Wossy Nugroho 021
Wakil Ketua : Zakaria Alkatiri 113
Sekretaris : 1. Fazar Oktafrianto
2. Isnaini 101
Kesekretariatan : Fahmi Ahadi 020
Bendahara : Dimas Puspojati 107
Divisi Humas : 1. Adi Alink 121
2. Dian Susu 041
3. Asep Lukman 053
Divisi Touring : 1. Zainudin 040
2. Hendra 070
Divisi Tatib : 1. Suherman 103
2. Noor Hasan 114
Divisi Mekanik : Asnawi 039
Divisi Rohis : 1. Salman Al-Farizi 023
2. Fikri 131
Divisi IT : 1. Iwan 127
67
2. Dodo 132
3. Fredy 133
4. Doni 104
68
STRUKTUR ORGANISASI JAKARTA MOTORCYCLE COMMUNITY
PELINDUNG
PENASEHAT
:
Sulaeman Aziz
KETUA
WAKIL KETUA BENDAHARA SEKRETARIS
Div. Tatib Div. Touring Div. Humas Div. IT Div. Rohis Div. Mekanik
Kesekretariatan
Sesuai dengan hasil rapat pengurus Jakarta Motorcycle Community
(JMC) yang tertulis dalam buku AD/ART bahwa setiap pengurus mempunyai
tugas dan tanggung jawab.54 Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai berikut:
1. Ketua
a. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengurus Jakarta
Motorcycle Community (JMC)
b. Menetapkan kebijakan umum bedasarkan keputusan musyawarah
anggota dan rapat kerja yang berlandaskan AD/ART
c. Bersama sekretaris menandatangani surat-surat yang prinsipil bagi
organisasi.
d. Bertanggung jawab kepada musyawarah anggota
2. Wakil Ketua
a. Melaksanakan tugas-tugas ketua apabila ketua berhalangan
b. Melaksanakan pengawasan dan fungsi organisasi dan koordinasi
c. Merumuskan saran dan tindakan, baik preventif maupun represif
kepada ketua atas segala penyimpangan pelaksanaan organisasi
d. Dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada ketua
3. Bendahara
a. Membantu ketua menghimpun dana untuk kepentingan organisasi
Jakarta Motorcycle Community (JMC)
b. Menyusun anggaran dan mengelola keuangan organisasi Jakarta
Motorcycle Community (JMC)
54 Ibid, h. 11
ii
ii
c. Menyusun system dan prosedur pengelolaan keuangan organisasi
Jakarta Motorcycle Community (JMC)
d. Membuat laporan secara periodik (satu bulan sekali)
e. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua
4. Sekretaris 1 dan 2
a. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi dan kehumasan organisasi
Jakarta Motorcycle Community (JMC)
b. Mengkoordinasikan hubungan kerja administrasi dan menyiapkan
bantuan administrasi kepada seluruh pengurus Jakarta Motorcycle
Community termasuk surat dari dalam dan luar Jakarta Motorcycle
Community
c. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua
5. Ketua-ketua Divisi
a. Membantu ketua umum dalam melaksanakan pembinaan dan
pengembangan organisasi Jakarta Motorcycle Community
b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas sesuai dengan divisi
masing-masing
c. Dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada ketua 55
D. Program Kerja Jakarta Motorcycle Community
Demi kelangsungan hidup sebuah organisasi sudah barang tentu memiliki
program kerja berjangka, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Begitupun Jakarta Motorcycle Community yang dalam perjalanannya selalu
55 Ibid, h. 12
iii
iii
sesuai dengan program kerja yang telah dirancang dalam musyawarah kerjanya.
Adapun program kerja tiap-tiap divisi di Jakarta Motorcycle Community
umumnya sebagai berikut:
1. Divisi Humas
a. Menginformasikan setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
pengurus JMC atau kegiatan dari Club/Komunitas motor lain.
b. Soan (silaturrahim) ke Club/Komunitas lain yang belum pernah
dikunjungi.
2. Divisi Touring
a. Kopdar (Kopi Darat) dan rolling thunder setiap jum’at malam
b. Menetapkan petugas setiap akan rolling thunder.
c. Melakukan pengecekan kelengkapan pengendara.
3. Divisi Tatib
a. Membuat peraturan sesuai standar perlengkapan diri dan sikap, seperti:
1) Wajib memakai sepatu saat kopdar
2) Mengutamakan safety riding saat berkendaraan
3) Berbicara dan berprilaku yang sopan
b. Memberikan sanksi kepada individu yang melanggar peraturan.
4. Divisi Mekanik
a. Memberikan peraturan standardisasi kendaraan yang dapat mengikuti
touring
b. Mengecek dan memperbaiki setiap kendaraan yang bermasalah
5. Divisi Rohani Islam
iv
iv
a. Mengadakan pengajian dua kali dalam seminggu setiap senin malam
dan kamis malam.
b. Mengadakan santunan anak yatim pada setiap hari anak yatim dan ulang
tahun JMC.
c. Mengadakan tabligh akbar
d. Buka puasa ramadhan on the road
6. Divisi IT
a. Membuat website
b. Membuat bulletin56
E. Sejarah Pembinaan Rohani Islam di Jakarta Motorcycle Community
Ciracas Jakarta Timur
Tahun 2005 pengurus JMC memili ide untuk melahirkan divisi rohani
sebagai salah satu divisi yang akan menghadirkan kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan rohani Islam anggota JMC. Maka muncullah kegiatan
pemebinaan rohani Islam, ada beberapa faktor yang membuat pembinaan rohani
Islam hadir di tengah-tengah lingkungan Jakarta Motorcycle Community, salah
satunya adalah keinginan merubah pandangan masyarakat tentang buruknya
kehidupan bikers (pengendara motor roda dua) yang identik selalu berorientasi
dan terlalu mengapresiasikan materialisme dan konsumerisme yang berlebihan,
yang akhirnya melahirkan banyak kekerasan dan tekanan hidup. Seringkali aksi
ugal-ugalan bikers bukan hanya saat mengendarai motor dijalan raya, tapi juga
acap kali melakukan tindakan kekerasan terhadap warga. Parahnya, bahkan
sampai menelan korban. Masyarakat setempat sudah tentu dibuat resah. Apalagi
56 Wawancara pribadi dengan Wosy Nugroho, Jakarta 27 Maret 2009.
v
v
keberadaan geng-geng motor brutal dan anarkis seperti itu semakin banyak
bermunculan.
Kemudian faktor selanjutnya adalah keinginan pengurus Jakarta
Motorcycle Community yang sebagai organisasi yang bersifat kekeluargaan,
gotong royong, sportif dan mandiri barkeinginan menghadirkan divisi rohani
Islam sebagai salah satu jembatan keberhasilan tercapainya visi misi yang
dimiliki Jakarta Motorcycle Community yakni menjadikan bikers yang sadar
pada norma Negara dan Agama. Disamping itu, kehadiran divisi Rohani Islam
juga merupakan permintaan kebanyakan anggota yang menginginkan
pengetahuan tambahan mengenai ajaran agama Islam sebagai pencerahan jiwa
dan pendewasaan diri. 57
Hubungan kemitraan yang sehat menjadi syarat utama bagi tercapainya
tujuan tersebut di atas, yaitu hubungan yang tulus, saling memberi dan
menerima serta rasa empati antar sesama keluarga besar Jakarta Motorcycle
Community itulah yang menjadi tujuan akan adanya pembinaan rohani Islam di
JMC. Sehingga banyak dukungan dari para anggota untuk melakukan kegiatan
yang dibuat oleh divisi Rohani Islam Jakarta Motorcycle Community yang
awalnya hanya pengajian satu minggu sekali yang kemudian berkembang
menjadi seminggu dua kali yang dilaksanakan pada malam selasa dan malam
jum’at, kemudian menyusul lagi program santunan anak yatim, bakti sosial dan
tabligh akbar. Adanya pembinaan rohani tersebut juga bertujuan untuk
menjadikan anggota yang sehat jasmani dan rohani atau sebagai balancing
kehidupan.58
57 Wawancara pribadi dengan Wossy Nugroho, Jakarta 27 Maret 2009. 58 Wawancara pribadi dengan Wossy Nugroho, Jakarta 27 Maret 2009.
vi
vi
F. Tingkat Keberhasilan Pembinaan Rohani Islam di Jakarta Motorcycle
Community.
Untuk meningkatkan faham keagamaan anggota JMC divisi rohani Islam
menyelenggarakan dan melaksanakan pembinaan rohani Islam. Dalam
pembinaan tersebut, semua anggota diharapkan mau mengikuti kegiatan
tersebut secara konsisten, dengan harapan agar anggota dapat memahami dan
mampu mengamalkan ajaran-ajaran agama tersebut.
Dalam pelasanaan kegiatan tersebut hingga saat ini anggota masih belum
seluruhnya dapat mengikuti disebabkan kesibukan dan aktifitas masing-
masing. Namun jika dilihat dari tingkat keberhasilan program tersebut
memiliki perkembanagan yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa indikator, antara lain:
1. Kuantitas anggota JMC yang mengikuti pembinaan rohani Islam bertambah.
Awal diadakannya pembinaan rohani Islam tersebut pada akhir tahun
2005 hanya diikuti oleh 8 orang, namun hingga kini anggota yang mengikuti
pembinaan rohani Islam berjumlah 30 orang.
2. Prekuensi kegiatan yang semakin banyak.
Pada awalnya program kerja divisi rohani Islam pada akhir 2005
hanya dalam bentuk pembinaan rohani Islam yang terdiri dari pengajian dua
minggu sekali. Pada tahun 2006 hingga sekarang memiliki beberapa
program yaitu: pembinaan rohani Islam, santunan anak yatim, tabligh akbar
dan ritual lainnya.
vii
vii
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam di Jakarta Motorcycle
Commnunity.
1. Bentuk Pembinaan Rohani Islam
Kegiatan pembinaan rohani Islam yang biasa di laksanakan oleh divisi
rohani Islam JMC yakni dalam bentuk:
a. Pengajian Mingguan.
Pengajian mingguan tersebut di laksanakan dua kali dalam
seminggu yakni senin malam selasa dan kamis malam jum’at dimulai
dari pukul 20.00 sampai dengan 22.00. Adapun materi pengajian malam
selasa yakni baca Al Qur-an dan Iqra diselingi pemberian materi tajwidz.
Sedangkan materi pada malam jum’at membahas fiqih, tauhid dan
akhlak. Khusus pada malam jum’at, sebelum membahas ketiga materi
tersebut seluruh paserta pembinaan terlebih dahulu membaca yasin, tahlil
dan do’a-do’a.
b. Kegiatan Sosial Keagamaan.
Kegiatan sosial keagamaan yang di laksanakan seperti santunan
anak yatim dan pemberian karpet ke tempat ibadah. Santunan dan
pemberian karpet tersebut terselenggara atas dana keluarga besar JMC
yang dihimpun dari iuran anggota saat pelaksanaan pembinaan rohani
mingguan dan bekerja sama dengan para donatur juga warga sekitar yang
ingin berpartisipasi. Begitupun setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
39
viii
viii
JMC selalu melibatkan anggota, donatur dan warga sekitar. Adapun anak
yatim yang rutin diberi santunan sebanyak 100 orang yang terdiri dari 40
anak laki-laki dan 60 anak perempuan.
c. Peringatan Hari Besar Islam.
Adapun peringatan hari besar yang telah dilaksanakan oleh JMC
adalah Tabligh Akbar. Hal tersebut sebagai salah satu usaha mereka
untuk membantu mensyiarkan Islam.
2. Tempat dan Waktu Pelasanaan Pembinaan Rohani Islam.
Tempat pelaksanaan pembinaan rohani Islam pada anggota JMC yang
dilakukan pada malam selasa yakni rutin di sekretariat JMC pada pukul
20.00 sampai dengan 22.00. Sedangkan kegiatan pembinaan rohani Islam
yang dilaksanakan pada malam jum’at yakni bergantian dari rumah ke
rumah para peserta pembinaan rohani Islam (home to home) pada pukul
20.00 samapai dengan 22.00. Adapun santunan anak yatim yang sering kali
dilakukan yakni di sekretariat JMC dan di salah satu pesantren yang
menjadikan JMC salah satu donatur bagi pesantren tersebut, kegiatan
tersebut biasa dilaksanakan satu tahun sekali. Kegiatan tabligh akbar yang
biasa dilakukan oleh JMC yakni di sekretariat JMC dan dilakukan satu
tahun sekali.
3. Profil Pembina Pembinaan Rohani Islam
Secara akademis pembina dalam sebuah pembinaan rohani Islam
harus memiliki wawasan Ilmu pengetahuan agama yang memadai, serta
memiliki kemampuan (kompetensi dan skill) dalam membina peserta binaan
untuk membantu menyelesaikan masalah sesuai dengan kondisi yang
ix
ix
berkembang di masyarakat. Dengan demikian, setiap pembina diupayakan
memiliki kualifikasi (srata) pendidikan yang memadai seperti lulusan
pesantren atau sarjana Islam. Ditunjang dengan berbagai pengalaman dalam
pembinaan dan dari segi professional dan individual setiap pembina
mempunyai kompetensi yang seimbang antara teoritik dan praktik. Dalam
Pembinaan yang dilaksanakan oleh JMC selama ini dibina oleh dua
Pembina, yaitu:
a. Nama : Muhsin Al-Athas
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 Mei 1974
Pendidikan : Pesantren As-Sagofah
Profesi : Ustadz/Guru Agama
Mulai jadi Pembina : Tahun 2008
Alamat sekarang : Jl. Mabes TNI Rt. 01 Rw. 06
Kel. Cilangkap Kec. Cipayung
Jakarta Timur
b. Nama : Salman Al-Farisi
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 19 Maret 1982
Pendidikan : S1
Profesi : Karyawan Swasta
Mulai jadi Pembina : Tahun 2005
Alamat sekarang : Jl. Mujahidin Rt. 03 Rw. 03 No. 38
Kel. Rambutan Kec. Ciracas Jakarta Timur
Dalam melakukan pembinaan, Pembina tersebut di atas dibagi dalam
beberapa materi. Untuk Pembina yang pertama membina masalah fiqih,
x
x
tauhid (keimanan) dan akhlak, dan untuk Pembina yang kedua khusus
membina masalah tajwid dan memperlancar bacaan Al Qur-an dan iqra.
4. Materi Pembinaan Rohani Islam
Materi merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan pembinaan
rohani Islam agar maksud dan tujuan itu mudah dicapai. Adapun materi
pembinaan rohani Islam di JMC, yaitu:
1) IQRA: Materi ini diberikan untuk memperlancar baca Al Qur-an
khususnya bagi para pemula. Materi ini diberikan berdasarkan keinginan
dan permintaan anggota Jakarta Motorcycle Community yang merasa
sudah lupa dan ingin mengulas kembali juga keinginan anggota yang
belum bisa membaca Al-Qur’an.59
2) Tajwid: Materi ini dipelajari untuk mengetahui cara membaca Al Qur-an
dan hukum-hukumnya.
3) Fiqih: Materi ini bersifat praktis, seperti tuntunan shalat, puasa, zakat,
haji dan qurban.
4) Tauhid: Materi ini untuk mengarahkan anggota kepada pengenalan
dirinya adalah hamba Allah, ciptaan Allah oleh karena itu harus cinta
kepadaNya dan merasa bahwa segala perilakunya berada dalam
pengawasan Allah SWT.
5) Akhlak: Materi ini diberikan untuk membina anggota agar dapat
berakhlak/bertingkah laku dengan baik terhadap sesama manusia
maupun ketika berkendaraan.
59 Wossy Nugroho, Pengurus Jakarta Motorcycle Community, Wawancara Pribadi, Jakarta
20 Februari 2009.
xi
xi
6) Yasin Tahlil: Materi ini menyangkut pengamalan dalam meningkatkan
ketaqwaan yang biasanya di adakan seminggu sekali dengan di isi
pembacaan yasin, tahlil dan do’a bersama, materi ini ada karena bagi
mereka sebagai sarana do’a bersama demi tercapainya hajat pribadi
maupun organisasi.
Berdasarkan deskripsi diatas, menurut penulis bahwa materi-materi
tersebut merupakan materi pokok yang harus difahami sekaligus mampu di
aplikasikan dalam realita kehidupan anggota Jakarta Motorcycle
Community agar image diri pribadi, organisasi dan bikers berubah menjadi
baik di mata masyarakat khususnya masyarakat yang berada dilingkungan
sekitar organisasi.
5. Metode Pembinaan Rohani Islam.
Dalam melakukan pembinaan peserta, pembina menggunakan
beberapa metode antara lain:
d. Ceramah .
Metode ceramah yaitu Pembina menyampaikan materi satu arah
karena hanya pembinan yang aktif dan peserta terbina hanya mendengar
saja apa yang di sampaikan oleh seorang ustadz/habib, dapat pula
disebut ngaji kuping.
e. Diskusi.
Metode ini digunakan dengan membuka forum tanya jawab yang
berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Forum tersebut diadakan
setelah Pembina meyampaikan dan menjelaskan kepada peserta
pengajian, kemudian peserta pengajian diperbolehkan bartanya jika
xii
xii
memang ada hal yang belum jelas dan ada sesuatu yang mengganjal
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas pada pengajian saat
itu. Misalnya saat membahas tentang wajib sholat ada salah satu peserta
yang merasa belum faham kenapa kita wajib sholat maka saat itu
terjadilah diskusi. 60
f. Bimbingan Membaca Al Qur-an dan Iqra.
Pada metode ini, pembina membaca telebih dahulu kemudian
peserta pembinaan mengikutinya hingga lancar. Terkadang pembina
hanya mendengarkan peserta kemudian membetulkan bacaan dan
menerapkan tajwidnya itupun jika ada yang salah. Hal ini dilakukan
untuk lebih memperlancar peserta pembinaan dalam membaca Al qur-
an dan Iqra. Dalam hal ini peserta yang sudah mengaji Al Qur-an ada 8
orang dan yang masih membaca Iqra ada 22 orang dan itu pun terbagi
pada juz-juz dalam Iqra. Iqra satu sampai dua 3 orang, Iqra tiga sampai
empat 9 orang dan yang membaca Iqra lima samapi enam ada 10
orang.61
Berdasarkan deskripsi di atas, menurut penulis bahwa metode
pembinaan rohani Islam yang digunakan oleh Pembina di Jakarta
Motorcycle Community cukup untuk memberikan pemahaman agama
Islam kepada anggota, karena mayoritas dari anggota Jakarta Motorcycle
Community adalah orang-orang yang dalam masa dewasa awal berada pada
masa pencaharian kemantapan termasuk minat pribadi pada agama. Maka
metode apapun yang disampaikan oleh Pembina, mereka tetap dapat
60 Wawancara pribadi dengan habib Muhsin, Jakarta 6 Maret 2009. 61 Wawancara dengan Ustadz Faris, Jakarta 6 Maret 2009.
xiii
xiii
langsung mencerna dengan baik dan diharapkan dapat mengaplikasikanya
dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan potensi diri secara
spiritual.
6. Peserta Pembinaan Rohani Islam
Peserta pembinaan rohani Islam adalah anggota Jakarta Motorcycle
Community Ciracas Jakarta Timur, masyarakat biasa menyebut mereka
anak motor/bikers. Pelaksanaan pembinaan rohani Islam merupakan
kegiatan wajib diikuti oleh para anggotanya, walaupun dalam
pelaksanaannya ada saja yang tidak mengikuti kegiatan ini dengan alasan
tertentu. Adapun anggota secara keseluruhan 145 anggota, peserta yang
aktif mengikuti kegiatan JMC sebanyak 80 orang. Sedangkan yang aktif
mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam di JMC berjumlah 30 orang.
Peserta berdasarkan jenis kelamin seluruhnya adalah laki-laki yang
berusia berkisar antara 21-40 tahun. Sebagaimana tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Usia Peserta Pembinaan Rohani Islam.
Usia Jumlah Prosentase
20-24 8 26,6
25-29 12 40
30-34 10 33,4
Jumlah 30 100
xiv
xiv
Dari tabel tersebut di atas, mayoritas usia peserta pembinaan rohani
Islam adalah 25-29 tahun sebanyak 12 orang (40%), diikuti usia 30-34 ada
10 orang (33,4%) dan usia 20-24 hanya 8 orang (26,6%).
Mayoritas peserta pembinaan rohani Islam berpendidikan S1 (50%),
pendidikan peserta mulai dari tingkat SMU/SLTA, Diploma sampai dengan
S1. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2:
Tabel 2
Pendidikan Peserta Pembinaan Rohani Islam
Pendidikan Jumlah Prosentase
SMU/SLTA 6 20
Diploma 9 30
S1 15 50
Jumlah 30 100
Status peserta pembinaan rohani Islam dapat dilihat pada tabel 3:
Tabel 3
Status Peserta Pembinaan Rohani Islam
Status Jumlah Prosentase
Belum Menikah 6 20
Nikah 21 70
Cerai 3 10
Jumlah 30 100
xv
xv
Peserta belum menikah sebanyak 6 orang (20%), yang statusnya
menikah terbanyak dalam pembinaan tersebut dengan jumlah 21 orang
(70%) dan yang satusnya bercerai hanya 3 orang (10%).
Aktifitas peserta yang mengikuti pembinaan rohani Islam di JMC
adalah mayoritas karyawan. Sebagaimana tabel 4:
Tabel 4
Aktifitas Peserta Pembinaan Rohani Islam
Aktifitas Jumlah Prosentase
Menganggur 3 10
Mahasiswa 7 23,3
Karyawan 20 66,7
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa peserta pembinaan rohani yang
menganggur hanya 3 orang (10%), mahasiswa ada 7 orang (23,3%) dan
mayoritas dari peserta adalah karyawan sebanyak 20 orang (66,7%).
B. Respon Anggota Jakarta Motorcycle Community terhadap Pembinaan
Rohani Islam.
Seperti dikatakan diatas bahwa Pembinaan rohani Islam yang dilakukan
di JMC berupa pengajian, sharing dan diskusi keagamaan serta ritual
keagamaan lainnya merupakan upaya yang dilakukan divisi rohani JMC dalam
membentuk karakter anggota yang mengerti akan nilai-nial keagamaan
sehingga diharapkan kedepan semua anggota JMC memiliki jiwa spiritual dan
xvi
xvi
mampu mengamalkan ajaran agama seutuhnya dan menjadi contoh ditengah
keluarga, anggota dan masyarakat sekitarnya.
Untuk melihat respon anggota anggota Jakarta Motorcycle Community
terhadap pembinaan rohani Islam dapat dilihat dari beberapa indikator yang
secara keseluruhan berimplikasi positif bagi anggota JMC. Dari hasil
wawancara dan observasi yang penulis lakukan selama penelitian, indicator
tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain :
1. Antusiasme anggota JMC dalam mengikuti setiap kegiatan pembinaan yang
dilakukan divisi rohani JMC. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh
salah satu pengurus JMC “ sebenarnya kegiatan yang diselenggarakan divisi
rohis sangat diminati oleh anggota, namun karena kesibukan mereka
akhirnya seringkali mereka tidak dapat mengikutinya ”.62 Salah satu anggota
pun mengungkapkan ketertarikan mereka terhadap pembinaan rohani “ saya
senang adanya pembinaan rohani Islam, karena saya dapat ilmu lebih
mengenai agama Islam dan dapat mengingat kembali apa yang pernah saya
pelajari dulu ”.63
2. Sensitifitas anggota JMC terhadap nilai-nilai dan aturan keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari. Pola pikir dan sikap anggota lebih terlihat dewasa
daripada sebelum mengikuti pembinaan rohani Islam, hal tersebut seiring
dengan pernyataan salah satu anggota:
“ saya memang pada awalnya suka ugal-ugalan tidak mematuhi peraturan
lalu lintas dan sering berbicara tidak sopan karena saya termasuk orang
62 Wossy Nugroho, Pengurus Jakarta Motorcycle Community, Wawancara Pribadi, Jakarta
20 Februari 2009. 63 Wawancara pribadi dengan Sigit, 26 Maret 2009.
xvii
xvii
yang punya banyak masalah sehingga kurang bisa mengontrol diri ketika
dalam keadaan tertekan. Tapi Alhamdulillah setelah mengikuti pembinaan
rohani Islam saya lebih bisa mengontrol diri dan sedikit patuh pada lalu
lintas ”.64
3. Kepedulian dan peran serta anggota JMC dalam kegiatan-kegiatan
keagamaan baik yang dilakukan divisi rohani JMC ataupun masyarakat
umum. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh divisi rohani Islam
JMC mendapatkan dana dari mayoritas anggota, alasan mereka karena
mereka merasa sudah tahu ilmunya berarti harus diamalakan. Hal tersebut
juga disampaikan oleh salah satu anggota:
“Seperti apa yang di sampaikan salah satu anggota kepada peneliti “
Jujur saja saya orang yang jarang beramal, kalaupun beramal ya lagi inget
saja. Tapi Alhamdulillah saya seneng banget pengurus JMC mewadahi kita
untuk beramal dan nyata di salurkan pada saat kegiatan santunan. Ternyata
dengan begitu saya tidak lupa untuk beramal dan saya mendapatkan
kepuasan batin lho”.65
Dari hasil wawancara dan observasi di atas, dapat dinyatakan bahwa
respon anggota JMC terhadap pembinaan rohani islam memberi dampak positif
pada kehidupan mereka sehari-hari baik antar sesama anggota maupun dengan
masyarakat sekitar.
64 Wawancara pribadi dengan Fazar, 26 Maret 2009. 65 Wawancara pribadi dengan Apep, 26 Maret 2009.
xviii
xviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisa data yang ada di bab IV, maka dapat
penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembinaan rohani Islam di Jakarta Motorcycle Community
dilakukan dalam bentuk pengajian dua kali dalam seminggu dan di bina
oleh dua Pembina yakni Habib Muhsin dan Ustadz Faris. Habib Muhsin
memberikan materi Fiqih, Tauhid dan Akhlak. Pembina menggunakan
metode ceramah dan diskusi. Sedangkan Ustadz Faris memberikan materi
Tajwid, Iqra dan Al Qur-an. Pembina menggunakan metode bimbinagn
baca Al Qur-an. Anggota Jakarta Motorcycle Community yang mengikuti
pembinaan rohani Islam sebanyak 30 orang, mayoritas dari mereka adalah
laki-laki yang berusia 30-34 tahun. Mayoritas mereka juga sudah menikah
dan sudah bekerja sebagai karyawan swasta.
2. Dengan adanya pembinaan rohani Islam yang dilaksanakan oleh Jakarta
Motorcycle Community sudah cukup baik dalam mengimbangi kebutuhan
agama bagi anggota Jakarta Motorcycle Community. Karena selain
kebutuhan duniawi mereka juga perlu dibina untuk memenuhi kebutuhan
ukhrowi. Dengan adanya pengajian dua minggu sekali untuk menambah
ilmu pengetahuan juga bertujuan untuk mempererat tali silaturrahim antara
satu dengan yang lainnya, agar terciptanya suatu hubungan yang harmonis
dalam organisasi. Pembinaan tersebut berpengaruh terhadap anggota dalam
xix
xix
beberapa hal yakni pada peningkatan ibadah sholat, kepekaan sosial dan
akhlak.
3. Respon anggota JMC terhadap pembinaan rohani Islam yang
diselenggarakan oleh divisi rohani Islam JMC begitu senang dengan adanya
kegiatan tersebut, karena mereka menganggap hal tersebut adalah sebagai
sarana balancing antara dunia dan akhirat. Hal tersebut terlihat dari
antusiasme anggota pada setiap pelaksanaan pembinaan rohani Islam dan
pada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh divisi rohani Islam JMC.
Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh divisi rohani JMC adalah
pembinaan rohani Islam mingguan, kegiatan sosial keagamaan (santunan
anak yatim) dan peringatan hari besar Islam (tabligh akbar).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran
kepada pihak pihak terkait antara lain:
1. Pengurus Jakarta Motorcycle Community.
a. Pembinaan harus lebih ditingkatkan lagi agar JMC dapat melahirkan
bikers yang cerdas secara spiritual.
b. Hendaklah pembina dalam pembinaan rohani Islam adalah orang
yang berkompeten di bidangnya.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana bagi proses kegiatan pembinaan
rohani Islam agar setiap materi yang disampaikan mudah diserap
serta difahami sehingga pelaksanaan pembinaan rohani Islam lebih
efisien dan maksimal.
xx
xx
d. Adakan absensi pada setiap pelaksanaan pembinaan rohani Islam
agar dapat diketahui bagaimana perkembangan pembinaan rohani
Islam dari bulan ke bulan atau tahun ke tahun.
2. Pembina Rohani Islam.
Pembina agar dapat terus mengarahkan anggota JMC tersebut ke
jalan yang diridhoi Allah SWT, karena pada dasarnya manusia butuh
ketenangan batin yang lebih agar mereka selalu istiqomah dalam berbuat
baik.
3. Anggota JMC.
Hendaklah anggota JMC memanfaatkan waktu pembinaan dengan
sebaik-baiknya dan aktif bertanya jika ada materi yang belum difahami
dalam proses pembinaan.
xxi
xxi
DAFTAR PUSTAKA
Abda, Slamet M. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Usaha Nasional,
1994.
Ado. “Teror Geng Motor.” artikel diakses pada 10 Desember 2008 dari
http//www.liputan6.org.com
Ado. “Walikota Bandung Nyatakan Perang Terhadap Geng Motor.” Artikel diakses
pada 10 Desember 2008 dari http//www.liputan6.org.com
Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. Psikoterapi dan Konseling Islam,. Yogyakarta: P.
Fajar Pustaka Baru, 2001.
Ali, Maulana Muhammad. Islamologi (Dienul Islam). Jakarta: Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 1980.
Al-Aqqad, Abbas Mahmud. Filsafat Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996.
Arifin, H. M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan dan Agama.
Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta, 1996.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1976.
--------------------. Pembinaan Mental/Jiwa. Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
--------------------. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan
Bintang, 1975.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1979.
Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Jogjakarta: UII
Press, 2001.
Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Kerlinger, Fred. N. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada Press, 2000.
xxii
xxii
Kridalaksana, Harimukti. Kamus Sinonim Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah,
1981.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Mui’nuddin, Syaikh Hakim. Alih Bahasa: Subrata, Burhan Wira. Penyembuhan
Cara Sufi. Jakarta: Lentera, 1999.
Pengurus Jakarta Motorcycle Community. AD/ART Jakarta Motorcycle
Community. Jakarta, 2005.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang,
1979.
Prayitno dan Amti, Erman. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta, 1994.
Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Agama, Pembinaan Rohani Islam Pada
Darmawanita. Jakarta: Penerbit Depag, 1984.
Rahmat, Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Salim, Peter. dan Yeni. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English, 1991.
Sarwono, Sarlito. W. Pengantar Umum Psikologi,. Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
Singaribun, Masri. dan Efendi, Sofian. Metodologi Penelitian Survey,. Jakarta: IP3
IS, 1983.
Soekamto.Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada, 2000.
Suchman, E.A. The Principle Of Research Design and Administration. dalam J.T.
Doby (ed) An Introduction Of Social Research. 2 nd ed. New York :
Appleton Century Crofis, 1967. P. 307-306, sebagaimana dikutip Nasir,
Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.
Suryabrata, Sumadi. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 1987.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ikhlas, 1983.
Umar. M, Santoso, Bimbingan dan Penyuluhan untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998.
xxiii
xxiii
Wawan. “Zona Damai Bikers.” artikel diakses pada 10 Desember 2008 dari http://www.antara.co.id
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penafsiran Al Qur’an,
1973.
Wawancara pribadi dengan Wossy Nugroho. Jakarta, 27 Maret 2009.
Wawancara pribadi dengan Habib Muhsin. Jakarta, 6 Maret 2009.
Wawancara pribadi dengan Sigit. Jakarta, 26 Maret 2009.
Wawancara pribadi dengan Fazar. Jakarta, 26 Maret 2009.
Wawancara pribadi dengan Apep. Jakarta, 26 Maret 2009.
xxiv
xxiv
Foto-foto Kegiatan Divisi Rohani Islam Jakarta Motorcycle Community
(JMC)
xxv
xxv
xxvi
xxvi
xxvii
xxvii
DATA PESERTA PEMBINAAN ROHANI ISLAM
TAHUN 2005-2009
NO NAMA PESERTA
PEMBINAAN P/L UMUR PENDIDIKAN AKTIFITAS
1. Wossy Nugroho L 39 S1 Karyawan
2. Zakaria Al-Katiri L 34 S1 Karyawan
3. Fazar Oktafrianto L 33 S1 Karyawan
4. Isnaini L 33 D3 Mahasiswa
5. Fahmi Ahadi L 27 D3 Karyawan
6. Dimas Puspojati L 32 S1 Karyawan
7. Adi Alink L 32 S1 Karyawan
8. Dian S L 30 S1 Karyawan
9. Asep Lukman L 33 S1 Karyawan
10. Zainudin L 34 D3 Karyawan
11. Hendra L 30 S1 Karyawan
12. Suherman L 26 S1 Karyawan
13. Noor Hasan L 28 S1 Karyawan
14. Asnawi L 27 S1 Karyawan
15. Salman Al-Farizi L 29 S1 Karyawan
16. Fikri L 20 SMA/SLTA Mahasiswa
17. Iwan L 22 SMA/SLTA Menganggur
18. Dodo L 28 D3 Mahasiswa
19. Fredy L 26 D3 Karyawan
20. Doni L 27 D3 Mahasiswa
21. Sigit L 23 SMA/SLTA Mahasiswa
22. Apep L 24 D3 Karyawan
23. Fazar L 25 D3 Menganggur
24. Angga Sandika L 27 S1 Karyawan
25. Penk Lee L 29 S1 Karyawan
26. Agung N L 21 SMA/SLTA Menganggur
27. Adi Haryono L 22 SMA/SLTA Mahasiswa
28. Roby Salam L 20 SMA/SLTA Mahasiswa
29. M. Hasan L 28 S1 Karyawan
30. Hendra L 24 D3 Karyawan
xxviii
xxviii
DAFTAR WAWANCARA UNTUK PENGURUS JAKARTA
MOTORCYCLE (JMC) DI CIRACAS JAKARTA TIMUR DAN HASILNYA.
I. Identifikasi Pengurus
Nama : Wossy Nugroho
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Oktober 1970
Pendidikan : S. E Borobudur
Jabatan : Ketua Jakarta Motorcycle Community
Alamat Sekarang : Jl. Kenanga No.88 Rt.01 Rw.11 Kel. Bambu Apus
Jakarta Timur
Tanggal Wawancara : 27 Maret 2009 (Jum’at)
II. Pertanyaan
1. Menurut Bapak bagaimanakah latar belakang sejarah berdirinya JMC?
2. Menurut Bapak kapan berdiri JMC?
3. Menurut Bapak apa tujuan didirikan JMC?
4. Menurut Bapak apa visi dan misi JMC?
5. Bagaimana struktur organisasi JMC?
6. Apa saja program kerja JMC?
7. Ada berapa anggota JMC sampai saat ini?
8. Menurut Bapak bagaimana sejarah adanya pembinaan rohani Islam di JMC?
9. Apa tujuan diadakannya pembinaan rohani Islam di JMC?
10. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan oleh Div. Rohani Islam di JMC?
11. Kapan pembinaan rohani Islam di JMC mulai dilaksanakan?
12. Menurut bapak, apakah pembinaan rohani Islam di JMC mengalami
peningkatan?
Jawaban
1. Berdirinya JMC berawal ketika beberapa orang kumpul dan memiliki hoby
yang sama yakni jalan-jalan by motorcycle, dan berlanjut menjadikan
komunitas motor yang terorganisir. Kalau kamu ingin tahu semua tentang
JMC bisa liat di AD/ART,ok.
2. Bisa lihat di AD/ART.
xxix
xxix
3. Bisa lihat di AD/ART.
4. Bisa lihat di AD/ART.
5. Bisa lihat di AD/ART.
6. JMC punya enam divisi, program kerja tiap divisi diantaranya: Divisi humas
bertugas menginformasikan setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
pengurus JMC atau kegiatan dari Club/Komunitas motor lain dan Soan
(silaturrahim) ke Club/Komunitas lain yang belum pernah dikunjungi.
Divisi touring menyelenggarakan kopdar dan rolling thunder setiap jum’at
malam, menetapkan petugas setiap akan rooling thunder dan melakukan
pengecekan kelengkapan pengendara. Divisi tatib membuat peraturan sesuai
standar perlengkapan diri dan sikap, seperti: Wajib memakai sepatu saat
kopdar, mengutamakan safety riding saat berkendaraan dan berbicara dan
berprilaku yang sopan. Divisi tatib juga memberikan sanksi kepada individu
yang melanggar peraturan. Divisi mekanik bertugas memberikan peraturan
standardisasi kendaraan yang dapat mengikuti touring dan mengecek dan
memperbaiki setiap kendaraan yang bermasalah. Divisi Rohani Islam
program kerjanya mengadakan pengajian dua kali dalam seminggu setiap
senin malam dan kamis malam, mengadakan santunan anak yatim pada
setiap hari anak yatim dan ulang tahun JMC, mengadakan tabligh akbar dan
maulid Nabi Muhammad juga buka puasa ramadhan on the road. Divisi IT
membuat website dan membuat bulletin. Sampai sekarang Alhamdulillah
kita rutin menyantuni 100 anak yatim, 40 laki-laki dan 60 perempuan.
7. Anggota JMC sampai saat ini berjumlah 145 orang, yang aktif di setiap
kegiatan JMC ada 80 orang dan yang aktif di pembinaan rohani Islam ada
30 orang.
8. Ada beberapa faktor yang membuat pembinaan rohani Islam hadir di
tengah-tengah lingkungan Jakarta Motorcycle Community, salah satunya
adalah keinginan merubah pandangan masyarakat tentang buruknya
kehidupan bikers (pengendara motor roda dua) yang identik selalu
berorientasi dan terlalu mengapresiasikan materialisme dan konsumerisme
yang berlebihan, yang akhirnya melahirkan banyak kekerasan dan tekanan
hidup. Seringkali aksi ugal-ugalan bikers bukan hanya saat mengendarai
xxx
xxx
motor dijalan raya, tapi juga acap kali melakukan tindakan kekerasan
terhadap warga. Parahnya, bahkan sampai menelan korban. Masyarakat
setempat sudah tentu dibuat resah. Apalagi keberadaan geng-geng motor
brutal dan anarkis seperti itu semakin banyak bermunculan. Kemudian
faktor selanjutnya adalah keinginan pengurus Jakarta Motorcycle
Community yang sebagai organisasi yang bersifat kekeluargaan, gotong
royong, sportif dan mandiri barkeinginan menghadirkan divisi rohani Islam
sebagai salah satu jembatan keberhasilan tercapainya visi misi yang dimiliki
Jakarta Motorcycle Community yakni menjadikn bikers yang sadar pada
norma Negara dan Agama. Disamping itu, kehadiran divisi Rohani Islam
juga merupakan permintaan kebanyakan anggota yang menginginkan
pengetahuan tambahan mengenai ajaran agama Islam sebagai pencerahan
jiwa dan pendewasaan diri.
9. Hubungan kemitraan yang sehat menjadi syarat utama bagi tercapainya
tujuan tersebut di atas, yaitu hubungan yang tulus, saling memberi dan
menerima serta rasa empati antar sesama keluarga besar Jakarta Motorcycle
Community itulah yang menjadi tujuan akan adanya pembinaan rohani
Islam di JMC. Sehingga banyak dukungan dari para anggota untuk
melakukan kegiatan yang dibuat oleh divisi Rohani Islam Jakarta
Motorcycle Community yang awalnya hanya pengajian satu minggu sekali
yang kemudian berkembang menjadi seminggu dua kali yang dilaksanakan
pada malam selasa dan malam jum’at, kemudian menyusul lagi program
santunan anak yatim, bakti sosial dan tabligh akbar. Adanya pembinaan
rohani tersebut juga bertujuan untuk menjadikan anggota yang sehat
jasmani dan rohani atau sebagai balancing kehidupan dunia dan akhirat.
10. Kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh divisi rohani Islam yakni pengajian
mingguan (dua kali dalam seminggu) malam selasa dan malam jum’at.
Malam selasa di isi materi baca IQRA dan Qur-an serta pengamalan ilmu
Tajwid. Malam jum’at kita awali dengan pembacaan Yasiin Tahli juga do’a-
do’a baru kemudian ada materi dari habib kadang Fiqih, Tauhid dan
Akhlak. Divisi rohani juga sudah melaksanakan antunan anak yatim dan
xxxi
xxxi
pemberian karpet ke salah satu masjid. Perayaan hari besar pun pernah kita
laksanakan yakni Tabligh akbar dan Maulid Nabi Muhammad.
11. Pembinaan rohani Islam di mulai pada tahun 2005 sampai sekarang.
12. Alhamdulillah dilihat dari tingkat keberhasilan program tersebut memiliki
perkembanagan yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
indikator, antara lain:
1. Kuantitas anggota JMC yang mengikuti pembinaan rohani Islam
bertambah.
Awal diadakannya pembinaan rohani Islam tersebut pada akhir tahun
2005 hanya diikuti oleh 8 orang, namun hingga kini anggota yang
mengikuti pembinaan rohani Islam berjumlah 30 orang.
2. Prekuensi kegiatan yang semakin banyak.
Pada awalnya program kerja divisi rohani Islam pada akhir 2005 hanya
dalam bentuk pembinaan rohani Islam yang terdiri dari pengajian dua
minggu sekali. Pada tahun 2006 hingga sekarang memiliki beberapa
program yaitu: pembinaan rohani Islam, santunan anak yatim, tabligh
akbar dan ritual lainnya.
DAFTAR WAWANCARA UNTUK ANGGOTA JAKARTA MOTORCYCLE
COMMUNITY (JMC) DI CIRACAS JAKARTA TIMUR DAN HASILNYA.
I. Identifikasi Anggota
Nama : Apep
Usia : 24 Tahun
Pendidikan : D3
Profesi : Karyawan
Alamat Sekarang : Jl. Tanah Merdeka Rt.10 Rw.02 No.15
Kel. Rambutan Kec. Ciracas Jakarta Timur
Tanggal Wawancara : 26 Maret 2009 (Kamis)
II. Pertanyaan
xxxii
xxxii
1. Apa motivasi bapak mengikuti pembinaan rohani Islam di JMC?
2. Bagaimana perasaan bapak setelah mengikuti pembinaan rohani Islam di
JMC?
3. Apakah metode yang digunakan para pembina dapat diterima dan difahami?
4. Materi dan metode apakah yang paling bapak sukai dalam pembinaan
tersebut?
5. Adakah pengaruh pembinaan rohani Islam di JMC terhadap diri bapak
pribadi?
6. Bagaimana pendapat bapak tentang pembinaan rohani Islam di JMC?
7. Saran apa yang ingin bapak sampaikan kepada pengurus JMC khususnya
divisi rohis agar kedepannya menjadi lebih baik?
III. Jawaban
1. Motivasi saya mengikuti pembinaan rohani Islam di JMC pertama ingin
lebih mendalami agama Islam dan ingin lebih dekat dengan saudara-
saudara di JMC.
2. Saya senang sekali karena saya jadi tahu sesuatu yang belum saya ketahui
mengenai agama lebih dalam dan itu menjadi referensi saya dalam
menjalani kehidupan sebagai hamba Allah dan sebagai biker, makannya
saya rajin datang ke pembinaan biar banyak tahu tentang agama.
3. Alhamdulillah sejauh ini saya pribadi cukup mengerti dan faham, kalau pun
kurang faham saya bisa bertanya kepada ustadz yang bersangkutan.
4. Saya suka materi Fiqih ketika membahas sholat, sedangkan metode yang
saya sukai metode diskusi karena dengan begitu apa-apa yang kita belum
ketahui jadi terungkap.
5. Pastinya dong, ya diantaranya saya lebih bisa control diri dalam kehidupan
sehari-hari maupun ketika berkendaraan.
6. Sudah bagus tinggal lebih di percantik saja biar lebih menarik minat
anggota yang benar-benar malas ikut pembinaan karena berbagai macam
alasan.
xxxiii
xxxiii
7. Saran saya untuk divisi rohis agar lebih gereget dan terus semangat dalam
menjalankan tugas karena secara keseluruhan kegiatan yang
diselenggarakan oleh divisi rohis sudah bagus karena membuat saya dan
anggota yang lain merasa menjadi seseorang yang lebih dewasa setelah
mengikuti program kerjanya yang selama ini sudah dijalankan.
DAFTAR WAWANCARA UNTUK ANGGOTA JAKARTA MOTORCYLCE
COMMUNITY (JMC) DI CIRACAS JAKARTA TIMUR DAN HASILNYA.
I. Identifikasi Anggota
Nama : Sigit
Usia : 23 Tahun
Pendidikan : SMU
Profesi : Mahasiswa
Alamat Sekarang : Jl. Tanah Merdeka Rt.10 Rw.02 No.15
Kel. Rambutan Kec. Ciracas Jakarta Timur
Tanggal Wawancara : 26 Maret 2009 (Kamis)
II. Pertanyaan
1. Apa motivasi bapak mengikuti pembinaan rohani Islam di JMC?
2. Bagaimana perasaan bapak setelah mengikuti pembinaan rohani Islam di
JMC?
3. Apakah metode yang digunakan para pembina dapat diterima dan difahami?
4. Materi dan metode apakah yang paling bapak sukai dalam pembinaan
tersebut?
xxxiv
xxxiv
5. Adakah pengaruh pembinaan rohani Islam di JMC terhadap diri bapak
pribadi?
6. Bagaimana pendapat bapak tentang pembinaan rohani Islam di JMC?
7. Saran apa yang ingin bapak sampaikan kepada pengurus JMC khususnya
divisi rohis agar kedepannya menjadi lebih baik?
III. Jawaban
1. Saya ingin belajar agama lebih dalam, mumpung ada yang mewadahi kita.
2. Senang sekali, karena bertambah wawasan keagamaan dan ilmunya bisa
saya jadikan pegangan hidup.
3. Alhamdulillah selama ini saya merasa mudah memahami, kan kalau ada
yang belum dimengerti kita bisa tanya lagi ke ustadznya.
4. Saya senang dengan materi Tauhid, karena dengan begitu saya lebih ngerti
tentang Tuhan. Metode yang saya suka ya diskusi karena lebih asik aja.
5. Ada donk, pertama saya jadi lebih berhati-hati dalam bersikap karena yang
namanya anak motor biasa dicap jelek sama masyarakat. Kedua, saya jadi
orang lebih peka sama keadaan contohnya keberadaan anak yatim.
6. Bagus, tapi perlu diketatin lagi biar semua anggota bisa hadir semua.
7. Saran saya, pengurus harus istiqomah dalam menjalankan tugas dan juga
harus sabar ngadepin temen-temen yang belum bener-bener tertarik sama
pembinaan rohani Islam tapi harus tetep ngajak dalam kebaikan.
xxxv
xxxv
DAFTAR WAWANCARA UNTUK ANGGOTA JAKARTA MOTORCYLCE
COMMUNITY (JMC) DI CIRACAS JAKARTA TIMUR DAN HASILNYA.
I. Identifikasi Anggota
Nama : Fazar O
Usia : 24 Tahun
Pendidikan : D3
Profesi : Karyawan
Alamat Sekarang : Jl. Tanah Merdeka Rt.10 Rw.02 No.15
Kel. Rambutan Kec. Ciracas Jakarta Timur
Tanggal Wawancara : 26 Maret 2009 (Kamis)
II. Pertanyaan
1. Apa motivasi bapak mengikuti pembinaan rohani Islam di JMC?
2. Bagaimana perasaan bapak setelah mengikuti pembinaan rohani Islam di
JMC?
3. Apakah metode yang digunakan para pembina dapat diterima dan difahami?
4. Materi dan metode apakah yang paling bapak sukai dalam pembinaan
tersebut?
5. Adakah pengaruh pembinaan rohani Islam di JMC terhadap diri bapak
pribadi?
6. Bagaimana pendapat bapak tentang pembinaan rohani Islam di JMC?
7. Saran apa yang ingin bapak sampaikan kepada pengurus JMC khususnya
divisi rohis agar kedepannya menjadi lebih baik?
xxxvi
xxxvi
III. Jawaban
1. Saya ingin belajar dan faham agama lebih.
2. Saya merasa lebih tenang setelah mendapatkan materi-materi dalam
pembinaan, bisa dibilang saya jadi lebih dewasa lah dalam berfikir dan
bersikap.
3. Sangat bagus, karena setiap apa yang disampaikan dan di ajarkan oleh
pembina hampir semuanya saya cepat mengerti.
4. Materi yang saya suka fiqih dan bimbingan baca Al Qur-an karena sholat
dan car abaca Al Qur-an saya belum sempurna jadi saya senang
mempelajari materi tersebut. Metode yang saya suka diskusi donk, karena
dengan begitu ga ada materi yang tidak tunts dijelaskan.
5. Tentu ada, saya yang jarang sholat jadi sholat lima waktu dan saya jadi lebih
cool dalam menyikapi masalah.
6. Sudah bagus, karena selama ini pengurus selalu melakukan yang terbaik
buat anggota JMC.
7. Saran saya, pengurus harus lebih sabar dan istiqomah dalam menjalani tugas
dan melewati berbagai proses di kegiatan pembinaan rohani Islam.
xxxvii
xxxvii
DAFTAR WAWANCARA UNTUK PEMBINA ROHANI ISLAM DI
JAKARTA MOTORCYCLE COMMUNITY (JMC) DI CIRACAS JAKARTA
TIMUR DAN HASILNYA.
I. Identifikasi Pembimbing
Nama : Muhsin Al-Athas
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Mei 1974
Pendidikan : Pesantren As-Saghofah
Profesi : Ustadz/Guru Ngaji
Jabatan : -
Waktu mulai jadi pembimbing : Tahun 2008
Alamat Sekarang : Jl. Mabes TNI Rt.01 Rw.06 Kel. Cilangkap
Jakarta Timur
II. Pertanyaan
1. Menurut Bapak sejak kapan pembinaan rohani Islam di JMC diadakan?
2. Dimana tempat pelaksanaan pembinaan rohani Islam yang biasa bapak
berikan kepada anggota JMC?
3. Materi apa yang Bapak sampaikan kepada peserta pembinaan rohani Islam
di JMC?
4. Metode apa yang Bapak terapkan dalam pembinaan rohani Islam di JMC ?
5. Ada berapa anggota yang mengikuti pembinaan rohani Islam di JMC?
6. Menurut Bapak sarana dan prasarana apa yang dibutuhkan dalam
pembinaan rohani Islam di JMC?
7. Bagaimana respon anggota JMC terhadap pembinaan rohani Islam?
8. Bagaimana kesan dan pesan Bapak selama menjadi pembimbing di JMC?
III. Jawaban
1. Yang saya tahu sejak tahun 2005
2. Saya biasa memberikan pembinaan di secretariat JMC dan terkadang
dirumah salah satu peserta pembinaan.
3. Saya menyampaikan materi fiqih, tauhid dan akhlak.
xxxviii
xxxviii
4. Metode yang saya gunakan yakni metode ceramah dan diskusi.
5. Sampai sekarang ada 50 lebih tapi yang aktif/ sering datang 30 orang.
6. Rata-rata dari mereka merasa senang, tapi berhubung terbentur dengan
aktifitas pribadi banyak yang jarang hadir tapi Alhamdulillah meskipun
jarang hadir mereka suka konsultasi diluar jadwal.
7. Untuk sarana yang paling penting ada tempat untuk dilaksanakan
pembinaan rohani Islam dan papan tulis juga buku acuan.
8. Kesan yang saya dapat selama saya membina anak motor JMC
Alhamdulillah menyenangkan karena mereka sangat semangat akan adanya
pembinaan rohani Islam. Pesan saya, para pengurus hendaknya tetap
semangat memberikan yang terbaik bagi anggotanya dan bagi peserta
pembinaan harus lebih aktif dalam setiap diskusi.
DAFTAR WAWANCARA UNTUK PEMBINA ROHANI ISLAM DI
JAKARTA MOTORCYCLE COMMUNITY (JMC) DI CIRACAS JAKARTA
TIMUR DAN HASILNYA.
I. Identifikasi Pembimbing
xxxix
xxxix
Nama : Salman Al-Farisi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Maret 1982
Pendidikan : S1
Profesi : Karyawan swasta
Jabatan : Ketua Divisi Rohani JMC
Waktu mulai jadi pembimbing : Tahun 2006
Alamat Sekarang : Jl. Mujahidin Rt.03 Rw.03 No.38 Kel. Rambutan
Kec. Ciracas Jakarta Timur
II. Pertanyaan
1. Menurut Bapak sejak kapan pembinaan rohani Islam di JMC diadakan?
2. Dimana tempat pelaksanaan pembinaan rohani Islam yang biasa bapak
berikan kepada anggota JMC?
3. Materi apa yang Bapak sampaikan kepada peserta pembinaan rohani Islam
di JMC?
4. Metode apa yang Bapak terapkan dalam pembinaan rohani Islam di JMC ?
5. Ada berapa anggota yang mengikuti pembinaan rohani Islam di JMC?
6. Menurut Bapak sarana dan prasarana apa yang dibutuhkan dalam
pembinaan rohani Islam di JMC?
7. Bagaimana respon anggota JMC terhadap pembinaan rohani Islam?
8. Bagaimana kesan dan pesan Bapak selama menjadi pembimbing di JMC?
III. Jawaban
1. Pembinaan rohani Islam dimulai dari tahun 2005.
2. Yang sudah rutin saya laksanakan yakni di secretariat JMC.
3. Materi yang saya berikan tajwidz dan bimbingan baca Al Qur-an dan Iqra.
4. Saya menggunakan metode ceramah saja.
5. Yang rutin/aktif 30 orang tapi kalau sedang banyak bisa sampai 5060 lah.
6. Biasanya sarana dan prasarana yan dibutuhkan gedung untuk mewadahi
peserta dalam pembinaan, papan tulis dan buku panduan.
7. Respon anggota mereka sangat tertarik dengan adanya pembinaan rohani
Islam, hal itu dapat dilihat dari antusias mereka untu menghadiri
xl
xl
pembinaan. Kadang ada yang ingin hadir tapi terbentur jam kerja walaupun
pada dasarnya mereka ingin.
8. Kesan saya merasa senang karena saya sudah diberikan kepercayaan
sebagai pembina, saya juga senang dengan perlakuan mereka yang
menghargai saya sebagai pembina. Pesan saya, jadikan pembinaan sebagai
sarana peningkatan spiritual yang harus terus dilaksanakan agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Peran serta pengurus dan anggota
adalah penting bagi kemajuan pembinaan rohani Islam di JMC.
xli
xli
top related