pembelajaran penerapan ril-c di...

Post on 08-Mar-2019

231 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PEMBELAJARAN PENERAPAN RIL-C DI PERUSAHAAN(PENERAPAN PRAKTEK PENGELOLAAN RENDAH EMISI DI HUTAN PRODUKSI

DI AREAL PT. NARKATA RIMBA DAN PT. BELAYAN RIVER TIMBER)

Bogor, Mei 2018

LEGALITAS/PERIZINAN

PT. BELAYAN RIVER TIMBER

Keputusan Menteri KehutananSK-IUPHHK-HA No. 853/Kpts-IV/1999Tanggal : 11 Oktober 1999Jangka ijin : Sampai dengan 2051LUAS = 97.500 Ha

Etat luas maksimum 2.735 Ha/tahunEtat volume maksimum 160.000 m3/tahun

Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (SFM)1. PHPL BAIK (sejak tahun 2015)2. FSC (Sejak tahun 2011)3. Hijau (Gubernur Kaltim)

PT. NARKATA RIMBA

Keputusan Menteri KehutananSK IUPHHK-HA No. 278/Menhut-II/2008 Tanggal : 12 Agustus 2008 Jangka ijin : Sampai dengan 2054LUAS = 41.540 Ha

Kemudian ada perluasan berdasarkan :SK IUPHHK-HA No. 116/Menhut-IV/2014Tanggal 31 Januari 2014Luas = 65.925 Ha

Etat luas maksimum (setelah perluasan) 1.900 Ha/thn

Etat vol maksimum (setelah perluasan) 82.000 m3/thn

Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (SFM)1. PHPL BAIK (sejak tahun 2015)2. FSC (sejak tahun 2012)3. Verification Emission Reductions (tahun 2018, dari

SCS Global)

Republik Indonesia

PETA LOKASI IUPHHK-HA PT NARKATA RIMBA

DAN PT BELAYAN RIVER TIMBER

Propinsi Kalimantan TimurKabupaten Mahulu, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur

Samarinda

NARKATA RIMBA

BELAYAN RIVER TIMBER

PT.

Narkata

Rimba

Todd Frank, Director

Methodology

for

Improved

Forest

Management

through

Reduced

Impact

Logging

Date:March

29,

2018

VERIFICATION EMISSION REDUCTIONS CERTIFICATE

This is to certify:

has achieved carbon emission reduction of 20,074.94 tCO2 from 6 compartments in 2017

Verification scope:

Menurut pengalaman kami kunci penerapan RIL-C :

1. Komitmen dari Owner/Komisaris/Direksi (Segenap PengurusPerusahaan)

2. Leadership -> Membentuk super team

3. Memahami alam sebagai sumber dari segala kehidupan

Penerapan RIL-C

Jenis Perubahan

Praktek Pemanenan

Besaran perubahan dalam Praktek

Pemanenan

Emisi yg

bisa

Dihindari

Penebangan : Hindari

menebang pohon

cacat.

Pohon ditebang yg tidak dimanfaatkan ≤ 5%

dari total pohon yang ditebang. 7.5 tC/ha

Penebangan:

Perbaikan Teknik.

Memotong liana ≥ 6 bulan sebelum penebangan

& penerapan “penentuan arah rebah” 4.9 tC/ha

Penyaradan :

Menggunakan

Monocable Winch

70% luas blok RKT menggunakan monocable

winch (MCW). 8.0 tC/ha

Penyaradan :

Membuat Rencana

Jalan Sarad Buldozer.

Rencana Jalan Sarad Mengacu pada standar

FSC/TFF (utk luasan yang tidak dimasuki

MCW). 2.8 tC/ha

Hauling: Jalan

Angkutan Lebih Sempit

Rata2 lebar jalan angkutan & tumbang bayang

≤ 24 meters. 2.4 tC/ha

Hauling: Luas TPn

Lebih Kecil 70 % lebih kecil dari TPn Conventional Logging 1.3 tC/ha

Hasil Penelitian Implementasi Reduced Impact Logging – Carbon (RIL – C)

1

2

3

4

5

6

Tidak Menebang Pohon Cacat

25 % kayu tertinggal di hutan karena cacat

PEMOTONGAN LIANA 6 BULAN SEBELUM PENEBANGAN

KESELAMATANOPERATORCHAINSAW

MEMPERKECIL KERUSAKANIKUTANDANLUAS RUMPANGAKIBAT TEBANGAN

PENENTUAN ARAH REBAH (DIRECTIONAL FELLING)

MENGURANGI KERUSAKANPOHON INTI DANMENINGKATKAN OPTIMALISASI VOLUME

Penyaradan dengan Mesin Pancang(Monocable Winch)

JALAN CABANG

JALUR MONOCABLE

Pada bulan Maret 2010, atassupporting TNC, Ibu ListyaKusumawardhani selaku DirekturBina Usaha Hutan Alam (BUHA) Kementerian Kehutananmengadakan kunjungan lapanganke areal HPH PT Belayan River Timber di Kabupaten Kutai Barat untuk melihat langsung operasionalmonocable winch untuk penerapanRIL C di konsesi tsb

Memeriksa letak pohon yang ditebang

TPN hasil penyaradan dengan pancangMemeriksa bekas sarad

Penjelasan mengenai cara kerja mesin pancang

1. PENATAAN AREAL KERJA (PAK)PETA POLIGON TEBANGAN

2. PETA JALUR CRUISING2. I

3. INVENTARISASI TEGAKANSEBELUM PENEBANGAN (ITSP)PETA SEBARAN POHON

4. SURVEY TOPOGRAFIPETA KONTUR INTERV 5 MPETA POHON & TOPOGRAFI

5. SURVEY JALAN (RENCANA PWH)PETA RENCANA JALAN

6. SURVEY POLA SARADPETA RENCANA PEMANENAN

7. PETA KELAS LERENGEXPLOITABLE AREA

Jalan Angkutan Kayu Lebih Sempit

JALAN CABANG

JALAN SARAD

PERENCANAAN JALAN CABANG, JALAN SARAD DAN TPN

• PENGURANGAN PANJANG DAN

LEBAR JALAN CABANG

• MENGURANGI KERUSAKAN

TANAH DAN VEGETASI

• MENGURANGI LUAS DAN

JUMLAH TPN

Jalan Sarad Lebih Pendek & TPn Lebih Sempit

PERBANDINGAN DAMPAKANTARA PENYARADAN DENGAN BULLDOZER DAN DENGAN PANCANG/MONOCABEL

21

PERBANDINGAN LOGGING GAPTRACTOR VS MONOCABLE

100 % : 25 %

No Kategori Bulldozer Monocable Winch

1 Faktor Reduced

Impact Logging (RIL)

- Luas kerusakan vegetasi

horizontal adalah sepanjang

jalan sarad X lebar jalan

sarad (4 – 6 m)

- Luas kerusakan vegetasi

horizontal adalah sepanjang

jalad sarad X lebar lorong

sarad (± 1 m)

2 Faktor Sosial - 1 unit hanya perlu 2 orang

tenaga kerja

- 1 unit perlu 5 -6 orang

tenaga kerja

(penyerapan tenaga kerja

local lebih banyak)

3 Produktivitas 10 - 15 pohon per HOK (500

meter)

4 - 5 pohon per HOK (100

meter – 300 meter)

4 Winching - 25 m (manuver tinggi) 100 – 300 m (manuver

rendah)

5 Biaya Produksi

Penyaradan (Skidding

Cost)

- Rp. 200.000/m3 s/d

Rp. 385,000/m3

- Rp. 90.000 - 120.000/m3

BULLDOZER VS MONOCABLE WINCH

SUMBER : TNC -RAFT

Jenis Perubahan

Praktek Pemanenan

Besaran perubahan dalam

Praktek Pemanenan

Penjelasan

Penebangan : Hindari

Menebang Pohon

Cacat

Pohon ditebang yg tidak

dimanfaatkan ≤ 5% dari total pohon

yang ditebang

• Rata-rata 25 % pohon ditebang yang tidak disarad tertinggal di hutan, umumnya pohon

gerowong. Hal ini diamati di HPH CL maupun FSC. Pertimbangan penurunan emisi bisa

dicapai dengan tidak menebang pohon yang cacat. Teknis sederhana untuk mendeteksi

pohon growong adalah dengan “plunge cut.”

Penebangan: Perbaikan

Teknik.

Memotong liana ≥ 6 bulan sebelum

penebangan & penerapan

“penentuan arah rebah”

• Jika liana dipotong sebelum penebangan (liana sudah membusuk ketika proses

penebangan) maka kerusakan pohon lainnya akan lebih sedikit karena tajuk-tajuk

pohon lain tidak terhubung lagi oleh liana. Hal ini hanya dijumpai di salah satu HPH yg

sudah bersertifikasi FSC.

• Penebangan terarah akan memperkecil kerusakan akibat tertimpanya pohon-pohon lain

oleh pohon yang ditebang.

Penyaradan :

Menggunakan

Monocable Winch

70% luas blok RKT menggunakan

monocable winch (MCW).

• Monocable winch (MCW) secara dramatis mereduksi emisi dalam kegiatan penyaradan

dibanding dengan menggunakan bulldozer.

• Namun MCW jarang digunakan untuk mengganti bulldozer di kebanyakan petak

tebangan. Sangat penting untuk mengembangkan penggunaan MCW di petak tebangan

yang lebih luas karena teknologi ini akan menyebabkan pengurangan emisi yang sangat

besar.

Penyaradan : Membuat

Rencana Jalan Sarad

utk Buldozer

Rencana Jalan Sarad Mengacu

pada standar FSC/TFF (utk luasan

yang tidak dimasuki MCW).

• Pengurangan emisi yang konsisten ditemui di HPH FSC yang telah memperbaiki rencana

dan konstruksi jalan sarad untuk bulldozer. Penerapan ini dilakukan di petak tebangan

yang tidak menggunakan MCW.

Hauling: Jalan Angkutan

Lebih Sempit

Rata2 lebar jalan angkutan &

tumbang bayang ≤ 24 meters

• Ada perbedaan nyata tentang rata-rata lebar jalan angkutan kayu. Beberapa HPH ≤ 24

meter (termasuk tebang matahari), tetapi masih banyak yang lebih lebar daripada itu.

Hauling: Ukuran TPn

Lebih Kecil

70 % lebih kecil dari Conventional

Logging

• Di beberapa (tidak semua) HPH FSC telah menunjukkan TPn dengan ukuran luas yang

lebih kecil (umumnya sedikit pelebaran sepanjang jalan angkutan), Lokasi dan luas TPn

harus direncanakan dengan tepat sebelum kegiatan pemanenan.

Kegiatan Rehabilitasi Di blok tebanganSesaat Setelah Selesai Pembalakan

(Et-0)

Kawasan HCV

Sempadan Sungai

TERIMA KASIH

INSENTIF ???

INSENTIF ???

top related