pedoman penulisan tesis fakultas hukum
Post on 15-Oct-2021
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
i
PEDOMAN PENULISAN TESIS
MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penyusunan Buku Pedoman Penulisan Tesis Magister
Ilmu Hukum (MIH) Fakultas Hukum Univeristas Negeri Semarang
(UNNES) dapat terlaksana. Buku Pedoman Penulisan Tesis MIH ini
merupakan wujud komitmen untuk memandu mahasiswa MIH-UNNES
untuk dapat menyelesaikan penulisan tugas akhirnya dengan baik dan
lancar.
Buku Pedoman Penulisan Tesis MIH ini berisi beberapa
pedoman perihal usulan penelitian tesis, tesis, penulisan sitasi, dan
manuskrip. Pedoman penulisan tesis MIH ini disusun untuk memenuhi
beberapa tujuan. Pertama, sebagai arah dan pedoman bagi mahasiswa
MIH-UNNES menyusun tugas akhir berupa penyusunan tesis sebagai
realisasi dari kurikulum inti dan persyaratan mendapatkan gelar
Magister Hukum. Kedua, bagi segenap dosen dan pembimbing tesis,
pedoman ini merupakan perantara untuk mewujudkan persepsi yang
sama dalam memberikan arahan dan bimbingan bagi mahasiswa.
Ketiga, pedoman ini berguna untuk membantu mempercepat
penyelesaian tugas akhir dalam rangka penyusunan tesis, yang diawali
dari penyusunan outline tesis sebagai pra-usulan penelitian tesis, usulan
penelitian tesis, tesis dan artikel ilmiah.
Penyusunan Buku Pedoman Penulisan Tesis ini tentu tidak
lepas dari berbagai kekurangan. Karena itu, saran dan kritik
membangun sangat kami harapkan guna perbaikan pedoman ini di
masa yang akan datang. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan dan dapat meningkatkan atmosfir dan prestasi
akademik yang lebih baik bagi para mahasiswa MIH-UNNES.
Semarang, 28 Februari 2016
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................ i
Prakata.......................................................................................... ii
Daftar isi ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1. Pengertian .............................................................................. 1
1.2. Status dan Bobot Tesis ........................................................... 4
1.3. Persyaratan Tesis ................................................................... 4
BAB II USULAN PENELITIAN TESIS .................................. 7
2.1. Sistematika Usulan Penelitian Tesis ...................................... 7
2.2. Pengertian Bagian Utama Sistematika
Usulan Penelitian Tesis .......................................................... 9
BAB III TESIS ............................................................................ 13
3.1. SistematikaTesis .................................................................... 13
3.2. Pengertian Bagian Utama Sistematika Penelitian Tesis ........ 14
3.3. Porsi Materi Bagian Utama Sistematika Penelitian Tesis ..... 18
BAB IV SITASI TESIS .............................................................. 20
4.1. Ketentuan Umum ................................................................... 20
4.2. Tata Cara Kutipan .................................................................. 20
4.3. Daftar Pustaka ........................................................................ 33
BAB V MANUSKRIP ................................................................. 42
5.1. Ketentuan Umum ................................................................... 42
5.2. Sistematika Artikel Ilmiah ..................................................... 42
Peraturan Dekan ......................................................................... 52
Lampiran-lampiran (Sampul Usulan Penelitian dan Tesis,
Lembar Pengesahan Usulan Penelitian Tesis dan Tesis, Lembar
Penilian, Lembar Berita Acara Ujian Tesis ............................. 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa MIH-UNNES wajib menyusun tugas akhir dalam
bentuk tesis untuk mencapai gelar Magister Hukum. Kewajiban tugas
akhir ini meliputi empat proses: penyusunan outline tesis, usulan
penelitian tesis, penulisan tesis, dan penulisan artikel ilmiah. Keempat
proses aktivitas ini merupakan hal penting yang harus ditempuh dan
dilalui setiap mahasiswa MIH-UNNES. Tidak hanya karena penulisan
tesis ini merupakan bagian dari kurikulum inti MIH, namun juga
karena ia merupakan bagian dari tradisi akademik di dunia
pascasarjana. Berikut ini adalah konsep atau pengertian dasar dalam
penyusunan tesis.
1.1. Pengertian
1.1.1. Outline Tesis.
Outline tesis adalah naskah rancangan pra-usulan penelitian tesis
yang masih ringkas, sederhana dan substansial, diketik 1.5 spasi, pada
kertas A4 ukuran 80 gram, bermargin kiri 4 cm, margin kanan dan
bawah 3 cm, serta margin atas 4 cm, jenis huruf Times New Roman,
dan ukuran font huruf 12.
Naskah outline tesis memuat tiga hal berikut:
1. Halaman sampul berisi
a. Identitas mahasiswa (Nama, NIM, Indeks Prestasi Kumulatif
yang diperoleh, Jumlah SKS yang sudah ditempuh,
b. Nama Dosen Penasehat Akademik;
c. Rumusan judul;
2. Rumusan masalah berjumlah lebih dari 2 (dua);
3. Proses penelitian yang akan digunakan mahasiswa;
2
1.1.2. Usulan Penelitian Tesis
Usulan penelitian tesis adalah rencana kerja yang disusun secara
sistematis dan terinci untuk kegiatan penelitian tesis yang dilakukan
oleh mahasiswa MIH. Naskah usulan penelitian tesis yang telah
disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing tesis disahkan
oleh Koordinator MIH. Naskah tersebut selanjutnya digandakan
rangkap 3 (tiga) oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan
ketentuan sebagai berikut: 1 (satu) eksemplar untuk Fakultas, 1 (satu)
eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan, dan 1 eksemplar
untuk mengurus surat penelitian.
1.1.3. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa MIH untuk mendapatkan gelar magister. Tesis ini
merupakan keberlanjutan naskah usulan penelitian tesis, setelah
disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing serta disahkan
oleh Koordinator MIH untuk dilakukan penelitian sesuai dengan
tema, perumusan masalah, dan tujuan penelitian tesis yang diajukan
oleh mahasiswa.
1.1.4. Seminar Hasil Penelitian Tesis
Seminar hasil penelitian tesis adalah kegiatan ilmiah berupa seminar
bagi mahasiswa MIH yang telah menyelesaikan pengambilan data
penelitian untuk dievaluasi oleh dosen pembimbing tesis, segenap
penguji tesis dan peserta seminar hasil penelitian tesis. Seminar hasil
penelitian tesis sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2 (dua)
peserta, yang dibuktikan dengan presensi kehadiran peserta. Peserta
seminar hasil penelitian tesis berstatus mahasiswa MIH, dan telah
mengikuti seminar hasil penelitian tesis sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali di tingkat Fakultas Hukum yang dibuktikan dengan tanda tangan
3
kehadiran pada seminar hasil penelitian tesis sebelumnya.
1.1.5. Ujian Tesis
Ujian tesis adalah proses akhir bagi mahasiswa MIH dalam rangka
meraih gelar Magister Hukum (M.H.) setelah melaksanakan revisi
seminar hasil penelitian tesis dan diuji oleh dosen pembimbing tesis
dan tim penguji tesis yang mendapatkan surat tugas penguji dari
Dekan Fakultas Hukum.
1.1.6. Sitasi Tesis
Sitasi tesis adalah kutipan yang dipakai saat menyusun usulan
penelitian tesis, tesis dan artikel ilmiah bagi mahasiswa MIH. Cara
mengutip dan model kutipan daftar pustaka ditentukan oleh prodi
MIH; Teknis sitasi dirumuskan dan dijelaskan lebih lanjut pada Bab
IV dalam Buku Pedoman ini.
1.1.7. Artikel Ilmiah Tesis
Artikel ilmiah tesis adalah naskah ilmiah dari substansi tesis yang
telah diseminarkan hasilnya dan telah direvisi serta disetujui oleh
dosen pembimbing tesis, tim penguji seminar hasil penelitian tesis,
dan tim penguji tesis. Adapun sistematika dan tata penulisan artikel
ilmiah dijelaskan lebih lanjut pada Bab V Buku Pedoman ini;
1.1.8. Penilaian Tesis
Adalah pentahapan proses akademik bagi mahasiswa berstrata 2
dalam rangka mencapai gelar magister hukum dari menyusun outline
rumusan masalah dan judul, usulan penelitian tesis, isi naskah tesis,
seminar hasil penelitian dan ujian tesis. Penilaian tesis ini dirumuskan
dan dijelaskan pada Bab VI dalam Buku Pedoman ini.
4
1.2. Status dan Bobot Tesis
Total bobot tesis adalah 8 SKS, yang dibagi dalam perincian
sebagai berikut:
1. Seminar Usulan Penelitian Tesis berbobot 2 SKS
2. Seminar Hasil Penelitian Tesis berbobot 2 SKS;
3. Ujian Tesis berbobot 4 SKS
1.3. Persyaratan Tesis
Mahasiswa MIH yang menyusun tesis perlu mencermati dan
memenuhi ketentuan terkait persyaratan tesis sebagai berikut:
1. Persyaratan Administrasi
a. Telah memenuhi kewajiban registrasi akademik dan
administrasi berkala;
b. Telah memenuhi kewajiban-kewajiban akademik lain yang
ditentukan oleh pihak MIH.
2. Persyaratan Akademik
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif, yang dibuktikan dengan
Kartu Mahasiswa, Kartu Rencana Studi dan Kartu Hasil
Studi yang masih berlaku;
b. Telah mengambil mata kuliah minimal 24 SKS, yang
dibuktikan dengan Kartu Hasil Studi.
c. Nilai mata kuliah Metode dan Penulisan Tesis minimal B,
yang dibuktikan Kartu hasil studi;
d. Jumlah IPK minimal 3.00;
e. Mengajukan outline tesis secara tertulis yang ditujukan
kepada Koordinator MIH untuk dimintakan lembar
persetujuan atau penolakan beserta alasannya secara tertulis
dengan form yang sudah disediakan oleh prodi MIH;
Outline ini menajdi dasar dalam penyusunan naskah usulan
5
penelitian tesis.
Pentahapan penyusunan tesis terdiri atas:
1. Usulan Penelitian Tesis (UPT). UPT dapat dilakukan apabila
telah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi di atas.
Dekan Fakultas Hukum menerbitkan Surat Tugas bagi penunjukan
dosen pembimbing tesis berdasarkan kompetensi keilmuan dan
jumlah perimbangan bimbingan. Selanjutnya dosen Pembimbing
Tesis dan mahasiswa yang bersangkutan sudah dapat melakukan
bimbingan serta pengisian Sitedi Tesis. Naskah Usulan Penelitian
Tesis dapat diproses lebih lanjut atas arahan dan bimbingan dari
Dosen Pembimbing Tesis serta survey pendataaan penelitian yang
dilakukan mahasiswa MIH yang bersangkutan. Setelah mendapat
koreksi dari Dosen Pembimbing tesis dan telah direvisi oleh
mahasiswa MIH yang bersangkutan, naskah Usulan Penelitian
Tesis diinput dalam system SITEDI UNNES untuk disetujui oleh
Dosen pembimbing Tesis dan disahkan oleh Kordinator MIH.
Naskah usulan penelitian tesis ini selanjutnya dapat dilanjutkan
pada seminar usulan penelitian tesis dan penyusunan naskah tesis.
2. Seminar Hasil Penelitian Tesis (SHPT). SHPT bertujuan untuk
mempertanggungjawabkan hasil penelitian mahasiswa MIH agar
bisa mendapatkan masukan dan perbaikan atas tesis yang tengah
disusun. Setelah dikoreksi oleh dosen pembimbing tesis dan
direvisi oleh mahasiswa, naskah tesis dicatat di SITEDI TESIS
untuk disetujui. Kemudian Koordinator MIH menerbitkan Surat
Tugas Tim Penguji Seminar Hasil Penelitian.
3. Ujian Tesis. Ujian tesis adalah proses penilaian yang dapat
dilakukan apabila mahasiswa telah merevisi tesis, berdasarkan
6
masukan-masukan yang diterima dalam seminar hasil penelitian
tesis dan disetujui oleh dosen pembimbing tesis beserta tim
penguji seminar hasil penelitian tesis. Selanjutnya Koordiantor
MIH menerbitkan Surat Tugas untuk penentuan tim penguji dan
jadwal pelaksanaan ujian tesis.
7
BAB II
USULAN PENELITIAN TESIS
Langkah pertama bagi mahasiswa menyusun rancangan
outline tesis sebagai naskah pra usulan penelitian tesis yang sudah
disetujui tertulis Koordinator MIH. Langkah berikutnya mahasiswa
menyusun usulan penelitian tesis setelah mendapatkan dosen
pembimbing tesis melalui Surat Tugas Koordinator MIH. Adapun isi
sistematika usulan penelitian tesis, sebagai berikut:
2.1. SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN TESIS
Tesis terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
Bagian awal terdiri atas:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Halaman Pengesahan
Halaman sampul
Halaman sampul terdiri atas 2 (dua) rangkap: sisi luar dan dalam.
Untuk sisi luar, cover dijilid dalam bentuk softcover berwarna
merah marun, dicetak dengan tinta hitam, memuat logo Unnes,
rumusan judul, nama dan NIM mahasiswa, Usulan Penelitian
Tesis, Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas
Negeri Semarang, nama kota, bulan dan tahun. Cover ditulis pada
kertas A4 berukuran 70 gram, dengan pias kiri 4 cm, pias kanan,
atas dan bawah 3 cm.
Halaman Judul
Halaman judul memuat rumusan judul usulan penelitian tesis,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu
8
Hukum, Nama dan Nim Mahasiswa, Magister Ilmu Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, nama kota, bulan
dan tahun pada kertas A4 berukuran 70 gram, dengan pias kiri 4
cm, pias kanan, atas dan bawah 3 cm.
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat pihak-pihak yang berwenang
untuk menandatangani dan distempel, yang menyatakan naskah
usulan penelitian tesis telah disetujui dan layak untuk dilanjutkan
dalam proses penulisan tesis.
Bagian Utama terdiri:
1. JUDUL
2. PENDAHULUAN, terdiri:
2.1. Latar Belakang Masalah
2.2. Perumusan Masalah
2.3. Tujuan Penelitian
2.4. Manfaat Penelitian
2.4.1. Teoretis
2..4.2. Praktis
3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
3.1. Penelitian Terdahulu
3.2. Landasan Teori
3.3. Landasan Konseptual
3.4. Kerangka Berpikir
4. METODE PENELITIAN
4.1. Metode Pendekatan Kualitatif atau Kuantitatif
4.2. Jenis Penelitian Hukum (doctrinal atau non doctrinal)
4.3. Fokus Penelitian
4.4. Lokasi Penelitian
9
4.5. Sumber Data
4.6. Teknik Pengumpulan Data
4.7. Validitas Data
4.8. Teknik Analisis Data
4.9. Jadwal Penelitian
5. SISTEMATIKA PENULISAN TESIS
5.1. Bab I Pendahuluan
5.2. Bab II Tinjauan Kepustakaan
5.3. Bab III Metode Penelitian
5.4. Bab IV Hasil Penelitan dan Pembahasa
5.5. Bab V Penutup
6. DAFTAR PUSTAKA (dibahas BAB IV dalam Buku
Pedoman ini)
2.2. PENGERTIAN BAGIAN UTAMA SISTEMATIKA
USULAN PENELITIAN TESIS
2.1. JUDUL
Judul penelitian memuat rumusan kalimat yang ringkas dan jelas
agar dapat menggambarkan substansi masalah penelitian, serta
mencantumkan lokasi penelitian (jika ada). Rumusan kalimat
judul berjumlah 5 sampai 20 kata termasuk kata penghubung dan
diketik dengan huruf capital pada kertas A4 70 gram. Jarak spasi
1 dan menggunakan jenis huruf Time New Roman dengan
ukuran 18 beserta ukuran pias kiri 4 cm, pias kanan, atas dan
bawah 3 cm.
10
2.2. PENDAHULUAN
Secara umum memuat latar belakang masalah berupa fakta atau
gagasan terkait masalah penelitian berfokus perumusan masalah
penelitian.
2.2.1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat fakta-fakta yang acap kali
terjadi atau gagasan-gagasan aktual yang membutuhkan solusi
melalui kegiatan penelitian. Bagian ini juga memuat alasan-
alasan ilmiah mengapa masalah yang dibidik layak untuk diteliti.
2.2.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah memuat pernyataan lengkap dan utuh serta
detil tentang masalah yang hendak diteliti. Rumusan masalah
dibuat dalam bentuk kalimat Tanya, dan dapat dibuat lebih dari 2
(dua) kalimat Tanya seperti bagaimana dan mengapa.
2.2.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat kalimat positif yang merujuk isi
kalimat pada perumusan masalah yang diawali dengan kata kerja
yang hendak dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian memuat
kata-kata seperti mengidentifikasi, menganalisis, memahami dan
seterusnya, sesuai konteks kebutuhan pada isi kalimat perumusan
masalah.
2.2.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
2.2.4.1. Teoritis
11
Manfaat teoritis memuat penjelasan kontribusi penelitian
bagi pengembangan ilmu hukum, terutama ilmu hukum
pidana misalnya (disesuaikan dengan tema judul usulan
penelitian tesis)
2.2.4.2. Praktis
Memuat penjelasan kontribusi penelitian bagi solusi atau
pengembangan kelembagaan.
2.2.5. Sistematika Usulan Penelitian
Memuat rancangan sistematika bagian utama penulisan tesis,
mencakup:
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah;
1.2. Perumusan Masalah;
1.3. Tujuan Penelitian;
1.4. Manfaat Penelitian terdiri teoritis dan praktis;
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
5.2. Implikasi
12
2.3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tinjauan kepustakaan ini memuat penelitian terdahulu, landasan
teori, landasan konseptual, dan kerangka berpikir. Tinjauan pustaka
ini dapat diambil dari sumber kepustakaan berupa buku teks, jurnal
ilmiah, hasil penelitian sebelumnya yang diperbandingkan dengan
penelitian yang akan dilakukan mahasiswa yang bersangkutan,
makalah seminar, dokumen, informasi dari internet dan sumber-
sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Landasan teori dapat dijadikan sebagai dasar bagi penyusunan
hipotesis apabila diperlukan, yang bersifat tentative dan dapat diuji
sebagai jawaban terhadap masalah yang dirumuskan berdasarkan
teori yang digunakan. Landasan konseptual digunakan untuk
menjelaskan konsep-konsep yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian tesis. Kerangka berpikir menjelaskan alur berpikir peneliti
dalam proses penelitian tesis.
2.4. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat penjelasan tentang metode dan
pendekatan penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau gabungan antara
kualitatif dan kuantitatif), jenis penelitian hukum doctrinal atau non
doctrinal beserta alasannya yang merujuk isi perumusan masalah dan
rumusan judul penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, alat
pengumpul data, lokasi penelitian (jika ada), informan (bila
diperlukan bagi jenis penelitian hukum non doctrinal), validitas data,
teknik analisis data. Isi dari metode penelitian ini secara substansial
dapat dimengerti dan dilanjutkan atau dikembangkan oleh pembaca
atau peneliti berikutnya. Jadwal penelitian disusun dalam bentuk
bagan kegiatan perminggu atau per bulan sesuai kebutuhan dan
kepatutan melakukan penelitian bagi peneliti.
13
BAB III
TESIS
3.1. Sistematika Tesis
Bab ini menjelaskan bagian-bagian tesis yang mencakup bagian awal,
bagian utama dan bagian akhir.
Bagian awal tesis terdiri atas:
1. Halaman Sampul;
2. Halaman Judul;
3. Halaman Persetujuan
4. Halaman Pengesahan;
5. Halaman Orisinalitas Tesis;
6. Ringkasan;
7. Summary;
8. Abstrak;
9. Halaman Prakata dari peneliti;
10. Halaman Daftar Isi;
11. Halaman Daftar Tabel (jika ada)
12. Halaman Daftar Gambar (jika ada)
13. Halaman Daftar Simbol (jika ada)
14. Halaman Lampiran (jika ada)
Bagian utama tesis terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian: teoritis dan praktis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
14
BAB V PENUTUP
1. Simpulan
2. Implikasi
Bagian akhir tesis terdiri
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
3.2. Pengertian Isi Sistematika Tesis
Bagian awal tesis
a. Halaman sampul;
Halaman sampul adalah halaman yang memuat informasi tentang
judul tesis, penulis, tahun pembuatan dan merupakan cover dari
tesis.
b. Halaman judul;
Halaman judul memuat informasi yang serupa dengan halaman
sampul, dan terletak setelah halaman cover.
c. Halaman Persetujuan
Halaman ini memuat identitas dan tandatangan tim dosen
pembimbing tesis yang telah menyetujui untuk diselenggarakan
Seminar Hasil Penelitian Tesis dan Ujian Tesis.
d. Halaman Pengesahan;
Memuat identitas dan tanda tangan tim dosen pembimbing tesis,
Koordinator MIH dan Dekan Fakultas Hukum.
e. Halaman Orisanilitas Tesis
Memuat pernyataan mahasiswa secara tertulis bahwa karya
ilmiah tesis yang disusunnya merupakan hasil karya sendiri dan
tidak memuat plagiasi sebagai bagian dari pertanggungjawaban
keilmuan dan apabila terbukti melakukan plagiasi maka bersedia
menerima sanksi akademik.
f. Ringkasan
15
Memuat nama mahasiswa, nama magister ilmu hukum Fakultas
Hukum Universitas Negeri Semarang, judul tesis, nama dosen
pembimbing serta substansi ringkasan tesis. Substansi tersebut
memuat informasi tentang perumusan masalah, tujuan penelitian,
proses penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, simpulan
serta implikasi. Ringkasan menggunakan bahasa Indonesia dan
tak boleh ada kutipan atau acuan dari pustaka. Jumlah kata dalam
naskah ringkasan maksimal 800 kata dan diketik 1 (satu) spasi,
jenis font Times New Roman, dengan ukuran font huruf 12.
g. Summary
Memuat ringkasan tesis dengan menggunakan bahasa Inggris dan
panjang tidak lebih dari 800 kata.
h. Abstrak
Memuat alinea pertama latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian; alinea kedua metode
penelitian, alinea ketiga hasil penelitian dan pembahasan, alinea
keempat simpulan dan implikasi. Jumlah kata dalam naskah
abstrak 150-250 kata dan kata kunci atau frase 3-5 diketik di
bagian kiri bawah dengan tulisan ditebalkan. Naskah abstrak
menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris di halaman yang
berbeda.
i. Halaman Prakata
Memuat uraian ringkas proses penelitian tesis yang
membutuhkan kerjasama seluruh pihak dan ucapan terimakasih
kepada pihak terkait secara sistematis sehingga penelitian
berjalan lancar dan tepat waktu. Pengetikan menggunakan bahasa
yang santun, lugas dan wajar dan tidak lebih dari 1 (satu)
halaman dengan 2 spasi jenis huruf Times New Roman Ukuran
font 12.
j. Halaman Daftar Isi
Memuat ketikan judul daftar isi pada halaman baru dengan huruf
16
capital yang ditebalkan ukuran huruf 14 dengan jenis huruf Times
New Roman di tengah kertas. Pengetikan judul Bab
menggunakan huruf capital dan judul Sub Bab diketik huruf kecil
kecuali hurup pertama memakai huruf capital. Penulisan halaman
memakai tanda titik-titik pada ketukan ketifa setelah huruf
terakhir dan diakhiri posisi lurus di bawah huruf a pertama pada
kata halaman.
k. Halaman Daftar Tabel (jika ada)
Memuat daftar tabel dalam naskah tesis, dengan jumlah lebih dari
dua tabel. Pengetikan nama daftar tabel menggunakan huruf
capital di tengah kertas, dengan jenis huruf Times New Roman
berukuran font 14. Daftar tabel berisi seluruh tabel yang
tercantum pada teks naskah tesis dan lampiran.
l. Halaman Daftar Gambar (jika ada)
Memuat gambar dalam naskah tesis, dengan jumlah lebih dari
dua gambar. Pengetikan nama daftar tabel mennggunakan huruf
capital di tengah kertas atas, dengan jenis huruf Times New
Roman berukuran font 14
m. Halaman Daftar Singkatan (jika ada)
Memuat uraian singkatan, dan terdiri atas dua kolom. Kolom
pertama mencantumkan singkatan, sedangkan kolom kedua
memberikan keterangan tentang singkatan. Pengetikan singkatan
sesuai sistematika abjad latin.
n. Halaman Daftar Simbol (jika ada)
Memuat uraian symbol, dan terdiri atas dua kolom. Kolom
pertama mencantumkan symbol, sedangkan kolom kedua
memberikan keterangan tentang simbol. Pengetikan simbol sesuai
sistematika abjad latin
17
Bagian Utama Tesis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Memuat landasan ilmiah berupa teori dari pustaka, pendapat ahli,
kamus, ensiklopedia, karya ilmiah, hasil penelitian sebelumnya,
informasi internet dan sebagainya dengan paparan yang lebih rinci
dan sistematis serta logis. Hal ini berfungsi untuk mempertajam dan
menjawab masalah penelitian beserta proses penelitian yang
relevan dan aktual untuk mengantarkan pada BAB IV khususnya
sub-bab Pembahasan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat rincian tentang metode dan pendekatan penelitian,
jenis penelitian, rumusan masalah, sumber data, teknik
pengumpulan data, alat pengumpul data, lokasi penelitian (jika
ada), informan (bila diperlukan bagi jenis penelitian hukum non
doctrinal), validitas data, teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Terbagi atas 2 (dua) sub-bagian. Sub bagian pertama memuat hasil
penelitian, yang dapat mencakup sumber data yang diperoleh dan
hasil analisis data untuk menguatkan hasil penelitian, berupa teks,
wawancara, dokumen, gambar, grafik, foto. Sub bagian kedua
memuat tentang pembahasan, yang bertujuan menjawab isi
rumusan masalah dengan menggunakan teori-teori yang sudah
dipaparkan dalam bagian Tinjauan Pustaka (BAB II).
BAB V PENUTUP
Memuat 2 (dua) sub bagian yang berbeda dan terpisah: Simpulan
dan Rekomendasi. Sub Bagian Simpulan memuat pernyataan
singkat berupa jawaban atas perumusan masalah dan tujuan
penelitian sebagai makna yang dapat ditarik dari hasil penelitian.
18
Jumlah simpulan sesuai dengan jumlah isi rumusan masalah. Sub
bagian Implikasi memuat pertimbangan peneliti setelah selesai
mengadakan penelitian tesis, dan ditujukan untuk pihak-pihak
terkait dalam bentuk tindakan praktis, rekomendasi kebijakan, dan
semacamnya.
Bagian akhir tesis
DAFTAR PUSTAKA
Lihat Bab IV Buku Pedoman ini
LAMPIRAN
Memuat data pendukung seperti instrument penelitian, surat ijin
penelitian, dokumen hasil penelitian dan seterusnya.
3.3. Porsi Materi Bagian Utama Tesis
Penyusunan bagian utama tesis menggunakan porsi perimbangan
agar dapat dikategorikan isi tesis layak dan patut secara keilmuan.
Karena itu, penulis perlu memperhatikan porsi perimbangan materi
pada setiap bab yang disajikan dari bagian utama tesis. Porsi
perimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
No Perihal
Porsi Materi
Keterangan Penulisan
(%)
1. BAB I 10 (1). Latar belakang masalah, (2)
PENDAHULUAN perumusan masalah (3). Tujuan
Penelitian (4) Manfaat penelitian
teoritis dan praktis
2. BAB II 20
TINJAUAN PUSTAKA
3. BAB III 10
19
PROSES PENELITIAN
4. BAB IV 55
HASIL PENELITIAN &
PEMBAHASAN
5. BAB V 5 Simpulan dan implikasi
PENUTUP
Jumlah 100
20
BAB IV
SITASI TESIS
4.1 Ketentuan Umum
Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin sesuai
dengan aslinya. Pembuatan kutipan ini didasari oleh prinsip-prinsip
sebagai berikut.
a. Kutipan langsung hanya digunakan apabila perkataan atau
ungkapan asli pengarang demikian padat, berbobot, dan
meyakinkan. Kutipan seperti ini biasanya menambah daya
kepada karya ilmiah.
b. Kutipan langsung dapat digunakan untuk mendokumentasi
argumentasi yang tidak cukup disampaikan dalam bentuk
catatan kaki.
c. Kutipan langsung dapat digunakan apabila peneliti hendak
memberikan komentar atau membela/menolak/menganalisis
gagasan yang disampaikan oleh pengarang.
d. Kutipan langsung dapat digunakan bilamana perubahan
(melalui parafrase) dapat menyebabkan salah paham atau
salah tafsir.
e. Kutipan langusung dilakukan untuk mengutip rumus-rumus,
seperti rumus matematika, kimia, atau rumus ilmiah lain.
f. Pengutipan langsung dari bahan nonkomersial (tanpa hak
cipta) dapat dilakukan tanpa izin pengarang.
4.2 Tata Cara Penulisan Kutipan Langsung
Kutipan Pendek
Yang dimaksud dengan kutipan pendek ialah kutipan yang
21
panjangnya kurang dari lima baris apabila ditulis di dalam naskah
karya ilmiah. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan ketentuan
sebagai berikut.
1. Gabungkan kutipan ke dalam kerangka kalimat atau paragraf.
2. Gunakan tanda kutip ganda pada awal dan akhir kutipan.
3. Gunakan spasi spasi ganda.
4. Tulis rujukan kutipan tersebut pada klausa pengantar
atau di dalam tanda kurung. Misalnya:
Elias-Olivares (1979: 437) states of a Chicago
neighbourhood in East
Austin, Texas: “to be a bilingual means
precisely to be able to switch rapidly from one
language tonthe other.”
atau
This is what has been called “transitional
competence” (Corder 1975: 57).
atau
In Malaysia, for example, English is “used
widely on the collocquial level, so much so that
it may not be wrong to claim that many
Malaysians are no longer able to distinguish
clearly between the formal and informal uses of
the language, possessing and thus using only one
variey of the language for all occasions” (Wong
1982:17).
Apabila sumber yang dikutip diperkirakan panjang, sumber itu dapat
dipotong dengan cara menyisipkan introductory clause.
22
Gumperz and Hernandez (1971:112) suggest that
“what seems like random alternation between two
languages may be an expression of ambivalent
feelings,” and that it occurs “whenever minority
language groups come in close contact with
majority language groups under conditions of
rapid social change.”
Kutipan Panjang
Kutipan panjang adalah kutipan yang terdiri atas lima baris atau
lebih. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan ketentuan sebagai
berikut.
1. Tulis kutipan itu di dalam paragraf tersendiri.
2. Jangan gunakan tanda kutip.
3. Gunakan spasi tunggal
4. Beri pengantar kepada kutipan itu seperlunya.
5. Tulis kutipan itu dengan ceruk lima spasi di sebelah kiri dan
kanan margin.
Johnson makes some reference to this in
quoting Alderson (1979:225): The fact
that the writer‟s overall meaning
remains totally obscure doesn‟t
materially affect the use of this passage
as a cloze test, which gives support to
the argument that cloze tests focus on
relatively low order language skills
relating to „core proficiency‟ rather than
23
higher order skills like reading
comprehension.
The terminology used seems to be something of a
problem here. The
“Intermediate Skills” as used in this article covers
the same elements of “core proficiency as described
by Anderson.
atau
If one one described comprehension in the
following terms one would probably come a step
nearer to a more adequate definition.
To penetrate beyond the verbal and non-
verbal forms of the text to the
underlying ideas, to compare these with
what one already knows and also the
ideas with each other, to pick out what is
essential and new, and to revise one‟s
previous conceptions
(Lunzer and Gardner 1979:235)
The research into this particular area seems to
indicate that cloze can only reliably and validly
assess …
24
Elipsis
Untuk menghindari kutipan yang terlalu panjang dimungkinkan untuk
membuang sebagian dari sumber yang panjang itu. Pengutipan seperti
ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Elipsis dilakukan dengan tanda tiga titik dengan spasi di kiri
dan kanannya.
2. Elipsis dapat dilakukan pada bagian awal, tengah, atau akhir
kutipan.
3. Elipsis tidak boleh mengubah amanat apapun yang terdapat di
dalam sumber kutipan.
On a passage from a novel, the thought is expressed that
“… some very
Indian uses of language, which one dares not call
mistakes, add to the quaint charm of the
language.”
atau
… Vertical shifts involve the use or non-use of
Creole-based forms; horizontal shifts entail the use
or non-use of so-called patois speech. In either
case, problems of intelligibility can be
considerable.
Many mesolect speakers employ a patois that
sometimes appears hardly related to its careful
variant, so radically different as to seem a distinct
25
language … completely unintelligible to the
listening North American … It should not be
assumed that patois style is relatively uniform …
(Edwards, Rosberg, and Hoy 1976:312).
Interpolasi
Interpolasi ialah penjelasan atau pembetulan suatu kutipan yang
diselipkan ke dalam teks. Interpolasi menuntut perubahan redaksional
suatu kutipan langsung. Perubahan itu ditempatkan di dalam tanda
kurung persegi. Jenis-jenis interpolasi yang lazim ialah (1) sic,
(2) komentar, dan (3) penyisipan anteseden.
1. Tanda [sic] ditempatkan di belakang kutipan yang oleh
penulis dianggap merupakan kesalahan. Ini dimaksudkan
sebagai catatan bahwa kesalahan yang terdapat di dalam
kutipan itu tertulis sebagaimana sumber aslinya.
“If it is true that language and context are
inextricably linked, any stretch og
language should, to a greater or lessen
[sic] extent, come trailing clouds of
context with it …” (Thomson 1996:10).
Di dalam contoh di atas, penyisipan [sic] menunjukkan bahwa
penulis menyadari bahwa kata “lessen” tereja salah. Kata itu
mestinya tertulis “lesser”.
2. Interpolasi yang berupa komentar pendek dapat disisipkan di
26
dalam suatu kutipan dengan maksud memperjelas suatu butir
pernyataan. Komentar ini ditulis di dalam tanda kurung
persegi.
A theory, sometimes called “The
Grammar Expectancy Theory”
[“grammar” here is used in the broad
sense to include the syntax, sematics and
appropriate use] has been proposed by
Oller (1979) among others.
Di dalam contoh ini, kata “Grammar” yang dikutip dari Oller
dijelaskan oleh pengutip dengan menuliskan penjelasan itu
di dalam tanda kurung persegi.
3. Anteseden disisipkan ke dalam kutipan langsung bilamana
terdapat suatu pronomina di dalam kutipan itu yang tidak jelas
perujukannya
He [William Shakespeare] was undoubtedly the
greatest dramatist to date. No other dramatist has
rivaled his ability to portray characters with such
liveliness and colour.
Kutipan Khusus
Dalam hal tertentu, dapat muncul masalah khusus yang berkaitan
dengan penulisan kutipan. Masalah itu berkaitan, antara lain, dengan
(1) kutipan di dalam kutipan, (2) pengutipan puisi,
27
(3) pengutipan pidato.
1. Kutipan di dalam kutipan
Jika di dalam suatu kutipan langsung terdapat kutipan pendek,
kutipan langsung ditulis di dalam tanda kutip ganda (“) sedangkan
kutipan pendek di dalamnya ditulis di dalam tanda kutip tunggal
(„).
Mehrotra (1983:96) argues that “The usage
of terms like „acrolect, „ „mesolect,‟ and „
basilect‟ by sociolinguists implies that these
terms have a real meaning when used in
connection with particular language
designations”.
Jika kutipan itu panjang, penulisannya mengikuti cara penulisan
kutipan panjang. Kutipan pendek yang terdapat di dalamnya
ditulis di antara tanda kutip ganda.
Moag (1982:227) writes:
The following extreme [but not an
atypical] example was overheard from
a young female Fiji Indian sales clerk:
“Shila account-book use kara, I think”
… The female name, Shila, and the
verb kara … are the only native items
in the sentence. The order of major
28
constituents (subject – object – verb) in
the kernel sentence clearly marks it as
Hindi, not English.
2. Pengutipan puisi
Kutipan yang terdiri atas dua sampai empat baris disisipkan ke
dalam teks menggunakan tanda kutip pada awal dan akhir kutipan
dan garis miring (/) antar baris.
Synge sensed the inevitability of death when
he said, “There‟ll come a season when
you‟ll stretch / Black boards to cover me”.
Kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih ditulis tanpa tanda
kutip. Kutipan tersebut ditulis berspasi tunggal, dengan indent,
dan berspasi ganda antar bait.
Something of this power can be felt in
Synge‟s “A Question” where he says:
I asked if I got
sick and died,
would you With
my black funeral
go walking too,
If you‟d stand close to
hear them talk or pray
While I‟m let down in
that steep bank of
clay.
And, No, you said, for if you saw a crew
Of living idiots pressing round that new
29
Oak coffin – they alive, I dead beneath
That broad – you‟d rave and rend them withj
your teeth.
3. Pengutipan Pidato
Pidato dapat dikutip secara langsung menggunakan cara seperti
yang disebut di atas.
It was stated that “… in Australia, a people
once remote and distanced from the world
have embraced the future by welcoming into
our population five and a half million
migrants and regugees in the 50 years since
World War II.” (Bolkus in XIV World
Congress of the Federation Internationale
des Traducteurs (FIT) 1996.)
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip
dengan menggunakan kata-kata penulis/peneliti sendiri. Pengutipan
tak langsung terkadang menimbulkan kecurigaan pembaca. Ini sering
terjadi bilamana penulis ceroboh atau kurang cermat di dalam
menuliskan rujukan kutipan itu. Secara umum hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa:
1. Peneliti membuat catatan dari sumber tertentu, kemudian
menyalin dan memasukkannya ke dalam nas tesis tanpa
mengingat bahwa catatan itu berasal daru sumber yang berhak
cipta.
30
2. Peneliti menggunakan buku yang mencakupi bidang
pengetahuan yang persis sama dengan bidang yang sedang
digelutinya.
3. Peneliti mengambil intisari suatu sumber dan merumuskannya
menggunakan perhataan sendiri, tetapi tidak menyebutkan
sumber kutipan itu.
4. Peneliti mengutip dari catatan-catatan yang dibuat selama
perkuliahan tanpa menyadari bahwa catatan-catatan itu dikutip
dari sumber tertentu.
5. Peneliti sengaja menggunakan tulisan orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya.
Untuk menghindari tuduhan adanya pembajakan (plagiarism) di
dalam penulisan tesis dan karya-karya ilmiah pada umumnya,
lakukan langkah sebagai berikut.
(1) Pahami secara umum intisari teks sumber, kemudian buatlah
rumusan baru yang berupa pandangan mengenai isi teks dari titik
pandang lain:
… with the change of time the expression of some
comparatives and superlatives has changed.
(2) Sajikan fakta sebagaimana yang tertulis di dalam sumber itu
dalam bentuk daftar:
… Until recently, the basic rules were as follows:
31
(1) Polysyllabic adjectives (more than
two syllables): add more
(comparative) and most (superlative),
e.g. more beautiful, most beautiful.
(2) Monosyllabic adjectives: add –er
(comparative) and –est (superlative),
e.g. richer, richest.
(3) Disyllabic adjectives could take
either form, e.g. most famour,
commonest (Barber 1993: 274).
(3) Gunakan frase seperti “according to Barber‟, Barber views that
…, In Barber’s opinion … dan sebagainya.
According to Barber (1993: 274), a study of the
forms used in Early Modern English through the
present day indicates that a change has been in
progress. By early 20th
century the preferences
were:
(1) Polysyllabic adjectives (more than
two syllables): add more
(comparative) and most (superlative),
e.g. more beautiful, most beautiful.
(2) Monosyllabic adjectives: add –er
(comparative) and –est (superlative),
e.g. richer, richest.
32
(3) Disyllabic adjectives could take
either form, e.g. most famour,
commonest.
Barber claims that the transition is now almost complete.
Perujukan Kutipan
Perujukan dilakukan dengan menyebutkan nama belakang atau
keluarga pengarang, tahun penerbitan, dan halaman bagian teks yang
dirujuk.
Salah : John Grisham, 1994, pp. 78 - 80
Salah : (J. Grisham, 1994: 78 – 80)
Benar : (Grisham 1994: 78 – 80)
Penulisan dua atau tiga nama adalah sebagai berikut.
Salah : (Basil Hatim and Ian Mason, 1990: 78 – 80)
Salah : (B. Hatim and I. Mason, 1990: 78 – 80)
Benar : (Hatim and Mason 1990: 78 – 80) atau
(Hatim, Mason, and Anderson 1991: 78 – 80)
Penulisan lebih dari tiga nama adalah sebagai berikut.
Salah : (Hatim etc. 1990: 78 – 80)
Salah : (Hatim et. Al., 1990: 78 –80)
Benar : (Hatim et al. 1990: 78 – 80)
Jika nama pengarang disebut oleh penulis sebagai bagian integral di
dalam teks, nama itu harus langsung diikuti, di dalam tanda kurung,
dengan tahun penerbitan dan halaman bagian teks rujukan.
Salah : According to Hatim and Mason, the world of
33
translator is inhabited by an extraordinary number of
dichotomies (1990: 1)
Benar : Acording to Hatim and Mason (1990: 1), the world of
translator is inhabited by an extraordinary number of
dichotomies
Selanjutnya, nama-nama yang disebut sebagai rujukan kutipan ini
harus dimunculkan di dalam Daftar Pustaka (Reference atau
Bibliography)
4.3 Penulisan Daftar Pustaka Model Harvard:
Buku oleh satu pengarang
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford:
Oxford University Press.
Schiffrin, D. 1994. Approaches to Discourse.
Massachusetts: Blackwell Publishers.
Grisham, J. 1994. The Pelican Brief. New York: Warner
Buku oleh dua atau tiga pengarang
Brown, P. dan S.C. Levinson. 1987. Politeness: Some
Universals in Language Usage. London: Cambridge
University Press.
Hewson, L. dan J. Martin. 1991. Redefining Translation:
The Variational Approach. London: Routledge.
34
Buku oleh lebih dari tiga Pengarang
Alwi, H. et al. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2nd
ed.). Jakarta: Depdikbud RI.
Radford, A. et al. 1999. Linguistics an Introduction.
Cambridge: Cambridge University Press.
Buku suntingan satu orang
Coulthard, M. (ed). 1992. Advances in Spoken Discourse
Analysis. London dan New York: Routledge.
Dijk, T.A. van. (ed). 1976. The Pragmatics of Language and
Literature. Amsterdam: North Holland.
Goody, E. N. (ed). 1978. Questions and Politeness: Strategies
in Social Interaction. Cambridge: Cambridge University
Press.
Buku suntingan dua orang atau lebih
Guenthner, F. dan M. Guenthner-Reutter (eds). 1978.
Meaning and Translation: Philosophical and
Linguistic Approaches. London: Duckworth.
House, J. and S. Blum-Kulka (eds). 1986. Interlingual
and Intercultural Communication. Tubingen: Gunter
Narr Verlag.
Holmes, J.S., F. de Haan, dan A. Popovic (eds). 1970. The
Nature of Translation. The Hague: Mouton.
35
Searle, J.R., F. Kiefer, and M. Bierwisch (eds). 1980.
Speech Act Theory and Pragmatics. London: D.
Riedel Publishing Company.
Buku edisi kedua, ketiga, dan seterusnya
Bassnett-McGuire, S. 1991. Translation Studies (Revised
Ed.). London: Routledge.
Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Writers of Term
Papers, Theses, and Disertations (6th
Ed.). Chicago:
The University of Chicago Press.
Buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
Vanderveken, D. 1990. Meaning and Speech Acts Vol.
1: Principles of Language Use. Cambridge:
Cambridge University Press.
Buku terjemahan
Leech, G. 1982. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Translated
by Oka, M.D.D. 1993. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Karangan (Essay) di dalam buku suntingan
Broeck, R. van den. 1986. Contrastive discourse analysis
as a tool for the interpretation of shifts in translated
texts. In J. House and S. Blum-Kulka (eds.). pp. 37
– 49.
Brown, P. dan S.C. Levinson. 1978. Universals in
language usage: Politeness phenomena. In E. N.
Goody (ed.). pp. 56 – 311.
36
Popovic, A. 1970. The concept “shift of expression” in
translation analysis. Di dalam J.S. Holmes, F. de
Haan, and A. Popovic (eds.). pp. 78 – 90.
Drinitrova, B. E. 1996. New methods in translation
research: new horizons in translation studies. FIT.
Hlm. 856 – 65.
Francis, G. dan S. Hunston.1992. Analysing everyday
conversation. M.Coulthard (ed.). Hlm.123 – 61.
Artikel di dalam Ensiklopedi
Macauly, T.B. 1970. Samuel Johnson. Encyclopedia
Britanica, 11th
ed., XV. pp. 463 – 471.
Smith, M.A. Sharwood. 1999. Syntax in second language
acquisition. In
Concise Encyclopedia of Educational Linguistics.
Edited by Bernard Spolsky. Amsterdam: Elsevier.
pp.
Artikel di dalam jurnal atau majalah Ilmiah
Blum-Kulka, S. 1987. Indirectness and politeness in requests:
same or different?
Journal of Pragmatics. 11: 131 – 46.
37
Blum-Kulka, S. dan E. Olshtain. 1984. Requests and
apologies: a cross-cultural study of speech act
realization patterns (CCSARP). Applied
Linguistics. 5/3: 196 – 213.
Doherty, M. 1997. Acceptability and language specific
preference in the distribution of information.
TARGET, 9/1: 1 – 25.
Gu,Y. 1990. Politeness phenomena in modern Chinese.
Journal of Pragmatics, 14/2: 237 – 57.
Artikel di dalam Koran dan Majalah:
Basuki, S. 2005. Novel nonfiksi dan kemungkinannya.
Suara Merdeka, 18 Agustus. Hlm. 18.
Prasetyo, S. 2005. Lokalisme sebagai Ekses. Tempo, 28
Agustus. Hlm. 64 – 65. Manshur, F. 2005. Bahasa kita:
Rusak bahasa, rusaklah pemikiran. Intisari,
September. Hlm. 166 – 167.
Kumpulan Artikel/Proceeding Seminar
FIT. 1996. XIV World Congress of the Federation
Internationale des Traducteurs (FIT). Proceedings
Vol. 2. Melbourne: The Australian Institute of
Interpreters and Translators.
Tesis, disertasi, dan karangan lain yang tidak diterbitkan secara
komersial
38
Gunarwan, A. 1993. The politeness rating of English
and Indonesian directive types among Indonesian
learners of English: Towards contrastive
pragmatics. Paper presented at The Fourth
International Pragmatics Conference, Kobe, Japan,
25-30 July.
Mujiyanto, Y. 1999. Perbandingan Derajat Kesantunan
antara Tindak Tutur Direktif di dalam Novel A
Farewell to Arms Karya E. Hemingway dan
Terjemahannya. Thesis Magister Humaniora
Universitas Indonesia.
Rustono. 1998. Implikatur Percakapan sebagai
Pengungkap Humor di dalam Wacana Humor
Verbal Lisan Berbahasa Indonesia. Disertasi
Universitas Indonesia.
Bahan yang dipetik dari situs internet
Berbentuk buku
Ziegler, M. and Durant, C. (2001). Engagement: a
necessary ingredient for participation in adult basic
education. Online. Available at
www.edst.educ.ubc.ca/aerc/2001/2001ziegler.htm
[accessed 11/11/01]
Berbentuk artikel di dalam buku
Shohet, Linda. (2001). Adult Learning and Literacy in
Canada. In The Annual Review of Adult Learning
and Literacy, Vol. 2, Chapter 6. (NCSALL).
39
Available at
http://ncsall.gse.harvard.edu/ann_rev/vol2_6.html
[accessed 9/23/03).
Berbentuk artikel tak bertanggal
Rocco, T. S. (n.d) Critical reflection in practice:
experiences of a novice teacher. Online
www.bsu.edu/teachers/departments/edld/conf/c
ritical.html [accessed 03/15/00]
Berbentuk artikel anonim dan tak bertanggal
Self-Evaluation Kit. Online at www.nald.ca/ PROVINCE/
SASK/SLM/ selfeval/toc.htm [accessed 06/23/03]
Tata Urut Penulisan Pustaka Acuan
Affandi, Wahyu. 1982. Berbagai Masalah Hukum di Indonesia.
Bandung: Penerbit Alumni
Allan, K. 2001. Natural Language Semantics. Oxford: Blackwell
Publishers.
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford dan
New York: Oxford University Press.
Dellyana, Santi. 1988. Wanita dan Anak Dimata Hukum. Yogyakarta:
Liberty
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
40
Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial Suatu Ringkasan.
Bandung: Eresco Gosita, Arif. 1985. Masalah
Perlindungan Anak. Jakarta: Akademika Pressindo
Hadisuprapto, Paulus. 1997. Juvenile Delinquence (Pemahaman Dan
Penanggulangannya. Bandung: Citra Aditya Bakti
Hamzah, Andi.2001. Hukum Acara Pidana
Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Ihromi, TO. 2000.
Antropologi dan Hukum. Jakarta: Yayasan Obor
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi anak (Psikologi Perkembangan).
Bandung: Mandar Maju
Kansil. CST. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Indonesia: Jakarta. Balai
Pustaka
Marpaung, Leden. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian
Pertama
Penyidikan dan Penyelidikan. Jakarta. Sinar Grafika
--------------. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian
Kedua di Kejaksaan dan
Pengadilan Negeri, Upaya Hukum dan Eksekusi. Jakarta.
Sinar Grafika
Moeljatno. 1985. Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia.
Jakarta. PT.BinaAksara
-------------. 2002. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka cipta
Muchtar, Fathuddin, 2006. Situasi Anak yang Berkonflik dengan
Hukum di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Semarang.
Yogyakarta. Samin dan Yayasan Setara
41
Muladi dan Barda Nawawi. 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana.
Bandung.Penerbit Alumni
42
BAB V
MANUSKRIP
5.1. Ketentuan Umum
a. Manuskrip ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris dengan kerapatan baris 1 spasi, font Times New
Roman 12, ukuran kertas A4, format satu kolom, dan margin
(top 4 cm; left 4 cm; bottom 3 cm; right 3 cm).
b. Panjang manuskrip ilmiah antara 20-25 halaman, termasuk
gambar, grafik atau tabel (jika ada) yang menyertainya.
c. Istilah-istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah dalam
teks ditulis dengan huruf miring (italic).
d. Tinjauan pustaka (literature review) tidak dicantumkan
sebagai bagian dari struktur artikel. Pengutipan pustaka yang
dianggap penting dapat dipadukan dalam bagian
pendahuluan atau dalam pembahasan. Pengutipan pustaka
dalam pembahasan seperlunya saja dan yang lebih
diutamakan adalah pembahasan terhadap hasil analisis data
yang ditemukan sendiri.
e. Artikel ilmiah dari Tesis yang akan dimuat di jurnal ilmiah
harus ada lembar penilaian manuskrip oleh penguji.
5.2. Sistematika Artikel Ilmiah
Struktur Manuskrip hasil penelitian terdiri atas 10 bagian utama
yaitu:
43
1. Judul
2. Baris Kepemilikan (Nama, Alamat Institusi, E-mail);
3. Abstrak;
4. Kata Kunci;
5. Pendahuluan; 32 %
6. Proses Penelitian; 5 %
7. Hasil dan Pembahasan; 55 %
8. Simpulan; 8 %
9. Ucapan Terimakasih, dan
10. Daftar Pustaka.
1. Judul
a. Judul dibuat ringkas dan informatif, dengan jumlah
kata tidak lebih dari 12 kata. Hindari kata
penghubung dan penyebutan obyek, tempat atau
bahan penelitian yang sangat terperinci.
b. Judul mengandung kata-kata kunci dari topik yang
diteliti.
c. Jenis huruf Times New Roman 14, dengan jarak baris
satu spasi.
d. Hindari penggunaan singkatan, rumus dan rujukan.
Contoh :
a. Judul Asli Penelitian : TINJAUAN YURIDIS
SOSIOLOGIS TERHADAP KEBIJAKAN
DIVERSI BAGI ANAK DALAM UNDANG-
UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012
TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA
ANAK
44
b. Judul Manuskrip: KEBIJAKAN DIVERSI
BAGI ANAK DALAM SISTEM
PERADILAN PIDANA ANAK DI
INDONESIA
2. Baris kepemilikan (authorship lines)
a. Baris kepemilikan terdiri atas dua bagian, yaitu
nama penulis dan afiliasi kelembagaan penulis.
b. Afiliasi kelembagaan mahasiswa mengikuti tempat
dimana yang bersangkutan belajar.
c. Nama penulis hanya mencantumkan nama orang
yang benar-benar berpartisipasi dalam
perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil,
pembahasan, dan penulisan laporan.
d. Gelar kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.
e. Nama lembaga dicantumkan secara lengkap
sampai dengan nama negara, ditulis di bawah nama
penulis beserta alamat pos, email dan faksimili
(kalau ada) untuk keperluan korespondensi.
Contoh:
Alaudin Alamsyah
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
Gedung K 1 Sekaran, Gunungpati, Semarang
Jawa Tengah, Indonesia, 50229
Email : A Alamsyah@gmail.com
3. Abstrak
a. Abstrak ditulis secara ringkas dan faktual, meliputi
tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan
45
simpulan.
b. Abstrak ditulis dalam satu paragraph.
c. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris); panjang abstrak
berkisar antara 200-250 kata.
d. Hindari perujukan dan penggunaan singkatan yang
tidak umum.
4. Kata Kunci
a. Kata kunci terdiri atas 3 sampai 5 kata dan/atau
kelompok kata.
b. Ditulis sesuai urutan abjad
c. Antara kata kunci dipisahkan oleh titik koma (;).
d. Hindari banyak kata penghubung (dan, dengan,
yang, dan lain-lain).
5. Pendahuluan
a. Hindari penulisan sub-sub pembahasan di dalam
pendahuluan.
b. Pendahuluan mengandung latar belakang masalah,
permasalahan, tujuan penelitian, sedikit konsep
(teori) dan penelitian terkait.
c. Persentase panjang halaman pendahuluan antara
10-15% dari panjang keseluruhan sebuah
manuskrip (maksimal 2 halaman)
d. Rujukan ditulis dengan menggunakan footnote
menuliskan nama penulis, tahun terbitan, Judul
Tulisan, Kota Penerbit, Penerbit, dan halaman.
46
6. Metode Penelitian
a. Informasikan secara ringkas mengenai metode
yang digunakan dalam penelitian, meliputi jenis
penelitian atau pendekatan, Jenis data dan metode
analisis.
b. Jika menggunakan metode yang sudah banyak
dikenal, sebutkan nama metodenya saja. Jika
diperlukan, sebutkan sumber rujukan yang
digunakan sebagai acuan.
c. Metode penelitian dibuat dalam satu paragraf.
7. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Format hasil penelitian dan pembahasan tidak
dipisahkan, mengingat jumlah halaman yang
tersedia bagi penulis terbatas.
b. Hasil penelitian dapat disajikan dengan dukungan
tabel, grafik atau gambar sesuai kebutuhan, untuk
memperjelas penyajian hasil secara verbal.
c. Keterangan gambar/grafik diletakkan di bawah
Gambar/Grafik/Bagan tersebut, sedangkan Judul
Tabel diletakkan di atasnya. Judul diawali dengan
huruf kapital.
d. Jangan mengulang menulis angka-angka yang
telah tercantum dalam gambar, grafik, bagan atau
tabel di dalam teks pembahasan. Jika akan
menekankan hasil yang diperoleh sebaiknya
sajikan dalam bentuk lain, misalnya persentase
atau selisih. Untuk menunjukkan angka yang
dimaksud, rujuk saja tabel yang memuat angka
tersebut.
47
e. Materi pembahasan terutama mengupas apakah
hasil yang didapat sesuai dengan hipotesis (pre
judgment) atau tidak, dan kemukakan
argumentasinya.
f. Pengutipan rujukan dalam pembahasan gunakan
kajian pustaka.
g. Sitasi hasil penelitian atau pendapat orang lain
hendaknya disarikan dan dituliskan dalam kalimat
sendiri (tidak menggunakan kalimat yang persis
sama).
8. Simpulan
a. Simpulan hendaknya merupakan jawaban atas
pertanyaan penelitian
b. Ditulis sepanjang satu paragraf dalam bentuk esai,
tidak dalam bentuk numerical.
9. Ucapan Terimakasih
Berisi ucapan terimakasih kepada lembaga pemberi
dana, dan atau individu yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan manuskrip.
10 Daftar Pustaka
a. Rujukan yang dicantumkan dalam daftar pustaka
hanyalah rujukan yang benar-benar dikutip dalam
manuskrip.
b. Untuk artikel hasil penelitian, daftar pustaka
dirujuk minimal 45% dari artikel jurnal ilmiah.
c. Kemutakhiran jurnal ilmiah yang dirujuk harus
diperhatikan, sekurang-kurangnya merupakan hasil
publikasi yang relevan dalam 5 tahun terakhir.
d. Daftar pustaka disusun secara alfabetis
berdasarkan urutan abjad nama penulis.
48
e. Ketentuan nama penulis: nama yang ditampilkan
adalah nama akhir (nama keluarga) penulis diikuti
dengan singkatan nama awal (dan tengah jika ada).
Jika penulisnya lebih dari satu orang, maka cara
penulisannya sama.
f. Ketentuan penulisan judul rujukan seperti karya
ilmiah yang tidak dipublikasikan (un-published),
buku, jurnal, makalah seminar atau artikel lepas:
diawali dengan huruf kapital di setiap kata
penyusunnya, (kecuali kata penghubung). Khusus
judul artikel jurnal, huruf kapital hanya untuk awal
kalimat.
g. Tanda baca pada akhir penulisan nama, tahun,
judul artikel dan seterusnya diakhiri dengan titik (.)
sebelum dilanjutkan kata berikutnya. Khusus
penulisan volume (nomor) jurnal diberi tanda titik
dua (:) tanpa jarak spasi.
h. Penulisan daftar pustaka berdasarkan jenis rujukan
dapat dilihat dalam ketentuan sebagai berikut:
Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka
1. Jurnal Ilmiah
Apabila sumber pustaka berupa artikel dari jurnal ilmiah, ditulis
mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel. Nama
Jurnal (Nama jurnal diketik miring). Volume (Nomor) :
Halaman. Contoh:
Arifin, S. 2010. Penentuan Titik Patok Perbatasan Darat Indonesia-Malaysia. Jurnal Ilmu Hukum 11(4): 81-84.
2. Buku
a. Penulis Tunggal
49
Apabila sumber pustaka berupa buku teks dengan penulis tunggal, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis (nama depan, diikuti nama belakang). Tahun. Judul Buku (Judul Buku Dicetak Miring). Edisi (jika ada). Kota Penerbit : (titik dua) Nama Penerbit. Contoh:
Soekanto, S. 1983. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.
b. Penulis lebih dari satu Apabila sumber pustaka berupa buku teks dengan penulis
lebih dari satu, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis (nama
depan, diikuti nama belakang dan nama penulis berikutnya
ditulis normal). Tahun. Judul Buku (Judul Buku Dicetak
Miring). Edisi (jika ada). Kota Penerbit : (titik dua) Nama
Penerbit. Contoh : Bird, Kai, and Martin J. Sherwin. 2005. American Prometheus : The triump and tragedy of J. Robert Oppenheimer. New York : Alfred A Knopf.
c. Penulis lebih dari dua Cara penulisannya mengikuti pola penulisan penulis tunggal diikuti semua nama penulis dan ketentuan penulisan selanjutnya sama. Contoh : Appleby, Joyce, Lynn Hunt, and Margaret Jacob. 1994. Telling the truth about history. New York : W.W. Norton & Company.
d. Buku Terjemahan Apabila sumber pustaka berupa buku terjemahan ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis Asli. Tahun Buku Terjemahan. Judul Buku Terjemahan (Judul buku dicetak miring). Edisi (jika ada). Terjemahan (Nama Penerjemah). Kota : Nama Penerbit, (koma) Penerbit.
50
Contoh: Triggss, G. dan Presscott. 2011. Perbatasan Internasional Suatu Negara. Terjemahan K. Padmawinata. Semarang : PANDECTA Press.
e. Buku Bunga Rampai Apabila sumber pustaka berupa buku bunga rampai (kumpulan artikel) ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis Artikel. Tahun. Judul Artikel (ditulis tegak). Judul buku (Judul buku dicetak miring). Kota Penerbit : Nama Penerbit. Contoh: Pujiono. 1999. Penyelesaian Sengketa Bisnis di PN Jakarta Pusat. Dinamika Hukum Bisnis Kontemporer. Semarang : FH Unnes.
3. Prosiding
Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam prosiding
ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel
(ditulis tegak). Judul Seminar (ditulis miring). Tempat
Penyelenggaraan Seminar. Waktu Penyelenggaraan. Contoh:
Yudhanti,R. 2011. Perlindungan buruh Migrant Dalam Sistem Hukum Perburuhan di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional. Fakultas Hukum UNNES. 20 November 2011.
4. Karya Ilmiah Tidak Publikasi
Apabila sumber pustaka berupa karya ilmiah yang tidak
dipublikasikan (misal: Tesis, tesis, disertasi dan laporan
penelitian), ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul
Tulisan (Cetak Miring). Nama Proyek Penelitian. Instansi
penerbit/lembaga, Kota Penerbit.
Contoh: Waspiah. 2009. Perlindungan Paten Sederhana Bagi Produk UKM di Kota Tegal. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
51
5. Artikel Surat Kabar
Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam surat
kabar/majalah umum, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis.
Judul Artikel (Ditulis tegak). Nama Surat Kabar/Majalah (ditulis
miring). Kota: Tanggal, Bulan dan Tahun Terbit dan halaman.
Judul artikel dicetak miring. Contoh:
Syamsuddin, A. 2008. Penemuan Hukum ataukah Perilaku
Chaos? Kompas. Jakarta. 4 Januari 2008. hlm.16
6. Artikel Online
Apabila sumber pustaka berupa artikel jurnal online, ditulis
dengan urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel (Ditulis
miring). Alamat Website. <Tanggal diunduh>. Contoh:
Tuhulele, P. 2009. Urgensi Penamaan Pulau.
http://www.unpati.ac.id/olsupp/FH/HKM1112/Urgensi-
penama-an-htm. <diunduh tanggal 2 Juli 2010>.
7. Artikel tanpa Penulis
Apabila sumber pustaka berupa artikel yang tidak ada nama
penulisnya, maka ditulis mengikuti urutan: Anonim. Tahun.
Judul Tulisa (ditulis Miring). Kota Penerbit : (titik dua) Nama
Penerbit. Contoh: Anonim. 2015. Penyelesaian Sengketa Perbatasan Negara. Jakarta : Sinar Grafika. Penulisan untuk berbagai sumber lainnya pola penulisannya sama.
52
PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG NOMOR : 1 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN UJIAN TESIS MIH FH UNNES
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEKAN FAKULTAS HUKUM
Menimbang : bahwa dalam rangka menciptakan ketertiban dan
keteraturan penyelenggaraan ujian tesis, dilakukan secara
terarah, dengan pola seragam dan dipertanggungjawabkan
baik dari segi hukum maupun ilmiah dan mendapatkan penilaian
yang layak serta obyektif, perlu untuk menetapkan Peraturan
Dekan Fakultas Hukum
Mengingat : 1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
2.. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
3. . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
53
MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM TENTANG UJIAN TESIS MIH FH UNNES
(1) Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka semua peraturan tentang penyelenggaraan ujian tesis yang ada sebelum peraturan ini ditetapkan, dinyatakan tidak berlaku.
(2) Semua civitas akademika MIH Fakultas hukum Unnes wajib mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan ini.
(3) Peraturan Dekan Fakultas Hukum ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang Pada tanggal : 1 Februari 2016, Dekan Fakultas Hukum UNNES
Dr. Rodiyah, SPd., SH., MSi
NIP. 1972061920002001 Tembusan :
1. Koordinator MIH: ………
2.. Ka. Bag TU FH ...........
54
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ujian Tesis mahasiswa Magister Ilmu Hukum FH
Unnes yang dimaksud dengan :
a. Unnes adalah Universitas Negeri Semarang
b. Dekan adalah Dekan pada Fakultas Hukum Universitas Negeri
Semarang
c. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, moral dan
etika melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat;
d. Panitia penyelenggara adalah personel Magister Ilmu
Hukum FH Unnes yang ditunjuk berdasarkan Surat Tugas
Dekan FH Unnes untuk mempersiapkan dan mendukung
pelaksanaan ujian tesis sampai selesai;
e. Mahasiswa adalah mahasiswa aktif yang terdaftar di Program
MIH FH Unnes;
f. Teruji adalah Mahasiswa MIH yang telah mengikuti program
pendidikan di MIH FH Unnes dan telah memenuhi
persyaratan untuk mengikuti ujian tesis;
g. Tesis adalah tugas akhir mahasiswa Program MIH yang
menjadi syarat untuk meraig gelar Magister Hukum;
h. Penguji Tesis adalah dosen yang ditunjuk oleh Dekan FH
Unnes untuk mengevaluasi dan menilai hasil tugas akhir
mahasiswa Program MIH;
i. Dewan penguji Tesis adalah tim penguji tesis Mahasiswa MIH
55
yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang
anggota yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan FH
Unnes;
j. Sidang dewan ujian Tesis adalah rangkaian kegiatan ujian
Tesis Mahasiswa MIH sebagai teruji dihadapan dewan penguji
sesuai tata cara yang telah ditetapkan oleh lembaga;
k. Sidang dewan penguji adalah sidang yang dilakukan oleh
dewan penguji untuk menetapkan kelayakan nilai bagi teruji;
l. Tim evaluasi adalah tim yang dibentuk oleh Dekan MIH
Fakultas Hukum berdasarkan keputusan Dekan MIH Fakultas
Hukum untuk memberikan pertimbangan atas hasil penilaian
tim penguji Tesis yang memberikan nilai dibawah 70 dan atau
diatas 90 sebagai penyidang tingkat banding atas keputusan
dewan penguji;
m. Sekretaris penguji adalah personel MIH Fakultas Hukum yang
ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan MIH Fakultas Hukum
untuk membantu pelaksanaan ujian Tesis;
n. Penyelesaian Tesis adalah proses tahap akhir penyusunan
Tesis dengan melengkapi persetujuan pembimbing sesuai
batas waktu yang telah ditentukan oleh lembaga;
o. Ujian Tesis adalah kegiatan Mahasiswa MIH untuk
mempertanggungjawabkan proses hasil penelitian dan
penulisan Tesis melalui sidang dewan penguji;
p. Ujian Tesis susulan adalah ujian Tesis yang diberikan kepada
Mahasiswa MIH yang tidak dapat mengikuti ujian sesuai
jadwal yang telah ditentukan, karena suatu alasan yang sah.
q. Tata tertib sidang ujian Tesis adalah merupakan rangkaian
perangkat pelaksanaan ujian Tesis yang memuat pengaturan
waktu dan susunan acara selama ujian berlangsung yang
ditetapkan oleh lembaga;
56
r. Perbaikan Tesis adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Mahasiswa MIH untuk memperbaiki naskah Tesis sesuai
dengan petunjuk dan hasil koreksi dari dewan penguji;
s. Penyerahan Tesis adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Mahasiswa MIH untuk menyerahkan naskah Tesis yang telah
diperbaiki dan mendapatkan pengesahan dari dewan penguji
kepada Koordinator Prodi MIH Fakultas Hukumberupa hard
copy dan soft copy;
t. Penjiplakan (plagiat) adalah pengambilan karangan (pendapat,
pernyataan, tulisan, data dsb) orang lain sebagian atau
seluruhnya ke dalam naskah Tesis dan menjadikannya seolah-
olah karangan (pendapat) tersebut merupakan pendapatnya
sendiri, tanpa menyebutkan sumbernya;
u. Pihak lain adalah seseorang yang membantu
menyusun/membuatkan Tesis Mahasiswa MIH baik sebagian
ataupun keseluruhan dari naskah Tesis;
v. Pembatalan Tesis adalah tindakan administratif yang
diberikan oleh lembaga melalui sidang dewan penguji Tesis
dan atau sidang dewan akademik terhadap Mahasiswa MIH
yang secara nyata terbukti melakukan penjiplakan dan atau
penulisan Tesis oleh pihak lain;
w. Pemberhentian status Mahasiswa MIH /drop out (DO)
adalah proses pencabutan status Mahasiswa atas diri
Mahasiswa MIH yang disebabkan oleh hal-hal tertentu yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundangan.
57
Pasal 2
Ruang Lingkup Ujian Tesis
Ruang lingkup Peraturan Dekan Fakultas Hukum tentang Ujian Tesis
bagi Mahasiswa MIH meliputi:
a. Seminar Hasil Penelitian
b. Ujian Tesis;
c. Perbaikan dan Penyerahan Tesis;
d. Sanksi.
BAB II
SEMINAR HASIL PENELITIAN
Pasal 3
Usulan Seminar Hasil Penelitian
(1) Mahasiswa yang sudah menyelesaikan penelitian tesis dan
mampu menghasilkan kesimpulan sebagai hasil penelitian
tersebut dapat mengajukan penyelenggaraan Seminar Hasil
Penelitian.
(2) Seminar Hasil Penelitian diselenggarakan untuk mendapatkan
masukan-masukan guna kesempurnaan draft Tesis.
(2) Usulan untuk penyelenggaraan Seminar Hasil Penelitian dapat
diajukan kepada Koordinator Program Studi MIH setelah
mahasiswa mendapatkan persetujuan dari para Pembimbing
Tesis.
Pasal 4
Pelaksanaan Seminar Hasil Penelitian
(1) Koordinator Program Studi MIH menjadwalkan Seminar Hasil
Penelitian setelah menerima pengajuan usulan Seminar Hasil
Penelitian dari mahasiswa yang disetujui oleh para Pembimbing
Tesis.
58
(2) Seminar Hasil Penelitian dihadiri oleh Dewan Penguji yang
terdiri atas Ketua dan Sekretaris Sidang, serta dua orang dewan
penguji.
(3) Ketua Sidang dijabat secara ex-officio oleh Dekan Fakultas
Hukum
(4) Sekretaris Sidang dijabat secara ex-officio oleh Koordinator
Program Studi MIH
(5) Pembimbing I dan Pembimbing II bertindak sebagai Penguji I
dan Penguji II
(6) Seminar Hasil Penelitian bersifat tertutup
(7) Setelah Seminar Hasil Penelitian, Dewan Penguji menetapkan
apakah draft Tesis dapat atau tidak dapat diteruskan ke Ujian
Tesis.
BAB III
UJIAN TESIS
Pasal 5
Penyelesaian Tesis
(1) Tesis yang telah lulus Ujian Seminar Hasil Penelitian dan
menurut pembimbing telah memenuhi persyaratan untuk
dipertahankan sebagai suatu karya tulis ilmiah, ditandatangani
oleh pembimbing Tesis pada halaman persetujuan. Selanjutnya
naskah yang sudah dijilid diserahkan kepada Bagian Akademik
MIH Fakultas Hukum sebanyak 4 (empat) rangkap.
(2) Penyerahan Tesis kepada Bagian Akademik MIH Fakultas
Hukum selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan
ujian Tesis, atau berdasarkan jadwal yang ditetapkan oleh
lembaga.
59
(3) Penyampaian Tesis kepada dewan penguji dilakukan oleh Bagian
Akademik MIH FH Unnes.
Pasal 6
Penyelenggaraan Ujian
(1) Bagian Akademik MIH Fakultas Hukum sebagai
penyelenggara ujian Tesis :
a. mengecek persyaratan akademik dan non akademik
bagi Mahasiswa MIH untuk dapat mengikuti ujian
Tesis;
b. melaporkan kepada Dekan MIH Fakultas Hukum
apabila terdapat Mahasiswa MIH yang tidak
memenuhi persyaratan mengikuti Tesis;
c. menunjuk dewan penguji Tesis melalui Keputusan
Dekan FH Unnes;
d. menyusun jadwal ujian Tesis.
(2) Kewajiban dan larangan bagi teruji adalah :
a. sebelum ujian berlangsung :
1) teruji diijinkan memasuki ruang ujian untuk
mempersiapkan dan mengecek alat bantu
ujian;
2) teruji harus sudah berada di tempat ujian
selambat-lambatnya 30 menit sebelum ujian
dimulai;
3) teruji hanya dibenarkan membawa alat-alat
60
yang diperlukan dan diperkenankan untuk
kepentingan ujian;
4) teruji yang datang terlambat hanya dapat
memasuki ruang ujian setelah diijinkan oleh
dewan penguji
b. selama ujian berlangsung :
1) Teruji tidak diperkenankan meninggalkan
ruang ujian, kecuali atas ijin dewan penguji;
2) Teruji wajib memaparkan Tesis dihadapan
dewan penguji;
3) Teruji wajib memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan oleh dewan penguji;
4) Teruji wajib menunjukan sikap dan etika yang
baik selama pelaksanaan ujian;
5) Teruji wajib mentaati tata cara pelaksanaan
ujian Tesis;
6) Teruji wajib menandatangani berita acara ujian
Tesis.
7) Teruji dilarang untuk :
(a) menyediakan makanan, minuman dan
souvenir dalam bentuk apapun kedalam
ruang ujian;
(b) membawa peralatan/barang yang dapat
mengganggu pelaksanaan ujian.
Pasal 7
Persyaratan Mengikuti Ujian
(1) Pada akhir tingkat, Teruji memperoleh nilai pada aspek
61
pengetahuan dan keterampilan dengan Indeks Prestasi
Komulatif (IPK) > 2,50.
(2) Teruji telah mengikuti seluruh program kegiatan yang
dilaksanakan oleh MIH FH Unnes.
(3) Teruji telah melakukan proses bimbingan min 10 kali
pertemuan (tatap muka) dengan pembimbing.
(4) Tesis telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
keputusan Dekan MIH Fakultas Hukum tentang petunjuk
teknis penyusunan dan pembimbingan Tesis bagi Mahasiswa
MIH Fakultas Hukum dan telah disetujui oleh pembimbing.
Pasal 8
Dewan Penguji Tesis
(1) Penunjukan dewan penguji Tesis berdasarkan kompetensi
bidang ilmu/ disiplin ilmu yang dimilikinya.
(2) Dewan penguji Tesis terdiri dari :
a. ketua;
b. anggota I;
c. anggota II (pembimbing Tesis).
Pasal 9
Syarat Dewan Penguji Tesis
(1) Ketua adalah :
a. seorang yang bergelar Profesor atau Doktor;
62
b. dosen dan personel praktisi lain dengan kualifikasi
tertentu yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan
Fakultas Hukum.
(2) Anggota I dan II adalah :
a. dosen MIH Fakultas Hukum dengan kualifikasi minimal
Doktor;
b. dosen dan personel praktisi lain dengan kualifikasi tertentu
yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan Fakultas
Hukum Unnes.
Pasal 10
Syarat Sekretaris Ujian Tesis
Persyaratan sebagai sekretaris ujian Tesis adalah:
a. Pegawai MIH Fakultas Hukum yang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) golongan 3 (tiga);
b. Pegawai MIH Fakultas Hukumyang memiliki kualifikasi
minimal S1;
c. Pegawai MIH Fakultas Hukumdengan kualifikasi tertentu
yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan Fakultas Hukum
Pasal 11
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Penguji Tesis
(1) Ketua mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. memimpin dan bertanggung jawab atas kelancaran
penyelenggaraan ujian Tesis Mahasiswa MIH ;
b. memutuskan ditolak atau dilaksanakan pengujian Tesis
setelah dipertimbangkan bersama anggota dewan penguji,
63
apabila ditemukan adanya penjiplakan dan atau penulisan
Tesis oleh pihak lain;
c. mendengarkan paparan dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada teruji;
d. memutuskan Tesis teruji diperbaiki atau tidak, setelah
dipertimbangkan bersama anggota dewan penguji;
e. memberikan penilaian melalui mekanisme sidang dewan
penguji dan menandatangani blanko penilaian yang
tersedia;
f. menandatangani berita acara ujian Tesis dan keputusan
dewan penguji Tesis pada lembar blangko yang tersedia;
g. membacakan keputusan dewan penguji.
(2) Anggota I dan II mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
a. membantu ketua dalam pelaksanaan ujian Tesis;
b. turut serta menentukan ditolak atau tidaknya pengujian
Tesis;
c. mendengarkan paparan dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada teruji;
d. memberikan penilaian Tesis teruji;
e. membubuhkan tanda tangan pada lembar penilaian
akhir Tesis dan berita acara ujian Tesis.
Pasal 12
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Ujian Tesis
Sekretaris mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. membantu kelancaran pelaksanaan ujian Tesis;
b. menghadapkan teruji kepada dewan penguji;
c. mencatat setiap kegiatan/ pembicaraan selama berlangsungnya
64
ujian Tesis, termasuk mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki
pada naskah Tesis teruji;
d. bertindak sebagai saksi pada pelaksanaan ujian Tesis;
e. mempersiapkan segala kebutuhan alat tulis dan kebutuhan
administrasi lainnya selama kegiatan ujian berlangsung;
f. menghimpun dan menghitung nilai hasil ujian yang diberikan
oleh ketua dan anggota penguji I dan II;
g. mengisi berita acara pelaksanaan ujian dan blangko pengesahan
nilai akhir Tesis serta menyerahkan kepada dewan penguji
untuk ditandatangi;
h. mengingatkan alokasi penggunaan waktu baik untuk teruji
maupun penguji.
Pasal 13
Mekanisme Penunjukan Penguji Tesis
(1) Ketua dan anggota I serta anggota II ditetapkan berdasarkan
keputusan Dekan MIH Fakultas Hukumdengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam pasal 7 ayat 1 dan 2.
(2) Apabila tim penguji berdasarkan kesepakatan tim tidak dapat
menguji pada waktu yang ditetapkan, diberikan satu kali
kesempatan untuk mengajukan permohonan menjadwal ulang
waktu ujian minimal tiga hari sebelum pelaksanaan ujian.
(3) Jika tim penguji tidak dapat melaksanakan ujian pada waktu
penjadwalan ulang yang telah ditetapkan, maka akan
mendapatkan tim penguji baru.
65
Pasal 14
Sidang Ujian Tesis
(1) Persiapan :
a. Dewan Penguji terlebih dahulu membicarakan secara
umum atas Tesis teruji, apabila Tesis ditemukan
adanya penjiplakan dan atau penulisannya oleh pihak
lain dewan penguji Tesis memutuskan untuk menolak
atau tidak melanjutkan sidang ujian Tesis;
b. Ketua memberikan arahan/penjelasan tentang
mekanisme sidang ujian Tesis.
c. Dalam hal anggota II (pembimbing Tesis) berhalangan
hadir, sidang ujian tetap dilaksanakan;
d. Dalam hal ketua berhalangan hadir, ujian ditunda 1
(satu) kali, dan apabila ketua masih berhalangan hadir
untuk kedua kali, maka lembaga menunjuk ketua
pengganti;
e. Dalam hal anggota I berhalangan hadir, sidang ujian
tetap dilaksanakan dengan digantikan oleh anggota
cadangan yang telah disiapkan oleh lembaga.
(2) Pelaksanaan sidang ujian Tesis :
a. Ujian dilaksanakan pada tempat dan waktu yang telah
ditentukan oleh panitia ujian;
b. Alokasi waktu pelaksanaan sidang ujian Tesis + 120
menit ;
c. Sidang ujian Tesis bersifat terbuka dan dapat dihadiri
oleh Mahasiswa MIH lain;
d. Teruji melaporkan kesiapan untuk diuji;
e. Ketua sebelum pelaksanaan siding ujian Tesis
66
menanyakan kesiapan serta kesehatan kepada teruji;
f. Ketua membacakan tata tertib pelaksanaan sidang
ujian Tesis;
g. Ketua mempersilahkan teruji untuk melaksanakan
paparan;
h. Tanya jawab dilaksanakan mulai dari anggota I, ketua
selanjutnya anggota II.
i. Teruji diberi kesempatan untuk memberi
jawaban/penjelasan terhadap setiap pertanyaan
maupun saran yang diajukan.
j. Ketua memberikan kesimpulan terhadap
koreksi/pendapat dari dewan penguji, selanjutnya
mempersilakan teruji keluar ruangan;
k. Sekretaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagaimana pasal 10 tersebut di atas.
Pasal 15
Ujian Tesis Susulan
Mahasiswa MIH dapat mengikuti ujian Tesis susulan dengan
ketentuan :
a. tidak dapat mengikuti jadwal ujian Tesis yang telah
ditetapkan oleh lembaga karena sakit, ijin dan dinas yang
dinyatakan dengan surat keterangan yang sah dari pejabat
yang berwenang;
b. mengajukan permohonan ujian Tesis susulan secara tertulis
kepada Bidang Akademik Fakultas hukum;
c. batas waktu pelaksanaan ujian Tesis susulan maksimal 5
(lima) hari setelah jadwal ujian Tesis berakhir.
67
Pasal 16
Sistem Penilaian Ujian Tesis
Sistem penilaian ujian Tesis terdiri atas:
a. nilai tertinggi ujian Tesis yang dapat diberikan oleh penguji
adalah 100 (BAIK SEKALI);
b. nilai terendah lulus ujian Tesis yang dapat diberikan oleh
penguji adalah 0 -44,99 (KURANG SEKALI);
c. nilai akhir ujian Tesis tidak dapat dibulatkan;
d. Dekan membentuk tim evaluasi untuk memberi pertimbangan
atas hasil penilaian tim penguji yang terdiri dari:
1) Dekan MIH Fakultas Hukumsebagai ketua tim;
2) Koordinator Prodi MIH sebagai sekretaris;
3) Anggota terdiri dari Dosen Fakultas hukum yang
ditunjuk oleh Dekan Fakultas hukum.
e. evaluasi terhadap hasil penilaian tim penguji dengan
memperhatikan:
1) naskah Tesis yang dinilai;
2) alasan yang menjadi pertimbangan pemberian nilai
oleh tim penguji;
3) apabila dianggap perlu dapat meminta penjelasan pada
tim penguji atau pada teruji.
f. apabila tim evaluasi menemukan ketidakserasian antara hal-
hal yang dinilai dengan naskah Tesis dan alasan pemberian
nilai, maka dilakukan penilaian ulang oleh tim evaluasi.
g. untuk menghitung indeks prestasi adalah nilai huruf
diterjemahkan ke dalam angka dengan bobot nilai :
Rentang Kategori Bobot Klasifikasi
68
Nilai
90 - 100 A 4,00 BAIK SEKALI
(BS)
83 - 89,99 B+ 3,60 BAIK (B)
75 - 82,99 B 3,20 BAIK (B)
68 - 74,99 C+ 2,80 CUKUP (C)
60 - 67,99 C 2,40 CUKUP (C)
52,50 - 59,99 D+ 2,00 KURANG (K)
45 - 52,49 D 1,00 KURANG (K)
0 - 44,99 E 0 KURANG SEKALI
(KS)
h. penilaian yang diberikan oleh Dewan Penguji berupa nilai
angka yang nantinya akan dikonversikan dengan nilai huruf.
Pasal 17
Bobot Penilaian Ujian Tesis
(1) Penilaian ujian Tesis yang diberikan oleh Ketua, Anggota I
dan Anggota II (pembimbing) dengan bobot :
Ketua : 40%
Anggota I : 30%
Anggota II (pembimbing) : 30%
Nilai Akhir Tesis (NAT) merupakan penjumlahan dari nilai
rata-rata ketua dan anggota X bobot : jumlah bobot dengan
rumus sebagai berikut :
69
(2) Penilaian Tesis yang diberikan oleh Ketua dan Anggota I
sedangkan Anggota II
(pembimbing) tidak hadir dengan bobot :
Ketua : 50%
Anggota I : 30%
Anggota II (pembimbing) : 20%
Nilai Akhir Tesis (NAT) merupakan penjumlahan dari nilai
rata-rata ketua dan anggota X bobot : jumlah bobot dengan
rumus sebagai berikut :
Pasal 18
Aspek Penilaian Ujian Tesis
(1) Aspek penilaian Tesis meliputi penulisan Tesis serta paparan
dan tanya jawab pada sidang ujian Tesis.
(2) Rincian masing-masing aspek yang dinilai adalah :
a. Penulisan Tesis meliputi :
1) teknis penulisan;
2) kesesuaian dengan tata cara penulisan Tesis
sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis
penyusunan dan bimbingan Tesis bagi Mahasiswa
70
MIH Fakultas Hukum;
3) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
b. Substansi penulisan Tesis meliputi :
1) Proses Penelitian
(a) ketepatan identifikasi permasalahan yang
diformulasikan dalam judul dan fokus
permasalahan/persoalan penelitian;
(b) pemilihan teori/konsep yang relevan
dengan permasalahan;
(c) penggunaan teori/konsep yang dipilih
dalam pembahasan;
(d) ketepatan alasan pemilihan/penggunaan
metode penelitian berdasarkan
pendekatan penelitian yang
digunakannya;
(e) kesesuaian antara teknik pengumpulan
data dengan instrumen
penelitian/pedoman pengumpulan data
dan sampel/informan;
(f) ketepatan uraian tentang teknik analisis
data dalam “Rancangan dan Pelaksanaan
Penelitian” serta penggunaannya dalam
“Temuan Penelitian” dan “Pembahasan”.
2) Materi Tesis meliputi :
(a) uraian “Latar Belakang Permasalahan”
dapat menggambarkan secara menarik
dan tepat alasan penentuan permasalahan
yang diteliti dan kaitannya dengan
perumusan judul;
71
(b) ketepatan pemilihan persoalan/pertanyaan
penelitian;
(c) kejelasan uraian tentang teori/konsep
yang dipilih serta relevansinya dengan
permasalahan;
(d) ketepatan uraian tentang pelaksanaan
pengumpulan data/informasi serta teknik
analisis data, dikaitkan dengan
pelaksanaan penelitian lapangan;
(e) temuan penelitian dapat
menjawab/menjelaskan persoalan/
pertanyaan penelitian;
(f) kedalaman penggunaan teori/konsep yang
diuraikan dalam kepustakaan konseptual
pada pembahasan;
(g) kesimpulan harus memuat hasil temuan
lapangan dan analisis berdasarkan teori
yang diajukan sebagai landasan berpikir;
(h) saran atau rekomendasi yang disampaikan
berkaitan dengan permasalahan dan
kesimpulan serta dirumuskan secara rinci
dan aplikatif serta ide atau inovasi penulis
terhadap hasil penelitiannya.
c. Paparan dan tanya jawab :
1) paparan meliputi
(a) kesiapan bahan yang dipaparkan;
(b) kemampuan memaparkan materi secara
utuh;
(c) penampilan dan penguasaan diri;
72
(d) ketepatan penggunaan waktu yang
dialokasikan.
2) tanya jawab
(a) kemampuan menjawab pertanyaan secara
tepat;
(b) kemampuan mengemukakan argumentasi
terhadap jawaban yang disampaikan;
(c) kemampuan memberikan penjelasan yang
berkaitan dengan substansi naskah Tesis;
(d) kemampuan mengartikan permasalahan
yang diteliti dalam konteks yang lebih
luas.
BAB III
PERBAIKAN DAN PENYERAHAN NASKAH TESIS
Pasal 19
Perbaikan Naskah Tesis
(1) Perbaikan Tesis dilakukan sesuai dengan koreksi yang telah
dicatat oleh sekretaris dan atau dewan penguji dengan waktu
perbaikan terhitung 5 (lima) hari sejak pelaksanaan ujian,
termasuk hari libur.
(2) Apabila Tesis masih belum sesuai dengan hasil koreksi dewan
penguji, maka tim koreksi akan memberikan catatan tentang
materi yang masih harus diperbaiki pada blanko merah, dan
dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari harus sudah
dikembalikan kepada tim koreksi.
(3) Apabila tim koreksi menemukan ketidaksesuaian penulisan
Tesis dengan petunjuk teknis penyusunan dan bimbingan
73
Tesis, maka tim koreksi membuat catatan untuk perbaikan.
(4) Naskah Tesis yang telah dinyatakan lengkap oleh tim koreksi
diberikan keterangan pada blanko warna biru (blanko
persetujuan).
(5) Pengajuan naskah Tesis yang telah diperbaiki, harus
dilengkapi dengan daftar perbaikan yang telah dilakukan.
(6) Naskah Tesis yang sudah diperbaiki dan dinyatakan telah
memenuhi syarat, ditandatangani oleh dewan penguji.
(7) Naskah Tesis yang telah diperbaiki diserahkan pada Bagian
Akademik Fakultas hukum, selanjutnya diperiksa oleh tim
koreksi yang ditunjuk berdasarkan surat perintah Dekan
Fakultas hukum
Pasal 20
Penyerahan Naskah Tesis
Naskah Tesis yang telah memenuhi syarat dan sudah ditandatangani
oleh Dewan Penguji diserahkan dan dicatatkan pada Bagian
Akademik MIH Fakultas Hukum berikut cakram/CD (soft copy),
untuk selanjutnya dilakukan penjilidan (sampul Tesis warna coklat
muda).
74
BAB IV
SANKSI DAN PENGHARGAAN
Bagian I
Sanksi Terhadap Mahasiswa MIH / Teruji dan Pihak Lain
Pasal 21
Penundaan Ujian Tesis
(1) Bagi teruji yang tidak dapat menyelesaikan Tesis dalam kurun
waktu yang telah ditetapkan, masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan Tesis dalam kurun waktu 1 (satu) minggu.
(2) Teruji tersebut ayat (1) yang dapat menyelesaikan Tesisnya,
diuji secara khusus dan bila dinyatakan lulus, dilakukan
yudisium.
Pasal 22
Tidak boleh mengikuti Ujian Tesis
Teruji tidak diperbolehkan mengikuti Ujian Tesis apabila:
a. tidak memenuhi syarat untuk mengikuti ujian Tesis
sebagaimana diatur pada Pasal 5 (lima) peraturan ini, atau;
b. tidak hadir 30 menit dari jadwal ujian Tesis yang telah
ditetapkan dan disepakati oleh dewan penguji Tesis.
Pasal 23
Tidak Lulus Ujian Tesis
(1) Teruji diberhentikan mengikuti sidang ujian Tesis apabila
melakukan tindakan atau perbuatan yang bertentangan
dengan pasal 4 ayat (2) huruf b nomor 4 dan 5), atau
75
melakukan tindakan sebagaimana diatur pada pasal 4 ayat (2)
huruf b nomor 6) atas penilaian dan kesepakatan dewan
penguji dan teruji dinyatakan tidak lulus. (2) Teruji yang memperoleh nilai akhir Kurang Sekali (0- 49,99)
dari dewan penguji Tesis dan ditetapkan oleh sidang Dewan
Akademik.
(3) Terhadap keputusan tidak lulus dari Dewan Akademik, teruji
dapat mengajukan permohonan banding kepada Dekan
Fakultas hukum.
Pasal 24
Penurunan Tingkat Mahasiswa MIH /Drop In (DI)
(1) Mahasiswa MIH yang tidak mampu menyelesaikan Tesis
sebagaimana pada pasal 19, dinyatakan Drop In (DI)
berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Hukum dan wajib
mengikuti seluruh proses penyusunan dan ujian Tesis
angkatan berikutnya.
(2) Mahasiswa MIH yang dinyatakan Drop In (DI) sebagaimana
dimaksud ayat (1) hanya diberikan kesempatan 1 (satu) kali
mengulang ujian Tesis.
Pasal 25
Pemberhentian Status Kemahasiswaan /Drop Out (DO)
Mahasiswa MIH yang dinyatakan Drop In (DI) sebagaimana
dimaksud pasal 22 ayat (2) apabila dinyatakan tidak lulus, dikenakan
sanksi Drop Out (DO) berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas
Hukum.
Pasal 26
76
Pembatalan Tesis
(1) Tesis yang diketahui sebagian atau seluruhnya merupakan
hasil penjiplakan atau ditulis oleh pihak lain, dewan penguji
dapat memberikan sanksi pembatalan Tesis, dan ditolak untuk
diuji.
(2) Terhadap keputusan pembatalan Tesis tersebut, teruji dapat
mengajukan permohonan banding kepada Dekan Fakultas
hukum.
(3) Dekan MIH Fakultas Hukumsetelah mendengar penjelasan
dewan penguji dan pertimbangan Dewan Akademik, dapat
memberikan sanksi Drop Out (DO) berdasarkan keputusan
Dekan Fakultas hukum.
Pasal 27
Sanksi Terhadap Pihak Lain
(1) Terhadap pembimbing Tesis/dosen/tenaga kependidikan atau
pihak lain yang dicurigai membantu menyusun Tesis
Mahasiswa MIH, dapat diberikan sanksi oleh Dekan Fakultas
hukum.
(2) Dalam hal dugaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dibuktikan, maka Dekan MIH Fakultas Hukumdapat
menjatuhkan sanksi kepada pembimbing Tesis/dosen/tenaga
kependidikan atau pihak lain berupa :
a. pencabutan haknya sebagai pembimbing Tesis;
b. pencabutan haknya sebagai pengajar di Fakultas
hukum;
c. memproses dalam sidang profesi atau disiplin;
d. meneruskan prosesnya ke peradilan pidana.
77
BAB V
KETENTUAN LAIN
Pasal 28
Panitia Penyelenggara
(1) MIH Fakultas Hukum membentuk panitia penyelenggaraan
ujian Tesis yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Hukum
Unnes.
(2) Dalam hal Dekan MIH Fakultas Hukum berhalangan
dipimpin oleh Koordinator Prodi MIH Fakultas hukum.
(3) Panitia Penyelenggara melaksanakan tugas secara umum
adalah :
a. menyelenggarakan rapat penentuan dewan penguji
Tesis;
b. menetapkan dewan penguji Tesis;
c. menyelenggarakan rapat koordinasi dengan ketua
(Dewan Penguji);
d. menyusun jadwal pelaksanaan ujian Tesis;
e. menyiapkan administrasi pendukung kegiatan ujian
Tesis;
f. melaksanakan rapat koordinasi terkait pelaksanaan ujian
Tesis, dan;
g. tugas-tugas lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan
ujian Tesis.
Pasal 29
Format Blanko Ujian Tesis
Dalam penyelenggaraan ujian Tesis perlu disiapkan format blanko
78
sebagaimana terlampir dalam Peraturan ini yaitu :
a. lembar penilaian ujian Tesis;
b. lembar penilaian akhir Tesis;
c. lembar berita acara ujian Tesis;
d. lembar keputusan dewan penguji.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 30
(1) Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka semua peraturan
tentang penyelenggaraan ujian Tesis yang ada sebelum
peraturan ini ditetapkan, dinyatakan tidak berlaku.
(2) Semua civitas akademika MIH Fakultas Hukum wajib
mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan ini.
(3) Peraturan Dekan Fakultas Hukum ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
Paraf:
Koordinator MIH : ………....
Kabag. TU FH : ………….
Disahkan di Semarang
Pada tanggal : 1 Februari 2016
Ditetapkan di Semarang Pada tanggal : 1 Februari 2016,
DEKAN FAKULTAS HUKUM
UNNES Dr. Rodiyah SPd., SH., MSi
NIP 197206192000032001
79
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Penilaian Anggota Penguji I
Lampiran 2 : Lembar Penilaian Anggota Penguji II
Lampiran 3 : Lembar Penilaian Ketua Penguji Lampiran 4 : Lembar Penilaian Akhir Sidang Dewan Penguji Tesis
Lampiran 5 : Lembar Berita Acara Ujian Tesis Lampiran 6 : Lembar Keputusan Dewan Penguji
Lampiran 7 : Tata Urut Kegiatan dan Tata Tertib Ujian Tesis Mahasiswa MIH FH Unnes Lampiran 8 : Pembagian/Alokasi Waktu Pelaksanaan Ujian Tesis
Lampiran 9 : Hal-Hal yang Perlu Dipedomani Dalam Perbaikan Naskah Tesis
80
LAMPIRAN 1
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS HUKUM
LEMBAR PENILAIAN
ANGGOTA PENGUJI I
Nama Teruji : …………………………………………......
NIM : …………………………………………......
Judul Tesis : …………………………………………...................................................................... …………………………………………......................................................................
…………………………………………...................................................................... …………………………………………...... ...............................................................
No
Aspek yang di nilai
Nilai
Keterangan
Angka
Huruf
1 Proses Penelitian
a. Ketepatan identifikasi permasalahan
81
b. Pemilihan teori / konsep yang relavan
c. Penggunaan teori / konsep yang dipilih
d.
Ketepatan alasan pemilihan / penggunaan
metolit
e. Kesesuaian kerangka berpikir
f. Ketepatan uraian ttg teknis analisis data
2 Substansi Materi
a. Uraian latar belakang permasalahan
b. Ketepatan pemilihan fokus penelitian
c.
Kejelasan uraian tentang teori / konsep yang
dipilih
d. Ketepatan uraian tentang pelaksanaan pul data serta teknik analisis data
e. Dalam pembahasan apakah sudah menggunakan teori /
konsep yang di uraikan dalam tinjauan
kepustakaan
f. Kedalaman pembahasan temuan penelitian
g. Ketetapan kesimpulan
h. Kejelasan saran
3 Paparan
82
a. Kesiapan bahan yang di paparkan
b. Kemampuan memaparkan materi secara utuh
c. Penampilan dan penguasaan diri
d. Substansi sesuai Pedoman Pembuatan Tesis
4 Tanya jawab
a. Kemampuan menjawab pertanyaan secara tepat
b. Kemampuan mengemukakan argumentasi
c. Kemampuan menguasai materi Tesis
d. Kemampuan mengartikan permasalahan
yang di teliti
J u m l a h
Nilai rata-rata (jumlah di bagi 4)
Semarang, ….. , ……………….. 20
Anggota Pengguji I
83
LAMPIRAN 2
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS HUKUM
LEMBAR PENILAIAN ANGGOTA PENGUJI II
Nama Teruji : ………………………………………………………………………....
NIM : ………………………………………………………………………….
Judul Tesis : …………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………….
No
Aspek yang di nilai Nilai
Ket
Angka
Huruf
1 Metode Penelitian
a. Ketepatan identifikasi permasalahan
b. Pemilihan teori / konsep yang relavan
c. Penggunaan teori / konsep yang dipilih
d. Ketepatan alasan pemilihan / penggunaan metolit
e. Kesesuaian kerangka berpikir
84
f. Ketepatan uraian ttg teknis analisis data
2 Substansi Materi
a. Uraian latar belakang permasalahan
b. Ketepatan pemilihan fokus penelitian
c. Kejelasan uraian tentang teori / konsep yang dipilih
d. Ketepatan uraian tentang pelaksanaan pul data serta
teknik analisis data
e. Dalam pembahasan apakah sudah menggunakan teori /
konsep yang di uraikan dalam tinjauan kepustakaan
f. Kedalaman pembahasan temuan penelitian
g. Ketetapan kesimpulan
h. Kejelasan saran
3 Paparan
a. Kesiapan bahan yang di paparkan
b. Kemampuan memaparkan materi secara utuh
c. Penampilan dan penguasaan diri
d. Substansi sesuai Pedoman Pembuatan Tesis
4 Tanya jawab
a. Kemampuan menjawab pertanyaan secara tepat
b. Kemampuan mengemukakan argumentasi
c. Kemampuan menguasai materi Tesis
d. Kemampuan mengartikan permasalahan yang di teliti
85
J u m l a h
Nilai rata-rata (jumlah di bagi 4)
Semarang, ….. , ……………20
Anggota Pengguji II
86
LAMPIRAN 3 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
LEMBAR PENILAIAN KETUA PENGUJI
Nama Teruji : ………………………………………………………………………...
NIM : …………………………………………………………………………
Judul Tesis : ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
No
Aspek yang di nilai Nilai
Ket
Angka
Huruf
1 Metode Penelitian
a. Ketepatan identifikasi permasalahan
b. Pemilihan teori / konsep yang relavan
c. Penggunaan teori / konsep yang dipilih
d. Ketepatan alasan pemilihan / penggunaan metolit
e. Kesesuaian kerangka berpikir
87
f. Ketepatan uraian ttg teknis analisis data
2 Substansi Materi
a. Uraian latar belakang permasalahan
b. Ketepatan pemilihan fokus penelitian
c. Kejelasan uraian tentang teori / konsep yang dipilih
d. Ketepatan uraian tentang pelaksanaan pul data serta
teknik analisis data
e. Dalam pembahasan apakah sudah menggunakan teori /
konsep yang di uraikan dalam tinjauan kepustakaan
f. Kedalaman pembahasan temuan penelitian
g. Ketetapan kesimpulan
h. Kejelasan saran
3 Paparan
a. Kesiapan bahan yang di paparkan
b. Kemampuan memaparkan materi secara utuh
c. Penampilan dan penguasaan diri
d. Substansi sesuai Pedoman Pembuatan Tesis
4 Tanya jawab
a. Kemampuan menjawab pertanyaan secara tepat
b. Kemampuan mengemukakan argumentasi
c. Kemampuan menguasai materi Tesis
d. Kemampuan mengartikan permasalahan yang di teliti
88
J u m l a h
Nilai rata-rata (jumlah di bagi 4)
Semarang, ….. , ……………….. 20
Ketua Pengguji
89
LAMPIRAN 4
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
LEMBAR PENILAIAN AKHIR SIDANG DEWAN PENGUJI TESIS
Nama Teruji : …………………………………………………………………………..
NIM : …………………………………………………………………………..
Judul Tesis : …………………………………………………………………………..
No
P e n i l a i
Bobot Nilai Keterangan
Angka Huruf
1 Ketua Penguji 40%
2 Anggota Penguji 1 30%
3 Anggota Penguji 2 (Pembimbing) 30%
Nilai Akhir Tesis
NAT = (NRK x 4) + (NRA I x 3) + (NRA II x 3)
10
Semarang, 2016
90
a. Ketua Penguji : a. …………………….
b. Anggota Penguji 1 : b. …………….......
c. Anggota Penguji 2 : c. …………………….
91
LAMPIRAN 5
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS HUKUM
BERITA ACARA UJIAN TESIS
Pada hari ini . . . . . . . . . . . Tanggal . . . , Bulan . . . . . . . Tahun Dua Ribu . . . . ., Pukul . . . .
. . s/d . . . . . WIB, telah diselenggarakan Ujian Tesis Mahasiswa MIH FH UNNES.
Nama Teruji : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . No. Akademi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Judul Tesis : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Mahasiswa MIH tersebut diatas telah dinyatakan :* LULUS / TIDAK LULUS / LULUS DENGAN
SYARAT PERBAIKAN TESIS dalam mempertahankan Tesis.
2. Dalam hal LULUS DENGAN SYARAT PERBAIKAN TESIS : a. Agar melakukan perbaikan naskah Tesis, sebagaimana yang telah diarahkan oleh Dewan
92
Penguji (catatan perbaikan Tesis terlampir). b. Nilai hasil Ujian Tesis dinyatakan sah setelah diumumkan kelulusannya dan lembar akhir
penilaian ujian Tesis ditandatangani oleh Dewan Penguji. c. Perbaikan naskah Tesis dilakukan dalam waktu paling lambat 1 (satu) bulan, terhitung sejak
tanggal pelaksanaan ujian dan setelah disetujui oleh Tim Verifikasi Naskah Tesis, selanjutnya naskah dimintakan persetujuan Dewan Penguji. Sebanyak 1 (naskah) diserahkan ke Bid Pengsos paling lambat 3 (tiga) hari setelah di terima dari Tim Verivikasi.
C a t a t a n : * Coret yang tidak perlu
Semarang, . . . , . . . . . . . . . . . . . 20 . .
1. Dewan Penguji N a m a : Tanda tangan
a. Ketua : a. ……………….
b. Anggota Penguji I : b. ……………….
c. Anggota Penguji II : c. ………………. d. Sekretaris : d. ……………….
2. Mahasiwa (Teruji)
93
LAMPIRAN 6 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
KEPUTUSAN DEWAN PENGUJI UJIAN TESIS
No.: Kep / / / 20
Dewan Penguji Tesis Mahasiswa MIH setelah mengadakan penelitian terhadap hasil-hasil ujian serta
penilaian tulisan terhadap Tesis yang berjudul:
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..............................
Dengan ini memutuskan bahwa:
Nama Teruji : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . NIM : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tempat / Tgl. Lahir : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
94
Dalam Pelaksanaan Ujian Tesis Magister Ilmu Hukum dinyatakan * LULUS / TIDAK LULUS / LULUS DENGAN SYARAT PERBAIKAN TESIS untuk dapat disertakan dalam Yudisium dan Magister, sehingga berhak menyandang gelar Magister Ilmu Hukum (MIH).
Apabila dikemudian hari terdapat hal-hal yang dapat mengugurkan Keputusan ini, akan dicabut hak
penggunaan gelar Magister Ilmu Hukum.
Demikian Keputusan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
C a t a t a n : * Coret yang tidak perlu
Ditetapkan di : S e m a r a n g
Pada tanggal : 20
An. DEWAN PENGUJI SKRIPSI
KETUA
95
LAMPIRAN 7 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
TATA URUT KEGIATAN DAN TATA TERTIB UJIAN TESIS MAHASISWA MIH FH UNNES
A. Sebelum Ujian Berlangsung :
1. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, wajib mengenakan pakaian yang telah
ditentukan, yaitu: Berjaket Almamater atau PSL.
2. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, wajib memeriksa kesiapan sarana dan
prasarana ruangan ujian sebelum pelaksanaan ujian dimulai.
3. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, dibenarkan membawa alat-alat yang diperlukan dan diperkenankan untuk kepentingan Ujian serta diijinkan membawa Catatan Kuliah dan Buku Referensi lainnya, yang mendukung pelaksanaan Ujian Tesis.
4. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, tidak diijinkan untuk menggeser-
geser kursi atau merubah-rubah tata ruang sidang yang telah ditetapkan.
96
5. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, diperkenankan melibatkan 1 (satu) orang Mahasiswa MIH lainnya sebagai pembantu/ operator dalam pelaksanaan ujian dengan tidak ikut serta melibatkan diri memberikan masukan kepada mahasiswa teruji dalam sesi tanya jawab oleh Dewan Penguji.
6. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, bertanggung jawab penuh terhadap
ketertiban dan ketenangan pelaksanaan Sidang Tesis yang ditimbulkan oleh rekan-rekan mahasiswa lain yang berada di luar ruang sidang .
7. Alins/ Alongins (Barco, ATK, dll) dan Duklog (Konsumsi) disiapkan oleh Dinas bukan oleh
Teruji.
B. Selama Ujian Berlangsung :
1. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang akan melaksanakan ujian, diwajibkan untuk memberikan laporan kepada Dewan Penguji kesiapan untuk mengikuti ujian Tesis.
2. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, diwajibkan memberikan paparan
hasil penelitian di hadapan Dewan Penguji selama kurang lebih 20 (dua puluh) menit.
3. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, diwajibkan mempertanggungjawabkan
hasil penelitiannya dengan memberikan argumentasi atas pertanyaan-pertanyaan Dewan Penguji kurang lebih 60 (enam puluh) menit.
97
4. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, dilarang menyiapkan makanan dan minuman sendiri.
98
5. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang melaksanakan ujian, dilarang keluar ruangan selama ujian berlangsung tanpa ijin Dewan Penguji.
6. Teruji / Peserta Ujian Tesis yang telah dinyatakan selesai ujian oleh Dewan Penguji dapat
meninggalkan ruangan untuk menunggu hasil keputusan Dewan Penguji kurang lebih 20 (dua puluh ) menit.
C. Setelah Ujian Berlangsung :
1. Teruji / Peserta Ujian Tesis memasuki kembali ruang ujian setelah diperkenankan oleh Dewan
Penguji.
2. Teruji / Peserta Ujian Tesis mendengarkan putusan Dewan Penguji mengenai hasil ujian Tesis.
3. Teruji Peserta Ujian Tesis wajib melakukan perbaikan Tesis sesuai hasil koreksi/ saran dari
Dewan Penguji.
4. Teruji / Peserta Ujian Tesis wajib menyerahkan hasil perbaikan Tesis dalam waktu 5 (lima) hari
terhitung sejak tanggal pelaksanaan ujian Tesis kepada Tim Verifikasi Naskah Tesis ke Bagian Akademik Prodi MIH.
5. Teruji dapat mengambil hasil koreksi naskah Tesis dari Tim Verifikasi Naskah Tesis setelah 3 (tiga) hari penyerahan, apabila masih terdapat koreksi maka teruji wajib melakukan perbaikan
99
lagi dalam jangka waktu 2 (dua) hari. Apabila tidak ditemui koreksi maka teruji dapat meminta tanda tangan Pembimbing sebagai persetujuan dilanjutkan kepada Penguji I dan Ketua Penguji.
Semarang, ... , . . . . . . . 20 . .......
Ttd
PANITIA PENYELENGGARA
100
LAMPIRAN 8 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
PEMBAGIAN / ALOKASI WAKTU PELAKSANAAN UJIAN TESIS
1. LAPORAN AWAL MAHASISWA MIH (TERUJI) : 1 MENIT
2. PAPARAN MATERI NASKAH UJIAN : 25 MENIT
A. PENDALAMAN MATERI NASKAH UJIAN (TANYA JAWAB : 60 MENIT
B. K E T U A : 20 MENIT
C. PENGUJI I : 20 MENIT
D. PENGUJI II : 20 MENIT
3. RAPAT HASIL PENILAIAN DEWAN PENGUJI : 25 MENIT
101
4. LAPORAN REKAPITULASI HASIL KOREKSI DEWAN PENGUJI
(OLEH SEKRETARIS) : 8 MENIT
5. LAPORAN AKHIR MAHASISWA MIH (TERUJI : 1 MENIT
TOTAL WAKTU : 120 MENIT
Semarang, ... , . . . . . . . 20 . .
Ttd
PANITIA PENYELENGGARA
102
LAMPIRAN 9 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS HUKUM
HAL-HAL YANG PERLU DIPEDOMANI DALAM PERBAIKAN NASKAH TESIS
1. Perbaikan Naskah :
Peserta Ujian Tesis wajib melakukan perbaikan Tesis sesuai hasil arahan dan pertanyaan Dewan Penguji yang direkap dalam catatan Sekretaris, sebagai persyaratan untuk diikutsertakan dalam Yudisium.
2. Waktu Perbaikan :
a. Peserta ujian Tesis wajib melaksanakan perbaikan Tesis dalam waktu paling lambat 5 (lima)
hari terhitung sejak pelaksanaan ujian Tesis dan naskah perbaikan diserahkan kepada Tim Verifikasi Naskah Tesis.
b. Pada naskah perbaikan yang diserahkan, agar diberikan Tanda Batas (dengan stiker/ kertas
pembatas halaman) pada halaman yang mengalami perubahan/ perbaikan, untuk
103
mempermudah melihat bagian yang dikoreksi.
c. Teruji dapat mengambil hasil koreksi naskah Tesis dari Tim Verifikasi Naskah Tesis setelah 3
(tiga) hari penyerahan, apabila masih terdapat koreksi maka teruji wajib melakukan perbaikan lagi dalam jangka waktu 2 (dua) hari. Apabila tidak ditemui koreksi maka teruji dapat meminta tanda tangan Pembimbing sebagai persetujuan dilanjutkan kepada Penguji I dan Ketua Penguji.
3. Penyerahan kepada Dewan Penguji dan Lembaga :
a. Naskah Tesis yang telah ditandatangani oleh Pembimbing, diajukan kepada Penguji I dan
Ketua Penguji untuk mendapatkan tanda tangan persetujuan.
b. Naskah Tesis yang sudah dinyatakan sah (ditandatangani oleh Dewan Penguji) agar
diserahkan ke Bid Pengsos sejumlah 1 (satu) naskah untuk penggandaan dan file lembaga, paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterima dari Tim Verifikasi Naskah Tesis.
4. Lembar Teknis Perbaikan Naskah Tesis ini agar dipedomani dan dilaksanakan oleh mahasiswa
sebagai penjabaran teknis pelaksanaan ujian Tesis, berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Hukum Nomor : Kep/ / VI /2016 tanggal Januari 2016 tentang Pedoman Penulisan Tesis MIH Fakultas hukum.
top related