pathology hasil convert wenny
Post on 07-Aug-2015
81 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan
fisiologis yang diakibatkan oleh proses patologis.
Gangguan dalam proses seluler normal mengakibatkan
terjadinya perubahan adaptif atau letal. Perbedaan antara
sel yang sanggup beradaptasi dan sel yang cedera
adalah pada dapat atau tidaknya sel itu "mengikuti" dan
mengatasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang berubah dan merusak itu. Sel cedera menunjukkan
perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi fungsi-
fungsi tubuh dan bermanifestasi sebagai penyakit.
DEFINISI PATOFISIOLOGI
Sel adalah unit struktural dan fungsional dari tubuh yang
memberikan dasar untuk kehidupan. Pemahaman
terhadap biologi dari sel manusia penting untuk
mempelajari patofisologi. Semua proses patofisiologis
menunjukkan perubahan pada fungsi normal seluler.
Sel-sel menyusun unit-unit jaringan, organ, dan sistem
tubuh manusia (Bagan 1-1). Tubuh manusia mengandung
lebih dari 75 triliun sel, yang masing-masing menjalankan
fungsi khusus. Fungsi-fungsi ini ditentukan oleh
diferensiasi genetik dan dikendalikan oleh sistem
informasi khusus yang sangat tinggi yang mengarahkan
aktivitas organel seluler
KarenA sel secara konstan mengadakan penyesuaian
terhadap perubahan dan lingkungan yang mengganggu,
beberapa agens secara kuat dapat menyebabkan cedera
atau adaptasi seluler.
Stimulus yang dapat mempengaruhi tubuh manusia
dikategorikan sebagai agen fisik, agens kimiawi,
mikroorganisme, hipoksia, defekgenetik, ketidakseimbang
nutrisi, dan reaksi imunologis.
Stimulus penyebab cedera atau adaptasi seluler
Stimulus Cedera
Fisik Trauma, perubahan suhu, listrik,tekanan atmosfer, radiasi
Kimiawi Obat, racun, makanan, substansitoksik
Mikroorganisme Virus, bakteri, fungus, protozoa
Hipoksia Syok, pasokan darah yang tidakmencukupi (setempat) hipoksemia
Defek genetik Kelainan metabolisme, malformasi
Reaksi imunologis Reaksi hipersensitivitas terhadapprotein asing
Akumulasi intraselular sering diakibatkan oleh perubahan
lingkungan atau ketidakmampuan sel untuk memproses
material. Substansi normal atau abnormal yang tidak dapat
dimetabolisasi dapat terakumulasi di dalam sitoplasma.
Substansi ini dapat berupa endogen (dihasilkan di dalam
tubuh) atau eksogen (dihasilkan oleh lingkungan), dan
substansi ini disimpan oleh sel yang pada awalnya normal.
Contoh-contoh substansi eksogen ini adalah partikel karbon,
partikel silika, partikel logam yang ditimbun dan diakumulasi
karena sel tidak dapat menghancurkan atau memindahkannya
ke tempat lain.
Perubahan umum di dalam dan di sekitar sel mencakup
pembengkakan, akumulasi lipid dalam organ, penyebaran
radikal bebas, penimbunan glikogen, pigmentasi, kalsifikasi,
dan infiltrasi hialin. Perubahan ini dapat membaik atau menjadi
permanen.
Perubahan intraselular dan ekstraselular
akibat adaptasi atau cedera selular
Pembengkakan selular hidropik adalah akibat gangguan
metabolisms selular. Keadaan ini paling sering terjadi
pads hipoksia selular, yang merusak kemampuan sel
untuk mensintesis adenosin trifosfat (ATP). Air di dalam
sitoplasma bertambah, sehingga sel-sel itu membengkak
dan organ yang bersangkutan dapat membengkak.
Keadaan yang lebih berat disebut degenerasi hidropik.
Pembengkakan selular sering bersifat reversibel bila
oksigen yang cukup diberikan pada sel dan sintesis ATP
kembali normal.
Pembengkakan selular
Akumulasi lemak merupakan proses perubahanperlemakan yang terjadi di dalam sitoplasma sel parenkimorgan tertentu (mis., hati, jantung, ginjal). Keadaan inidapat mengakibatkan atau merangsang terjadinyanekrosis, fibrosis, dan pernbenaikarl parut pada organyang bersangkutan. Ini dapat mengganggu fungsi organyang bersangkutan. Yang berhubungan denganakumulasi lipid intraselular adalah infiltrasi lemakinterstisial, suatu kondisi yang terjadi pads obesitas.Akumulasi sel lemak di antara sel-sel parenkim suatuorgan, kemungkinan sebagai akibat dari transformasi seljaringan penyambung interstisial ke dalam sel-sel lemak.Kondisi ini jarang mempengaruhi fungsi organ dan palingsering terdapat pada jantung dan pankreas pada individuyang sangat gemuk.
Akumulasi Lemak
Glikogen adalah bentuk simpanan glukosa yang
diproduksi dan disimpan di dalam hati. Normalnya,
glikogen dapat dengan cepat dipecah menjadi bentuk
glukosa untuk membentuk energi. Penimbunan glikogen
berlebihan dalam jaringan dan organ terjadi pada penyakit
penimbunan glikogen akibat kelainan genetik resesif
autosom. Satu kelompok gangguan, yang disebut
glikogenoses diakibatkan oleh defisiensi enzim khusus.
Bentuk lain dari akumulasi glikogen terdapat di dalam otot
rangka clan jantung, Berta pada hati dan ginjal. Gangguan
glikogen juga terjadi pada pasien diabetes melitus (DM).
Gangguan ini dihubungkan dengan defisiensi hormon
pankreas, insulin.
Penimbunan Glikogen
Pigmen adalah substansi yang mempunyai warna dan
terakumulasi di dalam sel. Pigmen sering digambarkan
berdasarkan sumber atau asalnya: eksogen (berasal dari
luar tubuh) atau endogen (dihasilkan di dalam tubuh).
Pigmen eksogen paling umum berasal dari inhalasi
partikel karbon organik. Partikel ini terakumulasi di dalam
makrofag dan limfonodus jaringan paru, yang
menghasilkan penampilan kehitaman pada paru yang
disebut but anthracosis.
Pigmentasi
Pigmentasi disebabkan penimbunan pigmen di dalam sel.
Pigmentasi lipofuscin pada kulit umum terjadi pada lansia.
Juga pada otak, hati, jantung, dan ovarium. Pigmen ini
agaknya tidak mengganggu fungsi. Pigmen melanin
dihasilkan melanosit kulit. Pada penyakit Addison terdapat
hiperpigmentasi kulit. Pada lansia, melanosit berkurang,
hingga kulit pada orang ini tampak lebih pucat. Pigmen
hemosiderin, turunan hemoglobin, adalah pigmen yang
dibentuk karena akumulasi timbunan besi yang
berlebihan. Dalam organ disebut hemosiderosis.
Umumnya tidak sampai mengganggu fungsi.
Perkapuran patologik dapat timbul di kulit, jaringan lunak,
pembuluh darah, jantung, dan ginjal. Normalnya
perkapuran hanya terjadi di tulang dan gigi. Perkapuran
dapat juga terjadi di daerah radang menahun atau daerah
jaringan mati atau yang berdegenerasi; perkapuran di
daerah penyembuhan yang terganggu disebut kalsifikasi
distrofik. Bila ada kelebihan kalsium (Ca) yang beredar,
disertai adanya gangguan keseimbangan CaFosfor, dapat
terjadi kalsifikasi metastatik (dalam ginjal, pembuluh
darah, jaringan ikat).
Perkapuran
Kata hialin adalah istilah untuk menunjukkan perubahan
khas di dalam sel atau ruang ektraselular, yang pada
sediaan histologic tampak homogen, seperti kaca, dan
merah muda. Karena hialin tidak menunjukkan pola
akumulasi khusus, mekanisme pembentukan intraselular
dan ekstraselular berbeda. Perubahan hialin intraselular
dapat mencakup kelebihan jumlah protein, kumpulan
imunoglobulin, nukleoprotein viral, dan substansi lain.
Hialin ekstraselular menunjukkan adanya protein plasma
yang mengendap dan protein lain yang melewati dinding
membran. Perubahan ini terlihat paling baik pada dan di
sekitar arteriol dan glomerulus ginjal.
Infiltrasi Hialin
Pada beberapa keadaan, sel mengalami perubahan
nyata untuk beradaptasi pada agens berbahaya.
Perubahan ini sering dimanifestasikan sebagai atrofi,
displasia, hipertrofi, hiperplasia, clan metaplasia serta
displasia. Adaptasi ini adalah metode yang digunakan
oleh sel-sel untuk tetap hidup dan menyesuaikan
beban kerja dengan kebutuhan.
Perubahan selular akibat stimulus berbahaya
Atrofi menunjukkan adanya penciutan ukuran sel akibat
kurang aktif, terputusnya saraf pemasok, pengurangan
pasokan darah, kekurangan nutrisi, atau hilangnya
rangsangan hormonal. Secara fisiologis terjadi akibat
proses penuaan pada banyak tempat. Contoh atrofi
fisiologis terlihat pada timus pada masa remaja dan uterus
sesuclah menopause.
Disuse atrophy umumnya terjadi pada tungkai yang
diimobilisasi dengan gibs (karena fraktur). Penurunan
beban kerja pada otot yang sakit mengakibatkan,
penurunan ukuran seluruh otot itu. Bila beban kerja
dikembalikan lagi, otot ini sering membesar pada
ukurannya sebelum cedera. Atrofi dapat juga terjadi pada
kelaparan, kehilangan stimulasi saraf atau endokrin, atauiskemia selular.
Atrofi
Pada kelaparan, atrofi selular terlihat terutama pada otot
rangka dan pada set yang tidak vital untuk kelangsungan
hidup organisms. Kehilangan suplai saraf dapat
menyebabkan atrofi muskular, seperti pada cedera
medula spinalis yang menghentikan stimulasi saraf ke otot
di bawah bagian yang cedera. Otot ini secara bertahap
mengalami atrofi, dan akhirnya muskulatur digantikan oleh
jaringan fibrosa. Atrofi otot dapat juga terlihat pada
penyakit iskemik menahun ekstremitas bawah. Penurunan
suplai darah merusak metabolisms di dalam set, dan atrofi
terjadi sebagai mekanisme perlindungan untuk
mempertahankan aktivitas jaringan.
Displasia menunjukkan adanya perubahan atipik yang
terjadi akibat iritasi menahun. Displasia dapat disebut
sebagai reproduksi set secara terkendali, dan sering erat
hubungannya dengan keganasan, karena dapat berubah
menjadi tidak terkendali. Paling sering terdapat pada sel-
sel epitel, yang mengalami perubahan bentuk dan ukuran,
sehingga orientasi arsitektur normalnya hilang. Contoh
nyata terdapat pada bronki seorang perokok menahun
dan pada serviks.
Displasia
Hipertrofi menunjukkan adanya pembesaran masing-
masing sel, yang berakibat mem besarnya massa jaringan
seluruhnya, tanpa menambah jumlah selnya. Biasanya
terjadi sebagai respons organ tertentu terhadap
peningkatan kerja jaringan tersebut. Contoh hipertrofi
fisiologis adalah membesarnya otot-otot akibat latihan.
Hipertrofi juga dapat disebabkan oleh kebutuhan, fungsi
yang meningkat seperti hipertensi sistemik, dimana
miokard harus memompa dengan tekanan yang lebih
besar dan ukuran set otot miokard meningkat.
Hipertrofi
Pada hiperplasia, pembesaran massa jaringan
disebabkan oleh bertambahnya sel-sel yang
menyusunnya. Apakah yang terjadi itu hiperplasia atau,
hipertrofi tergantung kemampuan regenerasi sel-sel yang
menyusunnya.Hiperplasia fisiologis terjadi pada pubertas clankehamilan. Hiperplasia kompensatorik terjadi pada organyang sanggup memulihkan jaringan yang hilang (mis :hati). Hiperplasia patologis terjadi pada organ dengan sel-set yang dapat beregenerasi, yang dirangsang abnormal(mis: tiroid clan paratiroid). Hiperplasia diakibatkan olehstimulus yang tidak diketahui dan hampir selalu berhentisetelah stimulus dihilangkan. Reproduksi yang terkontrolini adalah gambaran penting yang membedakan,hiperplasia dari neoplasia. Terdapat hubungan yang eratantara hiperplasia patologis tertentu dan keganasan(malignansi).
Hiperplasia
Metaplasia adalah perabahan yang reversibel,
yaitu satu jenis sel diganti oleh jenis sel lain.
Biasanya terdapat pada bronkitis menahun
pada perokok: epitel bertingkat silindris bersilia
bersel goblet diganti oleh epitel berlapis
gepeng, yang lebih tahan terhadap asap
rokok. Metaplasia sering merupakan awal dari
proses keganasan.
Metaplasma
Cedera dan kematian selular dapat disebabkan oleh
mikroorganisme, kekurangan oksigen, atau oleh agens
fisik seperti suhu ekstrem, kimiawi toksik, atau radiasi.
Kekurangan oksigen (anoksia) adalah penyebab paling
umum cedera dan kematian selular. Kondisi berikut dapat
menimbulkan masalah ini: iskemia, trombosis, embolisms,
infark, nekrosis, dan kematian somatic. Cedera ini bersifat
reversibel pada beberapa keadaan, atau dapat berlanjut
menjadi permanen, perubahan letal.
Cedera dan Kematian Sel
Iskemia merupakan kekurangan suplai darah pada areaterlokalisasi. Keadaan ini bersifat reversibel, yaitu jaringankembali pada fungsi normal setelah oksigen dialirkankembali kepadanya. Iskemia biasanya terjadi padaadanya aterosklerosis, yaitu penimbunan lipid di tunikaintima dan tunika media pembuluh darah. Akibatnyalumen menyempit atau terbentuk trombus. Gejalakliniknya berupa timbul rasa sakit pada organ yangbersangkutan pada saat aktif dan menghilang setelahistirahat. Contoh keadaan ini adalah angina pektoris padajantung, dan klaudikasi intermiten pada kaki.Kadangkadang iskemia berlanjut menjadi infark (matinyasel-sel akibat kurang oksigen). Sel-sel otak, jantung, danginjal hanya bertahan selama beberapa menit tanpaoksigen; fibroblas dari jaringan ikat bertahan sampai 2minggu. Penyebab lain iskemia adalah vasospasme(tanpa aterosklerosis), misalnya pada arteri koronaria,yang diakibatkan oleh nikotin, kedinginan, clan kadang-kadang stres.
Iskemia
Pembentukan bekuan pada lapisan intima pembuluh
darah. Trombosis dapat menurunkan aliran darah atau
secara total menyumbat pembuluh darah. Trombosis juga
dapat terjadi pada lapisan endotel jantung (trombosis
mural).
Trombus sering terjadi pada vena profunda kaki;
bila pada jantung, dapat terlepas, menjadi emboli yang
menyangkut di sirkulasi paru. Trombosis pada arteri dapat
menghentikan aliran darah ke area yang dialiri oleh
pembuluh tersebut dan menyebabkan iskemia atau infark
pada area tersebut
Trombosis
Embolisme
Trombus yang terlepas menjadi massa yang
berkeliling di dalam darah. Proses ini disebut
embolisasi trombotik. Tips emboli paling umum
berasal dari trombus, tetapi dapat berasal dari
substansi lain seperti lemak, deposit pada katup
jantung yang terlepas, atau partikel asing. Bila
embolus timbul dalam peredaran vena, maka
akan terperangkap dalam sirkulasi paru. Bila
embolus berasal dari jantung kiri, dapat tedadi
embolisms di sembarang tempat sepanjang aliran
arteri.
Penutupan aliran darah berakibat infark, yaitu matinya sel-
sel yang diperdarahi. Disebut juga dengan nekrosis
iskemik. Infark ini macam-macam yaitu infark pucat, infark
hemoragis, dan infark bakterial. Infark pucat terlihat pada
jaringan padat yang kehilangan sirkulasi arterialnya
sebagai akibat dari iskemia. Infark merah atau hemoragis
lebih sering pada sumbatan vena atau pada jaringan yang
mengalami bendungan. Pertumbuhan bakteri umum
terjadi dan mungkin ada di suatu area atau mungkin
dibawa ke area tersebut. Klasifikasi infark septik
ditambahkan bila ada bukti infeksi bakteri pada area
tersebut. Gangren adalah contoh infark dimana kematian
sel iskemik diikuti oleh pertumbuhan bakteri.
Infark
Istilah nekrosis mengacu pada kematian jaringan yang
dikarakteristikan oleh bukti kematian struktural. Nekrosis
umumnya dikategorikan sebagai nekrosis koagulatif,
nekrosis likuefaktif, tipe khusus, dan apoptosis.
Nekrosis koagulatif biasanya diakibatkan oleh kekurangan
suplai darah pada suatu area. Nekrosis koagulatif ini
adalah pola nekrosis paling umum. Nekrosis ini sering
terjadi sebagai akibat infark pada organ seperti jantung
atau ginjal, tetapi juga dapat diakibatkan oleh cedera
kimiawi. Nekrosis kaseosa dianggap mempunyai
hubungan dengan tuberkulosis, tetapi mungkin saja ada
pada kondisi lain.
Nekrosis
Nekrosis likuefaktif paling sering terjadi pada jaringan otak
dan disebabkan oleh cedera fatal pada neuron.
Kerusakan neuron menyebabkan pelepasan lisosom clan
konstituen lain ke dalam area sekitar. Lisosom
menyebabkan likuefaksi sel clan sel sekitarnya, debris,
dan struktur seperi kista. Nekrosis likuefaktif sering terlihat
pada infark otak tetapi juga dapat terlihat pada lesi
bakterial yang disebabkan pelepasan bakteri dan enzim
leukositik. Likuefaksi dapat terjadi pada area nekrosis
koagulatif sebagai suatu perubahan sekunder.
Kematian tubuh terjadi bila fungsi respirasi dan jantung
berhenti. Setelah kematian tubuh aktual terjadi, sel-sel
individual tetap hidup selama waktu yang berbeda-beda.
Perubahan yang tidak dapat pulih kemudian terjadi pada
sel dan organ, kadang-kadang sulit untuk membedakan
masalah patologis premortem yang pasti. Perubahan
posmortem mencakup rigor mortis (menjadi kaku), livor
mortis (becak biru kemerahan), algor mortis (tubuh
menjadi dingin), bekuan intravaskular, autolisis (oleh
enzim-enzim pencernaan), clan putrefaksi (pembusukan).
Kematian Somatik
Rigor mortis terjadi karena penipisan ATP pada otot, yang
dimulai pada otot-otot involunter; dalam 2 sampai 4 jam,
mempengaruhi otot volunter. Akibatnya adalah kekakuan
otot, dan awitan serta hilangnya kekakuan ini berbeda
antara satu individu dengan individu lain.
Rigor Mortis
Livor mortis adalah perubahan warna biru-kemerahan
pada tubuh yang diakibatkan oleh penumpukan darah
oleh gravitasi
Livor Mortis
Algor mortis adalah istilah yang digunakan untuk
pendinginan tubuh yang terjadi setelah kematian. Deraj at
pendinginan bergantung pada suhu tubuh sebelum
kematian dan suhu lingkungan posmortem.
Algor Mortis
Bekuan intravaskular menyebabkan bekuan yang tidak
melekat pada lapisan pembuluh darah dan jantung.
Bekuan ini tampak terbungkus, dengan lapisan
kekuningan, dari bahan gelatin.
Bekuan intravaskular
Autolosis mengacu pada pencernaan jaringan oleh
substansi yang dilepaskan, seperti enzim dan lisosom
Autolisis
Putrefaksi (pembusukan) disebabkan oleh organisme
saprofitik yang memasuki tubuh yang coati, biasanya dari
usus. Ini menyebabkan perubahan warna kehijauan pada
jaringan clan organ, dan organisme menghasilkan gas,
yang menyebabkan organ berbusa atau seperti spons.
Putrefaksi
top related