pasarkan jus durian dari rombong hingga online · rombong di pinggiran jalan ... tas dan dompet...
Post on 15-Jun-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
layouter: edy subagyardjo
KAMIS31 MEI 2018 15
SURABAYA–Berawal dari kecintannya pada buah durian, Trisnawati, terjun menggeluti bisnis ola han durian. Warga Jalan Bulak Banteng Lor IV No.67 itu kini berjaya dengan usahanya tersebut.
“Dari kakek–nenek hingga semua keluarga saya suka dengan buah durian, dari situ saya memulai mem buat olahan durian ini,” beber Trisnawati tentang alasan awal menggeluti bisnisnya.
Sebelum berjaya seperti saat ini, Trisnawati memu lai bisnis olahan durian dari jualan menggunakan rombong di pinggiran jalan pada 2014 lalu. Kemudian ia mengikuti pelatihan bagaimana mengemas produk dan pemasaran, sehing ga ia sekarang beralih me ngembangkan usahanya melalui media digital alias online.
Trisnawati menyebut UKMnya dengan nama Omah Duren. Sedangkan pro duk olahan yang diproduksinya adalah jus du ri an dalam kemasan botol dan es blen durian. Untuk saat ini, omzet yang dipe ro leh dari mengolah buah yang
Pasarkan Jus Durian dari Rombong hingga Online
SURABAYA–Sekilas jika kita melintas di Jalan Bo gangin II A, Kedurus, Ka rangpilang Surabaya tidak ada yang berbeda dengan jalan kelurahan lainnya di Kota Surabaya. Na mun siapa sangka di salah satu rumah milik Rus kayanti, 41, ternyata saat ini digunakan sebagai tempat produksi kerajinan tas dan dompet bordir aplikasi pada kain yang sudah berpola.
Kerajinan tangan itu kini diberi nama UKM Men tawai. Mentawai meru pakan kepanjangan dari Mentari Wajah Industri. Dirintis sejak tahun 2014 lalu kini usaha yang di lakoni Ruskayanti dan suami nya itu berkembang pesat.
Ruskayanti menga takan, dahulu awalnya ia men dapatkan ketrampilan mem buat kerajinan tersebut dari pelatihan yang diberikan oleh pihak Jasa Marga. Pelatihan itu diberikan di kelompok yang diikutinya yakni Kelompok Kesra Kelurahan Kedurus.
“Sejak tahun 2010, selepas diPHK pabrik, saya ikut kelompok di ke lurahan dan mendapatkan be kal pelatihan bordir,” ka ta Ruskayanti saat di temui di ruang tamu rumahnya, Selasa (29/5).
Empat tahun lamanya, Ruskayanti mendapatkan
SURYANTO/RADAR SURABAYA
TERAMPIL: Ruskayanti membuat kerajinan tas dan dompet.
HENDRIK MUCHLISON/RADAR SURABAYA
BERKAT PELATIHAN: Trisnawati memamerkan es bled durian dan jus durian yang diproduksi.
beraroma tajam ini da pat dibilang cukup meng giurkan. “Kalau hari bia sa minimal Rp 8 juta, se mentara kalau sering ada event kita bisa men capai Rp 20 juta,” terang perempuan berkerudung itu.
Untuk konsumen hasil ola han Trisnawati ter nyata tidak hanya dari Su raba ya saja, dari Kota Jakarta pun sering menjadi pelanggan yang memenuhi orderan Trisnawati. Ratarata dalam sehari 100an
barang produksinya laku terjual dari freezer Trisnawati. “Makanya kita selalu ready untuk terus mengisi stok jika produk yang disimpan sudah kosong,” imbuhnya
Selain itu, produk olahan Trisnawati ini telah tersebar di sentrasentra UKM yang ada di Surabaya. Bahkan ketika ada event tertentu, Pemerintah Kota Surabaya juga tidak jarang memesan produk olahan Trisnawati ini se
bagai hidangan pelengkap di acaranya.
Ia juga tidak terlalu khawatir tentang kelangkaan bahan baku yang diproduk sinya. “Saya meng gunakan durian Medan sehing ga lebih stabil stoknya. Biasanya kalau tidak musim hanya masalah har ga bahan baku yang naik. Namun sampai saat ini kita terus eksis memproduksi produk olahan meski tidak lagi musim durian,” ucapnya.
Selain karena bisnis UKMnya yang berangsur mengalami pening ka tan, kebahagiaan Trisnawati juga semakin memuncak saat ia berhasil menyabet penghargaan bergengsi sebagai juara 1 pada tahun 2017 dari even yang diadakan Pemkot Surabaya.
Trisnawati berpesan ke pada pemuda surabaya un tuk tidak menyerah da lam berkreasi. Ia juga berharap bisnisnya se makin mele barkan sayap. “Untuk para pemuda Su ra baya khususnya yang belum memiliki pekerjaan untuk aktif ikut pelatihanpelatihan dalam mengem bang kan bisnis,” ajaknya.(son/no)
pelajaran dan ilmu. Kemudian tahun 2014 ia mencoba keluar dari ke lompok tersebut. Dengan tekad bulat, lalu ia mem beranikan diri untuk mem buat sendiri produk tas dan dompet bordir. “Awa l nya pertama mem buat 10 kerajinan terdiri dari dompet dan tas,” ucapnya.
Dari kese puluh itu kemu dian dike nal kan kepada para tetangga. Tak ber selang la ma perempuan 41 ta hun itu kem bali mem buat hingga berjumlah pu luhan biji baik tas mau pun dom pet.
Karena bentuk tas dan dom pet yang tak biasa dan memiliki pola dan desain
berbeda pada umumnya, produk Ruskayanti mulai menarik pasar. Beberapa rekan dan masyarakat banyak yang tertarik. Lalu mereka banyak yang memesan. Tidak hanya itu tahun 2014 itu produknya juga sudah masuk ke salah satu stan di Royal Plaza Surabaya.
dari proses menjahit dan membantu menempel perca pada pola tas atau dom pet yang telah dipotong. Hingga saat ini Rus, sudah memiliki 15 tenaga kerja untuk mem produksi kerajinan tangan itu. Mereka adalah para tetangga semua. Tidak hanya tetang ga Ruskayanti menggarap produknya itu bersama suami dan anaknya.
“Suami saya dahulu sopir industri beton. Karena saya memproduksi kerajinan ini akhirnya dia berhenti,” terangnya.
Kini, Suprapto suami Rus memiliki peran sebagai pendesain dan mar keting. Setiap hari kehidupan keluarga ini disibukkan dengan aktivitas yang sangat mengubah ekonomi keluarga Ruskayanti. Yang awalnya hanya pegawai dan sopir kini berubah menjadi pengusaha.
“Untuk omset saat ini sekitar Rp 10 juta per bulan. Tapi kadang juga berubahubah, namanya rezeki,” ungkap Rus kayanti sambil menunjukkan produknya.
Untuk memenuhi tuntutan pasar, Ruskayanti bersama suaminya selalu membuat inovasi dengan
desain yang berbedabeda. Mulai dari motif rumah, pohon, tanaman bunga tidak pernah ketinggalan.
“Untuk produk paling murah dompet biasanya dijual Rp 10 ribu sampai 50 ribu,” paparnya.
Sementara, lanjut Ruskayanti, untuk tas perem puan dipatok mulai dari harga Rp 100 ribu hingga 150 ribu.
Suprapto mengung kapkan, saat ini produknya sudah masuk berbagai stan baik milik pemerintah maupun swasta. Bukan hanya itu saja, produk yang dirintis empat ta hun lalu juga sudah me rambah pasar luar kota bahkan hingga ke luar pulau.
“Biasanya pesanan juga datang dari Si doarjo, Malang, Ke diri dan Mojokerto. Per nah juga dari Ka li man tan,” ujar Suprapto yang juga seo rang mantan sopir itu.
Selain melakukan pe masaran secara lang sung, Suprapto mema sarkan pro duk lewat me dia sosial seperti Facebook dan WhatsApp.
“Kedepan kami ber ha rap, supaya usaha ini te rus berkembang dan maju. Serta bisa me nem bus pa sar nasional dan in ter nasional,” tandasnya.(rus/no)
“Dari situ kemudian ka mi mengajak tetangga untuk membantu. Dan ada mereka yang juga ter tarik mena warkan diri,” bebernya.
Para tetangga Ruskayanti, membantu mulai
top related