paradigma pendataan pendidikan melalui dapodik dan usulan perbaikannya

Post on 03-Jul-2015

155 Views

Category:

Education

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Paradigma Pendataan Pendidikan melalui DAPODIK dan Usulan Perbaikannya

TRANSCRIPT

PARADIGMA PENDATAAN

PENDIDIKAN MELALUI

DAPODIKOLEH: ASEP SUHENDAR, S. Si., M. M.

KASUBAG PROGRAM DISDIKBUDPORA KAB. PANGANDARAN

12 OKTOBER 2014

Tujuan

Paparan ini bukan ditunjukan untuk menentang kebijakan pendataan melalui

DAPODIK, tapi merupakan usulan perbaikan pada sistem pendataan DAPODIK

dengan meninjau beberapa masalah yang terjadi pada tingkatan Daerah dan

Sekolah.

PENTINGNYA DATA DALAM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

Pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional : “Perencanaan pembangunan didasarkan pada data

dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.”

DEFINISI DATA & INFORMASI

The word data is derived from the Latin datum, literally a given or fact,

which might take the form of a number, a statement, or a picture. Data is

the raw material in the production of information. Information, on the other

hand, is facts or conclusions that have meaning within a context. Raw data is

rarely meaningful or useful as information. To become information, data is

manipulated through tabulation, statistical analysis, or any other operation

that leads to greater understanding of a situation. (Effy Oz, 2009, Hal. 9)

RAW DATA IS PROCESSED IN INFORMATION

SYSTEMS TO CREATE USEFUL INFORMATION

Gambar dari:

Effy Oz, 2009, Hal.

10

KAIDAH UMUM LEVEL MANAGEMEN

Strategic

Tactical

Operational

Execution

Adapted from Keith Oliver, Anne Chung, and Nick Samanach, “Beyond Utopia: The Realist’s Guide to Internet-Enabled Supply Chain

Management,” Strategy and Business , Second Quarter, 2001, p. 99.

KEBUTUHAN DATA (KAIDAH UMUM

KEBUTUHAN PADA LEVEL MANAJEMEN)

Strategic

Tactical

Operational

Execution

KEMDIKBUD

PROVINSI

KABUPATEN

SEKOLAH

IMPLIKASI PADA KEBUTUHAN DATA

PENDIDIKAN YANG ALAMIAH

KEMDIKBUD

PROVINSI

KABUPATEN

SEKOLAH

KEBUTUHAN INFORMASI PADA LEVEL

MANAJEMEN

O’Brian &

Marakas, 2007,

Hal. 393

Activities, Information, and Information

Technology within Organization

California College for Health Sciences, Course: Health Information Systems, Hal. 9

PENDATAAN PENDIDIKAN MELALUI

DAPODIK

Berdasarkan Intruksi Menteri no.2 tahun 2011 serta Surat Edaran Menteri

mengenai aplikasi pendataan di KEMDIKBUD, dinyatakan bahwa Aplikasi

DAPODIKDAS merupakan aplikasi resmi yang digunakan untuk menjaring data

pokok pendidikan dasar. DAPODIKDAS (Data Pokok Pendidikan Pendidikan

Dasar) adalah aplikasi penjaring data pokok pendidikan pada kelompok

jenjang pendidikan dasar di lingkungan Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (KEMDIKBUD) yang merupakan aplikasi alat penjaringan data.

Data yang di inputkan di sekolah langsung terkirim ke pusat.

PENDATAAN PENDIDIKAN MELALUI

DAPODIK

SEKOLAH SEKOLAH

KEMENTERIAN

PROVINSI

KABUPATEN

PORSI DATA YANG DIDAPAT MELALUI

PENDATAAN DAPODIK

KEMDIKBUD

PROVINSI

KABUPATEN

SEKOLAH

MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM

PENDATAAN PENDIDIKAN MELALUI DAPODIK

DAPODIK menjadi flatform pendataan pendidikan yang sangat baik bagikepentingan perencanaan, pengendalian, dan pelaporan kegiatan bagi pusat(kementerian) karena dapodik adalah data pendidikan yang bersifat data individu(bukan data agregat) yang lengkap, sehingga kementerian akan sangat leluasamengolah data menjadi informasi yang diperlukan.

Namun hal yang perlu disadari oleh kementerian, bahwa seharusnya daerahmemiliki HAK untuk mendapatkan data pendidikan yang diperlukan untukperencanaan, pengendalian, dan pelaporan pembangunan di daerah, sesuai denganamanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004. Pembangunan di Negara ini tidakdapat dilakukan hanya oleh pusat/kementerian, tapi harus dilakukan bersama-sama dengan Daerah. Sementara DAPODIK menerapkan pendataan TERPUSAT kepada Kementerian dan daerah memiliki akses yang sedikit terhadap data tersebut.

Berikut beberapa permasalahan di daerah yang muncul dengan diterapkannyaparadigm pendataan terpusat dalam DAPODIK. Penjelasan berikut digunakan untukmeninjau akar permasalahan dan nantinya menjadi dasar bagi perbaikan padasystem pendataan dengan DAPODIK.

MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM

PENDATAAN PENDIDIKAN MELALUI DAPODIK (1)

Dinas Pendidikan di Daerah TIDAK MEMILIKI DATA

Yang disebut “PENGEMBALIAN DATA” olehKementerian sampai saat ini adalah penyampaianinformasi (bukan data dalam arti raw material) melalui infopendataan dikdas, atau berbagai aplikasidi PDSP (contoh query.data.kemdikbud.go.id), padahal kebutuhan informasi di Daerah belum tentusama dengan yang diberikan oleh pusat.

Implikasi akibat Dinas Pendidikan di Daerah tidakmemiliki data adalah kesulitan dalam proses perencanaan, pengendalian, dan pelaporan. Sedikitcontoh sederhana yang bersifat spesifik, Daerah mengalami kesulitan dalam pembuatan RKPD, monitoring BOS, pelaporan BOS ke PemerintahDaerah dan pihak lainnya, implementasi SPM, LAKIP dll.

INFORMASI UNTUK DAERAH

TP

PD SP

MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM

PENDATAAN PENDIDIKAN MELALUI DAPODIK (2)

Penerapan Sistem Informasi Manajemen mutlak diperlukan agar reformasi birokrasi dan

tata kelola pemerintahan (merupakan proiritas ke-1 pembangunan daerah th 2014,

Permendagri No. 27 Th. 2013) menuju good governance dapat tercapai.

Disisi lain dengan DAPODIK maka Sekolah ataupun Pemerintah Daerah (Dinas

Pendidikan) mengalami kesulitan dalam menerapkan Sistem Informasi Manajemen

karena DAPODIK tidak menyediakan ANTARMUKA yang memungkinkan Sistem Informasi

lain mengunakan data DAPODIK di tingkat sekolah, sehingga jika Sekolah atau Dinas

Pendidikan menerapkan SIM maka operator harus entri data yang sama dengan yang

dimasukan (di-entri) ke dalam DAPODIK.

Contoh Sistem Informasi yang sudah biasa digunakan di sekolah-sekolah: PPDB online,

aplikasi raport, dll.

Operator

melakukan Entri

Data

DAPODIK

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM

PENDATAAN PENDIDIKAN MELALUI DAPODIK(3)

Dengan melihat porsi data seperti

disamping ini, maka tidak mungkin

Dinas Pendidikan Kabupaten dapat

memberikan layanan yang optimal

kepada Sekolah, karena adanya

kesenjangan data/informasi yang

besar antara sekolah dan

kabupaten.

SEKOLAH

MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM

PENDATAAN PENDIDIKAN MELALUI DAPODIK(4)

Pada pendataan dengan dapodik, data diperoleh dengan kegiatan PENGUMPULAN (sesuai dengan Instruksi MenteriPendidikan Nasional No. 2 tahun 2011) sehingga terdapat data yang tidak valid, sementara perbaikan data yang tidak valid sangat sulit karena prosesnya dari sekolahharus langsung ke pusat.

Sebagai contoh di Kabupaten Pangandaranterdapat sekolah yang NPSN di DAPODIK tidak sesuai dengan yang ada di referensidata PDSP. Upaya perbaikan sudahdilaksanakan dari 2013 dan sampai saat inimasih belum dapat diperbaiki. Demikianjuga pada data siswa maupun data tenagapendidik.

Operator melakukan

PENGUMPULAN Data

(Intruksi Menteri Pendidikan

Nasional No. 2 th 2011)

Operator

melakukan Entri

Data

USULAN SOLUSI

1. Peningkatan kepercayaan pusat

terhadap daerah

Sesuai dengan semangat otonomi daerah, Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004.

2. Secara bertahap pendataan dibuat

secara alami (berjenjang)

KEMDIKBUD

PROVINSI

KABUPATEN

SEKOLAH

Pendataan Berjenjang

Dengan Pendataan berjenjang maka:

Validitas data diharapkan semakin baik karena data diperiksa secara

bertahap/berjenjang

Perbaikan data lebih mudah karena “jarak” antar pengelola data menjadi lebih

dekat

Beban pelayanan terhadap perbaikan data menjadi lebih ringan karena terdistribusi

di tiap jenjang.

Semua jenjang (sekolah, Kabupaten, Provinsi, dan Kementerian) memiliki data

sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

3. Mengubah paradigma pendataan dari PENGUMPULAN

/PENJARINGAN ke PENYIMPANAN SUMBER DAYA berbasis

Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

Pada hakikatnya penerapan Sistem Informasi dalam pendidikan adalahintegrasi ICT kedalam seluruh aktifitas (business process) di sekolah, mulaidari PPDB sampai Siswa Lulus, bahkan sampai penelusuran lulusan.

Dari setiap proses tersebut terdapat sumber daya (data, sbg raw material) maupun sumber daya informasi (product) yang harus disimpan.

Oleh karena itu pendataan dimulai dari penerapan sistem informasimanajemen pendidikan dalam tingkatan sekolah.

Agar penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dapat dilakukandengan cepat maka proses pembangunan system dapat dilakukan bersama-sama dengan daerah (berbagi peran atau modul system yg dibangun), Kementerian menetapkan standar system yang akan dibangun.

Aktifitas (business process) akan terus berkembang, karenanya kemungkinanperkembangan business process harus diakomodir.

3. Mengubah paradigma pendataan dari PENGUMPULAN

/PENJARINGAN ke PENYIMPANAN SUMBER DAYA berbasis

Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

DAPODIK saat ini Dapodik didasarkan pada SIMP

Operator melakukan

PENGUMPULAN Data

(Intruksi Menteri Pendidikan

Nasional No. 2 th 2011)

Operator

melakukan Entri

Data

SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

DAPODIK

ANTARMUKA

DB

4. Penguatan SDM pendataan

5. Penyusunan regulasi pendataan

Hak

Kewajiban

Rewards

Punishments

Dibuat pada semua jenjang pendataan

Contoh : regulasi berkenaan dengan kerahasiaan data

6. Penguatan infrastruktur jaringan

pendataan pada semua jenjang

Kerjasama pusat dan daerah dalam pendanaan

7. Buat kerangka kerja pengembangan

sistem berkelanjutan

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka

O’Brien, James A. & Marakas, George M. Management information systems -

10th ed. 2011. McGraw-Hill. New York. USA

Effy Oz. Management information systems - 6th ed. 2009. Course Technology.

USA

top related