pancasila dalam konteks ketatanegaraan (dwita_darma)
Post on 07-Jul-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar dari negara republik Indonesia, yang menjadi landasan
dalam pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang berarti bahwa segala macam
peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang diambil oleh para penyelenggara
Negara tidak boleh ada yang bertentangan dengan kaedah-kaedah pancasila itu sendiri.
Seperti yang kita ketahui Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia itu dijabarkan
dalam ketentuan UU !"#$. engan demikian, jika kita berbicara tentang Pancasila dalam
konteks ketatanegaraan tidak lain adalah berbicara tentang ketentuan-ketentuan yang
tertuang dalam UU !"#$. i lain sisi, Pancasila merupakan sumber hukum dasar Negara
baik yang tertulis %Undang-Undang asar& maupun hukum dasar tidak tertulis atau
convensi. Pancasila juga dapat disebut sebagai suatu asas kerohanian Negara Republik
Indonesia, dimana Pancasila bermakna sebagai suatu sumber nilai, norma dan kaidah baik
moral maupun hukum dalam Republlik Indonesia. Pancasila juga berarti jiwa, semangat
dan nilai pancasila hendaknya menjadi inti-isi yang menjiwai dan meliputi Negara dan
kenegaraan Indonesia.
'ika membahas tentang Negara dan ketatanegaraan Indonesia, kita harus ingat dan
pahami kembali sejarah perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan dan UU !"#$
oleh para pendiri maupun tokoh pembentuk Negara Republik Indonesia, yaitu PP(I.
Pancasila yang perumusannya terdapat dalam alaenia ke empat dalam pembukaan UU
!"#$ dan telah ditetapkan pula oleh PP(I pada tanggal !) *gustus !"#$ bersamaan
dengan ditetapkannya Pembukaan dan UU !"#$, yang rancangannya merupakan buah
karya dari +PUP(I. Sehingga, Pancasila tidak dapat kita pisahkan keberadaan dan
kebermaknaanya dengan Pembukaan UU !"#$, karena disamping perumusan Pancasila
terdapat dalam Pembukaan, Pancasila bahkan merupakan substansi dari pembukaan UU
!"#$. Pembukaan UU !"#$ yang merupakan sumber motiasi, aspirasi, cita hukum dan
cita moral dalam kehidupan kebangsaan Indonesia memuat lima pokok-pokok pikiran,
yang tidak lain adalah Pancasila. (emudian pokok-pokok pikiran itu menciptakan UU
!"#$ dan dituang kembali kedalam pasal-pasal UU !"#$. leh karena itu pembahasan
tentang konsepsi ketatanegraan menurut pancasila tidak lain adalah pembahasan pasal-
pasal UU yang merupakan penjabaran atau implementasi konsepsi pancasila sebagai
dasar ilsaat Negara Indonesia. UU bagi suatu Negara adalah merupakan sumber hukum
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
2/22
dan landasan konstitusi yang tertinggi dalam Negara tersebut sebagai penjabaran konsepsi
kehidupan kebangsaannya dalam bernegara di berbagai bidang sesuai dasar ilsaat Negara
yang dianutnya.
1.2 Rumusan Masalah
a. eskripsi /eori0
+agaimana kajian Pancasila dalam konteks (etatanegaraan Republik Indonesia1
b. Pemecahan (asus0
*pa yang menyebabkan degrarasi moral yang dilakukan oleh pelaksana
pemerintah yang dalam hal ini adalah maraknya tindakan korupsi yang terjadi
dalam lingkungan pemerintahan1 *pakah tidak menanamkan Pancasila dalam
kehidupannya dan apakah para pelaksana pemerintahan tidak takut dengan
hukum-hukum ketatanegaraan %UU !"#$ dan peraturan perundang-undangan
lainnya&
1.3 Tujuan Penulsan
a. eskripsi /eori
Untuk mengetahui kajian Pancasila dalam konteks (etatanegaraan Republik
Indonesia
b. Pemecahan (asus
Untuk mengetahui mengapa sangat marak sekali terjadinya korupsi pada
pelaksana pemerintahan sehingga menimbulkan 2korupsi sebagai budaya dari
pelaksanaan pemerintahan3, dan Untuk mengetahui mengapa pelaksana
pemerintahan tidak tunduk akan UU !"#$ dan Pancasila yang dalam hal ini
sebagai (etatanegaraan +angsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHA!AN
2.1 Pengertan "etatanegaraan
4ukum /atanegara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur organisasi
kekuasaan suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara
tersebut. i lingkungan Negara-negara dunia, 4ukum tata negara dikenal berbagai istilah
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
3/22
seperti halnya Negara +elanda umumnya memakai istilah 2staatsrech3 yang dibagi menjadi
staatsrech in ruimere 5in %dalam arti luas& dan staatsrech In engere 5in %dalam arti sempit&.
Staatsrech in ruimere zin adalah 4ukum Negara. Sedangkan staatsrech in engere zin
adalah hukum yang membedakan 4ukum /atanegara dari 4ukum *dministrasi Negara
%4ukum /ata Usaha Negara atau 4ukum /ata Pemerintah&. 'ika pada Negara Inggris pada
umumnya memakai istilah 26ontitusional 7aw3, penggunaan istilah tersebut didasarkan
atas alasan bahwa dalam 4ukum /ata Negara unsur konstitusi yang lebih menonjol. Sama
halnya dengan Negara Perancis orang mempergunakan istilah 2roit 6onstitutionnel3 yang
di lawankan dengan 2roit *dministratie3, dimana titik tolaknya adalah untuk
membedakan antara 4ukum /ata Negara dengan 4ukum *ministrasi Negara.
+erikut ini adalah pandangan beberapa para ahli tentang pendapatnya mengenai
(etatanegaraan0
1. "usuma# Pu#j$se%$j$
4ukum /ata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara %kesatuan atau
ederal&, dan bentuk pemerintahan %kerajaan atau republik&, yang menunjukan
masyarakat 4ukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta tingkatan-
tingkatannya %hierarchie&, yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan
rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat
perlengkapan %yang memegang kekuasaan penguasa& dari masyarakat hukum
itu,beserta susunan %terdiri dari seorang atau sejumlah orang&, wewenang,
tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.
2. &an &$llenh$'en
4ukum /ata Negara adalah 4ukum /ata Negara yang mengatur semua
masyarakat hukum atasan dan masyarakat 4ukum bawahan menurut tingkatannya
dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. dan
akhirnya menentukan badan-badan dan ungsinya masing-masing yang berkuasa
dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan sususnan dan
wewenang badan-badan tersebut.
3. !(h$lten
4ukum /ata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara.
(esimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana
kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta
tugasnya masing-masing.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
4/22
Setelah mempelajari rumusan-rumusan deinisi tentang 4ukum /ata Negara dari
berbagai sumber tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada kesatuan pendapat di
antara para ahli mengenai hal ini. ari pendapat yang beragam tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa sebenarnya0
!. 4ukum /ata Negara adalah salah satu cabang ilmu hukum, yaitu hukum
kenegaraan yang berada di ranah hukum publik
8. einisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh para ahli, sehingga tidak
hanya mencakup kejian mengenai organ negara, ungsi dan mekanisme hubungan
antar organ negara itu, tetapi mencakup pula persoalan-persoalan yang terkait
mekanisme hubungan antar organ-organ negara dengan warga negara
9. 4ukum tata negara tidak hanya merupakan sebagai recht atau hukum dan apalagi
sebagai wet atau norma hukum tertulis, tetapi juga merupakan sebagai lehre atau
teori, sehingga pengertiannya mencakup apa yang disebut sebagai erassungrecht
%hukum konstitusi& dan sekaligus erassunglehre %teori konstitusi&
#. 4ukum tata negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang mempelajari negara
dalam keadaan diam %staat in rust& maupun mempelajari negara dalam keadaan
bergerak %staat in beweging&
ari deinisi-deinisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa 4ukum /ata Negara
adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara
alat perlengkapan negara dalam garis ertikal dan hori5ontal serta kedudukan warga negara
dan hak-hak asasinya.
2.2 Pem)ukaan Un#ang*Un#ang Dasar 1+,-
Seperti yang kita ketahui Pancasila tidak dapat dipisahkan keberadaan dan
kebermaknaanya dengan Pembukaan UU !"#$, karena disamping perumusan Pancasila
terdapat dalam Pembukaan UU !"#$, Pancasila bahkan merupakan substansi dari
pembukaan UU !"#$. Pembukaan UU !"#$ yang merupakan sumber motiasi,
aspirasi, cita hukum dan cita moral dalam kehidupan kebangsaan Indonesia memuat lima
pokok-pokok pikiran, yang tidak lain adalah Pancasila itu sendiri. alam pembukaan UU
!"#$ terdiria atas empat alenia, dan setiap alenia itu sendiri memiliki arti dan
spesiikasinya masing-masing. imana alenia pertama, kedua, dan ketiga menitikberatkan
tentang serangkaian terbentuknya atau terwujudnya Negara Indonesia, adapun pada bagian
alenia ke empat memuat dasar-dasar undamental negara yaitu 0 tujuan Negara, ketentuan
UU, bentuk Negara, dan dasar ilsaat Negara pancasila %(aelan:!#)&.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
5/22
2.2.1 Pem)ukaan UUD 1+,- se)aga Tert) Hukum Tertngg
(edudukan Pembukaan UU !"#$ dalam kaitannya dengan tertib hukum
Indonesia, memiliki dua aspek yang sangat undamental, yaitu 0 pertama, memberikan
actor-aktor yang mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia, dan kedua
memasukkan diri dalam tata tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi
%(aelan:#)&. (edudukan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan
UU !"#$ ialah sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia hal itu
dikarenakan Pancasila merupakan suatu dasar dan asas kerohanian dalam
penyelenggaraan Negara Indonesia. Sehingga seluruh peraturan perundang-undangan
yang terdapat di Negara Indonesia haruslah bersumber pada pembukaan UU !"#$
yang didalamnya terkandung asas kerohanian Negara atau dasar ilsaat Negara
Republik Indinesia. Pembukaan UU !"#$ juga sudah menentukan tertib hukum
Indonesia. ;aka, konsekuensinya Pembukaan UU !"#$ secara hukum, tidak dapat
diubah. 4al ini sesuai dengan ketetapan No
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
6/22
penjajahan. +ukan saja bertekad untuk merdeka, namun +angsa Indonesia juga
berusaha untuk tetap berdiri dibarisan yang terdepan untuk menentang dan
menghapuskan penjajahan di atas unia ini. idalam alenia pertama, tedapat
pernyataan dalil objekti dan dalil subjekti. alil objekti menjelaskan bahwa
penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dan oleh karenanya
harus ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di unia ini dapat menjalankan hak
kemerdekaannya yang merupakan hak asasinya. isitulah letak moral luhur dari
pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pernyataan dalil subjekti disini berarti aspirasi
masyarakat Indonesia itu sendiri utuk membebaskan diri dari penjajahan. ari
pernyataan dalil diatas, maka kewajiban bangsa untuk senantiasa berjuang melawan
setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaan setiap bangsa. Semua itu sudah
jelas tercantum dalam Pembukaan UU yang akan tetap menjadi landasan pokok untuk
mengendalikan politik 7uar Negeri.
). *lenia kedua
berbunyi0 2an perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur3 bunyi alenia tersebut dapat menunjukkan rasa kebangsaan dan
penghargaan kita atas perjuangan bangsa Indonesia selama ini. 4al ini bermakna bahwa
kita tidak dapat melupakan begitu saja keterkaitan peristiwa yang terjadi sekarang dan
kemarin, karena apa yang kita ambil sekarang adalah hasil yang kita perbuat kemarin,
dan menentukan keadaan yang akan datang. Pada alenia ini juga menjelaskan bahwa
kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
(. *lenia ketiga
berbunyi0 2*tas berkat rakhmat *llah Aang ;aha (uasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya3. (alimat tersebut bukan saja
menegaskan apa yang menjadi motiasi nyata dan materiil bangsa Indonesia, untuk
menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan motiasi spiritualnya,
bahwa maksud dan tindakan menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh *llah Aang
;aha (uasa. 4al tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kebidupan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
7/22
yang berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kebidupan di dunia
dan di akhirat. *linea ini memuat motiasi spiritual yang luhur dan mengilhami
Proklamasi (emerdekaan %sejak dari Piagam 'akarta& serta menunjukkan pula
ketaBwaan bangsa Indonesia kepada /uhan Aang ;aha Csa. +erkat rahmat-Nyalah
bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya, dan
mendirikan negara yang berwawasan kebangsaan.
#. *lenia keempat
berbunyi0 2(emudian daripada itu untuk membentuk susunan pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang asar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada0
(etuhanan Aang ;aha Csa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan=
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia3. *linea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip
dasar, untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.
/ujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan D... Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosialD. Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan
itu adalah dengan menyusun kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang
asar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan Pancasila. engan rumusan yang
panjang dan padat ini, alinea keempat Pembukaan Undang-Undang asar !"#$
sekaligus menegaskan0
!. Negara Indonesia mempunyai ungsi yang sekaligus menjadi tujuannya
yaitu0melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
8/22
8. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat
9. Negara Indonesia mempunyai dasar alsaah Pancasila, yaitu (etuhanan
Aang ;aha Csa, (emanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
(erakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2., Hu)ungan antara Pan(asla #engan Pem)ukaan UUD 1+,-
Pancasila sebagai substansi daripada pembukaan UU !"#$ adalah sumber dari
segala sumber hukum Republik Indonesia. leh karenanya itu penting bagi bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-citanya yang harus sesuai dengan Pancasila, artinya
cara dan hasilnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila. Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UU !"#$.
leh karena itu Pancasila dan Pembukaan UU mempunyai hubungan yang sangat eratyang harus dijalankan dengan serasi, selaras, dan seimbang. Untuk lebih jelasnya
hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut0
Pokok pikiran dalam Pembukaan UU !"#$0
I %Sesuai dengan Pancasila ke 9&
II %Sesuai dengan Pancasila ke $&
III %Sesuai dengan Pancasila ke #&
I? %Sesuai dengan Pancasila ke ! dan ke 8&
2.2.- Hu)ungan antara Pem)ukaan #engan Pasal*asal UUD 1+,-
Isi UU !"#$ dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu0
a. +agian pertama, adalah pembukaan UU !"#$ yang terdiri dari empat alenia,
dimana alenia terakhir memuat asar Negara Pancasila
b. +agian kedua, terdiri dari pasal Epasal UU !"#$ yang terdiri atas 8F +ab, @9
Pasal, 9 pasal *turan Peralihan dan 8 pasal *turan /ambahan.
ari penjabaran diatas dapat dikatakan bahwa bagian pertama %Pembukaan&
memiliki kedudukan yang paling tinggi daripada yang kedua. 4al ini dikarenakan
pembukaan memenuhi persyaratan untuk disebut Pokok (aidah Gundamental Negara
Republik Indonesia. *dapun syarat-syarat itu adalah0
!. ilihat dari sejarah terjadinya, Pembukaan ditentukan oleh pembentuk Negara
%PP(I&.
8. ilihat dari isinya, pembukaan memuat alsaah Negara %Pancasila&, asas
politik Negara %Republik yang berkedaulatan&, tujuan Negara %yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
9/22
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial&
9. Pembukaan menetapkan adanya suatu UU Negara Indonesia.
2.2./ Hu)ungan antara Pem)ukaan UUD 1+,- #engan Pr$klamas 10
Agustus 1+,-
4ubungan antara Pembukaan UU !"#$ dengan Proklamasi !@ *gustus !"#$
memang memiliki hubungan yang sangat principal dimana0
Proklamasi !@ *gustus !"#$ memuat dua hal pokok, yaitu
a. Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia.
b. /indakan-tindakan yang harus segera diselenggarakan sehubungan dengan
pernyataan kemerdekaan itu.
Sedangkan dalam Pembukaan UU !"#$, terutama dalam alenia ketiga memuat
pernyataan kemerdekaan dan alenia keempat memuat tindakan yang harus dilaksanakan
setelah adanya Negara.
4ubungan antara pembukaan UU !"#$ dengan Proklamasi !@ *gustus !"#$
adalah
a. *lenia pertama, kedua dan ketiga dalam Pembukaan UU !"#$ memberi
penjelasan terhadap dilaksanakannya proklamasi !@ *gustus !"#$
b. *lenia keempat pembukaan UU !"#$ memberi penanggung jawaban
terhadap dilaksanakannya proklamasi !@ *gustus !"#$
;aka, dengan demikian Pembukaan UU !"#$ merupakan amanat yang sangat
luhur dari proklamasi !@ agustus !"#$. leh karena itu konstruksi Negara proklamasi
seperti yang dicita-citakan oleh +angsa Indonesia pada saat Negara itu diproklamasikan,
hanyalah dapat dilihat, dihayati dari dalam Pembukaan UU !"#$. imana, artinya
Negara proklamasi !@ *gustus !"#$ hanya dapat disusun dan diselenggarakan
berdasarkan Pembukaan UU !"#$, termasuk Pancasila yang ada didalamnya sebagai
peran yang amat penting.
2.3 !truktur emerntahan n#$nesa )er#asarkan UUD 1+,-
2.3.1 Dem$kras n#$nesa se)agamana #ja)arkan #alam Un#ang*Un#ang Dasar
1+,- hasl ama#emen 22
emokrasi di Indonesia yang tertuang dalam UU !"#$ selain mengakui adanya
kebebasan dan persamaan hak juga sekaligus mengakui perbedaan serta
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
10/22
keberanekaragaman mengingat indonesia adalah 2+hineka /unggal Ika3, berdasar pada
moral persatuan, (etuhanan dan kemanusiaan yang beradab.
Penjabaran demokrasi menurut UUD 1945 dalam sistem ketatanegaraan indonesia
asca amademen !""!
(onsep demokrasi sebagaimana terdapat dalam pembukaan UU !"#$ ialah
kedaulatan berada ditangan rakyat. Rumusan kedaulatan ditangan rakyat ini
menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat
adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara.
Sehingga rakyat adalah paradigma sentral kekuasaan negara. *dapun rincian struktural
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UU !"#$ alalah
sebagai berikut0
a. #onse kekuasaan
(onsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagian terdapat dalam UU !"#$
sebagai berikut0
!. (ekuasaan di tangan rakyat
Negara Republik Indonesia pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan
tertinggi adalah di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam Undang-Undang
asar Negara.
8. Pembagian kekuasaan
(ekuasaan didelegasikan kepada lembaga negara sesuai dengan ungsinya
masing-masing sesuai dengan UU !"#$. Pendelegasian kekuasaan dalam
kasanah ilmu hukum tatanegara dan ilmu plolitik dikenal dengan istilah
2distribution o power3 yang merupakan unsur mutlak dari negara demokrasi.
9. Pembatasan kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurut konsep UU !"#$, dapat dilihat melalui proses
atau mekanisme $ tahunan kekuasaan dalam UU !"#$. alam pembatasan
kekuasaan menurut konsep mekanisme $ tahunan kekuasaan menurut UU !"#$
mencakup antara lain0 periode kekuasaan, pengawasan kekuasaan dan
pertanggungjawaban kekuasaan.
b. #onse engambilan keutusan
(onsep pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tata negara Indonesia
adalah berdasarkan0
!. (eputusan didasarkan atas suatu musyawarah sebagai asasnya, artinya keputusan
diambil dari musyawarah dalam mencapai muakat.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 10
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
11/22
8. 'ika muakat tidak tercapai, maka pengambilan keputusan dilakukan melalui suara
terbanyak.
c.#onse engawasan
(onsep pengawasan demokrasi di Indonesia sebagaimana tercantum dalam UU
!"#$ pada dasarnya adalah sebagai berikut0
!. ilakuakan oleh seluruh warga negara, karena kekuassaan di dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia adalah ditangan rakyat.
8. Secara ormal ketatanegaraan pengawasan berada pada PR
d. #onse ertisiasi
(onsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan dan partisipasi itu terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia
sebagaimana termuat dalam UU !"#$.
2.3.2 !stem emerntahan negara menurut UUD 1+,- hasl ama#emen 22
Sistem pemerintah di Indonesia dikenal dengan 2/ujuh (unci Pokok Sistem
Pemerintahan Negara3 sebelum amademen. an setelah amademen tujuh kunci tersebut
mengalami beberapa perubahan. Setelah amademen sistem pemerintahan negara
menurut UU !"#$ adalah sebagai berikut0
a. $ndonesia ialah negara %ang berdasarkan atas hukum &rechsstaat'
Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum %rechsstaat& dan bukan berdasarkan
kekuasaan %machtsstaat&. 4al ini berarti bahwa negara, termasuk di dalamnya
Pemerintahan dan lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan suatu tindakan
apapun, harus dilandasi atas hukum yang berlaku atau harus dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. /ekanan pada hukum %recht& di sini dihadapakan
pada kekuasaan %macht&. Prinsip sistem ini akan tampak dalam rumusan pasal-pasalnya,
juga akan sejalan dan merupakan pelaksanaan pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam pembukaan UU !"#$ yang diwujudkan oleh cita-cita hukum %rechtsidee& yang
menjiwai UU !"#$ dan hukum dasar yang tidak tertulis.
b. Sistem konstitusional
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi %hukum dasar&, tidak bersiat
absolute %kekuasaan yang tidak terbatas&. Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara
pengadilan pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang dengan
sendirinya juga oleh ketentuanEketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional,
(etetapan ;PR, Undang-Undang dan sebagainya. engan demikian sistem ini
memperkuat dan menegaskan lagi sistem negara hukum seperti dikemukakan di atas.
c. #ekuasaan negara %ang tertinggi di tangan rak%at
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 11
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
12/22
;enurut UU !"#$ hasil amademen 8FF8 kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat, dan dilaksanakan menurut UU %pasal !ayat 8&. 4al ini berarti terjasi suatu
reormasi kekuasaan tertinggi dalam negara secara kelembagaan tinggi negara,
walaupun esensinya tetap rakyat yang memiliki kekuasaan. ;PR menurutUU !"#$
hasil amademen 8FF8, hanya memiliki kekuasaan melakukan perubahan UU, melantik
Presiden dan Hakil Presiden, serta memberhentikan Presiden=Hakil Presiden sesuai
masa jabatan, atau jikalau melanggar suatu konstitusi.
d. Presiden ialah en%elenggara emerintahan negara %ang tertinggi di saming (P)
dan DP)
+erdasarkan UU !"#$ hasil amademen 8FF8, presiden merupakan penyelenggara
pemerintahan tertinggi disamping ;PR dan PR, karena Presiden dipilih langsung oleh
rakyat UU 8"#$ pasal >* ayat !. 'adi menurut UU !"#$ ini Presiden tidak lagi
merupakan mandataris ;PR, melainkan dipilih langsung oleh rakyat.
e. Presiden tidak bertanggungjawab keada DP)
;enurut UU !"#$, diamping Presiden adalah ewan Perwkilan Rakyat %PR&.
Presiden harus mendapat persetujuan PR untuk membentuk Undang-Undang pasal $
ayat ! dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara sesuai dengan
pasal 89. leh karena itu, Presiden harus bekerjasama dengan ewan, akan tetapi
Presiden tidak bertanggungjawab kepada ewan, artinya kedudukan Presiden tidak
tergantung pada ewan.
*. (enteri negara ialah embantu residen+ menteri negara tidak bertanggungjawab
keada dewan erwakilan rak%at
alam UU !"#$ dijelaskan bahwa Presiden dalam melaksanakan tugas
pemerintahannya dibantu oleh menteri-menteri negara %pasal !@ ayat ! UU !"#$ hasil
amademen&, Presiden mengangkat dan memberhentikan ;enteri-;enteri Negara %pasal
!@ ayat 8 UU !"#$ hasil amademen&. ;emteri-;enteri Negara itu tidak
bertanggungjawab kepadan ewan Perwakilan Rakyat. (edudukannya tidak bergantung
kepada ewan Perwakilan Rakyat.
g. #ekuasaan keala negara tidak tak,terbatas
;enurut UU !"#$ hasil amademen 8FF8, Presiden dan Hakil Presiden dipilih oleh
rakyat secara langsung. engan demikian dalam sistem kekuasaan kelembagaan negara
Presiden tidak lagi merupakan mandataris ;PR bahkan sejajar dengan PR dan ;PR.
4anya jikalau Presiden melanggar Undang-Undang maupun Undang-Undang asar,
amak ;PR dapat melakukan impeachment. Presiden tidak dapat membubarkan PR
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 12
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
13/22
maupun ;PR. (ecuali itu Presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara
ewan Perwakilan Rakyat.
2.3.3 Negara n#$nesa a#alah negara hukum
;enurut UU !"#$, Negara Indonedia adalah negara 4ukum, negar 4ukum yang
berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan kekuasaan. 6iri-ciri negara hukum
adalah0
!. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan
dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
8. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan
tidak memihak.
9. 'aminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukum-Nya dapat
dipahami, dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa Indonesia harus
menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaannya, ketentuan ini menunjuklam
bahwa di negara Indonesia dijamin adanya perlindungan hak-hak asasi manusia
berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum, bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar
kekuasaan.
2., Hu)ungan antara lem)aga*lem)aga negara )er#asarkan un#ang*un#ang #asar
1+,-
!.4.1 -ubungan antara (P) dan residen
;ajelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi sebgai
wakil rakyat sesuai dengan UU !"#$ %pasal ! ayat 8& , di samping PR dan Presiden.
Sesuai dengan ketentuan UU !"#$ hasil amandemen 8FF8, maka Presiden dapat
diberhentikan sebelum habis masa jabatannya baik karena permintaannya sendiri atau
karena tidak dapat melakukan kewajibannya maupun diberhentikan oleh ;PR.
Pemberhentian Presiden oleh ;PR sebelum masa jabatannya berakhir, hanya mungkin
dilakukan jikalau Presiden sungguh-sungguh telah melanggar hokum berupa
penghianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan=atau Hakil Presiden, pasal @*.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 13
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
14/22
Namun demikian perlu dipahami bahwa oleh karena Presiden tidak diangkat oleh
;PR, maka Presiden tidak bertanggung jawab kepada ;PR, melainkan kepada rakyat
Indonesia sesuai dengan ketentuan UU.
!.4.! -ubungan antara (P) dan DP)
;ajelis Permusyawaratan Rakyat tediri atas anggota-anggota dewan Perwakilan
Rakyat, dan anggota-anggota ewan Perwakilan aerah yang dipilih melalui Pemilu.
;engingat kedudukannya Sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang
memegang kedaulatan rakyat tertinggi %pasal 8 ayat !& dan untuk menegakan martabat
serta kewibawaannya, maka PR menyelesaikan masalah-masalah yang bersiat dasar,
yang bersiat structural dan memiliki kekuasaan untuk mengubah UU, maka antara
PR dengan ;PR harus melakukan kerja sama yang simultan dalam melakukan
pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dilakukan oleh Presiden.
leh karena anggota PR seluruhnya merangkap anggota ;PR, maka ;PR
menggunakan PR sebagai tangan kanannya dalam melakukan pengawasan
pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh Presiden sebagaimana ditetapkan oleh
;PR.
alam hal ini PR menggunakan hak-hak tertentu yang dimilikinya seperti hak
angket, hak amandemen, hak interpelasi, hak budget, hak /anya inisiati, Pasal 8F*.
;PR mempunyai tugas yang sangat luas, melalui wewenang PR, ;PR
mengemudikan pembuatan UU serta peraturan lainnya agar UU serta pengaturan-
pengaturan itu sesuai dengan UU !"#$. ;elalui wewenang PR ia juga menilai dan
mengawasi wewenang lembaga-lembaga lainnya.
!.4. -ubungan antara DP) dan residen
Sebagai sesamal lembaga dan sesame anggota badan legislati maka PR dan
Presiden bersama-sama mempunyai tugas antara lain 0
a. ;embuat UU pasal %pasal $ ayat !, 8F dan 8!& dan
b. ;enetapkan UU tentang anggaran %pendapatan dan +elanja Negara %pasal 89
ayat !&.
;embuat UU berarti menentukan kebijakan Politik yang diselenggarakan
Presiden.
;enentukan +udget Negara pada hakekatnya berarti menetaokan rencana kerja
tahunan. PR melalui *nggaran +elanja yang telah disetujui dan mengawasi
pemerintah dengan eekti. i dalam pekerjaan untuk membuat UU, maka lembaga-
lembaga Negara lainnya dapat diminta pendapatnya.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 14
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
15/22
Sesudah PR bersama Presiden menetapkan UU dan R*P=R*+ Negara maka di
dalam pelaksanaannya, PR berungsi sebagai pengawas terhadap pemerintah.
Pengawasan PR terhadap Presiden adalah suatu konsekuensi yang wajar %logis&, yang
pada hakikatnya mengandung arti bahwa Presiden bertanggung jawab kepada PR
dalam arti partnership.
Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh PR, dan dengan pengawasan tersebut, maka
terdapat kewajiban bagi pemerintah untuk selalu bermusyawarah dengan PR tentang
masalah-masalah pokok dari Negara yang menyangkut kepentingan rakyat dengan UU
sebagai landasan kerja.
4al ini tetap sesuai dengan penjelasan resmi UU !"#$ dinyatakan bahwa
Presiden harus tergantung kepada ewan. Sebaliknya kedudukan PR adalah kuat,
ewan ini tidak dapat dibubarkan oleh Presiden. leh karena anggota-anggota PR
semuanya merangkap menjadi anggota-anggota ;PR, maka PR dapat senantiasa
tindakan-tindakan Presiden jikalau ewan menganggap bahwa Presiden sungguh-
sungguh melanggar pidana atau konstitusi yang telah, maka ;ajelis itu dapat
melakukan siding istimewa untuk melakukan imeachment .
+entuk kerjasama antar PR dan Presiden tidak boleh mengingkari partner
legislatinya. Presiden harus memperhatikan, mendengarkan, berkonsultasi dan dalam
banyak hal, memberikan keterangan-keterangan serta laporan-laporan kepada PR dan
meminta pendapatnya.
!.4.4 -ubungan antara DP) dengan menteri,menteri
alam UU !"#$ dinyatakan bahwa menteri-menteri diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden %pasal !@ ayat 8&, sedangkan dalam penjelasannya dikemukakan bahwa
menteri-menteri itu tidak bertanggung jawab kepada PR, artinya kedudukannya tidak
tergantung kepada ewan, akan tetapi tergantung kepada Presiden.
Seperti halnya juga dengan Presiden, menteri-menteri tidak dapat dijatuhkan atau
diberhentikan oleh PR, akan tetapi sebagai konsekuensinya yang wajar %logis& dari
tugas dan kedudukannya, ditambah pula ketentuan dalam penjelasan yang mengatakan
Presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh PR. leh karena itu menteri-
menteripun juga tidak terlepas dari keberatan-keberatan PR, yang berakibat
diberhentikannya menteri oleh Presiden.
Sudah terang bahwa PR tidak boleh main emosi tidak percaya, melainkan secara
serius harus memberikan pertimbangan kepada Presiden dan sebaliknya Presiden tidak
boleh bersitegang tidak mau memperhatikan suara PR yang telah diberikannya dengan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 15
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
16/22
sungguh-sungguh berdasarkan alas an yang objekti. 4anya dengan pengertian yang
mendalam akan hal ini, maka kita terjerumus ke dalam tangan besi seorang diktator.
Selain itu juga dirasakan sangat merugikan jalannya pemerintahan, apabila PR
mengadakan lidelijk verzet J misalnya tidak menyetujui anggaran Negara yang
meningkat dalam keadaan yang sangat diperlukan. 'ika presiden bersitegang tidak mau
mendengarkan suara PR yang telah diberikannya dengan tulus ikhlas, sebagai jalan
keluar ;PR harus segera memberikan keputusannya, dan ;PR itu presiden secara
imperati harus melaksankannya, terutama berdasar pasal 9 ayat %9&.
!.4.5 -ubungan antara residen dengan menteri,menteri
alam UU !"#$ ;enteri adalah pembantu Negara %pasal !@ ayat !&, dan
presiden mengangkat dan memberhentikan para menteri-menteri Negaranya %pasal !@
ayat 8&. Secara ormal para menteri itu tidak bertanggung jawab pada PR, akan tetapi
menteri tersebut sangat tergantung pada Presiden, walau demikian para menterilah yang
terutama menjalankan pemerintahan dalam prakteknya. Sebagai pemimpin department
%pasal !@ ayat 9&, menteri mengetahui selukbeluk mengenai lingkungan pekerjaannya.
alam praktek pemerintahan, timbul kebiasaan bahwa presiden melimpahkan
wewenang kepada pembantu pimpinan dari presiden (onensi yang demikian ini tidak
boleh mengurangi jiwa dari system kabinet Presidensial. +erhubungan dengan hal itu
menteri memiliki pengaruh yang besar pada Presiden dalam menuntut politik Negara
dalam departemennya. ;enteri adalah pemimpin-pemimpin Negara, yang menetapkan
politik pemerintahan dan koordinasidalam pemerintahan Negara . *gar terlaksananya
koordinasi yang baik, para menteri harus bekerjasama dan satu sama lain secara erat di
bawah pimpinan Presiden.
!.4./ -ubungan antara mahkamah agung dengan lembaga negara lainn%a
alam pasal 8# ayat ! UU !"#$ disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah ;ahkamah *gung dan +adan (ehakiman menurut susunan dan
kekuasaan +adan-+adan (ehakiman tersebut diatur menetapkan hubungan antara
;ahkamah *gung dengan lembaga-lrmbaga lainnya. alam penjelasan UU !"#$
disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan pemerintah ataupun
kekuasaan serta kekuatan lainnya. +erhubungan dengan itu harus diadakan jaminan
dalam bentuk UU !"#$ tentang kedudukan para hakim, sebagai syarat mencapai suatu
keputusan yang seadil-adilnya.
;ahkamah *gung sebagai 7embaga /inggi Negara dalam bidang kehakiman dari
tingkat yang lebih tinggi, berwenang menyatakan tidak sah peraturan perundangan dari
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 16
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
17/22
tingkat yang lebih tinggi. (etentuan ini mengatur tentang hak menguji dari ;ahkamah
*gung, yang mengandung makna, bahwa ;ahkamah *gung berhak untuk menguji
secara material peraturan yang lebih rendah tingkatannya dari Undang-Undang
mengenai sah tidaknya dengan ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi.
alam proses reormasi, ;ahkamah *gung merupakan ujung tombak dalam
memberantas ((N untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih sesuai /ap No.
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
18/22
4asil pemeriksaaan +P( inipun disertai sangsi pidana, apabila hasil pemeriksanan
mengungkapkan sangkaan terjadinya tindakan-tindakan pidana atau perbuatan yang
mertugikan Negara, maka masalahnya diberitahukan kepada kepolisian atau kejaksaan.
2.- !TUD "A!U!
*pa yang menyebabkan degrarasi moral yang dilakukan oleh pelaksana pemerintah
yang dalam hal ini adalah maraknya tindakan korupsi yang terjadi dalam lingkungan
pemerintahan1 *pakah para pelaku korupsi tidak menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupannya dan apakah para pelaksana pemerintahan tidak takut dengan hukum-hukumketatanegaraan %UU !"#$ dan peraturan perundang-undangan lainnya&. 6aba kita cermati
kasus yang satu ini0
#asus #orusi 2a%us 3ambunan
a. Kambaran
Kayus 4alomoan /ambunan dituduh melakukan tiga tindak pidana sekaligus, yaitu
korupsi, pencucian uang %money laundering& serta penggelapan. (etiganya merupakan
bentuk tindak pidana. ;asing-masing berbeda antara satu dengan yang lain. (orupsi diatur
di dalam Undang-undang No. 9! /ahun !""" /entang Pemberantasan /indak Pidana
(orupsi juncto Undang-undang No. 8F /ahun 8FF! /entang Perubahan *tas Undang-
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 18
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
19/22
undang No. 9! /ahun !""" /entang Pemberantasan /indak Pidana (orupsi.
(emudian, money laundering diatur di dalam Undang-undang No. !$ /ahun 8FF8 /entang
/indak Pidana Pencucian Uang juncto Undang-undang No. 8$ /ahun 8FF9 /entang
Perubahan *tas Undang-undang No. !$ /ahun 8FF8 /entang /indak Pidana Pencucian
Uang. 7alu, penggelapan itu diatur di dalam (itab Undang-undang 4ukum Pidana
%(U4P& pasal 9@8-9@@. leh karena itu, concursus dari kasus Kayus masuk ke dalam
concursus realis %perbarengan perbuatan& atau meerdaadse samenloo. Perihal apa yang
dimaksud dengan perbarengan perbuatan, kiranya dapat disimpulkan dari rumusan pasal >$
ayat %!& dan pasal >> ayat %!& (U4P, yakni 0 2beberapa perbuatan yang masing-masing
harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa
kejahatan L3. Pengertian perbuatan dalam rumusan di ayat %!& pasal >$ dan >> adalah
perbuatan yang telah memenuhi seluruh syarat dari suatu tindak pidana tertentu yang
dirumuskan dalam undang-undang, atau secara singkat adalah tindak pidana, yang
pengertian ini telah sesuai dengan kalimat di belakangnya, 2sehingga merupakan beberapa
kejahatan3 %berdasarkan penasiran sistematis&. 'adi berdasarkan rumusan ayat %!& pasal >$
dan >> (U4P, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing tindak pidana yang mana
tindak pidana dalam perbarengan perbuatan itu satu sama lain adalah terpisah dan berdiri
sendiri. Inilah ciri pokok dari perbarengan perbuatan. (esimpulannya, kasus Kayus
4alomoan /ambunan dalam penyelesaiannya dapat diadili dan dipidana sekaligus karena
ini merupakan concursus. Nantinya akan diputus dalam satu putusan pidana dan tidak
dijatuhkan sendiri-sendiri
b. Pandangan
(asus Kayus, menurut saya, merupakan suatu concursus atau perbarengan tindak
pidana. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perbarengan tindak pidana ialah terjadinya
dua atau lebih tindak pidana oleh satu orang dimana tindak pidana yang dilakukan pertama
kali belum dijatuhi pidana, atau antara tindak pidana yang awal dengan tindak pidana
berikutnya belum dibatasi oleh suatu putusan hakim. apat juga di dalam
bentuk concursus itu terjadi dua atau lebih tindak pidana oleh dua atau lebih orang. 'adi
intinya, yang terpenting adalah ada lebih dari satu tindak pidana dan diantara tindak pidana
tersebut belum diputus hakim. Pada pengulangan juga terdapat lebih dari satu tindak
pidana yang dilakukan oleh satu orang. Perbedaan pokoknya adalah bahwa pada
pengulangan tindak pidana yang dilakukan pertama atau lebih awal telah diputus oleh
hakim dengan mempidana pada si pembuat=pelaku, bahkan telah dijalaninya baik sebagian
atau seluruhnya. Sedangkan pada perbarengan %concursus& syarat seperti pada pengulangan
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 19
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
20/22
tidaklah diperlukan. Pengulangan tindak pidana lebih amiliar dengan sebutan recidie.
(asus Kayus ini merupakan suatu peyelewengan yang dilakukan oleh seorang pemerintah
secara sengaja untuk mengambil hak para masyarakat Indonesia dengan sewena-wena. 4al
ini sangat berbeda dengan nilai-nilai yang tertanam dalam Pancasila, dan tentunya tidak
mendalami Pancasila, Pembukaan UU !"#$ dan UU !"#$.
c. Penyebab kasus
Secara umum akibat korupsi adalah dapat merugikan negara dan merusak sendi-sendi
kebersamaan serta memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-undang asar !"#$.
+erikut ini merupakan penyebab korupsi adalah0
!. /ata ekonomi Negara yang belum sempurna.
8. /ata sosial budaya seperti ketimpangan sosial.
9. /ata politik seperti pengambil alihan kekuasaan, hilangnya bantuan luar negeri,hilangnya kewibawaan pemerintah, ketidakstabilan politik.
#. /ata administrasi seperti tidak eisien, kurangnya kemampuan administrasi,
hilangnya keahlian, hilangnya sumber-sumber negara, dan keterbatasan
kebijaksanaan pemerintah
$. Secara umumnya, budaya korupsi itu terjadi karena ketiadaan pengendalian diri dari
pelaku korupsi. (urangnya kepuasan diri dari pelaku korupsi, sehingga menimbulkan
ketamakan dan kehilaan untuk menganbil hak orang lain.
d. Solusi untuk kasus tersebut
Sebagai seorang pejabat %pelaksana pemerintahan& hendaknya harus menanamkan
dahulu konsep saling harga menghargai dan menanamkan UU !"#$ dalam hidupnya
yang berlandaskan Pancasila baik dalam berkata, berprilaku, dan berikir sebelum menjadi
seorang pejabat %panutan& dalam setiap negara, begitu juga dengan warga negaranya. *gar
terjalin kerjasama yang baik sehingga terbentuknya tujuan Negara. Selain mematangkan
diri untuk memikul sebuah tanggung jawab para pejabat negara hendaknya mempersiapkan
diri di dalam ilmu pengetahuan, baik dalam administrasi keuangan maupun pemerintahan.
(esigapan Negara dalam hal ini juga memiliki pengaruh yang amat penting, karena bila
Negara belum memiliki kesiapan untuk berpemerintahan, maka para pelaku pemerintahan
juga mengalami hal yang sama yaitu ketidaksigapan dalam menjalankan tujuan Negara.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 20
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
21/22
BAB III
PENUTUP
3.1 Imlkas
Sebagai bangsa yang mempunyai penegakan hukum yang baik, dan menjadikan
Pancasila sebai sumber segala sumber hukum kita sebagai warna Negara hendaknya
menghargai dan menghormatinya. engan adanya Pancasila sebagai sumber
ketatanegaraan, diharapkan dapat menjadikan suatu pandangan dan suatu panutan untuk
setiap warga negaranya, dan sebaliknya kita sebagai warga Negara yang baik selalu akti
bekerjasama didalamnya agar terwujudnya bangsa yang kuat akan hukum.
3.2 !mulan
Seperti yang kita ketahui Pancasila merupakan dasar dari negara republik Indonesia,
yang menjadi landasan dalam pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara. imana hal
ini dimaksudkan bahwa sesuai yang tercantum dalam pembukaan UU !"#$ adalah sebagi
sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Sebagai landasan suatu Negara, pancasila
memiliki hubungan yang sangat erat kaitanya dengan Pembukaan UU !"#$, karena
didalam pembukaan UU !"#$ khususnya dalam alenia ke I? berisikan suatu prinsip-
prinsip pokok yang menunjang terbentuknya suatu Negara Indonesia. +erbicara tentang
Pancasila, dan (etatanegaraan Republik Indonesia beserta Pembukaan UU !"#$ tidak
lengkap jika kita tidak membahas isi dari UU !"#$ sebagai prasyarat terbentuknya suatu
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 21
-
8/18/2019 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan (Dwita_darma)
22/22
Negra. i dalam UU !"#$ ini terdiri atas 8F +ab, @9 Pasal, 9 pasal *turan Peralihan dan
8 pasal *turan /ambahan.
3.3 !aran "e)jakan
6ara penaggulangan korupsi adalah bersiat Preenti dan Represi. Pencegahan
%preenti& yang perlu dilakukan adalah dengan menumbuhkan dan membangun etos kerja
pejabat maupun pegawai tentang pemisahan yang jelas antara milik atau perusahaan
dengan milik pribadi, mengusahakan perbaikan penghasilan %gaji&, menumbuhkan
kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap jabatan dan pekerjaan, teladan
dan pelaku pimpinan atau atasan lebih eekti dalam memasyarakatkan pandangan,
penilaian dan kebijakan, terbuka untuk kontrol, adanya kontrol sosial dan sanksi sosial,
menumbuhkan rasa 2sense o belongingness3 diantara para pejabat dan pegawai.
Sedangkan tindakan yang bersiat Represi adalah menegakan hukum yang berlaku pada
koruptor dan penayangan wajah koruptor di layar teleisi dan herregistrasi %pencatatan
ulang& kekayaan pejabat dan pegawai.
DATAR PU!TA"A
(aelan.8FF9. Pendidikan Pancasila.Paradigma0Aogyakarta
Soegito dkk.8FF>. Pendidikan Pancasila &disi revisi !""/'.UP/ ;(U UNCS0Semarang
Rindjin (etut.8F!!. Pendidikan Pancasila Pandangan -idu angsa $ndonesia dan Dasar
egara #esatuan )eublik $ndonesia.Unit Penerbitan Uniersitas Pendidikan
Kanesha0Singaraja.
*nonim.8FF). 6 7$ Pancasila Dalam #onteks #etatanegaraan )eublik $ndonesia.di
http0==elearning.gunadarma.ac.id=docmodul=pendidikanMpancasila=bab>-
pancasilaMdalamMkonteksMketatanegaraanMrepublikMindonesia.pd yang diakses
pada 88 noember 8F!!
Sindhu.8F!F. 6nalisis #asus 2a%us.di http0==Fsprey.wordpress.com=8F!F=!F=!#=analisis-
kasus-gayus= yang diakses pada 9F noember 8F!!
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Page 22
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab6-pancasila_dalam_konteks_ketatanegaraan_republik_indonesia.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab6-pancasila_dalam_konteks_ketatanegaraan_republik_indonesia.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab6-pancasila_dalam_konteks_ketatanegaraan_republik_indonesia.pdfhttp://0sprey.wordpress.com/2010/10/14/analisis-kasus-gayus/http://0sprey.wordpress.com/2010/10/14/analisis-kasus-gayus/http://0sprey.wordpress.com/2010/10/14/analisis-kasus-gayus/http://0sprey.wordpress.com/2010/10/14/analisis-kasus-gayus/http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab6-pancasila_dalam_konteks_ketatanegaraan_republik_indonesia.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab6-pancasila_dalam_konteks_ketatanegaraan_republik_indonesia.pdf
top related