nematoda usus rev 2.ppt

Post on 25-Oct-2015

331 Views

Category:

Documents

60 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

1. SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH)2. NON SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (NON STH)

NEMATODA USUS

Nematoda usus

besar & panjang bervariasi mempunyai kepala, ekor, ro’ badan & alat lain yg lengkap sistem pencernaan, ekskresi & reproduksi terpisah bertelur, ada yang vivipar & partenogenesis cacing dewasa tidak bertambah banyak dlm bdn manusia bentuk infektif dapat masuk scr aktif ke badan manusia

atau tertelan

Soil transmitted helminths (STH)

STH : cacing nematoda usus yang perkembangan bentuk infektifnya membutuhkan tanah

Spesies terpenting bagi manusia : 1. Ascaris lumbricoides 2. Necator americanus (cacing tambang) 3. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) 4. Trichuris trichiura 5. Strongyloides stercoralis

Ascaris lumbricoides

Hospes : manusia (satu-satunya) Penyakit : askariasis Distribusi geografik : kosmopolit, Indonesia 60 – 90%

Ascaris lumbricoides

betina

jantan

Ascaris lumbricoides

telur dibuahi telur matang

telur tdk dibuahi

telur decorticated

Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides

Habitat : usus halus Patologi dan GK : Penyebab : 1. larva * pada saat berada di paru * batuk, demam, eosinofilia * rontgen infiltrat yg menghilang dlm 3 minggu * sindrom Loeffler

2. cacing dewasa * gangguan usus ringan * berat malabsorbsi, obstruksi usus * saluran empedu, apendiks / bronkus operatif

Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides

Diagnosis :

* menemukan telur pd pem tinja

* cacing dewasa keluar sendiri mll

mulut, hidung atau tinja

Pengobatan :

* perorangan/massal

* piperasin, pirantel pamoat, mebendazol/albendazol

* pemberian albendazol 400 mg 2 kali setahun (SD)

Ascaris lumbricoides

Prognosis : baik Epidemiologi :

* prevalensi tinggi tu pada anak2 - kurangnya pemakaian jamban keluarga - kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk

Cacing tambang

Beberapa spesies yang penting :

1. Necator americanus : manusia

2. Ancylostoma duodenale : manusia

Necator americanus & Ancylostoma duodenale

Hospes : manusia Penyakit : nekatoriasis dan ankilostomiasis Distribusi geografik : di seluruh daerah katulistiwa

dan di tempat lain dgn keadaan sesuai

(pertambangan & perkebunan).

Indonesia 40%

Necator americanus & Ancylostoma duodenale

benda kitin 2 psg gigi

Necator americanus & Ancylostoma duodenale

Necator americanus & Ancylostoma duodenale

Habitat : usus halus Patologi dan GK : Penyebab : 1. larva * perubahan kulit ground itch * perubahan paru biasanya ringan * oral penyakit wakana (mual, muntah, iritasi faring, batuk, sakit leher dan serak) 2. dewasa anemia hipokrom mikrositer * gejala tgt : - spesies & jumlah cacing - gizi penderita (Fe dan prot) * N. americanus 0,005-0,1 cc/hr A. duodenale 0,08 – 0,34 cc/hr

Necator americanus & Ancylostoma duodenale

Diagnosis : * tinja segar telur * tinja lama larva * biakan tinja Harada-Mori Pengobatan : Pirantel pamoat Epidemiologi : * insidens tinggi di pedesaan (perkebunan) * > 70% * kebiasaan defekasi di tanah, pemakaian

tinja sbg pupuk penyebaran infeksi * memakai sandal/sepatu

Trichuris trichiura

Hospes : manusia Penyakit : trikuriasis Distribusi geografik :

* bersifat kosmopolit tu di

daerah panas & lembab

spt Indonesia

Trichuris trichiura

Trichuris trichiura

Patologi & GK :

* Habitat : sekum / kolon ascendens * Infeksi berat tu pd anak tersebar di

rektum & kolon dengan gejala : - diare diselingi sindrom disentri - anemia - berat badan turun - prolaps rektum * Infeksi ringan tanpa gjl/gjl tidak khas

Trichuris trichiura

Trichuris trichiura

Diagnosis : menemukan telur dalam tinja Pengobatan : * mebendazol

* albendazol Epidemiologi :

* Penyebaran inf kontaminasi tanah

dengan tinja

* Pentingnya pencegahan

Strongyloides stercoralis

Hospes : manusia Penyakit : strongilodiasis Distribusi geografik : tropik & subtropik Daur hidup : 1. siklus langsung 2. siklus tidak langsung 3. autoinfeksi

Strongyloides stercoralis

Strongyloides stercoralis

Habitat : vilus duodenum dan

jejunum Patologi & GK :

* creeping eruption * ringan tanpa gjl * sedang rasa sakit spt tertusuk2 di

epigastrium tengah & tdk menjalar * berat dpt ditemukan di seluruh traktus digestivus dan larva di berbagai alat dalam

(paru, hati, empedu)

Strongyloides stercoralis

Diagnosis : * larva rhab tinja segar,

biakan/aspirasi duodenum * larva fil/ cc dws hidup bebas

biakan tinja min 2 x 24 jam Pengobatan : * albendazol * mebendazol * mengobati penderita tanpa gjl !!

Strongyloides stercoralis

Prognosis : inf berat kematian Epidemiologi :

* pencegahan tu tergantung pada sanitasi

pembuangan tinja dan melindungi kulit dari

tanah yang terkontaminasi

Soil transmitted helminths (STH)

AlAl cc. tambangcc. tambang TtTt SsSs

1. btk infektif1. btk infektif telur matangtelur matang lar. filariformlar. filariform telur matangtelur matang lar. filarifomlar. filarifom

2. cr infeksi2. cr infeksi tertelantertelan menembus/menembus/

tertelantertelan

tertelantertelan menembusmenembus

3. SH3. SH siklus parusiklus paru siklus parusiklus paru tanpa siklus tanpa siklus paruparu

siklus parusiklus paru

4. GK4. GK larva & cc larva & cc dwsdws

larva & cc larva & cc dwsdws

cc dwscc dws larva & cc larva & cc dwsdws

5. Diagnosis5. Diagnosis telur (tinja)telur (tinja) telur/larvatelur/larva

(tinja)(tinja)

telur (tinja)telur (tinja) telur/larvatelur/larva

(tinja)(tinja)

EPIDEMIOLOGI STH

EPIDEMIOLOGI STH

tanah & iklim sesuai

balita jumlah telur pekerja pertanian/pertambangan tahan di lingkungan luar (meningkat dgn pertambahan umur) siklus bebas HS yang kurang

lingkungan

hospes parasit

EPIDEMIOLOGI STH

Penting memutuskan daur hidup :

1. pengobatan massal

2. peningkatan HS

3. penyuluhan dgn menitikbaratkan pada perubahan

kebiasaan dan mengembangkan sanitasi lingkungan

yang baik

endemi

morbiditas

Enterobius vermicularis

Tidak termasuk STH ( soiled transmitted helminth ) Hospes dan nama penyakit : * hospes : manusia ( satu-satunya ) * penyakit : enterobiasis atau oksiuriasis Distribusi geografik : * kosmopolit. * lebih banyak ditemukan di daerah dingin daripada di daerah panas. * penyebaran ditunjang oleh eratnya hubungan antar manusia serta lingkungan yang sesuai.

Enterobius vermicularis

Enterobius vermicularis

Habitat : rongga sekum, usus besar dan usus halus yang berdekatan

dengan rongga sekum (makanannya isi usus)

Patologi dan gejala klinis :

* tidak berbahaya.

* terutama disebabkan iritasi di daerah anus, perineum dan

vagina pruritus lokal ( malam hari ) tidur terganggu

lemah, menyebabkan :

- nafsu makan menurun.

- emosi dan aktivitas meningkat.

* migrasi cacing dewasa dan cacing betina gravid

Enterobius vermicularis

Diagnosis :

* menemukan telur dan cacing dewasa

* telur dapat ditemukan dengan anal swab

* anal swab dilakukan pada pagi hari (3 hr berturut2) Pengobatan terhadap seluruh anggota keluarga. Prognosis baik. Self limiting disease asal kontaminasi dengan

telur bisa dihindari.

Enterobius vermicularis

Epidemiologi :

* prevalensi 3-80 %

* penularan dpt terjadi pd keluarga/ klp yg hidup di lingkungan yg

sama (asrama, rumah yatim piatu)

* kelompok usia terbanyak 5-9 tahun.

* penularan dipengaruhi :

- autoinfeksi.

- debu sebagai sumber infeksi.

- retrofeksi.

* kebersihan perorangan penting untuk pencegahan

top related